3. JAHE MERAH
Jahe merah, tumbuhan ini mempunyai nama latin Zingiber
officinalevarietas rubrum merupakan salah satu jenis tanaman
rimpang yang sudah Terkenal untuk digunakan sebagai bahan obat
serta tanaman rempah.Rimpangnya ini mempunyai bentuk jemari
serta mengembung pada bagian sela-sela ruas tengahnya. Tumbuhan
jahe merah mempunyai kandungan minyak asiri serta mempunyai rasa
yang pedas karena adanya senyawa keton yang diberi nama zingeron.
Jahe merah juga termasuk bagian dari suku Zingiberaceae atau suku
temu-temuan. Nama ilmiah yang diberikan pada tumbuhan jahe ini
dinamai dari bahasa yunani yaitu zingiberi, dan bahasa sansekertanya
adalah singaberi, nama ini dikeluarkan oleh tokoh dunia yang
mempunyai nama William Roxburgh.
4. PENGOLAHAN TANAH
1. Persiapan Lahan
Untuk mendapatkan hasil panen yang optimal
harus diperhatikan syarat-syarat tumbuh yang
dibutuhkan tanaman jahe. Bila keasaman tanah
yang ada tidak sesuai dengan keasaman tanah
yang dibutuhkan tanaman jahe, maka harus
ditambah atau dikurangi keasaman dengan
kapur.
5. 2. Pembukaan Lahan
Pengolahan tanah diawali dengan dibajak sedalam kurang
lebih dari 30 cm untuk mendapatkan kondisi tanah yang
gembur atau dan membersihkan tanaman pengganggu. Tanah
dibiarkan 2-4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta
bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari.
Apabila belum juga gembur, maka dilakukan pengolahan
tanah sekitar 2-3 minggu sebelum tanam dan diberikan pupuk
kandang dengan dosis 1.500-2.500 kg.
3. Pembentukan Bedengan
Pada daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan
untuk pencegah terjadinya genangan air, sebaiknya
tanah diolah menjadi bedengan dengan ukuran tinggi 20-30
cm, lebar 80-100 cm, panjangnya disesuaikan kondisi lahan.
6. 4. Pengapuran
Pada tanah dengan pH rendah, unsur-unsur hara
didalamnya terutama fosfor (p) dan calcium (Ca)
dalam keadaan tidak tersedia. Kondisi tanah yang
macam ini dapat menjadi media perkembangan
beberapa cendawan penyebab penyakit fusarium sp
dan pythium sp.
Pengapuran juga berfungsi menambah unsur
kalium yang sangat diperlukan tanaman untuk
mengeraskan bagian tanaman yang berkayu,
merangsang pembentukan bulu-bulu akar,
mempertebal dinding sel buah dan merangsang
pembentukan biji.
7. PENANAMAN
Alat dan bahan :
- Cangkul / sekop (untuk mengaduk) - Ember
- Karung / polibag / keranjang (pakai yg bekas ) - Tanah
- Bokashi (pupuk organik) - Pasir
Cara Penanaman :
1. Menyiapkan media tanam (karung/polybag. Jika
menggunakan karung, bisa menggunakan karung bekas
beras atau pakan ternak. Jika menggunakan polybag,
gunakan dengan ukuran min 40 x 50 cm.
2. Ambil rimpang jahe dari kotak penyemaian kemudian
patahkan dengan tangan rimpang jahe tersebut menjadi 2 -
3 ruas, dimana 1 ruasnya terdapat minimal 2 mata tunas.
8. 2. Buat campuran antara tanah,pasir,bokashi
perbandingan 1:1:1 .
3. Masukkan campuran tanah,pasir,bokashi ke dalam
karung/polibag dengan ¼ bagian saja , jika
menggunakan media karung sesuaikan terlebih
dahulu tinggi karung dengan cara menekuk bagian
atas karung.
4. Masukan tunas bibit jahenya ( satu karung bisa
diisi sekitar 3-4 titik tanam untuk hasil yang
maksimal)
5. Setelah selesai siram dengan air. Selama sekitar
seminggu lakukan penyiraman rutin pagi dan sore
agar tunas tidak layu/ kering. (sebaiknya dilakukan
awal musim hujan).
9. PEMELIHARAAN
Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari, sebaiknya pada sore hari, terutama saat tidak ada
hujan. Penyiraman bisa dihentikan saat tanaman Jahe mulai memasuki fase senecense
(mengering) saat tua dan mendekati panen.
Penyiangan dan Penggemburan
Penyiangan pertama dilakukan ketika tanaman berumur 2-4 minggu, dilanjutkan 3-6
minggu sekali. Tergantung pada kondisi tanaman pengganggu yang tumbuh. Setelah
tanaman berumur 6-7 bulan tidak perlu dilakukan penyiangan karena rimpangnya
mulai besar.
Pemupukan
Pemupukan diberikan pupuk kandang sapi/domba yang sudah diolah pada waktu
tanaman berumur sebelum 2-4 minggu. Lalu pupuk urea sebanyak 3 kali yaitu umur
1,2,3 bulan setelah masa tanaman. Lalu pada bulan ke 4 diberikan pupuk kandang
kedua kalinya
10. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang sering menyerang adalah belalang dan ulat yang memakan
daun terutama daun muda. Untuk pengendaliannya menggunakan
beberapa cara yaitu:
- Cara mekanis = dengan memeriksa tanaman dan membunuh hama dengan
menggunakan perangkap serangga berupa plastik berwarna cerah (kuning atau
merah) yang dipasang dengan bambu dan diolesi lem.
- Cara kimiawi = dengan menyemprotkan insektisida yang dianjurkan adalah
insektisida organik berbahan aktif tembakau atau yang lainnya.
Penyakit yang menyerang adalah Layu Bakteri dan Busuk Rimpang
yang disebabkan oleh jamur. Untuk mencegah penyakit tersebut,
kesehatan benih dan sanitasi lingkungan pertanaman perlu
diperhatikan (dijaga agar bersih dan tidak terlalu lembab atau
tergenang air). Untuk tanaman yang telah terserang penyakit, bisa
disemprot dengan bakterisida atau fungisida, jika perlu dimusnahkan
agar tidak menular ke tanaman yang lain.
11. Penyulaman
Sekitar 2-3 minggu, diadakan penyulamantanaman yang mati
agar pertumbuhan bibit sulaman tidak jauh tertinggal dari
tanaman laindengan memakai benih cadangan yang sudah
diseleksi dan disemaikan.
Pembubunan
Pembubunan untuk menimbun rimpang yang muncul keatas
permukaan tanah. Bulan berikut dapat diperdalam dan
diperlebar akan membentuk sistem pengairan yang berfungsi
untuk menyalurkan kelebihan air. Pertama dilakukan pada
waktu tanaman berbentuk rumpun dan dilakukan 2-3 kali
selama umur tergantung kondisi tanah dan banyak hujan
12. PANEN
Bila kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan,bisa dipanen pada umur ±4 bulan
dengan cara mematahkan sebagian rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua. Untuk
dipasarkan dipanen setelah cukup tua antara 10-12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun
berubah dari hijau menjadi kuning dan batang semua mengering.
Dilakukan dengan cara tanah dibongkar dengan hati-hati menggunakan garpu/
cangkul, jangan sampai rimpang jahe terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya
yang menempel pada rimpang dibersihkan dan bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe
dijemur di atas papan atau daun pisang kira-kira selama 1 minggu. Tempat penyimpanan
harus terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak
disebar.
Waktu panen sebaiknya dilakukan sebelum musim hujan. Pemanenan pada musim
hujan menyebabkan rusaknya rimpang dan menurunkan kualitas rimpang sehubungan
dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar airnya. Satu rumpun tanaman
Jahe dalam 1 media tanam karung ukuran 50 kg, bisa menghasilkan rimpang Jahe segar2
hingga 5 kg.
13. PASCA PANEN
Penyortiran Basah dan Pencucian
Sortasi dilakukan untuk memisahkan rimpang dari kotoran berupa
tanah, sisa tanaman, dan gulma. Lalu ditimbang dan tempatkan dalam
wadah plastik untuk pencucian (dengan air bersih, jika perlu disemprot
dengan air bertekanan tinggi). Hindari pencucian yang terlalu lama agar
kualitas dan senyawa aktif yang terkandung didalam tidak larut dalam
air. Kemudian tiriskan dalam wadah yang belubang-lubang agar sisa air
cucian yang tertinggal dapat dipisahkan, tempatkan dalam wadah
plastik/ember.
Perajangan
Lakukan dengan pisau stainless steel dan alasi dengan talenan.
Perajangan rimpang dilakukan melintang dengan ketebalan ±5-7 mm.
Lalu timbang hasilnya dan taruh dalam wadah plastik/ember.
14. Pengeringan
Pengeringan dilakukan 3 - 5 hari dengan 2 cara, yaitu dengan sinar matahari
atau alat pemanas/oven.
Pengeringan dengan sinar matahari dilakukan diatas tikar atau rangka
pengering,rimpang tidak saling menumpuk, harus dibolak-balik kira-kira setiap
4 jam sekali agar pengeringan merata. Lindungi rimpang dari air, udara yang
lembab,dll.
Pengeringan di dalam oven dilakukan pada suhu 50-60 derajat Celcius.
Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan
rimpang tidak saling menumpuk. Lalu, timbang jumlah rimpang yang
dihasilkan.
Penyortiran Kering
Selanjutnya lakukan sortasi kering pada bahan yang telah
dikeringkan dengan cara memisahkan bahan-bahan dari
benda-benda asing seperti kerikil, tanah atau kotoran-kotoran
lain. Timbang jumlah rimpang hasil penyortiran ini (untuk
menghitung rendemennya).
15. Pengemasan
Setelah bersih, rimpang yang kering dikumpulkan dalam
wadah kantong plastik/karung yang bersih dan kedap
udara. Berikan label pada wadah yang menjelaskan nama
bahan, bagian dari tanaman bahan itu, nomor/kode produksi,
nama/alamat penghasil, berat bersih dan metode
penyimpanannya.
Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab, suhu tidak
melebihi 30 derajat Celcius,harus memiliki ventilasi baik dan
lancar, tidak bocor, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang
menurunkan kualitas bahan yang bersangkutan, memiliki
penerangan yang cukup (hindari dari sinar matahari langsung),
serta bersih dan terbebas dari hama gudang.