SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
Cabe merah merupakan salah satu komoditas pertanian paling atraktif. Pada saat-
saat tertentu, harganya bisa naik berlipat-lipat. Pada momen lain bisa turun hingga
tak berharga. Hal ini membuat budidaya cabe merah menjadi tantangan tersendiri
bagi para petani.
Disamping fluktiasi harga, budidaya cabe cukup rentan dengan kondisi cuaca dan
serangan hama. Untuk meminimalkan semua resiko tersebut, biaya untuk budidaya
cabe bisa dikatakan cukup tinggi.
Pada kesempatan kali ini, alamtani mencoba memaparkan langkah-langkah yang
harus dipersiapkan untuk budidaya cabe merah, khususnya jenis Capsicum annum L.
Tanaman ini berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis dan subtropis. Dari sini
menyebar ke berbagai belahan bumi lainnya.
Kondisi iklim di Indonesia cocok untuk budidaya cabe dimana matahari bersinar
penuh. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian
1400 meter dpl. Di dataran tinggi, cabe masih bisa tumbuh namun produksinya tidak
maksimal.
Suhu yang optimal untuk pertumbuhan cabe merah, antara 24-28 derajat Celcius.
Pada suhu yang terlalu dingin dibawah 15 atau panas diatas 32 pertumbuhan akan
terganggu. Cabe bisa tumbuh pada musim kemarau asal mendapatkan pengairan
yang cukup. Curah hujan yang dikehendaki berkisar 800-2000 mm per tahun dengan
kelembaban 80%.
Masyarakat mengenal dua jenis cabe merah, yakni cabe merah besar dan cabe
merah keriting. Perbedaan kedua jenis cabe ini terlihat dari bentuk dan tekstur
kulitnya. Untuk mengetahui lebih jauh, silahkan lihat tulisan mengenal jenis-jenis
cabe.
Dari dua jenis itu, terdapat puluhan bahkan ratusan varietas, dari yang lokal hingga
hibrida. Setiap varietas memiliki kekhasan tumbuh sendiri-sendiri. Untuk memilih
jenis mana yang akan dibudidayakan, sebaiknya pilih varietas yang paling cocok
dengan lokasi budidaya cabe masing-masing.
Benih untuk budidaya cabe bisa didapatkan dengan dua cara, yaitu membeli di toko
benih atau membenihkan sendiri. Benih cabe hibrida sebaiknya dibeli dari industri
benih terpercaya yang menerapkan teknologi pemuliaan moderen. Sedangkan benih
cabe lokal bisa didapatkan dari sesama petani atau menyeleksi sendiri dari hasil
panen terdahulu.
 Metode penyemaian untuk budidaya cabe sebaiknya
menggunakan polybag (baik dari plastik atau daun-daunan).
Mengapa demikian, karena benih cabe apalagi jenis hibrida
harganya sangat mahal. Apabila disemai dengan ditabur,
dikhawatirkan banyak biji yang tumbuh berhimpit sehingga tidak
semua tanaman bisa dimanfaatkan.
 Siapkan campuran tanah, arang sekam dan kompos atau pupuk
kandang dengan perbandingan 2:1:1. Atau, kalau tidak ada arang
sekam gunakan tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1.
Sebelum dicampur, media tersebut diayak agar halus. Untuk lebih
detail, silahkan baca cara membuat media persemaian.
 Sebaiknya buat naungan untuk tempat penyemaian untuk
menghindari terik matahari dan air hujan. Apabila ada biaya, ada
baiknya melindungi tempat penyemaian dengan jaring pelindung
hama atau serangga. Susun polybag yang telah diisi media semai
dalam naungan tersebut.
 Rendam biji cabe dengan air hangat selama kurang lebih 3 jam.
Jangan gunakan biji yang mengapung. Masukkan setiap biji cabe
kedalam polybag sedalam 0,5 cm dan tutup dengan kompos
halus. Basahi sedikit media tanam agar kelembabannya terjaga.
 Siram polybag pembibitan setiap pagi dan sore hari. Cara
menyiramnya adalah tutup permukaan polybag dengan kertas
koran kemudian siram hingga basah. Buka kertas koran tersebut
setelah biji tumbuh kira-kira 3 sekitar hari.
 Selanjutnya siram secara rutin dan awasi pertumbuhannya. Bibit
cabe merah siap untuk dipindahkan setelah 21-24 hari disemaikan
atau setelah tumbuh 3-4 helai daun. Lebihkan 10% dari
kebutuhan bibit. Misalnya untuk lahan satu hektar dibutuhkan
sekitar 14000 bibit cabe merah, maka lebihkan 10 persen untuk
tindakan penyulaman tanaman.
 Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabe merah adalah tanah
yang gembur dan memiliki porosotas yang baik. Sebelum cabe
merah ditanam cangkul atau bajak lahan sedalam 20-40 cm.
Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa akar tanaman.
Apabila terlalu banyak gulma dan khawatir menganggu bisa
gunakan herbisida.
 Buat bedengan dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan
jarak antar bedengan 60 cm. Panjang bedengan disesuaikan
dengan kondisi lahan, untuk memudahkan pemeliharaan panjang
bedengan maksimal 15 meter. Buat saluran drainase yang baik
karena tanaman cabe merah tidak tahan terhadap genangan air.
 Budidaya cabe merah menghendaki tanah yang
memiliki tingkat keasaman tanah pH 6-7. Apabila
nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman
cabe merah akan terlihat pucat dan mudah
terserang virus. Tanah yang asam biasanya
mudah ditumbuhi ilalang. Untuk menetralisirnya
bisa gunakan kapur pertanian atau dolomit
sebanyak 2-4 ton/ha. Pemberian kapur atau
dolomit dilakukan pada saat pembajakan dan
pembuatan bedengan.
 Campurkan pupuk organik, bisa berupa kompos
atau pupuk kandang pada setiap bedengan
secara merata. Kebutuhan pupuk organik untuk
budidaya cabe merah adalah 20 ton per hektar.
Selain pupuk organik tambahkan juga urea 350
kg/ha dan KCl 200kg/ha.
 Pemindahan bibit cabe merah dari area persemaian
dilakukan setelah umur bibit sekitar 3 minggu atau bibit
memiliki 3-4 helai daun permanen. Penanaman sebaiknya
dilakukan pada pagi hari dan sore hari untuk menghindari
stress. Usahakan penanaman dilakukan serentak dalam
satu hari.
 Cara menanamnya adalah dengan membuka atau
menyobek polybag semai. Kemudian masukkan bibit cabe
merah beserta media tanamnya kedalam lubang tanam.
Jaga agar media semai jangan sampai terpecah. Kemudian
siram tanaman secukupnya untuk mempertahankan
kelembaban.
 Penyiraman diperlukan pada saat musim kering, caranya bisa dengan gembor atau
dengan penggenangan. Hati-hati ketika melakukan penyiraman disaat tanaman
belum terlalu kuat. Penggenangan bisa dilakukan setiap dua minggu sekali.
 Periksa tanaman pada satu sampai dua minggu pertama untuk melakukan
penyulaman tanaman. Apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya
abnormal segera cabut dan ganti dengan bibit yang baru.
 Pada budidaya cabe memerlukan pemasangan ajir (tongkat bambu) untuk menopang
tanaman berdiri tegak. Tancapkan ajir dengan jarak mnimal 4 cm dari pangkal
batang. Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 sejak bibit
dipindahkan. Apabila tanaman terlalu besar dikhawatirkan saat ajir ditancapkan
akan melukai perakaran. Bila akar terluka tanaman akan akan mudah terserang
penyakit. Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan setelah tanaman tumbuh tinggi
atau berumur diatas satu bulan.
 Perempelan atau pemotongan tunas dilakuan setelah 3
minggu untuk budidaya cabe di dataran rendah dan 1 bulan
untuk dataran tinggi. Potong tunas yang tumbuh pada
ketiak daun dengan tangan yang bersih. Perempelan ini
dilakukan sampai terbentuk cabang utama, ditandai
dengan kemunculan bunga pertama atau kedua.
 Pemupukan susulan dilakukan setiap dua minggu sekali
atau minimal 8 kali hingga panen terakhir. Pemupukan
susulan dilakukan dengan pengocoran pupuk pada setiap
lubang tanam. Pemupukan yang paling praktis adalah
dengan menggunakan pupuk organik cair. Siramkan 100 ml
larutan pupuk yang telah diencerkan pada setiap tanaman.
Bisa juga ditambahkan NPK pada campuran tersebut.
 Penyiangan gulma dilakukan apabila diperlukan saja.
Pengendalian hama dan penyakit dalam budidaya cabe
cukup vital. Banyak kasus budidaya yang gagal karena
serangan hama dan penyakit. Untuk lebih detail, silahkan
baca pengendalihan hama dan penyakit
Hampir semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa menyerang
tanaman cabe. Serangan hama ini bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan
pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama
utama yang sering menyerang tanaman cabe di Indonesia.
a. Hama ulat
Ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera
litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu
kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan
habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun.
Selain itu ada juga jenis ulat yang menyerang buah cabai, yaitu jenis Helicoverpa
sp. dan Spodoptera exigua. Ulat jenis ini membuat lubang pada buah cabe baik yang
masih hijau maupun merah.
Ulat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang
yang terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa
sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan.
Pengendalian teknis. Ulat diambil saat malam hari ketika mereka mulai berkeliaran.
Pengambilan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan serempak. Bisa juga
dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya adalah dengan menjaga
kebersihan kebun. Siangi gulma pada selasar bedengan, parit atau lubang-lubang
mulsa.
Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah parah. Jenis
obat yang digunakan adalah insektisida. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat
malam hari.
b. Hama tungau
Tungau yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning
(Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Tungau dijumpai
juga menyerang tanaman tanaman singkong.
Pada tanaman cabe, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke bagian
kebawah seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku sehingga
pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan
mati.
Pengendalian teknis. Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum
parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak
menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak
berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun efektif
mengurangi serangan tungau.
Pengendalian kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti
akarisida, bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan
berbeda dengan serangga (insek) yang berkaki empat.
c. Hama kutu daun
Kutu daun yang menyerang tanaman cabe biasanya berasal dari jenis Myzus
persicae. Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun menjadi
kering dan permukaan daun keriting.
Selain itu, kutu daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung.
Kutu ini bisa menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna kuning
kehijaun yang mengundang semut dan mengundang datangnya cendawan yang
menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun.
Pengendalian teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan. Hindari
juga penanaman cabe berdekatan dengan semangka, melon dan kacang panjang.
Menjaga kebersihan kebun dan penggunaan plastik mulsa perak efektif menekan
perkembangan kutu daun.
Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis insektisida yang mengandung fipronil atau
diafenthiuron. Penyempotan paling efektif dilakukan pada sore hari.
d. Hama lalat buah
Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabe menyebabkan
kerontokan buah. Buah cabe tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah.
Pada buah yang terserang apabila di belah terdapat larva lalat. Bila tidak
dibersihkan, larva pada buah cabe yang rontok akan menjadi pupa di dalam tanah,
sehingga siklus serangan akan terus berulang.
Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe yang rontok, kemudian
musnahkan dengan cara membakarnya. Hal tersebut penting, agar lalat tidak
menjadi pupa yang bisa bersemayam di dalam tanah. Lalat buah biasa juga
menyerang jenis buah-buahan lain seperti belimbing, pisang, jeruk, dll. Jadi hindari
membudidayakan tanaman cabe berdekatan dengan kebun buah.
Pengendalian kimiawi. Bisa menggunakan perangkap lalat dengan menggunakan
atraktan yang mengandung methyl eugenol. Teteskan obat tersebut pada kapas dan
masukkan pada botol bekas air mineral. Pemasangan perangkap bisa dilakukan
setelah umur tanaman cabe satu bulan. Bila serangan parah, semprot dengan
insektisida pada pagi hari, ketika daun masih berembun dan lalat belum berkeliaran.
e. Hama trips (Thrips)
Tanaman cabe yang terserang trips daunnya akan terlihat garis-garis keperakan,
terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila
dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada
musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali
menyebar.
Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang
dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan
perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis
ini.
Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan
insektisida yang berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari.
Penyakit tanaman cabe
Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan
maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang
tanaman cabe, diantranya:
a. Bercak daun
Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh
jamur Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar
berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan
menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran.
Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi
kelembaban cukup tinggi.
Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa
oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga
bisa terikut pada benih atau biji cabe.
Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat
bebas patogen. Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan
serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa
dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara
dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida.
b. Patek atau antraknosa
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan
Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini
menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase
dewasa menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang
menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada buah akan menjadi
busuk seperti terbakar.
Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa
dilakukan dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen.
Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang
terserang dan penyemprotan fungisida.
c. Busuk
Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman
cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman
cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan
dan penyebarannya sangat cepat.
Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini
masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman
berwarna hitam dan lama kelamaan mati.
Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan
nitrogen seperti urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar
sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya
dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida, bila
dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki perekat.
d. Layu
Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada
budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam
jasad penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri.
Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis
cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp.
Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam.
Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas
solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian
penyakit layu harus diamati dengan lebih spesifik agar penanganannya
bisa lebih tepat.
e. Bule atau virus kuning
Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan
terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai.
Penyebabnya adalah virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih
atau biji dan ditularkan oleh kutu.
Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan
racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan
memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga
dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu.
Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus
kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan
pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap.
Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan
terhadap patogen.
f. Keriting daun atau mosaik
Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV).
Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau
tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah
menguning.
Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas
serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga
bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman
cabe yang telah parah terserang.
Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan
penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan
adalah pemupukan yang baik dan tepat.
 Budidaya cabe merah mulai bisa dipanen setelah berumur 75-85 hari
setelah tanam. Proses pemanenan dilakukan dalam beberapa kali,
tergantung dengan jenis varietas, teknik budidaya dan kondisi lahan.
 Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-5 hari sekali, disesuaikan dengan
kondisi kematangan buah dan pasar. Buah cabe sebaiknya dipetik
sekaligus dengan tangkainya untuk memperpanjang umur simpan. Buah
yang dipetik adalah yang berwarna oranye hingga merah. Lakukan
pemetikan pada pagi hari.
 Produktivitas budidaya cabe merah biasanya mencapai 10-14 ton per
hektar, tergantung dari varietas dan teknik budidayanya. Pada budidaya
yang optimal, potensinya bisa mencapai hingga 20 ton per hektar.

More Related Content

What's hot

Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaRozi Aziz
 
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman HortikulturaPesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman HortikulturaRozi Aziz
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenGoogle
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitWarnet Raha
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
URBAN FARMING
URBAN FARMINGURBAN FARMING
URBAN FARMINGtani57
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihNur Haida
 
Manual seleksi pohon plus
Manual seleksi pohon plusManual seleksi pohon plus
Manual seleksi pohon plusSmart EduCafe
 
Mengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabatiMengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabatiwika_wibowo
 

What's hot (20)

Kakao
KakaoKakao
Kakao
 
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman HortiktulturaPengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
Pengantar Teknologi Produksi Tanaman Hortiktultura
 
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman HortikulturaPesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
Pesemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura
 
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan Pascapanen
 
Makalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawitMakalah perkebunan kelapa sawit
Makalah perkebunan kelapa sawit
 
9. produksi benih
9. produksi benih9. produksi benih
9. produksi benih
 
Budidaya padi lebak
Budidaya padi lebakBudidaya padi lebak
Budidaya padi lebak
 
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kopi dan Teknik Pengendaliannya
 
Tanaman cabe
Tanaman cabeTanaman cabe
Tanaman cabe
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
 
URBAN FARMING
URBAN FARMINGURBAN FARMING
URBAN FARMING
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan BenihStruktur dan Tipe Perkecambahan Benih
Struktur dan Tipe Perkecambahan Benih
 
Manual seleksi pohon plus
Manual seleksi pohon plusManual seleksi pohon plus
Manual seleksi pohon plus
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
Mengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabatiMengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabati
 
Makalah Bawang Merah
Makalah Bawang MerahMakalah Bawang Merah
Makalah Bawang Merah
 
Presentasi no 6 8_penyimpanan benih rekalsitran
Presentasi no 6 8_penyimpanan benih rekalsitranPresentasi no 6 8_penyimpanan benih rekalsitran
Presentasi no 6 8_penyimpanan benih rekalsitran
 

Similar to Budidaya Cabe Merah.pptx

Panduan umum budidaya cabe merah
Panduan umum budidaya cabe merahPanduan umum budidaya cabe merah
Panduan umum budidaya cabe merahMef's Rideal
 
Budidaya cabai
Budidaya cabaiBudidaya cabai
Budidaya cabaiBP4K
 
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMinggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMahmud Shakespeare
 
Budi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabaiBudi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabaibayu hidayah
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunNAUFARA
 
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdfInformasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdfDanar72
 
Budidaya tanaman jahe
Budidaya tanaman jaheBudidaya tanaman jahe
Budidaya tanaman jaheCaraKerja
 
Cara budidaya buncis organik
Cara budidaya buncis organikCara budidaya buncis organik
Cara budidaya buncis organikMahda Leni
 
Cara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentangCara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentangsupriyadispd21
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangWarnet Raha
 
Teknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrryTeknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrrysujononasa
 
Laporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyLaporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyripto atmaja
 

Similar to Budidaya Cabe Merah.pptx (20)

Panduan umum budidaya cabe merah
Panduan umum budidaya cabe merahPanduan umum budidaya cabe merah
Panduan umum budidaya cabe merah
 
Budidaya cabai
Budidaya cabaiBudidaya cabai
Budidaya cabai
 
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasiMinggu 3   pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
Minggu 3 pembibitan, landclearing, penyulaman, kastrasi
 
Budi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabaiBudi daya tanaman cabai
Budi daya tanaman cabai
 
Makalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentangMakalah budi daya tanaman kentang
Makalah budi daya tanaman kentang
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur Daun
 
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdfInformasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
Informasi Paket TEKNOLOGI-BUDIDAYA-KEDELAI.pdf
 
Budidaya tanaman jahe
Budidaya tanaman jaheBudidaya tanaman jahe
Budidaya tanaman jahe
 
Budidaya tanaman nilam
Budidaya tanaman nilamBudidaya tanaman nilam
Budidaya tanaman nilam
 
Kumis kucing
Kumis kucingKumis kucing
Kumis kucing
 
Asi
AsiAsi
Asi
 
Cara budidaya buncis organik
Cara budidaya buncis organikCara budidaya buncis organik
Cara budidaya buncis organik
 
Budidaya Cabai
Budidaya CabaiBudidaya Cabai
Budidaya Cabai
 
Cara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentangCara budidaya tanaman kentang
Cara budidaya tanaman kentang
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisang
 
Ppt Ubi Ungu.pptx
Ppt Ubi Ungu.pptxPpt Ubi Ungu.pptx
Ppt Ubi Ungu.pptx
 
Teknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrryTeknis budidaya strawberrry
Teknis budidaya strawberrry
 
Budidaya Pepaya California
Budidaya Pepaya CaliforniaBudidaya Pepaya California
Budidaya Pepaya California
 
Budidaya_Sorgum_ppt.pptx
Budidaya_Sorgum_ppt.pptxBudidaya_Sorgum_ppt.pptx
Budidaya_Sorgum_ppt.pptx
 
Laporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copyLaporan laporan kel 1 - copy
Laporan laporan kel 1 - copy
 

Budidaya Cabe Merah.pptx

  • 1.
  • 2. Cabe merah merupakan salah satu komoditas pertanian paling atraktif. Pada saat- saat tertentu, harganya bisa naik berlipat-lipat. Pada momen lain bisa turun hingga tak berharga. Hal ini membuat budidaya cabe merah menjadi tantangan tersendiri bagi para petani. Disamping fluktiasi harga, budidaya cabe cukup rentan dengan kondisi cuaca dan serangan hama. Untuk meminimalkan semua resiko tersebut, biaya untuk budidaya cabe bisa dikatakan cukup tinggi. Pada kesempatan kali ini, alamtani mencoba memaparkan langkah-langkah yang harus dipersiapkan untuk budidaya cabe merah, khususnya jenis Capsicum annum L. Tanaman ini berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis dan subtropis. Dari sini menyebar ke berbagai belahan bumi lainnya. Kondisi iklim di Indonesia cocok untuk budidaya cabe dimana matahari bersinar penuh. Tanaman ini bisa tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga ketinggian 1400 meter dpl. Di dataran tinggi, cabe masih bisa tumbuh namun produksinya tidak maksimal. Suhu yang optimal untuk pertumbuhan cabe merah, antara 24-28 derajat Celcius. Pada suhu yang terlalu dingin dibawah 15 atau panas diatas 32 pertumbuhan akan terganggu. Cabe bisa tumbuh pada musim kemarau asal mendapatkan pengairan yang cukup. Curah hujan yang dikehendaki berkisar 800-2000 mm per tahun dengan kelembaban 80%.
  • 3. Masyarakat mengenal dua jenis cabe merah, yakni cabe merah besar dan cabe merah keriting. Perbedaan kedua jenis cabe ini terlihat dari bentuk dan tekstur kulitnya. Untuk mengetahui lebih jauh, silahkan lihat tulisan mengenal jenis-jenis cabe. Dari dua jenis itu, terdapat puluhan bahkan ratusan varietas, dari yang lokal hingga hibrida. Setiap varietas memiliki kekhasan tumbuh sendiri-sendiri. Untuk memilih jenis mana yang akan dibudidayakan, sebaiknya pilih varietas yang paling cocok dengan lokasi budidaya cabe masing-masing. Benih untuk budidaya cabe bisa didapatkan dengan dua cara, yaitu membeli di toko benih atau membenihkan sendiri. Benih cabe hibrida sebaiknya dibeli dari industri benih terpercaya yang menerapkan teknologi pemuliaan moderen. Sedangkan benih cabe lokal bisa didapatkan dari sesama petani atau menyeleksi sendiri dari hasil panen terdahulu.
  • 4.  Metode penyemaian untuk budidaya cabe sebaiknya menggunakan polybag (baik dari plastik atau daun-daunan). Mengapa demikian, karena benih cabe apalagi jenis hibrida harganya sangat mahal. Apabila disemai dengan ditabur, dikhawatirkan banyak biji yang tumbuh berhimpit sehingga tidak semua tanaman bisa dimanfaatkan.  Siapkan campuran tanah, arang sekam dan kompos atau pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Atau, kalau tidak ada arang sekam gunakan tanah dan kompos dengan perbandingan 1:1. Sebelum dicampur, media tersebut diayak agar halus. Untuk lebih detail, silahkan baca cara membuat media persemaian.
  • 5.  Sebaiknya buat naungan untuk tempat penyemaian untuk menghindari terik matahari dan air hujan. Apabila ada biaya, ada baiknya melindungi tempat penyemaian dengan jaring pelindung hama atau serangga. Susun polybag yang telah diisi media semai dalam naungan tersebut.  Rendam biji cabe dengan air hangat selama kurang lebih 3 jam. Jangan gunakan biji yang mengapung. Masukkan setiap biji cabe kedalam polybag sedalam 0,5 cm dan tutup dengan kompos halus. Basahi sedikit media tanam agar kelembabannya terjaga.  Siram polybag pembibitan setiap pagi dan sore hari. Cara menyiramnya adalah tutup permukaan polybag dengan kertas koran kemudian siram hingga basah. Buka kertas koran tersebut setelah biji tumbuh kira-kira 3 sekitar hari.  Selanjutnya siram secara rutin dan awasi pertumbuhannya. Bibit cabe merah siap untuk dipindahkan setelah 21-24 hari disemaikan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun. Lebihkan 10% dari kebutuhan bibit. Misalnya untuk lahan satu hektar dibutuhkan sekitar 14000 bibit cabe merah, maka lebihkan 10 persen untuk tindakan penyulaman tanaman.
  • 6.  Lahan yang diperlukan untuk budidaya cabe merah adalah tanah yang gembur dan memiliki porosotas yang baik. Sebelum cabe merah ditanam cangkul atau bajak lahan sedalam 20-40 cm. Bersihkan dari batu atau kerikil dan sisa-sisa akar tanaman. Apabila terlalu banyak gulma dan khawatir menganggu bisa gunakan herbisida.  Buat bedengan dengan lebar satu meter tinggi 30-40 cm dan jarak antar bedengan 60 cm. Panjang bedengan disesuaikan dengan kondisi lahan, untuk memudahkan pemeliharaan panjang bedengan maksimal 15 meter. Buat saluran drainase yang baik karena tanaman cabe merah tidak tahan terhadap genangan air.
  • 7.  Budidaya cabe merah menghendaki tanah yang memiliki tingkat keasaman tanah pH 6-7. Apabila nilainya terlalu rendah (asam), daun tanaman cabe merah akan terlihat pucat dan mudah terserang virus. Tanah yang asam biasanya mudah ditumbuhi ilalang. Untuk menetralisirnya bisa gunakan kapur pertanian atau dolomit sebanyak 2-4 ton/ha. Pemberian kapur atau dolomit dilakukan pada saat pembajakan dan pembuatan bedengan.  Campurkan pupuk organik, bisa berupa kompos atau pupuk kandang pada setiap bedengan secara merata. Kebutuhan pupuk organik untuk budidaya cabe merah adalah 20 ton per hektar. Selain pupuk organik tambahkan juga urea 350 kg/ha dan KCl 200kg/ha.
  • 8.  Pemindahan bibit cabe merah dari area persemaian dilakukan setelah umur bibit sekitar 3 minggu atau bibit memiliki 3-4 helai daun permanen. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan sore hari untuk menghindari stress. Usahakan penanaman dilakukan serentak dalam satu hari.  Cara menanamnya adalah dengan membuka atau menyobek polybag semai. Kemudian masukkan bibit cabe merah beserta media tanamnya kedalam lubang tanam. Jaga agar media semai jangan sampai terpecah. Kemudian siram tanaman secukupnya untuk mempertahankan kelembaban.
  • 9.  Penyiraman diperlukan pada saat musim kering, caranya bisa dengan gembor atau dengan penggenangan. Hati-hati ketika melakukan penyiraman disaat tanaman belum terlalu kuat. Penggenangan bisa dilakukan setiap dua minggu sekali.  Periksa tanaman pada satu sampai dua minggu pertama untuk melakukan penyulaman tanaman. Apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya abnormal segera cabut dan ganti dengan bibit yang baru.  Pada budidaya cabe memerlukan pemasangan ajir (tongkat bambu) untuk menopang tanaman berdiri tegak. Tancapkan ajir dengan jarak mnimal 4 cm dari pangkal batang. Pemasangan ajir sebaiknya dilakukan pada hari ke-7 sejak bibit dipindahkan. Apabila tanaman terlalu besar dikhawatirkan saat ajir ditancapkan akan melukai perakaran. Bila akar terluka tanaman akan akan mudah terserang penyakit. Pengikatan tanaman pada ajir dilakukan setelah tanaman tumbuh tinggi atau berumur diatas satu bulan.
  • 10.  Perempelan atau pemotongan tunas dilakuan setelah 3 minggu untuk budidaya cabe di dataran rendah dan 1 bulan untuk dataran tinggi. Potong tunas yang tumbuh pada ketiak daun dengan tangan yang bersih. Perempelan ini dilakukan sampai terbentuk cabang utama, ditandai dengan kemunculan bunga pertama atau kedua.  Pemupukan susulan dilakukan setiap dua minggu sekali atau minimal 8 kali hingga panen terakhir. Pemupukan susulan dilakukan dengan pengocoran pupuk pada setiap lubang tanam. Pemupukan yang paling praktis adalah dengan menggunakan pupuk organik cair. Siramkan 100 ml larutan pupuk yang telah diencerkan pada setiap tanaman. Bisa juga ditambahkan NPK pada campuran tersebut.  Penyiangan gulma dilakukan apabila diperlukan saja. Pengendalian hama dan penyakit dalam budidaya cabe cukup vital. Banyak kasus budidaya yang gagal karena serangan hama dan penyakit. Untuk lebih detail, silahkan baca pengendalihan hama dan penyakit
  • 11. Hampir semua hama yang menyerang tanaman terung-terungan bisa menyerang tanaman cabe. Serangan hama ini bisa menurunkan produktivitas tanaman, bahkan pada tingkat tertentu mengakibatkan gagal panen. Berikut ini beberapa jenis hama utama yang sering menyerang tanaman cabe di Indonesia. a. Hama ulat Ulat yang sering menyarang tanaman cabe diantaranya ulat grayak (Spodoptera litura). Ulat jenis ini memakan daun sampai bolong-bolong sehingga menganggu kemampuan fotosintesis tanaman. Pada tingkat yang parah ulat grayak memakan habis seluruh daun dan hanya menyisakan tulang-tulang daun. Selain itu ada juga jenis ulat yang menyerang buah cabai, yaitu jenis Helicoverpa sp. dan Spodoptera exigua. Ulat jenis ini membuat lubang pada buah cabe baik yang masih hijau maupun merah. Ulat biasanya menyerang pada malam hari atau saat matahari teduh. Pada siang yang terik, ulat bersembunyi di pangkal tanaman atau berlindung di balik mulsa sehingga ulat-ulat ini bisa lolos dari penyemprotan. Pengendalian teknis. Ulat diambil saat malam hari ketika mereka mulai berkeliaran. Pengambilan ulat sebaiknya dilakukan secara menyeluruh dan serempak. Bisa juga dipasang perangkap imago hama. Pencegahannya adalah dengan menjaga kebersihan kebun. Siangi gulma pada selasar bedengan, parit atau lubang-lubang mulsa. Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan apabila serangan sudah parah. Jenis obat yang digunakan adalah insektisida. Penyemprotan sebaiknya dilakukan saat malam hari.
  • 12. b. Hama tungau Tungau yang biasa menyerang tanaman cabe ialah tungau kuning (Polyphagotarsonemus latus) dan tungau merah (Tetranycus sp.). Tungau dijumpai juga menyerang tanaman tanaman singkong. Pada tanaman cabe, serangan tungau membuat daun keriting menggulung ke bagian kebawah seperti sendok terbalik. Daun menjadi tebal dan kaku sehingga pembentukan pucuk terhambat. Lama kelamaan daun akan menjadi coklat dan mati. Pengendalian teknis. Tanaman yang terserang parah dicabut sedangkan yang belum parah dipotong pucuk-pucuknya. Sisa tanaman yang terserang dibakar agar tidak menjangkiti yang lain. Untuk mencegahnya, usahakan areal penanaman cabe tidak berdekatan dengan tanaman singkong. Menjaga kebersihan kebun efektif mengurangi serangan tungau. Pengendalian kimiawi. Tungau hanya bisa diberantas dengan racun tungau seperti akarisida, bukan dengan insektisida. Dilihat dari fisiknya, tungau berkaki delapan berbeda dengan serangga (insek) yang berkaki empat. c. Hama kutu daun Kutu daun yang menyerang tanaman cabe biasanya berasal dari jenis Myzus persicae. Kutu daun menyerang dengan menghisap cairan pada daun. Daun menjadi kering dan permukaan daun keriting. Selain itu, kutu daun bisa mengundang berbagai penyakit secara tidak langsung. Kutu ini bisa menjadi vektor pembawa virus, menghasilkan cairan berwarna kuning kehijaun yang mengundang semut dan mengundang datangnya cendawan yang menimbulkan jelaga hitam pada permukaan daun. Pengendalian teknis. Petik daun-daun yang terserang kemudian musnahkan. Hindari juga penanaman cabe berdekatan dengan semangka, melon dan kacang panjang. Menjaga kebersihan kebun dan penggunaan plastik mulsa perak efektif menekan perkembangan kutu daun. Pengendalian kimiawi. Gunakan jenis insektisida yang mengandung fipronil atau diafenthiuron. Penyempotan paling efektif dilakukan pada sore hari.
  • 13. d. Hama lalat buah Serangan lalat buah (Bactrocera dorsalis) pada tanaman cabe menyebabkan kerontokan buah. Buah cabe tidak sempat dipanen karena keburu rontok ke tanah. Pada buah yang terserang apabila di belah terdapat larva lalat. Bila tidak dibersihkan, larva pada buah cabe yang rontok akan menjadi pupa di dalam tanah, sehingga siklus serangan akan terus berulang. Pengendalian teknis. Pungut dan kumpulkan buah cabe yang rontok, kemudian musnahkan dengan cara membakarnya. Hal tersebut penting, agar lalat tidak menjadi pupa yang bisa bersemayam di dalam tanah. Lalat buah biasa juga menyerang jenis buah-buahan lain seperti belimbing, pisang, jeruk, dll. Jadi hindari membudidayakan tanaman cabe berdekatan dengan kebun buah. Pengendalian kimiawi. Bisa menggunakan perangkap lalat dengan menggunakan atraktan yang mengandung methyl eugenol. Teteskan obat tersebut pada kapas dan masukkan pada botol bekas air mineral. Pemasangan perangkap bisa dilakukan setelah umur tanaman cabe satu bulan. Bila serangan parah, semprot dengan insektisida pada pagi hari, ketika daun masih berembun dan lalat belum berkeliaran. e. Hama trips (Thrips) Tanaman cabe yang terserang trips daunnya akan terlihat garis-garis keperakan, terdapat bercak-bercak kuning hingga kecoklatan dan pertumbuhannya kerdil. Bila dibiarkan daun akan kering dan mati. Serangan trips biasanya menghebat pada musim kemarau. Hama ini juga berperan sebagai pembawa virus dan mudah sekali menyebar. Pengendalian teknis. Bisa memanfaatkan predator alami hama ini, seperti kumbang dan kepik. Pemakaian mulsa dan menjaga kebersihan kebun efektif menekan perkembangannya. Selain itu, rotasi tanaman membantu mengendalikan hama jenis ini. Pengendalian kimiawi. Penyemprotan dilakukan bila serangan meluas. Gunakan insektisida yang berbahan aktif fipronil dan lakukan pada sore hari. Penyakit tanaman cabe Penyakit yang menyerang tanaman cabe bisa disebabkan virus, bakteri, cendawan maupun jamur. Setidaknya ada enam macam penyakit yang biasa menyerang tanaman cabe, diantranya:
  • 14. a. Bercak daun Penyakit bercak daun yang menyerang tanaman cabe disebabkan oleh jamur Cercospora capsici. Gejalanya terdapat bercak-bercak bundar berwarna abu-abu dengan pinggiran coklat pada daun. Bila serangan menghebat daun akan berwarna kuning dan akhirnya berguguran. Penyakit ini biasanya menyerang pada musim hujan dimana kondisi kelembaban cukup tinggi. Penyakit ini menyebar saat jamur masih berupa spora dan bisa dibawa oleh angin, air hujan, hama vektor, dan alat pertanian. Spora jamur juga bisa terikut pada benih atau biji cabe. Pencegahan terhadap penyakit ini dengan memilih benih yang sehat bebas patogen. Merenggangkan jarak tanam berguna meminimalkan serangan agar lingkungan tidak terlalu lembab. Pengendalian teknis bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terinfeksi dengan cara dibakar. Bila serangan menghebat bisa diberikan fungisida. b. Patek atau antraknosa Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Colletotrichum capsici dan Colletotrichum gloeosporioides. Pada fase pembibitan penyakit ini menyebabkan kecambah layu saat disemaikan. Sedangkan pada fase dewasa menyebabkan mati pucuk, serangan pada daun dan batang menyebabkan busuk kering. Sementara itu, pada buah akan menjadi busuk seperti terbakar. Penyakit ini bisa terbawa dari benih atau biji cabe. Pencegahan bisa dilakukan dengan memilih benih yang sehat dan bebas patogen. Pengendalian bisa dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang dan penyemprotan fungisida.
  • 15. c. Busuk Terdapat dua macam penyakit busuk yang biasa menyerang tanaman cabe, yakni busuk cabang dan busuk kuncup. Busuk cabang pada tanaman cabe disebabkan oleh Phytophthora capsici. Menyerang saat musim hujan dan penyebarannya sangat cepat. Busuk kuncup disebabkan oleh cendawan Choanosearum sp. Penyakit ini masih jarang dijumpai di Indonesia. Gejalanya, kuncup tanaman berwarna hitam dan lama kelamaan mati. Penyakit ini bisa dikendalikan dengan mengurangi dosis pemupukan nitrogen seperti urea dan ZA. Kemudian mengatur jarak tanam agar sirkulasi udara berjalan lancar. Tanaman yang terinfeksi sebaiknya dicabut dan dibakar. Penyemprotan bisa dilakukan dengan fungisida, bila dilakukan saat musim hujan pilih fungisida yang memiliki perekat. d. Layu Penyakit layu merupakan penyakit yang cukup sulit dikendalikan pada budidaya tanaman cabe. Penyakit layu bisa ditumbulkan oleh beragam jasad penganggu tanaman seperti berbagai jenis cendawan dan bakteri. Layu yang disebabkan cendawan disebut layu fusarium. Jenis cendawannya adalah Fusarium sp., Verticilium sp. dan Pellicularia sp. Cendawan ini hidup di lingkungan yang masam. Sedangkan layu bakteri disebabkan oleh bakteri Pseudomonas solanacearum. Bakteri ini hidup di jaringan batang. Pengendalian penyakit layu harus diamati dengan lebih spesifik agar penanganannya bisa lebih tepat.
  • 16. e. Bule atau virus kuning Tanaman cabe yang terserang virus kuning, daun dan batangnya akan terlihat menguning. Penyakit ini disebut juga penyakit bule atau bulai. Penyebabnya adalah virus gemini, penyakit ini bisa dibawa dari benih atau biji dan ditularkan oleh kutu. Penyakit yang disebabkan virus tidak akan mempan dengan penyemprotan racun-racun kimia. Pengendalian harus dilakukan semenjak dini, dengan memilih benih unggul dan tahan serangan virus. Selain itu bisa juga dengan membasmi hama yang menjadi vektornya, seperti kutu. Untuk menaikan daya tahan tanaman cabe terhadap serangan virus kuning, bisa dengan mengintensifkan pemupukan, misalnya penggunaan pupuk organik cair yang mengandung zat hara makro dan mikro lengkap. Tujuannya agar tanaman cabe tumbuh subur sehingga lebih tahan terhadap patogen. f. Keriting daun atau mosaik Penyebab serangan penyakit mosaik adalah Cucumber Mosaic Virus (CMV). Gejalanya, pertumbuhan menjadi kerdil, warna daun belang-belang hijau tua dan hijau muda, ukuran daun lebih kecil, tulang daun akan berubah menguning. Penyakit ini bisa menyebar dan menular ke tanaman lain oleh aktivitas serangga. Penyemprotan kimia bertujuan untuk menghilangkan serangga bukan penyakitnya. Untuk mengurangi penyakit, musnahkan tanaman cabe yang telah parah terserang. Pemilhan benih tahan virus membantu menghindari resiko serangan penyakit ini. Hal lain yang bisa membantu mengurangi resiko serangan adalah pemupukan yang baik dan tepat.
  • 17.  Budidaya cabe merah mulai bisa dipanen setelah berumur 75-85 hari setelah tanam. Proses pemanenan dilakukan dalam beberapa kali, tergantung dengan jenis varietas, teknik budidaya dan kondisi lahan.  Pemanenan bisa dilakukan setiap 2-5 hari sekali, disesuaikan dengan kondisi kematangan buah dan pasar. Buah cabe sebaiknya dipetik sekaligus dengan tangkainya untuk memperpanjang umur simpan. Buah yang dipetik adalah yang berwarna oranye hingga merah. Lakukan pemetikan pada pagi hari.  Produktivitas budidaya cabe merah biasanya mencapai 10-14 ton per hektar, tergantung dari varietas dan teknik budidayanya. Pada budidaya yang optimal, potensinya bisa mencapai hingga 20 ton per hektar.