SlideShare a Scribd company logo
1 of 5
Budidaya Bawang Daun
Mayoritas masyarakat Indonesia sangat menyukai aroma yang sangat sedap dari bawang daun
atau daun bawang, dalam beberapa jenis masyakat ada yang wajib menggunakan penyedap
aroma bawang daun ini, selain itu rasanya juga gurih dan akan menjadikan selera makan kita
semakin bertambah jika masakan ditambahkan dengan bawang daun. Untuk itu sepertinya
kebutuhan akan bawang daun tidak akan ada habisnya, maka dari itu budidaya bawang daun
masih sangat berpeluang baik untuk dilakukan oleh para petani Indonesia.
Jadi mau tunggu apa lagi mari kita manfaatkan peluang yang sangat bagus ini. Potensi pasar
bawang daun masih cukup bagus, termasuk untuk pasar ekspor.
Beberapa jenis masakan yang menurut saya wajib menggunakan bawang daun diantaranya: sop,
martabak telur, soto, opor, rendang,
Sebelum saya bahas teknis dan cara budidaya bawang daun akan saya bahas terlebih dahulu
tentang bawang daun itu sendiri.
Bawang daun atau biasa juga disebut daun bawang merupakan jenis sayuran dari kelompok
bawang yang banyak digunakan dalam masakan.
Daun bawang sebenarnya istilah umum yang dapat terdiri dari spesies yang berbeda. Jenis yang
paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium fistulosum). Jenis lainnya adalah A.
ascalonicum, yang masih sejenis dengan bawang merah. Kadang-kadang bawang prei juga
disebut sebagai daun bawang.
Berikut akan kami bahas artikel tentang budidaya bawang daun, gampang-gampang susah
memang untuk budidaya bawang jenis yang satu ini, namun bagi kalangan petani yang
berpengalaman saya yakin sudah tak asing lagi dengan teknis dan cara budidaya bawang daun.
Teknis dan Cara Budidaya Bawang Daun
Pembibitan
Ada dua cara melakukan pembibitan bawang daun. Pertama, menggunakan pembibitan benih
dan kedua menggunakan pembibitan anakan. Tahap pertama budidaya bawang daun adalah
pembibitan. Berikut ini merupakan tahap pembibitan bawang daun.
Pembibitan Benih
 Benih disemai di sebuah bedengan selebar 100-120 cm dan panjangnya disesuaikan
dengan kondisi lahan.
 Tanah digemburkan dan diolah dengan ukuran kedalaman sekitar 30cm. Kemudian,
pupuk kandang sebanyak 2 kilogram dicampurkan ke dalamnya.
 Bedengan diberi semacam atap berbahan plastik transparan dengan ketinggian 100-
150cm di sebelah timur, sementara tinggi di sisi barat cukup 60-80cm.
 Benih pun ditaburkan pada sebuah garis atau larik-larik melintang dengan kedalaman
sekitar 1cm dan jarak tiap-tiap larikan tidak lebih dari 10cm.
 Sambil menunggu kecambah muncul, tutuplah benih tersebut dengan karung goni yang
basah atau bisa juga menggunakan daun pisang.
 Untuk merawatnya, disarankan agar penyiraman dilakukan setiap hari.
 Pada usia 1 bulan, saatnya bibit diberikan pupuk daun dengandosis anjuran 1/3 hingga ½
dengan cara disemprot.
 Nah, jika sudah berusia 2 bulan dan ketinggian bibit sudah mencapai 10cm hingga 15 cm,
bibit bawang daun sudah siap dipindahkan.
Pembibitan Anakan
Berikut ini adalah bagaimana daun bawang dibudidayakan menggunakan pembibitan anakan.
 Memilih rumpun yang hendak dibuat menjadi bibit haruslah berumur 2,5 bulan dan
dalam kondisi sehat tidak terseranghama.
 Pembongkarannya, rumpun piliahan tadi diangkat bersama dengan akar-akarnya.
 Selanjutnya, tanah yang menempel dan akar atau daun tua ikut dibuang.
 Pisahkanlah rumpun tersebut hingga kita mempunyai rumpun baru yang terdiri dari 1-3
anakan daun bawang.
 Cara penanamannya adalah membuang sebagian daun dan bibit pun disimpan pada lokasi
lembap serta teduh dengan durasi sekitar 5 hingga 7 hari.
 Bibit pun siap ditanam.
Persiapan Lahan
Lahan yang sesuai untuk penanaman bawang daun adalah tanah hitam yang gembur dan banyak
humus. Selanjutnya tanah diolah dan sebaiknya pengolahan tanah dilakukan 15-30 hari sebelum
tanam, tanah diolah dengan dicampur Pupuk Organik. Buatlah persemaian. Caranya, olah tanah,
lalu tanam biji atau anak tunas sebagai bibit. Untuk 1 ha lahan, dibutuhkan bibit (tunas) sebanyak
200.000 anakan atau 1,5-2 kg biji. Siapkan lahan untuk penanaman. Caranya, cangkul tanah
sedalam 30-40 cm, kemudian berikan pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha. Buat bedengan
selebar 0,6-1 m. Buat parit dengan lebar 20-30 cm di antara bedengan. Pengapuran dilakukan
jika tanah ber-pH < 6.5 dengan 1-2 ton/ha kapur dolomit dicampur merata dengan tanah pada
kedalaman 30 cm. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm.
Penanaman
 Pindahkan bibit ke lahan penanaman setelah berumur 2 bulan (tingginya 10-15 cm).
 Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober) atau awal kemarau (Maret).
 Sebelum ditanam, bibit dicabut dengan hati-hati, lalu potong sebagian akar dan daun.
 Rendam bibit dalam fungisida dengan konsentrasi rendah (30%-50% dari dosis yang
dianjurkan) selama 10-15 menit.
 Tanam bibit dalam lubang yang telah disediakan, lalu padatkan tanah disekitar pangkal
bibit atau pada bagian akar.
Pemeliharaan
 Setelah bawang daun berumur 15 hari setelah tanam lakukan penyulaman, bila ada bibit
bawang daun yang mati atau yang pertumbuhannya kurang baik.
 Lakukan penyiangan gulma setiap 3-4 minggu, atau setiap kali tumbuh gulma di sekitar
tanaman bawang daun.
 Pembubunan bagian dasar tunas selama 4 minggu sebelum panen.
 Potong batang bunga dan daun tua untuk merangsang tunas.
 Siram 2 kali sehari, usahakan untuk tidak terlalu becek/basah.
 Lakukan penyemprotan pestisida jika diperlukan bila muncul tanda-tanda hama dan
penyakit, usahakan dengan pestisida nabati/organik.
Pemupukan
Berikan pupuk pertama pada saat bawang daun berumur 25-30 hari setelah tanam. Selanjutnya
lakukan pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dengan memperhatikan laju pertumbuhan
tanaman. Untuk hasil yang maksimal, menjaga kermahan lingkungan, dan hasil panen bawang
daun yang sehat untuk dikonsumsi, gunakan Pupuk Organik.
Hama dan Penyakit
1. Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.). Pengendalian: cara pergiliran
tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae atau dengan perangkap ngengat.
2. Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Pengendalian mekanis: mengumpulkan ulat di malam
hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanamandengan tanaman bukan Liliaceae.
3. Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.). Pengendalian: pergiliran tanaman
bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasangperangkap serangga berupa
kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP.
4. Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.). Pengendalian: cara perbaikan tata air tanah,
pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan menggunakan bibit sehat.
5. Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp).Pengendalian:
menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae.
6. Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.). Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna
kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk.Pengendalian: pergiliran tanaman bukan
Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman.
7. Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.). Gejala: daun bawah rebah, pangkal
daun mengecil dan tanaman mati mendadak. Pengendalian: menggunakan bibit/benih
sehat, perbaikan tata air, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae, mencabut
tanamanyang sakit.
Panen
 Umur Panen 2,5 bulan setelah tanam.
 Jumlah anakan maksimal (7-10 anakan), beberapa daun menguning.
 Seluruh rumpun dibongkar dengan cangkul/kored di sore hari/pagi hari.
 Bersihkan akar dari tanah yang berlebihan.
Pasca Panen
 Bawang daun yang telah dipanen disimpan di tempat teduh, lalu cuci sampai bersih
dengan air mengalir/disemprot, lalu tiriskan.
 Ikat dengan tali rafia pada bagian batang dan daun.
 Berat setiap ikatan sekitar 25 kg.
 Bawang daun disortir sesuai ukuran diameter batang dan panjang daun.
 Simpan pada temperatur 0,8-1,4 °C sehari semalam untuk menekan penguapan dan
kehilangan bobot, dan agar bawang daun tetap segar saat akan dipasarkan.
 Bawang daun siap untuk dipasarkan.
Selain di budidayakan di lahan yang luas bawang daun juga sangat cocok jika dibudidayakan
dalam pot atau polybag, untuk budidaya bawang daun dalam pot atau polybag pada prinsipnya
sama, hanya berbeda media tanamnya saja. Jadi tidak ada salahnya bagi Anda yang tidak
memiliki pekarangan yang luas bisa mencoba budidaya bawang daun dalam pot atau polybag.
Kerajaan Kerajaan di
Indonesia
Disusun Oleh :
Nama : Siti Nazma
Kelas : V c
Sekolah : SDN CIPANAS

More Related Content

What's hot (20)

Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
Persentasi padi 5(Pemupukan lahan sawah)
 
Ubi jalar
Ubi jalarUbi jalar
Ubi jalar
 
Ppt perkecambahan
Ppt perkecambahanPpt perkecambahan
Ppt perkecambahan
 
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!![PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
[PPT] power point tentang jagung. Lengkap!!
 
biosaka materi new.pptx
biosaka materi new.pptxbiosaka materi new.pptx
biosaka materi new.pptx
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Budidaya terong
Budidaya terongBudidaya terong
Budidaya terong
 
Budidaya padi lebak
Budidaya padi lebakBudidaya padi lebak
Budidaya padi lebak
 
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.pptBUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt
BUDIDAYA TANAMAN SAYURan.ppt
 
Tabulampot
TabulampotTabulampot
Tabulampot
 
Proposal mentimun
Proposal mentimunProposal mentimun
Proposal mentimun
 
Teknis budidaya panili
Teknis budidaya paniliTeknis budidaya panili
Teknis budidaya panili
 
Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karet
 
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptxPpt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptx
 
Budidaya tanaman terong
Budidaya tanaman terongBudidaya tanaman terong
Budidaya tanaman terong
 
Rdg ogi
Rdg ogiRdg ogi
Rdg ogi
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayati
 
Aeroponik
Aeroponik Aeroponik
Aeroponik
 
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman HortikulturaGulma Pada Tanaman Hortikultura
Gulma Pada Tanaman Hortikultura
 
Budidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisangBudidaya tanaman pisang
Budidaya tanaman pisang
 

Viewers also liked

Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawangMonitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawangArif nor fauzi
 
Стратегия развития позитивного имиджа НТУУ КПИ, 2010 год
Стратегия развития позитивного имиджа НТУУ КПИ, 2010 годСтратегия развития позитивного имиджа НТУУ КПИ, 2010 год
Стратегия развития позитивного имиджа НТУУ КПИ, 2010 годreputationlab
 
Swathi EV 3years
Swathi EV  3yearsSwathi EV  3years
Swathi EV 3yearsswathi EV
 
Социальное такси
Социальное таксиСоциальное такси
Социальное таксиYuliaRatusheva
 
Scala bay meetup 9.17.2015 - Presentation 1
Scala bay meetup 9.17.2015 - Presentation 1Scala bay meetup 9.17.2015 - Presentation 1
Scala bay meetup 9.17.2015 - Presentation 1Brendan O'Bra
 
BURTdesign_Portfolio_Healthcare_sm
BURTdesign_Portfolio_Healthcare_smBURTdesign_Portfolio_Healthcare_sm
BURTdesign_Portfolio_Healthcare_smBethany Burt
 
Bovill briefing - Market Abuse Regulation
Bovill briefing - Market Abuse RegulationBovill briefing - Market Abuse Regulation
Bovill briefing - Market Abuse RegulationKate Saunders
 
Connecting the dots: regulatory reforms in Singapore
Connecting the dots: regulatory reforms in SingaporeConnecting the dots: regulatory reforms in Singapore
Connecting the dots: regulatory reforms in SingaporeKate Saunders
 
Brendan O'Bra Scala By the Schuykill
Brendan O'Bra Scala By the SchuykillBrendan O'Bra Scala By the Schuykill
Brendan O'Bra Scala By the SchuykillBrendan O'Bra
 

Viewers also liked (19)

Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawangMonitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
Monitoring hama dan musuh alami pada tanaman bawang
 
actividad 4 (resuelta)
actividad 4 (resuelta)actividad 4 (resuelta)
actividad 4 (resuelta)
 
ranadev chatterjee
ranadev chatterjeeranadev chatterjee
ranadev chatterjee
 
Adaptive SEO da WSI
Adaptive SEO da WSIAdaptive SEO da WSI
Adaptive SEO da WSI
 
Dr iterate
Dr iterateDr iterate
Dr iterate
 
Salmos 24
Salmos 24Salmos 24
Salmos 24
 
Стратегия развития позитивного имиджа НТУУ КПИ, 2010 год
Стратегия развития позитивного имиджа НТУУ КПИ, 2010 годСтратегия развития позитивного имиджа НТУУ КПИ, 2010 год
Стратегия развития позитивного имиджа НТУУ КПИ, 2010 год
 
Swathi EV 3years
Swathi EV  3yearsSwathi EV  3years
Swathi EV 3years
 
ABOUT_THE_BOOK
ABOUT_THE_BOOKABOUT_THE_BOOK
ABOUT_THE_BOOK
 
4 velas
4 velas4 velas
4 velas
 
Социальное такси
Социальное таксиСоциальное такси
Социальное такси
 
KINGTVR2016
KINGTVR2016KINGTVR2016
KINGTVR2016
 
Resume
ResumeResume
Resume
 
Scala bay meetup 9.17.2015 - Presentation 1
Scala bay meetup 9.17.2015 - Presentation 1Scala bay meetup 9.17.2015 - Presentation 1
Scala bay meetup 9.17.2015 - Presentation 1
 
BURTdesign_Portfolio_Healthcare_sm
BURTdesign_Portfolio_Healthcare_smBURTdesign_Portfolio_Healthcare_sm
BURTdesign_Portfolio_Healthcare_sm
 
Bovill briefing - Market Abuse Regulation
Bovill briefing - Market Abuse RegulationBovill briefing - Market Abuse Regulation
Bovill briefing - Market Abuse Regulation
 
Kerajaan kuta1
Kerajaan kuta1Kerajaan kuta1
Kerajaan kuta1
 
Connecting the dots: regulatory reforms in Singapore
Connecting the dots: regulatory reforms in SingaporeConnecting the dots: regulatory reforms in Singapore
Connecting the dots: regulatory reforms in Singapore
 
Brendan O'Bra Scala By the Schuykill
Brendan O'Bra Scala By the SchuykillBrendan O'Bra Scala By the Schuykill
Brendan O'Bra Scala By the Schuykill
 

Similar to Budidaya bawang daun

Similar to Budidaya bawang daun (20)

Prospek serai wangi
Prospek serai wangiProspek serai wangi
Prospek serai wangi
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Budi daya sawi
Budi daya sawiBudi daya sawi
Budi daya sawi
 
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran SawiCara Membudidaya Sayuran Sawi
Cara Membudidaya Sayuran Sawi
 
Asi
AsiAsi
Asi
 
Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)
Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)
Makalah tbt rempah dan khasiat obat (beluntas)
 
Budi daya cabe rawit
Budi daya cabe rawitBudi daya cabe rawit
Budi daya cabe rawit
 
Tajul Muluk pada sistem pertanian
Tajul Muluk pada sistem pertanianTajul Muluk pada sistem pertanian
Tajul Muluk pada sistem pertanian
 
Budidaya tanaman jahe
Budidaya tanaman jaheBudidaya tanaman jahe
Budidaya tanaman jahe
 
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
6_Budidaya Sawi Secara Organik.PDF
 
Leaflet jambu merah
Leaflet jambu merahLeaflet jambu merah
Leaflet jambu merah
 
Bookletsayuran10
Bookletsayuran10Bookletsayuran10
Bookletsayuran10
 
Bookletsayuran10
Bookletsayuran10Bookletsayuran10
Bookletsayuran10
 
Tanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur DaunTanaman Sayur Daun
Tanaman Sayur Daun
 
Budidaya ubi jalar
Budidaya ubi jalarBudidaya ubi jalar
Budidaya ubi jalar
 
Teknis budidaya terong
Teknis budidaya terongTeknis budidaya terong
Teknis budidaya terong
 
Budidaya terong
Budidaya terongBudidaya terong
Budidaya terong
 
Aloe Vera
Aloe VeraAloe Vera
Aloe Vera
 
Laporan Penanaman Cabe.docx
Laporan Penanaman Cabe.docxLaporan Penanaman Cabe.docx
Laporan Penanaman Cabe.docx
 
Budidaya Jahe Merah
Budidaya Jahe MerahBudidaya Jahe Merah
Budidaya Jahe Merah
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 

Budidaya bawang daun

  • 1. Budidaya Bawang Daun Mayoritas masyarakat Indonesia sangat menyukai aroma yang sangat sedap dari bawang daun atau daun bawang, dalam beberapa jenis masyakat ada yang wajib menggunakan penyedap aroma bawang daun ini, selain itu rasanya juga gurih dan akan menjadikan selera makan kita semakin bertambah jika masakan ditambahkan dengan bawang daun. Untuk itu sepertinya kebutuhan akan bawang daun tidak akan ada habisnya, maka dari itu budidaya bawang daun masih sangat berpeluang baik untuk dilakukan oleh para petani Indonesia. Jadi mau tunggu apa lagi mari kita manfaatkan peluang yang sangat bagus ini. Potensi pasar bawang daun masih cukup bagus, termasuk untuk pasar ekspor. Beberapa jenis masakan yang menurut saya wajib menggunakan bawang daun diantaranya: sop, martabak telur, soto, opor, rendang, Sebelum saya bahas teknis dan cara budidaya bawang daun akan saya bahas terlebih dahulu tentang bawang daun itu sendiri. Bawang daun atau biasa juga disebut daun bawang merupakan jenis sayuran dari kelompok bawang yang banyak digunakan dalam masakan. Daun bawang sebenarnya istilah umum yang dapat terdiri dari spesies yang berbeda. Jenis yang paling umum dijumpai adalah bawang daun (Allium fistulosum). Jenis lainnya adalah A. ascalonicum, yang masih sejenis dengan bawang merah. Kadang-kadang bawang prei juga disebut sebagai daun bawang.
  • 2. Berikut akan kami bahas artikel tentang budidaya bawang daun, gampang-gampang susah memang untuk budidaya bawang jenis yang satu ini, namun bagi kalangan petani yang berpengalaman saya yakin sudah tak asing lagi dengan teknis dan cara budidaya bawang daun. Teknis dan Cara Budidaya Bawang Daun Pembibitan Ada dua cara melakukan pembibitan bawang daun. Pertama, menggunakan pembibitan benih dan kedua menggunakan pembibitan anakan. Tahap pertama budidaya bawang daun adalah pembibitan. Berikut ini merupakan tahap pembibitan bawang daun. Pembibitan Benih  Benih disemai di sebuah bedengan selebar 100-120 cm dan panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan.  Tanah digemburkan dan diolah dengan ukuran kedalaman sekitar 30cm. Kemudian, pupuk kandang sebanyak 2 kilogram dicampurkan ke dalamnya.  Bedengan diberi semacam atap berbahan plastik transparan dengan ketinggian 100- 150cm di sebelah timur, sementara tinggi di sisi barat cukup 60-80cm.  Benih pun ditaburkan pada sebuah garis atau larik-larik melintang dengan kedalaman sekitar 1cm dan jarak tiap-tiap larikan tidak lebih dari 10cm.  Sambil menunggu kecambah muncul, tutuplah benih tersebut dengan karung goni yang basah atau bisa juga menggunakan daun pisang.  Untuk merawatnya, disarankan agar penyiraman dilakukan setiap hari.  Pada usia 1 bulan, saatnya bibit diberikan pupuk daun dengandosis anjuran 1/3 hingga ½ dengan cara disemprot.  Nah, jika sudah berusia 2 bulan dan ketinggian bibit sudah mencapai 10cm hingga 15 cm, bibit bawang daun sudah siap dipindahkan. Pembibitan Anakan Berikut ini adalah bagaimana daun bawang dibudidayakan menggunakan pembibitan anakan.  Memilih rumpun yang hendak dibuat menjadi bibit haruslah berumur 2,5 bulan dan dalam kondisi sehat tidak terseranghama.  Pembongkarannya, rumpun piliahan tadi diangkat bersama dengan akar-akarnya.  Selanjutnya, tanah yang menempel dan akar atau daun tua ikut dibuang.  Pisahkanlah rumpun tersebut hingga kita mempunyai rumpun baru yang terdiri dari 1-3 anakan daun bawang.  Cara penanamannya adalah membuang sebagian daun dan bibit pun disimpan pada lokasi lembap serta teduh dengan durasi sekitar 5 hingga 7 hari.  Bibit pun siap ditanam. Persiapan Lahan
  • 3. Lahan yang sesuai untuk penanaman bawang daun adalah tanah hitam yang gembur dan banyak humus. Selanjutnya tanah diolah dan sebaiknya pengolahan tanah dilakukan 15-30 hari sebelum tanam, tanah diolah dengan dicampur Pupuk Organik. Buatlah persemaian. Caranya, olah tanah, lalu tanam biji atau anak tunas sebagai bibit. Untuk 1 ha lahan, dibutuhkan bibit (tunas) sebanyak 200.000 anakan atau 1,5-2 kg biji. Siapkan lahan untuk penanaman. Caranya, cangkul tanah sedalam 30-40 cm, kemudian berikan pupuk kandang sebanyak 10-15 ton/ha. Buat bedengan selebar 0,6-1 m. Buat parit dengan lebar 20-30 cm di antara bedengan. Pengapuran dilakukan jika tanah ber-pH < 6.5 dengan 1-2 ton/ha kapur dolomit dicampur merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm. Buat lubang tanam dengan jarak 20 x 20 cm sedalam 10 cm. Penanaman  Pindahkan bibit ke lahan penanaman setelah berumur 2 bulan (tingginya 10-15 cm).  Waktu tanam terbaik awal musim hujan (Oktober) atau awal kemarau (Maret).  Sebelum ditanam, bibit dicabut dengan hati-hati, lalu potong sebagian akar dan daun.  Rendam bibit dalam fungisida dengan konsentrasi rendah (30%-50% dari dosis yang dianjurkan) selama 10-15 menit.  Tanam bibit dalam lubang yang telah disediakan, lalu padatkan tanah disekitar pangkal bibit atau pada bagian akar. Pemeliharaan  Setelah bawang daun berumur 15 hari setelah tanam lakukan penyulaman, bila ada bibit bawang daun yang mati atau yang pertumbuhannya kurang baik.  Lakukan penyiangan gulma setiap 3-4 minggu, atau setiap kali tumbuh gulma di sekitar tanaman bawang daun.  Pembubunan bagian dasar tunas selama 4 minggu sebelum panen.  Potong batang bunga dan daun tua untuk merangsang tunas.  Siram 2 kali sehari, usahakan untuk tidak terlalu becek/basah.  Lakukan penyemprotan pestisida jika diperlukan bila muncul tanda-tanda hama dan penyakit, usahakan dengan pestisida nabati/organik. Pemupukan Berikan pupuk pertama pada saat bawang daun berumur 25-30 hari setelah tanam. Selanjutnya lakukan pemupukan sesuai kebutuhan tanaman dengan memperhatikan laju pertumbuhan tanaman. Untuk hasil yang maksimal, menjaga kermahan lingkungan, dan hasil panen bawang daun yang sehat untuk dikonsumsi, gunakan Pupuk Organik. Hama dan Penyakit 1. Ulat bawang/ulat grayak (Spodoptera exiqua Hbn.). Pengendalian: cara pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae atau dengan perangkap ngengat. 2. Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.) Pengendalian mekanis: mengumpulkan ulat di malam hari, menjaga kebersihan kebun dan pergiliran tanamandengan tanaman bukan Liliaceae.
  • 4. 3. Thrips/kutu loncat/kemeri (Thrips tabbaci Lind.). Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliaceae; menanam secara serempak; memasangperangkap serangga berupa kertas/dengan insektisida Mesurol 50 WP. 4. Bercak ungu (Alternaria porri (Ell.) Cif.). Pengendalian: cara perbaikan tata air tanah, pergiliran tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae dan menggunakan bibit sehat. 5. Busuk daun/embun tepung (Peronospora destructor (Berk.) Casp).Pengendalian: menggunakan benih/bibit sehat, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae. 6. Busuk leher batang (Bortrytis allii Munn.). Gejala: leher batang menjadi lunak, berwarna kelabu, bentuknya menjadi bengkok dan busuk.Pengendalian: pergiliran tanaman bukan Liliacea, penggunaan benih/bibit sehat, meningkatkan kebersihan kebun dan tanaman. 7. Antraknose (Collectotrichum gleosporiodes Penz.). Gejala: daun bawah rebah, pangkal daun mengecil dan tanaman mati mendadak. Pengendalian: menggunakan bibit/benih sehat, perbaikan tata air, rotasi tanaman dengan tanaman bukan Liliaceae, mencabut tanamanyang sakit. Panen  Umur Panen 2,5 bulan setelah tanam.  Jumlah anakan maksimal (7-10 anakan), beberapa daun menguning.  Seluruh rumpun dibongkar dengan cangkul/kored di sore hari/pagi hari.  Bersihkan akar dari tanah yang berlebihan. Pasca Panen  Bawang daun yang telah dipanen disimpan di tempat teduh, lalu cuci sampai bersih dengan air mengalir/disemprot, lalu tiriskan.  Ikat dengan tali rafia pada bagian batang dan daun.  Berat setiap ikatan sekitar 25 kg.  Bawang daun disortir sesuai ukuran diameter batang dan panjang daun.  Simpan pada temperatur 0,8-1,4 °C sehari semalam untuk menekan penguapan dan kehilangan bobot, dan agar bawang daun tetap segar saat akan dipasarkan.  Bawang daun siap untuk dipasarkan. Selain di budidayakan di lahan yang luas bawang daun juga sangat cocok jika dibudidayakan dalam pot atau polybag, untuk budidaya bawang daun dalam pot atau polybag pada prinsipnya sama, hanya berbeda media tanamnya saja. Jadi tidak ada salahnya bagi Anda yang tidak memiliki pekarangan yang luas bisa mencoba budidaya bawang daun dalam pot atau polybag.
  • 5. Kerajaan Kerajaan di Indonesia Disusun Oleh : Nama : Siti Nazma Kelas : V c Sekolah : SDN CIPANAS