Bioetanol adalah etanol hayati yang dihasilkan dari fermentasi karbohidrat tanaman seperti tebu, jagung, dan sorgum menggunakan mikroba. Proses produksinya meliputi persiapan bahan baku, fermentasi, dan destilasi. Bioetanol memiliki berbagai manfaat namun produksi besar-besaran juga dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
Dokumen ini membahas proses pembuatan etanol dari singkong melalui 5 tahap yaitu: 1) persiapan bahan baku singkong, 2) pelembutan dan pemecahan pati menjadi gula, 3) fermentasi gula menjadi etanol, 4) distilasi untuk memisahkan etanol, dan 5) dehidrasi etanol untuk mendapatkan kadar 99,6-99,8% sebagai bahan bakar. Proses ini dapat menghasilkan etanol bersih serta me
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan bioetanol dari umbi rambat melalui beberapa tahap seperti ekstraksi, fermentasi, dan destilasi dengan menggunakan ragi. Hasil uji menunjukkan adanya kandungan etanol pada larutan setelah proses fermentasi dan destilasi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses pembuatan bioetanol dari nira aren, mulai dari pengolahan nira aren, fermentasi, destilasi, hingga analisis finansialnya.
Dokumen tersebut membahas tentang prospek pengembangan biofuel sebagai substitusi bahan bakar minyak. Ia menjelaskan proses produksi bioetanol dari bahan baku nabati seperti ubi kayu, jagung, dan sagu melalui proses gelatinisasi, sakharifikasi, dan fermentasi untuk menghasilkan bioetanol awal sebelum distilasi lebih lanjut untuk meningkatkan kadar alkoholnya. Dokumen ini juga membahas biaya produksi bioet
1. Jika saya punya bahan dengan karbohidrat tinggi, saya ingin menghasilkan alkohol dan
ingin tahu reaksinya, apa yang harus saya lakukan.
2. Bagaimana homofermentasi dan heterofermentasi terjadi? Mikroba apa yang berperan?
Produksi bioetanol dari limbah kulit pisang dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae dan enzim selulase dari Trichoderma sp. pada konsentrasi yang berbeda. Tujuannya adalah mengetahui konsentrasi enzim selulase mana yang menghasilkan bioetanol paling banyak.
Dokumen ini membahas tentang bio-etanol yang merupakan jenis biofuel yang dihasilkan dari fermentasi glukosa yang berasal dari hidrolisis pati tumbuhan seperti jagung, ubi kayu, dan sagu. Prosesnya meliputi hidrolisis pati menjadi glukosa, fermentasi glukosa menjadi etanol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae, dan destilasi untuk memisahkan etanol dari larutan.
Dokumen ini membahas proses pembuatan etanol dari singkong melalui 5 tahap yaitu: 1) persiapan bahan baku singkong, 2) pelembutan dan pemecahan pati menjadi gula, 3) fermentasi gula menjadi etanol, 4) distilasi untuk memisahkan etanol, dan 5) dehidrasi etanol untuk mendapatkan kadar 99,6-99,8% sebagai bahan bakar. Proses ini dapat menghasilkan etanol bersih serta me
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan bioetanol dari umbi rambat melalui beberapa tahap seperti ekstraksi, fermentasi, dan destilasi dengan menggunakan ragi. Hasil uji menunjukkan adanya kandungan etanol pada larutan setelah proses fermentasi dan destilasi.
1. Dokumen tersebut membahas tentang proses pembuatan bioetanol dari nira aren, mulai dari pengolahan nira aren, fermentasi, destilasi, hingga analisis finansialnya.
Dokumen tersebut membahas tentang prospek pengembangan biofuel sebagai substitusi bahan bakar minyak. Ia menjelaskan proses produksi bioetanol dari bahan baku nabati seperti ubi kayu, jagung, dan sagu melalui proses gelatinisasi, sakharifikasi, dan fermentasi untuk menghasilkan bioetanol awal sebelum distilasi lebih lanjut untuk meningkatkan kadar alkoholnya. Dokumen ini juga membahas biaya produksi bioet
1. Jika saya punya bahan dengan karbohidrat tinggi, saya ingin menghasilkan alkohol dan
ingin tahu reaksinya, apa yang harus saya lakukan.
2. Bagaimana homofermentasi dan heterofermentasi terjadi? Mikroba apa yang berperan?
Produksi bioetanol dari limbah kulit pisang dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae dan enzim selulase dari Trichoderma sp. pada konsentrasi yang berbeda. Tujuannya adalah mengetahui konsentrasi enzim selulase mana yang menghasilkan bioetanol paling banyak.
Dokumen ini membahas tentang bio-etanol yang merupakan jenis biofuel yang dihasilkan dari fermentasi glukosa yang berasal dari hidrolisis pati tumbuhan seperti jagung, ubi kayu, dan sagu. Prosesnya meliputi hidrolisis pati menjadi glukosa, fermentasi glukosa menjadi etanol oleh khamir Saccharomyces cerevisiae, dan destilasi untuk memisahkan etanol dari larutan.
Biogas dihasilkan dari proses penguraian bahan organik oleh bakteri anaerob yang mengandung metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai pupuk dan mengurangi pencemaran dari kotoran ternak.
Bioetanol dapat diproduksi dari limbah cucian beras melalui proses hidrolisis, fermentasi, dan destilasi. Limbah cucian beras mengandung karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi glukosa kemudian difermentasi menggunakan ragi untuk menghasilkan bioetanol. Proses tersebut melibatkan beberapa tahap seperti pencucian, perebusan, penambahan ragi, fermentasi, dan destilasi untuk memisahkan bioetanol.
1. Dokumen tersebut membahas tentang fermentasi yang dapat dilakukan dengan kultur murni maupun alami, tunggal atau campuran. Contohnya adalah tape yang diinokulasi kultur campuran dan kecap yang menggunakan kultur murni tunggal dan campuran.
2. Tahapan seleksi mikroba untuk kultur industri fermentasi meliputi medium selektif, seleksi pertama, dan seleksi sekunder. Karakteristik mikroba digun
Aktifitas bakteri saccharomyces cerevisiae fermentasi roti dan birسوجي النحلة
Proses fermentasi yang dilakukan oleh khamir Saccharomyces cerevisiae dapat mengubah bahan pangan menjadi produk baru dengan rasa, tekstur, dan aroma khas. Khamir ini berperan penting dalam pembuatan roti dan minuman beralkohol melalui reaksi yang menghasilkan gas karbon dioksida dan alkohol. Aktivitas fermentasi khamir dapat mempengaruhi kualitas organoleptik produk akhir.
Fermentasi adalah proses pembebasan energi tanpa oksigen yang melibatkan enzim dalam atau luar sel. Fermentasi menghasilkan berbagai produk makanan dan minuman seperti tempe, tape, keju, yogurt, anggur, bir, asam laktat, dan vitamin. Mikroorganisme penghasil fermentasi meliputi bakteri, jamur, dan khamir.
jerami padi yang sering ditemukan dikehidupan sehari-hari dapat dimanfaatkan menjadi bioethanol yang penggunaannya sangat bermanfaat untuk mencegah krisis energy pada beberapa tahun kedepan
Laporan Tugas Kelompok Mata Kuliah: BIOTEKNOLOGI FARMASI
"Bioetanol Ubi Singkong"
Dosen Pengampu: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si
Kelas: 5J
Sri Indah Lestari(222114159)
Vevi Sarah Nasution (222114178)
Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah
MEDAN TA. 2022/2023
#BioteknologiFarmasi
#Farmasi
#Bioteknologi #FarmasiUMNAW #UMNAIWashliyah #Universitas Muslim NusantaraAlWashliyah
#FarmasiUMNAIWashliyah
Dokumen tersebut membahas tentang potensi limbah sagu sebagai bahan baku produksi bioetanol. Limbah sagu kaya akan karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi gula melalui proses hidrolisis untuk selanjutnya diproduksi menjadi bioetanol."
peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020afif Prabowo
1. Dokumen ini membahas tentang pembuatan bioetanol dari limbah kulit buah nanas menggunakan proses fermentasi oleh bakteri Saccharomyces cerevisiae.
2. Prosesnya terdiri dari pretreatment, fermentasi, dan destilasi. Fermentasi dilakukan dengan variasi waktu dan jumlah bakteri, sementara destilasi dilakukan pada suhu 75°C.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin lama waktu fermentasi dan semak
Fermentasi melibatkan aktivitas mikroorganisme untuk menghasilkan produk seperti alkohol, cuka, dan asam laktat. Proses ini dapat menggunakan kultur alami atau murni, tunggal atau campuran, dengan tujuan mempertahankan karakteristik mikroba untuk menghasilkan produk yang konsisten. Seleksi mikroba dan pemeliharaan kultur yang tepat diperlukan untuk mengontrol proses fermentasi.
Dokumen tersebut membahas tentang mikrobiologi farmasi khususnya fermentasi alkohol, meliputi pengertian fermentasi dan alkohol, cara pembuatan alkohol melalui proses fermentasi, analisis proses pembuatan, dan kegunaan alkohol di bidang farmasi.
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan bioetanol dari kulit pisang dan kulit singkong. Kedua bahan baku tersebut memiliki kandungan karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi glukosa dan selanjutnya difermentasikan menjadi bioetanol. Metodologi pembuatan bioetanol dari kedua bahan baku tersebut melibatkan proses hidrolisis, fermentasi, dan distilasi walaupun terdapat perbedaan detail prosesnya. Has
Biogas dihasilkan dari proses penguraian bahan organik oleh bakteri anaerob yang mengandung metana dan karbon dioksida. Biogas dapat digunakan sebagai pupuk dan mengurangi pencemaran dari kotoran ternak.
Bioetanol dapat diproduksi dari limbah cucian beras melalui proses hidrolisis, fermentasi, dan destilasi. Limbah cucian beras mengandung karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi glukosa kemudian difermentasi menggunakan ragi untuk menghasilkan bioetanol. Proses tersebut melibatkan beberapa tahap seperti pencucian, perebusan, penambahan ragi, fermentasi, dan destilasi untuk memisahkan bioetanol.
1. Dokumen tersebut membahas tentang fermentasi yang dapat dilakukan dengan kultur murni maupun alami, tunggal atau campuran. Contohnya adalah tape yang diinokulasi kultur campuran dan kecap yang menggunakan kultur murni tunggal dan campuran.
2. Tahapan seleksi mikroba untuk kultur industri fermentasi meliputi medium selektif, seleksi pertama, dan seleksi sekunder. Karakteristik mikroba digun
Aktifitas bakteri saccharomyces cerevisiae fermentasi roti dan birسوجي النحلة
Proses fermentasi yang dilakukan oleh khamir Saccharomyces cerevisiae dapat mengubah bahan pangan menjadi produk baru dengan rasa, tekstur, dan aroma khas. Khamir ini berperan penting dalam pembuatan roti dan minuman beralkohol melalui reaksi yang menghasilkan gas karbon dioksida dan alkohol. Aktivitas fermentasi khamir dapat mempengaruhi kualitas organoleptik produk akhir.
Fermentasi adalah proses pembebasan energi tanpa oksigen yang melibatkan enzim dalam atau luar sel. Fermentasi menghasilkan berbagai produk makanan dan minuman seperti tempe, tape, keju, yogurt, anggur, bir, asam laktat, dan vitamin. Mikroorganisme penghasil fermentasi meliputi bakteri, jamur, dan khamir.
jerami padi yang sering ditemukan dikehidupan sehari-hari dapat dimanfaatkan menjadi bioethanol yang penggunaannya sangat bermanfaat untuk mencegah krisis energy pada beberapa tahun kedepan
Laporan Tugas Kelompok Mata Kuliah: BIOTEKNOLOGI FARMASI
"Bioetanol Ubi Singkong"
Dosen Pengampu: Yayuk Putri Rahayu, S.Si., M.Si
Kelas: 5J
Sri Indah Lestari(222114159)
Vevi Sarah Nasution (222114178)
Program Studi Sarjana Farmasi Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al-Washliyah
MEDAN TA. 2022/2023
#BioteknologiFarmasi
#Farmasi
#Bioteknologi #FarmasiUMNAW #UMNAIWashliyah #Universitas Muslim NusantaraAlWashliyah
#FarmasiUMNAIWashliyah
Dokumen tersebut membahas tentang potensi limbah sagu sebagai bahan baku produksi bioetanol. Limbah sagu kaya akan karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi gula melalui proses hidrolisis untuk selanjutnya diproduksi menjadi bioetanol."
peper karya ilmiah energi terbarukan pada masa kini 2020afif Prabowo
1. Dokumen ini membahas tentang pembuatan bioetanol dari limbah kulit buah nanas menggunakan proses fermentasi oleh bakteri Saccharomyces cerevisiae.
2. Prosesnya terdiri dari pretreatment, fermentasi, dan destilasi. Fermentasi dilakukan dengan variasi waktu dan jumlah bakteri, sementara destilasi dilakukan pada suhu 75°C.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin lama waktu fermentasi dan semak
Fermentasi melibatkan aktivitas mikroorganisme untuk menghasilkan produk seperti alkohol, cuka, dan asam laktat. Proses ini dapat menggunakan kultur alami atau murni, tunggal atau campuran, dengan tujuan mempertahankan karakteristik mikroba untuk menghasilkan produk yang konsisten. Seleksi mikroba dan pemeliharaan kultur yang tepat diperlukan untuk mengontrol proses fermentasi.
Dokumen tersebut membahas tentang mikrobiologi farmasi khususnya fermentasi alkohol, meliputi pengertian fermentasi dan alkohol, cara pembuatan alkohol melalui proses fermentasi, analisis proses pembuatan, dan kegunaan alkohol di bidang farmasi.
Dokumen tersebut membahas proses pembuatan bioetanol dari kulit pisang dan kulit singkong. Kedua bahan baku tersebut memiliki kandungan karbohidrat yang dapat dikonversi menjadi glukosa dan selanjutnya difermentasikan menjadi bioetanol. Metodologi pembuatan bioetanol dari kedua bahan baku tersebut melibatkan proses hidrolisis, fermentasi, dan distilasi walaupun terdapat perbedaan detail prosesnya. Has
2. Pengertian Bioetanol
Bioetanol adalah cairan biokimia dari hasil proses
fermentasi gula dari karbohidrat dengan
menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol
merupakan etanol yang berasal dari sumber hayati,
misalnya tebu: nira sorgum, ubi kayu, garut, ubi jalar,
jagung, jerami, bonggol jagung dan kayu. Bahan baku
pembuatan bioetanol terdiri dari bahan - bahan yang
mengandung karbohidrat, glukosa dan selulosa.
3. Sumber produksi bioetanol
Langkah dasar yang dibutuhkan untuk memproduksi
etanol adalah fermentasi jamur khamir, destilasi,
dehidrasi, dan denaturasi. Sebelum dilakukan
fermentasi, beberapa tanaman membutuhkan
hidrolisis karbohidrat seperti selulosa dan amilum
menjadi gula. Hidrolisis selulosa disebut sebagai
selulosis. Enzim digunakan untuk mengubah amilum
menjadi gula.
4. Jenis mikroba yang digunakan
dalam pembuatan bioetanol
1. Saccharomyces cerevisiae merupakan organism
uniseluler yang bersifat makhluk mikroskopis dan disebut
sebagai jasad sakarolitik, yaitu menggunakan gula
sebagai sumber karbon untuk metabolisme.
Saccharomyces cerevisiae mampu menggunakan
sejumlah gula diantaranya sukrosa, glukosa, fruktosa,
galaktosa, mannose, maltose dan maltotriosa.
Saccharomyces cerevisiae merupakan mikroba yang
paling banyak digunakan pada fermentasi alcohol karena
dapat berproduksi tinggi, tahan terhadap kadar alcohol
yang tinggi, tahan terhadap kadar gula yang tinggi dan
tetap aktif melakukan aktivitasnya pada suhu 4-320C.
5. 2. Clostridium thermocellum adalah bakteri termofilik yang
anaerobik memiliki kemampuan mendegradasi selulosa
kompleks ke bentuk etanol. Selain Clostridium thermocellum,
bakteri termofilik anaerob lain, Clostridium stercorarium, baru-
baru ini diketahui mempunyai pula sifat selulolitik pula.
Menutut Viljoen, et al. (1980) bahwa C thermocellum didapat
setelah mengisolasi dari kotoran kuda. Bakteri Clostridium
thermocellum tersebar luas di alam, habitatnya adalah bahan
organik yang di dekomposisi. Clostridium thermocellum dapat
pula ditemukan di pengolahan limbah pertanian, saluran
pencernaan, lumpur, tanah, dan mata air panas . Clostridium
thermocellum dapat tumbuh di lingkungan anaerobiosis dan
temperatur termofilik. Suhu optimum untuk pertumbuhan
adalah 60-64 °C dan pH optimum berkisar 6,1-7,5.
6. 3. Zymomonas mobilis dapat mengubah gula
menjadi etanol melalui fermentasi lebih cepat dari
ragi dan tahan terhadap konsentrasi etanol yang
tinggi. Jadi, akan lebih menguntungkan jika enzim-
enzim yang digunakan untuk reaksi hidrolisis pati
dan selulosa dapat dimasukkan ke dalam
bakteri Zymomonas mobilis, sehinggal gula yang
dihasilkan dapat langsung difermentasi menjadi
etanol.
7. Pembuatan bioetanol
Secara umum, produksi bioethanol ini mencakup 3 (tiga)
rangkaian proses, yaitu: Persiapan Bahan Baku, Fermentasi dan
Destilasi (Permunian).
a. Persiapan bahan baku
Persiapan bahan baku dilakukan untuk mendapatkan glukosa.
Glukosa diperoleh melalui 2 tahap yaitu delignifikasi dan
hidrolisa. Pada tahap delignifikasi akan menghasilkan selulosa.
Selulosa akan diproses lebih lanjut dengan proses hidrolisa
sehingga akan dihasilkan glukosa. Untuk bahan molase (tetes)
dapat langsung ditambahkan yeast (ragi) tanpa perlu melalui
proses delignifikasi dan hidrolisis.
8. b. Fermentasi
Tahap selanjutnya pada produksi bioetanol adalah proses
fermentasi. Fermentasi adalah proses produksi energi
dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen).
Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk
respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang
lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai
respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa
akseptor elektron eksternal. Pada proses fermentasi
penguraian bahan - bahan karbohidrat tidak
menimbulkan bau busuk dan menghasilkan gas
karbondioksida. Suatu fermentasi yang busuk merupakan
fermentasi yang mengalami kontaminasi.
9. c. Pemurnian / Destilasi
Untuk memisahkan alkohol dari hasil fermentasi dapat
dilakukan dengan destilasi.Destilasi adalah metode pemisahan
berdasarkan perbedaan titik didih. Proses ini dilakukan untuk
mengambil alkohol dari hasil fermentasi.Destilasi dapat dilakukan
pada suhu 80°C, karena titik alkohol 78°C. sedangkan titik didih air
100°C.
Destilasi atau penyulingan adalah suatu metode
pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan kecepatan atau
kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki
titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu. Metode ini
merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa.
Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu
larutan, masing-masing komponen akan menguap pada titik
didihnya. Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer
(sebagian besar adalah air dan etanol).
10. Perbedaan Sorgum & Tebu
No
Jenis Tanaman
Sorgum Tebu
1 Tidak dapat diproduksi
menjadi gula kristal
Gula dapat dikristalisasi
2 Masa panen 3-4 bulan Masa panen 7 bulan
3 Adaptasi lebih luas Adaptasi sempit
4 Sifat tahan kekeringan,
salinitas tinggi dan
genangan air
Sifat tidak tahan kekeringan,
salinitas rendah
11. Manfaat bioetanol
- Sebagai bahan dasar minuman beralkohol
- Sebagai bahan kimia dasar senyawa
organik, pelarut untuk parfum, cat dan larutan obat,
antidote beberapa racun
- Sebagai antiseptik, pengobatan untuk mengobati
depresi dan obat bius
- Digunakan untuk pembuatan beberapa deodoran
12. Dampak pembuatan bioetanol
Dampak positif dari pembuatan bioetanol terhadap
lingkungan produksi bioetanol dari tanaman dan
penggunaannya pada mesin mobil akan menciptakan siklus
karbondioksida yang berarti akan mengurangi laju
pemanasan global dan pembakaran yang lebih sempurna
ketika dicampur etanol 10% saja akan memperbaiki kualitas
udara di kota-kota padat lalu lintas bioetanol menjadi
pilihan yang paling murah.
Dampak negatif produksi bioetanol secara besar-besaran
berpotensi menyebabkan penurunan keanekaragaman
hayati melalui monokultur bahan baku berikut praktek-
praktek pertanian yang merusak kualitas lahan