BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA PlatyhelmintesFauzan Ardana
Filum Platyhelminthes terdiri dari cacing pipih tanpa usus dan sistem pencernaan sederhana. Terbagi menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Beberapa spesiesnya dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan seperti skistosomiasis yang ditularkan melalui siput air oleh Schistosoma.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tiga filum utama dalam platyhelminthes yaitu turbellaria, trematoda, dan cestoda. Mencakup ciri-ciri umum dan contohnya, serta siklus hidup beberapa jenis parasit tertentu seperti taenia dan fasciola hepatica.
Platyhelminthes dan Nematoda adalah dua filum yang membahas tentang cacing pipih dan cacing silinder. Platyhelminthes memiliki 4 kelas dan hidup di sungai, danau, laut atau sebagai parasit. Nematoda memiliki ukuran 1 mm hingga lebih dari 1 m, memiliki sistem pencernaan lengkap, dan bereproduksi secara seksual.
Echinodermata adalah kelompok hewan laut yang memiliki tubuh berbentuk bintang atau bulat dengan kulit berduri. Mereka memiliki sistem ambulakral untuk bergerak dengan menggunakan kaki tabung dan sistem pencernaan sederhana. Echinodermata meliputi bintang laut, teripang, lili laut, dan binatang laut lainnya.
Cacing pita memiliki tubuh pipih dan tersegmentasi, hidup sebagai parasit di saluran pencernaan hewan vertebrata. Cacing pita bereproduksi secara seksual di setiap segmen tubuhnya dan menyebarkan telur melalui feses inangnya. Siklus hidup cacing pita melibatkan telur, larva, dan bentuk dewasa.
Tubuh platyhelminthes tersusun atas tiga lapisan dan bersimetri bilateral. Hewan ini memiliki sistem pencernaan, reproduksi, dan ekskresi yang sederhana. Contohnya adalah Planaria dan Fasciola hepatica yang memiliki siklus hidup kompleks melibatkan inang.
Platyhelminthes adalah kelas cacing pipih yang memiliki ciri-ciri tubuh pipih tanpa tulang dan kaki. Terdiri dari 3 kelompok utama yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Turbellaria seperti Planaria bergerak menggunakan bulu getar, Trematoda seperti Fasciola adalah parasit hati, sedangkan Cestoda seperti pita berkembang biak dengan cara memisahkan proglotid yang berisi telur. Siklus hidupny
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA PlatyhelmintesFauzan Ardana
Filum Platyhelminthes terdiri dari cacing pipih tanpa usus dan sistem pencernaan sederhana. Terbagi menjadi 3 kelas yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Beberapa spesiesnya dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan seperti skistosomiasis yang ditularkan melalui siput air oleh Schistosoma.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tiga filum utama dalam platyhelminthes yaitu turbellaria, trematoda, dan cestoda. Mencakup ciri-ciri umum dan contohnya, serta siklus hidup beberapa jenis parasit tertentu seperti taenia dan fasciola hepatica.
Platyhelminthes dan Nematoda adalah dua filum yang membahas tentang cacing pipih dan cacing silinder. Platyhelminthes memiliki 4 kelas dan hidup di sungai, danau, laut atau sebagai parasit. Nematoda memiliki ukuran 1 mm hingga lebih dari 1 m, memiliki sistem pencernaan lengkap, dan bereproduksi secara seksual.
Echinodermata adalah kelompok hewan laut yang memiliki tubuh berbentuk bintang atau bulat dengan kulit berduri. Mereka memiliki sistem ambulakral untuk bergerak dengan menggunakan kaki tabung dan sistem pencernaan sederhana. Echinodermata meliputi bintang laut, teripang, lili laut, dan binatang laut lainnya.
Cacing pita memiliki tubuh pipih dan tersegmentasi, hidup sebagai parasit di saluran pencernaan hewan vertebrata. Cacing pita bereproduksi secara seksual di setiap segmen tubuhnya dan menyebarkan telur melalui feses inangnya. Siklus hidup cacing pita melibatkan telur, larva, dan bentuk dewasa.
Tubuh platyhelminthes tersusun atas tiga lapisan dan bersimetri bilateral. Hewan ini memiliki sistem pencernaan, reproduksi, dan ekskresi yang sederhana. Contohnya adalah Planaria dan Fasciola hepatica yang memiliki siklus hidup kompleks melibatkan inang.
Platyhelminthes adalah kelas cacing pipih yang memiliki ciri-ciri tubuh pipih tanpa tulang dan kaki. Terdiri dari 3 kelompok utama yaitu Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Turbellaria seperti Planaria bergerak menggunakan bulu getar, Trematoda seperti Fasciola adalah parasit hati, sedangkan Cestoda seperti pita berkembang biak dengan cara memisahkan proglotid yang berisi telur. Siklus hidupny
Nemathelminthes adalah filum yang memiliki anggota terbanyak baik jenis maupun individunya. Jenis-jenis nematoda seperti Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, dan Wuchereria bancrofti dapat menyebabkan penyakit seperti ascariasis, anemia, dan kaki gajah pada manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi dan anatomi dari dua filum cacing penting bagi kesehatan manusia yaitu filum Platyhelminthes dan filum Nemathelminthes. Disebutkan ciri-ciri umum dari kedua filum tersebut beserta contoh-contoh cacing yang termasuk di dalamnya seperti Cestoda, Trematoda, dan Nematoda beserta deskripsi singkat mengenai morfologi dan tempat hidup masing-masing."
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri umum dan beberapa contoh kelas Turbellaria pada filum Platyhelminthes. Turbellaria adalah kelas cacing pipih yang memiliki tubuh lunak dan pipih serta sistem pencernaan, ekskresi, reproduksi, dan saraf tertentu. Contoh hewan Turbellaria adalah Planaria.
1. Dokumen tersebut membahas tentang lima filum hewan invertebrata yaitu Nemathelminthes, Annelida, Arthropoda, Mollusca, dan Echinodermata. Dokumen menjelaskan ciri-ciri umum, klasifikasi, siklus hidup, dan peran masing-masing filum secara singkat.
Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang meliputi kelas Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Cacing-cacing ini memiliki tubuh pipih, sistem pencernaan sederhana, dan sebagian besar hidup sebagai parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Filum Nemathelminthes terdiri dari cacing-cacing berbentuk silindris dengan tubuh berongga semu. Cacing ini memiliki sistem pencernaan lengkap namun tidak memiliki sistem peredaran darah atau pernapasan. Ukuran tubuhnya bervariasi namun sebagian besar bersifat mikroskopik.
Makalah ini membahas tentang cacing pipih Planaria sp. Planaria termasuk hewan invertebrata yang hidup di air tawar dan memiliki daya regenerasi yang tinggi. Planaria bersifat hermafrodit dan berkembangbiak secara seksual maupun aseksual melalui pembelahan tubuh.
Dokumen tersebut merangkum fisiologi serangga, termasuk sistem pencernaan, pernapasan, ekskresi, sirkulasi, saraf, otot, dan reproduksi. Sistem pencernaan serangga terdiri dari saluran depan, tengah, dan belakang. Sistem pernapasan dilakukan secara pasif melalui spirakel dan trakea. Sistem ekskresi dan sirkulasi berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri umum dan anatomi phylum Arthropoda. Phylum ini terdiri dari 4 subphylum yaitu Chelicerata (contohnya kelas Arachnida seperti laba-laba), Crustacea (contohnya kepiting dan lobster), Chilopoda (contohnya centipede), dan Diplopoda (contohnya millipede). Semua memiliki tubuh bersegmen dan ekoskeleton luar dari kitin.
Nemathelminthes adalah filum yang memiliki anggota terbanyak baik jenis maupun individunya. Jenis-jenis nematoda seperti Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, dan Wuchereria bancrofti dapat menyebabkan penyakit seperti ascariasis, anemia, dan kaki gajah pada manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi dan anatomi dari dua filum cacing penting bagi kesehatan manusia yaitu filum Platyhelminthes dan filum Nemathelminthes. Disebutkan ciri-ciri umum dari kedua filum tersebut beserta contoh-contoh cacing yang termasuk di dalamnya seperti Cestoda, Trematoda, dan Nematoda beserta deskripsi singkat mengenai morfologi dan tempat hidup masing-masing."
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri umum dan beberapa contoh kelas Turbellaria pada filum Platyhelminthes. Turbellaria adalah kelas cacing pipih yang memiliki tubuh lunak dan pipih serta sistem pencernaan, ekskresi, reproduksi, dan saraf tertentu. Contoh hewan Turbellaria adalah Planaria.
1. Dokumen tersebut membahas tentang lima filum hewan invertebrata yaitu Nemathelminthes, Annelida, Arthropoda, Mollusca, dan Echinodermata. Dokumen menjelaskan ciri-ciri umum, klasifikasi, siklus hidup, dan peran masing-masing filum secara singkat.
Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang meliputi kelas Turbellaria, Trematoda, dan Cestoda. Cacing-cacing ini memiliki tubuh pipih, sistem pencernaan sederhana, dan sebagian besar hidup sebagai parasit yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Filum Nemathelminthes terdiri dari cacing-cacing berbentuk silindris dengan tubuh berongga semu. Cacing ini memiliki sistem pencernaan lengkap namun tidak memiliki sistem peredaran darah atau pernapasan. Ukuran tubuhnya bervariasi namun sebagian besar bersifat mikroskopik.
Makalah ini membahas tentang cacing pipih Planaria sp. Planaria termasuk hewan invertebrata yang hidup di air tawar dan memiliki daya regenerasi yang tinggi. Planaria bersifat hermafrodit dan berkembangbiak secara seksual maupun aseksual melalui pembelahan tubuh.
Dokumen tersebut merangkum fisiologi serangga, termasuk sistem pencernaan, pernapasan, ekskresi, sirkulasi, saraf, otot, dan reproduksi. Sistem pencernaan serangga terdiri dari saluran depan, tengah, dan belakang. Sistem pernapasan dilakukan secara pasif melalui spirakel dan trakea. Sistem ekskresi dan sirkulasi berperan dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Dokumen tersebut membahas tentang ciri-ciri umum dan anatomi phylum Arthropoda. Phylum ini terdiri dari 4 subphylum yaitu Chelicerata (contohnya kelas Arachnida seperti laba-laba), Crustacea (contohnya kepiting dan lobster), Chilopoda (contohnya centipede), dan Diplopoda (contohnya millipede). Semua memiliki tubuh bersegmen dan ekoskeleton luar dari kitin.
Bab ini membahas tentang filum-filum dalam kerajaan hewan berdasarkan ciri-ciri morfologi dan sistem klasifikasinya. Terdapat delapan filum utama yaitu Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nematoda, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata. Struktur tubuh dan contoh organismenya dijelaskan untuk setiap filum.
Arthropoda memiliki ciri tubuh beruas-ruas dengan kaki bersendi dan rangka kitin. Terdiri atas Crustacea (udang, kepiting), Insecta (serangga), Arachnida (laba-laba, kalajengking), dan Myriapoda (kelabang, kaki seribu). Memiliki peranan penting dan beragam bagi manusia, baik yang menguntungkan seperti sumber protein dan madu maupun yang merugikan seperti penyebab penyakit dan hama tanaman.
Molluska adalah hewan bertubuh lunak tanpa tulang belakang. Mereka memiliki 3 bagian tubuh utama yaitu kaki, massa viseral, dan mantel. Terdapat berbagai jenis molluska seperti bivalvia, gastropoda, dan cephalopoda. Molluska memiliki peran baik sebagai sumber makanan dan bahan hias namun juga dapat merusak tanaman dan bangunan.
Dokumen ini membahas empat kelas utama filum Arthropoda yaitu Crustacea, Insecta, Myriapoda dan Arachnida. Masing-masing kelas memiliki ciri khas pada sistem pencernaan, pernapasan, sirkulasi darah, ekskresi, saraf dan reproduksinya.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai kelas Arthropoda, yaitu hewan yang memiliki tubuh bersegmen, ekoskeleton keras, dan kaki. Arthropoda dibagi menjadi empat kelas utama yaitu Crustacea, Arachnida, Myriapoda, dan Insecta. Setiap kelas memiliki ciri khas tersendiri seperti jumlah kaki, sayap, dan organ pernafasan.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok hewan Coelenterata. Hewan ini memiliki tubuh berbentuk polip atau medusa, terdiri dari dua lapisan sel (diploblastik) yaitu epidermis dan gastrodermis, dengan rongga pencernaan sebagai alat pencernaan. Coelenterata dapat berreproduksi secara aseksual melalui pembentukan tunas.
1. Annelida merupakan kelompok binatang segmen yang memiliki tubuh bilateral simetris dan tersegmentasi dengan jelas.
2. Mereka telah memiliki rongga tubuh, alat pencernaan, peredaran darah, dan sistem ekskresi yang sempurna.
3. Terdiri atas kelas Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea yang masing-masing memiliki ciri khas tertentu sesuai habitatnya.
1. Annelida merupakan kelompok binatang invertebrata yang memiliki tubuh bersegmen dan sistem saraf berbentuk tali saraf.
2. Mereka hidup di perairan air tawar, laut, dan darat serta memiliki sistem pencernaan, peredaran darah, dan ekskresi yang sempurna.
3. Terdapat 3 kelas utama Annelida yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea.
Filum Nemathelminthes adalah filum yang mencakup kelas Nematoda, Acanthocephala, dan beberapa kelas lainnya. Nemathelminthes berasal dari kata Yunani yang berarti cacing benang. Cacing-cacing dalam filum ini memiliki tubuh berbentuk silinder dengan ukuran kecil. Banyak di antaranya hidup sebagai parasit pada manusia dan hewan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan tentang Insecta (serangga) yang meliputi ciri-ciri umum, sistem tubuh, dan jenis-jenis metamorfosis. Insecta memiliki tubuh terbagi menjadi tiga bagian (kepala, dada, perut) dan enam kaki. Terdapat tiga jenis metamorfosis yaitu ametabola, hemimetabola, dan holometabola.
Platyhelminthes adalah filum cacing pipih yang ukurannya bervariasi dari mikroskopis hingga lebih dari 2 meter. Kebanyakan hidup bebas di air atau sebagai parasit endo/ekto pada hewan dan manusia. Tubuhnya pipih tanpa rongga tubuh dan sistem organ yang sederhana. Beberapa spesies dapat merugikan manusia dengan menyebabkan penyakit seperti skistomiasis. Pencegahan melalui memutuskan
Dokumen tersebut merangkum materi sistem reproduksi manusia, termasuk alat reproduksi pria dan wanita, proses pembentukan sel kelamin, dan siklus menstruasi.
The document discusses various stages of human reproductive development from childhood to adulthood for both males and females. It describes the physical changes that occur during puberty and adolescence, including the development of secondary sex characteristics. It also provides information on the reproductive systems and processes of both sexes such as spermatogenesis, fertilization, pregnancy, and the analysis of semen quality.
Bab 10 sistem reproduksi tumbuhan dan hewanAhmad Ali
Sistem reproduksi tumbuhan dan hewan meliputi reproduksi seksual dan aseksual. Reproduksi aseksual tumbuhan meliputi pembentukan spora, tunas, stolon, rizoma, umbi, dan cangkok. Reproduksi seksual tumbuhan melalui proses penyerbukan, pembuahan, dan pembentukan biji/buah. Hewan bereproduksi secara seksual dan aseksual melalui partenogenesis dan fragmentasi. Fertilisasi pada hewan dapat internal dan eksternal, dengan perkembangan
Dokumen tersebut membahas sistem respirasi berbagai hewan mulai dari Porifera, Coelenterata, cacing, serangga, ikan, katak, reptil, burung, hingga manusia. Pada setiap kelompok hewan dijelaskan alat dan mekanisme respirasi yang digunakan, mulai dari difusi langsung, sifonoglifa, integumen, trakea, insang, paru-paru, hingga paru-paru dan mekanisme pernapasan dada dan perut p
Bab 6 makanan dan sistem pencernaan makananAhmad Ali
Dokumen ini membahas tentang sistem pencernaan manusia dan hewan, termasuk fungsi makanan, proses pencernaan berbagai zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral, serta organ-organ pencernaan seperti mulut, lambung, usus, hati dan pankreas. Dokumen ini juga membahas gangguan pada sistem pencernaan manusia dan perbandingan sistem pencernaan berbagai jenis hewan.
Sistem reproduksi manusia terdiri dari organ reproduksi dalam dan luar. Organ dalam pria meliputi testis, epididimis, vas deferens, dan kelenjar asesoris yang memproduksi sperma. Organ luar pria adalah penis dan skrotum. Sedangkan organ dalam wanita terdiri dari oviduk, uterus, dan vagina. Organ luar wanita adalah vulva dan klitoris. Kedua sistem bekerja sama untuk proses fertilisasi dan kehamilan.
Sistem saraf manusia terdiri atas reseptor, sistem saraf, dan efektor yang bekerja bersama untuk merespon rangsangan. Sistem saraf terdiri dari neuron yang saling terhubung melalui sinaps, dan menghantarkan impuls saraf. Impuls saraf ini mengontrol gerakan tubuh melalui sistem saraf pusat dan tepi, serta dipengaruhi oleh hormon dari kelenjar endokrin.
BIOLOGI Skl keanekaragaman dan klasifikasiAhmad Ali
Dokumen tersebut membahas tentang keanekaragaman hayati dan klasifikasi makhluk hidup. Terdapat tiga tingkatan keanekaragaman yaitu gen, spesies, dan ekosistem. Dokumen juga menjelaskan penyebaran fauna di Indonesia serta upaya konservasi sumber daya alam. Prinsip-prinsip klasifikasi makhluk hidup meliputi sistem taksonomi dan penamaan binomial.
Bab VI membahas tentang jamur, termasuk bentuk dan struktur jamur uniseluler dan multiseluler, cara hidup jamur sebagai saprofit, parasit dan simbiosis mutual, reproduksi aseksual dan seksual pada berbagai jenis jamur seperti zygomycota, ascomycota dan basidiomycota, serta peran jamur dalam kehidupan seperti pembuatan kecap, kombucha, berbagai masakan, antibiotik dan tempe. Jamur juga dapat hidup simbiosis dengan mikro
Materi ini sangat penting sebagai kita pendidik di smk untuk apa untuk memberikan motifasi kepada kita sebagai pendidik di smk bahwa tujuan akhir kita tidak hanya transfer ilmu saja melainkan juga mengantar peserta didik menuju du di
Banyak orang menganggap mempelajari kitab Wahyu adalah sulit. Selain karena membicarakan simbol-simbol yang tidak biasa, kitab Wahyu juga memiliki tema-tema yang kompleks. Nah, bagaimana cara terbaik membedah kitab Wahyu?
Mari kita pelajari bersama lebih dahulu 3 pasal pertama dari kitab ini dalam kelas diskusi "Bedah Kitab Wahyu" (BKW) pada 19—26 Juni 2024 melalui grup WA.
Sebelum kelas dimulai, ikuti lebih dahulu pemaparan materinya via Zoom pada:
Rabu, 19 Juni 2024.
- Pagi: pkl. 10.30—12.00 WIB
- Malam: pkl. 19.00—20.30 WIB
Daftarkan diri Anda segera di https://bit.ly/form-mlc.
Kontak:
WA: 0821-3313-3315 (MLC)
E-Mail: kusuma@in-christ.net
3. Tiga kelompok hewan triploblastik
Aselomata Pseudoselomata
Selomata
Cacing pipih
Ektoderm
Mesoderm (otot)
Mesenkim
Endoderm (usus)
Cacing gilig
Pseudoselom
Organ internal
Ektoderm
Endoderm
(usus)
Mesoderm
(otot)
Cacing tanah
Ektoderm
Selom
Endoderm (usus)
Mesoderm
(peritoneum)
Organ internal
Mesoderm (otot)
4. Struktur tubuh Porifera
Air keluar
Oskulum
Air masuk
Flagelum Mikrofili Nukleus
Spikula
Amoebosit
Ostium (pori)
Matriks
(spongin)
Pinakosit
Spongosol
5. Sistem penyokong tubuh hewan
Cangkang luar
Endoskeleton
Eksoskeleton
Tubuh lintah
dibentuk oleh
cairan di dalam
tubuhnya
6. Sistem tubuh pada hewan
Saluran kelamin Testis
Otak sederhana dengan
dua ganglion
Ovarium
Usus bagian dari sistem
saluran pencernaan Otak kecil
Lambung
Eksoskeleton
Kelenjar pencernaan
Notokorda berada di
sepanjang tubuh
bagian ventral
Otak besar
Paru-paru
Ginjal
Jantung
Usus
Pembuluh
darah
7. Pergerakan pada hewan
Ubur-ubur Katak
Air masuk
Otot sirkuler
relaksasi
Otot sirkuler
kontraksi
Air dikeluarkan
dari tubuh
Air keluar
Otot-otot di kaki belakang
berkontraksi mendorong
tubuh katak ke depan
Kaki depan
menekuk saat
katak mendarat
10. Bentuk tubuh Coelenterata
Bentuk medusa Bentuk polip
Epitelium luar (epidermis)
Mesoglea
Gastrosol
Epitelium dalam (gastrodermis)
Tentakel
Mulut
Epitelium luar
Mesoglea
Gastrosol
Epitelium dalam
(gastrosol)
Mulut
11. Struktur tubuh Coelenterata
Interaksi sel-sel
pada jaring saraf
Diskus
Lapisan sel-sel
epidermis dengan
kemampuan
kontraksi
Gastrodermis
Epidermis
Mesoglea
Mulut
Tentakel
Tutup kapsul
berada
di
permukaan
sel
epidermis
Lapisan
duri
Silium
termodifi
kasi
Nematokis (kapsul berada
pada permukaan sel epidermis)
Lilitan
duri
di dalam
kapsul
12. Contoh siklus hidup Coelenterata
Siklus hidup Obelia
Polip untuk
makan
Tentakel
Mulut
Medusa dewasa
melepaskan telur
Ovum
Zigot
Larva planulaMedusa dewasa
melepaskan sperma
Koloni mudaKoloni dewasa
Rongga
gastrovaskuler
Polip bereproduksi
secara aseksual
Tunas
medusa
Sperma
15. Sistem pencernaan dan sistem saraf
Platyhelminthes
Sistem pencernaan Sistem saraf tangga tali
Usus yang
bercabang-cabang
Saraf
tangga
tali
16. Struktur tubuh Turbellaria
Bintik mata
Protonefridia
Saluran berujung pada
permukaan tubuh
Sel api
Nukleus
Silia
Cairan disaring melalui
lapisan membran
Faring
21. Struktur tubuh Nemathelminthes
Cincin saraf
Mulut
Faring
Usus
Pseudoselom
Ovarium
Kutikula
Lubang tempat
masuknya sperma
dan keluarnya sel telur
Anus
22. Contoh-contoh Nemathelminthes
Cacing Ascaris
jantan dan betina
Tiga bibir Ascaris
pada ujung anterior
Kait kitin pada cacing
Ancylostoma duodenale
Kaki yang terkena elefantiasis
yang disebabkan oleh
salah satu Nemathelminthes
23. 1. Cacing dewasa hidupdi dalam usus
halus dan bertelur
2. Telur dikeluarkan manusia melalui
feses. Tanaman yang ditempeli telur
cacing mungkin termakan manusia
dan masuk masuk ke mukosa usus
halus.
3-6. Telur cacing mengalami
perkembangan (18 hari) dan dibawa
oleh peredaran darah menuju paru-
paru. Cacing menetas dan
berkembang menjadi cacing dewasa
di dalam paru-paru (10-14 hari)
7. Cacing dewasa menembus dinding
alveoli dan menuju bronkus,
selanjutnya menuju kerongkongan.
Dari kerongkomgan, cacing dewasa
menuju usus halus. Cacing dapat
hidup di dalam usus halus 2-3 tahun.
Siklus hidup Ascaris (cacing perut)
24. Struktur tubuh Annelida
Struktur tubuh Annelida
Potongan melintang tubuh Annelida
Sistem pencernaan Annelida
Jantung
Ganglion
saraf
Otak
Reseptakel sperma
Testis dan
kantong sperma
Ovarium
Oviduk
Saluran sperma
Seta
Dinding
Segmen
Selom
Organ ekskresi
Otot longitudinal Pembuluh darah
Selom
Otot sirkuler
Usus
Seta
Nefrostom
Pembuluh darah
Ganglion saraf
Nefrotor
Nefridium
Organ ekskresi
Faring
Ruang selomik
Usus
Esofagus
Mulut
25. Struktur tubuh Polychaeta
Tampak dorsal Tampak ventral
Prostomium
PalpusAntena
Mata
Antena
Palpus
Tentakel
peristomium
Mulut
Seta
Peristomium
Parapodium
28. Struktur tubuh Gastropoda
Mantel Rongga mantel
Cangkang
Hati
Kelenjar pencernaan
KakiLambung
Mulut
Kepala
Mata
Tentakel
Sifon
Anus
Insang
Usus
29. Struktur tubuh Pelecypoda
Mulut Mantel
Otot untuk menutup cangkang
Air keluar
melalui sifon keluar
Air sifon masuk
melalui sifon masuk
CangkangInsangPalpusKaki
30. Struktur tubuh Cephalopoda
Cangkang bagian dalam
Mantel
Organ reproduksi
Jantung aksesori
Insang
Kantong tinta
Anus
Sifon
Tentakel
Tentakel pengisap
Rahang
Otak
Kelenjar pencernaan
Esofagus
Ginjal
Jantung
Lambung
32. Struktur tubuh Arthropoda Eksoskeleton Arthropoda
Antena
Kaput Toraks
Abdomen
Sayap depan
Sayap belakang
Spirakel
Kaki
Labium
Maksila
Mandibula
Mata
majemuk
Oseli
Hemosol
Jantung
Otot longitudinal
Otot dorsoventral
Otot untuk
alat gerak
Otot di
dalam
tungkai
Ganglion
saraf
ventral
Otot longitudinal
Eksoskeleton
(berkutikula)
34. Struktur tubuh Arachnoidea
Sefalotoraks
Jantung
Abdomen
Tubula Malpighi
Usus
Anus
Spineret dengan
lubang disebut spigot
Trakea
Kelenjar
penghasil
benang halus
Saluran
genetalis
Paru-paru
bukuAorta
anteriorUsus
buntu
Mulut
Kalisera
Pedipalpus
Mata Kelenjar racun Perut
pengisap
38. Struktur tubuh Insecta
Bagian-bagian caput Insecta
Kaput
Toraks Abdomen
Sayap
Tubula Malpighi
Anus
TestisPembuluh
darah
dorsal
Usus
Trakea
Otak
Antena
Eksoskeleton
Saraf pusat ventral
Antena
Labrum
Mata majemuk
Mandibula
Maksila
Labium
Palpus
41. Insecta
Apterygota
Insekta tanpa sayap; morfologi anak sama dengan
dewasa.
Tidak mengalami metamorfosis.
Kelompok serangga ini juga disebut Ametabola (insekta
yang tidak mengalami metamorfosis)
Pterygota
Exopterygota
Insekta bersayap eksternal. Kelompok ini mengalami
metamorfosis tidak sempurna. Kelompok insekta ini
disebut Hemimetabola (kelompokinsekta yang
mengalami metamorfosis tidak sempurna)
Endopterygota
Insekta bersaya internal. Kelompok ini mengalami
metamorfosis sempurna. Kelompok insekta ini
disebut juga Holometabola (kelompok insekta yang
mengalami metamorfosis semprna)
42. Struktur tubuh Echinodermata
Perut bagian atas
Madreporit
Osikula (penyokong
struktur tubuh)
Duri
Selom
Organ reproduksi
Kelenjar pencernaan
Kaki ambulakralOsikula
Anus
Kaki
tabung
Duri
Perut
bagian
bawah
43. Struktur tubuh bintang laut
Sistem ambulakral pada bintang laut
Madreporit
Saluran radial
Saluran cincin
Ampula
Testa
Pediselaria
Kaki ambulakral
Ampula