Presentasi Kelompok 7
Struktur
Tubuh
Ganglia : Pusat saraf
Bintik Mata : Berfungsi sebagai mata
Aurikula : Dalam beberapa spesies,
berfungsi sebagai telinga
Saraf : sistem penggerak tubuh
Rongga gastrovaskuler : sebagai saluran
pencernaan
Faring : Kelanjutan dari sistem pencernaan
Mulut : Tempat masuk dan keluarnya
makanan
Secara umum, platyhelminthes memiliki tubuh memanjang
pipih dorsoventral tanpa segmentasi atau ruas ruas.
Bagian tubuh dapat dibagi menjadi bagian anterior (bagian
kepala), posterior (ekor), dorsal (punggung),
ventral (daerah yang berlawanan dengan punggung), dan
lateral (samping tubuh).
Perbedaan antara bersegmen dan
tidak bersegmen
• Bersegmen • Tidak Bersegmen
Sedangkan pada cacing pita terlihat bersegmen karena sebenarnya
bagian dari Proglotidnya
Apa Itu Tripoblastik Aselomata?
Aselomata, yaitu hewan yang belum
mempunyai rongga tubuh, artinya tubuhnya
padat tanpa rongga antara usus dan tubuh
terluar. Pada hewan semacam ini mesoderm
membentuk struktur yang kompak sehingga
selom (rongga tubuh) tidak terbentuk.
Epidermis = Ektoderma
Lapisan Otot = Mesoderma
Mesenkim = Endoderm
Tubuh platyhelminthes bersimetri bilateral dan tersusun atas tiga lapisan,
yaitu
• Ektoderma
Dalam perkembangan selanjutnya, ektoderma akan membentuk epidermis
dan kutikula. Epidermis lunak dan bersilia serta berfungsi untuk membantu
alat bergerak. Seringkali epidermis tertutup kutikula dan sebagian lagi
• Mesoderma
Dalam perkembangan selanjutnya mesoderma akan membentuk alat
reproduksi, jaringan otot, dan jaringan ikat.
• Endoderma
Dalam perkembangan selanjutnya, endoderma akan membentuk
gastrodermis/gastrovaskuler sebagai saluran pencernaan makanan.
Sistem
Organ
• Sistem pencernaan pada hewan ini berupa rongga gastrovaskuler yang
terletak di tengah tubuh dan berperan sebagai usus. Akan tetapi ada
juga anggota Platyhelminthes yang tidak memiliki saluran pencernaan
• Sistem ekskresi Platyhelminthes bersifat sederhana dan tersusun dari
sel sel bersilia, yaitu sel api atau sel sel bulu getar (selenosit)
• Sistem saraf terdiri dari dua ganglia otak yang dilengkapi dengan saraf
saraf tepi sehingga membentuk sistem saraf tangga tali
• Sistem reproduksi pada umumnya bersifat hermafrodit. Reproduksi
terjadi secara generatif dan vegetatif.
Reproduksi secara generatif terjadi secara silang dan berlangsung
fertilisasi internal
Reproduksi secara vegetatif dengan cara regenerasi, yaitu individu baru
berasal dari bagian tubuh induknya.
)
Planaria
Salah satu contoh Tubellaria adalah
Planaria sp. Cacing ini bersifat
karnivor dan dapat ditemukan di
perairan, genangan air, kolam, atau
sungai. Biasanya cacing ini
menempel dibatuan atau di daun
yang tergenang air. Beberapa
Turbellaria melakukan gerakan
berombak untuk berenang di air.
Planaria seperti kebanyakan
Turbellaria lainnya, hidup bebas dan
bukan parasit
Planaria ukuran tubuhnya kira-kira 0,5 – 1,0 cm ,
Selain itu contoh kelas Turbellaria lainnya adalah
Bipalium yang mempunyai panjang tubuh sampai 60
cm yang hanya keluar di malam hari dan cacing pipih
laut.
Planaria memakan protista
dan hewan-hewan kecil
lainnya. Planaria memakan
mangsanya menggunakan
faring. Faring memecah
makanan dan
mendorongnya masuk ke
lambung.
Alat ekskresi berupa sel api
a) Susunan saluran eksresi pada Planaria; b) Sel api
Sistem ekresi pada planaria terdiri atas dua saluran
eksresi yang memanjang bermuara ke pori-pori
yang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal
(punggung). Kedua saluran eksresi tersebut
bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api
(flame cell). Perhatikan gambar sistem eksresi dan
sel api Planaria di bawah ini.
Sistem Ekskresi
Hewan ini mengekresikan sisa sisa metabolisme berupa nitrogen melalui
permukaan tubuhnya. Sistem osmoregulasi berupa protonefridium yang
terdiri dari sel sel api yang tersebar di tepi tubuh.
Paltyhelminthes mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai
protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung
membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang
dilengkapi dengan silia.
Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan
api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela
juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang
saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh
ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air
dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.
Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa
nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut.
Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.
Sistem reproduksi Planaria (seksual)
Planaria bersifat hermaprodit, sehingga tidak
melakukan pembuahan sendiri sehingga tetap
membutuhkan planaria lainnya. Setiap planaria
tersebut memiliki kemampuan untuk
beregenerasi. Adapun reproduksi seksualnya
terjadi fertilisasi secara silang antara planaria
satu dan planaria yang lain.
• Pada reproduksi seksual, dua Planaria melekatkan
diri pada bagian ventral sehingga lubang kelamin
(porus genitalis) berhadapan dan bersinggungan,
kemudian terjadilah fertilisasi internal. Hal ini dapat
terjadi jika sel kelamin sudah masak. Planaria bersifat
hermafrodit. Akan tetapi, sperma tidak dapat
membuahi sel telur dari tubuhnya sendiri, karena
masa pemasakan sperma dan sel telur berbeda.
Sistem reproduksi aseksual
• Hewan ini dikenal mempunyai regenerasi yang sangat tinggi,
Kemampuan untuk melengkapi bagian tubuh yang hilang atau rusak
disebut regenerasi. Reproduksi secara aseksual dengan regenerasi
pada gambar A, yaitu diawali dengan badan yang bertambah
panjang dan bagian tubuh dekat faring sedikit demi sedikit
menyempit dan akhirnya terputus. Bagian yang terputus akan
melengkapi diri. Masing-masing akan menjadi tubuh yang baru dan
lengkap.
• Pada gambar B, Planaria membelah dirinya menjadi 2 tepat
ditengah tubuh sehingga terbelah menjadi 2 bagian sama besar,
masing masing bagian akan tumbuh menjadi individu masing
masing.
• Pada gambar C, Planaria membelah dirinya menjadi 3, yaitu
anterior, posterior, dan bagian tengah tubuh, sama dengan gambar
lainnya, bagian yang terputus akan tumbuh melengkapi diri menjadi
individu baru.
Trematoda (cacing isap)
• Trematoda disebut sebagai cacing isap karena
cacing ini memiliki alat pengisap.Alat pengisap
terdapat pada mulut di bagian anterior.Alat hisap
(Sucker) ini untuk menempel pada tubuh
inangnya makanya disebut pula cacing hisap.
Pada saat menempel cacing ini mengisap
makanan berupa jaringan atau cairan tubuh
inangnya.
Dengan demikian maka Trematoda merupakan
hewan parasit karena merugikan dengan hidup di
tubuh organisme hidup
dan mendapatkan makanan tersedia di tubuh
inangnya.
Struktur tubuh
• a) permukaan tubuhnya tidak bersilia, tetapi diliputi kutikula.
• b) cacing ini memiliki alat isap satu atau lebih yang terdapat di
sekitar mulut atau di bagian ventral tubuhnya. Alat isap ini
dilengkapi dengan gigi kitin.
• c) saluran pencernaanya bercabang dua, sedangkan sistem
ekskresi dan sistem sarafnya serupa dengan Turbellaria.
• d) sistem reproduksi ada yang hermafrodit . Umumnya memiliki
siklus hidup yang rumit dengan pergantian fase seksual dan
aseksual, misalnya pada Schistosomatidae.
Contoh trematoda yang terkenal adalah fasciola hepatica
(cacing hati), biasanya terdapat di dalam kantong empedu hati
ternak dan menyerap makanan (nutrien) dari inangnya
schistosomatidae
Fasciola hepatica
Anatomi Fasciola hepatica
Fasciola hepatica
• Cacing hati ini memiliki daur hidup yang kompleks
karena melibatkan
sedikitnya dua jenis inang,
yaitu inang utama dan inang sebagai perantara.
Inang utama : ternak / manusia /Ikan , Inang
sementara : siput air (Lymnea )
Daur hidup Cacing hati terdiri dari
1. Fase seksual : di inang utama (saat cacing hati
dewasa)
2. Fase aseksual : di inang perantara ( tubuh siput)
dengan membelah diri terjadi saat larva.
Fasciola hepatica memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
• Panjang tubuhnya antara 2-5 cm dengan lebar sekitar 1 cm.
Bentuknya sepert daun.
• Saluran pencernaannya terdiri atas mulut di bagian ujung
anterior yang dilengkapi dengan alat isap bergigi kitin untuk
melekatkan diri
• Bersifat hermaprodit.
• Sistem reproduksinya ovivar.
• Mempunyai tonjolan konus (cephalis cone) pada bagian
anteriornya.
• Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut.
• Uterus pendek berkelok-kelok.
• Testis bercabang banyak, letaknya di pertengahan
badan berjumlah 2 buah
•Redia akan menuju jaringan tubuh siput dan
berkembang menjadi larva berikutnya yang
disebut serkaria yang mempunyai ekor.
Dengan ekornya serkaria dapat menembus
jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air.
•Di luar tubuh siput, larva dapat menempel pada
rumput untuk beberapa lama. Serkaria melepaskan ekornya dan
menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri berupa
kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau
tumbuhan air sekitarnya.
•Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista
dapat menembus dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam
hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa bulan.
Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.
siklus hidup clonorchis sinensis
zygot-larva mirasidium-sporosit-redia-sercaria-metacercaria-
cacing dewasa
1. Telur dilepaskan bersamaan dengan kotoran dari penderita.
2. Telur akan berkembang menjadi larva mirasidium dan masuk
ke inang perantara1,biasanya adalah siput.
3. Di tubuh siput, larva mirasidium akan bermetamorfosis
menjadi sporosit.
4. Sporosit ini banyak mengandung kantung embrio, yang akan
tumbuh menjadi redia.
5. Redia akan tumbuh dan mengandung embrio yang akan
berkembang menjadi sercaria.
6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah inang ke inang
perantara 2, yaitu ikan.
7. Pada tubuh ikan, metaserkaria akan membentuk kista.
8. Ikan yang terinfeksi di makan oleh manusia, maka kista akan
berkembang menjadi cacing hati dewasa.
• Cacing dewasa hidup dalam usus Vertebrata dan larvanya hidup di jaringan vertebrata dan invetebrata .
• Semua anggota Cacing kelompok Cestoda memiliki struktur pipih dan tertutup oleh kutikula ( zat lilin) dan tak bersilia.
• Cestoda disebut sebagai Cacing pita karena anggotanya berupa cacing yang bentuknya pipih panjang seperti pita.
• Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa alat pencernaan.
• Pembentukan segmen (segmentasi) pada cacing pita disebut Strobilasi.
• Tubuhnya Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 - 3m dan terdiri dari bagian kepala (skoleks) dan
tubuh (strobila).
 ContohCestodayaitu:
a) Taenia saginata (dalam usus manusia)
b) Taenia solium (dalam usus manusia)
c) Choanotaenia infudibulum (dalam usus ayam)
d) Echinococcus granulosus (dalam usus anjing)
e) Dipylidium latum (menyerang manusia melalui inang protozoa)
Struktur
Tubuh
Kepala (skoleks) dilengkapi dengan lebih dari
dua alat pengisap. Sedangkan setiap segmen
yang menyusun strobila mengandung alat
perkembangbiakan. Makin ke posterior
segmen makin melebar dan setiap segmen
(proglotid) merupakan satu individu dan
bersifat hermafrodit.
CESTODA (Cacing Pita) terlihat secara
morfologi : Tubuhnya terdiri dari rangkaian
segmen-segmen yang masing-masing disebut
Proglottid. Kepala disebut Skoleks dan memiliki
alat isap (Sucker) yang memiliki kait (Rostelum)
terbuat dari kitin.
Rostellum =
Hooks =
Sucker =
Progolotid =
Lanjutan...
• Taenia saginata dewasa hidup sebagai parasit
dalam usus manusia.
• Cacing ini masuk kedalam tubuh manusia
melalui perantara sapi (sebagai hospes
intermediet).
• Skoleks taenia saginata terdapatrostrum tetapi
tidak mempunyai Rostelum (kait).
• Jenis cacing ini kurang berbahaya bagi
manusia dibandingkan taenia solium.
• Skoleks pada jenis Cestoda tertentu (Taenia solium ) selain memiliki alat
pengisap, juga memiliki kait (rostelum)
• Rostellum berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya.
• Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid.
• Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ
kelamin betina (ovarium).
• Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.dan mempunyai rumah
tangga sendiri ( metameri)
• Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid)
merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit.
• Proglotid yang dibuahi ( yang matang ) terdapat di bagian posterior /
paling bawah tubuh cacing.
• Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang
utama bersama dengan tinja.
• Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa
alat pencernaan.
Daur hidup Taenia saginata
Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni yang
mengandung sel telur yang telah dibuahi (embrio). Telur yang berisi embrio
ini keluar bersama feses. Bila telur ini termakan sapi, dan sampai pada usus
akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster. Larva onkoster
menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa,
kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut
Cysticercus bovis (larva cacing). Kista akan membesar dan membentuk
gelembung yang disebut Cysticercus (sistiserkus). Manusia akan tertular
cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau setengah matang.
Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan
skoleks menempel pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh
membentuk proglotid yang dapat menghasilkan telur. Bila proglotid masak
akan keluar bersama feses, kemudian termakan oleh sapi. Selanjutnya telur
yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan menetas menjadi larva
onkoster. Setelah itu larva akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus
hidup seperti di atas.
b. Taenia solium
• Taenia solium Cacing pita manusia Menyebabkan Taeniasis solium. Pada
skoleknya terdapat kait-kait sebagai alat pengisap yang matang menjadi
alat reproduksinya. Memiliki hospes perantara Babi.
Taenia solium
• Taenia solium dewasa hidup parasit pada saluran
pencernaan manusia (usus).
• Inang perantaranya (hospes intermediet) adalah babi.
• Tubuhnya berbentuk pipih, ukuran panjang tubuhnya
dapat mencapai 3m.
• struktur tubuh cacing ini terdiri atas kepala (skoles) dan
rangkaian segmen yang masing-masing disebut
proglotid.
• Pada bagian kepala terdapat 4 alat isap (Rostrum) dan
alat kait (Rostellum) yang dapat melukai dinding usus.
• Disebelah belakang skoleks terdapat leher/daerah
perpanjangan (strobilus).
Lanjutan....
• Skoleks pada Cestoda jenis Taenia solium selain memiliki alat pengisap,
juga memiliki kait yang disebut rostelum
• Rostellum berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya.
• Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid.
• Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ
kelamin betina (ovarium).
• Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.dan mempunyai rumah
tangga sendiri (metameri)
• Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid)
merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit.
• Proglotid yang dibuahi (yang matang) terdapat di bagian posterior / paling
bawah tubuh cacing.
• Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang
utama bersama dengan tinja.
• Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa
alat pencernaan.
Perbandingan Morfologi cacing pita
Ciri Ciri Turbellaria Trematoda Cestoda
Contoh Planaria Fasciola hepatica Taenia solium
Habitat Larva
Dewasa
Bebas di air tawar
Bebas di air tawar
Dalam siput genus
Lymnea
Kantong empedu biri
biri dan manusia
Pada udang dan
mamalia
Mamalia
Bentuk Tubuh Pipih, pendek Pipih, pendek Pipih, pendek
Simetri tubuh Bilateral Bilateral Bilateral
Permukaan tubuh
Tertutup epidermis
dan silia
Tidak ada epidermis
dan silia
Tertutup kutikula,
tidak ada epidermis
dan silia
Alat isap Tidak ada
Ada dua (di mulut
dan kepala)
Ada empat skoleks
Segmentasi Tidak ada Tidak ada Ada*
Sistem pencernaan
Mulut, probosis,
usus bercabang tiga
Mulut,
kerongkongan
pendek, usus
bercabang dua
Tidak ada
Sistem ekskresi Sel api Sel api Sel api
Respirasi osmosis osmosis osmosis

Platyhelminthes / Cacing Pipih

  • 1.
  • 4.
    Struktur Tubuh Ganglia : Pusatsaraf Bintik Mata : Berfungsi sebagai mata Aurikula : Dalam beberapa spesies, berfungsi sebagai telinga Saraf : sistem penggerak tubuh Rongga gastrovaskuler : sebagai saluran pencernaan Faring : Kelanjutan dari sistem pencernaan Mulut : Tempat masuk dan keluarnya makanan Secara umum, platyhelminthes memiliki tubuh memanjang pipih dorsoventral tanpa segmentasi atau ruas ruas. Bagian tubuh dapat dibagi menjadi bagian anterior (bagian kepala), posterior (ekor), dorsal (punggung), ventral (daerah yang berlawanan dengan punggung), dan lateral (samping tubuh).
  • 5.
    Perbedaan antara bersegmendan tidak bersegmen • Bersegmen • Tidak Bersegmen Sedangkan pada cacing pita terlihat bersegmen karena sebenarnya bagian dari Proglotidnya
  • 6.
    Apa Itu TripoblastikAselomata? Aselomata, yaitu hewan yang belum mempunyai rongga tubuh, artinya tubuhnya padat tanpa rongga antara usus dan tubuh terluar. Pada hewan semacam ini mesoderm membentuk struktur yang kompak sehingga selom (rongga tubuh) tidak terbentuk. Epidermis = Ektoderma Lapisan Otot = Mesoderma Mesenkim = Endoderm
  • 7.
    Tubuh platyhelminthes bersimetribilateral dan tersusun atas tiga lapisan, yaitu • Ektoderma Dalam perkembangan selanjutnya, ektoderma akan membentuk epidermis dan kutikula. Epidermis lunak dan bersilia serta berfungsi untuk membantu alat bergerak. Seringkali epidermis tertutup kutikula dan sebagian lagi • Mesoderma Dalam perkembangan selanjutnya mesoderma akan membentuk alat reproduksi, jaringan otot, dan jaringan ikat. • Endoderma Dalam perkembangan selanjutnya, endoderma akan membentuk gastrodermis/gastrovaskuler sebagai saluran pencernaan makanan.
  • 8.
    Sistem Organ • Sistem pencernaanpada hewan ini berupa rongga gastrovaskuler yang terletak di tengah tubuh dan berperan sebagai usus. Akan tetapi ada juga anggota Platyhelminthes yang tidak memiliki saluran pencernaan • Sistem ekskresi Platyhelminthes bersifat sederhana dan tersusun dari sel sel bersilia, yaitu sel api atau sel sel bulu getar (selenosit) • Sistem saraf terdiri dari dua ganglia otak yang dilengkapi dengan saraf saraf tepi sehingga membentuk sistem saraf tangga tali • Sistem reproduksi pada umumnya bersifat hermafrodit. Reproduksi terjadi secara generatif dan vegetatif. Reproduksi secara generatif terjadi secara silang dan berlangsung fertilisasi internal Reproduksi secara vegetatif dengan cara regenerasi, yaitu individu baru berasal dari bagian tubuh induknya.
  • 10.
  • 12.
    Planaria Salah satu contohTubellaria adalah Planaria sp. Cacing ini bersifat karnivor dan dapat ditemukan di perairan, genangan air, kolam, atau sungai. Biasanya cacing ini menempel dibatuan atau di daun yang tergenang air. Beberapa Turbellaria melakukan gerakan berombak untuk berenang di air. Planaria seperti kebanyakan Turbellaria lainnya, hidup bebas dan bukan parasit Planaria ukuran tubuhnya kira-kira 0,5 – 1,0 cm , Selain itu contoh kelas Turbellaria lainnya adalah Bipalium yang mempunyai panjang tubuh sampai 60 cm yang hanya keluar di malam hari dan cacing pipih laut.
  • 13.
    Planaria memakan protista danhewan-hewan kecil lainnya. Planaria memakan mangsanya menggunakan faring. Faring memecah makanan dan mendorongnya masuk ke lambung.
  • 14.
    Alat ekskresi berupasel api a) Susunan saluran eksresi pada Planaria; b) Sel api Sistem ekresi pada planaria terdiri atas dua saluran eksresi yang memanjang bermuara ke pori-pori yang letaknya berderet-deret pada bagian dorsal (punggung). Kedua saluran eksresi tersebut bercabang-cabang dan berakhir pada sel-sel api (flame cell). Perhatikan gambar sistem eksresi dan sel api Planaria di bawah ini.
  • 15.
    Sistem Ekskresi Hewan inimengekresikan sisa sisa metabolisme berupa nitrogen melalui permukaan tubuhnya. Sistem osmoregulasi berupa protonefridium yang terdiri dari sel sel api yang tersebar di tepi tubuh. Paltyhelminthes mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium. Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia. Tiap sel api mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur arus dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini. Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa berdifusi secara langsung dari sel ke air.
  • 16.
    Sistem reproduksi Planaria(seksual) Planaria bersifat hermaprodit, sehingga tidak melakukan pembuahan sendiri sehingga tetap membutuhkan planaria lainnya. Setiap planaria tersebut memiliki kemampuan untuk beregenerasi. Adapun reproduksi seksualnya terjadi fertilisasi secara silang antara planaria satu dan planaria yang lain.
  • 17.
    • Pada reproduksiseksual, dua Planaria melekatkan diri pada bagian ventral sehingga lubang kelamin (porus genitalis) berhadapan dan bersinggungan, kemudian terjadilah fertilisasi internal. Hal ini dapat terjadi jika sel kelamin sudah masak. Planaria bersifat hermafrodit. Akan tetapi, sperma tidak dapat membuahi sel telur dari tubuhnya sendiri, karena masa pemasakan sperma dan sel telur berbeda.
  • 19.
    Sistem reproduksi aseksual •Hewan ini dikenal mempunyai regenerasi yang sangat tinggi, Kemampuan untuk melengkapi bagian tubuh yang hilang atau rusak disebut regenerasi. Reproduksi secara aseksual dengan regenerasi pada gambar A, yaitu diawali dengan badan yang bertambah panjang dan bagian tubuh dekat faring sedikit demi sedikit menyempit dan akhirnya terputus. Bagian yang terputus akan melengkapi diri. Masing-masing akan menjadi tubuh yang baru dan lengkap. • Pada gambar B, Planaria membelah dirinya menjadi 2 tepat ditengah tubuh sehingga terbelah menjadi 2 bagian sama besar, masing masing bagian akan tumbuh menjadi individu masing masing. • Pada gambar C, Planaria membelah dirinya menjadi 3, yaitu anterior, posterior, dan bagian tengah tubuh, sama dengan gambar lainnya, bagian yang terputus akan tumbuh melengkapi diri menjadi individu baru.
  • 23.
    Trematoda (cacing isap) •Trematoda disebut sebagai cacing isap karena cacing ini memiliki alat pengisap.Alat pengisap terdapat pada mulut di bagian anterior.Alat hisap (Sucker) ini untuk menempel pada tubuh inangnya makanya disebut pula cacing hisap. Pada saat menempel cacing ini mengisap makanan berupa jaringan atau cairan tubuh inangnya. Dengan demikian maka Trematoda merupakan hewan parasit karena merugikan dengan hidup di tubuh organisme hidup dan mendapatkan makanan tersedia di tubuh inangnya.
  • 24.
    Struktur tubuh • a)permukaan tubuhnya tidak bersilia, tetapi diliputi kutikula. • b) cacing ini memiliki alat isap satu atau lebih yang terdapat di sekitar mulut atau di bagian ventral tubuhnya. Alat isap ini dilengkapi dengan gigi kitin. • c) saluran pencernaanya bercabang dua, sedangkan sistem ekskresi dan sistem sarafnya serupa dengan Turbellaria. • d) sistem reproduksi ada yang hermafrodit . Umumnya memiliki siklus hidup yang rumit dengan pergantian fase seksual dan aseksual, misalnya pada Schistosomatidae. Contoh trematoda yang terkenal adalah fasciola hepatica (cacing hati), biasanya terdapat di dalam kantong empedu hati ternak dan menyerap makanan (nutrien) dari inangnya
  • 25.
  • 26.
    Fasciola hepatica • Cacinghati ini memiliki daur hidup yang kompleks karena melibatkan sedikitnya dua jenis inang, yaitu inang utama dan inang sebagai perantara. Inang utama : ternak / manusia /Ikan , Inang sementara : siput air (Lymnea ) Daur hidup Cacing hati terdiri dari 1. Fase seksual : di inang utama (saat cacing hati dewasa) 2. Fase aseksual : di inang perantara ( tubuh siput) dengan membelah diri terjadi saat larva.
  • 27.
    Fasciola hepatica memilikiciri-ciri sebagai berikut : • Panjang tubuhnya antara 2-5 cm dengan lebar sekitar 1 cm. Bentuknya sepert daun. • Saluran pencernaannya terdiri atas mulut di bagian ujung anterior yang dilengkapi dengan alat isap bergigi kitin untuk melekatkan diri • Bersifat hermaprodit. • Sistem reproduksinya ovivar. • Mempunyai tonjolan konus (cephalis cone) pada bagian anteriornya. • Memiliki batil isap mulut dan batil isap perut. • Uterus pendek berkelok-kelok. • Testis bercabang banyak, letaknya di pertengahan badan berjumlah 2 buah
  • 30.
    •Redia akan menujujaringan tubuh siput dan berkembang menjadi larva berikutnya yang disebut serkaria yang mempunyai ekor. Dengan ekornya serkaria dapat menembus jaringan tubuh siput dan keluar berenang dalam air. •Di luar tubuh siput, larva dapat menempel pada rumput untuk beberapa lama. Serkaria melepaskan ekornya dan menjadi metaserkaria. Metaserkaria membungkus diri berupa kista yang dapat bertahan lama menempel pada rumput atau tumbuhan air sekitarnya. •Apabila rumput tersebut termakan oleh domba, maka kista dapat menembus dinding ususnya, kemudian masuk ke dalam hati, saluran empedu dan dewasa di sana untuk beberapa bulan. Cacing dewasa bertelur kembali dan siklus ini terulang lagi.
  • 31.
  • 32.
    zygot-larva mirasidium-sporosit-redia-sercaria-metacercaria- cacing dewasa 1.Telur dilepaskan bersamaan dengan kotoran dari penderita. 2. Telur akan berkembang menjadi larva mirasidium dan masuk ke inang perantara1,biasanya adalah siput. 3. Di tubuh siput, larva mirasidium akan bermetamorfosis menjadi sporosit. 4. Sporosit ini banyak mengandung kantung embrio, yang akan tumbuh menjadi redia. 5. Redia akan tumbuh dan mengandung embrio yang akan berkembang menjadi sercaria. 6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah inang ke inang perantara 2, yaitu ikan. 7. Pada tubuh ikan, metaserkaria akan membentuk kista. 8. Ikan yang terinfeksi di makan oleh manusia, maka kista akan berkembang menjadi cacing hati dewasa.
  • 34.
    • Cacing dewasahidup dalam usus Vertebrata dan larvanya hidup di jaringan vertebrata dan invetebrata . • Semua anggota Cacing kelompok Cestoda memiliki struktur pipih dan tertutup oleh kutikula ( zat lilin) dan tak bersilia. • Cestoda disebut sebagai Cacing pita karena anggotanya berupa cacing yang bentuknya pipih panjang seperti pita. • Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa alat pencernaan. • Pembentukan segmen (segmentasi) pada cacing pita disebut Strobilasi. • Tubuhnya Cacing pita (Cestoda) memiliki tubuh bentuk pipih, panjang antara 2 - 3m dan terdiri dari bagian kepala (skoleks) dan tubuh (strobila).  ContohCestodayaitu: a) Taenia saginata (dalam usus manusia) b) Taenia solium (dalam usus manusia) c) Choanotaenia infudibulum (dalam usus ayam) d) Echinococcus granulosus (dalam usus anjing) e) Dipylidium latum (menyerang manusia melalui inang protozoa)
  • 35.
    Struktur Tubuh Kepala (skoleks) dilengkapidengan lebih dari dua alat pengisap. Sedangkan setiap segmen yang menyusun strobila mengandung alat perkembangbiakan. Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid) merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit. CESTODA (Cacing Pita) terlihat secara morfologi : Tubuhnya terdiri dari rangkaian segmen-segmen yang masing-masing disebut Proglottid. Kepala disebut Skoleks dan memiliki alat isap (Sucker) yang memiliki kait (Rostelum) terbuat dari kitin. Rostellum = Hooks = Sucker = Progolotid =
  • 37.
    Lanjutan... • Taenia saginatadewasa hidup sebagai parasit dalam usus manusia. • Cacing ini masuk kedalam tubuh manusia melalui perantara sapi (sebagai hospes intermediet). • Skoleks taenia saginata terdapatrostrum tetapi tidak mempunyai Rostelum (kait). • Jenis cacing ini kurang berbahaya bagi manusia dibandingkan taenia solium.
  • 38.
    • Skoleks padajenis Cestoda tertentu (Taenia solium ) selain memiliki alat pengisap, juga memiliki kait (rostelum) • Rostellum berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya. • Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid. • Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium). • Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.dan mempunyai rumah tangga sendiri ( metameri) • Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid) merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit. • Proglotid yang dibuahi ( yang matang ) terdapat di bagian posterior / paling bawah tubuh cacing. • Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang utama bersama dengan tinja. • Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa alat pencernaan.
  • 40.
    Daur hidup Taeniasaginata Dalam usus manusia terdapat proglotid yang sudah masak yakni yang mengandung sel telur yang telah dibuahi (embrio). Telur yang berisi embrio ini keluar bersama feses. Bila telur ini termakan sapi, dan sampai pada usus akan tumbuh dan berkembang menjadi larva onkoster. Larva onkoster menembus usus dan masuk ke dalam pembuluh darah atau pembuluh limpa, kemudian sampai ke otot lurik dan membentuk kista yang disebut Cysticercus bovis (larva cacing). Kista akan membesar dan membentuk gelembung yang disebut Cysticercus (sistiserkus). Manusia akan tertular cacing ini apabila memakan daging sapi mentah atau setengah matang. Dinding Cysticercus akan dicerna di lambung sedangkan larva dengan skoleks menempel pada usus manusia. Kemudian larva akan tumbuh membentuk proglotid yang dapat menghasilkan telur. Bila proglotid masak akan keluar bersama feses, kemudian termakan oleh sapi. Selanjutnya telur yang berisi embrio tadi dalam usus sapi akan menetas menjadi larva onkoster. Setelah itu larva akan tumbuh dan berkembang mengikuti siklus hidup seperti di atas.
  • 41.
    b. Taenia solium •Taenia solium Cacing pita manusia Menyebabkan Taeniasis solium. Pada skoleknya terdapat kait-kait sebagai alat pengisap yang matang menjadi alat reproduksinya. Memiliki hospes perantara Babi.
  • 42.
    Taenia solium • Taeniasolium dewasa hidup parasit pada saluran pencernaan manusia (usus). • Inang perantaranya (hospes intermediet) adalah babi. • Tubuhnya berbentuk pipih, ukuran panjang tubuhnya dapat mencapai 3m. • struktur tubuh cacing ini terdiri atas kepala (skoles) dan rangkaian segmen yang masing-masing disebut proglotid. • Pada bagian kepala terdapat 4 alat isap (Rostrum) dan alat kait (Rostellum) yang dapat melukai dinding usus. • Disebelah belakang skoleks terdapat leher/daerah perpanjangan (strobilus).
  • 43.
    Lanjutan.... • Skoleks padaCestoda jenis Taenia solium selain memiliki alat pengisap, juga memiliki kait yang disebut rostelum • Rostellum berfungsi untuk melekat pada organ tubuh inangnya. • Dibelakang skoleks pada bagian leher terbentuk proglotid. • Setiap proglotid mengandung organ kelamin jantan (testis) dan organ kelamin betina (ovarium). • Tiap proglotid dapat terjadi fertilisasi sendiri.dan mempunyai rumah tangga sendiri (metameri) • Makin ke posterior segmen makin melebar dan setiap segmen (proglotid) merupakan satu individu dan bersifat hermafrodit. • Proglotid yang dibuahi (yang matang) terdapat di bagian posterior / paling bawah tubuh cacing. • Proglotid dapat melepaskan diri (strobilasi) dan keluar dari tubuh inang utama bersama dengan tinja. • Cacing ini biasanya hidup sebagai parasit dalam usus vertebrata dan tanpa alat pencernaan.
  • 44.
  • 46.
    Ciri Ciri TurbellariaTrematoda Cestoda Contoh Planaria Fasciola hepatica Taenia solium Habitat Larva Dewasa Bebas di air tawar Bebas di air tawar Dalam siput genus Lymnea Kantong empedu biri biri dan manusia Pada udang dan mamalia Mamalia Bentuk Tubuh Pipih, pendek Pipih, pendek Pipih, pendek Simetri tubuh Bilateral Bilateral Bilateral Permukaan tubuh Tertutup epidermis dan silia Tidak ada epidermis dan silia Tertutup kutikula, tidak ada epidermis dan silia Alat isap Tidak ada Ada dua (di mulut dan kepala) Ada empat skoleks Segmentasi Tidak ada Tidak ada Ada*
  • 47.
    Sistem pencernaan Mulut, probosis, ususbercabang tiga Mulut, kerongkongan pendek, usus bercabang dua Tidak ada Sistem ekskresi Sel api Sel api Sel api Respirasi osmosis osmosis osmosis