1. “TAHAPAN KEHIDUPAN MANUSIA”
Makalah
Disusun guna memenuhi tugas :
Mata Kuliah : Tafsir Tarbawi II
Dosen Pengampu : M. Rodli, MSI
Disusun Oleh:
Tiyas Prasetio 2021214403
Muhammad Ridwan 2021214404
Devisiana Larasati 2021214405
TARBIYAH PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PEKALONGAN
2016
2. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asbabun nuzul, munasabah, tafsir serta nilai-nilai pendidikan
yang terkandung pada Surat Ar-Rum ayat 54?
2. Bagaimana asbabun nuzul, munasabah, tafsir serta nilai-nilai pendidikan
yang terkandung pada Surat At-Tiin ayat 4-6?
3. Bagaimana asbabun nuzul, munasabah, tafsir serta nilai-nilai pendidikan
yang terkandung pada Surat Al-Mukmin ayat 67?
C. Metode Pemecahan masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur atau
metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku
atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas.
Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan
masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah,
melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan
sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber dan
penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
D. Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang
terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan
masalah dan sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah pembahasan; Bab III
bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
3. BAB II
PEMBAHASAN
A. Surat Ar-Rum ayat 54
1. Ayat
اًفْعَض ٍةهوُق ِدفْعَب فنِم َلَْعَج همُث اةهوُق ٍففْعَض ِدفْعَب فنِم َلَْعَج همُث ٍففْعَض فنِم فمُكَقَلَخ يِذهال ُ هاَّلل
ُيرِدَقفل ُميِلَْعفال َوُه َو ُء َشَي َم ُقُلفخَي اةَبفيَش َو
Artinya: “Allah Dialah yang menciptakan kalian dari keadaan
lemah kemudian Dia menjadikan kalian sesudah keadaan lemah
menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kalian sesudah kuat itu
lemah kembali dan beruban,dan Dialah yang Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa.”
Ayat di atas menguraikan tentang tahapan hidup manusia secara
umum, bukan yang dialami oleh setiap orang, karena di antara manusia
ada yag meninggal dunia pada tahap awal hidupnya, ada juga saat puncak
kekuatanya. Namun jika tahap puncak dilampuinya, maka pasti dia akan
mengalami tahap kelemahan lagi. Apapun yang diaalami manusia, semua
kembali kepada Allah swt.1
2. Mufradat
Menciptakan kamu : مُكَقَلَخ
Keadaan lemah : ٍففْعَض
Kuat : اةهوُق
Dan beruban : اةَبفيَش َو
Yang dikehendaki-Nya : ء َشَي
3. Tafsir
1 Shihab,quraish. Tarsir Al Misbah,(jakarta:lentera hati 2002)hlm97
4. ٍففْعَض فنِم فمُكَقَلَخ يِذهال ُ هاَّلل (Allah, Dialah yang menciptakan kalian
dari keadaan lemah) yaitu dari air mani yang hina lagi lemah itu - َلَْعَج همُث
ففْعَض ِدفْعَب فنِم(kemudian Dia menjadikan kalian sesudah keadaan lemah)
yang lain yaitu masa kanak-kanak - اةهوُق(menjadi kuat) yaitu masa muda
yang penuh semangat dan kekuatan.
اةَبفيَش َو اًفْعَض ٍةهوُق ِدفْعَب فنِم َلَْعَج همُث (kemudian Dia menjadikan kalian
sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban) yaitu lemah karena sudah
tua dan rambut pun sudah putih - ُء َشَي َم ُقُلفخَي(Dia menciptakan apa yang
dikehendaki-Nya) ada yang lemah, yang kuat, yang muda, dan yang tua -
ُ ُميِلَْعفال َوُه َو (dan Dialah Yang Maha Mengetahui) yaitu mengatur
makhluknya - ُيرِدَقفٱل(lagi Maha Kuasa) atas semua yang dikehendaki-Nya.
2
Pada ayat ini dijelaskan tentang keadaan manusia secara umum,
sejak tahap awal paling dini dari kehidupan samapai ke tahap terakhir
keberadaanya di bumi. Ayat 54 memulai dengan menyatakan: Allah swt
dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, yakni setetes sperma
yang bertemu dengan indung telur. Lalu tahap demi tahap meningkat
hingga kemudian setelah melalui tahap bayi, kanak-kanak, dan remaja,
Allah swt. Menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu mempunyai
kekuatan sehingga kamu menjadi dewasa dan sempurna umur. Ini pun
berlangsung cukup lama. Kemudian setelah melalui belasan tahun dan
mekewati usia kematangan, dia menjadikan kamu sesudah menyandang
kekuatan itu mengalami kelemahan kembali, yakni dengan hilangnya
sekian banyak potensi, dan tumbuhnya ubun dikepala kamu. Begitulah
Allah Swt. Menciptakan apa yang Dia kehendaki sesuai hikmah
kebijaksanaan-Nya dan Dialah yang maha mengetahia dan maha kuasa.
2 Almahali,Jalaluddin dan Jalaluddin As-Suyuti, Terjemah Tafsir Jalalain Berikut
Asbabun uzul jilid 2 (Bandung: Sinar Baru Algensindo)
5. Setelah mencapai tahap kelelahan fisik itu, Allah swt. Mematikan
kamu pada waktu yang dikehendaki-Nya dan pada hari terjadinya kiamat,
bersumpahlah para durhakan bahwa: ‘mereka tidak tinggal di dunia atau
dalam kubur, melainkan sesaat saja.” Allah swt. Berkomentar bahwa:
jangan heran dengan kebodohan dan supah mereka itu, karena seperti
itulah dahulu ketika mereka hidup, mereka selalu dipalingkan, yakni oleh
setan dari kebenaran sehingga kesesatan dan kebinasaan bersumpah
membudaya dalam diri mereka dan terbawa hingga saat-saat kebangkitan
itu.3
4. Nilai tarbawi
Dari ayat diatas, sesungguhnya perpindahan manusia dari fase-fase
kejadiannya selangkah demi selangkah, mulai dari lemah hingga menjadi
kuat, kemudian dari kuat menjadi lemah kembali. Hal ini jelas
menunjukkan akan kekuasaan Yang Maha Pencipta Lagi Maha Berbuat
menurut apa yang dikehendaki-Nya, baik di bumi atau di langit. Dan
tidaklah sulit bagi Allah untuk mengembalikan manusia menjadi hidup
kembali
5. Kesimpulan
Bahwasanya Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari (keadaan)
rapuh, kemudian Dia menjadikan dari (keadaan) rapuh itu menjadi kuat,
kemudian Dia menjadikan dari kuat, (keadaan) lemah dan beruban. Dia
menciptakan yang dikehendakiNya dan Dialah Yang Mengetahui, Yang
Kuasa.
Manusia tidak luput dari kelemahan. Kendati di satu saat ia merasa
kuat, tetapi kekuatanya akan berkurang hingga lenyap. Karena itu,
manusia membutuhkan sandaran kepada kekuatan yang kokoh dan tidak
pernak akan lenyap, yakni Allah swt4.
3 Quraish Shihab, Al-Lubab.(Jakarta: Lentera Hati, 2012), hlm 161.
4 Ibid., hlm163.
6. B. Surat At-Tiin ayat 4-6
C. Surat Al-Mukmin ayat 67
1. Ayat
ىِذهال َوُهفبَتِل همُث االفًِط فمُكُج ِرفحُي همُث ٍةَقَلَع فنِم همُث ٍةًَفطُن فنِم همُث ٍب ا َرُت فنِم فمُكَقَلَخهدُشَأ وآُغُل
َل َو ىًّمَسُّم االَجَأ وآُغُلفبَتِل َو ُلفبَق فنِم ىهف َوَتُي فنهم فمُكفنِمَو اخ فوُيُش ا فوُن فوُكَتِل همُث فمُكََ فوُلِقفْعَت فمُكهلَْع
Artinya: “Dia-lah yang menciptakan kamu dari tanah. Kemudian dari
setetes mani, sesudah itu dari segumpal darah, kemudian
dilahirkannya kamu sebagai seorang anak, Kemudian (kamu
dibiarkan hidup) supaya kamu sampai kepada masa (dewasa),
Kemudian (dibiarkan kamu hidup lagi) sampai tua, diantara
kamu ada yang diwafatkan sebelum itu. (Kami perbuat
demikian) supaya kamu sampai kepada ajal yang ditentukan dan
supaya kamu memahami(nya).
2. Mufradat
Kalian akan
menjadi
= ا فوُن فوُكَتِل Dialah yang = ىِذهال َوُه
Tua = اخ فوُيُش
telah menciptakan
kalian semua
= فمُكَقَلَخ
Dan diantara
kalian
= مُكفنِمَو Dari tanah = ٍب ا َرُت فنِم
(ada) orang yang
diwafatkan
= هف َوَتُي فنهمى Kemudian = مُث
Dari sebelum = ُلفبَق فنِم Setetes mani = ٍةًَفطُن
Dan agar kalian
mencapai
= وآُغُلفبَتِل َو Segumpal darah = ٍةَقَلَع
7. Waktu (yang) = االَجَأ
Dia mengeluarkan
kalian semua
= فمُكُج ِرفحُي
Telah ditentukan = ىًّمَسُّم
(terlahir sebagai)
anak kecil
= االفًِط
Dan agar kalian
semua
فمُكهلَْعَل َو
Kalian akan
mencapai
= وآُغُلفبَتِل
Kalian
menggunakan
akal/berpikir
(tentang keadaan
kalian)
= ََ فوُلِقفْعَت
Kekuatan kalian
(kedewasaan kalian)
= مُك هدُشَأ
3. Munasabah
Larangan menyembah selain Allah (Surat Al-Mukmin ayat 66-68)
Pada ayat-ayat yang lalu diterangkan bahwa yang mempunyai
sifat-sifat yang Maha Besar, Maha Tinggi, Maha Kuasa, dan Maha
Pencipta hanya Allah. Oleh karena itu, manusia dilarang menyembah
selain Dia. Pada ayat-ayat berikut ditegaskan lagi bahwa Allah melarang
manusia menyembah selain-Nya, dan menyembah patung-patung yang
terbuat dari benda-benda mati. Yang berhak disembah hanyalah yang
mempunyai sifat-sifat Maha Agung, Maha Kuasa, dan Maha Pencipta.
4. Asbabun nuzul
Asbabun Nuzul Surat Al-Mukmin ayat 66-68
Diriwayatkan dari Ibnu Jarir dari Ibnu Abbas bahwa Walid bin
Mugirah dan Syaibah bin Rabi’ah berkata, “Wahai Muhammad,
kembalilah kamu dari apa yang telah kamu katakan (dakwahkan) dan
peganglah agama nenek moyangmu”, maka turunlah ayat ini.5
5 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an Bayan: Al-Qur’an dan terjemahnya disertai tanda-
tanda tajwid dengan tafsir ayat (Depok: C.V Bayan Qur’an, 2009), hlm. 475.
8. 5. Tafsir
Jumhur ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Allah
menciptakan manusia dari tanah ialah bapak manusia yaitu adam yang
diciptakan dari tanah. Sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa yang
dimaksudkan dengan Allah menjadikan manusia dari tanah ialah Allah
menjadikan manusia dari sari pati yang berasal tanah. Seorang bapak dan
seorang ibu memakan makanan yang berasal dari tanah, dari binatang
ternak dan tumbuh-tumbuhan. Binatang ternak memakan tumbuh-
tumbuhan dan berkembang dengan menggunakan zat-zat yang berasal dari
tanah. Makanan yang dimakan ibu dan bapak itu merupakan sumber utama
untuk membentuk sel telur atau sperma. Sel telur ibu bertemu dengan
sperma bapak dalam rahim ibu, sehingga menjadi segumpal darah dan
seterusnya.6
Perjalanan janin merupakan perjalanan yang menakjubkan dan
sungguh mempesona. Kita dapat mengetahui lebih banyak mengenai hal
itu terutama setelah adanya kemajuan dalam bidang kedokteran dan
geneokologi. Namun isyarat Al-Qur’an yang cermat mengenai hal itu
sejak 14 abad yang lampau mampu membuat kita terkesima dan tak dapat
dicerna akal, jika tanpa melalui perenungan dan pemikiran.7
Allah lalu menerangkan bahwa manusia yang diciptakan-Nya dari
tanah itu mengalami hidup dalam tiga masa, yaitu:
1. Masa kanak-kanak
2. Masa dewasa
3. Masa tua.8
Masa menjadi anak kecil ialah sejak lahir sampai masa dapat turun dari
bendungan ibu dan dapat berjalan sendiri. Sejak kecil disusukan ibu,
6 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid VIII Juz 22-23-24 (Jakarta:
Lentera Abadi, 2010), hlm. 569.
7 Sayyid Quthb, Tafsir fi zhilalil Qur’an di bawah naungan Al-Qur’an jilid 10 (Jakarta:
Gema Insani, 2004), hlm. 135.
8 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid VIII Juz 22-23-24 (Jakarta:
Lentera Abadi, 2010), hlm. 569.
9. dipangku ibu, digendong dan dibuaikan. Diasuh dengan penuh kasih,
sampai pandai merangkak, tegak dan tidak jatuh lagi. “Kemudian supaya
sampailah kedewasaan kamu,” Masa mulai mata terbuka menghadapi
hidup. Sampai sanggup berjalan sendiri dengan menggunakan
pertimbangan akal, memilih yang baik menjauhi yang buruk, mengambil
yang manfaat, menghindarkan yang mudharat. “Kemudian supaya jadilah
kamu orangtua, “Kalau Allah menghendaki umur panjang. “Maka
setengah diantara kamu ada yang diwafatkan dari sebelumnya,” yakni
sebelum tua, sebelum dapat mengembngkan sayap, sehingga tidak jarang
yang mati muda atau masih dalam sarat menyusu, dalam bendungan ibu.
“Dan supaya sampai kamu kepada ajal yang telah ditentukan.” Karena
masing-masing orang tidaklah sama ajalnya, tidak sama janjinya dan
nasibnya, ada yang mati muda dan ada yang sampai tua. “Dan supaya
kamu berfaham.” Artinya, supaya mengerti dan yakinlah kamu bahwa
segalanya itu semata-mata Allahlah yang menentukan, tidak dicampuri
oleh tangan yang lain sedikit juapun. Tidak ada manusia itu sendiri pada
hakikatnya yang berkuasa atas dirinya sendiri. Tidak ada satu manusia pun
yang dapat mengelakkan diri jika janji itu datang.9
6. Aspek tarbawi
1. Kejadian manusia yang digambarkan pada ayat ini menjadi bukti
tentang wujud sang Khaliq Yang Maha Pencipta serta Keesaan-Nya.
2. Manusia diciptakan dari sari pati tanah.
3. Dari sperma laki-laki dan sel telur perempuan kemudian menjadi
segumpal darah.
4. Setelah melalui proses, dari segumpal daging menjadi bayi.
5. Dari bayi kemudian tumbuh menjadi dewasa dan tua.
6. Kehidupan manusia, ada yang yang sampai tua dan ada yang ketika
masih anak-anak atau dewasa sudah meninggal.
9 Hamka, Tafsir Al Azhar Juzu XXIV (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982), hlm. 170.