Teks tersebut mengkritik dominasi politik dan budaya Islam di Indonesia yang dianggap mengarah pada Islamisasi dan Arabisasi. Ditekankan bahaya strategi politik identitas Islam untuk mempengaruhi pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dan budaya dengan cara meningkatkan jumlah umat Islam dan menguasai lembaga-lembaga negara.
1. STUDI KAJIAN : BAHAYA POLITIK IDENTITAS ISLAM BAGI NON ISLAM.
AGAMA UNTUK POLITIK DAN BISNIS SAMA SAJA MEMPERMAINKAN DAN
MENGHINA TUHAN, TIDAK HERAN BERBAGAI MALAPETAKA SEPERTI BADAI,
GEMPA, BANJIR, KORUPSI, KETIDAK ADILAN, KERUSUHAN DAN KEMISKINAN
MENIMPA INDONESIA SEBAGAI HUKUMAN DAN PELAJARAN DARI TUHAN.
KOREA MABOK KERJA - INDONESIA MABOK AGAMA, TIDAK HERAN BANGSA
INDONESIA YANG KAYA RAYA BAGAIKAN AYAM MATI DILUMBUNG PADI (MISKIN).
MEMBEDAH STRATEGI POLITIK IDENTITAS ISLAM (PII) UNTUK MENANG DAN
MENGUASAI PEMERINTAHAN, DARI KACA MATA AKAL SEHAT SEBAGAI BERIKUT
:
1. Strategi menjadi mayoritas jumlah manusia Muslim: poligami, kawin cerai, muttah,
pedophili, kawin muda, dst. Tidak perduli banyaknya anak menjadi broken home dan
kualitas keluarga serta pendidikan menjadj sangat rendah.
2. Dinegara mayoritas Islam, Islam sebagai ideologi politik, mampu menguasai
pemerintahan dan parlemen negara dengan strategi menang dalam jumlah partai politik
(parpol). Strategi satu ideologi Islam menjelma menjadi banyak partai politik, ini bagaikan
Raja Rahwana memakai aji kesaktian DASAMUKA, SATU PRIBADI BERWAJAH
SEPULUH RAKSASA untuk mengalahkan Prabu Rama (cerita wayang Ramayana).
Demikian pula jumlah parpol Islam yang banyak namun berbasis ideologi "agama yang
sama (Islam)", misal PPP, PBB, PKS, dst.; jadi walau kalah dalam pilpres, parpol Islam
akan dapat mendominasi eksekutip, yudikatip dan legislatip melalui strategi koalisi dan
keroyokan untuk mengalahkan parpol nasionalis atau kafir (non Islam) di berbagai
lembaga tinggi pemerintahan. Ibarat Gajah mati dikeroyok semut; parpol nasionalis/Kafir
kalah dikeroyok oleh koalisi banyaknya partai Islam. Dengan demikian Islam dapat
mendominasi APBN, penerbitan peraturan yang Islami dan menguasai proyek nasional,
dst.
3. Lewat dominasi yudikatip, maka Islam mampu “mengurung/memenjarakan” non Islam
dengan menerbitkan banyak peraturan yang Islami dan Arabi, misalnya: perda syariah,
halal haram pakaian-musik-makanan-bisnis, kolom agama pada KTP, UU Penistaan
Agama, SKB 2 menteri, FKUB, Islampobhia, menjustifikasi pembentukan ormas Islam
yang gemar melakukan keributan dan kekerasan kepada “Kafir” , dan menganggap
perlunya departemen agama, yang semuanya ini tidak layak ada di dunia modern. Semua
hal ini tersirat sekedar bertujuan menjaga dan memperkokoh budaya dan agama bangsa
Arab, serta demi melindungi tuhan khas bangsa Arab yang maha penakut dan anti kritik
serta untuk menghalangi terjadinya murtad (Christian Price, Paul Zhang, MKC, Seifudin
Ibrahim). Seribu kepala seribu pendapat, keyakinan adalah urusan pribadi dan bersifat
privasi, bukan urusan publik apalagi urusan negara lewat departemen agama.
4. Demikian pula kecerdikan finansial, Islam mampu mengkapling APBN dan proyek
nasional di DPR dan lembaga tinggi negara demi kepentingan Islam, dan Indonesia
bagaikan mengijinkan dana asing tanpa batas dari Arab untuk membiayai proyek
Islamisasi dan Arabisasi Indonesia. Tidak heran masjid, pesantren, pondok, sekolah dan
universitas berbasis Islam tumbuh dengan subur; diduga 1/3 APBN dibelanjakan untuk
ini. Padahal natural resources dikeruk dari Irian dan Kalimantan yang mayoritas bukan
Muslim!!! Ini mirip penjajahan Islam terhadap non Islam.
2. 5. Dominasi politik menjadikan Islam mampu mendominasi sistim informasi publik. Henry
Kissinger, mantan MENLU AS, mengatakan: “BARANG SIAPA MENDOMINASI SISTIM
INFORMASI PUBLIK MAKA AKAN MENANG DALAM POLITIK”. Dengan menguasai
informasi publik, Islam bebas untuk melakukan strategi : “SESUATU YANG SALAH
NAMUN BILA DIULANG - ULANG AKAN DITERIMA SEBAGAI KEBENARAN”. Azan dan
kotbah 5x sehari dari speaker/TOA mesjid yang menggelegar sampai 500 meteran
adalah bentuk pelaksanaan strategi diatas. Bagi non Muslim, toa masjid dengan bahasa
Arab yang tidak dimengerti adalah bentuk penjajahan pikiran, agama dan budaya Arab
yang nyata. Saat ini, Internet bagaikan di bom nuklir dengan iklan dan hoax berbasis
Islam. Menemukan sesuatu kebenaran yang disembunyikan para ulama Islam menjadi
begitu sulit (misalnya baru ditemukan ditumpukan/halaman nomor 101 di Google
Search). Demikian pula Islam mampu “mengontrol” Google untuk konten digital yang
membahayakan Islam lewat strategi Islamphobia, UU ITE dan UU Penodaan Agama.
6. Dominasi Sistim pendidikan nasional pun diarahkan demi kepentingan sepihak, Islam
dan budaya Arab. Porsi APBN yang besar dialirkan ke institusi Islam (termasuk
gaji/honor guru agama). Padahal, Sistim pendidikan ini diperkirakan akan meminimalkan
akal budi sehat sejak kecil sampai dengan dewasa dengan menggunakan metode cuci
otak, hafalan, paksaan, baiat dan hukuman untuk menjadi pengikut Muhammad yang
setia dan pengagum budaya Arab lewat pendidikan dasar dan menengah yang bagaikan
berbasis kurikulum bangsa Arab. Hasil pendidikan berbasis cuci otak, hafalan disertai
paksaan, sangsi, baiat dan hukuman adalah:”FAITH IS BLIND KEPADA NABI ARAB &
LOVE IS BLIND PADA BUDAYA DAN BAHASA ARAB, MABOK AGAMA SERTA AKAL
BUDI JADI JONGKOK” !!! Ingat negara barat pernah mengalahkan RRC lewat perang
CANDU, dimana bangsa China dibuat mabuk Candu (dikenal sebagai Perang Candu),
lalu dengan mudah dikalahkan barat; sekarang Indonesia dibuat mabok agama, akal budi
menjadi jongkok dan natural resources serta finansial kita dijajah bangsa asing! Dinegara
maju dan modern, pendidikan agama dilarang di sekolah negeri (di swasta diijinkan),
pendidikan budi pekerti wajib diberikan dan sangat ditekankan. Budi pekerti adalah
hubungan manusia dengan sesamanya dan alam semesta.
7. Demikian pula lewat jurus Islamisasi dan Arabisasi Ilmu pengetahuan, budaya, kearifan
lokal dan iklan: segalanya mau di Arabisasi dan Islamisasi tanpa kejujuran dan rasa malu.
Sampai muncul pemeo - Islam without lies will die (Ahmed, Christian Prince). Para murid
Muhammad mampu membuat puluhan hoax cerita legenda mukjizat Muhammad dan
keajaiban Alqouran tanpa merasa berdosa telah membohongi umat manusia; nampak
karakter tuhan bangsa Arab yang tidak menjujung kejujuran (taqiya).
Internet dibombardir dengan hoax karya para Muslim, termasuk iklan (misal speaker
yang berkah).
8. Melalui strategi RUKUN ISLAM, keseharian budaya dan pikiran bangsa Indonesia
diarahkan meniru budaya, kebiasaan dan cara berfikir bangsa Arab; budaya lokal
disubordinate kan dibawah budaya Arab. Rukun Islam bukan dari Alqouran, melainkan
dari buku kuning, ciptaan ulama politikus Arab jaman jahiliah. TRIAS POLITIKA BANGSA
ARAB: Agama-Bisnis-Politik dengan indah, cerdik dan licik; urusan agama dicampur
adukan dengan urusan negara. TRIAS ini diimplementasikan lewat RUKUN ISLAM.
Bisnis ibadah haji dan sertifikasi halal haram adalah faktor penting yang memiskinkan
bangsa Indonesia, sebaliknya memperkaya bangsa Arab. Muhammad KC menyatakan
3. Rukun Islam adalah alat jitu pembodohan, penipuan dan penjajahan (3P) bangsa Arab
terhadap non Arab!
9. Gerilya kebudayaan yang lazim disebut Gendam Arabia – semua aktivitas yang
perlahan namun dengan pasti merubah budaya lokal menjadi budaya ke Arab-araban,
misalnya: pengajian yang bikin maboookkk agama dan budaya arab (megawati), dan
gerilya kebudayaan : kost muslim, perumahan muslim, rumah makan muslim, rumah
sakit muslim, kuburan muslim, perkawinan muslim, partai politik muslim, perda syariah,
dan tujuan akhir negara muslim ( kilafah). perlahan tapi pasti, asalkan yang digerilya
tidak merasa, bahkan malah bangga dijajah budayanya oleh bangsa arab (jurus gendam
arabia). Termasuk Gendam Arabia: adalah kegiatan pengajian, tabliq akbar, ceramah
ustadz, dst. Majapahit terjungkal, dan kini negara indonesia menjadi sasaran tembak.
mari waspada dan mawas diri terhadap politik identitas (keroyokan, kolaborasi dan koalisi
banyak partai islam untuk mendominasi pemerintahan indonesia).
10. Melihat aliran dana yang begitu besar dari negara Arab ke Indonesia untuk membiayai
proyek Islamisasi dan Arabisasi; diduga Indonesia akan dijadikan pusat Islam dunia
mengingat kini Bangsa Arab di Timur Tengah telah jenuh dengan diktator Islam (Kilafah
dan Syariah), terbukti telah terjadi Arab Spring, Saudi Spring dan Iran Spring (Islah B.)
; ini akan mirip agama Katholik yang dipindahkan ke Vatikan, Itali bukan di Yerusalem,
Israel. Indonesia, Malaysia dan Brunai adalah pondasinya. Proyek besar pertama Islam
adalah MENANG PILPRES 2024 lewat politik identitas. Bung Karno pernah mengatakan,
"Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan
lebih sulit karena melawan bangsa sendiri" (manusia Indonesia yang menjilat dan
mengabdi pada kepentingan agama dan bangsa Arab); pesan BK ini rupanya akan
menjadi kenyataan pada PILPRES 2024, kita akan melawan mereka yang rela menjual
Indonesia ke bangsa Arab karena mabok agama dan budaya Arab serta menjadi kaya
karena politisasi dan bisnisisasi agama Islam!
Di era digital (2023), masyarakat cerdas, kritis dan bijak telah sadar bahwa hanya tuhan
khas bangsa Arab yang: menciptakan agama Islam dan sekaligus beragama Islam,
berbudaya Arab dan berbahasa Arab, mengkafirkan keyakinan diluar Islam, mengajarkan
bunuh-membunuh/jihad, mengajarkan tidak jujur/taqiya, merendahkan martabat wanita,
menciptakan otak manusia namun hanya sekedar untuk menghafal Alqouran dalam
bahasa Arab tanpa perlu mengerti, gemar berpolitik dan bisnis lewat visi misi negara
Kilafah dan hukum Syariah, menciptakan manusia namun sekaligus memerintahkan
untuk membenci bahkan membasmi mereka (Yahudi dan Kristen - padahal cikal bakal
Islam); dari sisi ajaran dalam Alqouran: mengandung banyak materi ajaran sex, kawin
cerai muttah poligami, Muhammad memiliki banyak hak khusus dalam hal sex, banyak
mengandung kekerasan dan ujaran kebencian kepada keyakinan non Islam,
menyekutukan tuhan-Muhammad-batu Kabah dalam ibadahnya, Alqouran hanya boleh
ditafsir dalam bahasa Arab sebatas oleh ulama politikus bangsa Arab di jaman jahiliah.
Nampak jelas sekali kepentingan bangsa Arab dalam ideologi politik dan bisnis dalam
kemasan agama Islam.
Sebagai kontradiksi, Tuhan universal milik Dunia tidak beragama apalagi menciptakan
agama dan sekaligus mengkafirkan serta memusuhi keyakinan non agama! Manusia
cerdas, kritis dan bijak di era digital (2023) lebih memilih konsep
BERKEYAKINAN/BERKETUHANAN TANPA BERAGAMA yang tidak pernah
4. mengkafirkan keyakinan yang berbeda, bahkan saling menghormati keyakinan yang ada
didunia dan saling melengkapi. Agama beserta doktrin dan dogma buatan manusia justru
dianggap bagaikan penjara yang sempit bagi manusia dan juga Tuhan.
Karena Agama menjadi sumber utama pertikaian manusia maka jelas agama tidak
dikehendaki Tuhan Universal!
JADI ISLAM DAPAT DISIMPULKAN:TUHAN MENCIPTAKAN MANUSIA, MANUSIA
ARAB MEMBALAS MENCIPTAKAN TUHAN YANG KHAS LEWAT AGAMA YANG KHAS
PULA (ALLAH DAN ISLAM).
Sebagai penutu, Bangsa Indonesia wajib mawas diri, fakta dan data kecanduan/mabok
agama Islam dan budaya Arab berakibat fatal, misalnya hilangnya akal sehat, contoh
untuk kasus internasional : negara2 beragama Islam di dunia seperti Yaman, Maroko,
Irak, Syria, Afghanistan, Somalia, Libia, Pakistan, Turki, Mesir, Sudan, Bangladesh,
Bosnia, Maroko, Tunisia, ISIS, dst., kacau balau, korupsi tinggi, mundur dan
terbelakang; untuk kasus nasional: jatuhnya kerajaan Majapahit, G30S, Tragedi Mei
1988, DI/TII, NII, Tragedi Ambon-Poso-Bali-Ahmadiyah, perusakan gereja, korupsi
menggila, perusakan situs sejarah, pelarangan ibadah, kacau balaunya Indonesia
karena FPI dan ustadz dari Arab/Yaman, ancaman perpecahan Indonesia, gangguan
kerukunan berbangsa yang Bhineka Tunggal Ika, hilangnya sopan santun dan budi
pekerti bangsa karena digantikan karakter sumbu pendek penuh emosi dan kekerasan
bangsa Arab.
ARTIKEL SUMBANGAN FORUM CERDAS BERKAT DIGITAL, CABANG OXFORD UK.
Artikel dapat didownload di SCRIBD INTERNET. Versi untuk komentar YouTube
dipendekan. Harap disebar luaskan untuk mencerdaskan bangsa Indonesia lewat diskusi
dan perdebatan, terimakasih sebelumnya.