Dokumen tersebut menjelaskan strategi utama Arab untuk membodohi bangsa Indonesia melalui agama Islam, yaitu dengan menggunakan prinsip menjadi mayoritas melalui poligami, menguasai informasi, dan terus menerus menyebarkan informasi yang tidak benar sehingga dianggap benar. Strategi lainnya adalah melakukan brainwashing lewat pendidikan dan mengaitkan segala sesuatu dengan Islam, serta mengontrol melalui hukum bagi yang mengkrit
1. Mengenal Strategi Utama Pembodohan Bangsa Indonesia oleh Bangsa Arab lewat
Agama Arab.
1. Menggunakan prinsip: menjadi mayoritas jumlah populasi lewat perkawinan ala
Arab/Islam, misalnya: poligami, pedophili, nikah dini, muttah, kawin siri, menghamili
budak/tkw, mempermudah perceraian bagi pria, larangan kawin campur beda agama,
dst.
2. Menggunakan prinsip : Siapa menguasai dan merajai informasi akan menang dalam
pertempuran politik (Henry Kissinger, mantan Menlu USA, si Kancil ). Ruang publik
seperti TV, Radio, koran, internet, kegiatan RT dan RW diupayakan untuk dikuasai.
Bahkan speaker mesjid yang hingar bingar (5x sehari) adalah bentuk nyata konsep brain
washing terselubung. Iklan2 Islam yg juga brainwashing terselubung, misalnya di
Youtube, yang juga ditempelkan di chanel2 apapun, bahkan chanel Kristen.
3. Menggunakan prinsip: Walaupun tidak benar, namun kalau terus menerus diberitakan
dan dijejalkan, maka sesuatu yang tidak benar ini lalu dianggap benar (Jendral Gobel,
jendral Nazi, tangan kanan Hitler). Misal, Supersemar yang hilang (yang tidak ada)
dianggap benar, G30S yang melenceng dianggap benar dengan tiap tahun ada paksaan
nonton film G30S, dan dulu setiap 17 Agustus ada kewajiban upacara bendera bagi
pegawai negeri (brain washing terselubung).
4. Brain washing sesuatu ajaran dan budaya Arab yang tidak benar di masa pendidikan
dasar dan menengah selama hampir 10 th (TK SD SMP) di institusi pendidikan Islam
namun dibantu dengan APBN negara Indonesia. Ini bisa merupakan cikal bakal
radikalisme Islam. Kurikulum bangsa Arab masuk kedalam sistim pendidikan bangsa
Indonesia.
5. Islamisasi Ilmu Pengetahuan, sejarah dan local wisdom; ini gerakan membuat hoax
bahwa kitab suci Islam kaya dengan inspirasi science. Mengkaitkan peninggalan sejarah,
perbankan, pertanian, dan speaker dengan Islam, hoax yang tidak ada duanya dari sisi
kelucuan. Bandingkan dengan kitab suci Kristen yang mengatakan bahwa : Bila semua
ajaran Yesus dituliskan, maka bumi dan isinya tidak akan cukup (pada penutup Injil); jadi
Injil bukan kitab serba bisa melainkan memuat ajaran moral dan etika bagi kemanusiaan
di dunia, sebaliknya Islam mengatakan kitab sucinya sempurna dan final (ini konyol!)
dan berisi apa saja termasuk science.
6. Pengontrolan yang kuat lewat sangsi dan hukum bagi yang
mengkritik, melawan, bahkan murtad dari Islam. Sangsi berupa sangsi sosial
(pengucilan dan kekerasan phisik), hukuman mati (yg murtad), dan UU Penodaan
Agama (pengkritik Islam), Kolom KTP, SKB 2 Menteri, diperkuat oleh politik identitas,
lembaga MUI, dan Dept Agama.
7. Semua kegiatan diatas membutuhkan dana yang besar. Maka dicarikan alat bisnis
terselubung berbasis agama: haji dan umroh, zakat fitrah, dan labelisasi halal haram.
Dan diusahakan untuk dapat menggaet pendanaan dari APBN negara Islam setempat
untuk kegiatan2 yang Islami. Dana bantuan dari luar juga besar sekali, misal dari Arab
Saudi dan organisasi OKI. Disamping itu, didirikan bisnis yang berafiliasi dengan agama
dan sering kali dikaitkan dengan surga, misal bank syariah, pariwisata Islami, mata uang
dinar, dst. Bisnisisasi Islam lewat Rukun Islam yang tidak ada dalam Al Qouran,
melainkan ada di Kitab Kuning (MKC).
8. puncak strategi adalah politisasi agama. Politik bertujuan untuk mencapai kekuasaan
tertinggi demi kekuatan dan harta. Menurut Bill Warner, Islam adalah lebih bersifat
politik dari pada agama. Islam adalah politik dibungkus agama. Tidak hanya negara
Islam yang dijaringkan secara internasional (OKI), namun ormas dan parpol pun ada
2. jejaring internasionalnya, misal Hisbut Tahir, Hisbolah, Partai politik, dst. Melalui politik
identitas, banyak parpol Islam berkoalisi dan kolaborasi untuk menguasai pemerintahan,
utamanya menguasai APBN, hukum dan pendidikan; sedangkan lewat OKI negara Arab
dapat menyusup kedalam semua organ pemerintahan.
9. Last but not least, Muslim harus patuh dan taat pada dwi tunggal Manusia Arab
(Muhammad) dan Tuhan Arab (Allah), serta harus berbahasa dan berbudaya
Arab. Dengan demikian, negara non Arab yang mayoritas beragama Islam akan
otomatis menjadi subordinate (bawahan negara Arab, asal Islam). Dalam hal ini, nampak
jelas tentang konsep menyetarakan dan menyekutukan manusia (Muhammad) dan
Tuhan (Allah) dalam Islam (agama khas Arab).
10.Demikian sekelumit artikel memahami strategi bangsa Arab dalam membodohi dan
menjajah bangsa Indonesia. Mohon dishare dan didiskusikan. Rahayu. Sri
Kresna. Anggota LSM Cerdas Bijak berkat Digital.
11. Sumber pustaka utama: berbagai video debat di Youtube dan artikel2 dalam blog
“CERDAS BIJAKSANA BERKAT INTERNET”, di https://bijaksana555.blogspot.com/