Dokumen tersebut membahas bahaya pandangan materialistis yang hanya mengedepankan kepentingan duniawi seperti harta, kekayaan, dan kenikmatan sementara. Pandangan ini dapat menyebabkan lupa akan tujuan hidup sebenarnya yaitu menyembah Allah dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat. Dokumen tersebut juga menjelaskan pandangan yang benar bahwa dunia hanyalah sarana untuk meraih kebahagiaan
Khutbah Idul Fitri membahas komitmen yang ditinggalkan Ramadhan seperti komitmen terhadap Allah, metode Allah dalam kebaikan, taat perintah-Nya dan larangan-Nya, serta menyebarkan cinta kepada sesama. Ramadhan mengajarkan kedisiplinan dan komitmen yang penting bagi kehidupan dan kesuksesan.
Khutbah Jumat membahas tentang godaan dunia dan kesenangan sementara yang ditawarkannya dibandingkan dengan kesenangan akhirat yang kekal. Umat diminta untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal shaleh agar terhindar dari azab di akhirat.
Dakwah Poros Hidup (2014) - M. Rahmat KurniaErwin Wahyu
Dokumen tersebut membahas tentang Ramadhan sebagai poros hidup untuk menjadikan dakwah sebagai prioritas utama. Terdapat beberapa poin penting yaitu pentingnya komitmen penuh dalam menjalankan dakwah, senantiasa berusaha menjadi yang terbaik, serta terus berbenah diri.
Khutbah Idul Fitri membahas komitmen yang ditinggalkan Ramadhan seperti komitmen terhadap Allah, metode Allah dalam kebaikan, taat perintah-Nya dan larangan-Nya, serta menyebarkan cinta kepada sesama. Ramadhan mengajarkan kedisiplinan dan komitmen yang penting bagi kehidupan dan kesuksesan.
Khutbah Jumat membahas tentang godaan dunia dan kesenangan sementara yang ditawarkannya dibandingkan dengan kesenangan akhirat yang kekal. Umat diminta untuk memperbaiki diri dan meningkatkan amal shaleh agar terhindar dari azab di akhirat.
Dakwah Poros Hidup (2014) - M. Rahmat KurniaErwin Wahyu
Dokumen tersebut membahas tentang Ramadhan sebagai poros hidup untuk menjadikan dakwah sebagai prioritas utama. Terdapat beberapa poin penting yaitu pentingnya komitmen penuh dalam menjalankan dakwah, senantiasa berusaha menjadi yang terbaik, serta terus berbenah diri.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan hidup manusia di dunia, kebahagiaan sejati, dan penyesalan di akhirat. Secara ringkas, dokumen menyatakan bahwa tujuan hidup manusia adalah beribadah kepada Allah, kebahagiaan sejati dicapai dengan beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan di akhirat nanti manusia akan menyesali perbuatannya selama di dunia.
Dokumen ini membahas tentang makna nikmat dan musibah, adab menerima keduanya dari Allah serta implikasi bersyukur dan tidak bersyukur. Ditekankan pentingnya bersabar dan bersyukur saat menerima ujian, serta menghindari sikap tidak beradab seperti marah dan putus asa. Contoh nikmat Allah adalah tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, ikan laut, sedangkan musibah dapat berupa sakit at
Dokumen tersebut membahas tentang syurga dan neraka sebagai tempat pembalasan bagi umat manusia di akhirat. Dibahas mengenai nama-nama syurga dan neraka, kenikmatan yang ada di syurga seperti sungai, buah-buahan, dan pelayanan, serta kesengasraan di neraka seperti api dan air yang mendidih. Juga dibahas mengenai sifat-sifat yang dapat memasukkan seseorang ke syurga atau neraka,
Musibah adalah ujian dan cobaan dari Allah untuk menguji kesabaran hamba-Nya. Orang sabar akan mendapat pahala, sementara orang yang tidak sabar akan binasa. Mukmin harus tabah menghadapi segala musibah dan berserah diri kepada takdir Allah.
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahas berbagai cara untuk terhindar dari siksa kubur seperti membaca surat Al-Ikhlas, menjaga kebersihan, menjauhi perbuatan mendustakan, dan bersedekah.
2) Amal shaleh seperti shalat, puasa, dan kebaikan-kebaikan lainnya dapat menyelamatkan dari azab kubur.
3) Berlindung kep
Raça", sexualidade e gênero na construção da identidade nacional: uma compara...Geraa Ufms
Este artigo compara as representações de relacionamentos afetivo-sexuais entre "negros" e "brancos" no Brasil e na África do Sul, analisando como conceitos de "raça", gênero e sexualidade contribuem para a construção da identidade nacional em cada país. O autor utiliza duas obras literárias, uma brasileira e uma sul-africana, para ilustrar pontos de contato e diferença no debate sobre esses temas, que retratam o Brasil ora como "inferno" ora como "paraíso racial".
O documento descreve o evento Encontro de Vinhos, que ocorre em diversas cidades brasileiras e reúne importadores, produtores e outros expositores de vinho. O evento busca promover o consumo de vinho no Brasil de forma descontraída, mas com conteúdo, e gerou R$6,5 milhões em negócios em 2013.
Dokumen tersebut membahas tentang tujuan hidup manusia di dunia, kebahagiaan sejati, dan penyesalan di akhirat. Secara ringkas, dokumen menyatakan bahwa tujuan hidup manusia adalah beribadah kepada Allah, kebahagiaan sejati dicapai dengan beriman kepada Allah dan hari akhirat, dan di akhirat nanti manusia akan menyesali perbuatannya selama di dunia.
Dokumen ini membahas tentang makna nikmat dan musibah, adab menerima keduanya dari Allah serta implikasi bersyukur dan tidak bersyukur. Ditekankan pentingnya bersabar dan bersyukur saat menerima ujian, serta menghindari sikap tidak beradab seperti marah dan putus asa. Contoh nikmat Allah adalah tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, ikan laut, sedangkan musibah dapat berupa sakit at
Dokumen tersebut membahas tentang syurga dan neraka sebagai tempat pembalasan bagi umat manusia di akhirat. Dibahas mengenai nama-nama syurga dan neraka, kenikmatan yang ada di syurga seperti sungai, buah-buahan, dan pelayanan, serta kesengasraan di neraka seperti api dan air yang mendidih. Juga dibahas mengenai sifat-sifat yang dapat memasukkan seseorang ke syurga atau neraka,
Musibah adalah ujian dan cobaan dari Allah untuk menguji kesabaran hamba-Nya. Orang sabar akan mendapat pahala, sementara orang yang tidak sabar akan binasa. Mukmin harus tabah menghadapi segala musibah dan berserah diri kepada takdir Allah.
Ringkasan singkat dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dokumen tersebut membahas berbagai cara untuk terhindar dari siksa kubur seperti membaca surat Al-Ikhlas, menjaga kebersihan, menjauhi perbuatan mendustakan, dan bersedekah.
2) Amal shaleh seperti shalat, puasa, dan kebaikan-kebaikan lainnya dapat menyelamatkan dari azab kubur.
3) Berlindung kep
Raça", sexualidade e gênero na construção da identidade nacional: uma compara...Geraa Ufms
Este artigo compara as representações de relacionamentos afetivo-sexuais entre "negros" e "brancos" no Brasil e na África do Sul, analisando como conceitos de "raça", gênero e sexualidade contribuem para a construção da identidade nacional em cada país. O autor utiliza duas obras literárias, uma brasileira e uma sul-africana, para ilustrar pontos de contato e diferença no debate sobre esses temas, que retratam o Brasil ora como "inferno" ora como "paraíso racial".
O documento descreve o evento Encontro de Vinhos, que ocorre em diversas cidades brasileiras e reúne importadores, produtores e outros expositores de vinho. O evento busca promover o consumo de vinho no Brasil de forma descontraída, mas com conteúdo, e gerou R$6,5 milhões em negócios em 2013.
Dokumen tersebut merupakan curriculum vitae dari Muhammad Zen yang mencakup riwayat pendidikan dan pengalamannya sebagai dosen, penulis buku, konsultan, dan narasumber. Dokumen selanjutnya berisi tentang arti kehidupan, perjalanan hidup manusia sebagai hamba Allah, generasi rabbani, dan dinamika kehidupan di dunia.
Sebelum Anda "Download" Silahkan "Follow" atau Beri "Like" terlebih dahulu. Thx.
Bagi yang membutuhkan INHOUSE TRAINING, Silahkan Hubungi : 0878-7063-5053 (Fast Response). TARIF PELATIHAN SANGAT MURAH !!!
Bagi yang Membuituhkan Pelatihan ini, Hubungi Fast Response : 0878-7063-5053
Teks ini membahas tentang tata kelola kehidupan manusia di dunia menurut perspektif Islam. Islam menganjurkan keseimbangan antara urusan dunia dan akhirat. Tugas manusia di dunia adalah menjadi khalifah Allah dengan memakmurkan dan memelihara bumi, sedangkan misi utamanya adalah beribadah kepada Allah. Islam tidak melarang kebahagiaan dunia asalkan tidak mengabaikan akhirat.
Empat butir mutiara indah dalam surat al qashash 77yuniarkowahyu
1. Dokumen tersebut membahas empat butir mutiara indah dalam surat Al Qashash ayat 77 yang dapat dijadikan pedoman hidup, yaitu (1) mengejar kebahagiaan akhirat, (2) tidak melupakan kehidupan duniawi, (3) berbuat baik kepada orang lain, dan (4) tidak merusak bumi.
1. Teks menjelaskan bahwa usia manusia sangat singkat, hanya sekitar 63 tahun atau setara dengan 1,5 jam menurut hitungan akhirat. Ini untuk menguji manusia apakah taat atau tidak pada Allah.
2. Memiliki keyakinan agama yang kuat seperti kehidupan akhirat, kematian, dan eksistensi setan dapat membantu manusia berperilaku taat pada aturan Allah.
3. Manusia harus me
Mengatasi kesulitan rezeki melalui 7 cara, yaitu: (1) berusaha dan bekerja, (2) taqwa, (3) tawakkal, (4) syukur, (5) berinfaq, (6) silaturohmi, dan (7) berdoa. Kesulitan rezeki merupakan ujian dari Allah, oleh karena itu umat Islam disarankan untuk selalu berusaha dan bersandar kepada Allah melalui taqwa dan tawakkal.
Dokumen tersebut membahas tentang makna dan hakikat dari zuhud menurut ajaran Islam. Zuhud dijelaskan sebagai sikap menghindari keinginan duniawi secara berlebihan dan hanya mengambil kebutuhan yang diperlukan secara syar'i. Rasulullah mencontohkan hidup yang sederhana walaupun bekerja sangat keras. Tujuan utama seorang mukmin adalah keridhaan Allah, bukan kebahagiaan duniawi
Konsep Harta Dalam Islam membahas konsep harta menurut Islam, termasuk definisi harta, cara meraih harta secara halal menurut Islam seperti usaha sendiri dan warisan, serta pandangan Islam terhadap harta sebagai anugerah Allah yang diberikan kepada manusia untuk kehidupan duniawi, namun bukan tujuan utama. Harta dipandang sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan melakukan kebajikan.
Dokumen tersebut membahas bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat diperoleh semata-mata dari kekayaan, jabatan, atau kecantikan. Meskipun memiliki segala kemewahan, seseorang tidak tentu merasakan kebahagiaan. Kunci untuk meraih kebahagiaan adalah dengan taat pada syariat Allah, qanaah terhadap nikmat-Nya, dan istiqamah dalam beribadah.
Teks tersebut membahas tentang kewajiban manusia sebagai khalifah di muka bumi untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak dan bertanggungjawab guna kemakmuran dan kesejahteraan umat. Kewajiban ini berkaitan erat dengan anjuran Islam untuk berwirausaha secara halal agar mandiri dan tidak bergantung pada orang lain serta dapat memberikan manfaat bagi masyarakat."
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas kewajiban manusia sebagai khalifah Allah untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijak dan bertanggungjawab serta menganjurkan umat Islam untuk berwirausaha guna memenuhi kebutuhan hidup secara halal sesuai ajaran agama.
Islam adalah pedoman hidup yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia melalui ajaran aqidah, syariah, dan akhlak. Syariah Islam mengandung aturan-aturan hukum yang bersumber dari Al-Quran dan Sunnah Nabi untuk mengatur tata kelola manusia dalam berbagai muamalah dan ibadah. Tujuan utama syariah adalah memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta manusia sesuai dengan
Dokumen tersebut membahas tentang iman kepada hari akhir yang meliputi pengertian, bukti, dan kejadian-kejadian terkait hari akhir seperti hari kiamat, kehidupan di akhirat, alam barzakh, hari kebangkitan, hari pengumpulan di padang Mahsyar, serta kehidupan dunia yang bersifat sementara. Iman kepada hari akhir adalah meyakini bahwa suatu saat dunia akan kiamat
Tentang Fenomena Hudutsnya Alam Semesta_Said Hawwa.pdfAbyanuddin Salam
Fenomena Hudutsnya Alam Semesta.
Fenomena pertama yang menunjukkan kita akan adanya Allah SWT adalah hudust (baru) nya alam semesta ini, yang menunjukkan bahwa alam semesta ini ada yang menciptakan.
Tawakal 216 akhlaq agung dan kelembutan nabi saw.Abyanuddin Salam
1. Pengajian Ahad pagi membahas surat Al-Ahqaf ayat 31-32 yang menyeru umat Islam untuk menerima seruan kepada Allah dan beriman kepada-Nya agar dosa-dosa mereka diampuni. 2. Jika menolak seruan kepada Allah, tidak ada pelindung selain Allah dan akan mendapat azab di dunia. 3. Materi pengajian juga membahas tentang kewajiban melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Pengajian agama diadakan di masjid untuk membahas tentang azab hanya ditimpakan kepada orang-orang durhaka, dan Allah Maha Kuasa dalam menimpakan cobaan maupun karunia. Dokumen juga membahas tentang perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah seperti laba-laba membuat rumah yang paling lemah.
Dokumen tersebut membahas wanita-wanita yang diharamkan untuk dinikahi dalam Islam berdasarkan ayat Al-Quran dan hadis. Terdapat delapan kategori wanita mahram yang tidak boleh menjadi istri, antara lain ibu, putri, saudara, bibi, keponakan perempuan dari saudara laki-laki atau perempuan, serta ibu susu.
Hati perlu dijaga karena merupakan sumber kebaikan atau keburukan dalam diri manusia. Hati yang baik akan menjauhkan dari perbuatan dosa, sebaliknya hati yang buruk akan mudah terjerumus ke dosa. Oleh karena itu, umat Islam perlu menjaga hati agar selamat dari fitnah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang hukum oral seks dalam Islam. Secara ringkas, dokumen menyatakan bahwa oral seks dianggap mubah atau diizinkan dalam Islam asalkan dilakukan antara pasangan suami istri dan tidak melanggar batas-batas syariat. Dokumen juga menjelaskan beberapa dalil Alquran dan hadis yang menunjukkan oral seks diizinkan.
E-numbers represent food additives approved for use in the European Union. Some E-numbers contain animal-derived ingredients that are prohibited according to Islamic law. Additives of concern include cochineal (E120) derived from insects, gelatin (E441) from pork or cattle bones/hides, and edible bone phosphate (E542) from animal bones. Manufacturers are required to list additives on food labels in the EU.
1. BAHAYA PANDANGAN MATERIALISTIS
Pandangan materialistis saat ini, banyak menerpa kehidupan manusia. Bahkan sebagian
kaum muslimin ada yang juga terpengaruh dengan kehidupan yang melalaikan ini. Yaitu
mengedepankan cara pandang tentang kehidupan yang hanya terbatas pada usaha untuk
mendapatkan kenikmatan sesaat di dunia fana ini, sehingga aktifitas hidup yang dijalankan
hanya berkisar pada masalah bagaimana bisa menciptakan lapangan pekerjaan,
mengembangkan ekonomi, membangun rumah dan gedung, memenuhi kepuasan hidup dan
hal-hal lain yang bersifat duniawi, tanpa memikirkan akibat dan sikap yang seharusnya
dilakukan. Seolah menganggap, bahwa kebahagiaan hidup hanya bisa diraih dengan harta.
Alhasil, pandangan materialistis ini mengusik keharmonisan dan ketenangan rumah tangga
seorang muslim. Melalaikan tujuan inti penciptaannya, penghambaan diri kepada Allah
semata dalam setiap aspek kehidupannya. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
م
"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku
tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya
memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai
Kekuatan lagi Sangat Kokoh". [Adz Dzariyat/51 : 56-58]
Sebagai efeknya, tak jarang wanita juga ikut bekerja membanting tulang, mengerahkan
segala cara untuk mendapatkan harta yang banyak. Dalam benaknya, yang berkembang
hanya bagaimana bisa menguasai dunia dengan harta berlimpah, seolah kebahagiaan dan
ketenangan bergantung dengan harta; padahal Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda: “Wahai Abu Dzar. Apakah engkau menyangka karena banyak harta orang menjadi
kaya?” Saya (Abu Dzar) menjawab : “Ya, wahai Rasulullah”. Beliau bersabda: “Dan engkau
menyangka, karena harta sedikit orang menjadi miskin?” Saya (Abu Dzar) berkata: “Ya,
wahai Rasulullah”. Beliau bersabda: “Sesungguhnya kekayaan adalah kecukupan dalam
hati, dan kemiskinan adalah miskin hati”. [1]
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata". [Al
Hajj/22 : 11]
Allah menciptakan dunia tidak untuk main-main atau sendau gurau, tetapi Allah
menciptakannya untuk suatu hikmah yang agung, sebagaimana firman Allah.
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya agar
2. Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya". [Al Kahf/18 :7].
Allah menciptakan dunia tidak lain ialah sebagai ladang kampung akhirat dan kampung
untuk beramal. Sedangkan akhirat sebagai kampung menuai balasan. Barangsiapa mengisi
dunia dengan amal shalih, niscaya ia akan menuai keberuntungan di dua kampung tersebut.
Sebaliknya, barangsiapa yang menyia-nyiakan dunianya, niscaya ia akan kehilangan
akhiratnya.
Pandangan Yang Salah Terhadap Dunia
Allah menjadikan berbagai kenikmatan dunia dan perhiasan lahiriah berupa harta, anak-
anak, isteri, kedudukan, kekuasaan dan berbagai macam kenikmatan lainnya, yang
seharusnya digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kebahagiaan hidup di akhirat
kelak. Dari Tsauban, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Hendaklah di antara kalian memiliki hati yang bersyukur, lisan yang berdzikir dan isteri
yang shalihah yang membantu dalam urusan akhirat"[2]
Pada kenyataannya, sebagian besar manusia memusatkan perhatiannya pada aspek lahiriah
dan kenikmatan materi semata. Setiap hari disibukkan dengan bekerja untuk mendapatkan
harta dan kenikmatan dunia, sehingga lupa menyiapkan bekal untuk amal kehidupan
sesudah mati; bahkan ada yang mengingkari kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.
"Dan tentu mereka akan mengatakan (pula) “Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja,
dan kita sekali-kali tidak akan dibangkitkan”. *Al-An’am/6 : 29+.
Allah mengancam orang-orang yang memiliki pandangan kerdil terhadap dunia. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan
kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia
itu tidak dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan
lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia, dan sia-sialah apa yang
telah mereka kerjakan". [Hud/11 : 15-16].
Ancaman Allah Terhadap Orang-Orang Materialistis
Dampak ancaman di atas berlaku bagi semua orang yang memiliki pandangan materialis,
yaitu mereka yang beramal hanya sekedar mencari keuntungan dunia, misalnya: orang-
3. orang munafik, orang-orang kafir, orang-orang yang menganut faham kapitalisme,
komunisme dan sekulerisme. Allah akan menjadikan kehidupan ini terasa sempit bagi
mereka. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Barangsiapa yang menjadikan dunianya sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan
membuat perkaranya berantakan, kemiskinan berada di depan kedua matanya dan dunia
tidaklah datang, kecuali yang telah ditentukan baginya saja. Dan barangsiapa yang
menjadikan akhirat (sebagai) niatnya, niscaya Allah akan memudahkan urusannya dan
menjadikan rasa kecukupan tertanam dalam dalam hatinya dan dunia akan datang dengan
sendirinya". [3]
Pandangan Yang Benar Terhadap Dunia
Dunia bukanlah segala-galanya, akan mengalami kehancuran. Ia hanya jembatan
penyeberangan belaka. Segala prasarana dan sarana yang Allah adakan di dunia ini, harta,
kekuasaan dan lain-lain, semestinya dioptimalkan sebesar-besarnya untuk kepentingan yang
lebih besar, meraih kehidupan akhirat yang paling baik.
Karena itu, pada hakikatnya dunia tidak tercela dzatnya. Pujian atau celaan tergantung pada
tindak-tanduk seorang hamba dalam menjalani siklus kehidupannya di dunia. Sekali lagi,
dunia, kehidupannya bersifat maya.
Kehidupan yang baik yang diperoleh penduduk surga, tidak lain karena kebaikan dan amal
shalih yang telah mereka tanam ketika di dunia. Maka dunia adalah kampung jihad, shalat,
puasa dan infak di jalan Allah, serta medan untuk berlomba dalam kebaikan. Allah
Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada penduduk surga, artinya :
"(Kepada mereka dikatakan) “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang
telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu (ketika di dunia)”. *Al-Haqqah/69 : 24].
Selayaknya kita bersiap diri meninggalkan kampung dunia menuju kampung akhirat dengan
selalu menambah simpanan amal kebaikan dan bersegera memenuhi panggilan Allah.
Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu berkata: “Sesungguhnya dunia telah habis berlalu dan
akhirat semakin mendekat. Dan masing-masing mempunyai anak keturunan. Jadilah kalian
anak keturunan akhirat dan jangan menjadi anak keturunan dunia, karena sekarang
kesempatan beramal tanpa ada hisab (peratnggungjawaban) dan besok di akhirat masa
perhitungan amalan dan tidak ada kesempatan beramal”. Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu
'anhu juga mengatakan: “Halalnya adalah dipertanggungjawabkan, dan haramnya adalah
neraka”.
4. Wahai saudaraku kaum muslimin, ingatlah terhadap empat hal : Aku tahu bahwa rezekiku
tidak akan dimakan orang lain, maka tenteramlah jiwaku. Aku tahu bahwa amalku tidak akan
dilakukan orang lain, maka akupun disibukkannya. Aku tahu bahwa kematian akan datang
tiba-tiba, maka segera aku menyiapkannya. Dan aku tahu bahwa diriku tidak akan lepas dari
pantauan Allah, maka aku akan merasa malu kepadaNya. [4]
Orang yang mengosongkan hatinya dari keinginan dunia akan merasa ringan tanpa beban,
total menyongsong Allah dan mempersiapkan diri untuk datangnya perjalanan.
Mengosongkan hati untuk dunia yang fana bukan berarti meninggalkan dunia kerja, enggan
mencari kehidupan dunia dan tidak mencoba berusaha. Islam sendiri memerintahkan untuk
bekerja dan menganggapnya sebagai satu jenis jihad, bila dengan niat yang tulus dan
memenuhi syarat amanah dan ikhlas, serta tidak melanggar syariat. (Ummu Ahmad).
Maraji’:
- Kitab Tauhid III, Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan.
- Islahul Qulub, karya Syaikh Abdul Hadi Wahbi.
- Faraidul Kalam Lil Khulafail Kiram, karya Syaikh Qasim ‘Asyur.
- Ad Dunya Dhillul Zailun, Abdul Malik bin Muhammad Al Qasim.
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 04/Tahun IX/1426H/2005M. Penerbit Yayasan Lajnah
Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp.
0271-761016]
_______
Footnote
[1]. HR Hakim dan Ibnu Hibban
[2]. HR Ahmad dan Ibnu Majah
[3]. Hadits Ibnu Majah dengan sanad yang shahih
[4]. Lihat Manaqib Al Iman Ahmad, Ibnu Jauzi, Maktabah Al Hany, Bab As Siaru, Vol. 11, hlm.
485 dan Wafayat Al A’yan, Op.Cit, Vol. 2, hlm. 27