SlideShare a Scribd company logo
Tentang Adopsi Anak
Islam mengharamkan mengadopsi anak karena mengadopsi anak bermakna mengambil
(mengangkat) anak orang lain secara sah menjadi anak sendiri, sementara penisbatan Nasab
kepada orang yang tidak ada hubungan Nasab dicela keras dalam Islam. Dalam kamus besar
bahasa Indonesia dinyatakan;
adop·si n 1 pengangkatan anak orang lain sbg anak sendiri; 2 Huk penerimaan suatu usul
atau laporan (msl dl proses legislatif); 3 pemungutan;
meng·a·dop·si v 1 mengambil (mengangkat) anak orang lain secara sah menjadi anak
sendiri; 2 memungut: bahasa Indonesia banyak ~ kata asing;
peng·a·dop·si n orang yg mengadopsi;
peng·a·dop·si·an n proses, cara, perbuatan mengadopsi
Dengan definisi adopsi sebagaimana dinyatakan diatas, jelaslah bahwa aktifitas adopsi adalah
aktifitas mengangkat anak orang lain sebagai anak sendiri. Artinya, anak orang lain yang
tidak ada hubungan Nasab dengan pihak yang mengadopsi diangkat secara sah dan dilindungi
hukum untuk menjadi anaknya untuk memperoleh konsekuensi-konsekuensi hukum
sebagaimana anak sendiri.
Adopsi dengan makna seperti ini jelas diharamkan Islam karena bermakna menyambungkan
Nasab (garis keturunan) kepada orang yang tidak ada hubungan Nasab, padahal Islam sangat
menjaga kejelasan Nasab dan melarang pencampuradukan Nasab. Allah berfirman;
Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). yang
demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang sebenarnya
dan Dia menunjukkan jalan (yang benar) (Al-Ahzab;4).
Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa anak-anak angkat/adopsi tidak akan pernah menjadi
anak kandung selamanya. Itu semua hanya klaim mulut saja yang tidak ada nilainya sama
sekali di sisi Allah dan tidak bisa mengubah konsekuensi-konsekuensi hukum.
Asbabun Nuzul ayat ini sebenarnya terkait dengan adopsi anak yang dilakukan Rasulullah
SAW. Sebelum turun ayat ini Rasulullah SAW pernah mengadopsi anak yang bernama Zaid
bin Haritsah. Zaid sendiri asalnya adalah seorang budak milik Khadijah, istri Rasulullah
SAW. Ketika Khadijah melihat Rasulullah SAW menyukainya, maka Khadijah
menghadiahkan Zaid kepada beliau. Setelah Zaid jadi miliknya, Rasulullah SAW
membebaskannya dari status budak kemudian mengangkatnya menjadi anak. Dengan
pengadopsian itu maka Zaid bukan lagi dipanggil Zaid bin Haritsah tetapi menjadi Zaid bin
Muhammad. Setelah dewasa Zaid dinikahkan dengan wanita yang masih terhitung kerabat
Rasulullah SAW sendiri yaitu Zainab binti Jahsy.
Namun ternyata Allah tidak ridha dengan sistem adopsi ini, maka diturunkanlah ayat;
Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). yang
demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang sebenarnya
dan Dia menunjukkan jalan (yang benar) (Al-Ahzab;4).
Kemudian Allah memerintahkan agar anak-anak adopsi/angkat itu dipanggil dengan Nasab
yang disambungkan pada ayah asli/sejati mereka. Allah berfirman;
Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka;
Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka,
Maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu (Al-
Ahzab;5)
Zaid, setelah turunnya ayat ini, jika sebelumnya dipanggil Zaid bin Muhammad maka setelah
itu dipanggil dengan dinisbatkan kepada ayahnya yang asli yaitu Haritsah. Sehingga
panggilannya kembali lagi menjadi Zaid bin Haritsah.
Allah juga menegaskan bahwa Muhammad Rasulullah SAW tidak pernah menjadi ayah bagi
salah seorang lelakipun.
Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia
adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala
sesuatu.(Al-Ahzab;40)
Memang benar Rasulullah SAW pernah memiliki sejumlah anak lelaki seperti Al-Qosim,
Abdullah dan Ibrahim. Namun semua putra Rasulullah SAW ini wafat dalam usia kecil,
sehingga tidak ada satupun anak kandung –yang masih hidup-yang secara syar’i boleh
bernasab kepada Rasulullah SAW.
Bahkan, untuk menegaskan aturan syariat tentang adopsi ini Allah berkehendak menikahkan
Zainab binti Jahsy (istri Zaid bin Haritsah) dengan Rasulullah SAW setelah Zaid
menceraikannya. Menikahi istri anak angkat hukumnya mubah, karena istri anak angkat
bukan menantu yang terkategori Mahram. Anak angkat tetaplah orang lain, sehingga
istrinyapun juga orang lain yang halal dinikahi.
Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya (menceraikannya), Aku
kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk
(mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah
menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi.
(Al-Ahzab;37)
Menabrak adat istiadat, tradisi dan kebiasaan umum adopsi memang cukup berat. Karena itu
Allah mengingatkan Rasulullah SAW agar tidak menuruti adat istiadat, tradisi dan kebiasaan
umum yang dijaga kaum kafir dan munafiq itu. Allah mengingatkan agar Rasulullah SAW
hanya berpegang teguh kepada wahyu saja tanpa memperhatikan pertimbangan-pertimbangan
yang lain.
1. Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-
orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana,
-
2. dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.
3. dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara.(Al-Ahzab;1-3)
Nabi sendiri setelah itu, dengan tuntunan wahyu menegaskan larangan penisbatan Nasab
kepada orang yang tidak ada hubungan Nasab dengan sabdanya;
“Dari Sa’d beliau berkata; Aku mendengar Nabi SAW bersabda; Barangsiapa mengaku-
ngaku bernasab kepada selain ayahnya sementara dia tahu dia bukan ayahnya, maka Surga
haram baginya” (H.R.Bukhari)
Oleh karena itu, berdasarkan nash-nash di atas jelaslah bahwa Islam mengharamkan adopsi
anak dengan pengertian menjadikan anak orang lain sebagai anak sendiri yang diperlakukan
sebagai anak sendiri dan dinisbatkan Nasabnya kepada Nasabnya sendiri.
Adapun mengadopsi anak dengan pengertian mengurus dan membiayai kebutuhan anak
sampai mandiri, tanpa adanya penisbatan Nasab maka hal ini diperbolehkan bahkan dipuji
karena aktifitas ini termasuk pengertian Kafalah (pengasuhan) bukan Tabanni (adopsi).
Rasulullah SAW memuji orang yang bersukarela mengasuh anak yatim, yaitu mengurus dan
membiayai kebutuhannya sampai dia mandiri.
“Dari Sahl bin Sa’d dari Nabi SAW beliau bersabda; Aku dan pengasuh anak yatim disurga
seperti ini –beliau menunjukkan dua jarinya; telunjuk dan jari tengah- (untuk menunjukkan
kedekatan)” (H.R.Bukhari)
Mengurus dan membiayai kebutuhan anak untuk meringankan beban orang lain juga
termasuk keumuman perintah berbuat Ihsan (kebaikan) yang dinyatakan Allah dalam
firmanNya;
Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, Ibnu sabil dan
hamba sahayamu(An-Nisa; 36)
Atas dasar ini bisa disimpulan bahwa mengadopsi anak dengan makna mengambil
(mengangkat) anak orang lain secara sah menjadi anak sendiri hukumnya haram sementara
mengurus dan membiayai kebutuhan anak tanpa adanya penisbatan Nasab (Nasabnya tetap ke
ayahnya yang asli) hukumnya sunnah. Perbedaan fakta adopsi ini perlu diperhatikan oleh
seorang muslim jika ingin mengasuh seorang anak.
Patut diperhatikan pula, bahwa ketaatan terhadap syariat Islam secara ideal, pasti –tanpa
diragukan lagi- akan menyelesaikan masalah dan memblokir semua potensi masalah.
Sebaliknya pelanggaran terhadap ketentuan Islam akan berakibat lahirnya masalah dan
ruwetnya persoalan.
Wallahua’lam.

More Related Content

What's hot

Pelajaran Sekolah SABAT ke-7 Triwulan 2 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-7 Triwulan 2 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-7 Triwulan 2 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-7 Triwulan 2 2015David Syahputra
 
2 q lesson 10 hal pertama yang terutama (hagai)
2 q lesson 10   hal pertama yang terutama (hagai)2 q lesson 10   hal pertama yang terutama (hagai)
2 q lesson 10 hal pertama yang terutama (hagai)
David Syahputra
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-5 Triwulan 3 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-5 Triwulan 3 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-5 Triwulan 3 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-5 Triwulan 3 2015David Syahputra
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-12 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
Pelajaran Sekolah SABAT ke-12 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)Pelajaran Sekolah SABAT ke-12 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
Pelajaran Sekolah SABAT ke-12 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
David Syahputra
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-8 Triwulan 2 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-8 Triwulan 2 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-8 Triwulan 2 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-8 Triwulan 2 2015
David Syahputra
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014David Syahputra
 
Tasawuf perbandingan
Tasawuf perbandinganTasawuf perbandingan
Tasawuf perbandingan
Nawal Nm
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-4 triwulan 4 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-4 triwulan 4 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-4 triwulan 4 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-4 triwulan 4 2015
David Syahputra
 
Bermegah Hanya dalam Salib (Galatia 6:11-18)
Bermegah Hanya dalam Salib (Galatia 6:11-18)Bermegah Hanya dalam Salib (Galatia 6:11-18)
Bermegah Hanya dalam Salib (Galatia 6:11-18)
Johan Setiawan
 
Gereja mulut kita akan penuh dengan tawa
Gereja mulut kita akan penuh dengan tawaGereja mulut kita akan penuh dengan tawa
Gereja mulut kita akan penuh dengan tawa
Ricky Desersi
 
Gereja-mulut kita akan penuh dengan tawa
Gereja-mulut kita akan penuh dengan tawaGereja-mulut kita akan penuh dengan tawa
Gereja-mulut kita akan penuh dengan tawakomunitas_anugerah
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-6 Triwulan 4 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-6 Triwulan 4 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-6 Triwulan 4 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-6 Triwulan 4 2015
David Syahputra
 
Berkunjung ke Israel. Pedang roh edisi 82
Berkunjung ke Israel. Pedang roh edisi 82Berkunjung ke Israel. Pedang roh edisi 82
Berkunjung ke Israel. Pedang roh edisi 82
alkitabiah
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan ke-2 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan ke-2 2014Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan ke-2 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan ke-2 2014
David Syahputra
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 3 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 3 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 3 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 3 2015
David Syahputra
 
Pelajaran Sekolah Sabat ke-11 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
Pelajaran Sekolah Sabat ke-11 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)Pelajaran Sekolah Sabat ke-11 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
Pelajaran Sekolah Sabat ke-11 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
David Syahputra
 
Buku saku perbankan syariah
Buku saku perbankan syariahBuku saku perbankan syariah
Buku saku perbankan syariah
Edi Awaludin
 
Pelajaran sekolah SABAT ke-10 Triwulan 4 2015
Pelajaran sekolah SABAT ke-10 Triwulan 4 2015Pelajaran sekolah SABAT ke-10 Triwulan 4 2015
Pelajaran sekolah SABAT ke-10 Triwulan 4 2015
David Syahputra
 
Biografi zainab binti jahsy radhiyallahu 'anha
Biografi  zainab binti jahsy radhiyallahu 'anhaBiografi  zainab binti jahsy radhiyallahu 'anha
Biografi zainab binti jahsy radhiyallahu 'anha
Muhammad Idris
 
Fatwa anak dalam islam
Fatwa anak dalam islamFatwa anak dalam islam
Fatwa anak dalam islam
Chaerudin Ibn Umar
 

What's hot (20)

Pelajaran Sekolah SABAT ke-7 Triwulan 2 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-7 Triwulan 2 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-7 Triwulan 2 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-7 Triwulan 2 2015
 
2 q lesson 10 hal pertama yang terutama (hagai)
2 q lesson 10   hal pertama yang terutama (hagai)2 q lesson 10   hal pertama yang terutama (hagai)
2 q lesson 10 hal pertama yang terutama (hagai)
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-5 Triwulan 3 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-5 Triwulan 3 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-5 Triwulan 3 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-5 Triwulan 3 2015
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-12 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
Pelajaran Sekolah SABAT ke-12 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)Pelajaran Sekolah SABAT ke-12 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
Pelajaran Sekolah SABAT ke-12 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-8 Triwulan 2 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-8 Triwulan 2 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-8 Triwulan 2 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-8 Triwulan 2 2015
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-1 Triwulan 4 2014
 
Tasawuf perbandingan
Tasawuf perbandinganTasawuf perbandingan
Tasawuf perbandingan
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-4 triwulan 4 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-4 triwulan 4 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-4 triwulan 4 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-4 triwulan 4 2015
 
Bermegah Hanya dalam Salib (Galatia 6:11-18)
Bermegah Hanya dalam Salib (Galatia 6:11-18)Bermegah Hanya dalam Salib (Galatia 6:11-18)
Bermegah Hanya dalam Salib (Galatia 6:11-18)
 
Gereja mulut kita akan penuh dengan tawa
Gereja mulut kita akan penuh dengan tawaGereja mulut kita akan penuh dengan tawa
Gereja mulut kita akan penuh dengan tawa
 
Gereja-mulut kita akan penuh dengan tawa
Gereja-mulut kita akan penuh dengan tawaGereja-mulut kita akan penuh dengan tawa
Gereja-mulut kita akan penuh dengan tawa
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-6 Triwulan 4 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-6 Triwulan 4 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-6 Triwulan 4 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-6 Triwulan 4 2015
 
Berkunjung ke Israel. Pedang roh edisi 82
Berkunjung ke Israel. Pedang roh edisi 82Berkunjung ke Israel. Pedang roh edisi 82
Berkunjung ke Israel. Pedang roh edisi 82
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan ke-2 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan ke-2 2014Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan ke-2 2014
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan ke-2 2014
 
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 3 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 3 2015Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 3 2015
Pelajaran Sekolah SABAT ke-11 Triwulan 3 2015
 
Pelajaran Sekolah Sabat ke-11 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
Pelajaran Sekolah Sabat ke-11 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)Pelajaran Sekolah Sabat ke-11 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
Pelajaran Sekolah Sabat ke-11 Triwulan 4 2014 (Indonesian language)
 
Buku saku perbankan syariah
Buku saku perbankan syariahBuku saku perbankan syariah
Buku saku perbankan syariah
 
Pelajaran sekolah SABAT ke-10 Triwulan 4 2015
Pelajaran sekolah SABAT ke-10 Triwulan 4 2015Pelajaran sekolah SABAT ke-10 Triwulan 4 2015
Pelajaran sekolah SABAT ke-10 Triwulan 4 2015
 
Biografi zainab binti jahsy radhiyallahu 'anha
Biografi  zainab binti jahsy radhiyallahu 'anhaBiografi  zainab binti jahsy radhiyallahu 'anha
Biografi zainab binti jahsy radhiyallahu 'anha
 
Fatwa anak dalam islam
Fatwa anak dalam islamFatwa anak dalam islam
Fatwa anak dalam islam
 

Similar to Tentang Adopsi Anak

Zainab binti jahsy radhiallahu ‘anha
Zainab binti jahsy radhiallahu ‘anhaZainab binti jahsy radhiallahu ‘anha
Zainab binti jahsy radhiallahu ‘anha
Ridas Zabbarae
 
Perkahwinan islam
Perkahwinan islamPerkahwinan islam
Perkahwinan islam
Aizira Aizuddin
 
Rukun dan Syarat Nikah
Rukun dan Syarat NikahRukun dan Syarat Nikah
Rukun dan Syarat Nikah
shafirahany22
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
ADILA NAJIHA
 
hukum perkahwinan antara ahl as-sunnah dengan syi'ah
hukum perkahwinan antara ahl as-sunnah dengan syi'ahhukum perkahwinan antara ahl as-sunnah dengan syi'ah
hukum perkahwinan antara ahl as-sunnah dengan syi'ah
R&R Darulkautsar
 
Tuntunan walimah syar'i
Tuntunan walimah syar'iTuntunan walimah syar'i
Tuntunan walimah syar'i
sakinah cinta management
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
Marhamah Saleh
 
Munakahat kelompok 7
Munakahat   kelompok 7Munakahat   kelompok 7
Munakahat kelompok 7
Mai Hasibuan
 
KELOMPOK4meraih kasih allah dengan ihsan XII-TKR2 PAI.pptx
KELOMPOK4meraih kasih allah dengan ihsan XII-TKR2 PAI.pptxKELOMPOK4meraih kasih allah dengan ihsan XII-TKR2 PAI.pptx
KELOMPOK4meraih kasih allah dengan ihsan XII-TKR2 PAI.pptx
mfalohrek
 
Tugas utama
Tugas utamaTugas utama
Tugas utama
Arie Pribadi
 
Kelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptx
Kelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptxKelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptx
Kelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptx
ShalsaNurliza
 
Tugasan al fiqh al islami 1 soalan kedua (konsep nasab menurut pandangan ulama)
Tugasan al fiqh al islami 1  soalan kedua (konsep nasab menurut pandangan ulama)Tugasan al fiqh al islami 1  soalan kedua (konsep nasab menurut pandangan ulama)
Tugasan al fiqh al islami 1 soalan kedua (konsep nasab menurut pandangan ulama)
Norafsah Awang Kati
 
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena BerzinaHukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
AZA Zulfi
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islam
Arra Asri
 
X_Genap_1.-Menjaga-Kehormatan-Diri-dengan-Menjauhi-Pergaulan-Bebas-dan-Perbua...
X_Genap_1.-Menjaga-Kehormatan-Diri-dengan-Menjauhi-Pergaulan-Bebas-dan-Perbua...X_Genap_1.-Menjaga-Kehormatan-Diri-dengan-Menjauhi-Pergaulan-Bebas-dan-Perbua...
X_Genap_1.-Menjaga-Kehormatan-Diri-dengan-Menjauhi-Pergaulan-Bebas-dan-Perbua...
MukarobinspdMukarobi
 
Hukum perayaan ulang tahun dalam islam
Hukum perayaan ulang tahun dalam islamHukum perayaan ulang tahun dalam islam
Hukum perayaan ulang tahun dalam islam
Ayu Pitas
 
Makalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - PernikahanMakalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - Pernikahan
RIZKY AYU NABILA
 
Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1
Iyeh Solichin
 

Similar to Tentang Adopsi Anak (20)

Zainab binti jahsy radhiallahu ‘anha
Zainab binti jahsy radhiallahu ‘anhaZainab binti jahsy radhiallahu ‘anha
Zainab binti jahsy radhiallahu ‘anha
 
Perkahwinan islam
Perkahwinan islamPerkahwinan islam
Perkahwinan islam
 
Rukun dan Syarat Nikah
Rukun dan Syarat NikahRukun dan Syarat Nikah
Rukun dan Syarat Nikah
 
Agama islam
Agama islamAgama islam
Agama islam
 
hukum perkahwinan antara ahl as-sunnah dengan syi'ah
hukum perkahwinan antara ahl as-sunnah dengan syi'ahhukum perkahwinan antara ahl as-sunnah dengan syi'ah
hukum perkahwinan antara ahl as-sunnah dengan syi'ah
 
Tuntunan walimah syar'i
Tuntunan walimah syar'iTuntunan walimah syar'i
Tuntunan walimah syar'i
 
Presentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh PoligamiPresentasi Fiqh Poligami
Presentasi Fiqh Poligami
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Munakahat kelompok 7
Munakahat   kelompok 7Munakahat   kelompok 7
Munakahat kelompok 7
 
KELOMPOK4meraih kasih allah dengan ihsan XII-TKR2 PAI.pptx
KELOMPOK4meraih kasih allah dengan ihsan XII-TKR2 PAI.pptxKELOMPOK4meraih kasih allah dengan ihsan XII-TKR2 PAI.pptx
KELOMPOK4meraih kasih allah dengan ihsan XII-TKR2 PAI.pptx
 
Tugas utama
Tugas utamaTugas utama
Tugas utama
 
Kelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptx
Kelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptxKelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptx
Kelompok 1 Munakahat Pernikahan.pptx
 
Tugasan al fiqh al islami 1 soalan kedua (konsep nasab menurut pandangan ulama)
Tugasan al fiqh al islami 1  soalan kedua (konsep nasab menurut pandangan ulama)Tugasan al fiqh al islami 1  soalan kedua (konsep nasab menurut pandangan ulama)
Tugasan al fiqh al islami 1 soalan kedua (konsep nasab menurut pandangan ulama)
 
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena BerzinaHukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
Hukum Menikahi Wanita Hamil Karena Berzina
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islam
 
X_Genap_1.-Menjaga-Kehormatan-Diri-dengan-Menjauhi-Pergaulan-Bebas-dan-Perbua...
X_Genap_1.-Menjaga-Kehormatan-Diri-dengan-Menjauhi-Pergaulan-Bebas-dan-Perbua...X_Genap_1.-Menjaga-Kehormatan-Diri-dengan-Menjauhi-Pergaulan-Bebas-dan-Perbua...
X_Genap_1.-Menjaga-Kehormatan-Diri-dengan-Menjauhi-Pergaulan-Bebas-dan-Perbua...
 
Hukum perayaan ulang tahun dalam islam
Hukum perayaan ulang tahun dalam islamHukum perayaan ulang tahun dalam islam
Hukum perayaan ulang tahun dalam islam
 
Pernikahan
PernikahanPernikahan
Pernikahan
 
Makalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - PernikahanMakalah Agama - Pernikahan
Makalah Agama - Pernikahan
 
Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1Ketentuan munakahat bag1
Ketentuan munakahat bag1
 

More from Abyanuddin Salam

Tentang Fenomena Hudutsnya Alam Semesta_Said Hawwa.pdf
Tentang Fenomena Hudutsnya Alam Semesta_Said Hawwa.pdfTentang Fenomena Hudutsnya Alam Semesta_Said Hawwa.pdf
Tentang Fenomena Hudutsnya Alam Semesta_Said Hawwa.pdf
Abyanuddin Salam
 
TAWAKAL 229 - IBUMU IBUMU.docx
TAWAKAL 229 - IBUMU IBUMU.docxTAWAKAL 229 - IBUMU IBUMU.docx
TAWAKAL 229 - IBUMU IBUMU.docx
Abyanuddin Salam
 
TAWAKAL 235 DZIKIR-DZIKIR YANG LAUR BIASA KASIATNYA.pdf
TAWAKAL 235 DZIKIR-DZIKIR YANG LAUR BIASA KASIATNYA.pdfTAWAKAL 235 DZIKIR-DZIKIR YANG LAUR BIASA KASIATNYA.pdf
TAWAKAL 235 DZIKIR-DZIKIR YANG LAUR BIASA KASIATNYA.pdf
Abyanuddin Salam
 
TAWAKAL 231 AQIDAH DAN AKHLAQ JAHILIYYAH.pdf
TAWAKAL 231 AQIDAH DAN AKHLAQ JAHILIYYAH.pdfTAWAKAL 231 AQIDAH DAN AKHLAQ JAHILIYYAH.pdf
TAWAKAL 231 AQIDAH DAN AKHLAQ JAHILIYYAH.pdf
Abyanuddin Salam
 
Peristiwa hari akhir
Peristiwa hari akhirPeristiwa hari akhir
Peristiwa hari akhir
Abyanuddin Salam
 
Tawakal 216 akhlaq agung dan kelembutan nabi saw.
Tawakal 216 akhlaq agung dan kelembutan nabi saw.Tawakal 216 akhlaq agung dan kelembutan nabi saw.
Tawakal 216 akhlaq agung dan kelembutan nabi saw.
Abyanuddin Salam
 
Tawakal 212 tiada azab tanpa kedurhakaan
Tawakal 212 tiada azab tanpa kedurhakaanTawakal 212 tiada azab tanpa kedurhakaan
Tawakal 212 tiada azab tanpa kedurhakaan
Abyanuddin Salam
 
Wanita wanita yang haram dinikahi
Wanita wanita yang haram dinikahiWanita wanita yang haram dinikahi
Wanita wanita yang haram dinikahi
Abyanuddin Salam
 
Introspeksi diri
Introspeksi diriIntrospeksi diri
Introspeksi diri
Abyanuddin Salam
 
Membina keluarga
Membina keluargaMembina keluarga
Membina keluarga
Abyanuddin Salam
 
Cara berfikir orang dzalim
Cara berfikir orang dzalimCara berfikir orang dzalim
Cara berfikir orang dzalimAbyanuddin Salam
 
Hati2
Hati2Hati2
Hadits tentang Khadijah,Aisyah,Fathimah
Hadits tentang Khadijah,Aisyah,FathimahHadits tentang Khadijah,Aisyah,Fathimah
Hadits tentang Khadijah,Aisyah,Fathimah
Abyanuddin Salam
 
Hukum oral seks
Hukum oral seksHukum oral seks
Hukum oral seks
Abyanuddin Salam
 
Food ingredient numbers
Food ingredient numbersFood ingredient numbers
Food ingredient numbers
Abyanuddin Salam
 
Makanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam IslamMakanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam IslamAbyanuddin Salam
 

More from Abyanuddin Salam (20)

Tentang Fenomena Hudutsnya Alam Semesta_Said Hawwa.pdf
Tentang Fenomena Hudutsnya Alam Semesta_Said Hawwa.pdfTentang Fenomena Hudutsnya Alam Semesta_Said Hawwa.pdf
Tentang Fenomena Hudutsnya Alam Semesta_Said Hawwa.pdf
 
TAWAKAL 229 - IBUMU IBUMU.docx
TAWAKAL 229 - IBUMU IBUMU.docxTAWAKAL 229 - IBUMU IBUMU.docx
TAWAKAL 229 - IBUMU IBUMU.docx
 
TAWAKAL 235 DZIKIR-DZIKIR YANG LAUR BIASA KASIATNYA.pdf
TAWAKAL 235 DZIKIR-DZIKIR YANG LAUR BIASA KASIATNYA.pdfTAWAKAL 235 DZIKIR-DZIKIR YANG LAUR BIASA KASIATNYA.pdf
TAWAKAL 235 DZIKIR-DZIKIR YANG LAUR BIASA KASIATNYA.pdf
 
TAWAKAL 231 AQIDAH DAN AKHLAQ JAHILIYYAH.pdf
TAWAKAL 231 AQIDAH DAN AKHLAQ JAHILIYYAH.pdfTAWAKAL 231 AQIDAH DAN AKHLAQ JAHILIYYAH.pdf
TAWAKAL 231 AQIDAH DAN AKHLAQ JAHILIYYAH.pdf
 
Peristiwa hari akhir
Peristiwa hari akhirPeristiwa hari akhir
Peristiwa hari akhir
 
Tawakal 216 akhlaq agung dan kelembutan nabi saw.
Tawakal 216 akhlaq agung dan kelembutan nabi saw.Tawakal 216 akhlaq agung dan kelembutan nabi saw.
Tawakal 216 akhlaq agung dan kelembutan nabi saw.
 
Tawakal 212 tiada azab tanpa kedurhakaan
Tawakal 212 tiada azab tanpa kedurhakaanTawakal 212 tiada azab tanpa kedurhakaan
Tawakal 212 tiada azab tanpa kedurhakaan
 
Wanita wanita yang haram dinikahi
Wanita wanita yang haram dinikahiWanita wanita yang haram dinikahi
Wanita wanita yang haram dinikahi
 
Introspeksi diri
Introspeksi diriIntrospeksi diri
Introspeksi diri
 
Membina keluarga
Membina keluargaMembina keluarga
Membina keluarga
 
Anak sholeh
Anak sholehAnak sholeh
Anak sholeh
 
Cara berfikir orang dzalim
Cara berfikir orang dzalimCara berfikir orang dzalim
Cara berfikir orang dzalim
 
Hati2
Hati2Hati2
Hati2
 
Hadits tentang Khadijah,Aisyah,Fathimah
Hadits tentang Khadijah,Aisyah,FathimahHadits tentang Khadijah,Aisyah,Fathimah
Hadits tentang Khadijah,Aisyah,Fathimah
 
Hukum oral seks
Hukum oral seksHukum oral seks
Hukum oral seks
 
Food ingredient numbers
Food ingredient numbersFood ingredient numbers
Food ingredient numbers
 
Pemimpin dalam Islam
Pemimpin dalam IslamPemimpin dalam Islam
Pemimpin dalam Islam
 
Hati yang bersih
Hati yang bersihHati yang bersih
Hati yang bersih
 
Makanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam IslamMakanan halal dan haram dalam Islam
Makanan halal dan haram dalam Islam
 
Saudariku
SaudarikuSaudariku
Saudariku
 

Tentang Adopsi Anak

  • 1. Tentang Adopsi Anak Islam mengharamkan mengadopsi anak karena mengadopsi anak bermakna mengambil (mengangkat) anak orang lain secara sah menjadi anak sendiri, sementara penisbatan Nasab kepada orang yang tidak ada hubungan Nasab dicela keras dalam Islam. Dalam kamus besar bahasa Indonesia dinyatakan; adop·si n 1 pengangkatan anak orang lain sbg anak sendiri; 2 Huk penerimaan suatu usul atau laporan (msl dl proses legislatif); 3 pemungutan; meng·a·dop·si v 1 mengambil (mengangkat) anak orang lain secara sah menjadi anak sendiri; 2 memungut: bahasa Indonesia banyak ~ kata asing; peng·a·dop·si n orang yg mengadopsi; peng·a·dop·si·an n proses, cara, perbuatan mengadopsi Dengan definisi adopsi sebagaimana dinyatakan diatas, jelaslah bahwa aktifitas adopsi adalah aktifitas mengangkat anak orang lain sebagai anak sendiri. Artinya, anak orang lain yang tidak ada hubungan Nasab dengan pihak yang mengadopsi diangkat secara sah dan dilindungi hukum untuk menjadi anaknya untuk memperoleh konsekuensi-konsekuensi hukum sebagaimana anak sendiri. Adopsi dengan makna seperti ini jelas diharamkan Islam karena bermakna menyambungkan Nasab (garis keturunan) kepada orang yang tidak ada hubungan Nasab, padahal Islam sangat menjaga kejelasan Nasab dan melarang pencampuradukan Nasab. Allah berfirman; Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar) (Al-Ahzab;4). Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa anak-anak angkat/adopsi tidak akan pernah menjadi anak kandung selamanya. Itu semua hanya klaim mulut saja yang tidak ada nilainya sama sekali di sisi Allah dan tidak bisa mengubah konsekuensi-konsekuensi hukum. Asbabun Nuzul ayat ini sebenarnya terkait dengan adopsi anak yang dilakukan Rasulullah SAW. Sebelum turun ayat ini Rasulullah SAW pernah mengadopsi anak yang bernama Zaid bin Haritsah. Zaid sendiri asalnya adalah seorang budak milik Khadijah, istri Rasulullah SAW. Ketika Khadijah melihat Rasulullah SAW menyukainya, maka Khadijah menghadiahkan Zaid kepada beliau. Setelah Zaid jadi miliknya, Rasulullah SAW membebaskannya dari status budak kemudian mengangkatnya menjadi anak. Dengan pengadopsian itu maka Zaid bukan lagi dipanggil Zaid bin Haritsah tetapi menjadi Zaid bin Muhammad. Setelah dewasa Zaid dinikahkan dengan wanita yang masih terhitung kerabat Rasulullah SAW sendiri yaitu Zainab binti Jahsy.
  • 2. Namun ternyata Allah tidak ridha dengan sistem adopsi ini, maka diturunkanlah ayat; Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri). yang demikian itu hanyalah perkataanmu dimulutmu saja. dan Allah mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar) (Al-Ahzab;4). Kemudian Allah memerintahkan agar anak-anak adopsi/angkat itu dipanggil dengan Nasab yang disambungkan pada ayah asli/sejati mereka. Allah berfirman; Panggilah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; Itulah yang lebih adil pada sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, Maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu (Al- Ahzab;5) Zaid, setelah turunnya ayat ini, jika sebelumnya dipanggil Zaid bin Muhammad maka setelah itu dipanggil dengan dinisbatkan kepada ayahnya yang asli yaitu Haritsah. Sehingga panggilannya kembali lagi menjadi Zaid bin Haritsah. Allah juga menegaskan bahwa Muhammad Rasulullah SAW tidak pernah menjadi ayah bagi salah seorang lelakipun. Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(Al-Ahzab;40) Memang benar Rasulullah SAW pernah memiliki sejumlah anak lelaki seperti Al-Qosim, Abdullah dan Ibrahim. Namun semua putra Rasulullah SAW ini wafat dalam usia kecil, sehingga tidak ada satupun anak kandung –yang masih hidup-yang secara syar’i boleh bernasab kepada Rasulullah SAW. Bahkan, untuk menegaskan aturan syariat tentang adopsi ini Allah berkehendak menikahkan Zainab binti Jahsy (istri Zaid bin Haritsah) dengan Rasulullah SAW setelah Zaid menceraikannya. Menikahi istri anak angkat hukumnya mubah, karena istri anak angkat bukan menantu yang terkategori Mahram. Anak angkat tetaplah orang lain, sehingga istrinyapun juga orang lain yang halal dinikahi. Maka tatkala Zaid telah mengakhiri keperluan terhadap Istrinya (menceraikannya), Aku kawinkan kamu dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk (mengawini) isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. dan adalah ketetapan Allah itu pasti terjadi. (Al-Ahzab;37)
  • 3. Menabrak adat istiadat, tradisi dan kebiasaan umum adopsi memang cukup berat. Karena itu Allah mengingatkan Rasulullah SAW agar tidak menuruti adat istiadat, tradisi dan kebiasaan umum yang dijaga kaum kafir dan munafiq itu. Allah mengingatkan agar Rasulullah SAW hanya berpegang teguh kepada wahyu saja tanpa memperhatikan pertimbangan-pertimbangan yang lain. 1. Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang- orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana, - 2. dan ikutilah apa yang diwahyukan Tuhan kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. 3. dan bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara.(Al-Ahzab;1-3) Nabi sendiri setelah itu, dengan tuntunan wahyu menegaskan larangan penisbatan Nasab kepada orang yang tidak ada hubungan Nasab dengan sabdanya; “Dari Sa’d beliau berkata; Aku mendengar Nabi SAW bersabda; Barangsiapa mengaku- ngaku bernasab kepada selain ayahnya sementara dia tahu dia bukan ayahnya, maka Surga haram baginya” (H.R.Bukhari) Oleh karena itu, berdasarkan nash-nash di atas jelaslah bahwa Islam mengharamkan adopsi anak dengan pengertian menjadikan anak orang lain sebagai anak sendiri yang diperlakukan sebagai anak sendiri dan dinisbatkan Nasabnya kepada Nasabnya sendiri. Adapun mengadopsi anak dengan pengertian mengurus dan membiayai kebutuhan anak sampai mandiri, tanpa adanya penisbatan Nasab maka hal ini diperbolehkan bahkan dipuji karena aktifitas ini termasuk pengertian Kafalah (pengasuhan) bukan Tabanni (adopsi). Rasulullah SAW memuji orang yang bersukarela mengasuh anak yatim, yaitu mengurus dan membiayai kebutuhannya sampai dia mandiri. “Dari Sahl bin Sa’d dari Nabi SAW beliau bersabda; Aku dan pengasuh anak yatim disurga seperti ini –beliau menunjukkan dua jarinya; telunjuk dan jari tengah- (untuk menunjukkan kedekatan)” (H.R.Bukhari)
  • 4. Mengurus dan membiayai kebutuhan anak untuk meringankan beban orang lain juga termasuk keumuman perintah berbuat Ihsan (kebaikan) yang dinyatakan Allah dalam firmanNya; Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu(An-Nisa; 36) Atas dasar ini bisa disimpulan bahwa mengadopsi anak dengan makna mengambil (mengangkat) anak orang lain secara sah menjadi anak sendiri hukumnya haram sementara mengurus dan membiayai kebutuhan anak tanpa adanya penisbatan Nasab (Nasabnya tetap ke ayahnya yang asli) hukumnya sunnah. Perbedaan fakta adopsi ini perlu diperhatikan oleh seorang muslim jika ingin mengasuh seorang anak. Patut diperhatikan pula, bahwa ketaatan terhadap syariat Islam secara ideal, pasti –tanpa diragukan lagi- akan menyelesaikan masalah dan memblokir semua potensi masalah. Sebaliknya pelanggaran terhadap ketentuan Islam akan berakibat lahirnya masalah dan ruwetnya persoalan. Wallahua’lam.