Dokumen tersebut membahas tentang makna dan hakikat dari zuhud menurut ajaran Islam. Zuhud dijelaskan sebagai sikap menghindari keinginan duniawi secara berlebihan dan hanya mengambil kebutuhan yang diperlukan secara syar'i. Rasulullah mencontohkan hidup yang sederhana walaupun bekerja sangat keras. Tujuan utama seorang mukmin adalah keridhaan Allah, bukan kebahagiaan duniawi
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan ibadah haji oleh Siti Umrah bt Sanusi dengan No Matrik A121392 di bawah bimbingan En Mohd Khalid bin Nasir. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, dalil, syarat dan rukun-rukun haji.
Kelompok anggota terdiri dari 6 orang yang membahas tentang haji, umrah, pengertian, syarat-syarat, hikmah, rukun-rukun haji dan umrah. Dokumen memberikan informasi mengenai proses dan kewajiban-kewajiban dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan ibadah haji oleh Siti Umrah bt Sanusi dengan No Matrik A121392 di bawah bimbingan En Mohd Khalid bin Nasir. Terdapat penjelasan mengenai pengertian, dalil, syarat dan rukun-rukun haji.
Kelompok anggota terdiri dari 6 orang yang membahas tentang haji, umrah, pengertian, syarat-syarat, hikmah, rukun-rukun haji dan umrah. Dokumen memberikan informasi mengenai proses dan kewajiban-kewajiban dalam melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan ibadah haji dan umrah menurut agama Islam, meliputi penjelasan mengenai rukun-rukun, syarat-syarat, dan tata cara melaksanakan ibadah haji seperti ihram, wukuf di Arafah, thawaf, sa'i, dan tahallul.
Dokumen tersebut membahas pengertian, rukun, wajib, dan sunah dari haji dan umrah menurut berbagai mazhab. Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup bagi Muslim yang mampu, sedangkan umrah bisa dilaksanakan kapan saja sebagai sunah. Terdapat perbedaan pelaksanaan antara haji dan umrah dari segi waktu, tata cara, dan hukum menurut para ul
Hadis ini menjelaskan tentang tiga tingkatan keimanan yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. Islam didefinisikan sebagai menyatakan syahadat dan melaksanakan rukun-rukun Islam. Iman dijelaskan sebagai meyakini Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir Allah. Ihsan diartikan sebagai beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya, atau
Makalah ini membahas tentang haji dan umrah dengan menjelaskan pengertian, syarat, rukun, dan tahapan pelaksanaan masing-masing ibadah. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, sedangkan umrah adalah ibadah sunnah. Kedua ibadah tersebut memerlukan pemenuhan syarat-syarat dan pelaksanaan rukun-rukun tertentu agar sah.
Ibadah haji dan umrah merupakan salah satu rukun Islam yang penting. Haji wajib bagi yang mampu secara fisik dan keuangan, sedangkan umrah boleh dilakukan kapan saja. Keduanya memiliki syarat, rukun, dan larangan yang harus dipenuhi untuk menjadi haji yang sah, seperti memakai pakaian ihram, thawaf, sa'i, dan berdiam di Arafah.
Makalah ini membahas tentang haji dan umrah. Dijelaskan pengertian haji dan umrah, syarat-syarat, rukun-rukun, dan cara pelaksanaannya. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan setidaknya satu kali seumur hidup bagi Muslim yang mampu.
Dokumen tersebut membahas tentang manasik haji dan umrah menurut teladan Rasulullah SAW. Pertama, dibahas mengenai persiapan haji meliputi wasiat penting, kewajiban haji sekali seumur hidup, dan perintah untuk segera melaksanakan haji. Kedua, dibahas mengenai keutamaan haji dan umrah yang dapat menghapus dosa dan memberikan balasan surga. Ketiga, dibahas mengenai makna h
Haji dan Umrah merupakan ibadah penting dalam agama Islam. Haji wajib bagi Muslim yang mampu sekali seumur hidup, sedangkan Umrah bisa dilakukan kapan saja. Kedua ibadah tersebut memiliki rukun, wajib, dan sunah yang harus dipenuhi."
Definisi Haji dan Umrah memberikan definisi haji dan umrah secara etimologi dan terminologi. Dokumen ini juga membahas syarat wajib dan syarat sah haji dan umrah, rukun dan wajib haji dan umrah, larangan-larangan dan hal-hal yang membatalkan haji dan umrah, serta perbedaan antara haji dan umrah.
Dokumen ini membahas tentang ketentuan haji dan umroh. Haji adalah mengunjungi Baitullah untuk melaksanakan ibadah sesuai syarat dan waktu. Syarat haji adalah beragama Islam, dewasa, sehat, mampu, dan merdeka. Rukun haji meliputi ihrom, wuquf di Arafah, thowaf, sa'i, tahalul, dan tertib. Terdapat pula larangan dan sanksi pelanggaran dalam haji. Umroh
Dokumen tersebut membahas tentang ketakutan akan kemiskinan dan bahaya ketergodaan dunia bagi umat Islam berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW. Nabi tidak khawatir akan kemiskinan namun lebih khawatir jika umat diliputi kemewahan dunia yang dapat memisahkan mereka dari jalan Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan ketentuan-ketentuan pelaksanaan ibadah haji dan umrah menurut agama Islam, meliputi penjelasan mengenai rukun-rukun, syarat-syarat, dan tata cara melaksanakan ibadah haji seperti ihram, wukuf di Arafah, thawaf, sa'i, dan tahallul.
Dokumen tersebut membahas pengertian, rukun, wajib, dan sunah dari haji dan umrah menurut berbagai mazhab. Haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup bagi Muslim yang mampu, sedangkan umrah bisa dilaksanakan kapan saja sebagai sunah. Terdapat perbedaan pelaksanaan antara haji dan umrah dari segi waktu, tata cara, dan hukum menurut para ul
Hadis ini menjelaskan tentang tiga tingkatan keimanan yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. Islam didefinisikan sebagai menyatakan syahadat dan melaksanakan rukun-rukun Islam. Iman dijelaskan sebagai meyakini Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir Allah. Ihsan diartikan sebagai beribadah kepada Allah seolah-olah melihat-Nya, atau
Makalah ini membahas tentang haji dan umrah dengan menjelaskan pengertian, syarat, rukun, dan tahapan pelaksanaan masing-masing ibadah. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, sedangkan umrah adalah ibadah sunnah. Kedua ibadah tersebut memerlukan pemenuhan syarat-syarat dan pelaksanaan rukun-rukun tertentu agar sah.
Ibadah haji dan umrah merupakan salah satu rukun Islam yang penting. Haji wajib bagi yang mampu secara fisik dan keuangan, sedangkan umrah boleh dilakukan kapan saja. Keduanya memiliki syarat, rukun, dan larangan yang harus dipenuhi untuk menjadi haji yang sah, seperti memakai pakaian ihram, thawaf, sa'i, dan berdiam di Arafah.
Makalah ini membahas tentang haji dan umrah. Dijelaskan pengertian haji dan umrah, syarat-syarat, rukun-rukun, dan cara pelaksanaannya. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan setidaknya satu kali seumur hidup bagi Muslim yang mampu.
Dokumen tersebut membahas tentang manasik haji dan umrah menurut teladan Rasulullah SAW. Pertama, dibahas mengenai persiapan haji meliputi wasiat penting, kewajiban haji sekali seumur hidup, dan perintah untuk segera melaksanakan haji. Kedua, dibahas mengenai keutamaan haji dan umrah yang dapat menghapus dosa dan memberikan balasan surga. Ketiga, dibahas mengenai makna h
Haji dan Umrah merupakan ibadah penting dalam agama Islam. Haji wajib bagi Muslim yang mampu sekali seumur hidup, sedangkan Umrah bisa dilakukan kapan saja. Kedua ibadah tersebut memiliki rukun, wajib, dan sunah yang harus dipenuhi."
Definisi Haji dan Umrah memberikan definisi haji dan umrah secara etimologi dan terminologi. Dokumen ini juga membahas syarat wajib dan syarat sah haji dan umrah, rukun dan wajib haji dan umrah, larangan-larangan dan hal-hal yang membatalkan haji dan umrah, serta perbedaan antara haji dan umrah.
Dokumen ini membahas tentang ketentuan haji dan umroh. Haji adalah mengunjungi Baitullah untuk melaksanakan ibadah sesuai syarat dan waktu. Syarat haji adalah beragama Islam, dewasa, sehat, mampu, dan merdeka. Rukun haji meliputi ihrom, wuquf di Arafah, thowaf, sa'i, tahalul, dan tertib. Terdapat pula larangan dan sanksi pelanggaran dalam haji. Umroh
Dokumen tersebut membahas tentang ketakutan akan kemiskinan dan bahaya ketergodaan dunia bagi umat Islam berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW. Nabi tidak khawatir akan kemiskinan namun lebih khawatir jika umat diliputi kemewahan dunia yang dapat memisahkan mereka dari jalan Allah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian dan tingkatan zuhud menurut beberapa ahli, serta dalil-dalil yang mendukung praktik zuhud. Zuhud didefinisikan sebagai upaya mengalihkan perhatian dari dunia dan fokus pada kepentingan akhirat, serta menganggap kecil nilai duniawi."
Dokumen tersebut membahas tentang ziarah antar muslimah. Ia menjelaskan bahwa ziarah harus dilakukan dengan hati-hati dan selektif, serta tidak boleh mengabaikan kewajiban utama. Ziarah idealnya untuk mempererat silaturahmi, menyampaikan nasihat kebaikan, dan menziarahi orang tua. Adab-adab ziarah mencakup berhijab, tidak berlama-lama, dan meminta izin secara sopan
Majelis ilmu dibandingkan dengan majelis lain yang berdoa. Meski keduanya berkebaikan, majelis ilmu lebih utama karena tujuan pengajaran. Menuntut ilmu wajib bagi muslim dan akan memudahkan jalan menuju surga. Orang berilmu mampu membedakan hal-hal penting dalam agama. Ada pahala besar bagi yang menuntut ilmu atas dasar ridha Allah.
Khutbah Jumat ini membahas tentang 3 poin utama:
1. Manusia dituntut untuk bisa menyeimbangkan kepentingan lahiriyah duniawi dan rohani, jangan hanya fokus pada satu sisi. Keduanya harus seimbang, selaras, dan sejalan.
2. Dunia merupakan jembatan untuk menuju akhirat. Dunia bersifat sementara sedangkan akhirat adalah tujuan manusia sejati.
3. Allah men
Teks tersebut membahas konsep zuhud, iffah, dan tawadhu sebagai akhlak kepada diri sendiri menurut Islam. Zuhud dijelaskan sebagai melepaskan diri dari ketergantungan selain kepada Allah, iffah sebagai menjaga kehormatan diri, dan tawadhu sebagai sikap rendah hati. Teks tersebut juga menjelaskan ciri-ciri dan contoh penerapan ketiga konsep akhlak tersebut dalam kehidupan
Meluruskan salah faham terhadap doa nabi saw tentang kemiskinanMuhsin Hariyanto
Dokumen tersebut membahas tentang salah paham terhadap doa Nabi Muhammad SAW tentang 'kemiskinan'. Doa tersebut sebenarnya bermakna 'khusyu' dan 'tawadhu', bukan kekurangan harta seperti yang sering dipahami. Hal ini dijelaskan melalui penjelasan ulama seperti Ibnu Atsir, Ibnu Mandzur, Al-Ghazali, Ibnu Taimiyah dan lainnya.
Ada beberapa ciri utama ulul albab menurut dokumen tersebut:
1. Melihat tanda-tanda kekuasaan Allah dalam penciptaan alam semesta.
2. Senantiasa mengingat Allah dalam segala keadaan.
3. Selalu mengembangkan ilmu pengetahuan dengan merenungkan ciptaan Allah.
Teks tersebut memberikan 7 cara untuk mengatasi penyakit hasad (dengki) yang dianggap berbahaya bagi umat Islam. Cara-cara tersebut antara lain mengakui bahwa hasad adalah penyakit, memperoleh ilmu agama, berserah diri kepada takdir Allah, menghindari iri hati terhadap rezeki orang lain, memohon kepada Allah, shalat lima waktu, dan mengingat kematian.
Tiga hadits menjelaskan pentingnya mencari rizki secara halal. Hadits pertama menyatakan memberi lebih baik daripada meminta. Hadits kedua menyarankan menjual kayu bakar daripada meminta. Hadits ketiga menceritakan Nabi Daud makan dari hasil usahanya sendiri.
1. Dokumen ini membahas pentingnya muhasabah atau mengevaluasi diri sendiri secara teratur untuk meningkatkan ketaatan dan menghindari maksiat.
2. Hadis Nabi menjelaskan bahwa orang yang sukses adalah yang selalu mengevaluasi dirinya sendiri dan beramal untuk kehidupan akhirat, sedangkan orang yang gagal hanya mengikuti nafsu dan berangan-angan saja tanpa aksi.
3. Muhasabah memiliki manfaat
Dokumen tersebut membahas tentang kemudahan memahami al-Quran. Allah telah menjamin bahwa al-Quran mudah dipahami bagi siapa saja yang berkemauan kuat untuk mempelajarinya. Kebenaran agama juga jelas, meskipun diperlukan kesungguhan untuk memahaminya. Oleh karena itu, tidak ada alasan untuk mengklaim bahwa memahami al-Quran sulit.
1. Istighfar merupakan kunci utama untuk mendapatkan berkah dan kemudahan dalam kehidupan, termasuk rezeki yang melimpah. Teladan Nabi Muhammad SAW dan sahabat mencontohkan pentingnya istighfar.
2. Banyak manusia mengumpulkan harta dengan cara yang tidak benar tanpa istighfar dan mengundang murka Allah. Istighfar yang tulus dapat menyelesaikan masalah dan membuka jalan baru untuk rezeki.
3
Dokumen tersebut membahas etika dalam berdoa menurut pandangan Islam. Beberapa etika utama dalam berdoa antara lain memilih waktu-waktu mulia untuk berdoa seperti malam Jumat, bulan Ramadhan, dan sepertiga malam terakhir, tidak meninggikan suara, merendahkan hati dengan penuh khusyuk dan harap, mengawali doa dengan dzikir dan shalawat, serta berdoa dengan optimisme bahwa doa akan dikab
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang kesalahan dalam mendidik anak generasi milenial di Indonesia yang mengakibatkan kecelakaan beruntun.
2. Orang tua kini terlalu fokus pada materi dan gaya hidup mewah tanpa memberikan fondasi hidup yang baik kepada anak-anak.
3. Anak-anak perlu dilatih keterampilan hidup seperti self-control, fleksib
Muhsin Hariyanto adalah dosen tetap Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan mubaligh kampung yang aktif mengajar, berdakwah, dan menulis di berbagai media. Ia menyelesaikan pendidikan dasar, menengah, dan tinggi di berbagai lembaga pendidikan Islam. Saat ini ia juga menyelesaikan program doktoral dengan fokus Politik Islam.
Berbahagialah dengan cara membuang energi negatif dan menabung energi positifMuhsin Hariyanto
Teks memberikan nasihat untuk berbahagia dengan cara membuang energi negatif melalui zakat dan sedekah, serta menabung energi positif melalui amal saleh seperti yang disarankan dalam beberapa ayat Al-Quran. Ayat-ayat tersebut mendorong umat Islam untuk memberikan sebagian harta mereka kepada orang-orang yang membutuhkan.
Teks ini membahas pentingnya menjadi diri sendiri tanpa topeng kepalsuan dan menyarankan untuk tampil sebagai diri sejati dengan kejujuran dan kerendahhatian. Sang penulis mengingatkan bahwa berpura-pura menjadi orang luar biasa akan menyebabkan tersiksa karena harus terus berbohong dan menyembunyikan diri sebenarnya.
1. Memahami Makna Zuhud
Prolog
Akhir-akhir ini banyak orang yang – karena keinginannya –
bersikap zuhud, tetapi pelaksanaannya justeru terkesan
‘berlebihan’ dan bahkan menyalahi konsep dasarnya.
Sehingga seolah-olah Islam – dengan pengamalan zuhud
umatnya --- telah mengajarkan kepada umatnya untuk
menjadi manusia dan komunitas ‘antidunia’. Mereka tidak
mau menjadi orang kaya, orang pintar dan memiliki
jabatan yang tinggi, karena kekhawatirannya akan
‘terjebak’ ke dalam lembah kemaksiatan. Padahal, bagi
seorang zahid (seorang yang bersikap zuhud), semua itu
sangat bergantung pada ‘bagaimana’ dia menyikapinya.
Bahkan, seorang zahid sejati, ‘dunia’ dan segala macam
kenikmatan yang ada di dalamnya bisa dia gunakan –
secara optimal -- sebagai jembatan emas menuju ridha
Allah, sehingga ‘Dia’ bisa memeroleh dua kebahagiaan
sejati dalam satu kesempatan: “kebahagiaan duniawi dan
ukhrawi’.
Zuhud adalah salah satu akhlak utama seorang muslim. Terutama
saat di hadapannya terbentang lebar kesempatan untuk meraih dunia
dengan segala macam perbendaharaannnya. Apakah itu kekuasaan, harta,
kedudukan, dan segala fasilitas lainnya. Karenanya, zuhud adalah
karakteristik dasar yang membedakan antara seorang mukmin sejati dengan
mukmin awam. Jika tidak memiliki keistimewaan dengan karakteristik ini,
seorang mukmin tidak dapat dibedakan lagi dari mayoritas manusia yang
terkena fitnah dunia. Apalagi seorang bagi para pempimpin umat (ulama
dan umara’).
Rasulullah s.a.w. bersabda,
ديِ يْ أَ فيِ ماَ فيِ دْ هَ زْ واَ ، هُ لّ ال كَ بّ حِ يُ ياَ نْ دّ ال فيِ دْ هَ زْ ا
ناسّ ال كَ بّ حِ يُ سِ ناّ .ال
1
2. ”Zuhudlah terhadap apa yang ada di dunia, maka Allah akan mencintaimu. Dan
zuhudlah terhadap apa yang ada di sisi manusia, maka manusia pun akan
mencintaimu” (HR Ibnu Majah, ath-Thabrani, Ibnu Hibban dan Al-Hakim
dari Sahal bin Sa’ad as-Sa’idi)
Makna dan Hakikat Zuhud
Makna dan hakikat zuhud banyak diungkap dalam hadis Nabi s.a.w..
Misalnya, beliau pernah bersabda,
.فيِ نْ كُ لٍ بيِ سَ رُ بِ عاَ وْ أَ ، بٌ ريِ غَ كَ نّ أَ كَ ياَ نْ دّ ال فيِ نْ كُ
رَ مَ عُ نُ بْ ا نَ كاَ وَ ، لٍ بيِ سَ رُ بِ عاَ وْ أَ ، بٌ ريِ غَ كَ نّ أَ كَ ياَ نْ دّ ال
تَ حْ بَ صْ أَ ذاَ إِ وَ ، حَ باَ صّ ال رِ ظِ تَ نْ تَ لَ فَ تَ يْ سَ مْ أَ ذاَ إِ لُ قوُ يَ
نْ مِ وَ كَ ضِ رَ مَ لِ كَ تِ حّ صِ نْ مِ ذْ خُ وَ ءَ ساَ مَ لْ ا رِ ظِ تَ نْ تَ لَ فَ
كَ تِ وْ مَ لِ كَ تِ ياَ حَ .
“Jadilah kamu di dunia ini seakan-akan orang asing atau seorang pengembara."
Ibnu Umar juga berkat:; 'Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu
menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka
janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu,
dan hidupmu sebelum matimu.” (HR al-Bukhari, at-Tirmidzi, Ibnu Majah,
Ahmad bin Hanbal’ Ibnu Hibban, Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari
Abdullah bin Umar).
Selanjutnya Rasulullah s.a.w. mencontohkan langsung kepada para
sahabat dan umatnya bagaimana hidup di dunia. Beliau adalah orang yang
paling rajin bekerja dan beramal shalih, paling semangat dalam ibadah,
paling gigih dalam berjihad. Tetapi pada saat yang sama beliau tidak
mengambil hasil dari semua jerih payahnya di dunia berupa harta dan
kenikmatan dunia. Kehidupan Rasulullah s.a.w. sangat sederhana dan
bersahaja. Beliau lebih mementingkan kebahagiaan hidup di akhirat dan
keridhaan Allah SWT.
2
3. Ibnu Mas’ud r.a. melihat Rasulullah s.a.w. tidur di atas kain tikar
yang lusuh sehingga membekas di pipinya, kemudian berkata,
نَ مِ كَ قيِ يَ شاً راَ فِ كَ لَ ناَ ذْ خَ تّ ا ناَ تَ رْ مَ أَ وْ لَ اِ لَ سوُ رَ ياَ
:ماَ نّ إِ ،ياَ نْ دّ والَ ناَ أَ ماَ وَ ،ياَ نْ دّ للِ وَ ليِ ماَ لَ قاَ فَ ر؟ِ صيِ حَ لْ ا
مّ ثُ ةٍ رَ جَ شَ تَ حْ تَ لّ ظَ تَ سْ ا بٍ كِ راَ كَ ياَ نْ دّ ال لُ ثَ مَ وَ ليِ ثَ مَ
هاَ كَ رْ تَ وَ حَ راَ .
”Wahai Rasulullah s.a.w., bagaimana kalau saya ambilkan untukmu kasur?” Maka
Rasulullah s.a.w. menjawab, ”Untuk apa dunia itu! Hubungan saya dengan dunia
seperti pengendara yang mampir sejenak di bawah pohon, kemudian pergi dan
meninggalkannya.” (HR at-Tirmidzi)
Para ulama memperjelas makna dan hakikat zuhud. Secara syar’i,
zuhud bermakna mengambil sesuatu yang halal hanya sebatas keperluan.
Abu Idris Al-Khaulani berkata, ”Zuhud terhadap dunia bukanlah
mengharamkan yang halal dan membuang semua harta. Akan tetapi (zuhud
terhadap dunia adalah) lebih menyakini apa yang ada di sisi Allah
ketimbang apa yang ada di tangan kita. Dan jika kita ditimpa musibah,
maka kita sangat berharap untuk mendapatkan pahala. Bahkan ketika
musibah itu masih bersama kita, kita pun berharap bisa menambah dan
menyimpan pahalanya.” Ibnu Khafif berkata, ”Zuhud adalah menghindari
dunia tanpa terpaksa.” Ibnu Taimiyah berkata: ”Zuhud adalah
meninggalkan apa yang tidak bermanfaat di akhirat nanti, sedangkan Wara’
adalah meninggalkan sesuatu yang ditakuti bahayanya di akhirat nanti.”
Rasulullah s.a.w. juga bersabda,
نْ أَ شىَ خْ أَ نيّ كِ لَ وَ مْ كُ يْ لَ عَ شىَ خْ أَ رَ قْ فَ لْ ا ماَ هِ لّ والَ فَ
مْ كُ لَ بْ قَ نْ مَ لىَ عَ تْ طَ سِ بُ ماَ كَ ياَ نْ دّ ال مُ كُ يْ لَ عَ طَ سَ بْ تُ
همُ تْ كَ لَ هْ أَ ماَ كَ مْ كُ كَ لِ هْ تُ وَ هاَ سوُ فَ ناَ تَ ماَ كَ هاَ سوُ فَ ناَ تَ فَ .
3
4. “Demi Allah, bukanlah kefakiran yang aku takuti atas kalian, tetapi aku takut pada
kalian dibukakannya dunia bagi kalian sebagaimana telah dibuka bagi umat sebelum
kalian. Kemudian kalian berlomba-lomba sebagaimana mereka berlomba-lomba, dan
menghancurkan kalian sebagaimana telah menghancurkan mereka.” (Muttafaqun
‘Alaihi dari ‘Amr bin ‘Auf)
Dalama hadis lainnya, Rasulullah s.a.w. bersabda,
مْ كُ دُ حَ أَ لُ عَ جْ يَ ماَ لُ ثَ مَ لّ إِ ، ةِ رَ خِ ال فيِ ياَ نْ دّ ال لُ ثَ مَ ماَ
عُ جِ رْ يَ مَ بِ رْ ظُ نْ يَ لْ فَ ، مّ يَ لْ ا فيِ هُ عَ بَ صْ إِ .
“Demi Allah, perbandingan dunia dengan akhirat seperti seorang menyelupkan
tangannya ke dalam lautan, lihatlah apa yang tersisa.” (HR Muslim dan Ibnu
Majah dari Mustaurid)
Tanda-tanda Zuhud
Imam Al-Ghazali menyebutkan ada 3 tanda-tanda zuhud,
yaitu: pertama, tidak bergembira dengan apa yang ada dan tidak bersedih
karena hal yang hilang. Kedua, sama saja di sisinya orang yang mencela dan
mencacinya, baik terkait dengan harta maupun kedudukan. Ketiga,
hendaknya senantiasa bersama Allah dan hatinya lebih didominasi oleh
lezatnya ketaatan. Karena hati tidak dapat terbebas dari kecintaan.
Tingkatan Zuhud
Zuhud orang-orang beriman memiliki tingkatan. (1) zuhud terhadap
yang haram, (2) zuhud terhadap yang makruh, (3) zuhud terhadap yang
syubhat, dan (4) zuhud terhadap segala urusan dunia yang tidak ada
manfaatnya untuk kebaikan hidup di akhirat.
Zuhud terhadap yang haram hukumnya wajib. Orang-orang beriman
harus zuhud atau meninggalkan segala sesuatu yang diharamkan Allah.
Bahkan sifat-sifat orang beriman, bukan hanya meninggalkan yang
diharamkan, tetapi meninggalkan segala sesuatu yang tidak berguna.
Kualitas keimanan dan keislaman seseorang sangat terkait dengan
kemampuannya dalam meninggalkan segala sesuatu yang tidak berguna.
4
5. Rasulullah s.a.w. bersabda,
نّ إِهِ نيِ عْ يَ لَ ماَ هُ كُ رْ تَ ءِ رْ مَ لْ ا مِ لَ سْ إِ نِ سْ حُ نْ مِ .
”Sesungguhnya di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-
hal yang tidak berguna.” (HR At-Tirmidzi dari Ali bin Husain)
Imam Ahmad mengatakan, ”Zuhud ada tiga bentuk. Pertama,
meninggalkan sesuatu yang haram, dan ini adalah zuhudnya orang pada
umumnya (‘awwâm). Kedua, meninggalkan berlebihan terhadap yang halal,
ini adalah zuhudnya golongan yang khusus (khawwâsh). Ketiga,
meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkannya dari mengingat Allah,
dan ini adalah zuhudnya orang-orang yang meiliki sikap (‘ârif).”
Epilog: “Kesalahpahaman terhadap Zuhud”
Banyak orang yang salah paham terhadap zuhud. Banyak
yang mengira kalau zuhud adalah meninggalkan harta,
menolak segala kenikmatan dunia, dan mengharamkan
yang halal. Tidak demikian, karena meninggalkan harta
adalah sangat mudah, apalagi jika mengharapkan pujian
dan popularitas dari orang lain. Zuhud yang demikian
sangat dipengaruhi oleh pikiran sufi yang berkembang di
dunia Islam. Kerja mereka cuma minta-minta mengharap
sedekah dari orang lain, dengan mengatakan bahwa dirinya
ahli ibadah atau keturunan Rasulullah s.a.w.. Padahal Islam
mengharuskan umatnya agar memakmurkam bumi,
bekerja, dan menguasai dunia, tetapi pada saat yang sama
tidak tertipu oleh dunia. Segala yang halal itu jelas dan
segala yang haram itu jelas, di antara keduanya ada yang
syubhat yang harus kita jauhi dan tinggalkan. Semoga
Allah menjadi kita bagian orang yang zuhud dan diberi kita
pemimpin zuhud yang membimbing kita dalam
memakmurkan dunia, dengan tetap ingat kepada Allah.
5
6. Rasulullah s.a.w. bersabda,
نّ إِهِ نيِ عْ يَ لَ ماَ هُ كُ رْ تَ ءِ رْ مَ لْ ا مِ لَ سْ إِ نِ سْ حُ نْ مِ .
”Sesungguhnya di antara tanda kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal-
hal yang tidak berguna.” (HR At-Tirmidzi dari Ali bin Husain)
Imam Ahmad mengatakan, ”Zuhud ada tiga bentuk. Pertama,
meninggalkan sesuatu yang haram, dan ini adalah zuhudnya orang pada
umumnya (‘awwâm). Kedua, meninggalkan berlebihan terhadap yang halal,
ini adalah zuhudnya golongan yang khusus (khawwâsh). Ketiga,
meninggalkan segala sesuatu yang menyibukkannya dari mengingat Allah,
dan ini adalah zuhudnya orang-orang yang meiliki sikap (‘ârif).”
Epilog: “Kesalahpahaman terhadap Zuhud”
Banyak orang yang salah paham terhadap zuhud. Banyak
yang mengira kalau zuhud adalah meninggalkan harta,
menolak segala kenikmatan dunia, dan mengharamkan
yang halal. Tidak demikian, karena meninggalkan harta
adalah sangat mudah, apalagi jika mengharapkan pujian
dan popularitas dari orang lain. Zuhud yang demikian
sangat dipengaruhi oleh pikiran sufi yang berkembang di
dunia Islam. Kerja mereka cuma minta-minta mengharap
sedekah dari orang lain, dengan mengatakan bahwa dirinya
ahli ibadah atau keturunan Rasulullah s.a.w.. Padahal Islam
mengharuskan umatnya agar memakmurkam bumi,
bekerja, dan menguasai dunia, tetapi pada saat yang sama
tidak tertipu oleh dunia. Segala yang halal itu jelas dan
segala yang haram itu jelas, di antara keduanya ada yang
syubhat yang harus kita jauhi dan tinggalkan. Semoga
Allah menjadi kita bagian orang yang zuhud dan diberi kita
pemimpin zuhud yang membimbing kita dalam
memakmurkan dunia, dengan tetap ingat kepada Allah.
5