Dokumen tersebut memberikan informasi tentang beberapa dewa dalam mitologi Jawa seperti Batara Guru, Batara Wisnu, Batara Bayu, Batari Durga, dan Batara Kala beserta tempat tinggal dan keterangannya.
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
Tugas Presentasi Bahasa Jawa
1. TUGAS PRESENTASI
BAHASA JAWA
MADE BY :
1. ALAM TONGGAK P
2. ALI N
3. ALIF R
4. ANDREAN N L
5. DHIDIK S
6. M INDRA S
7. PRIYO HADI A W
8. RIAN A S
9. RIZKI OKTAVIANTO
10. WAHYU I
4. Nama lain :
1. Hyang jagad Pratingkah
2. Sang Hyang catur buia
3. Sang Hyang Manikmaya
Tempat : Kayangan Jonggirikaelasa
Istri : Dewi Uma
Anak :
1.Batara Indra
2.Batara Bayu
3.Batara Wisnu
4.Batara Brama
5.Batara Kala
6.Batara Sakra
7.Batara Mahadewa
8.Batara Asmara
Ayah Batara Guru : Hyang Tunggal
Keterangan :
Batara Guru adalah dewa yang merajai kayangan serta mengusai alam. Batara Guru pada saat
dilahirkan berwajah tampan serta tanpa cacat. Karena kecongkakannya dan merasa bangga karena
mempunyai wajah tampan dia akhirnya menerima hukuman dari Hyang tunggal serta dewa yang
Agung dengan bertangan empat, bercaling, leher berwarna biru. Hal ini adalah buah dari
perbuatannya. Batara Guru didalam ceritera pedalangan sering mengganggu dunia dengan
menyamar menjadi manusia ingin menghancurkan Kyai Semar, Pandawa tetapi hal ini selalu kalah
dengan kebajikan dan kejujuran yang akhirnya Hyang Guru minta maaf dan kembali kekhayangan
6. Tempat : Kayangan Utarasagara
Ayah : Batara Guru
Ibu : Batari Uma
Isteri : Dewi Pertiwi
Keterangan :
Batara Wisnu mempunyai tunggangan seekor burung garuda bernama
Brihawan, beliau adalah seorang dewa yang suka memelihara
ketentraman mayapada dari ancaman para angkara murka, semua
ini terbukti beberapa kali ia menitis kepada para raja dan kesatria
atau berwujud apa saja, guna menumpas angkara murka. Seperti
terlukis dalam ceritera Ramayana, disini Batara Wisnu berujud
prabu Rama yang menumpas prabu Rawana beserta bala
tentaranya, dan Batara Wisnu selalu menjadi musuhnya Batara Kala,
ini sebagai lambang Budi Wening dan Angkara Murka.
8. Tempat tinggal : Kayangan Panglawung
Ayah : Batara Guru
Ibu : Dewi Uma
Istri : Dewi Sumi
Kesaktian :
Batara Bayu mempunyai kesaktian angin dan ia menjadi dewanya hewan, raksasa, dan manusia.
Yang tersebut golongan putera dewa Bayu adalah :
Batara Bayu
Hanuman
Wrekodara Wil Jajalpaweka
Liman setubanda
Sarpa Nagakuawara
Garudha Mahambira
Begawan Maenaka
Keterangan :
Batara Bayu pernah menjadi raja di Mayapada di negara Medanggora, bergelar prabu Bhima. Pada
ceritera Pedalangan dalam lakon Bhima Bungkus di situ terlukis putera Pandu yang masih berada
dalam keadaan terbungkus, sebelum sang bayi berwujud sebagai layaknya bayi biasa, Batara Bayu
masuk kedalam bungkus sang bayi dan memberinya busana seorang kesatria.
10. Batari Durga pada mulanya bernama Dewi Pramoni. Ia sangat cantik jelita sehingga mabuk
asmara dengan Batara Guru, karena dengan bermodal paras rupawan itu, Batara Guru akan
jatuh cintan kepadanya. Suatu hari ia pergi bertapa mengingin kan mejnadi istri Batara Guru.
Keinginan terkabul, tetapi hanya dalam lahirnya saja yaang terlaksana, sebab pada
kakekatnya, jiwa Dewi Pramoni tidak dapat terwujud dalam kenyataan. Segala sesuatu telaha
da kodrat kepastiannya yang gaib. Jasmaninya yang cantik menjadi permaisuri Batara Guru,
sedangkan jiwanya harus menjelma kepada jasmani Dewi Umayi yang telah berubah menjadi
raseksi. Sehingga antara Dewi Umayi dan Dewi pramoni saling bertukar raga. Jiwa Pramoni
masuk ke dalam raga Umayi yang berujud raseksi,s ebaliknya jiwa Umayi menempati raga
Dewi Pramoni yang cantik jelita.
Dewi Umayi sebenarnya adalah putri hartawan dari negeri Merut yang dipersembahkan
kpada batara Guru. Setelah berputera lima orang, suatu senja Batara Guru dan Dewi Umayi
berpesiar dengan menaiki lembu Andini. Dalam tamasya terbang di angkasa, Sanghyang Guru
timbul hasrat asmaranya ingin bersengama di atas punggu lembu Andini, tetapi Dewi Umayi
menolak demi menjaga kehormatannya selaku ratu dari sekian bidadari di kahyangan.
Penolakan Dewi Umayi semata-mata ingin menjaga kewibaan Batara Guru agar tidak
melakukan hasrat asmaranya di sembarang tempat. Karena Batara Guru mekasa, maka Dewi
Umayi menyabda bahwa hasrat suaminya itu melebihi hasratnya raksasa, seketika itu juga
Batara Guru memiliki taring dan bergelar Sanghyang Randuwanda.
Karena besarnya hawa nafsu rahsa Sanghyang Randuwanda, Dewi Umayi menghindar
sehingga kama (sperma) meloncat jatuh ke dalam samodera, yang akhirnya beruah menjadi
bola api raksasa, semakin lama bola api kejadiaan dari kama salah sasaran itu menjadi
raksasa. Kelak bayir aksasa tersebut menimbulkan kegoncangan dan para dewa tak mampu
menghadapinya. Oleh Sanghyang Guru, raksasa sakti tadi diberi nama Batara Kala.
12. Kayangan : kayangan Selamangumpeng
Ayah : Batara Guru
Istri : Batari Durga
Keterangan :
Batara Kala lahir dari Kama salah yang jatuh dilaut pada saat Batara Guru rekrasi dengan Batari Uma
(lihat hal Batari Uma). Batara Kala dilahirkan dalam wujud api yang berkobar-kobar yang makin
lama makin besar. Hal ini membuat gara-gara di Suralaya, sehingga para dewa diperintahkan oleh
Batara Guru untuk mematikan api yang berkobar-kobar tetapi tidak mati, malah makin lama makin
besar dan naik ke Suralaya menanyakan bapaknya.
Karena Hyang Guru kwatir kalau kayangan rusak maka Batara Guru mengakui kalau Kala adalah anaknya.
Maka diberi nama Batara Kala dan Batara Kala minta makanan, maka Batara Guru memberi
makanan tetapi ditentukan yaitu :
1. Orang yang mempunyai anak satu yang disebut ontang-anting
2. Pandawa lima anak lima laki-laki semua atau anak lima putri semua.
3. Kedono kedini, anak dua laki-laki perempuan jadi makanan Betara Kala.
Untuk menghindari jadi mangsa Batara Kala harus diadakan upacara ruwatan. Maka untuk lakon-lakon
seperti itu di dalam pedalangan disebut lakon Murwakala atau lakon ruwatan. Di dalam lakon
pedalangan Batara Kala selalu memakan para pandawa karena dianggapnya Pandawa adalah orang
ontang anting. Tetapi karena Pandawa selalu didekati titisan Wisnu yaitu Batara Kresna. Maka
Batara Kala selalu tidak berhasil memakan Pandawa.
14. tokoh wayang cerita Mahabarata, Sanghyang Antaboga atau Sang Hyang
Nagasesa atau Sang Hyang Anantaboga atau Sang Hyang Basuki adalah
dewa penguasa dasar bumi. Dewa itu beristana di Kahyangan
Saptapratala, atau lapisan ke tujuh dasar bumi. Dari istrinya yang bernama
Dewi Supreti, ia mempunyai dua anak yaitu Dewi Nagagini dan Naga
Tatmala. Dalam pewayangan disebutkan, walaupun terletak di dasar bumi,
keadaan di Saptapratala tidak jauh berbeda dengan di kahyangan lainnya.
Sang Hyang Antaboga adalah putra Anantanaga. Ibunya bernama Dewi
Wasu, putri Anantaswara. Walaupun dalam keadaan biasa Sang Hyang
Antaboga serupa dengan ujud manusia, tetapi dalam keadaan triwikrama,
tubuhnya berubah menjadi ular naga besar. Selain itu, setiap 1000 tahun
sekali Sang Hyang Antaboga berganti kulit (mrungsungi).
Dalam pewayangan, dalang menceritakan bahwa Sang Hyang Antaboga
memiliki Aji Kawastrawam, yang membuatnya dapat menjelma menjadi
apa saja sesuai dengan yang dikehendakinya. Antara lain ia pernah
menjelma menjadi garangan putih (semacam musang hutan atau cerpelai)
yang menyelamatkan Pandawa dan Kunti dari amukan api pada peristiwa
Bale Sigala-gala.
16. • Putra dari : Semar (Batara Ismaya)
• Kekuasaan : Dewa Matahari
• Keterangan :
• Batara Surya adalah seorang dewa yang
menguasai gerak Matahari. Serta dalam lakon
lahirnya Karna Betara Surya adalah salah satu
dewa yang menurunkan raden Suryaputra
dengan ibunya dewi Kunti.
18. Tempat : Kayangan Deksina di dalam pedalangan sering disebut kayangan Argadahana.
Ayah : Batara Guru
Istri : Dewi Saraswati
Ibu : Batari Uma
Kesaktian : Dewa yang menguasai api.
Keterangan:
Batara Brama pernah memberikan pusaka Alugara dan Nanggala kepada
raden Kakrasana pada saat ia bertapa di pertapaan Arsonya. Maka seolah-olah
Hyang Brama adalah guru dari raden Kakrasana. maka kalau kita lihat bentuk
wayang Prabu Baladewa, raden Kakrasana mirip dengan bentuk wayang Batara
Brama. Batara Brama selalu atau sering mengikuti perjalanan Batara Guru ke
Ngarcapada / Bumi menjelma menjadi raja seberang dengan nama misal prabu
Dewa Pawaka atau yang lain.
Hal ini dapat digagalkan oleh Semar. Sehingga kehendaknya ingin
memusnahkan Pandawa atau membuat onar dunia tidak berhasil. Juga dapat
dilihat dalam lakon lahirnya Wisanggeni. Tujuan Batara Drama akan mengawinkan
putrinya Dewi Dresanala dengan Dewa Srani serta menceraikan radaen Arjuna. Hal
ini dapat digagalkan oleh Semar dan para Pandawa. Jadi kesimpulannya bahwa
semua ulah dewa jika salah akan kalah oleh tindakan manusia yang benar.
20. Tempat : Kayangan Cokrokembang
Putra dari : Batara Ismaya (Semar)
Istri : Batari Ratih
Keterangan:
Dewa ini berparas elok serta selalu rukun bersama istrinya.
Maka dari itu oleh orang jawa dijadikan kegemarannya
(idam-idaman) sampai pada cita-citanya. Kalau orang
mempunyai putra atau putri diharapkan berwajah elok dan
cantik. Hal ini terbukti di dalam acara tujuh bulan bayi di
kandungan diadakan upacara mitoni yang dilambangkan
pada cengkir (kelapa muda) berlukiskan Batara Kamajaya
dan Batari Ratih
22. Tempat : Kayangan Jonggirisaloka
Kesaktian :
Batara Indra mempunyai kekuasaan memerintah para Dewa atas perintah Hyang Guru.
Batara Indra mempunyai keahlian berperang dan banyak mempunyai panah sakti.
Anak :
Dewi Tara
Dewi Tari
Dewi Gagar Mayang
Batari Suprada dan masih banyak lagi yang berwujud bidadari.
Ayah : Batara Guru
Ibu : Batari Uma
Keterangan :
Batara Indra mempunyai kekuasaan atas para dewa dan para bidadari di sorga. Selain
itu sering memberikan anugrah atau hadiah pada siapa saja yang gemar bertapa
dan membantu ketentraman dunia serta permintaan titah yang sedang bertapa.
Sebagai contoh: Raden Arjuna mendapatkan panah Pasopati sebagai panah sakti
akibat dari dia bertapa dan membantu atas ketentraman di kayangan, sehingga
panah tersebut berguna di dalam perang besar Baratayuda.
24. Nama lain : Kanekaputra
Tempat : adalah kayangan Sudukpangudaludal
Keterangan :
Batara Narada adalah ketua dari para dewa ia bertugas memimpin
para dewa serta dewa yang dimintai pertimbangan oleh batara
Guru dalam segala hal. Tugas lain adalah menyampaikan anugerah
pada manusia serta mengamati kejadian di dunia. Asal mula batara
Narada berparas elokvdan sakti yaitu dia ingin mengalahkan para
dewa maka bertapa terus sehingga bertemu dengan dewa
guru/Batara Guru.
Setelah terjadi bantah Batara Guru kalah. Akibat hal itu batara Guru
selalu memanggil kakang. Batara Narada akhirnya berwajah buruk
serta berbadan cebol karena pada suatu ketika mendapat umpat
batara Gutu sehingga seperti bentuk gambar diatas. Batara Narada
selalu melaksanakan tindakan kebenaran maka pada saat batara
Guru bertindak salah selalu dilawannya.