3. FILOSOFI DALAM ILUSTRASI TERDIRI DARI 2 BENTUK :
1. BAGIAN GUNUNGAN
terdiri dari beberapa part
- Bagian Atas
- Bagian Tengah
- Bagian Bawah
terdiri dari beberapa part
- Bagian Atas
- Bagian Bawah
2. BAGIAN LUAR GUNUNGAN
4. Bersatunya 2 Panah Indra & Arjuna
Diambil dari cerita Pertapaan Arjuna dalam menghadapi Perang Barata Yudha, Arjuna
Melakukan Tapa di Gunung indrakila.
Di dalam ilustrasi terdapat icon panah dan panah bagian atas membentuk Gunung yang
membenruk huruf A (yang di beri makna Arjuna & IndrA); huruf A sebagai A Awal dan A Akhir
di ilustrasi terdapat huruf i dan J yang disatukan (memberikan makna ind Juna yang
disatukan dengan kata Ar dan rA), sehingga kembali lagi pada kata indrA dan Arjuna.
Jikapun ilustrasi tersebut di satukan akan membentuk sebuah Batik TUMPAL (batik yang
berkembang diluar kraton dan di daerah pesisir dan hasil dari budaya tekstil india)
Batik Tumpal memiliki filosofi makna : Motif tumpal memiliki makna penolak bala atau penjauh
bencana bagi yang memakainya. Hal ini dikarenakan gambar segitiga tumpal yang runcing
mirip dengan gigi buaya. Motif tumpal yang terdiri dari tiga sisi ini memiliki arti magis yaitu
keselarasan antara manusia, semesta, dan alam lain atau tuhan.
dari batik tumpal yang di jajar akan membentuk icon Love yang mana terhubung dengan
makna gununungan bagian tengah yakni keris sumelang gandring yang terdapat pada
siluet tugu wilmar Gresik.
Kesimpulan Makna Filosofi ilustrasi :
Bersatunya panah Arjuna dengan panah Dewa Indra adalah simbol suatu keberhasilan
Tapa Brata untuk menyatukan pikiran dengan kehendak Dewata. dimana tersampaikan
dalam cerita perjalanan arjuna bertapa di gunung indrakila.
terdapat di dalam cerita babi raksasa adalah
simbol Guna Tamas yang sering membawa manusia hidup loba(ingin mendapat (memiliki)
banyak-banyak; serakah; tamak)dan angkara murka. Guna Tamas itu dapat ditundukkan
oleh pikiran suci yang sudah menyatu dengan kehendak Dewata.
Demikian juga godaan para bidadari dalam cerita itu tiada lain adalah simbol godaan
hawa nafsu.
Menguasai semuanya itulah tujuan dari suatu Tapa Brata. Intinya Arjuna sebagai
seorang kesatria baru akan dapat melakukan tugas-tugasnya apabila dia telah dapat
mawas diri dan memiliki ketetapan hati, sehingga tidak mudah goyah dalam melindungi
rakyat dari kehidupan yang sangsara. Karena tugas-tugas kenegaraan bukanlah hal yang
mudah begitu saja dilakukan tanpa memiliki kekuatan moral dan mental serta ilmu
pengetahuan yang memadai.
Hal inilah yang nampaknya disadari oleh Raja Jayasaksi sehingga mendirikan Pura Indrakila.
Di samping untuk memuja Tuhan dalam manifestasinya sebagai Sang Hyang Tri Purusa,
juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kehidupan yang berada di balik cerita
Arjuna Tapa. Karena dengan datang untuk berbakti ke Pura Indrakila umat akan dapat
menyerap terus nilai-nilai suci dari cerita Arjuna Tapa tersebut.
Gunung Panah
Huruf i & J
Membentuk Icon Love
Membentuk Batik Tumpal
dikomposisikan menjadi
Batik Tumpal indrakila
Dilansir dari Medium, motif segitiga secara numerologis satu sisinya menggambarkan kekuatan, sisi berikutnya menggambarkan
pembukaan, dan sisi lainnya menggambarkan lahirnya kebijaksanaan. Sehingga motif tumpal selalu dikaitkan dengan cara
hidup manusia yang dapat selaras dengan alam sehingga membuka perspektif yang lebih baik dalam hal ketuhanan.
Motif tumpal mengajarkan hidup kehidupan yang paripurna, seimbang antara dunia dan Tuhan.
Makna Filosofis Batik INDRAKILA
Bagian 1
Bagian ATAS
5. Pecekelan, Wadasmalang,
Karangsambung, Kabupaten
Kebumen, Jawa Tengah
Letak Gunung :
Cerita Bersatunya 2 Panah Indra & Arjuna
Dalam cerita Arjuna Tapa diceritakan bahwa dalam menghadapi
perang Brata Yudha, Arjuna ahli panah penengah Pandawa ini
melakukan olah tapa untuk mendapatkan senjata panah. Salah
satu tempat Arjuna bertapa adalah di Gunung Indrakila. Karena
Arjuna dengan bertapa yang serius itulah akhirnya mendapatkan
beberapa panah sakti sebagai salah satu sarana memenangkan
perang dalam Brata Yudha. Karena keberhasilan dari Arjuna inilah
nampaknya menjadi pendorong Raja Jayasakti mendirikan Pura
Indrakila. Dengan kesaktian hasil dari olah tapa itulah yang akan
membawa kemenangan sang raja dalam memimpin negara kera-
jaan.
Menang dalam bahasa Sansekerta disebut Jaya. Karena saktilah
raja mencapai kemenangannya. Kata ”sakti” saat itu tentunya tidak
seperti pengertian dewasa ini. Saat ini kata ”sakti” berkonotasi
negatif karena dikaitkan dengan ilmu hitam. Pengertian ”sakti”
menurut keterangan Wrehaspati Tattwa 14 dalam keterangan yang
berbahasa Jawa Kuno berkonotasi positif.
Dalam Wrehaspati tersebut dinyatakan: Sakti ngarania ikang sar-
wajnyana lawan sarwa karya. Artinya: Sakti namanya banyak ilmu
dan banyak bekerja. Ilmu di sini berarti ilmu kerohanian dan ilmu
keduniaan, atau Para Widya dan Apara Widya. Dua ilmu itu dilahir-
kan dari Weda oleh para Resi. Karena itulah Weda itu disebut Weda
Mata artinya Ibu Weda. Mantra Weda itu adalah Sabda Tuhan.
Kesaktian yang seperti pengertian Wrehaspati Tattwa inilah yang
dicari oleh Arjuna di Gunung Indrakila. Demikian juga oleh sang Raja
Jaya Sakti di Pura Indrakila. Dalam cerita Arjuna Tapa itu diceritakan
Arjuna bertapa sangat khusyuk. Karena khusyuknya Arjuna
mendapatkan kesaktian berupa daya tahan tidak mudah tergoda
oleh hawa nafsu. Arjuna pun digoda oleh para bidadari yang amat
cantik-cantik. Tetapi Arjuna sama sekali tidak tergoda oleh kecanti-
kan para Bidadari dari Kahyangan tersebut.
Selanjutnya Arjuna mendapatkan godaan yang lebih hebat lagi.
Arjuna diserang oleh babi raksasa yang amat ganas. Untuk
menumpas godaan babi raksasa itu Arjuna memerangi babi terse-
but dengan mengarahkan panah saktinya. Di luar dugaan ada
seorang pemburu muda juga mengarahkan panah-panahnya pada
babi raksasa tersebut. Babi tersebut pun mati kena panah.
Anehnya panah Arjuna dan panah pemburu muda tersebut bersatu
menancap di tubuh babi raksasa tersebut. Pemburu tersebut men-
yatakan bahwa panah yang menancap itu adalah miliknya dan
menyatakan bahwa dialah yang membunuh babi tersebut. Sebali-
knya Arjuna juga bersikukuh bahwa panah yang membunuh babi
tersebut adalah miliknya. Arjuna dan pemburu tersebut pun perang
tanding. Pada awalnya keduanya sama-sama kuat. Namun saat
Arjuna akan mengakhiri pertempuran tersebut dengan membunuh
pemburu muda itu, dalam sekejap saja pemburu itu berubah men-
jadi Dewa Indra.
Arjuna baru sadar bahwa yang menjadi pemburu itu adalah Dewa
Indra untuk menguji ketangguhan Arjuna. Karena Dewa Indra nyata
menampakkan diri, maka Arjuna pun menyembah Dewa Indra
dengan takjimnya. Cerita Arjuna Tapa ini amatlah populer di Bali,
karena sering dipentaskan dalam berbagai seni pentas. Ada lewat
seni drama tari, ada lewat seni pewayangan ada lewat seni lukis
ada juga lewat seni sastra, dll.
Bagian 1
Bagian ATAS
6. Pura indra kila terdapat di,
Alamat: Dausa, Kec. Kintamani,
Kabupaten Bangli, Bali
Dalam Manawa Dharmasastra 1.89 ada dinyatakan bahwa kewa-
jiban kesatria adalah menciptakan rasa aman (Raksanam) dan
sejahtera (Danam) untuk rakyat. Di samping itu mempelajari kitab
suci Weda melangsungkan upacara yadnya dan terus-menerus
berusaha menguasai dirinya dari ikatan-ikatan indria atau hawa
nafsunya.
Dalam Manawa Dharmasastra tersebut upaya menguasai hawa
nafsu itu dinyatakan wisayeswaprasaktatis yang artinya terus-me-
nerus berusaha menguasai hawa nafsu yang disebut wisaya.
Karena seorang kesatria setiap hari selalu berkecimpung dengan
hal-hal yang bersifat duniawi. Agar jangan hal-hal duniawi itu
menjadi negatif, maka setiap hari juga seorang kesatria harus tidak
pernah lupa melakukan kegiatan yang memiliki dimensi menguasai
gejolak hawa nafsu.
Ibarat seorang kusir kereta setiap saat memegang tali kekang kuda
untuk mengarahkan kudanya saat berjalan, sehingga kereta pun
akan dapat dibawa sampai ke tujuan. Kalau lengah kuda hawa
hawa nafsu itulah yang akan menggelincirkan diri sang kesatria ke
arah yang tidak benar. Inilah yang mungkin diinginkan oleh sang
Raja Jayasakti sehingga membangun Pura Indrakila.
Kalau fungsi Pura Indrakila tersebut kita perhatikan maka sampai
kapan pun akan tetap fungsi pura itu relevan dengan kebutuhan
zaman. Apalagi pada zaman post modern ini semakin dibutuhkan
sesungguhnya upaya para pemimpin untuk menguasai dirinya agar
tidak terjebak pada pengumbaran hawa nafsu yang akhirnya akan
membahayakan rakyat.
Di lansir dari : https://wayang.wordpress.com/2010/03/11/mak-
na-bersatunya-panah-arjuna-dengan-dewa-indra/
Bagian 1
Bagian ATAS
Bukit Indrakila Karangasem Bali
LITERATUR LAIN TENTANG INDRAKILA
Desa Indrakila berada di wilayah Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka
Salak Mandong Desa Indrakila Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka yang Khas
Manggis, Kec. Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali
7. POHON LONTAR (PALMYRA PALM)
Pelepah pohon lontar digunakan sebagai bahan pagar dan juga
sebagai salah satu bahan anyaman, mayang pohon lontar
menghasilkan nira, buah pohon lontar yang masih muda bisa
dimakan dan buah yang tua bisa menjadi salah satu pakan
ternak. Singkatnya, semua bagian pohon lontar berguna dan
karenanya, secara filosofis, pohon lontar dipandang sebagai
‘pohon kehidupan’ oleh orang Rote.
TUGU WILMAR & 2 Hewan (Kuda & Kerbau)
Pengaplikasian Dalam Batik
Wajra Ganda dalam lambang bhutan
bentuk senjata Wajra
Batik Kawung
TUGU WILMAR
Refrensi : vajra / wajra Ganda
(senjata Dewa Indra dari
kepercayaan Hindu dan Buddha.
Dikisahkan bahwa Dewa Indra
menggunakan Vajra untuk menghukum
manusia berdosa yang tidak mau patuh.
Vajra adalah senjata yang dideskripsikan
untuk menimbulkan petir
(mirip seperti Thunderbolt milik Dewa Zeus).
Bentuk wajra digunakan sebagai alat ritual, ornamen genta,
ornamen arsitektur, atau atribut arca di berbagai wilayah Asia
seperti India, Nepal, Tibet, Bhutan, Siam, Kamboja, Indonesia,
Myanmar, China, Korea, dan Jepang.
Shiluet dari tugu wilmar menghasilkan bentuk keris sumilang gandring
8.
9. 2 Ongkek Legend
Ongkek adalah model penjualan legen dahulu kala dimana para
penjual Legen mewadahi Legen untuk di jual ke konsumen
2 ongkek di ibaratkan dalam gunungan seperti 2 penjaga gerbang,
GAPURA, CAHAYA , PIALA (GRACAPIA)
KATA KITA MENDUNIA
THE LEGEND TREN SINCE 1942
Dalam cerita Arjuna Tapa diceritakan bahwa dalam menghadapi