SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
•ANDRI ARDIAN
•HAFIZUL AMIN
•INDRIANI
•ISNANDA SONITIA
•TRIa DENIKA
•VELLYCA WERDINING PUTRI
Petruk adalah tokoh punakawan dalam
pewayangan Jawa, di pihak keturunan/trah
Witaradya. Petruk tidak disebutkan dalam kitab
Mahabarata. Jadi jelas bahwa kehadirannya
dalam dunia pewayangan merupakan gubahan
asli Jawa. Di ranah Pasundan, Petruk lebih
dikenal dengan nama Dawala atau Udel.
Menurut pedalangan, ia adalah anak pendeta raksasa di
pertapaan dan bertempat di dalam laut bernama Begawan Salantara.
Sebelumnya ia bernama Bambang Pecruk Panyukilan. Ia gemar
bersenda gurau, baik dengan ucapan maupun tingkah laku dan senang
berkelahi. Ia seorang yang pilih tanding/sakti di tempat kediamannya
dan daerah sekitarnya. Oleh karena itu ia ingin berkelana guna
menguji kekuatan dan kesaktiannya.
Di tengah jalan ia bertemu dengan Bambang Sukodadi dari
pertapaan Bluluktiba yang pergi dari padepokannya di atas bukit,
untuk mencoba kekebalannya. Karena mempunyai maksud yang
sama, maka terjadilah perang tanding. Mereka berkelahi sangat
lama, saling menghantam, bergumul, tarik-menarik, tendang-
menendang, injak-menginjak, hingga tubuhnya menjadi cacat dan
berubah sama sekali dari wujud aslinya yang tampan. Perkelahian ini
kemudian dipisahkan oleh Smarasanta (Semar) dan Bagong yang
mengiringi Batara Ismaya. Mereka diberi petuah dan nasihat sehingga
akhirnya keduanya menyerahkan diri dan berguru kepada
Smara/Semar dan mengabdi kepada Sanghyang Ismaya. Demikianlah
peristiwa tersebut diceritakan dalam lakon Batara Ismaya Krama.
Karena perubahan wujud tersebut masing-masing kemudian
berganti nama. Bambang Pecruk Panyukilan menjadi Petruk,
sedangkan Bambang Sukodadi menjadi Gareng.
Petruk mempuyai istri bernama Dewi Ambarwati,
putri Prabu Ambarsraya, raja Negara Pandansurat
yang didapatnya melalui perang tanding. Para
pelamarnya antara lain: Kalagumarang dan Prabu
Kalawahana raja raksasa di Guwaseluman.
Petruk harus menghadapi mereka dengan perang
tanding dan akhirnya ia dapat mengalahkan
mereka dan keluar sebagai pemenang. Dewi
Ambarwati kemudian diboyong ke Girisarangan
dan Resi Pariknan yang memangku
perkawinannya. Dalam perkawinan ini mereka
mempunyai anak lelaki dan diberi nama
Lengkungkusuma.
Oleh karena Petruk merupakan tokoh
pelawak/dagelan (Jawa), kemudian oleh
seorang dalang digubah suatu lakon khusus
yang penuh dengan lelucon-lelucon dan
kemudian diikuti dalang-dalang lainnya,
sehingga terdapat banyak sekali lakon-lakon
yang menceritakan kisah-kisah Petruk yang
menggelikan, contohnya lakon Pétruk Ilang
Pethèlé ("Petruk kehilangan kapaknya").
Dalam kisah Ambangan Candi Spataharga/Saptaraga, Dewi
Mustakaweni, putri dari negara Imantaka, berhasil mencuri
pusaka Jamus Kalimasada dengan jalan menyamar sebagai
kerabat Pandawa (Gatutkaca), sehingga dengan mudah ia
dapat membawa lari pusaka tersebut. Kalimasada
kemudian menjadi rebutan antara kedua negara itu. Di
dalam kekeruhan dan kekacauan yang timbul tersebut,
Petruk mengambil kesempatan menyembunyikan
Kalimasada, sehingga karena kekuatan dan pengaruhnya
yang ampuh, Petruk dapat menjadi raja menduduki
singgasana Kerajaan Lojitengara dan bergelar Prabu
Welgeduwelbeh. Lakon ini terkenal dengan judul Petruk
Dadi Ratu ("Petruk Menjadi Raja"). Prabu
Welgeduwelbeh/Petruk dengan kesaktiannya dapat
membuka rahasia Prabu Pandupragola, raja negara
Tracanggribig, yang tidak lain adalah kakaknya sendiri,
yaitu Nala Gareng. Dan sebaliknya Bagong-lah yang
menurunkan Prabu Welgeduwelbeh dari tahta kerajaan
Lojitengara dan terbongkar rahasianya menjadi Petruk
kembali. Kalimasada kemudian dikembalikan kepada
pemilik aslinya, Prabu Puntadewa.
Petruk dan panakawan yang lain (Semar, Gareng dan Bagong)
selalu hidup di dalam suasana kerukunan sebagai satu keluarga. Bila
tidak ada kepentingan yang istimewa, mereka tidak pernah berpisah
satu sama lain. Mengenai Punakawan, punakawan berarti ”kawan
yang menyaksikan” atau pengiring. Saksi dianggap sah, apabila
terdiri dari dua orang, yang terbaik apabila saksi tersebut terdiri
dari orang-orang yang bukan sekeluarga. Sebagai saksi seseorang
harus dekat dan mengetahui sesuatu yang harus disaksikannya. Di
dalam pedalangan, saksi atau punakawan itu memang hanya terdiri
dari dua orang, yaitu Semar dan Bagong bagi trah Witaradya.
Sebelum Sanghyang Ismaya menjelma dalam diri cucunya yang
bernama Smarasanta (Semar), kecuali Semar dengan Bagong yang
tercipta dari bayangannya, mereka kemudian mendapatkan
Gareng/Bambang Sukodadi dan Petruk/Bambang Panyukilan. Setelah
Batara Ismaya menjelma kepada Janggan Smarasanta (menjadi
Semar), maka Gareng dan Petruk tetap menggabungkan diri kepada
Semar dan Bagong. Disinilah saat mulai adanya punakawan yang
terdiri dari empat orang dan kemudian mendapat sebutan dengan
nana ”parepat/prapat”.
PETRUK DAN PUNCAKAWAN

More Related Content

Similar to PETRUK DAN PUNCAKAWAN

Kadatuan Sriwijaya Perjalanan Suci.pdf
Kadatuan Sriwijaya Perjalanan Suci.pdfKadatuan Sriwijaya Perjalanan Suci.pdf
Kadatuan Sriwijaya Perjalanan Suci.pdfTriomediaCenter
 
"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YK
"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YK"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YK
"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YKARIF SHODIQ
 
Bahasa jawa
Bahasa jawaBahasa jawa
Bahasa jawaRAS06
 
Banjir darah di tegal kuru
Banjir darah di tegal kuruBanjir darah di tegal kuru
Banjir darah di tegal kuruORCHIDSIGN
 
Xi ipa 4 kerajaan pajajaran
Xi ipa 4 kerajaan pajajaranXi ipa 4 kerajaan pajajaran
Xi ipa 4 kerajaan pajajaranAtika Fauziyyah
 
Kerajaan kediri
Kerajaan kediriKerajaan kediri
Kerajaan kediriAzzah Hani
 
Cerita rakyat nusantara 2
Cerita rakyat nusantara 2Cerita rakyat nusantara 2
Cerita rakyat nusantara 2Yasir Partomo
 
Sekilas tentang siwagama
Sekilas tentang siwagamaSekilas tentang siwagama
Sekilas tentang siwagamaPutu Ajus
 
kerajaan hindu budha
kerajaan hindu budhakerajaan hindu budha
kerajaan hindu budhaabd_
 
Wayang Arjuna, Bima , lan Duryudana
Wayang Arjuna, Bima , lan DuryudanaWayang Arjuna, Bima , lan Duryudana
Wayang Arjuna, Bima , lan DuryudanaFianti Damayanti
 
Kerajaan Padjajaran - X - Sejarah Indonesia
Kerajaan Padjajaran - X - Sejarah IndonesiaKerajaan Padjajaran - X - Sejarah Indonesia
Kerajaan Padjajaran - X - Sejarah IndonesiaAditya Nur Jr
 
Fakta baru tentang gajah mada dan sumpah palapa
Fakta baru tentang gajah mada dan sumpah palapaFakta baru tentang gajah mada dan sumpah palapa
Fakta baru tentang gajah mada dan sumpah palapaFaisal Tanjung
 
senopati pamungkas1
senopati pamungkas1senopati pamungkas1
senopati pamungkas1Kang Pur
 

Similar to PETRUK DAN PUNCAKAWAN (20)

Kadatuan Sriwijaya Perjalanan Suci.pdf
Kadatuan Sriwijaya Perjalanan Suci.pdfKadatuan Sriwijaya Perjalanan Suci.pdf
Kadatuan Sriwijaya Perjalanan Suci.pdf
 
"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YK
"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YK"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YK
"Sejarah Kerajaan Majapahit dan Singasari" SMA N 7 YK
 
Sejarah kerajaan Padjadjaran
Sejarah kerajaan PadjadjaranSejarah kerajaan Padjadjaran
Sejarah kerajaan Padjadjaran
 
Gatotkaca
GatotkacaGatotkaca
Gatotkaca
 
Kerajaan padjajaran
Kerajaan padjajaranKerajaan padjajaran
Kerajaan padjajaran
 
Bahasa jawa
Bahasa jawaBahasa jawa
Bahasa jawa
 
kerajaan singosari
kerajaan singosarikerajaan singosari
kerajaan singosari
 
Banjir darah di tegal kuru
Banjir darah di tegal kuruBanjir darah di tegal kuru
Banjir darah di tegal kuru
 
Xi ipa 4 kerajaan pajajaran
Xi ipa 4 kerajaan pajajaranXi ipa 4 kerajaan pajajaran
Xi ipa 4 kerajaan pajajaran
 
Kerajaan kediri
Kerajaan kediriKerajaan kediri
Kerajaan kediri
 
Cerita rakyat nusantara 2
Cerita rakyat nusantara 2Cerita rakyat nusantara 2
Cerita rakyat nusantara 2
 
Kerajaan Kediri
Kerajaan KediriKerajaan Kediri
Kerajaan Kediri
 
Sekilas tentang siwagama
Sekilas tentang siwagamaSekilas tentang siwagama
Sekilas tentang siwagama
 
kerajaan hindu budha
kerajaan hindu budhakerajaan hindu budha
kerajaan hindu budha
 
Wayang Arjuna, Bima , lan Duryudana
Wayang Arjuna, Bima , lan DuryudanaWayang Arjuna, Bima , lan Duryudana
Wayang Arjuna, Bima , lan Duryudana
 
Kerajaan Padjajaran - X - Sejarah Indonesia
Kerajaan Padjajaran - X - Sejarah IndonesiaKerajaan Padjajaran - X - Sejarah Indonesia
Kerajaan Padjajaran - X - Sejarah Indonesia
 
Fakta baru tentang gajah mada dan sumpah palapa
Fakta baru tentang gajah mada dan sumpah palapaFakta baru tentang gajah mada dan sumpah palapa
Fakta baru tentang gajah mada dan sumpah palapa
 
Cerita Rakyat Indonesia.docx
Cerita Rakyat Indonesia.docxCerita Rakyat Indonesia.docx
Cerita Rakyat Indonesia.docx
 
Kerajaan Sunda
Kerajaan SundaKerajaan Sunda
Kerajaan Sunda
 
senopati pamungkas1
senopati pamungkas1senopati pamungkas1
senopati pamungkas1
 

More from Vellyca Werdining Putri

More from Vellyca Werdining Putri (6)

Success factors for reviews
Success factors for reviewsSuccess factors for reviews
Success factors for reviews
 
Testing throughout the software life cycle
Testing throughout the software life cycleTesting throughout the software life cycle
Testing throughout the software life cycle
 
Testing and implementation system
Testing and implementation systemTesting and implementation system
Testing and implementation system
 
Pengaruh berbagai jenis pupuk terhadapa tanaman terong
Pengaruh berbagai jenis pupuk terhadapa tanaman terongPengaruh berbagai jenis pupuk terhadapa tanaman terong
Pengaruh berbagai jenis pupuk terhadapa tanaman terong
 
Transplantasi ginjal
Transplantasi ginjalTransplantasi ginjal
Transplantasi ginjal
 
Air penentu hidupku
Air penentu hidupkuAir penentu hidupku
Air penentu hidupku
 

PETRUK DAN PUNCAKAWAN

  • 1. •ANDRI ARDIAN •HAFIZUL AMIN •INDRIANI •ISNANDA SONITIA •TRIa DENIKA •VELLYCA WERDINING PUTRI
  • 2. Petruk adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, di pihak keturunan/trah Witaradya. Petruk tidak disebutkan dalam kitab Mahabarata. Jadi jelas bahwa kehadirannya dalam dunia pewayangan merupakan gubahan asli Jawa. Di ranah Pasundan, Petruk lebih dikenal dengan nama Dawala atau Udel.
  • 3. Menurut pedalangan, ia adalah anak pendeta raksasa di pertapaan dan bertempat di dalam laut bernama Begawan Salantara. Sebelumnya ia bernama Bambang Pecruk Panyukilan. Ia gemar bersenda gurau, baik dengan ucapan maupun tingkah laku dan senang berkelahi. Ia seorang yang pilih tanding/sakti di tempat kediamannya dan daerah sekitarnya. Oleh karena itu ia ingin berkelana guna menguji kekuatan dan kesaktiannya. Di tengah jalan ia bertemu dengan Bambang Sukodadi dari pertapaan Bluluktiba yang pergi dari padepokannya di atas bukit, untuk mencoba kekebalannya. Karena mempunyai maksud yang sama, maka terjadilah perang tanding. Mereka berkelahi sangat lama, saling menghantam, bergumul, tarik-menarik, tendang- menendang, injak-menginjak, hingga tubuhnya menjadi cacat dan berubah sama sekali dari wujud aslinya yang tampan. Perkelahian ini kemudian dipisahkan oleh Smarasanta (Semar) dan Bagong yang mengiringi Batara Ismaya. Mereka diberi petuah dan nasihat sehingga akhirnya keduanya menyerahkan diri dan berguru kepada Smara/Semar dan mengabdi kepada Sanghyang Ismaya. Demikianlah peristiwa tersebut diceritakan dalam lakon Batara Ismaya Krama. Karena perubahan wujud tersebut masing-masing kemudian berganti nama. Bambang Pecruk Panyukilan menjadi Petruk, sedangkan Bambang Sukodadi menjadi Gareng.
  • 4.
  • 5. Petruk mempuyai istri bernama Dewi Ambarwati, putri Prabu Ambarsraya, raja Negara Pandansurat yang didapatnya melalui perang tanding. Para pelamarnya antara lain: Kalagumarang dan Prabu Kalawahana raja raksasa di Guwaseluman. Petruk harus menghadapi mereka dengan perang tanding dan akhirnya ia dapat mengalahkan mereka dan keluar sebagai pemenang. Dewi Ambarwati kemudian diboyong ke Girisarangan dan Resi Pariknan yang memangku perkawinannya. Dalam perkawinan ini mereka mempunyai anak lelaki dan diberi nama Lengkungkusuma.
  • 6. Oleh karena Petruk merupakan tokoh pelawak/dagelan (Jawa), kemudian oleh seorang dalang digubah suatu lakon khusus yang penuh dengan lelucon-lelucon dan kemudian diikuti dalang-dalang lainnya, sehingga terdapat banyak sekali lakon-lakon yang menceritakan kisah-kisah Petruk yang menggelikan, contohnya lakon Pétruk Ilang Pethèlé ("Petruk kehilangan kapaknya").
  • 7. Dalam kisah Ambangan Candi Spataharga/Saptaraga, Dewi Mustakaweni, putri dari negara Imantaka, berhasil mencuri pusaka Jamus Kalimasada dengan jalan menyamar sebagai kerabat Pandawa (Gatutkaca), sehingga dengan mudah ia dapat membawa lari pusaka tersebut. Kalimasada kemudian menjadi rebutan antara kedua negara itu. Di dalam kekeruhan dan kekacauan yang timbul tersebut, Petruk mengambil kesempatan menyembunyikan Kalimasada, sehingga karena kekuatan dan pengaruhnya yang ampuh, Petruk dapat menjadi raja menduduki singgasana Kerajaan Lojitengara dan bergelar Prabu Welgeduwelbeh. Lakon ini terkenal dengan judul Petruk Dadi Ratu ("Petruk Menjadi Raja"). Prabu Welgeduwelbeh/Petruk dengan kesaktiannya dapat membuka rahasia Prabu Pandupragola, raja negara Tracanggribig, yang tidak lain adalah kakaknya sendiri, yaitu Nala Gareng. Dan sebaliknya Bagong-lah yang menurunkan Prabu Welgeduwelbeh dari tahta kerajaan Lojitengara dan terbongkar rahasianya menjadi Petruk kembali. Kalimasada kemudian dikembalikan kepada pemilik aslinya, Prabu Puntadewa.
  • 8. Petruk dan panakawan yang lain (Semar, Gareng dan Bagong) selalu hidup di dalam suasana kerukunan sebagai satu keluarga. Bila tidak ada kepentingan yang istimewa, mereka tidak pernah berpisah satu sama lain. Mengenai Punakawan, punakawan berarti ”kawan yang menyaksikan” atau pengiring. Saksi dianggap sah, apabila terdiri dari dua orang, yang terbaik apabila saksi tersebut terdiri dari orang-orang yang bukan sekeluarga. Sebagai saksi seseorang harus dekat dan mengetahui sesuatu yang harus disaksikannya. Di dalam pedalangan, saksi atau punakawan itu memang hanya terdiri dari dua orang, yaitu Semar dan Bagong bagi trah Witaradya. Sebelum Sanghyang Ismaya menjelma dalam diri cucunya yang bernama Smarasanta (Semar), kecuali Semar dengan Bagong yang tercipta dari bayangannya, mereka kemudian mendapatkan Gareng/Bambang Sukodadi dan Petruk/Bambang Panyukilan. Setelah Batara Ismaya menjelma kepada Janggan Smarasanta (menjadi Semar), maka Gareng dan Petruk tetap menggabungkan diri kepada Semar dan Bagong. Disinilah saat mulai adanya punakawan yang terdiri dari empat orang dan kemudian mendapat sebutan dengan nana ”parepat/prapat”.