SlideShare a Scribd company logo
Disampaikan dalam forum kuliah
Lembaga Kepresidenan
Kelas Reguler & Non Reguler
Oleh:
Zaki Ulya,S.H.,M.H.
(Dosen HukumTata Negara & HAN)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SAMUDRA
LANGSA
2015
Bahan Ajar
LEMBAGA KEPRESIDENAN
Pendahuluan
Negara Indonesia : Negara Hukum (rechtsstaat)
 Pasal 1 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945
 Doktrinnya: “pemimpin yang sebenarnya
bukanlah orang/jabatan, melainkan hukum
yang dilihat sebagai suatu sistem”.
Maka atas hal tsb, Presiden dan Wakil
Presiden haruslah dipandangan sebagai suatu
institusi.
Sistem Kekuasaan modern  setiap pemilik
jabatan tdk diperbolehkan ‘power tends to
corrupt, and absolute power corrupts absolutely’.
Oleh karena itu hukum  pengaturan dan
pembatasan kekuasaan dengan hukum.
Atas dasar itu pula, Lembaga Kepresidenan
harus dibatasi & diatur sebagai suatu institusi
yang diikat oleh norma-norma hukum yang
lugas, rasional dan impersonal.
Di Indonesia, Lembaga Kepresidenan
dilaksanakan oleh Presiden & Wakil Presiden
 kepala pemerintahan & kepala negara 
diatur dlm UUD 1945.
Itu sebabnya maka dalam perumusan UUD
1945, ketentuan yang mengatur mengenai
kekuasaan pemerintahan negara, lebih banyak
materinya dibandingkan dengan pengaturan
mengenai MPR/DPR dan Mahkamah Agung
kekuasaan lembaga kepresidenan dan lembaga
parlemen  kedudukan dan peranan MPR dan
DPR serta Presiden dan Wakil Presiden 
diatur secara rinci dlm Konstitusi maupun
naskah perubahannya.
Atas dasar tsb maka Lembaga Kepresidenan
 sistem presidensiil/presidential  kepala
negara & kepala pemerintahan
Presiden sbg Kepala Negara  Pasal 10, 11,
12, 13, 14, dan Pasal 15 UUD 1945
Presiden sbg kepala pemerintahan  Pasal 4,
5, 16, 17 UUD 1945.
Karakteristik Presiden sebagai pejabat
eksekutif itu tentu haruslah berubah dari
keadaan sebelumnya dimana Presiden selain
memegang kekuasaan eksekutif juga
memegang kekuasaan legislatif dalam
membentuk UU.
Sejarah
Dalam UUD 1945 yang disahkan pasda tangagal 18
Agustus 1945, mencantumkan Indonesia sebagai
nengara yang menganut Sistem Presidensil. Tetapi
setelah tiga bulan berjalan, telah timbul suatu
penyimpangan terhadap UUD 1945, yakni
dibentuknya sebuah kabinet parlementer dengan
Sultan Syahrir sebagai perdana menteri Kabinet I.
Pada waktu inilah Belanda mencitptakan juga sistem
pemerintahan parlemen di Indonesia.
Adapun berberapa pemicu dibentuknya kabinet parlementer:
Untuk menunjukkan kepada dunia barat (sekutu), bahwa
Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi,
dengan harapan sekutu akan mengakui kedaulatan Indonesia. Hal
ini disebabkan karena negara-negara sekutu juga menggunakan
sistem demokrasi liberal.
Menyelamatkan Bangsa Indonesia dari kekuasaan yang diktaktor
dan otoriter, karena saat itu kedudukan Presiden Soekarno sangat
menonjol dan ditakutkan mengarah kepada kediktaktoran.
Sistem parlamenter yang dilaksanakan di
Indonesia ini berlangsung selama satu
dasawarsa, dan diwarnai dengan saling
jatuh-menjatuhkan kabinet. Akhirnya,
sistem presidensil ini baru terlihat
menonjol saat dilaksanakan pada Orde
Baru pada masa kepemimpinan Soeharto.
Suatu UUD yang baik adalah UUD yang mampu
mentolerir perubahan dan pembauran agar bisa
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman
dan dinamika sosial kemasyrakatan, serta tidak
menciptakan kemandulan hukum. Di dalam UUD
1945 sendiri memuat ketentuan yang
memungkinkan terjadinya pembauran pasal-pasal
dalam UUD 1945, yakni dalam Amandemen
UUD 1945.
Sistem Pemerintahan Sebelum
Amandemen
Indonesia Adalah Negara
Hukum
Sistem Konstitusional
Kekukasaan Tertinggi
Di tangan MPR
Presiden Adalah
Penyelengga
Pemerintahan tertinggi
Presiden Tidak
Bertanggung jawab
Kepada DPR
Menteri Negara Tidak
Bertangungjawab
Kepada DPR
Kekuasaan Kepada
Negara Tidak tak
Terbatas
UUD 1945UUD 1945
Dalam menjalankan kekuasaan
pemerintah negara, tanggunjg jawab
penuh ada di tangan Presiden. Presiden
juga bertugas dan bertangung jawab
untuk melaksanakan GBHN ataupun
ketetapan MPR lainnya.
Kedudukan Presiden dengan DPR adalah sejajar. Dalam
pembentukan UU dan menetapkan APBN, Presiden harus
mendapatkan persetujuan dari DPR. Presiden tidak dapat
membubarkan DPR dan DPR pun tidak dapat menjatuhkan
Presiden.
Menteri, sebagai pembantu presiden, tidak bertangungjawab
kepada DPR, sama halnya dengan kedudukan Presiden.
Presiden lah yang memilih, mengangkat, dan memberikan,
menteri-menteri negara.
Kekuasaan Presiden 1945 – 1949
Kedudukan Presiden dengan DPR adalah sejajar. Dalam
pembentukan UU dan menetapkan APBN, Presiden harus
mendapatkan persetujuan dari DPR. Presiden tidak dapat
membubarkan DPR dan DPR pun tidak dapat menjatuhkan
Presiden.
Menteri, sebagai pembantu presiden, tidak bertangungjawab
kepada DPR, sama halnya dengan kedudukan Presiden.
Presiden lah yang memilih, mengangkat, dan memberikan,
menteri-menteri negara.
Sistem Pemerintahan (Konstitusi RIS ’49)
Sistem pemerintahan yang dianut oleh Konstitusi RIS 1949 adalah
sistem Parlementer Kabinet Semu (Quasi Parlementer) dan bukan
kabinet parlamen yang murni. Dengan penjelasan:
Pengangkatan PM dan pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden
dan bukan oleh Parlamen sebagaimana lazimnya (Pasal 74 ayat 2)
Kekuasaan PM masih dicampur tangan oleh presiden. Padahal
Presiden merupakan kepala negara dan PM merupakan kepala
pemerintahan.
Pertangungjawaban meteri adalah kepada DPR, namun harus melalui
Keputusan Pemerintah (Pasal 7 ayat 45)
Parlamen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah
sehingga DPR tidak punya pengaruh besar terhadap pemerintah.
Presiden RIS mempunyai kedudukan Rangkat, yaitu sebagai kepala
negara dan kepala pemerintah padahal seharusnya terpisah.
Sistem Pemerintahan UUDS ‘50
Sistem pemerintah yang dianut oleh UUDS 1950 juga tidak jauh
berbeda dengan konstitusi RIS 1949. Ciri sistem pemerintahan
parlementer yang tampak dapat dilihat dari pasal 83 UUDS 1950:
a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat
b. Menteri-menteri bertangungjawab ayas keseluruhan kebijaksanaan
pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya, maupun masing-
masing untuk bagiannya sendiri-sendiri
Akibat dari pelaksanaan UUD 1950 telah dirasakan Bangsa Indonesia,
yakni kekacauan di bidang politik karena saling menjatuhkan kabinet,
ekonomi karena krisis keuangan, dan keamanan. Timbul reaksi untuk
kembali kepada sistem kabinet presidensil.
Sistem Pemerintahan (UUD ‘45  Demokrasi
Terpimpin
Setelah pemberlakuan UUD 1945 kembali, rakyat menaruh harapan
akan kehidupan ketatanegaraan yang stabil dan pemerintah presidensial
yang demokratis. Akan tetapi, dengan penerapan Demkorasi
Terpimpin menyebabkan terjadinya penyimpangan terhadap Pancasila
dan UUD.
 Penyimpangan ideologis, konsepsi Pancasila diganti dengan Nasakom
 Pemusatan kekuasaan Presiden dengan wewenang yang melebihi
ketentuan UUD 1945, yaitu membentuk produk hukum tanpa
persetujuan dari DPR
 Dalam MPRS NO III/MPRS/1963 mengangkat Ir. Soekarno sebagai
presiden seumur hidup.
 Kedudukan MPRS dan DPRS dijadikan menteri negara sebagai
pembantu presiden
Sistem Pemerintahan Orde Baru
Selama rezim Orde Baru tidak terjadi perubahan
sistem pemerintahan. Akan tetapi, pelaksanaan
lembaga kepresidenan sangat dominan. Hal ini
daspat dilihat di dalam UUD 1945 yang
menyatakan tugas dan kewenangan presiden
mencakup tidak hanya bidang eksekutif, tetapi
juga dalam bidang legislatif dan yudikatif. Selain
itu, kelembagaan negara dan organisasi sosial
politik cenederung berjalan kurang seimbang dan
proposional.
Sistem Pemerintahan Era Reformasi
Salah satu tuntutan reformasi adalah amandemen terhadap
UUD 1945. Akan tetapi, tujuh pokok sistem pemerintahan
negara RI yang dianut oleh UUD 1945 tetap dipertahankan.
Yang berarti bahwa Negara Indonesia masih menganut
pemerintahan presidensial
Kekuasaan Presiden hasil amandemen UUD NRI
1945
a. Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, “Negara Indonesia adalah negara hukum”
b. Kekukasaan negara tertinggi ada di tangan MPR yang terdiri dari DPR &
DPD yang memiliki wewenang untuk megangankat atau memberhentikan
Presiden dan Wapres, menetapakn UUD dan GBHN  pasca selesainya
amandemen, kedudukan MPR bukan lagi sebagai lembaga
tertinggi negara
c. Presiden adalah penyeleggara pemerintahan tertinggi menurut UUD.
d. Presiden tidak bertangungjawab kkepada DPR
e. Dalam Kekuasaan negara tertinggi ada di tangan MPR yang memiliki
wewenang mengangkat presiden dan wapres, menetapkan UUD, dang
menjalankan tugas-tugasnya, presiden deibatanu oleh para menteri.
Pembantu presiden ini bertanggung jawab kepada Presiden
f. Kekuakasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.
Kekuasaan Presiden
Presiden  Sistem Presidentiil/Presidential  Kepala Negara
& pemerintahan.
Pengaturan kekuasaan Presiden sepenuhnya diatur dlm UUD
NRI Tahun 1945.
Adapun tujuan perubahan UUD 1945 yaitu untuk
menyempurnakan aturan dasar tentang Tatanan negara,
Kedaulatan Rakyat, menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia,
Pembagian kekuasaan dan kesejahteraan sosial yang merata serta
menjaga eksistensi negara demokrasi dan negara hukum sesuai
aspirasi dan kebutuhan bangsa Indonesia , maka Perubahan UUD
1945 dilaksanakan.
Perubahan Pertama UUD 1945
Pasal 4 UUD 1945 : Presiden Republik
Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-Undang
Dasar & Presiden dibantu oleh seorang
Wakil Presiden.
Hal ini menandakan bahwa Presiden &
Wakil Presiden merupakan sebuah kesatuan
institusi.
Pasal 5 UUD 1945 (perubahan I)  Presiden berhak
mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR.
Sebelumnya Presiden memegang kekuasaan membentuk undang-
undang dengan persetujuan DPR diubah menjadi Presiden
berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan
Perwakilan Rakyat.
Buktinya : Pasal 5 UU 1945 sebelum perubahan  Presiden
memegang kekuasan membentuk undang-undang dengan
persetujuan Dewan Perwakilan rakyat.
Perubahan I UUD 1945 lainnya, terkait kekuasaan
Presiden:
Masa jabatan : 5 tahun & sesudahnya dpt dipilih
kembali diubah menjadi Presiden memegang
jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat
dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk
satu masa jabatan.
Buktinya: lihat dalam Pasal 7 sebelum & sesudah
perubahan UUD 1945.
Terkait hal mengangkat duta dan konsul juga diadakan perubahan
dari yang sebelumnya yaitu dalam hal mengangkat duta Presiden
harus memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
Dalam menerima penempatan duta negara lain Presiden juga
harus memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
Dalam memberikan grasi dan rehabilitasi Presiden harus
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. Sedangkan
dalam pemberian amnesti dan abolisi Presiden harus
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.
Sementara dalam pemberian gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda
kehormatan yang sebelumnya tidak diatur harus diatur dengan
Undang-undang.
Perubahan Kedua UUD 1945
Perubahan Kedua Udang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 ditetapkan pada tanggal 18 Agustus
2000. Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Tahun 1945
diputuskan dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan
Republik Indonesia ke-9 tanggal 19 Agustus 2000 Sidang
Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Dalam
perubahan kedua ini hasil penelusuran kepustakaan oleh
penulis yang berkaitan dengan kekuasaan pemerintahan
negara oleh Presiden tidak diadakan perubahan lagi
Perubahan Ketiga UUD 1945
Dalam perubahan ketiga ini kekuasaan pemerintahan negara oleh
Presiden mengalami beberapa perubahan mulai syarat-syarat
menjadi Presiden sampai dengan pembuatan perjanjian
Internasional. Pada naskah asli UUD 1945 Presiden adalah orang
Indonesia asli, telah diadakan perubahan bahwa Calon Presiden
dan Calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia
sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarga negaraan
lain, baik karena kehendaknya sendiri maupun orang lain, tidak
pernah mengkhianati negara serta mampu secara jasmani dan
rohani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden
atau Wakil Presiden. Persyaratan untuk menjadi Presiden dan
Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan Undang-undang.
Kekuasaan pemerintahan oleh Presiden dalam
perubahan ketiga UUD 1945 dalam hal membuat
perjanjian internasional lainnya yang
menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi
kehidupan rakyat yang terkait dengan beban
keuangan negara dan/atau mengharuskan
mengadakan perubahan dan atau pembentukan
undang-undang harus dengan persetujuan DPR.
Ditegaskan dalam pasal 11 ayat (2) UUD 1945.
Perubahan Keempat UUD 1945
 Dalam Naskah perubahan Ke-empat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia dinyatakan hal-hal yang berikut :
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana telah
diubah dengan perubahan pertama, kedua, ketiga dan keempat ini adalah Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal
18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden bulan Juli 1959
oleh Dewan Perwakilan Rakyat;
b. Penambahan bagian akhir pada perubahan kedua Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dengan kalimat, ”Perubahan tersebut diputuskan
dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-9
tanggal 18 Agustus 2000. Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Republik
Indonesia dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan”.
c. Pengubahan penomoran Pasal 3 ayat (3) dan ayat (4) Perubahan Ketiga Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi pasal 3 ayat (2) dan ayat (3);
Pasal 25 Perubahan Kedua Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 25A.
d. Penghapusan judul Bab IV tentang Dewan Pertimbangan Agung dan pengubahan
subtansi Pasal 16 penempatannya ke dalam Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan
Negara
Sistematika UUD 1945 pasca perubahan
Dari keseluruhan perubahan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945 dapat diuraikan dalam narasi
bahwa Sebelum perubahan dilakukan Undang-Undang Dasar
1945 berjumlah 16 bab, 37 pasal, 49 ayat, 4 pasal aturan
Peralihan, 2 ayat Aturan Tambahan dan Penjelasan.
Setelah dilakukan perubahan kesatu sampai dengan keempat,
maka Undang-undang Dasar 1945 berjumlah 21 bab, 73
pasal, 170 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, 2 Pasal Aturan
Tambahan dan Tanpa adanya Penjelasan.
lembaga kepresidenan dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan negara
tidak diatur dengan Undang-undang organik dibawahnya dan Presiden dalam
menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tidak lagi memegang kekuasaan
membentuk Undang-undang, sehingga Presiden tidak mempunyai hak veto
dalam rangka menciptakan mekanisme cek and balance, karena Presiden
hanya berhak mengajukan Rancangan Undang-undang kepada DPR. Dengan
demikian setelah perubahan UUD 1945 ini otomatis kekuasaan Presiden
bersama-sama dengan DPR sebagai Legislatif Power dalam negara tidak berlaku
lagi.
Sebagai kepala negara sesudah perubahan UUD 1945 Presiden harus dan
wajib memperhatikan pertimbangan dari dua lembaga ketatanegaran yaitu
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam hal mengangkat Duta dan Konsul,
penempatan duta negara lain, pemberian amnesti dan abolisi serta wajib
memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung dalam hal memberikan grasi
dan rehabilitasi. Kedua pertimbangan tersebut sebelumnya tidak diatur dalam
Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu menunjukkan adanya pembatasan
kekuasaan Presiden sebagai Kepala Negara.
Pemilihan Presiden di Indonesia
Dasar hukumnya  Pasal 6, 6A, 7, 7A UUD NRI Tahun 1945,
UU No. 42/2008 ttg Pilpres
Sistem pemilu Presiden dari orde lama hingga reformasi:
Orde lama (1945-1966)  Pemilu 1955  Sistem Proporsional
Orde Baru (1966-1998)  Pemilu ’71 – ’97  Soeharto
Reformasi (‘99-sekarang)  pemilu ’99 – sekarang  Habibie,
Abdurrahman Wahid, Megawati, Soesilo Bambang Yudoyono,
Jokowi.
Pergantian Sistem Pemilu
Di Indonesia
Pemilu 1955  Sistem Proporsional untu memilih anggota
konstituante & Kepala pemerintahan Perdana Menteri dipilih oleh
Konstituante;
Pemilu ‘71 – ’97  Sistem proporsional memilih anggota DPR,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/Kota & Presiden dan Wakil
Presiden dipilih oleh MPR (DPR & utusan Golongan);
Pemilu ‘99  Sistem proporsional memilih anggota DPR, DPRD
Provinsi, dan DPRD Kab/Kota
Pemilu ’04 – sekarang  • Sistem proporsional memilih anggota
DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/Kota & Presiden dan
Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
Pasangan Capres & Cawapres dicalonkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik yang
memperoleh minimal kursi 20% (dua puluh persen)
dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% (dua
puluh lima persen) dari suara sah nasional dalam
Pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu
Presiden dan Wakil Presiden. (UU No. 42/2008
Pasal 9)
Proses Pemberhentian Presiden &
Wakil Presiden
Dasar Hukum : 7A, 7B UUD NRI Tahun 1945; UU No. 24
Tahun 2003 ttg MK, UU No. 4 Tahun 2014 ttg MK
Setiap negara mengatur mekanisme pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden di dalam konstitusi mereka. Hal yang
dapat diperbedakan hanya jenis pelanggaran hukum yang
dijadikan alasan untuk pendakwaan dan prosedur pemberhentian.
Selain perbedaan jenis pelanggaran hukum yang dijadikan alasan
untuk pendakwaan, pemberian kewenangan terhadap lembaga
yang menyelesaikan mekanisme pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden juga memiliki perbedaan.
Pemberhentian Presiden Dalam Masa
Jabatan
Dasar hukum : Pasal 8 UUD 1945.
Presiden  mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya  diganti Wapres smp habis masa
jabatan (ayat (1));
Kekosongan posisi Wapres  60 hari  sidang MPR  calon
yg diusul Presiden (ayat (2));
Presiden & Wapres  mangkat, berhenti, diberhentikan atau
tidak dapat melakukan kewajibannya  Menteri Luar Negeri,
Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan sbg plt.
Kepresidenan  30 hari  Sidang MPR  Capres & Cawapres
yg diusung oleh Parpol yg meraih suara terbanyak
Peran Lembaga Negara dlm Pemberhentian
Presiden & Wakil Presiden
SEKIAN
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
Tri Widodo W. UTOMO
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
worodyah
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
nurul khaiva
 
Periodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di IndonesiaPeriodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Ryan Widjayana
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
Dian Oktavia
 
Materi peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undanganMateri peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undangananik1985
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
Muslimin B. Putra
 
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undanganMekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
INFORMASI DAN HUMAS KEMENAG PROV. JABAR (Nadzier Wiriadinata)
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acara
Fakhrul Rozi
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
Muhammad Qoyim
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
Abid Zamzami
 
Dewab Perwakilan Rakyat (DPR)
Dewab Perwakilan Rakyat (DPR)Dewab Perwakilan Rakyat (DPR)
Dewab Perwakilan Rakyat (DPR)
Zhafira Rahmayanti
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
Universitas Kristen Maranatha
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undanganHIMA KS FISIP UNPAD
 
Sumber hukum
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukum
roellys
 
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahKaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Tri Widodo W. UTOMO
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
Dheea Resta
 

What's hot (20)

Hukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi NegaraHukum Administrasi Negara
Hukum Administrasi Negara
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
 
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
4. hubungan antara tingkatan tingkatan pemerintahan
 
Periodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di IndonesiaPeriodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
Periodisasi berlakunya konstitusi di Indonesia
 
3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan3. instrumen dasar pemerintahan
3. instrumen dasar pemerintahan
 
Materi peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undanganMateri peraturan perundang undangan
Materi peraturan perundang undangan
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Ilmu negara ppt
Ilmu negara ppt Ilmu negara ppt
Ilmu negara ppt
 
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undanganMekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
Mekanisme penyusunan peraturan perundang undangan
 
Hukum Konstitusi
Hukum KonstitusiHukum Konstitusi
Hukum Konstitusi
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acara
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Dewab Perwakilan Rakyat (DPR)
Dewab Perwakilan Rakyat (DPR)Dewab Perwakilan Rakyat (DPR)
Dewab Perwakilan Rakyat (DPR)
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 
4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan4. proses pembuatan perundang undangan
4. proses pembuatan perundang undangan
 
Sumber hukum
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukum
 
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi PemerintahKaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
Kaidah dan Praktek Pelimpahan Wewenang di Instansi Pemerintah
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
PPT Pemerintahan pusat dan daerah ( Pendidikan Kewarganegaraan / PKN Kelas 10 )
 

Viewers also liked

Sistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan presidensialSistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan presidensial
Aliya Indriyana
 
Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Bab vi-sistem-politik-di-indonesiaBab vi-sistem-politik-di-indonesia
Bab vi-sistem-politik-di-indonesiaD1345
 
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950
Amalia Arisakti
 
sistem politik di indonesia
sistem politik di indonesiasistem politik di indonesia
sistem politik di indonesia
Muhammad Khoerol Anam
 
Highway Motel
Highway MotelHighway Motel
Highway Motel
TNSTC DCSWA
 
Observance of road accident victims and surviors international day -2013
Observance of road accident victims and surviors international day -2013Observance of road accident victims and surviors international day -2013
Observance of road accident victims and surviors international day -2013
TNSTC DCSWA
 
20 Top Guest Blogging Sites For Topics: Digital Marketing, SEO, PPC
20 Top Guest Blogging Sites For Topics: Digital Marketing, SEO, PPC20 Top Guest Blogging Sites For Topics: Digital Marketing, SEO, PPC
20 Top Guest Blogging Sites For Topics: Digital Marketing, SEO, PPC
BQE Software
 
Hoa chuyen-hung-vuong-lan1-nam2012
Hoa chuyen-hung-vuong-lan1-nam2012Hoa chuyen-hung-vuong-lan1-nam2012
Hoa chuyen-hung-vuong-lan1-nam2012Lê Minh Trọng
 
History of transport
History of transportHistory of transport
History of transport
TNSTC DCSWA
 
Závěrečný úkol KPI; martin majcík; 400214
Závěrečný úkol KPI; martin majcík; 400214Závěrečný úkol KPI; martin majcík; 400214
Závěrečný úkol KPI; martin majcík; 400214Martin Majcík
 
las tics
las ticslas tics
Es la educacion colombiana solo un negocio o no
Es la educacion colombiana solo un negocio o  noEs la educacion colombiana solo un negocio o  no
Es la educacion colombiana solo un negocio o no
Gustavo Arias Peña
 
Dicipilanary proceedings in tamil by DCSWA
Dicipilanary proceedings in tamil by DCSWADicipilanary proceedings in tamil by DCSWA
Dicipilanary proceedings in tamil by DCSWA
TNSTC DCSWA
 
Be project
Be projectBe project
Be project
sneha94
 

Viewers also liked (16)

Sistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan presidensialSistem pemerintahan presidensial
Sistem pemerintahan presidensial
 
Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
Bab vi-sistem-politik-di-indonesiaBab vi-sistem-politik-di-indonesia
Bab vi-sistem-politik-di-indonesia
 
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950
Pemerintahan Indonesia tahun 1945 1950
 
sistem politik di indonesia
sistem politik di indonesiasistem politik di indonesia
sistem politik di indonesia
 
Highway Motel
Highway MotelHighway Motel
Highway Motel
 
Observance of road accident victims and surviors international day -2013
Observance of road accident victims and surviors international day -2013Observance of road accident victims and surviors international day -2013
Observance of road accident victims and surviors international day -2013
 
20 Top Guest Blogging Sites For Topics: Digital Marketing, SEO, PPC
20 Top Guest Blogging Sites For Topics: Digital Marketing, SEO, PPC20 Top Guest Blogging Sites For Topics: Digital Marketing, SEO, PPC
20 Top Guest Blogging Sites For Topics: Digital Marketing, SEO, PPC
 
Hoa chuyen-hung-vuong-lan1-nam2012
Hoa chuyen-hung-vuong-lan1-nam2012Hoa chuyen-hung-vuong-lan1-nam2012
Hoa chuyen-hung-vuong-lan1-nam2012
 
History of transport
History of transportHistory of transport
History of transport
 
Hamido
HamidoHamido
Hamido
 
Závěrečný úkol KPI; martin majcík; 400214
Závěrečný úkol KPI; martin majcík; 400214Závěrečný úkol KPI; martin majcík; 400214
Závěrečný úkol KPI; martin majcík; 400214
 
las tics
las ticslas tics
las tics
 
Es la educacion colombiana solo un negocio o no
Es la educacion colombiana solo un negocio o  noEs la educacion colombiana solo un negocio o  no
Es la educacion colombiana solo un negocio o no
 
Dicipilanary proceedings in tamil by DCSWA
Dicipilanary proceedings in tamil by DCSWADicipilanary proceedings in tamil by DCSWA
Dicipilanary proceedings in tamil by DCSWA
 
Be project
Be projectBe project
Be project
 
Torba yasası ve İŞKUR DESTEKLERİ
Torba yasası ve İŞKUR DESTEKLERİTorba yasası ve İŞKUR DESTEKLERİ
Torba yasası ve İŞKUR DESTEKLERİ
 

Similar to Bahan ajar lembaga kepresidenan

Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia Eric
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia EricPelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia Eric
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia Eric
omcivics
 
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKnpentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
Belum Kerja
 
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di IndonesiaKelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Eddy Mahendra
 
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di IndonesiaPelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Agung Nur Satria
 
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
pendidikan pancasila dan kewarganegaraan
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
Fauzan Ardana
 
Kelas 8 BAB Sistem pemerintahan indonesia
Kelas 8 BAB Sistem pemerintahan indonesiaKelas 8 BAB Sistem pemerintahan indonesia
Kelas 8 BAB Sistem pemerintahan indonesia
Adhitong_
 
Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
Sistem Politik dan Pemerintahan IndonesiaSistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
Dyah Fitriana
 
PPT PKN.pptx
PPT PKN.pptxPPT PKN.pptx
PPT PKN.pptx
MayaCaumel
 
PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12
Andi Widya
 
K.d 3.3 ppkn
K.d 3.3 ppknK.d 3.3 ppkn
K.d 3.3 ppkn
Andi Widya
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Chaing Saing
 
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberalsistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal
Dian Dwiyanti
 
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
zara vho
 
Materi sistem-pemerintahan-ri
Materi sistem-pemerintahan-riMateri sistem-pemerintahan-ri
Materi sistem-pemerintahan-ri
Arief Munandar
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikannovianafarida
 
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara FederalDinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
Hana Medina
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
Atika Fauziyyah
 

Similar to Bahan ajar lembaga kepresidenan (20)

Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia Eric
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia EricPelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia Eric
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Di Indonesia Eric
 
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKnpentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
pentingnya pemahaman sistem pemerintahan presidensil bagi calon guru PPKn
 
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di IndonesiaKelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pemerintahan di Indonesia
 
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di IndonesiaPelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia
Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia
 
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
FORMAT KELEMBAGAAN NEGARA DAN PERGESERAN KEKUASAAN DALAM UUD 1945
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
 
Kelas 8 BAB Sistem pemerintahan indonesia
Kelas 8 BAB Sistem pemerintahan indonesiaKelas 8 BAB Sistem pemerintahan indonesia
Kelas 8 BAB Sistem pemerintahan indonesia
 
173889925 sistem-pemerintahan
173889925 sistem-pemerintahan173889925 sistem-pemerintahan
173889925 sistem-pemerintahan
 
Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
Sistem Politik dan Pemerintahan IndonesiaSistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
Sistem Politik dan Pemerintahan Indonesia
 
PPT PKN.pptx
PPT PKN.pptxPPT PKN.pptx
PPT PKN.pptx
 
PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12PKN Kd 3.3 no. 6 12
PKN Kd 3.3 no. 6 12
 
Trikameralisme dpd ex ofacio
Trikameralisme dpd ex ofacioTrikameralisme dpd ex ofacio
Trikameralisme dpd ex ofacio
 
K.d 3.3 ppkn
K.d 3.3 ppknK.d 3.3 ppkn
K.d 3.3 ppkn
 
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australiaPerbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
Perbandingan sistem pemerintahan antara negara indonesia dengan australia
 
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberalsistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal
sistem dan stuktur demokrasi terpimpin dan demokrasi liberal
 
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIASISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
SISTEM PEMERINTAHAN DI INDONESIA
 
Materi sistem-pemerintahan-ri
Materi sistem-pemerintahan-riMateri sistem-pemerintahan-ri
Materi sistem-pemerintahan-ri
 
Filosofis pendidikan
Filosofis pendidikanFilosofis pendidikan
Filosofis pendidikan
 
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara FederalDinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
Dinamika Penyelenggaraan Negara dalam Konteks NKRI dan Negara Federal
 
Sistem pemerintahan
Sistem pemerintahanSistem pemerintahan
Sistem pemerintahan
 

Recently uploaded

PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
solihin kadar
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting KiesoChapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
AryaMahardhika3
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 

Recently uploaded (20)

PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR utkMAS052024 (2).pdf
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting KiesoChapter 19 Intermediate Accounting Kieso
Chapter 19 Intermediate Accounting Kieso
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 

Bahan ajar lembaga kepresidenan

  • 1. Disampaikan dalam forum kuliah Lembaga Kepresidenan Kelas Reguler & Non Reguler Oleh: Zaki Ulya,S.H.,M.H. (Dosen HukumTata Negara & HAN) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SAMUDRA LANGSA 2015 Bahan Ajar LEMBAGA KEPRESIDENAN
  • 2. Pendahuluan Negara Indonesia : Negara Hukum (rechtsstaat)  Pasal 1 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945  Doktrinnya: “pemimpin yang sebenarnya bukanlah orang/jabatan, melainkan hukum yang dilihat sebagai suatu sistem”. Maka atas hal tsb, Presiden dan Wakil Presiden haruslah dipandangan sebagai suatu institusi.
  • 3. Sistem Kekuasaan modern  setiap pemilik jabatan tdk diperbolehkan ‘power tends to corrupt, and absolute power corrupts absolutely’. Oleh karena itu hukum  pengaturan dan pembatasan kekuasaan dengan hukum. Atas dasar itu pula, Lembaga Kepresidenan harus dibatasi & diatur sebagai suatu institusi yang diikat oleh norma-norma hukum yang lugas, rasional dan impersonal.
  • 4. Di Indonesia, Lembaga Kepresidenan dilaksanakan oleh Presiden & Wakil Presiden  kepala pemerintahan & kepala negara  diatur dlm UUD 1945. Itu sebabnya maka dalam perumusan UUD 1945, ketentuan yang mengatur mengenai kekuasaan pemerintahan negara, lebih banyak materinya dibandingkan dengan pengaturan mengenai MPR/DPR dan Mahkamah Agung
  • 5. kekuasaan lembaga kepresidenan dan lembaga parlemen  kedudukan dan peranan MPR dan DPR serta Presiden dan Wakil Presiden  diatur secara rinci dlm Konstitusi maupun naskah perubahannya. Atas dasar tsb maka Lembaga Kepresidenan  sistem presidensiil/presidential  kepala negara & kepala pemerintahan
  • 6. Presiden sbg Kepala Negara  Pasal 10, 11, 12, 13, 14, dan Pasal 15 UUD 1945 Presiden sbg kepala pemerintahan  Pasal 4, 5, 16, 17 UUD 1945. Karakteristik Presiden sebagai pejabat eksekutif itu tentu haruslah berubah dari keadaan sebelumnya dimana Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif juga memegang kekuasaan legislatif dalam membentuk UU.
  • 7. Sejarah Dalam UUD 1945 yang disahkan pasda tangagal 18 Agustus 1945, mencantumkan Indonesia sebagai nengara yang menganut Sistem Presidensil. Tetapi setelah tiga bulan berjalan, telah timbul suatu penyimpangan terhadap UUD 1945, yakni dibentuknya sebuah kabinet parlementer dengan Sultan Syahrir sebagai perdana menteri Kabinet I. Pada waktu inilah Belanda mencitptakan juga sistem pemerintahan parlemen di Indonesia.
  • 8. Adapun berberapa pemicu dibentuknya kabinet parlementer: Untuk menunjukkan kepada dunia barat (sekutu), bahwa Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi, dengan harapan sekutu akan mengakui kedaulatan Indonesia. Hal ini disebabkan karena negara-negara sekutu juga menggunakan sistem demokrasi liberal. Menyelamatkan Bangsa Indonesia dari kekuasaan yang diktaktor dan otoriter, karena saat itu kedudukan Presiden Soekarno sangat menonjol dan ditakutkan mengarah kepada kediktaktoran.
  • 9. Sistem parlamenter yang dilaksanakan di Indonesia ini berlangsung selama satu dasawarsa, dan diwarnai dengan saling jatuh-menjatuhkan kabinet. Akhirnya, sistem presidensil ini baru terlihat menonjol saat dilaksanakan pada Orde Baru pada masa kepemimpinan Soeharto.
  • 10. Suatu UUD yang baik adalah UUD yang mampu mentolerir perubahan dan pembauran agar bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan dinamika sosial kemasyrakatan, serta tidak menciptakan kemandulan hukum. Di dalam UUD 1945 sendiri memuat ketentuan yang memungkinkan terjadinya pembauran pasal-pasal dalam UUD 1945, yakni dalam Amandemen UUD 1945.
  • 11. Sistem Pemerintahan Sebelum Amandemen Indonesia Adalah Negara Hukum Sistem Konstitusional Kekukasaan Tertinggi Di tangan MPR Presiden Adalah Penyelengga Pemerintahan tertinggi Presiden Tidak Bertanggung jawab Kepada DPR Menteri Negara Tidak Bertangungjawab Kepada DPR Kekuasaan Kepada Negara Tidak tak Terbatas UUD 1945UUD 1945
  • 12. Dalam menjalankan kekuasaan pemerintah negara, tanggunjg jawab penuh ada di tangan Presiden. Presiden juga bertugas dan bertangung jawab untuk melaksanakan GBHN ataupun ketetapan MPR lainnya.
  • 13. Kedudukan Presiden dengan DPR adalah sejajar. Dalam pembentukan UU dan menetapkan APBN, Presiden harus mendapatkan persetujuan dari DPR. Presiden tidak dapat membubarkan DPR dan DPR pun tidak dapat menjatuhkan Presiden. Menteri, sebagai pembantu presiden, tidak bertangungjawab kepada DPR, sama halnya dengan kedudukan Presiden. Presiden lah yang memilih, mengangkat, dan memberikan, menteri-menteri negara.
  • 14. Kekuasaan Presiden 1945 – 1949 Kedudukan Presiden dengan DPR adalah sejajar. Dalam pembentukan UU dan menetapkan APBN, Presiden harus mendapatkan persetujuan dari DPR. Presiden tidak dapat membubarkan DPR dan DPR pun tidak dapat menjatuhkan Presiden. Menteri, sebagai pembantu presiden, tidak bertangungjawab kepada DPR, sama halnya dengan kedudukan Presiden. Presiden lah yang memilih, mengangkat, dan memberikan, menteri-menteri negara.
  • 15. Sistem Pemerintahan (Konstitusi RIS ’49) Sistem pemerintahan yang dianut oleh Konstitusi RIS 1949 adalah sistem Parlementer Kabinet Semu (Quasi Parlementer) dan bukan kabinet parlamen yang murni. Dengan penjelasan: Pengangkatan PM dan pembentukan kabinet dilakukan oleh Presiden dan bukan oleh Parlamen sebagaimana lazimnya (Pasal 74 ayat 2) Kekuasaan PM masih dicampur tangan oleh presiden. Padahal Presiden merupakan kepala negara dan PM merupakan kepala pemerintahan. Pertangungjawaban meteri adalah kepada DPR, namun harus melalui Keputusan Pemerintah (Pasal 7 ayat 45) Parlamen tidak mempunyai hubungan erat dengan pemerintah sehingga DPR tidak punya pengaruh besar terhadap pemerintah. Presiden RIS mempunyai kedudukan Rangkat, yaitu sebagai kepala negara dan kepala pemerintah padahal seharusnya terpisah.
  • 16. Sistem Pemerintahan UUDS ‘50 Sistem pemerintah yang dianut oleh UUDS 1950 juga tidak jauh berbeda dengan konstitusi RIS 1949. Ciri sistem pemerintahan parlementer yang tampak dapat dilihat dari pasal 83 UUDS 1950: a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat b. Menteri-menteri bertangungjawab ayas keseluruhan kebijaksanaan pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya, maupun masing- masing untuk bagiannya sendiri-sendiri Akibat dari pelaksanaan UUD 1950 telah dirasakan Bangsa Indonesia, yakni kekacauan di bidang politik karena saling menjatuhkan kabinet, ekonomi karena krisis keuangan, dan keamanan. Timbul reaksi untuk kembali kepada sistem kabinet presidensil.
  • 17. Sistem Pemerintahan (UUD ‘45  Demokrasi Terpimpin Setelah pemberlakuan UUD 1945 kembali, rakyat menaruh harapan akan kehidupan ketatanegaraan yang stabil dan pemerintah presidensial yang demokratis. Akan tetapi, dengan penerapan Demkorasi Terpimpin menyebabkan terjadinya penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD.  Penyimpangan ideologis, konsepsi Pancasila diganti dengan Nasakom  Pemusatan kekuasaan Presiden dengan wewenang yang melebihi ketentuan UUD 1945, yaitu membentuk produk hukum tanpa persetujuan dari DPR  Dalam MPRS NO III/MPRS/1963 mengangkat Ir. Soekarno sebagai presiden seumur hidup.  Kedudukan MPRS dan DPRS dijadikan menteri negara sebagai pembantu presiden
  • 18. Sistem Pemerintahan Orde Baru Selama rezim Orde Baru tidak terjadi perubahan sistem pemerintahan. Akan tetapi, pelaksanaan lembaga kepresidenan sangat dominan. Hal ini daspat dilihat di dalam UUD 1945 yang menyatakan tugas dan kewenangan presiden mencakup tidak hanya bidang eksekutif, tetapi juga dalam bidang legislatif dan yudikatif. Selain itu, kelembagaan negara dan organisasi sosial politik cenederung berjalan kurang seimbang dan proposional.
  • 19. Sistem Pemerintahan Era Reformasi Salah satu tuntutan reformasi adalah amandemen terhadap UUD 1945. Akan tetapi, tujuh pokok sistem pemerintahan negara RI yang dianut oleh UUD 1945 tetap dipertahankan. Yang berarti bahwa Negara Indonesia masih menganut pemerintahan presidensial
  • 20. Kekuasaan Presiden hasil amandemen UUD NRI 1945 a. Pasal 1 ayat 3 UUD 1945, “Negara Indonesia adalah negara hukum” b. Kekukasaan negara tertinggi ada di tangan MPR yang terdiri dari DPR & DPD yang memiliki wewenang untuk megangankat atau memberhentikan Presiden dan Wapres, menetapakn UUD dan GBHN  pasca selesainya amandemen, kedudukan MPR bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara c. Presiden adalah penyeleggara pemerintahan tertinggi menurut UUD. d. Presiden tidak bertangungjawab kkepada DPR e. Dalam Kekuasaan negara tertinggi ada di tangan MPR yang memiliki wewenang mengangkat presiden dan wapres, menetapkan UUD, dang menjalankan tugas-tugasnya, presiden deibatanu oleh para menteri. Pembantu presiden ini bertanggung jawab kepada Presiden f. Kekuakasaan Kepala Negara tidak tak terbatas.
  • 21. Kekuasaan Presiden Presiden  Sistem Presidentiil/Presidential  Kepala Negara & pemerintahan. Pengaturan kekuasaan Presiden sepenuhnya diatur dlm UUD NRI Tahun 1945. Adapun tujuan perubahan UUD 1945 yaitu untuk menyempurnakan aturan dasar tentang Tatanan negara, Kedaulatan Rakyat, menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia, Pembagian kekuasaan dan kesejahteraan sosial yang merata serta menjaga eksistensi negara demokrasi dan negara hukum sesuai aspirasi dan kebutuhan bangsa Indonesia , maka Perubahan UUD 1945 dilaksanakan.
  • 22. Perubahan Pertama UUD 1945 Pasal 4 UUD 1945 : Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar & Presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden. Hal ini menandakan bahwa Presiden & Wakil Presiden merupakan sebuah kesatuan institusi.
  • 23. Pasal 5 UUD 1945 (perubahan I)  Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR. Sebelumnya Presiden memegang kekuasaan membentuk undang- undang dengan persetujuan DPR diubah menjadi Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Buktinya : Pasal 5 UU 1945 sebelum perubahan  Presiden memegang kekuasan membentuk undang-undang dengan persetujuan Dewan Perwakilan rakyat.
  • 24. Perubahan I UUD 1945 lainnya, terkait kekuasaan Presiden: Masa jabatan : 5 tahun & sesudahnya dpt dipilih kembali diubah menjadi Presiden memegang jabatan selama lima tahun dan sesudahnya dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama hanya untuk satu masa jabatan. Buktinya: lihat dalam Pasal 7 sebelum & sesudah perubahan UUD 1945.
  • 25. Terkait hal mengangkat duta dan konsul juga diadakan perubahan dari yang sebelumnya yaitu dalam hal mengangkat duta Presiden harus memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam menerima penempatan duta negara lain Presiden juga harus memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam memberikan grasi dan rehabilitasi Presiden harus memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung. Sedangkan dalam pemberian amnesti dan abolisi Presiden harus memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat. Sementara dalam pemberian gelar, tanda jasa dan lain-lain tanda kehormatan yang sebelumnya tidak diatur harus diatur dengan Undang-undang.
  • 26. Perubahan Kedua UUD 1945 Perubahan Kedua Udang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2000. Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar Tahun 1945 diputuskan dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia ke-9 tanggal 19 Agustus 2000 Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Dalam perubahan kedua ini hasil penelusuran kepustakaan oleh penulis yang berkaitan dengan kekuasaan pemerintahan negara oleh Presiden tidak diadakan perubahan lagi
  • 27. Perubahan Ketiga UUD 1945 Dalam perubahan ketiga ini kekuasaan pemerintahan negara oleh Presiden mengalami beberapa perubahan mulai syarat-syarat menjadi Presiden sampai dengan pembuatan perjanjian Internasional. Pada naskah asli UUD 1945 Presiden adalah orang Indonesia asli, telah diadakan perubahan bahwa Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarga negaraan lain, baik karena kehendaknya sendiri maupun orang lain, tidak pernah mengkhianati negara serta mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden atau Wakil Presiden. Persyaratan untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan Undang-undang.
  • 28. Kekuasaan pemerintahan oleh Presiden dalam perubahan ketiga UUD 1945 dalam hal membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan negara dan/atau mengharuskan mengadakan perubahan dan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan DPR. Ditegaskan dalam pasal 11 ayat (2) UUD 1945.
  • 29. Perubahan Keempat UUD 1945  Dalam Naskah perubahan Ke-empat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dinyatakan hal-hal yang berikut : a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, ketiga dan keempat ini adalah Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden bulan Juli 1959 oleh Dewan Perwakilan Rakyat; b. Penambahan bagian akhir pada perubahan kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dengan kalimat, ”Perubahan tersebut diputuskan dalam Rapat Paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia ke-9 tanggal 18 Agustus 2000. Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Republik Indonesia dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan”. c. Pengubahan penomoran Pasal 3 ayat (3) dan ayat (4) Perubahan Ketiga Undang- Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi pasal 3 ayat (2) dan ayat (3); Pasal 25 Perubahan Kedua Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi Pasal 25A. d. Penghapusan judul Bab IV tentang Dewan Pertimbangan Agung dan pengubahan subtansi Pasal 16 penempatannya ke dalam Bab III tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara
  • 30. Sistematika UUD 1945 pasca perubahan Dari keseluruhan perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dapat diuraikan dalam narasi bahwa Sebelum perubahan dilakukan Undang-Undang Dasar 1945 berjumlah 16 bab, 37 pasal, 49 ayat, 4 pasal aturan Peralihan, 2 ayat Aturan Tambahan dan Penjelasan. Setelah dilakukan perubahan kesatu sampai dengan keempat, maka Undang-undang Dasar 1945 berjumlah 21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, 2 Pasal Aturan Tambahan dan Tanpa adanya Penjelasan.
  • 31. lembaga kepresidenan dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tidak diatur dengan Undang-undang organik dibawahnya dan Presiden dalam menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tidak lagi memegang kekuasaan membentuk Undang-undang, sehingga Presiden tidak mempunyai hak veto dalam rangka menciptakan mekanisme cek and balance, karena Presiden hanya berhak mengajukan Rancangan Undang-undang kepada DPR. Dengan demikian setelah perubahan UUD 1945 ini otomatis kekuasaan Presiden bersama-sama dengan DPR sebagai Legislatif Power dalam negara tidak berlaku lagi. Sebagai kepala negara sesudah perubahan UUD 1945 Presiden harus dan wajib memperhatikan pertimbangan dari dua lembaga ketatanegaran yaitu Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam hal mengangkat Duta dan Konsul, penempatan duta negara lain, pemberian amnesti dan abolisi serta wajib memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung dalam hal memberikan grasi dan rehabilitasi. Kedua pertimbangan tersebut sebelumnya tidak diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Hal itu menunjukkan adanya pembatasan kekuasaan Presiden sebagai Kepala Negara.
  • 32. Pemilihan Presiden di Indonesia Dasar hukumnya  Pasal 6, 6A, 7, 7A UUD NRI Tahun 1945, UU No. 42/2008 ttg Pilpres Sistem pemilu Presiden dari orde lama hingga reformasi: Orde lama (1945-1966)  Pemilu 1955  Sistem Proporsional Orde Baru (1966-1998)  Pemilu ’71 – ’97  Soeharto Reformasi (‘99-sekarang)  pemilu ’99 – sekarang  Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, Soesilo Bambang Yudoyono, Jokowi.
  • 33. Pergantian Sistem Pemilu Di Indonesia Pemilu 1955  Sistem Proporsional untu memilih anggota konstituante & Kepala pemerintahan Perdana Menteri dipilih oleh Konstituante; Pemilu ‘71 – ’97  Sistem proporsional memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/Kota & Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh MPR (DPR & utusan Golongan); Pemilu ‘99  Sistem proporsional memilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/Kota Pemilu ’04 – sekarang  • Sistem proporsional memilih anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/Kota & Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
  • 34. Pasangan Capres & Cawapres dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang memperoleh minimal kursi 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% (dua puluh lima persen) dari suara sah nasional dalam Pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. (UU No. 42/2008 Pasal 9)
  • 35. Proses Pemberhentian Presiden & Wakil Presiden Dasar Hukum : 7A, 7B UUD NRI Tahun 1945; UU No. 24 Tahun 2003 ttg MK, UU No. 4 Tahun 2014 ttg MK Setiap negara mengatur mekanisme pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden di dalam konstitusi mereka. Hal yang dapat diperbedakan hanya jenis pelanggaran hukum yang dijadikan alasan untuk pendakwaan dan prosedur pemberhentian. Selain perbedaan jenis pelanggaran hukum yang dijadikan alasan untuk pendakwaan, pemberian kewenangan terhadap lembaga yang menyelesaikan mekanisme pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden juga memiliki perbedaan.
  • 36.
  • 37. Pemberhentian Presiden Dalam Masa Jabatan Dasar hukum : Pasal 8 UUD 1945. Presiden  mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya  diganti Wapres smp habis masa jabatan (ayat (1)); Kekosongan posisi Wapres  60 hari  sidang MPR  calon yg diusul Presiden (ayat (2)); Presiden & Wapres  mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibannya  Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Pertahanan sbg plt. Kepresidenan  30 hari  Sidang MPR  Capres & Cawapres yg diusung oleh Parpol yg meraih suara terbanyak
  • 38. Peran Lembaga Negara dlm Pemberhentian Presiden & Wakil Presiden