Bacaan Ghunnah adalah suara dengung yang terjadi pada huruf Mim dan Nun yang bertasydid. Ghunnah membutuhkan penekanan pada huruf Mim dan Nun serta dibaca di pangkal hidung. Ada beberapa tingkatan kesempurnaan membaca Ghunnah, mulai dari dengung pangkal hidung, idgham, ikhfa, hingga bacaan harakat saja. Unsur-unsur Ghunnah mencakup tasydid, idgham, iqlab, dan ikhfa.

1. BACAAN GHUNNAH
Hukum Bacaan Ghunnah dalam ilmu tajwid dibaca dua harakat atau dua ketukan. Cara
membacanya yakni dengan menekan huruf Mim dan Nun yang bertasydid. Bacaan ghunnah atau
dengung terjadi jika mendapati huruf Mim dan Nun bertasydid.
Dalam Ilmu Tajwid Pengertian Ghunnah secara bahasa adalah ‫الخيشوم‬ ‫في‬ ‫صوت‬ Shautun fi
al-Khaysyum. Artinya: suara di pangkal hidung. Secara istilah menurut al-Shadiq Qamhawi
dalam al-Burhan fi Tajwid al-Quran adalah Suara dengung yang tersusun dalam bentuk huruf
Nun dan Mim yang mana terletak pada kedua hurufnya.
Qamhawi menjelaskan bahwa terdapat tingkatan kesempurnaan cara membaca Ghunnah.
Yang paling sempurna adalah membacanya dengan cara mendengung di pangkal hidung. Jika
belum bisa, maka boleh membacanya dengan Idgham. Apabila belum mampu maka boleh dibaca
Ikhfa. Jika belum mampu juga, maka boleh dibaca Idhar Sukun (dibaca jelas)
Dan yang terakhir, jika belum mampu maka boleh dibaca sebagai huruf berharakat saja.
Hal yang perlu ditekankan dalam hukum Ghunnah ialah mengandung Tasydid, Idgham, Iqlab,
danIkhfa.