SlideShare a Scribd company logo
TEORI-TEORI
PEMIDANANAN
Ardi Ferdian,SH.,MKn
ardiferdian ardi ferdian
dikelompokkan 3 golongan
1. Teori ABSOLUT atau teori Pembalasan
(vergeldings theorien);
2. Teori RELATIF atau teori Tujuan
(doel theorien);
3. Teori GABUNGAN (vernegings
theorien).
1. Teori ABSOLUT (PEMBALASAN)
• JAWA:
“Utang pati nyaur pati”
• KITAB INJIL OEDE TESTAMENT:
“oog om oog, tand om tand” (mata sama mata, gigi
sama gigi)
• ALQURAN surat AN NISAA ayat 93:
“Dan barang siapa membunuh seorang mukmin
dengan sengaja, maka balasannya adalah
Jahannam; kekal ia di dalamnya dan Allah murka
kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan
azab yang besar baginya”
dasar atau alasan diadakannya
pembalasan
a. Pertimbangan dari sudut Ketuhanan:
Adanya pandangan dari sudut keagamaan bahwa hukum
adalah suatu aturan yang bersumber pada aturan Tuhan.
Pidana merupakan suatu penjelmaan duniawi dari
keadilan Ketuhanan
(Thomas Van Aquino, Stahlt, dan Rombonet)
b. Pandangan dari sudut Etika
Menurut Rasio, tiap kejahatan harus diikuti oleh suatu
Pidana. Jadi dijatuhkan pada setiap pelanggar hukum
walaupun tidak ada manfaat bagi masyarakat maupun
yang bersangkutan. “de ethische vergeldings theorie”
(Emmanuel Kant)
c. Pandangan Alam Pikiran Dialektika
Pidana Mutlak harus ada sebagai reaksi dari setiap
kejahatan “de dialektische vergeldeings theorie”
(Hegel)
d. Pandangan Aesthetica
Apabila kejahatan tidak dibalas, maka akan
menimbulkan ketidakpuasan pada masyarakat “de
aesthetica theorie”
(Herbart)
2. TEORI RELATIF atau TUJUAN
Berpangkal pada dasar bahwa pidana adalah alat untuk
menegakkan tata tertib (hukum) dalam masyarakat
a. Bersifat menakut-nakuti (afschrikking)
b. Bersifat memperbaiki (verbetering/reclasering)
c. Bersifat membinasakan (onshadelijk maken)
Sementara itu, sifat pencegahannya dari teori ini ada 2:
1.Pencegahan Umum (general preventie); dan
2.Pencegahan Khusus (speciale preventie)
1. Teori Pencegahan Umum
Menurut teori ini, pidana yang dijatuhkan pada penjahat
ditujukan agar orang-orang (umum) menjadi takut untuk
berbuat kejahatan
Di eropa barat seblm revolusi perancis (1789-1794)
eksekusi dilakukan dimuka umum-kejam
Ditentang:
Von Feuerbach (psychologische zwang) “sifat
menakut2i dari pidana itu bkn pada pemjatuhan pidana
inkonkrito, ttp pada ancaman pidana yang ditentukan
dalam UU”
Kelemahan teori Von Feuerbach (psychologische zwang)
a. Penjahat yang pernah/beberapa kali melakukan
kejahatan dan pernah dipidana perasaan takut thd
ancaman pidana menjadi Tipis/hilang
b. Ancaman pidana yang ditetapkan terlebih dahulu tdk
dpt sesuai dengan kejahatan yang dilakukan/tidak bisa
mengikuti perkembangan jaman
c. Orang2 yang bodoh yang tidak mengetahui ancaman
pidana itu, sifat menakut2inya menjadi tidak ada.
MULER: “pencegahan kejahatan bkn terletak pd
eksekusi yang kejam maupun pd ancaman pidana, ttp
pada penjatuhan pidana inkokrito oleh hakim
Jd hakim boleh menjatuhkan pidana yang beratnya
melebihi dari beratnya ancaman pidananya agar
penjahat yang lainnya menjadi schook (terkejut)
2. Teori pencegahan Khusus
Lebih maju dr pencegahan Umum,
diperkenalkan oleh
VAN HAMEL (1842-1917)
Tujuan Pidana adalah mencegah pelaku
kejahatan yang telah dipidana agar ia tidak
mengulangi lagi melakukan kejahatan, dan
mencegah agar orang yang telah berniat buruk
untuk tidak mewujudkan niatnya itu ke dalam
bentuk perbuatan nyata.
Van Hamel membuat suatu gambaran berikut ttg
pemidanaan yang bersifat pencegahan khusus:
a. Pidana selalu dilakukan untuk pencegahan khusus,
yakni untuk menakut2i orang2 yang cukup dapat
dicegah dengan cara menakut2inya melalui
penjatuhan Pidana itu agar ia tidak melakukan niat
jahatnya.
b. Akan tetapi, bila ia tidak dapat lg ditakut2i dengan cara
menjatuhkan pidana, penjatuhan pidana harus bersifat
memperbaiki dirinya (reclasering).
c. Apabila bg penjahat itu tidak dapat diperbaiki,
penjatuhan pidana harus bersifat membinasakan atau
membikin mereka tidak berdaya.
d. Tujuan satu2nya dari pidana adalah mempertahankan
tata tertib hukum didalam masyarakat
3. Teori Gabungan
Teori gabungan ini berdasarkan pidana pd asas
pembalasan dan asas pertahanan tata tertib
masyarakat, dengan kata lain dua alasan itu
menjadi dasar dari penjatuhan pidana.
Teori gabungan ini dapat dibedakan menjadi 2:
a.Teori gabungan yang mengutamakan pembalasan,
tetapi pembalasan itu tidak boleh melampaui batas
dari apa yang perlu dan cukup untuk dapatnya
dipertahankannya tata tertib masyarakat
b.Teori gabungan yang mengutamakan perlindungan
tata tertib masyarakat, tetapi penderitaan atas
dijatuhinya pidana tidak boleh lebih berat daripada
perbuatan yang dilakukan terpidana

More Related Content

What's hot

hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
Sigit Riono
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)
Zainal Abidin
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Belum Kerja
 
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Rudi Sudirdja
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
BAHAN KUHP BARU.pptx
BAHAN KUHP BARU.pptxBAHAN KUHP BARU.pptx
BAHAN KUHP BARU.pptx
nurulfatima4
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
yudikrismen1
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIAsas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
swirawan
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
Ica Diennissa
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
Pertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahanPertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahan
yudikrismen1
 
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIASUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIAAldy Arfan Nugraha
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
NaomiPoppyMoore
 
Hukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIHukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian II
yahyaanto
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTAndhika Pratama
 
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Rudi Sudirdja
 
materi Afwezigheid
materi Afwezigheidmateri Afwezigheid
materi Afwezigheid
Nasria Ika
 

What's hot (20)

hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
 
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
Pembahasan soal hukum pidana fh unpas tahun 2014
 
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Upaya hukum (Idik Saeful Bahri)
 
BAHAN KUHP BARU.pptx
BAHAN KUHP BARU.pptxBAHAN KUHP BARU.pptx
BAHAN KUHP BARU.pptx
 
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
Eksekusi Hukum Acara Perdata (Idik Saeful Bahri)
 
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidanaPertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
Pertemuan 7 unsur unsur tindak pidana
 
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
Hukum acara perdata - Definisi, fungsi, dan tujuan penyitaan, serta bentuk-be...
 
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
Hukum acara perdata - Eksekusi dan Penyelesaian Perkara (Idik Saeful Bahri)
 
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPIAsas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
Asas Legalitas dan Retroaktif dalam HPI
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
Pertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahanPertemuan 12 kesalahan kesalahan
Pertemuan 12 kesalahan kesalahan
 
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIASUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
SUSUNAN BADAN KEKUASAAN PERADILAN PERDATA DI INDONESIA
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 
Hukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian IIHukum pidana bagian II
Hukum pidana bagian II
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
Pembahasan soal uas hukum acara pidana fh unpas 2014
 
materi Afwezigheid
materi Afwezigheidmateri Afwezigheid
materi Afwezigheid
 

Similar to Bab 8 teori pemidanaan

Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusiaKaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
pjj_kemenkes
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Fenti Anita Sari
 
Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1
Anton Saja
 
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusiaKaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusia
pjj_kemenkes
 
PPT OBJEK KRIMINOLOGI.pptx
PPT OBJEK KRIMINOLOGI.pptxPPT OBJEK KRIMINOLOGI.pptx
PPT OBJEK KRIMINOLOGI.pptx
FriescaChahyani
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qa
Andiex Ae
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qa
andiex25
 
(13) Hukum Pidana Islam.pptx
(13) Hukum Pidana Islam.pptx(13) Hukum Pidana Islam.pptx
(13) Hukum Pidana Islam.pptx
MrFirmansyah1
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
gradyg
 
Syarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusiaSyarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusiaSyarifudin Amq
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
zahraayu24
 
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptx
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptxPPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptx
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptx
RINIRISDAYANTI0125
 
Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Kedudukan Hukum Pidana Islam
Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Kedudukan Hukum Pidana IslamPengertian, Fungsi, Tujuan dan Kedudukan Hukum Pidana Islam
Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Kedudukan Hukum Pidana Islam
swirawan
 
Pengertian, fungsi dan tujuan HPI
Pengertian, fungsi dan tujuan HPIPengertian, fungsi dan tujuan HPI
Pengertian, fungsi dan tujuan HPI
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Arraniry Ban Aceh
 
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
RINIRISDAYANTI0125
 
HAM
HAMHAM
Metodologi Penelitian Bisnis
Metodologi Penelitian BisnisMetodologi Penelitian Bisnis
Metodologi Penelitian Bisnis
Zaldeeho Nei
 

Similar to Bab 8 teori pemidanaan (20)

Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusiaKaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah/Keyakinan agama terhadap manusia
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab KejahatanKriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
Kriminologi Tugas Teori2 Sebab Kejahatan
 
Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1Keperawatan agama modul 3 kb1
Keperawatan agama modul 3 kb1
 
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusiaKaidah /keyakinan agama terhadap manusia
Kaidah /keyakinan agama terhadap manusia
 
PPT OBJEK KRIMINOLOGI.pptx
PPT OBJEK KRIMINOLOGI.pptxPPT OBJEK KRIMINOLOGI.pptx
PPT OBJEK KRIMINOLOGI.pptx
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qa
 
Presentation12`1qa
Presentation12`1qaPresentation12`1qa
Presentation12`1qa
 
(13) Hukum Pidana Islam.pptx
(13) Hukum Pidana Islam.pptx(13) Hukum Pidana Islam.pptx
(13) Hukum Pidana Islam.pptx
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
 
Syarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusiaSyarifudin, rumah pertobatan manusia
Syarifudin, rumah pertobatan manusia
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
Kriminologi
KriminologiKriminologi
Kriminologi
 
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptx
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptxPPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptx
PPT Fikih Jinayah. Kelompok 1.pptx
 
Je nayah dalam islam
Je nayah dalam islamJe nayah dalam islam
Je nayah dalam islam
 
Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Kedudukan Hukum Pidana Islam
Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Kedudukan Hukum Pidana IslamPengertian, Fungsi, Tujuan dan Kedudukan Hukum Pidana Islam
Pengertian, Fungsi, Tujuan dan Kedudukan Hukum Pidana Islam
 
Pengertian, fungsi dan tujuan HPI
Pengertian, fungsi dan tujuan HPIPengertian, fungsi dan tujuan HPI
Pengertian, fungsi dan tujuan HPI
 
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
26.33020210152_AN NISAA DARWISY FITRADA.pdf
 
HAM
HAMHAM
HAM
 
Metodologi Penelitian Bisnis
Metodologi Penelitian BisnisMetodologi Penelitian Bisnis
Metodologi Penelitian Bisnis
 

More from Nuelimmanuel22

Asas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negaraAsas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negara
Nuelimmanuel22
 
Asas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraAsas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraNuelimmanuel22
 
Hukum administrasi negara 2
Hukum administrasi negara 2Hukum administrasi negara 2
Hukum administrasi negara 2
Nuelimmanuel22
 
Peristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatPeristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatNuelimmanuel22
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatNuelimmanuel22
 
Guna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adatGuna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adat
Nuelimmanuel22
 
Sistem hukum adat
Sistem hukum adatSistem hukum adat
Sistem hukum adat
Nuelimmanuel22
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1   pendahuluanBab 1   pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
Nuelimmanuel22
 
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
Bab 2   asas dan teori hukum pidanaBab 2   asas dan teori hukum pidana
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
Nuelimmanuel22
 
Bab 3 tindak pidana
Bab 3   tindak pidanaBab 3   tindak pidana
Bab 3 tindak pidana
Nuelimmanuel22
 
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4   penafsiran dalam hukum pidanaBab 4   penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidanaNuelimmanuel22
 
Bab 5 teori causalitet
Bab 5   teori causalitetBab 5   teori causalitet
Bab 5 teori causalitet
Nuelimmanuel22
 
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
Bab 6   pertanggungjawaban pidanaBab 6   pertanggungjawaban pidana
Bab 6 pertanggungjawaban pidanaNuelimmanuel22
 
Bab 7 jenis pidana
Bab 7   jenis pidanaBab 7   jenis pidana
Bab 7 jenis pidana
Nuelimmanuel22
 
Bab 9 percobaan pidana
Bab 9   percobaan pidanaBab 9   percobaan pidana
Bab 9 percobaan pidanaNuelimmanuel22
 
Bab 10 penyertaan
Bab 10   penyertaanBab 10   penyertaan
Bab 10 penyertaan
Nuelimmanuel22
 
Bab 12 kambuhan ( recidive )
Bab 12   kambuhan ( recidive )Bab 12   kambuhan ( recidive )
Bab 12 kambuhan ( recidive )Nuelimmanuel22
 
Bab 13 alasan penghapusan pidana
Bab 13   alasan penghapusan pidanaBab 13   alasan penghapusan pidana
Bab 13 alasan penghapusan pidana
Nuelimmanuel22
 

More from Nuelimmanuel22 (20)

Asas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negaraAsas hukum administrasi negara
Asas hukum administrasi negara
 
Asas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negaraAsas hukum admnistrasi negara
Asas hukum admnistrasi negara
 
Hukum administrasi negara 2
Hukum administrasi negara 2Hukum administrasi negara 2
Hukum administrasi negara 2
 
Asas hukum adat
Asas hukum adatAsas hukum adat
Asas hukum adat
 
Peristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adatPeristilahan hukum adat
Peristilahan hukum adat
 
Ciri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adatCiri dan sifat hukum adat
Ciri dan sifat hukum adat
 
Guna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adatGuna mempelajari hukum adat
Guna mempelajari hukum adat
 
Sistem hukum adat
Sistem hukum adatSistem hukum adat
Sistem hukum adat
 
Bab 1 pendahuluan
Bab 1   pendahuluanBab 1   pendahuluan
Bab 1 pendahuluan
 
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
Bab 2   asas dan teori hukum pidanaBab 2   asas dan teori hukum pidana
Bab 2 asas dan teori hukum pidana
 
Bab 3 tindak pidana
Bab 3   tindak pidanaBab 3   tindak pidana
Bab 3 tindak pidana
 
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4   penafsiran dalam hukum pidanaBab 4   penafsiran dalam hukum pidana
Bab 4 penafsiran dalam hukum pidana
 
Bab 5 teori causalitet
Bab 5   teori causalitetBab 5   teori causalitet
Bab 5 teori causalitet
 
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
Bab 6   pertanggungjawaban pidanaBab 6   pertanggungjawaban pidana
Bab 6 pertanggungjawaban pidana
 
Bab 7 jenis pidana
Bab 7   jenis pidanaBab 7   jenis pidana
Bab 7 jenis pidana
 
Bab 9 percobaan pidana
Bab 9   percobaan pidanaBab 9   percobaan pidana
Bab 9 percobaan pidana
 
Bab 10 penyertaan
Bab 10   penyertaanBab 10   penyertaan
Bab 10 penyertaan
 
Bab 11 perbarengan
Bab 11   perbarenganBab 11   perbarengan
Bab 11 perbarengan
 
Bab 12 kambuhan ( recidive )
Bab 12   kambuhan ( recidive )Bab 12   kambuhan ( recidive )
Bab 12 kambuhan ( recidive )
 
Bab 13 alasan penghapusan pidana
Bab 13   alasan penghapusan pidanaBab 13   alasan penghapusan pidana
Bab 13 alasan penghapusan pidana
 

Bab 8 teori pemidanaan

  • 2. dikelompokkan 3 golongan 1. Teori ABSOLUT atau teori Pembalasan (vergeldings theorien); 2. Teori RELATIF atau teori Tujuan (doel theorien); 3. Teori GABUNGAN (vernegings theorien).
  • 3. 1. Teori ABSOLUT (PEMBALASAN) • JAWA: “Utang pati nyaur pati” • KITAB INJIL OEDE TESTAMENT: “oog om oog, tand om tand” (mata sama mata, gigi sama gigi) • ALQURAN surat AN NISAA ayat 93: “Dan barang siapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah Jahannam; kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya”
  • 4. dasar atau alasan diadakannya pembalasan a. Pertimbangan dari sudut Ketuhanan: Adanya pandangan dari sudut keagamaan bahwa hukum adalah suatu aturan yang bersumber pada aturan Tuhan. Pidana merupakan suatu penjelmaan duniawi dari keadilan Ketuhanan (Thomas Van Aquino, Stahlt, dan Rombonet) b. Pandangan dari sudut Etika Menurut Rasio, tiap kejahatan harus diikuti oleh suatu Pidana. Jadi dijatuhkan pada setiap pelanggar hukum walaupun tidak ada manfaat bagi masyarakat maupun yang bersangkutan. “de ethische vergeldings theorie” (Emmanuel Kant)
  • 5. c. Pandangan Alam Pikiran Dialektika Pidana Mutlak harus ada sebagai reaksi dari setiap kejahatan “de dialektische vergeldeings theorie” (Hegel) d. Pandangan Aesthetica Apabila kejahatan tidak dibalas, maka akan menimbulkan ketidakpuasan pada masyarakat “de aesthetica theorie” (Herbart)
  • 6. 2. TEORI RELATIF atau TUJUAN Berpangkal pada dasar bahwa pidana adalah alat untuk menegakkan tata tertib (hukum) dalam masyarakat a. Bersifat menakut-nakuti (afschrikking) b. Bersifat memperbaiki (verbetering/reclasering) c. Bersifat membinasakan (onshadelijk maken) Sementara itu, sifat pencegahannya dari teori ini ada 2: 1.Pencegahan Umum (general preventie); dan 2.Pencegahan Khusus (speciale preventie)
  • 7. 1. Teori Pencegahan Umum Menurut teori ini, pidana yang dijatuhkan pada penjahat ditujukan agar orang-orang (umum) menjadi takut untuk berbuat kejahatan Di eropa barat seblm revolusi perancis (1789-1794) eksekusi dilakukan dimuka umum-kejam Ditentang: Von Feuerbach (psychologische zwang) “sifat menakut2i dari pidana itu bkn pada pemjatuhan pidana inkonkrito, ttp pada ancaman pidana yang ditentukan dalam UU”
  • 8. Kelemahan teori Von Feuerbach (psychologische zwang) a. Penjahat yang pernah/beberapa kali melakukan kejahatan dan pernah dipidana perasaan takut thd ancaman pidana menjadi Tipis/hilang b. Ancaman pidana yang ditetapkan terlebih dahulu tdk dpt sesuai dengan kejahatan yang dilakukan/tidak bisa mengikuti perkembangan jaman c. Orang2 yang bodoh yang tidak mengetahui ancaman pidana itu, sifat menakut2inya menjadi tidak ada. MULER: “pencegahan kejahatan bkn terletak pd eksekusi yang kejam maupun pd ancaman pidana, ttp pada penjatuhan pidana inkokrito oleh hakim Jd hakim boleh menjatuhkan pidana yang beratnya melebihi dari beratnya ancaman pidananya agar penjahat yang lainnya menjadi schook (terkejut)
  • 9. 2. Teori pencegahan Khusus Lebih maju dr pencegahan Umum, diperkenalkan oleh VAN HAMEL (1842-1917) Tujuan Pidana adalah mencegah pelaku kejahatan yang telah dipidana agar ia tidak mengulangi lagi melakukan kejahatan, dan mencegah agar orang yang telah berniat buruk untuk tidak mewujudkan niatnya itu ke dalam bentuk perbuatan nyata.
  • 10. Van Hamel membuat suatu gambaran berikut ttg pemidanaan yang bersifat pencegahan khusus: a. Pidana selalu dilakukan untuk pencegahan khusus, yakni untuk menakut2i orang2 yang cukup dapat dicegah dengan cara menakut2inya melalui penjatuhan Pidana itu agar ia tidak melakukan niat jahatnya. b. Akan tetapi, bila ia tidak dapat lg ditakut2i dengan cara menjatuhkan pidana, penjatuhan pidana harus bersifat memperbaiki dirinya (reclasering). c. Apabila bg penjahat itu tidak dapat diperbaiki, penjatuhan pidana harus bersifat membinasakan atau membikin mereka tidak berdaya. d. Tujuan satu2nya dari pidana adalah mempertahankan tata tertib hukum didalam masyarakat
  • 11. 3. Teori Gabungan Teori gabungan ini berdasarkan pidana pd asas pembalasan dan asas pertahanan tata tertib masyarakat, dengan kata lain dua alasan itu menjadi dasar dari penjatuhan pidana. Teori gabungan ini dapat dibedakan menjadi 2: a.Teori gabungan yang mengutamakan pembalasan, tetapi pembalasan itu tidak boleh melampaui batas dari apa yang perlu dan cukup untuk dapatnya dipertahankannya tata tertib masyarakat b.Teori gabungan yang mengutamakan perlindungan tata tertib masyarakat, tetapi penderitaan atas dijatuhinya pidana tidak boleh lebih berat daripada perbuatan yang dilakukan terpidana

Editor's Notes

  1. Mencuri potong tangan