4. INPUT
Input berupa Transduser. Transduser adalah sebuah alat yang
mengubah suatu bentuk energi yang satu ke bentuk yang lain.
Transduser bias berupa peralatan listrik, elektronik, elektromekanik,
elektromagnetik, fotonik atau fotovoltaik.
Contoh tranduser dalam Audio Amplifier :
a. Pengeras Suara (Audio Speaker)
Berfungsi mengubah beragam tegangan listrik yang berupa suara
menjadi vibrasi mekanis.
5. b. Mikrofon (Microphone)
Berfungsi untuk mengubah suara kita, bunyi, atau energi akustik menjadi
sinyal atau energi listrik.
1) Dynamis Microphone
2) Condenser
6. PRE-AMP
Pre-Amp adalah bagian penguat terdepan dari sebuah amplifier sebelum menuju ke bagian
power amplifier.
Pada bagian ini sinyal listrik dari mikrofon diolah agar menjadi jelas. Sinyal hasil konversi
dari mikrofon masih sangat lemah sehingga sinyal ini sukar untuk dipisahkan antara suara
tinggi dan rendahnya, oleh karena itu diperlukan suatu penguat awal (Pre-Amp) agar sinyal
tersebut mudah diolah di bagian Tone control.
Dilihat dari asal Trandusernya, ada 2 jenis Pre-Amp :
1. Pre-Amp Mic (Jika Trandusernya menggunakan mikrofon)
2. Pre-Amp Head (Jika Trandusernya berasal dari Pick up Head Tape Recorder)
7. TONE CONTROL / PENGATUR SUARA
Tone Control merupakan rangkaian yang berfungsi untuk mengatur nada rendah dan nada
tinggi atau biasanya disebut bass dan treble.
Dengan adanya tune control kita dapat memainkan sinyal yang masuk dengan
memutar/menggeser tone control yang ada. Kita bisa lebih mengangkat sinyal tone treble,
middle, low dan sebagainya, sehingga suara yang dapat muncul dengan jelas ke permukaan
sekehendak kita yang memainkannya.
Tone control yang baik mengacu pada system Hi-Fi (High Falidety), artinya suara yang
dihasilkan benar-benar mirip dengan aslinya dan jernih tanpa dengung atau desah sama
sekali.
Amplifier yang lengkap biasanya tone controlnya dilengkapi dengan Aqualizer untuk
mendapatkan sensitivitas suara yang lebih baik dengan mendapatkan band with frekuensi
suara yang lebar (suara tinggi dan rendah terdengar jelas dan kompak).
9. POWER AMPLIFIER
Dalam praktiknya, untuk mendorong sinyal dari tone control agar dihasilkan daya dorong
yang besar, tidak dianjurkan menggunakan power yang besar tetapi diperlukan rangkaian
perantara atau Driver agar kestabilan sistemnya baik dan aman. Selain itu, besar impedansi
antara power amplifier dengan impedansi loud speaker harus sama besar. Jika tidak, suara
yang dihasilkan akan cacat.
10. POWER AMPLIFIER
Jenis- jenis penguat yang terdapat pada rangkaian power amplifier :
1. Power Amplifier dengan system penguatan menggunakan Trafo balans/Push pull
2. Power Amplifier dengan system penguatan tanpa menggunakan Trafo balans/Push
pull
3. Power Amplifier dengan system penguatan OCL (Output Capasitor Less)
11. LOUD SPEAKER
Loud Speaker adalah jenis Transduser yang bekerja berkebalikan dengan mikrofon. Alat ini
berfungsi mengubah atau mengkonversi sinyal suara dalam bentuk sinyal listrik menjadi
suara/mekanik.
Jenis loudspeaker :
a. Woofer (penghasil suara rendah bass)
b. Sub-Woofer (penghasil suara keras)
c. Tweeter (penghasil suara bernada tinggi atau treble)
d. Middle Range (penghasil suara normal)
Jika melihat di Amplifier ada VU meter (Volume Unit Meter) maka bagian itu berfungsi
mengukur sinyal yang masuk dari instrument ke amplifier. Hal ini dapat dilihat misalnya
pada Amplifier ASHDOWN.