SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
Download to read offline
“Bahan Ajar SMA / MA Kelas XI”
KD 3: 3.1 Memahami kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia
sebagai poros maritim dunia
KD 4: 4.1 Menyajikan contoh hasil penalaran tentang posisi
strategis wilayah Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam
bentuk peta, tabel, dan/atau grafik
KELAS
11
1. Letak Wilayah Indonesia
A. Letak absolut
Letak astronomis dapat diartikan sebagai letak wilayah secara tepat
berdasarkan kedudukan garis lintang dan bujur. Secara astronomis, wilayah
Indonesia berada antara 6° LU - 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Letak
astronomis Indonesia disebut juga letak absolut.
Batas Wilayah Indonesia berdasarkan letak absolutnya adalah sebagai
berikut :
Arah Batas Batas
Wilayah Indonesia paling Utara
(6°LU)
Pulau We
Wilayah Indonesia paling Selatan
(11°LS)
Pulau Dana, selatan pulau Rote
Wilayah Indonesia paling Timur
(141° BT)
Kota Merauke
Wilayah Indonesia paling Barat (95°
BB)
Ujung Utara Pulau Sumatera
Letak ini membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut
ini beberapa pengaruh tersebut:
1. Letak lintangnya menyebabkan Indonesia beriklim tropis.
2. Letak bujurnya membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga daerah waktu
berikut ini :
 Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan patokan garis bujur 105 derajat
BT dengan selisih waktu 7 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya
meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
 Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan patokan garis bujur 120
derajat BT dan selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT. Daerah
waktunya meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, NTT,
NTB, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.
 Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan patokan garis bujur 135 derajat
BT dan selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya
meliputi Kepulauan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil di
sekitarnya.
B. Letak relatif
Letak relatif terdiri atas letak geografis, letak geologis dan letak geomorfologis.
1. Letak geografis
Letak geografis yaitu letak suatu tempat dilihat dari kenyataan di
muka bumi atau letak suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain
disekitarnya. Letak geografis disebut juga letak relatif, disebut relative
karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang
membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua, dan samudera.
Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua dan dua
samudera, yaitu benua Asia dan benua Australia.Sedangkan samudera
yang membatasi adalah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Letak
geografis ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah Indonesia,
baik dilihat dari kenyataan fisik dan sosial maupun ekonomi dan politik.
 Batas geografisnya :
Utara Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang
1.782 km, Singapura, Filipina, dan Laut Tiongkok
Selatan
Selatan Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra
Hindia
Barat Samudra Hindia,
Timur Negara Papua Nugini dengan perbatasan
sepanjang 820 km, Timor Leste, dan Samudra
Pasifik
 Pengaruh positif letak geografis indonesia yang demikian
menyebabkan :
o Indonesia berada pada persilangan lalu lintas perdagangan
dunia yang ramai sehingga sangat menguntungakan
terutama pemasukan devisa negara
o Menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian di antara
dua benua dan dua samudera
o Membantu dalam pengembangan destinasi wisata
o Memudahkan dalam menyebarkan ragam budaya Indonesia,
akulturasi budaya, modernisasi.
o Indonesia yang terdiri banyak pulau yang membuat beragam
kebudayaan, karena terdiri dari suku, budaya, dan bangsa.
o Laut yang sangat begitu luas dan garis pantai membuat
Indonesia menyimpan hasil laut yang berlimpah
 Pengaruh negatif letak geografis Indonesia :
o Persaingan global yang cukup sulit dikendalikan
o Eksplorasi sumber daya alam Indonesia secara besar-besaran
o Munculnya pasar-pasar gelap sebagai akibat dari jalur
perdagangan lintas internasional
o Semakin konsumtif terhadap barang-barang produk asing
o Banyak budaya barat yang perlahan menggeser budaya lokal
2. Letak geologis
Letak geologis ialah letak suatu daerah atau negara berdasarkan
struktur batu-batuan yang ada pada kulit buminya. Letak geologis
Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut, yaitu dari sudut formasi
geologinya, keadaan batuannya, dan jalur-jalur pegunungannya.
Indonesia terletak pada pertemuan lempeng, yaitu lempeng Indo-
Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia
bergerak ke arah utara, lempeng Eurasia bergerak ke arah selatan, dan
lempeng Pasifik bergerak ke arah barat . Oleh karena itu di Indonesia:
 Terdapat banyak gunung berapi yang dapat menyuburkan tanah.
 Sering terjadi gempa bumi baik vulkanik maupun tektonik.
 Kaya akan barang tambang, seperti minyak bumi, batu bara dan
bauksit.
Indonesia juga merupakan pertemuan dari 3 lempeng tektonik besar,
yaitu sebelah utara berbatasan dengan lempeng asia dan perluasannya ke
arah selatan tenggelam di dalam permukaan laut yang dikenal dengan
paparan sunda. Bagian barat dan selatan dibatasi oleh “Benua
Gondwana” atau Lempeng Indo-Australia (Paparan Sahul. Bagian timur
dibatasi oleh Samudera Pasifik atau disebut lempeng dasar samudera
Pasifik yang meluas ke arah barat daya. Selain itu juga terdapat subduksi
lempeng laut filipina.
3. Letak Geomorfologis
Merupakan letak berdasarkan tinggi randahnya suatu tempat
terhadap permukaan air laut. Letak geomorfologis Indonesia dapat
dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, gunung, pegunungan,
lembah,bukit dan sebagainya. Letak Indonesia secara geomorfologis ini
memberikan berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat. Sebagai
contohnya adalah penduduk yang tinggal di daerah pegunungan,
kehidupannya akan berbeda dengan penduduk yang tinggal di daerah
dataran rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai komponen.
Misalnya dapat dilihat dari jenis matapencahariannya, bentuk rumahnya,
cara berpakaiannya bahkan pola permukimannya.
Tabel 1. Pengaruh Letak Geomorlogis Indonesia
No Komponen Pengamatan Dataran
rendah
Pegunungan
1 Matapencaharian Berbagai sektor Petani
2 Bentuk rumah Beratap
genteng tanah,
banyak
ventilasi
Beratap seng,
sedikit ventilasi
3 Cara berpakaian Berbahan tipis Berbahan tebal
4 Pola permukiman Menyebar Berkelompok
2. Luas Wilayah Indonesia
Luas wilayah Indonesia secara keseluruhan adalah 5.193.252. km2 yang
terdiri atas 1.910.931 km2 luas daratan dan 3.282.332 km2 luas lautan.
Indonesia adalah Negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504
(bps.go.id mei 2015) pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak
berpenghuni, yang menyebar di sekitar katulistiwa, yang memberikan cuaca
tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410
BT. Serta terletak di antara dua benua dan dua samudera.
Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara samudera hindia
dan samudera pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.910.931,32 km² dengan
pulau terpadat adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia
bermukim.
Luas tiap pulau/kepulauan
Nama Pulau Luas Pulau (km2)
Kalimantan 544.150,07
Maluku – Papua 494.956,85
Sumatera 480.793,28
Sulawesi 188.522,36
Jawa 129.438,28
Bali-NTB-NTT 73.070,48
Pengaruh luas Indonesia yang demikian menyebabkan Indonesia menjadi :
A. Negara kepulauan
Berdasarkan konvensi UNCLOS III tahun 1982 pada pasal 46 bahwa negara
kepulauan merupakan suatu negara yang secara keseluruhan terdiri atas
satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau pulau lain. Indonesia
merupakan negara kepulauan yang terdiri dari gugusan puau pulau dari
Sabang sampai Merauke yang mencakup pulau pulau lain. Sebagai negara
kepulauan memiiki kedaulatan teritorial atas perairan kepulauannya dan
perairan kedalaman. Kedaulatan Indonesia mencakup aspek seperti
kekayaan alam didalamnya, dasar laut, udara diatasnya, dan ruang laut.
B. Nusantara
Nusantara merupakan istilah yang diunakan untuk menggambarkan wilayah
kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Kata Nusantara
digunakan untuk menggambarkan kesatuan geografi-antropologi Indonesia.
Dalam GBHN disebutkan wawasan nusantara yang lebih lanjut ditegaskan
bahwa Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan, baik arti kesatuan
politik, sosial, ekonomi, pertahanan, dan keamanan.
C. Maritim
Negara maritim adalah negara yang berada dalam kawasan/teritorial laut
yang sangat luas, memiliki banyak pulau, dikelilingi oleh wilayah laut dan
perairan, dan sebagian besar penduduknya bekerja di wilayah perairan.
Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah wilayah dengan hamparan pulau-
pulau di dalamnya, sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut, dan
udara dengan sudut pandang iklim, cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak
bumi, keberagaman biota serta tatanan sosial budaya.
Nenek moyang bangsa Indonesia telah menanamkan budaya bahari sejak
zaman Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1957, Bangsa Indonesia
mendeklarasikan Wawasan Nusantara yang memandang bahwa wilayah laut
di antara pulau-pulau Indonesia sebagai satu-kesatuan wilayah Nusantara.
Bung Karno saat pembukaan Lemhanas tahun 1965 mengatakan bahwa
“Geolitical Destiny” dari Indonesia adalah Maritim. Pada tahun 1982,
Indonesia berhasil memberikan gagasan Negara Nusantara dan diakui oleh
Internasional dalam Konvensi PBB tentang hukum laut. Pada tahun 1998,
Presiden BJ Habibie mendeklarasikan visi pembangunan kelautan Indonesia
dalam “Deklarasi Bunaken”. Sejak tahun 1999 dibentuklah Departemen
Eksplorasi Laut dan berubah nama menjadi Departemen Kelautan dan
Perikanan pada tahun 200.
Pada saat ini, semangat budaya maritim kembali dicanangkan oleh
Presiden Joko Widodo dalam Visi, Misi, dan Program Aksi yang terkenal
dengan NAWACITA. Di dalam program tersebut disebutkan Diplomasi
Maritim untuk mempercepat penyelesaian permasalahan perbatasan
Indonesia, meningkatkan upaya pengamanan khusus wilayah kelauatan
guna mencegah illegal fishing, dan program tol laut. Program tol laut yang
dibuat oleh Pemerintahan Jokowi menargetkan pembangunan 24 pelabuhan
dan pembelian 609 kapal dengan biaya ±96,8 triliun. Program tol laut ini
akan menjadi bagian penting jalur maritim dunia.
Kebijakan-kebijakan di bidang kelautan dibuat untuk mendukung
semangat kemaritiman. Pada masa pemerintahan saat ini, semangat
kemaritiman ditunjukkan dalam bentuk program tol laut sebagai poros
maritim dunia. Dibalik kebijakan-kebijakan yang dibuat, Indonesia
mempunyai sejumlah masalah yang harus diselesaikan terutama masalah
perbatasan laut. Hal ini sangat penting karena dengan dibentuknya
kesepakatan batas Negara dengan Negara lain maka pulau-pulau terluar
Indonesia tidak akan hilang dan keamanan Indonesia terjaga. Kemudian
pembangunan di Indonesia haruslah melihat karakteristik Indonesia yang
memiliki perairan yang lebih luas dari daratan. Semangat kemaritiman di
Indonesia haruslah kembali di dalam diri bangsa Indonesia. Seperti
dikatakan dalam sebuah lirik lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”, di
dalam lirik ini memberikan arti penting bahwa Indonesia memiliki sejarah
kemaritiman yang sangat kuat. Sehingga mulai saat ini mari kita kembalikan
semangat kemaritiman di dalam diri bangsa untuk Indonesia yang berdaulat
dan sejahtera.
3. Batas Teritorial Indonesia (tahap perubahan) :
A. Deklarasi Djuanda
Deklarasi Djuanda mengandung konsep bahwa tanah air yang tidak lagi
memandang laut sebagai alat pemisah dan pemecah bangsa, seperti pada
masa kolonial, namun harus dipergunakan sebagai alat pemersatu bangsa
dan wahana pembangunan nasional yang terkenal dengan sebutan wawasan
nusantara. Deklarasi Djuanda membuat batas kontinen laut kita diubah dari
3 mil batas air terendah menjadi 12 mil dari batas pulau terluar. Kondisi ini
membuat wilayah Indonesia semakin menjadi luas dari sebelumnya hanya
2.027.087 km2 menjadi 5.193.250 km2.
Gambar Wilayah Indonesia Sebelum Deklarasi Djuanda
Gambar Wilayah Indonesia Setelah Deklarasi Djuanda
Dikeluarkannya Deklarasi Djuanda membuat banyak negara yang
keberatan terhadap konsepsi landasan hukum laut Indonesia yang baru.
Untuk merundingkan penyelesaian masalah hukum laut ini, pemerintah
Indonesia melakukan harmonisasi hubungan diplomatik dengan negara-
negara tetangga. Selain itu Indonesia juga melalui konferensi Jeneva pada
tahun 1958, berusaha mempertahankan konsepsinya yang tertuang dalam
deklarasi Djuanda dan memantapkan Indonesia sebagai Archipelagic State
Principle atau negara kepulauan.
Deklarasi Djuanda ini baru bisa diterima di dunia internasional setelah
ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut PBB yang ke-3 di Montego Bay
(Jamaika) pada tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The
Sea/UNCLOS 1982). Pemerintah Indonesia kemudian meratifkasinya dalam
UU No.17/ 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah
negara kepulauan.
B. Berdasar konvensi hukum laut internasional
Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional pada tahun 1982 yang
dihadiri oleh 160 negara, telah menyetujui konvensi yang diusulkan oleh
Indonesia mengenai Zona Ekonomi Eksklusif dengan prinsip negara
kepulauan.
1. Zona Laut Teritorial
Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut
dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih
menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil
laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing
negara tersebut.
2. Zona Landas Kontinen
Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun
morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua).Kedalaman
lautnya kurang dari 150 meter.Indonesia terletak pada dua buah
landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan kontinen
Australia.Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar,
yaitu paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai
lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik
sama jauh dari garis dasar masingmasing negara.Di dalam garis batas
landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk
memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan
kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas damai.Pengumuman
tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia
pada tanggal 17 Febuari 1969.
3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah
laut terbuka diukur dari garis dasar.Di dalam zona ekonomi eksklusif ini,
Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber
daya laut. Hak atas ZEE adalah:
1. Berhak untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan
konservasi sumber daya alam.
2. Berhak melakukan penelitian, perlindungan dan pelestarian laut.
3. Mengizinkan pelayaran internasional melalui wilayah ini dan
memasang berbagai sarana perhubungan laut.
C. Batas Udara Teritorial
Batas udara teritorial ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: batas
wilayah udara horizontal dan batas wilayah udara vertikal.
1. Batas wilayah udara secara horizontal
Batas kedaulatan wilayah udara ini adalah sama dengan luas wilayah
negara. Sedangkan untuk negara berpantai, batas wilayahnya
ditambah dengan 12 mil laut diukur dari garis pangkal.
2. Batas wilayah udara secara vertikal
Batas wilayah udara ini masih menjadi menjadi persoalan. Hal tersebut
karena belum adanya hukum umum dan interanasional yang
mengaturnya. Oleh karena itu berbagai negara melakukan claim secara
sepihak mengenai batas wilayah udara ini. Sebagai contoh claim tersebut
adalah:
a. Amerika => batas yang ditetapkan setinggi 100 km.
b. Korea Selatan => batas yang ditetapkan setinggi 100 – 110 km.
c. Israel => batas yang ditetapkan setinggi 100 km.
d. Rusia => batas yang ditetapkan setinggi 100 – 120 km.
e. Indonesia => batas yang ditetapkan setinggi 110 km.
Daftar Pustaka
Aji Arifin. 2016. Geografi untuk SMA/Ma XI Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial.
Surakarta : Mediatama
BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia
Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG &
IGI.
Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini Dan
Masa Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia
Wardiyatmoko. K. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Wikipedia. 2017. Daftar Laut di Indonesia. Diakses melui:
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_laut_di_Indonesia ( Diakses pada 2
April 2017 pukul 09.30)
Video:
Video pembelajaran Kenampakam Alam Indonesia. Sumber
https://www.youtube.com/watch?v=baIOwGguoVI&t=83s. (Diunduh
pada 2 April 2017)
KARAKTERISTIK WILAYAH DARATAN DAN PERAIRAN INDONESIA
Bentuk-bentuk relief yang terdapat di wilayah Indonesia sangat bervariasi dan bahkan
bentuk pulau yang ada saaat ini merupakan relief yang tampak di atas permukaan laut
setelah berakhirnya zaman glasiasi. Secara garis besar relief di Indonesia dapat
dinyatakan sebagai akibat berlangsungnya interaksi antara tenaga endogen dan
eksogen.
Karakteristik wilayah Indonesia baik di daratan maupun lautan sangat dipengaruhi
oleh kondisi geologi yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu
lempeng Eurasia,, lempeng Samudera Pasifik, dan lempeng Samudera Indo-Australia.
Ketiga lempeng tersebut saling bertumbukan membentuk topografi yang
beranekaragam mulai dari pegunungan sampai dataran rendah.
I. Karakteristik Wilayah Daratan di Indonesia
Karakteristik topografi di daratan terjadi karena adanya tumbukan lempeng.
Akibat hasil tumbukan lempeng tersebut diantaranya adalah:
a. Adanya jalur pegunungan yang merupakan kelanjuatan dari pegunungan
dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.
b. Membentuk rangkaian kepulauan di sebelah barat Pulau sumatera
seperti Pulau Simeulue, Pulau Nias, Pulau Siberut, dan Pulau Enggano.
c. Membentuk daratan dari hasil proses pengangkatan dasar laut, seperti
Pegunungan Jayawijaya di Papua, Maros di Sulawesi Selatan,
Pegunungan Sewu di Yogyakarta, dan Padalarang di Jawa Barat.
d. Membentuk jalur-jalur patahan yang sangat berpotensi terjadinya
bencana gempa bumi.
e. Zona tumbukan lempeng tektonik juga membentuk jalur gunung api aktif.
Gunung api aktif ini berpotensi bencana sekaligus memberikan manfaat
bagi kehidupan manusia.
Indonesia terdiri atas belasan ribu pulau, baik yang berukuran besar maupun
yang berukuran kecil. Jumlah pulau seluruhnya mencapai 13.466 buah. Luas
wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2, terdiri atas daratan seluas
1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya
lebih luas daripada wilayah daratannya. Keadaan pulau-pulau di Indonesia,
terdapat adanya keragaman bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi Indonesia
dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan
pegunungan.
Secara umum, setiap bentuk muka bumi menunjukkan pola aktivitas penduduk
yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Adapun gambaran tentang
keadaan muka bumi Indonesia adalah sebagai berikut:
A. Dataran Rendah
Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian
0-200 m di atas permukaan air laut (dpal). Di daerah dataran rendah,
aktivitas yang dominan adalah aktivitas permukiman dan pertanian. Di
daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian dalam skala luas dan
pemusatan penduduk yang besar. Di Pulau Jawa, penduduk memanfaatkan
lahan dataran rendah untuk menanam padi sehingga Jawa menjadi sentra
penghasil padi terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan terjadinya
aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu seperti
berikut.
1. Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan
atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya.
2. Di daerah dataran, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya berupa
tanah aluvial atau hasil endapan sungai yang subur.
3. Dataran rendah dekat dengan pantai sehingga banyak penduduk yang
bekerja sebagai nelayan.
4. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui
jalur laut.
Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di
dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian
berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di
Indonesia, bahkan dunia, terdapat di dataran rendah. Aktivitas pertanian di
dataran rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas
pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup
tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya
dimanfaatkan untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.
Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang,
dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang
berpotensi terjadi di dataran rendah adalah banjir, tsunami, dan gempa.
Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tidak mampu
lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung
aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar,
pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah
di sungai yang menghambat aliran sungai.
Di Indonesia banyak terdapat dataran rendah. Dataran rendah ini terletak di
sebelah timur Pulau Sumatera, Pantai Utara Jawa, dan bagian barat, selatan,
dan timur Pulau Kalimantan. Bagian landai ini dialiri sungai-sungai besar,
seperti Sungai Batanghari, Sungai Kampar, Sungai Musi di Pulau Sumatera.
Di Pulau Jawa terdapat Sungai Citarum, Sungai Cimanuk, dan Sungai
Bengawan Solo. Di Pulau Kalimantan terdapat Sungai Kapuas, Sungai Barito,
dan Sungai Seruyan. Bagian landai beserta sungai-sungainya bersambung
dngan bagian laut dangkal yaitu Paparan Sunda. Begitupula di bagian timur
Indonesai, bagian landau terdapat di selatan Pulau Papua yang dialiri sungai
besar seperti sungai Digoel yang bersambung dengan bagian laut dangkal
yaitu Paparan Sahul.
B. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian
lebih dari 400 meter dpal. Dataran tinggi berada di daerah pegunungan atau
dikelilingi oleh bukit-bukit sehingga udaranya sangat dingin dan segar.
Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Dataran tinggi
bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng
gunung sekitarnya. Dataran tinggi berada di daerah pegunungan atau
dikelilingi oleh bukit-bukit sehingga udaranya sangat dingin dan segar.
Aktivitas pertanian berkembang di dataran tinggi. Di daerah ini, sebagian
penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak
terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran
seperti tomat dan cabe. Sejumlah dataran tinggi menjadi daerah tujuan
wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah
menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi.
Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata misalnya
Bandung dan Dieng. Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya
adalah banjir.
Beberapa Nama Dataran Tinggi di Indonesia antara lain sebagai berikut:
a. Dataran Tinggi Alas di Aceh
b. Dataran Tinggi Pasai di Aceh
c. Dataran Tinggi Gayo di Aceh
d. Dataran Tinggi Miinangkabau di Sumatera Barat
e. Dataran Tinggi Bukit Barisan di Bengkulu
f. Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah
g. Dataran Tinggi Tengger di Jawa Timur
h. Dataran Tinggi Charles Louis di Papua Tengah
C. Gunung
Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang
tinggi tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600
meter dpal.
Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan
dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan
lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau
rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian
gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri
gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti
semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi.
Wilayah Indonesia memiliki banyak gunung baik gunung yang berapi
maupun yang tidak berapi. Gunung berapi adalah gunung yang masih aktif
dan sewaktu-waktu dapat meletus sedangkan gunung tidak berapi adalah
gunung yang sudah tidak aktif lagi. Keberadaan gunung berapi tidak hanya
menimbulkan bencana, tetapi juga membawa manfaat bagi wilayah
sekitarnya. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi memberikan
kesuburan bagi wilayah di sekitarnya. Hal itu menjadi salah satu alasan bagi
banyak penduduk untuk tinggal di wilayah sekitar gunung berapi karena
lahan tersebut sangat subur untuk kegiatan pertanian.
Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau
Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui
di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat
terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu gunung
berapi Tambora dan Krakatau.
Berikut ini adalah gunung-gunung yang terdapat di Indonesia:
a. Gunung Rinjani
b. Gunung Semeru
c. Gunung Agung
d. Gunung Bromo
e. Gunung Galunggung
f. Gunung Gede
g. Gunung Ijen
h. Gunung Kerinci
i. Gunung Krakatau
j. Gunung Jaya Wijaya
k. Gunung Merapi
l. Gunung Merbabu
m.Gunung Papndayan
n. Gunung Tambora
o. Gunung Kelud
Gunung dimanfaatkan sebagai pengatur iklim dan penyimpan air, dijadikan
sebagai tempat wisata, material dari gunung berapi yang meletus dapat
menyuburkan tanah dan pasirnya dapat digunakan sebagai bahan bangunan.
D. Pegunungan
Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri
atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal.
Pegunungan di Indonesia yang merupakan kelanjutan dari Sirkum Mediterania
yaitu dimulai dari Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera, Pegunungan di Jawa,
Bali, Nusa Tenggara, sampai Maluku. Pegunungan yang merupakan kelanjuatn
dari Sirkum Pasifik adalah pegunungan yang ada di Sulawesi Utara dan Maluku
Utara.
Pegunungan dimanfaatkan sebagai tempat istirahat, wisata alam dan
camping seperti di Pegunungan Jaya Wijaya, sebagai tempat tumbuh hutan
(daerah perlindungan hewan dan tumbuhan agar tidak punah) dan juga
digunakan untuk usaha perkebunan bunga, sayuran dan tanaman industri.
Wilayah Indonesia dibedakan menjadi dua rangkaian pegunungan dunia, yaitu
rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik membentang mulai dari Sulawesi Utara,
Kepulauan Maluku Utara dan berakhir di Papua dan rangkaian Pegunungan
Mediterania membentang mulai dari ujung barat laut Sumatra, Jawa, Bali, dan
Kepulauan Nusa Tenggara dan berakhir di Kepulauan Maluku bagian selatan.
Beberapa Pegunungan di Indonesia dapat disebutkan berikut:
a. Pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatra
b. Pegunungan Kendeng di Jawa Tengah
c. Pegunungan Sewu di Yogyakarta
d. Pegunungan Arfak di Papua
e. Pegunungan Maoke di Papua
f. Pegunungan Bintang di Papua
E. Pantai
Pantai adalah wilayah yang menjadi batas antara lautan dan daratan.
Karena di Indonesia merupakan negara kepualauan sehingga banyak sekali
terdapat panatai, bebrapa pantai yang terkenal antara lain: Pantai Kuta, Pantai
Parangtritis, Pantai Pangandaran, Pantai Pink, dll. Bagi penduduk Indonesia
yang berada di daerah tropis pantai yang dapat dimanfaatkan manusia untuk
banyak hal, diantaranya:
a. Objek wisata
b. Daerah pertanian pasang surut
c. Areal tambak garam
d. Wilayah perkebunan kelapa dan pisang
e. Daerah pengembangan industry kerajinan rakyat bercorak khas daerah
pantai, dan lain-lain.
Pantai juga menjadi tempat hidup bagi berbagai jenis tumbuhan dan
hewan. Hutan Mangrove adalah salah satu contoh ekosistem di daerah pantai.
Di daerah hutan mangrove hidup berbagai jenis hewan seperti kera, kepiting,
ular dan udang. Hutan mangrove dapat berfungsi menahan abrasi air laut.
F. Tanjung
Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut. Tanjung yang luas biasa
juga disebut semenanjung. Tanjung adalah kebalikan dari teluk, dan biasanya
keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama.
Dalam pemanfaatannya, jika Teluk biasanya dijadikan sebagai pelabuhan-
pelabuhan tempat kapal dagang bersandar maka Tanjung biasanya dijadikan
Resort untuk wisata karena posisi Tanjung yang menjorok kelaut sehingga
pemandangan laut dari posisi Tanjung akan terlihat lebih maksimal. Salah satu
contoh pemanfaatan Tanjung sebagai kawasan resort dan wisata adalah Tanjung
Benoa di Bali.
Beberapa tanjung yang terdapat di Indonesia, antara lain:
a. Tanjung Benoa
b. Tanjung Lesung di Banten
c. Tanjung Kelayang di Belitung
G. Delta
Delta adalah daratan yang terbentuk dari hasil sedimentasi material-
material yang terbawa oleh arus sungai yang letaknya di muara sungai. Delta
terbesar di Indonesia yaitu delta Mahakam dengan luas sekitar 150.000 hektar.
Selain itu terdapat beberapa delta di Indonesia:
a. Delta Sungai Brantas
b. Delta Bengawan Solo
c. Delta Sungai Membramo Papua
d. Delta Sungai Musi
II. Karakteristik Wilayah Perairan di Indonesia
Perairan merupakan tempat di permukaan bumi yang secara permanen atau
berkala tergenang oleh air, baik air tawar, air payau, maupun air laut, mulai dari
garis pasang surut laut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut
terbentuk secara alami atau buatan. Perairan umum mempunyai fungsi politik,
ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan digunakan untuk sebesar-
besarnya kemakmuran masyarakat.
Kenampakan Alam yang termasuk wilayah perairan yaitu sebaai berikut:
A. Laut
Laut adalah kumpulan air asin yang menutupi permukaan tanah yang
sangat luas dan umumnya mengandung garam, menggenangi dan
membagi daratan atas benua maupun pulau. Laut menghubungkan antar
pulau yang satu dengan pulau lainnya.Wilayah Indonesia sekitar dua
pertiganya merupakan lautan, namun kondisinya kurang terjaga
sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan
negara tetangga.
a. Pembagian Laut di Indonesia
Menurut lokasinya dalam gugusan kepulauan di Indonesia secara
garis besar perairan laut dikelompokan menjadi 3, yaitu:
1) Laut-laut di Dangkalan Sunda
Paparan Sunda merupakan paparan benua (continental shelf)
terluas kedua setelah Paparan Siberia. Luas paparan sunda
meliputi 1,8 juta km2, dengan kedalaman kurang dari 100 meter.
Paparan ini menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan,
Bangka Belitung, dan daratan Asia. Selain itu, paparan sunda juga
meliputi Laut Cina Selatan bagian selatan, Selat Karimata, Selat
Sunda, Selat Malaka bagian selatan, dan Laut Jawa.
Pada awalnya paparan Sunda merupakan sebuah daratan yang
menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan daratan
Asia, tetapi karena pencairan es pada zaman pleistosen maka
paparan sunda terendam dan terbentuklah Pulau Sumatera, Jawa
dan Kalimantan. Salah satu bukti bahwa paparan sunda dulunya
merupakan daratan yaitu terdapat aliran sungai purba di dasar
Laut Jawa dan Laut Cina Selatan. Sungai purba yang mengalir di
dasar Laut Jawa disebut sungai Sunda Selatan, sedangkan sungai
purba yang mengalir di dasar Laut Cina Selatan, yaitu sungai
Sunda Utara. Hulu sungai Sunda Selatan terdapat di Pulau Jawa
dan Pulau Kalimantan bagaian selatan, hulu sungai Sunda Utara
terdapat di Pulau Sumatera bagian timur dan pulau Kalimantan
bagian barat.
2) Laut-laut di Dangkalan Sahul
Paparan Sahul terletak di bagian timur Indonesia yang memiliki
luas 1,5 juta km2. Perairan yang termasuk dangkalan Sahul adalah
Laut Arafuru dan perluasannya ke arah selatan hingga Teluk
Carpentaria di Australia. Paparan ini menghubungkan Pulau
Papua, Kep. Aru, dan Australia dan Kepulauan Kei yang terletak
berdekatan tidak termasuk dalam paparan ini karena terdapat
Basin Aru yang sangat dalam. Salah satu bukti bahwa Kepulauan
Aru pernah bersatu dengan Papua adalah adanya kesamaan flora
dan faunanya, sedangkan Kepulauan Kei tidak memiliki kesamaan
flora fauna dengan Papua. Paparan Sahul memiliki kedalaman
rata-rata 30 – 90 meter.
3) Laut diantara Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul (Laut
Tengah)
Perairan laut dalam terletak di antara Paparan Sunda dan Paparan
Sahul meliputi Selat Makassar, Laut Flores, Laut Banda, Laut Aru,
Laut Seram, Laut Maluku, Laut Halmahera, dan Laut Sulawesi.
Wilayah perairan ini mempunyai karakteristik:
a) Mempunyai kedalaman lebih dari 4.000 m, bahkan ada yang
mencapai 6.000 m
b) Topografi dasar laut di perairan laut dalam sangat sangat
kompleks dengan berbagai bentuk basin dan palung. Topografi
dasar laut dalam dapat dikalsifikasikan sebagai berikut:
 Di sebelah utara terdapat Palung Mindanao (10.830 meter),
Basin Sulawesi (5.100 meter), dan Palung Makassar (2.300
meter).
 Di Laut Maluku terdapat Basin Morotai (3.890 meter),
Palung Ternate (3.450 meter), Basin Bacan (4.810 meter),
Basin Manggole (3.510 meter), dan Basin Gorontalo (4.810
meter).
 Basin Banda, terdiri atas Basin Banda Utara (5.800 meter),
Basin Banda Selatan (5.400 meter), dan Palung Weber
(7.440 meter).
 Samudera Hindia (Samudera Indonesia) terdiri atas Basin
Besar Indo-Australia yang terletak di sebelah barat Pulau
Sumatera dan selatn Pulau Jawa, palung yang memanjang
dan sejajar Pantai Barat Sumatera bersambung dengan
pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara, Palung Jawa
dengan kedalaman 7.450 meter, palung Bali, dan palung
Mantawai.
b. Sifat-sifat Air Laut
1) Kadar Garam
Air laut wilayah Indonesia mempunyai kandungan kadar garam
yang tidak sama, dimana untuk perairan laut di Indonesia timur
mempunyai kadar garam yang lebih tinggi dibanding dengan
perairan laut di Indonesai bagian barat.
Tabel Kadar Garam di beberapa laut Indonesia
No. Lokasi Perairan Kadar Garam (‰)
1. Laut Banda 34,6
2. Laut Jawa 32
3. Selat Sunda 31
4. Selat Bangka 32
Perbedaaan kandungan garam di antara perairan laut Indonesia
timur dan barat disebabkan oleh perbedaan penambahan air atwar
serta intensitas penguapan. Beberapa kasus yang dapat dijadikan
contoh penyebab perbedaaan kadar garam adalah sebagai berikut:
a) Perairan laut di wilayah bagian barat merupakan tempat
bermuaranya sungai-sungai besar, seperti Siak, Kampar,
Batanghari, Musi, Tulangbawang, Kapuas, Barito, Bengawan
Solo, Citarum, dll. Selain itu, adanya curah hujan yang lebih
besar dibandingkan dengan Indonesia timur.
b) Perairan laut di bagian timur tidak memiliki sungai-sungai
besar, lagi pula hanya memiliki curah hujan yang lebih sedikit
dan musim kemarau yang lebih panjang, sehingga intensitas
penguapan menjadi lebih besar.
2) Pasang Naik dan Pasang Surut
Pasang naik dan pasang surut air laut terutama diakibatkan oleh
gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Pasang naik dan
pasang surut ini tampak sekali di daerah tepian yang langsung
berhubungan dengan permukaan air laut yang cukup luas, namun
sesuai sifat air maka pengaruhnya juga dirasakan di perairan
lautyang sempit (terusan, selat).
Di daerah pantai dijadikan tempat berlabuhnya kapal-kapal niaga
maupun nelayan, psang naik dan pasang turun mudah diamati,
bahkan bagi kapal ataupun perahu dapat menyebabkan kandas
sebagai akibat terjadinya perubahan permukaaan air laut
dangkal.salah satu tugas Jawatan Hidrgrafi Angkatan Laut di
Indonesia ialah melakukan pengamatan air laut dan membuat peta
tentang kedalaman laut dengan tujuan untuk pengaman
pelayaran.
3) Arus Laut
Arus laut adalah gerakan atau aliran air laut dari suatu tempat ke
tempat yang lain dengan arah yang relatif tetap dan teratur,
terutama terjadi di perairan luas. Faktor utama yang
menyebabakan arus laut adalah angin, perbedaan kadar garam,
pasang surut, dan adanya perbedaan suhu.
Arus laut di perairan Indonesia sangat dinamis. Hasil pantauan
satelit, yang diverifikasi lewat pengukuran oceanografis di laut,
ternyata memperlihatkan pola arus laut yang bergerak dari
Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia melewati selat-selat di
perairan Nusantara kita ini. Pergerakan arus lintas Indonesia,
dikenal sebagai Arlindo, mempengaruhi perubahan iklim global,
memicu kehadiran variabilitas iklim ekstrem, seperti El Nino dan
La Nina, serta berdampak pada kondisi pertanian, perikanan, dan
kebakaran hutan.
Disaat kondisi normal, laju Arlindo bergerak dari Samudera
Pasifik ke Samudera Hindia, dengan volume massa air rata-rata
sekitar 10,5 juta m3/detik. Massa air laut tadi bergerak dari
samudera Pasifik ke Samudera Hindia melewati selat-selat di
perairan Nusantara kit. Alat pantau dipasang di selat-selat
Indonesia guna mengetahui kecepatan arus massa air besaran
volumenya. Hasil pantauan pelampung memperlihatkan bahwa
massa Arlindo yang melewati Selat Makassarmencapai 9 juta
m3/detiknya. Massa air kemudian bergerak ke Selatan , menuju
Selat Lombok. Namun, ternyata tidak semua massa air
bisalangsung menerobos Selat Lombok yang sempit itu. Hanya 1,7
juta m3/detik massa air dari Selat Makassar yang bias langsung
lewat. Sisanya sebesar 7,3 juta m3/detik, harus berbelok dahulu
ke Timur, ke arah Laut Banda. Di sini massa air laut tadi
bercampur lagi dengan massa air Samudera Pasifik yang tiba di
Laut Banda lewat Laut Halmahera dan Laut Flores. Seusai
berputar putar di Laut Banda, massa air tadi melanjutkan
perjalanan melewati Laut Flores dan Laut Timor menuju Samudera
Hindia. Total ada 4,5 juta m3/detik massa air yang melewati Laut
Flores sedang 4,3 juta m3/detik sisanya melewati Laut Timor.
Penjelasan tadi dalam kondisi normal. Jika El Nino terjadi,
pergerakan sebagian dari massa air tadi berbalik arah dari wilayah
perairan Indonesia menuju Samudera Pasifik. Saat itu, terjadi
penurunan volume massa air yang bergerak dari samudera Pasifik
ke samudera Hindia. Kosongnya massa air di wilayah perairan
Indonesia tadi kemudian mendorong munculnya up welling atau
naiknya massa air dari bawah permukaan ke atas permukaan,
yang juga kaya nutrien.
Oleh sebab itu, saat El Nino, di daerah selatan Jawa, Bali dan
Nusa Tenggara bisa mengakibatkan gagal panen, kekeringan, serta
kebakaran hutan. Namun, El Nino di perairan Indonesia justru
meningkatkan jumlah khlorofil dan jumlah wilayah up welling. Ini
bisa berarti, saat El Nino Indonesia justru panen ikan.
B. Sungai
Sungai merupakan bagian dari permukaan bumi yang rendah dan aliran
air yang mengalir dari dataran tinggi menuju dataran rendah dan
bermuara di laut.Sungai pada bagian awal berukuran kecil yang bermula
dari daerah pegunungan.Sedangkan yang mengalir ke tempat yang lebih
rendah akhirnya bermuara di danau/laut.Semakin dekat ke arah laut,
maka semakin melebar. Pengaruh dari bentuk wilayah Indonesia yang
terdiri dari banyak pulau, maka sungai-sungai di Indonesai relative
mempunyai aliran pendek-pendek dibanding dengan sungai-sungai di
negara lain yang merupakan bagian dari benua.
Tabel Panjang Beberapa Sungai
No. Nama Sungai Lokasi Panjang (km)
1. Kapuas Kalimantan 998
2. Barito Kalimantan 704
3. Membramo Papua 684
4. Digul Papua 546
5. Musi Sumatera 507
6. Batanghari Sumatera 485
7. Indragiri Sumatera 415
8.
9.
10.
Sesuai dengan sifat suatu aliran air maka sungai-sungai di Indonesia
mengalir di dataran rendah yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan
Papua. Sungai-sungai yang terdapat di ketiga pulau besar Indonesia
dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian dan transportasi, baik sebagai
angkutan barang maupun manusia yang menghubungkan antara daerah
tepian dengan daerah pedalaman. Sungai-sungai yang berada di pulau
lain cenderung dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian .
C. Danau
Danau merupakan bagian dari cekungan di permukaan bumi yang
selanjutnya menjadi tempat akumulasi air karena merupakan bagian
yang lebih rendah dibanding dengan sekitarnya. Danau yang terbentuk
berasal dari letusan gunung berapi yang biasa disebut sebagai danau
vulkanik. Danau tektonik yaitu danau yang terbentuk disebabkan adanya
pergeseran muka bumi. Dan danau buatan yaitu danau yang sengaja
dibuat oleh manusia dengan cara membendung aliran sungai dan danau
buatan biasanya sering disebut sebagai waduk. Sebagai tempat
akumulasi air, danau mempunyai manfaat yang cukup besar dalam
kehidupan, antara lain sebagai sumber irigasi untuk sawah, perikanan,
penghambat banjir, PLTA, lalu lintas air, tempat rekreasi, dsb.
Tabel Beberapa Danau di Indonesia
Danau-danau di Indonesia pada umumnya tidak pernah mengalami
kekeringan, sebab biassanya jumah air yang masuk lebih banyak
dibanding dengan jumlah air yang keluar.
D. Rawa
Rawa adalah tanah yg rendah (umumnya di daerah pantai) dan digenangi
air, biasanya banyak terdapat tumbuhan air. Rawa terbentuk secara
alami, genangannya dapat bersifat musiman ataupun permanen dan
ditumbuhi oleh tumbuhan. Indonesia memiliki lebih dari 23 juta ha rawa.
Lahan rawa masuk dalam tipe lahan basa atau wetlands, yang
sebenarnya merupakan lahan yang menempati wilayah peralihan antara
system daratan dan system perairan. Karena menempati posisi peralihan
tersebut maka lahan ini sepanjang tahun atau dalam waktu yang panjang
dalam setahun tergenang dangkal, selalu jenuh air atau punya air tanah
dangkal. Dalam kondisi alami, sebelum dibuka untuk lahan pertanian,
No. Nama Danau Luas (ha) Lokasi
1. Toba 107.216 Sumatera Utara
2. Ranau 12.528 Lampung
3. Laut Tawar 10.937 Aceh
4. Singkarak 10.176 Sumatera Barat
5. Maninjau 9.980 Sumatera Barat
6. Towuti 59.840 Sulawesi Selatan
7. Poso 34.280 Sulawesi Tengah
8. Matana 16.640 Sulawesi Selatan
9. Sentani 34.375 Papua
10. Paniai 14.500 Papua
lahan rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air baik jenis rerumputan
(reeds, sedges, rushes), vegetasi semak maupun kayu-kayuan, tanahnya
jenuh air atau punya permukaan air tanah dangkal atau tergenang
dangkal.
Sumber daya lahan rawa di Indonesia merupakan salah satu pilihan
pertanian di masa depan. Secara garis besar, rawa dominan ada di empat
pulau besar di luar Jawa yaitu Sumatera, Kalimantan, Papua dan
sebagian kecil Sulawesi.
Di Sumatera, sebaran lahan rawa dominan berada di dataran rendah
sepanjang pantai timur terutama di Riau, Sumatera Selatan dan Jambi,
serta dalam skala sempit di Lampung dan Sumatera Utara. Di pantai
barat, lahan rawa menempati dataran pantai sempit di Aceh, Sumatera
Barat dan Bengkulu.
Di Kalimantan, sebaran lahan rawa yang dominan terdapat di dataran
rendah sepanjang pantai barat yaitu Kalimantan Barat, pantai selatan,
dalam wilayah Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, pantai
timur dan timur laut wilayah Kalimantan Timur. Sebaran rawa lebak yang
cukup luas ada di wilayah Hulu Sungai Kapuas Besar, sebelah barat
Putussibau, Kalimantan Barat dan sekitar Danau Semayang dan
Melintang sekitar Kotabangun DAS Sungai Mahakam Kalimantan Timur.
Di Wilayah Papua, lahan rawa yang terluas ada di dataran rendah
sepanjang pantai selatan yaitu Kabupaten Fak Fak, dan pantai tenggara
wilayah Kabupaten Merauke. Di daerah Kepala Burung sekitar Teluk
Berau-Bintuni dalam wilayah Kabupaten Manokwari dan Sorong.
Sementara di wilayah bagian utara, lahan basah memanjang dari Nabire
sampai Sarmi. Sebaran lahan rawa lebak yang cukup luas ada di lembah
Sungai Memberamo yang ada di bagian tengah Papua.
Di Sulawesi, sebaran lahan rawa tidak begitu luas dan hanya ada di
daerah pantai sempit. Rawa yang cukup luas bias ditemukan di pantai
barat daya Palu, kemudian di Teluk Bone, Kabupaten Mamuju,sepanjang
pantai timur laut Palopo dan sedikit di pantai selatan Kabupaten Toli-Toli
di sekitar Teluk Tomini.
E. Teluk
Teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi oleh
daratan pada ketiga sisinya. Teluk adalah kebalikan dari tanjung, dan
biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama.
Karena Indonesia memiliki puluhan ribu pulau, maka di Indonesia
banyak sekali terdapat teluk.Teluk adalah laut yang menjorok ke darat.
Oleh karena letaknya yang strategis, teluk banyak dimanfaatkan sebagai
pelabuhan.
F. Selat
Selat merupakan perairan/laut sempit yang berada di antara dua pulau.
Kedalamannya berkisar antara 200-1.000 meter. Negara Indonesia
dikenal sebagai Negara Maritim karena memiliki wilayah laut yang
terbentang luas. Letak Indonesia yang dibatasi oleh lautan yang menjadi
jarak antara pulau yang satu dengan lainnya.Selat dimanfaatkan sebagai
jalur angkutan antar pulau. Alat angkutan yang biasa digunakan adalah
kapal feri yang termasuk kapal penumpang. Selat yang dimanfaatkan
untuk jalur pelayaran antar pulau antara lain, Selat Sunda, Selat Bali,
Selat Lombok, Selat Makassar, dll.
Daftar Pustaka
BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros
Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG & IGI.
Eva Banowati. (2013). Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak
Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini Dan Masa
Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia
Sriyono. (2014). Geologi dan Geomorfologi Indonesia. Yogyakarta: Ombak Dua
Peta Wilayah Indonesia (Letak Laut, Selat, dan Samudera di Wilayah Indonesia)
PETA KONSEP
Perkembangan Jalur
Transportasi &
Perdagangan Internasional
di Indonesia
Masa Lalu
Pengaruh Posisi Kerajaan
Sriwijaya dan Majapahit
terhadap kejayaan
pelayaran dan perdagangan
Jalur Pelayaran
Bangsa Kolonial
Setelah
Indonesia
Merdeka
Masa Orde lama, Orde
Baru, Reformasi, Saat
ini
INDONESIA SEBAGAI NEGARA MARITIM
Sejarah mencatat
dengan tinta emas bahwa
di era Sriwijaya,
Majapahit, hingga Demak
“Indonesia” (kerajaan-
kerajaan besar di
nusantara yang
merupakan cikal bakal
Indonesai) pernah
menjadi center of
excellence di bidang
kemaritiman,
kebudayaan, dan agama di Asia Tenggara. Kejadian-kejadian besar tersebut
pernah menyatukan wilayah kekuasaan yang luas dan disegani bangsa lain
karena kehebatan armada niaga laut dan armada militer yang tangguh.
Namun, di sisi lain hingga saat ini sebagian masyarakat Indonesia masih
mengidentifikasikan negaranya sebagai negara agraris, yaitu suatu negara
yang sebagian besar kehidupan rakyatnya menggantungkan diri dari bidang
pertanian. Dari kajian antropologis, hal tersebut telah menjadi fakta dan telah
terjadi jauh lebih lama sebelum kedatangan bangsa kolonial. Hal tersebut
bukan saja dibuktikan dari data statistik mayoritas matapencaharian
penduduk Indonesia sebagai petani namun oleh keberadaan berbagai
peninggalan sejarahdi pedalaman (kawasan agraris) yang berupa monumen-
monumen raksasa seperti Candi Borobudur, Mendut, Pawon, Prambanan,
Kalasan dan sebagainya. Argumentasi yang dibangun sangat kuat bahwa
monumen-monumen keagamaan ini merupakan karya masyarakat agraris di
masa lampau. Tanpa dasar pertanian (persawahan) yang kuat dan surplus
pangan yang melimpah, bangunan-bangunan semacam itu mustahil dapat
didirikan.
Secara singkat, dapat dikatakan bahwa pada saat ini gambaran
masyarakat Indonesia sebagai bangsa pelaut atau bangsa maritim, bukan
gambaran yang umum. Namun demikian, sudah barang tentu pandangan
tersebut tidak berlaku side by side atau saling menegasikan. Dari sisi geografis,
laut menjadi kawasan dominan di wilayah nusantara. Laut tidak hanya
menjadi sumber daya makanan dan rekreasi yang luas namun merupakan
‘jalan raya’ untuk perdagangan dan komunikasi antar bangsa (konektivitas).
PELAYARAN KERAJAAN SRIWIJAYA
Gambar 1. Relief di Borobudur yang menceritakan armada kapal legendaris Jung
Jawa
Gambar 2. Peta Kawasan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya diperkirakan terletak di Palembang, di dekat pantai
dan di tepi Sungai Musi. Pada mulanya masyarakat Sriwijaya hidup dengan
bertani. Namun karena berdekatan dengan pantai, maka perdagangan menjadi
cepat berkembang. Kemudian perdagangan menjadi mata pencaharian pokok
masyarakat Sriwijaya.
Perkembagan perdagangan didukung oleh letak Sriwijaya yang strategis.
Sriwijaya terletak dipersimpangan jalur perdagangan internasional. Para
pedagang dari India ke Cina atau dari Cina ke India singgah dulu di Sriwijaya,
begitu juga pada pedagang yang akan ke Cina. Para pedagang melakukan
bongkar muatan barang dagangan di Sriwijaya. Dengan demikian Sriwijaya
semakin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Untuk
memperkuat kedudukannya, Sriwijaya membentuk armada angkatan laut
yang kuat. Melalui armada angkatan laut yang kuat Sriwijaya mampu
menguasai kawasan perairan Asia Tenggara, Perairan laut Natuna, Selat
Malaka, Selat Sunda dan Selat Jawa.
PELAYARAN KERAJAAN MAJAPAHIT
Gambar 3. Peta wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit
Kerajaan Majapahit menjadi pusat kerajaan maritim Nusantara yang
berperan melindungi jalur perdagangan laut sebagai jalur utama
perdagangan dan menghilangkan ancaman jalur laut di sepanjang wilayah
laut Nusantara hingga kawasan di sekitarnya. Armada laut Majapahit sangat
besar di masa itu. Besarnya armada Majapahit memudahkan untuk
mengontrol pelabuhan-pelabuhan yang mengganggu aktivitas bisnisnya.
Majapahit membutuhkan armada agar mampu untuk membeli dan menjual
komoditas utama perdagangan dunia dalam partai besar, melarang negara
lain membuat armada besar, mengatur seluruh perdagangan laut dalam
kontrol Majapahit, dan menjaga mitranya agar tidak langsung berhubungan
dengan produsen.
Keberhasilan Majapahit dalam mengembangkan teknologi bahari
dengan membangun kapal bercadik menjadi tumpuan utama kekuatan
armada lautnya. Di relief candi Borobudur kita dapat melihat pahatan kapal
ini yang dibangun dengan pasak kayu, tanpa menggunakan paku. Layarnya
terbuat dari tanaman yang dianyam yang mudah digerakkan sesuai arah
angin, sehingga laju kapal dapat bergerak lincah sesuai tujuan.
Armada laut Majapahit juga didukung oleh persenjataan meriam hasil
rampasan dari bala tentara Kubilai Khan ketika menyerang Kediri. Kapal-
kapal Jawa berukuran raksasa dengan tiga-empat layar ini dikagumi dan
dipuji kehebatannya oleh para penjelajah dunia di abad ke-14 seperti Rahib
Odrico, Jonhan de Marignolli, dan Ibnu Battuta. Kapal raksasa dengan
panjang 70 meter dan berat lebih dari 500 ton ini mampu memuat 600
penumpang. Bisa dibayangkan betapa sudah majunya teknologi perkapalan
waktu itu. Nusantara di bawah Majapahit tujuh abad yang lalu! Irawan Djoko
Nugroho (2011) menyebutkan bahwa jumlah armada Jong Majapahit ketika
itu mencapai 400 kapal. Di abad ke 12, Jawa sudah dikenal di jagat raya.
PELAYARAN BANGSA KOLONIAL
Gambar 4. Peta Jalur Pelayaran Bangsa Kolonial ke Indonesia
A. BANGSA PORTUGIS
Pelayaran bangsa Eropa ke Nusantara dipelopori oleh
Bartolomeu Dias dari bangsa Portugis. Pelayaran pertama ini
dimulai dari Lisbon, Portugal menyusuri pantai barat Afrika
hingga sampai ke Tanjung Harapan yang terletak di Afrika
Selatan, berupa tanjung bebatuan yang menghadap ke
Samudra Atlantik. Dias masih ingin meneruskan perjalanan
ke Asia, hanya saja kapal dihadang oleh cuaca buruk,
adanya topan sehingga awak kapal memberontak dan memutuskan untuk
kembali ke portugis.
Sepuluh tahun kemudian, perjalanan Dias yang
belum tuntas dilanjutkan oleh Vasco da Gama. Dengan
titik awal yang sama yaitu dari Lisbon, berlayar ke
kepulauan Tanjung Verde, dilanjutkan ke arah selatan
dan berbelok ke timur hingga sampai pada titik akhir
Dias, di Tanjung Harapan. Dari tanjung harapan, Da
Gama berlayar ke utara menyusuri pantai timur Afrika.
Melintasi daerah Kenya, ia banyak membuang sauh, hingga mengambil
seorang muslim Kenya sebagai penunjuk jalan ketika menyusuri Laut Arab.
Pada akhirnya, 10 bulan sejjak keberangkatan dari Portugis Da Gama sampai
di Calicut, yaitu pusat kota perdagangan paling penting di India bagian
selatan. Karena adanya pedagang-pedagang kejam di Samudra Hindia, Da
Gama tidak melanjutkan perjalanan, dan memutuskan kembali. Perjalanan
pulang lebih banyak kendala dan kekurangan nutrisi, sehingga hanya kurang
sepertiga awak kapal yang dapat selamat.
Alfonso de Albuquerque melanjutkan pelayaran bangsa
portugis menuju Samudra Hindia. Pada tahun 1511 Alfonso
berhasil menguasai selat Malaka, dan merambah ke kawasan
Indonesia timur, yakni menguasai Maluku.
B. BANGSA SPANYOL
Christopher Colombus pelopor bangsa Spanyol dalam
melakukan pelayaran. Colombus meyakini bahwa bumi
bulat, jika kita berjalan ke barat maka akan muncul dari
timur. Colombus juga meyakini baahwa bukan mustahil
menemukan jalan yang lebih praktis ke daerah Asia di
timur, yaitu dengan berlayar ke arah barat melintasi
Samudra Atlantik.
Tahun 1942 di pelabuhan Paulus Spanyol
Colombus melepas sauh, berlayar ke arah barat mengarungi Samudra
Atlantik. Selang tiga puluh hari, mereka menemukan daratan yang awalnya
disangka India, tapi ternyata Kepulauan Salvador, di tenggara Amerika Utara.
Tahun 1519 pelayaran dilanjutkan oleh Ferdinand Magelhaens dengan
mengarungi Samudra Atlantik, hingga tiba di Argentina, Amerika Selatan.
Armadanya berlayar ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika
Selatan. Perjalanan ke arah selatan berakhir ketika sampai di ujung benua,
kemudian berbelok ke barat, mulai mengarungi Samudra Pasifik. Magelhaens
mengira bahwa ia sudah dekat dengan kepulauan rempah-rempah, namun
ternyata perlu waktu 96 hari hingga kabal berlabuh di
daratan. Kepulauan Massava atau yang sekarang lebih
dikenal dengan Filipina, menjadi daratan Asia pertama
yang mereka datangi. Kedatangan Magelhaens disambut
baik, hanya saja Magelhaens ikut dalam pertempuran
daerah yang menyebabkan ia meninggal di tempat tersebut.
Pelayaran dilanjutkan oleh Juan Sebastian del Cano,
menuju ke selatan, hingga sampai di Nusantara, di Kepulauan Maluku. Di
Samudra Hindia, Juan menghindari bangsa Portugis untuk bertahan, agar
bisa kembali pulang ke Spanyol dengan selamat meski hanya tinggal satu
armada saja.
C. BANGSA BELANDA
Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan de Keyzer memimpin
pelayaran menuju nusantara dengan 4 buah kapal. Pelayaran tersebut
menempuh rute Belanda – Pantai barat Afrika – Tanjung Harapan– Samudra
Hindia – Selat Sunda – Banten. Pada tahun 1596, Cornelis de Houtman
dengan empat buah kapal berawak kapal 249 orang mendarat di Banten.
Kehadiran Belanda di Nusantara mengawali penjajahan di Indonesia ditandai
dengan terbentuknya VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) tahun 1602.
Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari
rempah- rempah ke tanaman industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada
abad 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ke tiga jenis barang
komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan
teh daerah Priangan.
Perkembangan Jalur Transportasi & Perdagangan
Internasional di Indonesia setelah Indonesia Merdeka
a. Era orde lama (1945-1965)
Pada era ini indonesia menjalankan hukum dari pemerintahan Hindia
belanda. Hukum yang dijalankan oleh Indonesia pada era ini sangat
merugikan Indonesia. Hal tersebut karena wilayah Indonesia dianggap tidak
utuh dengan adanya aturan antara pulau – pulau. Pada tanggal 13 Desember
1957 Indonesia mencetuskan Deklarasi Djuanda. Dalam deklarasi ini
menyebutkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan.
b. Era orde baru (1966- 1998)
Pembangunan pembangunan laut mengalami pengunduran. Hal
tersebut dikarenakan pada era ini pembangunan mengutamakan pada
pembangunan darat. Pada tahun 1982 diadakan konvensi PBB, dimana
Indonesia menandatangani hukum laut 1982 atau yang lebih dikenal
dengan United Nation Convention On the law Of the Sea (UNCLOS 1982).
Pada perjanjian ini terdapat 9 pasal, yang salah satu pasalnya menyatakan
bahwa laut bukan sebagai alat pemisah, melainkan alat untuk menyatukan
pulau – pulau yang satu dengan lainnya (Wawasa Nusantara).
c. Era reformasi dan setelahnya
1. Era reformasi pada pemerintahan B.J Habibie
Pada era ini dicetuskan Deklarasi Bunaken. Deklarani ini menghasilkan
2 pokok bahasan, yaitu: kesadaran kondisi geografis Indonesia dan
potensi kelautan.
2. Masa pemerintahan Abdurahman Wahid
Pada era ini masalah kelautan di Indonesia mendapat perhatian yang
lebih. Hal tersebut dapat dilihat dengan perhatian pemerintah
membentuk Departemen Eksplorasi Laut. Departemen ini seiring dengan
waktu berubah menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan.
3. Masa pemerintahan Megawati
Pada era ini dicetuskan “Seruan Sunda Kelapa”. Seruan ini mengajak
seluruh bangsa Indonesia bekerjasama untuk membangun kekuatan
maritim.
4. Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Pada pemerintahan ini Indonesia mengadakan konfrensi internasional,
yaitu World Ocean Conference. Momentum ini dihadiri 423 delegasi dari
berbagai negara. Dari konfrensi ini menghasilan Deklarasi Kelautan
Manado, yang memuat:
a. Menyelamatkan planet bumi dan kelangsungan generasi penerus di
masa yang akan datang.
b. Menyelamtkan keaneka ragaman sumber daya hayati laut dunia,
utamanya ikan dan terumbu karang.
5. Masa pemerintahan Joko Widodo – sekarang
Pada masa ini pembangunan sektor laut dikenal dengan poros ma ritim.
Choke Point Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah 17.499 pulau
dengan luas wilayah laut 93.000 km persegi dengan panjang garis pantai 81
ribu kilometer. Luas perairan itu meliputi perairan kepulauan, laut territorial
dan luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 6.159.032 km persegi. Diapit oleh
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta Benua Asia dan Benua
Australia, Indonesia memiliki 39 selat yang memiliki keterkaitan dengan selat
lain di kawasan Asia.
Choke point adalah titik alur distribusi minyak untuk melakukan
pembatasan kapasitas penyebaran untuk menjaga ketersediaan minyak.
Terdapat sepuluh choke point didunia, yaitu: Selat Girbaltar, Selat Bosforus,
Terudan Suez, Selat Bab Al-Mandap, Terusan Panama dan empat choke point
yang ada di Indonesia. Empat choke point yang dimaksud di sini adalah Selat
Malaka, Selat Makassar, Selat Sunda dan Selat Lombok. Keempat selat itu
sering dijadikan sebagai jalur pelayaran internasional. Dengan kepemilikan
selat yang begitu banyak, dan empat diantaranya merupakan choke point,
Indonesia menjadi barometer kawasan dan kunci stabilitas kawasan.
1. Selat Malaka
Selat ini terletak di antara Semenanjung Malaysia (Thailand,
Malaysia dan Singapura) dan Sumatera (Indonesia). Selat ini
menghubungkan negara – negara di Asia Timur, Asia Tengah dan Asia
Barat. Selat ini merupakan salah satu selat tertua dan tersibuk di dunia.
Di Indonesia selat Malaka ini merupakan selat utama lalu lintas kargo
dan manusia antara wilayah Indonesia- Eropa, wilayah lain di Asia dan
Australia. Selat ini disebut juga “sunda hotspot”, yaitu hotspot
keanekaragaman hayati.
2. Selat Sunda
Selat ini lebih sempit bila dibandingkan dengan Selat Malaka. Selat
ini merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia 1 (ALKA 1) yaitu
menghubungkan laut cina selatan dan samudera hindia, melalui Selat
Natuna, Selat Karimata, laut jawa dan Selat Sunda.
3. Selat Lombok
Selat ini merupakan ALKA II yang menghubungkan Laut Jawa
dengan Samudera Hindia. Selat ini terletak antara pulau Bali dan Pulau
Lombok. Pada selat ini juga terjadi pertukaran air antara Samudera
Hindia dan Samudera Fasifik.
4. Selat Ombai – Wetar
Selat ini terletak dibagian selatan Pulau Alor, Pulau Pantar, dan
Pulau Wetar. Selat ini merupakan ALKA III yang melalui Laut Maluku,
Laut Seram, Selat Ombai dan Laut Sawu.
Daftar Pustaka:
Anonim. 2015. Paradigma Geomaritim: Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros
Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: Badan Informasi
Geografis (BIG).
BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia
Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG &
IGI.
Nurul huda dan Lili Somantri. 2015. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Geografi Geografi 3 Untuk Kelas XII SMA/MA (Peminatan Ilmu-Ilmu
Sosial). Bandung: Grafindo Media Tama
Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini
Dan Masa Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia
Samuel Rahallus. 2016. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Diakses
melalui http://www.kompasiana.com/rahallus/indonesia-sebagai-
poros-maritim-dunia_568bf18fc3afbded0a13fb42 pada tanggal 02 Juni
2017
Aries Eka Prasetya. 2015. Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia. Diakses
melalui files.fkip-sejarah-unsyiah.webnode.com pada tanggal 02 Juni
2017
POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA
A. Pengertian Potensi Sumber Daya Kelautan
Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk
dikembangkan baik yang sudah, sedang, atau belum dimanfaatkan. Sumber
daya kelautan adalah sumber daya Laut, baik yang dapat diperbaharui maupun
yang tidak dapat diperbaharui yang memiliki keunggulan komparatif dan
kompetitif serta dapat dipertahankan dalam jangka panjang.
Jadi, potensi sumber daya kelautan adalah kemampuan sumber daya
laut, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui serta
mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan baik yang sudah, sedang, atau
belum dimanfaatkan. Potensi sumber daya kelautan Indonesia sangat beraneka
ragam, yaitu perikanan, terumbu karang, padang lamun, rumput laut,
mangrove, mineral, energi, transportasi, dan pariwisata.
B. Potensi Sumber Daya Kelautan
1. Perikanan
Salah satu upaya dalam mendukung visi pembangunan nasional
Indonesia menjadi poros maritim dunia adalah melalui pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya alam laut. Indonesia, yang dua pertiga wilayahnya
adalah laut, mempunyai potensi sumberdaya alam laut, baik perikanan dan
energi yang sangat besar. Sumberdaya perikanan Indonesia yang sangat
tinggi sudah seharusnya menjadi komoditas utama Indonesia dalam
percaturan ekonomi regional maupun global. Namun, secara umum,
pemanfaatan sumberdaya alam kelautan Indonesia saat ini belum optimal.
Potensi perikanan Indonesia jika digarap dengan benar dapat mencapai US$
31.935.651.400/tahun. Komoditas perikanan dengan nilai komersial tinggi di
Indonesia adalah udang, ikan tuna, cumi-cumi, dan rumput laut. Kondisi
saat ini, produksi perikanan nasional masih jauh dari yang diharapkan.
Berdasarkan data KKP tahun 2014, produksi perikanan nasional baru pada
kisaran 13,9 juta ton/tahun dari potensi optimalnya yang dapat mencapai 65
juta ton/tahun.
Gambar 1. Grafik Potensi Perikanan Indonesia
Akibatnya, sektor perikanan belum mampu membuat Indonesia
berbicara banyak pada sektor ekonomi lokal, regional maupun global. Ekspor
perikanan kita sampai saat ini masih kalah dibanding Vietnam (US$ 25
Milyar), negara dengan wilayah laut jauh lebih sempit dibanding Indonesia.
Meskipun demikian, ada kenaikan total nilai ekspor produk hasil perikanan
dan kelautan nasional. Pada tahun 2013 nilai ekspor sebesar US$ 2,86 Milyar
dan pada tahun 2014 sebesar US$ 3,1 Milyar (BPS) (versi Kadin adalah US$
4,63 Milyar). Target dari KKP untuk ekspor tahun 2015 adalah US$ 5,86
Milyar dan pada tahun 2016 adalah US$ 6,82 Milyar. Kadin menargetkan
nilai ekspor yang lebih tinggi pada tahun 2015 sebesar US$ 9,54 Milyar,
dimana target ini dapat dicapai dengan meningkatkan industri pengolahan
dan pengemasan yang seluruhnya dilakukan di dalam negeri. Meningkatnya
pemberantasan dan pencurian ikan juga membuat impor turun drastis.
Tercatat hingga kuartal pertama 2015, ekspor perikanan nasional telah
mencapai US$ 906.770.000 (4,36 juta ton) dengan impor hanya sebesar US$
67.420.000, sehingga kita masih surplus sebesar US$ 839.350.0004.
Kontributor utama adalah udang (US$ 449,95 juta), ikan tuna (US$ 89,41
juta) dan cumi-cumi (US$ 29,51 juta).
Tabel XX. Ringkasan Jumlah Produksi dan Total Ekspor pada Masing-masing
Komoditas
No Komoditas
Volume Ekspor
Nilai Ekspor (juta US
$/tahun)
2013 2014 2013 2014
1 Hasil Perikanan
dan Kelautan
Secara Umum
13,62 juta
ton
13,9 juta
ton
2.860 3.100
2 Ikan hias 5.459 ton 1.642 ton 24,49 20,86
3 Kerang mutiara - 5.400 kg - 65-70
4 Kerapu 113.369
ton
- 19,8 -
5 Udang 126.986,9
ton
191.139
ton
1.346,35
ton
-
6 Kepiting dan
kerang-kerangan
100.444
ton
28.000 ton
(hanya
kepiting)
283,64 -
7 Rumput laut 176.000
ton (total
produksi
930.000
ton)
- 162,4 -
Sumber: BIG dan IGI (2015: 48)
Belum optimalnya sektor perikanan Indonesia dapat dilihat dari
berbagai aspek antara lain:
a. kebijakan kuat yang baru masih belum diimplementasikan secara merata
di seluruh wilayah Indonesia,
b. tingkat illegal, unregulated dan unreported fishing (IUU) yang meskipun
mulai berkurang, namun pengurangannya masih belum merata di
seluruh wilayah Indonesia (30% IUU dunia terjadi di Indonesia, dan
menyebabkan kerugian mencapai US$ 25 milyar pertahun),
c. pembangunan infrastruktur laut yang masih tertinggal,
d. pelabuhan laut belum berfungsi optimal,
e. jumlah industri perkapalan yang masih sedikit, dan
f. armada kapal penangkap ikan yang mayoritas masih traditional dan
belum dilengkapi peralatan modern.
Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk pengembangan
budidaya laut, antara lain budidaya ikan konsumsi pada keramba jaring
apung (kerapu, kakap, nila) maupun tambak payau (bandeng, udang), ikan
hias, krustasea (udang, lobster, kepiting), kerang konsumsi, kerang mutiara,
teripang, dan rumput laut. Budidaya laut ini umumnya dilakukan oleh
masyarakat di wilayah pesisir pada perairan dengan jarak dari garis pantai
kurang dari 4 mil laut. Potensi budidaya laut yang sangat besar ini jika
dioptimalkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di
wilayah pesisir, dan dalam konteks yang lebih luas dapat mendukung
perekonomian dan pembangunan nasional sebagai poros maritim dunia.
Hanya saja, baru 2% dari 4,58 juta hektar lahan potensial nasional untuk
budidaya laut yang telah dimanfaatkan secara optimal.
2. Mangrove
Perikanan tangkap dan budidaya masih menjadi perhatian utama
pengelolaan dan pengambilan kebijakan. Namun, sumberdaya alam laut yang
tidak kalah pentingnya adalah ekosistem pesisir dan laut seperti hutan
mangrove, terumbu karang, dan padang lamun yang secara langsung
maupun tidak langsung juga berpengaruh terhadap keberlanjutan sektor
perikanan di Indonesia. Dikarenakan fungsi-fungsi pentingnya, keterkaitan
antar ekosistem tersebut dapat menjadi faktor penentu masa depan
perikanan di Indonesia. Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 33.000
km2 (PSSDAL BIG) kurang lebih 21,7% dari total luasan hutan mangrove di
dunia. Versi lain menyebutkan bahwa hutan mangrove di Indonesia adalah
seluas 31.129 km2 (Giri). Bersama dengan Australia dan Papua Nugini,
Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati mangrove dunia.
3. Padang Lamun
Padang lamun di Indonesia memiliki luas 25.742 hektar, dimana
Indonesia merupakan Negara dengan tingkat keanekaragaman hayati padang
lamun tertinggi di Dunia. Wilayah Indo-pasifik merupakan tempat hidup bagi
lebih dari 15 spesies padang lamun. Adanya charisma gap antara padang
lamun dengan ekosistem lain telah membuat ekosistem ini mengalami
kerusakan. Charisma gap ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan
pentingnya padang lamun bagi berbagai sektor kehidupan di wilayah pesisir
dan laut. Padang lamun mempunyai nilai ekologis dan ekonomis paling tinggi
diantara ekosistem lainnya seperti terumbu karang, rumput laut, dan hutan
mangrove, yaitu sebesar US$ 19.004 per hektar per tahun. Tiap tahunnya,
fungsi ekologis dan ekonomis padang lamun Indonesia bernilai lebih dari US$
114.024.000.000. Jumlah tersebut mencakup fungsinya antara lain dalam
hal perikanan (pemijahan, mencari makan, bertelur, berlindung), serapan
dan penguburan karbon yang mencapai 50 kali lipat lebih tinggi daripada
ekosistem darat (blue carbon sink), menstabilkan sedimen dan menjaga
kejernihan air, memfilter nutrisi dan polusi yang masuk ke laut, melindungi
pantai dari erosi, bahan dalam industri farmasi, dan makanan bagi banyak
biota laut (dugong, penyu hijau, ikan, burung laut).
Kondisi padang lamun di Indonesia berdasarkan pada persentase
tutupan lamun dari 37 lokasi sampling, yaitu lima lokasi berada dalam
kondisi tidak sehat atau buruk, 27 dalam kondisi kurang sehat, dan lima
lokasi dalam kondisi sehat. Berikut tabel distribusi kondisi padang lamun di
Indonesia.
No Wilayah Kondisi
1 Indonesia Bagian Barat Tidak sehat tiga lokasi, kurang sehat tujuh
lokasi, dan sehat satu lokasi.
2 Indonesia Bagian
Tengah
Tidak sehat sebanyak dua lokasi dan
kurang sehat 11 lokasi.
3 Indonesia Bagian Timur Tidak sehat tidak ada, kurang sehat
sembilan lokasi, dan sehat sebanyak empat
lokasi.
Sumber: LIPI, 2015.
4. Terumbu Karang
Terumbu karang di Indonesia merupakan bagian dari CTI (Coral Triangle
Initiative) bersama dengan Negara tetangga lain seperti Filipina, Papua
Nugini, Malaysia, Kepulauan Solomon, Timur Leste, dan Republik Palau.
Menurut LIPI, kondisi terumbu karang Indonesia tahun 2015 secara umum
adalah 5 persen berstatus sangat baik, 27,01 persen dalam kondisi baik,
37,97 persen dalam kondisi buruk, dan 30,02 persen dalam kondisi jelek.
Kondisi terumbu karang paling buruk dan semakin menurun terjadi di
wilayah Indonesia timur. Kondisinya adalah 4,64 persen berstatus sangat
baik, 21,45 persen baik, 33,62 persen buruk, dan 40,29 persen jelek.
Sedangkan, kondisi paling baik ada di Indonesia bagian tengah dengan 5,48
persen terkategori sangat baik, 29,39 persen baik, 44,38 persen buruk, dan
20,75 persen jelek. Sementara untuk status Indonesia bagian barat ialah 4,94
persen sangat baik, 28,92 persen baik, 36,68 persen buruk, dan 29,45 persen
jelek.
Tren kondisi terumbu karang di dunia saat ini sedang mengalami penurunan.
Hal itu seperti yang terjadi di Jepang dan Australia. Penyebab kerusakan
terumbu karang di antaranya karena pemakaian alat tangkap yang merusak,
peningkatan pencemaran, permasalahan global pemicu bleaching
(pemutihan) karang, serta penyakit karang dan predasi.
5. ESDM
Kondisi morfologi dasar perairan yang mencakup aspek batimetri,
geologi dan geomorfologi merupakan sumberdaya yang relatif statis, yang
tidak akan berubah selama tidak ada kejadian alam yang luar biasa.
Batimetri dapat berubah terutama di wilayah pesisir, utamanya karena
aktivitas pembangunan infrastruktur dan sedimentasi dari DAS (Daerah
Aliran Sungai). Ketiga informasi tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi potensi energi dan sumberdaya mineral (ESDM) yang
terkandung didalamnya.
Potensi ESDM secara nasional telah dipetakan oleh Kementerian ESDM,
terutama minyak bumi dan gas yang 70% terletak di wilayah pesisir dan lepas
pantai. Berdasarkan, data Badan Geologi Nasional, Indonesia memiliki 60
cekungan minyak bumi dan gas alam. 40 cekungan terdapat di lepas pantai,
14 cekungan berada di wilayah pesisir dan 6 cekungan berada di daratan.
Dari 60 cekungan tersebut, diperkirakan cadangan minyak bumi dan gas
nasional adalah 9,1 milyar barrel dan 101,7 TSCF (Ton Standard of Cubic
Feet). Secara potensial, sumberdaya alam minyak bumi dapat mencapai
87,22 milyar barrel dan gas alam sebesar 594,43 TSCF. Wilayah laut
Indonesia juga kaya akan mineral lain seperti emas, perak, timah, mangan
dan bijih besi. Untuk inventarisasi mineral dasar laut sejauh ini belum
banyak dilakukan eksplorasi. Sudah saatnya intensitas eksplorasi
sumberdaya mineral semakin ditingkatkan untuk mendukung pembangunan
kelautan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pada sektor non-migas, Indonesia juga memiliki Potensi Energi Baru
Terbarukan (EBT) yang cukup Transportasi besar diantaranya, mini/micro
hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari,
energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW. dimana pengembangannya
mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi
Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi
primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi
Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air,
Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu
langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah adalah menambah kapasitas
terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun
2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas
terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87
GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024. Total investasi
yang diserap pengembangan EBT sampai tahun 2025 diproyeksikan sebesar
13,197 juta USD.
Kondisi oseanografis perairan Indonesia yang meliputi arus, gelombang,
pasang surut, dan suhu menyimpan potensi energi terbarukan yang sangat
tinggi, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Energi laut ini merupakan
sumber energi masa depan Indonesia dan pemerintah perlu serius menggarap
sektor energi laut terbarukan untuk melepaskan ketergantungan pada energi
bahan bakar fosil yang jumlahnya semakin menipis. Optimalisasi energi
terbarukan merupakan solusi pemenuhan dan pemerataan kebutuhan energi
nasional yang saat ini masih menjadi salah satu isu utama pembangunan
nasional.
Klasifikasi potensi energi laut dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu
potensi teoritis, potensi teknis dan potensi praktis. Pemetaan potensi energi
laut tersebut dilaksanakan oleh Badan Litbang ESDM bekerjasama dengan
ASELI (Asosiasi Energi Laut Indonesia) dan berbagai kementerian/lembaga
dan perguruan tinggi, yaitu Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL), Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan
Institut Teknologi Bandung (ITB).
Tabel XX. Potensi energi laut berdasarkan data Asosiasi Energi Laut
Indonesia (ASELI)
No Jenis Energi
Potensi (Giga Watt, GW
Teoritis Teknis Praktis
1 Gelombang (Wave Energy) 510 GW 2 GW 1,2 GW
2 Arus Pasang Surut (Tidal Energy) 160 GW 22,5 GW 4,8 GW
3 Ocean Thermal Energy Conversion
(OTEC)
57 GW 52 GW 43 GW
6. Transportasi
Laut sebagai media transportasi mempunyai peran yang besar sebagai
jalan raya navigasi laut, baik untuk armada perniagaan, mobilisasi manusia,
maupun armada
angkatan laut. Di sektor transportasi, wilayah laut Indonesia tidak saja
berfungsi untuk menghubungkan seluruh kepulauannya, namun juga
melayani angkutan laut/logistik internasional yang melintasi alur laut
kepulauan Indonesia (ALKI). Global Trade Flow and Indonesia Context
(Maersk, 2014) menggambarkan potensi pemanfaatan wilayah laut Indonesia
cukup tinggi mengingat perkembangan aktivitas ekonomi/perdagangan
khususnya di wilayah Eropa, Afrika dan Asia Pasifik yang tidak lagi mengenal
batas negara sehingga menyebabkan tingginya kebutuhan transportasi
mendukung rantai pasok global. Berdasarkan perhitungan pakar maritim
Indonesia diperkirakan sekitar 90% perdagangan international diangkut
melalui laut, sedangkan 40% dari rute perdagangan internasional tersebut
melewati Indonesia. Angka yang luar biasa. Hal ini berarti, Indonesia sampai
kapanpun akan menjadi tempat strategis dalam peta dunia.
Saat ini total jumlah pelabuhan di Indonesia baik komersial maupun
non-komersial yaitu berjumlah 1.241 pelabuhan, atau satu pelabuhan
melayani 14 pulau (14,1 pulau/pelabuhan) dengan luas rerata 1548
km2/pelabuhan. Keadaan infrastruktur tersebut masih belum berimbang
jika dibandingkan negara kepulauan lainnya di Asia, misalnya: Jepang 3,6
pulau/pelabuhan dan 340 km2/pelabuhan; serta Filipina 10,1
pulau/pelabuhan dan 460 km2/pelabuhan.
Gambar XX. Peta Sebaran Pelabuhan Indonesia
Pemerintah (Bappenas serta Kementerian Perhubungan) bersama Pelindo
menetapkan 24 pelabuhan strategis untuk merealisasikan konsep Tol Laut
yang terdiri dari 5 pelabuhan hub (2 hub internasional dan 3 hub nasional)
serta 19 pelabuhan feeder.
Gambar XX. Peta Sebaran 24 Pelabuhan Strategis Indonesia
7. Pariwisata bahari
Kekayaan laut Nusantara yang bernilai ekonomis sangat besar adalah
pariwisata bahari. Jika dikeloka secara optimal, profesional dan bijaksana
tentunya akan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) berkelas dunia,
menghasilkan devisa yang besar bagi negara, memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat setempat. Sebagai contohnya adalah pulau Padaido di Biak
(Papua), kepulauan Supiori (Papua), Takabonerate, Tukang Besi di Buton dan
Kepulauan Raja Ampat. Menurut penilaian badan Pariwisata Dunia (World
Tourism Organization) pulau Padaido di Biak (Papua), kepulauan Supiori
(Papua), Takabonerate, dan Tukang Besi di Buton mendapatkan skor 35,
sedangkan taman laut tersohor Great Barrier Reef di Queensland, Australia
hanya mendapatkan skor 28. Kepulauan Raja Ampat tercatat sebagai 10
tempat terindah di dunia untuk kegiatan menyelam (diving). Hal tersebut
menunjukan bahwa laut Indonesia memiliki potensi yang luar biasa sebagai
lokasi pariwisata bahari.
Menurut Laode, pakar ekonomi maritim sekaligus pernah menjabat
sebagai Rektor Universitas Islam Sultan Agung Semarang, menyatakan
bahwa Indonesia masuk dalam sabuk (belt) ekonomi kemaritiman.
Pengembangan sabuk (belt) ekonomi kemaritiman ini dapat dititik beratkan
pada dua bagian, yaitu:
a. Jalur Lingkar Luar
Daerahnya meliputi: Pulau Weh (Sabang), Pulai Nias (Sumatera Utara),
Pulau Siberut (Sumatera Barat), Sendang Biru (Jawa Timur), Pulau Rote
(NTT), dan Pulau Biak (Papua)
b. Jalur Lingkar Dalam
Daerahnya meliputi: pulau Seribu (Jakarta), Kepualauan Karimun (Jawa
Tengah), Pulau Bali, Pulau Bitung (Sulawesi Utara), Pulau Moyo (NTB) dan
pulau Wakatobi
C. Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim
Konsep poros maritim memiliki 5 pilar yaitu (1) mengembalikan budaya
maritim; (2) ketahanan pangan melalui pengelolaan SDA maritim: (3)
Infrastruktur; (4) Diplomasi maritim; dan (5) Penjaminan pertahanan dan
keamanan. Dari kelima pilar ini, pertahanan maritim lebih tajam jika
diterjemahkan sebagai kedaulatan laut, merupakan syarat mutlak agar NKRI
bisa menjadi poros maritim dunia.
Tol Laut dalam Upaya Menuju Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional adalah merupakan misi Kemenko
bidang maritim dan sumberdaya dalam mendukung visi Presiden Jokowi 5
tahun kedepan guna terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong. Karena itu, salah satu pilar utama
agenda pembangunan dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim
dunia yaitu mengembangkan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan
membangun tol laut, pelabuhan, logistik dan industri perkapalan serta wisata
maritim akan menjadi agenda prioritas kita bersama dalam merumuskan
perencanaan dan pelaksanaan kebijakan melalui koordinasi dan sinkronisasi
yang diharapkan dapat menjawab cita cita presiden jokowi menjadikan
Indonesia sebagai poros maritim dunia untuk kemajuan perekonomian dan
kemakmuran sebesar-besarnya bagi bangsa.
Urgensi konektivitas maritim harus segera diwujudkan karena luas
wilayah Indonesia 70% adalah wilayah laut, salah satunya dengan Tol Laut.
Sehingga program tol laut menjadi cara pemerintah meningkatkan
kesejahteraan masyarakat dan memberikan dampak positif bagi
keberlangsungan perekonomian nasional terutama dalam menurunkan biaya
logistik dan diharapkan stabilitas harga barang maupun komoditas antar
daerah bisa terjaga, sehingga disparitas harganya tidak terlalu tinggi antara
wilayah satu dengan lainnya. Dan kebijakan ini dilakukan agar masyarakat juga
merasakan dampaknya yaitu akses konektivitas nasional meningkat, tarif
angkutan semakin kompetitif, infrastruktur transportasi laut terus berkembang,
aktivitas perdagangan meningkat sehingga lapangan kerja terus tumbuh.
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, belum bisa
memanfaatkan wilayah perairan dengan optimal untuk kesejahteraan
rakyatnya. Apalagi pembangunan yang dilakukan selama ini masih terpusat di
Kawasan Indonesia Barat, sedangkan lebih dari 11.000 pulau yang berada di
KIT mempunyai kondisi perekonomian tertinggal. Kesenjangan kondisi
perekonomian antara Kawasan Indonesia Timur (KIT) dan Kawasan Indonesia
Barat (KIB) berpotensi memperlemah integritas, kedaulatan dan ketahanan
nasional sehingga untuk memperbaiki kondisi tersebut, program tol laut akan
menjadi agenda prioritas pemerintah melalui Kemenko Maritim dan
Sumberdaya bersama Kementerian dibawah koordinasi Kemenko maritim dalam
mensejahterakan rakyat. sebab pembangunan tol laut bertujuan untuk
menurunkan biaya logistik nasional serta mengkoreksi disparitas harga antara
KIB dan KIT.
Selama ini kebijakan pemerintah melakukan transportasi laut di
Kawasan Indonesia Timur berdasarkan Ship Promotes the Trade, yakni
pendekatan pelayaran perintis yang mengangkut orang dan barang, bukan
bertumpu pada pendekatan pasar sehingga Perencanaan pembangunan Tol
Laut sebagai salah satu perbaikan transportasi laut di KIT dirasa tepat dari
aspek perkonomian dengan tetap memperhatikan aspek lainnya terutama aspek
keamanan. Karena bila semua aspek dapat terintegrasi dengan baik maka
pemanfaatan tol laut sebagai salah satu sarana transportasi akan memberikan
hasil yang optimal bagi kemakmuran rakyat.
Pembangunan tol laut yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan
ekonomi Indonesia diantaranya memperlancar arus barang dan penumpang,
menurunkan high cost economy, meningkatkan industri, menciptakan lapangan
kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan produksi masih memerlukan
kerja keras dan keseriusan pemerintah terlebih khusus tanggungjawab
Kemenko Maritim dan sumberdaya bersama kementerian terkait dalam
mendukung terwujudnya pembangunan tol laut di indonesia. olehnya itu
pemerintah memandang kebutuhan untuk mewujudkan program tol laut sudah
menjadi urgensi. Bila tidak segera diwujudkan, upaya meningkatkan efisiensi di
bidang pengangkutan logistik akan semakin sulit dicapai. Dampaknya, laju
pertumbuhan ekonomi terhambat, pemerataan pembangunan terkendala, dan
pencapaian kemakmuran bagi seluruh rakyat terancam.
Sejalan dengan itu, Rencana pemerintah akan membangun tol laut atau
sistem logistik kelautan di 24 pelabuhan strategis pendukung tol laut yang
terdiri dari 9 Pelabuhan Hub dan 15 Pelabuhan Feeder untuk memperlancar
konektivitas dan memperkuat jaringan logistik antar negara dan antar pulau
yang telah dituangkan dalam RPJMN 2015-2019 dengan target yang ingin
dicapai diantaranya diantaranya; (1) Sistem transportasi laut yang mampu
menurunkan biaya logistik nasional dibawah 24,5% terhadap PDB; (2) Mampu
menumbuhkan armada pelayaran nasional dari 10% menjadi 30%; (3) Mampu
meremajakan kapal nasional/kapal tua dari 70% menjadi 50%; (4) Mampu
mengurangi waktu pelayanan pelabuhan (dwelling time) pada Pelabuhan Utama
dari 6-7 hari menjadi 3-4 hari; (5) Mampu meningkatkan pertumbuhan
signifikan di luar pulau Jawa.
Menjawab target kerja tersebut, yang akan dilakukan:
1. pertama, Revitalisasi dan penyediaan armada kapal yang menghubungkan
pelabuhan utama, melalui Public Service Obligation (PSO);
2. Pemberlakuan azas cabotage untuk angkutan laut dalam negeri secara
penuh guna memperkuat kedaulatan maritim;
3. Pengembangan industri galangan perkapalan nasional agar lebih produktif,
berdaya saing dan mampu mencukupi kebutuhan kapal nasional;
4. Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional sebagai Logistic Center di
Kawasan Barat dan Timur Indonesia;
5. Pengembangan infrastruktur pelabuhan serta peningkatan efisiensi
pelayanan pelabuhan; dan
6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kemaritiman.
Implementasi program tol laut di kawasan Indonesia timur (KIT) akan
menjadi jalan untuk mewujudkan konektifitas, kecepatan, kesetaraan,
sekaligus pemerataan pembangunan, Karena itu, tanggungjawab pemerintah
melalui kementerian Maritim dan sumberdaya bersama kementerian dibawah
koordinasi kemenko maritim sudah dapat mengimplementasikan program tol
laut. Bukan hanya pendukung konektifitas dan kesetaraan antarpulau, tetapi
akan menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi nasional sebab dengan
Implementasi Tol laut diharapkan mampu memberi perubahan perekonomian
nasional khususnya di Kawasan Indonesia timur,
Arah dan kebijakan strategis Kemenko bidang maritim dan sumberdaya
RI tahun 2016 diharapkan mampu melahirkan berbagai keputusan penting dan
strategis dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan guna mempercepat
impelementasi tol laut salah satunya dengan memperkuat koordinasi dan
sinkronisasi lintas kementerian kementerian dibawah kordinasi kemenko
maritim guna mempercepat pembentukan kawasan kawasan ekonomi khusus
atau daerah khusus kemaritiman yang fokus pada Energi, Sumberdaya
kelautan dan perikanan, dan pariwisata atau badan otoritas lainnya selain
delapan (8) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ditetapkan Presiden Jokowi
serta percepatan pembangunan infrastruktur maritim di kawasan kawasan yang
menjadi jalur utama konektivitas tol laut (Jalur ALKI) sebagai strategi maritim
yang bertumpu pada potensi maritim yang meliputi alur pelayaran, pelabuhan
dan perdagangan guna mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Sebab kepentingan Indonesia timur adalah Tol laut tidak hanya dibangun untuk
efektifitas logistik secara nasional tetapi bagaimana kawasan kawasan strategis
yang dimiliki baik sektor energi, kelautan dan perikanan dan pariwisata dapat
dijadikan sebagai kawasan khusus kemaritiman agar sistem logistik secara
nasional dapat dimanfaatkan dengan baik melalui pengembangan industri
maritim dikawasan Indonesia timur.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumberdaya RI, Rizal Ramli
mengatakan bahwa diperlukan dukungan melalui adanya persamaan persepsi
semua komponen bangsa yang mempunyai tugas, fungsi dan kewenangan
untuk menjaga kedaulatan dan keamanan laut supaya action plan yang kita
lakukan tepat sasaran, terarah, dan terpadu. tugas kita harus mempertegas dan
memperjelas tujuan pembangunan Tol Laut supaya masyarakat tidak salah
persepsi terhadap program tersebut maupun program-program lain yang akan
direalisasikan dengan didukung oleh anggaran yang dapat memaksimalkan
berbagai program yang dilakukan sehingga target pemerintah melalui Kemenko
Maritim dan sumberdaya dalam mewujudkan pembangunan tol laut dapat
tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Bappenas. 2015. Pengembangan Tol Laut dalam RPJMN 2015-2019 dan
Implementasi 2015. Jakarta: Bappenas.
BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai
Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG & IGI.
Indarto Happy Supriyadii. 2016. Miliki 25.742 Hektare Padang Lamun, Indonesia
Harus Jaga dan Optimalkan. Diakses melalui
http://lipi.go.id/berita/single/Miliki-25742-Hektare-Padang-Lamun-
Indonesia-Harus-Jaga-dan-Optimalkan/15025 pada tanggal 3 April 2017
pukul 08.05 WIB
Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini Dan
Masa Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia
Suharsono. 2016. Inilah Status Terumbu Karang Indonesia Terkini. Diakses melalui
http://lipi.go.id/berita/inilah-status-terumbu-karang-indonesia-
terkini/15024 pada tanggal 3 April 2017 pukul 08.00 WIB.

More Related Content

Similar to BA XI 3.1 Kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia sebagai poros maritim dunia.pdf

Posisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxPosisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxDadangsaputra
 
OKE MEN !!!geografiindonesiastrategis-170402065353.pptx
OKE MEN !!!geografiindonesiastrategis-170402065353.pptxOKE MEN !!!geografiindonesiastrategis-170402065353.pptx
OKE MEN !!!geografiindonesiastrategis-170402065353.pptxMukarobinspdMukarobi
 
okemengeografiindonesiastrategis-170402065353-220728024441-48bd8331.pptx
okemengeografiindonesiastrategis-170402065353-220728024441-48bd8331.pptxokemengeografiindonesiastrategis-170402065353-220728024441-48bd8331.pptx
okemengeografiindonesiastrategis-170402065353-220728024441-48bd8331.pptxMukarobinspdMukarobi
 
Letak, luas, batas teritorial wilayah indonesia
Letak, luas, batas teritorial wilayah indonesiaLetak, luas, batas teritorial wilayah indonesia
Letak, luas, batas teritorial wilayah indonesiaNurIndahS3
 
potensi geografis indonesia
potensi geografis indonesiapotensi geografis indonesia
potensi geografis indonesiaRahmi kamaruddin
 
1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesia1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesiaAdi Rachmanto
 
Blue Cream Aesthetic Illustration Group Project Presentation_20240113_122021_...
Blue Cream Aesthetic Illustration Group Project Presentation_20240113_122021_...Blue Cream Aesthetic Illustration Group Project Presentation_20240113_122021_...
Blue Cream Aesthetic Illustration Group Project Presentation_20240113_122021_...smkislamiyah
 
Indonesia dari sisi geografis
Indonesia dari sisi geografisIndonesia dari sisi geografis
Indonesia dari sisi geografisAprian Hidayat
 
Letak Strategis Negara Indonesia
Letak Strategis Negara IndonesiaLetak Strategis Negara Indonesia
Letak Strategis Negara Indonesiafarsfyn19
 
Letak geografis indonesia
Letak geografis indonesiaLetak geografis indonesia
Letak geografis indonesiaFiqri Hasann
 
Posisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxPosisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxritazahara21
 
3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptxDeviKristiani2
 
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesiaKondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesiaRahma Adhalia
 

Similar to BA XI 3.1 Kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia sebagai poros maritim dunia.pdf (20)

Posisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxPosisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptx
 
OKE MEN !!!geografiindonesiastrategis-170402065353.pptx
OKE MEN !!!geografiindonesiastrategis-170402065353.pptxOKE MEN !!!geografiindonesiastrategis-170402065353.pptx
OKE MEN !!!geografiindonesiastrategis-170402065353.pptx
 
okemengeografiindonesiastrategis-170402065353-220728024441-48bd8331.pptx
okemengeografiindonesiastrategis-170402065353-220728024441-48bd8331.pptxokemengeografiindonesiastrategis-170402065353-220728024441-48bd8331.pptx
okemengeografiindonesiastrategis-170402065353-220728024441-48bd8331.pptx
 
Letak, luas, batas teritorial wilayah indonesia
Letak, luas, batas teritorial wilayah indonesiaLetak, luas, batas teritorial wilayah indonesia
Letak, luas, batas teritorial wilayah indonesia
 
potensi geografis indonesia
potensi geografis indonesiapotensi geografis indonesia
potensi geografis indonesia
 
1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesia1. keadaan alam indonesia
1. keadaan alam indonesia
 
Geomorfind kelp.1
Geomorfind kelp.1Geomorfind kelp.1
Geomorfind kelp.1
 
Blue Cream Aesthetic Illustration Group Project Presentation_20240113_122021_...
Blue Cream Aesthetic Illustration Group Project Presentation_20240113_122021_...Blue Cream Aesthetic Illustration Group Project Presentation_20240113_122021_...
Blue Cream Aesthetic Illustration Group Project Presentation_20240113_122021_...
 
Indonesia
IndonesiaIndonesia
Indonesia
 
Indonesia dari sisi geografis
Indonesia dari sisi geografisIndonesia dari sisi geografis
Indonesia dari sisi geografis
 
Indonesiaa
IndonesiaaIndonesiaa
Indonesiaa
 
Letak Strategis Negara Indonesia
Letak Strategis Negara IndonesiaLetak Strategis Negara Indonesia
Letak Strategis Negara Indonesia
 
3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx
 
[130717] Presentasi Geografi
[130717] Presentasi Geografi [130717] Presentasi Geografi
[130717] Presentasi Geografi
 
Letak geografis indonesia
Letak geografis indonesiaLetak geografis indonesia
Letak geografis indonesia
 
Posisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptxPosisi strategis.pptx
Posisi strategis.pptx
 
Kondisi Geografis Kepulauan Indonesia
Kondisi Geografis Kepulauan IndonesiaKondisi Geografis Kepulauan Indonesia
Kondisi Geografis Kepulauan Indonesia
 
3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx3.1 PPT Poros Maritim.pptx
3.1 PPT Poros Maritim.pptx
 
geografi kelas 8
geografi kelas 8geografi kelas 8
geografi kelas 8
 
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesiaKondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
Kondisi fisik wilayah dan penduduk indonesia
 

More from MukarobinspdMukarobi

Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfPersebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfMukarobinspdMukarobi
 
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptxHidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptxMukarobinspdMukarobi
 
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...MukarobinspdMukarobi
 
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdf
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdfPengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdf
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdfMukarobinspdMukarobi
 
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.pptMukarobinspdMukarobi
 
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...MukarobinspdMukarobi
 
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.pptMukarobinspdMukarobi
 
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdfPenginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdfMukarobinspdMukarobi
 
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdfMETEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdfMukarobinspdMukarobi
 
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdf
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdfwilayahnpewilayahan-191206163129.pdf
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdfMukarobinspdMukarobi
 
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdf
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdfkonsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdf
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdfMukarobinspdMukarobi
 
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdf
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdfBuku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdf
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdfMukarobinspdMukarobi
 
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptxMukarobinspdMukarobi
 

More from MukarobinspdMukarobi (20)

Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdfPersebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
Persebaran Flora dan Fauna , New Sept 2022.pdf
 
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptxHidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
Hidrosfer, Oke Nemen !!!...............pptx
 
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
menghindari-marah-ghadab-membiasakan-kontrol-diri-dan-berani-membela-kebenara...
 
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdf
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdfPengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdf
Pengantar Ilmu Kebumian SANTOSO.pdf
 
hidrosfer, Oke New......pdf
hidrosfer, Oke New......pdfhidrosfer, Oke New......pdf
hidrosfer, Oke New......pdf
 
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
 
Interaksi Desa dan Kota.ppt
Interaksi Desa dan Kota.pptInteraksi Desa dan Kota.ppt
Interaksi Desa dan Kota.ppt
 
prinsip-prinsipgeografi.pdf
prinsip-prinsipgeografi.pdfprinsip-prinsipgeografi.pdf
prinsip-prinsipgeografi.pdf
 
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptxWilayah dan Tata Ruang ..pptx
Wilayah dan Tata Ruang ..pptx
 
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...
Kelas XII - Bab 3 - Pemanfaatan Peta, Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi ...
 
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
10 Konsep Esensial Geografi, OKE !!!.ppt
 
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdfPenginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
Penginderaan Jauh, Oke !!!!-converted.pdf
 
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdfMETEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI, CHAPTER 10 KLASIFIKASI IKLIM, New , OKe !!!.pdf
 
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdf
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdfwilayahnpewilayahan-191206163129.pdf
wilayahnpewilayahan-191206163129.pdf
 
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdf
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdfkonsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdf
konsepesensialgeografi-151019111249-lva1-app6892 (2).pdf
 
14.-Ketahanan-Pangan-20122.pdf
14.-Ketahanan-Pangan-20122.pdf14.-Ketahanan-Pangan-20122.pdf
14.-Ketahanan-Pangan-20122.pdf
 
prinsip-prinsipgeografi.pdf
prinsip-prinsipgeografi.pdfprinsip-prinsipgeografi.pdf
prinsip-prinsipgeografi.pdf
 
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdf
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdfBuku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdf
Buku Materi Geografi Kelas XI , Kurikulum Merdeka, Juli 2023.pdf
 
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptxPengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes  Sept. 21 !!!.pptx
Pengetahuan_Dasar_Pemetaan, OKE NEMEN Yes Sept. 21 !!!.pptx
 
1.1.Kontrol diri (1).pptx
1.1.Kontrol diri (1).pptx1.1.Kontrol diri (1).pptx
1.1.Kontrol diri (1).pptx
 

Recently uploaded

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

BA XI 3.1 Kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia sebagai poros maritim dunia.pdf

  • 1. “Bahan Ajar SMA / MA Kelas XI” KD 3: 3.1 Memahami kondisi wilayah dan posisi strategis Indonesia sebagai poros maritim dunia KD 4: 4.1 Menyajikan contoh hasil penalaran tentang posisi strategis wilayah Indonesia sebagai poros maritim dunia dalam bentuk peta, tabel, dan/atau grafik KELAS 11
  • 2. 1. Letak Wilayah Indonesia A. Letak absolut Letak astronomis dapat diartikan sebagai letak wilayah secara tepat berdasarkan kedudukan garis lintang dan bujur. Secara astronomis, wilayah Indonesia berada antara 6° LU - 11° LS dan 95° BT – 141° BT. Letak astronomis Indonesia disebut juga letak absolut. Batas Wilayah Indonesia berdasarkan letak absolutnya adalah sebagai berikut : Arah Batas Batas Wilayah Indonesia paling Utara (6°LU) Pulau We Wilayah Indonesia paling Selatan (11°LS) Pulau Dana, selatan pulau Rote Wilayah Indonesia paling Timur (141° BT) Kota Merauke Wilayah Indonesia paling Barat (95° BB) Ujung Utara Pulau Sumatera Letak ini membawa pengaruh bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Berikut ini beberapa pengaruh tersebut: 1. Letak lintangnya menyebabkan Indonesia beriklim tropis. 2. Letak bujurnya membagi wilayah Indonesia ke dalam tiga daerah waktu berikut ini :
  • 3.  Waktu Indonesia Barat (WIB) dengan patokan garis bujur 105 derajat BT dengan selisih waktu 7 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.  Waktu Indonesia Tengah (WITA) dengan patokan garis bujur 120 derajat BT dan selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.  Waktu Indonesia Timur (WIT), dengan patokan garis bujur 135 derajat BT dan selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT. Daerah waktunya meliputi Kepulauan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. B. Letak relatif Letak relatif terdiri atas letak geografis, letak geologis dan letak geomorfologis. 1. Letak geografis Letak geografis yaitu letak suatu tempat dilihat dari kenyataan di muka bumi atau letak suatu tempat dalam kaitannya dengan daerah lain disekitarnya. Letak geografis disebut juga letak relatif, disebut relative karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua, dan samudera. Secara geografis Indonesia terletak di antara dua benua dan dua samudera, yaitu benua Asia dan benua Australia.Sedangkan samudera yang membatasi adalah Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Letak geografis ini sangat berpengaruh terhadap keberadaan wilayah Indonesia, baik dilihat dari kenyataan fisik dan sosial maupun ekonomi dan politik.
  • 4.  Batas geografisnya : Utara Negara Malaysia dengan perbatasan sepanjang 1.782 km, Singapura, Filipina, dan Laut Tiongkok Selatan Selatan Negara Australia, Timor Leste, dan Samudra Hindia Barat Samudra Hindia, Timur Negara Papua Nugini dengan perbatasan sepanjang 820 km, Timor Leste, dan Samudra Pasifik  Pengaruh positif letak geografis indonesia yang demikian menyebabkan : o Indonesia berada pada persilangan lalu lintas perdagangan dunia yang ramai sehingga sangat menguntungakan terutama pemasukan devisa negara o Menjadikan Indonesia sebagai pusat perekonomian di antara dua benua dan dua samudera o Membantu dalam pengembangan destinasi wisata o Memudahkan dalam menyebarkan ragam budaya Indonesia, akulturasi budaya, modernisasi.
  • 5. o Indonesia yang terdiri banyak pulau yang membuat beragam kebudayaan, karena terdiri dari suku, budaya, dan bangsa. o Laut yang sangat begitu luas dan garis pantai membuat Indonesia menyimpan hasil laut yang berlimpah  Pengaruh negatif letak geografis Indonesia : o Persaingan global yang cukup sulit dikendalikan o Eksplorasi sumber daya alam Indonesia secara besar-besaran o Munculnya pasar-pasar gelap sebagai akibat dari jalur perdagangan lintas internasional o Semakin konsumtif terhadap barang-barang produk asing o Banyak budaya barat yang perlahan menggeser budaya lokal 2. Letak geologis Letak geologis ialah letak suatu daerah atau negara berdasarkan struktur batu-batuan yang ada pada kulit buminya. Letak geologis Indonesia dapat terlihat dari beberapa sudut, yaitu dari sudut formasi geologinya, keadaan batuannya, dan jalur-jalur pegunungannya. Indonesia terletak pada pertemuan lempeng, yaitu lempeng Indo- Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bergerak ke arah utara, lempeng Eurasia bergerak ke arah selatan, dan lempeng Pasifik bergerak ke arah barat . Oleh karena itu di Indonesia:  Terdapat banyak gunung berapi yang dapat menyuburkan tanah.  Sering terjadi gempa bumi baik vulkanik maupun tektonik.  Kaya akan barang tambang, seperti minyak bumi, batu bara dan bauksit.
  • 6. Indonesia juga merupakan pertemuan dari 3 lempeng tektonik besar, yaitu sebelah utara berbatasan dengan lempeng asia dan perluasannya ke arah selatan tenggelam di dalam permukaan laut yang dikenal dengan paparan sunda. Bagian barat dan selatan dibatasi oleh “Benua Gondwana” atau Lempeng Indo-Australia (Paparan Sahul. Bagian timur dibatasi oleh Samudera Pasifik atau disebut lempeng dasar samudera Pasifik yang meluas ke arah barat daya. Selain itu juga terdapat subduksi lempeng laut filipina. 3. Letak Geomorfologis Merupakan letak berdasarkan tinggi randahnya suatu tempat terhadap permukaan air laut. Letak geomorfologis Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, gunung, pegunungan, lembah,bukit dan sebagainya. Letak Indonesia secara geomorfologis ini memberikan berbagai dampak dalam kehidupan masyarakat. Sebagai contohnya adalah penduduk yang tinggal di daerah pegunungan, kehidupannya akan berbeda dengan penduduk yang tinggal di daerah dataran rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai komponen.
  • 7. Misalnya dapat dilihat dari jenis matapencahariannya, bentuk rumahnya, cara berpakaiannya bahkan pola permukimannya. Tabel 1. Pengaruh Letak Geomorlogis Indonesia No Komponen Pengamatan Dataran rendah Pegunungan 1 Matapencaharian Berbagai sektor Petani 2 Bentuk rumah Beratap genteng tanah, banyak ventilasi Beratap seng, sedikit ventilasi 3 Cara berpakaian Berbahan tipis Berbahan tebal 4 Pola permukiman Menyebar Berkelompok 2. Luas Wilayah Indonesia Luas wilayah Indonesia secara keseluruhan adalah 5.193.252. km2 yang terdiri atas 1.910.931 km2 luas daratan dan 3.282.332 km2 luas lautan. Indonesia adalah Negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504 (bps.go.id mei 2015) pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar di sekitar katulistiwa, yang memberikan cuaca tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 60 LU – 110 LS dan 950 BT – 1410 BT. Serta terletak di antara dua benua dan dua samudera. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 mil di antara samudera hindia dan samudera pasifik. Luas daratan Indonesia adalah 1.910.931,32 km² dengan pulau terpadat adalah pulau Jawa, dimana setengah populasi Indonesia bermukim. Luas tiap pulau/kepulauan Nama Pulau Luas Pulau (km2) Kalimantan 544.150,07 Maluku – Papua 494.956,85 Sumatera 480.793,28 Sulawesi 188.522,36 Jawa 129.438,28 Bali-NTB-NTT 73.070,48 Pengaruh luas Indonesia yang demikian menyebabkan Indonesia menjadi :
  • 8. A. Negara kepulauan Berdasarkan konvensi UNCLOS III tahun 1982 pada pasal 46 bahwa negara kepulauan merupakan suatu negara yang secara keseluruhan terdiri atas satu atau lebih kepulauan dan dapat mencakup pulau pulau lain. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari gugusan puau pulau dari Sabang sampai Merauke yang mencakup pulau pulau lain. Sebagai negara kepulauan memiiki kedaulatan teritorial atas perairan kepulauannya dan perairan kedalaman. Kedaulatan Indonesia mencakup aspek seperti kekayaan alam didalamnya, dasar laut, udara diatasnya, dan ruang laut. B. Nusantara Nusantara merupakan istilah yang diunakan untuk menggambarkan wilayah kepulauan yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Kata Nusantara digunakan untuk menggambarkan kesatuan geografi-antropologi Indonesia. Dalam GBHN disebutkan wawasan nusantara yang lebih lanjut ditegaskan bahwa Kepulauan Nusantara merupakan satu kesatuan, baik arti kesatuan politik, sosial, ekonomi, pertahanan, dan keamanan. C. Maritim Negara maritim adalah negara yang berada dalam kawasan/teritorial laut yang sangat luas, memiliki banyak pulau, dikelilingi oleh wilayah laut dan perairan, dan sebagian besar penduduknya bekerja di wilayah perairan. Benua Maritim Indonesia (BMI) adalah wilayah dengan hamparan pulau- pulau di dalamnya, sebagai satu kesatuan alamiah antara darat, laut, dan udara dengan sudut pandang iklim, cuaca, keadaan airnya, tatanan kerak bumi, keberagaman biota serta tatanan sosial budaya. Nenek moyang bangsa Indonesia telah menanamkan budaya bahari sejak zaman Kerajaan Sriwijaya. Pada tahun 1957, Bangsa Indonesia mendeklarasikan Wawasan Nusantara yang memandang bahwa wilayah laut di antara pulau-pulau Indonesia sebagai satu-kesatuan wilayah Nusantara. Bung Karno saat pembukaan Lemhanas tahun 1965 mengatakan bahwa “Geolitical Destiny” dari Indonesia adalah Maritim. Pada tahun 1982, Indonesia berhasil memberikan gagasan Negara Nusantara dan diakui oleh Internasional dalam Konvensi PBB tentang hukum laut. Pada tahun 1998, Presiden BJ Habibie mendeklarasikan visi pembangunan kelautan Indonesia
  • 9. dalam “Deklarasi Bunaken”. Sejak tahun 1999 dibentuklah Departemen Eksplorasi Laut dan berubah nama menjadi Departemen Kelautan dan Perikanan pada tahun 200. Pada saat ini, semangat budaya maritim kembali dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo dalam Visi, Misi, dan Program Aksi yang terkenal dengan NAWACITA. Di dalam program tersebut disebutkan Diplomasi Maritim untuk mempercepat penyelesaian permasalahan perbatasan Indonesia, meningkatkan upaya pengamanan khusus wilayah kelauatan guna mencegah illegal fishing, dan program tol laut. Program tol laut yang dibuat oleh Pemerintahan Jokowi menargetkan pembangunan 24 pelabuhan dan pembelian 609 kapal dengan biaya ±96,8 triliun. Program tol laut ini akan menjadi bagian penting jalur maritim dunia. Kebijakan-kebijakan di bidang kelautan dibuat untuk mendukung semangat kemaritiman. Pada masa pemerintahan saat ini, semangat kemaritiman ditunjukkan dalam bentuk program tol laut sebagai poros maritim dunia. Dibalik kebijakan-kebijakan yang dibuat, Indonesia mempunyai sejumlah masalah yang harus diselesaikan terutama masalah
  • 10. perbatasan laut. Hal ini sangat penting karena dengan dibentuknya kesepakatan batas Negara dengan Negara lain maka pulau-pulau terluar Indonesia tidak akan hilang dan keamanan Indonesia terjaga. Kemudian pembangunan di Indonesia haruslah melihat karakteristik Indonesia yang memiliki perairan yang lebih luas dari daratan. Semangat kemaritiman di Indonesia haruslah kembali di dalam diri bangsa Indonesia. Seperti dikatakan dalam sebuah lirik lagu “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”, di dalam lirik ini memberikan arti penting bahwa Indonesia memiliki sejarah kemaritiman yang sangat kuat. Sehingga mulai saat ini mari kita kembalikan semangat kemaritiman di dalam diri bangsa untuk Indonesia yang berdaulat dan sejahtera. 3. Batas Teritorial Indonesia (tahap perubahan) : A. Deklarasi Djuanda Deklarasi Djuanda mengandung konsep bahwa tanah air yang tidak lagi memandang laut sebagai alat pemisah dan pemecah bangsa, seperti pada masa kolonial, namun harus dipergunakan sebagai alat pemersatu bangsa dan wahana pembangunan nasional yang terkenal dengan sebutan wawasan nusantara. Deklarasi Djuanda membuat batas kontinen laut kita diubah dari 3 mil batas air terendah menjadi 12 mil dari batas pulau terluar. Kondisi ini membuat wilayah Indonesia semakin menjadi luas dari sebelumnya hanya 2.027.087 km2 menjadi 5.193.250 km2. Gambar Wilayah Indonesia Sebelum Deklarasi Djuanda
  • 11. Gambar Wilayah Indonesia Setelah Deklarasi Djuanda Dikeluarkannya Deklarasi Djuanda membuat banyak negara yang keberatan terhadap konsepsi landasan hukum laut Indonesia yang baru. Untuk merundingkan penyelesaian masalah hukum laut ini, pemerintah Indonesia melakukan harmonisasi hubungan diplomatik dengan negara- negara tetangga. Selain itu Indonesia juga melalui konferensi Jeneva pada tahun 1958, berusaha mempertahankan konsepsinya yang tertuang dalam deklarasi Djuanda dan memantapkan Indonesia sebagai Archipelagic State Principle atau negara kepulauan. Deklarasi Djuanda ini baru bisa diterima di dunia internasional setelah ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut PBB yang ke-3 di Montego Bay (Jamaika) pada tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982). Pemerintah Indonesia kemudian meratifkasinya dalam UU No.17/ 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan. B. Berdasar konvensi hukum laut internasional Berdasarkan Konvensi Hukum Laut Internasional pada tahun 1982 yang dihadiri oleh 160 negara, telah menyetujui konvensi yang diusulkan oleh Indonesia mengenai Zona Ekonomi Eksklusif dengan prinsip negara kepulauan.
  • 12. 1. Zona Laut Teritorial Batas laut Teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas. Jika ada dua negara atau lebih menguasai suatu lautan, sedangkan lebar lautan itu kurang dari 24 mil laut, maka garis teritorial di tarik sama jauh dari garis masing-masing negara tersebut. 2. Zona Landas Kontinen Landas Kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua).Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter.Indonesia terletak pada dua buah landasan kontinen, yaitu landasan kontinen Asia dan landasan kontinen Australia.Adapun batas landas kontinen tersebut diukur dari garis dasar, yaitu paling jauh 200 mil laut. Jika ada dua negara atau lebih menguasai lautan di atas landasan kontinen, maka batas negara tersebut ditarik sama jauh dari garis dasar masingmasing negara.Di dalam garis batas landas kontinen, Indonesia mempunyai kewenangan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada di dalamnya, dengan kewajiban untuk menyediakan alur pelayaran lintas damai.Pengumuman tentang batas landas kontinen ini dikeluarkan oleh Pemerintah Indonesia pada tanggal 17 Febuari 1969. 3. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Zona Ekonomi Eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar.Di dalam zona ekonomi eksklusif ini,
  • 13. Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut. Hak atas ZEE adalah: 1. Berhak untuk melakukan eksplorasi, eksploitasi, pengelolaan, dan konservasi sumber daya alam. 2. Berhak melakukan penelitian, perlindungan dan pelestarian laut. 3. Mengizinkan pelayaran internasional melalui wilayah ini dan memasang berbagai sarana perhubungan laut. C. Batas Udara Teritorial Batas udara teritorial ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: batas wilayah udara horizontal dan batas wilayah udara vertikal. 1. Batas wilayah udara secara horizontal Batas kedaulatan wilayah udara ini adalah sama dengan luas wilayah negara. Sedangkan untuk negara berpantai, batas wilayahnya ditambah dengan 12 mil laut diukur dari garis pangkal. 2. Batas wilayah udara secara vertikal Batas wilayah udara ini masih menjadi menjadi persoalan. Hal tersebut karena belum adanya hukum umum dan interanasional yang mengaturnya. Oleh karena itu berbagai negara melakukan claim secara sepihak mengenai batas wilayah udara ini. Sebagai contoh claim tersebut adalah: a. Amerika => batas yang ditetapkan setinggi 100 km. b. Korea Selatan => batas yang ditetapkan setinggi 100 – 110 km. c. Israel => batas yang ditetapkan setinggi 100 km. d. Rusia => batas yang ditetapkan setinggi 100 – 120 km. e. Indonesia => batas yang ditetapkan setinggi 110 km. Daftar Pustaka Aji Arifin. 2016. Geografi untuk SMA/Ma XI Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Surakarta : Mediatama BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG & IGI. Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini Dan Masa Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia
  • 14. Wardiyatmoko. K. 2013. Geografi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. Wikipedia. 2017. Daftar Laut di Indonesia. Diakses melui: https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_laut_di_Indonesia ( Diakses pada 2 April 2017 pukul 09.30) Video: Video pembelajaran Kenampakam Alam Indonesia. Sumber https://www.youtube.com/watch?v=baIOwGguoVI&t=83s. (Diunduh pada 2 April 2017)
  • 15. KARAKTERISTIK WILAYAH DARATAN DAN PERAIRAN INDONESIA Bentuk-bentuk relief yang terdapat di wilayah Indonesia sangat bervariasi dan bahkan bentuk pulau yang ada saaat ini merupakan relief yang tampak di atas permukaan laut setelah berakhirnya zaman glasiasi. Secara garis besar relief di Indonesia dapat dinyatakan sebagai akibat berlangsungnya interaksi antara tenaga endogen dan eksogen. Karakteristik wilayah Indonesia baik di daratan maupun lautan sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi yang terletak di antara pertemuan tiga lempeng tektonik, yaitu lempeng Eurasia,, lempeng Samudera Pasifik, dan lempeng Samudera Indo-Australia. Ketiga lempeng tersebut saling bertumbukan membentuk topografi yang beranekaragam mulai dari pegunungan sampai dataran rendah. I. Karakteristik Wilayah Daratan di Indonesia Karakteristik topografi di daratan terjadi karena adanya tumbukan lempeng. Akibat hasil tumbukan lempeng tersebut diantaranya adalah: a. Adanya jalur pegunungan yang merupakan kelanjuatan dari pegunungan dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik. b. Membentuk rangkaian kepulauan di sebelah barat Pulau sumatera seperti Pulau Simeulue, Pulau Nias, Pulau Siberut, dan Pulau Enggano. c. Membentuk daratan dari hasil proses pengangkatan dasar laut, seperti Pegunungan Jayawijaya di Papua, Maros di Sulawesi Selatan, Pegunungan Sewu di Yogyakarta, dan Padalarang di Jawa Barat. d. Membentuk jalur-jalur patahan yang sangat berpotensi terjadinya bencana gempa bumi. e. Zona tumbukan lempeng tektonik juga membentuk jalur gunung api aktif. Gunung api aktif ini berpotensi bencana sekaligus memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Indonesia terdiri atas belasan ribu pulau, baik yang berukuran besar maupun yang berukuran kecil. Jumlah pulau seluruhnya mencapai 13.466 buah. Luas wilayah Indonesia mencapai 5.180.053 km2, terdiri atas daratan seluas 1.922.570 km2 dan lautan seluas 3.257.483 km2. Ini berarti wilayah lautannya lebih luas daripada wilayah daratannya. Keadaan pulau-pulau di Indonesia,
  • 16. terdapat adanya keragaman bentuk muka bumi. Bentuk muka bumi Indonesia dapat dibedakan menjadi dataran rendah, dataran tinggi, bukit, gunung, dan pegunungan. Secara umum, setiap bentuk muka bumi menunjukkan pola aktivitas penduduk yang berbeda antara satu daerah dan daerah lainnya. Adapun gambaran tentang keadaan muka bumi Indonesia adalah sebagai berikut: A. Dataran Rendah Dataran rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 0-200 m di atas permukaan air laut (dpal). Di daerah dataran rendah, aktivitas yang dominan adalah aktivitas permukiman dan pertanian. Di daerah ini biasanya terjadi aktivitas pertanian dalam skala luas dan pemusatan penduduk yang besar. Di Pulau Jawa, penduduk memanfaatkan lahan dataran rendah untuk menanam padi sehingga Jawa menjadi sentra penghasil padi terbesar di Indonesia. Ada beberapa alasan terjadinya aktivitas pertanian dan permukiman di daerah dataran rendah, yaitu seperti berikut. 1. Di daerah dataran rendah, penduduk mudah melakukan pergerakan atau mobilitas dari satu tempat ke tempat lainnya. 2. Di daerah dataran, banyak dijumpai lahan subur karena biasanya berupa tanah aluvial atau hasil endapan sungai yang subur. 3. Dataran rendah dekat dengan pantai sehingga banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan. 4. Memudahkan penduduk untuk berhubungan dengan dunia luar melalui jalur laut. Dengan berbagai keuntungan tersebut, banyak penduduk bermukim di dataran rendah. Pemusatan penduduk di dataran rendah kemudian berkembang menjadi daerah perkotaan. Sebagian besar daerah perkotaan di Indonesia, bahkan dunia, terdapat di dataran rendah. Aktivitas pertanian di dataran rendah umumnya adalah aktivitas pertanian lahan basah. Aktivitas pertanian lahan basah dilakukan di daerah yang sumber airnya cukup tersedia untuk mengairi lahan pertanian. Lahan basah umumnya dimanfaatkan untuk tanaman padi yang dikenal dengan pertanian sawah.
  • 17. Selain memiliki aktivitas penduduk tertentu yang dominan berkembang, dataran rendah juga memiliki potensi bencana alam. Bencana alam yang berpotensi terjadi di dataran rendah adalah banjir, tsunami, dan gempa. Banjir di dataran rendah terjadi karena aliran air sungai yang tidak mampu lagi ditampung oleh alur sungai. Tidak mampunya sungai menampung aliran air dapat terjadi karena aliran air dari daerah hulu yang terlalu besar, pendangkalan sungai, penyempitan alur sungai, atau banyaknya sampah di sungai yang menghambat aliran sungai. Di Indonesia banyak terdapat dataran rendah. Dataran rendah ini terletak di sebelah timur Pulau Sumatera, Pantai Utara Jawa, dan bagian barat, selatan, dan timur Pulau Kalimantan. Bagian landai ini dialiri sungai-sungai besar, seperti Sungai Batanghari, Sungai Kampar, Sungai Musi di Pulau Sumatera. Di Pulau Jawa terdapat Sungai Citarum, Sungai Cimanuk, dan Sungai Bengawan Solo. Di Pulau Kalimantan terdapat Sungai Kapuas, Sungai Barito, dan Sungai Seruyan. Bagian landai beserta sungai-sungainya bersambung dngan bagian laut dangkal yaitu Paparan Sunda. Begitupula di bagian timur Indonesai, bagian landau terdapat di selatan Pulau Papua yang dialiri sungai besar seperti sungai Digoel yang bersambung dengan bagian laut dangkal yaitu Paparan Sahul. B. Dataran Tinggi Dataran tinggi adalah adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400 meter dpal. Dataran tinggi berada di daerah pegunungan atau dikelilingi oleh bukit-bukit sehingga udaranya sangat dingin dan segar. Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Dataran tinggi bisa juga terjadi oleh bekas kaldera luas, yang tertimbun material dari lereng gunung sekitarnya. Dataran tinggi berada di daerah pegunungan atau dikelilingi oleh bukit-bukit sehingga udaranya sangat dingin dan segar. Aktivitas pertanian berkembang di dataran tinggi. Di daerah ini, sebagian penduduk menanam padi dan beberapa jenis sayuran. Suhu yang tidak terlalu panas memungkinkan penduduk menanam beberapa jenis sayuran seperti tomat dan cabe. Sejumlah dataran tinggi menjadi daerah tujuan wisata. Udaranya yang sejuk dan pemandangan alamnya yang indah
  • 18. menjadi daya tarik penduduk untuk berwisata ke daerah dataran tinggi. Beberapa dataran tinggi di Indonesia menjadi daerah tujuan wisata misalnya Bandung dan Dieng. Potensi bencana alam di dataran tinggi biasanya adalah banjir. Beberapa Nama Dataran Tinggi di Indonesia antara lain sebagai berikut: a. Dataran Tinggi Alas di Aceh b. Dataran Tinggi Pasai di Aceh c. Dataran Tinggi Gayo di Aceh d. Dataran Tinggi Miinangkabau di Sumatera Barat e. Dataran Tinggi Bukit Barisan di Bengkulu f. Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah g. Dataran Tinggi Tengger di Jawa Timur h. Dataran Tinggi Charles Louis di Papua Tengah C. Gunung Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Biasanya bagian yang menjulang tinggi tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan ketinggian 600 meter dpal. Gunung berapi adalah gunung yang memiliki lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Ciri gunung berapi adalah adanya kawah atau rekahan. Sewaktu-waktu gunung berapi tersebut dapat meletus. Sebagian gunung yang ada di Indonesia merupakan gunung berapi yang aktif. Ciri gunung berapi yang aktif adalah adanya aktivitas kegunungapian seperti semburan gas, asap, dan lontaran material dari dalam gunung berapi. Wilayah Indonesia memiliki banyak gunung baik gunung yang berapi maupun yang tidak berapi. Gunung berapi adalah gunung yang masih aktif dan sewaktu-waktu dapat meletus sedangkan gunung tidak berapi adalah gunung yang sudah tidak aktif lagi. Keberadaan gunung berapi tidak hanya menimbulkan bencana, tetapi juga membawa manfaat bagi wilayah sekitarnya. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi memberikan kesuburan bagi wilayah di sekitarnya. Hal itu menjadi salah satu alasan bagi
  • 19. banyak penduduk untuk tinggal di wilayah sekitar gunung berapi karena lahan tersebut sangat subur untuk kegiatan pertanian. Di Indonesia, sebagian besar gunung berapi tersebar di sepanjang Pulau Sumatra, Jawa sampai Nusa Tenggara. Gunung berapi juga banyak ditemui di Pulau Sulawesi dan Maluku. Beberapa gunung berapi di Nusantara sangat terkenal di dunia karena letusannya yang sangat dahsyat, yaitu gunung berapi Tambora dan Krakatau. Berikut ini adalah gunung-gunung yang terdapat di Indonesia: a. Gunung Rinjani b. Gunung Semeru c. Gunung Agung d. Gunung Bromo e. Gunung Galunggung f. Gunung Gede g. Gunung Ijen h. Gunung Kerinci i. Gunung Krakatau j. Gunung Jaya Wijaya k. Gunung Merapi l. Gunung Merbabu m.Gunung Papndayan n. Gunung Tambora o. Gunung Kelud Gunung dimanfaatkan sebagai pengatur iklim dan penyimpan air, dijadikan sebagai tempat wisata, material dari gunung berapi yang meletus dapat menyuburkan tanah dan pasirnya dapat digunakan sebagai bahan bangunan. D. Pegunungan Pegunungan adalah bagian dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari 600 meter dpal. Pegunungan di Indonesia yang merupakan kelanjutan dari Sirkum Mediterania yaitu dimulai dari Pegunungan Bukit Barisan di Sumatera, Pegunungan di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, sampai Maluku. Pegunungan yang merupakan kelanjuatn
  • 20. dari Sirkum Pasifik adalah pegunungan yang ada di Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Pegunungan dimanfaatkan sebagai tempat istirahat, wisata alam dan camping seperti di Pegunungan Jaya Wijaya, sebagai tempat tumbuh hutan (daerah perlindungan hewan dan tumbuhan agar tidak punah) dan juga digunakan untuk usaha perkebunan bunga, sayuran dan tanaman industri. Wilayah Indonesia dibedakan menjadi dua rangkaian pegunungan dunia, yaitu rangkaian Pegunungan Sirkum Pasifik membentang mulai dari Sulawesi Utara, Kepulauan Maluku Utara dan berakhir di Papua dan rangkaian Pegunungan Mediterania membentang mulai dari ujung barat laut Sumatra, Jawa, Bali, dan Kepulauan Nusa Tenggara dan berakhir di Kepulauan Maluku bagian selatan. Beberapa Pegunungan di Indonesia dapat disebutkan berikut: a. Pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatra b. Pegunungan Kendeng di Jawa Tengah c. Pegunungan Sewu di Yogyakarta d. Pegunungan Arfak di Papua e. Pegunungan Maoke di Papua f. Pegunungan Bintang di Papua E. Pantai Pantai adalah wilayah yang menjadi batas antara lautan dan daratan. Karena di Indonesia merupakan negara kepualauan sehingga banyak sekali terdapat panatai, bebrapa pantai yang terkenal antara lain: Pantai Kuta, Pantai Parangtritis, Pantai Pangandaran, Pantai Pink, dll. Bagi penduduk Indonesia yang berada di daerah tropis pantai yang dapat dimanfaatkan manusia untuk banyak hal, diantaranya: a. Objek wisata b. Daerah pertanian pasang surut c. Areal tambak garam d. Wilayah perkebunan kelapa dan pisang e. Daerah pengembangan industry kerajinan rakyat bercorak khas daerah pantai, dan lain-lain.
  • 21. Pantai juga menjadi tempat hidup bagi berbagai jenis tumbuhan dan hewan. Hutan Mangrove adalah salah satu contoh ekosistem di daerah pantai. Di daerah hutan mangrove hidup berbagai jenis hewan seperti kera, kepiting, ular dan udang. Hutan mangrove dapat berfungsi menahan abrasi air laut. F. Tanjung Tanjung adalah daratan yang menjorok ke laut. Tanjung yang luas biasa juga disebut semenanjung. Tanjung adalah kebalikan dari teluk, dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama. Dalam pemanfaatannya, jika Teluk biasanya dijadikan sebagai pelabuhan- pelabuhan tempat kapal dagang bersandar maka Tanjung biasanya dijadikan Resort untuk wisata karena posisi Tanjung yang menjorok kelaut sehingga pemandangan laut dari posisi Tanjung akan terlihat lebih maksimal. Salah satu contoh pemanfaatan Tanjung sebagai kawasan resort dan wisata adalah Tanjung Benoa di Bali. Beberapa tanjung yang terdapat di Indonesia, antara lain: a. Tanjung Benoa b. Tanjung Lesung di Banten c. Tanjung Kelayang di Belitung G. Delta Delta adalah daratan yang terbentuk dari hasil sedimentasi material- material yang terbawa oleh arus sungai yang letaknya di muara sungai. Delta terbesar di Indonesia yaitu delta Mahakam dengan luas sekitar 150.000 hektar. Selain itu terdapat beberapa delta di Indonesia: a. Delta Sungai Brantas b. Delta Bengawan Solo c. Delta Sungai Membramo Papua d. Delta Sungai Musi II. Karakteristik Wilayah Perairan di Indonesia Perairan merupakan tempat di permukaan bumi yang secara permanen atau berkala tergenang oleh air, baik air tawar, air payau, maupun air laut, mulai dari garis pasang surut laut terendah ke arah daratan dan badan air tersebut
  • 22. terbentuk secara alami atau buatan. Perairan umum mempunyai fungsi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan digunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran masyarakat. Kenampakan Alam yang termasuk wilayah perairan yaitu sebaai berikut: A. Laut Laut adalah kumpulan air asin yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya mengandung garam, menggenangi dan membagi daratan atas benua maupun pulau. Laut menghubungkan antar pulau yang satu dengan pulau lainnya.Wilayah Indonesia sekitar dua pertiganya merupakan lautan, namun kondisinya kurang terjaga sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga. a. Pembagian Laut di Indonesia Menurut lokasinya dalam gugusan kepulauan di Indonesia secara garis besar perairan laut dikelompokan menjadi 3, yaitu: 1) Laut-laut di Dangkalan Sunda Paparan Sunda merupakan paparan benua (continental shelf) terluas kedua setelah Paparan Siberia. Luas paparan sunda meliputi 1,8 juta km2, dengan kedalaman kurang dari 100 meter. Paparan ini menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bangka Belitung, dan daratan Asia. Selain itu, paparan sunda juga meliputi Laut Cina Selatan bagian selatan, Selat Karimata, Selat Sunda, Selat Malaka bagian selatan, dan Laut Jawa. Pada awalnya paparan Sunda merupakan sebuah daratan yang menghubungkan Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan daratan Asia, tetapi karena pencairan es pada zaman pleistosen maka paparan sunda terendam dan terbentuklah Pulau Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Salah satu bukti bahwa paparan sunda dulunya merupakan daratan yaitu terdapat aliran sungai purba di dasar Laut Jawa dan Laut Cina Selatan. Sungai purba yang mengalir di dasar Laut Jawa disebut sungai Sunda Selatan, sedangkan sungai purba yang mengalir di dasar Laut Cina Selatan, yaitu sungai Sunda Utara. Hulu sungai Sunda Selatan terdapat di Pulau Jawa
  • 23. dan Pulau Kalimantan bagaian selatan, hulu sungai Sunda Utara terdapat di Pulau Sumatera bagian timur dan pulau Kalimantan bagian barat. 2) Laut-laut di Dangkalan Sahul Paparan Sahul terletak di bagian timur Indonesia yang memiliki luas 1,5 juta km2. Perairan yang termasuk dangkalan Sahul adalah Laut Arafuru dan perluasannya ke arah selatan hingga Teluk Carpentaria di Australia. Paparan ini menghubungkan Pulau Papua, Kep. Aru, dan Australia dan Kepulauan Kei yang terletak berdekatan tidak termasuk dalam paparan ini karena terdapat Basin Aru yang sangat dalam. Salah satu bukti bahwa Kepulauan Aru pernah bersatu dengan Papua adalah adanya kesamaan flora dan faunanya, sedangkan Kepulauan Kei tidak memiliki kesamaan flora fauna dengan Papua. Paparan Sahul memiliki kedalaman rata-rata 30 – 90 meter. 3) Laut diantara Dangkalan Sunda dan Dangkalan Sahul (Laut Tengah) Perairan laut dalam terletak di antara Paparan Sunda dan Paparan Sahul meliputi Selat Makassar, Laut Flores, Laut Banda, Laut Aru, Laut Seram, Laut Maluku, Laut Halmahera, dan Laut Sulawesi. Wilayah perairan ini mempunyai karakteristik: a) Mempunyai kedalaman lebih dari 4.000 m, bahkan ada yang mencapai 6.000 m b) Topografi dasar laut di perairan laut dalam sangat sangat kompleks dengan berbagai bentuk basin dan palung. Topografi dasar laut dalam dapat dikalsifikasikan sebagai berikut:  Di sebelah utara terdapat Palung Mindanao (10.830 meter), Basin Sulawesi (5.100 meter), dan Palung Makassar (2.300 meter).  Di Laut Maluku terdapat Basin Morotai (3.890 meter), Palung Ternate (3.450 meter), Basin Bacan (4.810 meter), Basin Manggole (3.510 meter), dan Basin Gorontalo (4.810 meter).
  • 24.  Basin Banda, terdiri atas Basin Banda Utara (5.800 meter), Basin Banda Selatan (5.400 meter), dan Palung Weber (7.440 meter).  Samudera Hindia (Samudera Indonesia) terdiri atas Basin Besar Indo-Australia yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera dan selatn Pulau Jawa, palung yang memanjang dan sejajar Pantai Barat Sumatera bersambung dengan pantai selatan Jawa dan Nusa Tenggara, Palung Jawa dengan kedalaman 7.450 meter, palung Bali, dan palung Mantawai. b. Sifat-sifat Air Laut 1) Kadar Garam Air laut wilayah Indonesia mempunyai kandungan kadar garam yang tidak sama, dimana untuk perairan laut di Indonesia timur mempunyai kadar garam yang lebih tinggi dibanding dengan perairan laut di Indonesai bagian barat. Tabel Kadar Garam di beberapa laut Indonesia No. Lokasi Perairan Kadar Garam (‰) 1. Laut Banda 34,6 2. Laut Jawa 32 3. Selat Sunda 31 4. Selat Bangka 32 Perbedaaan kandungan garam di antara perairan laut Indonesia timur dan barat disebabkan oleh perbedaan penambahan air atwar serta intensitas penguapan. Beberapa kasus yang dapat dijadikan contoh penyebab perbedaaan kadar garam adalah sebagai berikut: a) Perairan laut di wilayah bagian barat merupakan tempat bermuaranya sungai-sungai besar, seperti Siak, Kampar, Batanghari, Musi, Tulangbawang, Kapuas, Barito, Bengawan Solo, Citarum, dll. Selain itu, adanya curah hujan yang lebih besar dibandingkan dengan Indonesia timur. b) Perairan laut di bagian timur tidak memiliki sungai-sungai besar, lagi pula hanya memiliki curah hujan yang lebih sedikit
  • 25. dan musim kemarau yang lebih panjang, sehingga intensitas penguapan menjadi lebih besar. 2) Pasang Naik dan Pasang Surut Pasang naik dan pasang surut air laut terutama diakibatkan oleh gaya tarik bulan dan matahari terhadap bumi. Pasang naik dan pasang surut ini tampak sekali di daerah tepian yang langsung berhubungan dengan permukaan air laut yang cukup luas, namun sesuai sifat air maka pengaruhnya juga dirasakan di perairan lautyang sempit (terusan, selat). Di daerah pantai dijadikan tempat berlabuhnya kapal-kapal niaga maupun nelayan, psang naik dan pasang turun mudah diamati, bahkan bagi kapal ataupun perahu dapat menyebabkan kandas sebagai akibat terjadinya perubahan permukaaan air laut dangkal.salah satu tugas Jawatan Hidrgrafi Angkatan Laut di Indonesia ialah melakukan pengamatan air laut dan membuat peta tentang kedalaman laut dengan tujuan untuk pengaman pelayaran. 3) Arus Laut Arus laut adalah gerakan atau aliran air laut dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan arah yang relatif tetap dan teratur, terutama terjadi di perairan luas. Faktor utama yang menyebabakan arus laut adalah angin, perbedaan kadar garam, pasang surut, dan adanya perbedaan suhu. Arus laut di perairan Indonesia sangat dinamis. Hasil pantauan satelit, yang diverifikasi lewat pengukuran oceanografis di laut, ternyata memperlihatkan pola arus laut yang bergerak dari Samudera Pasifik menuju Samudera Hindia melewati selat-selat di perairan Nusantara kita ini. Pergerakan arus lintas Indonesia, dikenal sebagai Arlindo, mempengaruhi perubahan iklim global, memicu kehadiran variabilitas iklim ekstrem, seperti El Nino dan La Nina, serta berdampak pada kondisi pertanian, perikanan, dan kebakaran hutan.
  • 26. Disaat kondisi normal, laju Arlindo bergerak dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia, dengan volume massa air rata-rata sekitar 10,5 juta m3/detik. Massa air laut tadi bergerak dari samudera Pasifik ke Samudera Hindia melewati selat-selat di perairan Nusantara kit. Alat pantau dipasang di selat-selat Indonesia guna mengetahui kecepatan arus massa air besaran volumenya. Hasil pantauan pelampung memperlihatkan bahwa massa Arlindo yang melewati Selat Makassarmencapai 9 juta m3/detiknya. Massa air kemudian bergerak ke Selatan , menuju Selat Lombok. Namun, ternyata tidak semua massa air bisalangsung menerobos Selat Lombok yang sempit itu. Hanya 1,7 juta m3/detik massa air dari Selat Makassar yang bias langsung lewat. Sisanya sebesar 7,3 juta m3/detik, harus berbelok dahulu ke Timur, ke arah Laut Banda. Di sini massa air laut tadi bercampur lagi dengan massa air Samudera Pasifik yang tiba di Laut Banda lewat Laut Halmahera dan Laut Flores. Seusai berputar putar di Laut Banda, massa air tadi melanjutkan perjalanan melewati Laut Flores dan Laut Timor menuju Samudera Hindia. Total ada 4,5 juta m3/detik massa air yang melewati Laut Flores sedang 4,3 juta m3/detik sisanya melewati Laut Timor. Penjelasan tadi dalam kondisi normal. Jika El Nino terjadi, pergerakan sebagian dari massa air tadi berbalik arah dari wilayah perairan Indonesia menuju Samudera Pasifik. Saat itu, terjadi penurunan volume massa air yang bergerak dari samudera Pasifik ke samudera Hindia. Kosongnya massa air di wilayah perairan Indonesia tadi kemudian mendorong munculnya up welling atau naiknya massa air dari bawah permukaan ke atas permukaan, yang juga kaya nutrien. Oleh sebab itu, saat El Nino, di daerah selatan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara bisa mengakibatkan gagal panen, kekeringan, serta kebakaran hutan. Namun, El Nino di perairan Indonesia justru meningkatkan jumlah khlorofil dan jumlah wilayah up welling. Ini bisa berarti, saat El Nino Indonesia justru panen ikan.
  • 27. B. Sungai Sungai merupakan bagian dari permukaan bumi yang rendah dan aliran air yang mengalir dari dataran tinggi menuju dataran rendah dan bermuara di laut.Sungai pada bagian awal berukuran kecil yang bermula dari daerah pegunungan.Sedangkan yang mengalir ke tempat yang lebih rendah akhirnya bermuara di danau/laut.Semakin dekat ke arah laut, maka semakin melebar. Pengaruh dari bentuk wilayah Indonesia yang terdiri dari banyak pulau, maka sungai-sungai di Indonesai relative mempunyai aliran pendek-pendek dibanding dengan sungai-sungai di negara lain yang merupakan bagian dari benua. Tabel Panjang Beberapa Sungai No. Nama Sungai Lokasi Panjang (km) 1. Kapuas Kalimantan 998 2. Barito Kalimantan 704 3. Membramo Papua 684 4. Digul Papua 546 5. Musi Sumatera 507 6. Batanghari Sumatera 485 7. Indragiri Sumatera 415 8. 9. 10. Sesuai dengan sifat suatu aliran air maka sungai-sungai di Indonesia mengalir di dataran rendah yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Sungai-sungai yang terdapat di ketiga pulau besar Indonesia dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian dan transportasi, baik sebagai angkutan barang maupun manusia yang menghubungkan antara daerah tepian dengan daerah pedalaman. Sungai-sungai yang berada di pulau lain cenderung dimanfaatkan dalam kegiatan pertanian . C. Danau Danau merupakan bagian dari cekungan di permukaan bumi yang selanjutnya menjadi tempat akumulasi air karena merupakan bagian
  • 28. yang lebih rendah dibanding dengan sekitarnya. Danau yang terbentuk berasal dari letusan gunung berapi yang biasa disebut sebagai danau vulkanik. Danau tektonik yaitu danau yang terbentuk disebabkan adanya pergeseran muka bumi. Dan danau buatan yaitu danau yang sengaja dibuat oleh manusia dengan cara membendung aliran sungai dan danau buatan biasanya sering disebut sebagai waduk. Sebagai tempat akumulasi air, danau mempunyai manfaat yang cukup besar dalam kehidupan, antara lain sebagai sumber irigasi untuk sawah, perikanan, penghambat banjir, PLTA, lalu lintas air, tempat rekreasi, dsb. Tabel Beberapa Danau di Indonesia Danau-danau di Indonesia pada umumnya tidak pernah mengalami kekeringan, sebab biassanya jumah air yang masuk lebih banyak dibanding dengan jumlah air yang keluar. D. Rawa Rawa adalah tanah yg rendah (umumnya di daerah pantai) dan digenangi air, biasanya banyak terdapat tumbuhan air. Rawa terbentuk secara alami, genangannya dapat bersifat musiman ataupun permanen dan ditumbuhi oleh tumbuhan. Indonesia memiliki lebih dari 23 juta ha rawa. Lahan rawa masuk dalam tipe lahan basa atau wetlands, yang sebenarnya merupakan lahan yang menempati wilayah peralihan antara system daratan dan system perairan. Karena menempati posisi peralihan tersebut maka lahan ini sepanjang tahun atau dalam waktu yang panjang dalam setahun tergenang dangkal, selalu jenuh air atau punya air tanah dangkal. Dalam kondisi alami, sebelum dibuka untuk lahan pertanian, No. Nama Danau Luas (ha) Lokasi 1. Toba 107.216 Sumatera Utara 2. Ranau 12.528 Lampung 3. Laut Tawar 10.937 Aceh 4. Singkarak 10.176 Sumatera Barat 5. Maninjau 9.980 Sumatera Barat 6. Towuti 59.840 Sulawesi Selatan 7. Poso 34.280 Sulawesi Tengah 8. Matana 16.640 Sulawesi Selatan 9. Sentani 34.375 Papua 10. Paniai 14.500 Papua
  • 29. lahan rawa ditumbuhi berbagai tumbuhan air baik jenis rerumputan (reeds, sedges, rushes), vegetasi semak maupun kayu-kayuan, tanahnya jenuh air atau punya permukaan air tanah dangkal atau tergenang dangkal. Sumber daya lahan rawa di Indonesia merupakan salah satu pilihan pertanian di masa depan. Secara garis besar, rawa dominan ada di empat pulau besar di luar Jawa yaitu Sumatera, Kalimantan, Papua dan sebagian kecil Sulawesi. Di Sumatera, sebaran lahan rawa dominan berada di dataran rendah sepanjang pantai timur terutama di Riau, Sumatera Selatan dan Jambi, serta dalam skala sempit di Lampung dan Sumatera Utara. Di pantai barat, lahan rawa menempati dataran pantai sempit di Aceh, Sumatera Barat dan Bengkulu. Di Kalimantan, sebaran lahan rawa yang dominan terdapat di dataran rendah sepanjang pantai barat yaitu Kalimantan Barat, pantai selatan, dalam wilayah Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, pantai timur dan timur laut wilayah Kalimantan Timur. Sebaran rawa lebak yang cukup luas ada di wilayah Hulu Sungai Kapuas Besar, sebelah barat Putussibau, Kalimantan Barat dan sekitar Danau Semayang dan Melintang sekitar Kotabangun DAS Sungai Mahakam Kalimantan Timur. Di Wilayah Papua, lahan rawa yang terluas ada di dataran rendah sepanjang pantai selatan yaitu Kabupaten Fak Fak, dan pantai tenggara wilayah Kabupaten Merauke. Di daerah Kepala Burung sekitar Teluk Berau-Bintuni dalam wilayah Kabupaten Manokwari dan Sorong. Sementara di wilayah bagian utara, lahan basah memanjang dari Nabire sampai Sarmi. Sebaran lahan rawa lebak yang cukup luas ada di lembah Sungai Memberamo yang ada di bagian tengah Papua. Di Sulawesi, sebaran lahan rawa tidak begitu luas dan hanya ada di daerah pantai sempit. Rawa yang cukup luas bias ditemukan di pantai barat daya Palu, kemudian di Teluk Bone, Kabupaten Mamuju,sepanjang pantai timur laut Palopo dan sedikit di pantai selatan Kabupaten Toli-Toli di sekitar Teluk Tomini. E. Teluk
  • 30. Teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi oleh daratan pada ketiga sisinya. Teluk adalah kebalikan dari tanjung, dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama. Karena Indonesia memiliki puluhan ribu pulau, maka di Indonesia banyak sekali terdapat teluk.Teluk adalah laut yang menjorok ke darat. Oleh karena letaknya yang strategis, teluk banyak dimanfaatkan sebagai pelabuhan. F. Selat Selat merupakan perairan/laut sempit yang berada di antara dua pulau. Kedalamannya berkisar antara 200-1.000 meter. Negara Indonesia dikenal sebagai Negara Maritim karena memiliki wilayah laut yang terbentang luas. Letak Indonesia yang dibatasi oleh lautan yang menjadi jarak antara pulau yang satu dengan lainnya.Selat dimanfaatkan sebagai jalur angkutan antar pulau. Alat angkutan yang biasa digunakan adalah kapal feri yang termasuk kapal penumpang. Selat yang dimanfaatkan untuk jalur pelayaran antar pulau antara lain, Selat Sunda, Selat Bali, Selat Lombok, Selat Makassar, dll. Daftar Pustaka BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG & IGI. Eva Banowati. (2013). Geografi Indonesia. Yogyakarta: Ombak Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini Dan Masa Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia Sriyono. (2014). Geologi dan Geomorfologi Indonesia. Yogyakarta: Ombak Dua
  • 31. Peta Wilayah Indonesia (Letak Laut, Selat, dan Samudera di Wilayah Indonesia)
  • 32. PETA KONSEP Perkembangan Jalur Transportasi & Perdagangan Internasional di Indonesia Masa Lalu Pengaruh Posisi Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit terhadap kejayaan pelayaran dan perdagangan Jalur Pelayaran Bangsa Kolonial Setelah Indonesia Merdeka Masa Orde lama, Orde Baru, Reformasi, Saat ini
  • 33. INDONESIA SEBAGAI NEGARA MARITIM Sejarah mencatat dengan tinta emas bahwa di era Sriwijaya, Majapahit, hingga Demak “Indonesia” (kerajaan- kerajaan besar di nusantara yang merupakan cikal bakal Indonesai) pernah menjadi center of excellence di bidang kemaritiman, kebudayaan, dan agama di Asia Tenggara. Kejadian-kejadian besar tersebut pernah menyatukan wilayah kekuasaan yang luas dan disegani bangsa lain karena kehebatan armada niaga laut dan armada militer yang tangguh. Namun, di sisi lain hingga saat ini sebagian masyarakat Indonesia masih mengidentifikasikan negaranya sebagai negara agraris, yaitu suatu negara yang sebagian besar kehidupan rakyatnya menggantungkan diri dari bidang pertanian. Dari kajian antropologis, hal tersebut telah menjadi fakta dan telah terjadi jauh lebih lama sebelum kedatangan bangsa kolonial. Hal tersebut bukan saja dibuktikan dari data statistik mayoritas matapencaharian penduduk Indonesia sebagai petani namun oleh keberadaan berbagai peninggalan sejarahdi pedalaman (kawasan agraris) yang berupa monumen- monumen raksasa seperti Candi Borobudur, Mendut, Pawon, Prambanan, Kalasan dan sebagainya. Argumentasi yang dibangun sangat kuat bahwa monumen-monumen keagamaan ini merupakan karya masyarakat agraris di masa lampau. Tanpa dasar pertanian (persawahan) yang kuat dan surplus pangan yang melimpah, bangunan-bangunan semacam itu mustahil dapat didirikan. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa pada saat ini gambaran masyarakat Indonesia sebagai bangsa pelaut atau bangsa maritim, bukan gambaran yang umum. Namun demikian, sudah barang tentu pandangan tersebut tidak berlaku side by side atau saling menegasikan. Dari sisi geografis, laut menjadi kawasan dominan di wilayah nusantara. Laut tidak hanya menjadi sumber daya makanan dan rekreasi yang luas namun merupakan ‘jalan raya’ untuk perdagangan dan komunikasi antar bangsa (konektivitas). PELAYARAN KERAJAAN SRIWIJAYA Gambar 1. Relief di Borobudur yang menceritakan armada kapal legendaris Jung Jawa
  • 34. Gambar 2. Peta Kawasan kekuasaan Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya diperkirakan terletak di Palembang, di dekat pantai dan di tepi Sungai Musi. Pada mulanya masyarakat Sriwijaya hidup dengan bertani. Namun karena berdekatan dengan pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang. Kemudian perdagangan menjadi mata pencaharian pokok masyarakat Sriwijaya. Perkembagan perdagangan didukung oleh letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak dipersimpangan jalur perdagangan internasional. Para pedagang dari India ke Cina atau dari Cina ke India singgah dulu di Sriwijaya, begitu juga pada pedagang yang akan ke Cina. Para pedagang melakukan bongkar muatan barang dagangan di Sriwijaya. Dengan demikian Sriwijaya semakin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Untuk memperkuat kedudukannya, Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kuat. Melalui armada angkatan laut yang kuat Sriwijaya mampu menguasai kawasan perairan Asia Tenggara, Perairan laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Jawa. PELAYARAN KERAJAAN MAJAPAHIT
  • 35. Gambar 3. Peta wilayah kekuasaan kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit menjadi pusat kerajaan maritim Nusantara yang berperan melindungi jalur perdagangan laut sebagai jalur utama perdagangan dan menghilangkan ancaman jalur laut di sepanjang wilayah laut Nusantara hingga kawasan di sekitarnya. Armada laut Majapahit sangat besar di masa itu. Besarnya armada Majapahit memudahkan untuk mengontrol pelabuhan-pelabuhan yang mengganggu aktivitas bisnisnya. Majapahit membutuhkan armada agar mampu untuk membeli dan menjual komoditas utama perdagangan dunia dalam partai besar, melarang negara lain membuat armada besar, mengatur seluruh perdagangan laut dalam kontrol Majapahit, dan menjaga mitranya agar tidak langsung berhubungan dengan produsen. Keberhasilan Majapahit dalam mengembangkan teknologi bahari dengan membangun kapal bercadik menjadi tumpuan utama kekuatan armada lautnya. Di relief candi Borobudur kita dapat melihat pahatan kapal ini yang dibangun dengan pasak kayu, tanpa menggunakan paku. Layarnya terbuat dari tanaman yang dianyam yang mudah digerakkan sesuai arah angin, sehingga laju kapal dapat bergerak lincah sesuai tujuan. Armada laut Majapahit juga didukung oleh persenjataan meriam hasil rampasan dari bala tentara Kubilai Khan ketika menyerang Kediri. Kapal- kapal Jawa berukuran raksasa dengan tiga-empat layar ini dikagumi dan dipuji kehebatannya oleh para penjelajah dunia di abad ke-14 seperti Rahib Odrico, Jonhan de Marignolli, dan Ibnu Battuta. Kapal raksasa dengan panjang 70 meter dan berat lebih dari 500 ton ini mampu memuat 600 penumpang. Bisa dibayangkan betapa sudah majunya teknologi perkapalan waktu itu. Nusantara di bawah Majapahit tujuh abad yang lalu! Irawan Djoko Nugroho (2011) menyebutkan bahwa jumlah armada Jong Majapahit ketika itu mencapai 400 kapal. Di abad ke 12, Jawa sudah dikenal di jagat raya.
  • 36. PELAYARAN BANGSA KOLONIAL Gambar 4. Peta Jalur Pelayaran Bangsa Kolonial ke Indonesia A. BANGSA PORTUGIS Pelayaran bangsa Eropa ke Nusantara dipelopori oleh Bartolomeu Dias dari bangsa Portugis. Pelayaran pertama ini dimulai dari Lisbon, Portugal menyusuri pantai barat Afrika hingga sampai ke Tanjung Harapan yang terletak di Afrika Selatan, berupa tanjung bebatuan yang menghadap ke Samudra Atlantik. Dias masih ingin meneruskan perjalanan ke Asia, hanya saja kapal dihadang oleh cuaca buruk,
  • 37. adanya topan sehingga awak kapal memberontak dan memutuskan untuk kembali ke portugis. Sepuluh tahun kemudian, perjalanan Dias yang belum tuntas dilanjutkan oleh Vasco da Gama. Dengan titik awal yang sama yaitu dari Lisbon, berlayar ke kepulauan Tanjung Verde, dilanjutkan ke arah selatan dan berbelok ke timur hingga sampai pada titik akhir Dias, di Tanjung Harapan. Dari tanjung harapan, Da Gama berlayar ke utara menyusuri pantai timur Afrika. Melintasi daerah Kenya, ia banyak membuang sauh, hingga mengambil seorang muslim Kenya sebagai penunjuk jalan ketika menyusuri Laut Arab. Pada akhirnya, 10 bulan sejjak keberangkatan dari Portugis Da Gama sampai di Calicut, yaitu pusat kota perdagangan paling penting di India bagian selatan. Karena adanya pedagang-pedagang kejam di Samudra Hindia, Da Gama tidak melanjutkan perjalanan, dan memutuskan kembali. Perjalanan pulang lebih banyak kendala dan kekurangan nutrisi, sehingga hanya kurang sepertiga awak kapal yang dapat selamat. Alfonso de Albuquerque melanjutkan pelayaran bangsa portugis menuju Samudra Hindia. Pada tahun 1511 Alfonso berhasil menguasai selat Malaka, dan merambah ke kawasan Indonesia timur, yakni menguasai Maluku. B. BANGSA SPANYOL Christopher Colombus pelopor bangsa Spanyol dalam melakukan pelayaran. Colombus meyakini bahwa bumi bulat, jika kita berjalan ke barat maka akan muncul dari timur. Colombus juga meyakini baahwa bukan mustahil menemukan jalan yang lebih praktis ke daerah Asia di timur, yaitu dengan berlayar ke arah barat melintasi Samudra Atlantik. Tahun 1942 di pelabuhan Paulus Spanyol Colombus melepas sauh, berlayar ke arah barat mengarungi Samudra Atlantik. Selang tiga puluh hari, mereka menemukan daratan yang awalnya disangka India, tapi ternyata Kepulauan Salvador, di tenggara Amerika Utara. Tahun 1519 pelayaran dilanjutkan oleh Ferdinand Magelhaens dengan mengarungi Samudra Atlantik, hingga tiba di Argentina, Amerika Selatan. Armadanya berlayar ke arah selatan menyusuri pantai timur Amerika Selatan. Perjalanan ke arah selatan berakhir ketika sampai di ujung benua, kemudian berbelok ke barat, mulai mengarungi Samudra Pasifik. Magelhaens mengira bahwa ia sudah dekat dengan kepulauan rempah-rempah, namun ternyata perlu waktu 96 hari hingga kabal berlabuh di daratan. Kepulauan Massava atau yang sekarang lebih dikenal dengan Filipina, menjadi daratan Asia pertama yang mereka datangi. Kedatangan Magelhaens disambut baik, hanya saja Magelhaens ikut dalam pertempuran daerah yang menyebabkan ia meninggal di tempat tersebut. Pelayaran dilanjutkan oleh Juan Sebastian del Cano,
  • 38. menuju ke selatan, hingga sampai di Nusantara, di Kepulauan Maluku. Di Samudra Hindia, Juan menghindari bangsa Portugis untuk bertahan, agar bisa kembali pulang ke Spanyol dengan selamat meski hanya tinggal satu armada saja. C. BANGSA BELANDA Pada bulan April 1595, Cornelis de Houtman dan de Keyzer memimpin pelayaran menuju nusantara dengan 4 buah kapal. Pelayaran tersebut menempuh rute Belanda – Pantai barat Afrika – Tanjung Harapan– Samudra Hindia – Selat Sunda – Banten. Pada tahun 1596, Cornelis de Houtman dengan empat buah kapal berawak kapal 249 orang mendarat di Banten. Kehadiran Belanda di Nusantara mengawali penjajahan di Indonesia ditandai dengan terbentuknya VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) tahun 1602. Seiring dengan perubahan permintaan dan kebutuhan di Eropa dari rempah- rempah ke tanaman industri yaitu kopi, gula dan teh maka pada abad 18 VOC mengalihkan perhatiannya untuk menanam ke tiga jenis barang komoditi tersebut. Misalnya tebu di Muara Angke (sekitar Batavia), kopi dan teh daerah Priangan.
  • 39. Perkembangan Jalur Transportasi & Perdagangan Internasional di Indonesia setelah Indonesia Merdeka a. Era orde lama (1945-1965) Pada era ini indonesia menjalankan hukum dari pemerintahan Hindia belanda. Hukum yang dijalankan oleh Indonesia pada era ini sangat merugikan Indonesia. Hal tersebut karena wilayah Indonesia dianggap tidak utuh dengan adanya aturan antara pulau – pulau. Pada tanggal 13 Desember 1957 Indonesia mencetuskan Deklarasi Djuanda. Dalam deklarasi ini menyebutkan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan. b. Era orde baru (1966- 1998) Pembangunan pembangunan laut mengalami pengunduran. Hal tersebut dikarenakan pada era ini pembangunan mengutamakan pada pembangunan darat. Pada tahun 1982 diadakan konvensi PBB, dimana Indonesia menandatangani hukum laut 1982 atau yang lebih dikenal dengan United Nation Convention On the law Of the Sea (UNCLOS 1982). Pada perjanjian ini terdapat 9 pasal, yang salah satu pasalnya menyatakan bahwa laut bukan sebagai alat pemisah, melainkan alat untuk menyatukan pulau – pulau yang satu dengan lainnya (Wawasa Nusantara). c. Era reformasi dan setelahnya 1. Era reformasi pada pemerintahan B.J Habibie Pada era ini dicetuskan Deklarasi Bunaken. Deklarani ini menghasilkan 2 pokok bahasan, yaitu: kesadaran kondisi geografis Indonesia dan potensi kelautan. 2. Masa pemerintahan Abdurahman Wahid Pada era ini masalah kelautan di Indonesia mendapat perhatian yang lebih. Hal tersebut dapat dilihat dengan perhatian pemerintah membentuk Departemen Eksplorasi Laut. Departemen ini seiring dengan waktu berubah menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan. 3. Masa pemerintahan Megawati Pada era ini dicetuskan “Seruan Sunda Kelapa”. Seruan ini mengajak seluruh bangsa Indonesia bekerjasama untuk membangun kekuatan maritim. 4. Masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
  • 40. Pada pemerintahan ini Indonesia mengadakan konfrensi internasional, yaitu World Ocean Conference. Momentum ini dihadiri 423 delegasi dari berbagai negara. Dari konfrensi ini menghasilan Deklarasi Kelautan Manado, yang memuat: a. Menyelamatkan planet bumi dan kelangsungan generasi penerus di masa yang akan datang. b. Menyelamtkan keaneka ragaman sumber daya hayati laut dunia, utamanya ikan dan terumbu karang. 5. Masa pemerintahan Joko Widodo – sekarang Pada masa ini pembangunan sektor laut dikenal dengan poros ma ritim. Choke Point Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah 17.499 pulau dengan luas wilayah laut 93.000 km persegi dengan panjang garis pantai 81 ribu kilometer. Luas perairan itu meliputi perairan kepulauan, laut territorial dan luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) 6.159.032 km persegi. Diapit oleh Samudera Pasifik dan Samudera Hindia serta Benua Asia dan Benua Australia, Indonesia memiliki 39 selat yang memiliki keterkaitan dengan selat lain di kawasan Asia. Choke point adalah titik alur distribusi minyak untuk melakukan pembatasan kapasitas penyebaran untuk menjaga ketersediaan minyak. Terdapat sepuluh choke point didunia, yaitu: Selat Girbaltar, Selat Bosforus, Terudan Suez, Selat Bab Al-Mandap, Terusan Panama dan empat choke point yang ada di Indonesia. Empat choke point yang dimaksud di sini adalah Selat Malaka, Selat Makassar, Selat Sunda dan Selat Lombok. Keempat selat itu sering dijadikan sebagai jalur pelayaran internasional. Dengan kepemilikan selat yang begitu banyak, dan empat diantaranya merupakan choke point, Indonesia menjadi barometer kawasan dan kunci stabilitas kawasan. 1. Selat Malaka Selat ini terletak di antara Semenanjung Malaysia (Thailand, Malaysia dan Singapura) dan Sumatera (Indonesia). Selat ini menghubungkan negara – negara di Asia Timur, Asia Tengah dan Asia Barat. Selat ini merupakan salah satu selat tertua dan tersibuk di dunia. Di Indonesia selat Malaka ini merupakan selat utama lalu lintas kargo dan manusia antara wilayah Indonesia- Eropa, wilayah lain di Asia dan
  • 41. Australia. Selat ini disebut juga “sunda hotspot”, yaitu hotspot keanekaragaman hayati. 2. Selat Sunda Selat ini lebih sempit bila dibandingkan dengan Selat Malaka. Selat ini merupakan Alur Laut Kepulauan Indonesia 1 (ALKA 1) yaitu menghubungkan laut cina selatan dan samudera hindia, melalui Selat Natuna, Selat Karimata, laut jawa dan Selat Sunda. 3. Selat Lombok Selat ini merupakan ALKA II yang menghubungkan Laut Jawa dengan Samudera Hindia. Selat ini terletak antara pulau Bali dan Pulau Lombok. Pada selat ini juga terjadi pertukaran air antara Samudera Hindia dan Samudera Fasifik. 4. Selat Ombai – Wetar Selat ini terletak dibagian selatan Pulau Alor, Pulau Pantar, dan Pulau Wetar. Selat ini merupakan ALKA III yang melalui Laut Maluku, Laut Seram, Selat Ombai dan Laut Sawu. Daftar Pustaka: Anonim. 2015. Paradigma Geomaritim: Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: Badan Informasi Geografis (BIG). BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG & IGI. Nurul huda dan Lili Somantri. 2015. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Geografi Geografi 3 Untuk Kelas XII SMA/MA (Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial). Bandung: Grafindo Media Tama Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini Dan Masa Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia Samuel Rahallus. 2016. Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia. Diakses melalui http://www.kompasiana.com/rahallus/indonesia-sebagai- poros-maritim-dunia_568bf18fc3afbded0a13fb42 pada tanggal 02 Juni 2017 Aries Eka Prasetya. 2015. Kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia. Diakses melalui files.fkip-sejarah-unsyiah.webnode.com pada tanggal 02 Juni 2017
  • 42. POTENSI SUMBER DAYA KELAUTAN INDONESIA A. Pengertian Potensi Sumber Daya Kelautan Potensi adalah kemampuan yang mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan baik yang sudah, sedang, atau belum dimanfaatkan. Sumber daya kelautan adalah sumber daya Laut, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif serta dapat dipertahankan dalam jangka panjang. Jadi, potensi sumber daya kelautan adalah kemampuan sumber daya laut, baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui serta mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan baik yang sudah, sedang, atau belum dimanfaatkan. Potensi sumber daya kelautan Indonesia sangat beraneka ragam, yaitu perikanan, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, mangrove, mineral, energi, transportasi, dan pariwisata. B. Potensi Sumber Daya Kelautan 1. Perikanan Salah satu upaya dalam mendukung visi pembangunan nasional Indonesia menjadi poros maritim dunia adalah melalui pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam laut. Indonesia, yang dua pertiga wilayahnya adalah laut, mempunyai potensi sumberdaya alam laut, baik perikanan dan energi yang sangat besar. Sumberdaya perikanan Indonesia yang sangat tinggi sudah seharusnya menjadi komoditas utama Indonesia dalam percaturan ekonomi regional maupun global. Namun, secara umum, pemanfaatan sumberdaya alam kelautan Indonesia saat ini belum optimal. Potensi perikanan Indonesia jika digarap dengan benar dapat mencapai US$ 31.935.651.400/tahun. Komoditas perikanan dengan nilai komersial tinggi di Indonesia adalah udang, ikan tuna, cumi-cumi, dan rumput laut. Kondisi saat ini, produksi perikanan nasional masih jauh dari yang diharapkan. Berdasarkan data KKP tahun 2014, produksi perikanan nasional baru pada kisaran 13,9 juta ton/tahun dari potensi optimalnya yang dapat mencapai 65 juta ton/tahun. Gambar 1. Grafik Potensi Perikanan Indonesia Akibatnya, sektor perikanan belum mampu membuat Indonesia berbicara banyak pada sektor ekonomi lokal, regional maupun global. Ekspor perikanan kita sampai saat ini masih kalah dibanding Vietnam (US$ 25
  • 43. Milyar), negara dengan wilayah laut jauh lebih sempit dibanding Indonesia. Meskipun demikian, ada kenaikan total nilai ekspor produk hasil perikanan dan kelautan nasional. Pada tahun 2013 nilai ekspor sebesar US$ 2,86 Milyar dan pada tahun 2014 sebesar US$ 3,1 Milyar (BPS) (versi Kadin adalah US$ 4,63 Milyar). Target dari KKP untuk ekspor tahun 2015 adalah US$ 5,86 Milyar dan pada tahun 2016 adalah US$ 6,82 Milyar. Kadin menargetkan nilai ekspor yang lebih tinggi pada tahun 2015 sebesar US$ 9,54 Milyar, dimana target ini dapat dicapai dengan meningkatkan industri pengolahan dan pengemasan yang seluruhnya dilakukan di dalam negeri. Meningkatnya pemberantasan dan pencurian ikan juga membuat impor turun drastis. Tercatat hingga kuartal pertama 2015, ekspor perikanan nasional telah mencapai US$ 906.770.000 (4,36 juta ton) dengan impor hanya sebesar US$ 67.420.000, sehingga kita masih surplus sebesar US$ 839.350.0004. Kontributor utama adalah udang (US$ 449,95 juta), ikan tuna (US$ 89,41 juta) dan cumi-cumi (US$ 29,51 juta). Tabel XX. Ringkasan Jumlah Produksi dan Total Ekspor pada Masing-masing Komoditas No Komoditas Volume Ekspor Nilai Ekspor (juta US $/tahun) 2013 2014 2013 2014 1 Hasil Perikanan dan Kelautan Secara Umum 13,62 juta ton 13,9 juta ton 2.860 3.100 2 Ikan hias 5.459 ton 1.642 ton 24,49 20,86 3 Kerang mutiara - 5.400 kg - 65-70 4 Kerapu 113.369 ton - 19,8 - 5 Udang 126.986,9 ton 191.139 ton 1.346,35 ton - 6 Kepiting dan kerang-kerangan 100.444 ton 28.000 ton (hanya kepiting) 283,64 - 7 Rumput laut 176.000 ton (total produksi 930.000 ton) - 162,4 - Sumber: BIG dan IGI (2015: 48)
  • 44. Belum optimalnya sektor perikanan Indonesia dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain: a. kebijakan kuat yang baru masih belum diimplementasikan secara merata di seluruh wilayah Indonesia, b. tingkat illegal, unregulated dan unreported fishing (IUU) yang meskipun mulai berkurang, namun pengurangannya masih belum merata di seluruh wilayah Indonesia (30% IUU dunia terjadi di Indonesia, dan menyebabkan kerugian mencapai US$ 25 milyar pertahun), c. pembangunan infrastruktur laut yang masih tertinggal, d. pelabuhan laut belum berfungsi optimal, e. jumlah industri perkapalan yang masih sedikit, dan f. armada kapal penangkap ikan yang mayoritas masih traditional dan belum dilengkapi peralatan modern. Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk pengembangan budidaya laut, antara lain budidaya ikan konsumsi pada keramba jaring apung (kerapu, kakap, nila) maupun tambak payau (bandeng, udang), ikan hias, krustasea (udang, lobster, kepiting), kerang konsumsi, kerang mutiara, teripang, dan rumput laut. Budidaya laut ini umumnya dilakukan oleh masyarakat di wilayah pesisir pada perairan dengan jarak dari garis pantai kurang dari 4 mil laut. Potensi budidaya laut yang sangat besar ini jika dioptimalkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di wilayah pesisir, dan dalam konteks yang lebih luas dapat mendukung perekonomian dan pembangunan nasional sebagai poros maritim dunia. Hanya saja, baru 2% dari 4,58 juta hektar lahan potensial nasional untuk budidaya laut yang telah dimanfaatkan secara optimal.
  • 45. 2. Mangrove Perikanan tangkap dan budidaya masih menjadi perhatian utama pengelolaan dan pengambilan kebijakan. Namun, sumberdaya alam laut yang tidak kalah pentingnya adalah ekosistem pesisir dan laut seperti hutan mangrove, terumbu karang, dan padang lamun yang secara langsung maupun tidak langsung juga berpengaruh terhadap keberlanjutan sektor perikanan di Indonesia. Dikarenakan fungsi-fungsi pentingnya, keterkaitan antar ekosistem tersebut dapat menjadi faktor penentu masa depan perikanan di Indonesia. Luas hutan mangrove di Indonesia mencapai 33.000 km2 (PSSDAL BIG) kurang lebih 21,7% dari total luasan hutan mangrove di dunia. Versi lain menyebutkan bahwa hutan mangrove di Indonesia adalah seluas 31.129 km2 (Giri). Bersama dengan Australia dan Papua Nugini, Indonesia merupakan pusat keanekaragaman hayati mangrove dunia. 3. Padang Lamun Padang lamun di Indonesia memiliki luas 25.742 hektar, dimana Indonesia merupakan Negara dengan tingkat keanekaragaman hayati padang lamun tertinggi di Dunia. Wilayah Indo-pasifik merupakan tempat hidup bagi lebih dari 15 spesies padang lamun. Adanya charisma gap antara padang lamun dengan ekosistem lain telah membuat ekosistem ini mengalami kerusakan. Charisma gap ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan pentingnya padang lamun bagi berbagai sektor kehidupan di wilayah pesisir dan laut. Padang lamun mempunyai nilai ekologis dan ekonomis paling tinggi diantara ekosistem lainnya seperti terumbu karang, rumput laut, dan hutan mangrove, yaitu sebesar US$ 19.004 per hektar per tahun. Tiap tahunnya, fungsi ekologis dan ekonomis padang lamun Indonesia bernilai lebih dari US$ 114.024.000.000. Jumlah tersebut mencakup fungsinya antara lain dalam hal perikanan (pemijahan, mencari makan, bertelur, berlindung), serapan dan penguburan karbon yang mencapai 50 kali lipat lebih tinggi daripada ekosistem darat (blue carbon sink), menstabilkan sedimen dan menjaga kejernihan air, memfilter nutrisi dan polusi yang masuk ke laut, melindungi pantai dari erosi, bahan dalam industri farmasi, dan makanan bagi banyak biota laut (dugong, penyu hijau, ikan, burung laut).
  • 46. Kondisi padang lamun di Indonesia berdasarkan pada persentase tutupan lamun dari 37 lokasi sampling, yaitu lima lokasi berada dalam kondisi tidak sehat atau buruk, 27 dalam kondisi kurang sehat, dan lima lokasi dalam kondisi sehat. Berikut tabel distribusi kondisi padang lamun di Indonesia. No Wilayah Kondisi 1 Indonesia Bagian Barat Tidak sehat tiga lokasi, kurang sehat tujuh lokasi, dan sehat satu lokasi. 2 Indonesia Bagian Tengah Tidak sehat sebanyak dua lokasi dan kurang sehat 11 lokasi. 3 Indonesia Bagian Timur Tidak sehat tidak ada, kurang sehat sembilan lokasi, dan sehat sebanyak empat lokasi. Sumber: LIPI, 2015. 4. Terumbu Karang Terumbu karang di Indonesia merupakan bagian dari CTI (Coral Triangle Initiative) bersama dengan Negara tetangga lain seperti Filipina, Papua Nugini, Malaysia, Kepulauan Solomon, Timur Leste, dan Republik Palau. Menurut LIPI, kondisi terumbu karang Indonesia tahun 2015 secara umum adalah 5 persen berstatus sangat baik, 27,01 persen dalam kondisi baik, 37,97 persen dalam kondisi buruk, dan 30,02 persen dalam kondisi jelek. Kondisi terumbu karang paling buruk dan semakin menurun terjadi di wilayah Indonesia timur. Kondisinya adalah 4,64 persen berstatus sangat baik, 21,45 persen baik, 33,62 persen buruk, dan 40,29 persen jelek. Sedangkan, kondisi paling baik ada di Indonesia bagian tengah dengan 5,48 persen terkategori sangat baik, 29,39 persen baik, 44,38 persen buruk, dan 20,75 persen jelek. Sementara untuk status Indonesia bagian barat ialah 4,94 persen sangat baik, 28,92 persen baik, 36,68 persen buruk, dan 29,45 persen jelek. Tren kondisi terumbu karang di dunia saat ini sedang mengalami penurunan. Hal itu seperti yang terjadi di Jepang dan Australia. Penyebab kerusakan terumbu karang di antaranya karena pemakaian alat tangkap yang merusak, peningkatan pencemaran, permasalahan global pemicu bleaching (pemutihan) karang, serta penyakit karang dan predasi. 5. ESDM Kondisi morfologi dasar perairan yang mencakup aspek batimetri, geologi dan geomorfologi merupakan sumberdaya yang relatif statis, yang tidak akan berubah selama tidak ada kejadian alam yang luar biasa. Batimetri dapat berubah terutama di wilayah pesisir, utamanya karena aktivitas pembangunan infrastruktur dan sedimentasi dari DAS (Daerah Aliran Sungai). Ketiga informasi tersebut dapat digunakan untuk memprediksi potensi energi dan sumberdaya mineral (ESDM) yang terkandung didalamnya. Potensi ESDM secara nasional telah dipetakan oleh Kementerian ESDM, terutama minyak bumi dan gas yang 70% terletak di wilayah pesisir dan lepas pantai. Berdasarkan, data Badan Geologi Nasional, Indonesia memiliki 60
  • 47. cekungan minyak bumi dan gas alam. 40 cekungan terdapat di lepas pantai, 14 cekungan berada di wilayah pesisir dan 6 cekungan berada di daratan. Dari 60 cekungan tersebut, diperkirakan cadangan minyak bumi dan gas nasional adalah 9,1 milyar barrel dan 101,7 TSCF (Ton Standard of Cubic Feet). Secara potensial, sumberdaya alam minyak bumi dapat mencapai 87,22 milyar barrel dan gas alam sebesar 594,43 TSCF. Wilayah laut Indonesia juga kaya akan mineral lain seperti emas, perak, timah, mangan dan bijih besi. Untuk inventarisasi mineral dasar laut sejauh ini belum banyak dilakukan eksplorasi. Sudah saatnya intensitas eksplorasi sumberdaya mineral semakin ditingkatkan untuk mendukung pembangunan kelautan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pada sektor non-migas, Indonesia juga memiliki Potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang cukup Transportasi besar diantaranya, mini/micro hydro sebesar 450 MW, Biomass 50 GW, energi surya 4,80 kWh/m2/hari, energi angin 3-6 m/det dan energi nuklir 3 GW. dimana pengembangannya mengacu kepada Perpres No. 5 tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional. Dalam Perpres disebutkan kontribusi EBT dalam bauran energi primer nasional pada tahun 2025 adalah sebesar 17% dengan komposisi Bahan Bakar Nabati sebesar 5%, Panas Bumi 5%, Biomasa, Nuklir, Air, Surya, dan Angin 5%, serta batubara yang dicairkan sebesar 2%. Untuk itu langkah-langkah yang akan diambil Pemerintah adalah menambah kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Mikro Hidro menjadi 2,846 MW pada tahun 2025, kapasitas terpasang Biomasa 180 MW pada tahun 2020, kapasitas terpasang angin (PLT Bayu) sebesar 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada tahun 2024, dan nuklir 4,2 GW pada tahun 2024. Total investasi yang diserap pengembangan EBT sampai tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD. Kondisi oseanografis perairan Indonesia yang meliputi arus, gelombang, pasang surut, dan suhu menyimpan potensi energi terbarukan yang sangat tinggi, berkelanjutan, dan ramah lingkungan. Energi laut ini merupakan sumber energi masa depan Indonesia dan pemerintah perlu serius menggarap sektor energi laut terbarukan untuk melepaskan ketergantungan pada energi bahan bakar fosil yang jumlahnya semakin menipis. Optimalisasi energi terbarukan merupakan solusi pemenuhan dan pemerataan kebutuhan energi nasional yang saat ini masih menjadi salah satu isu utama pembangunan nasional. Klasifikasi potensi energi laut dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu potensi teoritis, potensi teknis dan potensi praktis. Pemetaan potensi energi laut tersebut dilaksanakan oleh Badan Litbang ESDM bekerjasama dengan ASELI (Asosiasi Energi Laut Indonesia) dan berbagai kementerian/lembaga dan perguruan tinggi, yaitu Puslitbang Geologi Kelautan (PPPGL), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Tabel XX. Potensi energi laut berdasarkan data Asosiasi Energi Laut Indonesia (ASELI)
  • 48. No Jenis Energi Potensi (Giga Watt, GW Teoritis Teknis Praktis 1 Gelombang (Wave Energy) 510 GW 2 GW 1,2 GW 2 Arus Pasang Surut (Tidal Energy) 160 GW 22,5 GW 4,8 GW 3 Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC) 57 GW 52 GW 43 GW 6. Transportasi Laut sebagai media transportasi mempunyai peran yang besar sebagai jalan raya navigasi laut, baik untuk armada perniagaan, mobilisasi manusia, maupun armada angkatan laut. Di sektor transportasi, wilayah laut Indonesia tidak saja berfungsi untuk menghubungkan seluruh kepulauannya, namun juga melayani angkutan laut/logistik internasional yang melintasi alur laut kepulauan Indonesia (ALKI). Global Trade Flow and Indonesia Context (Maersk, 2014) menggambarkan potensi pemanfaatan wilayah laut Indonesia cukup tinggi mengingat perkembangan aktivitas ekonomi/perdagangan khususnya di wilayah Eropa, Afrika dan Asia Pasifik yang tidak lagi mengenal batas negara sehingga menyebabkan tingginya kebutuhan transportasi mendukung rantai pasok global. Berdasarkan perhitungan pakar maritim Indonesia diperkirakan sekitar 90% perdagangan international diangkut melalui laut, sedangkan 40% dari rute perdagangan internasional tersebut melewati Indonesia. Angka yang luar biasa. Hal ini berarti, Indonesia sampai kapanpun akan menjadi tempat strategis dalam peta dunia. Saat ini total jumlah pelabuhan di Indonesia baik komersial maupun non-komersial yaitu berjumlah 1.241 pelabuhan, atau satu pelabuhan melayani 14 pulau (14,1 pulau/pelabuhan) dengan luas rerata 1548 km2/pelabuhan. Keadaan infrastruktur tersebut masih belum berimbang jika dibandingkan negara kepulauan lainnya di Asia, misalnya: Jepang 3,6 pulau/pelabuhan dan 340 km2/pelabuhan; serta Filipina 10,1 pulau/pelabuhan dan 460 km2/pelabuhan.
  • 49. Gambar XX. Peta Sebaran Pelabuhan Indonesia Pemerintah (Bappenas serta Kementerian Perhubungan) bersama Pelindo menetapkan 24 pelabuhan strategis untuk merealisasikan konsep Tol Laut yang terdiri dari 5 pelabuhan hub (2 hub internasional dan 3 hub nasional) serta 19 pelabuhan feeder. Gambar XX. Peta Sebaran 24 Pelabuhan Strategis Indonesia 7. Pariwisata bahari
  • 50. Kekayaan laut Nusantara yang bernilai ekonomis sangat besar adalah pariwisata bahari. Jika dikeloka secara optimal, profesional dan bijaksana tentunya akan menjadi Objek Daerah Tujuan Wisata (ODTW) berkelas dunia, menghasilkan devisa yang besar bagi negara, memberikan kesejahteraan bagi masyarakat setempat. Sebagai contohnya adalah pulau Padaido di Biak (Papua), kepulauan Supiori (Papua), Takabonerate, Tukang Besi di Buton dan Kepulauan Raja Ampat. Menurut penilaian badan Pariwisata Dunia (World Tourism Organization) pulau Padaido di Biak (Papua), kepulauan Supiori (Papua), Takabonerate, dan Tukang Besi di Buton mendapatkan skor 35, sedangkan taman laut tersohor Great Barrier Reef di Queensland, Australia hanya mendapatkan skor 28. Kepulauan Raja Ampat tercatat sebagai 10 tempat terindah di dunia untuk kegiatan menyelam (diving). Hal tersebut menunjukan bahwa laut Indonesia memiliki potensi yang luar biasa sebagai lokasi pariwisata bahari. Menurut Laode, pakar ekonomi maritim sekaligus pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Islam Sultan Agung Semarang, menyatakan bahwa Indonesia masuk dalam sabuk (belt) ekonomi kemaritiman. Pengembangan sabuk (belt) ekonomi kemaritiman ini dapat dititik beratkan pada dua bagian, yaitu: a. Jalur Lingkar Luar Daerahnya meliputi: Pulau Weh (Sabang), Pulai Nias (Sumatera Utara), Pulau Siberut (Sumatera Barat), Sendang Biru (Jawa Timur), Pulau Rote (NTT), dan Pulau Biak (Papua) b. Jalur Lingkar Dalam Daerahnya meliputi: pulau Seribu (Jakarta), Kepualauan Karimun (Jawa Tengah), Pulau Bali, Pulau Bitung (Sulawesi Utara), Pulau Moyo (NTB) dan pulau Wakatobi C. Posisi Strategis Indonesia Sebagai Poros Maritim Konsep poros maritim memiliki 5 pilar yaitu (1) mengembalikan budaya maritim; (2) ketahanan pangan melalui pengelolaan SDA maritim: (3) Infrastruktur; (4) Diplomasi maritim; dan (5) Penjaminan pertahanan dan keamanan. Dari kelima pilar ini, pertahanan maritim lebih tajam jika diterjemahkan sebagai kedaulatan laut, merupakan syarat mutlak agar NKRI bisa menjadi poros maritim dunia.
  • 51. Tol Laut dalam Upaya Menuju Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional adalah merupakan misi Kemenko bidang maritim dan sumberdaya dalam mendukung visi Presiden Jokowi 5 tahun kedepan guna terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Karena itu, salah satu pilar utama agenda pembangunan dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia yaitu mengembangkan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan, logistik dan industri perkapalan serta wisata maritim akan menjadi agenda prioritas kita bersama dalam merumuskan perencanaan dan pelaksanaan kebijakan melalui koordinasi dan sinkronisasi yang diharapkan dapat menjawab cita cita presiden jokowi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia untuk kemajuan perekonomian dan kemakmuran sebesar-besarnya bagi bangsa. Urgensi konektivitas maritim harus segera diwujudkan karena luas wilayah Indonesia 70% adalah wilayah laut, salah satunya dengan Tol Laut. Sehingga program tol laut menjadi cara pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memberikan dampak positif bagi keberlangsungan perekonomian nasional terutama dalam menurunkan biaya logistik dan diharapkan stabilitas harga barang maupun komoditas antar daerah bisa terjaga, sehingga disparitas harganya tidak terlalu tinggi antara wilayah satu dengan lainnya. Dan kebijakan ini dilakukan agar masyarakat juga merasakan dampaknya yaitu akses konektivitas nasional meningkat, tarif angkutan semakin kompetitif, infrastruktur transportasi laut terus berkembang, aktivitas perdagangan meningkat sehingga lapangan kerja terus tumbuh.
  • 52. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, belum bisa memanfaatkan wilayah perairan dengan optimal untuk kesejahteraan rakyatnya. Apalagi pembangunan yang dilakukan selama ini masih terpusat di Kawasan Indonesia Barat, sedangkan lebih dari 11.000 pulau yang berada di KIT mempunyai kondisi perekonomian tertinggal. Kesenjangan kondisi perekonomian antara Kawasan Indonesia Timur (KIT) dan Kawasan Indonesia Barat (KIB) berpotensi memperlemah integritas, kedaulatan dan ketahanan nasional sehingga untuk memperbaiki kondisi tersebut, program tol laut akan menjadi agenda prioritas pemerintah melalui Kemenko Maritim dan Sumberdaya bersama Kementerian dibawah koordinasi Kemenko maritim dalam mensejahterakan rakyat. sebab pembangunan tol laut bertujuan untuk menurunkan biaya logistik nasional serta mengkoreksi disparitas harga antara KIB dan KIT. Selama ini kebijakan pemerintah melakukan transportasi laut di Kawasan Indonesia Timur berdasarkan Ship Promotes the Trade, yakni pendekatan pelayaran perintis yang mengangkut orang dan barang, bukan bertumpu pada pendekatan pasar sehingga Perencanaan pembangunan Tol Laut sebagai salah satu perbaikan transportasi laut di KIT dirasa tepat dari aspek perkonomian dengan tetap memperhatikan aspek lainnya terutama aspek keamanan. Karena bila semua aspek dapat terintegrasi dengan baik maka pemanfaatan tol laut sebagai salah satu sarana transportasi akan memberikan hasil yang optimal bagi kemakmuran rakyat. Pembangunan tol laut yang bertujuan untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia diantaranya memperlancar arus barang dan penumpang, menurunkan high cost economy, meningkatkan industri, menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan produksi masih memerlukan kerja keras dan keseriusan pemerintah terlebih khusus tanggungjawab Kemenko Maritim dan sumberdaya bersama kementerian terkait dalam mendukung terwujudnya pembangunan tol laut di indonesia. olehnya itu pemerintah memandang kebutuhan untuk mewujudkan program tol laut sudah menjadi urgensi. Bila tidak segera diwujudkan, upaya meningkatkan efisiensi di bidang pengangkutan logistik akan semakin sulit dicapai. Dampaknya, laju pertumbuhan ekonomi terhambat, pemerataan pembangunan terkendala, dan pencapaian kemakmuran bagi seluruh rakyat terancam. Sejalan dengan itu, Rencana pemerintah akan membangun tol laut atau sistem logistik kelautan di 24 pelabuhan strategis pendukung tol laut yang terdiri dari 9 Pelabuhan Hub dan 15 Pelabuhan Feeder untuk memperlancar konektivitas dan memperkuat jaringan logistik antar negara dan antar pulau yang telah dituangkan dalam RPJMN 2015-2019 dengan target yang ingin dicapai diantaranya diantaranya; (1) Sistem transportasi laut yang mampu menurunkan biaya logistik nasional dibawah 24,5% terhadap PDB; (2) Mampu menumbuhkan armada pelayaran nasional dari 10% menjadi 30%; (3) Mampu meremajakan kapal nasional/kapal tua dari 70% menjadi 50%; (4) Mampu mengurangi waktu pelayanan pelabuhan (dwelling time) pada Pelabuhan Utama dari 6-7 hari menjadi 3-4 hari; (5) Mampu meningkatkan pertumbuhan signifikan di luar pulau Jawa.
  • 53. Menjawab target kerja tersebut, yang akan dilakukan: 1. pertama, Revitalisasi dan penyediaan armada kapal yang menghubungkan pelabuhan utama, melalui Public Service Obligation (PSO); 2. Pemberlakuan azas cabotage untuk angkutan laut dalam negeri secara penuh guna memperkuat kedaulatan maritim; 3. Pengembangan industri galangan perkapalan nasional agar lebih produktif, berdaya saing dan mampu mencukupi kebutuhan kapal nasional; 4. Pengembangan Pelabuhan Hub Internasional sebagai Logistic Center di Kawasan Barat dan Timur Indonesia; 5. Pengembangan infrastruktur pelabuhan serta peningkatan efisiensi pelayanan pelabuhan; dan 6. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang kemaritiman. Implementasi program tol laut di kawasan Indonesia timur (KIT) akan menjadi jalan untuk mewujudkan konektifitas, kecepatan, kesetaraan, sekaligus pemerataan pembangunan, Karena itu, tanggungjawab pemerintah melalui kementerian Maritim dan sumberdaya bersama kementerian dibawah koordinasi kemenko maritim sudah dapat mengimplementasikan program tol laut. Bukan hanya pendukung konektifitas dan kesetaraan antarpulau, tetapi akan menjadi pendukung pertumbuhan ekonomi nasional sebab dengan Implementasi Tol laut diharapkan mampu memberi perubahan perekonomian nasional khususnya di Kawasan Indonesia timur, Arah dan kebijakan strategis Kemenko bidang maritim dan sumberdaya RI tahun 2016 diharapkan mampu melahirkan berbagai keputusan penting dan strategis dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan guna mempercepat impelementasi tol laut salah satunya dengan memperkuat koordinasi dan sinkronisasi lintas kementerian kementerian dibawah kordinasi kemenko maritim guna mempercepat pembentukan kawasan kawasan ekonomi khusus atau daerah khusus kemaritiman yang fokus pada Energi, Sumberdaya kelautan dan perikanan, dan pariwisata atau badan otoritas lainnya selain
  • 54. delapan (8) Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ditetapkan Presiden Jokowi serta percepatan pembangunan infrastruktur maritim di kawasan kawasan yang menjadi jalur utama konektivitas tol laut (Jalur ALKI) sebagai strategi maritim yang bertumpu pada potensi maritim yang meliputi alur pelayaran, pelabuhan dan perdagangan guna mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Sebab kepentingan Indonesia timur adalah Tol laut tidak hanya dibangun untuk efektifitas logistik secara nasional tetapi bagaimana kawasan kawasan strategis yang dimiliki baik sektor energi, kelautan dan perikanan dan pariwisata dapat dijadikan sebagai kawasan khusus kemaritiman agar sistem logistik secara nasional dapat dimanfaatkan dengan baik melalui pengembangan industri maritim dikawasan Indonesia timur. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumberdaya RI, Rizal Ramli mengatakan bahwa diperlukan dukungan melalui adanya persamaan persepsi semua komponen bangsa yang mempunyai tugas, fungsi dan kewenangan untuk menjaga kedaulatan dan keamanan laut supaya action plan yang kita lakukan tepat sasaran, terarah, dan terpadu. tugas kita harus mempertegas dan memperjelas tujuan pembangunan Tol Laut supaya masyarakat tidak salah persepsi terhadap program tersebut maupun program-program lain yang akan direalisasikan dengan didukung oleh anggaran yang dapat memaksimalkan berbagai program yang dilakukan sehingga target pemerintah melalui Kemenko Maritim dan sumberdaya dalam mewujudkan pembangunan tol laut dapat tercapai. DAFTAR PUSTAKA Bappenas. 2015. Pengembangan Tol Laut dalam RPJMN 2015-2019 dan Implementasi 2015. Jakarta: Bappenas. BIG & IGI. 2015. Paradigma Geomaritim: Strategi Mewujudkan Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Geografi. Jakarta: BIG & IGI. Indarto Happy Supriyadii. 2016. Miliki 25.742 Hektare Padang Lamun, Indonesia Harus Jaga dan Optimalkan. Diakses melalui http://lipi.go.id/berita/single/Miliki-25742-Hektare-Padang-Lamun- Indonesia-Harus-Jaga-dan-Optimalkan/15025 pada tanggal 3 April 2017 pukul 08.05 WIB Rizald Rompas. M. 2011. Membangun Laut Membangun Kejayaan Dulu, Kini Dan Masa Depan. Jakarta : Dewan Kelautan Indonesia Suharsono. 2016. Inilah Status Terumbu Karang Indonesia Terkini. Diakses melalui http://lipi.go.id/berita/inilah-status-terumbu-karang-indonesia- terkini/15024 pada tanggal 3 April 2017 pukul 08.00 WIB.