Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit Hirschsprung, yaitu kelainan bawaan berupa ketidakhadiran sel-sel saraf pada usus besar yang menyebabkan konstipasi berkepanjangan. Dokumen tersebut menjelaskan tentang definisi, patofisiologi, komplikasi, manifestasi klinis, diagnosa, dan intervensi keperawatan yang meliputi pemeriksaan, pemberian cairan, edukasi, dan per
Asuhan keperawatan anak dengan masalah penyakit hirschsprung
1. O L E H : S E P T I A N A N D R I Y A N I , S . K P
Asuhan keperawatan anak dengan
masalah penyakit hirschsprung
2. DEFINISI
Disebut congenital aganglionosis atau megacolon
(aganglionic megacolon): tidak adanya sel ganglion
dalam rektum dan sebagian tidak ada dalam colon
Merupakan suatu kelainan bawaan berupa
aganglionosis usus yang dimulai dari sfingter ani
internal kearah proksimal dengan panjang yang
bervariasi dan termasuk anus sampai rektum.
3. Patofisiologis
Persarafan parasimpatik yang tidak sempurna pada
bagian usus aganglionik mengakibatkan peristaltik
abnormal,sehingga terjadi konstipasi dan obstruksi
Tidak adanya ganglion disebabkan kegagalan dalam
migrasi sel ganglion selama perkembangan embriologi
Semua ganglion pada intramural plexus dalam usus
berguna untuk kontrol kontraksi dan relaksasi peristaltik
secara normal
Penyempitan lumen usus,tinja dan gas akan terkumpul
dibagian proksimal dan terjadi obstruksi dan
menyebabkan dibagian colon tersebut melebar
(megacolon)
4. komplikasi
Obstruksi usus
Ketidakseimban
gan cairan dan
elektrolit
(dehidrasi)
konstipasi
ETIOLOGI:
Sering terjadi pada anak dengan
down syndrome
Kegagalan sel neural pada masa
embrio dalam dinding
usus,gagal eksistensi
kraniokaudal pada myenterik
dan submukosa dinding plexus
5. Manifestasi klinis Pemeriksaan diagnostik
Kegagalan lewatnya
mekonium dalam 24
jam pertama kehidupan
Konstipasi kronik mulai
bulan pertama
kehidupan denga
terlihat feses seperti pita
Obstruksi usus dalam
periode neonatal
Nyeri badomen dan
distensi
Gangguan pertumbuhan
Pemeriksaan rektum
Pemeriksaan dengan
barium enema
Pemeriksaan rektal biopsi
Penatalaksanaan teurapeutik:
Penggunaan pelembek tinja
dan irigasi rectal
Pembedahan:colostomi
6. Neonatus
Gastrointestinal:
Distensi abdomen
Muntah empedu
Tidak ada mekonium selama
48 jam pertama
kehidupan,khususnya jika
disertai diare
Tidak tertarik untuk makan
Respirasi:
Kegawatan pernapasan
Kardiovaskuler: syok
Integumen: demam
Pengkajian
7. Pengkajian
Anak berusia lebih tua
Konstipasi atau feses seperti pita
Muntah
Distensi abdomen
Tanda-tanda malnutrisi (penurunan berat
badan,perkembangan fisik terlambat)
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Konstipasi berhubungan dengan aganglionosis
Hasil yang diharapkan:
Anak akan mengalami defekasi teratur yang ditandai
oleh berkurangnya distensi abdomen,irigasi rektum
yang jernih.
Intervensi :
Lakukan enema atau irigasi sesuai program
Kaji bising usus dan abdomen setiap 4 jam
Laporkan penurunan atau tidak adanya bising usus
Ukur lingkar abdomen anak dengan pita pengukur
yang sama setiap waktu
9. Diagnosa keperawatan:
Risiko kekurangan volume
cairan yang berhubungan
dengan penurunan
asupan,mual dan muntah
Hasil yang diharapkan:
Anak akan mempertahankan
keseimbangan cairan yang
ditandai oleh haluaran 1-
2ml/kg/jam,waktu pengisian
kembali kapiler tiga hingga lima
detik,turgor kulit kembali cepat,
membran mukosa lembap
Intervensi:
Timbang berat badan
anak setiap hari,pantau
asupan dan haluaran
cairan
Beri cairan
intravena,sesuai program
Gunakan larutan salin
atau antibiotik,bukan air
biasa ketika memberi
enema/irigasi rektum
10. lanjutan
Kecemasan orang tua
berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan
tentang penyakit dan terapi
yang diprogramkan
Hasil yang diharapkan:
Orang tua kan mengalami
penurunan rasa cemas yang
ditandai oleh mengungkapkan
pemahaman tentang penyakit
dan terapi yang diprogramkan
Intervensi:
Jelaskan kepada orang tua
dengan menggunakan istilah
sederhana tentang anatomi
fisiologi saluran cernayang
normal serta sifat penyakit anak
Beri orang tua jadwal
pemeriksaan diagnostik
Beri informasi kepada orang tua
tentang pembedahan kolostomi
Jelaskan kepada orang tua
aktivitas yang diharapkan dan
peristiwa selama
pascaoperasi:kebutuhan cairan
IV,status puasa,pemberian obat-
obatan nyeri
11. lanjutan
Kerusakan integritas kulit
berhubungan dengan
terpajan dari feses sekunder
akibat kolostomi
Hasil yang diharapkan:
Anak tidak akan
memperlihatkan tanda-tanda
kerusakan kulit yang ditandai
oleh kulit tetap utuh
sekitartempat kolostomi,area
bebas dari kemerahan atau
iritasi
Intervensi:
Gunakan kantong ostomi
berukuran pas dengan
barier kulit yang efektif
untuk melindungi kulit
dari kontak langsung
dengan feses
Ganti kantong ostomi
kapan pun kantong bocor
atau diduga bocor.periksa
kantong setiap 2 jam
12. lanjutan
Intervensi:
Kosongkan kantong ostomi kapanpun kantong
penuh misal terisi seperempat bagian
Ganti kantong ostomi sekurang-kurangnya sekali
setiap 24 jam sampai area periostoma sembuh
Lakukan terapi luka bila kerusakan kulit terjadi
13. lanjutan
Risiko infeksi pada area
insisi berhubungan dengan
kontaminasi feses
hasil yang diharapkan:
Insisi pada anak akan
memulih dengan ditandai
oleh tidak ada tanda atau
gejala
eritema,drainase,suhu
tubuh kurang dari 37,8oC
Intervensi:
Ganti kantong ostomi
segera jika bocor atau
kantong ostomi
menutupi area insisi
Ganti kantong ostomi
setiap hari sampai insisi
menjadi pulih,perhatikan
tanda infeksi
14. lanjutan
Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan
prosedur kolostomi
Hasil yang diharapkan:
Anak akan mengalami
peningkatan konsep diri
ditandai oleh dapat
mengekspresikan
tindakan,memperlihatkan
peminatan perawatan diri
Intervensi:
Tingkatkan dan motivasi
pelaksanaan aktivitas
perawatan diri
Anjurkan anak untuk
mengekspresikan
perasaannya tentang
kolostomi
15. lanjutan
Defisit pengetahuan
berhubungan dengan
perawatan dirumah
Hasil yang diharapkan:
Orang tua akan
mengungkapkan suatu
pemahaman mengenai
instruksi perawatan
dirumah dan
memperlihatkan prosedur
perawatan dirumah
Intervensi:
Ajarkan orang tua
pentingnya memberikan
makanan pada anak
dengan diet tinggi
kalori,tinggi serat
Ajarkan orang tua cara
merawat kolostomi