SlideShare a Scribd company logo
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sistem imun terbentuk dari sel-sel darah putih, sumsum tulang dan jaringan
limfoid yang mencakup kelenjar timus, kelenjar limfe, lien, tonsil serta adenoid.
Diantara sel-sel darah putih yang terlibat dalam imunitas terdapat limfotik B (sel B)
dan limfosit limfosit T (sel T). Kedua sel ini berasal dari limfoblast yang dibuat
dalam sumsum tulang. Limfosit B mencapai maturitasnya dalam sumsum tulang dan
kemudian memasuki sirkulasi darah, limfosit T bergerak dari sumsum tulang ke
kelenjar timus tempat sel-sel tersebut mencapai maturitasnya menjadi beberapa jenis
sel yang dapat melaksanakan berbagai fungsi yang berbeda.
Struktur yang signifikan lainya adalah kelenjar limfe, lien, tonsil dan adenoid.
Kelenjar limfe yang tersebar diseluruh tubuh menyingkirkan benda asing dari sistem
limfe sebelum benda asing tersebut memasuki aliran darah dan juga berfungsi sebagai
pusat poliferasi sel imun. Lien yang tersusun dari pulpa rubra dan alba bekerja
sebagai jaringan. Pulpa rubra merupakan lokasi tempat sel-sel darah merah yang tua
dan mengalami cedera dihancurkan. Pulpa alba mengandung kumpulan limfosit.
Limfosit lainnya, seperti tonsil dan adenoid serta jaringan limfatik mukoid,
mempetahankan tubuh terhadap serangan mikroorganisme.
Imunitas mengacu pada respon protektif tubuh yang spesifik terhadap benda
asing atau mikroorganisme yang menginvasinya. Kelainan pada sistem imun dapat
berasal dari kelebihan atau kekurangan sel-sel imunokompeten, serangan imunoligik
terhadap antigen sendiri, atau respon yang yang tidaktepat atau yang berlebihan
terhadap antigen spesifi. Kelainan yang berhubungan dengan autoimunitas adalah
penyakit dimana respon imun protektif yang normal secara paradoksal berbalik
melawan atau menyerang tubuh sendiri sehingga terjadi kerusakan jaringan.
ii
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Imunitas
Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti
mikroorganisma (bakteria, kulat, protozoa, virus dan parasit), molekul-molekul
berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi virus atau malignan).
Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan
tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang
sama akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan tertingkat. Keimunan
merujuk kepada keupayaan sesuatu individu yang telah sembuh dari sesuatu penyakit
untuk kekal sihat apabila terdedah kepada penyakit yang sama untuk kali kedua dan
seterusnya.
Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang
melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan
membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh
biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus
sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan
mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti
biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar
dapat menginfeksi organisme. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Imunitas)
Suatu ciri sistem imun ialah keupayaan untuk membedakan bahan-bahan yang
wujud secara semula jadi atau normal (diri) dari bahan-bahan atau agen-agen yang
masuk ke dalam tubuh dari luar (bukan diri) dan menghasilkan gerak balas terhadap
bahan bukan diri saja. Ketidakwujudan khusus suatu gerak balas terhadap diri
dikenali sebagai toleransi. Pentingnya keupayaan untuk membedakan
(mendiskriminasi) antara diri dan bukan diri, serta toleransi diri, ditunjukkan dalam
ii
penyakit-penyakit autoimun, apabila fungsi-fungsi tersebut gagal. Penyakit-penyakit
ini berhasil apabila bahan normal tubuh dicam sebagai asing dan gerak balas imun
dihasilkan terhadap bahan-bahan tersebut. Walau bagaimananpun, sistem imun
lazimnya amat berkesan membezakan antara diri dan bukan diri.
B. Fungsi Sistem Imun
Sistem imun adalah perlu untuk kemandirian karena ia membekalkan keupayaan
untuk sembuh dari penyakit serta keimunan yang melindungi untuk masa yang lama.
Dalam keadaan biasa apabila sistem imun terdedah kepada organisma asing ia
bertindak-balas dengan menghasilkan antibody dan rangsangan limfosit spesifik-
antigen, adapun peran dari antibody yaitu:
a. Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk
melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia.
b. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang dalam sistem
kekebalan.
c. Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh penyerbu. Antibodi mempunyai
dua fungsi, pertama untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen.
Fungsi kedua adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu
menghancurkannya.,yang membawa kepada pemusnahan mikroorganisma dan
peneutralan produk-produk toksik (toksin).
Suatu fungsi penting sistem imun ialah mengawasi sel-sel tubuh supaya ia tidak
abnormal. Sel-sel terinfeksi virus, sel-sel malignan atau sel-sel individu lain dari
spesies yang sama, mempunyai penanda- penanda protein pada permukaan luar yang
memberi isyarat kepada sistem imun supaya memusnahkannya. Protein-protein ini
tergolong dalam sistem yang dipanggil kompleks kehistoserasian utama (Major
histocompatibility complex; MHC).
ii
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Sistem Imun
Seperti halnya system tubuh yang lain, sistem imun akan berfungsi pada taraf
yang dikehendaki menurut fungsi sistem tubuh yang lain, factor-faktor yang ada
hubungannya sebagai berikut:
a. Usia
Frekuensi dan intensitas infeksi akan meningkat pada orang yang berusia lanjut
dan peningkatan ini disebabkan oleh penurunan untuk bereaksi secara memadai
terhadap mikroorganisme yang menginveksinya. Produksi dan fungsi limfosit Tdan B
dapat terganggu kemungkinan penyabab lain adalah akibat penurunan antibody untuk
membedakan diri sendiri dan bukan diri sendiri
Penurunan fungsi system organ yang berkaita dengan pertambahan usia juga turut
menimbulkan gangguan imunitas. Penurunan sekresi serta motilitas lambung
memungkinkan flora normal intestinal untuk berploriferasi dan menimbulkan infeksi
sehingga terjadfi gastroenteritis dan diare.
b. Jender
Kemampuan hormone-hormon seks untuk memodulasi imunitas telah
diketahui dengan baik. Ada bukti yang menunjukan bahwa esterogen memodulasi
aktifitas limfosit T (khususnya sel-sel supresor) sementara androgen berfungsi untuk
mempertahankan produksi interleukin dan aktifitas sel supresor. Efek hormon seks
tidak begitu menonjol, esterogen akan memgaktifkan populasi sel B yang berkaitan
dengan autoimun yang mengekspresikan marker CD5 (marker antigenic pada sel B).
Esterogen cenderung menggalakkan imunitas sementara androgen bersifat
imunosupresif. Umumnya penyakit autoimun lebih sering ditemui pada wanita
ketimbang pad pria.
c. Nutrisi
Nutrisi yang adekuat sangat esensial untuk mencapai fungsi imun yang
optimal. Gangguan imun dikarenakan oleh defisiensi protein kalori dapat terjadi
akibat kekurangan vitamin yang diperlukan untuk mensintesis DNA dan protein.
Vitamin juga membantu dalam pengaturan poliferasi sel dan maturasi sel-sel imun.
ii
Kelebihan atau kekurangan unsur-unsur renik (tembaga, besi, mangan, selenium atau
zink) dalam makanan umumnya akan mensupresi fungsi imun Asam-asam lemam
merupakan unsure pembangun (building blocks) yang membentuk komponen
structural membrane sel. Lipid merupakan precursor vitamin A,D,E, dan K disamping
prekursir kolesterol. Bak kelebihan maupun kekurangan asam lemak ternyata akan
mensupresi fungsi imun.
Deplesi simpanan protein tubuh akan mengakibatkan atrofi jaringan limfoid,
depresi respon anti body, penurunan jumlah sel T yang beredar dan gangguan fungsi
fagositosik sebagai akibatnya, kerentanan terhadap infeksi sangat meningkat. Selama
periode infeksi dan sakit yang serius, terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi yang
potensialuntuk menimbulkan deplesi protein, asam lemak, vitamin, serta unsure –
unsure renik dan bahkan menyebabkan resiko terganggunya respon imun serta
terjadinya sepsis yang lebih besar.
d. Factor – Factor Psikoneuro Imunologik.
Limfosit dan makrofag memiliki reseptor yang dapat bereaksi terhadap
neurotransmitter serta hormone – hormone endokrin. Limfosit dapat memproduksi
dan mengsekresikan ACTH serta senyawa – senyawa yang mirip endofrin. Neuron
dalam otak, khususnya khusunya dalam hipotalamus, dapat mengenali prostaglandin,
interferon dan interleukin di samping histamine dan serotininyang dilepaskan selama
proses inflamasi. Sebagaimana sisitem biologic lainnya yang berfungsi untuk
kepentingan homoestasis, system imun di integrasikan dengan berbagai proses
psikofisiologic lainnya dan diatur serta dimodulasikan oleh otak.
Di lain pihak, proses imun ternyata dapat mempengaruhi fungsi neural dan
endokrin termasuk prilaku. Jadi, interaksi sitem saraf dan system imun tampaknya
bersifat dua arah.
e. Kelainan organ yang lain
Keadaan seperti luka bakar atau cedera lain, infeksi dan kanker dapat turut
mengubah fungsi system imun. Luka bakar yang luas atau factor – factor lainnya
menyebabkan gangguan integritas kulit dan akan mengganggu garis pertama
ii
pertahanan tubuh ilangnya serum dalam jumlah yang besar pada luka bakar akan
menimbulkan deplesi protein tubuh yang esensial, trmasuk immunoglobulin. Stresor
fisiologi dan psilkologik yang disertai dengan stress karena pembedahan atau cidera
kan menstimulasi pelepasan kortisol saerum juga turut menyebabkan supresi respon
imun yang normal.
Keadaan sakit yang kronis dapat turut mengganggu system imun melalui
sejumlah cara. Kegagalan ginjal berkaitan dengan defisiensi limfosit yang beredar.
Fungsi imun untuk pertahanan tubuh dapat berubah karena asidosis dan toksin
uremik. Peningkatan insidensi infeksi pada diabetes uga berkaitan dengan isufisiensi
vaskuler, neuropati dan pengendalian kadar glukosa darah yang buruk. Infeksi saluran
nafas yang rekuren berkaitan dengan penyakit paru obstruksi menahun sebagai akibat
dari berubahnya fungsi inspirasi dan ekspirasi dan tidak efektifnya pembersihan
saluran nafas.
f. Penyakit kanker
Imunosekresi turut menyebabkan terjadinya penyakit kanker. Namun, penyakit
kanker sendiri bersifat imunosupresif. Tumor yang besar dapat melepaskan antigen ke
dalam darah, antigen ini akan mengikat antibody yang beredar dan mencegah
antibody tersebut agar tidak menyerang sel – sel tumor. Lebih lanjut, sel – sel tumor
dapat memiliki factor penghambat yang khusus yang menyalut sel –sel tumor dan
mencegah pengahancurannya oleh limposit T killer. Dalam stadium awal
pertumbuhan tumor, tubuh tidak mampu mengenali antigen tumor sebagai unsure
yang asing dan selanjutnya tidak mampu memulai distruksi sel – sel yang maligna
tersebut.kanker darah seperti leukemia dan limpoma berkaitan dengan berubahnya
produksi serta fungsi sel darah putih dan limposit.
g. Obat-obatan
Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan perubahan yang dikehendaki maupun
yang tidak dikehendaki pada fungsi system imun. Ada empat klasifikasi obat utama
yang memiliki potensi untuk menyebabkan imunosupresi: antibiotic, kortikostreoid,
obat-obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID; Nonsteroidal anti inflamatori drugs) dan
ii
preparat sitotoksik. Penggunaan preparat ini bagi keperluan terapeutik memerlukan
upaya untuk mencari kesinambungan yang sangat tipis antara manfaat terapi dan
supresi system pertahanan tubuh resipien yang berbahaya.
h. Radiasi
Terapi radiasi dapat digunakan dalam pengobatan penyakit kanker atau
pencegahan rejeksi allograft. Radiasi akan menghancurkan limposit dan menurunkan
populasi sel yang diperlukan untuk menggantikannya. Ukuran atau luas daerah yang
akan disinari menetukan taraf imunosupresi. Radiasi seluruh tubuh dan dapat
mengakibatkan imunosupresi total pada orang yang menerimannya.
i. Genetic
Interaksi antara sel-sel sistem imun dipengaruhi oleh variabilitas genetik. Secara
genetik respons imun manusia dapat dibagi atas responder baik, cukup, dan rendah
terhadap antigen tertentu.
Ia dapat memberikan respons rendah terhadap antigen tertentu, tetapi terhadap
antigen lain tinggi sehingga mungkin ditemukan keberhasilan vaksinasi yang tidak
100%. Faktor genetik dalam respons imun dapat berperan melalui gen yang berada
pada kompleks MHC dengan non MHC.
1. Gen kompleks MHC
Gen kompleks MHC berperan dalam presentasi antigen. Sel Tc akan mengenal
antigen yang berasosiasi dengan molekul MHC kelas I, dan sel Td serta sel Th akan
mengenal antigen yang berasosiasi dengan molekul MHC kelas II. Jadi respons sel T
diawasi secara genetik sehingga dapat dimengerti bahwa akan terdapat potensi variasi
respons imun. Secara klinis terlihat juga bahwa penyakit tertentu terdapat lebih sering
pada HLA tertentu, seperti spondilitis ankilosing terdapat pada individu dengan
HLA-B27.
2. Gen non MHC
Secara klinis kita melihat adanya defisiensi imun yang berkaitan dengan gen tertentu,
misalnya agamaglobulinemia tipe Bruton yang terangkai dengan kromosom X yang
hanya terdapat pada anak laki-laki. Demikian pula penyakit alergi yaitu penyakit
ii
yang menunjukkan perbedaan respons imun terhadap antigen tertentu merupakan
penyakit yang diturunkan. Faktor-faktor ini menyokong adanya peran genetik dalam
respons imun, namun mekanisme yang sebenarnya belum diketahui.
j. Kehamilan
Salah satunya yaitu Infeksi : beberap infeksi yang terjadi secara kebetulan selama
kehamilan dapat menyebabkan cacat sejak lahir. Campak jerman (rubella) bisa
menyebabkan cacat sejak lahir, terutama sekali pada jantung dan bagian dalam mata.
Infeksi cytomegalovirus bisa melewati plasenta dan merusak hati dan otak janin.
Infeksi virus lainnya yang bisa membahayakan janin atau menyebabkan kerusakan
kelahiran termasuk herpes simplex, dan cacar air (varicella). Toksoplasma, infeksi
protozoa, bisa menyebabkan keguguran, kematian janin, dan cacat sejak lahir serius.
Listeriosis, infeksi bakteri, juga bisa membahayakan janin. Infeksi bakteri pada
vagina (seperti bakteri vaginosis) selama kehamilan bisa menyebabkan persalinan
sebelum waktunya atau membran yang berisi janin gugur sebelum waktunya.
Pengobatan pada infeksi dengan antibiotik bisa mengurangi kemungkinan masalah-
masalah ini.
D. Jenis-Jenis Imunitas
Ada dua tipe imunitas, yaitu:
a. Imunitas Alami (Natural)
Merupakan kekebalan nonspesifik yang ditemukan pada saat lahir, imunitas alami
akan memberikan respon nonspesifik terhadap setiap benda asing tanpa
memperhatikan komposisi penyerang tersebut. Dasar mekanisme tersebut pertahanan
alami semata-mata berupa kemampuan untuk membedakan antar sahabat dan musuh.
b. Imunitas yang didapat
Imuitas yang didapat (aqquired imunity) terdiri atas respon imun yang tidak
didapat pada saat lahir tetapi akan diperoleh kemudian dalam hidup seseorang.
Imunitas didapat setelah seseorang terjangkit suatu penyakit atau mendapat
imunisasiyang menghasilkan respon imun yang bersifat protektif.
ii
E. Stadium Respon Imun
Ada empat stadium yang batasnya jelas dalam suatu respon imun, yaitu:
1) Stadium Pengenalan
Dasar setiap reaksi imun adalah pengenalan (recognition) yang merupakan
tahap yang paling pertama. Tahap atau stadium ini merupakan kemampuan dari
sistem imunitas untuk mengenali antigen sebagai unsur yang asing atau bukan bagian
dari dirinya sendiri dan dengan demikian merupakan kejadian pendahulu dalam setiap
reaksi imun.Tubuh harus mengenali penyerang nya sebagai unsure asing sebelum
bereaksi terhadap penyrang tersebut.
2) Stadium Proliferasi
Limfosit yang beredar dan mengandung pesan antigenic akan kembali ke
nodus limfikatikus terdekat. Begitu berada dalam nodus limfatikus, limfosit yang
sudah disentisasi akan menstimulasi sebagian limfotik nonaktif (dormant) yang
menghuni nodus tersebut untuk membesar, membelah diri, mengadakan poliferasi
dan berdiferensiasi menjadi limfosit T atau B. Pembesaran nodus limfatikus dalam
leher yang menyertai sakit leher merupakan salah satu contoh dari respon imun.
3) Stadium Respon
Dalam stadium respon, limfosit yang sudah berubah akan berfungsi dengan cara
humoral atau seluler.Respon humoral inisial, produksi antibody oleh limfosit B
sebagai reaksi terhadap suatu antigen spesifik akan memulai respon humoral
.Humoral mengacu kepada kenyataan bahwa antibody dilepas ke dalam aliran darah
dan dengan demikian akan berdiam di dalam p;asma atau fraksi darah berupa cairan.
Respon seluler inisial, limfosit yang sudah disensitisasi dan kembali ke nodus
limfatikus (yang bukan daerah yang mengandung limfosit yang sudah deprogram
untuk menjadi sel-sel plasma) tempat sel-sel tersebut untuk menstimulasi limfotik
ii
yang berada dalam nodus ini menjadi sel-sel yang akan menyerang langsung
mikroba dan bukan menyerangnya lewat kerja antibody.
4) Stadium Efektor
Dalam stadium ini , antibody dari respon humoral atau sel T sitotoksik dari respon
seluler akan menjangkau antigen dan terangkai dengan antigen tersebut pada
permukaan objek yang asing. Perangkaian ini memulai suatu seri kejadian yang pada
sebagian besar kasus akan mengakibatkan penghancuran mikroba yang menginvasi
tubuh atau menetralisis toksin secara total. Kejadian tersebut meliputi interaksi
antibody (imunitas humoral), komplemen dan kerja sel-sel T sitotoksik (imunitas
seluler)
ii
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengertian
SLE (Sistemisc lupus erythematosus) adalah penyakti radang multisistem
yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan
fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai
macam autoantibodi dalam tubuh.
2. Patofisiologi
Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang
menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi
ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal ( sebagaimana
terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan
lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). Obat-obat tertentu seperti
hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat
antikonvulsan di samping makanan seperti kecambah alfalfa turut terlibat dalam
penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-obatan. Pada SLE, peningkatan
produksi autoantibodi diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-supresor yang
abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan.
Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya
serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut berulang kembali.
3. Manifestasi Klinis
a. System muskuloskletal
Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri
ketika
bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
ii
b. Sistem integumen
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang
melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau
palatum durum.
c. Sistem kardiak
Perikarditis merupakan manifestasi kardiak.
d. Sistem pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
e. Sistem vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous
dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah
atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
f. Sistem perkemihan
Glomerulus renal yang biasanya terkena.
g. Sistem saraf
Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh bentuk
penyakit neurologik, sering terjadi depresi dan psikosis.
4. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosis SLE dibuat berdasarkan pada riwayat sakit yang lengkap dan hasil
pemeriksaan darah. Gejala yang klasik mencakup demam, keletihan serta penurunan
berat badan dan kemungkinan pula artritis, peuritis dan perikarditis. Pemeriksaan
serum : anemia sedang hingga berat, trombositopenia, leukositosis atau leukopenia
ii
dan antibodi antinukleus yang positif. Tes imunologi diagnostic lainnya mendukung
tapi tidak memastikan diagnosis.
5. Penatalaksanaan Medis
1. Preparat NSAID untuk mengatasi manifestasi klinis minor dan dipakai
bersama kortikosteroid, secara topikal untuk kutaneus.
2. Obat antimalaria untuk gejal kutaneus, muskuloskeletal dan sistemik ringan
SLE
3. Preparat imunosupresan (pengkelat dan analog purion) untuk fungsi imun.
6. Pengkajian
a. Anamnesa
Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala
sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri,
kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta
citra diri pasien.
b. Kulit
Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher.
c. Kardiovaskuler
Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura. Lesi
eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan
vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan
bawah atau sisi lateral tanga.
d. System musculoskeletal
Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi
hari.
ii
e. System integument
Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang
pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum
durum.
f. System pernafasan
Pleuritis atau efusi pleura.
g. System vaskuler
Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan
purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau
sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis.
h. System renal
Edema dan hematuria.
i. System saraf
Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang, korea ataupun
manifestasi SSP lainnya.
7. Diagnose keperawatan dan intervensi
- Nyeri b.d inflamasi dan kerusakan jaringan.
Tujuan : mengikutsertakan tindakan sebagai bagian dari aktivitas hidup
sehari-hari yang diperlukan untuk mengubah.
Intervensi :
a. Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan kenyamanan (komprespanas
/dingin; masase, perubahan posisi, istirahat; kasur busa, bantal penyangga, bidai;
teknik relaksasi, aktivitas yang mengalihkan perhatian)
b. Berikan preparat antiinflamasi, analgesik seperti yang dianjurkan.
ii
c. Sesuaikan jadwal pengobatan untuk memenuhi kebutuhan pasien terhadap
penatalaksanaan nyeri.
d. Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat kronik
penyakitnya.
e. Jelaskan patofisiologik nyeri dan membantu pasien untuk menyadari bahwa rasa
nyeri sering membawanya kepada metode terapi yang belum terbukti manfaatnya.
f. Bantu dalam mengenali nyeri kehidupan seseorang yang membawa pasien untuk
memakai metode terapi yang belum terbukti manfaatnya.
g. Lakukan penilaian terhadap perubahan subjektif pada rasa nyeri.
- Keletihan b.d peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri, depresi.
Tujuan : perbaikan dalam tingkat kennyamanan
Intervensi :
a. Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan kenyamanan (kompres panas
/dingin; masase, perubahan posisi, istirahat; kasur busa, bantal penyangga, bidai;
teknik relaksasi, aktivitas yang mengalihkan perhatian)
b. Berikan preparat antiinflamasi, analgesik seperti yang dianjurkan.
c. Sesuaikan jadwal pengobatan untuk memenuhi kebutuhan pasien terhadap
penatalaksanaan nyeri.
d. Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat kronik
penyakitnya.
e. Jelaskan patofisiologik nyeri dan membantu pasien untuk menyadari bahwa rasa
nyeri sering membawanya kepada metode terapi yang belum terbukti manfaatnya.
f. Bantu dalam mengenali nyeri kehidupan seseorang yang membawa pasien untuk
memakai metode terapi yang belum terbukti manfaatnya.
g. Lakukan penilaian terhadap perubahan subjektif pada rasa nyeri.
- Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan
otot, rasa nyeri pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan fisik.
ii
Tujuan : mendapatkan dan mempertahankan mobilitas fungsional yang
optimal.
Intervensi :
a. Dorong verbalisasi yang berkenaan dengan keterbatasan dalam mobilitas.
b. Kaji kebutuhan akan konsultasi terapi okupasi/fisioterapi
1) Menekankan kisaran gherak pada sendi yang sakit
2) Meningkatkan pemakaian alat bantu
3) Menjelaskan pemakaian alas kaki yang aman
4) Menggunakan postur/pengaturan posisi tubuh yang tepat
c. Bantu pasien mengenali rintangan dalam lingkungannya.
d. Dorong kemandirian dalam mobilitas dan membantu jika diperlukan.
1) Memberikan waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas
2) Memberikan kesempatan istirahat sesudah melakukan aktivitas.
3) Menguatkan kembali prinsip perlindungan sendi
- Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta
psikologis yang diakibatkan penyakit kronik.
Tujuan : mencapai rekonsiliasi antara konsep diri dan erubahan fisik serta psikologik
yang ditimbulkan penyakit.
Intervensi :
a. Bantu pasien untuk mengenali unsur-unsur pengendalian gejala penyakit dan
penanganannya.
b. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan rasa takut
1) Membantu menilai situasi sekarang dan menganli masahnya.
2) Membantu menganli mekanisme koping pada masa lalu.
3) Membantu mengenali mekanisme koping yang efektif
- Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit,
penumpukan kompleks imun.
ii
Tujuan : pemeliharaan integritas kulit.
Intervensi :
o Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi
o Hilangkan kelembaban dari kulit
o Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya sedera termal akibat
o penggunaan kompres hangat yang terlalu panas.
o Nasehati pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya.
ii
BAB IV
PENUTUP
a. Saran
Mengingat begitu kompleksnya masalah yang ditemukan akibat dari penyakit
system imun , maka diharapkan kepada seluruh pihak-pihak medis terkait dapat
memperhatikan kondisi atau gejala-gejala dari penyakit ini serta dapat segera
melakukan pembangunan yang tepat dalam memberikan terapi dan pengobatan yang
bagi pasien yang terserang penyakit tersebut. Kepada pihak rumah sakit diharapkan
untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas dari pelayanan kesehatan yang telah ada
untuk memudahkan dalam penanganan kasus tersebut.
b. Kesimpulan
Sistem imun terbentuk dari sel-sel darah putih, sumsum tulang dan jaringan
limfoid yang mencakup kelenjar timus, kelenjar limfe, lien, tonsil serta adenoid.
Diantara sel-sel darah putih yang terlibat dalam imunitas terdapat limfotik B (sel B)
dan limfosit limfosit T (sel T). Kedua sel ini berasal dari limfoblast yang dibuat
dalam sumsum tulang. Limfosit B mencapai maturitasnya dalam sumsum tulang dan
kemudian memasuki sirkulasi darah, limfosit T bergerak dari sumsum tulang ke
kelenjar timus tempat sel-sel tersebut mencapai maturitasnya menjadi beberapa jenis
sel yang dapat melaksanakan berbagai fungsi yang berbeda.
ii
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia A., dan Lorraine M. Wilson. 1994. Patofisiologi Edisi 4.
Jakarta: EGC.
Sodeman. 1991. Patofisiologi Edisi 7 Jilid II. Jakarta: Hipokrates
Waspadji, Soeparman Sarwono. 1994. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Jakarta: FKUI
ii
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA SISTEM IMUNITAS
KELOMPOK : VI
1. ANAS AKBAR
2. ROSMIATI MAJID
3. MILAWATI
4. NINING APRIANTI
5. RANI WARDANI
6. LA ODE ISMAIL AKBAR
AKADEMI KEPERAWATAN
PEM.KAB MUNA
2014
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada Sistem Imunitas” dengan sebaik-baiknya.
Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Keperawatan Medikal Bedah.
Dalam penyusunan makalah ini,penulis telah mengalami berbagai hal baik
suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan
selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta
bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini,
maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan
baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan
dengan judul makalah ini.
Raha, April 2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................... ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................. 1
BAB II : TEORI DASAR
1. Pengertian Imunitas......................................................................................... 2
2. Fungsi Sistem Imun.................................................................................... 3
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Sistem Imun............................ 4
4. Jenis-Jenis Imunitas......................................................................................... 8
5. Stadium Respon Imun....................................................................................... 9
BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengertian .................................................................................................. 11
2. Patofisiologi....................................................................................... ............11
3. Manifestasi Klinis....................................................................................... .11
4. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................. 12
5. Penatalaksanaan Medis..................................................................................... 13
6. Pengkajian....................................................................................... ...........13
7. Diagnose keperawatan dan intervensi.................................................................14
BAB IV : PENUTUP
a).Kesimpulan................................................................................................. 18
b). Saran.....................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19

More Related Content

What's hot

Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Aidil Fitrisyah
 
Makalah teori model keperawatan
Makalah teori model keperawatanMakalah teori model keperawatan
Makalah teori model keperawatan
Sentra Komputer dan Foto Copy
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasiwidipta
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
HenriantoKarolusSire
 
Proses Sensorik dan Motorik
Proses Sensorik dan MotorikProses Sensorik dan Motorik
Proses Sensorik dan Motorik
ade indriani safitri
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
nanang aw aw
 
Konsep pasien terminal
Konsep pasien terminalKonsep pasien terminal
Konsep pasien terminal
Valny Majid
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputik
widya1972
 
Stres dan adaptasi
Stres dan adaptasiStres dan adaptasi
Stres dan adaptasi
stikesby kebidanan
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
pjj_kemenkes
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Sulistia Rini
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasan
Nona Zesifa
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Amee Hidayat
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Mitha Khair
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
Cahya
 

What's hot (20)

Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
Makalah teori model keperawatan
Makalah teori model keperawatanMakalah teori model keperawatan
Makalah teori model keperawatan
 
Inflamasi
InflamasiInflamasi
Inflamasi
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Pembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMBPembahasan Soal UKOM KMB
Pembahasan Soal UKOM KMB
 
Proses Sensorik dan Motorik
Proses Sensorik dan MotorikProses Sensorik dan Motorik
Proses Sensorik dan Motorik
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Konsep pasien terminal
Konsep pasien terminalKonsep pasien terminal
Konsep pasien terminal
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputik
 
Pathways ggk
Pathways ggkPathways ggk
Pathways ggk
 
Stres dan adaptasi
Stres dan adaptasiStres dan adaptasi
Stres dan adaptasi
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Patofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasanPatofisiologi sistem pernapasan
Patofisiologi sistem pernapasan
 
Askep sle
Askep sleAskep sle
Askep sle
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
 
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajalKonsep pasien terminal & menjelang ajal
Konsep pasien terminal & menjelang ajal
 
Kebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyamanKebutuhan rasa aman nyaman
Kebutuhan rasa aman nyaman
 

Viewers also liked

Pengkajian pada sistem imun
Pengkajian pada sistem imun Pengkajian pada sistem imun
Pengkajian pada sistem imun
nindy cofiana
 
Resume imunologi
Resume imunologiResume imunologi
Resume imunologi
AsthrEey' Schwarzenegger
 
Kuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergiKuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergi
Ariyanto Harsono
 
Pengkajian pada sistem IMUN DAN HEMATOLOGI
Pengkajian pada sistem IMUN DAN HEMATOLOGIPengkajian pada sistem IMUN DAN HEMATOLOGI
Pengkajian pada sistem IMUN DAN HEMATOLOGI
nindy cofiana
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1tristyanto
 
Restrain
RestrainRestrain
Restrain
Darsana Wayan
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologiAzmi Yunita
 

Viewers also liked (8)

Askep imun
Askep imunAskep imun
Askep imun
 
Pengkajian pada sistem imun
Pengkajian pada sistem imun Pengkajian pada sistem imun
Pengkajian pada sistem imun
 
Resume imunologi
Resume imunologiResume imunologi
Resume imunologi
 
Kuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergiKuliah sistem imun+alergi
Kuliah sistem imun+alergi
 
Pengkajian pada sistem IMUN DAN HEMATOLOGI
Pengkajian pada sistem IMUN DAN HEMATOLOGIPengkajian pada sistem IMUN DAN HEMATOLOGI
Pengkajian pada sistem IMUN DAN HEMATOLOGI
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
Restrain
RestrainRestrain
Restrain
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 

Similar to Asuhan keperawatan pada sistem imunitas

Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMJM Networks
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMJM Networks
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
Septian Muna Barakati
 
SISTEM IMUN 1 .pptx
SISTEM IMUN 1 .pptxSISTEM IMUN 1 .pptx
SISTEM IMUN 1 .pptx
nandananda776342
 
Sistem Imunitas
Sistem ImunitasSistem Imunitas
Sistem Imunitas
Ida Djafar
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
Septian Muna Barakati
 
Makalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkapMakalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkap
Septian Muna Barakati
 
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptxBab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
GerlhyReynaldoWaworu
 
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuhBab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
SMAN 2 Indramayu
 
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc
NiaPradini
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
stvitania08
 

Similar to Asuhan keperawatan pada sistem imunitas (20)

Aplikasi imun
Aplikasi imunAplikasi imun
Aplikasi imun
 
Aplikasi imun
Aplikasi imunAplikasi imun
Aplikasi imun
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
SISTEM IMUN 1 .pptx
SISTEM IMUN 1 .pptxSISTEM IMUN 1 .pptx
SISTEM IMUN 1 .pptx
 
Sistem Imunitas
Sistem ImunitasSistem Imunitas
Sistem Imunitas
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkapMakalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkap
 
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptxBab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
 
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuhBab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
 
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Pertahanan tubuh
Pertahanan tubuhPertahanan tubuh
Pertahanan tubuh
 
Makalah imunologi (2)
Makalah imunologi (2)Makalah imunologi (2)
Makalah imunologi (2)
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Recently uploaded

bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
wear7
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
indrioktuviani10
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
arda89
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
fatamorganareborn88
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
flashretailindo
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
HalomoanHutajulu3
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
GalihHardiansyah2
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
EchaNox
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
AzisahAchmad
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
mediamandirinusantar
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
SendowoResiden
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Rajaclean
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
PavingBlockBolong
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
perumahanbukitmentar
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
afaturooo
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
aciambarwati
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
RahmanAnshari3
 

Recently uploaded (17)

bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioningbauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
bauran pemasaran- STP-segmen pasar-positioning
 
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptxAUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
AUDIT II KELOMPOK 9_indrioktuvianii.pptx
 
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptxBAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
BAB 8 Teori Akuntansi dan Konsekuensi Ekonomi.pptx
 
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaanStrategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
Strategi pemasaran dalam bisnis ritel diperusahaan
 
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptxPPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
PPT legalitas usaha mikro kecil dan menengah.pptx
 
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baikkinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
kinerja penyusunan anggaran organisasi yang baik
 
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
Khutbah Jum'at, RASULULLAH BERANGKAT BERUMRAH DAN BERHAJI MULAI BULAN DZULQA'...
 
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptxPOWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
POWER POIN MATERI KELAS XI BAB IV (3).pptx
 
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptxPERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
PERTEMUAN 1 ; PENGANTAR DIGITAL MARKETING PERTANIAN.pptx
 
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).pptpph pasal 4 ayat 2  belajar ( pph Final ).ppt
pph pasal 4 ayat 2 belajar ( pph Final ).ppt
 
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).pptstudi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
studi kelayakan bisnis (desaian studi kelayakan).ppt
 
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDFJasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
Jasa Cuci Sofa Terdekat Bogor Barat Bogor.PDF
 
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke KlojenGrass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
Grass Block Untuk Carport Pengiriman ke Klojen
 
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdfPresentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
Presentation BMB Rev 21 Februari 2020.pdf
 
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdfAnalisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
Analisis Pasar Oligopoli dala pelajaran ekonomi.pdf
 
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
17837355 pemantauan dan pengendalian.ppt
 
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
10. Bab tentang Anuitas - Matematika ekonomi.pptx
 

Asuhan keperawatan pada sistem imunitas

  • 1. ii BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sistem imun terbentuk dari sel-sel darah putih, sumsum tulang dan jaringan limfoid yang mencakup kelenjar timus, kelenjar limfe, lien, tonsil serta adenoid. Diantara sel-sel darah putih yang terlibat dalam imunitas terdapat limfotik B (sel B) dan limfosit limfosit T (sel T). Kedua sel ini berasal dari limfoblast yang dibuat dalam sumsum tulang. Limfosit B mencapai maturitasnya dalam sumsum tulang dan kemudian memasuki sirkulasi darah, limfosit T bergerak dari sumsum tulang ke kelenjar timus tempat sel-sel tersebut mencapai maturitasnya menjadi beberapa jenis sel yang dapat melaksanakan berbagai fungsi yang berbeda. Struktur yang signifikan lainya adalah kelenjar limfe, lien, tonsil dan adenoid. Kelenjar limfe yang tersebar diseluruh tubuh menyingkirkan benda asing dari sistem limfe sebelum benda asing tersebut memasuki aliran darah dan juga berfungsi sebagai pusat poliferasi sel imun. Lien yang tersusun dari pulpa rubra dan alba bekerja sebagai jaringan. Pulpa rubra merupakan lokasi tempat sel-sel darah merah yang tua dan mengalami cedera dihancurkan. Pulpa alba mengandung kumpulan limfosit. Limfosit lainnya, seperti tonsil dan adenoid serta jaringan limfatik mukoid, mempetahankan tubuh terhadap serangan mikroorganisme. Imunitas mengacu pada respon protektif tubuh yang spesifik terhadap benda asing atau mikroorganisme yang menginvasinya. Kelainan pada sistem imun dapat berasal dari kelebihan atau kekurangan sel-sel imunokompeten, serangan imunoligik terhadap antigen sendiri, atau respon yang yang tidaktepat atau yang berlebihan terhadap antigen spesifi. Kelainan yang berhubungan dengan autoimunitas adalah penyakit dimana respon imun protektif yang normal secara paradoksal berbalik melawan atau menyerang tubuh sendiri sehingga terjadi kerusakan jaringan.
  • 2. ii BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Imunitas Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti mikroorganisma (bakteria, kulat, protozoa, virus dan parasit), molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinfeksi virus atau malignan). Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan peringatan tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan yang sama akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan tertingkat. Keimunan merujuk kepada keupayaan sesuatu individu yang telah sembuh dari sesuatu penyakit untuk kekal sihat apabila terdedah kepada penyakit yang sama untuk kali kedua dan seterusnya. Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa. Deteksi sistem ini sulit karena adaptasi patogen dan memiliki cara baru agar dapat menginfeksi organisme. ( http://id.wikipedia.org/wiki/Imunitas) Suatu ciri sistem imun ialah keupayaan untuk membedakan bahan-bahan yang wujud secara semula jadi atau normal (diri) dari bahan-bahan atau agen-agen yang masuk ke dalam tubuh dari luar (bukan diri) dan menghasilkan gerak balas terhadap bahan bukan diri saja. Ketidakwujudan khusus suatu gerak balas terhadap diri dikenali sebagai toleransi. Pentingnya keupayaan untuk membedakan (mendiskriminasi) antara diri dan bukan diri, serta toleransi diri, ditunjukkan dalam
  • 3. ii penyakit-penyakit autoimun, apabila fungsi-fungsi tersebut gagal. Penyakit-penyakit ini berhasil apabila bahan normal tubuh dicam sebagai asing dan gerak balas imun dihasilkan terhadap bahan-bahan tersebut. Walau bagaimananpun, sistem imun lazimnya amat berkesan membezakan antara diri dan bukan diri. B. Fungsi Sistem Imun Sistem imun adalah perlu untuk kemandirian karena ia membekalkan keupayaan untuk sembuh dari penyakit serta keimunan yang melindungi untuk masa yang lama. Dalam keadaan biasa apabila sistem imun terdedah kepada organisma asing ia bertindak-balas dengan menghasilkan antibody dan rangsangan limfosit spesifik- antigen, adapun peran dari antibody yaitu: a. Antibodi merupakan senjata yang tersusun dari protein dan dibentuk untuk melawan sel-sel asing yang masuk ke tubuh manusia. b. Senjata ini diproduksi oleh sel-sel B, sekelompok prajurit pejuang dalam sistem kekebalan. c. Antibodi akan menghancurkan musuh-musuh penyerbu. Antibodi mempunyai dua fungsi, pertama untuk mengikatkan diri kepada sel-sel musuh, yaitu antigen. Fungsi kedua adalah membusukkan struktur biologi antigen tersebut lalu menghancurkannya.,yang membawa kepada pemusnahan mikroorganisma dan peneutralan produk-produk toksik (toksin). Suatu fungsi penting sistem imun ialah mengawasi sel-sel tubuh supaya ia tidak abnormal. Sel-sel terinfeksi virus, sel-sel malignan atau sel-sel individu lain dari spesies yang sama, mempunyai penanda- penanda protein pada permukaan luar yang memberi isyarat kepada sistem imun supaya memusnahkannya. Protein-protein ini tergolong dalam sistem yang dipanggil kompleks kehistoserasian utama (Major histocompatibility complex; MHC).
  • 4. ii C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Sistem Imun Seperti halnya system tubuh yang lain, sistem imun akan berfungsi pada taraf yang dikehendaki menurut fungsi sistem tubuh yang lain, factor-faktor yang ada hubungannya sebagai berikut: a. Usia Frekuensi dan intensitas infeksi akan meningkat pada orang yang berusia lanjut dan peningkatan ini disebabkan oleh penurunan untuk bereaksi secara memadai terhadap mikroorganisme yang menginveksinya. Produksi dan fungsi limfosit Tdan B dapat terganggu kemungkinan penyabab lain adalah akibat penurunan antibody untuk membedakan diri sendiri dan bukan diri sendiri Penurunan fungsi system organ yang berkaita dengan pertambahan usia juga turut menimbulkan gangguan imunitas. Penurunan sekresi serta motilitas lambung memungkinkan flora normal intestinal untuk berploriferasi dan menimbulkan infeksi sehingga terjadfi gastroenteritis dan diare. b. Jender Kemampuan hormone-hormon seks untuk memodulasi imunitas telah diketahui dengan baik. Ada bukti yang menunjukan bahwa esterogen memodulasi aktifitas limfosit T (khususnya sel-sel supresor) sementara androgen berfungsi untuk mempertahankan produksi interleukin dan aktifitas sel supresor. Efek hormon seks tidak begitu menonjol, esterogen akan memgaktifkan populasi sel B yang berkaitan dengan autoimun yang mengekspresikan marker CD5 (marker antigenic pada sel B). Esterogen cenderung menggalakkan imunitas sementara androgen bersifat imunosupresif. Umumnya penyakit autoimun lebih sering ditemui pada wanita ketimbang pad pria. c. Nutrisi Nutrisi yang adekuat sangat esensial untuk mencapai fungsi imun yang optimal. Gangguan imun dikarenakan oleh defisiensi protein kalori dapat terjadi akibat kekurangan vitamin yang diperlukan untuk mensintesis DNA dan protein. Vitamin juga membantu dalam pengaturan poliferasi sel dan maturasi sel-sel imun.
  • 5. ii Kelebihan atau kekurangan unsur-unsur renik (tembaga, besi, mangan, selenium atau zink) dalam makanan umumnya akan mensupresi fungsi imun Asam-asam lemam merupakan unsure pembangun (building blocks) yang membentuk komponen structural membrane sel. Lipid merupakan precursor vitamin A,D,E, dan K disamping prekursir kolesterol. Bak kelebihan maupun kekurangan asam lemak ternyata akan mensupresi fungsi imun. Deplesi simpanan protein tubuh akan mengakibatkan atrofi jaringan limfoid, depresi respon anti body, penurunan jumlah sel T yang beredar dan gangguan fungsi fagositosik sebagai akibatnya, kerentanan terhadap infeksi sangat meningkat. Selama periode infeksi dan sakit yang serius, terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi yang potensialuntuk menimbulkan deplesi protein, asam lemak, vitamin, serta unsure – unsure renik dan bahkan menyebabkan resiko terganggunya respon imun serta terjadinya sepsis yang lebih besar. d. Factor – Factor Psikoneuro Imunologik. Limfosit dan makrofag memiliki reseptor yang dapat bereaksi terhadap neurotransmitter serta hormone – hormone endokrin. Limfosit dapat memproduksi dan mengsekresikan ACTH serta senyawa – senyawa yang mirip endofrin. Neuron dalam otak, khususnya khusunya dalam hipotalamus, dapat mengenali prostaglandin, interferon dan interleukin di samping histamine dan serotininyang dilepaskan selama proses inflamasi. Sebagaimana sisitem biologic lainnya yang berfungsi untuk kepentingan homoestasis, system imun di integrasikan dengan berbagai proses psikofisiologic lainnya dan diatur serta dimodulasikan oleh otak. Di lain pihak, proses imun ternyata dapat mempengaruhi fungsi neural dan endokrin termasuk prilaku. Jadi, interaksi sitem saraf dan system imun tampaknya bersifat dua arah. e. Kelainan organ yang lain Keadaan seperti luka bakar atau cedera lain, infeksi dan kanker dapat turut mengubah fungsi system imun. Luka bakar yang luas atau factor – factor lainnya menyebabkan gangguan integritas kulit dan akan mengganggu garis pertama
  • 6. ii pertahanan tubuh ilangnya serum dalam jumlah yang besar pada luka bakar akan menimbulkan deplesi protein tubuh yang esensial, trmasuk immunoglobulin. Stresor fisiologi dan psilkologik yang disertai dengan stress karena pembedahan atau cidera kan menstimulasi pelepasan kortisol saerum juga turut menyebabkan supresi respon imun yang normal. Keadaan sakit yang kronis dapat turut mengganggu system imun melalui sejumlah cara. Kegagalan ginjal berkaitan dengan defisiensi limfosit yang beredar. Fungsi imun untuk pertahanan tubuh dapat berubah karena asidosis dan toksin uremik. Peningkatan insidensi infeksi pada diabetes uga berkaitan dengan isufisiensi vaskuler, neuropati dan pengendalian kadar glukosa darah yang buruk. Infeksi saluran nafas yang rekuren berkaitan dengan penyakit paru obstruksi menahun sebagai akibat dari berubahnya fungsi inspirasi dan ekspirasi dan tidak efektifnya pembersihan saluran nafas. f. Penyakit kanker Imunosekresi turut menyebabkan terjadinya penyakit kanker. Namun, penyakit kanker sendiri bersifat imunosupresif. Tumor yang besar dapat melepaskan antigen ke dalam darah, antigen ini akan mengikat antibody yang beredar dan mencegah antibody tersebut agar tidak menyerang sel – sel tumor. Lebih lanjut, sel – sel tumor dapat memiliki factor penghambat yang khusus yang menyalut sel –sel tumor dan mencegah pengahancurannya oleh limposit T killer. Dalam stadium awal pertumbuhan tumor, tubuh tidak mampu mengenali antigen tumor sebagai unsure yang asing dan selanjutnya tidak mampu memulai distruksi sel – sel yang maligna tersebut.kanker darah seperti leukemia dan limpoma berkaitan dengan berubahnya produksi serta fungsi sel darah putih dan limposit. g. Obat-obatan Obat-obatan tertentu dapat menyebabkan perubahan yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki pada fungsi system imun. Ada empat klasifikasi obat utama yang memiliki potensi untuk menyebabkan imunosupresi: antibiotic, kortikostreoid, obat-obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID; Nonsteroidal anti inflamatori drugs) dan
  • 7. ii preparat sitotoksik. Penggunaan preparat ini bagi keperluan terapeutik memerlukan upaya untuk mencari kesinambungan yang sangat tipis antara manfaat terapi dan supresi system pertahanan tubuh resipien yang berbahaya. h. Radiasi Terapi radiasi dapat digunakan dalam pengobatan penyakit kanker atau pencegahan rejeksi allograft. Radiasi akan menghancurkan limposit dan menurunkan populasi sel yang diperlukan untuk menggantikannya. Ukuran atau luas daerah yang akan disinari menetukan taraf imunosupresi. Radiasi seluruh tubuh dan dapat mengakibatkan imunosupresi total pada orang yang menerimannya. i. Genetic Interaksi antara sel-sel sistem imun dipengaruhi oleh variabilitas genetik. Secara genetik respons imun manusia dapat dibagi atas responder baik, cukup, dan rendah terhadap antigen tertentu. Ia dapat memberikan respons rendah terhadap antigen tertentu, tetapi terhadap antigen lain tinggi sehingga mungkin ditemukan keberhasilan vaksinasi yang tidak 100%. Faktor genetik dalam respons imun dapat berperan melalui gen yang berada pada kompleks MHC dengan non MHC. 1. Gen kompleks MHC Gen kompleks MHC berperan dalam presentasi antigen. Sel Tc akan mengenal antigen yang berasosiasi dengan molekul MHC kelas I, dan sel Td serta sel Th akan mengenal antigen yang berasosiasi dengan molekul MHC kelas II. Jadi respons sel T diawasi secara genetik sehingga dapat dimengerti bahwa akan terdapat potensi variasi respons imun. Secara klinis terlihat juga bahwa penyakit tertentu terdapat lebih sering pada HLA tertentu, seperti spondilitis ankilosing terdapat pada individu dengan HLA-B27. 2. Gen non MHC Secara klinis kita melihat adanya defisiensi imun yang berkaitan dengan gen tertentu, misalnya agamaglobulinemia tipe Bruton yang terangkai dengan kromosom X yang hanya terdapat pada anak laki-laki. Demikian pula penyakit alergi yaitu penyakit
  • 8. ii yang menunjukkan perbedaan respons imun terhadap antigen tertentu merupakan penyakit yang diturunkan. Faktor-faktor ini menyokong adanya peran genetik dalam respons imun, namun mekanisme yang sebenarnya belum diketahui. j. Kehamilan Salah satunya yaitu Infeksi : beberap infeksi yang terjadi secara kebetulan selama kehamilan dapat menyebabkan cacat sejak lahir. Campak jerman (rubella) bisa menyebabkan cacat sejak lahir, terutama sekali pada jantung dan bagian dalam mata. Infeksi cytomegalovirus bisa melewati plasenta dan merusak hati dan otak janin. Infeksi virus lainnya yang bisa membahayakan janin atau menyebabkan kerusakan kelahiran termasuk herpes simplex, dan cacar air (varicella). Toksoplasma, infeksi protozoa, bisa menyebabkan keguguran, kematian janin, dan cacat sejak lahir serius. Listeriosis, infeksi bakteri, juga bisa membahayakan janin. Infeksi bakteri pada vagina (seperti bakteri vaginosis) selama kehamilan bisa menyebabkan persalinan sebelum waktunya atau membran yang berisi janin gugur sebelum waktunya. Pengobatan pada infeksi dengan antibiotik bisa mengurangi kemungkinan masalah- masalah ini. D. Jenis-Jenis Imunitas Ada dua tipe imunitas, yaitu: a. Imunitas Alami (Natural) Merupakan kekebalan nonspesifik yang ditemukan pada saat lahir, imunitas alami akan memberikan respon nonspesifik terhadap setiap benda asing tanpa memperhatikan komposisi penyerang tersebut. Dasar mekanisme tersebut pertahanan alami semata-mata berupa kemampuan untuk membedakan antar sahabat dan musuh. b. Imunitas yang didapat Imuitas yang didapat (aqquired imunity) terdiri atas respon imun yang tidak didapat pada saat lahir tetapi akan diperoleh kemudian dalam hidup seseorang. Imunitas didapat setelah seseorang terjangkit suatu penyakit atau mendapat imunisasiyang menghasilkan respon imun yang bersifat protektif.
  • 9. ii E. Stadium Respon Imun Ada empat stadium yang batasnya jelas dalam suatu respon imun, yaitu: 1) Stadium Pengenalan Dasar setiap reaksi imun adalah pengenalan (recognition) yang merupakan tahap yang paling pertama. Tahap atau stadium ini merupakan kemampuan dari sistem imunitas untuk mengenali antigen sebagai unsur yang asing atau bukan bagian dari dirinya sendiri dan dengan demikian merupakan kejadian pendahulu dalam setiap reaksi imun.Tubuh harus mengenali penyerang nya sebagai unsure asing sebelum bereaksi terhadap penyrang tersebut. 2) Stadium Proliferasi Limfosit yang beredar dan mengandung pesan antigenic akan kembali ke nodus limfikatikus terdekat. Begitu berada dalam nodus limfatikus, limfosit yang sudah disentisasi akan menstimulasi sebagian limfotik nonaktif (dormant) yang menghuni nodus tersebut untuk membesar, membelah diri, mengadakan poliferasi dan berdiferensiasi menjadi limfosit T atau B. Pembesaran nodus limfatikus dalam leher yang menyertai sakit leher merupakan salah satu contoh dari respon imun. 3) Stadium Respon Dalam stadium respon, limfosit yang sudah berubah akan berfungsi dengan cara humoral atau seluler.Respon humoral inisial, produksi antibody oleh limfosit B sebagai reaksi terhadap suatu antigen spesifik akan memulai respon humoral .Humoral mengacu kepada kenyataan bahwa antibody dilepas ke dalam aliran darah dan dengan demikian akan berdiam di dalam p;asma atau fraksi darah berupa cairan. Respon seluler inisial, limfosit yang sudah disensitisasi dan kembali ke nodus limfatikus (yang bukan daerah yang mengandung limfosit yang sudah deprogram untuk menjadi sel-sel plasma) tempat sel-sel tersebut untuk menstimulasi limfotik
  • 10. ii yang berada dalam nodus ini menjadi sel-sel yang akan menyerang langsung mikroba dan bukan menyerangnya lewat kerja antibody. 4) Stadium Efektor Dalam stadium ini , antibody dari respon humoral atau sel T sitotoksik dari respon seluler akan menjangkau antigen dan terangkai dengan antigen tersebut pada permukaan objek yang asing. Perangkaian ini memulai suatu seri kejadian yang pada sebagian besar kasus akan mengakibatkan penghancuran mikroba yang menginvasi tubuh atau menetralisis toksin secara total. Kejadian tersebut meliputi interaksi antibody (imunitas humoral), komplemen dan kerja sel-sel T sitotoksik (imunitas seluler)
  • 11. ii BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengertian SLE (Sistemisc lupus erythematosus) adalah penyakti radang multisistem yang sebabnya belum diketahui, dengan perjalanan penyakit yang mungkin akut dan fulminan atau kronik remisi dan eksaserbasi disertai oleh terdapatnya berbagai macam autoantibodi dalam tubuh. 2. Patofisiologi Penyakit SLE terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal ( sebagaimana terbukti oleh awitan penyakit yang biasanya terjadi selama usia reproduktif) dan lingkungan (cahaya matahari, luka bakar termal). Obat-obat tertentu seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin dan beberapa preparat antikonvulsan di samping makanan seperti kecambah alfalfa turut terlibat dalam penyakit SLE- akibat senyawa kimia atau obat-obatan. Pada SLE, peningkatan produksi autoantibodi diperkirakan terjadi akibat fungsi sel T-supresor yang abnormal sehingga timbul penumpukan kompleks imun dan kerusakan jaringan. Inflamasi akan menstimulasi antigen yang selanjutnya serangsang antibodi tambahan dan siklus tersebut berulang kembali. 3. Manifestasi Klinis a. System muskuloskletal Artralgia, artritis (sinovitis), pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
  • 12. ii b. Sistem integumen Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum. c. Sistem kardiak Perikarditis merupakan manifestasi kardiak. d. Sistem pernafasan Pleuritis atau efusi pleura. e. Sistem vaskuler Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis. f. Sistem perkemihan Glomerulus renal yang biasanya terkena. g. Sistem saraf Spektrum gangguan sistem saraf pusat sangat luas dan mencakup seluruh bentuk penyakit neurologik, sering terjadi depresi dan psikosis. 4. Pemeriksaan Diagnostik Diagnosis SLE dibuat berdasarkan pada riwayat sakit yang lengkap dan hasil pemeriksaan darah. Gejala yang klasik mencakup demam, keletihan serta penurunan berat badan dan kemungkinan pula artritis, peuritis dan perikarditis. Pemeriksaan serum : anemia sedang hingga berat, trombositopenia, leukositosis atau leukopenia
  • 13. ii dan antibodi antinukleus yang positif. Tes imunologi diagnostic lainnya mendukung tapi tidak memastikan diagnosis. 5. Penatalaksanaan Medis 1. Preparat NSAID untuk mengatasi manifestasi klinis minor dan dipakai bersama kortikosteroid, secara topikal untuk kutaneus. 2. Obat antimalaria untuk gejal kutaneus, muskuloskeletal dan sistemik ringan SLE 3. Preparat imunosupresan (pengkelat dan analog purion) untuk fungsi imun. 6. Pengkajian a. Anamnesa Anamnesis riwayat kesehatan sekarang dan pemeriksaan fisik difokuskan pada gejala sekarang dan gejala yang pernah dialami seperti keluhan mudah lelah, lemah, nyeri, kaku, demam/panas, anoreksia dan efek gejala tersebut terhadap gaya hidup serta citra diri pasien. b. Kulit Ruam eritematous, plak eritematous pada kulit kepala, muka atau leher. c. Kardiovaskuler Friction rub perikardium yang menyertai miokarditis dan efusi pleura. Lesi eritematous papuler dan purpura yang menjadi nekrosis menunjukkan gangguan vaskuler terjadi di ujung jari tangan, siku, jari kaki dan permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tanga. d. System musculoskeletal Pembengkakan sendi, nyeri tekan dan rasa nyeri ketika bergerak, rasa kaku pada pagi hari.
  • 14. ii e. System integument Lesi akut pada kulit yang terdiri atas ruam berbentuk kupu-kupu yang melintang pangkal hidung serta pipi. Ulkus oral dapat mengenai mukosa pipi atau palatum durum. f. System pernafasan Pleuritis atau efusi pleura. g. System vaskuler Inflamasi pada arteriole terminalis yang menimbulkan lesi papuler, eritematous dan purpura di ujung jari kaki, tangan, siku serta permukaan ekstensor lengan bawah atau sisi lateral tangan dan berlanjut nekrosis. h. System renal Edema dan hematuria. i. System saraf Sering terjadi depresi dan psikosis, juga serangan kejang-kejang, korea ataupun manifestasi SSP lainnya. 7. Diagnose keperawatan dan intervensi - Nyeri b.d inflamasi dan kerusakan jaringan. Tujuan : mengikutsertakan tindakan sebagai bagian dari aktivitas hidup sehari-hari yang diperlukan untuk mengubah. Intervensi : a. Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan kenyamanan (komprespanas /dingin; masase, perubahan posisi, istirahat; kasur busa, bantal penyangga, bidai; teknik relaksasi, aktivitas yang mengalihkan perhatian) b. Berikan preparat antiinflamasi, analgesik seperti yang dianjurkan.
  • 15. ii c. Sesuaikan jadwal pengobatan untuk memenuhi kebutuhan pasien terhadap penatalaksanaan nyeri. d. Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat kronik penyakitnya. e. Jelaskan patofisiologik nyeri dan membantu pasien untuk menyadari bahwa rasa nyeri sering membawanya kepada metode terapi yang belum terbukti manfaatnya. f. Bantu dalam mengenali nyeri kehidupan seseorang yang membawa pasien untuk memakai metode terapi yang belum terbukti manfaatnya. g. Lakukan penilaian terhadap perubahan subjektif pada rasa nyeri. - Keletihan b.d peningkatan aktivitas penyakit, rasa nyeri, depresi. Tujuan : perbaikan dalam tingkat kennyamanan Intervensi : a. Laksanakan sejumlah tindakan yang memberikan kenyamanan (kompres panas /dingin; masase, perubahan posisi, istirahat; kasur busa, bantal penyangga, bidai; teknik relaksasi, aktivitas yang mengalihkan perhatian) b. Berikan preparat antiinflamasi, analgesik seperti yang dianjurkan. c. Sesuaikan jadwal pengobatan untuk memenuhi kebutuhan pasien terhadap penatalaksanaan nyeri. d. Dorong pasien untuk mengutarakan perasaannya tentang rasa nyeri serta sifat kronik penyakitnya. e. Jelaskan patofisiologik nyeri dan membantu pasien untuk menyadari bahwa rasa nyeri sering membawanya kepada metode terapi yang belum terbukti manfaatnya. f. Bantu dalam mengenali nyeri kehidupan seseorang yang membawa pasien untuk memakai metode terapi yang belum terbukti manfaatnya. g. Lakukan penilaian terhadap perubahan subjektif pada rasa nyeri. - Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan rentang gerak, kelemahan otot, rasa nyeri pada saat bergerak, keterbatasan daya tahan fisik.
  • 16. ii Tujuan : mendapatkan dan mempertahankan mobilitas fungsional yang optimal. Intervensi : a. Dorong verbalisasi yang berkenaan dengan keterbatasan dalam mobilitas. b. Kaji kebutuhan akan konsultasi terapi okupasi/fisioterapi 1) Menekankan kisaran gherak pada sendi yang sakit 2) Meningkatkan pemakaian alat bantu 3) Menjelaskan pemakaian alas kaki yang aman 4) Menggunakan postur/pengaturan posisi tubuh yang tepat c. Bantu pasien mengenali rintangan dalam lingkungannya. d. Dorong kemandirian dalam mobilitas dan membantu jika diperlukan. 1) Memberikan waktu yang cukup untuk melakukan aktivitas 2) Memberikan kesempatan istirahat sesudah melakukan aktivitas. 3) Menguatkan kembali prinsip perlindungan sendi - Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan dan ketergantungan fisik serta psikologis yang diakibatkan penyakit kronik. Tujuan : mencapai rekonsiliasi antara konsep diri dan erubahan fisik serta psikologik yang ditimbulkan penyakit. Intervensi : a. Bantu pasien untuk mengenali unsur-unsur pengendalian gejala penyakit dan penanganannya. b. Dorong verbalisasi perasaan, persepsi dan rasa takut 1) Membantu menilai situasi sekarang dan menganli masahnya. 2) Membantu menganli mekanisme koping pada masa lalu. 3) Membantu mengenali mekanisme koping yang efektif - Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan fungsi barier kulit, penumpukan kompleks imun.
  • 17. ii Tujuan : pemeliharaan integritas kulit. Intervensi : o Lindungi kulit yang sehat terhadap kemungkinan maserasi o Hilangkan kelembaban dari kulit o Jaga dengan cermat terhadap resiko terjadinya sedera termal akibat o penggunaan kompres hangat yang terlalu panas. o Nasehati pasien untuk menggunakan kosmetik dan preparat tabir surya.
  • 18. ii BAB IV PENUTUP a. Saran Mengingat begitu kompleksnya masalah yang ditemukan akibat dari penyakit system imun , maka diharapkan kepada seluruh pihak-pihak medis terkait dapat memperhatikan kondisi atau gejala-gejala dari penyakit ini serta dapat segera melakukan pembangunan yang tepat dalam memberikan terapi dan pengobatan yang bagi pasien yang terserang penyakit tersebut. Kepada pihak rumah sakit diharapkan untuk lebih meningkatkan mutu dan kualitas dari pelayanan kesehatan yang telah ada untuk memudahkan dalam penanganan kasus tersebut. b. Kesimpulan Sistem imun terbentuk dari sel-sel darah putih, sumsum tulang dan jaringan limfoid yang mencakup kelenjar timus, kelenjar limfe, lien, tonsil serta adenoid. Diantara sel-sel darah putih yang terlibat dalam imunitas terdapat limfotik B (sel B) dan limfosit limfosit T (sel T). Kedua sel ini berasal dari limfoblast yang dibuat dalam sumsum tulang. Limfosit B mencapai maturitasnya dalam sumsum tulang dan kemudian memasuki sirkulasi darah, limfosit T bergerak dari sumsum tulang ke kelenjar timus tempat sel-sel tersebut mencapai maturitasnya menjadi beberapa jenis sel yang dapat melaksanakan berbagai fungsi yang berbeda.
  • 19. ii DAFTAR PUSTAKA Price, Sylvia A., dan Lorraine M. Wilson. 1994. Patofisiologi Edisi 4. Jakarta: EGC. Sodeman. 1991. Patofisiologi Edisi 7 Jilid II. Jakarta: Hipokrates Waspadji, Soeparman Sarwono. 1994. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: FKUI
  • 20. ii ASUHAN KEPERAWATAN PADA SISTEM IMUNITAS KELOMPOK : VI 1. ANAS AKBAR 2. ROSMIATI MAJID 3. MILAWATI 4. NINING APRIANTI 5. RANI WARDANI 6. LA ODE ISMAIL AKBAR AKADEMI KEPERAWATAN PEM.KAB MUNA 2014
  • 21. ii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Sistem Imunitas” dengan sebaik-baiknya. Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah. Dalam penyusunan makalah ini,penulis telah mengalami berbagai hal baik suka maupun duka. Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus penulis sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang berhubungan dengan judul makalah ini. Raha, April 2014 Penyusun
  • 22. ii DAFTAR ISI Kata Pengantar......................................................................................................... i Daftar Isi................................................................................................................... ii BAB I : PENDAHULUAN A. Latar belakang................................................................................................. 1 BAB II : TEORI DASAR 1. Pengertian Imunitas......................................................................................... 2 2. Fungsi Sistem Imun.................................................................................... 3 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Sistem Imun............................ 4 4. Jenis-Jenis Imunitas......................................................................................... 8 5. Stadium Respon Imun....................................................................................... 9 BAB III : ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengertian .................................................................................................. 11 2. Patofisiologi....................................................................................... ............11 3. Manifestasi Klinis....................................................................................... .11 4. Pemeriksaan Diagnostik................................................................................. 12 5. Penatalaksanaan Medis..................................................................................... 13 6. Pengkajian....................................................................................... ...........13 7. Diagnose keperawatan dan intervensi.................................................................14 BAB IV : PENUTUP a).Kesimpulan................................................................................................. 18 b). Saran.....................................................................................................................18 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 19