1. Pengkajian sistem hematologi perlu dilakukan secara sistematis dan memahami fisiologi organ hematologi untuk meminimalkan kesalahan diagnosis antara gangguan primer dan sekunder.
2. Pengumpulan data hematologi meliputi identitas pasien, keluhan utama, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi.
3. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik untuk men
PEMERIKSAAN FISIK :
1. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN FISIK
2. PEMERIKSAAN FISIK PER SISTEM
3. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
4. PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN BALITA
5. 6 KESADRAN YANG TERJADI PADA BAYI NORMAL
6. APGAR SCORE
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes, 2006).
PEMERIKSAAN FISIK :
1. KONSEP DASAR PEMERIKSAAN FISIK
2. PEMERIKSAAN FISIK PER SISTEM
3. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
4. PEMERIKSAAN FISIK BAYI DAN BALITA
5. 6 KESADRAN YANG TERJADI PADA BAYI NORMAL
6. APGAR SCORE
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan (Depkes, 2006).
mempelajari dunia kesehatan sangatlah pennting, apalagi mengenai neoroma akustik yang dapat menyebabkan gangguan sistem keseimbangan tubu (vastibular) terganggu
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenAdrianAgoes9
Â
sosialisasi untuk dosen dalam mengisi dan memadankan sister akunnya, sehingga bisa memutakhirkan data di dalam sister tersebut. ini adalah untuk kepentingan jabatan akademik dan jabatan fungsional dosen. penting untuk karir dan jabatan dosen juga untuk kepentingan akademik perguruan tinggi terkait.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. 1
Pengkajian Pada Sistem Hematologi
Pengkajianpadakliendengangangguanhematologi perlu dilakukan dengan teliti, sistematis, serta
memahami denganbaikfisiologisdari setiap organ system hematologi. Hal ini perlu dilakukan agar
kemungkinan adanya kesulitan dikarenakan gambaran klinis atau tanda serta gejala yang hampir
sama antara gangguan hematologi primer dan sekunder dapat diminimalkan. Informasi dilakukan
baik dari klien maupun keluarga tentang riwayat penyakit dan kesehatan dapat dilakukan dengan
anamnesis ataupun pemeriksaan fisik.
Agar data dapat terkumpul dengan baik dan terarah, sebaiknya dilakukan penggolongan atau
klasifikasi data berdasarkan identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, keadaan fisik,
psikologis, sosial, spiritual, intelegensi, hasil-hasil pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data keperawatan pada tahap pengkajian adalah
Wawancara (interview), pengamatan (observasi), danpemeriksaanfisik (pshysical assessment). dan
studi dokumentasi.
1. WAWANCARA
Biasa juga disebut dengan anamnesa adalah menanyakan atau tanya jawab yang berhubungan
dengan masalah yang dihadapi klien dan merupakan suatu komunikasi yang direncanakan. Dalam
berkomunikasi ini perawat mengajak klien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaannya
yang diistilahkan teknik komunikasi terapeutik.
Macam wawancara
1. Auto anamnesa : wawancara dengan klien langsung
2. Allo anamnesa : wawancara dengan keluarga / orang terdekat.
Teknik Pengumpulan Data Yang Kurang Efektif :
1. Pertanyaan tertutup : tidak ada kebebasan dalam mengemukakan pendapat / keluhan /
respon. misalnya : “Apakah Anda makan tiga kali sehari ?“
2. Pertanyaanterarah: secara khasmenyebutkanresponyangdiinginkan.Misalnya: “…………….
Anda setuju bukan?”
3. Menyelidiki : mengajukan pertanyaan yang terus-menerus
2. 2
4. Menyetujui /tidakmenyetujui.Menyebutkansecaratidak langsung bahwa klien benar atau
salah. Misalnya : “Anda tidak bermaksud seperti itu kan?”
2. OBSERVASI
Tahap kedua dalam pengumpulan data adalah pengamatan, dan pada praktiknya kita lebih sering
menyebutnya dengan observasi. Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien.
Tujuan dari observasi adalah mengumpulkan data tentang masalah yang dihadapi klien melalui
kepekaan alat panca indra.
Contohkegiatanobservasi misalnya : terlihat adanya kelainan fisik, adanya perdarahan, ada bagian
tubuhyang terbakar,baualkohol,urin, feses, tekanan darah, heart rate, batuk, menangis, ekspresi
nyeri, dan lain-lain.
3. Pengkajian
A. Identitas
Biasanya perawat mewawancara klien untuk mendapatkan Identitas klien yang
meliputi:nama,umur,agama,jeniskelamin,pekerjaan,status perkawinan,alamat,tanggal
masuk,yang mengirim,cara masuk RS,diagnosa medis.
Biasanya perawat juga mewawancarai keluarga untuk mendapatkan identitas
penanggung jawab : nama,umur,hubungan dengan pasien,pekerjaan,alamat.
B. Riwayat kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang (Keluhan Utama)
Apakah klien masih merasakan kelelahan, demam, diaforesis, kemerahan,
kelemahanmuscular,nyeri /pembengkakansendi, penurunan berat badan.Apakah
masih terdapat massa yang tidak biasa, limfadenopati, proses pemulihan buruk,
hepatomegali, perubahan tanda-tanda vital.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
Perawat melakukan pengkajian riwayat kesehatan masa lalu dengan interview
apakahpasienmenderita:anemia,leukemia,mononukleosus,malabsorpsi,gangguan
liver: hepatitis, sirosis; tromboplebitis atau trombosis; gangguan limpa
c. Riwayat Kesehatan Keluarga.
Biasanyakeluargaklien memiliki riwayat penyakit yang meliputi: kanker,gangguan
imun,alergi.
3. 3
4. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
a) Persepsi Sehat-Pola Penanganan Kesehatan
Perawat mengkaji persepsi sehat-pola penanganan kesehatan pasien, apakah pasien
merasakan kekurangan energi/lemah, merokok atau minum alcohol, pernah menerima
transfuse.
Apakahpasienpernahmenderitasalahsatudari:SLE, leukemia, myelodisplastik syndrome,
infeksi Ebstein-Barrvirus,sytomegalovirus,rubellavirus,hepatitisvirus(A,B, atau C), infeksi
saluran nafas atas, atau bastroenteritis, infeksi HIV, ketergantungan obat (bila ya, jenis
obat-obatan apa yang di konsumsi), pembedahan, trauma kepala, sakit kepala, pandangan
berkunang-kunang, somnolen, penurunan tingkat kesadaran, perdarahan intracranial.
b) Kesehatan Keluarga
Apakah diantara anggota keluarga ada yang menderita anemia, leukemia, perdarahan,
masalah pembekuan.
c) Pola Metabolisme-Nutrisi
Perawat mengkaji apakah pasien mengalami kesulitan makan, mengunyah, menelan,
bagaimanaseleramakanpasein,apakahpasienmengkonsumsivitamin, suplemen, zat besi,
apakah pasien merasa mual, mengalami muntah, perdarahan, memar, perubahan kondisi
kulit, keringat malam, intoleransi terhadap suhu/iklin yang dingin, pembengkakan pada
lipatan ketiak, leher, lipatan paha.
d) Pola Eliminasi
Perawat mengkaji apakah pasien mengalami buang air besar berwarna hitam atau seperti
ter, kencing berdarah, urine output berkurang, diare, menorrhagia, ekimosis, epistaxis.
e) Pola Latihan-Aktifitas
Perawatmengkaji apakahpasienmengalamirasalelahanyangberlebihan,bernafaspendek-
pendek saat istirahat dan/atau saat beraktifitas, mengalami keterbatasan gerak sendi, gait
yang tidak baik, perdarahan dan/atau memar setelah beraktifitas.
f) Pola Istirahat-Tidur
Perawatmengkaji apakahpasienmengalamirasalelahandan/ataukelelahanyanglebih dari
biasanya, merasa baik setelah beristirahat.
g) Pola Persepsi-Kognitif
Perawat mengkaji apakah pasien mengalami mati rasa, rasa geli, masalah penglihatan,
pendengaran,pengecapan,perubahan fungsimental, nyeri tulang, sendi, abdominal, perut
kembung, nyeri sendi saat melakukan gerakan, nyeri otot.
4. 4
Pola Konsep-diri-Persepsi-diri
Perawat mengkaji apakah pasien merasa: masalah kesehatannya membuat perasaan
berbeda tentang dirinya sendiri, perubahan fisik yang menyebabkan distress.
h) Pola Berhubungan-Peran
Perawatmengkaji apakahpasienbekerjapadalingkunganyangkontakdenganbahan-bahan
yang merusak/merugikan,apakahpasienmerasakanbahwapenyakitnyamerubahperandan
hubungan dirinya dengan orang lain.
i) Pola Reproduksi-Seksual
Perawat mengkaji apakah pasien mempunyai masalah hematology yang menyebabkan
masalah seksual, wanita: kapan mens terakhir, siklus normal, berapa lama mengalami
perdarahan tiap siklus, peningkatan pembekuan, volume mensturasi, pria: mengalami
impotensi
j) Pola Toleransi Stres-Koping
Perawatmengkaji apakahpasienmempunyai systemdukungan(keluraga,teman,organisasi,
dll) yang dapat menolong, bagaimana strategi koping yang digunakan selama sakit.
k) Pola Keyakinan-Nilai
Perawat mengkaji bagaimana pengetahuan/pendapat pasein tentang transfuse darah,
apakah pasien mempunyai konflik antara rencana terapi dan sisteem keyakinan-nilai
yang di anut.
5. Pemeriksaan fisik
Ada 4teknik dalam pemeriksaan fisik yaitu :
1. Inspeksi
Adalah pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh yang diperiksa melalui
pengamatan.Cahayayangadekuatdiperlukanagarperawatdapatmembedakan warna, bentuk dan
kebersihan tubuh klien. Fokus inspeksi pada setiap bagian tubuh meliputi : ukuran tubuh, warna,
bentuk, posisi, simetris. Dan perlu dibandingkan hasil normal dan abnormal bagian tubuh satu
dengan bagian tubuh lainnya. Contoh : mata kuning (ikterus), terdapat struma di leher, kulit
kebiruan (sianosis), dan lain-lain .
5. 5
2. Palpasi
Palpasi adalahsuatuteknikyangmenggunakaninderaperaba.Tangandanjari-jari adalah instrumen
yang sensitif digunakanuntukmengumpulkan data, misalnya tentang : temperatur, turgor, bentuk,
kelembaban, vibrasi, ukuran.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan selama palpasi :
ď‚· Ciptakan lingkungan yang nyaman dan santai.
ď‚· Tangan perawat harus dalam keadaan hangat dan kering
ď‚· Kuku jari perawat harus dipotong pendek.
ď‚· Semua bagian yang nyeri dipalpasi paling akhir.
Misalnya : adanya tumor, oedema, krepitasi (patah tulang), dan lain-lain.
3. Perkusi
Perkusi adalah pemeriksaan dengan jalan mengetuk bagian permukaan tubuh tertentu untuk
membandingkan dengan bagian tubuh lainnya (kiri kanan) dengan tujuan menghasilkan suara.
Perkusi bertujuanuntukmengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan konsistensi jaringan. Perawat
menggunakan kedua tangannya sebagai alat untuk menghasilkan suara.
Adapun suara-suara yang dijumpai pada perkusi adalah :
ď‚· Sonor : suara perkusi jaringan yang normal.
ď‚· Redup : suara perkusi jaringan yang lebih padat, misalnya di daerah paru-paru pada
pneumonia.
ď‚· Pekak : suara perkusi jaringan yang padat seperti pada perkusi daerah jantung, perkusi
daerah hepar.
ď‚· Hipersonor/timpani : suara perkusi pada daerah yang lebih berongga kosong, misalnya
daerah caverna paru, pada klien asthma kronik.dan timpani pada usus.
6. 6
4. Auskultasi
Adalah pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan cara mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
tubuh. Biasanyamenggunakanalatyangdisebutdenganstetoskop.Hal-hal yangdidengarkanadalah
: bunyi jantung, suara nafas, dan bising usus.
Suara tidak normal yang dapat diauskultasi pada nafas adalah :
ď‚· Rales : suara yang dihasilkan dari eksudat lengket saat saluran-saluran halus pernafasan
mengembang pada inspirasi (rales halus, sedang, kasar). Misalnya pada klien pneumonia,
TBC.
ď‚· Ronchi : nada rendah dan sangat kasar terdengar baik saat inspirasi maupun saat ekspirasi.
Ciri khas ronchi adalah akan hilang bila klien batuk. Misalnya pada edema paru.
 Wheezing : bunyi yang terdengar “ngiii….k”. bisa dijumpai pada fase inspirasi maupun
ekspirasi. Misalnya pada bronchitis akut, asma.
 PleuraFrictionRub ; bunyi yangterdengar“kering”seperti suaragosokanamplaspada kayu.
Misalnya pada klien dengan peradangan pleura.
Pendekatan pengkajian fisik dapat menggunakan :
1) Head to toe (kepala ke kaki)
Pendekatan ini dilakukan mulai dari kepala dan secara berurutan sampai ke kaki. Mulai dari :
keadaan umum, tanda-tanda vital, kepala, wajah, mata, telinga, hidung, mulut dan tenggorokan,
leher, dada, paru, jantung, abdomen, ginjal, punggung, genetalia, rectum, ektremitas.
2) ROS (Review of System / sistem tubuh)
Pengkajian yang dilakukan mencakup seluruh sistem tubuh, yaitu : keadaan umum, tanda vital,
sistem pernafasan, sistem kardiovaskuler, sistem persyarafan, sistem perkemihan, sistem
pencernaan, sistem muskuloskeletal dan integumen, sistem reproduksi. Informasi yang didapat
membantuperawatuntukmenentukansistemtubuhmanayang perlu mendapat perhatian khusus.
7. 7
Perawat melakukan pengkajian dengan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi untuk
mengidentifikasi apakah terdapat tanda dan gejala sebagai berikut :
1) Tanda Vital
Tanda-tandavital terdri dari : suhu,nadi,tekanandarah,RR,TB,BBSebelummasukRSdansaat
di RS.
2) Kulit
Kulit akan tampak pucat karena berkurangnya jumlah hemoglobin (anemia); kemerah-meahan
karena menigkatnya jumalah hemoglobin (polisitemia); jaundis karena penumpukan pigmen
empedu yang disebabkan oleh hemolisis yang cepat atau berlebihan; purpura, peteki, ekkimosis,
hematom yang disebabkan oleh defisiensi hemostatik factor pembeku yang menyebabkan
perdarahan di kulit; ekskoriasi dan pruritus disebabkan oleh garukan pada kulit karena rasa gatal
sekunderterhadapgangguansepertipenyakitHodgkindanpeningkatanjumlahbilirubin; ulser pada
tungkai disebabkanolehpenyakitsikel sel terutamaterjadi pada bagian maleolus pergelangan kaki;
perubahanwarnamenjadi kecoklatandisebabkanolehhemosiderin dan melanin dari eritrosit yang
pecah dan deposit zat besi sekunder terhadap transfuse zat besi yang berlebihan; sianosis
disebabkanolehpenurunanhemoglobin;telengiektasisdisebabkanolehhiperemik spot disebabkan
oleh dilatasi kapiler atau pembuluh darah yang kecil dan angioma kecil dan cendrung mengalmi
perdarahan; angioma disebabkan oleh tumor benigna pada pembuluh darah atau getah bening;
spidernevi disebabkan oleh dilatasi kapiler-kapiler yang tampak seperti sarang laba-laba, hal ini
berhubungan dengan penyakit liver dan peningkatan kadar estrogen pada kehamilan.
3) Kuku
Pada bagian kuku akan telihat dan teraba rigid memanjang, datar dan cekung yang
disebabkan oleh anemia defisiensi zat besi yang kronik.
4) Mata
Bagian-bagian dari mata dapat terlihat jaundis pada sclera yang disebabkan oleh
penumpukan pigmen empedu karena hemolisis yang berlebihan atau cepat; pucat pada
konjungtivadisebabkan karena penurunan jumlah hemoglobin (anemia); perdarahan pada
retinadisebabkanolehtrombositopenia dan anemia; dilatasi vena-vena akibat polisitema.
5) Mulut
Sekitarmulut akan terlihat pucat karena penurunan jumlah hemoglobin (anemia); ulserasi
gusi dan mukosa karena anemia berat dan neutropenia; infiltrasi pada gusi (membengkak,
kemerahan,perdarahan) disebabkanolehleukemia;tekstrurlidahhalusolehkarenaanemia
pernicious dan deriseinsi zat besi.
8. 8
6) Kelenjar getah bening
Teraba lunak karena respon normal terhadap infeksi pada bayi dan anak, adanya invasi
kankerpada orangdewasa,pembesaranakibatinfeksi, infiltrasi benda asing, atau gangguan
metabolic terutama lemak.
7) Dada
Tampak pelebaran mediastinum karena pembesaran nodus lymph; teraba
tenderness/perlunakan pada seluruh bagian sternal karena kondisi leukemia yang
menyebakan erosi tulang; tenderness sternal local karena myeloma multiple akibat dari
pereganganperiosteum;terdengartakikardiakarenamekanisme kompensatori padaanemia
untuk meningkatkan kardiak output; teraba tekanan pols melebat karena mekanisme
kompensatori pada anemia untuk meningkatkan kardiak output dengan meningkatkan
volume sekuncup; terdengar murmur karena biasanya murmur sistolik akan mucul pada
anemiadisebabkanoleh peningkatan jumlah dan kecepatan dari viskositas rendah melalui
katup pulmonik; terdengar bruit (terutama karotis) karena kecepatan dari viskositas darah
yang rendahmelalui katubpulmoni;anginapectoriskarenapeningkatanalirandarahdengan
viskositas rendah melalui pembuluh darah; hipertensi dan bradikardia karena anemia.
8) Abdomen
Dari palpasi ditemukan hepatomegali akibat dari leukemia, sirosis atau fibrosis sekunder
terhadapkelebihan zat besi pada sikel sel atau thalasemia; spenomegali karena leukemia,
lymphoma, mononucleosis; dari auskultasi akan terdengar bruit dan rub akibat infraksi
splenik.
9) System saraf
Dari hasil pemerisaansensasi getar,propriosepsi/posisi,nyeri,sentuhan, getaran dan reflek
tendon ditemukan kerusakan fungsi system saraf karena defisiensi cobalamin atau
penekanan dari saraf oleh massa.
10) Punggung dan ekstremitas
Pasienmengeluhnyeri punggung, yang merupakan penyebab adalah reaksi hemolitik akut
dari nyeri panggul karena ginjal berperan dalam lproses hemolisis; multiple myeloma dari
pembesaran tumor yang meregang periosteum atau kelemahan jaringan penyokong yang
menyebabkan strain ligament dan spasme otot; dan penyakit sikel sel.
Dari inspeksi akan tampak peteki akibat dari tirah baring pada kondisi pasien yang
mengalami trombositopenia.
Athralgia yang disebabkan oleh leukemia karena adanya penyakit pada tulang : sumsum
tulang, dan sikel sel dari hemartrosis.
9. 9
Pasienjugaakanmengeluhnyeri tulangakibatinvasi sel leukemia ke tulang, demineralisasi
akibat dari hematopoietik dan malignansi yang padat meningkatkan kemungkinan patah
tulang patologi, dan penyakit sikel sel.
10. 10
Daftar pustaka
Black,Hawks.(2005). Medical Surgical Nursing:Clinical Managementfor Positive Out Care. (7th
ed.).
St. Louis: mosby.
Hudak dan Galo. 1996. Keperawatan Kritis: Volume II. Jakarta: EGC.