Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Bayi prematur rentan mengalami gangguan pernapasan, termoregulasi, infeksi, nutrisi, dan integritas kulit karena sistem tubuh yang belum matang. Asuhan keperawatan pada bayi prematur meliputi pemantauan pola pernapasan dan suhu tubuh, pencegahan infeksi, pemberian nutrisi, perawatan kulit, serta dukungan dan edukasi bagi orang
Manuver Leopold adalah pemeriksaan ANC yang terdiri dari 4 langkah untuk menentukan posisi dan bagian tubuh janin dalam rahim ibu. Langkah pertama memeriksa bagian janin di fundus untuk menentukan usia kehamilan. Langkah kedua memeriksa letak punggung atau kaki janin di sisi perut. Langkah ketiga menentukan bagian janin di bagian bawah perut dan kontak dengan pintu panggul. Langkah keempat meng
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Pasien laki-laki berusia 28 tahun menjalani hemodialisa karena CKD stage 5. Pasien mengeluh lemas dan kedinginan sebelum, selama, dan sesudah hemodialisa. Perawat memberikan dukungan dan mengawasi kondisi pasien.
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids octo zulkarnain
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS, mulai dari konsep dasar, patofisiologi, diagnosa, penatalaksanaan keperawatan dan penatalaksanaan medis. HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel darah putih khususnya limfosit T. Infeksi HIV menyebabkan kelemahan sistem kekebalan tubuh sehingga mudah terkena infeksi opportunistik atau kanker. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium dan penatalaksanaannya meliputi
Laporan ini memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan TB paru di ruang Cucakrowo RSUD M. Ashari Pemalang. Dokumen ini menjelaskan definisi TB, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan TB paru."
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Manuver Leopold adalah pemeriksaan ANC yang terdiri dari 4 langkah untuk menentukan posisi dan bagian tubuh janin dalam rahim ibu. Langkah pertama memeriksa bagian janin di fundus untuk menentukan usia kehamilan. Langkah kedua memeriksa letak punggung atau kaki janin di sisi perut. Langkah ketiga menentukan bagian janin di bagian bawah perut dan kontak dengan pintu panggul. Langkah keempat meng
merupakan pemeriksaan yang dilakukan pada perut ibu hamil untuk mengetahui apa yang ada d fundus, lateral kanan dan kiri uterus, menentukan sudah masuk pap atau belum dan untuk mengetahui seberapa jauh penurunan kepala
Pasien laki-laki berusia 28 tahun menjalani hemodialisa karena CKD stage 5. Pasien mengeluh lemas dan kedinginan sebelum, selama, dan sesudah hemodialisa. Perawat memberikan dukungan dan mengawasi kondisi pasien.
patofisiologfi diagnosis dan penatalaksanaan HIV aids octo zulkarnain
Dokumen tersebut membahas tentang HIV/AIDS, mulai dari konsep dasar, patofisiologi, diagnosa, penatalaksanaan keperawatan dan penatalaksanaan medis. HIV adalah virus penyebab AIDS yang menyerang sel darah putih khususnya limfosit T. Infeksi HIV menyebabkan kelemahan sistem kekebalan tubuh sehingga mudah terkena infeksi opportunistik atau kanker. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan laboratorium dan penatalaksanaannya meliputi
Laporan ini memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan pasien dengan TB paru di ruang Cucakrowo RSUD M. Ashari Pemalang. Dokumen ini menjelaskan definisi TB, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, pemeriksaan penunjang, dan penatalaksanaan TB paru."
Dokumen tersebut membahas tentang dokumentasi asuhan keperawatan infeksi. Dibahas mengenai definisi infeksi, rantai infeksi yang terdiri dari agens infeksius, reservoar, portal keluar, cara penularan, portal masuk, dan pejamu yang rentan. Juga dibahas mengenai proses infeksi, jenis-jenis infeksi, pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan infeksi nosokomial.
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasipjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas konsep dan asuhan keperawatan ibu hamil pada trimester pertama, kedua, dan ketiga serta adaptasi fisiologis dan psikologis ibu hamil selama kehamilan. Adaptasi fisiologis meliputi sistem kardiovaskuler, respirasi, integumen, dan lainnya. Sedangkan adaptasi psikologis mencakup perasaan ambivalen ibu hamil antara senang dan sedih selama masa kehamilan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Teks tersebut merupakan makalah tentang studi kasus campak pada orang dewasa yang membahas tentang konsep medis campak, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis dan tujuan penulisan makalah tersebut untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan diagnosa campak.
Ibu "S" melahirkan dengan SC pada hari ke-2 masa nifas. Ia mengeluh nyeri pada luka jahitan. Bidan melakukan observasi, memberi penjelasan tentang penyebab nyeri, mengajarkan teknik relaksasi, dan memberi diet seimbang. Setelah 2x24 jam, nyeri ibu berkurang dan kondisinya membaik sehingga dipulangkan dengan anjuran istirahat yang cukup dan kontrol selanjutnya.
Laporan kasus ini membahas tentang pasien wanita berusia 49 tahun dengan diagnosa gastritis akut yang mengeluh nyeri di uluh hati, mual, dan kembung. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda inflamasi saluran pencernaan seperti nyeri uluh hati dan diare.
ASKEB SEPSIS NEONATORUM AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, patofisiologi, dan penatalaksanaan klinis sepsis pada bayi baru lahir (neonatus). Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan yang disebabkan oleh berbagai bakteri dan dapat menyebabkan berbagai gejala klinis seperti demam, lesu, dan gangguan pernapasan. Penatalaks
Perawat perlu mengaktifkan prosedur respons bencana sebagai tindakan awal ketika banyak korban kecelakaan pesawat akan dikirim ke rumah sakit. Prosedur ini harus diaktivkan sebelum melakukan intervensi lainnya.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pasien bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Dokumen menjelaskan pengertian BBLR, etiologi, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan asuhan keperawatan yang meliputi penilaian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan untuk berbagai gangguan yang mungkin dialami bayi BBLR seperti gangguan pernapasan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nutris
Implementasi asuhan keperawatan pada klien dengan Artritis Gout meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Diagnosa yang ditemukan adalah kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit Artritis Gout dan ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit. Intervensi meliputi pendidikan kesehatan tentang penyakit dan cara merawat pasien. Implementasi dan evaluasi menunjukkan tujuan keperawatan tercapai den
Tinjauan kasus pasien Ny. "S" yang mengalami gastroenteritis mencakup:
1. Identitas pasien wanita berumur 23 tahun dengan keluhan demam, diare dan muntah
2. Riwayat penyakit sekarang mengalami panas badan dan diare 5 kali sehari selama 2 hari
3. Pemeriksaan fisik menunjukkan keadaan umum lemah dan panas beserta tanda vital tidak normal
Konsep dan Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Normal dan Komplikasipjj_kemenkes
Dokumen tersebut membahas konsep dan asuhan keperawatan ibu hamil pada trimester pertama, kedua, dan ketiga serta adaptasi fisiologis dan psikologis ibu hamil selama kehamilan. Adaptasi fisiologis meliputi sistem kardiovaskuler, respirasi, integumen, dan lainnya. Sedangkan adaptasi psikologis mencakup perasaan ambivalen ibu hamil antara senang dan sedih selama masa kehamilan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
[1] Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sistem pernapasan atas yaitu ISPA. [2] Dibahas konsep penyakit ISPA, manifestasi klinis, diagnosa, dan penatalaksanaannya. [3] Juga dibahas konsep asuhan keperawatan meliputi pengkajian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan pada klien ISPA.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas konsep gangguan kebutuhan dasar berupa nyeri, termasuk definisi, etiologi, klasifikasi, dan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi nyeri
2. Ada dua jenis nyeri utama yaitu nyeri akut dan nyeri kronik, yang berbeda dalam durasi, penyebab, dan karakteristiknya
3. Banyak faktor yang dapat mempeng
Teks tersebut merupakan makalah tentang studi kasus campak pada orang dewasa yang membahas tentang konsep medis campak, epidemiologi, patogenesis, gejala klinis dan tujuan penulisan makalah tersebut untuk memberikan asuhan keperawatan pada pasien dewasa dengan diagnosa campak.
Ibu "S" melahirkan dengan SC pada hari ke-2 masa nifas. Ia mengeluh nyeri pada luka jahitan. Bidan melakukan observasi, memberi penjelasan tentang penyebab nyeri, mengajarkan teknik relaksasi, dan memberi diet seimbang. Setelah 2x24 jam, nyeri ibu berkurang dan kondisinya membaik sehingga dipulangkan dengan anjuran istirahat yang cukup dan kontrol selanjutnya.
Laporan kasus ini membahas tentang pasien wanita berusia 49 tahun dengan diagnosa gastritis akut yang mengeluh nyeri di uluh hati, mual, dan kembung. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda inflamasi saluran pencernaan seperti nyeri uluh hati dan diare.
ASKEB SEPSIS NEONATORUM AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, patofisiologi, dan penatalaksanaan klinis sepsis pada bayi baru lahir (neonatus). Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan yang disebabkan oleh berbagai bakteri dan dapat menyebabkan berbagai gejala klinis seperti demam, lesu, dan gangguan pernapasan. Penatalaks
Perawat perlu mengaktifkan prosedur respons bencana sebagai tindakan awal ketika banyak korban kecelakaan pesawat akan dikirim ke rumah sakit. Prosedur ini harus diaktivkan sebelum melakukan intervensi lainnya.
Dokumen ini membahas 12 saraf kranial dan fungsi serta cara pemeriksaannya. Saraf-saraf kranial tersebut adalah saraf olfaktori (penciuman), optikus (penglihatan), okulomotorius (gerakan mata), trochlearis (gerakan mata), trigeminus (wajah dan gigi), abdusen (deviasi mata), fasialis (ekspresi wajah), vestibulocochlearis (pendengaran dan keseimbangan), glosofaringeus (rasa), vagus
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan pasien bayi berat badan lahir rendah (BBLR). Dokumen menjelaskan pengertian BBLR, etiologi, komplikasi, penatalaksanaan medis, dan asuhan keperawatan yang meliputi penilaian, diagnosa, dan rencana tindakan keperawatan untuk berbagai gangguan yang mungkin dialami bayi BBLR seperti gangguan pernapasan, keseimbangan cairan dan elektrolit, nutris
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan bayi berat lahir rendah (BBLR). Secara garis besar mencakup definisi, klasifikasi, etiologi, gejala klinis, pemeriksaan penunjang, komplikasi, dan penatalaksanaan medis BBLR.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan untuk bayi berat badan lahir rendah (BBLR) yang meliputi penyebab, diagnosa, dan tindakan keperawatan untuk BBLR
2. Beberapa penyebab BBLR adalah genetik, prematuritas, kembar, kondisi medis ibu selama kehamilan, serta faktor lingkungan
3. Tujuan utama asuhan keperawatan BBL
Dokumen tersebut membahas tentang berat badan lahir rendah (BBLR). Secara singkat, BBLR didefinisikan sebagai bayi baru lahir dengan berat kurang dari 2500 gram. Dokumen ini menjelaskan faktor-faktor penyebab, manifestasi klinis, komplikasi, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan BBLR.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan untuk bayi prematur, yang didefinisikan sebagai bayi yang lahir sebelum 37 minggu kehamilan atau dengan berat kurang dari 2,5 kg. Dokumen tersebut menjelaskan konsep medik, etiologi, manifestasi klinis, dan intervensi keperawatan untuk merawat bayi prematur seperti tirah baring, pemberian obat tokolitik, dan terapi penunda persalinan untuk mencegah
G1P0A0 pasien berusia 27 tahun dengan usia kehamilan 38 minggu datang dengan keluhan air ketuban keluar sejak 2 jam 30 menit sebelumnya. Pasien menjalani operasi sesar pada pukul 12:00 dan melahirkan bayi perempuan sehat berusia lanjut dengan berat 3440 gram.
Pasien wanita berusia 27 tahun dirujuk ke rumah sakit dengan diagnosa awal kehamilan ektopik berdasarkan keluhan nyeri perut dan keluar darah dari jalan lahir. Pemeriksaan fisik dan laboratorium menunjukkan kondisi yang stabil sedangkan hasil USG menunjukkan adanya kemungkinan kehamilan ektopik. Rencana penatalaksanaan meliputi pemeriksaan lebih lanjut, konsultasi spesialis, dan persiapan operasi
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan infertilitas yang mencakup konsep dasar infertilitas, pengkajian, diagnosa keperawatan, dan perencanaan keperawatan. Asuhan keperawatan infertilitas berfokus pada menurunkan kecemasan, meningkatkan konsep diri, serta membantu pasien dalam mengantisipasi rasa berduka.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang asuhan keperawatan untuk penyakit Hirschsprung. Penyakit ini disebabkan oleh ketidaknormalan saraf pada usus besar yang menyebabkan konstipasi. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan pendukung. Penatalaksanaannya meliputi pembedahan, konservatif, atau tindakan sementara. Asuhan keperawatan berfokus pada mencegah komplikasi seperti konstip
Bab I membahas latar belakang BBLR, termasuk definisi, prevalensi, dan penyebabnya. Tujuan penulisan mencakup pemenuhan tugas dosen, meningkatkan pemahaman tentang BBLR, dan meningkatkan minat pembaca. Bab II membahas definisi BBLR, karakteristik, etiologi termasuk faktor ibu, janin, dan lainnya, pencegahan, penatalaksanaan meliputi suhu, makanan, ikterus, pernapasan, hipoglikemi,
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. PENGERTIAN :
• Bayi premature adalah bayi yang dilahirkan pada
usia kehamilan ibu kurang dari 36 minggu.
• Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan kurang atau sama dengan 37 minggu,
tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L
Wong 2004)
• Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelum
minggu ke 37, dihitung dari mulai hari pertama
menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode
kehamilan memendek. (Nelson. 1998 dan
Sacharin, 1996)
3. ETIOLOGI :
FAKTOR IBU :
• Faktor Penyakit (Toxemia Gravidarum, Trauma
Fisik, dll)
• Faktor Usia Ibu (< 20 tahun / > 35 tahun)
• Keadaan Sosial Ekonomi.
FAKTOR JANIN :
• Hydroamnion.
• Kehamilan Multiple / Ganda.
• Kelainan Cromosom.
5. KLASIFIKASI PADA BAYI
PREMATURE
1. Bayi Premature di
garis batas : •37 mg, masa gestasi
•2500 gr, 3250 gr.
•Masalah :
Ketidakstabilan, Kesulitan
menyusu, Ikterik, RDS
mungkin muncul
•Penampilan : Lipatan
pada kaki sedikit,
Payudara lebih kecil,
Lanugo banyak, Genitalia
kurang berkembang
6. 2. Bayi Premature sedang
• 31 mg – 36 mg gestasi.
• 1500 gr – 2500 gram.
• Masalah : Ketidakstabilan,
Pengaturan glukosa, RDS,
Ikterik, Anemia, Infeksi,
Kesulitan menyusu.
• Penampilan : Seperti pada
bayi premature di garis
batas tetapi lebih parah,
Kulit lebih tipis, lebih
banyak pembuluh darah
yang tampak.
7. 3. Bayi Sangat Premature
• 24 mg – 30 mg gestasi.
• 500 gr – 1400 gr.
• 0,8 % seluruh kelahiran
hidup
• Masalah : semua.
• Penampilan : Kecil tidak
memiliki lemak, Kulit
sangat tipis, Kedua
mata mungkin
berdempetan.
8. GEJALA KLINIS :
TANDA-TANDA ANATOMIS :
• Berat badan lahir rendah (< 2,5 Kg).
• Ukuran kepala lebih besar dari badan.
• Kulitnya tipis, keriput, terang dan berwarna
merah muda (transparan dan tembus cahaya).
• Pembuluh darah dibawah kulit dapat terlihat.
• Lemak subcutannya (brown fat) sedikit.
• Rambut di kepala tampak jarang dan tipis.
• Telinga tipis dan lembek.
9. • Banyak terdapat lanugo dan vernicaseosa di
badannya.
• Tulang tengkorak teraba lunak.
• Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung
jari.
• Pada bayi laki-laki : testis belum turun, scrotum
kecil dan lipatannya sedikit.
• Pada bayi perempuan : Labia minora lebih
menonjol.
• Jaringan payudara belum berkembang.
• Otot lemah, sedikit melakukan aktifitas fisiknya.
10. TANDA FISIOLOGIS :
• Gerakan bayi pasif, tangis hanya merintih, bayi
lebih banyak tidur, lebih malas.
• Sistem neuromuscular masih sangat lemah
(reflex isap dan menelan yang lemah).
• Sistem respirasi belum adequate (pernafasan
yang tidak teratur).
• Thermolabil (fungsi control suhu di
hypothalamus belum mature).
11. KONDISI YANG MENIMBULKAN
MASALAH PADA BAYI PREMATUR
Sistem Pernapasan
• Otot-otot pernapasan susah berkembang.
• Dinding dada tidak stabil.
• Produksi surfaktan : penurunan.
• Pernafasan tidak teratur dengan periode
apnea dan cianosis.
• Gag reflek dan batuk : penurunan.
12. Sistem Pencernaan
• Ukuran Lambung Kecil
• Penurunan Fungsi Enzim.
• Garam Empedu Kurang.
• Keterbatasan mengubah glukosa menjadi glikogen.
• Keterbatasan melepas insulin.
• Kurang koordinasi reflek menghisap dan menelan.
Fungsi Liver
• Kemampuan mengkonyugasi bill.
• Penurunan Hb setelah lahir
13. Kestabilan Suhu
• Lemak subkutaneus sedikit, simpanan glikogen &
lipid sedikit
• Kemampuan menggigil menurun.
• Aktivitas kurang.
• Postur flaccid, permukaan terexpose meningkat
Sistem Ginjal
• Ekskresi sodium meningkat
• Kemampuan mengkonsentrasi & mengeluarkan urin
menurun.
• Jumlah tubulus glomerulus tidak seimbang untuk
protein, as. Amino & sodium
14. Sistem Syaraf
• Respon untuk stimulasi lambat.
• Reflek gag, menghisap & menelan kurang.
• Reflek batuk lemah.
• Pusat kontrol pernafasan, suhu & vital lain belum
berkembang.
Infeksi
• Pembentukan antibodi kurang.
• Tidak ada munoglobulin M.
• Kemotaksis terbatas.
• Hypo fungsi kel. adrenal
16. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• Jumlah sel darah putih 18.000/mm3, netrophil meningkat sampai
23.000 – 24.000 /mm3 hari pertama setelah lahir (menurun jika
terjadi sepsis)
• Hematokrit (HT) : 43 % - 61 % (peningkatan sampai 65 % atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukan anemia
atau hemoragic prenatal / perinatal).
• Hemoglobin (HB) : 15 – 20 mg/dL. (kadar lebih rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis berlebihan).
• Bilirubin total : 6 mg/dL pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dL 1 –
2 hari, dan 12 mg / dL pada hari ke - 3 – 5.
• Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4 – 6 jam pertama setelah
kelahiran, rata-rata 40-50 mg/dL meningkat 60 – 70 mg/dL pada
hari ke – 3.
• Pemantauan elektrolit (Na+,K+,Cl-) biasanya normal pada awalnya.
• Pemeriksaan Analisa Gas Darah
17. KONSEP DASAR
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN :
Sirkulasi
• Nadi apikal mungkin cepat / tidak teratur
dalam batas normal (120 sampai 160 dpm)
murmur jantung yang dapat menandakan
duktus arteriosus paten (PDA)
Makanan / Cairan
• Berat badan kurang dari 2500 g
18. Neurosensori
• Tubuh panjang, kurus, lemas dengan perut
agak gendut
• Ukuran kepala besar dalam hubungan dengan
tubuh : sutura mungkin mudah di gerakan,
fontanel mungkin besar / terbuka lebar
• Umumnya terjadi edema pada kelopak mata,
mata mungkin merapat
• Reflek tergantung pada usia gestasi
19. Pernafasan
• Apgar score mungkin rendah
• Pernafasan dangkal, tidak teratur, pernafasan
diafragmatik intermiten (40-60 x/mnt)
mengorok, pernafasan cuping hidung, retraksi
suprasternalsubternal, sianosis ada.
• Adanya bunyi ampelas pada auskultasi,
menandakan sindrom distres pernafasan
(RDS)
20. Keamanan
• Suhu berfluktuasi dengan mudah
• Menangis mungkin lemah
• Wajah mungkin memar, mungkin kaput
suksedaneum
• Kulit transparan
• Lanugo terdistribusi secara luas diseluruh
tubuh
• Ekstremitas tampak edema
• Garis telapak kaki terlihat
• Kuku pendek
21. Seksualitas
• Genetalia ; Labia minora lebih besar dari labia
mayora dengan kritoris menonjol testis pria
tidak turun, rugae mungkin banyak / tidak ada
pada skrotum.
22. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya pola nafas berhubungan
dengan imaturitas fungsi paru (kurang
produksi surfactant) dan neuromuscular.
2. Tidak efektifnya termoregulasi berhubungan
dengan imaturitas control pengatur suhu
tubuh dan kurangnya lemak subcutan.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan
imaturitas system imunologi (defisiensi
pertahanan tubuh) dan infeksi transplacenta.
23. 4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan imaturitas
saluran cerna (ketidakmampuan tubuh dalam
mencerna nutrisi).
5. Resiko gangguan integritas kulit berhubungan
dengan tipisnya jaringan kulit dan
immobilisasi.
6. Kecemasan orang tua berhubungan dengan
situasi kritis dan kurangnya pengetahuan.
24. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas
fungsi paru dan neuro muscular
Kriteria Hasil :
• Pola nafas efektif.
• RR 30-60 x/mnt.
• Sianosis (-)
• Sesak (-).
• Ronchi (-).
• Whezing (-).
25. Implementasi :
• Observasi pola nafas.
• Observasi frekuensi dan bunyi nafas.
• Observasi adanya sianosis.
• Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas
darah.
• Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi.
• Beri O2 sesuai program dokter
• Observasi respon bayi terhadap ventilator dan
terapi O2.
• Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien.
• Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.
26. 2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas
control pengatur suhu dan berkurangnya
lemak subcutan didalam tubuh.
Kriteria Hasil :
• Suhu 36-37 C.
• Kulit hangat.
• Sianosis (-).
27. Implementasi :
• Observasi tanda-tanda vital.
• Tempatkan bayi pada incubator.
• Awasi dan atur control temperature dalam
incubator sesuai kebutuhan.
• Monitor tanda-tanda Hipo dan Hipertermi.
• Hindari bayi dari pengaruh yang dapat
menurunkan suhu tubuh.
• Ganti pakaian setiap basah.
• Observasi adanya sianosis.
28. 3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan
tubuh (imunologi) Infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
• Suhu 36-37 C .
• Tidak ada tanda-tanda infeksi.
• Leukosit 5.000 – 10.000/mm3
• Kaji tanda-tanda infeksi.
29. Implementasi :
• Kaji tanda-tanda infeksi.
• Isolasi bayi dengan bayi lain.
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
bayi.
• Gunakan masker setiap kontak dengan bayi.
• Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi.
• Pastikan semua perawatan yang kontak dengan
bayi dalam keadaan bersih/steril.
• Kolaborasi dengan dokter.
• Berikan antibiotic sesuai program.
30. 4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna
nutrisi (Imaturitas saluran cerna)
Kriteria hasil :
• Nutrisi terpenuhi setelah reflek hisap dan
menelan baik
• Muntah (-).
• Kembung (-).
• BAB lancar .
• Berat badan meningkat 15 gr/hr
31. Implementasi :
• Observasi intake dan output.
• Turgor elastis.
• Observasi reflek hisap dan menelan.
• Beri minum sesuai program.
• Pasang NGT bila reflek menghisap dan menelan
tidak ada.
• Monitor tanda-tanda intoleransi terhadap nutrisi
parenteral.
• Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi enteral
• Kaji kesiapan ibu untuk menyusu.
• Timbang BB setiap hari.
32. 5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya
jaringan kulit, imobilisasi.
Kriteria Hasil :
• Gangguan integritas kulit tidak terjadi
• Suhu 36,5-37 C.
• Tidak ada lecet atau kemerahan pada kulit.
• Observasi vital sign.
• Tanda-tanda infeksi (-).
33. Implementasi :
• Observasi tekstur dan warna kulit.
• Lakukan tindakan secara aseptic dan antiseptic.
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
bayi.
• Jaga kebersihan kulit bayi.
• Ganti pakaian setiap basah.
• Jaga kebersihan tempat tidur.
• Lakukan mobilisasi tiap 2 jam.
• Monitor suhu dalam incubator.
34. 6. Kecemasan orang tua b.d kurang
pengetahuan orang tua dan kondisi krisis.
Kriteria Hasil :
• Cemas berkurang.
• Orang tua tampak tenang
• Orang tua tidak bertanya-tanya lagi.
• Orang tua berpartisipasi dalam proses
perawatan bayinya.
35. Implementasi :
• Kaji tingkat pengetahuan orang tua .
• Beri penjelasan tentang keadaan bayinya.
• Libatkan keluarga dalam perawatan bayinya.
• Berikan support dan reinforcement atas apa
yang dapat dicapai oleh orang tua.
• Latih orang tua tentang cara-cara perawatan
bayi dirumah sebelum bayi pulang.