Dokumen tersebut membahas tentang definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, patofisiologi, dan penatalaksanaan klinis sepsis pada bayi baru lahir (neonatus). Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama kehidupan yang disebabkan oleh berbagai bakteri dan dapat menyebabkan berbagai gejala klinis seperti demam, lesu, dan gangguan pernapasan. Penatalaks
ASKEB SEPSIS NEONATORUM AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
1. LAPORAN PENDAHULUAN
SEPSIS PADA BAYI BARU LAHIR (NEONATUS)
A. DEFINISI
Sepsis adalah bakteri umum yang masuk ke aliran dalam darah (Donna L.
Wong, 2003).Sepsis neonatorum atau septikemia neonatal didefinisi sebagai
infeksi bakteri pada aliran darah bayi selama empat minggu pertama
kehidupan(Bobak, 2004). Sepsis adalah infeksi bakteri generalisata yang biasanya
terjadi pada bulan pertama kehidupan. (Mary E. Muscari, 2005).
Sepsis neonatorum adalah semua infeksibayi pada 28 hari pertama sejak
dilahirkan. Infeksi dapat menyebar secara menyeluruh atau terlokasi hanya pada
satu organ saja (seperti paru-paru dengan pneumonia). Infeksi pada sepsis bisa
didapatkan pada saat sebelum persalinan (intrauterine sepsis) atau setelah
persalinan (extrauterine sepsis) dan dapat disebabkan karena virus (herpes,
rubella), bakteri (streptococcus B), dan fungi atau jamur (candida) meskipun
jarang ditemui. (John, 2009).
Sepsis adalah SIRS ditambah tempat infeksi yang diketahui (ditentukan
dengan biakan positif terhadap organism dari tempat tersebut). SIRS (Systemic
Inflamatory Respone Syndrome) adalah pasien yang memiliki krieteria sebagai
berikut:
1. Suhu > 38 atau < 36
2. Denyut jantung > 90x/menit
3. Respiratori < 20/menit atau PaCO2 < 32 mmHg
4. Leukosit > 12.000 /mm3, atau > 10 % sel imatur
Sepsis berat adalah sepsis yang berkaitan dengan disfungsi organ, kelainan
hipoperfusi, atau hipotensi. Kelainan hipoperfusi meliputi (tetapi tidak terbatas)
2. Sepsis neonatorum adalah infeksi bakteri pada aliran darah pada bayi selama
empat minggu pertama kehidupan.Insiden sepsis bervariasi yaitu antara 1 dalam
500 atau 1 dalam 600 kelahiran hidup (Bobak, 2005).
B. ETIOLOGI
Menurut Guntur (2007) penyebab neonatus sepsis/sepsis neonatorum adalah
berbagai macam kuman seperti bakteri, virus, parasit, atau jamur.Sepsis pada bayi
hampir selalu disebabkan oleh bakteri. Beberapa komplikasi kehamilan yang
dapat meningkatkan risiko terjadinya sepsis pada neonatus antara lain :
1. Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)
2. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum
3. melahirkan)
4. Proses kelahiran yang lama dan sulit.
5. Selang infus yang jarang dibersihkan.
6. Infeksi pada umbilicus.
Bakteria seperti Escherichia coli, Listeriamonocytogenes,
Neisseriameningitidis, Sterptococcuspneumoniae, Haemophilusinfluenzae tipe B,
Salmonella, dan Streptococcus grup B merupakan penyebab paling sering
terjadinya sepsis pada bayi berusia sampai dengan 3 bulan. Streptococcus grup B
merupakan penyebab sepsis paling sering pada neonatus.
Pada berbagai kasus sepsis neonatorum, organisme memasuki tubuh bayi
melalui ibu selama kehamilan atau proses kelahiran.
Beberapa komplikasi kehamilan yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
sepsis pada neonatus, antara lain:
a. Perdarahan
b. Demam yang terjadi pada ibu
c. Infeksi pada uterus atau plasenta
d. Ketuban pecah dini (sebelum 37 minggu kehamilan)
e. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan (18 jam atau lebih sebelum
melahirkan)
f. Proses kelahiran yang lama dan sulit.
g. Streptococcus grup B
3. Dapat masuk ke dalam tubuh bayi selama proses kelahiran. Menurut Centers
for Diseases Control and Prevention (CDC) Amerika, paling tidak terdapat
bakteria pada vagina atau rektum pada satu dari setiap lima wanita hamil, yang
dapat mengkontaminasi bayi selama melahirkan. Bayi prematur yang menjalani
perawatan intensif rentan terhadap sepsis karena sistem imun mereka yang belum
berkembang dan mereka biasanya menjalani prosedur-prosedur invasif seperti
infus jangka panjang, pemasangan sejumlah kateter, dan bernafas melalui selang
yang dihubungkan dengan ventilator.Organisme yang normalnya hidup di
permukaan kulit dapat masuk ke dalam tubuh kemudian ke dalam aliran darah
melalui alat-alat seperti yang telah disebut di atas.
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Arief, 2008, manifestasi klinis dari sepsis neonatorum adalah sebagai
berikut:
1. Umum : panas (hipertermi), malas minum, letargi, sklerema
2. Saluran cerna: distensi abdomen, anoreksia, muntah, diare, hepatomegali
3. Saluran nafas: apnoe, dispnue, takipnu, retraksi, nafas cuping hidung,
merintih, sianosis
4. Sistem kardiovaskuler: pucat, sianosis, kulit lembab, hipotensi, takikardi,
brakikardi
5. Sistem syaraf pusat: iritabilitas, tremor, kejang, hiporefleksi, malas minum,
pernapasan tidak teratur, ubun-ubun membonjol
6. Hematologi: Ikterus, splenomegali, pucat, petekie, purpura, perdarahan.
Gejala sepsis yang terjadi pada neonatus antara lain bayi tampak lesu, tidak
kuat menghisap, denyut jantungnya lambat dan suhu tubuhnya turun-naik. Gejala-
gejala lainnya dapat berupa :
Bayi tampak lesu;
menangis lemah
Tidak kuat menghisap
Nadi > 180 x/menit
atau < 100 x/menit
RR > 60 x/menit
dengan retraksi apnea
Letargi
Intoleransi glukosa :
hiperglikemia (plasma
glukosa > 10 mmol/L
atau > 170 mg/dl) atau
hipoglikemia (< 2,5
mmol/L atau < 45
mg/dl)
Tekanan darah < 250
menurut usia bayi
4. Tes CRT > 3 detik
Suhu tidak stabil (<
36o C atau > 37,5o C)
Jaundice (kuning)
Muntah
Diare
Perut kembung
Adapun gejala tergantung kepada sumber infeksi dan penyebarannya.
Omfalitis → keluarnya nanah dari pusar / darah dari pusar
Meningitis → koma, kejang, opistotonus, penonjolan pada ubun-ubun
Osteomielitis → terbatasnya pergerakan
Persendian → pembengkakan, kemerahan, nyeri tekan, dan sendi yang
terkena terasa hangat
Peritonitis → pembengkakan perut dan diare berdarah
(www.medicastore.com)
KLASIFIKASI
Sepsis di klasifikasikan menjadi dua bagian :
1. Sepsis dini
Terjadi 7 hari pertama kehidupan.Karakteristik : sumber organisme pada
saluran genital ibu dan atau cairan amnion, biasanya fulminan dengan angka
mortalitas tinggi.
2. Sepsis lanjutan/nosokomial
Terjadi setelah minggu pertama kehidupan dan didapat dari lingkungan pasca
lahir.Karakteristik : Didapat dari kontak langsung atau tak langsung dengan
organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat perawatan bayi, sering
mengalami komplikasi. ( Hasan, 2007)
E. PATOFISIOLOGI
Sepsis neonatorum bisa disebabkan oleh :
1. Ibu menderita infeksi sehingga melalui sirkulasi utero plasenta infeksi ibu
ditularkan ke janin sedangkan janin sendiri kurang mempunyai kekebalan
yang sempurna sehingga infeksi yang masuk ke janin tidak bisa dinetralisir
sehingga janin pun ikut terinfeksi penyakit ibu. Ineksi tersebut jika sudah lama
5. akan masuk ke dalam sirkulasi darah janin sehingga menjadi sepsis
neonatorum.
2. KPD, pada ketuban pecah dini, selaput ketuban robek / pecah sebelum
waktunya, sehingga tidak ada barier antara dunia dalam rahim dan luar rahim
sehingga memudahkan kuman-kuman masuk ke dalam rahim dan menginfeksi
janin. Jika tidak dilakukan terminasi dalam waktu < 18 jam, infeksi akan
masuk sirkulasi darah janin, sehingga bisa menyebabkan sepsis neonatorum.
Selain itu ketuban pecah dini dapat menyebabkan partus prematur; pada partus
prematur organ-organ tubuh bayi belum matang selain itu transfer imun ibu ke
janin yang belum sempurna menyebabkan daya tahan tubuh berkurang
sehingga mudah terinfeksi kuman dari lingkungan luar, karena sistem organ
belum matang sehingga tubuh tidak bisa menetralisir sehingga infeksi akan
masuk ke sirkulasi darah janin sehingga terjadilah spesis neonatorum.
3. Toucher lebih 8x karena setiap kali toucher jika tehnik PI kurang akan
menyebabkan kuman masuk melalui tangan kita sehingga menyebabkan
chorioamnionitis, padahal kita tahu janin minum cairan amnion. Jadi cairan
amnion yang terinfeksi akan diminum oleh janin, sehingga menimbulkan
infeksi dalam tubuh janin, infeksi yang tidak diobati akan masuk ke sirkulasi
darah janin sehingga menyebar ke seluruh tubuh janin dan menjadi sepsis
neonatorum.
4. Persalinan lama resiko tinggi perdarahan, jika ibu kehilangan banyak darah,
ibu akan syok, jika ibu syok daya tahan ibu akan turun sehingga memudahkan
kuman masuk dari vagina menuju rahim dan menginfeksi janin, dan jika tidak
dapat dinetralisir oleh tubuh janin semua infeksi tersebut akan masuk ke
sirkulasi darah janin dan menyebabkan sepsis neonatorum, selain itu partus
lama akan menyebabkan bayi hipotermi, pada bayi hipotermi metabolismen
↑↑↑ untuk mengimbangi suhu tubh sehingga kebutuhan O2 juga meningkat,
jika kebutuhan O2 tidak terpenuhi akan menyebabkan metabolisme anaerob
yang mana jika terkena infeksi, infeksi akan cepat menyebar dan masuk ke
sirkulasi darah karena umumnya bakteri hidup anaerob sehingga cepat terjadi
sepsis
6. G. PENATAKSANAAN KEBIDANAN
1. Resiko shock septik
a. Tempatkan bayi di tempat isolasi
b. Batasi penggunaan alat/prosedur invasive
c. Cuci tangan sebelum atau sesudah melakukan tindakan
d. Lakukan perawatan pada sumber infeksi
e. Observasi tanda vital tiap jam dan bila perlu
f. Bila bayi hipotermia tempatkan dalam incubator atau penyinaran
dengan lampu/selimut hangat
g. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemeriksaan laboratorium dan
antibiotika
2. Gangguan pernapasan/sesak
a. Pertahankan jalan napas, tempatkan posisi kepala lebih tinggi
b. Lakukan penghisapan lendir bila diperlukan
c. Monitor ke dalam pernapasan, bunyi napas, dan sianosis
d. Kolaborasi pemberian O2
3. Kekurangan cairan
a. Berikan cairan sesuai dengan kebutuhan per IV/oral/NGT
b. Observasi tanda-tanda kekurangan cairan
c. Anjurkan ibu supaya tetap memberikan ASI
d. Kolaborasi untuk pemeriksaan laboratorium
(Sari kuliah Askeb Neonatus, Ervi Yunita, 2008)
H. PENATALAKSANAAN KLINIS
Penanganan pada sepsisneonatorum :
1. Pada pasien dengan sepsis diberikan kombinasi antibiotik golongan Ampisilin
dosis 200 mg/kg BB/24 jam i.v (dibagi 2 dosis untuk neonatus umur < 7 hari,
untuk neonatus umur > 7 hari dibagi 3 dosis), dan Netylmycin (Amino
glikosida) dosis 7 1/2 mg/kg BB/per hari i.m/i.v dibagi 2 dosis (hati-hati
penggunaan Netylmycin dan Aminoglikosida yang lain bila diberikan i.v
(harus diencerkan dan waktu pemberian sampai 1 jam pelan-pelan).
2. Dilakukan septic work up sebelum antibiotika diberikan (darah lengkap, urine,
lengkap, feses lengkap, kultur darah, cairan serebrospinal, urine dan feses (atas
7. indikasi), pungsi lumbal dengan analisa cairan serebrospinal (jumlah sel,
kimia, pengecatan Gram), foto polos dada, pemeriksaan CRP kuantitatif).
3. Pemeriksaan lain tergantung indikasi seperti pemeriksaan bilirubin, gula
darah, analisa gas darah, foto abdomen, USG kepala dan lain-lain.
4. Apabila gejala klinik dan pemeriksaan ulang tidak menunjukkan infeksi,
pemeriksaan darah dan CRP normal, dan kultur darah negatif maka antibiotika
diberhentikan pada hari ke-7.
5. Apabila gejala klinik memburuk dan atau hasil laboratorium menyokong
infeksi, CRP tetap abnormal, maka diberikan Cefepim 100 mg/kg/hari
diberikan 2 dosis atau Meropenem dengan dosis 30-40 mg/kg BB/per hari i.v
dan Amikasin dengan dosis 15 mg/kg BB/per hari i.v i.m (atas indikasi
khusus). Pemberian antibiotika diteruskan sesuai dengan tes kepekaannya.
Lama pemberian antibiotika 10-14 hari. Pada kasus meningitis pemberian
antibiotika minimal 21 hari.
6. Pengobatan suportif, diantaranya termoregulasi, terapi oksigen/ventilasi
mekanik,terapi syok, koreksi metabolik asidosis, terapi
hipoglikemi/hiperglikemi, transfusi darah, plasma, trombosit, terapi kejang,
transfusi tukar.
8. DAFTAR PUSTAKA
1. Staf Pengajar IKA, 1985. Ilmu Kesehatan Anak Jilid 3. Jakarta : Infomedika.
2. www.medicastore.com
3. Manjoer Arif dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid ke 2. Jakarta : Media
Aesculapius.
4. Syaifuddin Bariadbdul. Prof. dr. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
5. Manuaba Ida Bagus Gde. Prof. dr. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan
& Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
6. Muslihatun, N.W. 2010.AsuhanNeonatus Bayi dan Balita.Yogjakarta:
Fitramaya.
9. ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN SEPSIS di RSUD WALUYO JATI
KRAKSAAN
Pengkajian pada tanggal : 15 Maret 2016 Jam : 15:00 wib
PENGKAJIAN DATA
1. Identitas
Nama : An. Ny. H
Jenis kelamin : Laki – laki
Tempat Tgl Lahir : Probolinggo, 09 Maret 2016
Umur : 6 hari
Anak ke : 1
Nama ayah : Tn. S
Nama Ibu : Ny. H
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Pajarakan, Probolinggo
2. Keluhan utama :
Ibu mengatakan bayinya malas minum, tampak gelisah sejak satu hari yang
lalu dan mengalami muntah sebanyak 3 kali di rumah.
3. Riwayat kebidanan
3.1 Riwayat prenatal
Ibu mengatakan memeriksakan kehamilannya 9 kali teratur di bidan.
Trimester I : Ibu mengatakan pada umur kehamilan 2 dan 3bulan,
mengatakan merasakan mual muntah.
Trimester II : Ibu mengatakan pada umur kehamilan 4, 5 dan 6bulan,
mengatakan tidak ada keluhan
.Trimester II : Ibu mengatakan pada umur kehamilan 7, 8 dan 2kali pada
kehamilan 9 bulan, mengatakan sering BAK.
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang tablet FE dan
gizi ibu hamil.
10. 3.2 Riwayat Natal
Ibu mengatakan bayinya lahir secara spontan di tolong oleh bidan di BPS
tanggal 9 Maret 2016 jam 16.45 WIB , berat 2800 gr,panjang badan 40 cm
3.3 Riwayat Post Natal
Ibu mengatakan menjalani masa nifas secara normal, tetapi pada hari ke 5
bayinya malas minum, tampak gelisah dan mengalami muntah sebanyak 3
kali di rumah.
3.4 Riwayat Alergi
Ibu mengatakan selama ini tidak memiliki riwayat alergi.
3.5 Riwayat tumbuh kembang
Ibu mengatakan berat badan bayi baru lahir 2800gr dan saat ini 3100gr,
panjang badan bayi baru lahir 40cm dan saat ini 43cm.
3.6 Riwayat Imunisasi
Sudah di imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramusculair di paha kanan
anterolateral, diberikan satu jam setelah pemberian vitamin K pada saat
bayi baru lahir.
3.7 Riwayat Status Gizi
Ibu mengatakan bayi hanya diberi ASI eksklusif.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Ibu mengatakan dari keluarganya dan keluarga suaminya tidak ada keturunan
(Diabetes, hipertensi, paru-paru) penyakit menular (hepatitis, HIV/AIDS) dan
penyakit menahun (Jantung) serta tidak memiliki keturunan kembar baik dari
pihak ibu maupun suami.
5. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Nutrisi (ASI/PASI)
Sebelum sakit :Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI 10-12x/hari
Selama Sakit : Ibu mengatakan bayinya malas minum ASI.
b. Eliminasi
Sebelum Sakit :Ibu mengatakan bayinya BAB 2x warna kuning lembek
berupa mekonium , BAK 5-6x/hari
11. Selama Sakit :Ibu mengatakan bayinya BAB 4-6x berupa ampas dan
lendir warna kuning, BAK ganti pampers 3x dengan ± 100 cc/ tiap
pampers
c. Istirahat tidur:
Sebelum Sakit : Ibu mengatakan sebagian besar waktu bayinya untuk
tidur dan hanya terbangun saat BAB atau BAK dan waktunya minum
Selama Sakit: Tidur bayi terganggu dan rewel
d. Aktifitas dan Latihan
Ibu mengatakan sebagian besar aktifitas bayinya untuk tidur.
6. Pemeriksaan fisik persistem
- Keadaan umum : sedang
- Tanda – tanda vital :
a. Suhu : 35,2ºC
b. Pernafasan : 62 kali/menit
c. Nadi : 142 kali/menit
- Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi
Kepala : bentuk Mesochepal, tidak ada Chepal hematom, Caput
succedaneum.
Muka : simetris, tidak ada oedema
Mata : simetris, conjungtiva merah muda, skleraputih.
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada benjolan.
Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen.
Mulut : bibir warna merah muda, mukosa basah,tidak
adalabioskizisdanlabiopalatoskizis.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjertyroid.
Dada : simetris, tidak ada retraksi, jantung tidakbising.
Perut : normal, bulat, tidak ada benjolan, dan tidak ada penonjolan
disekitar tali pusat.
Tali pusat : tidak berbau, tidak ada perdarahan.
Punggung : tidak ada spina bifida
Ekstremitas :
12. Ekstermitas atas bawah: simetris, kedua kaki sama panjang, jumlah
jari lengkap, kuku merah muda, tidak oedema.
Genetalia :testissudah turun dalam skrotum
Anus : berlubang.
b. Palpasi
Ubun-ubun : berdenyut
Leher: Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid dan bendungan vena
jugularis
c. Auskultasi
Thorax: Tidak terdengar wezhing/ronchi
d. Perkusi
Refleks patella : Tidak terkaji
7. Pemeriksaan reflek
a. Reflek Moro :baik, saat bayi dikejutkan oleh suara atau gerakan maka kedua
tangan serta kakinya akan merentang atau membuka dan menutup lagi.
b. Reflek Rooting : baik, saat bayi disentuh sudut mulutnya dengan jari atau
puting susu maka bayi akan memiringkan kepalanya ke arah datangnya
sentuhan dengan mulut terbuka
c. Reflek Walking : baik, saat bayi dipegang lengannya sedangkan kakinya
dibiarkan menyentuh permukaan yang rata dan keras, maka bayi
menggerakkan tungkainya dalam suatu gerakan berjalan atau melangkah
d. Reflek Grafis / Plantar : baik, saat telapak tangan bayi disentuh dengan jari
telunjuk, maka secara otomatis tangan bayi akan menggenggam.
e. Reflek Suching : jelek, karena bayi malas minum. Saat bayi diberi puting
susu, bayi tidak membuka mulutnya dan tidak menghisap.
f. Reflek Tonic neck : baik, bayi mengangkat leher kekanan dan kekiri pada
saat diletakkan pada posisi tengkurap.
8. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan
9. Laboratorium
Tidak dilakukan
13. A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya malas minum, tampak gelisah sejak satu hari yang
lalu dan mengalami muntah sebanyak 3 kali di rumah.
B. OBYEKTIF
- Keadaan umum : sedang
- Tanda – tanda vital :
d. Suhu : 35,2ºC
e. Pernafasan : 62 kali/menit
f. Nadi : 142 kali/menit
- Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi
Kepala : bentuk Mesochepal, tidak ada Chepal hematom, Caput
succedaneum.
Muka : simetris, tidak ada oedema
Mata : simetris, conjungtiva merah muda, skleraputih.
Hidung : bersih, tidak ada secret, tidak ada benjolan.
Telinga : simetris, bersih tidak ada serumen.
Mulut : bibir warna merah muda, mukosa basah,tidak ada labioskizis
dan labiopalatoskizis.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjer tyroid.
Dada : simetris, tidak ada retraksi, jantung tidak bising.
Perut : normal, bulat, tidak ada benjolan, dan tidak ada penonjolan di
sekitar tali pusat.
Tali pusat : tidak berbau, tidak ada perdarahan.
Punggung : tidak adaspina bifida
Ekstremitas :
Ekstermitas atas bawah : simetris, kedua kaki sama panjang, jumlah
jari lengkap, kuku merah muda, tidak oedema.
Genetalia :testis sudah turun dalam skrotum
Anus : berlubang.
b. Palpasi
Ubun-ubun : berdenyut
14. Leher: Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid dan bendungan vena
jugularis
e. Auskultasi
Thorax: Tidak terdengar wezhing/ronchi
f. Perkusi
Refleks patella : Tidak terkaji
C. ANALISA DATA
An. Ny. Humur 6 hari dengan sepsis neonatorum
D. PENATALAKSANAAN
1. Observasi keadaan umum, vital sign bayi tiap 3 jam dan intake output
cairan
e/. Observasi telah dilakukan keadaan umum bayi sedang, hasil vital sign
Nadi: 148 x/menit; suhu: 35,2ºC; pernapasan: 62 x/menit dan BAB 10 cc;
BAK 50 cc
2. Beri tindakan sesuai advice dokter :
a. Pasang oksigen nasal dengan kecepatan 2L/menit
e/. Oksigen telah terpasang 2 L/menit
b. Pasang infuse
e/. Infus telah terpasang 12 tetes/menit
c. Puasakan Bayi sementara dengan OGT terbuka selama 37 jam
e/. Bayi sudah dipuasakan
d. Beri tranfusi trombosit I 50 cc
e/. Tranfusi trombosit sudah diberikan
e. Beri injeksi ampicilin 175 mg/12 jam dan Gentamisin 20 mg/24 jam
secara IV
e/. Program injeksi ampicilin 175 mg/12 jam dan gentamisin 20mg/24
jam sudah diberikan
3. Jaga kehangatan bayi dengan merawatnya dalam incubator dengan suhu
34ºC dan ganti pempers bayi jika bayi BAK atau BAB
e/. Kehangatan bayi sudah dijaga dengan dirawat didalam incubator
dengan suhu 34ºCdan mengganti pempers bayi setiap bayi BAK atau BAB
15. LEMBAR KONSULTASI
NAMA MAHASISWA ( KELOMPOK 3 ) :
Anggie Dheana
Anika Novita
Ardillah
Endang Zulfatul L
Luluk Megawati
Nurul Maulida
Siti Fajarena
Siti Khotija
Siti Maisyaroh
Veranica Widi O
NO TANGGAL MATERI
KONSUL
EVALUASI TTD