SlideShare a Scribd company logo
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA BAYI P DENGAN BBLR
DI RUANG PERINATAL RSUD KOTA SALATIGA
Disusun Oleh
Lilik Budi Setiawan
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA
SEMARANG
2013/2014
A. KONSEP DASAR
1. Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang atau sama dengan 2500 gr (WHO, 1961).
Pada kongres Europeran Perinatal Medicine ke II di London tahun 1970
telah disusun sebagai berikut :
a. Bayi kurang bulan (BKB) dengan masa kehamilan kurang dari 37
minggu (259 hari)
b. Bayi cukup bulan (BCB) dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu (259-293 hari)
c. Bayi lebih bulan (BLB) dengan masa kehamilan 42 minggu atau lebih
(294 hari atau lebih)
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi
yang yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir (Shoma S, 1995).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang
dari 2500 gram pada saat kelahirannya (Indrasanto, dkk, 2008).
Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir
dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau 2499 gram
(Hidayat, 2005).
2. Klasifikasi
a. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR): bayi yang lahir dengan BB
kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi.
b. Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir ekstrem
rendah: bayi yang lahir dengan BB kurang dari 1000 gram.
c. Berat badan lahir sangat rendah: bayi yang lahir dengan berat badan
kurang dari 1500 gram.
d. Berat badan lahir rendah sedang: bayi yang lahir dengan BB antara 1501
– 2500 gram
e. Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi: bayi yang lahir
dengan BB berada di bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan
intrauterin.
f. Retardasi pertumbuhan intrauterine (Intrauterine Growth
Retardation/IUGR): ditemukan pada bayi yang pertumbuhan
intrauterinenya mengalami retardasi (terkadang digunakan sebagai istilah
yang lebih deskriptif untuk bayi kecil untuk masa gestasi).
g. Bayi besar untuk usia gestasi: bayi yang BB-nya berada di atas presentil
ke-90 pada kurva perumbuhan intrauterine.
3. Etiologi
a. Faktor Ibu
1) Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien
misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM,
toksemia gravidarum, dan nefritis akut.
2) Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20
tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian
terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun.
3) Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap
timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi teradapat pada golongan
social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang
kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula
kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak
sah, ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir
perkawinan yang sah.
4) Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu
obat narkotik.
b. Faktor Janin
Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan
kromosom.
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi
radiasi dan zat-zat tertentu.
4. Manifestasi Klinis
a. Bayi Premature
 BB < 2500 gr
 PB < 45 cm
 LD <30 cm
 LK < 33 cm
 Kepala > badan
 Kulit tipis transparan, lanugo banyak
 Ubun-ubun dan sutura lebar
 Genetalia immature
 Rambut halus, tipis, teranyam
 Elastisitas daun telinga kurang
 Tangis lemah
 Tonus otot leher lemah
b. Bayi KMK, dibagi dalam stadium :
 I = kurus relatif lebih panjang, kulit tipis & kering
 II = I + warna kehijauan pada kulit, plasenta, umbilicus
 III= I + warna kuning pada kulit, kuku dan tali pusat
manifestasi klinik bayi premature
 Reflek moro (memeluk) (+), reflek menghisap, menelan, batuk belum
sempurna.
 Bila lapar, menangis, gelisah, aktifitas bertambah, bila dalam 3 hari
hal ini tidak tampak bayi menderita infeksi / perdarahan intrakarnial.
 Nafas belum teratur.
 Pembuluh darah kulit diperut terlihat banyak.
 E Jaringan mamae belum sempurna, putting susu belum terbentuk
dengan baik.
5. Patofisiologi
Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi
risiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi;
a. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh
sedikit. Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi,
kalsium, fosfor, dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan.
b. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan
dibandingkan BBLC.
c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi
antara reflek hisap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk
mencegah aspirasi pneoumonia belum berkembang denan baik sampai
kehamilan 32 – 34 minggu. Penundaan pengosongan lambung atau
buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm.
Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm
mempunyia lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk
mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm.
Produksi amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam
pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose
(enzim yang diperlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan
34 minggu.
Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan
kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan
secara oral. Potensial untuk kehilangn panas akibat permukaan tubuh
dibanding dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit.
Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan akan kalori.
6. Pathways
Terlampir
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Radiologi
1) Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan
kurang bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto
thoraks pada bayi dengan penyakit membran hyalin karena
kekurangan surfaktan berupa terdapatnya retikulogranular pada
parenkim dan bronkogram udara. Pada kondisi berat hanya tampak
gambaran white lung (Masjoer, dkk, 2000).
2) USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu
dimulai pada umur 2 hari untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau
perdarahan intrakranial dengan memvisualisasi ventrikel dan struktur
otak garis tengah dengan fontanel anterior yang terbuka (Merenstein,
2002).
b. Laboratorium
1) Darah Rutin
2) Hematokrit (HCT)
 Bayi usia 1 hari 48-69%
 Bayi usia 2 hari 48-75%
 Bayi usia 3 hari 44-72%.
3) Hemoglobin (Hb) untuk bayi usia 1-3 hari 14,5-22,5 g/dl.
4) Hb A > 95% dari total atau 0,95 fraksi Hb.
5) Hb F
 Bayi usia 1 hari 63-92%
 Bayi usia 5 hari 65-88%
 Bayi usia 3 minggu 55-85%
 Usia 6-9 minggu 31-75%.
6) Jumlah leukosit
 Bayi baru lahir 9,0-30,0 x 103
sel/mm3
( L)
 Bayi usia 1 hari/24 jam 9,4-43,0 x 103
sel/mm3
( L)
 Usia 1 bulan 5,0-19,5 x 103
sel/mm3
( L).
7) Bilirubin
8) Total (serum)
 Tali pusat < 2,0 mg/dl
 0-1 hari 8,0 mg/dl
 1-2 hari 12,0 mg/dl
 2-5 hari 16,0 mg/dl
 Kemudian 2,0 mg/dl.
9) Direk (terkonjugasi)
 0,0-0,2 mg/dl
10) Glukosa (8–12 jam post natal), disebut hipoglikemi bila konsentrasi
glukosa plasma < 50 mg/dl.
11) Tekanan parsial CO2 (PCO2) bayi baru lahir 27-40 mmHg
12) Tekanan parsial O2 (PO2)
 Lahir 8-24 mmHg
 5-10 menit 33-75 mmHg
 30 menit 31-85 mmHg
 > 1 jam 55-80 mmHg
 1 hari 54-95 mmHg
 Kemudian (menurun sesuai usia) 83-108 mmHg.
13) Saturasi oksigen (SaO2)
 Bayi baru lahir 85-90%
 Kemudian 95-99%.
14) pH bayi prematur (48 jam) 7,35-7,50.
15) Elektrolit darah (k/p)
16) Natrium
c. Tes kocok/shake test
Sebaiknya dilakukan pada bayi yang berusia < 1 jam dengan
mengambil cairan amnion yang tertelan di lambung dan bayi belum
diberikan makanan. Cairan amnion 0,5 cc ditambah garam faal 0,5 c,
kemudian ditambah 1 cc alkohol 95% dicampur dalam tabung kemudian
dikocok 15 detik, setelah itu didiamkan 15 menit dengan tabung tetap
berdiri.
Interpretasi hasil:
1) (+): Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin
artinya surfaktan terdapat dalam paru dengan jumlah cukup.
2) (-) : Bila tidak ada gelembung atau gelembung sebanyak ½ permukaan
artinya paru-paru belum matang/tidak ada surfaktan.
3) Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin. Jika hasil
menunjukkan ragu maka tes harus diulang.
8. Komplikasi
a. Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas).
b. Hipoglikemi simtomatik.
c. Asfiksis neonatorum
d. Penyakit membran hialin.
e. Hiperbilirubinemia.
f. Sepsis neonatorum.
9. Penatalaksanaan
Setelah bayi lahir dilakukan:
a. Tindakan Umum
1) Membersihkan jalan nafas.
2) Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya.
3) Perawatan tali pusat dan mata.
b. Tindakan Khusus
1) Suhu tubuh dijaga pada 36,5-37,5 o
C pengukuran aksila (tambah 0,5
o
C pada pengukuran rektal)), pada bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 35 minggu perlu perhatian ketat, bayi dengan BBL 2000
gram dirawat dalam inkubator atau dengan boks kaca menggunakan
lampu.
2) Awasi frekwensi pernafasan pada 24 jam pertama untuk mengetahui
sindroma aspirasi mekonium.
3) Setiap jam hitung frekwensi pernafasan, bila  60x/mnt lakukan foto
thoraks.
4) Berikan oksigen sesuai dengan masalah pernafasan yang didapat.
5) Pantau sirkulasi dengan ketat (denyut jantung, perfusi darah, tekanan
darah).
6) Awasi keseimbangan cairan.
7) Pemberian cairan dan nutrisi bila tidak ada masalah pernafasan dan
keadaan umum baik
c. Tindakan pencegahan infeksi:
1) Cara kerja aseptik, cuci tangan sebelum dan sesudah memegang
bayi.
2) Mencegah terlalu banyak bayi dalam satu ruangan.
3) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke tempat bayi
dirawat.
4) Pemberian antibiotik
5) Membatasi tindakan seminimal mungkin.
d. Mencegah perdarahan berikan vitamin K 1 mg dalam sekali pemberian.
e. Berikan dukungan psikologis dengan perawatan bayi lekat (Kangaroo
Mother Care) bagi BBLR yang memungkinkan (tidak terpasang infus
maupun mengalami masalah pernafasan), atau dengan sentuhan
terapeutik dari pemberi perawatan termasuk orang tua bayi.
B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
1. Pengkajian
a. Anamnesa riwayat kehamilan
Usia kehamilan < 37 minggu, ANC, riwayat hamil resiko tinggi.
b. Anamnesa riwayat persalinan
Melahirkan BBLR/gemeli sebelumnya, cara melahirkan, lama nifas,
komplikasi nifas.
c. Anamnesa riwayat keluarga
Riwayat kelahiran dengan BBLR/gemeli, ststua sosial-ekonomi.
d. Tanda-tanda vital.
e. Pengkajian fisik.
1) Pengkajian umum
a) Berat badan lahir  2500 gram, panjang badan  45 Cm, lingkar
dada  30 Cm, lingkar kepala  33 Cm.
b) Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya
gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan.
2) Pernafasan
a) Pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea.
b) Refleks batuk belum sempurna.
c) Tangisan lemah.
3) Kardiovaskuler
a) Pengisian kapiler (< 2 sampai 3 detik), perfusi perifer.
b) Bayi dapat tampak pucat/sianosis.
c) Dapat ditemui adanya bising jantung atau murmur pada bayi
dengan kelainan jantung/penyakit jantung bawaan.
4) Gastrointestinal
a) Refleks menghisap dan menelan belum sempurna sehingga
masih lemah.
b) Gambaran belum maturnya fungsi hepar berupa ikterik dan
fungsi pankreas berupa hipoglikemia.
c) Gambarkan jumlah, warna, konsistensi dan bau dari adanya
muntah.
5) Genitourinaria
a) Genetalia immatur.
6) Neurologis-Muskoloskeletal
a) Otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan
kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan.
b) Lebih banyak tidur daripada bangun.
c) Refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna
(lemah).
d) Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar.
7) Suhu
a) Pusat pengaturan suhu tubuh (hipothalamus) belum matur
dimanifestasikan dengan adanya hipotermi atau hipertermi.
8) Kulit
a) Kulit tipis, transparan, banyak lanugo, lemak sub kutan sedikit.
b) Tekstur dan turgor kulit; kering dan pecah terkelupas, turgor
kulit dalam rentang baik s/d jelek.
2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul
a. Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d Imaturitas.
b. Perubahan napas tidak efektif b/d imaturitas pusat pernapasan.
c. Resiko tinggi terjadi Hipotermia b/d Perkembangan SSP himatur (Pusat
regulasi Suhu).
d. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d sistim pertahana tubuh belum matang.
3. Intervensi
a. Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d Imaturitas
Tujuan :kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil yang
diharapkan :reflek menghisap baik,berat badan tidak turun,retensi tidak
ada.
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji matu:ritas
refleks,berkenaan dengan
pemberia makan misalnya:
- Mengisap
- Menelan
- Batuk
2. Berikan ASI/PASI dengan
perlahan selama 20 menit
dengan kecepatan 1 ml/menit.
 Menentukkan metode pemberian makan yang
tepat untuk bayi.
 Pemberian ASI/PASI terlalu cepat dapat
menyebabkan respon balik cepat
dengan regugitasipeningkatan resiko aspirasi
dan distensi abdomen,dapat menurunkan status
3. Catat pertumbuhan dan
perkembangan dengan
menimbang BB dan mengukur
PB dan LK setiap minggu
4. Berikan Vitamin dan Mineral
- Vitamin A
- Vitamin C
- Vitamin D dan Vitamin E dan
zat besi sesuai indikasi
pernapasan.
 Pertumbuhan dan peningkatan BB adalah
kriteria untuk penentuan kalori,untuk
menyesuaikan formula dan untuk menentukan
frekwensi pemberian makan,pertumbuhan
mendorong peningkatan kebutuhan kalori dan
protein.
 Menggantikan simpanan nutrien rendah untuk
meningkatkan keadekuatan nutrisi dan
menurunkan resiko infeksi.Vit C dapat
menurunkan rentan terhadap anemia hemolitik
dan menghilangkan dysplasia bronkopulmonal
dan fibroplasias retrolenta. Vit E membantu
mencegah hemolisis SDM
b. Perubahan napas tidak efektif b/d imaturitas pusat pernapasan
Hasil yang diharapkan ;kebutuhan O2 terpenuhi dengan kriteria:
kebutuhan oksigen terpenuhi,pernafasan normal 40-60x/mnt,pernafasan
teratur
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji mandiri frekuensi
pernapasan dan pola
pernapasan,perhatikan adanya
apnea dan perubahan
frekwensi jantung,tonus otot
dan warna kulit
2. Hisap jaken napas sesuai
kebutuhan
3. Posisikan bayi pada posisi
abdomen atau posisi telentang
dengan gulungan popok di
bawah bahu untuk
menghasilkan sedikit
hiperekskersi
4. Kolaborasi berikan O2 sesuai
indiasi dan instruksi dari
dokter
 Membantu dalam membedakan peroide
perputaran pernapasan normal dari serangan
apneik sejati,yang terutama sering terjadi
sebelum gestasi minggu ke 30.
 Menghilangkan mucusyang menyumbat jalan
napas
 Posisi ini dapat memudahkan pernapasan dan
menurunkan episode apneik,khususnya pada
adanya hipoksia,asidosis metugolik,iperkania
 Perbaikan kadar O2 dan karbondioksida dapat
meningkatkan fungsi pernapasan
c. Resiko tinggi terjadi Hipotermia b/d Perkembangan SSP himatur (Pusat
regulasi Suhu)
Tujuan:tidak terjadi hipotermia,Hasil yang diharapkan ;suhu 36,5-37,5c
akral hangat
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji suhu dengan sering periksa
suhu rectal
2. Tempatkan bayi pada
penghangat (inkubator)
3. Ganti pakaian atau linen tempat
tidur bila basah,pertahankan
kepala bayi tetap tertutup
4. Pantau system pengatur
suhu,penyebar hangat atau
incubator
 Hipotermia membuat bayi cenderung pada
stress dingin,penggunaan simpanan lemak
tidak dapat di perbaharui bila ada dan
penurunan sensitivitas untuk meningkatkan
kadar karbondioksida (hiperkapnie) atau
penurunan kadar O2 (hipoksia)
 Mempertahankan lingkungan
terminetral,membantu mencegah stress
dingin
 Menurunkan kehilangan panas melalui
evaporasi
 Hipotermia dengan akibat dari laju
metabolism kebutuhan oksigen dan
glukoosa dan kehilangan air tidak kast mata
dapat terjadi bila suhu lingkungan yang
dapat di kontrolterlalu tinggi
d. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d sistim pertahana tubuh belum matang.
Tujuan :selama perawata tidak terjadi komplikasi/infeksi Hasil yang
diharapkan :tidak ada tanda tanda infeksi
INTERVENSI RASIONAL
1. Tingkatkan cara mencuci
tangan
2. Kaji bayi terhadap tanda-tanda
infeksi seperti ketidakstabilan
suhu (Hipotermia dan
Hipertermia),Letargi atau
perubahan perilaku distress
pernapasan
3. Lakukan perawatan tali pusat
sesuai dengan protocol Rumah
Sakit
4. Pantau system pengatur
suhu,penyebar hangat atau
incubator
 Mencuci tangan adalah praktik yang paling
penting untuk mencegah kontaminasi silang
serta mengontrol infeksi dalam ruangan
perawatan
 Bermanfaat dalam mendiagnosis infeksi
 Penggunaan bethadine dan berbagai anti
mikroba yang membantu mencegah klonisasi
 Hipertermiadengan akibat peningkatan pada
laju metabolisme,kebutuhan oksigen dan
glukosa dan kehilangan air secara tidak kasat
mata dapat terjadi bila suhu lingkungan tidak
dapat di control dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Betz, C.L., Sowden, L.A. 2000. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. EGC.
Jakarta
Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.
Jakarta
Kliegman, R. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta
Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya
Medika. Jakarta
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification.
Philadelphia
Wong, L. D. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC.
Jakarta
LP BBLR
LP BBLR
LP BBLR

More Related Content

What's hot

Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinMayah M4y
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
AffiZakiyya
 
Neonatus dan bayi dengan masalah yang lazim terjadi
Neonatus dan bayi dengan masalah yang lazim terjadiNeonatus dan bayi dengan masalah yang lazim terjadi
Neonatus dan bayi dengan masalah yang lazim terjadicahyatoshi
 
Hipotermia
HipotermiaHipotermia
Hipotermia
asniarah
 
Bayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal pptBayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal pptAze Palupi
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Utik Pariani
 
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxPEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
aanbudi1
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirChaicha Ceria
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanRahayu Pratiwi
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan Neonatal
Erinda Rinawati
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
pjj_kemenkes
 
Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilanAnemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilanAyie Nafeeza
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
Chiyapuri
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
dr. Bobby Ahmad
 

What's hot (20)

Ppt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubinPpt hiperbilirubin
Ppt hiperbilirubin
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
Neonatus dan bayi dengan masalah yang lazim terjadi
Neonatus dan bayi dengan masalah yang lazim terjadiNeonatus dan bayi dengan masalah yang lazim terjadi
Neonatus dan bayi dengan masalah yang lazim terjadi
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
Hipotermia
HipotermiaHipotermia
Hipotermia
 
Bayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal pptBayi baru lahir normal ppt
Bayi baru lahir normal ppt
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
145599463 lp-asfiksia-pada-bayi
 
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptxPEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
PEMBAHASAN SOAL MATERNITAS.pptx
 
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahirPemeriksaan fisik bayi baru lahir
Pemeriksaan fisik bayi baru lahir
 
Santi askep dm
Santi askep dmSanti askep dm
Santi askep dm
 
hipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilanhipertensi dalam kehamilan
hipertensi dalam kehamilan
 
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA Askep febris AKPER PEMDA MUNA
Askep febris AKPER PEMDA MUNA
 
Kegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan NeonatalKegawatdaruratan Neonatal
Kegawatdaruratan Neonatal
 
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan IIKegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
Kegawatdaruratan Masa Persalinan Kala I dan II
 
Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilanAnemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
 
Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 

Viewers also liked

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)Nenggar Sesanti
 
Proposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyanProposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyanRha Rha
 
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kepMakalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
Septian Muna Barakati
 
laporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendahlaporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendahMas Mawon
 
laporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamlaporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamMas Mawon
 
Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku KekerasanMas Mawon
 
Analisa proses interaksi
Analisa proses interaksiAnalisa proses interaksi
Analisa proses interaksi
Bida Nirwana
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan DiriLaporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Yusuf Saktian
 
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKMas Mawon
 
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas KelompokProporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
Yusuf Saktian
 
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiStrategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Yusuf Saktian
 
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan DiriLaporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan DiriMas Mawon
 
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriLaporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriMas Mawon
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Yusuf Saktian
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahLaporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Yusuf Saktian
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Yusuf Saktian
 
Makalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anakMakalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anak
Septian Muna Barakati
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi SosialLaporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Yusuf Saktian
 
Bayi berat lahir rendah
Bayi  berat  lahir  rendahBayi  berat  lahir  rendah
Bayi berat lahir rendah
F.x. Alexander
 
Proposal terapi aktivitas kelompok pk
Proposal terapi aktivitas kelompok pkProposal terapi aktivitas kelompok pk
Proposal terapi aktivitas kelompok pk
lukmanur hayadi
 

Viewers also liked (20)

BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
BBLR (BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
 
Proposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyanProposal tak pk copyan
Proposal tak pk copyan
 
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kepMakalah api klpk 1 kls a3 kep
Makalah api klpk 1 kls a3 kep
 
laporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendahlaporan pendahuluan harga diri rendah
laporan pendahuluan harga diri rendah
 
laporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan wahamlaporan pendahuluan waham
laporan pendahuluan waham
 
Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Perilaku Kekerasan
 
Analisa proses interaksi
Analisa proses interaksiAnalisa proses interaksi
Analisa proses interaksi
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan DiriLaporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
Laporan Pendahuluan Jiwa - Defisit Perawatan Diri
 
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOKPROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
 
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas KelompokProporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
Proporsal JIwa - Terapi Aktifitas Kelompok
 
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - HalusinasiStrategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
Strategi Pelaksanaan Jiiwa - Halusinasi
 
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan DiriLaporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
Laporan Pendahuluan Defisit Keperawatan Diri
 
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh DiriLaporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
Laporan Pendahuluan dan SP Resiko Bunuh Diri
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - HalusinasiLaporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
Laporan Pendahuluan Jiwa - Halusinasi
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri RendahLaporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
Laporan Pendahuluan Jiwa - Harga Diri Rendah
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku KekerasanLaporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
Laporan Pendahuluan Jiwa - Perilaku Kekerasan
 
Makalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anakMakalah keperawatan anak
Makalah keperawatan anak
 
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi SosialLaporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
Laporan Pendahuluan Jiwa - Isolasi Sosial
 
Bayi berat lahir rendah
Bayi  berat  lahir  rendahBayi  berat  lahir  rendah
Bayi berat lahir rendah
 
Proposal terapi aktivitas kelompok pk
Proposal terapi aktivitas kelompok pkProposal terapi aktivitas kelompok pk
Proposal terapi aktivitas kelompok pk
 

Similar to LP BBLR

Makalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayiMakalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayi
Warnet Raha
 
Makalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayiMakalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
Warnet Raha
 
BST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptxBST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptx
brosissply
 
KGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptxKGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptx
Rais8
 
226184976 case-fix
226184976 case-fix226184976 case-fix
226184976 case-fix
homeworkping10
 
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
pjj_kemenkes
 
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
pjj_kemenkes
 
Naskah dlm ms word
Naskah dlm ms wordNaskah dlm ms word
Naskah dlm ms wordxssdds
 
199740141 bblr
199740141 bblr199740141 bblr
199740141 bblr
Helma dr.
 
Pak bblr edit
Pak bblr editPak bblr edit
Pak bblr edit
ssuserb86580
 
Makalah blbr
Makalah blbrMakalah blbr
Makalah blbr
Warnet Raha
 
Makalah blbr
Makalah blbrMakalah blbr
Askep anak-dengan-bblr
Askep anak-dengan-bblrAskep anak-dengan-bblr
Askep anak-dengan-bblr
S Hidayatullah
 
Askep bblr
Askep bblrAskep bblr
Askep bblr
Ickhy Zoldyck
 
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Aulia Amani
 

Similar to LP BBLR (20)

Askep bayi bblr
Askep bayi bblrAskep bayi bblr
Askep bayi bblr
 
Makalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayiMakalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayi
 
Makalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayiMakalah blbr pada bayi
Makalah blbr pada bayi
 
Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
 
Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2Makalah blbr pada bayi 2
Makalah blbr pada bayi 2
 
BST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptxBST BBLR REVISI.pptx
BST BBLR REVISI.pptx
 
KGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptxKGD NEONATUS.pptx
KGD NEONATUS.pptx
 
226184976 case-fix
226184976 case-fix226184976 case-fix
226184976 case-fix
 
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
 
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
Konsep dasar dan asuhan keperawatan bayi baru lahir (BBL)
 
Asuhan keperawatan prematur kecil
Asuhan keperawatan prematur kecilAsuhan keperawatan prematur kecil
Asuhan keperawatan prematur kecil
 
Naskah dlm ms word
Naskah dlm ms wordNaskah dlm ms word
Naskah dlm ms word
 
199740141 bblr
199740141 bblr199740141 bblr
199740141 bblr
 
Pak bblr edit
Pak bblr editPak bblr edit
Pak bblr edit
 
Makalah blbr
Makalah blbrMakalah blbr
Makalah blbr
 
Makalah blbr
Makalah blbrMakalah blbr
Makalah blbr
 
Askep anak-dengan-bblr
Askep anak-dengan-bblrAskep anak-dengan-bblr
Askep anak-dengan-bblr
 
Askep bblr
Askep bblrAskep bblr
Askep bblr
 
Bblr
BblrBblr
Bblr
 
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi Modul 2 BBLR Blok reproduksi
Modul 2 BBLR Blok reproduksi
 

Recently uploaded

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
Nur afiyah
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 

Recently uploaded (20)

LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 

LP BBLR

  • 1. LAPORAN PENDAHULUAN PADA BAYI P DENGAN BBLR DI RUANG PERINATAL RSUD KOTA SALATIGA Disusun Oleh Lilik Budi Setiawan PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA SEMARANG 2013/2014
  • 2. A. KONSEP DASAR 1. Definisi Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya saat lahir kurang atau sama dengan 2500 gr (WHO, 1961). Pada kongres Europeran Perinatal Medicine ke II di London tahun 1970 telah disusun sebagai berikut : a. Bayi kurang bulan (BKB) dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari) b. Bayi cukup bulan (BCB) dengan masa kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu (259-293 hari) c. Bayi lebih bulan (BLB) dengan masa kehamilan 42 minggu atau lebih (294 hari atau lebih) Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang yang ditimbang dalam satu jam setelah lahir (Shoma S, 1995). Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada saat kelahirannya (Indrasanto, dkk, 2008). Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan bayi (neonatus) yang lahir dengan memiliki berat badan kurang dari 2500 gram atau 2499 gram (Hidayat, 2005). 2. Klasifikasi a. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR): bayi yang lahir dengan BB kurang dari 2500 gram tanpa memperhatikan usia gestasi. b. Berat badan lahir sangat rendah sekali atau bayi berat badan lahir ekstrem rendah: bayi yang lahir dengan BB kurang dari 1000 gram. c. Berat badan lahir sangat rendah: bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram. d. Berat badan lahir rendah sedang: bayi yang lahir dengan BB antara 1501 – 2500 gram
  • 3. e. Bayi kecil untuk kelahiran atau kecil untuk usia gestasi: bayi yang lahir dengan BB berada di bawah persentil 10 pada kurva pertumbuhan intrauterin. f. Retardasi pertumbuhan intrauterine (Intrauterine Growth Retardation/IUGR): ditemukan pada bayi yang pertumbuhan intrauterinenya mengalami retardasi (terkadang digunakan sebagai istilah yang lebih deskriptif untuk bayi kecil untuk masa gestasi). g. Bayi besar untuk usia gestasi: bayi yang BB-nya berada di atas presentil ke-90 pada kurva perumbuhan intrauterine. 3. Etiologi a. Faktor Ibu 1) Penyakit, penyakit yang berhubungan langsung dengan pasien misalnya perdarahan antepartum, trauma fisik dan psikologis, DM, toksemia gravidarum, dan nefritis akut. 2) Usia ibu, angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia < 20 tahun, dan multi gravida yang jarak kelahiran terlalu dekat. Kejadian terendah ialah pada usia antara 26-35 tahun. 3) Keadaan sosial ekonomi, keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian tertinggi teradapat pada golongan social ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang. Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah, ternyata lebih tinggi bila dibandingakan dengan bayi yang lahir perkawinan yang sah. 4) Sebab lain, karena ibu merokok, ibu peminum alkohol dan pecandu obat narkotik. b. Faktor Janin Faktor janin diantaranya hidramnion, kehamilan ganda dan kelainan kromosom.
  • 4. c. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan di antaranya tempat tinggal di dataran tinggi radiasi dan zat-zat tertentu. 4. Manifestasi Klinis a. Bayi Premature  BB < 2500 gr  PB < 45 cm  LD <30 cm  LK < 33 cm  Kepala > badan  Kulit tipis transparan, lanugo banyak  Ubun-ubun dan sutura lebar  Genetalia immature  Rambut halus, tipis, teranyam  Elastisitas daun telinga kurang  Tangis lemah  Tonus otot leher lemah b. Bayi KMK, dibagi dalam stadium :  I = kurus relatif lebih panjang, kulit tipis & kering  II = I + warna kehijauan pada kulit, plasenta, umbilicus  III= I + warna kuning pada kulit, kuku dan tali pusat manifestasi klinik bayi premature  Reflek moro (memeluk) (+), reflek menghisap, menelan, batuk belum sempurna.  Bila lapar, menangis, gelisah, aktifitas bertambah, bila dalam 3 hari hal ini tidak tampak bayi menderita infeksi / perdarahan intrakarnial.  Nafas belum teratur.  Pembuluh darah kulit diperut terlihat banyak.  E Jaringan mamae belum sempurna, putting susu belum terbentuk dengan baik.
  • 5. 5. Patofisiologi Semakin kecil dan semakin prematur bayi, maka akan semakin tinggi risiko gizinya. Beberapa faktor yang memberikan efek pada masalah gizi; a. Menurunnya simpanan zat gizi, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit. Hampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti zat besi, kalsium, fosfor, dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. b. Meningkatnya kebutuhan energi dan nutrien untuk pretumbuhan dibandingkan BBLC. c. Belum matangnya fungsi mekanis dari saluran pencernaan. Koordinasi antara reflek hisap dan menelan, dengan penutupan epiglotis untuk mencegah aspirasi pneoumonia belum berkembang denan baik sampai kehamilan 32 – 34 minggu. Penundaan pengosongan lambung atau buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm. Kurangnya kemampuan untuk mencerna makanan, pada bayi preterm mempunyia lebih sedikit simpanan garam empedu, yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi amilase pankreas dan lipase, yaitu enzim yang terlibat dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga menurun. Begitu pula kadar laktose (enzim yang diperlukan untuk mencerna susu) juga sampai sekitar kehamilan 34 minggu. Paru yang belum matang dengan peningkatan kerja nafas dan kebutuhan kalori yang meningkat. Masalah pernafasan juga akan mengganggu makanan secara oral. Potensial untuk kehilangn panas akibat permukaan tubuh dibanding dengan BB dan sedikitnya jaringan lemak di bawah kulit. Kehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan akan kalori.
  • 6. 6. Pathways Terlampir 7. Pemeriksaan Penunjang a. Radiologi 1) Foto thoraks/baby gram pada bayi baru lahir dengan usia kehamilan kurang bulan, dapat dimulai pada umur 8 jam. Gambaran foto thoraks pada bayi dengan penyakit membran hyalin karena kekurangan surfaktan berupa terdapatnya retikulogranular pada parenkim dan bronkogram udara. Pada kondisi berat hanya tampak gambaran white lung (Masjoer, dkk, 2000). 2) USG kepala terutama pada bayi dengan usia kehamilan 35 minggu dimulai pada umur 2 hari untuk mengetahui adanya hidrosefalus atau perdarahan intrakranial dengan memvisualisasi ventrikel dan struktur otak garis tengah dengan fontanel anterior yang terbuka (Merenstein, 2002). b. Laboratorium 1) Darah Rutin 2) Hematokrit (HCT)  Bayi usia 1 hari 48-69%  Bayi usia 2 hari 48-75%  Bayi usia 3 hari 44-72%. 3) Hemoglobin (Hb) untuk bayi usia 1-3 hari 14,5-22,5 g/dl. 4) Hb A > 95% dari total atau 0,95 fraksi Hb. 5) Hb F  Bayi usia 1 hari 63-92%  Bayi usia 5 hari 65-88%  Bayi usia 3 minggu 55-85%  Usia 6-9 minggu 31-75%. 6) Jumlah leukosit  Bayi baru lahir 9,0-30,0 x 103 sel/mm3 ( L)  Bayi usia 1 hari/24 jam 9,4-43,0 x 103 sel/mm3 ( L)
  • 7.  Usia 1 bulan 5,0-19,5 x 103 sel/mm3 ( L). 7) Bilirubin 8) Total (serum)  Tali pusat < 2,0 mg/dl  0-1 hari 8,0 mg/dl  1-2 hari 12,0 mg/dl  2-5 hari 16,0 mg/dl  Kemudian 2,0 mg/dl. 9) Direk (terkonjugasi)  0,0-0,2 mg/dl 10) Glukosa (8–12 jam post natal), disebut hipoglikemi bila konsentrasi glukosa plasma < 50 mg/dl. 11) Tekanan parsial CO2 (PCO2) bayi baru lahir 27-40 mmHg 12) Tekanan parsial O2 (PO2)  Lahir 8-24 mmHg  5-10 menit 33-75 mmHg  30 menit 31-85 mmHg  > 1 jam 55-80 mmHg  1 hari 54-95 mmHg  Kemudian (menurun sesuai usia) 83-108 mmHg. 13) Saturasi oksigen (SaO2)  Bayi baru lahir 85-90%  Kemudian 95-99%. 14) pH bayi prematur (48 jam) 7,35-7,50. 15) Elektrolit darah (k/p) 16) Natrium c. Tes kocok/shake test Sebaiknya dilakukan pada bayi yang berusia < 1 jam dengan mengambil cairan amnion yang tertelan di lambung dan bayi belum diberikan makanan. Cairan amnion 0,5 cc ditambah garam faal 0,5 c,
  • 8. kemudian ditambah 1 cc alkohol 95% dicampur dalam tabung kemudian dikocok 15 detik, setelah itu didiamkan 15 menit dengan tabung tetap berdiri. Interpretasi hasil: 1) (+): Bila terdapat gelembung-gelembung yang membentuk cincin artinya surfaktan terdapat dalam paru dengan jumlah cukup. 2) (-) : Bila tidak ada gelembung atau gelembung sebanyak ½ permukaan artinya paru-paru belum matang/tidak ada surfaktan. 3) Ragu : Bila terdapat gelembung tapi tidak ada cincin. Jika hasil menunjukkan ragu maka tes harus diulang. 8. Komplikasi a. Sindroma aspirasi mekonium (kesulitan bernafas). b. Hipoglikemi simtomatik. c. Asfiksis neonatorum d. Penyakit membran hialin. e. Hiperbilirubinemia. f. Sepsis neonatorum. 9. Penatalaksanaan Setelah bayi lahir dilakukan: a. Tindakan Umum 1) Membersihkan jalan nafas. 2) Mengusahakan nafas pertama dan seterusnya. 3) Perawatan tali pusat dan mata. b. Tindakan Khusus 1) Suhu tubuh dijaga pada 36,5-37,5 o C pengukuran aksila (tambah 0,5 o C pada pengukuran rektal)), pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan 35 minggu perlu perhatian ketat, bayi dengan BBL 2000 gram dirawat dalam inkubator atau dengan boks kaca menggunakan lampu. 2) Awasi frekwensi pernafasan pada 24 jam pertama untuk mengetahui sindroma aspirasi mekonium.
  • 9. 3) Setiap jam hitung frekwensi pernafasan, bila  60x/mnt lakukan foto thoraks. 4) Berikan oksigen sesuai dengan masalah pernafasan yang didapat. 5) Pantau sirkulasi dengan ketat (denyut jantung, perfusi darah, tekanan darah). 6) Awasi keseimbangan cairan. 7) Pemberian cairan dan nutrisi bila tidak ada masalah pernafasan dan keadaan umum baik c. Tindakan pencegahan infeksi: 1) Cara kerja aseptik, cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi. 2) Mencegah terlalu banyak bayi dalam satu ruangan. 3) Melarang petugas yang menderita infeksi masuk ke tempat bayi dirawat. 4) Pemberian antibiotik 5) Membatasi tindakan seminimal mungkin. d. Mencegah perdarahan berikan vitamin K 1 mg dalam sekali pemberian. e. Berikan dukungan psikologis dengan perawatan bayi lekat (Kangaroo Mother Care) bagi BBLR yang memungkinkan (tidak terpasang infus maupun mengalami masalah pernafasan), atau dengan sentuhan terapeutik dari pemberi perawatan termasuk orang tua bayi. B. ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR 1. Pengkajian a. Anamnesa riwayat kehamilan Usia kehamilan < 37 minggu, ANC, riwayat hamil resiko tinggi. b. Anamnesa riwayat persalinan Melahirkan BBLR/gemeli sebelumnya, cara melahirkan, lama nifas, komplikasi nifas. c. Anamnesa riwayat keluarga Riwayat kelahiran dengan BBLR/gemeli, ststua sosial-ekonomi.
  • 10. d. Tanda-tanda vital. e. Pengkajian fisik. 1) Pengkajian umum a) Berat badan lahir  2500 gram, panjang badan  45 Cm, lingkar dada  30 Cm, lingkar kepala  33 Cm. b) Penampakan fisik sangat tergantung dari maturitas atau lamanya gestasi; kepala relatif lebih besar dari badan. 2) Pernafasan a) Pernafasan belum teratur dan sering terjadi apnea. b) Refleks batuk belum sempurna. c) Tangisan lemah. 3) Kardiovaskuler a) Pengisian kapiler (< 2 sampai 3 detik), perfusi perifer. b) Bayi dapat tampak pucat/sianosis. c) Dapat ditemui adanya bising jantung atau murmur pada bayi dengan kelainan jantung/penyakit jantung bawaan. 4) Gastrointestinal a) Refleks menghisap dan menelan belum sempurna sehingga masih lemah. b) Gambaran belum maturnya fungsi hepar berupa ikterik dan fungsi pankreas berupa hipoglikemia. c) Gambarkan jumlah, warna, konsistensi dan bau dari adanya muntah. 5) Genitourinaria a) Genetalia immatur. 6) Neurologis-Muskoloskeletal a) Otot masih hipotonik sehingga tungkai abduksi, sendi lutut dan kaki fleksi, dan kepala menghadap satu jurusan. b) Lebih banyak tidur daripada bangun. c) Refleks menghisap, menelan, dan batuk belum sempurna (lemah).
  • 11. d) Osifikasi tengkorak sedikit, ubun-ubun dan sutura lebar. 7) Suhu a) Pusat pengaturan suhu tubuh (hipothalamus) belum matur dimanifestasikan dengan adanya hipotermi atau hipertermi. 8) Kulit a) Kulit tipis, transparan, banyak lanugo, lemak sub kutan sedikit. b) Tekstur dan turgor kulit; kering dan pecah terkelupas, turgor kulit dalam rentang baik s/d jelek. 2. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul a. Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d Imaturitas. b. Perubahan napas tidak efektif b/d imaturitas pusat pernapasan. c. Resiko tinggi terjadi Hipotermia b/d Perkembangan SSP himatur (Pusat regulasi Suhu). d. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d sistim pertahana tubuh belum matang. 3. Intervensi a. Perubahan Nutrisi kurang dari Kebutuhan Tubuh b/d Imaturitas Tujuan :kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil yang diharapkan :reflek menghisap baik,berat badan tidak turun,retensi tidak ada. INTERVENSI RASIONAL 1. Kaji matu:ritas refleks,berkenaan dengan pemberia makan misalnya: - Mengisap - Menelan - Batuk 2. Berikan ASI/PASI dengan perlahan selama 20 menit dengan kecepatan 1 ml/menit.  Menentukkan metode pemberian makan yang tepat untuk bayi.  Pemberian ASI/PASI terlalu cepat dapat menyebabkan respon balik cepat dengan regugitasipeningkatan resiko aspirasi dan distensi abdomen,dapat menurunkan status
  • 12. 3. Catat pertumbuhan dan perkembangan dengan menimbang BB dan mengukur PB dan LK setiap minggu 4. Berikan Vitamin dan Mineral - Vitamin A - Vitamin C - Vitamin D dan Vitamin E dan zat besi sesuai indikasi pernapasan.  Pertumbuhan dan peningkatan BB adalah kriteria untuk penentuan kalori,untuk menyesuaikan formula dan untuk menentukan frekwensi pemberian makan,pertumbuhan mendorong peningkatan kebutuhan kalori dan protein.  Menggantikan simpanan nutrien rendah untuk meningkatkan keadekuatan nutrisi dan menurunkan resiko infeksi.Vit C dapat menurunkan rentan terhadap anemia hemolitik dan menghilangkan dysplasia bronkopulmonal dan fibroplasias retrolenta. Vit E membantu mencegah hemolisis SDM
  • 13. b. Perubahan napas tidak efektif b/d imaturitas pusat pernapasan Hasil yang diharapkan ;kebutuhan O2 terpenuhi dengan kriteria: kebutuhan oksigen terpenuhi,pernafasan normal 40-60x/mnt,pernafasan teratur INTERVENSI RASIONAL 1. Kaji mandiri frekuensi pernapasan dan pola pernapasan,perhatikan adanya apnea dan perubahan frekwensi jantung,tonus otot dan warna kulit 2. Hisap jaken napas sesuai kebutuhan 3. Posisikan bayi pada posisi abdomen atau posisi telentang dengan gulungan popok di bawah bahu untuk menghasilkan sedikit hiperekskersi 4. Kolaborasi berikan O2 sesuai indiasi dan instruksi dari dokter  Membantu dalam membedakan peroide perputaran pernapasan normal dari serangan apneik sejati,yang terutama sering terjadi sebelum gestasi minggu ke 30.  Menghilangkan mucusyang menyumbat jalan napas  Posisi ini dapat memudahkan pernapasan dan menurunkan episode apneik,khususnya pada adanya hipoksia,asidosis metugolik,iperkania  Perbaikan kadar O2 dan karbondioksida dapat meningkatkan fungsi pernapasan
  • 14. c. Resiko tinggi terjadi Hipotermia b/d Perkembangan SSP himatur (Pusat regulasi Suhu) Tujuan:tidak terjadi hipotermia,Hasil yang diharapkan ;suhu 36,5-37,5c akral hangat INTERVENSI RASIONAL 1. Kaji suhu dengan sering periksa suhu rectal 2. Tempatkan bayi pada penghangat (inkubator) 3. Ganti pakaian atau linen tempat tidur bila basah,pertahankan kepala bayi tetap tertutup 4. Pantau system pengatur suhu,penyebar hangat atau incubator  Hipotermia membuat bayi cenderung pada stress dingin,penggunaan simpanan lemak tidak dapat di perbaharui bila ada dan penurunan sensitivitas untuk meningkatkan kadar karbondioksida (hiperkapnie) atau penurunan kadar O2 (hipoksia)  Mempertahankan lingkungan terminetral,membantu mencegah stress dingin  Menurunkan kehilangan panas melalui evaporasi  Hipotermia dengan akibat dari laju metabolism kebutuhan oksigen dan glukoosa dan kehilangan air tidak kast mata dapat terjadi bila suhu lingkungan yang dapat di kontrolterlalu tinggi
  • 15. d. Resiko tinggi terhadap infeksi b/d sistim pertahana tubuh belum matang. Tujuan :selama perawata tidak terjadi komplikasi/infeksi Hasil yang diharapkan :tidak ada tanda tanda infeksi INTERVENSI RASIONAL 1. Tingkatkan cara mencuci tangan 2. Kaji bayi terhadap tanda-tanda infeksi seperti ketidakstabilan suhu (Hipotermia dan Hipertermia),Letargi atau perubahan perilaku distress pernapasan 3. Lakukan perawatan tali pusat sesuai dengan protocol Rumah Sakit 4. Pantau system pengatur suhu,penyebar hangat atau incubator  Mencuci tangan adalah praktik yang paling penting untuk mencegah kontaminasi silang serta mengontrol infeksi dalam ruangan perawatan  Bermanfaat dalam mendiagnosis infeksi  Penggunaan bethadine dan berbagai anti mikroba yang membantu mencegah klonisasi  Hipertermiadengan akibat peningkatan pada laju metabolisme,kebutuhan oksigen dan glukosa dan kehilangan air secara tidak kasat mata dapat terjadi bila suhu lingkungan tidak dapat di control dengan baik.
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Betz, C.L., Sowden, L.A. 2000. Keperawatan Pediatrik. Edisi 3. EGC. Jakarta Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta Kliegman, R. 2000. Nelson: Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. EGC. Jakarta Merenstein, G.B. et all. 2002. Buku Pegangan Pediatri. Edisi 17. Widya Medika. Jakarta NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia Wong, L. D. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Edisi 4. EGC. Jakarta