SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
KATA PENGATAR

“Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT
atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Strok Non Hemoragik” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang
diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya
hingga hari kiamat.
Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu
asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan
yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu,
penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator
pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri.
Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini
masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB
MUNA”.
Raha,

November 2012

Penyusun

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR…..…………….............................................................................................................................
DAFTAR ISI……………………………………………………………….............................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………….……………………………..........................................................
B. Tujuan ……………………………….....…………………….........................................................................
C. Rumusan Masalah..................................................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Medis
Defenisi........................................………………………..............................................................................
Etiologi..................…………………….……………….......…………............................................................
Klasifikasi..................................................................................................................................................
Patofisiologi..........................................................…………………………...............................................
Manisfestasi Klinis................................................................................................................................
Pemeriksaan Penunjang......................................................................................................................
Pencegahan...............................................................................................................................................
Pemeriksaan Diagnosik.......................................................................................................................
B. Konsep Asuhan Keperawatan
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………...……………….........................................................................
B. Saran……………………………………………………..................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke dahulu dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi
pada siapa saja, dan sekali terjadi tidak ada lagi tindakan efektif yang dapat dilakukan untuk
mengatasinya. Namun, data-data ilmiah terakhir secara meyakinkan telah membuktikan hal
yang sebaliknya. Selama dekade terakhir telah terjadi kemajuan besar dalam pemahaman
mengenai faktor risiko, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi stroke. Kita sekarang
mengetahui bahwa stroke dapat diperkirakan dan dapat dicegah pada hampir 85% orang.
Juga terdapat terapi efektif yang dapat secara substansial memperbaiki hasil akhir stroke.
Pada kenyatannya, sekitar sepertiga pasien stroke sekarang dapat pulih sempurna, dan
proporsi ini dapat meningkat jika pasien selalu mendapat terapi darurat dan rehabilitasi
yang memadai (Feigin, 2006).
Kata ”stroke” sebenarnya merupakan istilah Inggris yang berarti ”pukulan”, tapi
makna kedokterannya ternyata dikenal secara luas di kalangan kedokteran Internasional.
Stroke digunakan untuk menamakan sindrom ”hemiparesis” atau ”hemiparalisis” akibat lesi
vaskuler yang bisa bangkit dalam beberapa detik sampai hari, tergantung pada jenis
penyakit yang menjadi penyebabnya. Di mana daerah otak yang tidak berfungsi lagi, bisa
disebabkan karena secara tiba-tiba tidak menerima jatah darah lagi karena pembuluh
darah yang memperdarahi daerah itu putus atau tersumbat. Penyumbatan itu bisa terjadi
secara mendadak, secara berangsur-angsur ataupun tiba-tiba namun berlangsung hanya
sementara (Mardjono, 1989).
Stroke adalah suatu penyakit gangguan fungsi anatomi otak yang terjadi secara tibatiba dan cepat, disebabkan karena gangguan perdarahan otak. Insiden stroke meningkat
secara eksponensial dengan bertambahnya usia dan 1,25 kali lebih besar pada pria
dibanding wanita.
Kecenderungan pola penyakit neurologi terutama gangguan susunan saraf pusat
tampaknya mengalami peningkatan penyakit akibat gangguan pembuluh darah otak, akibat
kecelakaan serta karena proses degenerative system saraf tampaknya sedang merambah
naik di Indonesia. Walaupun belum didapat data secara konkrit mengenai hal ini.
Faktor penyebab munculnya masalah ini adalah adanya perkembangan ekonomi dan
perubahan gaya hidup terutama msayarakat perkotaan. Kemampuan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan hidup terlihat semakin mudah sehingga meningkatkan hasratmereka
untuk terus berjuang mencapai tujuan dengan penuh persaingan dalam perjuangan
tersebut, benturan-benturan fisik maupun psikologis tidak pernah dipikirkan efek bagi
kesehatan jangka panjang. Usia harapan hidup di Indonesia kian meningkat sehingga
semakin banyak terdapat lansia. Dengan bertambahnya usia maka permasalahan kesehatan
yang terjadi akan semakin kompleks. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh lansia
adalah stroke. Usia merupakan factor resiko yang paling penting bagi semua jenis stroke.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

3
B. Tujuan
Dapat mengetahui pengertian dari strok non hemoragik
Dapat mengetahui klasifikasi,etilogi,gejala dan tandanya
Dapat mengetahui cara pengobatannya.
Dapat mengaplikasikan ilmunya dengan baik khususnya pada bidang
keperawatan
C. Batasan Masalah
Pengertian Dari Strok non hemoragik
Etiologi Dari Strok non hemoragik
Klasifikasi Dari Strok non hemoragik
Patofisiologi Dari Strok non hemoragik
Manifestasi Klinis Dari Strok non hemoragik
Komplikasi Dari Strok non hemoragik
Pemeriksaan Penunjang Dari Strok non hemoragik
Pencegahan Dari Strok non hemoragik
Penatalaksanaan Dari Strok non hemoragik

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

4
BAB II
TINJAUN TEORITIS
A. Konsep Dasar Medis
Pengertian
Menurut WHO, stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global
secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran
darah otak.
Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit
serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002 dalam ekspresikublogspot 2008)
Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun
menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau
berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular,
Stroke non hemoragik atau yang disebut juga strok iskemik didefinisikan, secara
patologis, sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat.
Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi
cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau
langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non
straumatik (Arif Mansjoer, 2000, hlm. 17)
Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan
trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di
pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia
dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 130)
Etiologi
Menurut Smeltzer (2001) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat
kejadian yaitu:
Trombosis serebral
Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama
trombosis serebral, yang merupakan penyebab paling umum dari stroke. Tanda-tanda
trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa
pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau kejang, dan beberapa
mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari haemorrhagi intracerebral atau
embolisme serebral. Secara umum, thrombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba,
dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau parestesia pada setengah tubuh
dapat mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

5
Embolisme serebral
Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang -cabangnya, yang
merusak sirkulasi serebral.
Awitan hemiparesis atau hemiplegia tiba-tiba dengan afasia atau tanpa afasia atau
kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau pulmonal adalah
karakteristik dari embolisme serebral.
Iskemia serebral
Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi ateroma
pada arteri yang menyuplai darah ke otak.
Haemorhagi serebral
a) Haemorhagi ekstradural (haemorrhagi epidural) adalah kedaruratan bedah
neuro yang memerlukan perawatan segera. Keadaan ini biasanya mengikuti
fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah arteri meninges lain, dan pasien
harus diatasi dalam beberapa jam cedera untuk mempertahankan hidup.
b) Haemorhagi subdural pada dasarnya sama dengan haemorrhagi epidu ral,
kecuali bahwa hematoma subdural biasanya jembatan vena robek. Karenanya
periode pembentukan hematoma lebih lama dan menyebabkan tekanan pada
otak. Beberapa pasien mungkin mengalami haemorrhagi subdural kronik tanpa
menunjukkan tanda atau gejala.
c) Haemorrhagi subarakhnoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau hipertensi,
tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisme pada area sirkulus
Willisi dan malformasi arteri vena kongenital pada otak.
d) Haemorrhagi intracerebral adalah perdarahan di substansi dalam otak paling
umum pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral, karena
perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan rupture
pembuluh darah. Biasanya awitan tiba -tiba, dengan sakit kepala berat. Bila
haemorrhagi membesar, makin jelas deficit neurologik yang terjadi dalam bentuk
penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda vital.
Klasifikasi
Stroke non hemoragik dapat diklasifikasikan berdasarkan perjalanan penyakitnya,
yaitu:
Non Haemorrhagi/Iskemik/Infark
a) Transient Ischemic Attack (TIA)/Serangan Iskemi Sepintas TIA merupakan
tampilan peristiwa berupa episode-episode serangan sesaat dari suatu
disfungsi serebral fokal akibat gangguan vaskuler, dengan lama serangan
sekitar 2 -15 menit sampai paling lama 24 jam.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

6
b) Defisit Neurologis Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic NeurologiDefisit
(RIND) Gejala dan tanda gangguan neurologis setempat yang berlangsung lebih
lama dari 24 jam dan kemudian pulih kembali (dalam jangka waktu kurang dari
tiga minggu).
c) In Evolutional atau Progressing Stroke merupakan Gejala gangguan neurologis
yang progresif dalam waktu enam jam atau lebih. Perkembangan stroke terjadi
perlahan – lahan sampai akut, munculnya gejala makin memburuk
d) Stroke Komplit (Completed Stroke / Permanent Stroke ) merupakan Gejala
gangguan neurologis dengan lesi -lesi yang stabil selama periode waktu 18-24
jam, tanpa adanya progesifitas lanjut. Gangguan neurologist yang timbul
bersifat menetap atau permanent, dari sejak awal serangan dan sedikit tidak
ada perbaikan.
Patofisiologi
Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola mengalami perubahan patologik
pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta
timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-cabang lentikulostriata,
cabang tembus arteriotalamus dan cabang-cabang paramedian arteria vertebro-basilar
mengalami perubahan-perubahan degeneratif yang sama . Kenaikan darah yang “abrupt”
atau kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh
darah terutama pada pagi hari dan sore hari. Jika pembuluh darah tersebut pecah, maka
perdarahan dapat berlanjut sampai dengan 6 jam dan jika volumenya besar akan merusak
struktur anatomi otak dan menimbulkan gejala klinik
Jika perdarahan yang timbul kecil ukurannya, maka massa darah hanya dapat merasuk
dan menyela di antara selaput akson massa putih tanpa merusaknya. Pada keadaan ini
absorbsi darah akan diikuti oleh pulihnya fungsi-fungsi neurologi. Sedangkan pada
perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peninggian tekanan intrakranial dan
yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen
magnum. Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan
perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan
darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus,
talamus dan pons. Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif
banyak akan mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan menebabkan menurunnya
tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase otak.
Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya
tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan
sekitarnya tertekan lagi. Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume
darah lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan 71
% pada perdarahan lobar.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

7
Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar dengan volume antara 30-60 cc
diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi volume darah 5 cc dan terdapat
di pons sudah berakibat fatal. (Jusuf Misbach, 1999).
Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer (2001) manifestasi klinis stroke terdiri atas:
Defisit Lapang Penglihatan
a) Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang penglihatan), sisi visual
yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis yaitu kesulitan menilai
jarak, tidak menyadari orang atau objek ditempat kehilangan penglihatan,
mengabaikan salah satu sisi tubuh.
b) Kehilangan penglihatan perifer, Kesulitan melihat pada malam hari, tidak
menyadari objek atau batas objek.
c) Diplopia (Penglihatan ganda).
Defisit Motorik
Stroke adalah penyakit neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol
volunter. Gangguan kontrol volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukan
kerusakan pada neuron atas pada sisi yang belawanan dari otak.
a) Hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi tubuh)
b) Hemiparesis yakni Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama.
Paralisis wajah (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan).
c) Ataksia yakni Berjalan tidak mantap atau tegak, Tidak mampu menyatukan
kaki, perlu dasar berdiri yang luas.
d) Disartria (kesulitan berbicara) yakni Kesulitan dalam membentuk kata,
ditunjukan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis
otot yang bertanggung jawab menghasilkan bicara.
e) Disfagia yakni Kesulitan dalam menelan.
Defisit Verbal
Fungsi otak lain yang yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi.
Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi
dapat dimanifestasikan oleh hal berikut :
1. Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif :
Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif :
Afasia Ekspresif yakni Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami,
mungkin mampu bicara dalam respon kata tunggal.
Afasia Reseptif yakni Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu
bicara tetapi tidak masuk akal.
2. Afasia Global
Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

8
3. Apraksia
Ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya.
4. Defisit Kognitif dan efek psikologis
Pada penderita stroke akan kehilangan memori jangka pendek dan panjang,
penurunan lapang perhatian, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi ,
alasan abstrak buruk, perubahan penilaian dan kurang motivasi
5. Defisit Emosional
Penderita akan mengalami kehilangan kontrol diri, labilitas emosional,
penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress, depresi, menarik
diri, rasa takut, bermusuhan dan marah, perasaan isolasi
Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaitu kehilangan kemampuan
untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh.
Disfungsi kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontenensia
urinarius karena kerusakan kontrol motorik
Komplikasi
Komplikasi stroke menurut Smeltzer (2002,hal 2131):
Komplikasi Dini (0-48 jam pertama)
a. Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat mengakibatkan
peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya menimbulkan
kematian.
b. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal.
Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama)
a. Pneumonia: Akibat immobilisasi lama
b. Infark miokard
c. Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali pada saat
penderita mulai mobilisasi.
d. Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat.
Komplikasi Jangka panjang
Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit vaskular perifer.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostic
a. CT scan (Computer Tomografi Scan) : Pembidaian ini memperlihatkan secara
spesifik letak edema, posisi hematoma adanya jaringan otak yang infark atau
iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil pemerikasaan biasanya didapatkan
hiperdens fokal, kadang-kadang pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar
ke permukaan otak.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

9
b. MRI (Magnatik Resonan Imaging) untuk menunjukkan area yang mengalami
infark, hemoragik.
c. Angiografi serebral: Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
seperti perdarahan atau obstruksi arteri.
d. Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah
terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi
kronis pada penderita stroke
e. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal.
f. Elektro Encephalografi (EEG)
Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin
memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
Pemeriksaan laboratorium
a. Fungsi lumbal: Menunjukan adanya tekanan normal dan cairan tidak
mengandung darah atau jernih.
b. Pemeriksaan darah rutin
c. Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. (Gula
darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian berangsur-angsur
turun kembali.)
d. Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
Pencegahan
Pencegahan stroke yang efektif dengan cara menghindari faktor resikonya, banyak
faktor resiko stroke yang bisa di modifikasi. Sebagian dari pencegahan stroke caranya:
Kontrol tekanan darah. hipertensi merupakan penyebab serangan stroke.
Kurangi atau hentikan merokok. Karena nikotin dapat menempel di pembuluh
darah dan menjadi plak, jika plaknya menumpuk bisa menyumbat pembuluh darah.
Olahraga teratur. Olahraga teratur bisa meningkatkan ketahanan jantung dan
menurunkan berat badan
Perbanyak makan sayur dan buah. Sayur dan buah mengandung banyak antioksidan
yang bisa menangkal radikal bebas, selain itu sayur dan buah rendah kolesterol.
Suplai Vitamin E yang cukup. Para peneliti dari Columbia Presbyterian Medical
Center melaporkan bahwa konsumsi vitamin E tiap hari menurunkan resiko stroke
sampai 50% vitamin E juga menghaluskan kulit.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

10
Penatalaksanaan
Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut:
1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan:
Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir yang
sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan.
Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha
memperbaiki hipotensi dan hipertensi.
Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung.
Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter.
Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin
pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif.
Pengobatan Konservatif
Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi
maknanya pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan.
Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial.
Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi
pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma.
Pengobatan Pembedahan
Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral:
Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka
arteri karotis di leher.
Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling
dirasakan oleh pasien TIA.
Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut.
Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

11
B. Konsep Asuhan Keperawatan
Contoh Kasus
PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama

: Tn J.W

Umur

: 60 Tahun

Kelamin

: Laki-laki

Status

: Kawin

Pendidikan Terakhir

: SMA

Pekerjaan

: Swasta

Agama

: Kristen Protestan

Suku/Bangsa

: Minahasa/Indonesia

Alamat

: Jln. Abdul Kudus

Tgl. MRS

: 05 Agustus 2012

Tgl. Pengkajian

: 12 Agustus 20012

B. Identitas Penanggung Jawab
Nama
Umur

: 38 Tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Pekerjaan

: IRT

Alamat

: jl. Abdul Kudus

Hubungan dengan klien
I.

: Ny. M.W

: Anak

RIWAYAT KESEHATAN
Keluhan utama
Tangan kiri dan kaki kiri lemah, lidah kaku
Riwayat penyakit sekarang
Tangan kiri dan kaki kiri lemah dan sulit untuk digerakan. Yang dirasakan penderita
kurang lebih 3 jam sebelum masuk rumah sakit dan juga lidah terasa kaku, sulit
untuk berbicara dan mulut moncong baru pertama kali dirasakan oleh penderita dan
bibir miring ke kiri, kejang tidak ada, pusing tidak ada, sakit kepala tidak ada. Oleh
keluarga, penderita di bawah ke RSUD Kab .Muna
Riwayat penyakit dahulu
Penderita pernah mengalami penyakit hipertensi kurang lebih 6 tahun yang lalu,
obat terkontrol.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

12
Riwayat penyakit keluarga
Berdasarkan pengkajian, dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit stroke
dan hipertensi.
Keluhan saat pendataan
Saat pendataan, penderita mengeluh tangan kiri dan kaki kiri masih lemah, sulit
untuk digerakan, sulit untuk berbicara dengan jelas, pasien nampak cemas.
II. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Nutrisi / cairan
Sebelum sakit

: Makan

; frekuensi 3x /hari, jenis : nasi, ikan, buah,
nafsu makan baik

Minum

; 5-6 gelas/hari kurang lebih 1000 ml, jenis :
air putih, kopi, teh.

Saat kaji

: Makan

; frekuensi 3x /hari, jenis : nasi, ikan, sayur,
buah atau bubur, nafsu makan baik, porsi
makan yang disajikan dapat dihabiskan.

Minum

; 5-6 gelas/hari kurang lebih 1000 ml, jenis :
air putih.

2. Istirahat dan tidur
Sebelum sakit

: Tidur Malam
Tidur Siang

Saat kaji

: Tidur Malam
Tidur siang

; 7-8 jam (jam 21.00-06.00)
; 1-2 jam
; 6-7 jam, tidak ada gangguan tidur.
; ½ - 1 jam.

3. Eliminasi
Sebelum sakit

: BAB

; 1x /hari, konsistensi lembek, warna
kuning kecoklatan.

BAK

; 4-5x /hari, warna kuning, jernih, bau khas
amoniak.

Saat kaji

: BAB

; 1x /hari, konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas.

BAK

; 3-4x /hari, warna kuning jernih, bau khas
amoniak, volume kurang lebih 200 cc tiap
kali BAK.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

13
4. Personal hygiene
Sebelum sakit

: Mandi 1-2x /hari, sikat gigi, cuci rambut, ganti baju sesuai
kebutuhan.

Saat kaji

: Pasien hanya di lap dengan kain basah dan ganti baju
dibantu oleh perawat dan keluarga.

5. Aktivitas dan olahraga
Sebelum sakit

: Di rumah pasien tidak mengalami gangguan aktivitas dan
bekerja dengan baik.

Saat kaji

: Aktivitas pasien terbatas, pasien merasa lemah saat akan
beraktivitas.

6. Ketergantungan
Merokok
Alkohol

: Kadang-kadang

Obat-obatan
III.

: Pasien merokok 3-4 batang / hari
: Obat darah tinggi (Captopril)

PEMERIKSAAN FISIK

Penampilan Umum
Keadaan umum

: Pasien tampak lemah.

Kesadaran

: Compos mentis

Tanda-tanda vital
Tekanan Darah

: 130/80 mmHg

Nadi

: 88 x/m

Respirasi

: 22 x/m

Suhu Badan

: 36,8 0C

Kulit

: Warna kulit albino, lembab, teraba hangat, turgor kulit baik
tidak adanya lesi.

Kepala
Inspeksi

: Bentuk kepala bulat, simetris, warna rambut kuning
keemasan bersih dan terpelihara.

Palpasi

: Kulit kepala licin, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada lesi
kulit.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

14
Mata

: Simetrsi kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sclera
Tidak icterus, tidak terdapat secret, tidak menggunakan alat
Bantu
penglihatan.

Telinga

: Bentuk simetris, pendengaran baik, tidak ada serumen.

Hidung

: Mukosa hidung baik, warna merah muda, tidak ada nyeri
tekan daerah sinus.

Mulut

: Bibir agak miring ke kiri, mukosa oral warna merah muda,
kemampuan berbicara terganggu, kata-kata yang diucapkan
oleh pasien kurang jelas.

Leher

: Tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening, vena
jugularis tidak ada kelainan.

Dada
Inspeksi

: Pernapasan tenang, bentuk toraks sedikit cembung, gerakan
Toraks simetris, saat bernapas usaha minimal.

Palpasi

: Trakea terletak digaris tengah, tidak ada nyeri tekan pada
toraks, tidak teraba massa.

Perkusi

: Resonansi (intensitas keras, nada rendah, durasi panjang).

Auskultasi

: Suara normal.

Jantung
Inspeksi

: Tampak denyutan apeks jantung, sternum dan iga tidak
terangkat.

Palpasi

: Tidak teraba pukulan jantung atau getaran “vibrasi” denyut
apeks teraba.

Perkusi

: Dari batas resonansi paru sampai jantung terdengar suara
redup pada garis midklavikular.

Auskultasi
Abdomen
Inspeksi

: Ritme reguler, bunyi S1-S2 normal, irama teratur.
:
: Umbilikus terletak di garis tengah, sedikit di bawah pusat
abdomen, menonjol keluar. Bentuk simetris agak cembung,
tidak terlihat massa.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

15
Palpasi

: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, denyutan nada aorta
abdominal teraba, di daerah abdomen atas.

Perkusi

: Tidak ada acites.

Auskultasi

: Tidak ada bising usus.

Genetalia

: Bersih, tidak ada kelainan

Anus

: Tidak ada kelainan

Ekstremitas

: Ekstremitas atas
Tangan kiri lemah, sulit untuk digerakan, pada tangan kanan
terpasang Infus RL 20 tetes/menit.
Ekstermitas bawah
Kaki kiri lemah dan sulit untuk digerakan, akral hangat.

IV. DATA SOSIAL
Hubungan dengan lingkungan keluarga dan orang lain baik, tidak ada masalah.
Peran dalam keluarga sebagai kepala keluarga.
Individu pendukung lain : istri dan anak-anak
Bahasa yang digunakan sehari-hari : bahasa Melayu Manado atau bahasa
Indonesia.
V. DATA PSIKOLOGIS
Status emosional

: Pasien adalah orang yang dapat mengendalikan
emosinya.

Perilaku koping

: Pasien biasanya mendiskusikan masalahnya dengan
istrinya.

Saat pengkajian

: Pasien kooperatif, pasien menerima setiap tindakan yang
diberikan, dan mau menjawab setiap pertanyaan yang
diberikan, meskipun terkadang apa yang diucapkan
pasien kurang jelas.

VI. DATA SPIRITUAL
Agama

: Pasien menganut agama Kristen Protestan.

Keyakinan

: Pasien yakin dengan agama yang
dianutnya.

Ketaatan beribadah

: Pasien aktif dalam kegiatan ibadah kolom
dan ibadah pada hari Minggu.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

16
Keyakinan tentang penyakit

: Pasien yakin bahwa penyakit adalah
gangguan kesehatan.

Keyakinan tentang penyembuhan

: Pasien yakin bahwa kesembuhan berasal
dari Tuhan.

VII. DATA PENUNJANG
Diagnosa medik

: Stroke Non Hemoragik

Terapi medik

: Infus RL 20 tetes/menit
Neurotam 4 x 3 gram/IV
Brainact 1 x 500 mg / IV
Ranitidin 2 x 1 ampul/IV

PENGELOMPOKKAN DATA
Data Subjektif :
-

Pasien mengeluh tangan kiri dan kaki kiri lemah serta sulit digerakan.

-

Pasien mengeluh sulit untuk berbicara.

-

Pasien mengeluh lemah untuk beraktivitas.

-

Pasien mengatakan lidah kaku.

Data Objektif :
-

Keadaan umum lemah

-

Kemampuan berbicara pasien terganggu, kata-kata yang diucapkan kurang jelas.

-

Tangan kiri dan kaki kiri lemah.

-

Terpasang Infus RL 20 tetes/m pada tangan kiri.

-

Tanda-tanda Vital :
TD
N

: 88 x/m

R

: 22 x/m

SB
-

: 130/80 mmHg

: 36,8 0C

Kebutuhan ADL (makan, minum, BAK/BAB, mandi, ganti pakaian) dibantu oleh perawat
dan keluarga.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

17
ANALISIS DATA
DATA

PENYEBAB

Interupsi aliran darah ke

Data Subjektif :
Pasien mengeluh tangan kiri

MASALAH

Kerusakan mobilitas

otak

fisik

dan kaki kiri lemah, sulit untuk
digerakan.

Gangguan/kerusakan
neuromuskuler

Data Objektif :
- Tangan kiri dan kaki kiri
lemah.

Kelemahan/kelumpuhan
sebagian atau seluruh
anggota badan

Data Subjektif :

Emboli vaskuler serebri

- Pasien mengeluh sulit untuk
berbicara

Gangguan komunikasi
Kerusakan traktus

- Pasien mengatakan lidah kaku

verbal

kortikospinalis

Gangguan fungsi nervus VII

Data Objektif :
- Kemampuan berbicara pasien

dan nervus vagus

terganggu
- Kata-kata

yang

diucapkan

Afasia

kurang jelas.

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

18
DATA

PENYEBAB

Pemasangan alat infasif

Data Subjektif :

MASALAH

Gangguan pemenuhan
ADL

- Pasien mengeluh tangan kiri
dan kaki kiri masih lemah
- Pasien mengeluh lemah untuk
beraktivitas.
Keterbatasn aktivitas
Data Objektif :
- Kebutuhan
minum,

ADL

(makan,

BAB/BAK,

mandi,

ganti pakaian) dibantu oleh
perawat dan keluarga.
- Terpasang

Infus

RL

20

Kelemahan/kelumpuhan sebagian badan

tetes/m pada tangan kiri
TD

: 130/80 mmHg

N

: 88 x/m

R

: 22 x/m

Ketidakmampuan
melakukan aktivitas

SB

: 36,8

0C

Pemenuhan ADL terganggu

ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

19
ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI”

20

More Related Content

What's hot (20)

Cva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomyCva infark cerebral + post op crainotomy
Cva infark cerebral + post op crainotomy
 
Laporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan strokeLaporan pendahuluan stroke
Laporan pendahuluan stroke
 
Laporan pendahuluan
Laporan pendahuluanLaporan pendahuluan
Laporan pendahuluan
 
tak
taktak
tak
 
Laporan pendahuluan stroke hemoragik
Laporan pendahuluan stroke hemoragikLaporan pendahuluan stroke hemoragik
Laporan pendahuluan stroke hemoragik
 
Stroke non hemoragik
Stroke non hemoragikStroke non hemoragik
Stroke non hemoragik
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
68839012 hemiparese
68839012 hemiparese68839012 hemiparese
68839012 hemiparese
 
Makalah stroke
Makalah strokeMakalah stroke
Makalah stroke
 
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
Penanganan pasien pasca stroke (daiku7)
 
Stroke (Hemoragik)
Stroke (Hemoragik)Stroke (Hemoragik)
Stroke (Hemoragik)
 
Makalah trauma kapitis
Makalah  trauma kapitisMakalah  trauma kapitis
Makalah trauma kapitis
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Hemiparesis
HemiparesisHemiparesis
Hemiparesis
 
Cidera kepala
Cidera kepalaCidera kepala
Cidera kepala
 
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAskep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
 
Askep strok
Askep strokAskep strok
Askep strok
 
Trauma kapitis ringan AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis ringan AKPER PEMKAB MUNATrauma kapitis ringan AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis ringan AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Askep cidera kepala
Askep cidera kepalaAskep cidera kepala
Askep cidera kepala
 

Similar to Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...dwelst
 
Penyakit stroke
Penyakit strokePenyakit stroke
Penyakit strokeRATNA S
 
142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragikWarnet Raha
 
STROKE - IKA RAHMI LUBIS - LAPKAS.pdf.pdf
STROKE - IKA RAHMI LUBIS - LAPKAS.pdf.pdfSTROKE - IKA RAHMI LUBIS - LAPKAS.pdf.pdf
STROKE - IKA RAHMI LUBIS - LAPKAS.pdf.pdfwildafidya
 
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombus
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombusPatofisiologi stroke iskemik akibat trombus
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombusA Adriyani Akbar
 
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docx
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docxTUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docx
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docxandrimitra
 
Asuhan Keperawatan Tumor Otak
 Asuhan Keperawatan Tumor Otak Asuhan Keperawatan Tumor Otak
Asuhan Keperawatan Tumor Otakpjj_kemenkes
 
Artikel penyakit stroke
Artikel penyakit strokeArtikel penyakit stroke
Artikel penyakit strokeBasri Baslam
 
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNATrauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNAOperator Warnet Vast Raha
 

Similar to Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA (20)

EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT TIDAK MENULAR STROKE (Epidemiology of non-communicable ...
 
Kelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem sarafKelainan pada sistem saraf
Kelainan pada sistem saraf
 
Ca
CaCa
Ca
 
Penyakit stroke
Penyakit strokePenyakit stroke
Penyakit stroke
 
142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik
 
142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik
 
142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik
 
STROKE - IKA RAHMI LUBIS - LAPKAS.pdf.pdf
STROKE - IKA RAHMI LUBIS - LAPKAS.pdf.pdfSTROKE - IKA RAHMI LUBIS - LAPKAS.pdf.pdf
STROKE - IKA RAHMI LUBIS - LAPKAS.pdf.pdf
 
142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik
 
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombus
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombusPatofisiologi stroke iskemik akibat trombus
Patofisiologi stroke iskemik akibat trombus
 
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docx
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docxTUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docx
TUGAS HOME CARE MASYARAKAT PESISIR.docx
 
Asuhan Keperawatan Tumor Otak
 Asuhan Keperawatan Tumor Otak Asuhan Keperawatan Tumor Otak
Asuhan Keperawatan Tumor Otak
 
Artikel penyakit stroke
Artikel penyakit strokeArtikel penyakit stroke
Artikel penyakit stroke
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Askep kdp sutrisna
Askep kdp sutrisnaAskep kdp sutrisna
Askep kdp sutrisna
 
Mirna ayu s (stroke)
Mirna ayu s (stroke)Mirna ayu s (stroke)
Mirna ayu s (stroke)
 
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNATrauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNA
Trauma kapitis rin gan m usriani AKPER PEMKAB MUNA
 
Oleh
OlehOleh
Oleh
 
Askep strok AKPER PEMKAB MUNA
Askep strok AKPER PEMKAB MUNA Askep strok AKPER PEMKAB MUNA
Askep strok AKPER PEMKAB MUNA
 
CVA
CVACVA
CVA
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep strok non hemoragi AKPER PEMKAB MUNA

  • 1. KATA PENGATAR “Syukur Alhamdulillah” ungkapan yang patutu dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, kasih sayang dan pertolongan – Nya sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Strok Non Hemoragik” ini dapat terselesaikan sebagaimana yang diharapkan. Shalawat dan Taslim kepada Rasulullah SAW, keluarga, dan pengikutnya hingga hari kiamat. Adalah penting bagi manasiswa memahami serta menginterprestaikan suatu asuhan keperawatan sehingga nanti dilapangan dalam hal mempraktekan segala tindakan yang berhubungan dengna penyakit ini dapat melakukannya dengan baik. Oleh karena itu, penyusun merasa perlu penyajian makalah yang dapat mendukung salah satu indikator pembelajaran Etika Keperawatan itu sendiri. Dengan segala kerendahan hati, penyusun menyampaikan bahwa makalah ini masih banyak kekurang sehingga diperlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini. Namun terlepas dari kekurangan yang ada, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para penggunanya “Mahasiswa AKPER PEMKAB MUNA”. Raha, November 2012 Penyusun ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 1
  • 2. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR…..……………............................................................................................................................. DAFTAR ISI………………………………………………………………............................................................................. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………………………….…………………………….......................................................... B. Tujuan ……………………………….....……………………......................................................................... C. Rumusan Masalah.................................................................................................................................. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Konsep Dasar Medis Defenisi........................................……………………….............................................................................. Etiologi..................…………………….……………….......…………............................................................ Klasifikasi.................................................................................................................................................. Patofisiologi..........................................................…………………………............................................... Manisfestasi Klinis................................................................................................................................ Pemeriksaan Penunjang...................................................................................................................... Pencegahan............................................................................................................................................... Pemeriksaan Diagnosik....................................................................................................................... B. Konsep Asuhan Keperawatan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan………………………………...………………......................................................................... B. Saran…………………………………………………….................................................................................. DAFTAR PUSTAKA ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 2
  • 3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke dahulu dianggap sebagai penyakit yang tidak dapat diduga yang dapat terjadi pada siapa saja, dan sekali terjadi tidak ada lagi tindakan efektif yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Namun, data-data ilmiah terakhir secara meyakinkan telah membuktikan hal yang sebaliknya. Selama dekade terakhir telah terjadi kemajuan besar dalam pemahaman mengenai faktor risiko, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi stroke. Kita sekarang mengetahui bahwa stroke dapat diperkirakan dan dapat dicegah pada hampir 85% orang. Juga terdapat terapi efektif yang dapat secara substansial memperbaiki hasil akhir stroke. Pada kenyatannya, sekitar sepertiga pasien stroke sekarang dapat pulih sempurna, dan proporsi ini dapat meningkat jika pasien selalu mendapat terapi darurat dan rehabilitasi yang memadai (Feigin, 2006). Kata ”stroke” sebenarnya merupakan istilah Inggris yang berarti ”pukulan”, tapi makna kedokterannya ternyata dikenal secara luas di kalangan kedokteran Internasional. Stroke digunakan untuk menamakan sindrom ”hemiparesis” atau ”hemiparalisis” akibat lesi vaskuler yang bisa bangkit dalam beberapa detik sampai hari, tergantung pada jenis penyakit yang menjadi penyebabnya. Di mana daerah otak yang tidak berfungsi lagi, bisa disebabkan karena secara tiba-tiba tidak menerima jatah darah lagi karena pembuluh darah yang memperdarahi daerah itu putus atau tersumbat. Penyumbatan itu bisa terjadi secara mendadak, secara berangsur-angsur ataupun tiba-tiba namun berlangsung hanya sementara (Mardjono, 1989). Stroke adalah suatu penyakit gangguan fungsi anatomi otak yang terjadi secara tibatiba dan cepat, disebabkan karena gangguan perdarahan otak. Insiden stroke meningkat secara eksponensial dengan bertambahnya usia dan 1,25 kali lebih besar pada pria dibanding wanita. Kecenderungan pola penyakit neurologi terutama gangguan susunan saraf pusat tampaknya mengalami peningkatan penyakit akibat gangguan pembuluh darah otak, akibat kecelakaan serta karena proses degenerative system saraf tampaknya sedang merambah naik di Indonesia. Walaupun belum didapat data secara konkrit mengenai hal ini. Faktor penyebab munculnya masalah ini adalah adanya perkembangan ekonomi dan perubahan gaya hidup terutama msayarakat perkotaan. Kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup terlihat semakin mudah sehingga meningkatkan hasratmereka untuk terus berjuang mencapai tujuan dengan penuh persaingan dalam perjuangan tersebut, benturan-benturan fisik maupun psikologis tidak pernah dipikirkan efek bagi kesehatan jangka panjang. Usia harapan hidup di Indonesia kian meningkat sehingga semakin banyak terdapat lansia. Dengan bertambahnya usia maka permasalahan kesehatan yang terjadi akan semakin kompleks. Salah satu penyakit yang sering dialami oleh lansia adalah stroke. Usia merupakan factor resiko yang paling penting bagi semua jenis stroke. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 3
  • 4. B. Tujuan Dapat mengetahui pengertian dari strok non hemoragik Dapat mengetahui klasifikasi,etilogi,gejala dan tandanya Dapat mengetahui cara pengobatannya. Dapat mengaplikasikan ilmunya dengan baik khususnya pada bidang keperawatan C. Batasan Masalah Pengertian Dari Strok non hemoragik Etiologi Dari Strok non hemoragik Klasifikasi Dari Strok non hemoragik Patofisiologi Dari Strok non hemoragik Manifestasi Klinis Dari Strok non hemoragik Komplikasi Dari Strok non hemoragik Pemeriksaan Penunjang Dari Strok non hemoragik Pencegahan Dari Strok non hemoragik Penatalaksanaan Dari Strok non hemoragik ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 4
  • 5. BAB II TINJAUN TEORITIS A. Konsep Dasar Medis Pengertian Menurut WHO, stroke adalah terjadinya gangguan fungsional otak fokal maupun global secara mendadak dan akut yang berlangsung lebih dari 24 jam akibat gangguan aliran darah otak. Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C. Suzanne, 2002 dalam ekspresikublogspot 2008) Stroke adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, berlangsung lebih dari 24 jam, atau berakhir dengan maut, tanpa ditemukannya penyebab selain daripada gangguan vascular, Stroke non hemoragik atau yang disebut juga strok iskemik didefinisikan, secara patologis, sebagai kematian jaringan otak karena pasokan darah yang tidak adekuat. Stroke non hemoragik adalah sindroma klinis yang awalnya timbul mendadak, progresi cepat berupa deficit neurologis fokal atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung menimbul kematian yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non straumatik (Arif Mansjoer, 2000, hlm. 17) Stroke non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder. (Arif Muttaqin, 2008, hlm. 130) Etiologi Menurut Smeltzer (2001) stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian yaitu: Trombosis serebral Arteriosklerosis serebral dan perlambatan sirkulasi serebral adalah penyebab utama trombosis serebral, yang merupakan penyebab paling umum dari stroke. Tanda-tanda trombosis serebral bervariasi. Sakit kepala adalah awitan yang tidak umum. Beberapa pasien dapat mengalami pusing, perubahan kognitif, atau kejang, dan beberapa mengalami awitan yang tidak dapat dibedakan dari haemorrhagi intracerebral atau embolisme serebral. Secara umum, thrombosis serebral tidak terjadi dengan tiba-tiba, dan kehilangan bicara sementara, hemiplegia, atau parestesia pada setengah tubuh dapat mendahului awitan paralisis berat pada beberapa jam atau hari ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 5
  • 6. Embolisme serebral Embolus biasanya menyumbat arteri serebral tengah atau cabang -cabangnya, yang merusak sirkulasi serebral. Awitan hemiparesis atau hemiplegia tiba-tiba dengan afasia atau tanpa afasia atau kehilangan kesadaran pada pasien dengan penyakit jantung atau pulmonal adalah karakteristik dari embolisme serebral. Iskemia serebral Iskemia serebral (insufisiensi suplai darah ke otak) terutama karena konstriksi ateroma pada arteri yang menyuplai darah ke otak. Haemorhagi serebral a) Haemorhagi ekstradural (haemorrhagi epidural) adalah kedaruratan bedah neuro yang memerlukan perawatan segera. Keadaan ini biasanya mengikuti fraktur tengkorak dengan robekan arteri tengah arteri meninges lain, dan pasien harus diatasi dalam beberapa jam cedera untuk mempertahankan hidup. b) Haemorhagi subdural pada dasarnya sama dengan haemorrhagi epidu ral, kecuali bahwa hematoma subdural biasanya jembatan vena robek. Karenanya periode pembentukan hematoma lebih lama dan menyebabkan tekanan pada otak. Beberapa pasien mungkin mengalami haemorrhagi subdural kronik tanpa menunjukkan tanda atau gejala. c) Haemorrhagi subarakhnoid dapat terjadi sebagai akibat trauma atau hipertensi, tetapi penyebab paling sering adalah kebocoran aneurisme pada area sirkulus Willisi dan malformasi arteri vena kongenital pada otak. d) Haemorrhagi intracerebral adalah perdarahan di substansi dalam otak paling umum pada pasien dengan hipertensi dan aterosklerosis serebral, karena perubahan degeneratif karena penyakit ini biasanya menyebabkan rupture pembuluh darah. Biasanya awitan tiba -tiba, dengan sakit kepala berat. Bila haemorrhagi membesar, makin jelas deficit neurologik yang terjadi dalam bentuk penurunan kesadaran dan abnormalitas pada tanda vital. Klasifikasi Stroke non hemoragik dapat diklasifikasikan berdasarkan perjalanan penyakitnya, yaitu: Non Haemorrhagi/Iskemik/Infark a) Transient Ischemic Attack (TIA)/Serangan Iskemi Sepintas TIA merupakan tampilan peristiwa berupa episode-episode serangan sesaat dari suatu disfungsi serebral fokal akibat gangguan vaskuler, dengan lama serangan sekitar 2 -15 menit sampai paling lama 24 jam. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 6
  • 7. b) Defisit Neurologis Iskemik Sepintas/Reversible Ischemic NeurologiDefisit (RIND) Gejala dan tanda gangguan neurologis setempat yang berlangsung lebih lama dari 24 jam dan kemudian pulih kembali (dalam jangka waktu kurang dari tiga minggu). c) In Evolutional atau Progressing Stroke merupakan Gejala gangguan neurologis yang progresif dalam waktu enam jam atau lebih. Perkembangan stroke terjadi perlahan – lahan sampai akut, munculnya gejala makin memburuk d) Stroke Komplit (Completed Stroke / Permanent Stroke ) merupakan Gejala gangguan neurologis dengan lesi -lesi yang stabil selama periode waktu 18-24 jam, tanpa adanya progesifitas lanjut. Gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent, dari sejak awal serangan dan sedikit tidak ada perbaikan. Patofisiologi Hipertensi kronik menyebabkan pembuluh arteriola mengalami perubahan patologik pada dinding pembuluh darah tersebut berupa hipohialinosis, nekrosis fibrinoid serta timbulnya aneurisma tipe Bouchard. Arteriol-arteriol dari cabang-cabang lentikulostriata, cabang tembus arteriotalamus dan cabang-cabang paramedian arteria vertebro-basilar mengalami perubahan-perubahan degeneratif yang sama . Kenaikan darah yang “abrupt” atau kenaikan dalam jumlah yang secara mencolok dapat menginduksi pecahnya pembuluh darah terutama pada pagi hari dan sore hari. Jika pembuluh darah tersebut pecah, maka perdarahan dapat berlanjut sampai dengan 6 jam dan jika volumenya besar akan merusak struktur anatomi otak dan menimbulkan gejala klinik Jika perdarahan yang timbul kecil ukurannya, maka massa darah hanya dapat merasuk dan menyela di antara selaput akson massa putih tanpa merusaknya. Pada keadaan ini absorbsi darah akan diikuti oleh pulihnya fungsi-fungsi neurologi. Sedangkan pada perdarahan yang luas terjadi destruksi massa otak, peninggian tekanan intrakranial dan yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk serebri atau lewat foramen magnum. Kematian dapat disebabkan oleh kompresi batang otak, hemisfer otak, dan perdarahan batang otak sekunder atau ekstensi perdarahan ke batang otak. Perembesan darah ke ventrikel otak terjadi pada sepertiga kasus perdarahan otak di nukleus kaudatus, talamus dan pons. Selain kerusakan parenkim otak, akibat volume perdarahan yang relatif banyak akan mengakibatkan peningian tekanan intrakranial dan menebabkan menurunnya tekanan perfusi otak serta terganggunya drainase otak. Elemen-elemen vasoaktif darah yang keluar serta kaskade iskemik akibat menurunnya tekanan perfusi, menyebabkan neuron-neuron di daerah yang terkena darah dan sekitarnya tertekan lagi. Jumlah darah yang keluar menentukan prognosis. Apabila volume darah lebih dari 60 cc maka resiko kematian sebesar 93 % pada perdarahan dalam dan 71 % pada perdarahan lobar. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 7
  • 8. Sedangkan bila terjadi perdarahan serebelar dengan volume antara 30-60 cc diperkirakan kemungkinan kematian sebesar 75 % tetapi volume darah 5 cc dan terdapat di pons sudah berakibat fatal. (Jusuf Misbach, 1999). Manifestasi Klinis Menurut Smeltzer (2001) manifestasi klinis stroke terdiri atas: Defisit Lapang Penglihatan a) Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang penglihatan), sisi visual yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis yaitu kesulitan menilai jarak, tidak menyadari orang atau objek ditempat kehilangan penglihatan, mengabaikan salah satu sisi tubuh. b) Kehilangan penglihatan perifer, Kesulitan melihat pada malam hari, tidak menyadari objek atau batas objek. c) Diplopia (Penglihatan ganda). Defisit Motorik Stroke adalah penyakit neuron atas dan mengakibatkan kehilangan kontrol volunter. Gangguan kontrol volunter pada salah satu sisi tubuh dapat menunjukan kerusakan pada neuron atas pada sisi yang belawanan dari otak. a) Hemiplegi (paralisis pada salah satu sisi tubuh) b) Hemiparesis yakni Kelemahan wajah, lengan dan kaki pada sisi yang sama. Paralisis wajah (karena lesi pada hemisfer yang berlawanan). c) Ataksia yakni Berjalan tidak mantap atau tegak, Tidak mampu menyatukan kaki, perlu dasar berdiri yang luas. d) Disartria (kesulitan berbicara) yakni Kesulitan dalam membentuk kata, ditunjukan dengan bicara yang sulit dimengerti yang disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab menghasilkan bicara. e) Disfagia yakni Kesulitan dalam menelan. Defisit Verbal Fungsi otak lain yang yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia paling umum. Disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan oleh hal berikut : 1. Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif : Disfasia atau afasia (kehilangan bicara), yang terutama ekspresif atau reseptif : Afasia Ekspresif yakni Tidak mampu membentuk kata yang dapat dipahami, mungkin mampu bicara dalam respon kata tunggal. Afasia Reseptif yakni Tidak mampu memahami kata yang dibicarakan, mampu bicara tetapi tidak masuk akal. 2. Afasia Global Kombinasi baik afasia reseptif dan ekspresif. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 8
  • 9. 3. Apraksia Ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya. 4. Defisit Kognitif dan efek psikologis Pada penderita stroke akan kehilangan memori jangka pendek dan panjang, penurunan lapang perhatian, kerusakan kemampuan untuk berkonsentrasi , alasan abstrak buruk, perubahan penilaian dan kurang motivasi 5. Defisit Emosional Penderita akan mengalami kehilangan kontrol diri, labilitas emosional, penurunan toleransi pada situasi yang menimbulkan stress, depresi, menarik diri, rasa takut, bermusuhan dan marah, perasaan isolasi Defisit sensori, terjadi pada sisi berlawanan dari lesi yaitu kehilangan kemampuan untuk merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh. Disfungsi kandung kemih, setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontenensia urinarius karena kerusakan kontrol motorik Komplikasi Komplikasi stroke menurut Smeltzer (2002,hal 2131): Komplikasi Dini (0-48 jam pertama) a. Edema serebri: defisit neurologis cenderung memberat, dapat mengakibatkan peningkatan tekanan intrakranial, herniasi, dan akhirnya menimbulkan kematian. b. Infark miokard: penyebab kematian mendadak pada stroke stadium awal. Komplikasi Jangka pendek (1-14 hari pertama) a. Pneumonia: Akibat immobilisasi lama b. Infark miokard c. Emboli paru: Cenderung terjadi 7 -14 hari pasca stroke, seringkali pada saat penderita mulai mobilisasi. d. Stroke rekuren: Dapat terjadi pada setiap saat. Komplikasi Jangka panjang Stroke rekuren, infark miokard, gangguan vaskular lain: penyakit vaskular perifer. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan diagnostic a. CT scan (Computer Tomografi Scan) : Pembidaian ini memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma adanya jaringan otak yang infark atau iskemia, dan posisinya secara pasti. Hasil pemerikasaan biasanya didapatkan hiperdens fokal, kadang-kadang pemadatan terlihat di ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 9
  • 10. b. MRI (Magnatik Resonan Imaging) untuk menunjukkan area yang mengalami infark, hemoragik. c. Angiografi serebral: Membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti perdarahan atau obstruksi arteri. d. Pemeriksaan foto thorax dapat memperlihatkan keadaan jantung, apakah terdapat pembesaran ventrikel kiri yang merupakan salah satu tanda hipertensi kronis pada penderita stroke e. Sinar X Tengkorak : Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pineal. f. Elektro Encephalografi (EEG) Mengidentifikasi masalah didasarkan pada gelombang otak dan mungkin memperlihatkan daerah lesi yang spesifik. Pemeriksaan laboratorium a. Fungsi lumbal: Menunjukan adanya tekanan normal dan cairan tidak mengandung darah atau jernih. b. Pemeriksaan darah rutin c. Pemeriksaan kimia darah: pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. (Gula darah dapat mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali.) d. Pemeriksaan darah lengkap : untuk mencari kelainan pada darah itu sendiri. Pencegahan Pencegahan stroke yang efektif dengan cara menghindari faktor resikonya, banyak faktor resiko stroke yang bisa di modifikasi. Sebagian dari pencegahan stroke caranya: Kontrol tekanan darah. hipertensi merupakan penyebab serangan stroke. Kurangi atau hentikan merokok. Karena nikotin dapat menempel di pembuluh darah dan menjadi plak, jika plaknya menumpuk bisa menyumbat pembuluh darah. Olahraga teratur. Olahraga teratur bisa meningkatkan ketahanan jantung dan menurunkan berat badan Perbanyak makan sayur dan buah. Sayur dan buah mengandung banyak antioksidan yang bisa menangkal radikal bebas, selain itu sayur dan buah rendah kolesterol. Suplai Vitamin E yang cukup. Para peneliti dari Columbia Presbyterian Medical Center melaporkan bahwa konsumsi vitamin E tiap hari menurunkan resiko stroke sampai 50% vitamin E juga menghaluskan kulit. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 10
  • 11. Penatalaksanaan Untuk mengobati keadaan akut perlu diperhatikan faktor-faktor kritis sebagai berikut: 1. Berusaha menstabilkan tanda-tanda vital dengan: Mempertahankan saluran nafas yang paten yaitu lakukan pengisapan lendir yang sering, oksigenasi, kalau perlu lakukan trakeostomi, membantu pernafasan. Mengontrol tekanan darah berdasarkan kondisi pasien, termasuk usaha memperbaiki hipotensi dan hipertensi. Berusaha menemukan dan memperbaiki aritmia jantung. Merawat kandung kemih, sedapat mungkin jangan memakai kateter. Menempatkan pasien dalam posisi yang tepat, harus dilakukan secepat mungkin pasien harus dirubah posisi tiap 2 jam dan dilakukan latihan-latihan gerak pasif. Pengobatan Konservatif Vasodilator meningkatkan aliran darah serebral (ADS) secara percobaan, tetapi maknanya pada tubuh manusia belum dapat dibuktikan. Dapat diberikan histamin, aminophilin, asetazolamid, papaverin intra arterial. Anti agregasi thrombosis seperti aspirin digunakan untuk menghambat reaksi pelepasan agregasi thrombosis yang terjadi sesudah ulserasi alteroma. Pengobatan Pembedahan Tujuan utama adalah memperbaiki aliran darah serebral: Endosterektomi karotis membentuk kembali arteri karotis, yaitu dengan membuka arteri karotis di leher. Revaskularisasi terutama merupakan tindakan pembedahan dan manfaatnya paling dirasakan oleh pasien TIA. Evaluasi bekuan darah dilakukan pada stroke akut. Ligasi arteri karotis komunis di leher khususnya pada aneurisma. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 11
  • 12. B. Konsep Asuhan Keperawatan Contoh Kasus PENGKAJIAN A. Identitas Klien Nama : Tn J.W Umur : 60 Tahun Kelamin : Laki-laki Status : Kawin Pendidikan Terakhir : SMA Pekerjaan : Swasta Agama : Kristen Protestan Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia Alamat : Jln. Abdul Kudus Tgl. MRS : 05 Agustus 2012 Tgl. Pengkajian : 12 Agustus 20012 B. Identitas Penanggung Jawab Nama Umur : 38 Tahun Jenis Kelamin : Perempuan Pekerjaan : IRT Alamat : jl. Abdul Kudus Hubungan dengan klien I. : Ny. M.W : Anak RIWAYAT KESEHATAN Keluhan utama Tangan kiri dan kaki kiri lemah, lidah kaku Riwayat penyakit sekarang Tangan kiri dan kaki kiri lemah dan sulit untuk digerakan. Yang dirasakan penderita kurang lebih 3 jam sebelum masuk rumah sakit dan juga lidah terasa kaku, sulit untuk berbicara dan mulut moncong baru pertama kali dirasakan oleh penderita dan bibir miring ke kiri, kejang tidak ada, pusing tidak ada, sakit kepala tidak ada. Oleh keluarga, penderita di bawah ke RSUD Kab .Muna Riwayat penyakit dahulu Penderita pernah mengalami penyakit hipertensi kurang lebih 6 tahun yang lalu, obat terkontrol. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 12
  • 13. Riwayat penyakit keluarga Berdasarkan pengkajian, dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit stroke dan hipertensi. Keluhan saat pendataan Saat pendataan, penderita mengeluh tangan kiri dan kaki kiri masih lemah, sulit untuk digerakan, sulit untuk berbicara dengan jelas, pasien nampak cemas. II. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI 1. Nutrisi / cairan Sebelum sakit : Makan ; frekuensi 3x /hari, jenis : nasi, ikan, buah, nafsu makan baik Minum ; 5-6 gelas/hari kurang lebih 1000 ml, jenis : air putih, kopi, teh. Saat kaji : Makan ; frekuensi 3x /hari, jenis : nasi, ikan, sayur, buah atau bubur, nafsu makan baik, porsi makan yang disajikan dapat dihabiskan. Minum ; 5-6 gelas/hari kurang lebih 1000 ml, jenis : air putih. 2. Istirahat dan tidur Sebelum sakit : Tidur Malam Tidur Siang Saat kaji : Tidur Malam Tidur siang ; 7-8 jam (jam 21.00-06.00) ; 1-2 jam ; 6-7 jam, tidak ada gangguan tidur. ; ½ - 1 jam. 3. Eliminasi Sebelum sakit : BAB ; 1x /hari, konsistensi lembek, warna kuning kecoklatan. BAK ; 4-5x /hari, warna kuning, jernih, bau khas amoniak. Saat kaji : BAB ; 1x /hari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas. BAK ; 3-4x /hari, warna kuning jernih, bau khas amoniak, volume kurang lebih 200 cc tiap kali BAK. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 13
  • 14. 4. Personal hygiene Sebelum sakit : Mandi 1-2x /hari, sikat gigi, cuci rambut, ganti baju sesuai kebutuhan. Saat kaji : Pasien hanya di lap dengan kain basah dan ganti baju dibantu oleh perawat dan keluarga. 5. Aktivitas dan olahraga Sebelum sakit : Di rumah pasien tidak mengalami gangguan aktivitas dan bekerja dengan baik. Saat kaji : Aktivitas pasien terbatas, pasien merasa lemah saat akan beraktivitas. 6. Ketergantungan Merokok Alkohol : Kadang-kadang Obat-obatan III. : Pasien merokok 3-4 batang / hari : Obat darah tinggi (Captopril) PEMERIKSAAN FISIK Penampilan Umum Keadaan umum : Pasien tampak lemah. Kesadaran : Compos mentis Tanda-tanda vital Tekanan Darah : 130/80 mmHg Nadi : 88 x/m Respirasi : 22 x/m Suhu Badan : 36,8 0C Kulit : Warna kulit albino, lembab, teraba hangat, turgor kulit baik tidak adanya lesi. Kepala Inspeksi : Bentuk kepala bulat, simetris, warna rambut kuning keemasan bersih dan terpelihara. Palpasi : Kulit kepala licin, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada lesi kulit. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 14
  • 15. Mata : Simetrsi kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sclera Tidak icterus, tidak terdapat secret, tidak menggunakan alat Bantu penglihatan. Telinga : Bentuk simetris, pendengaran baik, tidak ada serumen. Hidung : Mukosa hidung baik, warna merah muda, tidak ada nyeri tekan daerah sinus. Mulut : Bibir agak miring ke kiri, mukosa oral warna merah muda, kemampuan berbicara terganggu, kata-kata yang diucapkan oleh pasien kurang jelas. Leher : Tidak terdapat pembengkakan kelenjar getah bening, vena jugularis tidak ada kelainan. Dada Inspeksi : Pernapasan tenang, bentuk toraks sedikit cembung, gerakan Toraks simetris, saat bernapas usaha minimal. Palpasi : Trakea terletak digaris tengah, tidak ada nyeri tekan pada toraks, tidak teraba massa. Perkusi : Resonansi (intensitas keras, nada rendah, durasi panjang). Auskultasi : Suara normal. Jantung Inspeksi : Tampak denyutan apeks jantung, sternum dan iga tidak terangkat. Palpasi : Tidak teraba pukulan jantung atau getaran “vibrasi” denyut apeks teraba. Perkusi : Dari batas resonansi paru sampai jantung terdengar suara redup pada garis midklavikular. Auskultasi Abdomen Inspeksi : Ritme reguler, bunyi S1-S2 normal, irama teratur. : : Umbilikus terletak di garis tengah, sedikit di bawah pusat abdomen, menonjol keluar. Bentuk simetris agak cembung, tidak terlihat massa. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 15
  • 16. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, denyutan nada aorta abdominal teraba, di daerah abdomen atas. Perkusi : Tidak ada acites. Auskultasi : Tidak ada bising usus. Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan Anus : Tidak ada kelainan Ekstremitas : Ekstremitas atas Tangan kiri lemah, sulit untuk digerakan, pada tangan kanan terpasang Infus RL 20 tetes/menit. Ekstermitas bawah Kaki kiri lemah dan sulit untuk digerakan, akral hangat. IV. DATA SOSIAL Hubungan dengan lingkungan keluarga dan orang lain baik, tidak ada masalah. Peran dalam keluarga sebagai kepala keluarga. Individu pendukung lain : istri dan anak-anak Bahasa yang digunakan sehari-hari : bahasa Melayu Manado atau bahasa Indonesia. V. DATA PSIKOLOGIS Status emosional : Pasien adalah orang yang dapat mengendalikan emosinya. Perilaku koping : Pasien biasanya mendiskusikan masalahnya dengan istrinya. Saat pengkajian : Pasien kooperatif, pasien menerima setiap tindakan yang diberikan, dan mau menjawab setiap pertanyaan yang diberikan, meskipun terkadang apa yang diucapkan pasien kurang jelas. VI. DATA SPIRITUAL Agama : Pasien menganut agama Kristen Protestan. Keyakinan : Pasien yakin dengan agama yang dianutnya. Ketaatan beribadah : Pasien aktif dalam kegiatan ibadah kolom dan ibadah pada hari Minggu. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 16
  • 17. Keyakinan tentang penyakit : Pasien yakin bahwa penyakit adalah gangguan kesehatan. Keyakinan tentang penyembuhan : Pasien yakin bahwa kesembuhan berasal dari Tuhan. VII. DATA PENUNJANG Diagnosa medik : Stroke Non Hemoragik Terapi medik : Infus RL 20 tetes/menit Neurotam 4 x 3 gram/IV Brainact 1 x 500 mg / IV Ranitidin 2 x 1 ampul/IV PENGELOMPOKKAN DATA Data Subjektif : - Pasien mengeluh tangan kiri dan kaki kiri lemah serta sulit digerakan. - Pasien mengeluh sulit untuk berbicara. - Pasien mengeluh lemah untuk beraktivitas. - Pasien mengatakan lidah kaku. Data Objektif : - Keadaan umum lemah - Kemampuan berbicara pasien terganggu, kata-kata yang diucapkan kurang jelas. - Tangan kiri dan kaki kiri lemah. - Terpasang Infus RL 20 tetes/m pada tangan kiri. - Tanda-tanda Vital : TD N : 88 x/m R : 22 x/m SB - : 130/80 mmHg : 36,8 0C Kebutuhan ADL (makan, minum, BAK/BAB, mandi, ganti pakaian) dibantu oleh perawat dan keluarga. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 17
  • 18. ANALISIS DATA DATA PENYEBAB Interupsi aliran darah ke Data Subjektif : Pasien mengeluh tangan kiri MASALAH Kerusakan mobilitas otak fisik dan kaki kiri lemah, sulit untuk digerakan. Gangguan/kerusakan neuromuskuler Data Objektif : - Tangan kiri dan kaki kiri lemah. Kelemahan/kelumpuhan sebagian atau seluruh anggota badan Data Subjektif : Emboli vaskuler serebri - Pasien mengeluh sulit untuk berbicara Gangguan komunikasi Kerusakan traktus - Pasien mengatakan lidah kaku verbal kortikospinalis Gangguan fungsi nervus VII Data Objektif : - Kemampuan berbicara pasien dan nervus vagus terganggu - Kata-kata yang diucapkan Afasia kurang jelas. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 18
  • 19. DATA PENYEBAB Pemasangan alat infasif Data Subjektif : MASALAH Gangguan pemenuhan ADL - Pasien mengeluh tangan kiri dan kaki kiri masih lemah - Pasien mengeluh lemah untuk beraktivitas. Keterbatasn aktivitas Data Objektif : - Kebutuhan minum, ADL (makan, BAB/BAK, mandi, ganti pakaian) dibantu oleh perawat dan keluarga. - Terpasang Infus RL 20 Kelemahan/kelumpuhan sebagian badan tetes/m pada tangan kiri TD : 130/80 mmHg N : 88 x/m R : 22 x/m Ketidakmampuan melakukan aktivitas SB : 36,8 0C Pemenuhan ADL terganggu ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 19
  • 20. ASUHAN KEPERAWATAN “STROK NON HEMORAGI” 20