SlideShare a Scribd company logo
CHEFALGIA


A. PENGERTIAN
  Chefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala
  pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik              (
  neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit
  kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut (Brunner & Suddart).


B. KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI
  Klasifikasi sakit kepala yang paling baru dikeluarkan oleh Headache Classification Cimitte of
  the International Headache Society sebagai berikut:
  1.   Migren (dengan atau tanpa aura)
  2.   Sakit kepal tegang
  3.   Sakit kepala klaster dan hemikrania paroksismal
  4.   Berbagai sakit kepala yang dikatkan dengan lesi struktural.
  5.   Sakit kepala dikatkan dengan trauma kepala.
  6.   Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahan subarakhnoid).
  7.   Sakit kepala dihuungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler ( mis. Tumor otak)
  8.   Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia tau putus obat.
  9.   Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non sefalik.
  10. Sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan metabolik (hipoglikemia).
  11. Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala, leher atau
       struktur sekitar kepala ( mis. Glaukoma akut)
  12. Neuralgia kranial (nyeri menetap berasal dari saraf kranial)




C. PATOFISIOLOGI
  Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan-bangunan diwilayah kepala
  dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka nyeri ialah
  otot-otot okspital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan periostium.
  Tulang tengkorak sendiri tidak peka nyeri. Bangunan-bangunan intrakranial yang peka nyeri
  terdiri dari meninges, terutama dura basalis dan meninges yang mendindingi sinus venosus serta
  arteri-arteri besar pada basis otak. Sebagian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka nyeri.
  Perangsangan terhadap bangunan-bangunan itu dapat berupa:
      Infeksi selaput otak : meningitis, ensefalitis.
    Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural atau setelah
       dilakukan pneumo atau zat kontras ensefalografi.
      Peregangan selaput otak akibat proses desak ruang intrakranial, penyumbatan jalan lintasan
       liquor, trombosis venos spinosus, edema serebri atau tekanan intrakranial yang menurun
       tiba-tiba atau cepat sekali.
      Vasodilatasi arteri intrakranial akibat keadaan toksik (seperti pada infeksi umum, intoksikasi
       alkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik), gangguan metabolik (seperti hipoksemia,
       hipoglikemia dan hiperkapnia), pemakaian obat vasodilatasi, keadaan paska contusio
       serebri, insufisiensi serebrovasculer akut).
      Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi ( migren dan cluster
       headache) dan radang (arteritis temporalis)
      Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan kepala, seperti pada
       spondiloartrosis deformans servikalis.
      Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus (sinusitis), baseol
       kranii ( ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III yang mendesak gigi) dan daerah
       leher (spondiloartritis deforman servikalis.
      Ketegangan otot kepala, leher bahu sebagai manifestasi psikoorganik pada keadaan depresi
       dan stress. Dalam hal ini sakit kepala sininim dari pusing kepala.




D. MANIFESTASI KLINIS
  a.    Migren
        Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu tertentu dan
        serangan sakit kepala berat yang terjadi berulang-ulang. Penyebab migren tidak diketahui
        jelas, tetapi ini dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler primer yang biasanya banyak
        terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan kuat dalam keluarga.
        Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat iskhemia
        kortikal yang bervariasi. Serangan dimulai dengan vasokonstriksi arteri kulit kepala dam
        pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh darah intra dan ekstrakranial mengalami
        dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.
        Migren klasik dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu:
            Fase aura.
             Berlangsung lebih kurang 30 menit, dan dapat memberikan kesempatan bagi pasien
             untuk menentukan obat yang digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Gejala
dari periode ini adalah gangguan penglihatan ( silau ), kesemutan, perasaan gatal pada
             wajah dan tangan, sedikit lemah pada ekstremitas dan pusing.
             Periode aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali dengan
             perubahan fisiologi awal. Aliran darah serebral berkurang, dengan kehilangan
             autoregulasi laanjut dan kerusakan responsivitas CO2.
            Fase sakit kepala
             Fase sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadikan tidak mampu yang dihungkan
             dengan fotofobia, mual dan muntah. Durasi keadaan ini bervariasi, beberapa jam
             dalam satu hari atau beberapa hari.
            Fase pemulihan
             Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan
             ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat tidur untuk waktu
             yang panjang.


  b. Cluster Headache
       Cluster Headache adalah beentuk sakit kepal vaskuler lainnya yang sering terjadi pada pria.
       Serangan datang dalam bentuk yang menumpuk atau berkelompok, dengan nyeri yang
       menyiksa didaerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan temporal. Nyeri diikuti mata
       berair dan sumbatan hidung. Serangan berakhir dari 15 menit sampai 2 jam yang menguat
       dan menurun kekuatannya.
       Tipe sakit kepala ini dikaitkan dengan dilatasi didaerah dan sekitar arteri ekstrakranualis,
       yang ditimbulkan oleh alkohol, nitrit, vasodilator dan histamin. Sakit kepala ini berespon
       terhadap klorpromazin.


  c.   Tension Headache
       Stress fisik dan emosional dapat menyebabkan kontraksi pada otot-otot leher dan kulit
       kepala, yang menyebabkan sakit kepala karena tegang. Karakteristik dari sakit kepala ini
       perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis, atau belakang leher. Hal ini sering tergambar
       sebagai “beban berat yang menutupi kepala”. Sakit kepala ini cenderung kronik daripada
       berat. Pasien membutuhkan ketenangan hati, dan biasanya keadaan ini merupakan ketakutan
       yang tidak terucapkan. Bantuan simtomatik mungkin diberikan untuk memanaskan pada
       lokasi, memijat, analgetik, antidepresan dan obat relaksan otot.




E. PENGKAJIAN
Data subyektif dan obyektif sangat penting untuk menentukan tentang penyebab dan sifat dari
sakit kepala.
   Data Subyektif
    a.   Pengertian pasien tentang sakit kepala dan kemungkinan penyebabnya.
    b.   Sadar tentang adanya faktor pencetus, seperti stress.
    c.   Langkah – langkah untuk mengurangi gejala seperti obat-obatan.
    d.   Tempat, frekwensi, pola dan sifat sakit kepala termasuk tempat nyeri, lama dan interval
         diantara sakit kepala.
    e.   Awal serangan sakit kepala.
    f.   Ada gejala prodomal atau tidak
    g.   .Ada gejala yang menyertai.
    h.   Riwayat sakit kepala dalam keluarga (khusus penting sekali bila migren).
    i.   Situasi yang membuat sakit kepala lebih parah.
    j.   Ada alergi atau tidak.


   Data Obyektif
    a.   Perilaku : gejala yang memperlihatkan stress, kecemasan atau nyeri.
    b.   Perubahan kemampuan dalam melaksanakan aktifitas sehari – hari.
    c.   Terdapat pengkajian anormal dari sistem pengkajian fisik sistem saraf cranial.
    d.    Suhu badan
    e.   Drainase dari sinus.


    Dalam pengkajian sakit kepala, beberapa butir penting perlu dipertimbangkan. Diantaranya
    ialah:
    a.   Sakit kepala yang terlokalisir biasanya berhubungan dengan sakit kepala migrain atau
         gangguan organik.
    b.   Sakit kepala yang menyeluruh biasanya disebabkan oleh penyebab psikologis atau
         terjadi peningkatan tekanan intrakranial.
    c.   Sakit kepala migren dapat berpindah dari satu sisi kesisi yang lain.
    d.   Sakit kepala yang disertai peningkatan tekanan intrakranial biasanya timbil pada waktu
         bangun tidur atau sakit kepala tersebut membengunkan pasien dari tidur.
    e.   Sakit kepala tipe sinus timbul pada pagi hari dan semakin siang menjadi lebih buruk.
    f.   Banyak sakit kepala yang berhubungan dengan kondisi stress.
    g.   Rasa nyeri yang tumpul, menjengkelkan, menghebat dan terus ada, sering terjadi pada
         sakit kepala yang psikogenis.
h.   Bahan organis yang menimbulkan nyeri yang tetap dan sifatnya bertambah terus.
       i.   Sakit kapala migrain bisa menyertai mentruasi.sakit kepala bisa didahului makan
            makanan yang mengandung monosodium glutamat, sodim nitrat, tyramine demikian
            juga alkohol.
       j.   Tidur terlalu lama, berpuasa, menghirup bau-bauan yang toksis dalam limngkungan
            kerja dimana ventilasi tidak cukup dapat menjadi penyebab sakit kepala.
       k.   Obat kontrasepsi oral dapat memperberat migrain.
       l.   Tiap yang ditemukan sekunder dari sakit kepala perlu dikaji.




F. DIAGNOSTIK
  1.   CT Scan, menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman untuk menemukan
       abnormalitas pada susunan saraf pusat.
  2.   MRI Scan, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis dengan
       menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur
       tubuh.
  3.   Pungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan. Hal ini tidak
       dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan tumor otak, karena
       penurunan tekanan yang mendadak akibat pengambilan CSF.




G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
  1.   Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekana
       intrakranial.
  2.   Koping individual tak efektif b.d situasi krisis, kerentanan personal, sistem pendukung tidak
       adequat, kelebihan beban kerja, ketidakadequatan relaksasi, metode koping tidak adequat,
       nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiri.
  3.   Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang mengingat,
       tidak mengenal informasi, keterbatasab kognitif.




H. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
  1.   Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekana
       intrakranial.
Intervensi:
a.   Pastikan durasi/episode masalah , siapa yang telah dikonsulkan, dan obat dan/atau
     terapi apa yang telah digunakan
b.   Teliti keluhan nyeri, catat itensitasnya ( dengan skala 0-10 ), karakteristiknya (misal :
     berat, berdenyut, konstan) lokasinya, lamanya, faktor yang memperburuk atau
     meredakan.
c.   Catat kemungkinan patofisiologi yang khas, misalnya otak/meningeal/infeksi sinus,
     trauma servikal, hipertensi atau trauma.
d.   Observasi adanya tanda-tanda nyeri nonverbal, seperi : ekspresi wajah, posisi tubuh,
     gelisah,   menangis/meringis,       menarik     diri,   diaforesis,   perubahan   frekuensi
     jantung/pernafasan, tekanan darah.
e.   Kaji hubungan faktor fisik/emosi dari keadaan seseorang
f.   Evaluasi perilaku nyeri
g.   Catat adanya pengaruh nyeri misalnya: hilangnya perhatian pada hidup, penurunan
     aktivitas, penurunan berat badan.
h.   Kaji derajat pengambilan langkah yang keliru secara pribadi dari pasien, seperti
     mengisolasi diri.
i.   Tentukan isu dari pihak kedua untuk pasien/orang terdekat, seperti asuransi,
     pasangan/keluarga
j.   Diskusikan dinamika fisiologi dari ketegangan/ansietas dengan pasien/orang terdekat
k.   Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri itu timbul.
l.   Tempatkan pada ruangan yang agak gelap sesuai dengan indikasi.
m. Anjurkan untuk beristirahat didalam ruangan yang tenang.
n.   Berikan kompres dingin pada kepala.
o.   Berikan kompres panans lembab/kering pada kepala, leher, lengan sesuai kebutuhan.
p.   Masase daerah kepala/leher/lengan jika pasien dapat mentoleransi sentuhan.
q.   Gunakan teknik sentuhan yang terapeutik, visualisasi, biofeedback, hipnotik sendiri, dan
     reduksi stres dan teknik relaksasi yang lain.
r.   Anjurkan pasien untuk menggunakan pernyataan positif “Saya sembuh, saya sedang
     relaksasi, Saya suka hidup ini”. Sarankan pasien untuk menyadari dialog eksternal-
     internal dan katakan “berhenti” atau “tunda” jika muncul pikiran yang negatif.
s.   Observasi adanya mual/muntah. Berikan es, minuman yang mengandung karbonat
     sesuai indikasi.
2.   Koping individual tak efektif b.d situasi krisis, kerentanan personal, sistem pendukung tidak
     adequat, kelebihan beban kerja, ketidakadequatan relaksasi, metode koping tidak adequat,
     nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiri.
     Intervensi.
     a.   Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian. Ambil keuntungan dari kegiatan yang
          daoat diajarkan.
     b.   Bantu pasien dalam memahami perubahan pada konsep citra tubuh.
     c.   Sarankan pasien untuk mengepresikan perasaannya dan diskusi bagaimana sakit kepala
          itu mengganggu kerja dan kesenangan dari hidup ini.
     d.   Pastikan dampak penyakitnya terhadap kebutuhan seksual.
     e.   Berikan informasi mengenai penyebab sakit           kepala, penagnan, dan hasil yang
          diharapkan.
     f.   Kolaborasi
          Rujuk untuk melakukan konseling dan/atau terapi keluarga atau kelas tempat pelatihan
          sikap asertif sesuai indikasi.


3.   Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang mengingat,
     tidak mengenal informasi, keterbatasab kognitif.
     Intervensi ;
     a.   Diskusikan etiologi individual dari saki kepala bila diketahui.
     b.   Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi, seperti stress
          emosi, suhu yang berlebihan, alergi terhadap makanan/lingkungan tertentu.
     c.   Diskusikan tentang obat-obatan dan efek sampingnya. Nilai kembali kebutuhan untuk
          menurunkan/menghentikan pengobatan sesuai indikasi
     d.   Instruksikan pasien/orang terdekat dalam melakukan program kegiatan/latihan ,
          makanan yang dikonsumsi, dan tindakan yang menimbukan rasa nyaman, seprti masase
          dan sebagainya.
     e.   Diskusikan mengenai posisi/letak tubuh yang normal.
     f.   Anjurkan pasien/orang terdekat untuk menyediakan waktu agar dapat relaksasi dan
          bersenang-senang.
     g.   Anjurkan untuk menggunakan aktivitas otak dengan benar, mencintai dan
          tertawa/tersenyum.
     h.   Sarankan pemakaian musik-musik yang menyenangkan.
     i.   Anjurkan pasien untuk memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor
          yang berhubungan atau faktor presipitasinya.
j.   Berikan informasi tertulis/semacam catatan petunjuk
k.   Identifikasi dan diskusikan timbulnya resiko bahaya yang tidak nyata dan/atau terapi
     yang bukan terapi medis
DAFTAR PUSTAKA


1.   Barbara C Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan
     Padjajaran, Bandung.
2.   Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta.
3.   Marlyn E. Doengoes, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untukPerencanaan &
     Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta.
4.   Priguna Sidharta, 1994, Neurogi Klinis dalam Praktek Umum, Dian Rakyat, Jakarta.
5.   Susan Martin Tucker, 1998, Standar Perawatan Pasien : Proses Perawatan, Diagnosa dan Evaluasi,
     Edisi V, Vol 2, EGC, Jakarta.
6.   Sylvia G. Price, 1997, Patofisologi, konsep klinik proses – proses penyakit. EGC, Jakarta

More Related Content

What's hot

Askep trauma kepala
Askep trauma kepalaAskep trauma kepala
Askep trauma kepala
Yaner Yeverson
 
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAskep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAlvian P Windiramadhan
 
Makalah epilepsi upn feb 2013
Makalah epilepsi   upn feb 2013Makalah epilepsi   upn feb 2013
Makalah epilepsi upn feb 2013
muhammadfahman
 
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptxKelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
MuhammadImamHanafi2
 
4 Trauma Kepala & Spinal
4 Trauma Kepala & Spinal4 Trauma Kepala & Spinal
4 Trauma Kepala & Spinal
Andry Sartika, S.Kep.,Ners.,M.Kep
 
38128375 epilepsi
38128375 epilepsi38128375 epilepsi
38128375 epilepsi
Cii Nevy Beh
 
askep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsiaskep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsi
STIKES FORT DE KOCK BUKITTINGGI
 
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq QorinEpilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Okis2
 
Proposal bell's palsy
Proposal bell's palsyProposal bell's palsy
Proposal bell's palsy
Mbak LyLy Susanto
 
Kelainan dan penyakit pada sistem saraf
Kelainan dan penyakit pada sistem sarafKelainan dan penyakit pada sistem saraf
Kelainan dan penyakit pada sistem saraf
Dina Apriliana
 
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsiAsuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi
anche_meys
 
Diagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaranDiagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaran
Ahmad Putra Sibodak
 

What's hot (16)

Trauma kapitis indry
Trauma kapitis indryTrauma kapitis indry
Trauma kapitis indry
 
Askep trauma kepala
Askep trauma kepalaAskep trauma kepala
Askep trauma kepala
 
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAskep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
 
Makalah epilepsi upn feb 2013
Makalah epilepsi   upn feb 2013Makalah epilepsi   upn feb 2013
Makalah epilepsi upn feb 2013
 
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptxKelompok 5 Skenario 1.pptx
Kelompok 5 Skenario 1.pptx
 
4 Trauma Kepala & Spinal
4 Trauma Kepala & Spinal4 Trauma Kepala & Spinal
4 Trauma Kepala & Spinal
 
38128375 epilepsi
38128375 epilepsi38128375 epilepsi
38128375 epilepsi
 
Kejang demam pada anak
Kejang demam pada anakKejang demam pada anak
Kejang demam pada anak
 
askep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsiaskep Seizure atau epilepsi
askep Seizure atau epilepsi
 
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq QorinEpilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
Epilepsi revisi pak arif Baiq Qorin
 
Proposal bell's palsy
Proposal bell's palsyProposal bell's palsy
Proposal bell's palsy
 
Kelainan dan penyakit pada sistem saraf
Kelainan dan penyakit pada sistem sarafKelainan dan penyakit pada sistem saraf
Kelainan dan penyakit pada sistem saraf
 
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsiAsuhan keperawatan klien dengan epilepsi
Asuhan keperawatan klien dengan epilepsi
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
 
Diagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaranDiagnosa gangguan kesadaran
Diagnosa gangguan kesadaran
 

Similar to Askep chefalgia

Marny askep tth
Marny askep tthMarny askep tth
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Kuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALAKuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALA
iwan setiawan chozin
 
Cluster Headache dr. HM tugas.pptx
Cluster Headache dr. HM tugas.pptxCluster Headache dr. HM tugas.pptx
Cluster Headache dr. HM tugas.pptx
DavidChristian479774
 
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptx
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptxSkenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptx
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptx
abunchofweirdos
 
ppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptx
sandylabulu1
 
Askep cedera kepala
Askep cedera kepalaAskep cedera kepala
Askep cedera kepala
fienndhut
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
Yusrin Dokerzz
 
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cedera
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cederaKegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cedera
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cedera
Ferrayulinda
 
Smbungan tth
Smbungan tthSmbungan tth
Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAskep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAlvian P Windiramadhan
 
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Operator Warnet Vast Raha
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)ami223
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
ami223
 
makalah tentang nyeri kepala, penjekasan serta penanganan
makalah tentang nyeri kepala, penjekasan serta penangananmakalah tentang nyeri kepala, penjekasan serta penanganan
makalah tentang nyeri kepala, penjekasan serta penanganan
INDRACAHYADINATA1
 

Similar to Askep chefalgia (20)

Marny askep tth
Marny askep tthMarny askep tth
Marny askep tth
 
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
Marny askep tth AKPER PEMKAB MUNA
 
Kuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALAKuliah NYERI KEPALA
Kuliah NYERI KEPALA
 
Cluster Headache dr. HM tugas.pptx
Cluster Headache dr. HM tugas.pptxCluster Headache dr. HM tugas.pptx
Cluster Headache dr. HM tugas.pptx
 
Askep migrain
Askep migrainAskep migrain
Askep migrain
 
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptx
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptxSkenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptx
Skenario Sakit Kepala_10B_FK UKI_2023.pptx
 
ppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptxppt gadar kel 2.pptx
ppt gadar kel 2.pptx
 
Askep cedera kepala
Askep cedera kepalaAskep cedera kepala
Askep cedera kepala
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cedera
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cederaKegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cedera
Kegawatdaruratan pada sistem persyarafan trauma kepala & cedera
 
Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
 
Smbungan tth
Smbungan tthSmbungan tth
Smbungan tth
 
Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
Smbungan tth AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakangAskep cidera kepala n cidera tulang belakang
Askep cidera kepala n cidera tulang belakang
 
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Kejang demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
 
Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)Ways the brain is injured (autosaved)
Ways the brain is injured (autosaved)
 
makalah tentang nyeri kepala, penjekasan serta penanganan
makalah tentang nyeri kepala, penjekasan serta penangananmakalah tentang nyeri kepala, penjekasan serta penanganan
makalah tentang nyeri kepala, penjekasan serta penanganan
 
Demam pada anak
Demam pada anakDemam pada anak
Demam pada anak
 
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
Demam pada anak AKPER PEMKAB MUNA
 

More from Stiawan Akbar

Bab ii
Bab iiBab ii
Askep tumor medula spinalis
Askep tumor medula spinalisAskep tumor medula spinalis
Askep tumor medula spinalisStiawan Akbar
 
Askep stroke non hemoragik
Askep stroke  non hemoragikAskep stroke  non hemoragik
Askep stroke non hemoragik
Stiawan Akbar
 
Askep space occupying lession ( sol )
Askep space occupying lession ( sol )Askep space occupying lession ( sol )
Askep space occupying lession ( sol )Stiawan Akbar
 
Askep saraf
Askep sarafAskep saraf
Askep saraf
Stiawan Akbar
 
Askep penurunan kesadaran
Askep penurunan kesadaranAskep penurunan kesadaran
Askep penurunan kesadaran
Stiawan Akbar
 
Askep hernia nukleus pulposus
Askep hernia nukleus pulposusAskep hernia nukleus pulposus
Askep hernia nukleus pulposus
Stiawan Akbar
 
Askep stroke hemorhagic
Askep stroke hemorhagicAskep stroke hemorhagic
Askep stroke hemorhagicStiawan Akbar
 
Askep eritroderma
Askep eritrodermaAskep eritroderma
Askep eritroderma
Stiawan Akbar
 
Askep kulit
Askep kulitAskep kulit
Askep kulit
Stiawan Akbar
 
Askep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgarisAskep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgaris
Stiawan Akbar
 
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
Stiawan Akbar
 
Askep ablasio retina
Askep ablasio retinaAskep ablasio retina
Askep ablasio retinaStiawan Akbar
 
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleuraAskep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleuraStiawan Akbar
 

More from Stiawan Akbar (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Pathways stroke
Pathways strokePathways stroke
Pathways stroke
 
Askep tumor otak
Askep tumor otakAskep tumor otak
Askep tumor otak
 
Askep tumor medula spinalis
Askep tumor medula spinalisAskep tumor medula spinalis
Askep tumor medula spinalis
 
Askep stroke non hemoragik
Askep stroke  non hemoragikAskep stroke  non hemoragik
Askep stroke non hemoragik
 
Askep space occupying lession ( sol )
Askep space occupying lession ( sol )Askep space occupying lession ( sol )
Askep space occupying lession ( sol )
 
Askep saraf
Askep sarafAskep saraf
Askep saraf
 
Askep penurunan kesadaran
Askep penurunan kesadaranAskep penurunan kesadaran
Askep penurunan kesadaran
 
Askep meningitis
Askep meningitisAskep meningitis
Askep meningitis
 
Askep low back pain
Askep low back painAskep low back pain
Askep low back pain
 
Askep hernia nukleus pulposus
Askep hernia nukleus pulposusAskep hernia nukleus pulposus
Askep hernia nukleus pulposus
 
Askep stroke hemorhagic
Askep stroke hemorhagicAskep stroke hemorhagic
Askep stroke hemorhagic
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Askep eritroderma
Askep eritrodermaAskep eritroderma
Askep eritroderma
 
Askep kulit
Askep kulitAskep kulit
Askep kulit
 
Askep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgarisAskep pemfigus vulgaris
Askep pemfigus vulgaris
 
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
Askep adult respiratory distress syndrom (ards)
 
Askep abses paru
Askep abses paruAskep abses paru
Askep abses paru
 
Askep ablasio retina
Askep ablasio retinaAskep ablasio retina
Askep ablasio retina
 
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleuraAskep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
Askep tuberculosis (tb paru) dg efusi pleura
 

Askep chefalgia

  • 1. CHEFALGIA A. PENGERTIAN Chefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik ( neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut (Brunner & Suddart). B. KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI Klasifikasi sakit kepala yang paling baru dikeluarkan oleh Headache Classification Cimitte of the International Headache Society sebagai berikut: 1. Migren (dengan atau tanpa aura) 2. Sakit kepal tegang 3. Sakit kepala klaster dan hemikrania paroksismal 4. Berbagai sakit kepala yang dikatkan dengan lesi struktural. 5. Sakit kepala dikatkan dengan trauma kepala. 6. Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahan subarakhnoid). 7. Sakit kepala dihuungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler ( mis. Tumor otak) 8. Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia tau putus obat. 9. Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non sefalik. 10. Sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan metabolik (hipoglikemia). 11. Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala, leher atau struktur sekitar kepala ( mis. Glaukoma akut) 12. Neuralgia kranial (nyeri menetap berasal dari saraf kranial) C. PATOFISIOLOGI Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan-bangunan diwilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-otot okspital, temporal dan frontal, kulit kepala, arteri-arteri subkutis dan periostium. Tulang tengkorak sendiri tidak peka nyeri. Bangunan-bangunan intrakranial yang peka nyeri terdiri dari meninges, terutama dura basalis dan meninges yang mendindingi sinus venosus serta arteri-arteri besar pada basis otak. Sebagian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka nyeri. Perangsangan terhadap bangunan-bangunan itu dapat berupa:  Infeksi selaput otak : meningitis, ensefalitis.
  • 2. Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural atau setelah dilakukan pneumo atau zat kontras ensefalografi.  Peregangan selaput otak akibat proses desak ruang intrakranial, penyumbatan jalan lintasan liquor, trombosis venos spinosus, edema serebri atau tekanan intrakranial yang menurun tiba-tiba atau cepat sekali.  Vasodilatasi arteri intrakranial akibat keadaan toksik (seperti pada infeksi umum, intoksikasi alkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik), gangguan metabolik (seperti hipoksemia, hipoglikemia dan hiperkapnia), pemakaian obat vasodilatasi, keadaan paska contusio serebri, insufisiensi serebrovasculer akut).  Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi ( migren dan cluster headache) dan radang (arteritis temporalis)  Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan kepala, seperti pada spondiloartrosis deformans servikalis.  Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus (sinusitis), baseol kranii ( ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III yang mendesak gigi) dan daerah leher (spondiloartritis deforman servikalis.  Ketegangan otot kepala, leher bahu sebagai manifestasi psikoorganik pada keadaan depresi dan stress. Dalam hal ini sakit kepala sininim dari pusing kepala. D. MANIFESTASI KLINIS a. Migren Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu tertentu dan serangan sakit kepala berat yang terjadi berulang-ulang. Penyebab migren tidak diketahui jelas, tetapi ini dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler primer yang biasanya banyak terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan kuat dalam keluarga. Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat iskhemia kortikal yang bervariasi. Serangan dimulai dengan vasokonstriksi arteri kulit kepala dam pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh darah intra dan ekstrakranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan. Migren klasik dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu:  Fase aura. Berlangsung lebih kurang 30 menit, dan dapat memberikan kesempatan bagi pasien untuk menentukan obat yang digunakan untuk mencegah serangan yang dalam. Gejala
  • 3. dari periode ini adalah gangguan penglihatan ( silau ), kesemutan, perasaan gatal pada wajah dan tangan, sedikit lemah pada ekstremitas dan pusing. Periode aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali dengan perubahan fisiologi awal. Aliran darah serebral berkurang, dengan kehilangan autoregulasi laanjut dan kerusakan responsivitas CO2.  Fase sakit kepala Fase sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadikan tidak mampu yang dihungkan dengan fotofobia, mual dan muntah. Durasi keadaan ini bervariasi, beberapa jam dalam satu hari atau beberapa hari.  Fase pemulihan Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot dan ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat tidur untuk waktu yang panjang. b. Cluster Headache Cluster Headache adalah beentuk sakit kepal vaskuler lainnya yang sering terjadi pada pria. Serangan datang dalam bentuk yang menumpuk atau berkelompok, dengan nyeri yang menyiksa didaerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan temporal. Nyeri diikuti mata berair dan sumbatan hidung. Serangan berakhir dari 15 menit sampai 2 jam yang menguat dan menurun kekuatannya. Tipe sakit kepala ini dikaitkan dengan dilatasi didaerah dan sekitar arteri ekstrakranualis, yang ditimbulkan oleh alkohol, nitrit, vasodilator dan histamin. Sakit kepala ini berespon terhadap klorpromazin. c. Tension Headache Stress fisik dan emosional dapat menyebabkan kontraksi pada otot-otot leher dan kulit kepala, yang menyebabkan sakit kepala karena tegang. Karakteristik dari sakit kepala ini perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis, atau belakang leher. Hal ini sering tergambar sebagai “beban berat yang menutupi kepala”. Sakit kepala ini cenderung kronik daripada berat. Pasien membutuhkan ketenangan hati, dan biasanya keadaan ini merupakan ketakutan yang tidak terucapkan. Bantuan simtomatik mungkin diberikan untuk memanaskan pada lokasi, memijat, analgetik, antidepresan dan obat relaksan otot. E. PENGKAJIAN
  • 4. Data subyektif dan obyektif sangat penting untuk menentukan tentang penyebab dan sifat dari sakit kepala.  Data Subyektif a. Pengertian pasien tentang sakit kepala dan kemungkinan penyebabnya. b. Sadar tentang adanya faktor pencetus, seperti stress. c. Langkah – langkah untuk mengurangi gejala seperti obat-obatan. d. Tempat, frekwensi, pola dan sifat sakit kepala termasuk tempat nyeri, lama dan interval diantara sakit kepala. e. Awal serangan sakit kepala. f. Ada gejala prodomal atau tidak g. .Ada gejala yang menyertai. h. Riwayat sakit kepala dalam keluarga (khusus penting sekali bila migren). i. Situasi yang membuat sakit kepala lebih parah. j. Ada alergi atau tidak.  Data Obyektif a. Perilaku : gejala yang memperlihatkan stress, kecemasan atau nyeri. b. Perubahan kemampuan dalam melaksanakan aktifitas sehari – hari. c. Terdapat pengkajian anormal dari sistem pengkajian fisik sistem saraf cranial. d. Suhu badan e. Drainase dari sinus. Dalam pengkajian sakit kepala, beberapa butir penting perlu dipertimbangkan. Diantaranya ialah: a. Sakit kepala yang terlokalisir biasanya berhubungan dengan sakit kepala migrain atau gangguan organik. b. Sakit kepala yang menyeluruh biasanya disebabkan oleh penyebab psikologis atau terjadi peningkatan tekanan intrakranial. c. Sakit kepala migren dapat berpindah dari satu sisi kesisi yang lain. d. Sakit kepala yang disertai peningkatan tekanan intrakranial biasanya timbil pada waktu bangun tidur atau sakit kepala tersebut membengunkan pasien dari tidur. e. Sakit kepala tipe sinus timbul pada pagi hari dan semakin siang menjadi lebih buruk. f. Banyak sakit kepala yang berhubungan dengan kondisi stress. g. Rasa nyeri yang tumpul, menjengkelkan, menghebat dan terus ada, sering terjadi pada sakit kepala yang psikogenis.
  • 5. h. Bahan organis yang menimbulkan nyeri yang tetap dan sifatnya bertambah terus. i. Sakit kapala migrain bisa menyertai mentruasi.sakit kepala bisa didahului makan makanan yang mengandung monosodium glutamat, sodim nitrat, tyramine demikian juga alkohol. j. Tidur terlalu lama, berpuasa, menghirup bau-bauan yang toksis dalam limngkungan kerja dimana ventilasi tidak cukup dapat menjadi penyebab sakit kepala. k. Obat kontrasepsi oral dapat memperberat migrain. l. Tiap yang ditemukan sekunder dari sakit kepala perlu dikaji. F. DIAGNOSTIK 1. CT Scan, menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman untuk menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat. 2. MRI Scan, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat bayangan struktur tubuh. 3. Pungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan. Hal ini tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan tumor otak, karena penurunan tekanan yang mendadak akibat pengambilan CSF. G. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekana intrakranial. 2. Koping individual tak efektif b.d situasi krisis, kerentanan personal, sistem pendukung tidak adequat, kelebihan beban kerja, ketidakadequatan relaksasi, metode koping tidak adequat, nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiri. 3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasab kognitif. H. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 1. Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan tekana intrakranial.
  • 6. Intervensi: a. Pastikan durasi/episode masalah , siapa yang telah dikonsulkan, dan obat dan/atau terapi apa yang telah digunakan b. Teliti keluhan nyeri, catat itensitasnya ( dengan skala 0-10 ), karakteristiknya (misal : berat, berdenyut, konstan) lokasinya, lamanya, faktor yang memperburuk atau meredakan. c. Catat kemungkinan patofisiologi yang khas, misalnya otak/meningeal/infeksi sinus, trauma servikal, hipertensi atau trauma. d. Observasi adanya tanda-tanda nyeri nonverbal, seperi : ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis/meringis, menarik diri, diaforesis, perubahan frekuensi jantung/pernafasan, tekanan darah. e. Kaji hubungan faktor fisik/emosi dari keadaan seseorang f. Evaluasi perilaku nyeri g. Catat adanya pengaruh nyeri misalnya: hilangnya perhatian pada hidup, penurunan aktivitas, penurunan berat badan. h. Kaji derajat pengambilan langkah yang keliru secara pribadi dari pasien, seperti mengisolasi diri. i. Tentukan isu dari pihak kedua untuk pasien/orang terdekat, seperti asuransi, pasangan/keluarga j. Diskusikan dinamika fisiologi dari ketegangan/ansietas dengan pasien/orang terdekat k. Instruksikan pasien untuk melaporkan nyeri dengan segera jika nyeri itu timbul. l. Tempatkan pada ruangan yang agak gelap sesuai dengan indikasi. m. Anjurkan untuk beristirahat didalam ruangan yang tenang. n. Berikan kompres dingin pada kepala. o. Berikan kompres panans lembab/kering pada kepala, leher, lengan sesuai kebutuhan. p. Masase daerah kepala/leher/lengan jika pasien dapat mentoleransi sentuhan. q. Gunakan teknik sentuhan yang terapeutik, visualisasi, biofeedback, hipnotik sendiri, dan reduksi stres dan teknik relaksasi yang lain. r. Anjurkan pasien untuk menggunakan pernyataan positif “Saya sembuh, saya sedang relaksasi, Saya suka hidup ini”. Sarankan pasien untuk menyadari dialog eksternal- internal dan katakan “berhenti” atau “tunda” jika muncul pikiran yang negatif. s. Observasi adanya mual/muntah. Berikan es, minuman yang mengandung karbonat sesuai indikasi.
  • 7. 2. Koping individual tak efektif b.d situasi krisis, kerentanan personal, sistem pendukung tidak adequat, kelebihan beban kerja, ketidakadequatan relaksasi, metode koping tidak adequat, nyeri berat, ancaman berlebihan pada diri sendiri. Intervensi. a. Dekati pasien dengan ramah dan penuh perhatian. Ambil keuntungan dari kegiatan yang daoat diajarkan. b. Bantu pasien dalam memahami perubahan pada konsep citra tubuh. c. Sarankan pasien untuk mengepresikan perasaannya dan diskusi bagaimana sakit kepala itu mengganggu kerja dan kesenangan dari hidup ini. d. Pastikan dampak penyakitnya terhadap kebutuhan seksual. e. Berikan informasi mengenai penyebab sakit kepala, penagnan, dan hasil yang diharapkan. f. Kolaborasi Rujuk untuk melakukan konseling dan/atau terapi keluarga atau kelas tempat pelatihan sikap asertif sesuai indikasi. 3. Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasab kognitif. Intervensi ; a. Diskusikan etiologi individual dari saki kepala bila diketahui. b. Bantu pasien dalam mengidentifikasikan kemungkinan faktor predisposisi, seperti stress emosi, suhu yang berlebihan, alergi terhadap makanan/lingkungan tertentu. c. Diskusikan tentang obat-obatan dan efek sampingnya. Nilai kembali kebutuhan untuk menurunkan/menghentikan pengobatan sesuai indikasi d. Instruksikan pasien/orang terdekat dalam melakukan program kegiatan/latihan , makanan yang dikonsumsi, dan tindakan yang menimbukan rasa nyaman, seprti masase dan sebagainya. e. Diskusikan mengenai posisi/letak tubuh yang normal. f. Anjurkan pasien/orang terdekat untuk menyediakan waktu agar dapat relaksasi dan bersenang-senang. g. Anjurkan untuk menggunakan aktivitas otak dengan benar, mencintai dan tertawa/tersenyum. h. Sarankan pemakaian musik-musik yang menyenangkan. i. Anjurkan pasien untuk memperhatikan sakit kepala yang dialaminya dan faktor-faktor yang berhubungan atau faktor presipitasinya.
  • 8. j. Berikan informasi tertulis/semacam catatan petunjuk k. Identifikasi dan diskusikan timbulnya resiko bahaya yang tidak nyata dan/atau terapi yang bukan terapi medis
  • 9. DAFTAR PUSTAKA 1. Barbara C Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung. 2. Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta. 3. Marlyn E. Doengoes, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman untukPerencanaan & Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC, Jakarta. 4. Priguna Sidharta, 1994, Neurogi Klinis dalam Praktek Umum, Dian Rakyat, Jakarta. 5. Susan Martin Tucker, 1998, Standar Perawatan Pasien : Proses Perawatan, Diagnosa dan Evaluasi, Edisi V, Vol 2, EGC, Jakarta. 6. Sylvia G. Price, 1997, Patofisologi, konsep klinik proses – proses penyakit. EGC, Jakarta