Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan laporan asuhan keperawatan keluarga Ny. E yang terdiri dari suami dan anaknya.
2. Ny. E berumur 72 tahun mengeluhkan nyeri pada lutut dan kaki kirinya. Keluarga kurang mengetahui tentang penyebab dan penanganan masalah kesehatan yang dialami.
3. Berdasarkan pengkajian, masalah prioritas yang dihadapi keluarga ad
Dokumen ini berisi laporan pengkajian keperawatan terhadap Ny. R yang baru melahirkan dengan operasi SCTP. Ibu mengeluh nyeri pada bekas operasi dan lelah. Pemeriksaan menunjukkan ibu lemah dan ASI belum keluar. Rencana perawatan mencakup mengatasi nyeri, meningkatkan istirahat dan menyusui."
I. Klasifikasi data menunjukkan gejala dehidrasi berat pada anak akibat diare berlebihan disertai muntah-muntah, nafsu makan berkurang, dan kelelahan. Ibu sangat cemas dengan kondisi anaknya.
II. Anak dirawat karena muntah-muntah berulang, sakit perut, dan diare parah di rumah sehingga orang tua membawanya ke rumah sakit.
III. Saat dirawat, anak masih mengal
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan laporan asuhan keperawatan keluarga Ny. E yang terdiri dari suami dan anaknya.
2. Ny. E berumur 72 tahun mengeluhkan nyeri pada lutut dan kaki kirinya. Keluarga kurang mengetahui tentang penyebab dan penanganan masalah kesehatan yang dialami.
3. Berdasarkan pengkajian, masalah prioritas yang dihadapi keluarga ad
Dokumen ini berisi laporan pengkajian keperawatan terhadap Ny. R yang baru melahirkan dengan operasi SCTP. Ibu mengeluh nyeri pada bekas operasi dan lelah. Pemeriksaan menunjukkan ibu lemah dan ASI belum keluar. Rencana perawatan mencakup mengatasi nyeri, meningkatkan istirahat dan menyusui."
I. Klasifikasi data menunjukkan gejala dehidrasi berat pada anak akibat diare berlebihan disertai muntah-muntah, nafsu makan berkurang, dan kelelahan. Ibu sangat cemas dengan kondisi anaknya.
II. Anak dirawat karena muntah-muntah berulang, sakit perut, dan diare parah di rumah sehingga orang tua membawanya ke rumah sakit.
III. Saat dirawat, anak masih mengal
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Teks tersebut membahas tentang Demam Berdarah Dengue (DHF) pada anak, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, dan manifestasi klinisnya. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan dapat menyebabkan demam, nyeri otot, dan perdarahan. DHF dibagi menjadi 4 derajat beratnya.
Pengkajian pada keperawatan keluarga (KOMUNITAS)Phiea Elizabeth
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan keluarga yang meliputi 8 tahapan yaitu data demografi, lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping, pengembangan keluarga, pengkajian individu, sumber informasi, dan hal-hal yang perlu dikaji seperti data umum, riwayat keluarga, lingkungan, struktur, fungsi, stress, dan pemeriksaan fisik.
Asuhan keperawatan untuk Ny. W dengan diagnosis bronchitis kronis mencakup evaluasi gejala sesak napas dan nafas tidak teratur serta pemberian terapi oksigen dan obat-obatan. Perawatan fokus pada meningkatkan kemampuan bernafas dan kebersihan saluran pernapasan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah. DM dibagi menjadi tipe I, tipe II, dan sekunder. Gejala klinis DM antara lain poliuria, polidipsia, polifagia. Pengobatan DM meliputi diet, olahraga, obat-obatan seperti metformin, sulfonilurea, dan insulin. Komplikasi DM dapat akut atau kronis seperti
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan seperti SOR, POR, dan Progress Notes. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk menentukan masalah dan tindakan kepada pasien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Keluarga Tn. E dan Ny. D sedang dalam tahap adaptasi setelah menikah baru-baru ini. Mereka berencana meningkatkan keharmonisan keluarga dengan merencanakan keluarga kecil, namun belum memiliki anak. Tn. E berkomitmen untuk selalu menjaga keselamatan istrinya.
Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sistem PernafasanVituuuut
Dokumen tersebut merupakan catatan asuhan keperawatan mengenai pasien bernama Ny. "S" yang dirawat di RS Hasan Sadikin Bandung karena didiagnosis menderita Tuberkulosis Paru. Pasien mengeluh sesak nafas dan batuk berdahak, serta memiliki riwayat penyakit serupa beberapa bulan sebelumnya. Berdasarkan pengkajian, ditemukan beberapa masalah keperawatan seperti bersihan jalan nafas tidak efektif
1. Kasus pasien An. A laki-laki berusia 8 tahun yang dirujuk ke rumah sakit karena nyeri pada tulang kering akibat jatuh dari pohon. Keluarga masih mempercayai pengobatan tradisional.
Tindakan keperawatan untuk pasien isolasi sosial meliputi melatih pasien berinteraksi secara bertahap dengan berkenalan dengan perawat dan pasien lain, serta melatih keluarga untuk merawat pasien dengan membina hubungan, memberikan dukungan, dan menjadwalkan kegiatan bersama.
Teks tersebut membahas tentang Demam Berdarah Dengue (DHF) pada anak, meliputi definisi, etiologi, patofisiologi, klasifikasi, dan manifestasi klinisnya. Virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan dapat menyebabkan demam, nyeri otot, dan perdarahan. DHF dibagi menjadi 4 derajat beratnya.
Pengkajian pada keperawatan keluarga (KOMUNITAS)Phiea Elizabeth
Dokumen tersebut merangkum proses pengkajian keperawatan keluarga yang meliputi 8 tahapan yaitu data demografi, lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stress dan koping, pengembangan keluarga, pengkajian individu, sumber informasi, dan hal-hal yang perlu dikaji seperti data umum, riwayat keluarga, lingkungan, struktur, fungsi, stress, dan pemeriksaan fisik.
Asuhan keperawatan untuk Ny. W dengan diagnosis bronchitis kronis mencakup evaluasi gejala sesak napas dan nafas tidak teratur serta pemberian terapi oksigen dan obat-obatan. Perawatan fokus pada meningkatkan kemampuan bernafas dan kebersihan saluran pernapasan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan kadar glukosa darah. DM dibagi menjadi tipe I, tipe II, dan sekunder. Gejala klinis DM antara lain poliuria, polidipsia, polifagia. Pengobatan DM meliputi diet, olahraga, obat-obatan seperti metformin, sulfonilurea, dan insulin. Komplikasi DM dapat akut atau kronis seperti
Dokumen tersebut berisi ringkasan 7 kasus pasien yang dibawa ke puskesmas oleh ibunya karena berbagai keluhan kesehatan. Kasus-kasus tersebut meliputi bayi dengan diare, demam, masalah telinga, dan masalah gizi. Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan gejala klinis dan mengklasifikasikan penyakit berdasarkan hasil diagnosa awal.
Modul ini membahas beberapa model dokumentasi keperawatan seperti SOR, POR, dan Progress Notes. Model POR adalah model yang berorientasi pada masalah dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk menentukan masalah dan tindakan kepada pasien.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai asuhan keperawatan untuk kejang demam pada An. R di RSUP Dr. Sardjito.
2. Termasuk definisi, gejala klinis, pemeriksaan pendukung, dan penatalaksanaan kejang demam.
3. Juga memberikan informasi mengenai prognosis, risiko kejang berulang, risiko epilepsi, dan edukasi untuk orang tua.
Keluarga Tn. E dan Ny. D sedang dalam tahap adaptasi setelah menikah baru-baru ini. Mereka berencana meningkatkan keharmonisan keluarga dengan merencanakan keluarga kecil, namun belum memiliki anak. Tn. E berkomitmen untuk selalu menjaga keselamatan istrinya.
Keluarga ini terdiri atas ayah, ibu, dan dua anak. Ibu mengeluh tentang benjolan di bagian pantatnya yang sudah ada selama satu tahun dan kadang terasa nyeri. Keluarga ini memiliki hubungan yang harmonis antar anggota dan memenuhi kebutuhan dasar seperti makan dan kesehatan.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S (JEFRIANUS UN RIU ) 19.04.016.docxssuser2c9a85
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai asuhan keperawatan keluarga dengan nama Tn. S yang beranggotakan 4 orang. Terdapat data umum, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik, analisis data, diagnosa, dan implementasi serta evaluasi keperawatan."
1. Keluarga mengalami kecemasan dan ketidaktahuan mengenai bahaya hipertensi pada bapak serta pola makan dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia.
1) Keluarga Tn. G terdiri dari Tn. G, Ny. A, dan 3 anak yang masih tinggal bersama. Ny. A menderita penyakit Artritis Gout sejak 5 tahun.
2) Lingkungan rumah kurang mendukung kesehatan dengan sirkulasi udara dan pencahayaan yang kurang. Keluarga belum memahami penyakit dan perawatan Artritis Gout.
3) Keluarga dapat beradaptasi dengan penyakit Ny. A me
Keluarga Tn. A terdiri dari Tn. A sebagai kepala keluarga, Ny. R sebagai istri, dan An. I sebagai anak tunggal berusia 3 bulan. Keluarga ini tinggal di desa Pojokrejo, Kesamben, Jombang dan beragama Islam. Tn. A bekerja sebagai pelayan restoran sedangkan Ny. R sebagai ibu rumah tangga. Status ekonomi keluarga termasuk rendah dan interaksi antar anggota keluarga kurang harmonis. Berdas
(1) Dokumen ini membahas pengkajian keperawatan keluarga Tn. D yang terdiri dari suami, istri dan bayi. (2) Ny. E mengeluhkan sakit dan bengkaknya payudara saat menyusui yang dapat mengganggu pemberian ASI. (3) Keluarga belum mengetahui cara mengatasi masalah tersebut dengan baik.
[Ringkasan]
Keluarga ini terdiri atas 9 anggota yang tinggal bersama di rumah milik sendiri. Ibu S mengeluhkan nyeri lutut kronis dan sakit perut berulang yang diobati secara mandiri tanpa konsultasi kesehatan.
Berdasarkan data yang diberikan, terdapat dua prioritas masalah utama pada keluarga Tn. P, yaitu kurangnya pengetahuan ibu tentang gizi untuk anak balita dan ayah merupakan perokok aktif. Intervensi awal yang dapat diberikan adalah pemberian edukasi gizi untuk ibu dan penyuluhan untuk mengurangi merokok bagi ayah.
Keluarga ini terdiri atas empat anggota dengan pekerjaan sebagai petani dan penjual warung. Ada dua anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan yaitu Tn. T yang menderita TB dan Ny. S yang menderita asam urat. Diagnosis keperawatan prioritas adalah bersihan jalur napas tidak efektif pada Tn. T karena kurangnya pengetahuan tentang TB, serta nyeri sendi pada Ny. S saat beraktivitas akibat
Keluarga Tn. I menghadapi masalah kesehatan berupa TBC pada Tn. I yang berusia 65 tahun. Keluarga ini terdiri atas Tn. I, Ny. C istri Tn. I berusia 60 tahun, dan tinggal di rumah sederhana. Tn. I baru mengikuti program pengobatan TBC selama 2,5 bulan meskipun gejala penyakit sudah dirasakan 4 bulan lalu. Keluarga kurang memahami penyebab
Keluarga TN. H tinggal di Desa Napalakura. Mereka kurang mengetahui tentang HIV/AIDS dan kesehatan lingkungan. Rumah mereka tidak memiliki saluran pembuangan limbah dan sampah dibuang sembarang. Prioritas masalahnya adalah kesling dan kurangnya pengetahuan tentang HIV/AIDS. Tujuan asuhan adalah meningkatkan status kesehatan keluarga.
Dokumen ini berisi ringkasan proses keperawatan keluarga tentang pengkajian keperawatan keluarga Bapak B yang tinggal bersama istri dan dua anak serta mertuanya. Terdapat data umum keluarga, riwayat perkembangan, lingkungan, struktur dan fungsi keluarga, stres, harapan, serta hasil pemeriksaan fisik anggota keluarga."
1. 1
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Identitas keluarga
1. Kepala keluarga : Bpk. E
a. Nama kepala keluarga : Bpk. E
b. Jenis kelamin : Laki-laki
c. Umur : 55 thn
d. Agama : Kristen
e. Pendidikan : SLTA
f. Pekerjaan : Buruh Lepas
g. Alamat : Desa pundong RW 03 RT 02
h. No telp : 0896****6675
2. Susunan anggota keluarga
No Nama Umur Jender Agama Hub KK Pdk Pekerjaan Ket
1 Bpk E 55 Lk Kristen SLTA Buruh -
2 Ny. D 45 Pr Kristen SLTA IRT -
3 Nn. Z 20 Pr Kristen SLTA Mahasiswa -
4 Nn. A 17 Pr Kristen SMP Pelajar -
3. Genogram
Keterangan Genogram :
: Laki-laki
: Perempuan
: garis pernikahan
: garis keturunan
: Meninggal
: tinggal serumah
2. 2
4. Tipe keluarga
Tipe keluar Bpk. E adalah kuarga inti dengan 2 orang anak, dimna anak yang sulung
sudah memsuki usia remaja akhir atau dewasa awal.
5. Suku
Suku bangsa dari keluarga Bpk. E adalah suku manado Tidak ada kebiasaan
memasak tertentu seperti hobi masak bersantan, tidak ditemukan pantangan
makan ikan, atau yang lainnya. Bahasa sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia
6. Agama
Kristen, Keluarga menjalankan ibadah menurut ketentuan agama Kristen,
walaupun semenjak Ny. D sakit kadang-kadang tidak ke gereja.
7. Status sosial ekonomi
Keluarga tidak mau menyebutkan penghasilan perbulan, Bp. E bekerja wiraswasta
tidak menetap. Hubungan dengan tetangga cukup baik, dan sering mengikuti
kegiatan seperti kegiatan dimasyarakat walaupun kegiatan keagamaan yang
berbeda. Bila ada tetangga yang sakit atau meninggal, keluarga datang
mengunjungi begitu pula sebaliknya.
8. Aktifitas rekreasikeluarga
Keluarga jarang melakukan kegiatan rekreasi bersama, hanya kadang nonton
telivisi secara bersama-sama. Tidak ada jadwal khusus untuk pergi ke tempat
rekreasi khusus
B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga pada tingkat perkembangan dengan keluarga dewasa akhir. Saat
interaksi dengan keluarga, mahasiswa selalu bertameu Bpk. E dan juga Ny. D.
2. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi
Keluarga mengatakan cukup senang tinggal dirumah sendiri bersama keluarga,
merawat keluarga yang sakit, disamping itu hubungan dengan tetangga juga cukup
baik, saling tolong menolong dan saling menghargai
3. Riwayat keluarga inti
Keluarga mengatakan tinggal bersama dengan istri dan 2 orang anaknya, Bila ada
konflik atau masalah dalam keluarga biasanya selalu dibicarakan bersama-sama.
3. 3
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Keluarga sebelumnya merupakan keluarga yang sangat mapan, namun karena sesuatu hal
sehingga semua harta bangrut, sebelum sakit Ny. D juga memebantu suami bekerja diluar
kota, pada bulan September 2021, Ny. D dinyatakan terkena serangan Stroke.
Anak Tn. E yang besar sekarang kuliah namun sambal kerja diluar kota.
C. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga selalu berkomunikasi secara terbuka antar anggota keluarga, setiap
anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan. Pengambil keputusan adalah
Bapak E sebagai KK dan atas pertimbangan Ibu D sebagai istri. Anggota keluarga
bertemu setiap hari, waktu yang tersering adalah malam hari dan biasanya
digunakan untuk berkomunikasi dengan semua anggota keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Dalam membuat keputusan selalu dibicarakan terlebih dulu terutama dengan Ibu
D sebagai Istri, tetapi dalam pengambilan keputusan yang tersering diambil oleh
Bapak E.
3. Struktur peran keluarga
Bapak E sebagai kepala keluarga bertanggung jawab untuk mencari nafkah. Anak
bapak E hanya dua orang. Anak pertama Bpk. E sudah bekerja sambal kuliah
sementara anak keduanya masih sekolah SLTA kelas 3. Ibu D tidak bisa
membantau kegiatan dirumah seperti kegiatan rumah tangga seperti memasak,
mencuci pakaian, dan membersihkan rumah, karena mengalami kelumpuhan
anggota gerak yakni tangan dan kaki.
4. Nilai dan norma budaya
Keluarga menganut agama Kristen dan dalam keluarga diajarkan norma Kristen yang
dianut keluarga kepada seluruh anggota keluarga, dan saling menghargai dalam keluarga
D. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
Dalam keluarga satu sama lain saling menghormati dan mengasihi. Bila ada
masalah selalu dibicarakan bersama-sama.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain begitu juga dengan
tetangga. Bpk.E sering mengikuti kegiatan sosial dilingkungan rumahnya
bahakan sering ikut kegiatan agama islam padahal dia beragama Kristen.
4. 4
3. Fungsi perawatan keluarga
Keluarga mengatakan ibu. D terkena penyakit stroke ini sejak 2 bulan yang lalu,
tiba-tiba ibu. D ditemukan sudah tidak sadarkan diri di lantai, Ny. D diketahui
memiliki riwayat hipertensi dan sudah minum obat, namun karena ny. D ini
tinggal diluar kota sehingga obat hipertensinya tidak diminum secara rutin.
Keluarga mengatakan ibu D, saat ini semua kebutuhan dibantu oleh keluarga
yang lain seperti anak dan suami ny. D.
E. Stressor dan koping
1. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga
Ibu D sering mengalami ngilu, kram, kaku pada sambunan tulang seperti lutut,
bahu, dan pinggang yang tidak mengalami kelumpuhan.
2. Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah
Bila saatnya control keluarga membawa ibu D ke RS. Pekerjaan sehari-hari
dibantu anggota keluarga yang lain.
3. Strategi koping yang digunakan
Bila ada masalah dalam keluarga biasanya dibicarakan secara bersama-sama untuk
memecahkan masalahnya. Ibu D hanya bisa berbaring dan duduk.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Ibu D mengatakan bila lagi kesal langsung saja bicara pada anggota keluarga agar
mereka tahu kekesalannnya dan kadang-kadang diam saja tidak mau
mengungkapkan bila dianggap tidak penting.
5. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
Anggota keluarga
Ibu D
a. Tanda vital
Suhu 36,8 0 C
Nadi 75 x/mnt
RR 18 x/mnt
TD 130/80 mm Hg
b. Fisik
5. 5
1. Kepala Rambut sebagian sudah beruban, bersih
2. Mata Konjungtiva tak anemis, sklera tidak ikterik, tidak
ada keluhan penurunan penglihatan.
3. Telinga Simetris, tida ada serumen, tidak ada peradangan,
tidak ada keluhan penurunan pendengaran
4. Hidung Tidak ada sekret, mengeluh sering pilek, hidung
terasa gatal
5. Mulut dan gigi Tidak ada keluhan, gigi geraham sudah tanggal
6. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
7. Dada/ thorax Bentuk dada simetris, bunyi nafas vesikuler, tidak
ada keluhan sesak dan nyeri. Ronkhi atau wheezing
tidak ditemukan. Mengatakan kadang batuk berdahak
8. Abdomen Tidak ada pembesaran, bising usus (+), tidak ada
nyeri tekan, tidak ada pembesaran hepar
9. Ektremitas Nyeri lutut, rentang gerak kurang, reflek patela +/-,
kekuatan otot
5555 1111
5544 1111
6. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga berharap ibu D cepat pulih sehingga bisa membantu aktivitas dirumah dan kepala
keluarga bisa leluasa mencari nafkah. Keluarga juga berharap kondisi keluarga terutama
perekonomian akan lebih baik lagi.
7. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati adalah rumah sendiri terdiri dari ruang tamu, kamar tidur ruang
tengah terdapat tempat tidur dan lemari pakaian, dapur dan kamar mandi. Rumah
nampak rapi dan bersih. Jendela ada pada ruang tamu dan bisa dibuka.
6. 6
Denah Rumah
Keterangan:
Rumah permanen, ada tingkat di atas rumah dan merupakan kamar tidur Ibu D dan tempat
jemur pakaian. Ukuran rumah 12 X 5 M2
8. Analisa data
No. Data Masalah Keperawatan
1. Data subyektif:
- Keluarga mengatakan ibu D sering sakit pada
daerah sambungan tulang seperti lutut, bahu, dan
pinggang, terasa kaku, kram dan ngilu yang di
sebelah tidak lemas.
- Ibu D mengatakan sakitnya stroke dan tidak tahu
sakit yang dirasakan adalah hipertensi.
- Keluarga mengatakan sakit hipertensi adalah
sakit pada sambungan tulang.
- Ibu D mengatakan sakit pada daerah sambungan
tulang seperti lutut, bahu yang lemes.
- Ibu D mengatakan berasa bosen tiduran terus.
- Ibu D minum obt dari rs dan sering control ke rs.
Obyektif:
- Ibu D menunjukkan lokasi nyeri pada daerah
lutut, bahu, dan pinggangnya.
- Rentang gerak kurang karena kelemahan akibat
sakit.
- Kekuatan otot
5555 1111
5544 1111
- Reflek patela +/-
Keterbatasan pergerakan
7. 7
No.
Data Diagnosa Keperawatan
2.
3
Data subyektif:
- Keluarga juga mengatakan ibu D sering pilek
dan lama sembuh sampai sebulan karena sembuh
sendiri hanya dengan komix dari warung, tidak
pernah dibawa berobat
- Ibu D menyatakan sekarang juga sedang pilek
Obyektif:
- Hidung tersumbat +, batuk jarang-jarang dan
kadang berdahak, hidung terasa gatal
- RR 18x/menit, sesak - , suara nafas vesikuler,
tidak ada ronkhi atau wheezing
- Suhu: 36,8° celcius
Data Subyektif:
- Keluarga menyatakan ibu D memiliki darah
tinggi.
- Ibu D menyatakan sering kontrol ke RS
Data Objektif:
- TD saat pengkajian : 130/80 mmHg
- Riwayat Hipertensi dalam keluarga
Gangguan bersihan jalan nafas
Risiko perubahan perfusi
jaringan cerebral
8. 8
9. Skoring masalah
1. Keterbatasan pergerakan pada keluarga Bapak E khususnya Ibu D berhubungan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi
Kriteria Bobot Pembenaran
Sifat Masalah
Aktual nilai 3
3/3 x 1 = 1 Masalah sedang terjadi
Kemungkinan untuk diubah
Sebagian nilai 1
½ x 2 = 1 Motivasi keluarga untuk
mengatasi masalah cukup
Potensial dicegah
Cukup nilai 2
2/3 x 1 = 2/3 Masalah sering dirasakan dan
adanya support system dari
anggota keluarga yang selalu
mencari informasi tentang
perawatan dan pengobatan.
Menonjolnya masalah
Masalah ada dan perlu segera
ditangani nilai 2
2/2 x 1 = 1 Keluarga merasakan adanya
masalah tersebut dan
melakukan pengobatan
sendiri
Skore 3 2/3
2. Gangguan bersihan jalan nafas pada keluarga Bapak E khususnya Ibu U berhubungan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah Ispa
Kriteria Bobot Pembenaran
Sifat Masalah
Aktual nilai 3
3/3 x 1 = 1 Masalah sedang terjadi
Kemungkinan untuk diubah
Sebagian nilai 1
1/2 x 2 = 1 Motivasi keluarga untuk
mengatasi masalah cukup.
Pengetahuan keluarga tentang
penyakit kurang
Potensial dicegah
Cukup nilai 2
2/3 x 1 = 2/3 Keluarga mempunyai
motivasi untuk merawat ibu U
9. 9
Menonjolnya masalah
Masalah dirasakan tetapi tidak
segera ditangani
1/2 x 1 = 1/2 Keluarga merasakan adanya
masalah tersebut tetapi tidak
perlu segera ditangani
Skore 3 1/6
3. Resiko perubahan perfusi jaringan cerebral pada keluarga Bapak E khususnya Ibu D
berhubungan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Hipertensi
Kriteria Bobot Pembenaran
Sifat Masalah
Resiko nilai 2
2/3 x 1 = 2/3 Masalah sedang tidak terjadi,
masalah pernah terjadi, jika
keadaan ini tidak diatasi, maka
kemungkinan akan timbul
gangguan pada jaringan otak dan
jantung
Kemungkinan untuk diubah
Sebagian nilai 1
1/2 x 2 = 1 Motivasi keluarga untuk
mengatasi masalah cukup.
Pengetahuan keluarga tentang
penyakit kurang
Potensial dicegah
Cukup nilai 2
2/3 x 1 = 2/3 Masalah sudah pernah terjadi,
ada riwayat hipertensi dalam
keluarga
Menonjolnya masalah
Masalah dirasakan tetapi tidak segera
ditangani
1/2 x 1 = 1/2 Keluarga merasakan adanya
masalah tersebut tetapi tidak
perlu segera ditangani
Skore 2 5/6
Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Keterbatasan pergerakan pada keluarga Bapak E khususnya Ibu D berhubungan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi
2. Gangguan bersihan jalan nafas pada keluarga Bapak E khususnya Ibu D berhubungan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan masalah Ispa
3. Risiko perubahann perfusi jaringan cerebral pada keluarga Bapak E khususnya Ibu D
berhubungan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan Hipertensi
10. 10
4. Rencana keperawatan
N
o.
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan Kriteria Evaluasi
Rencana Intervensi
Jangka
panjang
Jangka pendek Kriteria Standar
1. Keterbatasan
pergerakan
pada keluarga
Bapak E
khususnya Ibu
D
berhubungan
ketidakmampu
an keluarga
merawat
anggota
keluarga
dengan
masalah
hipertensi
Setelah
pertemua
n 3x45
menit
keterbata
san
pergeraka
n pada
Ibu D
dapat
teratasi
1. Setelah
pertemuan
1x45 menit
keluarga
mampu
mengenal
masalah
hipertensi :
1.1. Me
nyebutkan
pengertian
hipertensi
1.2. Me
nyebutkan
tanda dan
gejala
hipertensi
Respon
verbal
Respon
verbal
Respon
verbal
hipertensi
adalah
penyakit
yang
mengenai
pembuuluh
darah dan
jantung
Keluarga
dapat
menyebutkan
3 dari 5 tanda
hipertensi:
- Sakit
kepala.
- Pundak
Kaku
- Pusing
- Tensi darah
meningkat
- Susah tidur
Keluarga
dapat
menyebutkan
4 dari 7
penyebab
hipertensi
- Merokok
- Kegemukan
- Minum
alcohol
- Konsumsi
garam
berlebihan
- Jelaskan arti
hipertensi dengan
lembar balik
- tanyakan kembali
arti hipertensi dan
beri reinforcement
positif atas jawaban
yang benar
- Diskusikan dengan
keluarga tanda dan
gejala hipertensi
melalui lembar balik
- Tanyakan kembali
tanda dan gejala
hipertensi pada
keluarga
- Beri reinforcement
posistif atas jawaban
yang benar
- Jelaskan penyebab
hipertensi dengan
menggunakan
lembar balik
- Motivasi keluarga
untuk mengulang
penjelasan perawat
- Beri reinforcement
posistif atas jawaban
yang benar
- Bantu keluarga
11. 11
1.3. Menyebutka
n faktor
penyebab
terjadinya
hipertensi
1.4. Mengidentif
ikasi adanya
hipertensi
pada
anggota
keluarga
2. Memutuskan
untuk
merawat
anggota
keluarga
dengan
hipertensi
2.1.Menyebut
kan akibat
lanjut
hipertensi
2.2.Keluarga
memutusk
Respon
verbal
Respon
verbal
Respon
verbal
- kopi
- stress
- usia
Keluarga
mengenali
adanya
hipertensi
pada anggota
keluarga
berdasarkan
tanda dan
gejala yang
ada
Keluarga
dapat
menyebutkan
2 dari 3
akibat lanjut
dari
hipertensi:
- Stroke
- Gagal
jantuung
- Penyakit
ginjal
Keputusan
keluarga
untuk
merawat dan
mengatasi
hipertensi
pada anggota
keluarga
Keluarga
mengenali adanya
masalah hipertensi
pada anggota
keluarga
- Beri reinforcement
positif atas jawaban
yang benar
- Jelaskan akibat
lanjut dari
Hipertensi dengan
lembar balik
- Motivasi keluarga
untuk mengulang
dan beri
reinforcement positif
atas jawaban yang
benar
- Motivasi keluarga
untuk mengatasi
masalah yang
dihadapi
- Beri reinforcement
positif atas
keputusan yang
diambil keluarga
- Jelaskan cara
mencegah
kambuhnya
hipertensi dengan
lembar balik
- Minta keluarga
untuk menjelaskan
kembali
- Beri reinforcement
positif atas
kemampuan
menjelaskan
kembali
- Beri kesempatan
pada keluarga untuk
bertanya tentang hal
yang belum jelas
12. 12
an
merawat
anggota
keluarga
dengan
hipertensi
3. Setelah
pertemuan
2x45 menit
keluarga
mampu
merawat
anggota
keluarga
dengan
hipertensi :
3.1.Menyebut
kan cara
mencegah
kambuhny
a
hipertensi
3.2. Mengidentif
ikasi
makanan
yang sesuai
Respon
psikomot
or
Respon
kognitif
Respon
verbal
dapat
menyebutkan
3 dari 5 cara
pencegahan
Hipertensi :
- Istirahat
yang
cukup
- Jangan
merokok.
- Jangan
minum
kopi
- Jangan
minum
alkhohol
- Kurangi
garam
Cara
perawatan
hipertensi:
- Banyak
makan
buah dan
sayuran
- Rekreasi
Bersama
keluarga
- Istirahat
yang cukup
- Control
tenakan
darah
- Ciftakan
suasana
yang
menyenang
kan.
Keluarga
mampu
menyebutkan
5 dari 7
makanan yg
- Jelaskan cara
perawatan hipertensi
dengan lembar balik
- Demosntrasikan cara
perawatan hipertensi
dengan mengukur
takaran konsumsi
garam.
- Motivasi keluarga
untuk mengulangi
kembali cara
perawatan hipertensi
- Beri reinforcement
positif atas tindakan
yang dilakukan
keluarga
- Lakukan kunjungan
tidak direncanakan
untuk mengevaluasi
konsumsi makanan
- Beri penghargaan
atas tindakan yang
dilakukan dengan
benar
13. 13
4. Setelah
pertemuan
1x45 menit
keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan
fisik bagi
lansia
4.1.Menyebut
kan
lingkunga
n yang
aman bagi
lansia
boleh:
- Nasi
- Umbi-
umbian
- Tahu,
Tempe
- Kacang2a
n
- Pisang
- Ikan
- Daging
- Sayuran
Pelayanan
kesehatan
yang biasa
dimanfaatkan
Puskesmas,
RS, dokter
praktek.
- Lakukan bersama
keluarga cara
memelihara
lingkungan yang
aman untuk lansia
- Jelaskan fasilitas
pelayanan kesehatan
yang ada
dimasyarakat
- Beri kesempatan
keluarga untuk
mengulangi dan beri
pujian atas jawaban
yang benar
- Identifikasi bersama
keluarga kapan harus
pergi ke pelayanan
kesehatan
- Motivasi keluarga
untuk membawa Ibu
D ke palayanan
kesehatan.
5. Catatan perkembangan
Diagnosis
Keperawatan
Implementasi Evaluasi
Keterbatasan
pergerakan pada
keluarga Bapak E
khususnya Ibu D
berhubungan
- Menjelaskan arti hipertensi dengan
menggunakan lembar balik
- Menanyakan kembali arti hipertensi
dan memberi reinforcement positif
atas jawaban yang benar
- Mendiskusikan dengan keluarga
S: Keluarga mengatakan:
- Arti hipertensi adalah sakit ya
terjadi pada pembuluh darah dan
jantung.
- Tandanya: sakit kepala, pusing,
14. 14
ketidakmampuan
keluarga merawat
anggota keluarga
dengan masalah
hipertensi
tanda dan gejala hipertensi melalui
lembar balik
- Menanyakan kembali tanda dan
gejala hipertensi pada keluarga
- Memberi reinforcement positif atas
jawaban yang benar
- Menjelaskan penyebab hipertensi
dengan menggunakan lembar balik
- Memotivasi keluarga untuk
mengulangi penjelasan mahasiswa
- Memberi reinforcement positif atas
jawaban yang benar
- Membantu keluarga mengenali
adanya masalah nyeri karena
hipertensi pada anggota keluarga
- Menjelaskan akibat lanjut dari
hipertensi dengan menggunakan
lembar balik
- Memotivasi keluarga untuk
mengulangi dan memberi
reinforcemen positif atas jawaban
yang benar
- Memotivasi keluarga untuk
mengatasi masalah remtik yang
dihadapi
- Memberi reinforcement positif atas
keputusan yang diambil
- Menjelaskan cara perawatan
hipertensi
- Meminta keluarga untuk
mengulangi penjelasan yang
diberikan mahasiswa
- Mendemonstrasikan cara merawat
hipertensi
- Meminta keluarga untuk
redemonstrasi cara merawat
hipertensi dengan cara cara
mmenggunakan jumlah garam
- Memberi reinforcement postif
atas kemampuan keluarga
melakukan redemontrasi
O:
A:
P:
tidak bisa tidur, cepat marah
- Penyebab adalah usia sudah tua,
Merokok, alcohol, kopi,
konsumsi garam yg berlebihan
- Akibat bila hipertensi tidak
diatasi adalah: Stroke, gagal
jantung dan penyakit ginjal.
- Cara mencegah hipertensi, tidak
minum kopi, tidak merokok,
istirahat, dan tidak boleh stress.
- Cara merawat bila hipertensi
kambuh:
o Istirahat yg cukup.
o Hindari stress
o Refresing
o Minum obat dan control
teratur
- Keluarga mampu mendemokan
menggunakan garam dapur untuk
masak dengan jumlah yg
secukupnya.
Intervensi lanjutkan