SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
IMPLEMENTASI METODE DISKUSI TERBIMBING DALAM 
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA 
PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V 
SDN 2 SIDOWALUYO KECAMATAN SIDOMULYO 
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN 
TAHUN PELAJARAN 2014/2015 
MUHAMAD SYAHRIL 
NIM:822 464 784 
Email:muhamadsyahril35@gmail.com 
ABSTRAK 
Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) ini dilaksanakan untuk memperbaiki 
proses pembelajaran yang belum maksimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui 
apakah implementasi metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa 
kelas V semester 1 mata pelajaran Matematika tentang konsep perbandingan di SDN 2 
Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 
2014/2015. Pelaksanaan perbaikan dilakukan dalam tiga tahapan, prasiklus 
dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2014, siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 
November 2014 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 November 2014. Pada 
kegiatan prasiklus hasil belajar siswa masih sangat rendah, setelah dilakukan penelitian 
pada siklus I ketuntasan KKM siswa sebanyak 16 siswa ( 53,33% ), yang belum tuntas 
sebanyak 14 siswa (46,67%). Dan siklus II hampir seluruh siswa dapat menuntaskan 
KKM pada pelajaran Matematika yaitu sebanyak 27 siswa (90,00%), artinya hanya 
sebanyak 3 siswa (10,00%) yang belum tuntas. Dari hasil penelitian dengan adanya 
peningkatan disetiap siklusnya dapat disimpulkan bahwa implementasi diskusi 
terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran Matematika 
di SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun 
pelajaran 2014/2015. 
Kata kunci: perbaikan pembelajaran, metode diskusi terbimbing, prestasi belajar. 
1
I. PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah 
Problematika pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang 
dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi yang ada, 
pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu 
pengetahuan dan teknologi (IPTEK). 
Kondisi dilapangan saat ini menunjukkan bahwa masih diberlakukannya 
sistem guru kelas di SD, cara pendekatan konvensional (ceramah) yang 
tidak efektif dan menimbulkan kejenuhan siswa di dalam kelas serta 
pendekatan keterampilan proses dengan pembelajaran teoristik. 
Konsekwensi dari semua upaya tersebut, guru merupakan kunci dan 
sekaligus ujung tombak pencapaian pembaruan pendidikan, mereka berada 
di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana 
kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan dan misi pendidikan 
nasional yang dimaksud. Oleh karena itu secara tidak langsung guru 
dituntut lebih profesional, inovatif, perspektif dan proaktif dalam 
melaksanakan tugas pembelajaran. 
Pendekatan yang masih konvensional berpengaruh pada prestasi belajar 
Matematika siswa. Hal ini terbukti dari rendahnya ulangan harian siswa 
kelas V SDN 2 Sidowaluyo pada mata pelajaran Matematika. Sehingga 
penulis memandang perlu untuk melakukan perbaikan pembelajaran. 
Dalam perbaikan pembelajaran ini digunakan metode Diskusi Terbimbing, 
yaitu pembelajaran dengan menerapkan sistem diskusi yang dibimbing 
oleh guru secara mendalam. Sumber data peneliti menilai aktivitas belajar 
siswa yaitu: 
1. Daya serap terhadap pelajaran 
2. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran 
3. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika 
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan 
penelitian dengan Judul “Implementasi Metode Diskusi Terbimbing Dalam 
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran 
2
Matematika Kelas V SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo 
Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015”. 
1. Identifikasi Masalah 
Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran 
penulis mengadakan diskusi dengan teman sejawat adalah sebagai 
berikut : 
a. Rendahnya prestasi / hasil belajar siswa pada mata pelajaran 
Matematika. 
b. Anak belum berani bertanya untuk hal yang belum jelas kepada 
guru. 
c. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. 
2. Analisis Masalah 
Dari hasil refleksi dengan teman sejawat ditemukan kendala-kendala 
yang dihadapi, dan diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya tingkat 
penguasaan siswa terhadap meteri pelajaran Matematika adalah 
sebagai berikut : 
1. Metode pembelajaran kurang tepat sehingga rendahnya prestasi 
belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. 
2. Untuk memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses 
pembelajaran maka digunakan metode Diskusi Terbimbing. 
3. Sebagai akibat kurang tepatnya dalam memilih metode 
pembelajaran maka siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. 
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah 
Hal-hal yang dapat mengatasi hal ini dikembalikan lagi pada 
permasalahan yang ada di atas: 
1. Lebih diperdalam lagi materi yang akan diajarkan 
2. Dikurangi tingkat kecepatan dalam menyampaikan materi 
3. Beri kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum 
jelas 
4. Memposisikan siswa sebagai sahabat dalam proses pembelajaran 
5. Gunakan media sesuai materi yang diajarkan. 
3
B. Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis merumuskan masalah 
sebagai berikut : 
a. Apakah metode Diskusi Terbimbing dapat meningkatkan Daya serap 
terhadap pelajaran matematika siswa kelas V SDN 2 Sidowaluyo tahun 
2014? 
b. Apakah metode Diskusi Terbimbing dapat meningkatkan keterlibatan 
siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas V SDN 2 
Sidowaluyo tahun 2014? 
c. Apakah metode Diskusi Terbimbing dapat meningkatkan prestasi 
belajar matematika siswa kelas V SDN 2 Sidowaluyo tahun 2014? 
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran 
Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini adalah: 
a. Meningkatkan daya serap terhadap pelajaran 
b. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran 
c. Meningkatkan prestasi belajar siswa 
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran 
a. Bagi Siswa 
Yaitu untuk memudahkan bagi siswa memahami materi pembelajaran 
sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa meningkat. 
b. Bagi Guru 
Yaitu agar guru dapat lebih memahami akan manfaat digunakannya 
metode Diskusi Terbimbing, sehingga guru lebih kreatif, 
berpengalaman dan lebih inovatif. 
c. Bagi Sekolah 
Yaitu dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya 
meningkatkan mutu pembelajaran dan lulusan SDN 2 Sidowaluyo. 
4
II. KAJIAN PUSTAKA 
A. Mata Pelajaran Matematika 
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan 
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu 
dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang 
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh 
perkembangan Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori 
peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi 
di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini. 
Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran 
Matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, 
masalah terbuka dengan solusi masalah tidak tunggal, dan masalah dengan 
berbagai macam cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan 
memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami 
masalah, membuat model Matematika, menyelesaikan masalah, dan 
menafsirkan solusinya. 
Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki 
kemampuan sebagai berikut : 
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar 
konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, 
akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. 
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan 
manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, 
atau menjelaskan gagasan pernyataan Matematika. 
3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami 
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan 
menafsirkan solusi yang diperoleh. 
4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau 
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 
5
Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu 
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika 
serta sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. 
B. Pengertian Belajar 
Menurut Asra, dkk. (2007: 5) belajar adalah proses perubahan perilaku 
sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. 
Belajar juga bisa dimaknai sebagai suatu proses mental yang terjadi di dalam 
diri seseorang sehingga munculnya perubahan perilaku dan mengajar adalah 
suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar (Aunnurahman, 2009: 3). 
Di pihak lain Slameto (dalam Kurnia, dkk. 2007: 1) merumuskan belajar 
sebagai proses suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh 
perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu 
dalam interaksi dengan lingkungan. 
Belajar adalah merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. 
Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan 
kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal 
yang harus dipelajari. Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai 
pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mereka mempelajari 
sesuatu. Kemampuan awal itu akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi 
pengetahuan yang baru. Dalam teori belajar konstruktivistik guru berperan 
sebagai membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa 
berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimilikinya, 
melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri 
(Budiningsih, 2005: 58-59). 
Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa 
belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah 
laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi 
secara terus menerus dengan lingkungannya. Apabila di dalam proses 
pembelajaran seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan 
kuantitas kemampuan, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut 
mengalami kegagalan di dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa 
6
belajar merupakan upaya seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah 
laku, baik kualitas dan kuantitas melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. 
C. Pengertian Prestasi Belajar 
Istilah “prestasi” dalam kamus Bahasa Indonesia berarti “hasil yang 
dicapai”. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang 
setelah melakukan usaha belajar. 
Sutrisno, dkk. (2007: 3) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan 
tingkah laku yang relatif permanen dari keadaan sebelum belajar ke keadaan 
setelah belajar. Maksud dari pernyataan ini bahwa kata kunci hasil belajar 
adalah perubahan tingkah laku. Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) menyatakan 
bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan 
tindak mengajar. 
Anitah. W, dkk (2008: 2.19) juga mengatakan bahwa hasil belajar merupakan 
kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Hasil belajar 
harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan tingkah laku 
yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. 
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah 
suatu penilaian akibat dari proses interaksi siswa dengan lingkungan, 
termasuk didalamnya adalah materi pembelajaran, baik aspek kognitif, 
afektif, maupun psikomotor. 
D. Pengertian Metode 
Menurut Puspita (dalam Hairudin, dkk. 2007: 2), bahwa dalam dunia 
pembelajaran, metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh 
dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu. Sagala 
(dalam Ruminiati, 2007: 2) juga menyatakan bahwa pengertian metode adalah 
cara yang digunakan oleh guru/siswa dalam mengolah informasi yang berupa 
fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam 
suatu strategi. Joni (dalam Anitah.W,dkk. 2008: 1.24) metode adalah berbagai 
cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan 
tertentu. 
7
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kerangka pikir 
untuk memulai sesuatu pekerjaan. Dalam konteks pembelajaran, metode 
adalah cara untuk mengembangkan proses pembelajaran. 
E. Pengertian Metode Diskusi 
Menurut Aisyah (2007: 6) metode diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar 
informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan 
maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti 
tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan 
bersama. 
Menurut Sanjaya, dkk. (dalam Abimanyu, 2008: 6) bahwa metode diskusi 
diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang 
melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif 
pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Dalam percakapan 
itu para pembicara tidak boleh menyimpang dari pokok pembicaraan yaitu 
masalah yang ingin dicarikan alternatif pemecahannya. Dalam diskusi ini 
guru berperan sebagai pemimpin diskusi, atau guru dapat mendelegasikan 
tugas sebagai pemimpin itu kepada siswa yang dianggap cakap, walaupun 
demikian guru masih harus mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpin 
oleh siswa itu. Pendelegasian itu terjadi apabila siswa dalam kelas dibagi 
menjadi beberapa kelompok diskusi, terutama pada kelas dengan jumlah 
siswa banyak. Pemimpin diskusi harus mengorganisir kelompok yang 
dipimpinnya agar setiap anggota diskusi dapat berpartisipasi secara aktif, 
dengan kata lain guru harus aktif membimbing kelompok diskusi. 
Menurut Anitah. W, dkk (2008: 5.20) metode diskusi merupakan cara 
mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu 
problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau 
keputusan secara bersama. 
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa 
metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa 
aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran dengan menggunakan 
metode diskusi siswa dapat bertukar pendapat dalam menanggapi sebuah 
masalah pembelajaran Matematika, melatih siswa untuk bekerja sama, belajar 
8
berdemokrasi, menghargai pendapat teman, sehingga dapat meningkatkan 
aktivitas dan hasil belajar siswa. 
F. Tujuan Metode Diskusi 
Menurut Abimanyu (2008: 6-18) tujuan metode diskusi adalah: (1) 
Memecahkan materi pembelajaran yang berupa masalah atau problematik 
yang sukar dilakukan oleh siswa secara perorangan. (2) Mengembangkan 
keberanian siswa mengemukakan pendapat. (3) Mengembangkan sikap 
toleransi terhadap pendapat yang berbeda. (4) Melatih siswa mengembangkan 
sikap demokratis, keterampilan berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, 
menafsirkan dan menyimpulkan pendapat. (5) Melatih dan membentuk 
kestabilan sosial-emosional. 
G. Keunggulan Metode Diskusi 
Menurut Abimanyu (2008: 6-18) keunggulan metode diskusi adalah : (1) 
Dapat bertukar pikiran. (2) Dapat menghayati permasalahan. (3) Merangsang 
siswa untuk berpendapat. (4) Mengembangkan rasa tanggung jawab. (5) 
Membina kemampuan berbicara. (6) Belajar memahami pendapat atau pikiran 
lain. (7) Memberikan kesempatan belajar. 
H. Kelemahan Metode Diskusi 
Menurut Abimanyu (2008: 6-18) kelemahan metode diskusi adalah : (1) 
Relatif memerlukan waktu cukup banyak. (2) Jika siswa tidak memahami 
konsep dasar permasalahan, maka diskusi tidak akan efektif. (3) Materi 
pelajaran dapat menjadi luas. (4) Yang aktif hanya siswa tertentu saja. 
I. Macam-Macam Diskusi 
Diskusi merupakan sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau 
lebih/kelompok, untuk mendukung efektivitas penggunaan metode diskusi 
perlu dipersiapkan kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal. 
Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah 
diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan 
menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut. 
Macam-macam diskusi antara lain : (1) Whole Group: bentuk diskusi kelas di 
mana para peserta duduk setengah lingkaran; (2) Diskusi terbimbing (guided 
discussion): Diskusi yang terdiri dari 4-6 orang peserta; (3) Buzz Group: 
9
bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang di bagi-bagi menjadi kelompok-kelompok 
kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta; (4) Panel: suatu bentuk 
diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatu topik 
tertentu, dan duduk dalam bentuk semi melingkar; (5) Syndicate Group: 
dalam bentuk diskusi ini kelas di bagi menjadi beberapa kelompok kecil yang 
terdiri dari 3-6 peserta; (6) Symposium: dalam symposium biasanya terdiri 
dari pembawa makalah penyangah, moderator, dan notulis, serta beberapa 
peserta symposium; (7) Informal Debate: bentuk diskusi di bagi menjadi dua 
tim yang seimbang; (8) Fish Bowl: diskusi ini terdiri dari beberapa orang 
peserta dan pimpinan oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan; (9) 
The Open Discussion Group: bentuk diskusi ini akan dapat mendorong siswa 
agar lebih tertarik untuk berdiskusi dan belajar keterampilan dasar dalam 
mengemukakan pendapat, Hasibuan (2004: 20). 
J. Diskusi Terbimbing 
Menurut Tri Mulyani (2006: 2) Metode diskusi terbimbing adalah proses 
interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar 
pengalaman, informasi dan memecahkan masalah dengan bimbingan dari 
guru agar diskusi dapat berjalan dengan lancar. 
Metode diskusi terbimbing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran 
dengan menugaskan siswa atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan 
ilmiah untuk mencapai kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan 
pengajaran, Moedjiono (2004: 22). 
Pendapat tersebut didukung oleh Syaiful Bahri yang menyatakan metode 
diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa-siswa dihadapkan 
kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang 
bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama, Syaiful Bahri 
(2000: 99). Metode diskusi dalam batas tertentu dapat dilaksanakan dalam 
kegiatan belajar mengajar. 
Dari berbagai macam metode diskusi, dalam penelitian ini penulis 
menggunakan metode diskusi terbimbing saat pelaksanaan Penetitian 
Perbaikan Pembelajaran pada semester ganjil SDN 2 Sidowaluyo dengan 
tujuan memperoleh umpan balik mengenai sejauh mana tingkat keberhasilan 
10
pembelajaran dapat dicapai serta membantu siswa yang pendiam untuk 
mengemukakan pendapatnya. 
Menurut Moedjiono (2004: 22) Diskusi kelas adalah salah satu diskusi yang 
guru sebagai penyaji suatu masalah kepada siswa dan siswa sebagai anggota 
diskusi menanggapi pokok masalah yang disampaikan. Menurutnya, 
pimpinan diskusi tidak selalu guru tetapi dapat dilakukan oleh siswa dan 
pembicaraan diatur ketua dan sekertaris diskusi. Lebih lanjut Moedjiono 
berpendapat bahwa dalam diskusi kelas ini permasalahan yang diajukan akan 
dicari jalan keluarnya dengan cara menampung berbagai pendapat, ide atau 
gagasan. Guru atau siswa yang ditunjuk sebagai pemimpin diskusi mengambil 
keputusan atas jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. 
Menurut Roestiyah (2001: 23) pemimpin diskusi haruslah seorang siswa yang 
mengatur pembicaraan agar diskusi berjalan lancar. Seorang pemimpin 
diskusi haruslah seorang yang memahami dan menguasai masalah yang akan 
didiskusikan, berwibawa, dan disegani teman-temannya, berbahasa baik dan 
lancar, dapat bertindak tegas, adil dan demokratis serta memiliki keterampilan 
mengatur teman-temannya. Lebih lanjut menurutnya seorang guru harus dapat 
berperan antara lain : 
1. Pengatur lalu lintas pembicaraan 
Pemimpin diskusi harus dapat mengatur duduk siswa sesuai teknik diskusi 
bertanya kepada anggota diskusi secara berturut-turut, menjaga agar 
peserta tidak berebut dalam berbicara, dan mendorong peserta yang 
pendiam dan pemalu. 
2. Benteng penangkis 
Bertugas mengembalikan pertanyaan kepada kelompok diskusi apabila 
diperlukan dan memberi petunjuk apabila mengalami hambatan. 
3. Penunjuk jalan 
Bertugas memberi petunjuk umum mengenai kemajuan yang telah dicapai 
dalam kelompok diskusi itu. 
Dalam bagian akhir diskusi, kegiatan-kegiatan yang perlu diperhatikan antara 
lain : (a) memperhatikan permasalahan yang dibahas telah cukup dibicarakan 
dan memberi bahan pertimbangan untuk membuat pemecahan atau 
11
kesimpulan; (b) menyimpulkan berbagai pendapat; (c) diperlukan tindak 
lanjut dalam bentuk tugas atau dicukupkan sampai pada kesimpulan; (d) 
menilai pelaksanaan diskusi apakah telah berhasil dengan baik dan 
menghasilkan tujuan yang diharapkan. 
Secara umum, menurut Moedjiono (2004: 24) peranan guru dalam diskusi 
kelas antara lain : 
1. Sebagai fasilitator 
Guru hendaknya berusaha memberikan berbagai kemudahan belajar siswa 
dengan cara memberikan berbagai kemungkinan sehingga siswa dapat 
memanfaatkan fasilitas, bahan, alat yang diperlukan untuk menunjang 
kegiatan belajar siswa melalui diskusi. 
2. Sebagai pengawas 
Guru sebaiknya mengawasi pelaksanaan diskusi dari segi teknis, materi, 
aktifitas, dan arah serta sasaran sesuai dengan tujuan diskusi yang 
diharapkan. 
3. Sebagai ahli atau expert atau agent of instruction 
Guru sebaiknya menguasai materi permasalahan yang didiskusikan agar 
menjadi sumber dan pengarah siswa yang berdiskusi. 
4. Sebagai penghubung kemasyarakatan atau sosializing agent 
Guru dituntut untuk menguasai dan menunjukkan berbagai kemungkinan 
ke arah pemecahan sesuai dengan perkembangan, kenyataan, dan nilai-nilai 
dalam masyarakat. 
Dari berbagai pendapat di atas mengenai metode diskusi terbimbing dapat 
disimpulkan bahwa diskusi terbimbing merupakan proses komunikasi dua 
arah dengan cara memberikan kesempatan pada kedua belah pihak untuk 
dapat mencurahkan perasaan secara lebih terbuka sehingga memberikan 
peluang untuk berkembangnya ide-ide dari seluruh siwa yang terlibat dan 
berpartisipasi didalamnya secara lebih bebas. 
K. Fungsi Diskusi Terbimbing 
Metode diskusi terbimbing memang belum terbiasa digunakan oleh guru 
untuk mata pelajaran Matematika. Mungkin hal ini disebabkan guru belum 
mengerti bahwa metode diskusi merupakan metode mengajar yang sangat 
12
efektif untuk menyampaikan materi pelajaran, khususnya materi pelajaran 
Matematika dibandingkan dengan metode ceramah. Selain itu mungkin guru 
memang tidak tahu manfaat dari diskusi terbimbing, Zain (1995: 85). 
Kemungkinan yang lain guru merasa khawatir kalau siswanya menjadi ribut 
dan mengacaukan kelas bila menggunakan metode diskusi terbimbing. 
Metode diskusi terbimbing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran 
dengan menugaskan siswa atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan 
ilmiah untuk mencapai kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan 
pengajaran, Moedjiono (2004: 22). 
Diskusi merupakan suatu pengalaman belajar yang melibatkan dua atau lebih 
individu dan saling berhadapan muka serta berinteraksi secara verbal 
mengenai tujuan dan sasaran tertentu melalui tukar menukar informasi, 
mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah, Wahab (1986: 320). 
Pengalaman berdiskusi banyak memberikan keuntungan kepada siswa yang 
menunjukkan kelebihan-kelebihan metode diskusi terbimbing antara lain: (a) 
dapat berfungsi mengulangi bahan pelajaran yang telah disajikan; (b) dapat 
menumbuhkan dan memperkembangkan sikap dan cara berpikir ilmiah; (c) 
dapat membina bahasa para pelajar; (d) dapat memperkecil atau 
menghilangkan rasa malu/takut serta dapat memupuk keberanian siswa; (e) 
dapat memupuk kerja sama, toleransi dan rasa sosial, Moedjiono (2004: 26). 
Kebaikan-kebaikan metode diskusi yang tersebut di atas, didukung oleh 
Wahab dengan menyebutkan keuntungan-keuntungan penggunaan metode 
diskusi, antara lain: siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam 
memecahkan suatu masalah, dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap 
masalah-masalah penting, dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan 
berkomunikasi serta dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam 
perencanaan dan pengambilan keputusan, Wahab, (1986: 3.20). 
Lebih lanjut Wahab mengemukakan bahwa diskusi dapat dilaksanakan dalam 
kelompok besar dan dapat pula dalam kelompok kecil. Kegiatan dalam 
kelompok, walaupun terjadi interaksi dan tukar menukar informasi belum 
tentu dapat disebut diskusi bila tidak memenuhi persyaratan tertentu. Menurut 
Wahab (1986: 3.21) mengatakan bahwa kegiatan dan percakapan dalam 
13
kelompok baru dapat disebut diskusi bila memenuhi syarat-syarat : (a) 
melibatkan kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 anggota; (b) berlangsung 
dalam interaksi tatap muka secara informal dimana semua anggota kelompok 
mendapat kesempatan untuk melihat, mendengar serta berkomunikasi secara 
bebas dan langsung; (c) mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam kerja 
sama antar anggota kelompok; (d) berlangsung menurut proses yang teratur 
dan sistematis menuju suatu kesimpulan. 
L. Langkah-langkah Penerapan Metode Diskusi Terbimbing 
Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi terbimbing menurut Abimanyu 
(2008: 6-20-6-21) meliputi hal-hal sebagai berikut : 
a. Kegiatan Persiapan 
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam diskusi. 
2. Mengidentifikasi masalah yang cukup sulit berupa problematik dan 
memerlukan jenis diskusi yang cocok untuk memecahkannya. 
3. Menentukan jenis diskusi yang cocok yang akan dikembangkan 
apakah itu jenis diskusi kelas, kelompok kecil, simposium, atau 
jenis diskusi panel. Hal ini sangat bergantung pada tujuan yang 
ingin dicapai misalnya : jika tujuan diskusi merupakan persoalan 
yang kompleks, maka kita pilih diskusi kelompok kecil, sedangkan 
jika tujuannya untuk mengembangkan gagasan atau ide siswa maka 
jenis diskusi simposium dianggap sebagai jenis diskusi yang paling 
tepat. 
b. Kegiatan Pelaksanaan Metode Diskusi Terbimbing 
1. Kegiatan pembukaan : Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang 
harus dilakukan oleh guru, yaitu : 
a. Guru menanyakan materi pelajaran yang pernah diajarkan 
(apersepsi). 
b. Guru mengemukakan permasalahan yang ada dimasyarakat yang 
ada kaitannya dengan masalah yang akan didiskusikan. 
c. Guru mengemukakan tujuan diskusi serta tata cara yang harus 
diperhatikan dalam diskusi. 
2. Kegiatan inti pembelajaran 
14
a. Guru mengemukakkan materi pelajaran yang berupa problematik 
yang akan didiskusikan, dan menjelaskan secara garis besar 
hakikat permasalahan tersebut 
b. Guru berusaha memusatkan perhatian peserta diskusi dengan 
cara antara lain : mengingatkan arah dan cara diskusi yang 
sebenarnya, mengakui kebenaran gagasan siswa dengan 
menggalang bagian penting yang telah diucapkan siswa, 
merangkum hasil pembicaraan pada tahap tertentu sebelum 
berpindah pada masalah berikutnya 
c. Memperjelas uraian pendapat siswa karena ide yang 
disampaikan kurang jelas sehingga sukar dimengerti oleh 
anggota diskusi. 
d. Menganalisis pandangan siswa karena terjadi perbedaan 
pendapat antar anggota diskusi dengan jalan meneliti apakah 
pernyataan dan alasan siswa tersebut mempunyai dasar yang 
kuat dan benar, kemudian guru memperjelas hal-hal yang telah 
disepakati dan yang tidak disepakati oleh anggota diskusi. 
3. Kegiatan Penutup 
a. Meminta siswa atau wakil kelompok melaporkan hasil diskusi. 
b. Memi nta siswa lain atau kelompok lain mengomentari dan 
melengkapi rumusan hasil diskusi. 
c. Melakukan evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses diskusi. 
d. Memberi tugas untuk memperdalam hasil diskusi. 
III.PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN 
A. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu 
1. Lokasi 
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika 
tentang materi konsep perbandingan dilaksanakan di SDN 2 
Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. 
2. Waktu 
15
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika 
tentang materi konsep perbandingan pra siklus dilaksanakan pada hari 
Selasa tanggal 28 Oktober 2014, siklus pertama dilaksanakan pada hari 
Senin tanggal 3 November 2014 dan pada siklus ke kedua dilaksanakan 
pada hari Kamis tanggal 6 November 2014. 
Tabel 1. Uraian Jadwal Pelaksanaan Penelitian 
No Hari/Tanggal Waktu 
Mata 
Pelajaran Keterangan 
1. 
Selasa, 
28 Oktober 
2014 
07.30 - 09.15 Matematika 
Rencana 
pembelajaran 
( Pra Siklus ) 
2. 
Senin, 
3 November 
2014 
07.30 - 09.15 Matematika 
Perbaikan 
Pembelajaran 
( Siklus 1 ) 
3. 
Kamis, 
6 November 
2014 
07.30 - 09.15 Matematika 
Perbaikan 
Pembelajaran 
( Siklus 2 ) 
3. Mata pelajaran 
Mata pelajaran yang diambil dalam melaksanakan penelitian untuk 
dilakukan Perbaikan Pembelajaran adalah mata pelajaran Matematika. 
4. Kelas 
Kelas yang digunakan dalam penelitian adalah kelas V ( Lima ) SDN 
2 Sidowaluyo dengan jumlah siswa 30 siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki 
dan 21 siswa perempuan. 
5. Karakteristik Siswa 
Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan selama proses 
pembelajaran di SDN 2 Sidowaluyo input siswa masih sangat rendah. 
Rendahnya input siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya 
adalah rendahnya pendidikan yang ditempuh orang tua siswa, berakibat 
pada rendahnya perhatian orang tua siswa dalam mendukung 
pendidikan yang ditempuh anaknya. Secara khusus karakteristik siswa 
16
kelas V SDN 2 Sidowaluyo yang menjadi objek perbaikan 
pembelajaran yaitu rendahnya prestasi belajar siswa, kurang berani 
bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dan kurang aktif dalam 
proses pembelajaran. 
B. Desain prosedur perbaikan pembelajaran 
Penelitian Perbaikan Pembelajaran pada mata pelajaran Matematika 
dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dalam proses belajar 
mengajar selama 1 kali pertemuan ( 2 x 35 menit ). 
Berdasarakan fokus perbaikan dalam perumusan masalah dalam 
pembelajaran Matematika, maka langkah-langkah yang diambil dalam 
rencana perbaikan adalah sebagai berikut : 
1. Pra siklus 
Materi pembelajaran Matematika pada siklus ini adalah tentang konsep 
perbandingan. 
a. Perencanaan 
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menyusun perencaan, 
sebagai berikut : 
1. Menyusun rencana pembelajaran. 
2. Menyiapkan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran 
yaitu metode diskusi terbimbing. 
3. Menyusun tes awal 
4. Menyusun tes akhir 
b. Pelaksanaan 
1. Mengkondisikan kelas dengan berdo’a dan mengecek 
kehadiran siswa. 
2. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan 
pertanyaan -pertanyaan yang dikaitkan dengan pengalaman 
siswa sehari-hari. 
3. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 
4. Memperlihatkan contoh benda yang akan dibandingkan 
harganya. 
17
5. Menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa. 
6. Menyimpulkan materi pembelajaran yang dilakukan siswa 
dengan bimbingan guru. 
7. Mengadakan evaluasi akhir terhadap materi pelajaran 
yang telah disampaikan. 
c. Pengamatan 
Penelitian dibantu oleh teman sejawat mengadakan supervise 
kelas ( obeservasi pelaksanaan proses belajar mengajar ). Dengan 
menggunakan instrumen yang telah disediakan untuk 
mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan pembelajaran 
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan 
mengetahui seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilaksanakan 
menuju sasaran yang diharapkan. 
d. Refleksi 
Setelah pembelajaran pra siklus dilakasanakan, maka peneliti 
bersama teman sejawat mengadakan kolaborasi untuk membuat 
analisa, sintesa, interprestasi, atau penjelasan ( eksplanasi ) 
terhadap semua informasi yang diperoleh dalam proses 
pembelajaran berlangsung dengan teman sejawat, kemudian 
hasil temuan tadi didiskusikan untuk mengetahui persentase 
pelaksanaan pra siklus dan ternyata hasil yang diperoleh belum 
memuaskan dan temuan yang diperoleh adalah rendahnya 
prestasi/hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika hal ini 
disebabkan model pembelajaran yang digunakan kurang tepat. 
Dengan harapan untuk dapat diperoleh hasil yang lebih baik maka 
peneliti melanjutkan pada siklus 1. 
2. Siklus Kesatu 
Pada Siklus 1 materi pembelajaran adalah konsep perbandinga 
jumlah siswa yang ada didalam kelas. 
a. Perencanaan 
Berdasarkan hasil tindakan pra siklus maka peneliti menyusun : 
18
1. Rencana perbaikan pembelajaran. 
2. Membuat tes awal. 
3. Menyiapkan metode yang akan digunakan dalam kegiatan 
pembelajaran. 
4. Membuat lembar evaluasi untuk tes akhir individu. 
b. Pelaksanaan 
1. Mengkondisikan kelas dengan berdo’a dan mengecek 
kehadiran siswa. 
2. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan 
yang dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari. 
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh siswa. 
4. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode diskusi 
terbimbing. 
5. Membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk melakukan diskusi. 
6. Menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa 
7. Mengadakan tanya jawab tentang hal - hal yang belum 
diketahui siswa. 
8. Menyimpulkan materi pembelajaran yang dilakukan siswa 
dengan bimbingan guru. 
9. Mengadakan evaluasi akhir terhadap materi pelajaran yang telah 
disampaikan. 
c. Pengamatan 
Penelitian dibantu oleh teman sejawat mengadakan supervisi kelas 
(observasi pelaksanaan proses belajar mengajar) dengan 
menggunakan instrumen yang telah disediakan untuk mengetahui 
sejauh mana pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan rencana 
yang telah disusun sebelumnya dan mengetahui seberapa jauh 
proses yang terjadi dapat dilakasanakan menuju tujuan yang 
diharapkan. 
d. Refleksi 
19
Semua yang telah ditemukan pada saat proses pembelajaran 
berlangsung didiskusikan dengan teman sejawat, hasil temuan 
didiskusikan untuk mengetahui persentase pelaksanaan siklus 1 dan 
hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan jenis 
tindakan siklus 2, dan hasil siklus 1 masih belum optimal seperti 
penulis harapkan sebab masih ada beberapa siswa yang kurang 
aktif dalam proses pembelajaran berlangsung hal ini disebabkan 
kurang maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran. 
3. Siklus Kedua 
Pada siklus ke 2 materi pembelajarannya tentang dampak dari 
globalisasi. 
a. Perencanaan 
Berdasarkan hasil tindakan siklus1, peneliti menyusun : 
1. Rencana perbaikan pembelajaran 
2. Membuat tes awal, 
3. Pada siklus 2 tindakan yang direncanakan adalah penyesuaian 
siswa terhadap materi pelajaran melalui metode diskusi 
terbimbing. 
4. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi 
pembelajaran tentang konsep perbandingan. 
5. Membuat lembar evaluasi untuk tes akhir individu. 
b. Pelaksanaan 
1. Mengkondisikan kelas dengan berdo’a dan mengecek kehadiran 
siswa. 
2. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan – 
pertanyaan yang dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari. 
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh siswa. 
4. Membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk melaksanakan 
diskusi yang langsung dibimbing oleh guru. 
5. Menjelaskan materi pembelajaran tentang konsep perbandingan. 
20
6. Membimbing siswa dengan maksimal dalamdiskusi agar siswa 
aktif dalam proses pembelajaran. 
7. Mengadakan tanya jawab tentang hal – hal yang belum 
diketahui siswa dengan menggunakan metode tanya jawab. 
8. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. 
9. Mengerjakan evaluasi akhir pada pemahaman siswa dapat 
diukur. 
c. Pengamatan 
Peneliti dibantu oleh teman sejawat mengadakan supervisi kelas 
(observasi Pelaksanaan proses belajar mengajar) dengan 
menggunakan instrumen yang telah disediakan yaitu untuk 
mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan pembelajaran 
dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan mengetahui 
seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilaksanakan menuju 
sasaran yang diharapkan. 
d. Refleksi 
Dalam pelaksanaan tindakan siklus 2 ini hasil pembelajaran yang 
diperoleh siswa sudah cukup baik, siswa dapat memahami materi 
pembelajaran yang diberikan, sehingga hasil belajar siswa sudah 
memuaskan, antusiasme untuk bertanya kepada guru dan aktif 
dalam proses pembelajaran berlangsung. 
C. Teknik Analisis Data 
Data-data yang diperoleh selama perbaikan pembelajaran dikumpulkan 
kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan 
kualitatif. Data kuantitatif bersumber dari analisis hasil evaluasi belajar 
dan ketuntasan belajar sesuai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. 
Analisis hasil evaluasi belajar adalah berupa lembar kerja siswa dan tes 
akhir, apabila hasil tes pada pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami 
peningkatan maka, dapat diambil kesimpulan bahwa Metode Diskusi 
Terbimbing dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa 
pada pelajaran Matematika dengan materi konsep Perbandingan. 
21
Sedangkan ketuntasan belajar sesuai KKM yang telah ditetapkan adalah 
banyak siswa yang mencapai KKM dihitung kemudian dipersentasekan, 
dengan demikian peneliti dapat memperoleh gambaran keberhasilan siswa 
dalam mengikuti proses pembelajaran Matematika dengan implementasi 
metode diskusi terbimbing. 
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 
Metode diskusi terbimbing yang dilaksanakan dalam rangka perbaikan 
pembelajaran pada mata pelajaran Matematika kelas V di SDN 2 
Sidowaluyo dirasakan cukup berhasil, hal ini di lihat dari hasil evaluasi 
siswa dari setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Pada pra siklus 
rata-rata kelas nilai pelajaran Matematika adalah 55,17 dengan nilai 
terendah 28 dan nilai tertinggi 80. Ketuntasan hanya mencapai 30,00% dan 
belum tuntas mencapai 70,00%. 
1. Deskripsi tindakan perbaikan pembelajaran siklus I 
a. Perencanaan pembelajaran 
Setiap proses pembelajaran pasti guru menyiapkan bahan-bahan 
yang akan digunakan sebelum mengajar, antara lain menyiapkan 
RPP dengan metode dan media yang tepat dengan materi yang 
akan diajarkan. Pada siklus yang pertama ini guru sudah 
menyiapkan RPP perbaikan. Setelah semuanya sudah siap guru 
melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini: 
 Kegiatan awal 
1. Guru memberi motivasi dengan menjelaskan 
pentingnya materi pembelajaran 
2. Memberi pertanyaan ke siswa tentang konsep 
perbandingan yang diketahui siswa 
 Kegiatan inti 
Menjelaskan materi pelajaran Matematika tentang konsep 
perbandingan. Penjelasan disertai dengan tanya jawab agar 
22
siswa aktif dalam proses pembelajaran, adapun dalam 
penelitian ini siswa dibagi menjadi enam kelompok yang 
masing-masing anggotanya terdiri dari lima siswa. 
 Kegiatan akhir 
Mengadakan tes formatif untuk dijawab secara individu. 
b. Pelaksanaan tindakan 
· Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran perbaikan 
sesuai dengan RPP yang sudah disiapkan 
· Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik 
· Pengamat melaksanakan tugasnya menilai proses 
pembelajaran. 
c. Observasi 
Sasaran observasi penelitian adalah aspek-aspek pembelajaran 
yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan 
pembelajaran, yaitu aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 
yang berhubungan dengan proses pembelajaran Matematika. 
d. Analisis Data 
Data hasil evaluasi siswa pada tes formatif dan indikator aspek-aspek 
proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa 
dalam proses pembelajaran. 
2. Deskripsi tindakan perbaikan pembelajaran siklus II 
a. Perencanaan pembelajaran 
Setiap proses pembelajaran pasti guru menyiapkan bahan-bahan 
yang akan digunakan sebelum mengajar, antara lain menyiapkan 
RPP dengan metode dan media yang tepat dengan materi yang 
akan diajarkan. Pada siklus yang kedua ini guru sudah menyiapkan 
RPP perbaikan yang kedua. Setelah semuanya sudah siap guru 
melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini: 
 Kegiatan awal 
23
1. Guru memberi motivasi dengan menjelaskan 
pentingnya materi pembelajaran 
2. Memberi pertanyaan ke siswa tentang konsep 
perbandingan yang diketahui siswa 
 Kegiatan inti 
Menjelaskan materi pelajaran Matematika tentang konsep 
perbandingan dengan memperhatikan benda yang akan di 
bandingkan harganya yang sudah disiapkan. Penjelasan 
disertai dengan tanya jawab agar siswa aktif dalam proses 
pembelajaran, adapun dalam penelitian ini siswa dibagi 
menjadi enam kelompok yang masing-masing anggotanya 
terdiri dari lima siswa. Setelah diskusi mempresentasikan 
hasil diskusi. 
 Kegiatan akhir 
Mengadakan tes formatif untuk dijawab secara individu. 
b. Pelaksanaan tindakan 
· Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran perbaikan 
sesuai dengan RPP yang sudah disiapkan 
· Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik 
· Pengamat melaksanakan tugasnya menilai proses 
pembelajaran. 
c. Observasi 
Sasaran observasi penelitian adalah aspek-aspek pembelajaran 
yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan 
pembelajaran, pada dasarnya sama dengan sasaran observasi pada 
siklus I, yaitu aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang 
berhubungan dengan proses pembelajaran Matematika. 
d. Analisis Data 
Data hasil evaluasi siswa pada tes formatif dan indikator aspek-aspek 
proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa 
24
dalam proses pembelajaran. Analisis data pada siklus II sama 
dengan siklus I, perbedaannya terletak pada hasil yang diperoleh. 
Dengan demikian dapat dikatakan pembelajaran dengan menggunakan 
metode diskusi terbimbing yang lebih mendalam dapat juga membantu 
mencapai hasil yang memuaskan. Jadi, pembelajaran dengan 
menggunakan metode diskusi terbimbing pada mata pelajaran Matematika 
dengan materi konsep perbandingan dapat dikatakan berhasil. Lebih 
jelasnya perbandingan hasil pembelajaran dari pra siklus sampai siklus II 
dapat di lihat pada diagram di bawah ini: 
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran 
Dari hasil analisis yang dilakukan bahwa implementasi metode diskusi 
terbimbing dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa 
pada umumnya berjalan sesuai rencana dan tujuan yang diinginkan. Pada 
siklus I nilai rata-rata yang diperoleh 62,33 setelah sebelumnya nilai rata-rata 
55,17 pada pra siklus, tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran 
dengan menggunakan metode diskusi terbimbing dapat meningkat 
dibandingkan dengan pembelajaran pra siklus yang belum menggunakan 
metode diskusi terbimbing. 
Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata yang diperoleh mencapai 72,33 
setelah sebelumnya nilai rata-rata 62,33 pada perbaikan pembelajaran 
siklus I, aktifitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan 
menggunakan metode diskusi terbimbing juga sudah cukup baik. Suasana 
pembelajaran dapat kondusif, karena hampir seluruh siswa ikut 
berpartisipasi dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga dapat 
diperoleh hasil belajar yang maksimal yakni 90,00% siswa berhasil 
mencapai hasil belajar yang memuaskan yaitu mencapai kriteria 
ketuntasan minimal ( KKM ) pada pelajaran matematika kelas V SDN 2 
Sidowaluyo. Adapun kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang sudah 
ditetapkan adalah 65. 
V. SIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT 
25
A. Simpulan 
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai 
berikut : 
a. Hasil belajar melalui implementasi diskusi terbimbing menunjukkan 
hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa yang 
mencapai 90% pada siklus II. 
b. Peranan guru sebagai fasilitator sangat terasa, kehadiran guru sebagai 
pembimbing dan sumber belajar pada setiap pembelajaran juga 
berpengaruh besar dalam peningkatkan prestasi belajar siswa. 
c. Metode diskusi terbimbing dapat memotivasi belajar siswa 
dengan baik serta meningkatkan keaktifan, kreatifitas dan minat 
belajar siswa. 
d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi diskusi terbimbing, 
hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan yang 
signifikan. Secara berturut-turut berdasarkan Pra Siklus, Siklus I dan 
Siklus II , hasil belajar Matematika kelas V SDN 2 Sidowaluyo 
Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan dengan rata-rata 
prestasi kelas sebesar 55,17 pada Pra Siklus, siklus I sebesar 62,33 dan 
72,33 pada siklus II. 
e. Implementasi metode diskusi terbimbing dan menggunakan alat peraga 
benda nyata dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar 
siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V di SDN 2 Sidowaluyo 
Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 
2014/2015. Itu terbukti dari peningkatan prosentase yang dicapai 
siswa, dari 30,00% siswa yang tuntas menjadi 90,00%. 
B. Saran Dan Tindak Lanjut 
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memberi beberapa saran 
yang perlu disampaikan oleh seorang guru dalam mengelola proses 
pembelajaran sebagai berikut : 
1. Bagi Sekolah : 
26
a. Membuat kebijakan serta dukungan dalam pengembangan proses 
belajar mengajar di sekolah. 
b. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar 
yang aktif disekolah. 
2. Bagi Siswa : 
a. Meningkatkan keaktifan pada proses pembelajaran 
b. Meningkatkan pemahaman pada pelajaran bagi siswa sendiri. 
3. Bagi Guru : 
a. Dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi 
pelajaran. 
b. Hendaknya menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran 
Matematika khusunya materi konsep perbandingan. 
c. Melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan 
menggunakan metode diskusi terbimbing yang maksimal yang 
sesuai dengan materi pembelajaran agar siswa lebih aktif dan 
kreatif. 
Sehubungan dengan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan untuk 
dapat memanfaatkan dan mengembangan Penelitian Perbaikan 
pembelajaran sehingga guru-guru yang memiliki masalah dalam 
pembelajaran dapat menemukan solusi yang tepat. 
Demikian laporan ini dibuat sebagai tindak lanjut dari kegiatan Penelitian 
Perbaikan pembelajaran pada pelajaran Matematika. Besar harapan penulis 
dengan adanya laporan ini dapat menambah wawasan khususnya bagi 
penulis dan umumnya bagi kita semua. 
DAFTAR PUSTAKA 
Abimanyu, S. dkk. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Dikti 
Depdiknas. 
27
Aisyah, N. (2007). Pengembangan pembelajaran SD. Jakarta: Ditjen Dikti. 
Depdiknas. 
Anitah, W. Sri dkk. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas 
Terbuka. 
Asra, dkk. (2007). Komputer dan Media Pembelajaran SD. Jakarta: Ditjen Dikti. 
Depdiknas. 
Aunurrahman. (2009). Penelitian pendidikan. Jakarta: Ditjen Dikti. Depdiknas. 
Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka 
Cipta. 
Departemen pendidikan dan kebudayaan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. 
Jakarta: Balai Pustaka. 
Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. 
Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka 
Cipta. 
Hairudin, dkk. (2007). Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dikti 
Departemen Pendidikan Nasional. 
Hasibuan. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 
Kurnia, Ingridwati. (2007). Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Ditjen 
Dikti. Depdiknas. 
Moedjiono. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 
Roestiyah, (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 
Ruminiati. (2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: 
Ditjen Dikti Depdiknas. 
Sutrisno, Leo, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: 
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen pendidikan nasional. 
Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: 
PT Rineka Cipta. 
TIM FKIP-UT. (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional(PKP)-PGSD. 
Tangerang Selatan: Universitas Terbuka 
Wahab. (1986). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta. 
Wahab, A. A. (2007). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta. 
28
Zain, A. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 
29

More Related Content

What's hot

Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasMuh Yusuf Manguluang
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptkMier Ajah
 
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)must2ra86
 
Skripsi titin
Skripsi titinSkripsi titin
Skripsi titinAdi Moel
 
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.Vhentha Agabag
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bNarendra
 
Jurnal Proposal Seminar Pend. Biologi
Jurnal Proposal Seminar Pend. BiologiJurnal Proposal Seminar Pend. Biologi
Jurnal Proposal Seminar Pend. BiologiNursidiq 92
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposalmumukholisah
 
Bab i ptk 3
Bab i ptk 3Bab i ptk 3
Bab i ptk 3warhanie
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiZelda Gates
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaNurmalianis Anis
 

What's hot (20)

Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
Contoh proposal ptk
Contoh proposal ptkContoh proposal ptk
Contoh proposal ptk
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
Proposal skripsi
Proposal skripsiProposal skripsi
Proposal skripsi
 
Proposal ptk
Proposal ptkProposal ptk
Proposal ptk
 
Proposal ptk jadi
Proposal ptk jadiProposal ptk jadi
Proposal ptk jadi
 
yg baru
yg baruyg baru
yg baru
 
PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
 
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
Mini Kajian Tindakan (Penceritaan Dan Permainan)
 
Skripsi titin
Skripsi titinSkripsi titin
Skripsi titin
 
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
Bab 1,2,3,4,5,daftar pustaka dan lampiran.
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
 
Jurnal Proposal Seminar Pend. Biologi
Jurnal Proposal Seminar Pend. BiologiJurnal Proposal Seminar Pend. Biologi
Jurnal Proposal Seminar Pend. Biologi
 
Bab I, II, III Poposal
Bab I, II, III PoposalBab I, II, III Poposal
Bab I, II, III Poposal
 
Judul usulan penelitian
Judul usulan penelitianJudul usulan penelitian
Judul usulan penelitian
 
Bab i ptk 3
Bab i ptk 3Bab i ptk 3
Bab i ptk 3
 
Proposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iiiProposal ptk bab i ii iii
Proposal ptk bab i ii iii
 
Ptk sd kelas 3
Ptk sd kelas 3Ptk sd kelas 3
Ptk sd kelas 3
 
Contoh ptk bahasa indonesia kelas iv
Contoh ptk bahasa indonesia kelas ivContoh ptk bahasa indonesia kelas iv
Contoh ptk bahasa indonesia kelas iv
 
Jurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematikaJurnal pendidikan matematika
Jurnal pendidikan matematika
 

Similar to Karil Muhamad Syahril

Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Pipit Wijaya
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...Alorka 114114
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdfnoviaayu27
 
PTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxPTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxSDNPasirpeer
 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedIlham Muhit
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beliMelly PMI
 

Similar to Karil Muhamad Syahril (20)

Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
Perbandingan Pembelajaran Matematika Melalui Ceramah Dengan Pembelajaran Mela...
 
laporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih meranginlaporan Ptk destri saragih merangin
laporan Ptk destri saragih merangin
 
Bab i.3 doc
Bab i.3 docBab i.3 doc
Bab i.3 doc
 
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT  BELAJAR MATEMATIKA PE...
PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA PE...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
858953408-NOVIA AYU AGUSTIN - TT 2 PTK.pdf
 
Laporan pkp ut
Laporan pkp utLaporan pkp ut
Laporan pkp ut
 
PTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxPTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocx
 
Ptk
PtkPtk
Ptk
 
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
Penilaian kompetensi guru Ahmadi, s.pd
 
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
 
B nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repairedB nonoh b.indonesia repaired
B nonoh b.indonesia repaired
 
Skripsi New
Skripsi NewSkripsi New
Skripsi New
 
Makalah seminar
Makalah seminarMakalah seminar
Makalah seminar
 
Peer Tutor
Peer TutorPeer Tutor
Peer Tutor
 
Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)Skripsi NHT (Power Point)
Skripsi NHT (Power Point)
 
Ptk jual-beli
Ptk jual-beliPtk jual-beli
Ptk jual-beli
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 

Recently uploaded

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Karil Muhamad Syahril

  • 1. IMPLEMENTASI METODE DISKUSI TERBIMBING DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 2 SIDOWALUYO KECAMATAN SIDOMULYO KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MUHAMAD SYAHRIL NIM:822 464 784 Email:muhamadsyahril35@gmail.com ABSTRAK Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ) ini dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang belum maksimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah implementasi metode diskusi terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V semester 1 mata pelajaran Matematika tentang konsep perbandingan di SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2014/2015. Pelaksanaan perbaikan dilakukan dalam tiga tahapan, prasiklus dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 2014, siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 November 2014 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 6 November 2014. Pada kegiatan prasiklus hasil belajar siswa masih sangat rendah, setelah dilakukan penelitian pada siklus I ketuntasan KKM siswa sebanyak 16 siswa ( 53,33% ), yang belum tuntas sebanyak 14 siswa (46,67%). Dan siklus II hampir seluruh siswa dapat menuntaskan KKM pada pelajaran Matematika yaitu sebanyak 27 siswa (90,00%), artinya hanya sebanyak 3 siswa (10,00%) yang belum tuntas. Dari hasil penelitian dengan adanya peningkatan disetiap siklusnya dapat disimpulkan bahwa implementasi diskusi terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran Matematika di SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan tahun pelajaran 2014/2015. Kata kunci: perbaikan pembelajaran, metode diskusi terbimbing, prestasi belajar. 1
  • 2. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Problematika pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi yang ada, pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Kondisi dilapangan saat ini menunjukkan bahwa masih diberlakukannya sistem guru kelas di SD, cara pendekatan konvensional (ceramah) yang tidak efektif dan menimbulkan kejenuhan siswa di dalam kelas serta pendekatan keterampilan proses dengan pembelajaran teoristik. Konsekwensi dari semua upaya tersebut, guru merupakan kunci dan sekaligus ujung tombak pencapaian pembaruan pendidikan, mereka berada di titik sentral untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan dan misi pendidikan nasional yang dimaksud. Oleh karena itu secara tidak langsung guru dituntut lebih profesional, inovatif, perspektif dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran. Pendekatan yang masih konvensional berpengaruh pada prestasi belajar Matematika siswa. Hal ini terbukti dari rendahnya ulangan harian siswa kelas V SDN 2 Sidowaluyo pada mata pelajaran Matematika. Sehingga penulis memandang perlu untuk melakukan perbaikan pembelajaran. Dalam perbaikan pembelajaran ini digunakan metode Diskusi Terbimbing, yaitu pembelajaran dengan menerapkan sistem diskusi yang dibimbing oleh guru secara mendalam. Sumber data peneliti menilai aktivitas belajar siswa yaitu: 1. Daya serap terhadap pelajaran 2. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran 3. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan Judul “Implementasi Metode Diskusi Terbimbing Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran 2
  • 3. Matematika Kelas V SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015”. 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran penulis mengadakan diskusi dengan teman sejawat adalah sebagai berikut : a. Rendahnya prestasi / hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. b. Anak belum berani bertanya untuk hal yang belum jelas kepada guru. c. Siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. 2. Analisis Masalah Dari hasil refleksi dengan teman sejawat ditemukan kendala-kendala yang dihadapi, dan diketahui bahwa faktor penyebab rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap meteri pelajaran Matematika adalah sebagai berikut : 1. Metode pembelajaran kurang tepat sehingga rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika. 2. Untuk memotivasi siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran maka digunakan metode Diskusi Terbimbing. 3. Sebagai akibat kurang tepatnya dalam memilih metode pembelajaran maka siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. 3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah Hal-hal yang dapat mengatasi hal ini dikembalikan lagi pada permasalahan yang ada di atas: 1. Lebih diperdalam lagi materi yang akan diajarkan 2. Dikurangi tingkat kecepatan dalam menyampaikan materi 3. Beri kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas 4. Memposisikan siswa sebagai sahabat dalam proses pembelajaran 5. Gunakan media sesuai materi yang diajarkan. 3
  • 4. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : a. Apakah metode Diskusi Terbimbing dapat meningkatkan Daya serap terhadap pelajaran matematika siswa kelas V SDN 2 Sidowaluyo tahun 2014? b. Apakah metode Diskusi Terbimbing dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran matematika siswa kelas V SDN 2 Sidowaluyo tahun 2014? c. Apakah metode Diskusi Terbimbing dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa kelas V SDN 2 Sidowaluyo tahun 2014? C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran ini adalah: a. Meningkatkan daya serap terhadap pelajaran b. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran c. Meningkatkan prestasi belajar siswa D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran a. Bagi Siswa Yaitu untuk memudahkan bagi siswa memahami materi pembelajaran sehingga aktivitas dan prestasi belajar siswa meningkat. b. Bagi Guru Yaitu agar guru dapat lebih memahami akan manfaat digunakannya metode Diskusi Terbimbing, sehingga guru lebih kreatif, berpengalaman dan lebih inovatif. c. Bagi Sekolah Yaitu dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran dan lulusan SDN 2 Sidowaluyo. 4
  • 5. II. KAJIAN PUSTAKA A. Mata Pelajaran Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat dibidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang, dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan Matematika yang kuat sejak dini. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran Matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi masalah tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai macam cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model Matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. Mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien dan tepat dalam pemecahan masalah. 2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi Matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan pernyataan Matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5
  • 6. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, minat dalam mempelajari matematika serta sifat ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. B. Pengertian Belajar Menurut Asra, dkk. (2007: 5) belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan. Belajar juga bisa dimaknai sebagai suatu proses mental yang terjadi di dalam diri seseorang sehingga munculnya perubahan perilaku dan mengajar adalah suatu aktivitas yang dapat membuat siswa belajar (Aunnurahman, 2009: 3). Di pihak lain Slameto (dalam Kurnia, dkk. 2007: 1) merumuskan belajar sebagai proses suatu usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan. Belajar adalah merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh si belajar. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang harus dipelajari. Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mereka mempelajari sesuatu. Kemampuan awal itu akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Dalam teori belajar konstruktivistik guru berperan sebagai membantu agar proses pengkonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri (Budiningsih, 2005: 58-59). Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan serta peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seseorang di berbagai bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi secara terus menerus dengan lingkungannya. Apabila di dalam proses pembelajaran seseorang tidak mendapatkan suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami kegagalan di dalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa 6
  • 7. belajar merupakan upaya seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku, baik kualitas dan kuantitas melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. C. Pengertian Prestasi Belajar Istilah “prestasi” dalam kamus Bahasa Indonesia berarti “hasil yang dicapai”. Jadi prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha belajar. Sutrisno, dkk. (2007: 3) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif permanen dari keadaan sebelum belajar ke keadaan setelah belajar. Maksud dari pernyataan ini bahwa kata kunci hasil belajar adalah perubahan tingkah laku. Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Anitah. W, dkk (2008: 2.19) juga mengatakan bahwa hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam belajar. Hasil belajar harus menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan tingkah laku yang baru dari siswa yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akibat dari proses interaksi siswa dengan lingkungan, termasuk didalamnya adalah materi pembelajaran, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. D. Pengertian Metode Menurut Puspita (dalam Hairudin, dkk. 2007: 2), bahwa dalam dunia pembelajaran, metode adalah rencana penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu. Sagala (dalam Ruminiati, 2007: 2) juga menyatakan bahwa pengertian metode adalah cara yang digunakan oleh guru/siswa dalam mengolah informasi yang berupa fakta, data, dan konsep pada proses pembelajaran yang mungkin terjadi dalam suatu strategi. Joni (dalam Anitah.W,dkk. 2008: 1.24) metode adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan tertentu. 7
  • 8. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa kerangka pikir untuk memulai sesuatu pekerjaan. Dalam konteks pembelajaran, metode adalah cara untuk mengembangkan proses pembelajaran. E. Pengertian Metode Diskusi Menurut Aisyah (2007: 6) metode diskusi pada dasarnya ialah tukar menukar informasi, pendapat dan unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama. Menurut Sanjaya, dkk. (dalam Abimanyu, 2008: 6) bahwa metode diskusi diartikan sebagai siasat untuk menyampaikan bahan pelajaran yang melibatkan siswa secara aktif untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Dalam percakapan itu para pembicara tidak boleh menyimpang dari pokok pembicaraan yaitu masalah yang ingin dicarikan alternatif pemecahannya. Dalam diskusi ini guru berperan sebagai pemimpin diskusi, atau guru dapat mendelegasikan tugas sebagai pemimpin itu kepada siswa yang dianggap cakap, walaupun demikian guru masih harus mengawasi pelaksanaan diskusi yang dipimpin oleh siswa itu. Pendelegasian itu terjadi apabila siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi, terutama pada kelas dengan jumlah siswa banyak. Pemimpin diskusi harus mengorganisir kelompok yang dipimpinnya agar setiap anggota diskusi dapat berpartisipasi secara aktif, dengan kata lain guru harus aktif membimbing kelompok diskusi. Menurut Anitah. W, dkk (2008: 5.20) metode diskusi merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan siswa aktif dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi siswa dapat bertukar pendapat dalam menanggapi sebuah masalah pembelajaran Matematika, melatih siswa untuk bekerja sama, belajar 8
  • 9. berdemokrasi, menghargai pendapat teman, sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. F. Tujuan Metode Diskusi Menurut Abimanyu (2008: 6-18) tujuan metode diskusi adalah: (1) Memecahkan materi pembelajaran yang berupa masalah atau problematik yang sukar dilakukan oleh siswa secara perorangan. (2) Mengembangkan keberanian siswa mengemukakan pendapat. (3) Mengembangkan sikap toleransi terhadap pendapat yang berbeda. (4) Melatih siswa mengembangkan sikap demokratis, keterampilan berkomunikasi, mengeluarkan pendapat, menafsirkan dan menyimpulkan pendapat. (5) Melatih dan membentuk kestabilan sosial-emosional. G. Keunggulan Metode Diskusi Menurut Abimanyu (2008: 6-18) keunggulan metode diskusi adalah : (1) Dapat bertukar pikiran. (2) Dapat menghayati permasalahan. (3) Merangsang siswa untuk berpendapat. (4) Mengembangkan rasa tanggung jawab. (5) Membina kemampuan berbicara. (6) Belajar memahami pendapat atau pikiran lain. (7) Memberikan kesempatan belajar. H. Kelemahan Metode Diskusi Menurut Abimanyu (2008: 6-18) kelemahan metode diskusi adalah : (1) Relatif memerlukan waktu cukup banyak. (2) Jika siswa tidak memahami konsep dasar permasalahan, maka diskusi tidak akan efektif. (3) Materi pelajaran dapat menjadi luas. (4) Yang aktif hanya siswa tertentu saja. I. Macam-Macam Diskusi Diskusi merupakan sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok, untuk mendukung efektivitas penggunaan metode diskusi perlu dipersiapkan kemampuan guru maupun kondisi siswa yang optimal. Diskusi bisa berupa apa saja yang awalnya disebut topik. Dari topik inilah diskusi berkembang dan diperbincangkan yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu pemahaman dari topik tersebut. Macam-macam diskusi antara lain : (1) Whole Group: bentuk diskusi kelas di mana para peserta duduk setengah lingkaran; (2) Diskusi terbimbing (guided discussion): Diskusi yang terdiri dari 4-6 orang peserta; (3) Buzz Group: 9
  • 10. bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang di bagi-bagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 3-4 orang peserta; (4) Panel: suatu bentuk diskusi yang terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatu topik tertentu, dan duduk dalam bentuk semi melingkar; (5) Syndicate Group: dalam bentuk diskusi ini kelas di bagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 peserta; (6) Symposium: dalam symposium biasanya terdiri dari pembawa makalah penyangah, moderator, dan notulis, serta beberapa peserta symposium; (7) Informal Debate: bentuk diskusi di bagi menjadi dua tim yang seimbang; (8) Fish Bowl: diskusi ini terdiri dari beberapa orang peserta dan pimpinan oleh seorang ketua untuk mencari suatu keputusan; (9) The Open Discussion Group: bentuk diskusi ini akan dapat mendorong siswa agar lebih tertarik untuk berdiskusi dan belajar keterampilan dasar dalam mengemukakan pendapat, Hasibuan (2004: 20). J. Diskusi Terbimbing Menurut Tri Mulyani (2006: 2) Metode diskusi terbimbing adalah proses interaksi antara dua atau lebih individu yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi dan memecahkan masalah dengan bimbingan dari guru agar diskusi dapat berjalan dengan lancar. Metode diskusi terbimbing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan siswa atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan ilmiah untuk mencapai kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan pengajaran, Moedjiono (2004: 22). Pendapat tersebut didukung oleh Syaiful Bahri yang menyatakan metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama, Syaiful Bahri (2000: 99). Metode diskusi dalam batas tertentu dapat dilaksanakan dalam kegiatan belajar mengajar. Dari berbagai macam metode diskusi, dalam penelitian ini penulis menggunakan metode diskusi terbimbing saat pelaksanaan Penetitian Perbaikan Pembelajaran pada semester ganjil SDN 2 Sidowaluyo dengan tujuan memperoleh umpan balik mengenai sejauh mana tingkat keberhasilan 10
  • 11. pembelajaran dapat dicapai serta membantu siswa yang pendiam untuk mengemukakan pendapatnya. Menurut Moedjiono (2004: 22) Diskusi kelas adalah salah satu diskusi yang guru sebagai penyaji suatu masalah kepada siswa dan siswa sebagai anggota diskusi menanggapi pokok masalah yang disampaikan. Menurutnya, pimpinan diskusi tidak selalu guru tetapi dapat dilakukan oleh siswa dan pembicaraan diatur ketua dan sekertaris diskusi. Lebih lanjut Moedjiono berpendapat bahwa dalam diskusi kelas ini permasalahan yang diajukan akan dicari jalan keluarnya dengan cara menampung berbagai pendapat, ide atau gagasan. Guru atau siswa yang ditunjuk sebagai pemimpin diskusi mengambil keputusan atas jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Menurut Roestiyah (2001: 23) pemimpin diskusi haruslah seorang siswa yang mengatur pembicaraan agar diskusi berjalan lancar. Seorang pemimpin diskusi haruslah seorang yang memahami dan menguasai masalah yang akan didiskusikan, berwibawa, dan disegani teman-temannya, berbahasa baik dan lancar, dapat bertindak tegas, adil dan demokratis serta memiliki keterampilan mengatur teman-temannya. Lebih lanjut menurutnya seorang guru harus dapat berperan antara lain : 1. Pengatur lalu lintas pembicaraan Pemimpin diskusi harus dapat mengatur duduk siswa sesuai teknik diskusi bertanya kepada anggota diskusi secara berturut-turut, menjaga agar peserta tidak berebut dalam berbicara, dan mendorong peserta yang pendiam dan pemalu. 2. Benteng penangkis Bertugas mengembalikan pertanyaan kepada kelompok diskusi apabila diperlukan dan memberi petunjuk apabila mengalami hambatan. 3. Penunjuk jalan Bertugas memberi petunjuk umum mengenai kemajuan yang telah dicapai dalam kelompok diskusi itu. Dalam bagian akhir diskusi, kegiatan-kegiatan yang perlu diperhatikan antara lain : (a) memperhatikan permasalahan yang dibahas telah cukup dibicarakan dan memberi bahan pertimbangan untuk membuat pemecahan atau 11
  • 12. kesimpulan; (b) menyimpulkan berbagai pendapat; (c) diperlukan tindak lanjut dalam bentuk tugas atau dicukupkan sampai pada kesimpulan; (d) menilai pelaksanaan diskusi apakah telah berhasil dengan baik dan menghasilkan tujuan yang diharapkan. Secara umum, menurut Moedjiono (2004: 24) peranan guru dalam diskusi kelas antara lain : 1. Sebagai fasilitator Guru hendaknya berusaha memberikan berbagai kemudahan belajar siswa dengan cara memberikan berbagai kemungkinan sehingga siswa dapat memanfaatkan fasilitas, bahan, alat yang diperlukan untuk menunjang kegiatan belajar siswa melalui diskusi. 2. Sebagai pengawas Guru sebaiknya mengawasi pelaksanaan diskusi dari segi teknis, materi, aktifitas, dan arah serta sasaran sesuai dengan tujuan diskusi yang diharapkan. 3. Sebagai ahli atau expert atau agent of instruction Guru sebaiknya menguasai materi permasalahan yang didiskusikan agar menjadi sumber dan pengarah siswa yang berdiskusi. 4. Sebagai penghubung kemasyarakatan atau sosializing agent Guru dituntut untuk menguasai dan menunjukkan berbagai kemungkinan ke arah pemecahan sesuai dengan perkembangan, kenyataan, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Dari berbagai pendapat di atas mengenai metode diskusi terbimbing dapat disimpulkan bahwa diskusi terbimbing merupakan proses komunikasi dua arah dengan cara memberikan kesempatan pada kedua belah pihak untuk dapat mencurahkan perasaan secara lebih terbuka sehingga memberikan peluang untuk berkembangnya ide-ide dari seluruh siwa yang terlibat dan berpartisipasi didalamnya secara lebih bebas. K. Fungsi Diskusi Terbimbing Metode diskusi terbimbing memang belum terbiasa digunakan oleh guru untuk mata pelajaran Matematika. Mungkin hal ini disebabkan guru belum mengerti bahwa metode diskusi merupakan metode mengajar yang sangat 12
  • 13. efektif untuk menyampaikan materi pelajaran, khususnya materi pelajaran Matematika dibandingkan dengan metode ceramah. Selain itu mungkin guru memang tidak tahu manfaat dari diskusi terbimbing, Zain (1995: 85). Kemungkinan yang lain guru merasa khawatir kalau siswanya menjadi ribut dan mengacaukan kelas bila menggunakan metode diskusi terbimbing. Metode diskusi terbimbing adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan menugaskan siswa atau kelompok pelajar melaksanakan percakapan ilmiah untuk mencapai kebenaran dalam rangka mewujudkan tujuan pengajaran, Moedjiono (2004: 22). Diskusi merupakan suatu pengalaman belajar yang melibatkan dua atau lebih individu dan saling berhadapan muka serta berinteraksi secara verbal mengenai tujuan dan sasaran tertentu melalui tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat atau pemecahan masalah, Wahab (1986: 320). Pengalaman berdiskusi banyak memberikan keuntungan kepada siswa yang menunjukkan kelebihan-kelebihan metode diskusi terbimbing antara lain: (a) dapat berfungsi mengulangi bahan pelajaran yang telah disajikan; (b) dapat menumbuhkan dan memperkembangkan sikap dan cara berpikir ilmiah; (c) dapat membina bahasa para pelajar; (d) dapat memperkecil atau menghilangkan rasa malu/takut serta dapat memupuk keberanian siswa; (e) dapat memupuk kerja sama, toleransi dan rasa sosial, Moedjiono (2004: 26). Kebaikan-kebaikan metode diskusi yang tersebut di atas, didukung oleh Wahab dengan menyebutkan keuntungan-keuntungan penggunaan metode diskusi, antara lain: siswa akan memperoleh berbagai informasi dalam memecahkan suatu masalah, dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap masalah-masalah penting, dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi serta dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, Wahab, (1986: 3.20). Lebih lanjut Wahab mengemukakan bahwa diskusi dapat dilaksanakan dalam kelompok besar dan dapat pula dalam kelompok kecil. Kegiatan dalam kelompok, walaupun terjadi interaksi dan tukar menukar informasi belum tentu dapat disebut diskusi bila tidak memenuhi persyaratan tertentu. Menurut Wahab (1986: 3.21) mengatakan bahwa kegiatan dan percakapan dalam 13
  • 14. kelompok baru dapat disebut diskusi bila memenuhi syarat-syarat : (a) melibatkan kelompok yang terdiri dari 5 sampai 6 anggota; (b) berlangsung dalam interaksi tatap muka secara informal dimana semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk melihat, mendengar serta berkomunikasi secara bebas dan langsung; (c) mempunyai tujuan yang ingin dicapai dalam kerja sama antar anggota kelompok; (d) berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis menuju suatu kesimpulan. L. Langkah-langkah Penerapan Metode Diskusi Terbimbing Langkah-langkah pelaksanaan metode diskusi terbimbing menurut Abimanyu (2008: 6-20-6-21) meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Kegiatan Persiapan 1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam diskusi. 2. Mengidentifikasi masalah yang cukup sulit berupa problematik dan memerlukan jenis diskusi yang cocok untuk memecahkannya. 3. Menentukan jenis diskusi yang cocok yang akan dikembangkan apakah itu jenis diskusi kelas, kelompok kecil, simposium, atau jenis diskusi panel. Hal ini sangat bergantung pada tujuan yang ingin dicapai misalnya : jika tujuan diskusi merupakan persoalan yang kompleks, maka kita pilih diskusi kelompok kecil, sedangkan jika tujuannya untuk mengembangkan gagasan atau ide siswa maka jenis diskusi simposium dianggap sebagai jenis diskusi yang paling tepat. b. Kegiatan Pelaksanaan Metode Diskusi Terbimbing 1. Kegiatan pembukaan : Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan oleh guru, yaitu : a. Guru menanyakan materi pelajaran yang pernah diajarkan (apersepsi). b. Guru mengemukakan permasalahan yang ada dimasyarakat yang ada kaitannya dengan masalah yang akan didiskusikan. c. Guru mengemukakan tujuan diskusi serta tata cara yang harus diperhatikan dalam diskusi. 2. Kegiatan inti pembelajaran 14
  • 15. a. Guru mengemukakkan materi pelajaran yang berupa problematik yang akan didiskusikan, dan menjelaskan secara garis besar hakikat permasalahan tersebut b. Guru berusaha memusatkan perhatian peserta diskusi dengan cara antara lain : mengingatkan arah dan cara diskusi yang sebenarnya, mengakui kebenaran gagasan siswa dengan menggalang bagian penting yang telah diucapkan siswa, merangkum hasil pembicaraan pada tahap tertentu sebelum berpindah pada masalah berikutnya c. Memperjelas uraian pendapat siswa karena ide yang disampaikan kurang jelas sehingga sukar dimengerti oleh anggota diskusi. d. Menganalisis pandangan siswa karena terjadi perbedaan pendapat antar anggota diskusi dengan jalan meneliti apakah pernyataan dan alasan siswa tersebut mempunyai dasar yang kuat dan benar, kemudian guru memperjelas hal-hal yang telah disepakati dan yang tidak disepakati oleh anggota diskusi. 3. Kegiatan Penutup a. Meminta siswa atau wakil kelompok melaporkan hasil diskusi. b. Memi nta siswa lain atau kelompok lain mengomentari dan melengkapi rumusan hasil diskusi. c. Melakukan evaluasi hasil belajar dan evaluasi proses diskusi. d. Memberi tugas untuk memperdalam hasil diskusi. III.PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN A. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu 1. Lokasi Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika tentang materi konsep perbandingan dilaksanakan di SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan. 2. Waktu 15
  • 16. Pelaksanaan perbaikan pembelajaran mata pelajaran Matematika tentang materi konsep perbandingan pra siklus dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 28 Oktober 2014, siklus pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 3 November 2014 dan pada siklus ke kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 6 November 2014. Tabel 1. Uraian Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Hari/Tanggal Waktu Mata Pelajaran Keterangan 1. Selasa, 28 Oktober 2014 07.30 - 09.15 Matematika Rencana pembelajaran ( Pra Siklus ) 2. Senin, 3 November 2014 07.30 - 09.15 Matematika Perbaikan Pembelajaran ( Siklus 1 ) 3. Kamis, 6 November 2014 07.30 - 09.15 Matematika Perbaikan Pembelajaran ( Siklus 2 ) 3. Mata pelajaran Mata pelajaran yang diambil dalam melaksanakan penelitian untuk dilakukan Perbaikan Pembelajaran adalah mata pelajaran Matematika. 4. Kelas Kelas yang digunakan dalam penelitian adalah kelas V ( Lima ) SDN 2 Sidowaluyo dengan jumlah siswa 30 siswa terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan. 5. Karakteristik Siswa Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis lakukan selama proses pembelajaran di SDN 2 Sidowaluyo input siswa masih sangat rendah. Rendahnya input siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah rendahnya pendidikan yang ditempuh orang tua siswa, berakibat pada rendahnya perhatian orang tua siswa dalam mendukung pendidikan yang ditempuh anaknya. Secara khusus karakteristik siswa 16
  • 17. kelas V SDN 2 Sidowaluyo yang menjadi objek perbaikan pembelajaran yaitu rendahnya prestasi belajar siswa, kurang berani bertanya tentang hal-hal yang belum jelas dan kurang aktif dalam proses pembelajaran. B. Desain prosedur perbaikan pembelajaran Penelitian Perbaikan Pembelajaran pada mata pelajaran Matematika dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dalam proses belajar mengajar selama 1 kali pertemuan ( 2 x 35 menit ). Berdasarakan fokus perbaikan dalam perumusan masalah dalam pembelajaran Matematika, maka langkah-langkah yang diambil dalam rencana perbaikan adalah sebagai berikut : 1. Pra siklus Materi pembelajaran Matematika pada siklus ini adalah tentang konsep perbandingan. a. Perencanaan Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menyusun perencaan, sebagai berikut : 1. Menyusun rencana pembelajaran. 2. Menyiapkan metode yang akan diterapkan dalam pembelajaran yaitu metode diskusi terbimbing. 3. Menyusun tes awal 4. Menyusun tes akhir b. Pelaksanaan 1. Mengkondisikan kelas dengan berdo’a dan mengecek kehadiran siswa. 2. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan -pertanyaan yang dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari. 3. Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. 4. Memperlihatkan contoh benda yang akan dibandingkan harganya. 17
  • 18. 5. Menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa. 6. Menyimpulkan materi pembelajaran yang dilakukan siswa dengan bimbingan guru. 7. Mengadakan evaluasi akhir terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan. c. Pengamatan Penelitian dibantu oleh teman sejawat mengadakan supervise kelas ( obeservasi pelaksanaan proses belajar mengajar ). Dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan mengetahui seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilaksanakan menuju sasaran yang diharapkan. d. Refleksi Setelah pembelajaran pra siklus dilakasanakan, maka peneliti bersama teman sejawat mengadakan kolaborasi untuk membuat analisa, sintesa, interprestasi, atau penjelasan ( eksplanasi ) terhadap semua informasi yang diperoleh dalam proses pembelajaran berlangsung dengan teman sejawat, kemudian hasil temuan tadi didiskusikan untuk mengetahui persentase pelaksanaan pra siklus dan ternyata hasil yang diperoleh belum memuaskan dan temuan yang diperoleh adalah rendahnya prestasi/hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika hal ini disebabkan model pembelajaran yang digunakan kurang tepat. Dengan harapan untuk dapat diperoleh hasil yang lebih baik maka peneliti melanjutkan pada siklus 1. 2. Siklus Kesatu Pada Siklus 1 materi pembelajaran adalah konsep perbandinga jumlah siswa yang ada didalam kelas. a. Perencanaan Berdasarkan hasil tindakan pra siklus maka peneliti menyusun : 18
  • 19. 1. Rencana perbaikan pembelajaran. 2. Membuat tes awal. 3. Menyiapkan metode yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. 4. Membuat lembar evaluasi untuk tes akhir individu. b. Pelaksanaan 1. Mengkondisikan kelas dengan berdo’a dan mengecek kehadiran siswa. 2. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh siswa. 4. Dalam proses pembelajaran guru menggunakan metode diskusi terbimbing. 5. Membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk melakukan diskusi. 6. Menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa 7. Mengadakan tanya jawab tentang hal - hal yang belum diketahui siswa. 8. Menyimpulkan materi pembelajaran yang dilakukan siswa dengan bimbingan guru. 9. Mengadakan evaluasi akhir terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan. c. Pengamatan Penelitian dibantu oleh teman sejawat mengadakan supervisi kelas (observasi pelaksanaan proses belajar mengajar) dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan mengetahui seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilakasanakan menuju tujuan yang diharapkan. d. Refleksi 19
  • 20. Semua yang telah ditemukan pada saat proses pembelajaran berlangsung didiskusikan dengan teman sejawat, hasil temuan didiskusikan untuk mengetahui persentase pelaksanaan siklus 1 dan hasil yang diperoleh dapat digunakan untuk menentukan jenis tindakan siklus 2, dan hasil siklus 1 masih belum optimal seperti penulis harapkan sebab masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran berlangsung hal ini disebabkan kurang maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran. 3. Siklus Kedua Pada siklus ke 2 materi pembelajarannya tentang dampak dari globalisasi. a. Perencanaan Berdasarkan hasil tindakan siklus1, peneliti menyusun : 1. Rencana perbaikan pembelajaran 2. Membuat tes awal, 3. Pada siklus 2 tindakan yang direncanakan adalah penyesuaian siswa terhadap materi pelajaran melalui metode diskusi terbimbing. 4. Menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan materi pembelajaran tentang konsep perbandingan. 5. Membuat lembar evaluasi untuk tes akhir individu. b. Pelaksanaan 1. Mengkondisikan kelas dengan berdo’a dan mengecek kehadiran siswa. 2. Melakukan apersepsi dengan cara mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang dikaitkan dengan pengalaman siswa sehari-hari. 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan diperoleh siswa. 4. Membagi siswa menjadi 6 kelompok untuk melaksanakan diskusi yang langsung dibimbing oleh guru. 5. Menjelaskan materi pembelajaran tentang konsep perbandingan. 20
  • 21. 6. Membimbing siswa dengan maksimal dalamdiskusi agar siswa aktif dalam proses pembelajaran. 7. Mengadakan tanya jawab tentang hal – hal yang belum diketahui siswa dengan menggunakan metode tanya jawab. 8. Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran. 9. Mengerjakan evaluasi akhir pada pemahaman siswa dapat diukur. c. Pengamatan Peneliti dibantu oleh teman sejawat mengadakan supervisi kelas (observasi Pelaksanaan proses belajar mengajar) dengan menggunakan instrumen yang telah disediakan yaitu untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan rencana yang telah disusun sebelumnya dan mengetahui seberapa jauh proses yang terjadi dapat dilaksanakan menuju sasaran yang diharapkan. d. Refleksi Dalam pelaksanaan tindakan siklus 2 ini hasil pembelajaran yang diperoleh siswa sudah cukup baik, siswa dapat memahami materi pembelajaran yang diberikan, sehingga hasil belajar siswa sudah memuaskan, antusiasme untuk bertanya kepada guru dan aktif dalam proses pembelajaran berlangsung. C. Teknik Analisis Data Data-data yang diperoleh selama perbaikan pembelajaran dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif bersumber dari analisis hasil evaluasi belajar dan ketuntasan belajar sesuai KKM yang telah ditetapkan yaitu 65. Analisis hasil evaluasi belajar adalah berupa lembar kerja siswa dan tes akhir, apabila hasil tes pada pra siklus, siklus I, dan siklus II mengalami peningkatan maka, dapat diambil kesimpulan bahwa Metode Diskusi Terbimbing dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Matematika dengan materi konsep Perbandingan. 21
  • 22. Sedangkan ketuntasan belajar sesuai KKM yang telah ditetapkan adalah banyak siswa yang mencapai KKM dihitung kemudian dipersentasekan, dengan demikian peneliti dapat memperoleh gambaran keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Matematika dengan implementasi metode diskusi terbimbing. IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Metode diskusi terbimbing yang dilaksanakan dalam rangka perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran Matematika kelas V di SDN 2 Sidowaluyo dirasakan cukup berhasil, hal ini di lihat dari hasil evaluasi siswa dari setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Pada pra siklus rata-rata kelas nilai pelajaran Matematika adalah 55,17 dengan nilai terendah 28 dan nilai tertinggi 80. Ketuntasan hanya mencapai 30,00% dan belum tuntas mencapai 70,00%. 1. Deskripsi tindakan perbaikan pembelajaran siklus I a. Perencanaan pembelajaran Setiap proses pembelajaran pasti guru menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan sebelum mengajar, antara lain menyiapkan RPP dengan metode dan media yang tepat dengan materi yang akan diajarkan. Pada siklus yang pertama ini guru sudah menyiapkan RPP perbaikan. Setelah semuanya sudah siap guru melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini:  Kegiatan awal 1. Guru memberi motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi pembelajaran 2. Memberi pertanyaan ke siswa tentang konsep perbandingan yang diketahui siswa  Kegiatan inti Menjelaskan materi pelajaran Matematika tentang konsep perbandingan. Penjelasan disertai dengan tanya jawab agar 22
  • 23. siswa aktif dalam proses pembelajaran, adapun dalam penelitian ini siswa dibagi menjadi enam kelompok yang masing-masing anggotanya terdiri dari lima siswa.  Kegiatan akhir Mengadakan tes formatif untuk dijawab secara individu. b. Pelaksanaan tindakan · Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran perbaikan sesuai dengan RPP yang sudah disiapkan · Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik · Pengamat melaksanakan tugasnya menilai proses pembelajaran. c. Observasi Sasaran observasi penelitian adalah aspek-aspek pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, yaitu aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan proses pembelajaran Matematika. d. Analisis Data Data hasil evaluasi siswa pada tes formatif dan indikator aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. 2. Deskripsi tindakan perbaikan pembelajaran siklus II a. Perencanaan pembelajaran Setiap proses pembelajaran pasti guru menyiapkan bahan-bahan yang akan digunakan sebelum mengajar, antara lain menyiapkan RPP dengan metode dan media yang tepat dengan materi yang akan diajarkan. Pada siklus yang kedua ini guru sudah menyiapkan RPP perbaikan yang kedua. Setelah semuanya sudah siap guru melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut ini:  Kegiatan awal 23
  • 24. 1. Guru memberi motivasi dengan menjelaskan pentingnya materi pembelajaran 2. Memberi pertanyaan ke siswa tentang konsep perbandingan yang diketahui siswa  Kegiatan inti Menjelaskan materi pelajaran Matematika tentang konsep perbandingan dengan memperhatikan benda yang akan di bandingkan harganya yang sudah disiapkan. Penjelasan disertai dengan tanya jawab agar siswa aktif dalam proses pembelajaran, adapun dalam penelitian ini siswa dibagi menjadi enam kelompok yang masing-masing anggotanya terdiri dari lima siswa. Setelah diskusi mempresentasikan hasil diskusi.  Kegiatan akhir Mengadakan tes formatif untuk dijawab secara individu. b. Pelaksanaan tindakan · Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran perbaikan sesuai dengan RPP yang sudah disiapkan · Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan baik · Pengamat melaksanakan tugasnya menilai proses pembelajaran. c. Observasi Sasaran observasi penelitian adalah aspek-aspek pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, pada dasarnya sama dengan sasaran observasi pada siklus I, yaitu aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berhubungan dengan proses pembelajaran Matematika. d. Analisis Data Data hasil evaluasi siswa pada tes formatif dan indikator aspek-aspek proses pembelajaran yang dilakukan guru dan aktivitas siswa 24
  • 25. dalam proses pembelajaran. Analisis data pada siklus II sama dengan siklus I, perbedaannya terletak pada hasil yang diperoleh. Dengan demikian dapat dikatakan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing yang lebih mendalam dapat juga membantu mencapai hasil yang memuaskan. Jadi, pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing pada mata pelajaran Matematika dengan materi konsep perbandingan dapat dikatakan berhasil. Lebih jelasnya perbandingan hasil pembelajaran dari pra siklus sampai siklus II dapat di lihat pada diagram di bawah ini: B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran Dari hasil analisis yang dilakukan bahwa implementasi metode diskusi terbimbing dalam pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada umumnya berjalan sesuai rencana dan tujuan yang diinginkan. Pada siklus I nilai rata-rata yang diperoleh 62,33 setelah sebelumnya nilai rata-rata 55,17 pada pra siklus, tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing dapat meningkat dibandingkan dengan pembelajaran pra siklus yang belum menggunakan metode diskusi terbimbing. Pada pembelajaran siklus II nilai rata-rata yang diperoleh mencapai 72,33 setelah sebelumnya nilai rata-rata 62,33 pada perbaikan pembelajaran siklus I, aktifitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode diskusi terbimbing juga sudah cukup baik. Suasana pembelajaran dapat kondusif, karena hampir seluruh siswa ikut berpartisipasi dalam melaksanakan pembelajaran. Sehingga dapat diperoleh hasil belajar yang maksimal yakni 90,00% siswa berhasil mencapai hasil belajar yang memuaskan yaitu mencapai kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) pada pelajaran matematika kelas V SDN 2 Sidowaluyo. Adapun kriteria ketuntasan minimal ( KKM ) yang sudah ditetapkan adalah 65. V. SIMPULAN DAN SARAN SERTA TINDAK LANJUT 25
  • 26. A. Simpulan Dari hasil penelitian yang dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Hasil belajar melalui implementasi diskusi terbimbing menunjukkan hasil yang baik. Hal ini ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa yang mencapai 90% pada siklus II. b. Peranan guru sebagai fasilitator sangat terasa, kehadiran guru sebagai pembimbing dan sumber belajar pada setiap pembelajaran juga berpengaruh besar dalam peningkatkan prestasi belajar siswa. c. Metode diskusi terbimbing dapat memotivasi belajar siswa dengan baik serta meningkatkan keaktifan, kreatifitas dan minat belajar siswa. d. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi diskusi terbimbing, hasil belajar siswa setiap siklusnya mengalami peningkatan yang signifikan. Secara berturut-turut berdasarkan Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II , hasil belajar Matematika kelas V SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan dengan rata-rata prestasi kelas sebesar 55,17 pada Pra Siklus, siklus I sebesar 62,33 dan 72,33 pada siklus II. e. Implementasi metode diskusi terbimbing dan menggunakan alat peraga benda nyata dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas V di SDN 2 Sidowaluyo Kecamatan Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015. Itu terbukti dari peningkatan prosentase yang dicapai siswa, dari 30,00% siswa yang tuntas menjadi 90,00%. B. Saran Dan Tindak Lanjut Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka penulis memberi beberapa saran yang perlu disampaikan oleh seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran sebagai berikut : 1. Bagi Sekolah : 26
  • 27. a. Membuat kebijakan serta dukungan dalam pengembangan proses belajar mengajar di sekolah. b. Menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar yang aktif disekolah. 2. Bagi Siswa : a. Meningkatkan keaktifan pada proses pembelajaran b. Meningkatkan pemahaman pada pelajaran bagi siswa sendiri. 3. Bagi Guru : a. Dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran. b. Hendaknya menerapkan metode yang tepat dalam pembelajaran Matematika khusunya materi konsep perbandingan. c. Melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dan menggunakan metode diskusi terbimbing yang maksimal yang sesuai dengan materi pembelajaran agar siswa lebih aktif dan kreatif. Sehubungan dengan kesimpulan diatas maka penulis menyarankan untuk dapat memanfaatkan dan mengembangan Penelitian Perbaikan pembelajaran sehingga guru-guru yang memiliki masalah dalam pembelajaran dapat menemukan solusi yang tepat. Demikian laporan ini dibuat sebagai tindak lanjut dari kegiatan Penelitian Perbaikan pembelajaran pada pelajaran Matematika. Besar harapan penulis dengan adanya laporan ini dapat menambah wawasan khususnya bagi penulis dan umumnya bagi kita semua. DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, S. dkk. (2008). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas. 27
  • 28. Aisyah, N. (2007). Pengembangan pembelajaran SD. Jakarta: Ditjen Dikti. Depdiknas. Anitah, W. Sri dkk. (2008). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Asra, dkk. (2007). Komputer dan Media Pembelajaran SD. Jakarta: Ditjen Dikti. Depdiknas. Aunurrahman. (2009). Penelitian pendidikan. Jakarta: Ditjen Dikti. Depdiknas. Budiningsih, C. Asri. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Departemen pendidikan dan kebudayaan. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Dimyati dan Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hairudin, dkk. (2007). Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Dikti Departemen Pendidikan Nasional. Hasibuan. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Kurnia, Ingridwati. (2007). Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Ditjen Dikti. Depdiknas. Moedjiono. (2004). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Roestiyah, (2001). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ruminiati. (2007). Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. Jakarta: Ditjen Dikti Depdiknas. Sutrisno, Leo, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Departemen pendidikan nasional. Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. TIM FKIP-UT. (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional(PKP)-PGSD. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka Wahab. (1986). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta. Wahab, A. A. (2007). Metode dan Model-Model Mengajar. Bandung: Alfabeta. 28
  • 29. Zain, A. (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 29