SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Teknik Penyusunan
ARGUMENTASI HUKUM &
LEGAL OPINION
 ARGUMENTASI adalah suatu proses akal yg digunakan sebagai
landasan untuk menyampaikan suatu keteguhan.
 ARGUMENTASI HUKUM (AH) merupakan suatu ketrampilan
ilmiah (ars) yg bermanfaat u/ dijadikan pijakan oleh para ahli
hukum dalam mendapatkan dan memberikan solusi hukum.
 Argumentasi Hukum dapat digunakan untuk membentuk
peraturan yang rasional dan accseptable, sehingga sanksinya
dapat menimbulkan efek jera bagi masyarakat yang tidak taat
hukum.
 Peraturan hukum yang dibentuk dengan ketentuan yang rasional
dan memenuhi rasa keadilan dapat menumbuhkan kesadaran
hukum dan kepercayaan masyarakat.
 Pada komunitas praktisi hukum, penguasaan dan
implementasi yang baik terhadap argumentasi hukum dalam
setiap aktivitas profesinya dapat menjadi parameter: mana
praktisi hukum yang berdebat yuridis dan mana praktisi hukum
yang berdebat kusir.
 Berbagai macam ilmu yang digunakan sebagai pengantar
untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap
Argumentasi Hukum (AH), diantaranya: ilmu Logika Dasar,
ilmu Mantiq dan Logika Praktis, yang kesemuanya memberikan
pemahaman awal untuk pengembangan Argumentasi Hukum;
 Pengunaan istilah yang berbeda hanya merupakan faktor
bahasa, sehingga AH lazim juga org menyebut dengan Legal
Reasoning.
 Argumentasi Hukum (Legal Reasoning) ini pada
dasarnya adalah to give a reason dalam pelaksanan
tugas profesi advokat, dalam bidang:

 a. Preventif (Non Litigation Area )
 misal: Legal Consultation, Legal Negotiation
 termasuk membuat Legal opinion),dan
 b. Repressif (Litigation Area ) penanganan perkara :
 Gugatan, permohonan, Pledoi, replik, Putusan dsb.
 Teori argumentasi berkembang sejak
Aristotales yang dimulai dgn studi sistematis
tentang logika yang intinya logical scuence
yang konsisten dalam premis sampai
kesimpulan.
 Aristotles mengembangkan logika kearah
Dialektika sbg ajaran berdebat dan berlanjut
pada kemampuan Retorika (kemampuan
meyakinkan)
Argumentasi Deduksi (logika tradisional), yaitu
penerapan suatu aturan hukum pada suatu kasus.
 - Norma : Pencuri harus dihukum (Psl 362 KUHP)
 (Premis Mayor)
 - Fakta : Johan adalah Pencuri. (Premis Minor)
 - Kesimpulan: maka Johan harus dihukum (Konklusi)
 JenisArgumentasi ini populer dalam Civil law system
(argumentation based on rules), sedangkan dalam
Common Law System, argumentasi beranjak dari
kasus tertentu (principal based reasoning)
 Argumentasi Hukum dgn logika Induksi,
 (terutama untuk penanganan perkara dipengadilan /
litigasi).
 Langkah-langkah logika/penalaran Induksi dalam
Hukum:
 a. Merumuskan fakta: merangkum semua fakta
 (peristiwa, perbuatan atau keadaan/fakta yuridis in
 concreto).
 b. Mencari hubungan kausalitas (sebab akibat):
 (kausalitas selalu tergantung pada jenis hukumnya
 : Pidana, Perdata, Adminstrasi Negara,Tata Usaha
 Negara dll).
 kausalitas dlm Hukum Pidana:
 Hubungan Causal Delik Formil tidak jelas, tetapi
hubungan causalitas sangat erat hubungan dan
manfaatnya dengan DELIK MATERIIL (Psl 338, Psl 351 )
 contoh: perbuatan (sebab) kematian (akibat)
 Apakah suatu perbuatan tertentu menimbulkan matinya
seseorang, dapat dijelaskan dgn “teori hubungan kausal”
dalam hukum Pidana, (teori conditio cinequo non,
adequat, teori yg mengeneralisir, teori objektif, teori
relevansi)
 Menurut sistem hukum di Indonesia menggunakan :
akibat langsung dan adequat (dapat diduga menimbulkan
akibat).
 Kausalitas dalam Hukum Perdata:
 Contoh: PMH (sebab)--kerugian (akibat)
 Dalam hukum Perdata dikenal teori hubungan kausal:
Conditio cinequa non, causa proxima, teori adequat
(dapat diduga menimbulkan akibat).
 Kausalitas dalam Hkm Administrasi Negara
(sengketaTUN)
 contoh: KeputusanTUN (sebab) kerugian (akibat)
 Teori yang digunakan dlm hkm adminstrasi negara
adalah hubungan langsung.
 c. Probabilitas
 - merupakan konsep sentral dalam penalaran
induktif;
 - Probabilitas dlm hukum tergantung standar
pembuktian (alat bukti& beban pembuktian)
  Perdata: dalil & bukti,
 Pidana: Keyakinan Hakim & bukti.
 a. Lapisan Logika : struktur internal argumentasi
 Masuk wilayah logika tradisional, isue utama pada lapisan ini:
 apakah alur premis sampai kepada konklusi dari suatu argumenttasi
 itu logis ?
 (penyalahgunaan wewenang pengadaan barang pemerintah dengan
 kewajiban tender, ditafsirkan sebagai kesalahan prosedur)

 b. Lapisan Dialektika: perbandingan pro-kontra argumentasi.
 Proses dialektika dalam adu argumentasi menguji kekuatan nalar
 suatu argumentasi yang terletak pada logika.
 (contohGugatanTUN terhadap “pengumuman BI” yg oleh saksi ahli
 Penggugat dinyatakan sebagai KTUN futuristik  tidak logis)
 c. Lapisan Prosedur (Hukum Acara)
 - Hkm acara merupakan aturan main proses argumentasi litigasi
 dipengadilan (prosedur dialektika diatur hukum acara).
 contoh: beban pembuktian, tergantung ketentuan hukum acara
 hukum apa.
 - PENGUMPULAN FAKTA yuridis
 (perbuatan, peristiwa atau keadaan)
 Pengumpulan fakta didasarkan pada ketentuan
 tentang alat bukti.
 - KLASIFIKASI Permasalahan Hukum
 (berkaitan dengan hukum positif klasifikasi hukum
 publik atau privat).
 jika hukum publik: HTN, HAN & Hkm Inter Publik,
 jika hukum Privat: perdata, dagang dan lain lain->
 terkait kompetensi absolut pengadilan.
 IDENTIFIKASI ISU Hukum yang relevan.
 (question of fact & question of law)

 Pernyataan tentang fakta akan menyimpulkan fakta hukum
 (jika didukung alat-alat bukti). Identifikasi isu hukum
 berkaitan dgn konsep hukum yang menjadi dasar dan
 kemudian dipilah-pilah elemen-elemen pokok.
 Contoh: malpraktek dokter, apakah wanprestasi atau PMH ?
 - analisis atas KonsepWanprestasi:
 1. adakah hubungan kontraktual dokter pasien ?
 2. adakah cacat prestasi dalam tindakan dokter terhadap
 pasien?
 analisis isu PMH:
 1. apakah tindakan dokter suatu tindakan hukum ?
 2. apakah tindakan dokter suatu PMH ?
 Apa kriteria melanggar hukum?
 3. apa kerugian yang diderita pasien ?
 Apakah kerugian itu akibat lanngsung perbuatan
 dokter ?
 - masing-masing isu dibahas dgn mendasarkan pada
fakta (hubungan dokter-pasien) dikaitkan dgn hukum,
teori & asas hukum yang berlakuditarik simpulan
(opini) tiap isu. Berdasarkan opini ditarik simpulan
atas pokok masalah: ada atau tidaknya wanprestasi
dan/atau PMH.
 PENEMUAN HUKUM
 1. Pada civil law: based on rules, penelusuran peraturan
 perundang-undangan (UU No.10/2004 UU No. 12/2011) :
 perUUan: hukum tertulis, dibuat oleh lembaga/pejabat yg
 berwenang, isinya mengikat umum  statute approach;
 2. mengidentifikasi norma (norma=proposisi, yang merupakan
 rangkaian konsep karena itu harus difahami konsepnya;
 3. Conceptual approach.
 Contoh : Psl 1365 KUHPer : setiap PMH yg menimbulkan
 kerugian, mewajibkan yg menimbulkan kerugian itu
 membayar ganti rugi.
 Dalam norma Psl 1365 KUHPer ini konsep yg harus
dijelaskan adalah:
 a. Konsep perbuatan (harus dijelaskan  ingat :
 citizen law suit , akan menjelaskan perbuatan
 siapa & siapa yg bertanggung jawab);
 b. Konsep melangar hukum (melanggar hak orang
 lain, bertentangan dengan kewajiban,
 melanggar kepatutan, kesusilaan).
 c. Konsep kerugian (kerusakan yang diderita,
 keuntungan yg diharapkan, biaya keluar).
 Dengan contoh diatas tidak cukup hanya dengan
menerapkan norma hukum tertulis langsung pada
fakta hukum, norma sifatnya abstrak & konsep
merupakan konsep terbuka / kabur.
 Dengan kondisi ini dilakukalah RECHTSVINDING dgn
2 teknik :
 1) interpretasi;
 2) konstruksi hukum meliputi: analogi, penghalusan /
penyempitan hukum, & argumentum a contrario.
(fungsi rechtsvinding menemukan norma kongkrit
untuk diterapkan pd fakta)
 PENERAPAN HUKUM
 Setelah menemukan norma kongkrit
langkah berikutnya menerapkan pada fakta
hukum. (contoh: ada kejelasan konsep
perbuatan dalam konteks Psl 1365
KUHPerdata, dimana “gempa bumi” tidak
termasuk dalam pengertian perbuatan)
 Kasus Posisi (summary) hrs memuat:
 - rumusan singkat fakta hukum
 - daftar isu hukum
 - summery legal opinion
 Ketentuan Hukum (Rumusan Fakta)
 - fakta dirumuskan lengkap, tetp tdk panjang;
 - intinya yg dijadikan isu hukum
 Pertanyaan Hukum (isu hukum)
 - isu hkm dirumuskan lengkap & diberi nomor;
 - diikuti pertanyaan hukum
 Analisis isu hukum
 - setiap isu ditelusuri ketentuan hukum, yurisprodensi, doktrin
 yang diberikan dengan isue tsb
 -Tuliskan ketentuan hukum & yurisprodensi yang ditemukan.
 - Identifikasi problem hukum relevan dengan kasus yang
 dianalisis
 - Berikan pendapat & bagaimana ketentuan hukum itu
 diterapkan dalam kasus tsb.
 Kesimpulan (conclusion & opinion)
 - Rumuskan pendapat hukum yang berkenaan dengan fakta
 hukum tersebut.
 - catatan: semua kasus (yurisprodensi), ketentuan hukum yg
digunakan.

More Related Content

Similar to ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx

Presentasi kd 2
Presentasi kd 2Presentasi kd 2
Presentasi kd 2
ade_sobara
 
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptxKuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
BulanRizkaAngela1
 
Kritik ideologis
Kritik ideologisKritik ideologis
Kritik ideologis
Kau Hatiku
 
privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)
Agus Irfandi
 
2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx
2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx
2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx
pieterpattiasina2
 
Pengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikalPengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikal
Kau Hatiku
 

Similar to ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx (20)

ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptxISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
ISTILAH MENYANGKUT ILMU HUKUM.pptx
 
Presentasi kd 2
Presentasi kd 2Presentasi kd 2
Presentasi kd 2
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdfLogika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.pdf
 
Konstruksi Teori Hukum (Teori Hukum & Ilmu Hukum).pptx
Konstruksi Teori Hukum (Teori Hukum & Ilmu Hukum).pptxKonstruksi Teori Hukum (Teori Hukum & Ilmu Hukum).pptx
Konstruksi Teori Hukum (Teori Hukum & Ilmu Hukum).pptx
 
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdfPenemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.pdf
 
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptxKuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
Kuliah 3 HPI Dhoni Yusra.pptx
 
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docxLogika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
Logika Hukum Ratio Logis Putusan.docx
 
T 2 makalah pih
T 2 makalah pihT 2 makalah pih
T 2 makalah pih
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docxPenemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
Penemuan Hukum dengan Metode Konstruktif.docx
 
Teori hukum part ii
Teori hukum part iiTeori hukum part ii
Teori hukum part ii
 
Kritik ideologis
Kritik ideologisKritik ideologis
Kritik ideologis
 
Legal Opinion UYE.pptx
Legal Opinion UYE.pptxLegal Opinion UYE.pptx
Legal Opinion UYE.pptx
 
Hermeneutika hukum
Hermeneutika hukumHermeneutika hukum
Hermeneutika hukum
 
privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)privatLegal memorandum ataopinion(1)
privatLegal memorandum ataopinion(1)
 
2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx
2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx
2. ARGUMENTASI HUKUM_Karakter Ilmu Hukum.pptx
 
Pengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikalPengembanan hukum teoretikal
Pengembanan hukum teoretikal
 
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptxV- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
V- Kedudukan filsafat ilmu.pptx
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
 
Nur Sania Dasopang
Nur Sania DasopangNur Sania Dasopang
Nur Sania Dasopang
 

Recently uploaded

MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
randikaakbar11
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
iwidyastama85
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
AvivThea
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Khiyaroh1
 

Recently uploaded (20)

Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar MengajarVariasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
Variasi dan Gaya Mengajar, Mata Kuliah Strategi Belajar Mengajar
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA (PPKN) KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
Materi: Mengapa tidak memanfaatkan Media ?
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerakAksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
Aksi Nyata Modul 1.3 Visi Guru penggerak
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptxMateri Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran  IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
Materi Bid PPM Bappeda Sos Pemutakhiran IDM 2024 di kec Plumbon.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwuPenjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
Penjelasan Asmaul Khomsah bahasa arab nahwu
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 2.pdf
 
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
#05 SOSIALISASI JUKNIS BOK 2024 Canva_124438.pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

ARGUMENTASI_HUKUM_and_LEGAL_OPINION.pptx

  • 2.  ARGUMENTASI adalah suatu proses akal yg digunakan sebagai landasan untuk menyampaikan suatu keteguhan.  ARGUMENTASI HUKUM (AH) merupakan suatu ketrampilan ilmiah (ars) yg bermanfaat u/ dijadikan pijakan oleh para ahli hukum dalam mendapatkan dan memberikan solusi hukum.  Argumentasi Hukum dapat digunakan untuk membentuk peraturan yang rasional dan accseptable, sehingga sanksinya dapat menimbulkan efek jera bagi masyarakat yang tidak taat hukum.  Peraturan hukum yang dibentuk dengan ketentuan yang rasional dan memenuhi rasa keadilan dapat menumbuhkan kesadaran hukum dan kepercayaan masyarakat.
  • 3.  Pada komunitas praktisi hukum, penguasaan dan implementasi yang baik terhadap argumentasi hukum dalam setiap aktivitas profesinya dapat menjadi parameter: mana praktisi hukum yang berdebat yuridis dan mana praktisi hukum yang berdebat kusir.  Berbagai macam ilmu yang digunakan sebagai pengantar untuk mendapatkan pemahaman yang baik terhadap Argumentasi Hukum (AH), diantaranya: ilmu Logika Dasar, ilmu Mantiq dan Logika Praktis, yang kesemuanya memberikan pemahaman awal untuk pengembangan Argumentasi Hukum;  Pengunaan istilah yang berbeda hanya merupakan faktor bahasa, sehingga AH lazim juga org menyebut dengan Legal Reasoning.
  • 4.  Argumentasi Hukum (Legal Reasoning) ini pada dasarnya adalah to give a reason dalam pelaksanan tugas profesi advokat, dalam bidang:   a. Preventif (Non Litigation Area )  misal: Legal Consultation, Legal Negotiation  termasuk membuat Legal opinion),dan  b. Repressif (Litigation Area ) penanganan perkara :  Gugatan, permohonan, Pledoi, replik, Putusan dsb.
  • 5.  Teori argumentasi berkembang sejak Aristotales yang dimulai dgn studi sistematis tentang logika yang intinya logical scuence yang konsisten dalam premis sampai kesimpulan.  Aristotles mengembangkan logika kearah Dialektika sbg ajaran berdebat dan berlanjut pada kemampuan Retorika (kemampuan meyakinkan)
  • 6. Argumentasi Deduksi (logika tradisional), yaitu penerapan suatu aturan hukum pada suatu kasus.  - Norma : Pencuri harus dihukum (Psl 362 KUHP)  (Premis Mayor)  - Fakta : Johan adalah Pencuri. (Premis Minor)  - Kesimpulan: maka Johan harus dihukum (Konklusi)  JenisArgumentasi ini populer dalam Civil law system (argumentation based on rules), sedangkan dalam Common Law System, argumentasi beranjak dari kasus tertentu (principal based reasoning)
  • 7.  Argumentasi Hukum dgn logika Induksi,  (terutama untuk penanganan perkara dipengadilan / litigasi).  Langkah-langkah logika/penalaran Induksi dalam Hukum:  a. Merumuskan fakta: merangkum semua fakta  (peristiwa, perbuatan atau keadaan/fakta yuridis in  concreto).  b. Mencari hubungan kausalitas (sebab akibat):  (kausalitas selalu tergantung pada jenis hukumnya  : Pidana, Perdata, Adminstrasi Negara,Tata Usaha  Negara dll).
  • 8.  kausalitas dlm Hukum Pidana:  Hubungan Causal Delik Formil tidak jelas, tetapi hubungan causalitas sangat erat hubungan dan manfaatnya dengan DELIK MATERIIL (Psl 338, Psl 351 )  contoh: perbuatan (sebab) kematian (akibat)  Apakah suatu perbuatan tertentu menimbulkan matinya seseorang, dapat dijelaskan dgn “teori hubungan kausal” dalam hukum Pidana, (teori conditio cinequo non, adequat, teori yg mengeneralisir, teori objektif, teori relevansi)  Menurut sistem hukum di Indonesia menggunakan : akibat langsung dan adequat (dapat diduga menimbulkan akibat).
  • 9.  Kausalitas dalam Hukum Perdata:  Contoh: PMH (sebab)--kerugian (akibat)  Dalam hukum Perdata dikenal teori hubungan kausal: Conditio cinequa non, causa proxima, teori adequat (dapat diduga menimbulkan akibat).  Kausalitas dalam Hkm Administrasi Negara (sengketaTUN)  contoh: KeputusanTUN (sebab) kerugian (akibat)  Teori yang digunakan dlm hkm adminstrasi negara adalah hubungan langsung.
  • 10.  c. Probabilitas  - merupakan konsep sentral dalam penalaran induktif;  - Probabilitas dlm hukum tergantung standar pembuktian (alat bukti& beban pembuktian)   Perdata: dalil & bukti,  Pidana: Keyakinan Hakim & bukti.
  • 11.  a. Lapisan Logika : struktur internal argumentasi  Masuk wilayah logika tradisional, isue utama pada lapisan ini:  apakah alur premis sampai kepada konklusi dari suatu argumenttasi  itu logis ?  (penyalahgunaan wewenang pengadaan barang pemerintah dengan  kewajiban tender, ditafsirkan sebagai kesalahan prosedur)   b. Lapisan Dialektika: perbandingan pro-kontra argumentasi.  Proses dialektika dalam adu argumentasi menguji kekuatan nalar  suatu argumentasi yang terletak pada logika.  (contohGugatanTUN terhadap “pengumuman BI” yg oleh saksi ahli  Penggugat dinyatakan sebagai KTUN futuristik  tidak logis)  c. Lapisan Prosedur (Hukum Acara)  - Hkm acara merupakan aturan main proses argumentasi litigasi  dipengadilan (prosedur dialektika diatur hukum acara).  contoh: beban pembuktian, tergantung ketentuan hukum acara  hukum apa.
  • 12.  - PENGUMPULAN FAKTA yuridis  (perbuatan, peristiwa atau keadaan)  Pengumpulan fakta didasarkan pada ketentuan  tentang alat bukti.  - KLASIFIKASI Permasalahan Hukum  (berkaitan dengan hukum positif klasifikasi hukum  publik atau privat).  jika hukum publik: HTN, HAN & Hkm Inter Publik,  jika hukum Privat: perdata, dagang dan lain lain->  terkait kompetensi absolut pengadilan.
  • 13.  IDENTIFIKASI ISU Hukum yang relevan.  (question of fact & question of law)   Pernyataan tentang fakta akan menyimpulkan fakta hukum  (jika didukung alat-alat bukti). Identifikasi isu hukum  berkaitan dgn konsep hukum yang menjadi dasar dan  kemudian dipilah-pilah elemen-elemen pokok.  Contoh: malpraktek dokter, apakah wanprestasi atau PMH ?  - analisis atas KonsepWanprestasi:  1. adakah hubungan kontraktual dokter pasien ?  2. adakah cacat prestasi dalam tindakan dokter terhadap  pasien?
  • 14.  analisis isu PMH:  1. apakah tindakan dokter suatu tindakan hukum ?  2. apakah tindakan dokter suatu PMH ?  Apa kriteria melanggar hukum?  3. apa kerugian yang diderita pasien ?  Apakah kerugian itu akibat lanngsung perbuatan  dokter ?  - masing-masing isu dibahas dgn mendasarkan pada fakta (hubungan dokter-pasien) dikaitkan dgn hukum, teori & asas hukum yang berlakuditarik simpulan (opini) tiap isu. Berdasarkan opini ditarik simpulan atas pokok masalah: ada atau tidaknya wanprestasi dan/atau PMH.
  • 15.  PENEMUAN HUKUM  1. Pada civil law: based on rules, penelusuran peraturan  perundang-undangan (UU No.10/2004 UU No. 12/2011) :  perUUan: hukum tertulis, dibuat oleh lembaga/pejabat yg  berwenang, isinya mengikat umum  statute approach;  2. mengidentifikasi norma (norma=proposisi, yang merupakan  rangkaian konsep karena itu harus difahami konsepnya;  3. Conceptual approach.  Contoh : Psl 1365 KUHPer : setiap PMH yg menimbulkan  kerugian, mewajibkan yg menimbulkan kerugian itu  membayar ganti rugi.
  • 16.  Dalam norma Psl 1365 KUHPer ini konsep yg harus dijelaskan adalah:  a. Konsep perbuatan (harus dijelaskan  ingat :  citizen law suit , akan menjelaskan perbuatan  siapa & siapa yg bertanggung jawab);  b. Konsep melangar hukum (melanggar hak orang  lain, bertentangan dengan kewajiban,  melanggar kepatutan, kesusilaan).  c. Konsep kerugian (kerusakan yang diderita,  keuntungan yg diharapkan, biaya keluar).
  • 17.  Dengan contoh diatas tidak cukup hanya dengan menerapkan norma hukum tertulis langsung pada fakta hukum, norma sifatnya abstrak & konsep merupakan konsep terbuka / kabur.  Dengan kondisi ini dilakukalah RECHTSVINDING dgn 2 teknik :  1) interpretasi;  2) konstruksi hukum meliputi: analogi, penghalusan / penyempitan hukum, & argumentum a contrario. (fungsi rechtsvinding menemukan norma kongkrit untuk diterapkan pd fakta)
  • 18.  PENERAPAN HUKUM  Setelah menemukan norma kongkrit langkah berikutnya menerapkan pada fakta hukum. (contoh: ada kejelasan konsep perbuatan dalam konteks Psl 1365 KUHPerdata, dimana “gempa bumi” tidak termasuk dalam pengertian perbuatan)
  • 19.  Kasus Posisi (summary) hrs memuat:  - rumusan singkat fakta hukum  - daftar isu hukum  - summery legal opinion  Ketentuan Hukum (Rumusan Fakta)  - fakta dirumuskan lengkap, tetp tdk panjang;  - intinya yg dijadikan isu hukum  Pertanyaan Hukum (isu hukum)  - isu hkm dirumuskan lengkap & diberi nomor;  - diikuti pertanyaan hukum
  • 20.  Analisis isu hukum  - setiap isu ditelusuri ketentuan hukum, yurisprodensi, doktrin  yang diberikan dengan isue tsb  -Tuliskan ketentuan hukum & yurisprodensi yang ditemukan.  - Identifikasi problem hukum relevan dengan kasus yang  dianalisis  - Berikan pendapat & bagaimana ketentuan hukum itu  diterapkan dalam kasus tsb.  Kesimpulan (conclusion & opinion)  - Rumuskan pendapat hukum yang berkenaan dengan fakta  hukum tersebut.  - catatan: semua kasus (yurisprodensi), ketentuan hukum yg digunakan.