Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu yang disebabkan oleh infeksi. Gejalanya bervariasi mulai dari demam, nyeri perut, mual hingga muntah tergantung stadiumnya. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Pengobatannya meliputi perawatan konservatif untuk kasus ringan hingga operasi pengangkatan usus buntu (apendektomi) untuk kasus parah.
Dokumen tersebut membahas tentang appendisitis yang merupakan peradangan pada usus buntu yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau penyumbatan lumen. Gejala umumnya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik dan operasi untuk mengangkat usus buntu (apendektomi).
Bab 2 memberikan tinjauan umum tentang apendisitis. Ia menjelaskan anatomi dan fisiologi apendiks, definisi apendisitis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan diagnosis banding apendisitis. Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu yang disebabkan infeksi bakteria, dengan gejala utama nyeri di perut kanan bawah. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu yang disebabkan oleh infeksi. Gejalanya bervariasi mulai dari demam, nyeri perut, mual hingga muntah tergantung stadiumnya. Diagnosa didasarkan pada riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Pengobatannya meliputi perawatan konservatif untuk kasus ringan hingga operasi pengangkatan usus buntu (apendektomi) untuk kasus parah.
Dokumen tersebut membahas tentang appendisitis yang merupakan peradangan pada usus buntu yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri atau penyumbatan lumen. Gejala umumnya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik dan operasi untuk mengangkat usus buntu (apendektomi).
Bab 2 memberikan tinjauan umum tentang apendisitis. Ia menjelaskan anatomi dan fisiologi apendiks, definisi apendisitis, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, diagnosis, dan diagnosis banding apendisitis. Apendisitis adalah peradangan pada usus buntu yang disebabkan infeksi bakteria, dengan gejala utama nyeri di perut kanan bawah. Diagnosis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Seorang pria berusia 22 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah selama 3 hari. Pemeriksaan menemukan nyeri dan bengkak di perut kanan bawah yang mendukung diagnosis apendisitis infiltrat. Pasien dirawat dengan antibiotik dan analgesik untuk apendisitis infiltrat.
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks yang disebabkan oleh hambatan aliran lendir di dalamnya, yang dapat menyebabkan infeksi bakteri. Apendiks berada di ujung sekum dengan vaskularisasi dari arteri apendikularis. Gejala apendisitis tergantung lokasi apendiks dan umumnya berupa nyeri di perut bagian bawah kanan. Diagnosis didukung dengan pemerikahan darah dan gambaran klinis, sementara CT scan
Perempuan 15 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Didiagnosis appendisitis akut berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan. Dilakukan open appendiktomi dan diberi perawatan pasca operasi.
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitisArif Al-Amin
Apendiks merupakan organ kecil yang terletak di kuadran kanan bawah perut. Apendisitis terjadi ketika lumen apendiks tersumbat yang menyebabkan peradangan dan infeksi. Gejalanya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan nyeri tekan di titik McBurney. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Diagnosa pasti didapatkan dengan pemeriksaan radiologi sepert
1. Apendiksitis adalah peradangan pada apendiks yang umumnya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh fekalit, hiperplasia folikel limfoid, tumor, atau neoplasma.
2. Gejala klinis utama adalah nyeri di perut kanan bawah, mual, dan muntah. Komplikasinya dapat berupa perforasi, peritonitis, atau abses.
3. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, rehidrasi
Dokumen tersebut membahas tentang kasus appendisitis akut pada seorang perempuan berusia 17 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium, didiagnosis bahwa pasien mengalami appendisitis akut dan direncanakan untuk dilakukan appendektomi.
Dokumen tersebut membahas tentang apendisitis, yaitu peradangan pada usus buntu. Terdapat beberapa poin penting yang dijelaskan, antara lain: definisi apendisitis dan etiologinya, yang utamanya disebabkan oleh penyumbatan lumen usus buntu; manifestasi klinis berupa nyeri perut dan demam; komplikasinya dapat berupa perforasi atau peritonitis; dan penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, dilanjutkan den
Dokumen tersebut membahas tentang akalasia esofagus, gangguan motilitas primer esofagus yang disebabkan kegagalan sfingter esofagus bawah untuk berelaksasi. Hal ini menyebabkan obstruksi dan dilatasi esofagus. Dokumen tersebut juga membahas epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan radiologi, penatalaksanaan seperti diet, obat, dilatasi, bedah, serta prognosis akalasia.
Atresi esofagus adalah kelainan bawaan dimana terjadi gangguan kontinuitas pada esofagus. Kelainan ini disebabkan oleh perkembangan sel entodermal yang tidak lengkap sehingga menyebabkan atresi. Terdapat beberapa klasifikasi atresi esofagus berdasarkan lokasi fistula trakeoesofagus. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan USG prenatal yang menunjukkan polihidramnion. Penanganannya melalui tindakan bedah untuk menyambungkan
Appendisitis adalah peradangan pada apendiks yang merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen paling sering. Gejala umumnya adalah nyeri di bagian kanan bawah perut disertai demam. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan nyeri tekan dan rigitas di area tersebut. Diagnosis dapat didukung dengan pemeriksaan labotorium seperti leukositosis dan pemeriksaan gambar seperti USG dan CT Scan. Pengobatan utamanya adalah apendik
Seorang pria berusia 22 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah selama 3 hari. Pemeriksaan menemukan nyeri dan bengkak di perut kanan bawah yang mendukung diagnosis apendisitis infiltrat. Pasien dirawat dengan antibiotik dan analgesik untuk apendisitis infiltrat.
Apendisitis adalah peradangan pada apendiks yang disebabkan oleh hambatan aliran lendir di dalamnya, yang dapat menyebabkan infeksi bakteri. Apendiks berada di ujung sekum dengan vaskularisasi dari arteri apendikularis. Gejala apendisitis tergantung lokasi apendiks dan umumnya berupa nyeri di perut bagian bawah kanan. Diagnosis didukung dengan pemerikahan darah dan gambaran klinis, sementara CT scan
Perempuan 15 tahun datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah. Didiagnosis appendisitis akut berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan. Dilakukan open appendiktomi dan diberi perawatan pasca operasi.
Dokumen tersebut membahas kasus peritonitis difus akibat appendisitis perforasi pada pasien laki-laki berusia 14 tahun. Pasien mengeluh nyeri perut selama seminggu dan demam. Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda peritonitis. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik mendukung diagnosis appendisitis perforasi. Pasien dioperasi dan didiagnosis dengan peritonitis difus akibat appendisitis perforasi.
Asuhan keperawatan pasien dengan appendiksitisArif Al-Amin
Apendiks merupakan organ kecil yang terletak di kuadran kanan bawah perut. Apendisitis terjadi ketika lumen apendiks tersumbat yang menyebabkan peradangan dan infeksi. Gejalanya berupa nyeri di kuadran kanan bawah perut. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan nyeri tekan di titik McBurney. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan leukosit. Diagnosa pasti didapatkan dengan pemeriksaan radiologi sepert
1. Apendiksitis adalah peradangan pada apendiks yang umumnya disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh fekalit, hiperplasia folikel limfoid, tumor, atau neoplasma.
2. Gejala klinis utama adalah nyeri di perut kanan bawah, mual, dan muntah. Komplikasinya dapat berupa perforasi, peritonitis, atau abses.
3. Penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, rehidrasi
Dokumen tersebut membahas tentang kasus appendisitis akut pada seorang perempuan berusia 17 tahun. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium, didiagnosis bahwa pasien mengalami appendisitis akut dan direncanakan untuk dilakukan appendektomi.
Dokumen tersebut membahas tentang apendisitis, yaitu peradangan pada usus buntu. Terdapat beberapa poin penting yang dijelaskan, antara lain: definisi apendisitis dan etiologinya, yang utamanya disebabkan oleh penyumbatan lumen usus buntu; manifestasi klinis berupa nyeri perut dan demam; komplikasinya dapat berupa perforasi atau peritonitis; dan penatalaksanaannya meliputi pemberian antibiotik, dilanjutkan den
Dokumen tersebut membahas tentang akalasia esofagus, gangguan motilitas primer esofagus yang disebabkan kegagalan sfingter esofagus bawah untuk berelaksasi. Hal ini menyebabkan obstruksi dan dilatasi esofagus. Dokumen tersebut juga membahas epidemiologi, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan radiologi, penatalaksanaan seperti diet, obat, dilatasi, bedah, serta prognosis akalasia.
Atresi esofagus adalah kelainan bawaan dimana terjadi gangguan kontinuitas pada esofagus. Kelainan ini disebabkan oleh perkembangan sel entodermal yang tidak lengkap sehingga menyebabkan atresi. Terdapat beberapa klasifikasi atresi esofagus berdasarkan lokasi fistula trakeoesofagus. Diagnosa didasarkan pada pemeriksaan USG prenatal yang menunjukkan polihidramnion. Penanganannya melalui tindakan bedah untuk menyambungkan
Appendisitis adalah peradangan pada apendiks yang merupakan kegawatdaruratan bedah abdomen paling sering. Gejala umumnya adalah nyeri di bagian kanan bawah perut disertai demam. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan nyeri tekan dan rigitas di area tersebut. Diagnosis dapat didukung dengan pemeriksaan labotorium seperti leukositosis dan pemeriksaan gambar seperti USG dan CT Scan. Pengobatan utamanya adalah apendik
Peran dan fungsi perawat meliputi memberikan perawatan kesehatan secara langsung sebagai care provider, mewakili pasien sebagai advocate, mendidik pasien dan masyarakat sebagai educator, membantu pasien dalam menghadapi masalah sebagai counselor, mengelola kasus pasien sebagai case manager, memberikan konsultasi kepada tenaga kesehatan lain sebagai consultant, melakukan penelitian untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sebagai researcher, dan beker
This document provides instructions for performing passive range of motion exercises on different joints of the body. It lists 18 steps, including preparing the patient and environment, supporting the limb being exercised, moving each joint smoothly through its full range of motion multiple times, addressing any contractures, and documenting the activity. The goal is to move each joint through its full range without causing pain.
The document discusses the importance of early mobility for MICU patients through range of motion exercises to prevent immobility-related issues like muscular atrophy and joint contracture. It provides details on different types of range of motion including active, passive, and active-assisted exercises and examples of incorporating range of motion into activities of daily living. Guidelines are given for properly performing range of motion exercises on each major joint in the body.
Dokumen tersebut membahas tentang Range of Motion (ROM) yang merupakan latihan gerakan sendi untuk meningkatkan fleksibilitas dan kekuatan otot serta mencegah kontraktur dan kekakuan pada sendi. Terdapat dua jenis ROM yaitu aktif dimana pasien melakukan sendiri dan pasif dimana perawat yang membimbing. ROM dapat dilakukan pada seluruh tubuh atau hanya pada ekstremitas tertentu, dengan komponen fleksi, e
This document summarizes appendicitis, including the anatomy of the appendix, aetiology, clinical presentation, diagnosis, and treatment. Key points include:
- The appendix is a tubular structure located in the lower right abdomen that can become inflamed (appendicitis).
- Appendicitis is caused by obstruction of the appendix lumen, often by a fecolith. Common symptoms include abdominal pain that starts around the navel and moves lower.
- Diagnosis is usually clinical but can be supported by blood tests showing leukocytosis and imaging like CT scans. Treatment involves intravenous fluids, antibiotics, and an appendectomy to remove the appendix.
Acute appendicitis is caused by obstruction of the appendix lumen, which increases intraluminal pressure and leads to vascular compromise and tissue necrosis. Initial symptoms are vague abdominal pain that localizes to the right lower quadrant as inflammation spreads. A physical exam may reveal tenderness at McBurney's point. Imaging studies like CT scans can help diagnose appendicitis, especially in atypical cases. Treatment is an appendectomy along with preoperative antibiotics to prevent infection.
The document provides information about appendicitis, including its definition, pathophysiology, clinical features, diagnosis, differential diagnosis, and treatment. It states that appendicitis is caused by obstruction of the appendix lumen, most commonly by a faecalith. It describes the progression from obstruction to infection and perforation. It outlines the typical symptoms of abdominal pain that migrates to the right lower quadrant, anorexia, vomiting, and low-grade fever. It provides details on various clinical examination signs used in diagnosis like rebound tenderness and McBurney's point tenderness.
(1) Gangguan usus inflamasi akut seperti divertikulitis dan appendisitis disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur pada saluran pencernaan. (2) Divertikulitis terjadi ketika makanan atau bakteri tersumbat di divertikulum (kantung) pada usus besar dan menyebabkan infeksi dan peradangan. (3) Gejala klinis divertikulitis meliputi nyeri perut, demam, dan diare atau konstipasi, sementara komplik
1. Apendiks adalah organ tabung pendek yang berpangkal pada sekum dan berperan dalam sistem imun. Apendisitis akut disebabkan oleh radang bakteria yang ditimbulkan oleh obstruksi dan infeksi.
2. Gejala klinis apendisitis akut antara lain nyeri perut yang berpindah ke kanan bawah dan tanda-tanda peradangan pada daerah tersebut. Pemeriksaan laboratorium dan radiologi dapat membantu diagnosis.
3. Pengob
Invaginasi atau intususepsi adalah kondisi dimana bagian usus masuk ke bagian lainnya yang dapat menyebabkan obstruksi. Gejala klinis utama adalah nyeri perut, massa di abdomen, dan feses berdarah. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, foto abdomen, USG, dan CT Scan. Pengobatan meliputi reduksi non-operatif maupun operatif dengan insisi, diseksi, dan menutup luka. Komplikasi berupa dehidrasi,
Invaginasi adalah kondisi dimana sebagian usus masuk ke dalam bagian lainnya yang dapat menyebabkan obstruksi atau strangulasi. Gejalanya meliputi nyeri perut berulang, muntah, dan feses berdarah. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik, laboratorium, dan radiologi. Pengobatan utamanya adalah reduksi secara medis atau operasi.
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan apendisitis yang mencakup definisi, etiologi, manifestasi klinis, klasifikasi, patofisiologi, data penunjang diagnosis, penatalaksanaan, komplikasi, dan diagnosis serta intervensi keperawatan pada pasien apendisitis. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti sumbatan lumen dan dapat menimbulkan berbagai gejala seperti nyer
Kolon adalah bagian dari sistem pencernaan yang memiliki panjang sekitar 1,5 meter dan terdiri dari beberapa bagian yaitu kolon asenden, kolon transversum, kolon desdenden dan kolon sigmoid. Kolon berperan dalam menyimpan dan mengeluarkan sisa makanan, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit serta memelihara ekologi flora usus. Beberapa penyakit yang dapat menyerang kolon diantaranya obstruksi, volvulus, end
Dokumen tersebut membahas tentang bedah digestif dan urologi. Secara singkat, dibahas tentang penilaian pasien trauma abdomen, appendisitis akut, pankreatitis akut, dan illeus. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, laboratorium, dan pencitraan seperti USG dan CT scan. Tatalaksananya meliputi tindakan konservatif maupun bedah.
Appendisitis akut adalah peradangan pada usus buntu yang ditandai dengan nyeri di perut kanan bawah yang berpindah dari epigastrik dan diperparah dengan defens muskuler, demam, dan leukositosis. Diagnosa didasarkan pada gejala klinis dan skor seperti skor Alvarado atau MANTRELS. Pengobatan utama adalah laparotomi eksplorasi dan apendektomi.
Presentasi kasus appendisitis perforasi Dody.pptxrezaaulia27
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang kasus pasien dengan keluhan nyeri perut ditambah gejala lain seperti mual dan lemas. Berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium didiagnosis menderita appendisitis akut. Pasien mendapat tatalaksana berupa antibiotik, analgesik, cairan infus dan direkomendasikan operasi appendektomi.
Anak laki-laki berusia 5 bulan dibawa ke rumah sakit dengan keluhan perut kembung, muntah, dan bAB berwarna merah kehitaman. Pemeriksaan menemukan distensi abdomen dan massa seperti sosis. Diagnosisnya adalah intususepsi yang perlu ditangani secara darurat untuk mencegah komplikasi berbahaya.
Dokumen tersebut membahas tentang salpingitis dan adnexitis. Salpingitis adalah peradangan pada saluran tuba yang disebabkan infeksi bakteri, yang dapat menyebabkan infertilitas. Adnexitis adalah peradangan di daerah panggul wanita yang mencakup tuba falopi dan ovarium. Kedua kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis, dan gejalanya berupa nyeri perut b
2. DEFINISI
• Peradangan pada apendiks vermiformis
• Apendisitis akut adalah penyebab paling umum
untuk bedah abdomen darurat
3. EPIDEMIOLOGI
• Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur
namun <1 tahun jarang dilaporkan
• Insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30
tahun
• Insidens laki-laki dan perempuan sebanding,
utk kelompok usia 20-30 tahun lebih serin laki-
laki
4. ETIOLOGI
• Infeksi bakteri:
Bacteroides fragilis, bakteri anaerob, gram negatif
dan Escherichia coli, bakteri gram
negatif, facultative anaerob. Sedangkan bakteri
lainnya yaitu: Peptostreptococcus, Pseudomonas,
Klebsiela, dan Klostridium, Lactobacillus, dan
B.splanchnicus.
• Erosi mukosa apendiks
• Fekalit
• Benda asing yang tertelan
• Diet rendah serat
5. FAKTOR PREDISPOSISI
• Sumbatan lumen apendiks
• Asupan serat dalam makanan yang rendah
• Hiperplasia jaringan limfoid
• Tumor apendiks
• Cacing askaris
7. Klasifikasi Apendisitis Akut
Appendicitis Akut Sederhana (Cataral
Appendicitis)
• Proses peradangan baru terjadi di mukosa dan sub
mukosa disebabkan obstruksi. Sekresi mukosa
menumpuk dalam lumen appendiks dan terjadi
peningkatan tekanan dalam lumen yang
mengganggu aliran limfe, mukosa appendiks jadi
menebal, edema, dan kemerahan. Gejala diawali
dengan rasa nyeri di daerah umbilikus, mual,
muntah, anoreksia, malaise, dan demam ringan
8. Appendicitis Akut Purulenta (Supurative
Appendicitis)
• Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema
menyebabkan terbendungnya aliran vena pada dinding
appendiks dan menimbulkan trombosis. Keadaan ini
memperberat iskemia dan edema pada apendiks.
Mikroorganisme yang ada di usus besar berinvasi ke dalam
dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa sehingga
serosa menjadi suram karena dilapisi eksudat dan fibrin.
• Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri
tekan, nyeri lepas di titik Mc Burney, defans muskuler, dan
nyeri pada gerak aktif dan pasif. Nyeri dan defans muskuler
dapat terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-tanda
peritonitis umum.
9. Appendicitis Akut Gangrenosa
• Bila tekanan dalam lumen terus bertambah,
aliran darah arteri mulai terganggu sehingga
terjadi infrak dan ganggren. Selain didapatkan
tanda-tanda supuratif, appendiks mengalami
gangren pada bagian tertentu. Dinding
appendiks berwarna ungu, hijau keabuan atau
merah kehitaman. Pada appendicitis akut
gangrenosa terdapat mikroperforasi dan
kenaikan cairan peritoneal yang purulen.
13. Manifestasi Klinis
Gejala
• Nyeri samar-samar dan
tumpul di daerah epigastrium
di sekitar umbilikus
• Mual muntah
• Nafsu makan berkurang
• Dalam beberapa jam nyeri
akan berpindah ke titik
Mc.Burney
• Konstipasi
Tanda:
• Demam
• Kembung
• Mc. Burney sign
• Obturator sign
• Rovsing sign
• Psoas sign
15. • Dengan palpasi Mc Burney
sign :
▫ Nyeri tekan
▫ Nyeri lepas
▫ Defans muskular lokal,
defans muscular
menunjukkan adanya
rangsangan peritoneum
parietal
16. • Rovsing sign : perut
kiri bawah ditekan ,
akan terasa nyeri pd
perut kanan bawah
22. INTERPRETASI
• Skor 1-4: tidak dipertimbangkan mengalami
apendisitis akut
• Skor 5-6: dipertimbangkan kemungkinan dx
apendisitis akut tetapi tidak membutuhkan
operasi segera atau dinilai ulang
• Skor 7-8: dipertimbangkan dx apendisitis akut
• Skor 9-10: hampir definitif mengalami dx
apendisitis akut dan dibutukan tindakan bedah
24. PENATALAKSANAAN
• Open appendectomy:
▫ Gridiron insisi
▫ Rocky-Davis insisi
• Antibiotik
- Pada apendisitis gangrenosa/perforata
- Preoperatif, antibiotik broad spectrum intravena
diindikasikan untuk mengurangi infeksi pasca
bedah
25. • Post operatif, diteruskan selama 24 jam tanpa
komplikasi, diteruskan selama 5-7 hari kasus
apendisitis ruptur/dengan abses, diteruskan
sampai 7-10 hari kasus apendisitis ruptur
dengan peritonitis difus
• Pencegahan
- Diet tinggi serat
- Defekasi yang teratur
28. Prognosis
• Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi
prognosisinya baik.
• Setelah operasi masih dapat terinfeksi pada 30%
kasus apendiks perforasi/gangrenosa
• Serangan berulang dapat terjadi bila apendiks
tidak diangkat
30. • Appendicitis kronis merupakan lanjutan
appendicitis akut supuratif sebagai proses
radang yang persisten akibat infeksi
mikroorganisme dengan virulensi rendah,
khususnya obstruksi parsial terhadap lumen.
31. • Diagnosa appendicitis kronis baru dapat
ditegakkan jika ada riwayat serangan nyeri
berulang di perut kanan bawah lebih dari
dua minggu, radang kronik appendiks secara
makroskopik dan mikroskopik
32. • Secara histologis, dinding apendiks menebal,
sub mukosa dan muskularis propia mengalami
fibrosis.
• Terdapat infiltrasi sel radang limfosit dan
eosinofil pada sub mukosa, muskularis propia,
dan serosa. Pembulus serosa tampak berdilatasi.