Dokumen tersebut membahas tentang appendisitis akut. Appendisitis akut adalah peradangan pada usus buntu (appendiks) yang terletak di perut bagian kanan bawah yang memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi. Gejala umum appendisitis akut antara lain nyeri perut, mual, demam, dan leukositosis. Pemeriksaan fisik akan menunjukkan nyeri dan defens muskuler di daerah McBurney. Diagnosis
2. • Berbentuk tabung, panjang
kira-kira 10 cm dan
berpangkal di Caecum
• Lumen sempit bagian
proksimal dan melebar pada
distal.
• Pada bayi berbentuk
kerucut, lebar pada pangkal
dan menyempit ke arah
ujungnya.
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Anatomi
3. • Persarafan:
- parasimpatis: cabang N.Vagus yg mengikuti
a.Mesenterica superior dan a.Appendicularis.
- Simpatis: N.Toracalis X sehingga nyeri viseral
appendicitis bermula di sekitar umbilicus
• Pendarahan:
- a.Apendicularis jika tersumbat akan mengalami
gangren.
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Anatomi
4. • Apendiks menghasilkan
lendir 1-2 ml dan
dialirkan ke sekum.
• Lendir bersifat basa
mengandung amilase
dan musin
• Immunoglobulin yang
dihasilkan oleh GALT (
Gut Associated
Lymphoid Tissue )
adalah IgA
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Fisiologi
5. Posisi Apendiks
Macam – macam posisi apendiks:
• 1. Posisi retrocecal kira-kira 64%.
• 2. Posisi pelvic apendiks
tergantung menyilang linea
terminal masuk kepelvis minor,
tipe desenden 32 %.
• 3. Posisi paracolica apendiks
terletak horizontal di belakang
sekum 2%.
• 4. Posisi preileal apendiks
didepan ujung akir ileum 1%.
• 5. Posisi post ileal appendiks
dibelakang ujung akir ileum 0.5%.
6. • Apendisitis merupakan peradangan pada appendix
vermiformis
• Peradangan infeksi pada usus buntu ( apendiks ) yang
terletak diperut kuadran kanan bawah
• Peradangan akut apendiks memerlukan tindakan bedah
segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya
berbahaya.
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Definisi
7. Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur
namun < 1 tahun jarang dilaporkan ( 1% )
- Insiden tertinggi pada kelompok pada umur 20 –
30 tahun
- Insiden laki – laki dan perempuan sebanding,
kecuali pada umur 20 – 30 tahun, insiden laki – laki
lebih tinggi
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Epidemiologi
8. • Beberapa faktor pencetus:
1.Sumbatan lumen
2.Hiperplasia jaringan Limf
3.Fekalit
4.Tumor appendix
5.Cacing ascaris
6.Parasit seperti E.histolytica erosi mukosa
7.Makanan rendah serat
8.Konstipasi meningkatkan pertumbuhan kuman
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Etiologi
9. • Mulai dari mukosa 24-48 jam kemudian mencapai
seluruh dinding appendix
• Pertahanan tubuh Batasi proses radang menutup
appendix dengan omentum, usus halus sehiga terbentuk
massa periappendiculer
• Jika ada abses, dapat mengalami perforasi
• Jika tidak ada abses, appendicitis akan sembuh dan massa
periapendicular akan menguraikan diri secara lambat.
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Patologi
10. - Nyeri samar – samar dan tumpul di daerah epigastrium di sekitar
umbilicus
- Mual dan Muntah
- Nafsu makan berkurang
- Dalam beberapa jam, nyeri pindah ke titik Mc. Burney
- Konstipasi
- Demam
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Gambaran Klinis
11. Yang Dinilai Skor
Gejala Nyeri Beralih
Anoreksia
Mual / Muntah
1
1
1
Tanda Nyeri perut kanan bawah
Nyeri lepas
Kenaikan Temperatur
2
1
1
Laboratorium Leukositosis
Neutrofil Bergeser ke Kiri
2
1
Skor Total 10
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Alvarado Score
12. Menunjukkan tanda rangsangan peritoneum lokal di titik
McBurney:
• Nyeri tekan
• Nyeri lepas
• Defans musculer
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Pemeriksaan Fisik
13. Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Patofisiologi Nyeri
Distensi
Appendiks
Nyeri Bersifat
Dalam &
Tumpul,
Berlokasi Di
Dermatom
Distenti↑
Mual
Muntah
↑ Tekanan
Intraluminal
↑ Tekanan
Obstruksi
dinding
Appendix
↑ Inflamasi
Jaringan
Iskemik
Inflamasi
Dinding
Appendix
Dengan
Peritoneum
Parietale
Perangsanga
n Serabut
Saraf Somatic
Nyeri Local Di
Appendiks / Mc
Burney’s
Obstruksi
Perangsangan
Serabut Saraf
Visceral
14. Nyeri rangsangan peritoneum tidak langsung:
• Nyeri kanan bawah pada tekanan kiri (Rovsing’s sign)
• Nyeri kanan bawah bila tekanan di sebelah kiri dilepaskan
(Blumberg’s sign)
• Psoas sign: tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai
di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin
parah
• Obturator sign: nyeri jika fleksi dan endorotasi sendi
panggul
• Rectal Toucher : nyeri di arah jam 9 12
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Pemeriksaan Fisik
15. - Laboratorium
Leukositosis dan CRP Meningkat
- Urinalisa
- Penunjang Lainnya
• Foto Polos Abdomen
• Appendicogram
• USG
• CT – Scan
• Laparoskopi
• Histopatologi
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Pemeriksaan penunjang
16. Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Pemeriksaan penunjang
USG CT Scan
Sensitivitas 85% 90 % – 100 %
Spesifisitas 92% 95 % - 97%
Akurasi 90 % - 94% 94 % - 100%
Keuntungan Aman
Relatif tidak mahal
Dapat men-diagnosis
kelainan pada wanita
Baik untuk anak - anak
Lebih akurat
Dapat mengidentifikasi abses
dan flegmon lebih baik
Mengidentifikasi apendiks
normal lebih baik
Kerugian Tergantung operator
Sulit secara teknik
Nyeri
Mahal
Radiasi Ion
Kontras
17. Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Diagnosa Banding
Gastroenteritis
KET PID
Kista Ovarium
Urolitiasis pielum /
ureter
Divertikulitis
18. Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Komplikasi
Abses
Infiltrat
Gangren
Peritonitis
Peritonitis
19. Tatalakasana
Antibiotik
- Pada apendisitis gangrenosa atau perforata
- Preoperative, antibiotik broad spectrum intravena
diindikasikan untuk mengurangi infeksi pasca
pembedahan
- Post operatif, antibiotic diteruskan selama 24 jam pada
pasien tanpa komplikasi apendisitis
- Diteruskan sampai 5 – 7 hari post operatif untuk kasus
apendisitis ruptur atau dengan abses
- Diteruskan sampai hari 7 – 10 pada kasus apendisitis
ruptur dengan peritonitis difus
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
20. Tatalakasana
Diagnosa klinis jelas = Apendektomi
Penundaan + Antibiotik = Abses / Perforasi
Appendektomi ( Laparoskopi dan Open )
• Cito -> Akut, Abses dan Perforasi
• Elektif -> Kronik
Bedrest Posisi Fowler supaya pus tidak ke atas
Diet tinggi Serat
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
21. Tatalakasana
Open Appendektomi :
Insisi pada perut bawah kanan ( titik Mc Burney )
dengan panjang luka kurang lebih 5 cm
Laparoskopi Appendektomi
Insisi kecil di abdomen, dimasukkan laparoskopi
mempunyai lensa kecil, ditampilkan dimonitor dan
instrumen lainnya untuk mengambil appendiks
Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
22. Departemen Bedah RSMH/FK Unsri
Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu Bedah
Referensi
Reference : Brunicardi, F., Andersen, D., Billiar, T., Dunn,
D., Hunter, J., Matthews, J., & Pollock, R. (2014).
Schwartz's principles of surgery, 10e (pp. 1034-1099).
McGraw-hill.
Jones, M. W., Lopez, R. A., & Deppen, J. G. (2021).
Appendicitis. In StatPearls [Internet]. StatPearls
Publishing.