SlideShare a Scribd company logo
PENDAHULUAN
Digitalisasi menjadi kunci pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan
adanya digitalisasi, ekonomi dapat terintegrasi dengan ekonomi dan akan membawa dampak baik
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dijelaskan oleh teori pertumbuhan Solow yang
mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu teknologi, sumber
daya manusia, dan modal (Mankiw, Romer, & Weil, 1992). Digitalisasi sangat diperlukan untuk
menerapkan ekonomi digital karena menjadi satu dari dua belas syarat ekonomi digital Don
Tapscott (The Digital Economy, 1995). Oleh karena itu dengan teknologi dan digitalisasi ekonomi
menjadi peluang untuk UMKM untuk meningkatkan pendapatan yang nantinya akan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan nilai serta jumlah produksi barang dan jasa
yang dihitung suatu negara dalam suatu kurun waktu tertentu berdasarkan kepada beberapa
indicator. Salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi daerah yaitu dilihat dari pertumbuhan
pendapatan domestik regional bruto, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat produktifitas daerah.
Adanya UMKM dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah karena dengan adanya
UMKM akan meningkatkan ketiga faktor tersebut.
UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang cukup mendominasi di Jawa Timur.
Banyaknya jumlah UMKM di Jawa Timur juga terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data
Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya, pada kondisi pandemi covid-19 jumlah UMKM
di Surabaya meningkat sebanyak 40 ribu UMKM selama 2020 hingga awal 2021 (Jawa Pos). Hal
ini menunjukkan sektor UMKM cukup kuat dalam menghadapi pandemi covid-19. Jumlah
UMKM Jawa Timur menurut sensus ekonomi 2016 dan SUTAS 2018 terdapat 9.782.262 UMKM
yang ada di Jawa Timur dengan didominasi usaha mikro sebesar 93,37 persen dari jumlah
keseluruhan UMKM Jawa Timur.
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur
Berdasarkan gambar 1 di atas persebaran jumlah UMKM di Jawa Timur tertinggi
berada di Kabupaten Jember sebanyak 647.16 UMKM disusul dengan Kabupaten
Banyuwangi dan Kabupaten Malang di posisi ketiga. Kota Mojokerto menjadi wilayah
penyumbang UMKM tersedikit di Jawa Timur. Dengan banyaknya jumlah UMKM Jawa
Timur, UMKM menjadi salah satu sektor yang menyumbang distribusi nilai tambah bruto.
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur
Perkembangan nilai tambah bruto Jawa Timur yang dihasilkan oleh Koperasi dan
UMKM mengalami fluktuasi akibat pandemi covid-19 yang terjadi. Namun, pada tahun
2021 dan 2022 kembali menunjukkan peningkatan pemulihan ekonomi yang ditunjukkan
melalui kontribusi nilai tambah UMKM tahun 2022 terhadap PDRB Jawa Timur yang
mencapai 58,36% meningkat sebesar 0,55% dibandingkan tahun 2021.
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur
Digitalisasi UMKM salah satu indikatornya adalah menggunakan internet. Penggunaan internet
dalam UMKM mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2016 ke 2020. Pada tahun
2016 hanya 11 persen dari kesuluruhan UMKM yang menggunakan internet, tetapi pada tahun
1343.2 1316.39
1418.94
1593.67
916.88 886.58 964.92 1034.31
0
500
1000
1500
2000
2019 2020 2021 2022
NILAI TAMBAH BRUTO UMKM ATAS DASAR HARGA BERLAKU (DALAM TRILIYUN)
NILAI TAMBAH BRUTO UMKM ATAS DASAR HARGA KONSTAN (DALAM TRILIYUN)
Penyumbang PDRB JATIM 2021
UMKM
Penyumbang PDRB JATIM 2021
UMKM
57,8%
%
Pe…
58,36%
%
Pe…
2020 angka tersebut naik menjadi 56%. Namun, jumlah tersebut turun menjadi 54% di tahun
2022.
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur
Penelitian ini menjelaskan dampak Digitalisasi dan UMKM terhadap pertumbuhan perekonomian
di provinsi Jawa Timur. Analisis dalam paper ini menggunakan model panel dinamis dengan data
dari 39 kabupaten kota se-Jawa Timur di mana PDRB digunakan sebagai acuan dalam
menentukan pertumbuhan ekonomi. Penggunaan data panel dalam studi ini mengacu pada
penelitian sebelumnya yaitu penelitian dengan metode cross section yang dilakukan oleh Mankiw,
Romer, and Weil (1992) dan Islam ( 1995) dengan data panel dan panel dinamis.
Penggunaan data dapat menjelaskan bias yang terjadi dalam estimasi sehingga memberi-kan
penjelasan atas hubungan antara explanatory variable dan ommited varible bias (Islam, 1995).
Dari hasil estimasi akan diketahui bagaimana pengaruh variabel demografi terhadap pertumbuhan
ekonomi di Jawa Timur, dan daerah yang memperoleh manfaat dari kondisi demografi tersebut.
TELAAH LITERATUR
UMKM sebagai bagian dari sektor ekonomi yang telah terbukti mampu menopang
perekonomian bangsa, bahkan saat bangsa berada di masa keterpurukansekalipun sektor UMKM
menjadi sektor yangmampu bertahan dibandingkan usahabesar. (Sari, 2016) dalam penelitiannya
menyampaikan bahwa kontribusi UMKM sangat membantu PDB dalam pertumbuhannya. Ketika
PDB menyumbangkan kontribusinya dalam PDB maka akan tejadi multiplier effect terhadap
pendapatan nasional maupun pendapatan daerah. Perubahan PDB nasional akan menjadi lebih
besar dari kontribusi yang UMKM mampu berikan dikarenakan multiplier effect tersebut.
Sektor UMKM dalam usaha yang dijalankan menghasilkan produk yang bersifat
terspesialisasi produk. Output yang dihasilkan UMKM ini menjadi produk yang kemudian
menjadikan UMKM sebagai sektor yang mampu menghadapi krisisyang terjadi dibandingkan
dengan dampak yang langsung berimbas pada usaha besar. Hal ini dkarenakan produk lokal uang
menjadi orientasi bahan baku UMKMdalam menghasilkan output, memudahkan pelaku UMKM
dalam terus menjalankanusaha nya karena tidak berimbas yang signifikan dari penuruan atau
depresiasi rupiah atas dollar. Demikianpun dengan kemampuan UMKM untuk lebih fleksibel
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2016 2020 2022
Tidak Menggunakan
Internet
Menggunakan Internet
dalam menaikan atau menurunkan kapasitas produksi karena produk input yang bersumber dari
produk lokal.
Peran UMKM juga berlaku pada peningkatan lapangan kerja bagi tenaga kerja produktif.
UMKM telah mampu menyerap tenaga kerja sehingga berdampakpada distribusi pendapatan
yang merata, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain sebagai peningkatan jumlah
lapangan kerja dengan bermunculnya beberapa sektor usaha, ini akan menjadi peluang bagi para
pemilik imajinasi dan kreativitas untuk berkarya serta membuka lapangan kerja sebagai
wirausahawan. UMKM yang erat kaitannya dengan wirausaha menjadi peluang besar bagi
seseorang untuk tidak termotivasi hanya menjadi pekerja namun membuka peluang usaha sendiri.
Kontribusi UMKM dalam pendapatan nasional disampaikan kementrian koperasi, usaha
kecil, dan menengah (KUKM) tahun 2018 bahwa jumlah pelaku UMKM 64,2 juta atau 99,99%
dari jumlah total pelaku usaha di Indonesia. Daya serap tenaga kerja UMKM 117 juta pekerja
atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. Kontribusi UMKM terhadap PDB 61,1%
sisanya 38,9% disumbang oleh pelaku usaha besar yang sejumlah 5,550 atau 0,01% dari jumlah
pelaku usaha.Kontribusi UMKM duatas didominasi oleh pelaku usaha mikro sejumlah 98,68%
dengan daya serap tenaga kerja sekitar 89%. Sumbangan usaha mikro terhadap PDB sebesar
37,8%. Data diatas menyatakan bahwa usaha mikro luas dengan cakupan serapan tenaga kerja
yang besar. Usaha mikro memiliki bauran usaha yangluas dengan pondasi yang kuat menghadapi
krisis ditambah perputaran transaksi yang cepat. Produk UMKM identik dengan domestik dan
bersentuhan dengan kebutuhan primer masyarakat (djkn.kemenkeu.go.id). Pernyataan senada
dengan yang disampaikan diatas juga disampaikan (Sarfiah, et al, 2019) yang menyatakan
bahwa UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran penting dan strategis.Eksistensi
UMKM dominan terdapat pada setiap sektor ekonomi. Potensi UMKM besar dalam penyerapan
tenaga kerja dengan sumbangsing terhadap PDB yang dominan, hal ini menjadikan UMKM
sebagai sentra usaha yang padat karya.
Klasifikasi dan Data Jumlah UMKM Online di Jawa Timur
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Koperasi, UMKM (Kementerian
Koperasi dan UMKM, 2015) UMKM diklasifikasikan berdasarkan jumlah aset dan
pendapatan tahunan seperti dalam tabel sebagai berikut :
Tabel . Klasifikasi UMKM
Business Asset (Excl.Land and Building) dl
Rupiah
Income per Year (dalam
Rupiah)
Mikro ≤ 50 Juta ≤ 300 Juta
Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Milyar
Menengah > 500 Juta – 10 Milyar > 2,5 Milyar – 50 Milyar
Dari data sebelumnya, Per akhir tahun 2013, jumlah UMKM di Jawa Timur 57,89 juta
unit dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto 59,08 %. Kontribusi UMKM terhadap
penyerapan tenaga kerja sekitar 97,16 % atau 114 juta orang (Kementerian Koperasi dan
UMKM, 2015). Sayangnya, meski terkesan besar secara jumlah, angka itu sebenarnya
memasukkan pengusaha mikro seperti petani, nelayan, pedagang asongan, hingga usaha sektor
informal lainnya. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk dapat memetakan secara lebih
spesifik mana yang termasuk “necessity based enterprenur”’ (yang menjadi pengusaha karena
tidak ada pilihan lain) dan “opportunity based enterpreneur” (pengusaha yang melihat adanya
potensi bisnis yang dapat dikembangkan) . Data yang tepat akan dapat membantu stakeholder
untuk mendorong necessity based menjadi opportunity based enterpreneur yang memiliki
dampak lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi. (Acs, Winter 2006, Vol. 1, No. 1).
Sampai saat ini belum terdapat data terbaru dalam hal pemetaan jumlah UMKM yang
memanfaatkan internet untuk memasarkan produknya. Dari hasil survei yang dilakukan
Finixorgle Indonesia pada tahun 2013 baru sekitar 75 ribu dari 55,2 juta atau setara dengan
0,0013% UMKM di Jawa Timur yang sudah memanfaatkan internet untuk memasarkan
produknya (Republika, 2013)
SMEs Adoption Stage
Penelitian sebelumnya banyak yang telah me-review mengenai SMEs adoption stage
(Robinson, 2001) (E. Daniel, 2002) (Toland, 2006) (S. S. Rao, 2003). Ada yang berdasarkan
enterprise characteristic clustering, modifikasi dari SMEs-gov adoption dari UN/ASPA,dll.
Dalam paper ini akan digunakan SMEs adoption stage model yang dimodifikasi dari SMEs-gov
model seperti yang terdapat pada Govindaraju & Chandra (2012) dalam tabel .
Tabel . SMEs Adoption Stage (Chandra, 2012)
Tahapan Adopsi
SMEs
Deskripsi
Non Adopter Tidak Mempunyai website
Level 1 :
Presence
Menggunakan website termasuk social media (Facebook,
Twitter,Instagram,dll) hanya untuk memberikan
informasi produk dan layanan
(komunikasi 1 arah)
Level 2 : Portals  Menggunakan website termasuk social media (Facebook, Twitter,
Instagram,dll) hanya untuk memberikan informasi produk dan
layanan (komunikasi 2 arah dengan konsumen dan supplier)
 Menyediakan layanan tambahan kepada konsumen meliputi
kustomisasi
pesanan, feedback terhadap produk dan survei
Level 3
Transactio
n
Integration
:  Menggunakan website termasuk social media (Facebook, Twitter,
Instagram,dll) hanya untuk memberikan informasi produk dan
layanan (komunikasi 2 arah dengan konsumen dan supplier)
 Menyediakan layanan tambahan kepada konsumen meliputi
kustomisasi pesanan, feedback terhadap produk dan survei
 Menyediakan pembayaran secara online (integrasi dengan sistem
perbankan) dan atau pemesanan secara online (misal fitur shopping
cart
di website e-commerce,dll)
Level 4
Enterpris
e
Integratio
n
:  Menggunakan website termasuk social media (Facebook, Twitter,
Instagram,dll) hanya untuk memberikan informasi produk dan
layanan (komunikasi 2 arah dengan konsumen dan supplier)
 Menyediakan layanan tambahan kepada konsumen meliputi
kustomisasi pesanan, feedback terhadap produk dan survei
 Menyediakan pembayaran secara online (integrasi dengan sistem
perbankan) dan atau pemesanan secara online (misal fitur shopping
cart di website e-commerce,dll)
 Mengintegrasikan proses internal dengan booking online
 Mengimplementasikan Supplier Relationship Management (SRM)
dan atau Customer Relationship Management (CRM)
Dari hasil penelitian Yen Yen,et al pada tahun 2014 terhadap profil UMKM di
Jawa Timur menghasilkan data sebagaimana tabel sebagai berikut :
Tabel Profil UMKM di Jawa Timur (Yen Yen Maryeni, 2014)
Profile Categor
y
%
SMEs
Adoption
Stage
Non-
Adopter
33,3
3
Presence 27,6
8
Portals 27,6
8
Transaction
Integration
6,21
Enterprise
Integration
5.08
Berdasarkan profil tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar UMKM ( > 50%) masih
berada dalam tataran presence atau bahkan non adopter. Artinya bahwa UMKM yang disurvei
sebagian besar baru memanfaatkan website / social media untuk menginformasikan mengenai
produk barang/jasanya. Hal lain yang menarik untuk diteliti lebih lanjut di tahap presence yaitu
platfom social media apakah yang paling banyak digunakan dan seberapa besar efek dari
platform tersebut terhadap kinerja e-commerce (sales, repeat order,dll).
METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatakan kuantitatif. Sudjana & Ibrahim (2004) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif
merupakan sebuah penelitian yang mencoba untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
maupun suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Sedangkan menurut Azwar (2010),
penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik
(angka) yang diolah dengan metode statistika. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa peneilitian
deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, menggambarkan dan
menginterpretasikan Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur berdasarkan
data kuantitatif.
Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan dua jenis data yakni berupa data primer dan data
sekunder dengan teknik pengumpulan data melalui angket/ kuesioner. Data primer??. Sedangkan
untuk data sekunder diperoleh dari studi literatur terhadap artikel maupun jurnal yang berkaitan.

More Related Content

Similar to PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx

Seminar UMKM
Seminar UMKMSeminar UMKM
Seminar UMKM
Rian
 
1718-6202-1-PB.pdf
1718-6202-1-PB.pdf1718-6202-1-PB.pdf
1718-6202-1-PB.pdf
RezkiKiki3
 
Sejarah Perkembangan dan Permasalahan UMKM
Sejarah Perkembangan dan Permasalahan UMKMSejarah Perkembangan dan Permasalahan UMKM
Sejarah Perkembangan dan Permasalahan UMKM
40MOHAMMADTHOHATHOLI
 
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...
Maryati Abdullah
 
Usaha kecil dan menengah
Usaha kecil dan menengahUsaha kecil dan menengah
Usaha kecil dan menengah
EnengNs
 
10. usaha kecil menengah (ukm)
10. usaha kecil menengah (ukm)10. usaha kecil menengah (ukm)
10. usaha kecil menengah (ukm)
Findi Rifa'i
 
Bahan Koperasi Astra.pdf
Bahan Koperasi Astra.pdfBahan Koperasi Astra.pdf
Bahan Koperasi Astra.pdf
DINIDINAR2
 
Model analisis simultan, nanik istianingsih
Model analisis simultan, nanik istianingsihModel analisis simultan, nanik istianingsih
Model analisis simultan, nanik istianingsih
NanikIstianingsih
 
1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf
1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf
1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf
ElifPardiansyah
 
Tugas zidan
Tugas zidanTugas zidan
Tugas zidan
AlbertMatondang1
 
Prospek ukm dalam era perdagangan bebas
Prospek ukm dalam era perdagangan bebasProspek ukm dalam era perdagangan bebas
Prospek ukm dalam era perdagangan bebas
Nursyidah alit
 
Profil umkm-di-provinsi-jambi
Profil umkm-di-provinsi-jambiProfil umkm-di-provinsi-jambi
Profil umkm-di-provinsi-jambi
Calvin Thesno
 
Koperasi dan umkm dalam ACFTA
Koperasi dan umkm dalam ACFTAKoperasi dan umkm dalam ACFTA
Koperasi dan umkm dalam ACFTARully Indrawan
 
Analisis peningkatan digital ekonomi ditengah pemulihan perekonomian indonesia
Analisis peningkatan digital ekonomi ditengah pemulihan perekonomian indonesiaAnalisis peningkatan digital ekonomi ditengah pemulihan perekonomian indonesia
Analisis peningkatan digital ekonomi ditengah pemulihan perekonomian indonesia
RatnaWahyu5
 
671-2044-1-PB.docx
671-2044-1-PB.docx671-2044-1-PB.docx
671-2044-1-PB.docx
MelyndaSriWulandari
 
Penyusunan pedoman pengembangan Kewirausahaan Nasional
Penyusunan pedoman pengembangan Kewirausahaan NasionalPenyusunan pedoman pengembangan Kewirausahaan Nasional
Penyusunan pedoman pengembangan Kewirausahaan Nasional
henra saragih
 
Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Tenun d...
Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Tenun d...Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Tenun d...
Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Tenun d...
fathur111079
 

Similar to PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx (20)

Seminar UMKM
Seminar UMKMSeminar UMKM
Seminar UMKM
 
1718-6202-1-PB.pdf
1718-6202-1-PB.pdf1718-6202-1-PB.pdf
1718-6202-1-PB.pdf
 
Sejarah Perkembangan dan Permasalahan UMKM
Sejarah Perkembangan dan Permasalahan UMKMSejarah Perkembangan dan Permasalahan UMKM
Sejarah Perkembangan dan Permasalahan UMKM
 
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...
Aliran Penerimaan dan Transparansi Migas, Revenue Flow and Transparency of Oi...
 
Usaha kecil dan menengah
Usaha kecil dan menengahUsaha kecil dan menengah
Usaha kecil dan menengah
 
10. usaha kecil menengah (ukm)
10. usaha kecil menengah (ukm)10. usaha kecil menengah (ukm)
10. usaha kecil menengah (ukm)
 
Bahan Koperasi Astra.pdf
Bahan Koperasi Astra.pdfBahan Koperasi Astra.pdf
Bahan Koperasi Astra.pdf
 
Model analisis simultan, nanik istianingsih
Model analisis simultan, nanik istianingsihModel analisis simultan, nanik istianingsih
Model analisis simultan, nanik istianingsih
 
1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf
1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf
1. PPT - Peran UMKM terhadap Perekonomia Indonesia.pdf
 
Kabupaten Pacitan
Kabupaten PacitanKabupaten Pacitan
Kabupaten Pacitan
 
Tugas zidan
Tugas zidanTugas zidan
Tugas zidan
 
Prospek ukm dalam era perdagangan bebas
Prospek ukm dalam era perdagangan bebasProspek ukm dalam era perdagangan bebas
Prospek ukm dalam era perdagangan bebas
 
Profil umkm-di-provinsi-jambi
Profil umkm-di-provinsi-jambiProfil umkm-di-provinsi-jambi
Profil umkm-di-provinsi-jambi
 
Koperasi dan umkm dalam ACFTA
Koperasi dan umkm dalam ACFTAKoperasi dan umkm dalam ACFTA
Koperasi dan umkm dalam ACFTA
 
Analisis peningkatan digital ekonomi ditengah pemulihan perekonomian indonesia
Analisis peningkatan digital ekonomi ditengah pemulihan perekonomian indonesiaAnalisis peningkatan digital ekonomi ditengah pemulihan perekonomian indonesia
Analisis peningkatan digital ekonomi ditengah pemulihan perekonomian indonesia
 
Kabupaten Tulungagung
Kabupaten  TulungagungKabupaten  Tulungagung
Kabupaten Tulungagung
 
671-2044-1-PB.docx
671-2044-1-PB.docx671-2044-1-PB.docx
671-2044-1-PB.docx
 
Penyusunan pedoman pengembangan Kewirausahaan Nasional
Penyusunan pedoman pengembangan Kewirausahaan NasionalPenyusunan pedoman pengembangan Kewirausahaan Nasional
Penyusunan pedoman pengembangan Kewirausahaan Nasional
 
UKM
UKMUKM
UKM
 
Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Tenun d...
Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Tenun d...Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Tenun d...
Pengaruh Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Pengusaha Tenun d...
 

PAPER Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi.docx

  • 1. PENDAHULUAN Digitalisasi menjadi kunci pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Dengan adanya digitalisasi, ekonomi dapat terintegrasi dengan ekonomi dan akan membawa dampak baik terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dijelaskan oleh teori pertumbuhan Solow yang mengemukakan bahwa pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu teknologi, sumber daya manusia, dan modal (Mankiw, Romer, & Weil, 1992). Digitalisasi sangat diperlukan untuk menerapkan ekonomi digital karena menjadi satu dari dua belas syarat ekonomi digital Don Tapscott (The Digital Economy, 1995). Oleh karena itu dengan teknologi dan digitalisasi ekonomi menjadi peluang untuk UMKM untuk meningkatkan pendapatan yang nantinya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan nilai serta jumlah produksi barang dan jasa yang dihitung suatu negara dalam suatu kurun waktu tertentu berdasarkan kepada beberapa indicator. Salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi daerah yaitu dilihat dari pertumbuhan pendapatan domestik regional bruto, penyerapan tenaga kerja, dan tingkat produktifitas daerah. Adanya UMKM dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu daerah karena dengan adanya UMKM akan meningkatkan ketiga faktor tersebut. UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang cukup mendominasi di Jawa Timur. Banyaknya jumlah UMKM di Jawa Timur juga terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Surabaya, pada kondisi pandemi covid-19 jumlah UMKM di Surabaya meningkat sebanyak 40 ribu UMKM selama 2020 hingga awal 2021 (Jawa Pos). Hal ini menunjukkan sektor UMKM cukup kuat dalam menghadapi pandemi covid-19. Jumlah UMKM Jawa Timur menurut sensus ekonomi 2016 dan SUTAS 2018 terdapat 9.782.262 UMKM yang ada di Jawa Timur dengan didominasi usaha mikro sebesar 93,37 persen dari jumlah keseluruhan UMKM Jawa Timur.
  • 2. Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur Berdasarkan gambar 1 di atas persebaran jumlah UMKM di Jawa Timur tertinggi berada di Kabupaten Jember sebanyak 647.16 UMKM disusul dengan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Malang di posisi ketiga. Kota Mojokerto menjadi wilayah penyumbang UMKM tersedikit di Jawa Timur. Dengan banyaknya jumlah UMKM Jawa Timur, UMKM menjadi salah satu sektor yang menyumbang distribusi nilai tambah bruto. Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur Perkembangan nilai tambah bruto Jawa Timur yang dihasilkan oleh Koperasi dan UMKM mengalami fluktuasi akibat pandemi covid-19 yang terjadi. Namun, pada tahun 2021 dan 2022 kembali menunjukkan peningkatan pemulihan ekonomi yang ditunjukkan melalui kontribusi nilai tambah UMKM tahun 2022 terhadap PDRB Jawa Timur yang mencapai 58,36% meningkat sebesar 0,55% dibandingkan tahun 2021. Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur Digitalisasi UMKM salah satu indikatornya adalah menggunakan internet. Penggunaan internet dalam UMKM mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun 2016 ke 2020. Pada tahun 2016 hanya 11 persen dari kesuluruhan UMKM yang menggunakan internet, tetapi pada tahun 1343.2 1316.39 1418.94 1593.67 916.88 886.58 964.92 1034.31 0 500 1000 1500 2000 2019 2020 2021 2022 NILAI TAMBAH BRUTO UMKM ATAS DASAR HARGA BERLAKU (DALAM TRILIYUN) NILAI TAMBAH BRUTO UMKM ATAS DASAR HARGA KONSTAN (DALAM TRILIYUN) Penyumbang PDRB JATIM 2021 UMKM Penyumbang PDRB JATIM 2021 UMKM 57,8% % Pe… 58,36% % Pe…
  • 3. 2020 angka tersebut naik menjadi 56%. Namun, jumlah tersebut turun menjadi 54% di tahun 2022. Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur Penelitian ini menjelaskan dampak Digitalisasi dan UMKM terhadap pertumbuhan perekonomian di provinsi Jawa Timur. Analisis dalam paper ini menggunakan model panel dinamis dengan data dari 39 kabupaten kota se-Jawa Timur di mana PDRB digunakan sebagai acuan dalam menentukan pertumbuhan ekonomi. Penggunaan data panel dalam studi ini mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu penelitian dengan metode cross section yang dilakukan oleh Mankiw, Romer, and Weil (1992) dan Islam ( 1995) dengan data panel dan panel dinamis. Penggunaan data dapat menjelaskan bias yang terjadi dalam estimasi sehingga memberi-kan penjelasan atas hubungan antara explanatory variable dan ommited varible bias (Islam, 1995). Dari hasil estimasi akan diketahui bagaimana pengaruh variabel demografi terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur, dan daerah yang memperoleh manfaat dari kondisi demografi tersebut. TELAAH LITERATUR UMKM sebagai bagian dari sektor ekonomi yang telah terbukti mampu menopang perekonomian bangsa, bahkan saat bangsa berada di masa keterpurukansekalipun sektor UMKM menjadi sektor yangmampu bertahan dibandingkan usahabesar. (Sari, 2016) dalam penelitiannya menyampaikan bahwa kontribusi UMKM sangat membantu PDB dalam pertumbuhannya. Ketika PDB menyumbangkan kontribusinya dalam PDB maka akan tejadi multiplier effect terhadap pendapatan nasional maupun pendapatan daerah. Perubahan PDB nasional akan menjadi lebih besar dari kontribusi yang UMKM mampu berikan dikarenakan multiplier effect tersebut. Sektor UMKM dalam usaha yang dijalankan menghasilkan produk yang bersifat terspesialisasi produk. Output yang dihasilkan UMKM ini menjadi produk yang kemudian menjadikan UMKM sebagai sektor yang mampu menghadapi krisisyang terjadi dibandingkan dengan dampak yang langsung berimbas pada usaha besar. Hal ini dkarenakan produk lokal uang menjadi orientasi bahan baku UMKMdalam menghasilkan output, memudahkan pelaku UMKM dalam terus menjalankanusaha nya karena tidak berimbas yang signifikan dari penuruan atau depresiasi rupiah atas dollar. Demikianpun dengan kemampuan UMKM untuk lebih fleksibel 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100% 2016 2020 2022 Tidak Menggunakan Internet Menggunakan Internet
  • 4. dalam menaikan atau menurunkan kapasitas produksi karena produk input yang bersumber dari produk lokal. Peran UMKM juga berlaku pada peningkatan lapangan kerja bagi tenaga kerja produktif. UMKM telah mampu menyerap tenaga kerja sehingga berdampakpada distribusi pendapatan yang merata, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain sebagai peningkatan jumlah lapangan kerja dengan bermunculnya beberapa sektor usaha, ini akan menjadi peluang bagi para pemilik imajinasi dan kreativitas untuk berkarya serta membuka lapangan kerja sebagai wirausahawan. UMKM yang erat kaitannya dengan wirausaha menjadi peluang besar bagi seseorang untuk tidak termotivasi hanya menjadi pekerja namun membuka peluang usaha sendiri. Kontribusi UMKM dalam pendapatan nasional disampaikan kementrian koperasi, usaha kecil, dan menengah (KUKM) tahun 2018 bahwa jumlah pelaku UMKM 64,2 juta atau 99,99% dari jumlah total pelaku usaha di Indonesia. Daya serap tenaga kerja UMKM 117 juta pekerja atau 97% dari daya serap tenaga kerja dunia usaha. Kontribusi UMKM terhadap PDB 61,1% sisanya 38,9% disumbang oleh pelaku usaha besar yang sejumlah 5,550 atau 0,01% dari jumlah pelaku usaha.Kontribusi UMKM duatas didominasi oleh pelaku usaha mikro sejumlah 98,68% dengan daya serap tenaga kerja sekitar 89%. Sumbangan usaha mikro terhadap PDB sebesar 37,8%. Data diatas menyatakan bahwa usaha mikro luas dengan cakupan serapan tenaga kerja yang besar. Usaha mikro memiliki bauran usaha yangluas dengan pondasi yang kuat menghadapi krisis ditambah perputaran transaksi yang cepat. Produk UMKM identik dengan domestik dan bersentuhan dengan kebutuhan primer masyarakat (djkn.kemenkeu.go.id). Pernyataan senada dengan yang disampaikan diatas juga disampaikan (Sarfiah, et al, 2019) yang menyatakan bahwa UMKM dalam perekonomian nasional memiliki peran penting dan strategis.Eksistensi UMKM dominan terdapat pada setiap sektor ekonomi. Potensi UMKM besar dalam penyerapan tenaga kerja dengan sumbangsing terhadap PDB yang dominan, hal ini menjadikan UMKM sebagai sentra usaha yang padat karya. Klasifikasi dan Data Jumlah UMKM Online di Jawa Timur Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Koperasi, UMKM (Kementerian Koperasi dan UMKM, 2015) UMKM diklasifikasikan berdasarkan jumlah aset dan pendapatan tahunan seperti dalam tabel sebagai berikut : Tabel . Klasifikasi UMKM Business Asset (Excl.Land and Building) dl Rupiah Income per Year (dalam Rupiah) Mikro ≤ 50 Juta ≤ 300 Juta Kecil > 50 Juta – 500 Juta > 300 Juta – 2,5 Milyar Menengah > 500 Juta – 10 Milyar > 2,5 Milyar – 50 Milyar Dari data sebelumnya, Per akhir tahun 2013, jumlah UMKM di Jawa Timur 57,89 juta unit dengan kontribusi terhadap produk domestik bruto 59,08 %. Kontribusi UMKM terhadap
  • 5. penyerapan tenaga kerja sekitar 97,16 % atau 114 juta orang (Kementerian Koperasi dan UMKM, 2015). Sayangnya, meski terkesan besar secara jumlah, angka itu sebenarnya memasukkan pengusaha mikro seperti petani, nelayan, pedagang asongan, hingga usaha sektor informal lainnya. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk dapat memetakan secara lebih spesifik mana yang termasuk “necessity based enterprenur”’ (yang menjadi pengusaha karena tidak ada pilihan lain) dan “opportunity based enterpreneur” (pengusaha yang melihat adanya potensi bisnis yang dapat dikembangkan) . Data yang tepat akan dapat membantu stakeholder untuk mendorong necessity based menjadi opportunity based enterpreneur yang memiliki dampak lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi. (Acs, Winter 2006, Vol. 1, No. 1). Sampai saat ini belum terdapat data terbaru dalam hal pemetaan jumlah UMKM yang memanfaatkan internet untuk memasarkan produknya. Dari hasil survei yang dilakukan Finixorgle Indonesia pada tahun 2013 baru sekitar 75 ribu dari 55,2 juta atau setara dengan 0,0013% UMKM di Jawa Timur yang sudah memanfaatkan internet untuk memasarkan produknya (Republika, 2013) SMEs Adoption Stage Penelitian sebelumnya banyak yang telah me-review mengenai SMEs adoption stage (Robinson, 2001) (E. Daniel, 2002) (Toland, 2006) (S. S. Rao, 2003). Ada yang berdasarkan enterprise characteristic clustering, modifikasi dari SMEs-gov adoption dari UN/ASPA,dll. Dalam paper ini akan digunakan SMEs adoption stage model yang dimodifikasi dari SMEs-gov model seperti yang terdapat pada Govindaraju & Chandra (2012) dalam tabel . Tabel . SMEs Adoption Stage (Chandra, 2012) Tahapan Adopsi SMEs Deskripsi Non Adopter Tidak Mempunyai website Level 1 : Presence Menggunakan website termasuk social media (Facebook, Twitter,Instagram,dll) hanya untuk memberikan informasi produk dan layanan (komunikasi 1 arah) Level 2 : Portals  Menggunakan website termasuk social media (Facebook, Twitter, Instagram,dll) hanya untuk memberikan informasi produk dan layanan (komunikasi 2 arah dengan konsumen dan supplier)  Menyediakan layanan tambahan kepada konsumen meliputi kustomisasi pesanan, feedback terhadap produk dan survei
  • 6. Level 3 Transactio n Integration :  Menggunakan website termasuk social media (Facebook, Twitter, Instagram,dll) hanya untuk memberikan informasi produk dan layanan (komunikasi 2 arah dengan konsumen dan supplier)  Menyediakan layanan tambahan kepada konsumen meliputi kustomisasi pesanan, feedback terhadap produk dan survei  Menyediakan pembayaran secara online (integrasi dengan sistem perbankan) dan atau pemesanan secara online (misal fitur shopping cart di website e-commerce,dll) Level 4 Enterpris e Integratio n :  Menggunakan website termasuk social media (Facebook, Twitter, Instagram,dll) hanya untuk memberikan informasi produk dan layanan (komunikasi 2 arah dengan konsumen dan supplier)  Menyediakan layanan tambahan kepada konsumen meliputi kustomisasi pesanan, feedback terhadap produk dan survei  Menyediakan pembayaran secara online (integrasi dengan sistem perbankan) dan atau pemesanan secara online (misal fitur shopping cart di website e-commerce,dll)  Mengintegrasikan proses internal dengan booking online  Mengimplementasikan Supplier Relationship Management (SRM) dan atau Customer Relationship Management (CRM) Dari hasil penelitian Yen Yen,et al pada tahun 2014 terhadap profil UMKM di Jawa Timur menghasilkan data sebagaimana tabel sebagai berikut : Tabel Profil UMKM di Jawa Timur (Yen Yen Maryeni, 2014) Profile Categor y % SMEs Adoption Stage Non- Adopter 33,3 3 Presence 27,6 8 Portals 27,6 8 Transaction Integration 6,21 Enterprise Integration 5.08 Berdasarkan profil tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar UMKM ( > 50%) masih berada dalam tataran presence atau bahkan non adopter. Artinya bahwa UMKM yang disurvei sebagian besar baru memanfaatkan website / social media untuk menginformasikan mengenai
  • 7. produk barang/jasanya. Hal lain yang menarik untuk diteliti lebih lanjut di tahap presence yaitu platfom social media apakah yang paling banyak digunakan dan seberapa besar efek dari platform tersebut terhadap kinerja e-commerce (sales, repeat order,dll). METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif dengan pendekatakan kuantitatif. Sudjana & Ibrahim (2004) mengemukakan bahwa penelitian deskriptif merupakan sebuah penelitian yang mencoba untuk mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, maupun suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Sedangkan menurut Azwar (2010), penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka) yang diolah dengan metode statistika. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa peneilitian deskriptif kuantitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan, menggambarkan dan menginterpretasikan Digitalisasi UMKM dan Pertumbuhan Ekonomi di Jawa Timur berdasarkan data kuantitatif. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan dua jenis data yakni berupa data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data melalui angket/ kuesioner. Data primer??. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari studi literatur terhadap artikel maupun jurnal yang berkaitan.