Cambridge Analytica
Evolusi Pasukan Siber di Indonesia dari Tahun 2014 sd 2018
Menelusuri Jejak MCA
Penangkapan anggota MCA
MCA vs (veteran) Jasmev dari Pilkada ke Pilkada
Analisis Facebook Page: “United MCA” vs “Seword Fans Club”
Kesimpulan
Analisis Jaringan Pasukan Siber di IndonesiaIsmail Fahmi
Analisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia (Kolam Hoax dan Hate Speech) Studi Kasus: Pilpres 2014, Pilkada, Penangkapan MCA, dan Analisis Facebook Page “MCA” vs “Seword”
Analisis Jaringan Pasukan Siber di IndonesiaIsmail Fahmi
Analisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia (Kolam Hoax dan Hate Speech) Studi Kasus: Pilpres 2014, Pilkada, Penangkapan MCA, dan Analisis Facebook Page “MCA” vs “Seword”
Potensi Mis-Dis-Mal Informasi dalam Pemilu 2024Ismail Fahmi
• MDM (Mis-, Dis-, Mal- Informasi) bisa dipastikan akan diproduksi dan disebarkan selama proses Pemilu 2024.
• Target MDM: tokoh politik, kandidat, organisasi/partai politik, Lembaga penyelenggara pemilu (KPU).
• Pelaku MDM: publik, buzzer, institusi, dan kadang media.
• Dampak MDM: distrust, polarisasi, instabilitas.
• Persiapan Pemilu 2024:
• Hoax buster (multi-stakeholder)
• Kecepatan klarifikasi
• Penyiapan tim KPU (pimpinan dan staf) dalam menghadapi MDM terkait KPU (agar tidak gagap ketika terjadi serangan)
• Edukasi publik (inokulasi, bisa mendeteksi sendiri adanya MDM)
Analisis Drone Emprit: Ketidakpercayaan Kepada KPU
(Periode 22 Maret – 1 April 2019)
LATAR BELAKANG
Sebelumnya banyak sekali yang bertanya kepada saya tentang hasil penelitian dari Departmen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM yang menyatakan bahwa lebih dari 50% percakapan tentang ketidakpercayaan kepada KPU dilakukan oleh bot. Dalam kesimpulan dinyatakan, ini menandakan bahwa ada yang menggerakkan opini publik untuk tidak percaya kepada KPU, menggunakan bot. Penelitian dilakukan dalam rentang waktu 22 Maret - 1 April 2019, dengan sumber dari media online dan media sosial. Khusus soal robot, data diambil dari Twitter. Total ada 6945 percakapan, dimana 4405 menyatakan ”ketidakpercayaan” dan 2540 menyatakan “kepercayaan” kepada KPU.
Awalnya saya tidak berminat untuk membahas ini. Saya tidak bisa berkomentar karena tidak tahu bagaimana percakapan yang mengekspresikan “kepercayaan” atau “ketidakpercayaan” kepada KPU itu dibuat dalam setting penelitiannya. Beda setting, tentu beda hasilnya.
Namun karena pertanyaan datang terus, pagi ini saya coba melihat data Drone Emprit dalam rentang waktu yang sama. Pertanyaan yang ingin dijawab dari penelitian Drone Emprit ini ada empat:
- Apakah ada opini yang masif dibangun tentang ketidakpercayaan kepada KPU sebelum pencoblosan?
- Apakah upaya ini ada yang menggerakkan?
- Apakah lebih dari 50% percakapan didominasi oleh akun robot?
- Apakah ada korelasi lokasi pengguna twitter di DKI dan Jawa Barat dengan opini “ketidakpercayaan” kepada KPU?
Mengukur dan Meningkatkan Dampak Cek Fakta di IndonesiaIsmail Fahmi
Bagaimana Drone Emprit mengamati dinamika misinformasi di Indonesia?
• Apa yang menyebabkan klarifikasi hoaks lebih rendah beredar ketimbang hoaksnya?
• Apa yang perlu dilakukan oleh ekosistem cekfakta untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas diseminasinya?
Belum ada tool AI yang bisa otomatis mendeteksi hoaks dengan akurasi tinggi. Tools AI yang ada hanya sebagai alat bantu untuk menemukan informasi yang tepat guna mendebunk informasi hoaks. Misal untuk mendapatkan sumber artikel, image, atau video yang relevan.
HARNESSING BIG DATA FOR HUMANITARIAN ACTIONIsmail Fahmi
Indonesia Digital 2019
Pulse Lab Jakarta: Big Data For Humanitarian Actions
Drone Emprit:
Membandingkan 4 Lembaga Kemanusiaan
Analisis Human Initiative
Analisis Rumah Zakat
Human Initiative: What’s Next?
Drone Emprit Academic
POLA DISEMINASI POLITIK IDENTITAS DI MEDIA SOSIALIsmail Fahmi
PERTANYAAN KUNCI
1. Bagaimana evaluasi DroneEmprit terkait penggunaan media sosial dalam diseminasi politik identitas dalam perkembangan pemilu nasional dan pilkada?
2. Bagaimana pola-pola politik identitas yang digunakan dalam perkembangan praktik demokrasi elektoral di Indonesia?
3. Bagaimana identifikasi karakteristik politik identitas dalam rangka menyusun konstruksi perbuatan atau perilaku politik identitas dalam pengaturan pembatasan perilaku tersebut di media sosial?
4. Bagaimana strategi yang harus dibangun dalam mereduksi politik identitas dalam pemilu 2024? Bagaimana aktor penyelenggara pemilu dan Kementrian/Lembaga dalam strategi tersebut?
Bagaimana perbandingan percakapan tentang Trump vs Biden saat kampanye, saat pemilihan, dan setelah kemenangan?
Bagaimana gambaran peta SNA Trump vs Biden?
Adakah cyber troop yang sangat berperan besar dalam mendongkrak percakapan tentang masing-masing kandidat?
Siapa top influencer yang paling berperan besar dalam percakapan tentang masing-masing kandidat?
Bagaimana posisi MSM (main stream media) dalam peta percakapan? Lebih dekat ke cluster Trump atau Biden?
Seberapa besar media disinformasi disebarkan di media sosial?
Apa pelajaran bagi Indonesia?
Potensi Mis-Dis-Mal Informasi dalam Pemilu 2024Ismail Fahmi
• MDM (Mis-, Dis-, Mal- Informasi) bisa dipastikan akan diproduksi dan disebarkan selama proses Pemilu 2024.
• Target MDM: tokoh politik, kandidat, organisasi/partai politik, Lembaga penyelenggara pemilu (KPU).
• Pelaku MDM: publik, buzzer, institusi, dan kadang media.
• Dampak MDM: distrust, polarisasi, instabilitas.
• Persiapan Pemilu 2024:
• Hoax buster (multi-stakeholder)
• Kecepatan klarifikasi
• Penyiapan tim KPU (pimpinan dan staf) dalam menghadapi MDM terkait KPU (agar tidak gagap ketika terjadi serangan)
• Edukasi publik (inokulasi, bisa mendeteksi sendiri adanya MDM)
Analisis Drone Emprit: Ketidakpercayaan Kepada KPU
(Periode 22 Maret – 1 April 2019)
LATAR BELAKANG
Sebelumnya banyak sekali yang bertanya kepada saya tentang hasil penelitian dari Departmen Politik dan Pemerintahan (DPP) Fisipol UGM yang menyatakan bahwa lebih dari 50% percakapan tentang ketidakpercayaan kepada KPU dilakukan oleh bot. Dalam kesimpulan dinyatakan, ini menandakan bahwa ada yang menggerakkan opini publik untuk tidak percaya kepada KPU, menggunakan bot. Penelitian dilakukan dalam rentang waktu 22 Maret - 1 April 2019, dengan sumber dari media online dan media sosial. Khusus soal robot, data diambil dari Twitter. Total ada 6945 percakapan, dimana 4405 menyatakan ”ketidakpercayaan” dan 2540 menyatakan “kepercayaan” kepada KPU.
Awalnya saya tidak berminat untuk membahas ini. Saya tidak bisa berkomentar karena tidak tahu bagaimana percakapan yang mengekspresikan “kepercayaan” atau “ketidakpercayaan” kepada KPU itu dibuat dalam setting penelitiannya. Beda setting, tentu beda hasilnya.
Namun karena pertanyaan datang terus, pagi ini saya coba melihat data Drone Emprit dalam rentang waktu yang sama. Pertanyaan yang ingin dijawab dari penelitian Drone Emprit ini ada empat:
- Apakah ada opini yang masif dibangun tentang ketidakpercayaan kepada KPU sebelum pencoblosan?
- Apakah upaya ini ada yang menggerakkan?
- Apakah lebih dari 50% percakapan didominasi oleh akun robot?
- Apakah ada korelasi lokasi pengguna twitter di DKI dan Jawa Barat dengan opini “ketidakpercayaan” kepada KPU?
Mengukur dan Meningkatkan Dampak Cek Fakta di IndonesiaIsmail Fahmi
Bagaimana Drone Emprit mengamati dinamika misinformasi di Indonesia?
• Apa yang menyebabkan klarifikasi hoaks lebih rendah beredar ketimbang hoaksnya?
• Apa yang perlu dilakukan oleh ekosistem cekfakta untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas diseminasinya?
Belum ada tool AI yang bisa otomatis mendeteksi hoaks dengan akurasi tinggi. Tools AI yang ada hanya sebagai alat bantu untuk menemukan informasi yang tepat guna mendebunk informasi hoaks. Misal untuk mendapatkan sumber artikel, image, atau video yang relevan.
HARNESSING BIG DATA FOR HUMANITARIAN ACTIONIsmail Fahmi
Indonesia Digital 2019
Pulse Lab Jakarta: Big Data For Humanitarian Actions
Drone Emprit:
Membandingkan 4 Lembaga Kemanusiaan
Analisis Human Initiative
Analisis Rumah Zakat
Human Initiative: What’s Next?
Drone Emprit Academic
POLA DISEMINASI POLITIK IDENTITAS DI MEDIA SOSIALIsmail Fahmi
PERTANYAAN KUNCI
1. Bagaimana evaluasi DroneEmprit terkait penggunaan media sosial dalam diseminasi politik identitas dalam perkembangan pemilu nasional dan pilkada?
2. Bagaimana pola-pola politik identitas yang digunakan dalam perkembangan praktik demokrasi elektoral di Indonesia?
3. Bagaimana identifikasi karakteristik politik identitas dalam rangka menyusun konstruksi perbuatan atau perilaku politik identitas dalam pengaturan pembatasan perilaku tersebut di media sosial?
4. Bagaimana strategi yang harus dibangun dalam mereduksi politik identitas dalam pemilu 2024? Bagaimana aktor penyelenggara pemilu dan Kementrian/Lembaga dalam strategi tersebut?
Bagaimana perbandingan percakapan tentang Trump vs Biden saat kampanye, saat pemilihan, dan setelah kemenangan?
Bagaimana gambaran peta SNA Trump vs Biden?
Adakah cyber troop yang sangat berperan besar dalam mendongkrak percakapan tentang masing-masing kandidat?
Siapa top influencer yang paling berperan besar dalam percakapan tentang masing-masing kandidat?
Bagaimana posisi MSM (main stream media) dalam peta percakapan? Lebih dekat ke cluster Trump atau Biden?
Seberapa besar media disinformasi disebarkan di media sosial?
Apa pelajaran bagi Indonesia?
Rembug Nasional: Pelanggaran Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di InternetIsmail Fahmi
Media sosial memungkinkan siapapun bisa menyampaikan pendapatnya secara bebas. Sifat anonimitas di media sosial memungkinkan penggunaan buzzer dan bots dalam penyampaian pesan.
Akibatnya, suara asli netizen bisa dibenturkan dengan narasi hasil komputasi bot yang didukung oleh ”opinion engineering” dari buzzer anonim. Dan jika narasi tersebut dibuat untuk menyerang seseorang, atau membungkam kebebasan berpendapat dan berekspresi, biasanya sulit untuk menangkapnya.
Apakah yang bisa dilakukan oleh pemerintah atau kepolisian untuk menindak atau mecegahnya?
Indonesia adalah negara hukum, sehingga yang bisa dilakukan adalah menegakkan hukum yang sudah ada. Jika tindakan doxing, disinformasi, dan peretasan itu merugikan dan mengancam seseorang, maka pemerintah melalui kepolisian harus mengusut dan menindaknya dengan profesional dan tegas.
Selain untuk penindakan, penegakan hukum tersebut juga untuk membangun efek jera agar ke depan kejahatan digital ini bisa dicegah.
Apa yang bisa dilakukan oleh platform?
Platform media sosial seperti Twitter yang sering digunakan oleh buzzer, harus semakin aktif mendeteksi dan menutup akun-akun bot dan anonim yang melakukan spamming dan distorsi informasi.
Pembuatan akun bot dan anonim harus semakin dipersulit.
Lemhannas: Optimalisasi Peran Media Sosial Untuk Wawasan KebangsaanIsmail Fahmi
AGENDA
• Batasan pengertian tentang “Wawasan Kebangsaan”
• Pancasila sebagai salah satu konsensus dasar bangsa
• Peta diskursus tentang ”Pancasila” di media sosial
• Permasalahan dan tantangan
• Strategi optimalisasi peran media sosial guna pengembangan wawasan kebangsaan
Social media & beyond:the future communicationIsmail Fahmi
TAKE HOME MESSAGE
• AI Meredefinisi Lanskap Komunikasi
Kecerdasan buatan tidak hanya sekedar alat tambahan, tetapi sebuah kekuatan yang meredefinisi cara kita berkomunikasi, berinteraksi, dan memahami informasi.
• Kesiapan Menghadapi Masa Depan Komunikasi Digital
Kesuksesan dalam komunikasi masa depan akan bergantung pada seberapa baik kita mengintegrasikan alat-alat ini ke dalam strategi komunikasi kita, sambil memastikan etika dan keamanan data tetap menjadi prioritas.
Analisis Peta Narasi Keberagamaan di MedsosIsmail Fahmi
The term ‘hijrah’ is getting very popular in Indonesia, not only virtually but also offline.
In the religious cluster, the term is accompanied with other words to express the goals of the hijrah.
Some goals of the ‘hijrah’ are too strick or narrow. This has invited netizen from other clusters to explain the true meaning of ‘hijrah’ according to their references.
Monitoring kebijakan ict melawan dominasi wacana rejim blokir di internet ed...SatuDunia
Dokumen monitoring kebijakan ICT (Information and Communication Technology) ini disusun oleh Yayasan SatuDunia untuk memudahkan publik terlibat dalam memonitoring arah kebijakan ICT di Indonesia. Keterlibatan publik secara aktif dalam memonitoring kebijakan ICT menjadi penting agar hak-hak publik tidak disingkirkan dalam produk kebijakan ICT.
Dokumen monitoring kebijakan ICT periode Maret-April 2015 SatuDunia adalah edisi khusus, karena biasanya dokumen monitoring kebijakan dikeluarkan dalam periode 3 bulan sekali. Edisi khusus ini sengaja dibuat untuk memonitor kebijakan ICT terkait dengan pemblokiran situs di internet.
Bangkitnya rejim blokir di dunia maya (internet) harus dicegah sedini mungkin, karena berpotensi menghilangkan hak warga negara atas informasi, pengetahuan dan berekspresi. Atas dasar itulah edisi spesial ini dibuat.
Dokumen ini mencoba memonitor wacana yang berkembang di media massa terkait isu pemblokiran situs internet. Diharapkan dokumen ini dapat menjadi semacam amunisi dalam memperkuat Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dalam melakukan advokasi dan kampanye terkait kebijakan internet di Indonesia.
Dokumen ini tentu masih jauh dari sempurna. Diharapkan masukan dari semua pihak untuk memberikan masukan dan kritik guna penyempurnaan dokumen ini.
Serangan Digital yang Terjadi di IndonesiaDamar Juniarto
Dipresentasikan dalam diskusi daring "Serangan Siber di Indonesia: Apa yang Perlu Diketahui?" yang diselenggarakan program magister Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 29 Juli 2020.
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaLSP3I
Meledaknya arus informasi di jagad media social tak pelak menghadirkan masalah, baik dalam skala kecil maupun besar. Jika menyimak konten social media Indonesia kekinian, ramai dengan konten-konten negative, bagai sampah berserakan. Ujaran kebencian, fitnah, hoax, sampai isu sara. Kontennya beragam, mulai dari konteks sosial, ekonomi, politik, sampai agama. Bentuknya pun beragam, mulai dari teks, gambar, suara maupun video.
Analisis Media Sosial Berbasis AI untuk Pengambilan KeputusanIsmail Fahmi
Pertumbuhan data:
Data terstruktur hanya 20%
Data tak terstruktur jauh lebih besar, 80%
Pendekatan pengambilan keputusan:
Berbasis Data
Berbasis AI
Berbasis Kombinasi AI dan Manusia
Media sosial adalah contoh sumber data tak terstruktur.
Banyak analisis media sosial berbasis big data yang diolah dengan algoritma AI, bisa dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan di institusi perusahaan, pemerintahan, dll.
Metode kombinasi Big Data-AI-Manusia adalah yang paling tepat digunakan untuk pengambilan keputusan berdasarkan percakapan publik di media sosial.
Social Dilemma
Analisis laporan kasus UU ITE.
Cyber troops and computational propaganda
Response publik (netizen) tentang “Pemerintah minta dikritik.”
Response terhadap (revisi) UU ITE.
JURNAL PANCASILA KELOMPOK 2 MANAJEMEN FEB UNS 2017 DI PUBLIKASIKAN DI https://pancasilamanajemena.com JIKA ANDA MENGINKAN SALINAN DARI FILE INI SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE KAMI DI https://pancasilamanajemena.com
KELOMPOK 1: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-1
KELOMPOK 2: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-2
KELOMPOK 3: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-3
KELOMPOK 4: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-4
KELOMPOK 5: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-5
KELOMPOK 6: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-6
KELOMPOK 7: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-7
Pemanfaatan Big Data dalam Mitigasi BencanaIsmail Fahmi
Tentang Drone Emprit
Big data untuk statistic
Big data untuk aktivitas kemanusiaan
Sistem big data
Memonitor bencana: case Jawa Barat
Memonitor bencana nasional
Ekstraksi informasi dari berita online
Media sosial vs Media online
Penutup
BPIP - Analisis Topik Pancasila dan Wawasan KebangsaanIsmail Fahmi
Batasan pengertian tentang “Wawasan Kebangsaan”.
Pancasila sebagai salah satu konsensus dasar bangsa.
Peta diskursus tentang ”Pancasila” di media sosial.
Peta diskursus “wawasan kebangsaan” terkini (terkait KPK).
Permasalahan dan tantangan.
Strategi optimalisasi peran media sosial guna pengembangan wawasan kebangsaan.
Wantiknas - Analisis Big Data untuk Pemetaan DisinformasiIsmail Fahmi
Sistem pelaporan, deteksi, dan verifikasi hoaks saat ini masih harus dilakukan secara manual oleh tim kolaborasi cek fakta.
Ada banyak tools yang digunakan oleh tim cek fakta untuk mendukung kerja verifikasi hoaks.
Sistem big data untuk pemetaan isu di publik memiliki kekurangan dan kelebihan, terutama pada terbatasnya akses pada sumber data (Facebook, pesan singkat/WhatsApp/Line, IG).
Analisis big data untuk pemetaan hoaks dan isu penting di publik lebih bermanfaat jika dihubungkan dengan keperluan penyusunan strategi dan kebijakan publik.
Drone Emprit Academic merupakan sistem big data untuk kolaborasi akademik dengan sumber data Twitter yang bebas digunakan (gratis).
Similar to Analisis Jaringan Pasukan Siber di Indonesia (20)
Pro-kontra Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA)Ismail Fahmi
LATAR BELAKANG
• Berdasarkan UUD Pasal 28H ayat (1) setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan Kesehatan.
• Berkaitan dengan tempat tinggal, Negara dan Pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memenuhi hal tersebut.
• PP Tapera yang ditetapkan pada 20 Mei 2024 menjadi salah satu kebijakan yang dikeluarkan terkait dengan tempat tinggal.
• Kebijakan tersebut menuai pro-kontra di masyarakat. Diskusi di media sosial terjadi sangat keras dan melibatkan berbagai pihak.
RESPONSE NETIZEN ATAS SIDANG PUTUSAN PHPU MK 2024Ismail Fahmi
Setelah Pemilu 2024, terdapat sengketa hasil yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan pemilihan presiden. Sidang ini bertujuan untuk menentukan keabsahan hasil pemilu dan menyelesaikan perselisihan yang muncul.
Salah satu pokok masalah yang muncul adalah keinginan untuk mewapreskan Gibran, anak sulung Presiden Jokowi. Namun, Gibran tidak memenuhi kriteria sebagai calon wakil presiden (Cawapres) berdasarkan faktor usia.
Beberapa pihak mengkhawatirkan bahwa modus kecurangan yang terjadi dalam pemilihan presiden kemungkinan akan muncul kembali dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) di masa depan.
Beberapa pihak menekankan pentingnya mengungkapkan kecurangan dan pelanggaran yang terjadi dalam proses pemilihan.
Different Frontiers of Social Media War in Indonesia Elections 2024Ismail Fahmi
In this modern era, technological developments and increasing dependence on social media have changed the political landscape drastically. Social media has changed the way politicians communicate with voters. Platforms like Twitter, Facebook, and Instagram give candidates direct access to share their political views, plans, and messages. It succeeded in creating a new image for the Presidential and Vice Presidential candidates which influenced the direction of the public's choice.
Like the previous election, in the 2024 General Elections, social media became the stage for complex political battles. On the one hand, social media has increased young voters’ participation, who feel more involved in the political process through active campaigns on social platforms. On the other hand, social media has become an effective means for spreading false information and hoaxes that can confuse voters and damage the integrity of elections.
This webinar discusses the role of social media platforms during the 2024 General Elections, such as TikTok, in influencing public or voter perceptions. The speaker will explain several phenomena of social media use that effectively influence public choices. He will also examine where are the different frontiers of the social media war in Indonesia elections.
ANALISIS ISU KECURANGAN PEMILU DI MEDIA SOSIAL & ONLINEIsmail Fahmi
PERTANYAAN DAN METODE
• Pertanyaan:
• Bagaimana tren percakapan tentang “kecurangan pemilu” di media
online dan media sosial?
• Isu apa saja yang banyak diangkat terkait “kecurangan pemilu” ini?
• Metode:
• Keyword: kecurangan, curang
• Periode: sebelum dan sesudah tanggal pencoblosan (7-23 Februari 2024)
• Sumber data: berita online dan Twitter/X
ANALISIS SIREKAP DI MEDIA SOSIAL TWITTER, TIKTOK, YOUTUBE 14-15 FEBRUARI 2024Ismail Fahmi
ANALISIS SIREKAP DI MEDIA SOSIAL
Tadi ada FGD dengan
@perludem
, bersama teman2 dari UI, Elsam, Mafindo, BSSN, dan Safenet. Dari
@KPU_ID
berhalangan hadir.
Membahas tentang Sirekap. Saya diminta melaporkan analisis percakapan netizen tentang Sirekap di media sosial.
Bagaimana sentimennya? Apa saja kritikan dan keluhan masyarakat? Emosinya bagaimana?
TWITTER, TIKTOK, YOUTUBE
14-15 FEBRUARI 2024
SUARA NETIZEN HARI PENCOBLOSAN PEMILU 2024Ismail Fahmi
KESIMPULAN “KECURANGAN PEMILU”
• Terdapat banyak laporan dan bukti tentang kecurangan dalam pemilu 2024, seperti surat suara yang sudah tercoblos sebelum pemilihan dilakukan, manipulasi data suara, dan kegiatan pencoblosan oleh anak-anak di bawah umur.
• Banyak akun media sosial dan lembaga media yang mengungkap kecurangan ini, seperti Majalah Tempo, Media Kumparan, dan dokumenter "Dirty Vote" yang telah ditonton oleh jutaan penonton di YouTube.
• Para guru besar dari berbagai kampus juga memberikan testimoni tentang kecurangan dalam pemilu ini.
• Beberapa akun menyebut adanya upaya penegakan hukum yang terhambat dan serangan terhadap relawan yang melaporkan kecurangan.
• Terdapat kekhawatiran bahwa kecurangan ini dapat merusak legitimasi pemimpin yang terpilih dan merusak demokrasi.
• Beberapa akun juga menyebut adanya keterlibatan dinasti politik dan nepotisme dalam pemilu ini.
• Timnas Amin dan TPN Ganjar-Mahfud sepakat untuk menggugat kecurangan pemilu ini.
• Meskipun ada beberapa akun yang menyebut bias dalam dukungan politik, namun banyak akun yang menyuarakan keadilan dan transparansi dalam pemilu.
JIS VS GBK DALAM KAMPANYE TERAKHIR PILPRES 2024Ismail Fahmi
KESIMPULAN
• Di semua kanal (Twitter, News, Instagram, YouTube) yang dimonitor selama periode 7-10 Februari 2024, JIS mendapatkan jumlah mention dan interaksi yang lebih tinggi dibandingkan GBK.
• Ini memperlihatkan minat netizen di platform media sosial tersebut dan media online yang lebih tinggi tentang JIS yang menjadi lokasi kampanye terakhir paslon 01 dibandingkan GBK yang menjadi lokasi paslon 02.
• Dalam analisis ini, lokasi kampanye paslon 03 di Simpang Lima, Semarang, tidak diikutkan, karena dalam percakapan netizen yang ada adalah upaya membandingkan lokasi JIS dan GBK saja.
• Analsis tentang kampanye lebih mendalam, termasuk terkait narasi yang muncul, dari ketiga paslon akan dibuat dalam analisis selanjutnya.
PERBANDINGAN KETIGA PASLON PASCA DEBAT DI YOUTUBE 4 - 6 FEBRUARI 2024Ismail Fahmi
KESIMPULAN
1.Dari ”Share of voice” yang tidak terlalu jauh bedanya, dapat disimpulkan bahwa pertarungan di YouTube antara ketiga paslon berlangsung sangat ketat. Tidak ada pemenang yang jauh berbeda secara signifikan. Namun demikian pasca debat terakhir, Paslon 02 paling tinggi jumlah video dan interaksi yang didapatkannya.
2.Di antara semua kanal YouTube, kanal-kanal dari TV memberi kontribusi jumlah interaksi yang paling tinggi. Ada beberapa kanal non-TV yang juga signifikan seperti kanal podcast dan kanal opini.
3.Konten yang Menarik:
• Debat politik dan acara terkait kampanye merupakan konten yang paling banyak menarik perhatian, sebagaimana ditunjukkan oleh jumlah tayangan dan komentar yang tinggi pada video-video terkait.
• Segmen penutup paling banyak mendapat interaksi.
• Dari Capres 01, saat Anies membacakan ayat dari Quran dan pesan yang menyentuh. Dari Capres 02 saat meminta maaf kepada paslon lain. Dari Capres 03 cenderung direspon negative karena menyindir.
• Konten yang memungkinkan pemirsa untuk terlibat secara emosional atau pribadi, seperti wawancara atau segmen yang menampilkan sisi humanis dari calon, juga menarik jumlah tayangan yang tinggi.
TREN JUMLAH VIDEO PER JAM DI TIKTOK 1 – 5 FEBRUARI 2024Ismail Fahmi
KESIMPULAN
Konten yang Menarik Emosi
Konten yang menyentuh emosi dan menampilkan humanisasi kandidat, seperti penutupan debat Anies yang 'mengandung bawang' dan Prabowo yang meminta maaf, terbukti sangat populer. Hal ini menandakan bahwa pendekatan yang memanusiakan kandidat dan menekankan pada nilai-nilai emosional beresonansi dengan audiens di TikTok.
Ganjar's closing statement yang menekankan pada isu HAM menunjukkan pentingnya mengangkat isu-isu substansial yang berkaitan dengan keadilan sosial dan hak asasi manusia.
Peran Media Online
Media online tampaknya berperan penting dalam menyebarkan konten terkait dengan capres dan cawapres, dengan banyak akun media yang masuk dalam daftar akun yang video-videonya paling banyak dilihat.
Keterlibatan media dalam distribusi konten menunjukkan bahwa paslon tidak hanya bergantung pada akun pribadi atau pendukung mereka dalam menyebarkan pesan, tetapi juga pada narasi yang dibentuk dan dikomunikasikan oleh media.
ANALISIS PRA DEBAT KELIMA CAPRES PEMILU 2024 NEWS - TWITTER 3 – 4 Februari 2024Ismail Fahmi
KESIMPULAN
Analisis Volume dan Sentimen
• Anies Baswedan memiliki jumlah pembicaraan terbanyak dengan 170,341 total sebutan, mewakili 47% dari semua pembicaraan media. Dalam hal sentimen, 90% percakapan Twitter tentangnya bersifat positif, dengan hanya 5% negatif dan 5% netral. Ini menunjukkan opini publik yang sangat mendukung terhadap Anies Baswedan.
• Prabowo Subianto mengikuti dengan 114,034 sebutan, yang merupakan 32% dari total. Namun, sentimen di Twitter menunjukkan bahwa 63% percakapan adalah negatif, hanya 32% positif, dan 5% netral. Hal ini menandakan bahwa meskipun ia banyak dibicarakan, sebagian besar percakapan cenderung negatif.
• Ganjar Pranowo memiliki 76,371 sebutan dengan 21% dari total pembicaraan. Sentimen di Twitter terhadap Ganjar lebih positif dibandingkan Prabowo dengan 80% percakapan positif, 11% negatif, dan 9% netral. Ini menandakan persepsi publik yang umumnya positif terhadapnya.
Opini Netizen
• Opini terhadap Anies Baswedan mencakup beberapa poin positif, seperti dukungan dari influencer TikTok, antusiasme netizen terhadap acara live TikTok Anies, dan fatwa dari ulama. Namun, ada juga kritik negatif, seperti tuduhan penghinaan oleh pendukungnya dan kekecewaan publik terhadap omongan yang dianggap kosong.
• Opini terhadap Prabowo Subianto menunjukkan dukungan dari beberapa tokoh penting, namun juga ada kritikan keras, seperti tuduhan kerusakan demokrasi dan kekecewaan terhadap kinerjanya di masa lalu.
• Opini terhadap Ganjar Pranowo sebagian besar positif, dengan dukungan yang meningkat dari publik dan apresiasi untuk konten media sosialnya. Namun, terdapat pula sorotan negatif karena tidak hadirnya di acara tertentu dan survei yang kurang menguntungkan.
• Kesimpulan
Secara keseluruhan, Anies Baswedan tampaknya mempunyai dukungan yang kuat dari publik, dengan sentimen positif yang dominan. Prabowo Subianto mempunyai banyak pembicaraan namun dengan sentimen yang cenderung negatif. Sementara itu, Ganjar Pranowo memiliki proporsi sentimen positif yang tinggi meskipun jumlah pembicaraannya lebih sedikit dibandingkan dengan kedua kandidat lainnya.
PERBANDINGAN KETIGA PASLON DI YOUTUBE - 25 JANUARI - 3 FEBRUARI 2024Ismail Fahmi
KESIMPULAN
• Dalam periode 25 Jan-3 Feb 2024, jumlah video yang dipost di YouTube terkait Paslon 01 (14,618 video) dan Paslon 03 (14,642 video) memiliki share yang sama (36%), mengalahkan Paslon 02 (11,090 video, 27%).
• Tren total interaksi harian dari ketiga paslon di YouTube mirip dengan tren jumlah konten video (mention) yang dipost di YouTube. Awalnya interaksi dari video tentang paslon 01 paling tinggi, namun kemudian disusul oleh paslon 03, sebelum injury time paslon 02 menyusul, dan terakhir paslon 03 melewati mereka semua lagi.
• Total interaksi (Like, Comment, View) yang didapat semua video, Paslon 01 yang paling tinggi interaksinya (95 juta interaksi), disusul oleh Paslon 03 (88 juta interaksi), dan terakhir Paslon 02 (74 juta interaksi).
• Sentimen dari video dalam data ini belum dianalisis, sehingga belum ditampilkan hasilnya.
ANALISIS KONTEN DAN INTERAKSI KETIGA PASLON DI TIKTOK 1-3 FEBRUARI 2024Ismail Fahmi
KESIMPULAN
• Pasca Anies live di TikTok tanggal 1 Februari 2024, jumlah postingan konten di TikTok meningkat untuk Paslon 01, mengalahkan Paslon 02 dan Paslon 03. Namun jumlah interaksi yang didapat belum berbanding lurus dengan jumlah kontennya.
• Untuk mendapatkan interaksi yang tinggi (Like, View) tidak harus dari akun yang followernya besar. Akun pendukung Paslon 02 dengan 19K follower bisa mendapat Like dan View yang paling tinggi, mengalahkan akun yang followernya jutaan, karena kontennya yang khas.
• Paslon 02 mendapatkan interaksi yang tinggi, paling besar bukan dari akun dengan follower jutaan. Bahkan dari top 10 akun, sebagian besar followernya di bawah 100K. Kuncinya ada konten ringan yang memberi semangat dan menyentuh perasaan.
• Paslon 03 mendapat interaksi tinggi dari akun-akun media. Dari top 10 akun, hampir separuhnya adalah akun media.
• Paslon 01 juga mendapat interaksi dari top 10 akun dengan follower separuhnya kurang dari 50K. Sebagian besar adalah konten ringan yang menyentuh perasaan juga.
• Content is King. Dan konten yang paling tinggi interaksinya di TikTok dalam periode data ini adalah konten yang menyentuh perasaan.
PERBANDINGAN KETIGA PASLON DI INSTAGRAM DARI 21 JAN-3 FEB 2024Ismail Fahmi
METODOLOGI
• Sumber: Instagram
• Metode crawling: IG Search yang hanya berbasis hashtags. Kelemahan: jika sebuah post di dalam caption tidak ada hashtags, maka IG Search tidak akan menampilkan post dalam hasil pencarian.
• Periode: 21 Januari - 3 Februari 2024
• Keywords/Hashtags:
MUNDURNYA MAHFUD MD SEBAGAI MENKOPOLHUKAMIsmail Fahmi
LATAR BELAKANG
• Pengunduran diri Mahfud MD dari posisi Menkopolhukam menjadi pembahasan di media massa dan media online.
• Sejumlah tokoh nasional, pengamat, politisi, juga Presiden Jokowi turut mengomentari pengunduran diri tersebut.
• Pengunduran diri Mahfud MD jelang pelaksanaan debat Capres ke lima dan hanya terhitung belasan hari sebelum pencoblosan, ditafsir beragam oleh publik.
• Isu ini pun diikuti oleh beragam isu lainnya, termasuk keharmonisan kabinet dan rumor pengunduran diri beberapa menteri di kabinet Jokowi.
1. Analisis Jaringan Pasukan
Siber di Indonesia
(Kolam Hoax dan Hate Speech)
Studi Kasus:
Pilpres 2014, Pilkada, Penangkapan MCA, dan
Analisis Facebook Page “MCA” vs “Seword”
Ismail Fahmi, PhD
PT. Media Kernels Indonesia
(Drone Emprit)
Ismail.fahmi@gmail.com
Serial Diskusi Publik ISPPI
INDEPENDENSI KEPOLISIAN DALAM RIAK
PESTA DEMOKRASI
Jakarta, 21 Maret 2018
ISPPI
IKATAN SARJANA DAN PROFESI
PERPOLISIAN INDONESIA
2. 1992 – 1997 S1, Teknik Elektro, ITB
2003 – 2004 S2, Information Science, Universitas Groningen, Belanda
2004 – 2009 S3, Information Science, Universitas Groningen, Belanda
2000 – 2003 Inisiator IndonesiaDLN (Digital Library Network pertama di Indonesia)
Mengembangkan Ganesha Digital Library (GDL)
Mendirikan Knowledge Management Research Group (KMRG) ITB
Membangun Digital Library ITB
2009 – Sekarang Engineer di Weborama, Perusahaan berbasis big data (Paris/Amsterdam)
2014 – Sekarang Founder PT. Media Kernels Indonesia, a Natural Language Processing Company
2015 – Sekarang Konsultan Perpustakaan Nasional, Inisiator Indonesia OneSearch
2017 – Sekarang Dosen Magister Teknologi Informasi Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
Ismail Fahmi, PhD.
Ismail.fahmi@gmail.com
3. Agenda
• Cambridge Analytica
• Evolusi Pasukan Siber di Indonesia dari Tahun 2014 sd 2018
• Menelusuri Jejak MCA
• Penangkapan anggota MCA
• MCA vs (veteran) Jasmev dari Pilkada ke Pilkada
• Analisis Facebook Page: “United MCA” vs “Seword Fans Club”
• Kesimpulan
3
4. Perspektif Perang Informasi Global:
Cambridge Analytica
Bagaimana big data, psikologi, dan informasi digunakan untuk
memanipulasi publik, budaya, dan demokrasi
4
7. Cara Kerja Cambridge Analytica
Rekayasa: Individu à Budaya à Demokrasi
Beli Profile
270.000
Pengguna aplikasi ‘Quis
Psikologi’ di Facebook
Crawling
50 juta +
Data pribadi dari
Pengguna Facebook di US
(status, komentar, likes,
shares, profiles, foto)
Clustering
Pengguna Facebook dari
USA ke dalam
5 Big Personality
Traits
Mengubah perilaku
pengguna melalui
‘Iklan’ di Facebook
Pesan ‘religius’
Pesan ‘gun rights’
Pesan ‘ekonomi’
Pesan ‘NRA’, dll
Fake News
Vote Trump!
8. Breitbart News
Fake news, opinion, commentary website
Breitbart News Network
(known commonly as Breitbart
News, Breitbart or
Breitbart.com) is a far-right
American news, opinion and
commentary website founded in
2007 by conservative
commentator Andrew Breitbart.
The site has published a number
of falsehoods and conspiracy
theories, as well as intentionally
misleading stories. Its journalists
are ideologically driven, and
some of its content has been
called misogynistic,
xenophobic, and racist.
Breitbart News later aligned with
the alt-right under the
management of former
executive chairman Steve
Bannon.
9. Peta Percakapan di Twitter: US Election 2016
Hillary Clinton Donald Trump
11. Bagaimana dengan Indonesia?
Potensi perang proxy untuk instabilitas Indonesia
Penggunaan Big Data dari Media Sosial untuk
Memanipulasi Psikologi dan Opini Publik di
Indonesia hanya soal waktu. Bahkan mungkin
sedang terjadi tanpa kita sadari.
12. Evolusi Pasukan Siber dari tahun 2014-2018
Untuk Kepentingan Politik?
Analisis berbasis data dari media sosial “Twitter”
Dari tahun 2014 - 2018
Keyword: terkait “Jokowi” sebagai capres dan presiden terpilih
12
13. Januari 2014, Analisis Jaringan Sosial “Gubernur Jokowi”
Media darling, dan dukungan dari buzzer
PRO
KONTRA
2014
14. Februari 2014, Analisis Jaringan Sosial “Gubernur Jokowi”
Serangan jelang pencalonan, menggunakan robot
PRO
KONTRA
2014
15. Maret 2014, Analisis Jaringan Sosial “Gubernur Jokowi”
Pencapresan Jokowi, dikontra dengan robot
PRO
KONTRA
KONTRA
2014
20. September - Oktober 2017, Analisis Jaringan Sosial “Jokowi”
Kontra: kritik atas reklamasi, KPK, capaian, pencitraan, dll
PRO
KONTRA
2017
PRO
21. September - Oktober 2017, Analisis Word Cloud “Jokowi”
Kontra: menagih janji, isu reklamasi, lengser, kebohongan
22. Februari - Maret 2018, Analisis Jaringan Sosial “Presiden Jokowi”
Satu bulan terakhir, pro-kontra tentang presiden
PRO
KONTRAPRO
PRO
2018
23. Februari - Maret 2018, Analisis Word Cloud “Jokowi”
Kontra: soal utang, sertifikat tanah, pengibulan
24. Highlight
• Tahun 2014:
• Cluster cybertroop yang mendukung Jokowi adalah yang paling besar, didukung oleh akun organic dan bot.
Kekuatan maksimum terjadi pada saat kampanye pilpres.
• Cluster cybertroop yang kontra Jokowi relative masih kecil, dan didominasi oleh sebuah akun
(triomacan2000) dengan dukungan bot yang luar biasa besar. Akun ini pada dasarnya menyerang semua
tokoh. Cluster kontra ini makin besar pada saat kampanye pilpres.
• Tahun 2015:
• Polarisasi warganet ke dalam dua cluster berlanjut, antara yang pro dan kontra Jokowi.
• Topik percakapan mereka yang kontra kebanyakan berupa kritik dan sindiran atas kebijakan dan
keberpihakan Jokowi.
• Tahun 2016:
• Akun terkait FPI/Syihabrizieq mulai muncul jelas dalam cluster kontra.
• Polarisasi terus berjalan antara kedua cluster pro-kontra dengan topik serupa, ditambah munculnya isu Ahok
menjelang pilkada DKI.
• Tahun 2017:
• Polarisasi terus berjalan dan kadang makin kuat.
• Topik percakapan mereka yang kontra kebanyakan berupa kritik dan sindiran atas kebijakan dan
keberpihakan Jokowi (misal soal reklamasi).
• Tahun 2018:
• Polarisasi terus berjalan.
• Topik percakapan mereka yang kontra kebanyakan berupa kritik dan sindiran atas kebijakan dan
keberpihakan Jokowi.
• Kampanye keberhasilan program pemerintahan Jokowi juga makin giat.
24
25. Kesimpulan soal cluster pro-kontra (2014-2018)
25
Polarisasi warganet atau cybertroop ke dalam dua cluster pro-
kontra terhadap pemerintah, masih dalam batas wajar.
Bahkan, keduanya diperlukan untuk menginformasikan
keberhasilan program, dan menguak kekurangan atau
kegagalan yang disembunyikan atau tidak diketahui publik.
Pemerintahan yang sehat membutuhkan kedua cluster
sebagai fungsi kontrol.
27. Executive Summary
• Setelah sebelumnya Polri melakukan “shock therapy” dengan mengumumkan
penangkapan anggota “Sindikat Saracen”, kali ini Polri lebih berani lagi, yaitu
mengumumkan penangkapan anggota “MCA”, sebuah jaringan yang jauh lebih
besar dari Saracen.
• Landasan penangkapan ini sangat kuat: “pembuatan dan penyebaran hoax yang
sangat meresahkan masyarakat, yaitu tentang maraknya ‘orang gila’ yang meneror
ulama” dan isu PKI oleh anggota MCA.
• Bisa dilihat ada 2 tujuan: (1) meredam hoax khususnya yang menyerang
pemerintah, (2) melemahkan MCA.
• Pertanyaan:
• Siapakan MCA itu?
• Kapan MCA mulai muncul?
• Apakah ada indikasi kekuatan MCA bakal melemah setelah gempuran ini?
• Bagaimana peta pertempuran “War on MCA” di media social?
• Bagaimana strategi MCA dalam melawan tekanan dan deligitimasi terhadap mereka?
• Drone Emprit menampilkan data sejak Mei 2016 hingga 20 Maret 2018 (hari ini).
27
28. Jejak Keyword: “MCA” atau “Muslim Cyber Army”
1 Mei 2016 – 4 Maret 2018
Berita penangkapan anggota
MCA menghasilkan volume
percakapan yang sangat
tinggi. Kita akan zoom out
bagian ini, biar data
sebelumnya tampil lebih jelas.
(Zoom)
1 Mei 2016 – 25 Februari 2018
Data sebelum penangkapan:
mention keywords ini mulai
muncul sebelum bulan Januari
2017. Dan sejak saat itu,
volume mention semakin
tinggi.
Awal mention “MCA” atau
“Muslim Cyber Army”
29. Awal Kemunculan “MCA” atau “Muslim Cyber Army”
1 Mei 2016 – 31 Desember 2016
Sebelum pertengahan Desember 2016,
penyebutan “MCA” semua merefer pada sebuah
partai uni-ras di Malaysia, yaitu Malaysian Chinese
Association.
Mulai pertengahan Desember 2016, kita
akan sering menemukan “MCA” atau
“muslim cyber army” dalam percakapan
Twitter di Indonesia.
34. SNA “MCA” Desember 2016
Nama MCA Mulai Digunakan, Namun masih Kecil Volumenya
35. Tahun 2017
Jejak “MCA” sepanjang tahun 2017
Chat HRS
Seruan HRS terkait GMBI
Saracen
Aksi Bela Palestina
36. 6 Tipe Kelompok yang mengaku “Anggota MCA”
1. Promotor MCA di media
2. Ahli hacking akun sosmed dan pembuatan konten
3. Pencari keuntungan ekonomi
4. Pengguna biasa yang bersemangat ngeshare
5. Pihak lawan yang pura-pura jadi anggota MCA
6. Agen proxy war dari luar negeri yang ingin mengacaukan Indonesia
36
39. Most Retweeted: 26 Feb, sehari sebelum penangkapan
Masing-masing sibuk dengan agendanya
40. SNA: 26 Feb, sehari sebelum penangkapan
Tak begitu banyak percakapan tentang MCA
Pro Pemerintah
MCA
41. Most Retweeted: 27 Feb, hari H penangkapan anggota MCA
Didominasi oleh status dan tokoh pro pemerintah
42. SNA: 27 Feb, hari H penangkapan anggota MCA
Cluster pro pemerintah lebih besar, didukung berita media
Pro Pemerintah
MCA
@MustofaNahra adalah akun awal
salah satu netizen dalam cluster
MCA yang dibajak oleh cluster
lawannya. Gantinya adalah
@NetizenTofa.
43. Most Retweeted: 28 Feb, sehari setelah penangkapan
Sudah mulai seimbang antara kedua cluster
44. SNA: 28 Feb, sehari setelah penangkapan
Sudah mulai seimbang antara kedua cluster
Pro Pemerintah
MCA
45. Most Retweeted: 2 Maret 2018 (3 hari berikutnya)
MCA menyerang balik, memanfaatkan temuan blunder dari lawannya
46. SNA: 2 Maret 2018 (3 hari berikutnya)
Cluster ”MCA” Tak Menunjukkan Tanda akan Menurun, bahkan Menyerang Balik
Pro Pemerintah
MCA
47. Most Retweeted: 4 Maret 2018 (4 hari berikutnya)
Topik serangan ganti: M Luth (Jokower) & Fadli Zon (demokrasi)
48. SNA: 3 Maret 2018 (4 hari berikutnya)
Kenapa “MCA” Tetap Kuat dan Tidak Berkurang?
Pro Pemerintah
MCA
49. SNA: 18 Feb - 20 Maret 2018
Isu “MCA” hanya ramai sesaat, bertahan 1-2 minggu saja
50. Strategi Pertempuran
• Cluster Pro Pemerintah berusaha membangun asosiasi “MCA pembuat Hoax” agar
tidak dipercaya lagi oleh public. Dan sebaliknya, cluster MCA melakukan kontra narasi
dengan menyatakan bahwa “MCA yang asli itu melawan fitnah.”
• Cluster Pro Pemerintah membongkar profile mereka yang ditangkap oleh Polri, melalui
jejak digital yang mereka kumpulkan. Ada beberapa akun khusus yang bertugas untuk
membukanya. Sedangkan cluster MCA melihat titik celah dari tuduhan, serangan dan
informasi yang dibuka oleh lawannya, lalu menggunakan celah yang ditemukan untuk
menyerang balik. Misal, pernyataan Polri bahwa “salah satu anggota yang ditangkap
sudah bergabung dengan MCA sejak 5 tahun yang lalu,” ini dimanfaatkan baik-baik
untuk menyerang, dengan kontra narasi bahwa MCA baru ulang tahun sekali.
• Polri menunjukkan bahwa MCA memiliki admin salah satunya “M Luth”. Cluster MCA
melakukan kontra narasi dengan menyatakan bahwa akun @Cak_Luth itu adalah milik
orang yang ditangkap Polri, yang ternyata adalah anggota Jasmev dan PSI. Tidak tahu
apakah klaim MCA ini benar atau tidak.
• AS dari cluster Pro Pemerintah turut menyebar foto yang memperlihatkan “sosok”
mirip salah satu admin MCA yang ditangkap ternyata memiliki “asosiasi” dengan salah
satu tokoh (FZ dan PS) dan partai tertentu. Cluster MCA melihat ada celah untuk
melakukan kontra narasi, dengan menyatakan bahwa orang itu adalah salah satu fans
PS yang rela berjalan kaki jauh-jauh ke Jakarta untuk bertemu dengan PS; dan bahkan
FZ melaporkan AS ke kepolisian atas hoax/fitnah yang diserbar AS.
50
51. Kesimpulan tentang MCA
• Penangkapan anggota MCA yang dilakukan oleh Polri ini sebuah pertaruhan serius.
Jika Polri bisa membuktikan bahwa MCA adalah sebuah jaringan yang ada
penyandang dananya, ada tim inti, operator di lapangan, dan simpatisan, maka ini bisa
mendelegitimasi MCA. MCA bisa diasosiasikan oleh public sebagai “pabrik hoax”
yang tidak lagi dipercaya.
• Namun jika ternyata MCA yang asli itu berbeda (sedikit atau banyak) dari yang
dituduhkan oleh Polri, maka MCA akan bisa mendapatkan momentumnya untuk
bangkit kembali dan lebih solid.
• Hal positif yang saya lihat dari kasus ini adalah soal “perang melawan hoax”. Harusnya
ini yang lebih dominan, lebih ditekankan oleh Polri dan semua pihak. Jika ini dilakukan,
maka kita bisa bersama-sama, kedua cluster satu pandangan, untuk menghentikan
pembuatan dan penyebaran hoax. Efek jera bisa menjadi fungsi control, karena hukum
akan ditegakkan oleh Polri terhadap siapapun yang membuat hoax dan fitnah.
Siapapun, artinya dari cluster manapun.
• Jika ternyata memang ada 2 jenis MCA, karena sifatnya yang terbuka dan tak
terkontrol anggotanya, yaitu “produsen kritik” dan “produsen hoax”, ini adalah
momentum untuk menghabisi ”MCA produsen hoax” dan ke depan MCA bisa lebih
serius menjadi “produsen kritik.” Kritik yang cerdas, berbasis data. Mungkinkah?
51
53. Ahok-Djarot
Anies-Sandi
Agus-Sylvi
MCA
Serangan khusus ke
paslon Anies-SandiSerangan khusus ke
paslon Agus-Sylvi
Serangan ke Ahok
Februari 2017
Posisi “MCA” dalam Perang Cyber saat ”Pilkada DKI”
MCA membentuk cluster sendiri,
dengan misi tunggal “Asal Bukan
Ahok”. Tidak ikut membela salah satu
paslon lainnya.
55. Februari-Maret 2018
Pasukan Cyber dalam Pilkada “Jawa Barat”
Pro Djarot-SiharPro Edy-Musa
Veteran Cybertroop
Pilkada DKI
MCA
Sudrajat-Syaikhu
RK-UU
Tubagus-Anton
Demiz-Demul
56. Kesimpulan soal clustering dalam pilkada
56
Polarisasi warganet karena turunnya cybertroop untuk
memenangkan pasangan masing-masing tidak bisa dihindari
dalam pilkada.
Yang perlu dijaga adalah, polarisasi ini masih dalam batas
yang sehat, tidak mengarah pada perpecahan di dunia nyata
yang meninggalkan luka.
Penting bagi penegak hukum (Polri) untuk sesegera mungkin
bisa membaca peta polarisasi; narasi dan propaganda yang
disebar; aktor-aktor penting dalam cybertroop; memprediksi
kemungkinan friksi; dan segera menindak tanpa pandang
bulu jika ada aksi yang melampaui batas dan berbahaya bagi
stabilitas dan keamanan.
71. Word Cloud “MCA” vs “Seword”
Saling sindir dan kritik tokoh, identitas, dan pendapat
United Muslim
Cyber Army
Seword Fans Club
72. Kesimpulan tentang FB Group dari kedua cluster
• Group United MCA:
• Topik percakapan banyak berupa kritik pada pemerintah, pembelaan kepada agama dan ulama, dan
dukungan untuk terpilihnya presiden baru pada pilpres mendatang.
• Group Seword Fans Club:
• Topik percakapan banyak berupa pujian dan dukungan pada pemerintah, pembelaan pada presiden,
dan kritik atau sindiran pada tokoh yang banyak mengkritik pemerintah (misal Amien Rais dan ketua
BEM UI).
72
Kritik, opini, dan ujaran-ujaran yang bisa membuat benci atau
panas hati kelompok lain, bisa ditemukan di kedua group.
Dukungan dan pujian pada tokoh masing-masing juga ada di
kedua group.
Engagement (komentar, like, share) di kedua group sangat
tinggi, meski di MCA jauh lebih aktif. Group-group semacam
ini bisa mudah disulut emosi dan diprovokasi.
73. Penutup
MCA yang dituding sebagai produsen Hoax dan Hate Speech ini memang
merupakan sebuah problem. Namun, fokus hanya pada MCA dan memerangi hoax
saja bisa membuat gambaran besar dari problem yang kita hadapi menjadi tidak
tampak dengan jelas.
Media digital semakin mudah dan dengan sangat cepat membuat masyarakat
digital kita terpolarisasi oleh berbagai macam isu dan kepentingan. Yang jadi
korban adalah trust atau kepercayaan. Dan jika mengandalkan solusi melalui kanal
digital, sulit terbangun kepercayaan yang bisa merekatkan sebuah masyarakat.
Yang bisa membangun kepercayaan adalah face-to-face interaction, silaturahmi
offline, ngopi-ngopi bareng, tabayun langsung, cangkrukan, dan sejenisnya. Di
sana, bertemu unsur-unsur dari chamber yang terpolarisasi. (Social Physics: How
Social Network Can Make Us Smarter, Alex Pentland)
Event silaturahmi ini kemudian bisa diviralkan melalui media digital, agar lebih
cepat tersebar luas. Jika ini sering dilakukan, maka trust itu akan terbangun kembali.