ANALISIS SIREKAP DI MEDIA SOSIAL
Tadi ada FGD dengan
@perludem
, bersama teman2 dari UI, Elsam, Mafindo, BSSN, dan Safenet. Dari
@KPU_ID
berhalangan hadir.
Membahas tentang Sirekap. Saya diminta melaporkan analisis percakapan netizen tentang Sirekap di media sosial.
Bagaimana sentimennya? Apa saja kritikan dan keluhan masyarakat? Emosinya bagaimana?
TWITTER, TIKTOK, YOUTUBE
14-15 FEBRUARI 2024
4. METODOLOGI
• Pertanyaan:
• Bagaimana percakapan di media sosial tentang Sirekap dan hasil
pemilu 2024 yang ditampilkan?
• Sumber: Twitter, TikTok, YouTube
• Periode: 14-15 Februari 2024
• Keyword: Sirekap
4
6. CONTOH AKIBAT KELEMAHAN SIREKAP
6
Salah input 01 hingga
3 juta suara
Suara 01 jadi 31.9% Setelah dikoreksi,
Suara 01 jadi 25.4%
Menimbulkan ketidakpercayaan
kepada Sirekap/KPU
16. RANGKUMAN SENTIMENT NEGATIF
1. Kesalahan konversi data: Netizen mengkritik Sirekap karena adanya kesalahan dalam konversi data antara formulir
C hasil perolehan suara dengan Sirekap. Hal ini mengakibatkan ketidaksesuaian data yang ditampilkan.
2. Ketidaksesuaian data: Netizen menyoroti adanya ketidaksesuaian antara data C1 asli dengan data yang ditampilkan
di Sirekap. Angka suara paslon tertentu terkadang berubah secara drastis di Sirekap, yang menimbulkan kecurigaan
terhadap integritas data.
3. Kecurangan sistem: Netizen menduga adanya unsur kesengajaan dalam perubahan data di Sirekap untuk
memenangkan paslon tertentu. Hal ini menimbulkan keraguan terhadap legitimasi penyelenggaraan pemilu.
4. Kekurangan aplikasi: Netizen menganggap bahwa aplikasi Sirekap tidak sebaik aplikasi lain seperti PINJOL (Pinjam
Online). Mereka merasa bahwa Sirekap kalah bagus dalam hal fungsionalitas dan kehandalan.
5. Kritik terhadap KPU: Netizen juga menyalahkan KPU sebagai penyelenggara pemilu karena kesalahan dalam
konversi data dan ketidaksesuaian data di Sirekap. Mereka merasa bahwa KPU tidak kompeten dalam mengelola
data pemilu.
6. Ketidaktransparanan: Netizen merasa bahwa Sirekap tidak transparan dalam menampilkan data pemilu. Mereka
merasa bahwa data yang ditampilkan tidak valid dan tidak dapat dipercaya.
7. Kritik terhadap integritas data: Netizen mengkritik integritas data DPT (Daftar Pemilih Tetap) dan hasil OCR
(Optical Character Recognition) di Sirekap. Mereka merasa bahwa data yang ditampilkan tidak sesuai dengan data
asli yang diunggah ke Sirekap.
8. Kritik terhadap keamanan: Netizen mengkhawatirkan keamanan aplikasi Sirekap. Beberapa netizen bahkan
menyebut adanya potensi backdoor dan celah keamanan dalam aplikasi tersebut.
9. Pengalaman pribadi: Beberapa netizen mungkin memiliki pengalaman pribadi yang buruk dengan Sirekap, seperti
data yang dikunci oleh KPU untuk menjegal seseorang. Hal ini membuat mereka merespon negatif terhadap Sirekap
secara keseluruhan.
16
19. ANALISIS EMOSI THD SIREKAP
14-15 FEBRUARI 2024
19
Ingin hasil pemilu yang akurat dan adil;
Minta audit dan transparansi Sirekap
Kegagalan OCR; Dugaan Sirekap telah
dimanipulasi untuk memenangkan 02;
Kesal KPU pake Sirekap yang masih
banyak masalah; Frustasi akses
Sirekap
Terkejut tingginya berbedaan angka di
form C1 dan bacaan Sirekap; hasil
bacaan OCR tidak realistis, jauh dari
aslinya; curiga ada kecurangan
sistematis; terkejut pengembangan
Sirekap yang buruk; heran KPU kurang
responsive.
29. KESIMPULAN
1. Sentimen negative tinggi: Di semua kanal media sosial, Sirekap mendapat sentiment negative
yang teramat sangat tinggi, di Twitter 85%, TikTok 70%, di YouTube 90%.
2. Kesalahan Dalam Penginputan dan Konversi Data: Banyak pengguna Twitter melaporkan
adanya kesalahan dalam penginputan dan konversi data oleh sistem Sirekap. Hal ini mencakup
perbedaan signifikan antara data asli yang tercatat di formulir C1 dan data yang terinput di
Sirekap. Kesalahan konversi ini tampaknya berpengaruh pada semua paslon, meskipun ada fokus
khusus pada paslon nomor 02.
3. Kekhawatiran Mengenai Transparansi dan Integritas Pemilu: Kegagalan Sirekap dalam
menginput data dengan akurat telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat tentang
transparansi dan integritas proses pemilu. Banyak yang mempertanyakan apakah kesalahan
tersebut disebabkan oleh kesalahan teknis atau adanya manipulasi.
4. Penggunaan Teknologi OCR dan Masalah Teknis: Sirekap menggunakan teknologi Optical
Character Recognition (OCR) untuk membaca dan mengonversi data dari formulir C1. Namun,
banyak laporan menunjukkan bahwa teknologi OCR ini tidak berfungsi dengan baik, menghasilkan
data yang tidak akurat.
5. Respons dari KPU dan Masyarakat: Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah dihadapkan dengan
banyak laporan kesalahan dan diminta untuk memberikan penjelasan dan koreksi. Masyarakat
juga aktif mengawasi dan melaporkan kesalahan yang ditemukan di Sirekap, menunjukkan tingkat
keterlibatan dan kepedulian yang tinggi terhadap proses demokrasi.
6. Pentingnya Verifikasi dan Audit: Situasi ini menekankan pentingnya verifikasi dan audit
independen atas data pemilu. Ada seruan dari masyarakat dan pengguna media sosial untuk audit
forensik digital terhadap sistem Sirekap dan pengecekan ulang terhadap data yang telah diinput.
29
30. REKOMENDASI BUAT KPU
1. Transparansi dan komunikasi yang lebih baik:
• KPU perlu meningkatkan transparansi dalam pengelolaan dan pengolahan data pemilu melalui Sirekap.
• KPU harus lebih aktif dalam berkomunikasi dengan publik, menjelaskan proses dan mekanisme Sirekap, serta
memberikan klarifikasi terkait kesalahan dan ketidaksesuaian data yang terjadi.
2. Perbaikan sistem dan keamanan:
• KPU harus melakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem Sirekap, memperbaiki kekurangan dan celah keamanan
yang ada.
• KPU perlu memastikan bahwa data yang ditampilkan di Sirekap akurat, valid, dan dapat dipercaya.
3. Audit independen:
• KPU dapat melakukan audit independen terhadap sistem Sirekap oleh pihak yang terpercaya dan independen.
• Audit ini akan membantu memastikan integritas dan kehandalan sistem Sirekap, serta memberikan keyakinan kepada
publik terkait penggunaan aplikasi tersebut.
4. Pelatihan dan pemahaman yang lebih baik:
• KPU harus memberikan pelatihan yang memadai kepada petugas yang bertanggung jawab dalam penggunaan
Sirekap.
• Petugas harus memahami dengan baik cara menggunakan aplikasi dan memastikan data yang diunggah ke Sirekap
sesuai dengan data asli.
5. Kolaborasi dengan pihak terkait:
• KPU dapat bekerja sama dengan pihak-pihak terkait, seperti ahli IT dan lembaga pemantau pemilu, untuk memperbaiki
dan memperkuat sistem Sirekap.
• Kolaborasi ini akan membantu meningkatkan kualitas dan kehandalan Sirekap serta membangun kepercayaan publik.
6. Evaluasi dan perbaikan berkelanjutan:
• KPU harus melakukan evaluasi secara berkala terhadap penggunaan Sirekap dan menerima masukan dari publik
terkait perbaikan yang perlu dilakukan.
• Dengan melakukan perbaikan berkelanjutan, KPU dapat meningkatkan kualitas dan kepercayaan terhadap Sirekap.
30