SlideShare a Scribd company logo
JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372
ANALISIS DESAIN SISTEM GRID PENTANAHAN
PLTU BERAU KALIMANTAN TIMUR 2 X 7 MW
Syamsir Abduh & Mulia Sulistiani
Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti
Jl. Kiai Tapa No 1, Grogol, Jakarta Barat 11410
E-mail: syamsir@trisakti.ac.id
ABSTRACT
To be able to secure and safety the equipment and the workers who work in the power plant
area Berau 2 x 7 MW, of course, required the earthing system design quality, reliable and
efficient whereby the grounding grid resistance, voltage step and touch voltage according to
the calculations contained in IEEE Std 80 -2000. This research will discuss the evaluation of
system design with respect to the value of earthing resistance grounding grid, mesh voltage
and step voltage. Evaluation parameters - parameters according to calculations published in
IEEE Std 80-2000. Results from this study is the need for improvements to the design value
of the voltage step and touch voltage is actually one - each 219.03 V and 383.29 V, which is
greater than the voltage step and touch voltages are allowed each - amounting to 164.86 V
for weight 50 kg; 223.13 V for weights 70 kg and 128.21 V to weight 50 kg; 173.53 V to 70
kg weight.
Keywords: grounding system, touch and step voltage, conductor area
ABSTRAK
Sistem pentanahan yang berkualitas, handal dan efisien adalah merupakan persyaratan
utama dalam merancang suatu sistem pentahanan untuk dapat mengamankan peralatan dan
para pekerja di area pembangkit. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis desain Grid
Pentanahan PLTU Berau 2x7 MW oleh Konsultan Perencana berdasarkan metode IEEE
Std 80-2000. Analisis dilakukan terhadap beberapa parameter berupa luas penampang
konduktor, nilai tahanan grid pentanahan tegangan sentuh dan tegangan langkah. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya perbaikan desain dengan nilai tegangan
langkah dan tegangan sentuh sebenarnya masing – masing 219,03 V dan 383,29 V, yang
lebih besar dari tegangan langkah dan tegangan sentuh yang diperbolehkan masing –
masing sebesar 164,86 V untuk bobot 50 kg; 223,13 V untuk bobot 70 kg dan 128,21 V untuk
bobot 50 Kg;173,53 V untuk bobot 70 Kg.
Kata kunci: Grid pentanahan, Tegangan langkah, Tegangan Sentuh, Luas penampang
konduktor
JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372
96
1. PENDAHULUAN
PLTU Berau yang memiliki kapasitas daya 2 x 7 MW didesain untuk
memenuhi beban listrik di daerah Kalimantan Timur. Setiap pusat listrik yang baru
dibangun harus memiliki sistem pentanahan yang baik agar meningkatkan
keandalan dari pembangkit itu sendiri agar dapat melayani kebutuhan beban dengan
baik [1]. Untuk itu analisis sistem pentanahan perlu dilakukan untuk memastikan
sebuah pembangkit layak untuk dioperasikan [2].
Pada perencanaan dari suatu sistem pentanahan, ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan [3] seperti, jenis tanah di sekitar area yang akan dibangun pembangkit,
serta bentuk konfigurasi penanaman elektroda di dalam tanah. Kedua hal itu sangat
berhubungan erat dalam mendapatkan sistem pentanahan yang baik dan aman bagi
pembangkit tersebut [4].
Analisis pentanahan yang dilakukan dengan memperhatikan nilai tahanan
tanah, tegangan langkah dan tegangan sentuh [5]. Apabila nilai tahanan tanah,
tegangan langkah dan tegangan sentuh yang terukur melebihi nilai standard yang
ditentukan oleh PT PLN (Persero), maka desain pentanahan harus diperbaiki ulang
dan tidak bisa dipakai untuk desain pentanahan untuk PLTU Berau 2 x 7 MW [3].
2. DESAIN GRID PENTANAHAN PEMBANGKIT LISTRIK
2.1. Penentuan Luas Penampang Konduktor Minimum
Setiap arus gangguan akan membebankan suatu stress thermal (panas) pada
setiap konduktor pentanahan. Stress ini terkait pada besarnya arus gangguan dan
durasi gangguan yang seharusnya tidak boleh menghancurkan konduktor pentanahan
tersebut. Maka besarnya konduktor yang digunakan untuk pentanahan besarnya
dapat ditentukan dengan persamaan (1) berikut [2]:
Amm
2
=
𝐼𝑟𝑚𝑠
√(
𝑇𝐶𝐴𝑃 𝑥 10−4
𝑡𝑐.∝𝑟.ρr
)𝑙𝑛(
𝐾𝑜+ 𝑇𝑚
𝐾𝑜+ 𝑇𝑐
)
(1)
Dimana: Irms adalah arus gangguan (kA), Amm
2
adalah luas penampang konduktor
pentanahan (mm2
), tc adalah lama terjadinya gangguan (s), αr adalah koefisien
Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur”
97
panas resistivitas material pada temperature referensi Tr (1/o
C), ρr adalah resistivitas
konduktor pentanahan pada temperatur referensi Tr (µΩ.cm), Tm adalah batas
temperatur maksimum yang dapat ditahan oleh material (o
C), Tc adalah temperatur
tanah disekitar lokasi (o
C), Ko adalah koefisien, yang nilainya
1
∝𝑜 𝑎𝑡𝑎𝑢
1
∝𝑟 − 𝑇𝑟(0
C)
Nilai αr, ρr, Tm, Ko dan TCAP (Kapasitas Termal per satuan volume ( Joule/cm3
.o
C))
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Parameter berdasarkan konduktor yang digunakan [2].
Material
Kondu
ktifitas
Materi
al (%)
αr pada
20o
(1/o
C)
Ko
pada
Temp
Maks
TM
(o
C)
Ρr pada
20 ◦
C
(µΩ.cm)
Kapasitas
Thermal
TCAP
(J/cm3.◦
C)
Tembaga Pilin Lentur 100,1 0,00393 234 1083 1.72 3.42
Tembaga Umum Kaku 97.0 0.00381 242 1084 1.78 3.42
Tembaga Lapis Baja- Kabel 40.0 0.00378 245 1084 4.40 3.85
Tembaga Lapis Baja- kabel 30.0 0.00378 245 1084 5.86 3.85
Batang Tembaga Lapis Baja 20.0 0.00378 245 1084 8.62 3.85
Alumunium tipe EC 61.0 0.00403 228 657 2.86 2.56
Campuran Aluminium 5005 53.5 0.00353 263 652 3.22 2.60
Campuran Aluminium 6201 52.5 0.00347 268 654 3.28 2.60
Kabel Aluminium lapis baja 20.3 0.00360 258 657 8.48 3.58
Baja 1020 10.8 0.00160 605 1510 15.90 3.28
Batang Stainles lapis baja 9.8 0.00160 605 1400 17.50 4.44
Batang Zinc berlapis baja 8.6 0.00320 293 419 20.10 3.93
Stainles Baja 304 2.4 0.00130 749 1400 72.00 4.03
2.2. Penentuan Nilai Tahanan Pentanahan
Sistem pentahanan yang baik menghasilkan tahanan tanah yang rendah
untuk meminimalisir nilai GPR (Ground Potential Rise). Nilai tahanan tanah untuk
substation dan stasiun pembangkit biasanya bernilai 1 Ω atau kurang. sedangkan
untuk substation jaringan distribusi rendah biasanya kisaran harga tahanan tanah
bernilai 1 – 5 Ω tergantung pada keadaan sekitar [4].
Estimasi total tahanan tanah terhadap bumi adalah langkah pertama dalam
menentukan ukuran dan rangcangan dasar dari suatu sistem pentanahan. Nilai
resistansi bergantung terutama kepada area yang akan dipasang sistem pentanahan,
yang telah diketahui pada tahap awal pembuatan desain. Sebagai pendekatan
JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372
98
pertama, nilai resistansi tanah minimum pada suatu pembangkit listrik, dengan tanah
yang seragam dapat diestimasi rata–rata dengan persamaan (2), dengan kedalaman
penanaman konduktor sama dengan 0 m berikut [2]:
𝑅𝑔 =
𝜌
4
√
𝜋
𝐴
(2)
Dimana: Rg adalah resistansi Tanah (Ω), ρ adalah resistivitas tanah (Ω.m), A adalah
luas area yang akan dipasang grid pentanahan (m2
).
Pendekatan selanjutnya dapat dengan menambahkan jumlah konduktor yang akan
ditanam dalam sistem pentanahan (LT), maka persamaan akan menjadi seperti
persamaan (3) berikut:
𝑅𝑔 =
𝜌
4
√
𝜋
𝐴
+
𝜌
𝐿𝑇
(3)
Kondisi selanjutnya adalah bahwa sistem pentanahan yang menggunakan
konduktor, akan memiliki suatu ketinggian pada kedalaman tanah jika dibandingkan
dengan menggunakan pelat metal. Perbedaan itu akan diperkecil dengan menambah
panjang konduktor yang ditanam, sehingga akan menghasilkan nilai 0 pada LT yang
tidak terhingga, dan itulah saatnya kondisi plat solid dapat terpenuhi. Maka
persamaannya, dengan menambahkan kedalaman konduktor ditanamkan dapat
dinyatakan dengan persamaan (4) berikut:
Rg = ρ |
1
𝐿𝑇
+
1
√20.𝐴
(1 +
1
1+ℎ√
20
𝐴
)| (4)
Dimana: LT adalah panjang konduktor total grid dan rod yang digunakan dalam
sistem grid pentanahan.
Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur”
99
Bentuk Grounding grid dapat ditunjukan pada gambar 1 berikut:
Gambar 1. Bentuk grid pentahahan [IEEE 80-2000]
Dimana: D1 adalah jarak antar konduktor pada sumbu x, L1 adalah panjang
konduktor pentanahan pada sumbu x, n adalah banyaknya konduktor paralel pada
sumbu x, D2 adalah jarak antar konduktor pada sumbu y, L2 adalah panjang
konduktor pentanahan pada sumbu y, m adalah banyaknya konduktor paralel pada
sumbu y.
Untuk mencari panjang LT adalah dengan menambahkan panjang konduktor grid
pentanahan (Lg) dan panjang total rod pentanahan (Lr). Untuk mencari panjang total
grid pentanahan dapat menggunakan persamaan sebagai berikut:
Lg = L1.n + L2.m (5)
untuk mencari jarak antar konduktor (D1 dan D2), dapat digunakan persamaan
berikut:
D1 =
𝐿1
𝑛−1
(6)
D2 =
𝐿2
𝑚−1
(7)
JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372
100
2.3. Penentuan Arus Maksimum Grid Pentanahan
Arus grid maksimum merupakan arus terbesar yang mengalir pada grid
pentanahan pada saat terjadinya gangguan. Nilai arus grid maksimum dapat
ditentukan dengan persamaan (8) berikut:
IG = Df . Ig (8)
dengan nilai Ig yang dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut:
Ig = If . Sf (9)
dengan memasukkan persamaan (9) ke dalam persamaan (8), maka didapatkan
persamaan akhir untuk menghitung arus grid maksimum adalah sebagai berikut:
IG = Df . If . Sf (10)
Dimana: Df adalah paktor pengurangan (Decrement Factor), If adalah arus hubung
singkat, Sf adalah faktor pembagi (Division Factor).
2.4. Perhitungan Ground Potential Rise (GPR)
Ground Potential Rise (GPR) adalah suatu tegangan maksimum yang dapat
dicapai oleh suatu grid pentanahan terhadap suatu titik pentanahan yang diasumsikan
memiliki potensial yang sama dengan potensial bumi. Nilai GPR ini diperoleh
dengan persamaan (11) berikut:
GPR = RG
. IG
(11)
Dimana: RG
adalah resistansi grid pentanahan (Ω), IG
adalah arus grid maksimum
(Ampere).
2.5. Penentuan Tegangan Sentuh dan Tegangan Langkah yang Diperbolehkan
Penentuan tegangan langkah dan tegangan sentuh yang diperbolehkan adalah
hal terpenting untuk menjamin amannya suatu desain pentahanan pembangkit listrik
Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur”
101
,
[4]. Jika tegangan langkah dan tegangan sentuh untuk desai grid pentanahan yang
didapatkan nilainya berada di bawah nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah
yang diperbolehkan, maka desain dapat dikatakan memenuhi syarat. Seseorang yang
berada dalam daerah pentanahan, mungkin masih akan terkena suatu shock saat
terjadinya gangguan, namum tidak akan menyebabkan ventricular fibrillation
(kondisi abnormal jantung yang dapat berujung pada kematian).
Tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diperbolehkan dapat diperoleh
dengan persamaan (12), (13), (14) dan (15) berikut [2]:
1. Tegangan sentuh (Etouch) dan Tegangan Langkah (EStep) untuk bobot 50 kg
EStep = (1000 + 6 . Cs . ρs )
0,116
√𝑡𝑠
(12)
ETouch = (1000 + 1,5 . Cs . ρs )
0,116
√𝑡𝑠
(13)
2. Tegangan sentuh (Etouch) dan Tegangan Langkah (EStep) untuk bobot 70 kg
EStep = (1000 + 6 . Cs . ρs )
0,157
√𝑡𝑠
(14)
ETouch = (1000 + 1,5 . Cs . ρs )
0,157
√𝑡𝑠
(15)
Dimana: Cs adalah faktor koreksi, ρs adalah resistansi lapisan pelapis permukaan
tanah (Ω.m), ts adalah durasi terjadinya gangguan (s)
Nilai Cs merupakan faktor koreksi untuk resistansi kaki manusia jika tanah dilapisi
dengan permukaan tanah. Nilai Cs adalah 1 apabila permukaan tanah tidak
menggunakan lapisan tambahan, dan nilai ρs = ρ. Sedangkan untuk pembangkit yang
menggunakan lapisan tanah permukaan, nilai Cs menjadi:
Cs = 1 – (
0,09(1−
𝜌
𝜌𝑠
)
2ℎ𝑠+ 0,09
) (16)
JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372
102
Dimana: ρ adalah resistivitas tanah secara keseluruhan (Ω.m), ρs adalah resistivitas
lapisan permukaan tanah (Ω.m), hs adalah ketebalan lapisan permukaan tanah. (m)
2.6. Perhitungan Tegangan Mesh dan Tegangan Langkah yang Sebenarnya
i) Perhitungan Tegangan Mesh
Dalam merancang suatu sistem pentanahan grid, tegangan mesh dapat
diasumsikan sebagai tegangan sentuh yang mungkin terjadi di dalam mesh di dalam
grid pentanahan. Perhitungan tegangan mesh dan tegangan langkah sebenarnya akan
menentukan desain yang telah dibuat aman atau tidak untuk diterapkan dalam sistem
pentanahan untuk pembangkit listrik.
Nilai tegangan mesh dan tegangan langkah sebenarnya didapatkan dengan persamaan
berikut:
Em =
𝜌 . 𝐾𝑚 .𝐾𝑖 .𝐼𝐺
𝐿𝐶 + 𝐿𝑅
(17)
Persamaan (17) berlaku untuk desain grid pentanahan yang tidak dilengkapi dengan
batang pentanahan tambahan, atau disertai dengan beberapa batang pentanahan
tambahan, namun tidak diletakkan di sudut ataupun sekeliling grid pentanahan.
Untuk desain grid pentanahan dengan batang pentanahan yang diletakkan di sudut
dan di sekeliling grid pentanahan, nilai tegangan mesh didapatkan dengan persamaan
berikut:
E = m
𝜌 . 𝐾𝑚 . 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺
𝐿𝑐 + |1,55+1,22 (
𝐿𝑟
√𝐿𝑥
2+ 𝐿𝑦
2
)|𝐿𝑅
(18)
Dimana: Km adalah faktor koreksi jarak untuk tegangan mesh grid, Ki adalah faktor
ketidakteraturan, ditentukan nilainya sebesar 0,644 + 0,148.n, n adalah nilai efektif
jumlah konduktor paralel dalam grid pentanahan, Lc adalah panjang total konduktor
pada grid pentanahan (m), Lr adalah panjang masing – masing batang pentanahan
Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur”
103
(m), Lx adalah panjang total konduktor grid pentanahan yang searah sumbu x (m),
Ly adalah panjang total konduktor grid pentanahan yang searah sumbu y (m), LR
adalah panjang total batang pentanahan (m).
Nilai Km yang merupakan faktor koreksi untuk jarak antar konduktor dalam grid
pentanahan, dapat dihitung dengan persamaan berikut:
Km =
1
2𝜋
⌈𝑙𝑛 [
𝐷2
16 .ℎ .𝑑
+
(𝐷+2ℎ)2
8 .𝐷.𝑑
−
ℎ
4𝑑
] +
𝐾𝑖𝑖
𝐾ℎ
. ln [
8
𝜋(2𝜋−1)
]⌉ (19)
Dimana D adalah jarak antara konduktor paralel (m), d adalah diameter grid
pentanahan (m), h adalah kedalaman grid pentanahan ditanam (m), n adalah nilai
efektif jumlah konduktor paralel dalam grid pentanahan.
Nilai Kii yang merupakan faktor koreksi berat yang menyesuaikan efek dari
konduktor bagian dalam sudut mesh didapat dengan persamaan berikut:
Kii =
1
(2.𝑛 )
2
𝑛
⁄
(20)
Persamaan (20) berlaku apabila grid pentanahan tidak memiliki batang pentanahan,
ataupun memiliki sedikit batang pentanahan namun tidak ada yang letaknya di sudut
ataupun sekeliling grid pentanahan. Jika grid pentanahan memiliki batang
pentanahan disudut ataupun sekeliling grid pentanahan, maka nilai Kii yang berlaku
adalah 1.
Untuk nilai faktor koreksi berat yang menekankan terhadap efek kedalaman grid
pentanahan, didapat dengan persamaan:
Kh = √1 +
ℎ
ℎ0
(24)
Dengan menggunakan empat komponen yang dikembangkan di Thapar, Gerez,
Balakrishnan dan Blank, nilai efektif jumlah konduktor paralel dapat diberlakukan
untuk bentuk persegi panjang dan bentuk bukan persegi panjang yang
JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372
104
.
merepresentasikan jumlah konduktor paralel seperti pada jumlah konduktor paralel
pada grid bentuk persegi panjang, dengan persamaan:
n = na . nb . nc . nd (22)
dengan nilai – nilai na, nb, nc, dan nd adalah:
na =
2 . LC
Lp
(23)
Dimana: nb adalah bernilai 1, jika grid pentanahan berbentuk persegi, nc adalah
bernilai 1, jika grid pentanahan berbentuk persegi dan persegi panjang, nd adalah
bernilai 1, jika grid pentanahan berbentuk persegi, persegi panjang,dan bentuk L.
Jika tidak memenuhi bentuk–bentuk diatas, maka:
Nb = √
𝐿𝑃
4 .√𝐴
(24)
Nc = [
𝐿𝑥 . 𝐿𝑦
𝐴
]
0,7 . 𝐴
𝐿𝑥 . 𝐿𝑦
(25)
Nd =
𝐷𝑚
√𝐿𝑥
2
+ 𝐿𝑦
2
(26)
Dimana Lp adalah total panjang keliling grid pentanahan (m)
ii) Perhitungan Tegangan Langkah Sebenarnya
Nilai tegangan langkah merepresentasikan tegangan langkah maksimum yang
mungkin terjadi apabila terjadi gangguan. Nilai tegangan langkah didapat dengan
persamaan (26) berikut [IEEE 80-2000]:
Es =
𝜌 . 𝐾𝑠 . 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺
𝑃𝑠
(27)
Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur”
105
Dimana nilai Ls merupakan nilai efektif panjang konduktor grid yang ditanam.
Selanjutnya diperoleh persamaan (28):
Ls = 0,75 . Lc + 0,85 . LR (28)
Nilai dari faktor koreksi jarak dengan pertimbangan jarak kedalaman konduktor
ditanam dari 0,25 m < h <2,5 m untuk perhitungan tegangan langkah diperoleh
persamaan berikut:
Ks =
1
𝜋
⌈
1
2ℎ
+
1
𝐷+ ℎ
+
1
𝐷
(1 − 0,5𝑛−2)⌉ (29)
3. PERBAIKAN DESAIN GRID PENTANAHAN PADA SISTEM
PEMBANGKIT
Jika perhitungan yang didasarkan pada perhitungan desain awal mengindikasi
bahaya terjadinya perbedaan potensial di pembangkit, langkah–langkah berikut dapat
dilakukan untuk memperbaiki desain, berdasarkan IEEE std 80-2000 adalah sebagai
berikut:
1. Mengurangi total tahanan grid, pengurangan total tahanan grid akan
mengurangi nilai maksimum GPR, dan karenanya juga akan mengurangi
tegangan pindah maksimum. Cara yang paling efektif untuk mengurangi
tahanan grid adalah dengan memperluas area yang di lingkupi oleh grid
pentanahan.
2. Mengurangi area mesh, dengan cara menambahkan jumlah konduktor
disekeliling grid pentanahan. Dengan area mesh yang lebih luas, dapat
mengurangi besar tegangan mesh dan tegangan langkah disekitar grid
pentanahan.
3. Memperkecil jarak antar konduktor grid pentanahan, dengan memperkecil jarak
antar konduktor dapat memperkecil perbedaan potensial antar konduktor grid
pentanahan.
JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372
106
4. Mengalihkan arus gangguan ke jalur lain, dapat dilakukan dengan
menghubungkan kabel pentanahan pada saluran transmisi, atau dengan
menurunkan resistansi tanah yang menjadi pijakan menara disekitar
pembangkit, maka arus gangguan akan dapat dialihkan dari grid
pentanahan.
4. ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN
Sistem pentanahan yang akan digunakan di PLTU Berau 2 x 7 MW berupa
konduktor yang ditanam secara vertikal dan horizontal membentuk kisi – kisi (grid)
ditambah dengan beberapa batang pentanahan yang diletakkan di tempat tertentu
bersama dengan konduktor grid. Sistem tersebut akan diletakkan diantara main
power house dan saluran transmisi 20 kV, dimana di tempat tersebut merupakan
tempat terjadinya arus hubung singkat.
Desain yang diajukan oleh Konsultan Perencana selaku kontraktor dapat dilihat
pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2. Desain pentanahan oleh konsultan perencana
Desain Pentanahan
Panjang Batang Pentanahan (ground rod) (Lr) 6 m
Diameter setiap batang pentanahan (d2) 0,02 m
Jumlah ground yang terpasang (n) 4 buah
Panjang ground grid sepanjang sumbu x (Lx) 64,5 m
Panjang ground grid sepanjang sumbu y (Ly) 26 m
Jumlah sircuit parallel searah sumbu x (La) 6
Jumlah sircuit parallel searah sumbu y (Lb) 15
Luas daerah yang terlingkupi oleh grid (A) 1677 m2
Panjang keseluruhan konduktor grid (Lc) 777 m
Panjang total batang pentanahan (LR) 24 m
Panjang total batang pentanahan dan konduktor grid (LT) 801 m
Panjang setiap konduktor searah sumbu x (a) 4,6 m
Panjang setiap konduktor searah sumbu y (b) 5,2 m
Panjang keliling konduktor grid (Lp) 181 m
Tabel 3 berikut menunjukkan data resistivitas tanah yang terukur di
Lokasi PLTU Berau 2 x 7 MW dengan. jenis tanah di lokasi adalah Tanah Gembur
Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur”
107
Tabel 3. Nilai resistivitas tanah di PLTU Berau 2 x 7 MW
Material Pelapis Tanah Bagian Atas Nilai Resistivitas
Ketebalan material pelapis permukaan tanah (hs) 0,12 m
Resistifitas tanah secara keseluruhan ( ρ). 16 Ω.m
Resistifitas material permukaan ( ρs )5
. 90 Ω.m
Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 4 berikut:
Tabel 4. Hasil perhitungan
Parameter Nilai Sebenarnya
Nilai yang Di
bolehkan
Nilai Tahanan Grid Pentanahan 0,19  173,53 V
Luas Penampang Konduktor
yang akan dipakai
120 mm2
berdasarkan perhitungan
didapatkan 88,70 mm2
Ground Potential Rise (GPR) 2850 V
Tegangan Sentuh 382,29 V
50 kg: 128,21 V
70 kg
Tegangan Langkah 219,03 V
50 kg: 164,86 V
70 kg: 223,13 V
Berdasarkan Tabel 4, tegangan langkah dan tegangan sentuh yang sebenarnya
nilainya masih lebih besar dari pada yang diperbolehkan, maka itu desain awal
Tidak Tepat untuk digunakan sebagai desain grid pentanahan PLTU Berau 2 x 7
MW, karena berpotensi menimbulkan gradien tegangan pada saat terjadinya
gangguan. Untuk itu perlu adanya perbaikan desain. Perbaikan desain pentanahan
menggunakan Software ETAP 7.5. Kelebihan dari software tersebut adalah adanya
optimasi mengenai jumlah konduktor yang digunakan dan jumlah circuit paralel
yang digunakan dalam grid pentanahan. Hasil perbaikan desain dapat dilihat pada
Tabel 5:
Tabel 5. Hasil perbaikan desain
Parameter Desain Lama Desain Baru
Jumlah Konduktor 6 8
Panjang Grid Pentanahan Searah sumbu x ( Lx) 64,5 m 60 m
Panjang Grid Pentanahan Searah sumbu y (Ly) 26 m 70 m
Jumlah Circuit Paralel Sumbu x (La) 6 27
Jumlah Circuit Paralel Sumbu y (Lb) 15 23
Panjang Tiap Konduktor Searah Sumbu x (a) 4,5 m 2,7 m
Panjang Tiap Konduktor Searah Sumbu y (b) 5,2 m 2,7 m
Luas Area Grid Pentanahan (A) 1677 m2
4200 m2
JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372
108
Dan pada Tabel 6 berikut menyajikan hasil perhitungan dengan menggunakan desain
baru yang telah di optimasi.
Tabel 6. Hasil perhitungan dengan desain baru yang telah di optimasi
Parameter
Nilai Sebenarnya Nilai yang Di bolehkan
Desain lama Desain Baru Desain Lama Desain Baru
Tahanan Grid Pentanahan 0,19  0,11 
Ukuran Konduktor Minimum 88,70 mm2
88,70 mm2
GPR (Ground Potential Rise) 2850 V 1675,9 V
Arus Maksimum Grid 15.000 A 15.000 A
Tegangan Sentuh 383,29 V 125,6 V
50 kg: 128,2V
70 kg: 173,5 V
50 kg: 131,1 V
70 kg: 177,4 V
Tegangan Langkah 219,03 V 152,8 V
50 kg: 164,8 V
70 kg: 223,1 v
50 kg: 176,4 V
70 kg: 238,8 V
Berdasarkan Tabel 6, terlihat bahwa nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang
sebenarnya lebih kecil dibandingkan dengan nilai tegangan sentuh dan tegangan
langkah yang diperbolehkan. Ground Potential Rise (GPR) menunjukkan nilai yang
lebih rendah dari desain awal. Dengan pertimbangan itu desain baru tersebut dapat
dipakai sebagai desain PLTU Berau 2 x 7 MW karena tidak berpotensi menimbulkan
gradien tegangan yang besar pada saat terjadinya gangguan.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan terhadap hasil desain sistem grid pentanahan
PLTU Berau 2 x t MW maka dapat disimpulkan:
1. Desain ukuran konduktor untuk Main Earth Grid adalah sebesar 120 mm2.
Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan hasil perhitungan, yaitu 89 mm2
.
2. Desain tegangan langkah dan tegangan sentuh yang diajukan oleh Konsultan
Perencana belum tepat untuk digunakan sebagai sistem pentanahan di PLTU
Berau 2 x 7 MW. Nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah sebenarnya
adalah masing–masing bernilai 383,29 Volt dan 219,03 Volt lebih besar dari
pada nilai tegangan sentuh yang diperbolehkan IEEE 80-2000, yaitu 128,21
Volt ( u n t u k b e r a t 50 kg) dan 173,53 Volt (70 kg) dan tegangan langkah
yaitu 164,86 Volt (50 kg) dan 223,13 Volt (70 kg).
Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur”
109
3. Desain sistem pentanahan yang efisien dilakukan melalui tiga upaya, yaitu:
Pertama, menambah luas area grid pentanahan dari 1677 m2
menjadi 4200 m2
.
Kedua, menambah jumlah batang pentanahan dari 6 buah menjadi 8 buah.
Ketiga, mengurangi jarak antar konduktor pada grid pentanahan, untuk sumbu
x dari jarak 4,5 m menjadi 2,7 m dan untuk sumbu y dari jarak 5,2 m menjadi
2,7 m.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Suswanto, Daman. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Scribd. Diunduh pada 16
Mei 2013 pukul 21.00. http://www.scribd.com/doc/83446236/.
[2]. IEEE 80-2000, IEEE Guide for Safety in AC Substation Grounding. American
National Standards Institute. IEEE Power Enginering Society.2000.
[3]. SNI PUIL- 2000. Amandemen 1 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL).
Badan Standardisasi Nasional. 2000.
[4]. _____________Shared. Diunduh pada 10 April 2013 pukul 22.15
http://dc385.4shared.com/doc/QwzRuZRO/preview.html.
[5]. . Scribd. Sistem Pentanahan. Diunduh pada 16 Mei 2013 pukul 19.30.
http://www.scribd.com/doc/86222806/
[6]. . Bahaya–Bahaya yang Timbul Pada Gardu Induk Pada Keadaan
Gangguan Tanah. Diunduh pada 6 September 2013 pukul 08.30.
http://dc385.4shared.com/doc/QwzRuZRO/preview.html

More Related Content

What's hot

Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
sevirarh
 
Tegangan Tinggi
Tegangan TinggiTegangan Tinggi
Tegangan Tinggiedofredika
 
Makalah penggunaan genset
Makalah penggunaan gensetMakalah penggunaan genset
Makalah penggunaan genset
Noer Huda
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAHJARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Gardu induk
Gardu indukGardu induk
Peralatan tegangan tinggi
Peralatan tegangan tinggi Peralatan tegangan tinggi
Peralatan tegangan tinggi
zahrafarras
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
Simon Patabang
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014Ilcham27
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikSyahrul Ramazan
 
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIKSTABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
Instansi
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk
odhimay
 
Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga ListrikTransmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
Kornelia Pakiding
 
Jaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengahJaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengah
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikJohari Zhou Hao Li
 
Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1
Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1
Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1
86WILDAN
 
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Politeknik Negeri Ujung Pandang
 

What's hot (20)

Teori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasiTeori kegagalan isolasi
Teori kegagalan isolasi
 
Tegangan Tinggi
Tegangan TinggiTegangan Tinggi
Tegangan Tinggi
 
Makalah penggunaan genset
Makalah penggunaan gensetMakalah penggunaan genset
Makalah penggunaan genset
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAHJARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
 
Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
 
Gardu induk
Gardu indukGardu induk
Gardu induk
 
Peralatan tegangan tinggi
Peralatan tegangan tinggi Peralatan tegangan tinggi
Peralatan tegangan tinggi
 
9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan9 Sistem Pentanahan
9 Sistem Pentanahan
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014
Soal tugas har_generator_21_sd__28_agustus__2014
 
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga ListrikMakalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Makalah Sistem Proteksi Tenaga Listrik
 
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIKSTABILITAS  DAN  OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
STABILITAS DAN OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK
 
Voltage sag and swell
Voltage sag and swellVoltage sag and swell
Voltage sag and swell
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk
 
Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga ListrikTransmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
Jaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengahJaringan tegangan menengah
Jaringan tegangan menengah
 
Proteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrikProteksi sistem-tenaga-listrik
Proteksi sistem-tenaga-listrik
 
Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1
Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1
Teknik distribusi tenaga listrik jilid 1
 
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 

Similar to ANALISIS DESAIN SISTEM GRID PENTANAHAN PLTU BERAU KALIMANTAN TIMUR 2 X 7 MW

PERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN GAS INSULATED SWITCHGEAR 150KV PULOGADUNG DENGA...
PERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN GAS INSULATED SWITCHGEAR 150KV PULOGADUNG DENGA...PERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN GAS INSULATED SWITCHGEAR 150KV PULOGADUNG DENGA...
PERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN GAS INSULATED SWITCHGEAR 150KV PULOGADUNG DENGA...
SyamsirAbduh2
 
10.1.1.192.9435(1)
10.1.1.192.9435(1)10.1.1.192.9435(1)
10.1.1.192.9435(1)
Mohammad Ahmad
 
Design of Grounding System for Substation
Design of Grounding System for SubstationDesign of Grounding System for Substation
Design of Grounding System for Substation
ijtsrd
 
Analysis-And-Design-Of-220kv-Transmission-Line-Tower-In-Different-Zones-I-&-V...
Analysis-And-Design-Of-220kv-Transmission-Line-Tower-In-Different-Zones-I-&-V...Analysis-And-Design-Of-220kv-Transmission-Line-Tower-In-Different-Zones-I-&-V...
Analysis-And-Design-Of-220kv-Transmission-Line-Tower-In-Different-Zones-I-&-V...Deepak Saxena
 
Impact of Buried Conductor Length on Computation of Earth Grid Resistance
Impact of Buried Conductor Length on Computation of Earth Grid ResistanceImpact of Buried Conductor Length on Computation of Earth Grid Resistance
Impact of Buried Conductor Length on Computation of Earth Grid Resistance
IJAPEJOURNAL
 
Performance Analysis of Actual Step and Mesh Voltage of Substation Grounding ...
Performance Analysis of Actual Step and Mesh Voltage of Substation Grounding ...Performance Analysis of Actual Step and Mesh Voltage of Substation Grounding ...
Performance Analysis of Actual Step and Mesh Voltage of Substation Grounding ...
Editor IJCATR
 
Aq36257262
Aq36257262Aq36257262
Aq36257262
IJERA Editor
 
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
eSAT Publishing House
 
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
eSAT Journals
 
Threshold voltage model for hetero-gate-dielectric tunneling field effect tra...
Threshold voltage model for hetero-gate-dielectric tunneling field effect tra...Threshold voltage model for hetero-gate-dielectric tunneling field effect tra...
Threshold voltage model for hetero-gate-dielectric tunneling field effect tra...
IJECEIAES
 
Design and modeling of solenoid inductor integrated with FeNiCo in high frequ...
Design and modeling of solenoid inductor integrated with FeNiCo in high frequ...Design and modeling of solenoid inductor integrated with FeNiCo in high frequ...
Design and modeling of solenoid inductor integrated with FeNiCo in high frequ...
TELKOMNIKA JOURNAL
 
Grounding System Analysis
Grounding System AnalysisGrounding System Analysis
Grounding System Analysis
ijtsrd
 
Akt tl design01
Akt tl design01Akt tl design01
Akt tl design01
Dr Ashok Tiwari
 
H011135565
H011135565H011135565
H011135565
IOSR Journals
 
A new power line communication modem design with applications to vast solar f...
A new power line communication modem design with applications to vast solar f...A new power line communication modem design with applications to vast solar f...
A new power line communication modem design with applications to vast solar f...
Alexander Decker
 
De icing of high voltage lines
De icing of high voltage linesDe icing of high voltage lines
De icing of high voltage lines
Souvik Dutta
 
transmission line
transmission line transmission line
transmission line
singh1515
 
ESA Module 1 Part-B ME832. by Dr. Mohammed Imran
ESA Module 1 Part-B ME832. by Dr. Mohammed ImranESA Module 1 Part-B ME832. by Dr. Mohammed Imran
ESA Module 1 Part-B ME832. by Dr. Mohammed Imran
Mohammed Imran
 
indian standard for Hard-Drawn Copper Conductors for Over Head Power Transmis...
indian standard for Hard-Drawn Copper Conductors for Over Head Power Transmis...indian standard for Hard-Drawn Copper Conductors for Over Head Power Transmis...
indian standard for Hard-Drawn Copper Conductors for Over Head Power Transmis...
Chirag vasava
 

Similar to ANALISIS DESAIN SISTEM GRID PENTANAHAN PLTU BERAU KALIMANTAN TIMUR 2 X 7 MW (20)

PERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN GAS INSULATED SWITCHGEAR 150KV PULOGADUNG DENGA...
PERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN GAS INSULATED SWITCHGEAR 150KV PULOGADUNG DENGA...PERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN GAS INSULATED SWITCHGEAR 150KV PULOGADUNG DENGA...
PERANCANGAN SISTEM PENTANAHAN GAS INSULATED SWITCHGEAR 150KV PULOGADUNG DENGA...
 
10.1.1.192.9435(1)
10.1.1.192.9435(1)10.1.1.192.9435(1)
10.1.1.192.9435(1)
 
Design of Grounding System for Substation
Design of Grounding System for SubstationDesign of Grounding System for Substation
Design of Grounding System for Substation
 
Analysis-And-Design-Of-220kv-Transmission-Line-Tower-In-Different-Zones-I-&-V...
Analysis-And-Design-Of-220kv-Transmission-Line-Tower-In-Different-Zones-I-&-V...Analysis-And-Design-Of-220kv-Transmission-Line-Tower-In-Different-Zones-I-&-V...
Analysis-And-Design-Of-220kv-Transmission-Line-Tower-In-Different-Zones-I-&-V...
 
Impact of Buried Conductor Length on Computation of Earth Grid Resistance
Impact of Buried Conductor Length on Computation of Earth Grid ResistanceImpact of Buried Conductor Length on Computation of Earth Grid Resistance
Impact of Buried Conductor Length on Computation of Earth Grid Resistance
 
Performance Analysis of Actual Step and Mesh Voltage of Substation Grounding ...
Performance Analysis of Actual Step and Mesh Voltage of Substation Grounding ...Performance Analysis of Actual Step and Mesh Voltage of Substation Grounding ...
Performance Analysis of Actual Step and Mesh Voltage of Substation Grounding ...
 
ملزمة
ملزمةملزمة
ملزمة
 
Aq36257262
Aq36257262Aq36257262
Aq36257262
 
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
 
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
Analysis of transient enclosure voltages in gis (emtp simulation studies)
 
Threshold voltage model for hetero-gate-dielectric tunneling field effect tra...
Threshold voltage model for hetero-gate-dielectric tunneling field effect tra...Threshold voltage model for hetero-gate-dielectric tunneling field effect tra...
Threshold voltage model for hetero-gate-dielectric tunneling field effect tra...
 
Design and modeling of solenoid inductor integrated with FeNiCo in high frequ...
Design and modeling of solenoid inductor integrated with FeNiCo in high frequ...Design and modeling of solenoid inductor integrated with FeNiCo in high frequ...
Design and modeling of solenoid inductor integrated with FeNiCo in high frequ...
 
Grounding System Analysis
Grounding System AnalysisGrounding System Analysis
Grounding System Analysis
 
Akt tl design01
Akt tl design01Akt tl design01
Akt tl design01
 
H011135565
H011135565H011135565
H011135565
 
A new power line communication modem design with applications to vast solar f...
A new power line communication modem design with applications to vast solar f...A new power line communication modem design with applications to vast solar f...
A new power line communication modem design with applications to vast solar f...
 
De icing of high voltage lines
De icing of high voltage linesDe icing of high voltage lines
De icing of high voltage lines
 
transmission line
transmission line transmission line
transmission line
 
ESA Module 1 Part-B ME832. by Dr. Mohammed Imran
ESA Module 1 Part-B ME832. by Dr. Mohammed ImranESA Module 1 Part-B ME832. by Dr. Mohammed Imran
ESA Module 1 Part-B ME832. by Dr. Mohammed Imran
 
indian standard for Hard-Drawn Copper Conductors for Over Head Power Transmis...
indian standard for Hard-Drawn Copper Conductors for Over Head Power Transmis...indian standard for Hard-Drawn Copper Conductors for Over Head Power Transmis...
indian standard for Hard-Drawn Copper Conductors for Over Head Power Transmis...
 

More from SyamsirAbduh2

Certificate of Engineer Registration (STRI-PII
Certificate of Engineer Registration (STRI-PIICertificate of Engineer Registration (STRI-PII
Certificate of Engineer Registration (STRI-PII
SyamsirAbduh2
 
Article-IJBMM Volume 8 Issue 4- July-August 2023.pdf
Article-IJBMM Volume 8 Issue 4- July-August 2023.pdfArticle-IJBMM Volume 8 Issue 4- July-August 2023.pdf
Article-IJBMM Volume 8 Issue 4- July-August 2023.pdf
SyamsirAbduh2
 
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
SyamsirAbduh2
 
Analisis Kuat Hantar Arus-Sekararum & S.Abduh.pdf
Analisis Kuat Hantar Arus-Sekararum & S.Abduh.pdfAnalisis Kuat Hantar Arus-Sekararum & S.Abduh.pdf
Analisis Kuat Hantar Arus-Sekararum & S.Abduh.pdf
SyamsirAbduh2
 
BIS Complete Floating PV-Dianing & S.Abduh.pdf
BIS Complete Floating PV-Dianing & S.Abduh.pdfBIS Complete Floating PV-Dianing & S.Abduh.pdf
BIS Complete Floating PV-Dianing & S.Abduh.pdf
SyamsirAbduh2
 
Photovoltaic and Diesel Power Plant Optimization for Isolated Island
Photovoltaic and Diesel Power Plant Optimization for Isolated IslandPhotovoltaic and Diesel Power Plant Optimization for Isolated Island
Photovoltaic and Diesel Power Plant Optimization for Isolated Island
SyamsirAbduh2
 
Techno Economic Modeling for Replacement of Diesel Power Plant
Techno Economic Modeling for Replacement of Diesel Power PlantTechno Economic Modeling for Replacement of Diesel Power Plant
Techno Economic Modeling for Replacement of Diesel Power Plant
SyamsirAbduh2
 
Analysis of Modelling and Engineering Building Power Integration System Based...
Analysis of Modelling and Engineering Building Power Integration System Based...Analysis of Modelling and Engineering Building Power Integration System Based...
Analysis of Modelling and Engineering Building Power Integration System Based...
SyamsirAbduh2
 
Hosting Capacity Analysis for Photovoltaic Rooftop in Indonesia
Hosting Capacity Analysis for Photovoltaic Rooftop in IndonesiaHosting Capacity Analysis for Photovoltaic Rooftop in Indonesia
Hosting Capacity Analysis for Photovoltaic Rooftop in Indonesia
SyamsirAbduh2
 
Design of Street Light Revitalitation using Dialux EVO
Design of Street Light Revitalitation using Dialux EVODesign of Street Light Revitalitation using Dialux EVO
Design of Street Light Revitalitation using Dialux EVO
SyamsirAbduh2
 
Military Microgrid in Indonesia
Military Microgrid in IndonesiaMilitary Microgrid in Indonesia
Military Microgrid in Indonesia
SyamsirAbduh2
 
ICVEPS23-OS3-C6_4830-Riqi & S.Abduh.pdf
ICVEPS23-OS3-C6_4830-Riqi & S.Abduh.pdfICVEPS23-OS3-C6_4830-Riqi & S.Abduh.pdf
ICVEPS23-OS3-C6_4830-Riqi & S.Abduh.pdf
SyamsirAbduh2
 
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-EDevelopment Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
SyamsirAbduh2
 
ICHVEPS23-OS1-B6_449-Jujun & S.Abduh.pdf
ICHVEPS23-OS1-B6_449-Jujun & S.Abduh.pdfICHVEPS23-OS1-B6_449-Jujun & S.Abduh.pdf
ICHVEPS23-OS1-B6_449-Jujun & S.Abduh.pdf
SyamsirAbduh2
 
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-EDevelopment Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
SyamsirAbduh2
 
Collaborative Research- ITPLN_UNITEN.pdf
Collaborative Research- ITPLN_UNITEN.pdfCollaborative Research- ITPLN_UNITEN.pdf
Collaborative Research- ITPLN_UNITEN.pdf
SyamsirAbduh2
 
Daftar Anggota Senat-Institut Teknologi PLN.pdf
Daftar Anggota Senat-Institut Teknologi PLN.pdfDaftar Anggota Senat-Institut Teknologi PLN.pdf
Daftar Anggota Senat-Institut Teknologi PLN.pdf
SyamsirAbduh2
 
SK DOSEN TETAP INSTITUT TEKNOLOGI PLN - Syamsir Abduh.pdf
SK DOSEN TETAP INSTITUT TEKNOLOGI  PLN - Syamsir Abduh.pdfSK DOSEN TETAP INSTITUT TEKNOLOGI  PLN - Syamsir Abduh.pdf
SK DOSEN TETAP INSTITUT TEKNOLOGI PLN - Syamsir Abduh.pdf
SyamsirAbduh2
 
2023-CV-Syamsir-Abduh (English Version).pdf
2023-CV-Syamsir-Abduh (English Version).pdf2023-CV-Syamsir-Abduh (English Version).pdf
2023-CV-Syamsir-Abduh (English Version).pdf
SyamsirAbduh2
 
Sertifikat_EC00202314077-HKI-26012023.pdf
Sertifikat_EC00202314077-HKI-26012023.pdfSertifikat_EC00202314077-HKI-26012023.pdf
Sertifikat_EC00202314077-HKI-26012023.pdf
SyamsirAbduh2
 

More from SyamsirAbduh2 (20)

Certificate of Engineer Registration (STRI-PII
Certificate of Engineer Registration (STRI-PIICertificate of Engineer Registration (STRI-PII
Certificate of Engineer Registration (STRI-PII
 
Article-IJBMM Volume 8 Issue 4- July-August 2023.pdf
Article-IJBMM Volume 8 Issue 4- July-August 2023.pdfArticle-IJBMM Volume 8 Issue 4- July-August 2023.pdf
Article-IJBMM Volume 8 Issue 4- July-August 2023.pdf
 
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
ANALISIS LAJU PENUAAN ISOLASI KERTAS MENGGUNAKAN ESTER BASED OIL PADA TRANSFO...
 
Analisis Kuat Hantar Arus-Sekararum & S.Abduh.pdf
Analisis Kuat Hantar Arus-Sekararum & S.Abduh.pdfAnalisis Kuat Hantar Arus-Sekararum & S.Abduh.pdf
Analisis Kuat Hantar Arus-Sekararum & S.Abduh.pdf
 
BIS Complete Floating PV-Dianing & S.Abduh.pdf
BIS Complete Floating PV-Dianing & S.Abduh.pdfBIS Complete Floating PV-Dianing & S.Abduh.pdf
BIS Complete Floating PV-Dianing & S.Abduh.pdf
 
Photovoltaic and Diesel Power Plant Optimization for Isolated Island
Photovoltaic and Diesel Power Plant Optimization for Isolated IslandPhotovoltaic and Diesel Power Plant Optimization for Isolated Island
Photovoltaic and Diesel Power Plant Optimization for Isolated Island
 
Techno Economic Modeling for Replacement of Diesel Power Plant
Techno Economic Modeling for Replacement of Diesel Power PlantTechno Economic Modeling for Replacement of Diesel Power Plant
Techno Economic Modeling for Replacement of Diesel Power Plant
 
Analysis of Modelling and Engineering Building Power Integration System Based...
Analysis of Modelling and Engineering Building Power Integration System Based...Analysis of Modelling and Engineering Building Power Integration System Based...
Analysis of Modelling and Engineering Building Power Integration System Based...
 
Hosting Capacity Analysis for Photovoltaic Rooftop in Indonesia
Hosting Capacity Analysis for Photovoltaic Rooftop in IndonesiaHosting Capacity Analysis for Photovoltaic Rooftop in Indonesia
Hosting Capacity Analysis for Photovoltaic Rooftop in Indonesia
 
Design of Street Light Revitalitation using Dialux EVO
Design of Street Light Revitalitation using Dialux EVODesign of Street Light Revitalitation using Dialux EVO
Design of Street Light Revitalitation using Dialux EVO
 
Military Microgrid in Indonesia
Military Microgrid in IndonesiaMilitary Microgrid in Indonesia
Military Microgrid in Indonesia
 
ICVEPS23-OS3-C6_4830-Riqi & S.Abduh.pdf
ICVEPS23-OS3-C6_4830-Riqi & S.Abduh.pdfICVEPS23-OS3-C6_4830-Riqi & S.Abduh.pdf
ICVEPS23-OS3-C6_4830-Riqi & S.Abduh.pdf
 
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-EDevelopment Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
 
ICHVEPS23-OS1-B6_449-Jujun & S.Abduh.pdf
ICHVEPS23-OS1-B6_449-Jujun & S.Abduh.pdfICHVEPS23-OS1-B6_449-Jujun & S.Abduh.pdf
ICHVEPS23-OS1-B6_449-Jujun & S.Abduh.pdf
 
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-EDevelopment Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
Development Design of Lightning Protection System in Rig PDSI #38.2/D1000-E
 
Collaborative Research- ITPLN_UNITEN.pdf
Collaborative Research- ITPLN_UNITEN.pdfCollaborative Research- ITPLN_UNITEN.pdf
Collaborative Research- ITPLN_UNITEN.pdf
 
Daftar Anggota Senat-Institut Teknologi PLN.pdf
Daftar Anggota Senat-Institut Teknologi PLN.pdfDaftar Anggota Senat-Institut Teknologi PLN.pdf
Daftar Anggota Senat-Institut Teknologi PLN.pdf
 
SK DOSEN TETAP INSTITUT TEKNOLOGI PLN - Syamsir Abduh.pdf
SK DOSEN TETAP INSTITUT TEKNOLOGI  PLN - Syamsir Abduh.pdfSK DOSEN TETAP INSTITUT TEKNOLOGI  PLN - Syamsir Abduh.pdf
SK DOSEN TETAP INSTITUT TEKNOLOGI PLN - Syamsir Abduh.pdf
 
2023-CV-Syamsir-Abduh (English Version).pdf
2023-CV-Syamsir-Abduh (English Version).pdf2023-CV-Syamsir-Abduh (English Version).pdf
2023-CV-Syamsir-Abduh (English Version).pdf
 
Sertifikat_EC00202314077-HKI-26012023.pdf
Sertifikat_EC00202314077-HKI-26012023.pdfSertifikat_EC00202314077-HKI-26012023.pdf
Sertifikat_EC00202314077-HKI-26012023.pdf
 

Recently uploaded

Pile Foundation by Venkatesh Taduvai (Sub Geotechnical Engineering II)-conver...
Pile Foundation by Venkatesh Taduvai (Sub Geotechnical Engineering II)-conver...Pile Foundation by Venkatesh Taduvai (Sub Geotechnical Engineering II)-conver...
Pile Foundation by Venkatesh Taduvai (Sub Geotechnical Engineering II)-conver...
AJAYKUMARPUND1
 
DfMAy 2024 - key insights and contributions
DfMAy 2024 - key insights and contributionsDfMAy 2024 - key insights and contributions
DfMAy 2024 - key insights and contributions
gestioneergodomus
 
AP LAB PPT.pdf ap lab ppt no title specific
AP LAB PPT.pdf ap lab ppt no title specificAP LAB PPT.pdf ap lab ppt no title specific
AP LAB PPT.pdf ap lab ppt no title specific
BrazilAccount1
 
AKS UNIVERSITY Satna Final Year Project By OM Hardaha.pdf
AKS UNIVERSITY Satna Final Year Project By OM Hardaha.pdfAKS UNIVERSITY Satna Final Year Project By OM Hardaha.pdf
AKS UNIVERSITY Satna Final Year Project By OM Hardaha.pdf
SamSarthak3
 
NO1 Uk best vashikaran specialist in delhi vashikaran baba near me online vas...
NO1 Uk best vashikaran specialist in delhi vashikaran baba near me online vas...NO1 Uk best vashikaran specialist in delhi vashikaran baba near me online vas...
NO1 Uk best vashikaran specialist in delhi vashikaran baba near me online vas...
Amil Baba Dawood bangali
 
在线办理(ANU毕业证书)澳洲国立大学毕业证录取通知书一模一样
在线办理(ANU毕业证书)澳洲国立大学毕业证录取通知书一模一样在线办理(ANU毕业证书)澳洲国立大学毕业证录取通知书一模一样
在线办理(ANU毕业证书)澳洲国立大学毕业证录取通知书一模一样
obonagu
 
Cosmetic shop management system project report.pdf
Cosmetic shop management system project report.pdfCosmetic shop management system project report.pdf
Cosmetic shop management system project report.pdf
Kamal Acharya
 
space technology lecture notes on satellite
space technology lecture notes on satellitespace technology lecture notes on satellite
space technology lecture notes on satellite
ongomchris
 
RAT: Retrieval Augmented Thoughts Elicit Context-Aware Reasoning in Long-Hori...
RAT: Retrieval Augmented Thoughts Elicit Context-Aware Reasoning in Long-Hori...RAT: Retrieval Augmented Thoughts Elicit Context-Aware Reasoning in Long-Hori...
RAT: Retrieval Augmented Thoughts Elicit Context-Aware Reasoning in Long-Hori...
thanhdowork
 
Industrial Training at Shahjalal Fertilizer Company Limited (SFCL)
Industrial Training at Shahjalal Fertilizer Company Limited (SFCL)Industrial Training at Shahjalal Fertilizer Company Limited (SFCL)
Industrial Training at Shahjalal Fertilizer Company Limited (SFCL)
MdTanvirMahtab2
 
block diagram and signal flow graph representation
block diagram and signal flow graph representationblock diagram and signal flow graph representation
block diagram and signal flow graph representation
Divya Somashekar
 
一比一原版(UofT毕业证)多伦多大学毕业证成绩单如何办理
一比一原版(UofT毕业证)多伦多大学毕业证成绩单如何办理一比一原版(UofT毕业证)多伦多大学毕业证成绩单如何办理
一比一原版(UofT毕业证)多伦多大学毕业证成绩单如何办理
ydteq
 
Water Industry Process Automation and Control Monthly - May 2024.pdf
Water Industry Process Automation and Control Monthly - May 2024.pdfWater Industry Process Automation and Control Monthly - May 2024.pdf
Water Industry Process Automation and Control Monthly - May 2024.pdf
Water Industry Process Automation & Control
 
Heap Sort (SS).ppt FOR ENGINEERING GRADUATES, BCA, MCA, MTECH, BSC STUDENTS
Heap Sort (SS).ppt FOR ENGINEERING GRADUATES, BCA, MCA, MTECH, BSC STUDENTSHeap Sort (SS).ppt FOR ENGINEERING GRADUATES, BCA, MCA, MTECH, BSC STUDENTS
Heap Sort (SS).ppt FOR ENGINEERING GRADUATES, BCA, MCA, MTECH, BSC STUDENTS
Soumen Santra
 
Final project report on grocery store management system..pdf
Final project report on grocery store management system..pdfFinal project report on grocery store management system..pdf
Final project report on grocery store management system..pdf
Kamal Acharya
 
Tutorial for 16S rRNA Gene Analysis with QIIME2.pdf
Tutorial for 16S rRNA Gene Analysis with QIIME2.pdfTutorial for 16S rRNA Gene Analysis with QIIME2.pdf
Tutorial for 16S rRNA Gene Analysis with QIIME2.pdf
aqil azizi
 
Building Electrical System Design & Installation
Building Electrical System Design & InstallationBuilding Electrical System Design & Installation
Building Electrical System Design & Installation
symbo111
 
DESIGN A COTTON SEED SEPARATION MACHINE.docx
DESIGN A COTTON SEED SEPARATION MACHINE.docxDESIGN A COTTON SEED SEPARATION MACHINE.docx
DESIGN A COTTON SEED SEPARATION MACHINE.docx
FluxPrime1
 
Governing Equations for Fundamental Aerodynamics_Anderson2010.pdf
Governing Equations for Fundamental Aerodynamics_Anderson2010.pdfGoverning Equations for Fundamental Aerodynamics_Anderson2010.pdf
Governing Equations for Fundamental Aerodynamics_Anderson2010.pdf
WENKENLI1
 
Investor-Presentation-Q1FY2024 investor presentation document.pptx
Investor-Presentation-Q1FY2024 investor presentation document.pptxInvestor-Presentation-Q1FY2024 investor presentation document.pptx
Investor-Presentation-Q1FY2024 investor presentation document.pptx
AmarGB2
 

Recently uploaded (20)

Pile Foundation by Venkatesh Taduvai (Sub Geotechnical Engineering II)-conver...
Pile Foundation by Venkatesh Taduvai (Sub Geotechnical Engineering II)-conver...Pile Foundation by Venkatesh Taduvai (Sub Geotechnical Engineering II)-conver...
Pile Foundation by Venkatesh Taduvai (Sub Geotechnical Engineering II)-conver...
 
DfMAy 2024 - key insights and contributions
DfMAy 2024 - key insights and contributionsDfMAy 2024 - key insights and contributions
DfMAy 2024 - key insights and contributions
 
AP LAB PPT.pdf ap lab ppt no title specific
AP LAB PPT.pdf ap lab ppt no title specificAP LAB PPT.pdf ap lab ppt no title specific
AP LAB PPT.pdf ap lab ppt no title specific
 
AKS UNIVERSITY Satna Final Year Project By OM Hardaha.pdf
AKS UNIVERSITY Satna Final Year Project By OM Hardaha.pdfAKS UNIVERSITY Satna Final Year Project By OM Hardaha.pdf
AKS UNIVERSITY Satna Final Year Project By OM Hardaha.pdf
 
NO1 Uk best vashikaran specialist in delhi vashikaran baba near me online vas...
NO1 Uk best vashikaran specialist in delhi vashikaran baba near me online vas...NO1 Uk best vashikaran specialist in delhi vashikaran baba near me online vas...
NO1 Uk best vashikaran specialist in delhi vashikaran baba near me online vas...
 
在线办理(ANU毕业证书)澳洲国立大学毕业证录取通知书一模一样
在线办理(ANU毕业证书)澳洲国立大学毕业证录取通知书一模一样在线办理(ANU毕业证书)澳洲国立大学毕业证录取通知书一模一样
在线办理(ANU毕业证书)澳洲国立大学毕业证录取通知书一模一样
 
Cosmetic shop management system project report.pdf
Cosmetic shop management system project report.pdfCosmetic shop management system project report.pdf
Cosmetic shop management system project report.pdf
 
space technology lecture notes on satellite
space technology lecture notes on satellitespace technology lecture notes on satellite
space technology lecture notes on satellite
 
RAT: Retrieval Augmented Thoughts Elicit Context-Aware Reasoning in Long-Hori...
RAT: Retrieval Augmented Thoughts Elicit Context-Aware Reasoning in Long-Hori...RAT: Retrieval Augmented Thoughts Elicit Context-Aware Reasoning in Long-Hori...
RAT: Retrieval Augmented Thoughts Elicit Context-Aware Reasoning in Long-Hori...
 
Industrial Training at Shahjalal Fertilizer Company Limited (SFCL)
Industrial Training at Shahjalal Fertilizer Company Limited (SFCL)Industrial Training at Shahjalal Fertilizer Company Limited (SFCL)
Industrial Training at Shahjalal Fertilizer Company Limited (SFCL)
 
block diagram and signal flow graph representation
block diagram and signal flow graph representationblock diagram and signal flow graph representation
block diagram and signal flow graph representation
 
一比一原版(UofT毕业证)多伦多大学毕业证成绩单如何办理
一比一原版(UofT毕业证)多伦多大学毕业证成绩单如何办理一比一原版(UofT毕业证)多伦多大学毕业证成绩单如何办理
一比一原版(UofT毕业证)多伦多大学毕业证成绩单如何办理
 
Water Industry Process Automation and Control Monthly - May 2024.pdf
Water Industry Process Automation and Control Monthly - May 2024.pdfWater Industry Process Automation and Control Monthly - May 2024.pdf
Water Industry Process Automation and Control Monthly - May 2024.pdf
 
Heap Sort (SS).ppt FOR ENGINEERING GRADUATES, BCA, MCA, MTECH, BSC STUDENTS
Heap Sort (SS).ppt FOR ENGINEERING GRADUATES, BCA, MCA, MTECH, BSC STUDENTSHeap Sort (SS).ppt FOR ENGINEERING GRADUATES, BCA, MCA, MTECH, BSC STUDENTS
Heap Sort (SS).ppt FOR ENGINEERING GRADUATES, BCA, MCA, MTECH, BSC STUDENTS
 
Final project report on grocery store management system..pdf
Final project report on grocery store management system..pdfFinal project report on grocery store management system..pdf
Final project report on grocery store management system..pdf
 
Tutorial for 16S rRNA Gene Analysis with QIIME2.pdf
Tutorial for 16S rRNA Gene Analysis with QIIME2.pdfTutorial for 16S rRNA Gene Analysis with QIIME2.pdf
Tutorial for 16S rRNA Gene Analysis with QIIME2.pdf
 
Building Electrical System Design & Installation
Building Electrical System Design & InstallationBuilding Electrical System Design & Installation
Building Electrical System Design & Installation
 
DESIGN A COTTON SEED SEPARATION MACHINE.docx
DESIGN A COTTON SEED SEPARATION MACHINE.docxDESIGN A COTTON SEED SEPARATION MACHINE.docx
DESIGN A COTTON SEED SEPARATION MACHINE.docx
 
Governing Equations for Fundamental Aerodynamics_Anderson2010.pdf
Governing Equations for Fundamental Aerodynamics_Anderson2010.pdfGoverning Equations for Fundamental Aerodynamics_Anderson2010.pdf
Governing Equations for Fundamental Aerodynamics_Anderson2010.pdf
 
Investor-Presentation-Q1FY2024 investor presentation document.pptx
Investor-Presentation-Q1FY2024 investor presentation document.pptxInvestor-Presentation-Q1FY2024 investor presentation document.pptx
Investor-Presentation-Q1FY2024 investor presentation document.pptx
 

ANALISIS DESAIN SISTEM GRID PENTANAHAN PLTU BERAU KALIMANTAN TIMUR 2 X 7 MW

  • 1. JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372 ANALISIS DESAIN SISTEM GRID PENTANAHAN PLTU BERAU KALIMANTAN TIMUR 2 X 7 MW Syamsir Abduh & Mulia Sulistiani Jurusan Teknik Elektro Universitas Trisakti Jl. Kiai Tapa No 1, Grogol, Jakarta Barat 11410 E-mail: syamsir@trisakti.ac.id ABSTRACT To be able to secure and safety the equipment and the workers who work in the power plant area Berau 2 x 7 MW, of course, required the earthing system design quality, reliable and efficient whereby the grounding grid resistance, voltage step and touch voltage according to the calculations contained in IEEE Std 80 -2000. This research will discuss the evaluation of system design with respect to the value of earthing resistance grounding grid, mesh voltage and step voltage. Evaluation parameters - parameters according to calculations published in IEEE Std 80-2000. Results from this study is the need for improvements to the design value of the voltage step and touch voltage is actually one - each 219.03 V and 383.29 V, which is greater than the voltage step and touch voltages are allowed each - amounting to 164.86 V for weight 50 kg; 223.13 V for weights 70 kg and 128.21 V to weight 50 kg; 173.53 V to 70 kg weight. Keywords: grounding system, touch and step voltage, conductor area ABSTRAK Sistem pentanahan yang berkualitas, handal dan efisien adalah merupakan persyaratan utama dalam merancang suatu sistem pentahanan untuk dapat mengamankan peralatan dan para pekerja di area pembangkit. Makalah ini bertujuan untuk menganalisis desain Grid Pentanahan PLTU Berau 2x7 MW oleh Konsultan Perencana berdasarkan metode IEEE Std 80-2000. Analisis dilakukan terhadap beberapa parameter berupa luas penampang konduktor, nilai tahanan grid pentanahan tegangan sentuh dan tegangan langkah. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perlu adanya perbaikan desain dengan nilai tegangan langkah dan tegangan sentuh sebenarnya masing – masing 219,03 V dan 383,29 V, yang lebih besar dari tegangan langkah dan tegangan sentuh yang diperbolehkan masing – masing sebesar 164,86 V untuk bobot 50 kg; 223,13 V untuk bobot 70 kg dan 128,21 V untuk bobot 50 Kg;173,53 V untuk bobot 70 Kg. Kata kunci: Grid pentanahan, Tegangan langkah, Tegangan Sentuh, Luas penampang konduktor
  • 2. JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372 96 1. PENDAHULUAN PLTU Berau yang memiliki kapasitas daya 2 x 7 MW didesain untuk memenuhi beban listrik di daerah Kalimantan Timur. Setiap pusat listrik yang baru dibangun harus memiliki sistem pentanahan yang baik agar meningkatkan keandalan dari pembangkit itu sendiri agar dapat melayani kebutuhan beban dengan baik [1]. Untuk itu analisis sistem pentanahan perlu dilakukan untuk memastikan sebuah pembangkit layak untuk dioperasikan [2]. Pada perencanaan dari suatu sistem pentanahan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan [3] seperti, jenis tanah di sekitar area yang akan dibangun pembangkit, serta bentuk konfigurasi penanaman elektroda di dalam tanah. Kedua hal itu sangat berhubungan erat dalam mendapatkan sistem pentanahan yang baik dan aman bagi pembangkit tersebut [4]. Analisis pentanahan yang dilakukan dengan memperhatikan nilai tahanan tanah, tegangan langkah dan tegangan sentuh [5]. Apabila nilai tahanan tanah, tegangan langkah dan tegangan sentuh yang terukur melebihi nilai standard yang ditentukan oleh PT PLN (Persero), maka desain pentanahan harus diperbaiki ulang dan tidak bisa dipakai untuk desain pentanahan untuk PLTU Berau 2 x 7 MW [3]. 2. DESAIN GRID PENTANAHAN PEMBANGKIT LISTRIK 2.1. Penentuan Luas Penampang Konduktor Minimum Setiap arus gangguan akan membebankan suatu stress thermal (panas) pada setiap konduktor pentanahan. Stress ini terkait pada besarnya arus gangguan dan durasi gangguan yang seharusnya tidak boleh menghancurkan konduktor pentanahan tersebut. Maka besarnya konduktor yang digunakan untuk pentanahan besarnya dapat ditentukan dengan persamaan (1) berikut [2]: Amm 2 = 𝐼𝑟𝑚𝑠 √( 𝑇𝐶𝐴𝑃 𝑥 10−4 𝑡𝑐.∝𝑟.ρr )𝑙𝑛( 𝐾𝑜+ 𝑇𝑚 𝐾𝑜+ 𝑇𝑐 ) (1) Dimana: Irms adalah arus gangguan (kA), Amm 2 adalah luas penampang konduktor pentanahan (mm2 ), tc adalah lama terjadinya gangguan (s), αr adalah koefisien
  • 3. Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur” 97 panas resistivitas material pada temperature referensi Tr (1/o C), ρr adalah resistivitas konduktor pentanahan pada temperatur referensi Tr (µΩ.cm), Tm adalah batas temperatur maksimum yang dapat ditahan oleh material (o C), Tc adalah temperatur tanah disekitar lokasi (o C), Ko adalah koefisien, yang nilainya 1 ∝𝑜 𝑎𝑡𝑎𝑢 1 ∝𝑟 − 𝑇𝑟(0 C) Nilai αr, ρr, Tm, Ko dan TCAP (Kapasitas Termal per satuan volume ( Joule/cm3 .o C)) dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Parameter berdasarkan konduktor yang digunakan [2]. Material Kondu ktifitas Materi al (%) αr pada 20o (1/o C) Ko pada Temp Maks TM (o C) Ρr pada 20 ◦ C (µΩ.cm) Kapasitas Thermal TCAP (J/cm3.◦ C) Tembaga Pilin Lentur 100,1 0,00393 234 1083 1.72 3.42 Tembaga Umum Kaku 97.0 0.00381 242 1084 1.78 3.42 Tembaga Lapis Baja- Kabel 40.0 0.00378 245 1084 4.40 3.85 Tembaga Lapis Baja- kabel 30.0 0.00378 245 1084 5.86 3.85 Batang Tembaga Lapis Baja 20.0 0.00378 245 1084 8.62 3.85 Alumunium tipe EC 61.0 0.00403 228 657 2.86 2.56 Campuran Aluminium 5005 53.5 0.00353 263 652 3.22 2.60 Campuran Aluminium 6201 52.5 0.00347 268 654 3.28 2.60 Kabel Aluminium lapis baja 20.3 0.00360 258 657 8.48 3.58 Baja 1020 10.8 0.00160 605 1510 15.90 3.28 Batang Stainles lapis baja 9.8 0.00160 605 1400 17.50 4.44 Batang Zinc berlapis baja 8.6 0.00320 293 419 20.10 3.93 Stainles Baja 304 2.4 0.00130 749 1400 72.00 4.03 2.2. Penentuan Nilai Tahanan Pentanahan Sistem pentahanan yang baik menghasilkan tahanan tanah yang rendah untuk meminimalisir nilai GPR (Ground Potential Rise). Nilai tahanan tanah untuk substation dan stasiun pembangkit biasanya bernilai 1 Ω atau kurang. sedangkan untuk substation jaringan distribusi rendah biasanya kisaran harga tahanan tanah bernilai 1 – 5 Ω tergantung pada keadaan sekitar [4]. Estimasi total tahanan tanah terhadap bumi adalah langkah pertama dalam menentukan ukuran dan rangcangan dasar dari suatu sistem pentanahan. Nilai resistansi bergantung terutama kepada area yang akan dipasang sistem pentanahan, yang telah diketahui pada tahap awal pembuatan desain. Sebagai pendekatan
  • 4. JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372 98 pertama, nilai resistansi tanah minimum pada suatu pembangkit listrik, dengan tanah yang seragam dapat diestimasi rata–rata dengan persamaan (2), dengan kedalaman penanaman konduktor sama dengan 0 m berikut [2]: 𝑅𝑔 = 𝜌 4 √ 𝜋 𝐴 (2) Dimana: Rg adalah resistansi Tanah (Ω), ρ adalah resistivitas tanah (Ω.m), A adalah luas area yang akan dipasang grid pentanahan (m2 ). Pendekatan selanjutnya dapat dengan menambahkan jumlah konduktor yang akan ditanam dalam sistem pentanahan (LT), maka persamaan akan menjadi seperti persamaan (3) berikut: 𝑅𝑔 = 𝜌 4 √ 𝜋 𝐴 + 𝜌 𝐿𝑇 (3) Kondisi selanjutnya adalah bahwa sistem pentanahan yang menggunakan konduktor, akan memiliki suatu ketinggian pada kedalaman tanah jika dibandingkan dengan menggunakan pelat metal. Perbedaan itu akan diperkecil dengan menambah panjang konduktor yang ditanam, sehingga akan menghasilkan nilai 0 pada LT yang tidak terhingga, dan itulah saatnya kondisi plat solid dapat terpenuhi. Maka persamaannya, dengan menambahkan kedalaman konduktor ditanamkan dapat dinyatakan dengan persamaan (4) berikut: Rg = ρ | 1 𝐿𝑇 + 1 √20.𝐴 (1 + 1 1+ℎ√ 20 𝐴 )| (4) Dimana: LT adalah panjang konduktor total grid dan rod yang digunakan dalam sistem grid pentanahan.
  • 5. Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur” 99 Bentuk Grounding grid dapat ditunjukan pada gambar 1 berikut: Gambar 1. Bentuk grid pentahahan [IEEE 80-2000] Dimana: D1 adalah jarak antar konduktor pada sumbu x, L1 adalah panjang konduktor pentanahan pada sumbu x, n adalah banyaknya konduktor paralel pada sumbu x, D2 adalah jarak antar konduktor pada sumbu y, L2 adalah panjang konduktor pentanahan pada sumbu y, m adalah banyaknya konduktor paralel pada sumbu y. Untuk mencari panjang LT adalah dengan menambahkan panjang konduktor grid pentanahan (Lg) dan panjang total rod pentanahan (Lr). Untuk mencari panjang total grid pentanahan dapat menggunakan persamaan sebagai berikut: Lg = L1.n + L2.m (5) untuk mencari jarak antar konduktor (D1 dan D2), dapat digunakan persamaan berikut: D1 = 𝐿1 𝑛−1 (6) D2 = 𝐿2 𝑚−1 (7)
  • 6. JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372 100 2.3. Penentuan Arus Maksimum Grid Pentanahan Arus grid maksimum merupakan arus terbesar yang mengalir pada grid pentanahan pada saat terjadinya gangguan. Nilai arus grid maksimum dapat ditentukan dengan persamaan (8) berikut: IG = Df . Ig (8) dengan nilai Ig yang dapat ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: Ig = If . Sf (9) dengan memasukkan persamaan (9) ke dalam persamaan (8), maka didapatkan persamaan akhir untuk menghitung arus grid maksimum adalah sebagai berikut: IG = Df . If . Sf (10) Dimana: Df adalah paktor pengurangan (Decrement Factor), If adalah arus hubung singkat, Sf adalah faktor pembagi (Division Factor). 2.4. Perhitungan Ground Potential Rise (GPR) Ground Potential Rise (GPR) adalah suatu tegangan maksimum yang dapat dicapai oleh suatu grid pentanahan terhadap suatu titik pentanahan yang diasumsikan memiliki potensial yang sama dengan potensial bumi. Nilai GPR ini diperoleh dengan persamaan (11) berikut: GPR = RG . IG (11) Dimana: RG adalah resistansi grid pentanahan (Ω), IG adalah arus grid maksimum (Ampere). 2.5. Penentuan Tegangan Sentuh dan Tegangan Langkah yang Diperbolehkan Penentuan tegangan langkah dan tegangan sentuh yang diperbolehkan adalah hal terpenting untuk menjamin amannya suatu desain pentahanan pembangkit listrik
  • 7. Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur” 101 , [4]. Jika tegangan langkah dan tegangan sentuh untuk desai grid pentanahan yang didapatkan nilainya berada di bawah nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diperbolehkan, maka desain dapat dikatakan memenuhi syarat. Seseorang yang berada dalam daerah pentanahan, mungkin masih akan terkena suatu shock saat terjadinya gangguan, namum tidak akan menyebabkan ventricular fibrillation (kondisi abnormal jantung yang dapat berujung pada kematian). Tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diperbolehkan dapat diperoleh dengan persamaan (12), (13), (14) dan (15) berikut [2]: 1. Tegangan sentuh (Etouch) dan Tegangan Langkah (EStep) untuk bobot 50 kg EStep = (1000 + 6 . Cs . ρs ) 0,116 √𝑡𝑠 (12) ETouch = (1000 + 1,5 . Cs . ρs ) 0,116 √𝑡𝑠 (13) 2. Tegangan sentuh (Etouch) dan Tegangan Langkah (EStep) untuk bobot 70 kg EStep = (1000 + 6 . Cs . ρs ) 0,157 √𝑡𝑠 (14) ETouch = (1000 + 1,5 . Cs . ρs ) 0,157 √𝑡𝑠 (15) Dimana: Cs adalah faktor koreksi, ρs adalah resistansi lapisan pelapis permukaan tanah (Ω.m), ts adalah durasi terjadinya gangguan (s) Nilai Cs merupakan faktor koreksi untuk resistansi kaki manusia jika tanah dilapisi dengan permukaan tanah. Nilai Cs adalah 1 apabila permukaan tanah tidak menggunakan lapisan tambahan, dan nilai ρs = ρ. Sedangkan untuk pembangkit yang menggunakan lapisan tanah permukaan, nilai Cs menjadi: Cs = 1 – ( 0,09(1− 𝜌 𝜌𝑠 ) 2ℎ𝑠+ 0,09 ) (16)
  • 8. JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372 102 Dimana: ρ adalah resistivitas tanah secara keseluruhan (Ω.m), ρs adalah resistivitas lapisan permukaan tanah (Ω.m), hs adalah ketebalan lapisan permukaan tanah. (m) 2.6. Perhitungan Tegangan Mesh dan Tegangan Langkah yang Sebenarnya i) Perhitungan Tegangan Mesh Dalam merancang suatu sistem pentanahan grid, tegangan mesh dapat diasumsikan sebagai tegangan sentuh yang mungkin terjadi di dalam mesh di dalam grid pentanahan. Perhitungan tegangan mesh dan tegangan langkah sebenarnya akan menentukan desain yang telah dibuat aman atau tidak untuk diterapkan dalam sistem pentanahan untuk pembangkit listrik. Nilai tegangan mesh dan tegangan langkah sebenarnya didapatkan dengan persamaan berikut: Em = 𝜌 . 𝐾𝑚 .𝐾𝑖 .𝐼𝐺 𝐿𝐶 + 𝐿𝑅 (17) Persamaan (17) berlaku untuk desain grid pentanahan yang tidak dilengkapi dengan batang pentanahan tambahan, atau disertai dengan beberapa batang pentanahan tambahan, namun tidak diletakkan di sudut ataupun sekeliling grid pentanahan. Untuk desain grid pentanahan dengan batang pentanahan yang diletakkan di sudut dan di sekeliling grid pentanahan, nilai tegangan mesh didapatkan dengan persamaan berikut: E = m 𝜌 . 𝐾𝑚 . 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺 𝐿𝑐 + |1,55+1,22 ( 𝐿𝑟 √𝐿𝑥 2+ 𝐿𝑦 2 )|𝐿𝑅 (18) Dimana: Km adalah faktor koreksi jarak untuk tegangan mesh grid, Ki adalah faktor ketidakteraturan, ditentukan nilainya sebesar 0,644 + 0,148.n, n adalah nilai efektif jumlah konduktor paralel dalam grid pentanahan, Lc adalah panjang total konduktor pada grid pentanahan (m), Lr adalah panjang masing – masing batang pentanahan
  • 9. Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur” 103 (m), Lx adalah panjang total konduktor grid pentanahan yang searah sumbu x (m), Ly adalah panjang total konduktor grid pentanahan yang searah sumbu y (m), LR adalah panjang total batang pentanahan (m). Nilai Km yang merupakan faktor koreksi untuk jarak antar konduktor dalam grid pentanahan, dapat dihitung dengan persamaan berikut: Km = 1 2𝜋 ⌈𝑙𝑛 [ 𝐷2 16 .ℎ .𝑑 + (𝐷+2ℎ)2 8 .𝐷.𝑑 − ℎ 4𝑑 ] + 𝐾𝑖𝑖 𝐾ℎ . ln [ 8 𝜋(2𝜋−1) ]⌉ (19) Dimana D adalah jarak antara konduktor paralel (m), d adalah diameter grid pentanahan (m), h adalah kedalaman grid pentanahan ditanam (m), n adalah nilai efektif jumlah konduktor paralel dalam grid pentanahan. Nilai Kii yang merupakan faktor koreksi berat yang menyesuaikan efek dari konduktor bagian dalam sudut mesh didapat dengan persamaan berikut: Kii = 1 (2.𝑛 ) 2 𝑛 ⁄ (20) Persamaan (20) berlaku apabila grid pentanahan tidak memiliki batang pentanahan, ataupun memiliki sedikit batang pentanahan namun tidak ada yang letaknya di sudut ataupun sekeliling grid pentanahan. Jika grid pentanahan memiliki batang pentanahan disudut ataupun sekeliling grid pentanahan, maka nilai Kii yang berlaku adalah 1. Untuk nilai faktor koreksi berat yang menekankan terhadap efek kedalaman grid pentanahan, didapat dengan persamaan: Kh = √1 + ℎ ℎ0 (24) Dengan menggunakan empat komponen yang dikembangkan di Thapar, Gerez, Balakrishnan dan Blank, nilai efektif jumlah konduktor paralel dapat diberlakukan untuk bentuk persegi panjang dan bentuk bukan persegi panjang yang
  • 10. JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372 104 . merepresentasikan jumlah konduktor paralel seperti pada jumlah konduktor paralel pada grid bentuk persegi panjang, dengan persamaan: n = na . nb . nc . nd (22) dengan nilai – nilai na, nb, nc, dan nd adalah: na = 2 . LC Lp (23) Dimana: nb adalah bernilai 1, jika grid pentanahan berbentuk persegi, nc adalah bernilai 1, jika grid pentanahan berbentuk persegi dan persegi panjang, nd adalah bernilai 1, jika grid pentanahan berbentuk persegi, persegi panjang,dan bentuk L. Jika tidak memenuhi bentuk–bentuk diatas, maka: Nb = √ 𝐿𝑃 4 .√𝐴 (24) Nc = [ 𝐿𝑥 . 𝐿𝑦 𝐴 ] 0,7 . 𝐴 𝐿𝑥 . 𝐿𝑦 (25) Nd = 𝐷𝑚 √𝐿𝑥 2 + 𝐿𝑦 2 (26) Dimana Lp adalah total panjang keliling grid pentanahan (m) ii) Perhitungan Tegangan Langkah Sebenarnya Nilai tegangan langkah merepresentasikan tegangan langkah maksimum yang mungkin terjadi apabila terjadi gangguan. Nilai tegangan langkah didapat dengan persamaan (26) berikut [IEEE 80-2000]: Es = 𝜌 . 𝐾𝑠 . 𝐾𝑖 . 𝐼𝐺 𝑃𝑠 (27)
  • 11. Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur” 105 Dimana nilai Ls merupakan nilai efektif panjang konduktor grid yang ditanam. Selanjutnya diperoleh persamaan (28): Ls = 0,75 . Lc + 0,85 . LR (28) Nilai dari faktor koreksi jarak dengan pertimbangan jarak kedalaman konduktor ditanam dari 0,25 m < h <2,5 m untuk perhitungan tegangan langkah diperoleh persamaan berikut: Ks = 1 𝜋 ⌈ 1 2ℎ + 1 𝐷+ ℎ + 1 𝐷 (1 − 0,5𝑛−2)⌉ (29) 3. PERBAIKAN DESAIN GRID PENTANAHAN PADA SISTEM PEMBANGKIT Jika perhitungan yang didasarkan pada perhitungan desain awal mengindikasi bahaya terjadinya perbedaan potensial di pembangkit, langkah–langkah berikut dapat dilakukan untuk memperbaiki desain, berdasarkan IEEE std 80-2000 adalah sebagai berikut: 1. Mengurangi total tahanan grid, pengurangan total tahanan grid akan mengurangi nilai maksimum GPR, dan karenanya juga akan mengurangi tegangan pindah maksimum. Cara yang paling efektif untuk mengurangi tahanan grid adalah dengan memperluas area yang di lingkupi oleh grid pentanahan. 2. Mengurangi area mesh, dengan cara menambahkan jumlah konduktor disekeliling grid pentanahan. Dengan area mesh yang lebih luas, dapat mengurangi besar tegangan mesh dan tegangan langkah disekitar grid pentanahan. 3. Memperkecil jarak antar konduktor grid pentanahan, dengan memperkecil jarak antar konduktor dapat memperkecil perbedaan potensial antar konduktor grid pentanahan.
  • 12. JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372 106 4. Mengalihkan arus gangguan ke jalur lain, dapat dilakukan dengan menghubungkan kabel pentanahan pada saluran transmisi, atau dengan menurunkan resistansi tanah yang menjadi pijakan menara disekitar pembangkit, maka arus gangguan akan dapat dialihkan dari grid pentanahan. 4. ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Sistem pentanahan yang akan digunakan di PLTU Berau 2 x 7 MW berupa konduktor yang ditanam secara vertikal dan horizontal membentuk kisi – kisi (grid) ditambah dengan beberapa batang pentanahan yang diletakkan di tempat tertentu bersama dengan konduktor grid. Sistem tersebut akan diletakkan diantara main power house dan saluran transmisi 20 kV, dimana di tempat tersebut merupakan tempat terjadinya arus hubung singkat. Desain yang diajukan oleh Konsultan Perencana selaku kontraktor dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Desain pentanahan oleh konsultan perencana Desain Pentanahan Panjang Batang Pentanahan (ground rod) (Lr) 6 m Diameter setiap batang pentanahan (d2) 0,02 m Jumlah ground yang terpasang (n) 4 buah Panjang ground grid sepanjang sumbu x (Lx) 64,5 m Panjang ground grid sepanjang sumbu y (Ly) 26 m Jumlah sircuit parallel searah sumbu x (La) 6 Jumlah sircuit parallel searah sumbu y (Lb) 15 Luas daerah yang terlingkupi oleh grid (A) 1677 m2 Panjang keseluruhan konduktor grid (Lc) 777 m Panjang total batang pentanahan (LR) 24 m Panjang total batang pentanahan dan konduktor grid (LT) 801 m Panjang setiap konduktor searah sumbu x (a) 4,6 m Panjang setiap konduktor searah sumbu y (b) 5,2 m Panjang keliling konduktor grid (Lp) 181 m Tabel 3 berikut menunjukkan data resistivitas tanah yang terukur di Lokasi PLTU Berau 2 x 7 MW dengan. jenis tanah di lokasi adalah Tanah Gembur
  • 13. Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur” 107 Tabel 3. Nilai resistivitas tanah di PLTU Berau 2 x 7 MW Material Pelapis Tanah Bagian Atas Nilai Resistivitas Ketebalan material pelapis permukaan tanah (hs) 0,12 m Resistifitas tanah secara keseluruhan ( ρ). 16 Ω.m Resistifitas material permukaan ( ρs )5 . 90 Ω.m Hasil perhitungan disajikan dalam Tabel 4 berikut: Tabel 4. Hasil perhitungan Parameter Nilai Sebenarnya Nilai yang Di bolehkan Nilai Tahanan Grid Pentanahan 0,19  173,53 V Luas Penampang Konduktor yang akan dipakai 120 mm2 berdasarkan perhitungan didapatkan 88,70 mm2 Ground Potential Rise (GPR) 2850 V Tegangan Sentuh 382,29 V 50 kg: 128,21 V 70 kg Tegangan Langkah 219,03 V 50 kg: 164,86 V 70 kg: 223,13 V Berdasarkan Tabel 4, tegangan langkah dan tegangan sentuh yang sebenarnya nilainya masih lebih besar dari pada yang diperbolehkan, maka itu desain awal Tidak Tepat untuk digunakan sebagai desain grid pentanahan PLTU Berau 2 x 7 MW, karena berpotensi menimbulkan gradien tegangan pada saat terjadinya gangguan. Untuk itu perlu adanya perbaikan desain. Perbaikan desain pentanahan menggunakan Software ETAP 7.5. Kelebihan dari software tersebut adalah adanya optimasi mengenai jumlah konduktor yang digunakan dan jumlah circuit paralel yang digunakan dalam grid pentanahan. Hasil perbaikan desain dapat dilihat pada Tabel 5: Tabel 5. Hasil perbaikan desain Parameter Desain Lama Desain Baru Jumlah Konduktor 6 8 Panjang Grid Pentanahan Searah sumbu x ( Lx) 64,5 m 60 m Panjang Grid Pentanahan Searah sumbu y (Ly) 26 m 70 m Jumlah Circuit Paralel Sumbu x (La) 6 27 Jumlah Circuit Paralel Sumbu y (Lb) 15 23 Panjang Tiap Konduktor Searah Sumbu x (a) 4,5 m 2,7 m Panjang Tiap Konduktor Searah Sumbu y (b) 5,2 m 2,7 m Luas Area Grid Pentanahan (A) 1677 m2 4200 m2
  • 14. JETri, Volume 11, Nomor 2, Februari 2014, Halaman 95 - 109, ISSN 1412-0372 108 Dan pada Tabel 6 berikut menyajikan hasil perhitungan dengan menggunakan desain baru yang telah di optimasi. Tabel 6. Hasil perhitungan dengan desain baru yang telah di optimasi Parameter Nilai Sebenarnya Nilai yang Di bolehkan Desain lama Desain Baru Desain Lama Desain Baru Tahanan Grid Pentanahan 0,19  0,11  Ukuran Konduktor Minimum 88,70 mm2 88,70 mm2 GPR (Ground Potential Rise) 2850 V 1675,9 V Arus Maksimum Grid 15.000 A 15.000 A Tegangan Sentuh 383,29 V 125,6 V 50 kg: 128,2V 70 kg: 173,5 V 50 kg: 131,1 V 70 kg: 177,4 V Tegangan Langkah 219,03 V 152,8 V 50 kg: 164,8 V 70 kg: 223,1 v 50 kg: 176,4 V 70 kg: 238,8 V Berdasarkan Tabel 6, terlihat bahwa nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang sebenarnya lebih kecil dibandingkan dengan nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah yang diperbolehkan. Ground Potential Rise (GPR) menunjukkan nilai yang lebih rendah dari desain awal. Dengan pertimbangan itu desain baru tersebut dapat dipakai sebagai desain PLTU Berau 2 x 7 MW karena tidak berpotensi menimbulkan gradien tegangan yang besar pada saat terjadinya gangguan. 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan terhadap hasil desain sistem grid pentanahan PLTU Berau 2 x t MW maka dapat disimpulkan: 1. Desain ukuran konduktor untuk Main Earth Grid adalah sebesar 120 mm2. Nilai ini lebih besar dibandingkan dengan hasil perhitungan, yaitu 89 mm2 . 2. Desain tegangan langkah dan tegangan sentuh yang diajukan oleh Konsultan Perencana belum tepat untuk digunakan sebagai sistem pentanahan di PLTU Berau 2 x 7 MW. Nilai tegangan sentuh dan tegangan langkah sebenarnya adalah masing–masing bernilai 383,29 Volt dan 219,03 Volt lebih besar dari pada nilai tegangan sentuh yang diperbolehkan IEEE 80-2000, yaitu 128,21 Volt ( u n t u k b e r a t 50 kg) dan 173,53 Volt (70 kg) dan tegangan langkah yaitu 164,86 Volt (50 kg) dan 223,13 Volt (70 kg).
  • 15. Syamsir Abduh, “Analisis Desain Sistem Grid Pentanahan PLTU Berau Kalimantan Timur” 109 3. Desain sistem pentanahan yang efisien dilakukan melalui tiga upaya, yaitu: Pertama, menambah luas area grid pentanahan dari 1677 m2 menjadi 4200 m2 . Kedua, menambah jumlah batang pentanahan dari 6 buah menjadi 8 buah. Ketiga, mengurangi jarak antar konduktor pada grid pentanahan, untuk sumbu x dari jarak 4,5 m menjadi 2,7 m dan untuk sumbu y dari jarak 5,2 m menjadi 2,7 m. DAFTAR PUSTAKA [1]. Suswanto, Daman. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Scribd. Diunduh pada 16 Mei 2013 pukul 21.00. http://www.scribd.com/doc/83446236/. [2]. IEEE 80-2000, IEEE Guide for Safety in AC Substation Grounding. American National Standards Institute. IEEE Power Enginering Society.2000. [3]. SNI PUIL- 2000. Amandemen 1 Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL). Badan Standardisasi Nasional. 2000. [4]. _____________Shared. Diunduh pada 10 April 2013 pukul 22.15 http://dc385.4shared.com/doc/QwzRuZRO/preview.html. [5]. . Scribd. Sistem Pentanahan. Diunduh pada 16 Mei 2013 pukul 19.30. http://www.scribd.com/doc/86222806/ [6]. . Bahaya–Bahaya yang Timbul Pada Gardu Induk Pada Keadaan Gangguan Tanah. Diunduh pada 6 September 2013 pukul 08.30. http://dc385.4shared.com/doc/QwzRuZRO/preview.html