Dokumen ini membahas bentuk lahan yang terbentuk akibat proses aliran air seperti sungai dan limpasan permukaan. Terdapat beberapa bentuk lahan fluvial seperti kipas aluvial, crevasse-splays, tanggul alam, point bar, dataran banjir, cekungan fluvial, dan teras aluvial. Bentuk-bentuk ini terbentuk dari proses erosi, transportasi, dan deposisi material oleh air mengalir.
Mata kuliah Teknik Pengelolaan Air membahas tentang pengelolaan air permukaan dan air tanah, termasuk sistem hidrologi, hidrogeologi, dan konflik ruang air. Mata kuliah ini juga membahas pengelolaan air di tambang terbuka dan tambang bawah tanah serta dampaknya terhadap air."
Dokumen tersebut merangkum tentang aliran air tanah, sumber air tanah, hubungannya dengan geologi hidrologi dan mekanika fluida, media peresapan air, proses terjadinya aliran air tanah, pembagian air tanah berdasarkan kedalaman, lapisan tanah yang berperan sebagai akuifer, jenis-jenis akuifer, serta metode pendugaan air tanah melalui penyelidikan permukaan dan bawah permukaan.
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang mengalirkan air tawar dari hulu ke hilir. Terdapat berbagai jenis sungai berdasarkan sumber air, debit air, asal kejadiannya, dan struktur geologi. Sungai memiliki bagian-bagian seperti hulu, tengah, dan hilir dengan ciri-ciri masing-masing. Daerah aliran sungai (DAS) merupakan wilayah penampungan air hujan yang mengalir ke sungai. DAS perlu di
Laporan ini membahas pengukuran kemiringan lereng dengan berbagai alat. Kemiringan lereng mempengaruhi erosi dengan meningkatkan aliran permukaan seiring kecuraman lereng. Alat yang digunakan untuk pengukuran antara lain selang air, alat ukur tipe A, dan klinometer. Tujuan praktikum adalah mengetahui cara pengukuran kemiringan lereng dan membandingkan hasil pengukuran dengan berbagai alat.
Dokumen ini membahas bentuk lahan yang terbentuk akibat proses aliran air seperti sungai dan limpasan permukaan. Terdapat beberapa bentuk lahan fluvial seperti kipas aluvial, crevasse-splays, tanggul alam, point bar, dataran banjir, cekungan fluvial, dan teras aluvial. Bentuk-bentuk ini terbentuk dari proses erosi, transportasi, dan deposisi material oleh air mengalir.
Mata kuliah Teknik Pengelolaan Air membahas tentang pengelolaan air permukaan dan air tanah, termasuk sistem hidrologi, hidrogeologi, dan konflik ruang air. Mata kuliah ini juga membahas pengelolaan air di tambang terbuka dan tambang bawah tanah serta dampaknya terhadap air."
Dokumen tersebut merangkum tentang aliran air tanah, sumber air tanah, hubungannya dengan geologi hidrologi dan mekanika fluida, media peresapan air, proses terjadinya aliran air tanah, pembagian air tanah berdasarkan kedalaman, lapisan tanah yang berperan sebagai akuifer, jenis-jenis akuifer, serta metode pendugaan air tanah melalui penyelidikan permukaan dan bawah permukaan.
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang mengalirkan air tawar dari hulu ke hilir. Terdapat berbagai jenis sungai berdasarkan sumber air, debit air, asal kejadiannya, dan struktur geologi. Sungai memiliki bagian-bagian seperti hulu, tengah, dan hilir dengan ciri-ciri masing-masing. Daerah aliran sungai (DAS) merupakan wilayah penampungan air hujan yang mengalir ke sungai. DAS perlu di
Laporan ini membahas pengukuran kemiringan lereng dengan berbagai alat. Kemiringan lereng mempengaruhi erosi dengan meningkatkan aliran permukaan seiring kecuraman lereng. Alat yang digunakan untuk pengukuran antara lain selang air, alat ukur tipe A, dan klinometer. Tujuan praktikum adalah mengetahui cara pengukuran kemiringan lereng dan membandingkan hasil pengukuran dengan berbagai alat.
Makalah ini membahas tentang limpasan hujan dan pengukurannya. Secara singkat, makalah ini menjelaskan tentang:
1. Pemahaman limpasan hujan (runoff) dan bagan siklusnya
2. Metode Mock untuk menghitung ketebalan dan debit limpasan hujan
3. Teknik pengukuran debit sungai
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
Dokumen tersebut merangkum geomorfologi Pulau Sumatera. Pulau Sumatera terdiri dari beberapa wilayah geomorfologi utama yaitu Rangkaian Bukit Barisan, Jalur Semangko, dan beberapa wilayah geomorfologi provinsi seperti Aceh, Sumatera Utara, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang geologi struktur yang mempelajari proses-proses tektonik dan hasilnya seperti lipatan, kekar, dan sesar. Juga membahas tentang gaya-gaya yang menghasilkan struktur tersebut seperti gaya kompresi, ekstensi, dan kopel. Dijelaskan pula berbagai jenis struktur geologi seperti lipatan, kekar, dan sesar beserta unsur-unsurnya.
Dokumen tersebut membahas tentang karst dan bentuk-bentuk lahan karst. Karst terbentuk dari proses pelarutan batuan kapur oleh air hujan di daerah beriklim tropis. Bentuk-bentuk lahan karst negatif meliputi doline, uvala, dan polje. Sedangkan bentuk-bentuk positifnya adalah stalaktit, stalakmit, grous, dan lainnya. Karst memiliki berbagai manfaat seperti sumber daya mineral, objek wisata,
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan sumber daya air di Indonesia, termasuk banjir, kelangkaan air, dan penurunan kualitas air. Dokumen tersebut menjelaskan sebab-akibat permasalahan tersebut dan solusi-solusi untuk mengatasinya seperti pengelolaan daerah aliran sungai, konservasi, dan kesadaran masyarakat.
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya aliranpermukaan.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian limpasan, aliranmurni, aliranlangsung
b. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber-sumber air yang dapat memberikan masukan kepada aliran sungai
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi limpasan
d. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tempat pengukuran tinggi muka air
e. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja alat pengukur presipitasi serta kelebihan dan kekurangan dari setiap alat.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur kecepatan aliran, luas penampang basah, perimeter basah, dan kemiringan aliran.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hidrograf
h. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk hidrograf aliran.
Dokumen ini menyajikan skala waktu geologi yang membagi sejarah bumi menjadi era, periode, dan zaman dengan rentang waktu perkiraan dalam jutaan tahun sejak Pra-Kambrium hingga Holosen saat ini.
Laporan praktikum geomorfologi tentang peta bentuk lahan asal denudasional. Menguraikan proses denudasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti pegunungan, perbukitan, peneplain, dan lereng akibat erosi, pelapukan, dan gerakan massa batuan yang dipengaruhi gravitasi.
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Nurul Afdal Haris
Dokumen tersebut merangkum kondisi geografis dan geomorfologi pulau Kalimantan. Secara geografis, Kalimantan terletak di antara garis lintang dan bujur tertentu dengan luas wilayah sekitar 535.834 km2. Secara geomorfologi, Kalimantan memiliki dataran rendah dan pegunungan yang membentuk berbagai zona di keempat provinsi, dengan puncak tertinggi Gunung Kinibalu setinggi 4.101 m dpl.
Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan bentuk-lahan di permukaan bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan air laut, serta proses-proses pembentukannya dan hubungannya dengan lingkungan. Ilmu ini mempelajari empat aspek utama yaitu morfologi, morfogenesis, morfokronologi, dan morfoaransemen.
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan RembesanYahya M Aji
Semua jenis tanah tidak ada yang kedap air. Yang membedakan hanyalah waktu yang dibutuhkan air untuk melewati pori-pori tanah tersebut. Pada topic kali ini, akan dibahas penentuan koefisien permeabilitas tanah dengan pengukuran kecepatan rembesan. Teori Henry Darcy merupakan dasar dari metode ini.
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang berkelanjutan dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses evaporasi, kondensasi, presipitasi, dan transpirasi yang dipicu oleh pemanasan air laut oleh sinar matahari. Terdapat tiga jenis siklus hidrologi: siklus pendek antara laut dan atmosfer, siklus sedang antara laut, daratan dan atmosfer, siklus panjang antara laut, pegunungan dan atmos
Dokumen tersebut merangkum profil DAS Brantas, termasuk karakteristik fisik, geologi, geomorfologi, sumber mata air, waduk, erosi dan sedimentasi, serta potret sungai Brantas dan anak-anak sungainya. DAS Brantas merupakan wilayah sungai terbesar kedua di Pulau Jawa yang membentang di Jawa Timur dengan panjang 320 km dan luas 14.103 km2.
Dokumen tersebut membahas tentang pola aliran sungai, klasifikasi sungai, dan rawa. Pola aliran sungai dipengaruhi oleh morfologi, iklim, dan geologi wilayah, dengan bentuk pola seperti dendritik, radial, rektangular, dan lainnya. Sungai diklasifikasi berdasarkan sumber airnya, tipenya, arah aliran, dan kestabilan aliran sepanjang tahun. Rawa dibedakan menjadi rawa air tawar, pay
Makalah ini membahas tentang limpasan hujan dan pengukurannya. Secara singkat, makalah ini menjelaskan tentang:
1. Pemahaman limpasan hujan (runoff) dan bagan siklusnya
2. Metode Mock untuk menghitung ketebalan dan debit limpasan hujan
3. Teknik pengukuran debit sungai
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Sumatera)Nurul Afdal Haris
Dokumen tersebut merangkum geomorfologi Pulau Sumatera. Pulau Sumatera terdiri dari beberapa wilayah geomorfologi utama yaitu Rangkaian Bukit Barisan, Jalur Semangko, dan beberapa wilayah geomorfologi provinsi seperti Aceh, Sumatera Utara, dan lainnya.
Dokumen tersebut membahas tentang geologi struktur yang mempelajari proses-proses tektonik dan hasilnya seperti lipatan, kekar, dan sesar. Juga membahas tentang gaya-gaya yang menghasilkan struktur tersebut seperti gaya kompresi, ekstensi, dan kopel. Dijelaskan pula berbagai jenis struktur geologi seperti lipatan, kekar, dan sesar beserta unsur-unsurnya.
Dokumen tersebut membahas tentang karst dan bentuk-bentuk lahan karst. Karst terbentuk dari proses pelarutan batuan kapur oleh air hujan di daerah beriklim tropis. Bentuk-bentuk lahan karst negatif meliputi doline, uvala, dan polje. Sedangkan bentuk-bentuk positifnya adalah stalaktit, stalakmit, grous, dan lainnya. Karst memiliki berbagai manfaat seperti sumber daya mineral, objek wisata,
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Dokumen tersebut membahas tentang permasalahan sumber daya air di Indonesia, termasuk banjir, kelangkaan air, dan penurunan kualitas air. Dokumen tersebut menjelaskan sebab-akibat permasalahan tersebut dan solusi-solusi untuk mengatasinya seperti pengelolaan daerah aliran sungai, konservasi, dan kesadaran masyarakat.
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
Materi dari Dosen (Pak Uca, Ph.D)
1. Tujuan Umum Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dengan benar proses terjadinya aliranpermukaan.
2. Tujuan Khusus Pembelajaran
a. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian limpasan, aliranmurni, aliranlangsung
b. Mahasiswa dapat menjelaskan sumber-sumber air yang dapat memberikan masukan kepada aliran sungai
c. Mahasiswa dapat menjelaskan dan menyebutkan faktor-faktor yang mem-pengaruhi limpasan
d. Mahasiswa dapat menjelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk tempat pengukuran tinggi muka air
e. Mahasiswa dapat menjelaskan prinsip kerja alat pengukur presipitasi serta kelebihan dan kekurangan dari setiap alat.
f. Mahasiswa dapat menjelaskan cara mengukur kecepatan aliran, luas penampang basah, perimeter basah, dan kemiringan aliran.
g. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian hidrograf
h. Mahasiswa dapat menjelaskan bentuk-bentuk hidrograf aliran.
Dokumen ini menyajikan skala waktu geologi yang membagi sejarah bumi menjadi era, periode, dan zaman dengan rentang waktu perkiraan dalam jutaan tahun sejak Pra-Kambrium hingga Holosen saat ini.
Laporan praktikum geomorfologi tentang peta bentuk lahan asal denudasional. Menguraikan proses denudasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti pegunungan, perbukitan, peneplain, dan lereng akibat erosi, pelapukan, dan gerakan massa batuan yang dipengaruhi gravitasi.
Materi Mata Kuliah Geomorfologi Indonesia (Geomorfologi Kalimantan)Nurul Afdal Haris
Dokumen tersebut merangkum kondisi geografis dan geomorfologi pulau Kalimantan. Secara geografis, Kalimantan terletak di antara garis lintang dan bujur tertentu dengan luas wilayah sekitar 535.834 km2. Secara geomorfologi, Kalimantan memiliki dataran rendah dan pegunungan yang membentuk berbagai zona di keempat provinsi, dengan puncak tertinggi Gunung Kinibalu setinggi 4.101 m dpl.
Geomorfologi adalah ilmu yang mendeskripsikan bentuk-lahan di permukaan bumi, baik di atas maupun di bawah permukaan air laut, serta proses-proses pembentukannya dan hubungannya dengan lingkungan. Ilmu ini mempelajari empat aspek utama yaitu morfologi, morfogenesis, morfokronologi, dan morfoaransemen.
Menentukan Koefisien Permeabilitas Dengan Pengukuran Kecepatan RembesanYahya M Aji
Semua jenis tanah tidak ada yang kedap air. Yang membedakan hanyalah waktu yang dibutuhkan air untuk melewati pori-pori tanah tersebut. Pada topic kali ini, akan dibahas penentuan koefisien permeabilitas tanah dengan pengukuran kecepatan rembesan. Teori Henry Darcy merupakan dasar dari metode ini.
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang berkelanjutan dari atmosfer ke bumi dan kembali ke atmosfer melalui proses evaporasi, kondensasi, presipitasi, dan transpirasi yang dipicu oleh pemanasan air laut oleh sinar matahari. Terdapat tiga jenis siklus hidrologi: siklus pendek antara laut dan atmosfer, siklus sedang antara laut, daratan dan atmosfer, siklus panjang antara laut, pegunungan dan atmos
Dokumen tersebut merangkum profil DAS Brantas, termasuk karakteristik fisik, geologi, geomorfologi, sumber mata air, waduk, erosi dan sedimentasi, serta potret sungai Brantas dan anak-anak sungainya. DAS Brantas merupakan wilayah sungai terbesar kedua di Pulau Jawa yang membentang di Jawa Timur dengan panjang 320 km dan luas 14.103 km2.
Dokumen tersebut membahas tentang pola aliran sungai, klasifikasi sungai, dan rawa. Pola aliran sungai dipengaruhi oleh morfologi, iklim, dan geologi wilayah, dengan bentuk pola seperti dendritik, radial, rektangular, dan lainnya. Sungai diklasifikasi berdasarkan sumber airnya, tipenya, arah aliran, dan kestabilan aliran sepanjang tahun. Rawa dibedakan menjadi rawa air tawar, pay
Siklus akuntansi perusahaan jasa menjelaskan proses akuntansi yang terdiri dari tahap pembukuan, penyusunan laporan keuangan, dan penutupan buku untuk menghasilkan informasi keuangan yang akurat dan dapat dipercaya guna pengambilan keputusan.
Hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air di bumi, terutama properti, fenomena, dan distribusi air di daratan. Ia mempelajari kejadian air di daratan, pengaruh bumi dan fisika air terhadap daratan, serta hubungan air dengan kehidupan. Air di bumi terdiri dari 97,2% air laut, 2,15% es/salju/gletser, dan 0,65% air tawar. Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang terus berlangs
Dokumen menjelaskan berbagai pola aliran sungai, termasuk radial sentripetal dan sentrifugal yang mengalir ke dan dari titik pusat, dendritik yang tidak teratur, paralel yang sejajar, trellis yang tegak lurus, annular yang melingkar, dan rektangular yang membentuk sudut siku-siku.
Dokumen ini membahas tentang pertemuan sungai, termasuk definisi pertemuan sungai, beberapa metode klasifikasi pertemuan sungai, fenomena yang terjadi pada pertemuan sungai, dan contoh pertemuan sungai terkenal di berbagai belahan dunia.
Pengukuran arus fluida penting untuk industri. Beberapa alat pengukur arus umum meliputi pelat orifice, nozzle aliran, dan Venturi tube yang mengukur perbedaan tekanan, serta flow meter piston dan disc yang mengukur volume total. Pemilihan alat tergantung pada aplikasi dan faktor seperti akurasi, biaya, dan keberadaan partikel.
Atmosfer adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi. Terdiri dari nitrogen 78,8%, oksigen 20,95%, dan gas lain seperti argon dan karbon dioksida. Atmosfer terbagi menjadi lima lapisan berdasarkan profil suhu. Unsur-unsur cuaca seperti suhu, tekanan udara, dan kelembapan dapat diukur menggunakan alat seperti termometer, barometer, dan higrometer. Hujan terjadi akibat proses kondensasi uap air di atmos
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer dan siklus hidrologi. Hidrosfer terdiri dari perairan seperti samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air. Air bergerak dalam siklus hidrologi melalui proses evaporasi, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, dan aliran permukaan. Siklus ini terjadi dalam skala waktu pendek, sedang, dan panjang.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer dan siklus hidrologi. Hidrosfer terdiri dari semua perairan di Bumi, termasuk samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air. Air bergerak terus menerus dalam siklus hidrologi antara lautan, atmosfer, dan daratan melalui proses evaporasi, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, dan aliran permukaan.
Dokumen tersebut membahas tentang sungai dan jenis-jenisnya. Sungai dibedakan berdasarkan sumber airnya, debit airnya, asal kejadiannya, struktur geologinya, dan pola alirannya. Ada tiga jenis sungai berdasarkan sumber airnya, empat jenis berdasarkan debit airnya, lima jenis berdasarkan asal kejadiannya, dua jenis berdasarkan struktur geologinya, dan tujuh jenis ber
Dokumen tersebut membahas tentang siklus air dan hidrosfer, termasuk proses evaporasi, kondensasi, presipitasi, dan infiltrasi. Juga membahas tentang berbagai bentuk lahan yang terbentuk akibat proses sedimentasi oleh air, angin, dan gletser seperti delta, dataran banjir, meander, dan lembah berbentuk U. Terakhir membahas jenis-jenis sungai berdasarkan sumber air, debit, asal kejadiannya, dan pola alirannya.
Dokumen tersebut membahas tentang siklus hidrologi, klasifikasi sungai berdasarkan sumber air, debit, asal kejadian, struktur geologi dan pola aliran, serta jenis-jenis danau, rawa, dan air tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sungai, karakteristik sungai yang dibedakan menjadi bagian hulu, tengah, dan hilir, daerah aliran sungai (DAS), serta wilayah sungai (WS).
Badan air dan siklus hidrologi memberikan penjelasan singkat tentang berbagai jenis badan air seperti sungai, danau, laut, dan samudra serta proses siklus hidrologi yang terjadi di bumi dimana air berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya melalui proses evapotranspirasi, kondensasi, dan presipitasi.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer dan siklus hidrologi. Hidrosfer merupakan daerah perairan di bumi yang meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air di atmosfer. Siklus hidrologi adalah proses peredaran air secara terus menerus melalui proses evapotranspirasi, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, perkolasi, dan limpasan.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer dan siklus hidrologi. Hidrosfer merujuk pada daerah perairan di Bumi yang meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air di atmosfer. Siklus hidrologi adalah proses peredaran air secara terus-menerus yang terdiri dari evaporasi, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, dan limpasan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis danau, sungai, rawa, dan air tanah serta konsep Daerah Aliran Sungai (DAS). Terdapat berbagai kategorisasi berdasarkan faktor geologi, hidrologi, dan lokasi.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer dan jenis-jenis perairan darat seperti sungai, danau, rawa, dan air tanah. Terdapat penjelasan mengenai siklus hidrologi dan proses-proses yang terkait seperti evaporasi, kondensasi, presipitasi, serta jenis dan manfaat berbagai perairan darat.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perairan darat seperti sungai, danau, telaga, rawa, dan air tanah. Sungai dibedakan berdasarkan sumber air, volume air, dan arah aliran. Danau terbentuk dari berbagai sebab seperti glasial, vulkanik, tektonik, dan aktivitas manusia. Telaga mirip dengan danau tetapi luasnya lebih sempit. Rawa adalah daerah yang tergenang air asam berwarna ke
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai Daerah Aliran Sungai (DAS), termasuk definisi DAS, komponen-komponennya, cara menghitung luas DAS, bentuk dan pola aliran sungai, serta manfaat DAS.
Dokumen tersebut membahas tentang muara sungai dan estuari. Muara sungai dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan faktor dominannya, yaitu gelombang laut, debit sungai, dan pasang surut. Estuari diklasifikasikan menurut struktur salinitasnya, seperti estuari sudut asin, tercampur sebagian, stratifikasi lateral, dan tercampur sempurna.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
ALIRAN SUNGAI .HIDROLOGI
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sungai itu terbentuk dengan adanya aliran air dari satu atau beberapa sumber air yang
berada di ketinggian,umpamanya disebuah puncak bukit atau gunung yg tinggi,dimana air
hujan sangat banyak jatuh di daerah itu,kemudian terkumpul dibagian yg cekung ,lama
kelamaan dikarenakan sudah terlalu penuh ,akhirnya mengalir keluar melalui bagian bibir
cekungan yang paling mudah tergerus air,selanjutnya air itu akan mengalir di atas permukaan
tanah yang paling rendah,mungkin mula-mula merata,namun karena ada bagian-bagian
dipermukaan tanah yang tidak begitu keras,maka mudahlah terkikis,sehingga menjadi alur-
alur yang tercipta makin hari makin panjang,seiring dengan makin deras dan makin
seringnya air mengalir di alur itu, maka semakin panjang dan semakin dalam ,alur itu akan
berbelok,atau bercabang, apabila air yang mengalir disitu terhalang oleh batu sebesar alur
itu,atau batu yang banyak,demikian juga dengan sungai di bawah permukaan tanah,terjadi
dari air yg mengalir dari atas,kemudian menemukan bagian bagian yang dapat di tembus ke
bawah permukaan tanah dan mengalir ke arah dataran rendah yg rendah,lama kelamaan
sungai itu akan semakin lebar.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka untuk membatasi permasalahan yang akan
dibahas, disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu karakteristik sungai, morfologi sungai ?
2. Bagaimana cara Menganalisis sungai dan manfaatnya serta contoh dampak yang di
timbulkan oleh sungai ?
C. Tujuan
Tujuan dari pada penulisan makalah ini adalah bagaimana supaya mahasiswa mengetahui
dan memahami pengertian, manfaat, serta dampak yang di sebabkan oleh sungai. Serta
makalah ini dapat juga di gunakan sebagai pembelajaran bagi penulis dan pembaca
2. 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sungai
Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi
ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih
besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah pegunungan) biasanya
lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-
liku karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang sungai.
Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke
sungai yang lain. Sungai juga salah satu bagian dari siklus hidrologi.
Dengan melalui Sungai merupakan cara yang biasa bagi air hujan yang turun di
daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau.
Air dalam Sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air,
limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es
/ salju.
Sungai terdiri dari beberapa bagian, bermula dari mata air yang mengalir ke anak sungai.
Beberapa anak sungai akan bergabung untuk membentuk sungai utama. Aliran air biasanya
berbatasan dengan saluran dengan dasar dan tebing di sebelah kiri dan kanan. Penghujung
sungai di mana sungai bertemu laut dikenali sebagai muara sungai.
B. Proses Terbentuknya Sungai
Air yang berada di permukaan daratan, baik air hujan, mata air, maupun cairan gletser,
akan mengalir melalui sebuah saluran menuju tempat yang lebih rendah. Mula-mula saluran
yang dilalui ini relatif sempit dan pendek. Namun, secara proses alamiah aliran ini mengikis
daerah-daerah yang dilaluinya. Akibatnya, saluran ini semakin lama semakin lebar dan
panjang, dan terbentuklah sungai.
3. 3
C. Jenis – Jenis Sungai
a) Menurut Jumlah Airnya
1. Sungai Permanen
Sungai Permanen adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap.
Contoh :
Sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di Kalimantan.
Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
2. Sungai Periodik
Sungai Periodik adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan
pada musim kemarau airnya kecil.
Contoh :
Sungai Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah.
Sungai Progo dan Sungai Code di DI Yogyakarta.
Sungai Brantas di Jawa Timur.
3. Sungai Episodik
Sungai Episodik adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim
hujan airnya banyak.
Contoh :
Sungai Kalada di Pulau Sumba.
4. 4
D. Karakteristik Sungai
Sungai bagian hilir
Merupakan bagian akhir sungai menuju laut
Lembah sungai berbentuk huruf U
Aliran air permanen
Sering terjadinya banjir
Sungai berkelok-kelok
Terdapat danau tapal kuda
Sungai yang lebar
Sungai bagian Tengah
Merupakan lanjutan dari hulu sungai
Lembah sungai berbentuk U
Aliran air tidak terlalu deras
Proses erosisudah tidak sekata
Proses transportasihail erosi dari hulu
Sungai bagian hulu
Merupakan awal dari sungai ( Mata air )
Debit air relatif kecil dan dipengaruhi curah
Kondisi dasar sungai berbatu
Sering ditemui air terjun atau jeram
Sungai yang cenderung lurus
Kualitas air yang masih baik
a. Menurut Pola Alirannya
1. Pola Aliran Radial (Menjari)
Pola aliran ini berbentuk seperti jari, dibedakan menjadi dua yaitu radial sentrifugal dan
radial sentripetal.
2. Pola Aliran Dendritik
Pola aliran ini tidak teratur, biasanya terdapat di daerah dataran atau daerah pantai.
5. 5
3. Pola Aliran Trelis
Pola aliran sungai ini menyerupai sirip. Sungai semacam ini terdapat di daerah
pegunungan lipatan.
4. pola Aliran Rectanguler
Pola aliran sungai ini saling membentuk sudut siku, pada daerah patahan atau pada
batuan yang tingkat kekerasannya berbeda.
5. Pola Aliran Anular
Pola aliran ini merupakan pola aliran yang semula merupakan aliran radial sentrifugal,
selanjutnya muncul sungai subsekuen yang sejajar, sungai obsekuen, dan resekuen. Pola
aliran ini terdapat di daerah dome stadium dewasa.
E. Berdasarkan kontinuitas aliran/debit air
Besamya aliran tiap waktu atau disebut dengan debit, akan tergantung pada
luas tampang aliran dan kecepatan aliran rerata. Pendekatan nilai debit dapat
dilakukan dengan cara mengukur tampang aliran dan mengukur kecepatan aliran
tersebut. Cara ini merupakan prosedur umum dalam pengukuran debit sungai secara
langsung.
Pengukuran Debit Dengan Cara Mengukur Kecepatan Aliran Dan Menentukan Luas
Penampang Melintang Sungai Yaitu pengukuran debit dengan bantuan alat ukur current
meter atau sering dikenal sebagai pengukur debit melalui pendekatan velocity-area method
paling banyak dipraktekkan dan berlaku untuk kebanyakan aliran sungai.
Contoh sungai berdasarkan debit air:
Hanya mengalir jika ada hujan Sungai ephemeral .
mengalir pada musim hujan, sedangkan musim kemarau kering Sungai intermitten .
Sungai mengalir sepanjang tahun karna musim hujan dan musim kemarau perenial .
6. 6
F. Ukuran Volume Air
Sungai kecil
800-1000 cfs atau 25-5000 /det
Sungai besar
5000-10.000 cfs atau 125-250/det
Sungai paling besar
volume air lebih dari 10.000 cfs
G. Morfologi Sungai
Morfologi sungai adalah ilmu yang mempelajari tentang geometri (bentuk dan ukuran),
jenis, sifat dan perilaku sungai dengan segala aspek dan perubahannya dalam dimensi ruang
dan waktu. Dengan demikian, morfologi sungai ini akan menyangkut juga sifat dinamik
sungai dan lingkungannya yang saling terkait.
Dengan demikian, morfologi sungai ini akan menyangkut juga sifat dinamik sungai dan
lingkungannya yang saling terkait. Dua proses penting dalam sungai adalah erosi dan
pengendapan, yang dipengaruhi oleh jenis aliran air dalam sungai yaitu:
aliran laminer: jika air mengalir dengan lambat, partikel akan bergerak ke dalam arah
paralel terhadap saluran.
aliran turbulen: jika kecepatan aliran berbeda pada bagian atas, tengah, bawah, depan dan
belakang dalam saluran, sebagai akibat adanya perubahan friksi, yang mengakibatkan
perubahan gradien kecepatan.
H. Metode Pengukuran Aliran
A. Kecepatan Sungai
Pengukuran Kecepatan Arus Sungai
Perlu diingat bahwa distribusi kecepatan aliran di dalam alur tidak sama arah horizontal
maupun arah vertikal. Dengan kata lain kecepatan aliran pada tepi alur tidak sama dengan
tengah alur, dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama dengan kecepatan pada
dasar alur.
7. 7
Menentukan kecepatan aliran air (V)
o Memastikan semua peralatan dengan kondisi baik dan siap digunakan.
o Memulai dengan menghanyutkan bola pimpong dengan jarak 5 meter dari batas
pengukuran I ke arah hulu saluran.
o Menghidupkan stopwatch, saat bola pimpong tepat berada di bawah tali batas
daerah penampang .
o Mematikan stopwatch sesaat bola pimpong telah mencapai tepat di bawah tali
batas daerah penampung II.
o Mencatat waktu untuk menempuh jarak dari daerah penampang I ke daerah
penampang II (t).
o Menghitung kecepatan aliran air dengan menggunakan rumus dimana :
V = kecepatan aliran air sungai (m/detik)
D = jarak antara daerah penampang I dengan II (meter)
t = waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak (detik)
B. Debit Aliran
Debit aliran merupakan satuan untuk mendekati nilai-nilai hidrologis proses
yang terjadi di lapangan. Kemampuan pengukuran debit aliran sangat diperlukan
untuk mengetahui potensi sumberdaya air di suatu wilayah DAS. Debit aliran dapat
dijadikan sebuah alat untuk memonitor dan mengevaluasi neraca air suatu kawasan
melalui pendekatan potensi sumberday aair permukaan yang ada.
Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan, dan
kecepatan aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya
sama dengan kecepatan rerataV, sehingga debit aliran adalah:
Q = AxV
Dengan :
Q =Debit Aliran (m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan Aliran (m/s)
8. 8
Pada dasarnya debit air yang dihasilkan oleh suatu sumber air ditentukan oleh
beberapa faktor – faktor yaitu :
1) Intensitas hujan
2) Penggundulan hutan
3) Pengalihan hutan
Pengukuran debit dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu (Arsyad,1989):
Pengukuran volume air sungai
Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas
penampang melintang sungai
Pengukuran dengan menggunakan bahan kimia yang dialirkan dalam sungai.
Pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit.
I. Manfaat Sungai
Air sungai dimanfaatkan oleh manusia untuk berbagai keperluan,misalnya untuk
mencuci, memasak, mandi, irigasi pertanian, dan sebagai sumber air minum. Hewan dan
tumbuhan membutuhkan air untuk kehidupannya. Selain itu, sungai-sungai besar digunakan
sebagai sarana transportasi yang menghubungkan wilayah satu dengan wilayah lainnya. Air
sungai juga dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air (PLTA).
9. 9
BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Sungai adalah air tawar dari sumber alamiah yang mengalir dari tempat yang lebih tinggi
ke tempat yang lebih rendah dan menuju atau bermuara ke laut, danau atau sungai yang lebih
besar. Arus air di bagian hulu sungai (umumnya terletak di daerah pegunungan) biasanya
lebih deras dibandingkan dengan arus sungai di bagian hilir. Aliran sungai seringkali berliku-
liku karena terjadinya proses pengikisan dan pengendapan di sepanjang sungai.
Sungai merupakan jalan air alami. mengalir menuju Samudera, Danau atau laut, atau ke
sungai yang lain. Sungai juga salah satu bagian dari siklus hidrologi.
D. Saran
Akhirnya, pemakalah mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu didalam menyelesaikan makalah kami ini. Disamping itu, kritik dan saran dari
mahasiswa serta dosen pengampu dan para pembaca sangat kami harapkan, demi kebaikan
kita bersama terutama bagi pemakalah.