Dokumen tersebut membahas tentang siklus hidrologi, klasifikasi sungai berdasarkan sumber air, debit, asal kejadian, struktur geologi dan pola aliran, serta jenis-jenis danau, rawa, dan air tanah.
AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
AKUIFER
Akifer (Lapisan pembawa air):Batuan, sedimen, formasi, sekelompok formasi, atau sebagian dari suatu formasi yang jenuh air, yang permeabel, yang mampu memasok air kepada suatu mata-air / sumur dalam jumlah cukup ekonomik
Mata Kuliah Hidrogeologi ini Kuliah ini membahas tentang genetik, proses, dan dinamika air di dalam litosfera baik secara kuantitatif maupun kualitatif agar mahasiswa dapat melakukan analisis hidrogeologi dengan baik dan benar.
Presentasi Geografi kelas X Semester genap. Bab Sedimentasi
Sedimentasi adalah Terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin, atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan disuatu tempat.semua material yang mengendap lama kelamaan akan menjadi batuan beku.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Mata Kuliah Hidrogeologi ini Kuliah ini membahas tentang genetik, proses, dan dinamika air di dalam litosfera baik secara kuantitatif maupun kualitatif agar mahasiswa dapat melakukan analisis hidrogeologi dengan baik dan benar.
Presentasi Geografi kelas X Semester genap. Bab Sedimentasi
Sedimentasi adalah Terbawanya material hasil dari pengikisan dan pelapukan oleh air, angin, atau gletser ke suatu wilayah yang kemudian diendapkan disuatu tempat.semua material yang mengendap lama kelamaan akan menjadi batuan beku.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
3. ISTILAH DALAM SIKLUS
HIDROLOGI
Evaporasi : Penguapan pada benda abiotik dan merupakan
proses perubahan wujud air menjadi uap air.
Kondensasi : Perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air
Sublimasi : Perubahan wujud dari uap air menjadi kristal-
kristal es
Transpirasi : Proses pelepasan uap air dari tumbuh-tumbuhan
melalui stomata atau mulut daun.
Evapotranspirasi : proses gabungan antara evaporasi dan
transpirasi.
4. Presipitasi : proses jatuhnya hujan baik dalam bentuk air/salju ke
permukaan bumi.
Infiltrasi : Peresapan atau pergerakan air ke dalam tanah melalui pori-
pori tanah secara vertikal.
Perkolasi : Peresapan air ke dalam tanah, dari lapisan tanah yang lebih
tinggi ke lapisan yang lebih rendah.
Groundwater (air tanah) air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau
bebatuan di bawah permukaan tanah atau disebut juga aquifer.
Runoff (Aliran permukaan) : Pergerakan air di atas permukaan tanah
melalui sungai dan anak sungai.
6. SUNGAISUNGAI
Sungai menurut sumber airnya dibedakan menjadi :Sungai menurut sumber airnya dibedakan menjadi :
Sungai Hujan :Sungai Hujan : Sungai yang sumber airnya berasalSungai yang sumber airnya berasal
dari curahan air hujan. Ex : Sungai Barito, Sungaidari curahan air hujan. Ex : Sungai Barito, Sungai
Kapuas, Sungai Mahakam dsb.Kapuas, Sungai Mahakam dsb.
Sungai Gletser : Sungai yang sumber airya berasal
dari pencairan es. Ex : Sungai Gangga India
(P.Himalaya) dan Sungai Rhein Jerman (P.Alpen).
Sungai Campuran :Sungai Campuran : Sungai yang sumber airnyaSungai yang sumber airnya
berasal dari gletser dan curahan air hujan. Ex :berasal dari gletser dan curahan air hujan. Ex :
Sungai Digul dan Membramo di PapuaSungai Digul dan Membramo di Papua
7. Sungai menurut debit airnya dibedakan menjadi :
Sungai periodik - musim hujan airnya
banyak, musim kemarau airnya kecil.
Contoh : S. Bengawan Solo, dan S.
Opak di Jawa Tengah. S. Progo dan S.
Code di Yogyakarta serta S. Brantas di
Sungai permanen - Contoh : debit
airnya relatif tetap sepanjang
tahun.S. Kapuas, Kahayan, Barito dan
Mahakam di Kalimantan. Sungai Musi,
Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
8. Sungai intermittent atau sungai episodik - pada musim
kemarau airnya kering dan pada musim hujan airnya
banyak. Contoh : S. Kalada di pulau Sumba.
Sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada
airnya hanya pada saat musim hujan.
Pada musim hujan sungai jenis
ephemeral debit airnya belum
tentu banyak. Contoh : S. Muru
NTT
9. Sungai konsekuen (K) arah alirannya mengikuti
kemiringan batuan.
Sungai subsekuen (S) arah alirannya sejajar
dengan lapisan batuan.
Sungai obsekuen (O) arah alirannya berlawanan
dengan arah kemiringan lapisan batuan.
10. Sungai insekuen (I) arah alirannya tidak
mengikuti perlapisan batuan sehingga
arahnya tidak menentu.
Sungai resekuen (R) arah alirannya searah
dengan sungai konsekuen dan alirannya
masuk ke sungai subsekuen.
11.
12. Sungai BerdasarkanSungai Berdasarkan
Struktur Geologinya :Struktur Geologinya :
• Sungai AntesedenSungai Anteseden : sungai yang tetap: sungai yang tetap
mempertahankan arah aliran airnyamempertahankan arah aliran airnya
walaupun ada struktur geologi (batuan)walaupun ada struktur geologi (batuan)
yang melintang, hal ini karena kuatnyayang melintang, hal ini karena kuatnya
arus sehingga mampu menembus batuanarus sehingga mampu menembus batuan
yang merintangi.yang merintangi. Ex :Ex : S. Oyo – DIY.S. Oyo – DIY.
• Sungai SuperposedSungai Superposed,, sungai yangsungai yang
alirannya dibimbing oleh lapisan batuanalirannya dibimbing oleh lapisan batuan
yang menutupinya. Ex : S. Juan Mexicoyang menutupinya. Ex : S. Juan Mexico
15. Berdasarkan Pola Alirannya,
Sungai dibedakan menjadi :
1. Radial atau menjari, jenis ini dibedakan menjadi 2 yaitu:
- Radial sentripetal, adalah pola aliran yang mengumpul
menuju ke pusat. Pola ini terdapat di daerah basin
(cekungan).
- Radial sentrifugal, adalah pola aliran yang menyebar
meninggalkan pusatnya. Pola aliran ini terdapat di daerah
gunung yang berbentuk kerucut.
20. 2. Dendritik adalah pola aliran sungai tidak teratur,dari
banyak cabang anak sungai bertemu membentuk satu
aliran/induk sungai.
POLA ALIRAN DENDRITIK
21.
22. 3. Trellis adalah pola aliran sungai yang menyirip seperti
daun.
POLA ALIRAN TRELLIS
23.
24. 4. Rektangular adalah pola aliran sungai yang membentuk
sudut siku-siku/ hampir siku-siku, sungainya membentuk
sudut lancip.
POLA ALIRAN REKTANGULAR
27. 5. Annular adalah pola aliran sungai yang
membentuk lingkaran.
POLA ALIRAN ANNULAR
28. MeanderMeander
MeanderMeander merupakan bentukmerupakan bentuk sungai yangsungai yang
berkelok-kelokberkelok-kelok akibat erosi dan pengendapanakibat erosi dan pengendapan
meterial tanah dan batuan oleh aliran sungai.meterial tanah dan batuan oleh aliran sungai.
Proses pengendapan material yang terjadi secaraProses pengendapan material yang terjadi secara
terus menerus akan menyebabkan suatu kelokanterus menerus akan menyebabkan suatu kelokan
pada sungai terputus dan membentukpada sungai terputus dan membentuk danaudanau
tapal kuda/tapal kuda/oxbow lake.oxbow lake.
35. Karakteristik Alur Sungai
Sungai memiliki bentuk-bentuk yang berbeda
antara bagian yang satu dengan bagian yang lain.
Sungai dibagi menjadi tiga bagian :
Bagian atas (hulu)
Bagian tengah
Bagian bawah (hilir)
Setiap bagian ini memiliki ciri khas, bentuk, dan
aktivitasnya sendiri sendiri.
36. Ciri Sungai Bagian Hulu :
1. Arusnya deras
2. Daya erosinya besar
3. Arah erosinya vertikal
4. Lereng curam
5. Palung sungai berbentuk V (convecs)
6. Kadang-kadang terdapat air terjun atau jeram
7. Tidak terjadi pengendapan.
37. Ciri Sungai Bagian Tengah :Ciri Sungai Bagian Tengah :
1. Arusnya tidak begitu deras
2. Daya erosinya mulai berkurang
3. Arah erosi ke bagian dasar dan
samping (vertikal dan horizontal)
4. Palung sungai Berbentuk U (konkaf)
5. Aliran sungai mulai berkelok-kelok membentuk
meander
6. Mulai terjadi pengendapan (sedimentasi)
karena kecepatan air mulai berkurang.
38. Ciri Sungai Bagian Hilir :
1. Arusnya tenang
2. Daya erosi kecil dengan arah ke samping
(horizontal)
3. Banyak dijumpai meander
4. Terkadang ditemukan meander yang
terpotong sehingga membentuk kali mati
atau danau tapal kuda (oxbow lake)
5. Banyak terjadi pengendapan,
6. Di bagian muara kadang-kadang terjadi
delta serta palungnya lebar.
40. DANAU
Berdasarkan proses terbentuknya :
1.Danau Alam :
a.Danau Tektonik : Danau yang terbentuk oleh
tenaga tektonik, adanya graben lapisan batuan
yang turun membentuk cekungan dan terisi air.
Contoh : D. Poso, D. Tempe Sulawesi Selatan, D.
Maninjau Sumatera Barat.
41.
42.
43.
44.
45. b. Danau Vulkanik : Danau yang terbentuk akibat letusan
gunung berapi dan lubang kepundannya tertutup oleh
magma yang memadat sehingga terisi air hujan. Ex :
Danau Tondano, Danau Kalimutu.
c. Danau Gletser : Danau yang terbentuk karena gerusan
aliran gletser dan terisi es yang mencair saat musim
panas datang. Ex : The Great Lakes – Amerika Serikat,
Tempano – Chile, Finger – New York
46. d. Dolina: Danau yang terbentuk akibat pelapukan dan
erosi pada daerah bergeologi kapur/karst. Ex : Danau
Winong Gunung Kidul Yogyakarta.
e. Danau Tapal Kuda/Oxbow lake : Danau yang
terbentuk karena pengikisan dan pengendapan pada
aliran sungai. Ex : Danau Sipin (Sungai Batang Hari –
Jambi)
49. 2.Danau Buatan :
Adalah danau yang dibuat manusia untuk
menampung air hujan dan air sungai agar dapat
digunakan sesuai perencanaan untuk berbagai
kebutuhan hidup manusia. Contoh : Waduk,
Embung, Bendungan, Situ.
Waduk Jatiluhur (Jawa Barat), Embung
Tambakboyo (Yogyakarta), Bendungan
Wonorejo (Tulung Agung), Situ Gintung (Jakarta).
50. RAWARAWA
Rawa adalah daerah di sekitar sungai atauRawa adalah daerah di sekitar sungai atau
muara sungai yang cukup besar yangmuara sungai yang cukup besar yang
merupakan tanah berlumpur dengan kadar airmerupakan tanah berlumpur dengan kadar air
relatif tinggi.relatif tinggi.
Rawa pasang surutRawa pasang surut adalah rawa yang terletakadalah rawa yang terletak
di pantai atau dekat pantai, di muara atau dekatdi pantai atau dekat pantai, di muara atau dekat
muara sungai sehingga dipengaruhi olehmuara sungai sehingga dipengaruhi oleh
pasang surutnya air lautpasang surutnya air laut
51. Swamp lahan basah yang selalu digenangi air
ditumbuhi jenis tumbuhan lumut, rumput dan
pepohonan.
Marsh lahan basah yang didominasi tumbuhan
lumut, rumput dan ilalanglumut, rumput dan ilalang..
Bog lahan basah yang permukaannya relatif kering
dan hanya terdapat beberapa genangan air yanghanya terdapat beberapa genangan air yang
dangkal.dangkal.
55. AIR TANAHAIR TANAH
Menurut letaknya :
1.Air tanah Permukaan (Freatik) : air yang
berada di atas permukaan tanah atau di atas
permukaan lapisan batuan kedap air
(impermeable) Ex : Air Sumur, Sungai, Danau,
Rawa.
2. Air Tanah Dalam (Artesis) : air tanah yang
terletak jauh di dalam tanah, di antara dua
lapisan kedap air.
58. Menurut asalnya :
1.Air tanah yang bersumber dari atmosfer/
Meteorik water : Air hujan dan salju
2. Air tanah yang berasal dari dalam bumi : air
yang berasal dari magma (Juvenile)
59. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Adalah suatu kesatuan ekosistem (biotik dan
abiotik) yang saling berkaitan antara daerah
tangkapan air hujan pada hulu sungai, daerah
resapan di sekitar aliran sungai dan alur sungai
itu sendiri hingga ke muara.
Contoh DAS di Indonesia :
1.DAS Ciliwung (Bogor-Jakarta)
2.DAS Bengawan Solo (Wonogiri-Gresik)
3.DAS Mahakam (Pegunungan Bawui-
Samarinda Kalimantan Timur)
60. Penyebab Kerusakan DAS
- Eksploitasi hutan di hulu sungai
- Pemanfaatan wilayah tangkapan dan resapan air
hujan sebagai tempat hunian (Vila dan
Pemukiman)
- Penggunaan bahan kimia yang berlebihan pada
daerah bantaran sungai
- Pembuangan limbah rumah tangga secara
berlebihan
- Penggunaan bahan kimia untuk menangkap ikan.
61. - Banjir
- Tanah Longsor di sekitar bantaran sungai
- Tercemarnya air tanah di sekitar DAS
- Berkurangnya jumlah ikan di sepanjang aliran
sungai, muara, dan daerah pantai.
62. Klasifikasi LautKlasifikasi Laut
Menurut terjadinya :
1). Laut transgresi : laut yang meluas karena dataran
rendah tergenang oleh air laut. Contoh : Dangkalan
Sunda, Dangkalan Sahul
2). Laut ingresi : laut yang terjadi karena dasar laut
mengalami penurunan. Contoh: L. Banda, L. Flores,
L. Sulawesi, L. Maluku.
3). Laut regresi : laut yang terjadi karena proses
penyempitan permukaan air laut (akibat penurunan
air laut, sehingga daratan semakin meluas). Contoh :
L. Jawa, Selat Malaka, lubuk Laut Flores.
63. b. Menurut letaknya :
1). Laut tepi : laut yang terletak di tepi benua.
Contoh : L. Cina Selatan, L. Jepang.
2). Laut pertengahan : laut yang terletak diantara
dua benua atau daratan. Contoh : L. Tengah,
Laut-laut perairan Indonesia.
3). Laut pedalaman : laut yang terletak di tengah-
tengah benua atau dikelilingi daratan. Contoh :
L. Kaspia, L Mati.
64. c. Menurut kedalamannya :
1). Litoral : wilayah laut yang terpengaruhi oleh pasang
dan surutnya air laut, kedalaman ± 50m.
2). Neritik : wilayah laut dengan kedalaman 50-200m
3). Batyal : wilayah laut dengan kedalaman 200-2000m
4). Abysal : wilayah laut dengan kedalaman >2000m
66. d. Menurut hubungannya dengan daratan:d. Menurut hubungannya dengan daratan:
1). Samudra 1). Samudra : Lautan luas di antara dua benua: Lautan luas di antara dua benua
2). Laut2). Laut : Perairan yang berada di antara pulau: Perairan yang berada di antara pulau
3). Teluk3). Teluk : Laut yang menjorok ke daratan: Laut yang menjorok ke daratan
4). Selat4). Selat : Laut sempit di antara 2 pulau: Laut sempit di antara 2 pulau
5). Terusan 5). Terusan : Daratan yang sengaja digali untuk: Daratan yang sengaja digali untuk
menghubungkan dua perairan yang berbedamenghubungkan dua perairan yang berbeda
67. e. Berdasarkan Wilayah Kekuasaan
1. Laut Teritorial : 12 mil dari garis pantai pulau
terluar suatu negara
2. Zona Ekonomi Eksklusif : 200 mil dari garis
pantai pulau terluar suatu negara
3. Batas Landas Kontinen : 200 mil dari zona
neritik suatu negara
1 mil = 1,609344 Km
Neritik = 50-200 m
70. 2. Lereng Benua (Continental Slope) : Lereng benua
berbatasan langsung dengan paparan
benua/continental shelf , kemiringan lereng sebesar
±5° kedalamannya 200-2000m.
3. Dasar Laut Landai (Deep Sea Plain) : Dasar laut
dengan kedalaman 2000-3000 meter, bentuk dasar laut
landai, pada daerah ini dapat dijumpai lipatan,
seamount, guyot, dan mid oceanic ridge.
4. Laut Dalam (The Deeps) : Dasar laut dengan ciri
banyak dijumpai jurang curam/palung (trench) dengan
kedalaman > 6000m.
73. Faktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya Salinitas air laut :
1. Evaporasi
2. Banyaknya aliran sungai dan intensi
air sungai yang bermuara ke laut.
3. Presipitasi/hujan
4. Limpahan air dari samudra/perairan
lain di sekitarnya.
74. Jenis arus laut
Berdasarkan Temperaturnya :
1.Arus Panas : Arus laut yang mengalir dari daerah
bertemperatur panas ke daerah yang lebih dingin
(menjauhi ekuator).
2.Arus Dingin : Arus laut yang mengalir dari daerah
bertemperatur dingin menuju daerah yang lebih
panas (mendekati ekuator).
Utara Ekuator : Searah jarum jam
Selatan Ekuator : Berlawanan arah
jarum jam
80. Indonesia Sebagai Negara Maritim
• Pulau 17.499
• Provinsi 34
• Luas daratan 1.910.931,32 Km² (Kemendagri
Mei 2010)
• Luas Lautan 3.544.743,9 Km² (United Nation
Convention on the Law of the Sea 1982)
• Laut teritorial 284.210,90 Km
• ZEE 2.981.211 Km²
81. TUGAS
Dengan fakta bahwa keberadaan Indonesia
sebagai sebuah negara maritim, diskusikanlah
dengan temanmu mengenai (potensi, kelemahan
dan solusi) pemerintah dalam berbagai bidang :
1.Sumber daya kelautan
2.Pertahanan dan Keamanan
3.Pariwisata
4.Penanggulangan Bencana
5.Perdagangan dan Industri