Dokumen tersebut membahas tentang pengertian sungai, karakteristik sungai yang dibedakan menjadi bagian hulu, tengah, dan hilir, daerah aliran sungai (DAS), serta wilayah sungai (WS).
Dokumen ini membahas bentuk lahan yang terbentuk akibat proses aliran air seperti sungai dan limpasan permukaan. Terdapat beberapa bentuk lahan fluvial seperti kipas aluvial, crevasse-splays, tanggul alam, point bar, dataran banjir, cekungan fluvial, dan teras aluvial. Bentuk-bentuk ini terbentuk dari proses erosi, transportasi, dan deposisi material oleh air mengalir.
Dokumen tersebut membahas berbagai proses sedimentasi yang dapat terjadi di darat maupun laut. Proses sedimentasi darat meliputi sedimentasi sungai, danau, pantai, serta gletser yang menghasilkan berbagai bentuk geomorfologi seperti dataran banjir, kipas aluvial, dan lembah berbentuk U. Sedimentasi laut dapat terjadi akibat gelombang dan arus yang mengendapkan material di pantai dan membentuk tombolo atau spit.
Dokumen tersebut membahas tentang muara sungai dan estuari. Muara sungai dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan faktor dominannya, yaitu gelombang laut, debit sungai, dan pasang surut. Estuari diklasifikasikan menurut struktur salinitasnya, seperti estuari sudut asin, tercampur sebagian, stratifikasi lateral, dan tercampur sempurna.
Dokumen tersebut membahas tentang bentuk lahan fluvial yang terbentuk akibat proses aliran air seperti erosi, transportasi, dan sedimentasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti dataran banjir, teras sungai, dan gosong sungai."
Dokumen ini membahas bentuk lahan yang terbentuk akibat proses aliran air seperti sungai dan limpasan permukaan. Terdapat beberapa bentuk lahan fluvial seperti kipas aluvial, crevasse-splays, tanggul alam, point bar, dataran banjir, cekungan fluvial, dan teras aluvial. Bentuk-bentuk ini terbentuk dari proses erosi, transportasi, dan deposisi material oleh air mengalir.
Dokumen tersebut membahas berbagai proses sedimentasi yang dapat terjadi di darat maupun laut. Proses sedimentasi darat meliputi sedimentasi sungai, danau, pantai, serta gletser yang menghasilkan berbagai bentuk geomorfologi seperti dataran banjir, kipas aluvial, dan lembah berbentuk U. Sedimentasi laut dapat terjadi akibat gelombang dan arus yang mengendapkan material di pantai dan membentuk tombolo atau spit.
Dokumen tersebut membahas tentang muara sungai dan estuari. Muara sungai dibedakan menjadi 3 kelompok berdasarkan faktor dominannya, yaitu gelombang laut, debit sungai, dan pasang surut. Estuari diklasifikasikan menurut struktur salinitasnya, seperti estuari sudut asin, tercampur sebagian, stratifikasi lateral, dan tercampur sempurna.
Dokumen tersebut membahas tentang bentuk lahan fluvial yang terbentuk akibat proses aliran air seperti erosi, transportasi, dan sedimentasi yang menghasilkan berbagai bentuk lahan seperti dataran banjir, teras sungai, dan gosong sungai."
1. Air tanah adalah sumber daya air penting selain air sungai dan air hujan yang berperan menjaga keseimbangan air untuk kebutuhan rumah tangga dan industri.
2. Pertumbuhan penduduk dan industri yang pesat dapat meningkatkan permintaan air tanah dan menimbulkan masalah seperti air yang mengandung besi atau asam organik tinggi.
3. Untuk menjaga ketersediaan air tanah diperlukan sistem monitoring penggunaan air tanah yang dapat
Laporan ini membahas pengukuran kemiringan lereng dengan berbagai alat. Kemiringan lereng mempengaruhi erosi dengan meningkatkan aliran permukaan seiring kecuraman lereng. Alat yang digunakan untuk pengukuran antara lain selang air, alat ukur tipe A, dan klinometer. Tujuan praktikum adalah mengetahui cara pengukuran kemiringan lereng dan membandingkan hasil pengukuran dengan berbagai alat.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Ari Panggih Nugroho
Tugas mata kuliah Pengantar Oseanografi membahas teori pembentukan laut, geomorfologi dasar laut, dan proses fisika serta kimia laut. Materi utama meliputi teori pembentukan laut seperti teori Laplace, pergeseran benua, dan plate tectonic theory, serta geomorfologi dasar laut seperti morfologi makro dan mikro. Proses fisika dan kimia laut mencakup temperatur, tekanan, dan kedalaman air l
Dokumen tersebut membahas tentang samudera, komposisi dan struktur vertikalnya. Dijelaskan tentang kandungan garam (salinitas) air laut, densitas air laut, terdapatnya lapisan pynocline, thermocline, dan halocline secara vertikal. Selanjutnya membahas mengapa es mengapung di air laut, sirkulasi laut, biosfer laut, dan suhu permukaan laut.
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
Dokumen tersebut membahas tentang struktur geologi seperti sesar dan lipatan. Terdapat beberapa jenis sesar seperti sesar normal, sesar terbalik, dan sesar mendatar. Jenis-jenis lipatan meliputi lipatan paralel, antiklin, dan sinklin. Dokumen juga menjelaskan hubungan antara lipatan dan sesar serta kriteria pembentukan struktur-struktur tersebut.
Proses geologi terbagi menjadi proses endogen dan eksogen. Proses endogen berasal dari dalam bumi seperti aktivitas tektonik dan magmatisme, sedangkan proses eksogen berasal dari luar bumi seperti pelapukan dan erosi. Kedua proses tersebut berperan dalam perubahan bentangalam di permukaan bumi dengan membentuk berbagai bentuk bentangalam seperti gawir, bukit tertekan, cekungan kantong, bukit terpotong, dan sungai
1. Geologi struktur mempelajari bentuk dan arsitektur batuan akibat deformasi dari gaya yang bekerja di dalam bumi.
2. Gaya-gaya tersebut berasal dari pergerakan dan interaksi lempeng litosfer, yang mengakibatkan terbentuknya struktur geologi seperti lipatan, retakan, dan sesar pada batuan.
3. Pemahaman tentang geologi struktur dan mekanika batuan penting untuk mengungkap sejarah geolog
Dokumen tersebut merangkum tentang aliran air tanah, sumber air tanah, hubungannya dengan geologi hidrologi dan mekanika fluida, media peresapan air, proses terjadinya aliran air tanah, pembagian air tanah berdasarkan kedalaman, lapisan tanah yang berperan sebagai akuifer, jenis-jenis akuifer, serta metode pendugaan air tanah melalui penyelidikan permukaan dan bawah permukaan.
Dokumen tersebut membahas tentang morfometri daerah aliran sungai (DAS) yang mempengaruhi hasil air dan distribusi aliran. Parameter morfometri DAS meliputi luas DAS, bentuk DAS, median elevasi DAS, panjang sungai, kepadatan alur sungai, dan lainnya. Morfometri DAS dipengaruhi oleh faktor geologi, geomorfologi, hujan, tanah, dan penutupan lahan di DAS tersebut.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Dokumen tersebut membahas tentang pesisir dan pantai serta karakteristik ekosistem pesisir seperti pasang surut, estuaria, dan perairan laut seperti kedalaman laut, gelombang, pasang surut, arus laut, sifat-sifat air laut seperti suhu, warna, kecerahan, dan salinitas.
Kuliah ini membahas pengelolaan daerah aliran sungai secara menyeluruh dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, hidrologi, dan sosial budaya masyarakat. Daerah aliran sungai merupakan sistem terbuka yang saling terkait antara lingkungan fisik dan ekosistem. Pengelolaan yang baik perlu memperhatikan daerah aliran sungai sebagai kesatuan wilayah dengan batasan alam.
1. Air tanah adalah sumber daya air penting selain air sungai dan air hujan yang berperan menjaga keseimbangan air untuk kebutuhan rumah tangga dan industri.
2. Pertumbuhan penduduk dan industri yang pesat dapat meningkatkan permintaan air tanah dan menimbulkan masalah seperti air yang mengandung besi atau asam organik tinggi.
3. Untuk menjaga ketersediaan air tanah diperlukan sistem monitoring penggunaan air tanah yang dapat
Laporan ini membahas pengukuran kemiringan lereng dengan berbagai alat. Kemiringan lereng mempengaruhi erosi dengan meningkatkan aliran permukaan seiring kecuraman lereng. Alat yang digunakan untuk pengukuran antara lain selang air, alat ukur tipe A, dan klinometer. Tujuan praktikum adalah mengetahui cara pengukuran kemiringan lereng dan membandingkan hasil pengukuran dengan berbagai alat.
Teori terbentuknya laut, geomorfologi laut, proses fisika, kimia, biologi laut.Ari Panggih Nugroho
Tugas mata kuliah Pengantar Oseanografi membahas teori pembentukan laut, geomorfologi dasar laut, dan proses fisika serta kimia laut. Materi utama meliputi teori pembentukan laut seperti teori Laplace, pergeseran benua, dan plate tectonic theory, serta geomorfologi dasar laut seperti morfologi makro dan mikro. Proses fisika dan kimia laut mencakup temperatur, tekanan, dan kedalaman air l
Dokumen tersebut membahas tentang samudera, komposisi dan struktur vertikalnya. Dijelaskan tentang kandungan garam (salinitas) air laut, densitas air laut, terdapatnya lapisan pynocline, thermocline, dan halocline secara vertikal. Selanjutnya membahas mengapa es mengapung di air laut, sirkulasi laut, biosfer laut, dan suhu permukaan laut.
Materi Kuliah Teknik Pertambangan ; Geologi Struktur Semester III STTNAS Yogy...Mario Yuven
Dokumen tersebut membahas tentang struktur geologi seperti sesar dan lipatan. Terdapat beberapa jenis sesar seperti sesar normal, sesar terbalik, dan sesar mendatar. Jenis-jenis lipatan meliputi lipatan paralel, antiklin, dan sinklin. Dokumen juga menjelaskan hubungan antara lipatan dan sesar serta kriteria pembentukan struktur-struktur tersebut.
Proses geologi terbagi menjadi proses endogen dan eksogen. Proses endogen berasal dari dalam bumi seperti aktivitas tektonik dan magmatisme, sedangkan proses eksogen berasal dari luar bumi seperti pelapukan dan erosi. Kedua proses tersebut berperan dalam perubahan bentangalam di permukaan bumi dengan membentuk berbagai bentuk bentangalam seperti gawir, bukit tertekan, cekungan kantong, bukit terpotong, dan sungai
1. Geologi struktur mempelajari bentuk dan arsitektur batuan akibat deformasi dari gaya yang bekerja di dalam bumi.
2. Gaya-gaya tersebut berasal dari pergerakan dan interaksi lempeng litosfer, yang mengakibatkan terbentuknya struktur geologi seperti lipatan, retakan, dan sesar pada batuan.
3. Pemahaman tentang geologi struktur dan mekanika batuan penting untuk mengungkap sejarah geolog
Dokumen tersebut merangkum tentang aliran air tanah, sumber air tanah, hubungannya dengan geologi hidrologi dan mekanika fluida, media peresapan air, proses terjadinya aliran air tanah, pembagian air tanah berdasarkan kedalaman, lapisan tanah yang berperan sebagai akuifer, jenis-jenis akuifer, serta metode pendugaan air tanah melalui penyelidikan permukaan dan bawah permukaan.
Dokumen tersebut membahas tentang morfometri daerah aliran sungai (DAS) yang mempengaruhi hasil air dan distribusi aliran. Parameter morfometri DAS meliputi luas DAS, bentuk DAS, median elevasi DAS, panjang sungai, kepadatan alur sungai, dan lainnya. Morfometri DAS dipengaruhi oleh faktor geologi, geomorfologi, hujan, tanah, dan penutupan lahan di DAS tersebut.
Analisa Koefisien Limpasan pada Persamaan Rasional untuk Menghitung Debit Ban...Dian Werokila
Dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek-proyek teknik sipil yang berkaitan dengan pengaturan dan pemanfaatan air, dibutuhkan suatu analisis hidrologi, sehingga dalam mendesain serta menganalisis faktor-faktor utama dalam pelaksanaan suatu proyek seperti keamanan dan nilai ekonomis, aspek hidrologi tidak dapat diabaikan.
Seorang perencana harus dapat merencanakan bangunan air yang secara optimal mampu untuk mempertahankan kekuatan dan umur bangunan itu sendiri, sehingga dalam periode penggunaannya, bangunan tersebut diharapkan dapat dilalui dengan aman oleh banjir yang terjadi sampai ketinggian debit maksimum tanpa adanya kerusakan pada bangunan tersebut. Permasalahan yang terjadi adalah berapa besar debit yang harus disalurkan melalui bangunan yang besarnya tidak tentu dan berubah-ubah karena adanya banjir. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan suatu perhitungan hidrologi khususnya analisis banjir rancangan.
Analisis hidrologi digunakan untuk memperkirakan debit banjir rencana, ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkirakan besarnya debit banjir rencana mulai dari metode Rasional yang cukup sederhana sampai dengan metode yang sangat kompleks yang kemudian telah dikembangkan untuk disesuaikan dengan kondisi setempat, dikarenakan dari beberapa metode yang ada belum tentu sesuai dengan karakteristik daerah aliran sungai (DAS) yang ditinjau. Sehingga dalam memilih metode yang tepat untuk suatu DAS diperlukan kajian yang mendalam agar suatu proyek tersebut aman namun tetap bernilai ekonomis.
Persamaan Rasional merupakan salah satu cara untuk menganalisis debit banjir rencana, namun hasilnya seringkali menghasilkan penyimpangan yang cukup besar sehingga persamaan Rasional dibatasi untuk daerah dengan luas daerah aliran sungai yang kecil, yaitu kurang dari 300 ha (Goldman et.al.,1986).
Metode Rasional dikembangkan berdasarkan asumsi dalam penerapannya bahwa koefisien limpasan (C) dianggap sama untuk berbagai frekuensi hujan dan hanya dapat dihitung nilai debit puncaknya saja, volume dan waktu lamanya hidrograf banjir naik dan turun tidak dapat ditentukan.
Salah satu variabel dalam persamaan Rasional adalah koefisien limpasan (C) , faktor ini merupakan variabel yang paling menentukan hasil perhitungan debit banjir. Koefisien limpasan (C) didefinisikan sebagai perbandingan antara debit puncak aktual dengan debit puncak yang mungkin terjadi. Harga C berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perubahan pada faktor-faktor yang bersangkutan dengan aliran permukaan di dalam sungai, terutama kelembaban tanah, sehingga pemilihan harga koefisien limpasan (C) yang tepat memerlukan pengalaman hidrologi yang luas.
Dengan didasari latar belakang tersebut di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian pada suatu daerah aliran sungai agar pemilihan harga koefisien limpasan (C) pada persamaan Rasional terhadap hidrograf satuan terukur suatu daerah aliran sungai tepat sesuai dengan kondisi DAS, penelitian ini dalam bentuk tugas ak
Dokumen tersebut membahas tentang pesisir dan pantai serta karakteristik ekosistem pesisir seperti pasang surut, estuaria, dan perairan laut seperti kedalaman laut, gelombang, pasang surut, arus laut, sifat-sifat air laut seperti suhu, warna, kecerahan, dan salinitas.
Kuliah ini membahas pengelolaan daerah aliran sungai secara menyeluruh dan berkelanjutan dengan mempertimbangkan aspek ekologi, hidrologi, dan sosial budaya masyarakat. Daerah aliran sungai merupakan sistem terbuka yang saling terkait antara lingkungan fisik dan ekosistem. Pengelolaan yang baik perlu memperhatikan daerah aliran sungai sebagai kesatuan wilayah dengan batasan alam.
Dokumen tersebut membahas tentang siklus hidrologi, klasifikasi sungai berdasarkan sumber air, debit, asal kejadian, struktur geologi dan pola aliran, serta jenis-jenis danau, rawa, dan air tanah.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis danau, sungai, rawa, dan air tanah serta konsep Daerah Aliran Sungai (DAS). Terdapat berbagai kategorisasi berdasarkan faktor geologi, hidrologi, dan lokasi.
Sungai adalah bagian permukaan bumi yang mengalirkan air tawar dari hulu ke hilir. Terdapat berbagai jenis sungai berdasarkan sumber air, debit air, asal kejadiannya, dan struktur geologi. Sungai memiliki bagian-bagian seperti hulu, tengah, dan hilir dengan ciri-ciri masing-masing. Daerah aliran sungai (DAS) merupakan wilayah penampungan air hujan yang mengalir ke sungai. DAS perlu di
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer dan siklus hidrologi. Hidrosfer terdiri dari perairan seperti samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air. Air bergerak dalam siklus hidrologi melalui proses evaporasi, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, dan aliran permukaan. Siklus ini terjadi dalam skala waktu pendek, sedang, dan panjang.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer dan siklus hidrologi. Hidrosfer terdiri dari semua perairan di Bumi, termasuk samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air. Air bergerak terus menerus dalam siklus hidrologi antara lautan, atmosfer, dan daratan melalui proses evaporasi, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, dan aliran permukaan.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis perairan darat seperti sungai, danau, telaga, rawa, dan air tanah. Sungai dibedakan berdasarkan sumber air, volume air, dan arah aliran. Danau terbentuk dari berbagai sebab seperti glasial, vulkanik, tektonik, dan aktivitas manusia. Telaga mirip dengan danau tetapi luasnya lebih sempit. Rawa adalah daerah yang tergenang air asam berwarna ke
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer dan jenis-jenis perairan darat seperti sungai, danau, rawa, dan air tanah. Terdapat penjelasan mengenai siklus hidrologi dan proses-proses yang terkait seperti evaporasi, kondensasi, presipitasi, serta jenis dan manfaat berbagai perairan darat.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer dan siklus hidrologi. Hidrosfer merupakan daerah perairan di bumi yang meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air di atmosfer. Siklus hidrologi adalah proses peredaran air secara terus menerus melalui proses evapotranspirasi, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, perkolasi, dan limpasan.
Dokumen tersebut membahas tentang hidrosfer dan siklus hidrologi. Hidrosfer merujuk pada daerah perairan di Bumi yang meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air tanah, dan uap air di atmosfer. Siklus hidrologi adalah proses peredaran air secara terus-menerus yang terdiri dari evaporasi, kondensasi, presipitasi, infiltrasi, dan limpasan.
Dokumen tersebut membahas tentang sungai dan jenis-jenisnya. Sungai dibedakan berdasarkan sumber airnya, debit airnya, asal kejadiannya, struktur geologinya, dan pola alirannya. Ada tiga jenis sungai berdasarkan sumber airnya, empat jenis berdasarkan debit airnya, lima jenis berdasarkan asal kejadiannya, dua jenis berdasarkan struktur geologinya, dan tujuh jenis ber
Dokumen tersebut membahas tentang siklus air dan hidrosfer, termasuk proses evaporasi, kondensasi, presipitasi, dan infiltrasi. Juga membahas tentang berbagai bentuk lahan yang terbentuk akibat proses sedimentasi oleh air, angin, dan gletser seperti delta, dataran banjir, meander, dan lembah berbentuk U. Terakhir membahas jenis-jenis sungai berdasarkan sumber air, debit, asal kejadiannya, dan pola alirannya.
Badan air dan siklus hidrologi memberikan penjelasan singkat tentang berbagai jenis badan air seperti sungai, danau, laut, dan samudra serta proses siklus hidrologi yang terjadi di bumi dimana air berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya melalui proses evapotranspirasi, kondensasi, dan presipitasi.
Similar to Pertemuan 2 - Karakteristik Sungai.pdf (20)
1. PENGERTIAN SUNGAI,
KARAKTERISTIK SUNGAI,
DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS),
WILAYAH SUNGAI (WS)
Oleh:
Pipit Skriptianata P.P., S.T., M.T.
Prodi Teknik Sipil – Fakultas Teknik
Universitas 17 Agustus 1945 Semarang
2. Pengertian Sungai:
Sungai merupakan bagian dari permukaan bumi yang letaknya lebih
rendah dari tanah yang di sekitarnya dan menjadi tempat untuk
mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa atau ke sungai yang
lain. Pada umumnya setiap aliran sungai dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu bagian hulu, bagian tengah dan hilir.
Menurut Wikipedia, sungai adalah aliran air alami, biasanya air tawar,
mengalir menuju samudera, laut, danau atau sungai lain.
Menurut Dinas PU, sungai sebagai salah satu sumber air mempunyai
fungsi yang sangat penting bagi kehidupan dan penghidupan
masyarakat.
PP No. 35 Tahun 1991 tentang sungai, sungai merupakan tempat-tempat
dan wadah-wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air
sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang
pengalirannya oleh garis sempadan.
Menurut Hamzah, 2009., sungai adalah bagian permukaan bumi yang
letaknya lebih rendah dari tanah di sekitarnya dan menjadi tempat
mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa, atau ke sungai yang
lain.
4. 1. Merupakan awal dari aliran sungai (Mata Air).
2. Debit air relatif kecil dan dipengaruhi curah hujan.
3. Kondisi dasar sungai berbatu.
4. Sering ditemui air terjun dan jeram.
5. Erosi sungai mengarah ke dasar sungai (Vertikal).
6. Aliran air mengalir di atas batuan induk (belum terjadi
sedimentasi).
7. Aliran sungai mengerosi batuan induk.
8. Aliran sungai cenderung lurus.
9. Tidak pernah/jarang terjadi banjir.
10. Kualitas air masih baik.
11. Penampang/lembah sungai berbentuk V.
KARAKTERISTIK Sungai (1/3):
Bagian HULU:
5. 1. Merupakan lanjutan dari hulu sungai.
2. Penampang/Lembah sungai berbentuk huruf U.
3. Aliran air tidak terlalu deras.
4. Proses erosi sudah tidak dominan.
5. Terjadi proses transportasi hasil erosi dari hulu (mulai terjadi
sedimentasi).
6. Sungai mulai terdapat kelokkan.
7. Sudah memungkinkan terjadi banjir.
KARAKTERISTIK Sungai (2/3):
Bagian TENGAH:
6. 1. Merupakan bagian akhir sungai menuju laut.
2. Penampang/Lembah sungai berbentuk huruf U melebar.
3. Terdapat proses pengendapan di dalam alur sungai.
4. Sering terjadi banjir.
5. Terdapat daerah dataran banjir.
6. Aliran sungai berkelok-kelok membentuk meander.
7. Terkadang dijumpai danau tapal kuda (Oxbow Lake).
8. Erosi sungai ke arah samping (Lateral).
9. Badan sungai melebar
KARAKTERISTIK Sungai (3/3):
Bagian HILIR:
7. Klasifikasi Sungai
Sungai Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan
atau sumber mata air. Contohnya adalah sungai-sungai yang
ada di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
Sungai Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari
pencairan es. Contohnya agian hulu Sungai Gangga di India
(yang berhulu di Peguungan Himalaya) dan hulu Sungai Phein
di Jerman (yang berhulu di Pegunungan Alpen)
Sungai Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari
pencairan es (gletser), dari hujan, dan dari sumber mata air.
Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Digul dan Sungai
Mamberamo di Papua (Irian Jaya).
Klasifikasi sungai menurut Sumber Airnya:
9. Klasifikasi Sungai
1. Sungai Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun
relative tetap. Contoh : S. Kapuas, S. Kahayan, S. Barito dan S.
Mahakam di Kalimantan. S. Musi, S. Batanghari dan S. Indragiri di
Sumatera.
2. Sungai Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya
banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya kecil. Contoh di
pulau Jawa : S. Bengawan Solo, dan S. Opak di Jawa Tengah. S.
Progo dan S. Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta S. Brantas di
Jawa Timur.
3. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya
kering dan pada musim hujan airnya banyak. Contoh : S. Kalada di
pulau Sumba.
4. Sungai Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat
musim hujan. Padahakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan
jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini airnya
belum tentu banyak.
Klasifikasi sungai menurut Kontinuitas Aliran/Debit Airnya:
10. Klasifikasi Sungai
1. Pola aliran radial/menjari. Pola aliran radial dibedakan menjadi
pola radial sentrifugal dan pola aliran radial sentripetal.
Klasifikasi sungai menurut Pola Alirannya:
11. Klasifikasi Sungai
2. Pola aliran Dendritik : pola aliran yang tidak teratur, biasanya
terdapat di dataran atau daerah pantai.
3. Pola aliran Trellis : pola aliran sungai yang berbentuk sirip daun
atau trellis, biasanya terdapat di daerah pegunungan lipatan.
4. Pola aliran Rectangular : pola aliran berbentuk sudut siku-siku
atau hampir siku-siku, biasa terdapat di daerah patahan atau
pada batuan yang tingkat kekerasannya berbeda.
5. Pola aliran Annular : pola aliran sungai yang melingkar biasanya
terdapat di daerah kubah (domes).
6. Pola aliran Pinnate : aliran sungai yang mana muara anak sungai
membentuk sudut lancip dengan sungai induk. Sungai ini
biasanya terdapat pada bukit yang lerengnya terjal.
Klasifikasi sungai menurut Pola Alirannya:
14. Klasifikasi Sungai
1. Sungai Konsekuen (K) : sungai yang mengalir sesuai dengan kemiringan
batuan daerah yang dilaluinya, contohnya: S. Progo ketika menuruni
lereng Gunung Merapi.
2. Sungai Subsekuen (S) : sungai yang alirannya tegak lurus pada sungai
konsekuen dan bermuara pada sungai konsekuen, contohnya S. Opak
Yogyakarta.
3. Sungai Obsekuen (O) : sungai yang mengalir berlawanan dengan arah
kemiringan lapisan batuan daerah tersebut dan merupakan anak sungai
subsekuen.
4. Sungai Resekuen (R) : anak sungai subsekuen dan alirannya
searah/sejajar dengan sungai konsekuen.
5. Sungai Insekuen (I) : sungai yang alirannya teratur dan tidak terikat
dengan lapisan batuan yang dilaluinya
Klasifikasi sungai menurut Arah Alirannya:
16. Klasifikasi Sungai
1. Sungai Anteseden : sungai yang dapat mengimbangi
pengangkatan daerah lapisan batuan yang dilaluinya sehingga
setiap terjadi pengangkatan maka air sungai akan mengikisnya,
contohnya adalah S. Oyo diYogyakarta yang mengikis Plato
Wonosari.
2. Sungai Reverse : sungai yang
tidak dapat mengimbangi
adanya pengangkatan, contohnya
S. Bengawan Solo yang dulunya
bermuara di Laut Selatan,
sekarang muaranya di Laut Jawa.
Klasifikasi sungai menurut Perubahan Struktur Geologi:
17. Klasifikasi Sungai
1. Sungai Anteseden : sungai yang tetap mempertahankan arah
alirannya walaupun ada struktur geologi yang melintang
(mampu mengimbangi pengangkatan karena adanya
pengikisan di dasar sungai).
2. Sungai Superposed : sungai yang melintang, struktur dan
prosesnya ditentukan oleh lapisan batuan yang menutupinya.
3. Sungai Reverse : sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya tidak
mampu mengimbangi pengangkatan.
4. Sungai Komposit : sungai yang mengalir pada daerah yang
berlainan struktur geologinya.
5. Sungai Compound : sungai yang membawa air dari daerah yang
berlawanan geomorfologinya.
Klasifikasi sungai menurut Struktur Geologi:
18. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Suatu kesatuan daerah/wilayah/kawasan tata air
yang terbentuk secara alamiah di mana air
tertangkap (berasal dari curah hujan) dan akan
mengalir dari daerah/wilayah/kawasan tersebut
menuju ke anak sungai dan sungai yang
bersangkutan.
Disebut juga Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau
Daerah Tangkapan Air (DTA): Dalam bahasa
Inggris ada beberapa macam istilah yaitu
Catchment Area, Watershed, (Kodoatie & Sugiyanto,
2002).
19. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Suatu daerah tertentu yang bentuk dan sifat alamnya
sedemikian rupa, sehingga merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya yang melalui
daerah tersebut dalam fungsinya untuk menampung air
yang berasal dari air hujan dan sumber-sumber air lainnya
yang penyimpanannya serta pengalirannya dihimpun
dan ditata berdasarkan hukum-hukum alam sekelilingnya
demi keseimbangan daerah tersebut; daerah sekitar
sungai, meliputi punggung bukit atau gunung yang
merupakan tempat sumber air & semua curahan air hujan
yang mengalir ke sungai, sampai daerah dataran dan
muara sungai (Ditjen Tata Ruang & Pengembangan Wilayah, 2002).
20. Daerah pengaliran suatu sungai
Daerah yg dibatasi oleh punggung
perbukitan dimana air hujan yg jatuh
di daerah tsb akan
mengalir ke
sungai-sungai
di daerah tersebut
Daerah Aliran Sungai (DAS)
22. BATAS DAS (Daerah Aliran Sungai) BERBEDA dengan BATAS WILAYAH ADMINISTRASI
Kab D
Kab B
Kota A
Kab C
SUNGAI
DANAU
23. Bentuk Daerah Aliran Sungai (DAS) dan
Pengaruhnya terhadap Bentuk Hidrograf:
Hidrograf : suatu grafik yang menggambarkan
hubungan antara debit dengan
waktu
24. A
B
C
Daerah Aliran Sungai
DAS X di A
DAS X di B
DAS X di C
A, B, C Adalah Titik Kontrol / Sta. Hidrometri
Analisis Daerah
Aliran Sungai (DAS)
dan Titik Peninjauan
25. WILAYAH SUNGAI (WS)
Kesatuan wilayah pengelolan sumber daya air
dalam satu atau lebih DAS. Untuk pulau kecil
yang luasnya kurang dari 2000 km seluruh pulau
ditetapkan sebagai satu wilayah sungai.
Suatu wilayah yang terdiri dari dua atau lebih DAS
yang secara geografi dan fisik teknis layak
digabungkan sebagai unit perencanaan dalam
rangka penyusunan rencana maupun
pengelolaannya.
28. #
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
# #
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
# #
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
# #
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
#
Kebumen
Banyumas
Purworejo
Banjarnegara
Cilacap
Wonosobo
Purbalingga
DAS WAWAR
DAS TELOMOYO
DAS LUK ULO
DAS IJO
DAS COKROYASAN
DAS BOGOWONTO
DAS TIPAR K
.
Ijo
K
.Serayu
K.Butuh
K.
Gebang
K. Pekacangan
K. Gintung
K.
Jatinegara
K.
Lukulo
K
.
Pe
de
go
la
n
K. Bogowonto
K. Klawing
Cok
roy
asa
n
S.W
aw
ar
K
.
S
e
r
ay
u
K. Ijo
Serayu Hulu
Tulis
Songgoluang
Wanadadi
Urang Merawu
Tajum
Serayu Tengah
Serayu Hilir
Sapi
Preng
Logawa
Klawing
Kesugihan
Begaluh
Banjaran
DAS DONAN
270000
270000
280 000
280 000
290 000
290 000
300 000
300 000
310 000
310 000
320000
320000
330 000
330 000
340 000
340 000
350 000
350 000
360 000
360 000
370 000
370 000
380 000
380 000
390 000
390 000
400 000
400 000
9130000
9130000
9140000
9140000
9150000
9150000
9160000
9160000
9170000
9170000
9180000
9180000
9190000
9190000
9200000
9200000
Kabupaten
Kecamatan
Sungai utama
Waduk
Sta hujan
#
Sub DAS Serayu Hulu
Sub DASTulis
Sub DAS Songgoluang
Sub DAS Wanadadi
Sub DAS Urang Merawu
Sub DAS Tajum
Sub DAS Serayu Tengah
Sub DAS Serayu Hilir
Sub DAS Sapi
Sub DAS Preng
Sub DAS Logawa
Sub DAS Klawing
Sub DAS Kesugihan
Sub DAS Begaluh
Sub DAS Banjaran
Das Wawar
Das Telomoyo
Das Luk Ulo
Das Ijo
Das Cokroyasan
Das Bogowonto
Das Tipar
PETA
DAS DAN SUB DAS
Das Donan
CONTOH Peta DAS dan Sub DAS
di WS Serayu-Bogowonto
WONOSOBO
BANYUMAS
PURBALINGGA BANJARNEGARA
CILACAP
KEBUMEN
PURWOREJO
Sumber : PSDA Jateng, 2005