Ada dua motif berdirinya aliran dalam Islam yaitu politik dan agama. Aliran politik dalam Islam tidak lagi murni politik karena politik dalam Islam erat kaitannya dengan agama, bahkan agama menjadi porosnya. Pemikiran politik dalam Islam berkisar sekitar ajaran agama.
Perpindahan Ibu Kota Dinasti Abbasiyah Dari Kuffah Ke Baghdad.Hikmah Didirikannya Dinasti Abbasiyah.Perjalanan Hidup Abul Abbas As-Saffah
itu yang dirangkum dalam ppt ini supaya bisa lbih spesifik lagi untuk memahaminya.
Perpindahan Ibu Kota Dinasti Abbasiyah Dari Kuffah Ke Baghdad.Hikmah Didirikannya Dinasti Abbasiyah.Perjalanan Hidup Abul Abbas As-Saffah
itu yang dirangkum dalam ppt ini supaya bisa lbih spesifik lagi untuk memahaminya.
PPT ini merupakan tugas yang diberikan oleh Dosen: Khoirul Anwar, M.Ag
Disusun oleh kelompok 2 kelas IF B1
Dengan tema Al- Qur'an dan wahyu
Terimakasih....
PPT ini merupakan tugas yang diberikan oleh Dosen: Khoirul Anwar, M.Ag
Disusun oleh kelompok 2 kelas IF B1
Dengan tema Al- Qur'an dan wahyu
Terimakasih....
Ibarat sebuah pohon, i’tikad (keyakinan) yang mendalam merupakan akar pondasi yang menjadi dasar, sedangkan akidah merupakan satu batang penopang yang tegak tidak boleh menyimpang. Salah dalam I’tikad-akidah menyebabkan seseorang tersesat dan keluar dari Islam menjadi kafir.
Sedangkan Fiqih merupakan dahan, ranting dan cabangnya. Dalam masalah Fiqih-amaliah yang ijtihadi sering terjadi perbedaan pendapat (khilafiah) diantara para imam mujtahid dan para ulama. Salah dalam ijtihad fiqih amaliah, tidak menyebabkan seorang muslim menjadi kafir, melainkan yang benar dapat dua pahala yang salah dapat satu pahala. Hadits Nabi yang menginformasikan akan adanya firqoh-firqoh Islam yang sesat dalam masalah Akidah (bukan masalah fiqih-amaliah Khilafiah) :
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
1. MOTIF/SEBAB BERDIRINYA ALIRAN DALAM ISLAM
DUA MOTIF BERDIRINYA ALIRAN DALAM ISLAM:
1. POLITIK: KHILAFAH DAN IMAMAH.
2. AGAMA: KEPERCAYAAN.
ALIRAN POLITIK DALAM ISLAM TIDAK LAGI MURNI POLITIK
SEBAGAIMANA AWAL BERDIRINYA, KARENA POLITIK DALAM
ISLAM BERTALIAN ERAT DENGAN AGAMA, BAHKAN AGAMA
MENJADI POROSNYA.
PIKIRAN POLITIK DLM ISLAM BERKISAR SEKITAR AJARAN
AGAMA BAHKAN DEKAT DGN DASAR-DASAR AGAMA.
1
2. KHAWARIJ
•Khawarij kharaja = keluar
•Khawarij = orang-orang yang keluar meninggalkan barisan Ali bin
Abi Thalib karena tidak sepakat dengan keputusan Ali menerima
Tahkim (arbitrase) dalam perang Siffin pada tahun 37 H/648 M
•Mereka menyebut dirinya Syurah, artinya orang yang sedia
mengorbankan dirinya untuk memperoleh keridaan Allah.
•Disebut juga Haruriah karena pertama kali berkumpul di satu desa,
dekat kota Kufah, bernama Harura.
•Pemimpin pertama Khawarij: Abdullah bin Shahab ar-Rasyibi.
2
3. KHAWARIJ
DOKTRIN POKOK KHAWARIJ:
1. Khalifah dipilih oleh umat Islam
2. Khalifah tidak harus keturunan Arab
3. Khalifah seumur hidup kecuali kalau tidak adil/melanggar harus dijatuhkan.
4. Khalifah sebelum Ali bin Abi Thalib sah, tetapi Utsman setelah tahun ke-7 dari
kekhalifahannya telah menyeleweng.
5. Khalifah Ali sah, tetapi setelah tahkim ia menyeleweng.
6. Muawiyah, Amr bin al-Ash, dan Abu Musa al-Asy’ari menyeleweng dan telah menjadi kafir.
7. Pasukan perang Jamal yang melawan Ali adalah kafir.
8. Seorang yang berdosa besar tidak mukmin lagi sehingga harus dibunuh.
9. Setiap muslim harus berhijrah dan bergabung dengan kelompok mereka.
3
4. KHAWARIJ
10. Seseorang harus menghindar dari pemimpin yang menyeleweng.
11. Al-Wa’d wa al-Wa’id (orang baik wajib masuk syurga, orang jahat wajib masuk neraka).
12. Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
13. Menakwilkan ayat mutasyabihat.
14. Al-Qur’an adalah makhluk.
15. Manusia bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
4
5. KHAWARIJ
SEKTE-SEKTE KHAWARIJ:
1. Al-Muhakkimah. Kelompok asli Khawarij.
2. Al-Azariqah. Khalifah pertamanya Nafi’ bin Azraq (w. 686 M), digelari Amir al-Mukminin.
3. An-Najdat. Tokohnya Abu Fudaik dan Najdah (imam pertama mereka). Membawa faham
taqiyah (merahasiakan dan tidak menyatakan keyakinan untuk keamanan diri seseorang).
4. Al-’Ajaridah. Tokohnya ‘Abdul Karim bin ‘Ajrad. Tidak mengakui surat Yusuf sbg bagian
dari al-Qur’an.
5. As-Sufriyah. Tokohnya Ziad bin al-Asfar. Taqiyah hanya lisan. Wanita muslimah boleh
nikah dengan laki-laki kafir di daerah bukan Islam.
6. Al-Ibadiyah. Tokohnya ‘Abdullah bin ‘Ibad. Pecahan dari al-Azariqah.
7. Al-Baihasiyah.
8. As-Salabiyah.
5
6. KHAWARIJ
INDIKASI ALIRAN KHAWARIJ:
1. Mudah mengkafirkan orang Islam yang tidak sefaham dengan mereka.
2. Islam yang benar adalah Islam yang mereka fahami dan amalkan.
3. Mengangkat pemimpin hanya dari kelompok mereka.
4. Fanatik dalam memegangi fahamnya.
5. Mewajibkan mengembalikan orang-orang yang tersesat kepada Islam yang sebenarnya
sebagaimana mereka fahami.
6
7. MURJI’AH
• Murji’ah arja’a = menunda, menangguhkan, mengharapkan.
• Murji’ah = orang-orang yang menunda penjelasan status hukum
seseorang yang bersengketa, yakni Ali bin Abi Thalib dan Muawiyah
serta pasukannya masing-masing, ke hari kiamat kelak.
Munculnya faham murji’ah:
• Bersamaan dengan peristiwa tahkim yang melahirkan kelompok
Syi’ah yang tetap setia kepada Ali, Khawarij yang keluar dari Ali dan
memandang Ali telah berbuat dosa besar dan menjadi kafir,
kelompok lain yang berpendapat pembuat dosa besar tetap mukmin,
tidak kafir, sementara dosanya diserahkan kepada Allah, apakah Dia
akan mengampuninya atau tidak.
7
8. MURJI’AH
Munculnya faham murji’ah:
• Bersamaan dengan peristiwa tahkim yang melahirkan kelompok Syi’ah yang
tetap setia kepada Ali, Khawarij yang keluar dari Ali dan memandang Ali telah
berbuat dosa besar dan menjadi kafir, kelompok lain yang berpendapat
pembuat dosa besar tetap mukmin, tidak kafir, sementara dosanya diserahkan
kepada Allah, apakah Dia akan mengampuninya atau tidak.
• Muncul sebagai gerakan politik yang dibawa oleh al-Hasan bin Muhammad al-
Hanafiyah, cucu Ali bin Abi Thalib, sekitar tahun 695 M. Sebagai respon
masuknya faham Syi’ah ke Kufah dan munculnya klaim Ibnu Zubair sebagai
khalifah di Mekah muncullah gagasan irja’. Al-Hasan membuat surat pendek
yang intinya menangguhkan keputusan atas persoalan konflik Ali, Muawiyah,
dan Zubair.
8
9. MURJI’AH
Doktrin Pokok Murji’ah:
• Menunda hukuman atas Ali, Muawiyah, Amr bin Ash, Abu Musa
al-Asy’ari dan menyerahkannya kepada Allah di hari kiamat kelak.
• Menyerahkan keputusan kepada Allah atas orang muslim yang
bebuat dosa besar.
• Meletakkan (pentingnya) iman daripada amal. Dasar keselamatan
adalah iman semata.
• Memberikan pengharapan kepada muslim yang berdosa besar
untuk memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.
9
10. MURJI’AH
Sekte-sekte Murji’ah:
• Ekstrim:
10
Jahmiyah, kelompok Jahm bin Shafwan, orang yang percaya kepada
Tuhan kemudian menyatakan kekufurannya secara lisan tidak menjadi
kafir karena iman dan kufur itu bertempat dalam hati bukan pada bagian
lain dalam tubuh manusia.
Shalihiyah, kelompok Abu Hasan ash-Shalihi, iman adalah mengetahui
Tuhan, sedangkan kufur adalah tidak tahu Tuhan. Salat bukan merupakan
ibadah kepada Allah, ibadah adalah iman kepadaNya dalam arti
mengetahui Tuhan. Salat, puasa, zakat, dsb hanya menggambarkan
kepatuhan saja bukan merupakan ibadat kepada Allah.
11. MURJI’AH
Yunusiyah dan Ubaidiyah, kelompok Yunus as-Samary, berpendapat
melakukan maksiat atau perbuatan jahat tidaklah merusak iman
seseorang. Mati dalam iman, dosa-dosa dan perbuatan jahat yang
dikerjakan tidaklah merugikan orang yang bersangkutan.
Hasaniyah, berpendapat bahwa orang yang mengatakan “Saya tahu
bahwa Tuhan melarang makan babi, tetapi saya tidak tahu apakah babi
yang diharamkan itu adalah kambing ini”, orang demikian tetap mukmin
bukan kafir.
11
• Moderat: orang yang berdosa besar bukan kafir dan tidak kekal dalam
neraka, ia dihukum dalam neraka sesuai dengan besarnya dosa yang
dilakukannya, bisa juga tidak masuk neraka karena Tuhan mengampuninya.
12. QADARIYAH
• Qadariyah qadara = kemampuan dan kekuatan.
• Qadariyah = kelompok orang yang percaya bahwa segala
tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. Setiap
orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya. Manusia
memiliki kebebasan dan kekuatan untuk mewujudkan
perbuatannya.
• Tokohnya: Ma’bad al-Jauhani dan Ghailan ad-Dimasyqy.
12
13. QADARIYAH
13
Doktrin Pokok Qadariyah:
• Segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendak dan
kemampuannya sendiri. Ia berhak atas pahala karena kebaikan
yang dilakukannya dan siksa karena kejahatan yang dilakukannya.
• Takdir adalah ketentuan Allah yang diciptakanNya bagi alam
semesta serta seluruh isinya, sejak azali, yaitu hukum yang dalam
istilah al-Qur’an sunnatullah.
14. JABARIYAH
• Jabariyah jabara = memaksa .
• Jabariyah = kelompok orang yang memiliki faham bahwa
perbuatan manusia telah ditentukan sejak semula oleh qada
dan qadarTuhan.
• Tokohnya: Ja’ad bin Dirham, Jahm bin Shafwan, Husain bin
Muhammad an-Najjar, dan Ja’d bin Dirrar.
• Faham jabariyah telah muncul sejak awal Islam, tetapi
berkembang menjadi aliran atau pola pikir dipelajari dan
dikembangkan pada masa Daulah Bani Umayah.
14
15. JABARIYAH
15
Doktrin Pokok Jabariyah:
• Manusia tidak mampu berbuat apa-apa [Jahm bin Shafwan].
Manusia serba terpaksa oleh Tuhan dalam segala hal [Ja’d bin
Dirham].
• Surga dan neraka tidak kekal [Jahm bin Shafwan].
• Iman adalah ma’rifat atau membenarkan dalam hati [Jahm bin
Shafwan].
• Kalam Tuhan atau al-Qur’an adalah makhluk [Jahm bin Shafwan
dan Ja’d bin Dirham].
• Allah tidak memiliki sifat yang serupa dengan makhluk [Ja’d bin
Dirham].
16. MUKTAZILAH
• Mu’tazilah I’tazala = berpisah atau memisahkan diri, menjauh
atau menjauhkan diri.
• Muktazilah = Kelompok orang yang membawa persoalan teologi
yang lebih mendalam dan bersifat filosofis daripada persoalan
yang dibawa oleh Khawarij dan Murji’ah. Ia muncul sebagai respon
terhadap faham Khawarij dan Murji’ah tentang pemberian status
kafir kepada orang yang berbuat dosa besar.
• Penyebutan muktazilah diberikan kepada dua kelompok:
16
Pertama, mengacu pada kasus:
Peristiwa keluarnya Wasil bin Atha’ dan Amr bin Ubaid dari
pendapat Hasan al-Basri di masjid Basrah.
17. MUKTAZILAH
17
Wasil bin Atha’ dan Amr bin Ubaid diusir oleh Hasan al-Basri
dari majlisnya karena pertikaian tentang masalah qadar dan
orang yang berdosa besar. Keduanya menjauhkan diri dari
Hasan al-Basri.
Qatadah bin Da’amah masuk majelis Amr bin Ubaid yang
dikiranya majlis Hasan al-Basri. Setelah tahu ia mengatakan
“ini kaum muktazilah”.
Kedua, mengacu pada kelompok orang yang tidak mau terlibat
dalam pertikaian Usman bin Affan dan ali bin Abi Thalib. Mereka
menjauhkan diri dari kelompok Ali maupun Usman.
18. MUKTAZILAH
18
Doktrin Muktazilah (dikenal dengan al-ushul al-khamsah):
At-Tauhid, ke-Maha Esa-an Tuhan. Tuhan merupakan suatu zat
yang unik, tidak ada yang serupa denganNya. Menolak faham
antropomorfisme, menolak bahwa Tuhan dapat dilihat manusia di
akhirat. Hanya zat Tuhan yang qadim, meniadakan sifat-sifat
Tuhan yang mempunyai wujud sendiri di luar zat Tuhan. Sifat-sifat
Tuhan merupakan esensi Tuhan. Sifat Tuhan:
Sifat Zatiyah: sifat yang merupakan esensi Tuhan.
Sifat Fi’liyah: sifat yang merupakan perbuatan Tuhan.
19. MUKTAZILAH
19
Al-’Adl, ke-Maha Adil-an Tuhan. Tuhan tidak bisa berbuat zalim,
tidak berdusta, tidak berbuat buruk, tidak melupakan apa yang
wajib dikerjakanNya. Tuhan memberi daya kepada manusia untuk
dapat memikul beban-bebannya. Tuhan memberi pahala dan siksa
atas segala apa yang diperbuat oleh manusia. Manusia berbuat
atas kehendak dan kuasanya sendiri, oleh karenanya manusia
bertanggung-jawab atas segala apa yang diperbuatnya. Tuhan
wajib mendatangkan yang baik bahkan yang terbaik bagi manusia
(faham lutf atau rahmat Tuhan: ash-shalah wa al-ashlah).
Tuhan wajib mengutus rasul yang membawa ajaranNya.
20. MUKTAZILAH
20
Al-’Wa’d wa al-Wa’id, janji dan ancaman Tuhan. Tuhan wajib
memberi pahala kepada siapa yang berbuat baik dan menghukum
siapa yang berbuat buruk/jahat.
Al-Manzilah bain al-Manzilatain, posisi tengah di antara dua
posisi. Pembuat dosa besar bukanlah kafir karena ia masih
percaya kepada Tuhan dan Nabi Muhammad saw. Bukan pula
mukmin karena imannya tidak lagi sempurna.
Pembuat dosa besar dan belum bertobat adalah fasiq. Karena
bukan mukmin, ia tidak bisa masuk surga. Karena bukan kafir, ia
tidak pantas masuk neraka. Karena tidak ada tempat lain, ia
masuk neraka tetapi lebih ringan dari kafir.
21. MUKTAZILAH
21
Al-Amr bi al-Ma’ruf wa an-Nahy an al-Munkar, menyuruh
kepada kebajikan dan melarang keburukan. Syaratnya:
Mengatahui perbuatan yang ma’ruf dan yang munkar.
Mengetahui bahwa kemungkaran telah nyata dilakukan.
Mengetahui bahwa perbuatan amr ma’ruf nahi munkar itu tidak
membawa madarat yang lebih besar.
Mengetahui bahwa tindakannya tidak akan membahayakan
dirinya dan hartanya.
Al-Amr bi al-Ma’ruf wa an-Nahy an al-Munkar, jika diperlukan
dapat dilakukan dengan kekerasan.
22. ASY’ARIYAH
• Asy’ariyah mengacu kepada nama tokoh pendirinya, Abu al-Hasan
Ali bin Isma’il bin Ishaq bin Salim bin Isma’il bin Abdillah bin Musa
bin Bilal bin Abi Burdah bin Abi Musa al-Asy’ari.
• Al-Asy’ari adalah pengikut Muktazilah, namun pada usia 40 tahun
ia keluar dan mempunyai faham sendiri yang berbeda dengan
faham muktazilah.
22
Doktrin Pokok Asy’ariyah:
Tuhan memiliki sifat tetapi tidak dapat dibandingkan dengan sifat
makhlukNya. Sifat Tuhan berbeda dengan Tuhan sendiri,
meskipun hakikatnya tidak terpisah dari esensiNya.
23. ASY’ARIYAH
23
Tuhan memiliki sifat tetapi tidak dapat dibandingkan dengan sifat
makhlukNya. Sifat Tuhan berbeda dengan Tuhan sendiri,
meskipun hakikatnya tidak terpisah dari esensiNya.
Tuhan pencipta perbuatan manusia sedangkan manusia sendiri
yang mengupayakannya.
Wahyu lebih utama daripada akal.
Baik dann buruk sesuatu hanya karena petunjuk wahyu.
Al-Qur’an tidak diciptakan.
Allah dapat dilihat di akhirat kelak tanpa digambarkan caranya.
Tidak ada kewajiban bagi Tuhan.
Orang berdosa besar tetap mukmin.
24. MATURIDIYAH
• Maturidiyah mengacu kepada nama tokoh pendirinya, Abu
Manshur al-Maturidi (w. 333 H/944 M) dilahirkan di Maturid,
Samarkand.
24
Doktrin Pokok Maturidiyah:
Akal dapat mengetahui baik dan buruk perbuatan, tetapi akal tidak
mampu memerintahkan untuk melakukan perbuatan baik dan
melarang perbuatan buruk, perintah maupun larangan hanya
diketahui melalui wahyu.
Tuhan menciptakan daya pada manusia dan manusia bebas
memakainya.
Kehendak dan perbuatan Tuhan sesuai dengan hikmah dan
keadilan yang diciptakanNya.
25. MATURIDIYAH
25
Tuhan memiliki sifat, sifat Tuhan bukan esensi Tuhan dan bukan
pula lain dari esensiNya.
Tuhan dapat dilihat di akhirat kelak tetapi bila kaifa.
Kalam nafsi adalah qadim sedangkan kalam yang tersusun dari
huruf dan suara adalah hadis (baru).
Pelaku dosa besar tidak kekal di dalam neraka meskipun mati
sebelum bertobat.
Iman adalah tashdiq dan iqrar, sedangkan amal hanyalah
penyempurna iman.