Dokumen tersebut membahas tentang akhlak terhadap guru. Definisi akhlak menurut Ibnu Miskawih dan Imam Al-Ghazali yaitu sikap yang mendorong seseorang untuk berperilaku tanpa pertimbangan. Guru berperan penting dalam mendidik dan menyebarkan ilmu. Bentuk akhlak positif kepada guru antara lain memberi salam, mendengarkan dengan baik, dan menghormati guru.

1. Assalamualaikum Wr.Wb
Oleh : Rudamayanti
Nim : 15531129
Prodi : PAI 6f
Dosen Pengampuh :
Eka Yanuarti.M.Pd.i

2. Akhlak Terhadap Guru

3. Pengertian Akhlak Atau Perilaku
1. Ibnu Miskawih
Bahwa akhlak atau perilaku
adalah keadaan jiwa seorang
yang mendorongnya untuk
melakukan perbuatan-
perbuatan tanpa melalui
pertimbangan pikiran terlebih
dahulu.
2. Imam Al-Ghazali
Bahwa akhlak atau perilaku adalah
suatu sikap yang mengakar yang
darinya lahir sebagai perbuatan yang
mudah dan gampang, tanpa perlu
kepada pikiran dan pertimbangan.
Jika sikap itu yang darinya lahir
perbuatan yang baik atau terpuji,
baik dari segi akal syara, maka ia
disebut akhlak yang baik. Dan jika
dia lahir darinya
perbuatan tercel, maka sikap tersebut
disebut akhlak buruk.

4. Guru adalah seorang pengajar suatu ilmu
dengan tugas utama untuk mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi murid.
Guru dalam Islam juga disebut pewaris
para nabi. Karena lewat seorang guru,
wahyu atau ilmu para nabi diteruskan
kepada umat manusia.

5. Bentuk-bentuk Akhlak
Kepada Guru
2..memuliak
an
3.mendatangi
tempat belajar
dengan ikhlas
dan penuh
semangat
4.memperhat
ikan ketika
guru sedang
menjelaskan
1.Memberikan
salam terlebih
dahulu kepada
guru berjumpa
dengan beliau.
7. mengetahui
dan memahami
hak-hak yang
harus diberikan
gurunya dan
tidak melupakan
jasanya.
6.menegur guru
bila melakukan
kesalahan
dengan cara
yang penuh
hormat
5. bertanya kepada
guru bila ada
sesuatu yang
belum dia
mengerti dengan
cara baik.

6. Sabda Rasulullah SAW yang artinya: “Muliakanlah
orang yang kamu belajar darinya”. (HR. Abul
Hasan Al-Mawardi), “Muliakanlah guru-guru Al-
Qur’an (agama), karena barang siapa yang
memuliakan mereka berarti ia memuliakan
aku”. (HR.Abul Hasan Al-Mawardi)