Ancaman keras bagi pelaku zina menurut pandangan islam adalah karena zina merupakan perbuatan tercela yang dapat menurunkan derajat dan harkat kemanusiaan secara umum
Gaul Sehat, Anti Maksiat!
sekarang aturan yang dijadikan landasan di era akhir zaman oleh para remaja yakni aturan main orang orang barat yang menganut paham sekuler/pemisahan agama dari kehidupan.
mereka mengajarkan hubungan pacaran, seks bebas, hiup bebas, dll.
Remaja islam seharusnyalah mengambil aturan pedoman yang haq dari sang pencipta yaqni alquran dan assunnah rasulullah saw. yang akan memberikan keberkahan hidup dunia dan akhirat.
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.
Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar,
mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana
(TQS at-Taubah [9] : 71)
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
2. KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani
dan rohani, sehingga kita masih tetap menikmati indahnya alam ciptaan-Nya.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita
Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa
ajaran agama yang sempurna dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Penulis sangat
bersyukur karena telah menyelesaikan penyusunan Modul Pembelajaran Materi ini.
Sholawat serta salam terjunjung untuk nabi junjungan segala umat, nabi
Muhammad saw, yang telah menuntun umat manusia kearah kemajuan dan menuju
kehakikian.
Modul ini berisikan materi-materi pembelajaran pendidikan agama Islam
terkhusus materi pengelolaan wakaf. Diharapkan dengan modul ini, peserta didik
dapat belajar secara mandiri, efektif dan efisien. Penyusun menyadari bahwa tiada
kata sempurna bagi makhluk ciptaan Tuhan ini, dan pastinya dalam penyusunan
modul ini masih jauh dari kesemprnaan, maka saran kritik yang membangun sangat
kami harapkan.
Demikian, semoga dengan mempelajari aqidah iman kepada hari akhir dapat
menambah khazanah keilmuan kita dan memupuk keimanan kita serta
meningkatkan kualitas ibadah kita terhadap Sang Penguasa semesta.
Penulis
3. MODUL PEMBELAJARAN PERILAKU MENGHINDARKAN DIRI DARI
PERGAULAN BEBAS DAN ZINA
OLEH: EMERALDO WAHYU NUGROHO
PERILAKU MENGHINDARRKAN DIRI DARI PERGAULAN BEBAS DAN
ZINA
STANDAR KOMPETENSI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun,
ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-
aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan
sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulandunia.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
1. Menganalisis Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2, serta hadits
tentang larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
2. Manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan perbuatan zina.
3. Membaca Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2 sesuai dengan
kaidah tajwid dan makhrajul huruf.
4. 4. Mendemonstrasikan hafalan Q.S. Al-Isra’ (17) : 32, dan Q.S. An-Nur (24) : 2
dengan lancar.
MATERI POKOK
A. Memahami Makna Larangan Pergaulan Bebas dan Zina
Pergaulan bebas yang dimaksud pada bagian ini adalah pergaulan yang tidak
dibatasi oleh aturan agama maupun susila. Salah satu dampak negatif dari pergaulan
bebas adalah perilaku yang sangat dilarang oleh agama Islam, yaitu zina. Hal inilah
yang menjadi fokus bahasan pada bagian ini
1. Pengertian Zina
Secara bahasa, zina berasal dari kata zana-yazni yang artinya hubungan
persetubuhan antara perempuan dengan laki-laki yang sudah mukallaf (balig) tanpa
akad nikah yang sah. Jadi, zina adalah melakukan hubungan biologis layaknya suami
istri di luar tali pernikahan yang sah menurut syari’at Islam.
2. Hukum Zina
Terkait hukum zina, semua ulama sepakat bahwa zina hukumnya haram,
bahkan zina dianggap sebagai puncak keharaman. Hal tersebut didasarkan pada firman
Allah Swt. dalam Q.S. al-Isrā/17:32. Menurut pandangan hukum Islam, perbuatan
zina merupakan dosa besar yang dikategorikan sebagai perbuatan yang keji, hina, dan
buruk.
3. Kategori Zina
Perbuatan zina dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu sebagai berikut:
a.Zina Muhsan, yaitu pezina sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah menikah.
Hukuman terhadap zina muhsan adalah dirajam (dilempari dengan batu sederhana
sampai meninggal).
5. b.Zina Gairu Muhsan, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah.
Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
4. Hukuman bagi Pezina
Dalam hukum Islam, zina dikategorikan perbuatan kriminal atau tindak pidana.
Sehingga orang yang melakukannya dikenakan sanksi atau hukuman sesuai dengan
syari’at Islam. Hukuman pelaku zina adalah sebagai berikut:
a) Dera atau pukulan sebanyak 100 (seratus) kali bagi pezina gairu muhsan dan
ditambah dengan mengasingkan atau membuang pelakunya ke tempat yang jauh dari
tempat mereka. Hal dini didasarkan pada firman Allah Swt. dalam Q.S. an-Nūr/24:2
serta hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu
Hurairah dan Zaid bin Khalid.
b) Dirajam sampai mati bagi pezina muhsan. Hukuman rajam dilakukan dengan cara
pelaku dimasukan ke dalam tanah hingga dada atau leher. Tempat untuk melakukan
hukuman rajam adalah di tempat yang banyak dilalui manusia atau tempat keramaian.
Hal ini berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud,
Tirmizi, dan An-Nasa’i.
5. Hukuman bagi yang Menuduh Zina (Qazaf)
Mengingat beratnya hukuman bagi pelaku zina, hukum Islam telah
menentukan syarat-syarat yang berat bagi terlaksananya hukuman tersebut, antara lain
sebagai berikut.
a) Hukuman dapat dibatalkan bila masih terdapat keraguan terhadap peristiwa atau
perbauatan zina itu. Hukuman tidak dapat dijalankan setelah benar-benar diyakini
tidak terjadi perzinaan.
b) Untuk meyakinkan perihal terjadinya zina tersebut, haruslah ada empat orang saksi
laki-laki yang adil. Dengan demikian, kesaksian empat orang wanita tidak cukup
untuk dijadikan bukti, sebagaimana empat orang kesaksian laki-laki yang fasik.
6. c) Kesaksian empat orang laki-laki yang adil ini pun masih memerlukan syarat, yaitu
bahwa setiap mereka harus melihat persis proses zina itu.
d) Andai seorang dari keempat saksi itu menyatakan kesaksian yang lain dari
kesaksian tiga orang lainnya atau salah seorang di antaranya mencabut kesaksiannya,
terhadap mereka semuanya dijatuhkan hukuman menuduh zina. Hukuman bagi
penuduh zina terhadap perempuan baik-baik adalah dengan didera sebanyak 80
(delapan puluh) kali deraan. Hal ini didasarkan pada firman Allah Swt. dalam Q.S.
An-Nur/24:4.
Begitu banyak dampak negatif yang di timbulkan dari pergaulan bebas. Patut
menjadi perhatian bagi generasi muda bahwa mereka sedang mempertaruhkan masa
depannya jika terlibat dalam pergaulan bebas yang melampaui batas.Adapun dampak
negatifnya adalahsebagai berikut :
1. Mendapat laknat dari Allah Swt. dan rasul-Nya.
2. Dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat.
3. Nasab menjadi tidak jelas.
4. Anak hasil zina tidak bisa dinasabkan kepada bapaknya.
5. Anak hasil zina tidak berhak mendapat warisan.
B. Macam – Macam Zina
Sebuah hadits Dari Abu Hurairah r.a. Bahwa Rasulullah saw telah bersabda
yang artinya: “Kedua mata itu bisa melakukan zina, kedua tangan itu (bisa)
melakukan zina, kedua kaki itu (bisa) melakukan zina. Dan kesemuanya itu akan
dibenarkan atau diingkari oleh alat kelamin.” (Hadis sahih diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim dari Ibnu Abbas dan Abu Hurairah). Dan “Setiap Bani
Adam mempunyai bagian dari zina, maka kedua mata pun berzina, dan zinanya
adalah melalui penglihatan, dan kedua tangan berzina, zinanya adalah menyentuh.
7. Kedua kaki berzina, zinanya adalah melangkah – menuju perzinaan.Mulut berzina,
zinanya adalah mencium. Hati dengan berkeinginan dan beranganangan. Dan
kemaluanlah yang membenarkan atau menggagalkannya.” (HR Bukhari).
C. Dampak Negatif Perzinaan
Mengapa zina dilarang agama? Islam melarang perbuatan zina karena dampak
negatifnya yang sangat besar. Akibat buruk yang ditimbulkan akibat perzinaan antara
lain:
1. Menghancurkan masa depan anak. Anak yang dihasilkan dari hubungan
gelap (perzinaan) akan menghadapi masa kanak-kanaknya dengan tidak bahagia
karena ia tidak memiliki identitas ayah yang jelas.
2. Merusak keturunan yang sah bila perzinaan menghasilkan seorang anak atau lebih.
Keturunan yang sah menurut Islam adalah anak yang dilahirkan dari pernikahan
yang sah. Bila hubungan gelap itu dilakukan dengan dua atau lebih laki-laki, maka
akan mengaburkan hubungan nasab atau keturunan kepada bapak yang sebenarnya.
3. Mendorong perbuatan dosa besar yang lain, seperti menggugurkan kandungan,
membunuh wanita yang telah hamil karena perzinaan, atau bunuh diri karena
menanggung rasa malu telah berzina.
4. Menimbulkan berbagai jenis penyakit kelamin seperti, misalnya AIDS, bila
perzinaan dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Walaupun saat ini telah ada alat
pengaman hubungan cekcual, namun hal tersebut tidak menjamin bebas tertular
penyakit cekcual menular.
5. Terjerat hukuman berupa rajam sebanyak seratus kali atau sampai mati. Hukuman
sosial bagi keluarga pelaku zina juga berlaku di masyarakat, dan hukuman ini akan
berlaku seumur hidup.
D.Hikmah Pengharaman Perilaku Zina
8. Perilaku zina merusak moral masyarakat dan melemahkan sendi-sendi
kepribadian bangsa. Adapun hikmah pengharaman perilaku zina adalah sebagai
berikut:
1. Menjaga keturunan agar terhindar dari ketidakjelasan nasab.
2. Dapat menjaga kesucian dan martabat manusia.
3. Hukuman berat bagi pelaku zina memberikan pelajaran bagi orang lain berupa rasa
takut mendekati zina dan melakukannya.
4. Terpelihara dari penyakit kotor yang ditimbulkan dari perzinaan seperti penyakit
kelamin dan AIDS.
5. Terhindar dari kejahatan-kejahatan lain yang diakibatkan setelah melakukan
perzinaan seperti pengguguran janin dan pembunuhan karena ingin menghindar dari
rasa malu.
E. Cara Menghindari Perzinaan
Lalu, bagaimanakah cara menghindarkan diri dari perilaku zina? Beberapa cara
efektif yang bisa kita lakukan untuk menghindarkan diri dari perbuatan zina adalah
sebagai berikut:
1. Hindari mendekati tempat-tempat maksiat yang dapat memberikan peluang
dan esempatan untuk berzina. Sekali kita melangkah masuk ke tempat tersebut, akan
sulit untuk berpaling dari beragam kemaksiatan.
2. Jangan mendekati hal-hal yang menjurus kepada perbuatan zina, seperti berpacaran,
berciuman, berpelukan dengan lawan jenis, menonton film porno, atau membaca
buku-buku yang di dalamnya terdapat konten pornografi. Mendekati hal-hal yang
menjurus kepada zina akan menyebabkan orang tersebut terobsesi untuk melakukan
perzinaan.
9. 3. Memilih teman bergaul yang saleh dan tidak suka mengunjungi tempat-tempat
maksiat. Sebab, teman yang saleh akan menebarkan kebaikan kepada temannya, serta
selalu mengingatkan tentang bahaya perzinaan.
4. Menambah ilmu pengetahuan agama dengan menghadiri majelis-majelis taklim.
Selain itu, kita juga perlu mengunjungi orang-orang saleh yang akan mengingatkan
diri untuk selalu waspada terhadap godaan nafsu dan jebakan ilusi setan dalam
perzinaan.
5. Membaca buku-buku keislaman yang secara spesifik mengingatkan pembacanya
mengenai bahaya perzinaan. Dengan memahami bahayanya, seseorang akan
menyadari pentingnya menghindari zina dalam kehidupan bermasyarakat.
6. Membaca Al-Quran sambil merenungi tafsirnya, mengindahkan sabda-sabda Nabi,
dan mendengarkan nasihat ulama tentang pentingnya menjauhi segala macam dosa,
termasuk berzina dan mendekati zina. Pergaulan bebas masyarakat modern sangat
rentan terhadap perilaku perzinaan. Mari menjaga tingkah laku diri kita sehingga
terhindar dari bahaya perzinaan. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda dalam
usaha membentengi keluarga dari akibat buruk perzinaan.
F. Ayat-ayat Al-Qur’ān dan Hadis tentang Larangan Mendekati Zina
1. Q.S. al-Isrā’/17:32
• Lafal Ayat dan Artinya
10. Artinya :“Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan
keji, dan suatu jalan yang buruk.”
• Kandungan Ayat Secara umum Q.S. al-Isrā’/17:32
mengandung larangan mendekati zina serta penegasan bahwa zina merupakan
perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk. Allah Swt. secara tegas memberi predikat
terhadap perbuatan zina melalui ayat tersebut sebagai perbuatan yang merendahkan
harkat, martabat, dan kehormatan manusia. Karena demikian bahayanya perbuatan
zina, sebagai langkah pencegahan, Allah Swt. melarang perbuatan yang mendekati
atau mengarah kepada zina.
1) Dampak di dunia
a. Menghilangkan wibawa. Pelaku zina akan kehilangan kehormatan, martabat atau
harga dirinya di masyarakat. Bahkan pezina disebut sebagai sampah masyarakat yang
telah mengotori lingkungannya.
b. Mengakibatkan kefakiran, Perbuatan zina juga akan mengakibatkan pelakunya
menjadi miskin sebab ia akan selalu mengejar kepuasan birahinya. Ia harus
mengeluarkan biaya untuk memenuhi nafsu birahinya, yang pada dasarnya tidaklah
sedikit.
c. Mengurangi umur Perbuatan zina tersebut juga akan mengakibatkan umur
pelakunya berkurang lantaran akan terserang penyakit yang dapat mengakibatkan
kematian. Saat ini banyak sekali penyakit berbahaya yang diakibatkan oleh perilaku
seks bebas, seperti HIV/AIDS, infeksi saluran kelamin, dan sebagainya.
2) Dampak yang akan dijatuhkan di akhirat
a. Mendapat murka dari Allah Swt. Perbuatan zina merupakan salah satu dosa besar
sehingga para pelakunya akan mendapat murka dari Allah Swt. kelak di akhirat.
11. b. Hisab yang jelek (banyak dosa) Pada saat hari perhitungan amal (Yaumul Hisab),
para pelaku zina akan menyesal karena mereka akan diperlihatkan betapa besarnya
dosa akibat perbuatan zina yang dia lakukan semasa hidup di dunia. Penyesalan hanya
tinggal penyesalan, semuanya sudah terlanjur dilakukan.
c. Siksaan di neraka Para pelaku perbuatan zina akan mendapatkan siksa yang berat
dan hina kelak di neraka. Dikisahkan pada saat Rasulullah saw. melakukan Isra’ dan
Mi’raj beliau diperlihatkan ada sekelompok orang yang menghadapi daging segar tapi
mereka lebih suka memakan daging yang amat busuk daripada daging segar. Itulah
siksaan dan kehinaan bagi pelaku zina.
2. Q.S. an-Nµr/24:2
• Lafal Ayat dan Artinya
Artinya :“Pezina perempuan dan pezina laki-laki, deralah masing-masing dari
keduanya seratus kali, dan janganlah rasa belas kasihan kepada keduanya mencegah
kamu untuk (menjalankan) agama (hukum) Allah Swt., jika kamu beriman kepada
Allah Swt. dan hari kemudian; dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka
disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.”
12. • Kandungan Q.S. an-Nµr/24:2
1. Perintah Allah Swt. untuk mendera pezina perempuan dan pezina laki-laki masing-
masing seratus kali.
2. Orang yang beriman dilarang berbelas kasihan kepada keduanya untuk
melaksanakan hukum Allah Swt.
3. Pelaksanaan hukuman tersebut disaksikan oleh sebagian orang-orang yang beriman.
Menerapkan Perilaku Mulia
Kewajiban menutup aurat dengan berbusana sesuai dengan syari’at Islam, merupakan
salah satu akhlak yang sangat penting dalam Islam. Pernerapan perilaku tersebut
dalam pergaulan sehari-hari di antaranya dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1) Menjaga pergaulan yang sehat.
2) Menjaga aurat.
3) Menjaga pandangan.
4) Menjaga kehormatan.
5) Meningkatkan aktivitas dan rajin berpuasa.
RANGKUMAN
1. Pergaulan bebas adalah pergaulan yang tidak dibatasi oleh aturan agama
maupun susila. Salah satu dampak negatif dari pergaulan bebas adalah perilaku
yang sangat dilarang oleh agama Islam, yaitu zina.
2. Islam melarang perbuatan zina karena dampaknegatifnya yang sangat besar.
3. Zina Muhsan, yaitu pezina sudah balig, berakal, merdeka, sudah pernah
menikah. Hukuman terhadap zina muhsan adalah dirajam (dilempari dengan
batu sederhana sampai meninggal).
13. 4. Zina Gairu Muhsan, yaitu pezina masih lajang, belum pernah menikah.
Hukumannya adalah didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun.
EVALUASI
1.Berikut ini yang bukan merupakan cara untuk menghindari pergaulan bebas dan zina
adalah…
a.senantiasa berlindung kepada Allah swt. Dari godaan setan yang terkutuk
b.mengerjakan amal saleh
c.bergaul dengan orang orang saleh atau orang orang orang yang selalu berbuat saleh
d.tidak salah dalam memiih teman
e.sering keluar malam
2.Ayat al-qur’an yang berisi tentang larangan mendekati zina karena termasuk
perbuatan keji
adalah….
a.QS al-Isra/17:32
b.QS an-Nur/24:2
c.QS az-Zumar/39:9
d.QS an-Nahl/16:97
e.QS al-Isra/17:31
3. Ayat al-qur’an yang berisi tentang hukuman bagi pezina adalah…
a.QS al-Isra/17:32
b.QS an-Nur/24:2
c.QS az-Zumar/39:9
d.QS an-Nahl/16:97
e.QS al-Isra/17:31
4.Berikut ini yang bukan merupakan dampak pergaulan bebas adalah
a.ketergantungan obat obatan terlarang
b.hamil diluar nikah
c.terserang penyakit HIV/AIDS
d.aborsi
e.banyak tahu tentang agama
14. 5.berikut ini yang merupakan manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan zina
adalah…
a.melahirkan generasi yang kuat dan sehat
b.mempunya banyak keterunan
c.punya banyak teman
d.banyak uang
e.disayangi teman
6. berikut ini yang bukan manfaat dan hikmah larangan pergaulan bebas dan zina
adalah…
a.meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.
b.jauh dari siksa api neraka
c.kurang pergaulan
d.melahirkan keturunan yang baik
e.terhindar dari penyakit HIV/AIDS
7.Berikut ini merupakan cara menghindari pergaulan yang buruk adalah…
a.memilih teman yang baik
b.sering buka internet
c.terlalu banyak keluar malam
d.berteman dengan orang yang lebih tua dari kita
e.sering menginap di rumah teman
8.singkatan dari narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif adalah…
a.naoza
b.narkoba
c.narkoterza
d.naza
e.nateza
9.contoh perbuatan zina tangan adalah…
a.memukul teman
b.melempar
c.menampar
d.memegang tangan wanita bukan muhrim
e.berjalan dengan tangan
10.Contoh perbuatan zina mata adalah…
16. MODUL
SMA KELAS X(sepuluh)
IMAN KEPADA MALAIKAT
STANDAR KOMPETENSI
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
KOMPETENSI DASAR
Memahami makna beriman kepada malaikat –malaikat Allah SWT
Berprilaku yang mencerminkan kesadaran beriman kepada malaikat-malaikat
Allah SWT
MATERI POKOK
Beriman kepada malaikat
Tanda-tanda beriman kepada malaikat
Penerapan keimanan kepada malaikat
A.Beriman Kepada Malaikat
1. Pengertian Iman kepada malaikat
Untuk dapat mengimani malaikat, kita harus memahami pengertian
malaikat. Malaikat adalah hamba Allah yang diciptakan untuk menyelesaikan
17. berbagai tugas dan urusan. Malaikat merupakan makhluk gaib yang memiliki
ciri-ciri dan sifat berbeda dengan manusia. Firman Allah swt:
Artinya: “Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan
malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan)
yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang dua, tiga dan empat”)
(Qs.Fatir/35:1)
Malaikat diciptakan dari cahaya, sebagaimana ditegaskan dalam hadis riwayat
Imam Muslim yang artinya:
“Malaikat itu diciptakan dari cahaya(nur), jin diciptakan dari nyala api, dan
Adam (manusia) diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepadamu (tanah
liat).”
Penciptaan malaikat terjadi sebelum diciptakan manusia. Hal ini seperti
dijelaskan dalam ayat sebagai berikut:
Artinya: “Ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat, sesungguhnya
aku hendak menjadikan seseorang khalifah dimuka bumi” (Q.s Al-
Baqarah/2:30)
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahuipengertian iman kepada
malaikat, yaitu meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan
dan mengurus malaikat untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dari Allah
swt. Mengimani malaikat merupakan salah satu dari rukun iman, yaitu rukun
iman kedua. Anjuran mengimani malaikat sebagaimana disebutkan dalam
hadis Rasulullah saw tentang iman. Seperti disampaikan oleh Abdullah bin
Umar r.a bahwa Rasulullah telah bersabda :
“Iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari akhir serta beriman kepada ketentuan (takdir)
yang baik maupun yang buruk.”
2. Mengimani Sepuluh Malaikat dan Tugas-tugasnya
Tidak ada dalil yang menjelaskan secara konkret jumlah malaikat.
Akan tetapi, menurut beberapa riwayat dijelaskan bahwa jumlah malaikat
sangat banyak. Diantara sekian banyak malaikat, ada sepuluh yang harus kita
18. ketahui dan imani. Kesepuluh malikat beserta tugas-tugasnya dapat dijelaskan
sebagai berikut.
a. Malaikat Jibril
Malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu kepada para rasul. Malaikat
Jibril memiliki kedudukan tinggi karena merupakan pemipin dari para
malaikat. Dia mempunyai gelar Ruhul Qudus. Tugasnya menyampaikan
wahyu hingga masa Nabi Muhammad saw. Sebagai rasul terakhir.
b. Malaikat Mikail
Malaikat Mikail bertuga smembagikan rezeki kepada seluruh makhluk
Allah di alam ini, termasuk kepada manusia. Ia juga bertanggung jawab
menurunkan hujan dan menumbuhkan tanaman.
c. Malaikat Rakib dan Atid
Malaikat Rakib dan Atid bertugas mengawasi amal kita dalam menjalani
hidupo di dunia. Malaikat Rakib mencatat setiap amal kebaikan kita,
sedangkan Malaikat Atid yang mencatat amal buruk kita.
d. Malaikat Izrail
Tugas Malaikat Izrail adalah bertanggung jawab terhadap kelahiran dan
kematian seluruh makhluk di alam ini. Malaikat Izrail bertugas mencabut
nyawa kita sesuai waktu yang ditetapkan oleh Allah swt. Dalam salah satu
hadis di jelaskan bahwa di bawah komandonya, bekerja seratus ribu
kelompok malaikat.
e. Malaikat Munkar dan Nakir
Malaikat Munkar dan Nakir merupakan dua malaikat yang bertugas
mengajukan pertanyaan kepada kita di alam kubur nanti, baik kepada orang
mukmin maupun kafir. Dalam hadis riwayat Ibnu Hibban dijelaskan:
“Ada tiga golongan yang tidak melewati pertanyaan dari Malaikat
Munkar dan Nakir, yaitu para nabi, anak kecil, dan orang yang gugur
sebagai sahid.
f. Malaikat Israfil
Malaikat Israfil tugasnya meniup sangkakala yang menandai datangnya
hari kiamat. Setelah Malaikat Israfil membunyikan sangkakalanya, segera
datang hari kiamat. Setelah itu, seluruh umat manusia keluar dari alam
kuburnya yang berlanjut sampai pada penetapan makhluk yang menjadi
ahli surga atau ahli neraka.
g. Malaikat Ridwan dan Malik
Tugasnya kedua malaikat ini adalah menjaga surga dan neraka. Pada hari
akhir kelak, manusia dikelompokkan berdasarkan amalnya. Orang yang
beriman dan beramal baik akan masuk surga serta disambut oleh Malaikat
Ridwan. Sedangkan yang kufur dan beramal jahat akan dilemparkan ke
neraka yang dijaga oleh Malaikat Malik.
B.Tanda-tanda Beriman kepada Malaikat
1. Kesadaran Diri tentang Keberadaan Malaikat
19. Agar keimanan tertanam kuat, kita harus sadar bahwa malaikat selalu
berada di sekitar kita. Dengar demikian, aktivitas apapun tidak luput dari
pengawasan malaikat. Rasulullah saw telah bersabda :
“Sesungguhnya ada makhluk yang menyertai kalian semua dan tidak
memisahkan diri darimu, melainkan diwaktu kalian semua berada di tempat
sunyi (buang air besar atau kecil), juga ketika bersetubuh. Oleh karena itu,
hendaknya kalian malu kepada mereka dan muliakanlah mereka.”
Makhluk yang dimaksud dalam hadis ini adalah para malaikat. Secara
terperinci, merujuk pada dalil-dalil dalam Al-Quran dan hadis, dijelaskan
bahwa malaikat selalu menyertai kita dalam hal-hal berikut.
a. Mendoakan Orang Mukmin
Allah swt, telah mengilhamkan kepada para malaikat agar merendahkan
diri dengan memanjatkan doa-doa serta memohon dengan rahmat-nya
untuk orang-orang yang suka bertobat. Malaikat berdoa supaya mereka
dimasukkan dalamgolongan hamba-hambanya yang shaleh.
b. Turut Mengamini Orang yang Shalat
Malaikat turut mengaminkan orang-orang yang sedang shalat.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a bahwa rasulullah bersabda:
“Jika imam mengucapkan, Gairil magdubi’alaihim walazzallin,
ucapkanlah amin”
Hal ini karena sesungguhnya malaikat pun mengucapkan, “amin”..(H.R.
Ahmad, Abu Daud,dan Nasai). Dengan petunjuk hadis ini dapat dipahami
bahwa jika kita sedang melaksanakan ibadah dengan berjamaah, malaikat
pun turut mengamini salat kita. Khusus untuk shalat subuh, bahkan dalam
riwayat Iman Bukhari dijelaskan dari Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah
bersabda:
“Keutamaan shalat jamaah (bersama-sama) melebihishalat sendiri dengan
selisih dua puluh lima derajat. Malaikat malam dan malaikat siang
berkumpul pada waktu salat fajar (subuh).”
Abu Hurairah kemudian mengatakan “Bacalah sekehendakmu ayat yang
artinya:
Artinya: “Laksanakanlah sejak matahari tergelincir sampai gelapnya
malam dan laksanakan pula shalat subuh. Sungguh salat subuh itu
disaksikan oleh malaikat”
(Q.s Al-Isra ; 78)
c. Turun Ketika Ada Orang Membaca Al-Qur’an
20. Malaikat akan turun ketika ada bacaan Al-Qur’an untuk ikut
mendengarnya. Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari dan
Muslim diceritakan ada seorang sahabat pada suatu malam sedang
membaca Al-Qur’an di tempat dekat kandang kudanya, tiba-tiba kudanya
melompat-lompat. Ketika kejadian itu ditanyakan kepada Rasulullah,
dijelaskan bahwa kuda yang melompat-lompat tersebut karena melihat
malaikat yang turun mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
d. Mencatat Amal Perbuatan setiap Amal
Apa pun amal manusia akan di catat oleh malaikat dengan catatan yang
sangat diteliti. Dengan demikian, tidak ada amal manusia yang luput dari
catatan malaikat.
e. Memberi Kemantapan dalam Hati Orang yang Beriman
Sebagian malaikat ada yang bertugas meneguhkan kaum mukminin agar
memiliki hati yang mantap. Sebagaimana firman Allah swt sebagai berikut.
Artinya: “(Ingatlah) ketika tuhanmu mewahyukan kepada para malaikat,
sesungguhnya aku bersama kalian, maka teguhkanlah (pendirian) orang-orang
yang beriman (Q.s Al-anfal [8]:12)
2. Menunjukkan Iman kepada Malaikat
Dengan memahami keberadaan malaikat secara benar akan berdampak
positif bagi yang mengimaninya. Orang yang beriman kepada malaikat dapat
ditandai dengan beberapa sikat berikut:
a. Mengimani Rukun Iman yang lain
Iman kepada malaikat harus disertai keimanan kepada rukun iman yang
lain, yaitu kepada Allah, kitab, rasul, hari akhir, dan qada serta qadar. Jika
seseorang mengimani keberadaan malaikat, tetapi mengafiri lima rukun
iman merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisah-pisahkan karena
keimanan kepada satu rukun iman berarti ada konsekuensi untuk
mengimani yang lain.
b. Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya
Beriman kepada malaikat dapat dibuktikan dengan bersikap taat kepada
Allah dan rasulnya. Allah telah mengutus para malaikat dengan tugas-tugas
tertentu yang dikerjakan secara sempurna. Salah satunya, mengutus
malaikat untuk menyampaikan firman kepada rasul. Oleh karena itu,
bersikap taat kepada Allah dan rasulnya merupakan bukti keimanan kepada
malaikat. Belum disebut beriman kepada malaikat jika kita masih merasa
nyaman untukbermaksiat kepada Allah dan rasul. Bermaksiat kepada Allah
21. dan rasul, juga menunjukkan kurang percaya pada kebenaran Al-Qur’an
yang disampaikan melalui perantara malaikat.
c. Tidak menjadikan Malaikat sebagai Sekutu Allah
Kita dilarang bersikap seperti kaum Jahiliah Quraisy yang menganggap
malaikat sebagai anak perempuan Allah. Malaikat sesama makhluk Allah
yang diciptakan untuk menjalankan tugas-tugas tertentu. Penciptaan
malaikat bukan menunjukkan kelemahan Allah, tetapi justru membuktikan
kebesaran Allah di antara makhluk-makhluknya. Oleh karena itu, sangat
keliru jika ada yang menganggap Allah bersifat lemah, apalagi menjadikan
malaikat sebagai sekutunya.
d. Menjalankan isi Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah
melalui perantara Malaikat Jibril. Malaikat Jibril bertugas menyampaikan
wahyu kepada para rasul. Dengan demikian, mengimani malaikat juga
harus dibuktikan dengan menjalankan perintah dan ajaran yang termuat
dalam kitab Al-Qur’an.
e. Menaati Ajaran Islam
Malaikat selalu mengumandangkan doa dan memberi nilai pahala bagi
manusia yang menjalankan ajaran islam. Iman kepada malaikat dapat
dibuktikan dengan kesungguhan kita untuk selalu menjalankan tuntunan
ajaran islam dalam hidup sehari-hari. Kita juga perlu mengajak sesama
umat muslim lainnya untuk selalu menjalankan ajaran islam tersebut.
C.Penerapan Keimanan kepada Malaikat
Menerapkan iman kepada malaikat pada dasarnya dapat dibuktikan dengan
membiasakan diri untuk berbuat baik dalam hidup sehari-hari. Ini dilakukan setelah
kita memahami kemuliaan sifat-sifat malaikat, misalnya selalu bertanggung jawab
dengan tugasnya, tidak pernah bermaksiat kepada Allah, selalu memujinya sepanjang
waktu, dan tidak pernah mengeluh. Orang yang beriman kepada malaikat sedapat
mungkin meneladani sifat-sifat tersebut. Keimanan kepada malaikat dalam kehidupan
sehari-hari misalnya ditunjukkan pada hal-hal berikut:
1. Rajin Berbuat Baik
Malaikat menilai setiap amal kita, meskipun yang baru berupa niat. Niat
baik seseorang yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendapat rida dari
Allah bernilai ibadah sehingga berhak mendapatkan balasan pahala.
Demikian halnya perbuatan buruk, meskipun baru sebatas niat, dicatat
sebagai dosa oleh malaikat. Oleh karena itu, mengimani malaikat
mendorong kita untuk selalu berbuat baik dalam menjalani hidup.
22. 2. Selalu Bersikap Hati-Hati
Dalam hidup sehari-hari seluruh gerak-gerik kita luput dari pengawasan
malaikat. Dengan menyadari keberadaan malaikat, kita menjadi merasa
malu jika malaikat menyaksikan kita sedang berbuat sesuatu yang
melanggar perintah Allah swt. Sikap hati-hati juga bukan berarti kita sangat
takut kepada malaikat sehingga justru ditunjukkan dengan berbuat yang
melanggar. Misalnya dengan menyembahnya, menjadikannya tempat
bergantung atau menganggapnya sebagai anak Tuhan.
3. Selalu Bersikap Rendah Hati
Sikap rendah hati dalam islamdisebut tawaddu’. Sikap rendah hati
dilakukan karena kita menyadari bahwa Allah telah menciptakan malaikat
dengan kemuliaan sifat-sifat tertentu. Kita tidak boleh bersikap sombong
dengan merasa sebagai makhluk yang paling mulia sehingga cenderung
berbuat sesuka hati.
4. Semangat Dalam Berusaha
Sadar dan mengimani keberadaan malaikat disekitar manusia menyebabkan
kita bersikap optimis. Kita semakin bersyukur karena ada makhlukyang
turut mendoakan kebaikan dan memohonkan ampunan kepada kita. Sikap
optimis misalnya ditunjukkan dalam urusan rezeki. Manusia tidak boleh
mudah menyerah dankhawatir dengan jaminan rezeki dari Allah yang
dibagikan oleh Malaikat Mikail.
5. Giat Menuntut Ilmu
Ilmu yang berguna dan dapat dimanfaatkan untuk orang lain merupakan
ladang pahala bagi kita. Selain diri kita sendiri atau orang lain dapat
mengambil manfaat dari ilmu pengetahuan, malaikat pun menaruh hormat
kepada kita. Dengan alasan ini,kita tidak boleh bermalas-malasan dalam
menuntut ilmu karena banyaknya hikmah yang dapat kita petik.
RANGKUMAN
1. Malaikat adalah hamba Allah yang diciptakan untuk menyelesaikan berbagai
tugas dan urusan.
2. Malaikat merupakan makhluk gaib yang memiliki ciri-ciri dan sifat berbeda
dengan manusia.
3. Pengertian iman kepada malaikat adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa
Allah telah menciptakan dan mengutus malaikat untuk melaksanakan tugas-
tugas tertentu dari Allah swt.
4. menurut beberapa riwayat hadis dijelaskan bahwa jumlah malaikat sangat
banyak di antara banyak malaikat, ada sepuluh yang harus kita ketahui dan
imani.
23. 5. Keimanan kepada malaikat harus dilakukan secara terpadu, yaitu dengan
meyakini sepenuh hati keberadaannya, mengikrarkan dengan lisan, dan
membuktikannya dengan sikap dan amal yang benar dalam menjalani hidup
sehari-hari.
6. Contoh sikap iman kepada malaikat dibuktikan dengan perilaku sebagai
berikut.
a. Memiliki kesadaran bahwa malaikat berada di sekitar kita.
b. Mengimani rukun iman yang lain.
c. Taat kepada Allah dan rasul-Nya.
d. Tidak menjadikan malaikat sebagai sekutu Allah.
e. Menjalankan isi Al-Qur’an
7. Cara menerapkan iman kepada malaikat dalam kehidupan sehari-hari
misalnya ditunjukkan dengan hal-hal berikut.
a. Rajin berbuat baik
b. Selalu bersikap hati-hati
c. Selalu bersikap hati-hati
d. Selalu bersikap rendah hati
e. Semangat dalam berusaha
f. Giat menuntut ilmu
LATIHAN
Jawablah pertanyaan dengan benar!
1. Sebutkan macam-macam penerapan dalam keimanan kepada malaikat?
2. Apa yang dimaksud dengan tidak menjadikan malaikat sebagai sekutu Allah?
3. Bagaimana cara beriman kepada malaikat secara terpadu?
4. Sebutkan 10 macam malaikat beserta tugasnya?
5. Mengapa kita harus menyadari bahwa malaikat ada di sekitar kita?
Jawaban :
1. a. Rajin berbuat baik
b. selalu bersikap hati-hati
c. selalu bersikap rendah hati
d. semangat dalam berusaha
e. giat menuntut ilmu
2. Kita dilarang bersikap seperti kaum Jahiliah Quraisy yang menganggap
malaikat sebagai anak perempuan Allah. Malaikat sesama makhluk Allah yang
diciptakan untuk menjalankan tugas-tugas tertentu. Penciptaan malaikat bukan
24. menunjukkan kelemahan Allah, tetapi justru membuktikan kebesaran Allah di
antara makhluk-makhluknya. Oleh karena itu, sangat keliru jika ada yang
menganggap Allah bersifat lemah, apalagi menjadikan malaikat sebagai
sekutunya.
3. Yaitu dengan meyakini sepenuh hati keberadaannya, mengikrarkan dengan
lisan, dan membuktikannya dengan sikap dan amal yang benar dalam
menjalani hidup sehari-hari
4. a. Malaikat Jibril (menyampaikan wahyu)
b. Malaikat Mikail (membagikan rezeki kepada seluruh makhluk Allah di alam
ini)
c. Malaikat Rakib dan Atid (bertugas mengawasi amal perbuatan kita di dunia,
baik dan buruk)
d. Malaikat Izrail (bertanggung jawab terhadap kelahiran dan kematian seluruh
makhluk di alam ini)
e. Malaikat Munkar dan Nakir (mengajukan pertanyaan kepada kita di alam
kubur nanti, baik kepada orang mukmin dan kafir)
f. Malaikat Israfil (meniup sangkakala pada saat datangnya hari kiamat)
g. Malaikat Ridwan dan Malik (menjaga surga dan neraka)
5. Agar keimanan tertanam kuat, kita harus sadar bahwa malaikat selalu berada di
sekitar kita. Dengar demikian, aktivitas apapun tidak luput dari pengawasan
malaikat.
DAFTAR PUSTAKA
Thoyar, Husni. 2011. Pendidikan Agama Islam untuk SMA. Kementrian Pendidikan
Nasional: Pusat Perbukuan dan Kurikulum.
SUMBER HUKUM ISLAM
KOMPETENSI DASAR
1. Memahami kedudukan Al-Quran, Hadits, dan Ijtihad sebagai sumber hukum
Islam.
2. Menyajikan macam-macam sumber hukum Islam.
STANDAR KOMPETENSI
Mengetahui sumber hukum islam materi pokok :
1. Pengertian al-qur’an
2. Al-Hadits
3. Ijma’ sahabat
25. 4. Qiyas
A. SUMBER HUKUM ISLAM
Sumber hukum Islam artinya sesuatu yang darinya di gali berbagai hukum,
baik perbuatan manusia maupun benda-benda yang akan di pakai manusia dalam
kehidupannya. sumber hukum dalam islam adalah Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’
sahabat dan Qiyas. sebagian Ulama’ ada yang menambah dengan yang lain seperti,
Istihsan, al-Maslahah al mursalah, Uruf. tapi yang menjadi jumhur ulama’ adalah
hanya empat tadi. dan kita akan membahas yang telah di sepakati oleh sebagian besar
Ulama’ yaitu :
1. AL-QUR’AN
a. Pengertian Al-Qur’an
Secara bahasa kata Al-Qur’an berasal dari bahasa arab dari kata yang
berarti bacaan.1
sedangkan secara Istilah Al-Qur’an adalah Firman Allah
yang di turunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat
Jibril dalam bahasa arab, sebagai Mu’jizat baginya dan membacanya
merupakan Ibadah. Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz, 114 surat dan jumlah
ayatnya menurut jumhur ulama’ adalah 6666 ayat.
Dari pengertian di atas dapat kita fahami;
1) Al-Qur’an adalah Firman Allah, bukan yang lain, bukan perkataan
Muhammad SAW, Bukan perkataan Orang arab walaupun ia berbahasa
arab karena di dalam Al-Qur’an sendiri terdapat banyak ayat yang
menantang orang arab untuk membuat yang semisal dengan Al-Qur’an.
Jikalau buatan orang arab pastilah tidak terdapat ayat seperti itu.
2) Al-Qur’an adalah Firman Allah yang di turunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, jika Firman Allah itu di turunkan kepada selain Nabi
Muhammad maka itu bukan Al-Qur’an, tetapi Kitab Lain.
1
A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Pustaka Progressif, Surabaya,
2002
26. 3) Al-Qur’an adalah Firman Allah dalam Bahasa Arab, atau Kitab
berbahasa arab, bahasa Al-Qur’an seluruhnya berbahasa arab arab, tidak
ada satu katapun yang bukan bahasa arab.2
Bahasa arab memiliki
keistimewaan di bandingkan dengan bahasa lain di dunia, bahasa yang
paling beragam dan paling banyak perbendaharaan katanya. dan Tidak
ada satu katapun dalam Al-Qur’an yang tidak bisa di pahami orang.
4) Al-Qur’an merupakan Mu’jizat yang paling besar bagi Nabi Muhammad
SAW, dan Nabi Muhammad dalam menghadapi para penantangnya
yaitu orang-orang kafir dengan menggunakan Al-Qur’an, tidak dengan
Mu’jizat yang lain, walaupun banyak mu’jizat yang lain yang di berikan
Allah. dengan Al-Qur’an maka lemahlah para musuhnya, baik di masa
beliau hingga hari kiamat.
5) Membaca Al-Qur’an bernilai Ibadah. tidak ada kitab yang apabila
membacanya bernilai Ibadah, kecuali Al-Qur’an. membaca satu huruf
dalam Al-Qur’an mendapat kebaikan sepuluh kali lipatnya.
b. Kedudukan Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai sumber hukum islam yang pertama dan Utama.
artinya segala sesuatu ( perbuatan hamba, dan benda-benda yang di pakai
manusia ) harus di gali dari Al-Qur’an. jika seorang hamba akan melakukan
suatu perbuatan maka ia harus mengetahui apakah perbuatan itu di perintah,
di bolehkan atau di larang oleh Allah dalam Al-Qur’an, kalau tidak di
temukan maka ia harus mencarinya dalam hadits, jika tidak ditemukan dalam
hadits melihat Ijma’ sahabat, dan qiyas. tidak di benarkan perbuatan hamba
menyalahi dari Al-Qur’an.
c. Fungsi Al-Qur’an
2
Jumhur Ulama’, Lihat Kitab Ar-Risalah, Karya Imam Syafi’i ( terjemah ) penerbit Pustaka
Firdaus, Jakarta, Cetakan ke lima, hal 60, dan Kitab Syahsiyah islamiyah karya Syeh Taqiyuddin An-
Nabhani, edisi terjemah, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, cetakan I, Hal 234.
27. 1) Al-Qur’an berfungsi sebagai Petunjuk bagi manusia dan menjelaskan
petunjuk itu. Allah SWT berfirman ;
Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk
itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). karena itu,
Barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di
bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan
Barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu,
pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan
tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah
atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (
QS Al-Baqarah ; 185)
2) Al-Qur’an berfungsi sebagai Pembeda
Maksudnya Al-Qur’an membedakan antara yang haq dan yang
bathil, dengan Al-Qur’an akan menjadi jelas antara kebenaran dan
kesalahan, kesesatan. Kadang manusia dalam mengarungi hidup
berhadapan dengan permaslahan yang ia tidak mampu mengetahui
apakah benar atau salah. Untuk itu maka Al-Qur’an datang berfungsi
menjelaskan mana yang benardan mana yang salah. Islam adalah
kebenaran dan kekafiran adalah kesesatan
3) Al-Qur’an berfungsi sebagai penguji terhadap Kitab Sebelumnya
28. Maksudnya, untuk mengukur kebenaran isi kitab sebelumnya
maka menggunakan ukuran Al-Qur’an, jika isi kitab sebelumnya sesuai
dengan Al-Qur’an maka berarti benar, tapi jika idak sesuai dengan Al-
Qur’an berarti kitab itu telah tercemar oleh sesuatu yang lain selain
Wahyu Allah. hal ini karena kitab sebelum Al-Qur’an itu adalah firman
Allah juga, dan Allah mengatakan bahwa Al-Qur’an Pengujinya, atau
penjaganya; Allah berfirman:
Artinya; dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang
diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain
itu... ( QS Al-Maidah ; 48 )
4) Sebagai Syifa’ (obat)
Al-Qur’an berfungsi sebagai obat bagi manusia, yaitu obat dari
segala macam penyakit, baik penyakit hati, seperti ‘ujub, hasad, sum’ah,
ghibah, fitnah dan sebaginya. Serta juga obat bagi penyakit fisik. Pernah
suatu rombongan kaum muslimin dalam suatu perjalanan berkemah di
29. suatu kampung, dan terdengarlah seorang penduduk kampung berteriak
kesakitan karena di sengat binatang, lalu salah seorang dari kaum
muslimin membantunya dengan membacakan Ayat al-Qur’an dan
alhamdulillah sembuh.
5) Garis-garis besar kandungan Al-Qur’an
a) berisi tentang Aqidah, berisi pokok-pokok keimanan, Iman kepada
Allah, Malaikat-Malaikat-Nya, Kitab-Kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari
kiamat, Qodho’ dan Qadar, Yaumul ba’ats, Mahsyar, Hisab, Mizan,
yaumul jaza’, surga dan neraka
b) berisi tentang Tatacara beribadah, seperti perintah Sholat, Zakat, Puasa,
haji, Infaq, jihad, dan lain-lain
c) berisi tentang Syariah, hukum-hukum, seperti sistem pemerintahan,
sistem ekonomi, sistem sanksi, sistem keuangan, sistem pergaulan dsb
d) berisi tentang Mu’amalah, sistem Politik, Ekonomi (pengelolaan
Sumber Daya Alam, Sosial, Budaya.
2. AL-HADITS
a. Pengertian
Secara bahasa kata hadits berasa dari kata haditsa artinya adalah baru.
maksudnya yang datang kemudian di bandingkan Al-Qur’an. secara Istilah
Hadits artinya segala sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW baik perkataan, perbuatan atau ketetapan. Istilah Lain yang sama dengan
Hadits adalah As-Sunnah. secara Bahasa As-Sunnah artinya jalan, metode atau
arah. secara istilah terdapat dua pengertian yaitu:
1) Menurut Ulama ahli hadits As-Sunnah adalah “perkataan, perbuatan,
Taqrir, Sifat Akhlaq, sifat anggota badan yang di sandarkan kepada
Rasulullah SAW”.
30. 2) Menurut Ulama Ushul Fiqih As-sunnah adalah “perkataan, perbuatan dan
taqrir terhadap suatu perkataan atau perbuatan yang datang dari Rasulullah
SAW”.3
b. kedudukan hadis
Hadits atau as-Sunnah merupakan sumber hukum islam yang kedua
setelah Al-Qur’an. Kehujjahan hadits sebagai sumber hukum islam di Akui
Oleh Al-Qur’an (Allah ). Allah SWT berfirman ;
Artinya; dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut
kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya).( QS An-Najm; 3-4 )
Artinya; Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka
adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan
Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat
keras hukumannya.( QS Al-Hasyr [59]; 7 )
c. fungsi
3
Atha’ bin khalil, Ushul Fiqih ( edisi terjemah ), Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, hal 98,
demikian juga dalam Kitab Syahsiyah Islamiyah ( edisi Terjemah ), Syeh Taqiyuddin An-Nabhani,
Pustaka Thoriqul Izzah, Bogor, Hal 456.
31. Sebagai sumber hukum islam yang kedua, maka Fungsi hadits terhadap Al-
Qur’an adalah;
1) Memberikan rincian terhadap Ayat-ayat Al-Qur’an yang bersifat umum.
Contoh,
Keumuman perintah sholat, seperti
Artinya; dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta
orang-orang yang ruku' ( QS Al-Baqarah [2]; 43 )
Maka hadits datang memberikan rincian tatacara sholat Rasulullah SAW
bersabda;
صَلُّوْا كْمْا َأْيْْ َم ُمُنَلم َصَوْاي ...
Sholatlah sebagaimana engkau melihat aku Sholat.
2) Memberikan pengkhususan kepada ayat yang berlaku umum
Contoh, ayat yang berkenaan dengan hukuman bagi Pezina adalah dera
seratus kali, Allah berfirman;
Artinya; perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka
deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah
belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan)
agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan
hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan
orang-orang yang beriman. ( QS An-Nuur [ 24]; 2 )
32. Maka datang Hadits memberikan pengkhususan kepada perempuan
dan laki-laki telah bersuami dan beristri melakukan perbuatan Zina maka
hukumannya adalah di bunuh yaitu di Rajam.
3) Memberi batasan kemuthlakan Al-Qur’an, contoh ayat tentang hukuman
bagi pencuri, QS An-Nisa’ ayat 38
Artinya; laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah
tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan
dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
Ayat di atas berlaku umum yaitu setiap laki-laki dan perempuan
yang mencuri harus mendapat hukuman Potong tangan. maka hadits
datang memberikan batasan bahwa yang mendapat hukuman potong
tangan adalah Pencuri yang mencuri senilai seperempat Dinar.
d. MACAM MACAM HADIS
Hadits di lihat dari sanadnya ( jalur periwayatannya ) dapat di bagi menjadi
tiga yaitu Hadits Mutawatir, Hadits Masyhur dan Hadits Ahad.4
Syarat-syarat Hadits Mutawatir ada tiga
1) Jumlah Periwayatannya harus dalam jumlah yang bisa mencegah mereka
untuk bersepakat dalam kedustaan.
4
Muhammad Husain Abdullah, Dirasat fi al fikri al Islami ( terjemah-Studi Dasar-dasar
Pemikiran Islam), Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, 2002, hal 50
33. 2) pengetahuan perawi terhadap hadits harus melalui jalan pendengaran, atau
penyaksian, bukan pengambilan konklusi.
3) Harus Mutawatir pada tiga masa, yakni pada masa Sahabat, tabi’in, tabiut
Tabi’in.
Hadits Mutawatir terbagi dua yaitu :
1) Hadits Masyhur adalah hadits yang diriwayatkan oleh sejumlah sahabat
akan tetapi tidak mencapai batas jumlah mutawatir, kemudian mutawatir
pada masa tabi’in dan tabiut tabi’in. Hadits Masyhur tetap menjadi Hujjah
dalam masalah hukum syara’.
2) Hadits Ahad yaitu Hadits yang di riwayatkan oleh sejumlah orang yang
tidak mencapai batas mutawatir pada tiga masa. Hadits ahad wajib di
amalkan jika telah memenuhi syarat-syarat di terimanya sebuah hadits.
Hadits ahad terbagi menjadi tiga bagian yaitu;
1) Hadits Shohih adalah Hadits yang tidak di perselisihkan keshohihannya
oleh para ahli hadits. Hadits shohih yang paling tinggi derajatnya adalah
yang di sepakati keshohihannya oleh bukhoriy dan Msulim, yang sering di
sebut Muttafaq ‘alayh ( yang di sepakati oleh keduanya )
2) Hadits Hasan hadits hasan adalah hadits yang di ketahui tempat
periwayatannya dan terkenal para perawinya serta kebanyakan hadits
bertumpu kepadanya. Hadits hasan di terima (diambil) oleh kebanyakan
ulama dan di gunakan oleh kebanyakan fuqoha’.
3) Hadits Dho’if hadits Do’if adalah hadits yang tidak terkumpul di dalamnya
sifat-sifat hadits shohih dan sifat-sifat hadits hasan. Hadits dhoif sama
sekali tidak bisa di jadikan sebagai Hujjah.5
3. IJMA’ SAHABAT
a. PENGERTIAN
5
Taqiyuddin an-Nabhani, Syahshiyah islamiyah Jilid 1, (terjemah), Pustaka Thariqul
Izzah,Bogor, 2003, hal 472-473
34. Ijma’ secara bahasa berarti bertekad bulat (ber’azam) untuk melaksanakan
sesuatu, bersepakat atas sesuatu. Berdasarkan pengertian bahasa ini, bisa di
katakan bahwa apabila seseorang bertekad bulat untuk melaksanakan sesuatu,
maka ia dapat di katakana berijma’, atau suatu kelompok orang bersepakat
terhadap suatu perkara maka bisa di katakana Ijma’.
Ijma’ menurut ahli ushul Fiqih kesepakatan atas hukum suatu peristiwa dan
bahwa hukum tersebut merupakan hukum syara’.6
Ijma’ merupakan dalil syara’
jika di gali dari Dalil-dalil syara’, artinya orang-orang yang melakukan
kesepakatan telah mengetahui dalilnya miskipun tidak mengucapakannya.
b. KEDUDUKAN
Sebelum menjelaskan kedudukan Ijma’ sebagai dalil syara’ kita harus faham
dulu Ijma’ siapa yang boleh di jadikan sebagai dalil syara’. Ada yang
berpendapat Ijma’ Ummat nabi Muhammad SAW, adapula yang mengatakan
Ijma’ Ulama’ saja, ada pula yang mengatakan Ijma’ penduduk Madinah, dan ada
pula yang mengatakan Ijma’ Shahabat Nabi Muhammad SAW.
c. CONTOH IJMA’ SHAHABAT
Adapun contoh Ijma’ Shahabat adalah Wajib memilih Khalifah dalam tenggat
waktu 3 hari sejak berakhirnya Kekhilafahan sebelumnya. Para pemuka
masyarakat tidak menyibukkan diri mengurus janazah rasulullah, bahkan mereka
menyibukkan diri untuk hadir di tsaqifah bani sa’idah hingga terpilih Abu Bakar
sebagai khalifah
d. FUNGSI
6
Atha’ bin Khalil, Ushul Fiqih, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, 2003 M, hal 111
35. Ijma’ Shahabat memiliki Fungsi yang sangat penting dalam hokum Islam, ia
menetapkan hokum yang belum terdapat dalam Al-Qur’an maupun hadits. Ijma’
shahabat sebagai hujjah atau dalil yang tidak diperselisihkan.
Adapaun dalil nash kewajiban menggunakan Ijma’ shahabat adalah hadits
Nabi Muhammad SAW.
Artinya: “Hendakhal kalian berpegang kepada Sunnahku dan Sunnah
Khulafaurrasyidiin. “ ( HR Abu Dawud dan lain-lain)
Imam syafi’i mengakui bahwa Ijma’ yang Mu’tabar adalah Ijma’ Shahabat,
karena ia tak mungkin bersepakat untuk melakukan suatu kesalahan, serta beliau
menolak Ijma’ Sukuti ( Ijma’ dengan diam, tanpa ada pendapat )
4. QIYAS
a. Pengertian
Qiyas menurut Bahasa adalah mengukur sesuatu dengan lainnya dan
mempersamakannya. Qiyas menurut Istilah adalah Mengembalikan
(menyamakan ) cabang kepada pokok, karena ada illat atau sebab yang
mengumpulkan keduanya kedalam suatu hukum. Atau pengertian lain Qiyas
adalah menetapkan suatu hukum yang tidak disebut dalam lafadh, disamakan
seperti apa yang disebutkan dalam lafadh itu karena ada illat yang
mengumpulkan keduanya.7
b. Kedudukan
Qiyas merupakan sumber hukum ke empat, artinya jika suatu masalah di
dalam Al-Qur’an, Hadits dan Ijma’ Shahabat tidak di temukan status hukumnya
maka menggunakan qiyas untuk menggali hukum masalah tersebut. Qiyas tidak
di bisa di terapkan dalam masalah Ibadah, sebab masalah ibadah merupakan
tauqifi dari Allah. Ketentuan ibadah sudah sangat jelas, maka jika tidak di
7
Muhammad Saifulloh al-Aziz, Drs. Fiqih Islam Lengkap, Terbit Terang, Surabaya, 2005 hal
85
36. temukan dalam Al-Qur’an dan hadits serta Ijma’ maka tidak perlu mencari-cari
dalil untuk memberikan pembenaran terhadap ibadah tersebut.
Qiyas hanya bisa di terpakan pada masalah muamalah, makanan dan
minuman. Seperti haramnya berbagai jenis merk minuman keras, serta zat
adiktif psikotropika, Al-Qur’an dan Hadits tidak menjelaskan secara tekstual,
tetapi keduanya menjelaskan tentang Khomr. Berbagai jenis minuman tersebut
memiliki sifat yang sama dengan khomr, maka keharaman jenis minuman keras
tersebut haram sebagaimana haramnya khomr.
c. Fungsi
Qiyas berfungsi memberikan status hukum terhadap suatu masalah yang belum
di jelaskan secara tekstual oleh sumber hukum di atasnya, yaitu Al-Qur’an,
hadits dan Ijma’ shahabat.
B. KEGIATAN KELOMPOK
Diskusikan dengan krlompok masing masing untuk menjawab pertanyaan di bawah
ini.
1. Sebutkan contoh hukum yang di gali dari Al-Qur’an Hadits dan Ijma’ Shahabat
dan Qiyas, masing-masing satu
2. Jelaskan pengertian Qiyas
C. RANGKUMAN
1. secara bahasa kata Al-Qur’an berasal dari bahasa arab dari kata yang berarti
bacaan1. sedangkan secara Istilah Al-Qur’an adalah Firman Allah yang di
turunkan kepada Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril dalam
bahasa arab, sebagai Mu’jizat baginya dan membacanya merupakan Ibadah.
Al-Qur’an terdiri dari 30 Juz, 114 surat dan jumlah ayatnya menurut jumhur
ulama’ adalah 6666 ayat.
2. Secara bahasa kata hadits berasa dari kata haditsa artinya adalah baru.
maksudnya yang datang kemudian di bandingkan Al-Qur’an. secara Istilah
37. Hadits artinya segala sesuatu yang di sandarkan kepada Nabi Muhammad
SAW baik perkataan, perbuatan atau ketetapan. Istilah Lain yang sama dengan
Hadits adalah As-Sunnah. secara Bahasa As-Sunnah artinya jalan, metode atau
arah. secara istilah terdapat dua pengertian yaitu
Menurut Ulama ahli hadits As-Sunnah adalah perkataan, perbuatan, Taqrir,
Sifat Akhlaq, sifat anggota badan yang di sandarkan kepada Rasulullah SAW.
Menurut Ulama Ushul Fiqih As-sunnah adalah perkataan, perbuatan dan taqrir
terhadap suatu perkataan atau perbuatan yang datang dari Rasulullah SAW.
3. Ijma’ secara bahasa berarti bertekad bulat (ber’azam) untuk melaksanakan
sesuatu, bersepakat atas sesuatu. Berdasarkan pengertian bahasa ini, bisa di
katakan bahwa apabila seseorang bertekad bulat untuk melaksanakan sesuatu,
maka ia dapat di katakana berijma’, atau suatu kelompok orang bersepakat
terhadap suatu perkara maka bisa di katakana Ijma’. Ijma’ menurut ahli ushul
Fiqih kesepakatan atas hukum suatu peristiwa dan bahwa hukum tersebut
merupakan hukum syara’.6 Ijma’ merupakan dalil syara’ jika di gali dari Dalil-
dalil syara’, artinya orang-orang yang melakukan kesepakatan telah
mengetahui dalilnya miskipun tidak mengucapakannya.
4. Qiyas menurut Bahasa adalah mengukur sesuatu dengan lainnya dan
mempersamakannya. Qiyas menurut Istilah adalah MengembalikanDrs.
Mohammad Rizi, MSI Page 55 (menyamakan ) cabang kepada pokok, karena
ada illat atau sebab yang mengumpulkan keduanya kedalam suatu hukum.
Atau pengertian lain Qiyas adalah menetapkan suatu hukum yang tidak disebut
dalam lafadh, disamakan seperti apa yang disebutkan dalam lafadh itu karena
ada illat yang mengumpulkan keduanya.7Qiyas (analogi) termasuk dalil
hukum yang disepakati oleh hampir sebagian besar ulama ushul. Hanya
golongan zhahiriyah sajalah yang tidak mengakui otoritas qiyas. Imam Syafi’i
merupakan ulama yang paling getol dalam memperjuangkan otoritas qiyas.
Beliau bahkan berpendapat bahwa ijtihad itu tidak lain adalah qiyas.
Sebetulnya pembatasan ini beliau lakukan karena beliau mendefinisikan qiyas
38. dalam pengertian yang amat luas, yang tidak lain adalah pengertian ijtihad itu
sendiri.
LATIHAN
I. Berilah tanda silang (x) pada hurup a,b, c, d, dan e pada jawaban yang paling
benar !!!
1. Hukum adalah tuntutan Allah SWT ( Al-Qur’an dan Hadits ) yang berkaitan
dengan perbuatan Mukallaf ( Orang yang sudah baligh dan berakal sehat ) baik
berupa tuntutan, pemilihan atau menjadikan sesuatu sebagai syarat, penghalang,
sah, batal rukhshah atau azimah. Pernyataan ini adalah...
a. Pengertian hukum dari ulama’ ushul fiqih
b. Pengertian hukum dari ulama’ fiqih
c. Pengertian hukum secara bahasa
d. Pengertian hukum taklifi
e. Pengertian Sumber hukum
2. Yang di maksud dengan hukum taklifi adalah...
a. Tuntutan Allah SWT yang berkaitan dengan perintah untuk melakukan
sesuatu perbuatan atau meninggalkannya.
b. Tuntutan Allah SWT kepada Hambanya untuk bertaqwa kepadanya
c. Perintah Allah SWT kepada manusia untuk melakukan suatu perbuatan
d. Tuntutan secara pasti dari syariat untuk di laksanakan dan tidak boleh di
tinggalkan, karena orang yang meninggalkannya dikenai hukuman.
e. Perintah Allah SWT yang mengandung pengertian bahwa terjadinya sesuatu
merupakan sebab, syarat atau penghalang bagi adanya sesuatu huku.
3. Tuntutan dari syari’at untuk melaksanakan suatau perbuatan, tetapi tuntutan itu
tidak secara pasti, jika tuntutan itu di kerjakan maka pelakunya akan medapat
pahala( kebaikan ), tetapi jika ditinggalkan tidak akan mendapat hukuman ( dosa )
pernyataan di ats merupakan ...
a. Pengertian Al-Ijab
39. b. Pengertian An-Nadb
c. Pengertian hukum wadh’i
d. Pengertian Sunnah
e. Pengertian sunnah kifayah
4. Perbuatan yang apabila di kerjakan pelakunya mendapat pahala, tetapi apabila di
tinggalkan akan mendapat hukuman dianggap berdosa Pernyataan diatas
merupakan ...
a. Pengertian Al-Ijab
b. Pengertian Fadhu
c. Pengertian Fardhu ‘ain
d. Pengertian sunnahpengertian haram
5. Perbuatan ‘meninggalkan sholat duha, memakan makanan yang berbau ketika
hendak sholat berjamaah, adalah contoh perbuatan ....
a. Fardhu
b. Sunnah
c. Haram
d. Makruh
e. Mubah
6. Al-Qur’an bersifat universal artinya adalah ...
a. Berlaku untuk seluruh tempat dan masa dalam satu ummat
b. Berlaku untuk seluruh manusia pada suatu masa
c. Berlaku untuk seluruh manusia untuk sepanjang masa mulai dari Nabi
Muahammad sampai hari akhir.
d. Berlaku untuk seluruh kaum muslimin di seluruh penjuru dunia dari nabi
Muhammad Sampai hari akhir
e. Berlaku untuk di semua tempat, waktu dan zaman
7. Hukum-hukum yang terkandung dalam Al-Qur’an pada umumnya
a. Detail dan rinci
b. Universal
40. c. Sebagian besar hukum amaliyah
d. Global dan umum
e. Mengatur hubungan manusia dengan Allah
8. Segala ucapan, perbuatan dan persetujuan/ketetapan Nabi di sebut ....
a. Wahyu
b. Al-Qur’an
c. Atsar
d. Hadits
e. Hikayah
9. Orang yang mengingkari hadits, termasuk orang kafir, kelompok orang seperti ini
disebut ...
a. Wahhaby
b. Ingkar sunnah
c. Khawarij
d. Musyrik
e. Munafiq
10. Ditinjau dari segi jumlah rawinya, hadits di bagi menjadi dua bagian yaitu ....
a. Hadits Mutawatir dan Hadits Ahad
b. Hadits Shohih dan hasan
c. Hadits Mashur da Hadits gharib
d. Hadits dho’if dan Hadits Maudhu’
e. Hadits Aziz Hadits dan Hadits Gharib
II. Jawablah Pertanyaan di Bawah ini dengan benar !!!
1. Jelaskan Pengertian sumber hukum secara Istilah ?
2. Sebutkan pokok-pokok kandungan Al-Qur’an ?
3. Jelaskan pengertian Hadits secara bahasa dan Istilah ?
4. Sebutkan dan jelaskan macam-macam hadits di tinjau dari segi jumlah rawinya
?
41. 5. Sebutkan contoh hukum yang di gali dari Al-Qur’an Hadits dan Ijma’ Shahabat
dan Qiyas, masing-masing satu ?
DAFTAR PUSTAKA
A.W. Munawwir, (2002), Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, Pustaka Progressif,
Surabaya.
Atha’ bin Khalil, (2003), Ushul Fiqih, Pustaka Thariqul Izzah, Bogor,
Atha’ bin khalil, Ushul Fiqih ( edisi terjemah ), Pustaka Thariqul Izzah, Bogor, hal 98,
demikian juga dalam Kitab Syahsiyah Islamiyah (edisi Terjemah), Syeh
Taqiyuddin An-Nabhani, Pustaka Thoriqul Izzah, Bogor.
Jumhur Ulama’, Lihat Kitab Ar-Risalah, Karya Imam Syafi’i (terjemah) penerbit
Pustaka Firdaus, Jakarta, Cetakan ke lima, hal 60, dan Kitab Syahsiyah
islamiyah karya Syeh Taqiyuddin An-Nabhani, edisi terjemah, Pustaka
Thariqul Izzah, Bogor.
Muhammad Husain Abdullah, (2002), Dirasat fi al fikri al Islami ( terjemah-Studi
Dasar-dasar Pemikiran Islam), Pustaka Thariqul Izzah, Bogor,
Muhammad Saifulloh al-Aziz, Drs. (2005), Fiqih Islam Lengkap, Terbit Terang,
Surabaya,
Taqiyuddin an-Nabhani, (2003), Syahshiyah islamiyah Jilid 1, (terjemah), Pustaka
Thariqul Izzah,Bogor,
42. PENGELOLAAN WAKAF
Standar Kompetensi
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
Menghayati dan mengamalkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun responsif, dan pro-aktif dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian.
Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
engan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
Memahami pengelolaan wakaf.
Menyajikan dalil tentang ketentuan wakaf.
Menyajikan pengelolaan wakaf.
INDIKATOR
Siswa mampu memahami pengelolaan dari wakaf.
Siswa mampu menyebutkan apa saja dalil tentang ketentuan wakaf.
Siswa mampu menyajikan dan menyebutkan pengelolaan wakaf.
MATERI POKOK
43. Pengelolaan Wakaf
PEMBAHASAN
A. Pengertian Wakaf
Kata “Wakaf” atau “Wacf” berasal dari bahasa Arab “Waqafa”. Asal kata
“Wakafa” berarti “menahan” atau “berhenti” atau “diam di tempat”. Kata “Wakafa
Yaqifu Waqfan” sama artinya dengan “Habasa Yahbisu Tahbisan” artinya
mewakafkan. Disebut menahan karena wakaf ditahan dari kerusakan, penjualan dan
semua tindakan yang tidak sesuai tujuan wakaf. Selain itu dikatakan menahan juga
karena manfaat dan hasilnya ditahan dan dilarang bagi siapapun selain dari orang-
orang yang berhak atas wakaf tersebut.8
Menurut istilah syara‟, Muhammad Jawad Mughniyah dalam bukunya al-
Ahwalus-Syakhsiyah menyebutkan bahwa wakaf adalah: Suatu bentuk pemberian
yang menghendaki penahanan asal harta dan mendermakan hasilnya pada jalan
yang bermanfaat.9
Sedangkan dalam buku-buku fiqh, para ulama berbeda pendapat dalam
memberi pengertian wakaf. Perbedaan tersebut membawa akibat yang berbeda pada
hukum yang ditimbulkan. Definisi wakaf menurut ahli fiqh adalah sebagai berikut :
1. Imam Abu Hanifah
Mengartikan wakaf sebagai menahan suatu benda yang menurut hukum tetap
milik si waqif dalam rangka mempergunakan manfaatnya untuk kebajikan.
Definisi wakaf tersebut menjelaskan bahwa kedudukan harta wakaf masih tetap
tertahan atau terhenti di tangan waqif itu sendiri. Dengan artian, waqif masih
menjadi pemilik harta yang diwakafkannya, bahkan diperbolehkan menarik
kembali dan menjualnya. Jika si waqif meninggal maka harta wakaf menjadi
8
Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam
Departemen Agama RI, Fiqih Wakaf, (Jakarta: Februari,2007), h. 1.
9
Drs.H. Abdul Halim, M.A, Hukum Perwakafan di Indonesia (Jakarta: Ciputat Press, 2005),
h. 9.
44. harta warisan bagi ahli warisnya, jadi yang timbul dari wakaf tersebut hanyalah
“menyumbangkan manfaat”.10
2. Madzhab Maliki berpendapat, wakaf itu tidak melepaskan harta yang
diwakafkan dari kepemilikan waqif, akan tetapi wakaf tersebut mencegah waqif
melakukan tindakan yang dapat melepaskan kepemilikannya atas harta tersebut
kepada yang lain dan waqif berkewajiban menyedekahkan manfaatnya serta
tidak boleh menarik kembali wakafnya. Maka dalam hal ini wakaf tersebut
mencegah waqif menggunakan harta wakafnya selama masa tertentu sesuai
dengan keinginan waqif ketika mengucapkan akad (sighat). Jadi pada dasarnya
perwakafan ini berlaku untuk suatu masa tertentu, dan karenanya tidak boleh
disyaratkan sebagai wakaf kekal (selamanya).
3. Syafi‟i dan Ahmad bin Hambal berpendapat bahwa wakaf adalah melepaskan
harta yang diwakafkan dari kepemilikan waqif, setelah sempurna prosedur
perwakafan. Maka dalam hal ini wakaf secara otomatis memutuskan hak
pengelolaan yang dimiliki oleh waqif untuk diserahkan kepada nadzir yang
dibolehkan oleh syariah, dimana selanjutnya harta wakaf itu menjadi milik
Allah.
Jadi pengertian wakaf dalam syari‟at Islam jika dilihat dari perbuatan orang
yang mewakafkan dapat dikatakan bahwa wakaf ialah suatu perbuatan hukum dari
seseorang yang dengan sengaja memisahkan atau mengeluarkan harta bendanya
untuk digunakan manfaatnya bagi keperluan di jalan Allah atau dalam jalan
kebaikan.
Sedangkan pengertian wakaf dalam Undang-Undang sebagai berikut:
1. Kompilasi Hukum Islam Pasal 215 ayat 1
Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok orang atau
badan hukum yang memisahkan sebagian dari benda miliknya dan
melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau
10
M.Attoillah, Hukum Wakaf Cetakan Pertama (Bandung: Yrama Widya, 2014), h. 7.
45. keperluan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam. Berdasarkan ketentuan
Pasal 215 ayat 4 KHI tentang pengertian benda wakaf adalah : Segala benda
baik bergerak atau tidak bergerak yang memiliki daya tahan yang tidak hanya
sekali pakai dan bernilai menurut ajaran Islam.
2. Menurut UU No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf Pasal 1 ayat (1) dan PP No. 42
Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf Pasal 1
ayat (1) menyatakan bahwa Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk
memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda miliknya untuk
dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut
syari‟ah.11
Dari beberapa definisi wakaf tersebut, dapat disimpulkan bahwa wakaf
bertujuan untuk memberikan manfaat atau faedah harta yang diwakafkan kepada
orang yang berhak dan dipergunakan sesuai dengan ajaran syariah Islam. Hal ini
sesuai dengan fungsi wakaf yang disebutkan pasal 5 UU No. 41 tahun 2004 yang
menyatakan bahwa wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis
harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan
umum.
B. Dasar Hukum Wakaf
Dalam Al-Qur‟an, kata wakaf sendiri tidak secara eksplisit
disebutkan, akan tetapi keberadaannya diilhami oleh ayat-ayat Al-
Qur‟an dan contoh dari Rasulullah saw serta tradisi para sahabat.
Dasar hukum wakaf tersebut adalah sebagai berikut:
1. Al-Qur‟an
11
Peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah milik,bab I, pasal
1 (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2008),h. 12.
46. Beberapa ayat yang telah mengilhami dan dapat digunakan sebagai
pedoman atau dasar seseorang untuk melakukan ibadah wakaf, dan
menjadikannya sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada-Nya.12
Ayat-ayat tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Surat Ali-Imran ayat 92
نَلْواُلَانَترِبۡٱلَمَو ََُّۚونبِحُت امِم ْواُقِفنُت ٰىتَحنِإَف ٖء ۡيَش نِم ْواُقِفنُت اَٱّللِهِبۦٞيمِلَع٢٩
92. kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang
sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang
kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka
Sesungguhnya Allah mengetahuinya.
b. Surat Al-Baqarah ayat 261
ُلَثمَينِذٱلِيلِبَس يِف ُۡمهَل َٰو ۡمَأ َونُقِفُنيِٱّللُةَئْاِّم ٖةَلُبُۢنس ِّلُك يِف َلِبَانَس َعۡبَس َۡتتَبۢنَأ ٍةبَح ِلَثَمَك
َو ٖٖۗةبَحُٱّللَو َُۚءٓاَشَي نَمِل ُفِع َُٰضيُٱّللٌميِلَع ٌعِس َٰو٩٦٢
261. perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah[166] adalah serupa dengan
sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia
kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha
mengetahui.
c. Surat Al-Hajj ayat 77
اَهُّيَأَٰٓيَينِذٱلْواُنَماَءُْواعَك ۡٱرَوْواُدُج ۡٱسَوْواُدُب ۡٱعَو ۡمُكبَرْواُلَعۡٱفَرۡيَخۡٱل۩َُونحِلۡفُت ۡمُكلَعَل٧٧
77. Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu
mendapat kemenangan.13
12
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahan (Bandung: CV. Diponegoro, 2005), h.
63.
13
Ibid,..64.
47. 2. Al-Hadits
Adapun Hadis yang menjadi dasar dari wakaf yaitu:
Artinya: “Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Bahwa Rasulullah saw.
bersabda: Apabila manusia mati, putuslah amalnya kecuali tiga
(perkara): Shadaqah jariyah atau ilmu yang diambil manfaatnya atau
anak saleh yang berdoa untuk orang tuanya. (HR. Muslim)
Artinya: Dari Ibnu Umar ra. Berkata, bahwa sahabat Umar ra.
Memperoleh sebidang tanah di Khaibar, kemudian menghadap
kepada Rasulullah untuk memohon petunjuk. Umar berkata : Ya
Rasulallah, saya mendapatkan sebidang tanah di Khaibar, saya
belum pernah mendapatkan harta sebaik itu, maka apakah yang
engkau perintahkan kepadaku ? Rasulullah menjawab : Bila kamu
suka, kamu tahan (pokoknya) tanah itu, dan kamu sedekahkah
(hasilnya). Kemudian Umar melakukan shadaqah, tidak dijual, tidak
diwariskan dan tidak juga dihibahkan. Berkata Ibnu Umar : Umar
menyedekahkannya kepada orang-orang fakir, kaum kerabat, budak
belian, sabilillah, ibnu sabil dan tamu. Dan tidak mengapa atau tidak
dilarang bagi yang menguasai tanah wakaf itu (pengurusnya) makan
dari hasilnya dengan cara baik (sepantasnya) atau makan dengan
tidak bermaksud menumpuk harta“ (HR. Muslim).
Dalam hadits di atas menerangkan bahwa bila manusia
meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga hal yang
salah satunya yaitu shadaqah jariyah (wakaf). Dengan menahan
pokok dan mensedakahkan manfaat atau hasil dari harta yang
dimiliki menjadikan harta tersebut dapat dirasakan manfaatnya bagi
orang lain dan yang memberikan harta tersebut tetap dapat
48. merasakan manfaatnya samapai diakhirat kelak, selama harta
tersebut digunakan sebagaimana mestinya.14
C. Rukun dan Syarat Wakaf
Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan syaratnya. Berikut
ini akan dijelaskan mengenai rukun dan syarat yang ada dalam wakaf:15
1. Rukun Wakaf
Dalam istilah fikih, rukun merupakan penyempurna sesuatu dan bagian dari
sesuatu itu sendiri. Sedangkan menurut bahasa, rukun diterjemahkan dengan sisi
yang terkuat atau sisi dari sesuatu yang menjadi tempat bertumpu.16
Wakaf mempunyai rukun, yaitu:
a. Waqif (orang yang memberikan wakaf).
b. Mauquf bih (barang atau benda yang diwakafkan).
c. Mauquf‟alaih (pihak yang diberi wakaf/ peruntukan wakaf)
d. Sighat (pernyataan atau ikrar wakaf sebagai suatu ehendak untuk
mewakafkan sebagian harta benda)
2. Syarat Wakaf
Dari rukun-rukun wakaf yang telah disebutkan di atas, masing-masing
mempunyai syarat tersendiri yang harus dilakukan demi sahnya pelaksanaan
wakaf, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :
a. Waqif (orang yang mewakafkan). Dalam hal ini syarat waqif adalah merdeka,
berakal sehat, baligh (dewasa), tidak berada di bawah pengampuan. Karena
14
Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,
Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia, Jakarta: Departemen Agama RI,
2007, h. 20.
15
Muhammad Abid Abdullah Al-Kabisi, Fiqh Kontemporer (Bandung: Grafika, 2004), h. 87.
16
Rozalinda, Manajemen Wakaf Produktif (Jakarta: Rajawali Press, 2015), h.21.
49. waqif adalah pemilik sempurna harta yang diwakafkan, maka wakaf hanya
bisa dilakukan jika tanahnya adalah milik sempurna waqif tersebut.
b. Mauquf bih (barang atau harta yang diwakafkan). Dalam perwakafan, agar
dianggap sah maka harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
1. Harta wakaf itu memiliki nilai (ada harganya). Maksudnya adalah dalam
praktiknya harta tersebut dapat bernilai apabila telah dimiliki oleh
seseorang, dan dapat dimanfaatkan dalam kondisi bagaimanapun
2. Harta wakaf itu jelas bentuknya. Artinya diketahui dengan yakin ketika
benda tersebut diwakafkan, sehingga tidak akan menimbulkan
persengketaan.
3. Harta wakaf itu merupakan hak milik dari waqif.
4. Harta wakaf itu berupa benda yang tidak bergerak, seperti tanah, atau
benda yang disesuaikan dengan wakaf yang ada.
c. Maukuf, ialah (peruntukan wakaf). Wakaf harus dimanfaatkan dalam batas-
batas yang diperbolehkan oleh Syariat Islam, karena pada dasarnya wakaf
merupakan amal yang bertujuan mendekatkan manusia pada Tuhan. Untuk
menghindari penyalahgunaan wakaf, maka waqif perlu menegaskan tujuan
wakafnya. Apakah harta yang diwakafkan itu untuk menolong keluarganya
sendiri sebagai wakaf keluarga, atau untuk fakir miskin, dan lain-lain, atau
untuk kepentingan umum yang jelas tujuannya untuk kebaikan.17
d. Sighat (lafadz) atau pernyataan wakaf dapat dikemukakan dengan tulisan,
lisan atau suatu isyarat yang dapat dipahami maksudnya. Pernyataan dengan
tulisan atau lisan dapat digunakan untuk menyatakan wakaf oleh siapa saja,
sedangkan cara isyarat hanya bagi orang yang tidak dapat menggunakan
dengan cara tulisan atau lisan. Tentu pernyataan dengan isyarat tersebut harus
sampai benar-benar dimengerti pihak penerima wakaf agar dapat
menghindari persengketaan di kemudian hari.
17
Ibid,..22-24.
50. Secara garis besar, syarat sahnya shighat ijab, baik lisan maupun tuisan adalah:
a. Shighat harus munjaza (terjadi seketika/selesai). Maksudnya ialah sighat
tersebut menunjukan terjadi dan terlaksananya wakaf seketika setelah sighat
ijab diucapkan atau ditulis.
b. Sighat tidak diikuti syatar batil (palsu). Maksudnya ialah syarat yang menodai
atau mencederai dasar wakaf atau meniadakan hukumnya, yakni kelaziman
dan keabadiaan.
c. Sighat tidak diikuti pembatasan waktu tertentu dengan kata lain bahwa wakaf
tersebut untuk selamanya. Wakaf adalah shadaqah yang disyari‟atkan untuk
selamanya, jika dibatasi waktu berarti bertentangan dengan syari‟at oleh
karena itu hukumnya tidak sah.
d. Tidak mengandung suatu pengertian untuk mencabut kembali wakaf yang
sudah dilakukan.18
Selain syarat dan rukun harus dipenuhi, dalam perwakafan sebagaimana
disebutkan diatas, kehadiran nazir sebagai pihak yang diberi kepercayaan
mengelola harta wakaf sangatlah penting. Walaupun para mujtahid tidak
menjadikan nazir sebagai salah satu rukun wakaf, namun para ulama sepakat bahwa
wakif harus menunjuk nazir wakaf, baik yang bersifat perseorangan maupun
kelembagaan. Pengangkatan nazir wakaf ini bertujuan agar harta wakaf tetap
terjaga dan terus, sehingga harta wakaf tidak sia-sia. Nazir sebagai pihak yang
bertugas untuk memelihara dan mengurusi wakaf mempunyai kedudukan yang
sangat penting dalam perwakafan. Sedemikian pentingnya kedudukan nazir dalam
perwakafan, sehingga berfungsi tidaknya benda wakaf tergantung pada nazir itu
sendiri. Untuk itu, sebagai instrumen penting dalam perwakafan, nazir harus
memenuhi syarat-syarat yang memungkinkan, agar wakaf dapat memberdayakan
sebagaimana mestinya. Untuk lebih jelasnya persyaratan nazir itu dapat
diungkapkan sebagi berikut:
18
Prof.Dr.H.Abdul Rahman Ghazaly, Fiqih Muamalat (Jakarta: Kencana,2010),h,176-177.
51. 1. Syarat moral
a. Paham tentang hukum wakaf dan ZIS, baik dalam tinjauan syari‟ah maupun
perundang-undangan RI
b. Jujur, amanah dan adil sehingga dapat dipercaya dalam proses pengelolaan
dan tepat sasaran kepada tujuan wakaf
c. Tahan godaan terutama menyangkut perkembangan usaha
d. Memiliki kecerdasan, baik emosional maupun spiritual
2. Syarat manajemen
a. Mempunyai kapasitas dan kapabilitas yang baik dalam leadership
b. Visioner
c. Mempunyai kecerdasan yang baik secara intelektual, sosial dan
pemberdayaan
3. Syarat bisnis
a. Mempunyai keinginan
b. Mempunyai pengalaman
c. Memiliki ketajaman melihat peluang usaha19
Dalam persyaratan yang telah dikemukakan di atas menunjukan bahwa nazir
menempati pos yang sangat sentral dalam pola pengelolaan harta wakaf. Ditinjau
dari segi tugas nazir, dimana dia berkewajiban untuk menjaga, mengembangkan
dan melestarikan manfaat dari harta wakaf yang diwakafkan bagi orang-orang yang
berhak menerimanya, jadi jelas berfungsi atau tidaknya wakaf bergantung pada
peran nazir.
Contoh gambar proses wakaf:
19
Jaih Mubarok, Wakaf Produktif, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 2008) hlm.127
52. D. Macam-Macam Wakaf Di Indonesia
Wakaf terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan tujuan, batasan waktunya, dan
penggunaan barangnya.20
1. Macam-macam wakaf berdasarkan tujuannya ada tiga:
a. Wakaf sosial untuk kebaikan masyarakat (khairi); yaitu apabila tujuan
wakafnya untuk umum
b. Wakaf keluarga (dzurri); yaitu apabila tujuan wakaf untuk manfaat kepada
wakif, keluarganya, keturunannya, dan orang-orang tertentu, tanpa melihat
apakah kaya atau miskin, sakit atau sehat, tua atau muda.
20
Ibid,...h,128.
53. c. Wakaf gabungan (musytarak) yaitu apabila tujuan wakafnya untuk umum dan
keluarga secara bersama-sama.
2. Sedangkan berdasarkan batasan waktunya, wakaf terbagi menjadi dua macam:
a. Wakaf abadi; yaitu apabila wakafnya barang yang bersifat abadi, seperti
tanah dan bangunan dengan tanahnya, atau barang bergerak yang ditentukan
oleh wakif sebagai wakaf abadi dan produktif, dimana sebagian hasilnya
untuk disalurkan sesuai tujuan wakaf, sedangkan sisanya untuk biaya
perawatan wakaf dan mengganti kerusakannya.
b. Wakaf sementara; yaitu apabila barang yang diwakafkan berupa barang yang
mudah rusak ketika dipergunakan tanpa memberi syarat untuk mengganti
bagian yang rusak. Wakaf sementara juga bisa dikarenakan oleh keinginan
wakif yang memberi batasan waktu ketika mewakafkan barangnya.
3. Berdasarkan penggunaannya wakaf juga dibagi menjadi dua macam:
a) Wakaf langsung: yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk
mencapai tujuan, seperti masjid untuk shalat, sekolah untuk kegiatan belajar
mengajar, rumah sakit untuk mengobati orang sakit dan lain sebagainya.
b) Wakaf produktif: yaitu wakaf yang pokok barangnya digunakan untuk
kegiatan produksi dan hasilnya diberikan sesuai dengan tujuan wakaf.
E. Tata Cara Wakaf
Pada Kompilasi Hukum Islam buku III pasal 223 dipapakan secara jelas bagaimana
tata cara perwakafan yaitu:
1. Pihak yang hendak mewakafkah dapat menyatakan ikrar wakaf di hadapan
Pejabat Pembuatnya Akta Ikrar Wakaf untuk melaksanakan ikrar wakaf
2. Isi dan bentuk Ikrar Wakaf ditetapkan oleh Menteri Agama.
3. Pelaksanaan Ikrar, demikian pula pembuatan Akta Ikrar Wakaf, dianggap sah
jika dihadiri dan disaksikan oleh sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.
54. 4. Dalam melaksanakan Ikrar seperti dimaksud ayat (1) pihak yang
mewakafkandiharuskan menyerahkan kepada Pejabat yang tersebut dalam Pasal
215 ayat (6),surat-surat sebagai berikut:
a. tanda bukti pemilikan harta benda
b. jika benda yang diwakafkan berupa benda tidak bergerak, maka harus disertai
surat keterangan dari Kepala Desa, yang diperkuat oleh Camat setempat yang
menerangkan pemilikan benda tidak bergerak dimaksud
c. surat atau dokumen tertulis yang merupakan kelengkapan dari benda tidak
bergerak yang bersangkutan.21
F. Benda-benda Wakaf
Dalam UU No 41 tahun 2004 pasal 15, harta benda wakaf hanya dapat
diwakafkan apabiladimiliki dan dikuasai oelh wakif secara sah. Jadi harta benda
yang bole di wkafkan haruslah menjadi kekuasaan penuh wakif baik secara syariah
atau hukum positif yang berlaku diindonesia.22
Wakaf tidak terbatas hanya pada tanah milik (benda tak bergerak) melainkan
mencakup benda bergerak dengan syarat memiliki daya tahan lama dan bernilai,
supaya harta wakaf tersebut dapat dimanfaatkan untuk jangka panjang, yaitu:
a. Benda tidak bergerak
1) Tanah
2) Bangunan
3) Tanaman
4) Rumah
5) Benda tidak bergerak lainnya sesuai ketentuan syariah
b. Benda bergerak
1) Uang 5). kendaraan
2) Logam mulia 6). kekayaan intelektual
21
Dr.Andri Soemitra,M.A, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah (Medan: Kencana, 2009),
h,439-440.
22
Ibid,...h, 441-443.
55. 3) Surat berharga 7). hak sewa
4). Benda bergerak lainnya sesuai ketentuan syariah
RANGKUMAN
1. Wakaf termasuk ibadah waaliyah yang jika pengelola dan pengurusnya jujur dan
amanah ,maka akan membuahkan hasil yang baik bagi kepentingan umat/agama.
2. Sah tidaknya wakaf ditentukan syarat dan rukunnya.
3. Pelaksanaan wakaf diatur oleh berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh
pemerintah.
4. Pengelolaan wakaf tidak bersifat statis, tetapi dinamis.
EVALUASI
Berilah tanda silang (x) pada huruf a,b, c, d atau e sesuai dengan jawaban yang tepat !
1. Wakaf termasuk shadaqoh jariyah sebab …
A. Pahala wakaf akan tetap mengalir
kepada yang wakaf
D. Dapat mengurangi kesenjangan
sosial
B. Orang yang sudah mati akan putus
amal kecuali anak yang soleh
E. Dapat memacu orang lain untuk
wakaf
C. Manfaatnya akan dirasakan oleh
para nadlir
2. Peraturan tentang wakaf diatur dalam UU ....
A. No.1 tahun 1974 D. No.28 tahun 1979
B. No.1 tahun 1978 E. No. 42 tahun 2006
C. No. 2 tahun 1977
3. Menyerahkan sebuah rumah kepada panti asuhan anak yatim untuk keperluan
kegiatan anak yatim dan sekitarnya dengan mengharap ridha Allah SWT adalah
sebagai wujud....
56. A. Hadiah
B. Infaq
C. Waqaf
D. Hibah
E. Ikrar
4. harta yang diwakafkan disebut....
A. Mauquf E. Nazir
B. Mauqf’alaih
C. Sigat
D. Waqif
5. Jika kita cermati QS.Ali Imran (3):92 bahwa semua bentuk pemberian akan dapat
mencapai kebaikan yang sempurna apabila....
A. Memberi sesuatu yag paling mahal
harganya
D. Menyerahkan sebidang tanah
yang tidak ada manfaatnya
B. Membelanjakan sebagian harta untuk
kepentingan keluarga
E. Pemberian itu berupa infak dan
shadaqoh
C. Memberikan sesuatu yang paling
disenangi
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!!!
1. Sebutkan arti wakaf menurut bahasa dan istilah?
2. Sebutkan syarat sahnya mauquf?
3. Menurut klasifikasinya orang yang menerima wakaf dibagi menjadi dua macam,
sebutkan?
4. Sebutkan rukun-rukun wakaf?
5. Apa hukum mewakafkan harta?
Kunci Jawaban:
pilihan ganda
57. 1. A 4. A
2. E 5. E
3. C
ESSAY
1. Wakaf menurut bahasa adalah menahan
Sedangkan menurut istilah adalah menahan suatu benda yang kekal zatnya, dan
bermanfaat bagi kebaikan dan kemajuan islam.
2. Syarat sahnya mauquf, yaitu:
a. Benda tersebut harus mempunyai nilai
b. Benda bergerak atau tetap yang dibenarkan untuk diwakafkan
c. Benda yang diwakafkan harus tertentu(diketahui) ketika terjadi wakaf
d. Benda tersebut telah menjadi milik waqif
3. Orang yang menerima wakaf itu adalah orang tertentu dan tidak tertentu
4. Rukun-rukun wakaf ada 4, yaitu:
a. Wakif
b. Mauquf’alaih
c. Mauquf
d. Sighat
5. Hukum orang yang mewakafkan hartanya adalah sunnah
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Al-Kabisi, Muhammad Abid, 2004, Fiqh Kontemporer Bandung:
Grafika.
Departemen Agama RI, 2005, Al-Qur‟an dan Terjemahan ,Bandung: CV.
Diponegoro.
Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam,2007, Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Strategis di Indonesia,
Jakarta: Departemen Agama RI.
58. Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat
Islam Departemen Agama RI, 2007, Fiqih Wakaf,Jakarta:februari.
Halim, Abdul, 2005, Hukum Perwakafan di Indonesia ,Jakarta: Ciputat Press.
M.Attoillah, 2014, Hukum Wakaf Cetakan Pertama ,Bandung: Yrama Widya
Mubarok, Jaih,2008, Wakaf Produktif, Bandung : Simbiosa Rekatama Media.
Peraturan pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 , 2008, tentang Perwakafan
Tanah milik,bab I, pasal 1 ,Bandung : Simbiosa Rekatama Media
Rahman Ghazaly, Abdul, 2010, Fiqih Muamalat ,Jakarta: Kencana.
Rozalinda, 2015, Manajemen Wakaf Produktif , Jakarta: Rajawali Press.
Soemitra, Andri , 2009, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah ,Medan:
Kencana