SlideShare a Scribd company logo
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN
KERANGKA PEMIKIRAN
Tinjauan Pustaka
Di antara penyuluhan-penyuluhan yang ada di Indonesia penyuluhan
pertanian merupakan penyuluhan tertua, di mulai sejak awal tahun 1990-an
yakni di jaman pemerintahan Belanda di Indonesia. Dari sejak berdirinya
sampai sekarang, sedikit nya ada dua pihak yang belum mengalami
perubahan sejak berdirinya penyuluhan pertanian, yakni petani dan
keluarganya yang menerima penyuluhan, dan petugas pemerintah sebagai
pemberi penyuluhan. Pihak-pihak yang terkait dengan penyuluhan pertanian
berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan, baik pemerintah
maupun petani dan keluarganya, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan
sebagainya.
(Yustiana dan Sudrajat, 2003)
Menurut Balai Informasi Pertanian Sumatera Utara, 1995. Penyuluh
pertanian membawa 2 (dua) misi pokok, yaitu:
1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Ahli Teknologi
Kedua misi pokok ini merupakan tugas yang perlu dilaksanakan oleh
penyuluh pertanian untuk membawa kemajuan pada sektor pertanian,
pengembangan sumber daya manusia (SDM) berinti pada pengembangan
prilaku dan kemampuan serta pendayagunaan kemampuan-kempauan yang telah
berkembang didalam upaya-upaya peningkatan pendapatan,
kesejahteraan,
10
10
Universitas Sumatera Utara
pencipataan lapangan kerja, kesehatan lingkungan serta
kelangsungan pembangunan pertanian dan pembanguan nasional. (B. Sinulingga,
1995)
Mutu petani khususnya SDM nya hanya dapat diwujudkan melalui proses
pendidikan yang berintikan pemberdayaan yaitu penyuluhan Pertanian. Tanpa
mutu SDM patani akan sulit dicapai akselerasi pembangunan pertanian di
masa kini dan masa mendatang. Mutu SDM petani akan dapat
mendukung pembangunan pertanian kini dan masa yang mendatang,
karena manakala penyuluh pertanian merupakan proses pemberdayaan bukan
transfer teknologi. Menyuluh bukannya “mengubah cara bertani” melainkan
“mengubah petani” yang dilaksanakan melalui 6 (enam) dimensi belajar, yaitu :
1. Leraning to know (penguasaan konsep, komunikasi informasi, pemahaman
lingkungan, rasa senang memahami, mengerti dan menemukan sesuatu)
2. Learning to do (penekanan pada skill tingkat rendah hingga tingkat tinggi
menuju kearah kompetensi)
3. Learning to live together (mengenal diri sendiri, mengenal diri orang lain,
menemukan tujuan bersama dan dapat bekerjasama dengan orang lain)
4. Leraning to be (memecahkan masalah sendiri, mengambil keputusan dan
memikul tanggung jawab dan belajar untuk disiplin)
5. Learning society (mengembangkan diri secara utuh, terus menerus, seperti
Socrates mengatakan “I know nothing, I don’t where I know”. Belajarlah
dari buayan hingga liang lahat. Tuntutlah ilmu walau kenegeri cina,
belajar adalah intisari hidup
6. Learning organization (belajar memimpin, belajar berorganisasi, belajar
mengajarkan kepada orang lain). (Yustiana dan Sudrajat, 2003)
Universitas Sumatera Utara
11
11
Penyuluhan pertanian lebih luas dan lebih jauh dari sekedar kegiatan
penerangan. Penyuluhan melibatkan proses komunikasi umpan balik dan ada
evaluasi terhadap perubahan perilaku yang dicapai pada diri sasaran.
Penyuluh pertanian merupakan peran yang tidak mudah, harus mengubah
usahatani dan perilaku petani beserta masyarakatnya.
(http://www.pustaka.ut.ac.id)
Penyuluh pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat
digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian, oleh karena itu
penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa
bekomunikasi secara efektif dengan petani, dan harus dapat mendorong minat
belajar petani. Sejumlah tahapan yang harus di tempuh dalam menyusun rencana
komunikasi untuk suatu kegiatan penyuluhan adalah:
1. Menganalisa masalah yang dihadapi
2. Merumuskan tujuan komunikasi
3. Memilih media
4. Menentukan pendekatan yang
digunakan. (Van Den Ban dan Hawknis 1999)
Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian
(pengkomunikasian) hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting karena itu,
penyuluh menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu desien yang secara
terperinci dan spesifik yang menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut:
a) Masalah yang dihadapi
b) Siapa yang akan disuluh
c) Apa tujuan yang hendak dicapai dari set iap kegiatan
penyuluhan d) Pendekatan yang dipakai
Universitas Sumatera Utara
12
12
e) Metode atau saluran yang dipakai
f) Sistem evaluasi didalam rencana keseluruhan kegiatan yang
dimaksud. (Nasution, 1990).
Secara garis besar ada 2 (dua) peran ataupun peranan penyuluh, yaitu
pertama sabagai transper teknologi atau menyampaikan inovasi dan
memepengaruhi sasaran agar sasaran dapat mengadopsi inovasi yang
disampaikan. Kedua, sebagai jembatan atau penghubung antara pemerintah
(Lembaga Penyuluhan) yang diwakili dengan masyarakat sasarannya.
Sehubungan dengan peran penyuluh tersebut; Kurt Kelvin, (1941) mengemukakan
ada tiga peran penyuluh yang terdiri dari kegiatan, peleburan diri dengan
masyarakat sasaran menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan-
perubahan dan memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran. Lebih lanjut
Lippith (1958) merinci dua peranan tersebut menjadi beberapa peran sebagai
berikut:
1) Mengembangkan kebutuhan untuk melakukan perubahan melalui
mengenal masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sasaran,
memilih objek perubahan yang tepat, menganalisa motivasi dan
kemampuan sasaran untuk melakukan perubahan, memilih sumber
daya yang tersedia untuk tujuan perubahan dengan tepat dan memilih
peran bantu yang akan dimainkan dengan tepat.
2) Menggerakan masayarakat untuk melakukan perubahan melalui
tahapan, menjalin kerjasama dan hubungan baik secara terus-menerus
dengan masyarakat sasaran, tokoh formal dan informal dengan tokoh
masyarakat untuk merencanakan dan memantapkan usaha-usaha
perubahan sesuai
Universitas Sumatera Utara
13
13
dengan tahapan perubahan-perubahan sebagai tenaga profesional
dalam pembangunan wilayah. (Nuryanto, 2000)
Dalam kaitannya dengan peran penyuluh, Mosher (1968) mengemukakan
bahwa setiap penyuluh harus mampu melaksanakan 4 (empat) peran ganda
sebagai berikut:
1) Sebagai Guru, dapat mempengaruhi masyarakat sasaran untuk berubah
perilakunya.
2) Sebagai penganalisa, melakukan pengamatan dan memberi solusi terhadap
keadaan dan masalah atau kebutuhan masyarakat sasarannya.
3) Sebagai konsultan/penasehat, memeberi alternatif pilihan perubahan
yang tepat baik dilihat dari segi teknis, ekonomis, maupun nilai-nilai
sosial budaya setempat.
4) Organisator, mampu menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan
segenap lapisan masyarakat dalam upaya untuk melakukan perubahan-
perubahan yang direncanakan. (Nuryanto, 2000)
Melihat peranan penyuluh yang sangat besar dalam mengubah
perilaku petani, maka untuk merealisasikannya diperlukan pola yang mantap
di bidang pelayanan penyuluhan, maka senantiasa dilakukan pemantapan pola
mengenai lima segi, yaitu:
1) Pemantapan struktur organisasi
2) Pemantapan personalianya
3) Pemantapan materi penyuluhan
4) Pemantapan metode sistem kerja penyuluhan
5) Pemantapan sasaran dan fasilitas. (Kartasapoetra, 1991)
Universitas Sumatera Utara
14
14
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan penyuluh, baik
secara internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain: tingkat pendidikan,
motivasi, kepribadian dan harga diri serta keadaan sosial budaya penyuluh.
Adapun faktor eksternalnya antara lain: manajemen organisasi
penyuluhan, insentif atau fasilitas yang diperoleh penyuluh dalam menjalankan
tugasnya serta tingkat partisipasi sasaran yang berada di bawah koordinasinya.
Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh pihak pimpinan organisasi
sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengupayakan peningkatan
kompetensi penyuluh. (http://www.pustaka.ut.ac.id)
Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan
bangsa (khususnya petani) dan memajukan kesejahteraan Pada umumnya
merupakan salah satu kunci sukses dalam rangka memperkuat kelompok
tani, selain dukungan inovasi teknologi serta kebijaksanaan makro ekonomi yang
berpihak pada petani (Badan PSDM, 2007). Banyak kelompok tani telah
dikembangkan, tetapi banyak pula yang dipertanyakan eksistensinya. Sering
kelompok tumbuh menjamur seiring dengan adanya tawaran paket kredit, tawaran
subsidi sarana produksi, bantuan fisik, dan dalam rangka dianjurkan untuk
menerapankan teknologi. Tetapi fakta juga telah menunjukkan,
dengan berakhirnya bantuan tersebut, maka berakhir pula kelompoknya dan
teknologi anjuran mulai ditinggalkan. Ini semua menunjukkan ada yang salah
dengan upaya yang telah dilakukan lembaga pembina dalam mengembangkan dan
memperkuat kelompok tani. (http://www. litbang.deptan.go.id)
Universitas Sumatera Utara
15
15
Untuk itu diperlukan dukungan sumber daya manusia berkualitas melalui
penyuluhan pertanian dengan pendekatan kelompok yang dapat
mendukung sistem agribisnis berbasis pertanian (tanaman pangan,
hortikultura, peternakan dan perkebunan). Sehubungan dengan itu perlu
dilakukan pembinaan dalam rangka pertumbuhan dan pengembangan
kelompok tani menjadi kelompok yang kuat dan mandiri untuk meningkatkan
pendapatan petani dan keluarganya.
Pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem
agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota
masyarakat pedesaan lainnya, dengan menumbuhkembangkan kerja sama antar
petani dan pihak lainnya yang terkait untuk mengembangkan usahataninya.
Selain itu pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu menggali
potensi, memecahkan masalah usahatani anggotanya secara lebih efektif,
dan memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan
dan sumber daya lainnya. (http://www.deptan.go.id)
Penyuluhan pertanian yang efektif sangat penting didalam pembangunan
pertanian, terutama di Negara yang sedang berkembang. Disamping itu, juga ada
beberapa masalah yang mengurangi keefektifan penyuluhan pertanian di beberapa
Negara, seperti dibawah ini:
1. Teknologi tepat guna tidak tersedia bagi petani
2. Tidak ada keterkaitan yang efektif antara penyuluh pertanian dan
lembaga penelitian pertanian
3. Kurangnya tenaga lapangan yang terlatih dalam teknologi pertanian
4. Petugas penyuluh pertanian yang kurang memperoleh latihan
dalam metode penyuluhan dan keterampilan berkomunikasi
Universitas Sumatera Utara
16
16
5. Tenaga lapangan kurang memiliki fasilitas transportasi (mobilitas)
untuk mencapai petani dengan efektif
6. Petugas penyuluh kekurangan alat untuk mengajar dan berkomunikasi
7. Karena masalah organisasi, penyuluh dibebani tugas ganda di
samping tugas penyuluhannya sendiri. (Van Den Ban, 1999).
Landasan Teori
Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani
beserta keluarganya yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan
keterampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung
melalui proses belajar mengajar. Penyuluhan pertanian harus ahli pertanian yang
berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani
sehingga dapat mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi pada
masalah yang dihadapi oleh petani, sesuai dengan kenyataan dan
pemahaman mereka. (http://www.deptan.go.id)
Tujuan utama dari penyuluhan pertanian adalah mempengaruhi para petani
dan keluarganya agar berubah perilakunya, yang akan menyebabkan
perbaikan mutu hidup dari para keluarga tani. Jadi perubahan perilaku itu
dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu:
1. Bertambahnya perbendaharaan informasi yang berguna bagi petani
2. Tumbuhnya keterampilan, kemampuan dan kebiasaan baru
yang bertambah baik.
3. Timbulnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat sesuai
yang dikehendaki. (Yustiana dan Sudrajat, 2003)
Universitas Sumatera Utara
17
17
“Peranan” merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status)
seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan
menunjukan dia menjalankan perannya. Hak dan kewajiban haruslah dalam
keseimbangan. Hak dan kewajiban itu merupakan dua hal yang saling berkaitan
yang dijalankan seseorang haruslah sesuai dengan ketentuan peranan yang
seharusnya dilakukan dan sesuai pula dengan harapan peranan yang
dilakukan. (http://www.deptan.go.id)
Peranan adalah status atau kedudukan seseorang dalam usaha tani atau
peranan juga dapat diartikan sebagi kegiatan yang dilakukan atau prilaku individu.
Sedangkan yang dimaksud peranan tenaga kerja anak-anak adalah keikutsertaan
tenaga kerja anak-anak dalam usaha pertanian, yaitu penyiapan lahan, pembibitan,
penanaman, pemilihan dan panen. (Abbas, 1983)
Peranan ialah bagian yang dimainkan oleh seseorang pada setiap
keadaan dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan
keadaan. Hasil penelitian Menurut Departemen Pertanian (1980) kelompok tani
adalah kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas petani dewasa
(pria/wanita) yang melakukan usaha tani dan terlibat secara informal dalam suatu
wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama-sama serta
berada dalam lingkungan yang sama yang dipimpin oleh kontak tani.
Menurut PPL Supervisor BPP Medan Krio Bapak Edy Syahputra Nst, SP,
untuk memudahkan kegiatan penyuluhan dalam sektor pertanian, maka Wilayah
Kerja Pertanian di Indonesia dibagi dalam wilayah-wilayah kerja
penyuluhan yang lebih kecil. Sebagai unit terkecil dalam pembagian wilayah kerja
penyuluhan pertanian adalah Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian yang
disingkat dengan
Universitas Sumatera Utara
18
18
WKPP, dimana setiap WKPP terdiri dai beberapa kelompok tani yang dapat
meliputi satu desa atau lebih.
Menurut Peraturan Menteri Pertanian Indonesia nomor
273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan
Petani, bahwa tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok dalam
masyarakat, umumnya didasarkan atas adanya kepentingan dan tujuan
bersama, sedangkan kekompakan kelompok tersebut tergantung kepada faktor
pengikat yang dapat menciptakan keakraban individu-individu yang menjadi
anggota kelompok.
Pertumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok-
kelompok/organisasi sosial yang sudah ada dimasyarakat yang
selanjutnya melalui kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan menuju bentuk
kelompok tani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam
meningkatkan produksi dan pendapatan dari usaha taninya. Kelompok
tani juga dapat ditumbuhkan dari petani dalam satu wilayah, dapat berupa satu
dusun atau lebih, satu desa atau lebih.
Menurut Praturan Menteri Pertanian Indonesia nomor
273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan
Petani, bahwa pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan
kemampuan kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan
kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan
kelompoktani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan
antara lain:
1) Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang
diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan.
Universitas Sumatera Utara
19
19
2) Disusunannya rencana kerja kelompok secara bersama dan
dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan
setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi.
3) Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama.
4) Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang rapih.
5) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir.
6) Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar.
7) Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untukusaha para
petani umumnya dan anggota kelompoktani khususnya.
8) Adanya jalinan kerja sama antara kelompo ktani dengan pihak lain.
9) Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan
hasil usaha/kegiatan kelompok. (http://www.deptan.go.id)
Untuk menilai keberhasilan kelompok tani maka perlu diadakan
evaluasi atau penilaian bagi kelompok tani atau yang sering disebut
penilaian kelas kelompok tani. Penilaian kelas kemampuan kelompok tani
tersebut dilaksanakan berdasarkan 5 tolak ukur/jurus untuk mengetahui sampai
sejauh mana perkembangan atau kemampuan kelompok tani, dengan
indikator-indikator sebagai berikut:
a. Kemampuan merancanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas
usaha tani para anggotanya, dengan nilai 300 dan indikator:
1. Mampu merencanakan usaha tani dan peningkatan usaha kelompok
2. Mampu merencanakan produk sesuai dengan permintaan pasar
(jumlah, mutu dan waktu)
3. Mampu merencanakan pengolahan dan pemasaran hasil
20
20
Universitas Sumatera Utara
4. Mampu merencanakan kegiatan peningkatan
pengetahuan, keterampilan dan sikap setiap anggotanya.
b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak
lain dengan nilai 100 dan indikator sebagai berikut:
1. Mampu memperoleh mitra usaha yang menguntungkan bagi usaha
tani anggota kelompok
2. Mampu membuat perjanjian kerjasama dengan mitra usaha
3. Mampu berperan serta dalam gerakan pembangunan pertanian
c. Kemampuan memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan
secara rasional, dengan nilai 100 dan indikator:
1. Mampu memupuk modal, baik melalui tabungan anggota,
simpan pinjam maupun pendapatan dari usaha kelompok
2. Mampu mengembangkan modal usaha
3. Mampu memanfaatkan pendapatan secara produktif
4. Mampu mendapatkan dan mengembalikan kredit dari Bank atau
pihak lain.
d. Kemampuan meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi,
nilai
200 dan indikator sebagai berikut:
1. Mampu mendorong anggotanya menjadi anggota koperasi/KUD
2. Mampu memanfaatkan pengetahuan perkoperasian bagi anggota
3. Mampu memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi/KUD
4. Mampu menjadikan koperasi/KUD sebagai penyedia sarana
pelaksana pengolahan dan pemasaran hasil.
Universitas Sumatera Utara
21
21
e. Kemampuan mencari dan memanfaatkan informasi, serta
menggalang kerjasama kelompok, dengan nilai 300 dengan indikator
sebagai berikut:
1. Mampu secara teratur dan terus menerus mencari, menyampaikan,
meneruskan dan memanfaatkan informasi
2. Mampu mengembangkan kader kepemimpinan dan keahlian dari
anggota
3. Tingkat kesejahteraan petani seluruh anggota kelompok lebih t
inggi dibandingkan dengan rata-rata kesejahteraan keluarga daerah
bersangkutan.
Penilaian dilaksanakan oleh Balai Informasi Penyuluh Pertanian (BIPP).
Penilaian dilakukan minimal satu kali dalam setahun melalui laporan para
penyuluh dengan tolak ukur kemapuan dengan nilai maximum 1000 dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Kelas Pemula : nilai 0 – 250
2) Kelas Lanjut : nilai 251-500
3) Kelas Madya : nilai 501-750
4) Kelas Utama : nilai 751- 1000
Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 9 (sembilan)
Hasil penilaian dipergunaan sebagai bahan evaluasi kinerja masing-masing
Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dan PPL dalam pembinaan kelompok tani di
wilayah kerjanya.
Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat diukur tingkat kelas setiap
kelompok tani yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
22
22
a) Untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kemampuan suatu
kelompok tani disuatu daerah berada, sehingga dapat menetapkan
kelas kelompok tersebut
b) Bagi pembina/penyuluh berguna untuk mengambil langkah-langkah
dan tindakan yang tepat dalam pembinaan dan pengembangan kelompok
tani.
c) Pengukuran tingkat kemampuan kelompok tani bermanfaat bagi proses
pertumbuhan dan perkembangan kelompok tani selanjutnya.
Kerangka Pemikiran
Penyuluh pertanian adalah pegawai departemen pertaian yang bertugas
melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian dan berfungsi sebagai penyebar
informasi bagi petani, mengajarkan keterampilan kepada petani memberi
saran dan rekomendasi, mengikthiarkan sarana dan fasilitas serta mengembangkan
swakraya dan swadaya petani.
Penyuluh pertanian harus memiliki pedoman dalam menjalankan tugasnya.
Acuan yang menjadi pedoman ini disusun secara sistematis dan memiliki
tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang yang akan
dicapai disetiap pelaksanaan tugasnya. Acuan yang dijadikan pedoman inilah yang
selanjutnya disebut dengan program penyuluh pertanian.
Program penyuluh pertanian dibuat dan disusun berdasarkan kepentingan
petani, karena petani memiliki gambaran mengenai program yang mereka
inginkan dan dikondisikan sesuai dengan usaha tani mereka. Program penyuluhan
pertanian dibuat dengan peran aktif penyuluh pertanian lapangan, dengan
tujuan
Universitas Sumatera Utara
23
23
disampaikan kepada kelompok tani. Kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan
Sunggal berada dibawah naungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio.
Didalam penyampaian program pastilah berpengaruh terhadap
sikap anggota kelompok tani, apakah mereka setuju dengan program yang
diberikan atau tidak. Dengan adanya peranan penyuluh pertanian (PPL)
diharapkan kelompok tani di daerah penelitian dapat berkembang dengan baik
sesuai dengan yang diharapkan
Universitas Sumatera Utara
24
24
Secara skematis krangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Penyuluh Pertanian Lapangan
(PPL)
PROGRAM
Sikap Kelompok
tani
Kelompok Tani
Peranan PPL
Pengembangan
Keterangan : = Menyatakan Hubungan
= Menyatakan Pengaruh
Hipotesis Penelitian
1) Kelompok tani bersikap positif terhadap program yang
disampaikan penyuluh pertanian.
2) Penyuluh pertanian berperan dalam pengembangan kelompok
tani didaerah penelitian.

More Related Content

What's hot

Kb 5 perdayaan masyarakat -
Kb 5   perdayaan masyarakat -Kb 5   perdayaan masyarakat -
Kb 5 perdayaan masyarakat -
pjj_kemenkes
 
Kb 4 pengorganisasian komunitas
Kb 4 pengorganisasian komunitasKb 4 pengorganisasian komunitas
Kb 4 pengorganisasian komunitas
pjj_kemenkes
 
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literaturVina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literatur
vinasiringoringo
 
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...
rezhadsp
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatAlexandrya Hening
 
Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Ainur
 
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Pengantar dpkp
Pengantar dpkpPengantar dpkp
Pengantar dpkp
Andrew Hutabarat
 
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Teori partisipasi
Teori partisipasiTeori partisipasi
Teori partisipasikangkumis
 
2. strategi komunikasi-[1]
2. strategi komunikasi-[1]2. strategi komunikasi-[1]
2. strategi komunikasi-[1]
Andrew Hutabarat
 
Peranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakatPeranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakat
Anank Clalu Stia
 
Kabar jkpp 11
Kabar jkpp 11Kabar jkpp 11
Strategi Teknik Pengembangan Masyarakat
Strategi Teknik Pengembangan MasyarakatStrategi Teknik Pengembangan Masyarakat
Strategi Teknik Pengembangan Masyarakat
Ihsan Nur Hadi
 
Ekdes 6
Ekdes 6Ekdes 6
Ekdes 6
Nandya Guvita
 

What's hot (19)

Kb 5 perdayaan masyarakat -
Kb 5   perdayaan masyarakat -Kb 5   perdayaan masyarakat -
Kb 5 perdayaan masyarakat -
 
Kb 4 pengorganisasian komunitas
Kb 4 pengorganisasian komunitasKb 4 pengorganisasian komunitas
Kb 4 pengorganisasian komunitas
 
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literaturVina panca margaretha s   1406119773  tugas 2_ kajian literatur
Vina panca margaretha s 1406119773 tugas 2_ kajian literatur
 
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...
Implementasi program pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan d...
 
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakatStrategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
Strategi dan pendekatan dalam pengembangan masyarakat
 
Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)Terobosan penyuluhan (yuti)
Terobosan penyuluhan (yuti)
 
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakatPeran serta dalam pengembangan masyarakat
Peran serta dalam pengembangan masyarakat
 
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)Seminar   ppl swadaya swasta (yuti)
Seminar ppl swadaya swasta (yuti)
 
pengemas
pengemaspengemas
pengemas
 
Pengantar dpkp
Pengantar dpkpPengantar dpkp
Pengantar dpkp
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar a (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar a (yuti)
 
Teori partisipasi
Teori partisipasiTeori partisipasi
Teori partisipasi
 
2. strategi komunikasi-[1]
2. strategi komunikasi-[1]2. strategi komunikasi-[1]
2. strategi komunikasi-[1]
 
Peranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakatPeranan petugas pengembangan masyarakat
Peranan petugas pengembangan masyarakat
 
Kabar jkpp 11
Kabar jkpp 11Kabar jkpp 11
Kabar jkpp 11
 
Strategi Teknik Pengembangan Masyarakat
Strategi Teknik Pengembangan MasyarakatStrategi Teknik Pengembangan Masyarakat
Strategi Teknik Pengembangan Masyarakat
 
Ekdes 6
Ekdes 6Ekdes 6
Ekdes 6
 
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desaMakalah pemberdayaan masyarakat desa
Makalah pemberdayaan masyarakat desa
 

Similar to Chapter ii feronitacion

KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptx
KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptxKELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptx
KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptx
riantinhikmah
 
Kb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakatKb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakat
pjj_kemenkes
 
Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6
AbdulAzizm5
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaPartisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Munawwarah Nasir
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan  Masyarakat.pptMateri Pemberdayaan  Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
rois04880
 
Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan
Hamdani Fauzi
 
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)
Syahyuti Si-Buyuang
 
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanModul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
pjj_kemenkes
 
PW. Konsep Penyuluhan Pembangunan (part 1 PPn).pptx
PW. Konsep Penyuluhan Pembangunan (part 1 PPn).pptxPW. Konsep Penyuluhan Pembangunan (part 1 PPn).pptx
PW. Konsep Penyuluhan Pembangunan (part 1 PPn).pptx
RosmalahUMK
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)ricky04
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)ricky04
 
Desa Siaga
Desa SiagaDesa Siaga
Pertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.pptPertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.ppt
HarisAja2
 
Tema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan MasyarakatTema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan Masyarakat
Ayu Pitas
 
Model Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan MasyarakatModel Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan Masyarakat
Siti Sahati
 
Modul kecamatan Perubahan Perilaku
Modul kecamatan Perubahan PerilakuModul kecamatan Perubahan Perilaku
Modul kecamatan Perubahan Perilaku
Hetty Tambunan
 
hilirisasi.pdf
hilirisasi.pdfhilirisasi.pdf
hilirisasi.pdf
AdhityaSyarifSubangs
 

Similar to Chapter ii feronitacion (20)

KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptx
KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptxKELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptx
KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptx
 
Kb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakatKb 5 pemberdayaan masyarakat
Kb 5 pemberdayaan masyarakat
 
Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6Ppt teori pemba.kl6
Ppt teori pemba.kl6
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaPartisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
 
Metode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasiMetode pengembangan partisipasi
Metode pengembangan partisipasi
 
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan  Masyarakat.pptMateri Pemberdayaan  Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
 
Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)Pelatihan penyuluh   lembang 1 (yuti)
Pelatihan penyuluh lembang 1 (yuti)
 
1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan1#perkembangan penyuluhan
1#perkembangan penyuluhan
 
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)Pemberdayaan p4 s   denpasar b (yuti)
Pemberdayaan p4 s denpasar b (yuti)
 
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanModul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
 
PW. Konsep Penyuluhan Pembangunan (part 1 PPn).pptx
PW. Konsep Penyuluhan Pembangunan (part 1 PPn).pptxPW. Konsep Penyuluhan Pembangunan (part 1 PPn).pptx
PW. Konsep Penyuluhan Pembangunan (part 1 PPn).pptx
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
 
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
Tugas praktikum 2013 stpmd yogyakarta (ilmu pemerintahan)
 
Desa Siaga
Desa SiagaDesa Siaga
Desa Siaga
 
Pertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.pptPertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.ppt
 
Tema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan MasyarakatTema Pengembangan Masyarakat
Tema Pengembangan Masyarakat
 
Model Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan MasyarakatModel Pembangunan Masyarakat
Model Pembangunan Masyarakat
 
Modul kecamatan Perubahan Perilaku
Modul kecamatan Perubahan PerilakuModul kecamatan Perubahan Perilaku
Modul kecamatan Perubahan Perilaku
 
Peran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peldPeran fasilitator dalam peld
Peran fasilitator dalam peld
 
hilirisasi.pdf
hilirisasi.pdfhilirisasi.pdf
hilirisasi.pdf
 

Chapter ii feronitacion

  • 1. Universitas Sumatera Utara TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Di antara penyuluhan-penyuluhan yang ada di Indonesia penyuluhan pertanian merupakan penyuluhan tertua, di mulai sejak awal tahun 1990-an yakni di jaman pemerintahan Belanda di Indonesia. Dari sejak berdirinya sampai sekarang, sedikit nya ada dua pihak yang belum mengalami perubahan sejak berdirinya penyuluhan pertanian, yakni petani dan keluarganya yang menerima penyuluhan, dan petugas pemerintah sebagai pemberi penyuluhan. Pihak-pihak yang terkait dengan penyuluhan pertanian berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan, baik pemerintah maupun petani dan keluarganya, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan sebagainya. (Yustiana dan Sudrajat, 2003) Menurut Balai Informasi Pertanian Sumatera Utara, 1995. Penyuluh pertanian membawa 2 (dua) misi pokok, yaitu: 1. Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) 2. Ahli Teknologi Kedua misi pokok ini merupakan tugas yang perlu dilaksanakan oleh penyuluh pertanian untuk membawa kemajuan pada sektor pertanian, pengembangan sumber daya manusia (SDM) berinti pada pengembangan prilaku dan kemampuan serta pendayagunaan kemampuan-kempauan yang telah berkembang didalam upaya-upaya peningkatan pendapatan, kesejahteraan,
  • 2. 10 10 Universitas Sumatera Utara pencipataan lapangan kerja, kesehatan lingkungan serta kelangsungan pembangunan pertanian dan pembanguan nasional. (B. Sinulingga, 1995) Mutu petani khususnya SDM nya hanya dapat diwujudkan melalui proses pendidikan yang berintikan pemberdayaan yaitu penyuluhan Pertanian. Tanpa mutu SDM patani akan sulit dicapai akselerasi pembangunan pertanian di masa kini dan masa mendatang. Mutu SDM petani akan dapat mendukung pembangunan pertanian kini dan masa yang mendatang, karena manakala penyuluh pertanian merupakan proses pemberdayaan bukan transfer teknologi. Menyuluh bukannya “mengubah cara bertani” melainkan “mengubah petani” yang dilaksanakan melalui 6 (enam) dimensi belajar, yaitu : 1. Leraning to know (penguasaan konsep, komunikasi informasi, pemahaman lingkungan, rasa senang memahami, mengerti dan menemukan sesuatu) 2. Learning to do (penekanan pada skill tingkat rendah hingga tingkat tinggi menuju kearah kompetensi) 3. Learning to live together (mengenal diri sendiri, mengenal diri orang lain, menemukan tujuan bersama dan dapat bekerjasama dengan orang lain) 4. Leraning to be (memecahkan masalah sendiri, mengambil keputusan dan memikul tanggung jawab dan belajar untuk disiplin) 5. Learning society (mengembangkan diri secara utuh, terus menerus, seperti Socrates mengatakan “I know nothing, I don’t where I know”. Belajarlah dari buayan hingga liang lahat. Tuntutlah ilmu walau kenegeri cina, belajar adalah intisari hidup 6. Learning organization (belajar memimpin, belajar berorganisasi, belajar mengajarkan kepada orang lain). (Yustiana dan Sudrajat, 2003)
  • 3. Universitas Sumatera Utara 11 11 Penyuluhan pertanian lebih luas dan lebih jauh dari sekedar kegiatan penerangan. Penyuluhan melibatkan proses komunikasi umpan balik dan ada evaluasi terhadap perubahan perilaku yang dicapai pada diri sasaran. Penyuluh pertanian merupakan peran yang tidak mudah, harus mengubah usahatani dan perilaku petani beserta masyarakatnya. (http://www.pustaka.ut.ac.id) Penyuluh pertanian merupakan sarana kebijaksanaan yang dapat digunakan pemerintah untuk mendorong pembangunan pertanian, oleh karena itu penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa bekomunikasi secara efektif dengan petani, dan harus dapat mendorong minat belajar petani. Sejumlah tahapan yang harus di tempuh dalam menyusun rencana komunikasi untuk suatu kegiatan penyuluhan adalah: 1. Menganalisa masalah yang dihadapi 2. Merumuskan tujuan komunikasi 3. Memilih media 4. Menentukan pendekatan yang digunakan. (Van Den Ban dan Hawknis 1999) Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian (pengkomunikasian) hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting karena itu, penyuluh menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu desien yang secara terperinci dan spesifik yang menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut: a) Masalah yang dihadapi b) Siapa yang akan disuluh c) Apa tujuan yang hendak dicapai dari set iap kegiatan penyuluhan d) Pendekatan yang dipakai
  • 4. Universitas Sumatera Utara 12 12 e) Metode atau saluran yang dipakai f) Sistem evaluasi didalam rencana keseluruhan kegiatan yang dimaksud. (Nasution, 1990). Secara garis besar ada 2 (dua) peran ataupun peranan penyuluh, yaitu pertama sabagai transper teknologi atau menyampaikan inovasi dan memepengaruhi sasaran agar sasaran dapat mengadopsi inovasi yang disampaikan. Kedua, sebagai jembatan atau penghubung antara pemerintah (Lembaga Penyuluhan) yang diwakili dengan masyarakat sasarannya. Sehubungan dengan peran penyuluh tersebut; Kurt Kelvin, (1941) mengemukakan ada tiga peran penyuluh yang terdiri dari kegiatan, peleburan diri dengan masyarakat sasaran menggerakkan masyarakat untuk melakukan perubahan- perubahan dan memantapkan hubungan dengan masyarakat sasaran. Lebih lanjut Lippith (1958) merinci dua peranan tersebut menjadi beberapa peran sebagai berikut: 1) Mengembangkan kebutuhan untuk melakukan perubahan melalui mengenal masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan sasaran, memilih objek perubahan yang tepat, menganalisa motivasi dan kemampuan sasaran untuk melakukan perubahan, memilih sumber daya yang tersedia untuk tujuan perubahan dengan tepat dan memilih peran bantu yang akan dimainkan dengan tepat. 2) Menggerakan masayarakat untuk melakukan perubahan melalui tahapan, menjalin kerjasama dan hubungan baik secara terus-menerus dengan masyarakat sasaran, tokoh formal dan informal dengan tokoh masyarakat untuk merencanakan dan memantapkan usaha-usaha perubahan sesuai
  • 5. Universitas Sumatera Utara 13 13 dengan tahapan perubahan-perubahan sebagai tenaga profesional dalam pembangunan wilayah. (Nuryanto, 2000) Dalam kaitannya dengan peran penyuluh, Mosher (1968) mengemukakan bahwa setiap penyuluh harus mampu melaksanakan 4 (empat) peran ganda sebagai berikut: 1) Sebagai Guru, dapat mempengaruhi masyarakat sasaran untuk berubah perilakunya. 2) Sebagai penganalisa, melakukan pengamatan dan memberi solusi terhadap keadaan dan masalah atau kebutuhan masyarakat sasarannya. 3) Sebagai konsultan/penasehat, memeberi alternatif pilihan perubahan yang tepat baik dilihat dari segi teknis, ekonomis, maupun nilai-nilai sosial budaya setempat. 4) Organisator, mampu menjalin hubungan dan kerjasama yang baik dengan segenap lapisan masyarakat dalam upaya untuk melakukan perubahan- perubahan yang direncanakan. (Nuryanto, 2000) Melihat peranan penyuluh yang sangat besar dalam mengubah perilaku petani, maka untuk merealisasikannya diperlukan pola yang mantap di bidang pelayanan penyuluhan, maka senantiasa dilakukan pemantapan pola mengenai lima segi, yaitu: 1) Pemantapan struktur organisasi 2) Pemantapan personalianya 3) Pemantapan materi penyuluhan 4) Pemantapan metode sistem kerja penyuluhan 5) Pemantapan sasaran dan fasilitas. (Kartasapoetra, 1991)
  • 6. Universitas Sumatera Utara 14 14 Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kemampuan penyuluh, baik secara internal maupun eksternal. Faktor internal antara lain: tingkat pendidikan, motivasi, kepribadian dan harga diri serta keadaan sosial budaya penyuluh. Adapun faktor eksternalnya antara lain: manajemen organisasi penyuluhan, insentif atau fasilitas yang diperoleh penyuluh dalam menjalankan tugasnya serta tingkat partisipasi sasaran yang berada di bawah koordinasinya. Faktor-faktor tersebut harus diperhatikan oleh pihak pimpinan organisasi sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengupayakan peningkatan kompetensi penyuluh. (http://www.pustaka.ut.ac.id) Penyuluhan pertanian sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa (khususnya petani) dan memajukan kesejahteraan Pada umumnya merupakan salah satu kunci sukses dalam rangka memperkuat kelompok tani, selain dukungan inovasi teknologi serta kebijaksanaan makro ekonomi yang berpihak pada petani (Badan PSDM, 2007). Banyak kelompok tani telah dikembangkan, tetapi banyak pula yang dipertanyakan eksistensinya. Sering kelompok tumbuh menjamur seiring dengan adanya tawaran paket kredit, tawaran subsidi sarana produksi, bantuan fisik, dan dalam rangka dianjurkan untuk menerapankan teknologi. Tetapi fakta juga telah menunjukkan, dengan berakhirnya bantuan tersebut, maka berakhir pula kelompoknya dan teknologi anjuran mulai ditinggalkan. Ini semua menunjukkan ada yang salah dengan upaya yang telah dilakukan lembaga pembina dalam mengembangkan dan memperkuat kelompok tani. (http://www. litbang.deptan.go.id)
  • 7. Universitas Sumatera Utara 15 15 Untuk itu diperlukan dukungan sumber daya manusia berkualitas melalui penyuluhan pertanian dengan pendekatan kelompok yang dapat mendukung sistem agribisnis berbasis pertanian (tanaman pangan, hortikultura, peternakan dan perkebunan). Sehubungan dengan itu perlu dilakukan pembinaan dalam rangka pertumbuhan dan pengembangan kelompok tani menjadi kelompok yang kuat dan mandiri untuk meningkatkan pendapatan petani dan keluarganya. Pembinaan kelompok tani diarahkan pada penerapan sistem agribisnis, peningkatan peranan, peran serta petani dan anggota masyarakat pedesaan lainnya, dengan menumbuhkembangkan kerja sama antar petani dan pihak lainnya yang terkait untuk mengembangkan usahataninya. Selain itu pembinaan kelompok tani diharapkan dapat membantu menggali potensi, memecahkan masalah usahatani anggotanya secara lebih efektif, dan memudahkan dalam mengakses informasi, pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya. (http://www.deptan.go.id) Penyuluhan pertanian yang efektif sangat penting didalam pembangunan pertanian, terutama di Negara yang sedang berkembang. Disamping itu, juga ada beberapa masalah yang mengurangi keefektifan penyuluhan pertanian di beberapa Negara, seperti dibawah ini: 1. Teknologi tepat guna tidak tersedia bagi petani 2. Tidak ada keterkaitan yang efektif antara penyuluh pertanian dan lembaga penelitian pertanian 3. Kurangnya tenaga lapangan yang terlatih dalam teknologi pertanian 4. Petugas penyuluh pertanian yang kurang memperoleh latihan dalam metode penyuluhan dan keterampilan berkomunikasi
  • 8. Universitas Sumatera Utara 16 16 5. Tenaga lapangan kurang memiliki fasilitas transportasi (mobilitas) untuk mencapai petani dengan efektif 6. Petugas penyuluh kekurangan alat untuk mengajar dan berkomunikasi 7. Karena masalah organisasi, penyuluh dibebani tugas ganda di samping tugas penyuluhannya sendiri. (Van Den Ban, 1999). Landasan Teori Penyuluhan pertanian merupakan pendidikan non formal bagi petani beserta keluarganya yang meliputi kegiatan dalam ahli pengetahuan dan keterampilan dari penyuluh lapangan kepada petani dan keluarganya berlangsung melalui proses belajar mengajar. Penyuluhan pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping bisa berkomunikasi secara efektif dengan petani sehingga dapat mendorong minat belajar mereka dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi oleh petani, sesuai dengan kenyataan dan pemahaman mereka. (http://www.deptan.go.id) Tujuan utama dari penyuluhan pertanian adalah mempengaruhi para petani dan keluarganya agar berubah perilakunya, yang akan menyebabkan perbaikan mutu hidup dari para keluarga tani. Jadi perubahan perilaku itu dapat terjadi dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu: 1. Bertambahnya perbendaharaan informasi yang berguna bagi petani 2. Tumbuhnya keterampilan, kemampuan dan kebiasaan baru yang bertambah baik. 3. Timbulnya sikap mental dan motivasi yang lebih kuat sesuai yang dikehendaki. (Yustiana dan Sudrajat, 2003)
  • 9. Universitas Sumatera Utara 17 17 “Peranan” merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status) seseorang yang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan menunjukan dia menjalankan perannya. Hak dan kewajiban haruslah dalam keseimbangan. Hak dan kewajiban itu merupakan dua hal yang saling berkaitan yang dijalankan seseorang haruslah sesuai dengan ketentuan peranan yang seharusnya dilakukan dan sesuai pula dengan harapan peranan yang dilakukan. (http://www.deptan.go.id) Peranan adalah status atau kedudukan seseorang dalam usaha tani atau peranan juga dapat diartikan sebagi kegiatan yang dilakukan atau prilaku individu. Sedangkan yang dimaksud peranan tenaga kerja anak-anak adalah keikutsertaan tenaga kerja anak-anak dalam usaha pertanian, yaitu penyiapan lahan, pembibitan, penanaman, pemilihan dan panen. (Abbas, 1983) Peranan ialah bagian yang dimainkan oleh seseorang pada setiap keadaan dan cara bertingkah laku untuk menyelaraskan diri dengan keadaan. Hasil penelitian Menurut Departemen Pertanian (1980) kelompok tani adalah kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) yang melakukan usaha tani dan terlibat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama-sama serta berada dalam lingkungan yang sama yang dipimpin oleh kontak tani. Menurut PPL Supervisor BPP Medan Krio Bapak Edy Syahputra Nst, SP, untuk memudahkan kegiatan penyuluhan dalam sektor pertanian, maka Wilayah Kerja Pertanian di Indonesia dibagi dalam wilayah-wilayah kerja penyuluhan yang lebih kecil. Sebagai unit terkecil dalam pembagian wilayah kerja penyuluhan pertanian adalah Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian yang disingkat dengan
  • 10. Universitas Sumatera Utara 18 18 WKPP, dimana setiap WKPP terdiri dai beberapa kelompok tani yang dapat meliputi satu desa atau lebih. Menurut Peraturan Menteri Pertanian Indonesia nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani, bahwa tumbuh dan berkembangnya kelompok-kelompok dalam masyarakat, umumnya didasarkan atas adanya kepentingan dan tujuan bersama, sedangkan kekompakan kelompok tersebut tergantung kepada faktor pengikat yang dapat menciptakan keakraban individu-individu yang menjadi anggota kelompok. Pertumbuhan kelompok tani dapat dimulai dari kelompok- kelompok/organisasi sosial yang sudah ada dimasyarakat yang selanjutnya melalui kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan menuju bentuk kelompok tani yang semakin terikat oleh kepentingan dan tujuan bersama dalam meningkatkan produksi dan pendapatan dari usaha taninya. Kelompok tani juga dapat ditumbuhkan dari petani dalam satu wilayah, dapat berupa satu dusun atau lebih, satu desa atau lebih. Menurut Praturan Menteri Pertanian Indonesia nomor 273/Kpts/OT.160/4/2007 Tentang Pedoman Pembinaan Kelembagaan Petani, bahwa pengembangan kelompok tani diarahkan pada peningkatan kemampuan kelompoktani dalam melaksanakan fungsinya, peningkatan kemampuan para anggota dalam mengembangkan agribisnis, penguatan kelompoktani menjadi organisasi petani yang kuat dan mandiri yang dicirikan antara lain: 1) Adanya pertemuan/rapat anggota/rapat pengurus yang diselenggarakan secara berkala dan berkesinambungan.
  • 11. Universitas Sumatera Utara 19 19 2) Disusunannya rencana kerja kelompok secara bersama dan dilaksanakan oleh para pelaksana sesuai dengan kesepakatan bersama dan setiap akhir pelaksanaan dilakukan evaluasi secara partisipasi. 3) Memiliki aturan/norma yang disepakati dan ditaati bersama. 4) Memiliki pencatatan/pengadministrasian organisasi yang rapih. 5) Memfasilitasi kegiatan-kegiatan usaha bersama di sektor hulu dan hilir. 6) Memfasilitasi usaha tani secara komersial dan berorientasi pasar. 7) Sebagai sumber serta pelayanan informasi dan teknologi untukusaha para petani umumnya dan anggota kelompoktani khususnya. 8) Adanya jalinan kerja sama antara kelompo ktani dengan pihak lain. 9) Adanya pemupukan modal usaha baik iuran dari anggota atau penyisihan hasil usaha/kegiatan kelompok. (http://www.deptan.go.id) Untuk menilai keberhasilan kelompok tani maka perlu diadakan evaluasi atau penilaian bagi kelompok tani atau yang sering disebut penilaian kelas kelompok tani. Penilaian kelas kemampuan kelompok tani tersebut dilaksanakan berdasarkan 5 tolak ukur/jurus untuk mengetahui sampai sejauh mana perkembangan atau kemampuan kelompok tani, dengan indikator-indikator sebagai berikut: a. Kemampuan merancanakan kegiatan untuk meningkatkan produktivitas usaha tani para anggotanya, dengan nilai 300 dan indikator: 1. Mampu merencanakan usaha tani dan peningkatan usaha kelompok 2. Mampu merencanakan produk sesuai dengan permintaan pasar (jumlah, mutu dan waktu) 3. Mampu merencanakan pengolahan dan pemasaran hasil
  • 12. 20 20 Universitas Sumatera Utara 4. Mampu merencanakan kegiatan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap setiap anggotanya. b. Kemampuan melaksanakan dan mentaati perjanjian dengan pihak lain dengan nilai 100 dan indikator sebagai berikut: 1. Mampu memperoleh mitra usaha yang menguntungkan bagi usaha tani anggota kelompok 2. Mampu membuat perjanjian kerjasama dengan mitra usaha 3. Mampu berperan serta dalam gerakan pembangunan pertanian c. Kemampuan memupuk modal dan memanfaatkan pendapatan secara rasional, dengan nilai 100 dan indikator: 1. Mampu memupuk modal, baik melalui tabungan anggota, simpan pinjam maupun pendapatan dari usaha kelompok 2. Mampu mengembangkan modal usaha 3. Mampu memanfaatkan pendapatan secara produktif 4. Mampu mendapatkan dan mengembalikan kredit dari Bank atau pihak lain. d. Kemampuan meningkatkan hubungan melembaga dengan koperasi, nilai 200 dan indikator sebagai berikut: 1. Mampu mendorong anggotanya menjadi anggota koperasi/KUD 2. Mampu memanfaatkan pengetahuan perkoperasian bagi anggota 3. Mampu memanfaatkan pelayanan yang diberikan koperasi/KUD 4. Mampu menjadikan koperasi/KUD sebagai penyedia sarana pelaksana pengolahan dan pemasaran hasil.
  • 13. Universitas Sumatera Utara 21 21 e. Kemampuan mencari dan memanfaatkan informasi, serta menggalang kerjasama kelompok, dengan nilai 300 dengan indikator sebagai berikut: 1. Mampu secara teratur dan terus menerus mencari, menyampaikan, meneruskan dan memanfaatkan informasi 2. Mampu mengembangkan kader kepemimpinan dan keahlian dari anggota 3. Tingkat kesejahteraan petani seluruh anggota kelompok lebih t inggi dibandingkan dengan rata-rata kesejahteraan keluarga daerah bersangkutan. Penilaian dilaksanakan oleh Balai Informasi Penyuluh Pertanian (BIPP). Penilaian dilakukan minimal satu kali dalam setahun melalui laporan para penyuluh dengan tolak ukur kemapuan dengan nilai maximum 1000 dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Kelas Pemula : nilai 0 – 250 2) Kelas Lanjut : nilai 251-500 3) Kelas Madya : nilai 501-750 4) Kelas Utama : nilai 751- 1000 Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 9 (sembilan) Hasil penilaian dipergunaan sebagai bahan evaluasi kinerja masing-masing Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dan PPL dalam pembinaan kelompok tani di wilayah kerjanya. Berdasarkan penilaian tersebut maka dapat diukur tingkat kelas setiap kelompok tani yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
  • 14. Universitas Sumatera Utara 22 22 a) Untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kemampuan suatu kelompok tani disuatu daerah berada, sehingga dapat menetapkan kelas kelompok tersebut b) Bagi pembina/penyuluh berguna untuk mengambil langkah-langkah dan tindakan yang tepat dalam pembinaan dan pengembangan kelompok tani. c) Pengukuran tingkat kemampuan kelompok tani bermanfaat bagi proses pertumbuhan dan perkembangan kelompok tani selanjutnya. Kerangka Pemikiran Penyuluh pertanian adalah pegawai departemen pertaian yang bertugas melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian dan berfungsi sebagai penyebar informasi bagi petani, mengajarkan keterampilan kepada petani memberi saran dan rekomendasi, mengikthiarkan sarana dan fasilitas serta mengembangkan swakraya dan swadaya petani. Penyuluh pertanian harus memiliki pedoman dalam menjalankan tugasnya. Acuan yang menjadi pedoman ini disusun secara sistematis dan memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang yang akan dicapai disetiap pelaksanaan tugasnya. Acuan yang dijadikan pedoman inilah yang selanjutnya disebut dengan program penyuluh pertanian. Program penyuluh pertanian dibuat dan disusun berdasarkan kepentingan petani, karena petani memiliki gambaran mengenai program yang mereka inginkan dan dikondisikan sesuai dengan usaha tani mereka. Program penyuluhan pertanian dibuat dengan peran aktif penyuluh pertanian lapangan, dengan tujuan
  • 15. Universitas Sumatera Utara 23 23 disampaikan kepada kelompok tani. Kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Sunggal berada dibawah naungan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Medan Krio. Didalam penyampaian program pastilah berpengaruh terhadap sikap anggota kelompok tani, apakah mereka setuju dengan program yang diberikan atau tidak. Dengan adanya peranan penyuluh pertanian (PPL) diharapkan kelompok tani di daerah penelitian dapat berkembang dengan baik sesuai dengan yang diharapkan
  • 16. Universitas Sumatera Utara 24 24 Secara skematis krangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) PROGRAM Sikap Kelompok tani Kelompok Tani Peranan PPL Pengembangan Keterangan : = Menyatakan Hubungan = Menyatakan Pengaruh
  • 17. Hipotesis Penelitian 1) Kelompok tani bersikap positif terhadap program yang disampaikan penyuluh pertanian. 2) Penyuluh pertanian berperan dalam pengembangan kelompok tani didaerah penelitian.