SlideShare a Scribd company logo
Kerangka pembentkan partai politik islam
I. Kondisi umat sebelum PD I (hal. 8-9)
1.Daulah mundur sebagai akibat dari:
•Kelemahan pemikiran politik Islam
•Buruknya penerapan Islam
2.Tsaqofah asing masuk dan terjadi pengiriman pelajar ke Prancis untuk belajar tsaqofah
asing (Sekularisme, Pluralisme, Nasionalisme, Demokrasi, dll) sebagai akibat dari point 1
Jenis-jenis Harakah yang muncul untuk memperbaiki Daulah:
1)Harakah Kaumiyah (Nasionalisme dan Kebangsaan)
Aktivitas: membangkitkan umat agar bisa lepas dari Daulah dengan mengatasnamakan
kemuliaan Arab, Turki, dll, membawa pada Revolusi Arab
2)Harakah Islamiyah
Aktivitas: membangkitkan umat dengan seruan yang umum agar kembali kepada Allah, dll,
membawa mereka menakwilkan Islam agar sejalan dengan sikon dan aturan asing
3)Harokah Wathoniyah (Patriotisme)
Aktivitas: membangkitkan umat dengan melawan kezaliman penjajah di wilayah Daulah,
membawa mereka pada perjuangan murahan
= ketiga jenis harakah ini semakin menguatkan kekuasaan kafir penjajah atasnegeri-negeri
Islam
II. Kondisi umat setelah PD II (hal. 10-15)
1.Daulah runtuh 1924
2.Penguasaan Barat secara langsung terhadap Daulah lewat agen-agen, pemikiran dan dana
sehingga:
•Tsaqofah asing masuk dalam kurikulum dan menjadi kepribadian serta menjadi kiblat
pemikiran umat
•Peracunan pemikiran dan pendapat politik disertai falsafah yang merusak cara pandang,
suasana keislaman dan pemikiran kaum muslim dalam seluruh aspek kehidupan
Kondisi ini mendorong kaum muslim untuk kembali menegakkan Daulah, namun karena
kondisi poin 2, kutlah yang berdiri untuk menegakkan kembali Daulah akhirnya banyak
mengadopsi konsep pemikiran politik dan kebangkitan yang keliru.
Jenis-jenis harakah yang muncul:
1)Harakah Syuyu’i: Sosialisme-Komunisme
2)Harakah Jama’iyyah:
•Khairiyyah; bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan karena memahami umat akan
bangkit jika mereka cerdas dan memiliki ekonomi yang kuat dan didasarkan pada QS al
Maidah:2.
Membahayakan karena umat teralihkan dari upaya menegakkan Daulah disebabkan mereka
merasa puas dan tentram dengan kegiatan-kegiatan sosial dan merasa keperluan mereka telah
dipenuhi meski bukan oleh Daulah
•Akhlaqiyyah; bergerak untuk memperbaiki akhlak umat karena memahami umat akan
bangkit jika akhlaqnya baik sebagaimana Rasulullah saw, hal ini disebabkan mereka keliru
memahami definisi dan faktor-faktor pembentuk masyarakat
= harakah-harakah yang ada gagal memperbaiki Daulah
III.Kegagalan Harakah membangkitkan umat (hal. 26)
1.Gagal;
•Daulah runtuh dan terpecah-belah
•Arah perjuangan Islam berubah (bukan lagi untuk menegakkan kembali Daulah)
2.Faktor-faktor kegagalan (hal.1-7)
1)Berdiri diatas pemikiran yang:
•Umum (fikrul ’amah) tanpa batasan yang jelas, kabur (ghomidah) atau samar (syibh
ghamidah)
•Tidak mengkristal (at tabalwar) atau menjasad/terinternalisasi (tajassud) pada diri
pengemnbannya, sehingga mereka tidak mampu memberikan batasan yang jelas
•Kehilangan kebersihan (an niqa’)-nya, mereka tidak menyadari masuknya pengaruh tsaqofah
asing pada pemikiran Islam yang mereka ambil, seperti kaidah-kaidah syara yang berasal dari
hukum Barat
2)Tidak mengetahui metode untuk menerapkan pemikirannya, disebabkan oleh:
•Tidak memahami fase dakwah dan hukum apa saja yang dilakukan Rasulullah saw sebagai
amir hizb rasul
•Tidak membedakan antara fikrah, thoriqoh, uslub, dan wasilah
3)Bertumpu pada orang-orang yang kesadarannya tidak shohih dan tidak sempurna
disebabkan oleh:
•Tidak memiliki kesadaran terhadap fikrah dan thoriqoh perjuangan
•Para anggota hanya berakal semangat (rughbah) saja. Mereka tidak memiliki kehendak
(iradah) yang sempurna karena mereka tidak memahami fikrah dan thoriqoh yang dapat
menguatkan keinginan untuk merealisasikan tujuan
4) Tidak memiliki ikatan partai yang shohih diantara para anggotanya, disebabkan oleh:
•Aqidah Islam tidak menjadi asas saat merekrut kader, yakni hanya berdasarkan kedudukan,
hubungan pertemanan dan kemaslahatan tertentu saja
•Aqidah Islam tidak menjadi asas pemikiran partai sehingga tidak ada pemikiran yang
menyatukan para anggota
IV.Penjelasan partai yang shohih untuk membangkitkan umat
1.Asas pemikiran (fikrah): Mabda Islam (hal 26)
•Pemikiran yang menyeluruh (fikrul kulliyah) yang bersifat fundamental (berasaskan pada
satu aqidah tertentu) dan integral (mencakup segala aspek kehidupan)
•Terintegrasi pada diri anggota yang sekaligus menjadi ikatan diantara mereka
•Mengalami pembersihan (an-niqa’) dari masukan pengaruh selain Islam baik ushul maupun
furu-n sehingga kebersihan dan kejernihan pemikiran Islam tetap terjaga
•Pemikiran yang suci, maksudnya gamblang (wudhuh ar-ru’yah) yakni keterkaitan antara
pemikiran dasar maupun cabang dapat dipahami dengan jelas. Dengan kata lain pemikiran
tersebut berdasarkan pada dalil-dalil yang terpancar dari aqidahnya
(Entry point penjelasan dimulai dari definisi, sumber, karakteristik mabda’ secara umum,
baru dilanjutkan menjelaskan mabda’ Islam untuk merefresh qiyadah fikriyah Islam dan
mengaitkan ke poin asas pemikiran partai)
2.Proses munculnya partai yang shohih
•Adanya seorang yang berjiwa bersih yang tertunjuki kepada mabda’ dan memahami
fikrahnya yang mendalam dan thoriqahnya dengan jelas sebagai sel ula
•Sel ula menawarkan mabda’ yang dipahaminya kepada orang-orang yang dipandang akan
dapat menerima, kemudian terbentuk halqah ula lil hizb sekaligus sebagai pimpinan (qiyadah
hizb) yang memiliki karakter;
1.Berjumlah sedikit
2.Bergerak lamban
3.Lafadz-lafadz ungkapan asing didengar masyarakat
4.Pemikiran mendalam dan thoriqah kebangkitan mendasar, mereka seperti ”terbang di atas
awan”
5.Pemikiran bertumpu pada kaidah:
•Pemikiran harus berkaitan dengan aktivitas/amal
•Pemikiran dan amal harus mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai
•Bersandar pada mabda’ sehingga tetap tercipta suasana keimanan pada saat mencapai tujuan
tersebut
6.Ikatan aqidah dan tsaqofah partai harus sudah ada dan mengikat anggota halqoh ula
•Halqoh ula berkewajiban menciptakan gerak-gerak terarah serta suasana keimanan (tercipta
karena telah terinternalisasinya mabda’ Islam dalam diri para kader partai yakni kesadaran
akan tujuan, motivasi, nilai, tolak ukur, dan dalil-dalil yang berkaitan dengan aktivitas
pencapaian tujuan partai) dalam kaderisasi partai sehingga dapat berubah secara cepat
menjadi kelompok kepartaian (kutlah hizbiyyah)
•Gerak tararah halqoh ula dapat diserupakan dengan motor pabrik;
1.Kesamannya:
•Komponennya: fikrah partai/mabda’ (percikan api dari busi), perasaan kader partai yang
penuh kesadaran (bensin), manusia/para kader partai yang perasaannya terpengaruh oleh
fikrah partai (gerakan motor)
•Proses bergeraknya:
√ Motor yang digerakan gas/distarter (kader partai yang terpengaruh perasaannya oleh fikrah)
mempunyai energi panas yang dihasilkan dari percikan api (fikrah partai) dan bensin
(perasaan kader partai yang penuh kesadaran) akan menghasilkan tekanan gas yang
mendorong piston untuk menggerakkan seluruh peralatan motor (kesadaran akan mabda’
memanaskan dan mendorong kader partai dalam hal ini qiyadah hizb untuk bergerak dan
gerakan qiyadah hizb ini menggerakkan bagian-bagian lain dari partai baik para
hizbiyyin/hizbiyyahnya, halqoh-halqoh, lajnah-lajnah mahalliyahnya, dll. Gerakan semua
komponen partai membuat hizb berkembang dalam pembentukan dirinya.
= oleh karena itu energi panas dari qiyadah hizb harus disalurkan ke seluruh bagian partai
sehingga seluruh bagian bergerak, sebagaimana gerakan mesin yang menggerakkan seluruh
bagian motor
2.Perbedaannya:
•Gerakan motor sebagai motor pabrik bergerak secara otomatis dan selalu harus digerakkan
oleh piston
•Gerakan partai sebagai motor sosial tidak selalu harus digerakkan oleh qiyadah hizb, karena
seluruh bagian partai telah terpengaruh perasaan oleh memahami fikrah partai dan jika hal ini
bersentuhan dengan panasnya pimpinan partai maka kondisi ini akan menggerakkan partai
terus menerus
•Kutlah hizbiyyah terus berinteraksi dengan umat untuk kemudian menjadi hizb mabdai yang
dinamis dan berpengaruh
3.Metode (Thoriqoh), jika mengkaji aktivitas dakwah Rasul maka metode dakwah partai
bersifat pemikiran dan tanpa kekerasan dengan metode operasionalnya sbb:
a. Marhalah I (poin 9-12) halaman 47-56
Aktivitas yang dilakukan:
1.Pembinaan (hal. 48-50) bersifat amaliah yakni bahwa tsaqofah dipelajari untuk diamalkan
dalam kehidupan.
Tahapan pembinaan ditempuh dengan asumsi:
•Seluruh individu umat kosong dari pemikiran yang shohih, sehingga mereka perlu dibina
dengan Islam
•Masyarakat adalah madrasah bagi hizb yang berarti bahwa hizb akan membina mereka dan
dicetak dari mereka orang-orang yang siap menjadi kader dakwah
•Idiologi Islam adalah guru yakni bahwa ilmu dan tsaqofah yang diajarkan, didapat dan
diamalkan dalam kancah kehidupan hanya terbatas dari idiologi Islam saja.
2.Perbedaan madrasah dengan hizb (hal. 50-56)
•Madrasah bersifat rutin, meski kurikulumnya benar, madrasah tidak dapat menjamin
kebangkitan umat. Sementara partai bersifat dinamis yang mengontrol dan membentuk
masyarakat dengan suasana keimanannya.
•Madrasah mendidik individu agar berpengaruh terhadap jamaah (umat), maka hasilnya
bersifat individual artinya kebaikan dan kebangkitan hanya terbatas pada individunya tertentu
saja, contoh: menghasilkan dokter, ahli mesin, dll sesuai bidang pendidikan. Sementara partai
membina individu untuk mempengaruhi jamaah (umat) maka hasilnya bersifat jamaah.
Karena individu tsb dibina oleh partai untuk menjadi kader dakwah di tengah-tengah umat
atau jamaah.
•Madrasah mempersiapkan perasaan secara parsial pada individu-individu untuk
mempengaruhi perasaan jamaah (umat). Karenanya madrasah tidak mampu mempengaruhi
perasaan dan merangsang pemikiran umat. Sementara partai mempersiapkan secara
menyeluruh dalam jamaah (umat) untuk mempengaruhi perasaan individu-individunya.
Karenanya partai mampu mempengaruhi perasaan dan merangsang pemikiran umat secara
sempurna.
3.Peralihan ke marhalah 2 (hal. 56-59)
•Syarat peralihan tahap 1 ke tahapan 2:
1.Masyarakat menyadari ada aktivitas dakwah dan mengetahui ada para kader partai di
tengah-tengah mereka yang menyerukan dakwah kepada mereka
2.Sudah terbentuk dan terjalin ruh jamaah diantara para kader partai
3.Para kader dakwah telah menguasai tsaqofah partai secara mendalam dan telah terbentuk
kepribadian Islam (Idiologi Islam terinternalisasi pada diri pengembannya)
= jika syarat di atas terpenuhi, partai telah melewati nuqthoh ibtida’ (titik awal dakwah) dan
partai harus berpindah ke nuqthatul intilaq (titik tolak dakwah)
4.Untuk menjalani nuqthatul intilaq partai harus mulai menyeru umat (mukhatobatul
ummah), untuk memulai seruannya, partai harus memulai dengan mencoba menyeru umat
(muhawalatul mukhatabah), jika berhasil maka partai harus menyeru secara langsung
(mukhatabah mubasyarah), seruan-seruan ini dilakukan dengan:
•Tsaqofah murakkazah (pembinaan dan pengkaderan intensif dalam halqoh-halqoh)
•Tsaqofah jama’iyah (pembinaan masyarakat umum)
•Kifahus Siyasi dan Shira’ul Fikr (perjuangan politik dan pergulatan pemikiran)
•Tabhani mashalihul ummah (mengadopsi kemaslahatan-kemaslahatan umat)
= jika partai berhasil dalam 4 aktivitas di atas maka partai telah berpindah ke nuqthah intilaq
secara alami. Perpindahan ke titik tolak ini yang mengantarkan peralihan partai dari tahap
pertama memasuki tahap ke 2 pada saat yang tepat secara alami
b. Marhalah II berinteraksi dengan umat (poin 13-17/hal. 60-73)
•Pengertian berinteraksi dengan umat adalah memahamkan mereka akan idiologi partai agar
menjadi mabda’ umat, agar umat mengambil kaidah dalam beraktivitas yakni berpikir dan
beraktivitas untuk mencapai suatu tujuan, dengan berinteraksi dan memahamkan idiologi
dengan jelas dan cara yang tepat maka umat akan bergerak bersama-sama partai untuk
menerapkan idiologi Islam dalam kehidupan dan membawa partai memasuki tahapan ke III
(nuqhtah irtikaz) dimana tercipta opini dan kesadaran umum di tengah-tengah umat. Maka
tholabun nushrah penting untuk dilakukan.
•Kesulitan yang akan dihadapi saat partai berinteraksi dengan umat:
1.Mabda vs sistem yang diterapkan dimana penguasa menganggap mabda, dan para kader
dakwah sebagai ancaman bagi kekuasaan mereka maka solusi atas kesulitan ini; pandai-
pandai menjaga diri dengan tetap menyerukan mabda secara gamblang dan bersiap sedia
menanggung segala penderitaan
2.Perbedaan tsaqofah di tengah-tengah umat, solusi; tetap memahamkan mabda kepada umat
3.Faktais/waqi’iyin baik faktais sejati maupun faktais yang jumud, enggan berfikir dan
menerima keadaan baru, solusi; tetap memahamkan mabda kepada umat
4.Keterikatan manusia pada kemaslahatan-kemaslahatannya, solusi; mengingatkan kader
partai untuk menjadikan dakwah dan partai sebagai titik sentral kepentingannya
5.Lemahnya pengorbanan di jalan Islam dan dakwah Islam, solusi; mengingatkan orang-
orang beriman bahwa Allah telah membeli harta dan jiwa mereka dengan surga
6.Perbedaan sarana fisik dan kultur masyarakat, solusi; tetap membina umat dengan mabda
dengan satu metode, karena mereka adalah umat yang memiliki pemikiran, perasaan dan
mabda yang satu
•Bahaya yang akan dihadapi:
1.Bahaya mabda yakni umat menuntut kebutuhannya dipenuhi, cara mengatasinya; partai
harus tetap berpegang teguh kepada mabda
2.Bahaya kelas yakni para kader dakwah merasa lebih tinggi derajatnya daripada umat, cara
mengatasinya adalah menyadarkan para kader dakwah bahwa mereka tidak boleh memiliki
perasaan kecuali bahwa mereka adalah pelayan umat yang harus melayani mereka, hal ini
agar kepercayaan umat tetap terpelihara pada partai dan agar pada tahap ke tiga dimana partai
berhasil meraih kekuasaan, para kader dakwah tetap menjadi pelayan umat
c. Marhalah ke III pengambilalihan kekuasaan
Penerapan mabda secara inqilaby dengan thoriqah ummat. Inilah fase terakhir yang akan
ditempuh oleh partai, dimana umat akan menyerahkan kekuasaan kepada partai demi
menerapkan Islam secara menyeluruh dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia dalam sebuah
Daulah Khilafah Islamiyah.

More Related Content

What's hot

Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan IslamSoal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
Anas Wibowo
 
Thoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasulThoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasulel-hafiy
 
Dakwah ekstraparlemen
Dakwah ekstraparlemenDakwah ekstraparlemen
Dakwah ekstraparlemenAnnisa Amala
 
Gerakan pemikiran
Gerakan pemikiran Gerakan pemikiran
Gerakan pemikiran
Kamarudin Jaafar
 
Marhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasulMarhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasul
el-hafiy
 
Ta'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut TahrirTa'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut Tahrir
Mush'ab Abdurrahman
 
Mata kuliyah aliran teologi modern
Mata kuliyah aliran teologi modernMata kuliyah aliran teologi modern
Mata kuliyah aliran teologi modern
Husain Rahim
 
Ikhwal berdirinya muhammadiyah
Ikhwal berdirinya muhammadiyahIkhwal berdirinya muhammadiyah
Ikhwal berdirinya muhammadiyah
STIPER MUHAMMADIYAH TANAH GROGOT
 
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2
Ardi Muluk
 
Ringkasan Kitab Mafahim HT
Ringkasan Kitab Mafahim HTRingkasan Kitab Mafahim HT
Ringkasan Kitab Mafahim HT
tsaqafahpemuda.wordpress.com
 
Dakwah tanpa kekerasan
Dakwah tanpa kekerasanDakwah tanpa kekerasan
Dakwah tanpa kekerasan
Muhammad Firhand
 
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Politik (AIK 3)
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Politik (AIK 3)Muhammadiyah Sebagai Gerakan Politik (AIK 3)
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Politik (AIK 3)
Audria
 
Mafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrirMafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrir
Mye Gucci
 
Hizbut Tahrir Indonesia
Hizbut Tahrir IndonesiaHizbut Tahrir Indonesia
Hizbut Tahrir Indonesia
Avandy Satya
 
Hizbut Tahrir
Hizbut TahrirHizbut Tahrir
Hizbut Tahrir
AnnisaZahrah1
 
Bab khittah muhammadiyah
Bab khittah muhammadiyahBab khittah muhammadiyah
Bab khittah muhammadiyah
sartono mupat
 
Skema qiyadah fikriyah fil islam
Skema qiyadah fikriyah fil islamSkema qiyadah fikriyah fil islam
Skema qiyadah fikriyah fil islam
tsaqafahpemuda.wordpress.com
 
Nahdlatul ulama
Nahdlatul ulamaNahdlatul ulama
Nahdlatul ulama
Kurnia Yusuf
 
Makalah gerakan muhammadiyah
Makalah gerakan muhammadiyahMakalah gerakan muhammadiyah
Makalah gerakan muhammadiyah
Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan IslamSoal Jawab Seputar Gerakan Islam
Soal Jawab Seputar Gerakan Islam
 
Thoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasulThoriqoh dakwah rasul
Thoriqoh dakwah rasul
 
Dakwah ekstraparlemen
Dakwah ekstraparlemenDakwah ekstraparlemen
Dakwah ekstraparlemen
 
Gerakan pemikiran
Gerakan pemikiran Gerakan pemikiran
Gerakan pemikiran
 
Marhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasulMarhalah dakwah rasul
Marhalah dakwah rasul
 
Ta'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut TahrirTa'rif Hizbut Tahrir
Ta'rif Hizbut Tahrir
 
Mata kuliyah aliran teologi modern
Mata kuliyah aliran teologi modernMata kuliyah aliran teologi modern
Mata kuliyah aliran teologi modern
 
Ikhwal berdirinya muhammadiyah
Ikhwal berdirinya muhammadiyahIkhwal berdirinya muhammadiyah
Ikhwal berdirinya muhammadiyah
 
Gerakan Muhammadiyah
Gerakan MuhammadiyahGerakan Muhammadiyah
Gerakan Muhammadiyah
 
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2
M12mengenal hizbut-tahrir-1234601443516523-2
 
Ringkasan Kitab Mafahim HT
Ringkasan Kitab Mafahim HTRingkasan Kitab Mafahim HT
Ringkasan Kitab Mafahim HT
 
Dakwah tanpa kekerasan
Dakwah tanpa kekerasanDakwah tanpa kekerasan
Dakwah tanpa kekerasan
 
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Politik (AIK 3)
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Politik (AIK 3)Muhammadiyah Sebagai Gerakan Politik (AIK 3)
Muhammadiyah Sebagai Gerakan Politik (AIK 3)
 
Mafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrirMafahim hizbut tahrir
Mafahim hizbut tahrir
 
Hizbut Tahrir Indonesia
Hizbut Tahrir IndonesiaHizbut Tahrir Indonesia
Hizbut Tahrir Indonesia
 
Hizbut Tahrir
Hizbut TahrirHizbut Tahrir
Hizbut Tahrir
 
Bab khittah muhammadiyah
Bab khittah muhammadiyahBab khittah muhammadiyah
Bab khittah muhammadiyah
 
Skema qiyadah fikriyah fil islam
Skema qiyadah fikriyah fil islamSkema qiyadah fikriyah fil islam
Skema qiyadah fikriyah fil islam
 
Nahdlatul ulama
Nahdlatul ulamaNahdlatul ulama
Nahdlatul ulama
 
Makalah gerakan muhammadiyah
Makalah gerakan muhammadiyahMakalah gerakan muhammadiyah
Makalah gerakan muhammadiyah
 

Similar to 9 tips awet muda secara islami

Buku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi IslamBuku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi Islam
Anas Wibowo
 
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga MuhammadiyahMakalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Desy Rahmawati
 
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptxIMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
adymasalembow
 
Materi IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBAR.pptx
Materi IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBAR.pptxMateri IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBAR.pptx
Materi IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBAR.pptx
c9fhbm7gzj
 
Khitthah dan fikrah nahdlyyah
Khitthah dan fikrah nahdlyyahKhitthah dan fikrah nahdlyyah
Khitthah dan fikrah nahdlyyah
Visnu Candra
 
KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH.pptx
KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH.pptxKEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH.pptx
KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH.pptx
RidhoAsySyahid
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
muhammadfaridfaizal
 
klp 3.pptx
klp 3.pptxklp 3.pptx
klp 3.pptx
WinaPermatasari
 
KHITTHAH N FIKRAH NAHDLYYAH.pdf
KHITTHAH N FIKRAH NAHDLYYAH.pdfKHITTHAH N FIKRAH NAHDLYYAH.pdf
KHITTHAH N FIKRAH NAHDLYYAH.pdf
pakKamalkamal
 
2. Sejarah NU.pptx
2. Sejarah NU.pptx2. Sejarah NU.pptx
2. Sejarah NU.pptx
Andriwijayanto5
 
Nahdhatul ulama (makalah ddk)
Nahdhatul ulama (makalah ddk)Nahdhatul ulama (makalah ddk)
Nahdhatul ulama (makalah ddk)Nizarrul Akbar
 
4. bab
4. bab4. bab
Materi 6 landasan operasional muhammadiyah
Materi 6  landasan operasional muhammadiyahMateri 6  landasan operasional muhammadiyah
Materi 6 landasan operasional muhammadiyahDewi Atin Surya
 
M12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut TahrirM12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut Tahrir
cucur
 
RELASI-AGAMA-DAN-NEGARA (1).ppt
RELASI-AGAMA-DAN-NEGARA (1).pptRELASI-AGAMA-DAN-NEGARA (1).ppt
RELASI-AGAMA-DAN-NEGARA (1).ppt
HaryZobo1
 
Peran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkriPeran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkri
Septiyan Niam
 
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan SosialMisi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan SosialIdrus Abidin
 
Khittah perjuangan muhammadiyah
Khittah perjuangan muhammadiyahKhittah perjuangan muhammadiyah
Khittah perjuangan muhammadiyah
aripratomo5
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
VJ Asenk
 
Revisi pid klmpk 13
Revisi pid klmpk 13Revisi pid klmpk 13
Revisi pid klmpk 13
muhammadfaridfaizal
 

Similar to 9 tips awet muda secara islami (20)

Buku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi IslamBuku Propaganda Ideologi Islam
Buku Propaganda Ideologi Islam
 
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga MuhammadiyahMakalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
Makalah Majelis dan Lembaga Muhammadiyah
 
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptxIMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBARssss.pptx
 
Materi IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBAR.pptx
Materi IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBAR.pptxMateri IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBAR.pptx
Materi IMPLEMENTASI-IDEOLOGI-BERGAMBAR.pptx
 
Khitthah dan fikrah nahdlyyah
Khitthah dan fikrah nahdlyyahKhitthah dan fikrah nahdlyyah
Khitthah dan fikrah nahdlyyah
 
KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH.pptx
KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH.pptxKEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH.pptx
KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH.pptx
 
Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3Revisi pid klmpk 3
Revisi pid klmpk 3
 
klp 3.pptx
klp 3.pptxklp 3.pptx
klp 3.pptx
 
KHITTHAH N FIKRAH NAHDLYYAH.pdf
KHITTHAH N FIKRAH NAHDLYYAH.pdfKHITTHAH N FIKRAH NAHDLYYAH.pdf
KHITTHAH N FIKRAH NAHDLYYAH.pdf
 
2. Sejarah NU.pptx
2. Sejarah NU.pptx2. Sejarah NU.pptx
2. Sejarah NU.pptx
 
Nahdhatul ulama (makalah ddk)
Nahdhatul ulama (makalah ddk)Nahdhatul ulama (makalah ddk)
Nahdhatul ulama (makalah ddk)
 
4. bab
4. bab4. bab
4. bab
 
Materi 6 landasan operasional muhammadiyah
Materi 6  landasan operasional muhammadiyahMateri 6  landasan operasional muhammadiyah
Materi 6 landasan operasional muhammadiyah
 
M12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut TahrirM12 Mengenal Hizbut Tahrir
M12 Mengenal Hizbut Tahrir
 
RELASI-AGAMA-DAN-NEGARA (1).ppt
RELASI-AGAMA-DAN-NEGARA (1).pptRELASI-AGAMA-DAN-NEGARA (1).ppt
RELASI-AGAMA-DAN-NEGARA (1).ppt
 
Peran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkriPeran nu dalam mempertahankan nkri
Peran nu dalam mempertahankan nkri
 
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan SosialMisi Da'wah dan Perubahan Sosial
Misi Da'wah dan Perubahan Sosial
 
Khittah perjuangan muhammadiyah
Khittah perjuangan muhammadiyahKhittah perjuangan muhammadiyah
Khittah perjuangan muhammadiyah
 
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individuFungsi agama dan kepercayaan bagi individu
Fungsi agama dan kepercayaan bagi individu
 
Revisi pid klmpk 13
Revisi pid klmpk 13Revisi pid klmpk 13
Revisi pid klmpk 13
 

Recently uploaded

Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
Kanaidi ken
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
Arumdwikinasih
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
YongYongYong1
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
AqlanHaritsAlfarisi
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
StevanusOkiRudySusan
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
RosidaAini3
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
NirmalaJane
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
 

Recently uploaded (20)

Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan  Regulasi  Terbaru P...
PELAKSANAAN + Link2 Materi WORKSHOP Nasional _"Penerapan Regulasi Terbaru P...
 
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
PPT RENCANA AKSI 2 modul ajar matematika berdiferensiasi kelas 1
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptxRPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
RPH BAHASA MELAYU TAHUN 6 SJKC 2024.pptx
 
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptxPPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
PPT PENGELOLAAN KINERJA PADA PMM SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
 
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
5. Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas_SDN 8n Kranji.docx
 
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Kimia Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdfLAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
LAPORAN BIMBINGAN TEKNIS TRANSISI PAUD - SD.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptxNovel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
Novel - PERISTIWA YANG MEMBERIKAN TELADAN.pptx
 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
 

9 tips awet muda secara islami

  • 1. Kerangka pembentkan partai politik islam I. Kondisi umat sebelum PD I (hal. 8-9) 1.Daulah mundur sebagai akibat dari: •Kelemahan pemikiran politik Islam •Buruknya penerapan Islam 2.Tsaqofah asing masuk dan terjadi pengiriman pelajar ke Prancis untuk belajar tsaqofah asing (Sekularisme, Pluralisme, Nasionalisme, Demokrasi, dll) sebagai akibat dari point 1 Jenis-jenis Harakah yang muncul untuk memperbaiki Daulah: 1)Harakah Kaumiyah (Nasionalisme dan Kebangsaan) Aktivitas: membangkitkan umat agar bisa lepas dari Daulah dengan mengatasnamakan kemuliaan Arab, Turki, dll, membawa pada Revolusi Arab 2)Harakah Islamiyah Aktivitas: membangkitkan umat dengan seruan yang umum agar kembali kepada Allah, dll, membawa mereka menakwilkan Islam agar sejalan dengan sikon dan aturan asing 3)Harokah Wathoniyah (Patriotisme) Aktivitas: membangkitkan umat dengan melawan kezaliman penjajah di wilayah Daulah, membawa mereka pada perjuangan murahan = ketiga jenis harakah ini semakin menguatkan kekuasaan kafir penjajah atasnegeri-negeri Islam II. Kondisi umat setelah PD II (hal. 10-15) 1.Daulah runtuh 1924 2.Penguasaan Barat secara langsung terhadap Daulah lewat agen-agen, pemikiran dan dana sehingga: •Tsaqofah asing masuk dalam kurikulum dan menjadi kepribadian serta menjadi kiblat pemikiran umat •Peracunan pemikiran dan pendapat politik disertai falsafah yang merusak cara pandang, suasana keislaman dan pemikiran kaum muslim dalam seluruh aspek kehidupan Kondisi ini mendorong kaum muslim untuk kembali menegakkan Daulah, namun karena kondisi poin 2, kutlah yang berdiri untuk menegakkan kembali Daulah akhirnya banyak mengadopsi konsep pemikiran politik dan kebangkitan yang keliru. Jenis-jenis harakah yang muncul: 1)Harakah Syuyu’i: Sosialisme-Komunisme 2)Harakah Jama’iyyah: •Khairiyyah; bergerak dalam bidang sosial dan pendidikan karena memahami umat akan bangkit jika mereka cerdas dan memiliki ekonomi yang kuat dan didasarkan pada QS al Maidah:2.
  • 2. Membahayakan karena umat teralihkan dari upaya menegakkan Daulah disebabkan mereka merasa puas dan tentram dengan kegiatan-kegiatan sosial dan merasa keperluan mereka telah dipenuhi meski bukan oleh Daulah •Akhlaqiyyah; bergerak untuk memperbaiki akhlak umat karena memahami umat akan bangkit jika akhlaqnya baik sebagaimana Rasulullah saw, hal ini disebabkan mereka keliru memahami definisi dan faktor-faktor pembentuk masyarakat = harakah-harakah yang ada gagal memperbaiki Daulah III.Kegagalan Harakah membangkitkan umat (hal. 26) 1.Gagal; •Daulah runtuh dan terpecah-belah •Arah perjuangan Islam berubah (bukan lagi untuk menegakkan kembali Daulah) 2.Faktor-faktor kegagalan (hal.1-7) 1)Berdiri diatas pemikiran yang: •Umum (fikrul ’amah) tanpa batasan yang jelas, kabur (ghomidah) atau samar (syibh ghamidah) •Tidak mengkristal (at tabalwar) atau menjasad/terinternalisasi (tajassud) pada diri pengemnbannya, sehingga mereka tidak mampu memberikan batasan yang jelas •Kehilangan kebersihan (an niqa’)-nya, mereka tidak menyadari masuknya pengaruh tsaqofah asing pada pemikiran Islam yang mereka ambil, seperti kaidah-kaidah syara yang berasal dari hukum Barat 2)Tidak mengetahui metode untuk menerapkan pemikirannya, disebabkan oleh: •Tidak memahami fase dakwah dan hukum apa saja yang dilakukan Rasulullah saw sebagai amir hizb rasul •Tidak membedakan antara fikrah, thoriqoh, uslub, dan wasilah 3)Bertumpu pada orang-orang yang kesadarannya tidak shohih dan tidak sempurna disebabkan oleh: •Tidak memiliki kesadaran terhadap fikrah dan thoriqoh perjuangan •Para anggota hanya berakal semangat (rughbah) saja. Mereka tidak memiliki kehendak (iradah) yang sempurna karena mereka tidak memahami fikrah dan thoriqoh yang dapat menguatkan keinginan untuk merealisasikan tujuan 4) Tidak memiliki ikatan partai yang shohih diantara para anggotanya, disebabkan oleh: •Aqidah Islam tidak menjadi asas saat merekrut kader, yakni hanya berdasarkan kedudukan, hubungan pertemanan dan kemaslahatan tertentu saja •Aqidah Islam tidak menjadi asas pemikiran partai sehingga tidak ada pemikiran yang menyatukan para anggota IV.Penjelasan partai yang shohih untuk membangkitkan umat 1.Asas pemikiran (fikrah): Mabda Islam (hal 26) •Pemikiran yang menyeluruh (fikrul kulliyah) yang bersifat fundamental (berasaskan pada satu aqidah tertentu) dan integral (mencakup segala aspek kehidupan)
  • 3. •Terintegrasi pada diri anggota yang sekaligus menjadi ikatan diantara mereka •Mengalami pembersihan (an-niqa’) dari masukan pengaruh selain Islam baik ushul maupun furu-n sehingga kebersihan dan kejernihan pemikiran Islam tetap terjaga •Pemikiran yang suci, maksudnya gamblang (wudhuh ar-ru’yah) yakni keterkaitan antara pemikiran dasar maupun cabang dapat dipahami dengan jelas. Dengan kata lain pemikiran tersebut berdasarkan pada dalil-dalil yang terpancar dari aqidahnya (Entry point penjelasan dimulai dari definisi, sumber, karakteristik mabda’ secara umum, baru dilanjutkan menjelaskan mabda’ Islam untuk merefresh qiyadah fikriyah Islam dan mengaitkan ke poin asas pemikiran partai) 2.Proses munculnya partai yang shohih •Adanya seorang yang berjiwa bersih yang tertunjuki kepada mabda’ dan memahami fikrahnya yang mendalam dan thoriqahnya dengan jelas sebagai sel ula •Sel ula menawarkan mabda’ yang dipahaminya kepada orang-orang yang dipandang akan dapat menerima, kemudian terbentuk halqah ula lil hizb sekaligus sebagai pimpinan (qiyadah hizb) yang memiliki karakter; 1.Berjumlah sedikit 2.Bergerak lamban 3.Lafadz-lafadz ungkapan asing didengar masyarakat 4.Pemikiran mendalam dan thoriqah kebangkitan mendasar, mereka seperti ”terbang di atas awan” 5.Pemikiran bertumpu pada kaidah: •Pemikiran harus berkaitan dengan aktivitas/amal •Pemikiran dan amal harus mempunyai suatu tujuan yang hendak dicapai •Bersandar pada mabda’ sehingga tetap tercipta suasana keimanan pada saat mencapai tujuan tersebut 6.Ikatan aqidah dan tsaqofah partai harus sudah ada dan mengikat anggota halqoh ula •Halqoh ula berkewajiban menciptakan gerak-gerak terarah serta suasana keimanan (tercipta karena telah terinternalisasinya mabda’ Islam dalam diri para kader partai yakni kesadaran akan tujuan, motivasi, nilai, tolak ukur, dan dalil-dalil yang berkaitan dengan aktivitas pencapaian tujuan partai) dalam kaderisasi partai sehingga dapat berubah secara cepat menjadi kelompok kepartaian (kutlah hizbiyyah) •Gerak tararah halqoh ula dapat diserupakan dengan motor pabrik; 1.Kesamannya: •Komponennya: fikrah partai/mabda’ (percikan api dari busi), perasaan kader partai yang penuh kesadaran (bensin), manusia/para kader partai yang perasaannya terpengaruh oleh fikrah partai (gerakan motor) •Proses bergeraknya: √ Motor yang digerakan gas/distarter (kader partai yang terpengaruh perasaannya oleh fikrah)
  • 4. mempunyai energi panas yang dihasilkan dari percikan api (fikrah partai) dan bensin (perasaan kader partai yang penuh kesadaran) akan menghasilkan tekanan gas yang mendorong piston untuk menggerakkan seluruh peralatan motor (kesadaran akan mabda’ memanaskan dan mendorong kader partai dalam hal ini qiyadah hizb untuk bergerak dan gerakan qiyadah hizb ini menggerakkan bagian-bagian lain dari partai baik para hizbiyyin/hizbiyyahnya, halqoh-halqoh, lajnah-lajnah mahalliyahnya, dll. Gerakan semua komponen partai membuat hizb berkembang dalam pembentukan dirinya. = oleh karena itu energi panas dari qiyadah hizb harus disalurkan ke seluruh bagian partai sehingga seluruh bagian bergerak, sebagaimana gerakan mesin yang menggerakkan seluruh bagian motor 2.Perbedaannya: •Gerakan motor sebagai motor pabrik bergerak secara otomatis dan selalu harus digerakkan oleh piston •Gerakan partai sebagai motor sosial tidak selalu harus digerakkan oleh qiyadah hizb, karena seluruh bagian partai telah terpengaruh perasaan oleh memahami fikrah partai dan jika hal ini bersentuhan dengan panasnya pimpinan partai maka kondisi ini akan menggerakkan partai terus menerus •Kutlah hizbiyyah terus berinteraksi dengan umat untuk kemudian menjadi hizb mabdai yang dinamis dan berpengaruh 3.Metode (Thoriqoh), jika mengkaji aktivitas dakwah Rasul maka metode dakwah partai bersifat pemikiran dan tanpa kekerasan dengan metode operasionalnya sbb: a. Marhalah I (poin 9-12) halaman 47-56 Aktivitas yang dilakukan: 1.Pembinaan (hal. 48-50) bersifat amaliah yakni bahwa tsaqofah dipelajari untuk diamalkan dalam kehidupan. Tahapan pembinaan ditempuh dengan asumsi: •Seluruh individu umat kosong dari pemikiran yang shohih, sehingga mereka perlu dibina dengan Islam •Masyarakat adalah madrasah bagi hizb yang berarti bahwa hizb akan membina mereka dan dicetak dari mereka orang-orang yang siap menjadi kader dakwah •Idiologi Islam adalah guru yakni bahwa ilmu dan tsaqofah yang diajarkan, didapat dan diamalkan dalam kancah kehidupan hanya terbatas dari idiologi Islam saja. 2.Perbedaan madrasah dengan hizb (hal. 50-56) •Madrasah bersifat rutin, meski kurikulumnya benar, madrasah tidak dapat menjamin kebangkitan umat. Sementara partai bersifat dinamis yang mengontrol dan membentuk masyarakat dengan suasana keimanannya.
  • 5. •Madrasah mendidik individu agar berpengaruh terhadap jamaah (umat), maka hasilnya bersifat individual artinya kebaikan dan kebangkitan hanya terbatas pada individunya tertentu saja, contoh: menghasilkan dokter, ahli mesin, dll sesuai bidang pendidikan. Sementara partai membina individu untuk mempengaruhi jamaah (umat) maka hasilnya bersifat jamaah. Karena individu tsb dibina oleh partai untuk menjadi kader dakwah di tengah-tengah umat atau jamaah. •Madrasah mempersiapkan perasaan secara parsial pada individu-individu untuk mempengaruhi perasaan jamaah (umat). Karenanya madrasah tidak mampu mempengaruhi perasaan dan merangsang pemikiran umat. Sementara partai mempersiapkan secara menyeluruh dalam jamaah (umat) untuk mempengaruhi perasaan individu-individunya. Karenanya partai mampu mempengaruhi perasaan dan merangsang pemikiran umat secara sempurna. 3.Peralihan ke marhalah 2 (hal. 56-59) •Syarat peralihan tahap 1 ke tahapan 2: 1.Masyarakat menyadari ada aktivitas dakwah dan mengetahui ada para kader partai di tengah-tengah mereka yang menyerukan dakwah kepada mereka 2.Sudah terbentuk dan terjalin ruh jamaah diantara para kader partai 3.Para kader dakwah telah menguasai tsaqofah partai secara mendalam dan telah terbentuk kepribadian Islam (Idiologi Islam terinternalisasi pada diri pengembannya) = jika syarat di atas terpenuhi, partai telah melewati nuqthoh ibtida’ (titik awal dakwah) dan partai harus berpindah ke nuqthatul intilaq (titik tolak dakwah) 4.Untuk menjalani nuqthatul intilaq partai harus mulai menyeru umat (mukhatobatul ummah), untuk memulai seruannya, partai harus memulai dengan mencoba menyeru umat (muhawalatul mukhatabah), jika berhasil maka partai harus menyeru secara langsung (mukhatabah mubasyarah), seruan-seruan ini dilakukan dengan: •Tsaqofah murakkazah (pembinaan dan pengkaderan intensif dalam halqoh-halqoh) •Tsaqofah jama’iyah (pembinaan masyarakat umum) •Kifahus Siyasi dan Shira’ul Fikr (perjuangan politik dan pergulatan pemikiran) •Tabhani mashalihul ummah (mengadopsi kemaslahatan-kemaslahatan umat) = jika partai berhasil dalam 4 aktivitas di atas maka partai telah berpindah ke nuqthah intilaq secara alami. Perpindahan ke titik tolak ini yang mengantarkan peralihan partai dari tahap pertama memasuki tahap ke 2 pada saat yang tepat secara alami b. Marhalah II berinteraksi dengan umat (poin 13-17/hal. 60-73) •Pengertian berinteraksi dengan umat adalah memahamkan mereka akan idiologi partai agar menjadi mabda’ umat, agar umat mengambil kaidah dalam beraktivitas yakni berpikir dan beraktivitas untuk mencapai suatu tujuan, dengan berinteraksi dan memahamkan idiologi dengan jelas dan cara yang tepat maka umat akan bergerak bersama-sama partai untuk menerapkan idiologi Islam dalam kehidupan dan membawa partai memasuki tahapan ke III
  • 6. (nuqhtah irtikaz) dimana tercipta opini dan kesadaran umum di tengah-tengah umat. Maka tholabun nushrah penting untuk dilakukan. •Kesulitan yang akan dihadapi saat partai berinteraksi dengan umat: 1.Mabda vs sistem yang diterapkan dimana penguasa menganggap mabda, dan para kader dakwah sebagai ancaman bagi kekuasaan mereka maka solusi atas kesulitan ini; pandai- pandai menjaga diri dengan tetap menyerukan mabda secara gamblang dan bersiap sedia menanggung segala penderitaan 2.Perbedaan tsaqofah di tengah-tengah umat, solusi; tetap memahamkan mabda kepada umat 3.Faktais/waqi’iyin baik faktais sejati maupun faktais yang jumud, enggan berfikir dan menerima keadaan baru, solusi; tetap memahamkan mabda kepada umat 4.Keterikatan manusia pada kemaslahatan-kemaslahatannya, solusi; mengingatkan kader partai untuk menjadikan dakwah dan partai sebagai titik sentral kepentingannya 5.Lemahnya pengorbanan di jalan Islam dan dakwah Islam, solusi; mengingatkan orang- orang beriman bahwa Allah telah membeli harta dan jiwa mereka dengan surga 6.Perbedaan sarana fisik dan kultur masyarakat, solusi; tetap membina umat dengan mabda dengan satu metode, karena mereka adalah umat yang memiliki pemikiran, perasaan dan mabda yang satu •Bahaya yang akan dihadapi: 1.Bahaya mabda yakni umat menuntut kebutuhannya dipenuhi, cara mengatasinya; partai harus tetap berpegang teguh kepada mabda 2.Bahaya kelas yakni para kader dakwah merasa lebih tinggi derajatnya daripada umat, cara mengatasinya adalah menyadarkan para kader dakwah bahwa mereka tidak boleh memiliki perasaan kecuali bahwa mereka adalah pelayan umat yang harus melayani mereka, hal ini agar kepercayaan umat tetap terpelihara pada partai dan agar pada tahap ke tiga dimana partai berhasil meraih kekuasaan, para kader dakwah tetap menjadi pelayan umat c. Marhalah ke III pengambilalihan kekuasaan Penerapan mabda secara inqilaby dengan thoriqah ummat. Inilah fase terakhir yang akan ditempuh oleh partai, dimana umat akan menyerahkan kekuasaan kepada partai demi menerapkan Islam secara menyeluruh dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia dalam sebuah Daulah Khilafah Islamiyah.