SlideShare a Scribd company logo
1 of 68
Mata Kuliah
Gender dan Keluarga
BAB III
PERAN
GENDER
DALAM
KELUARGA
Oleh: Dr. Ir. Herien
Puspitawati, M.Sc. M.Sc.
FUNGSI KELUARGA, PEMBAGIAN PERAN
DAN KEMITRAAN GENDER DALAM
KELUARGA
KELUARGA
Unit terkecil dalam masyarakat
yang mempunyai kewajiban
untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan seluruh anggotanya
yang meliputi kebutuhan fisik
(makan, minum, pakaian, tempat
tinggal), sosial-psikologi
(pendidikan, pengasuhan,
pemeliharaan, kasih saying), dan
budaya (norma masyarakat, etika,
kebiasaan, tradisi).
Wadah yang utama dan
pertama bagi setiap manusia
yang memfasilitasi individu
untuk dipersiapkan menjadi
manusia yang seutuhnya
melalui pelaksanaan fungsi-
fungsi sosial budaya, pendidikan
dan pengasuhan, ekonomi,
spiritual dan pengenalan
lingkungan.
FUNGSI KELUARGA, PEMBAGIAN PERAN
DAN KEMITRAAN GENDER DALAM
KELUARGA
FUNGSI PERAN
Fungsi dijalankan
agar keseimbangan
sistem dapat
tercapai, baik pada
tingkat individu,
keluarga maupun
masyarakat
(Megawangi 1999).
Diferensiasi peran
sebagai suatu
alokasi tugas dan
aktivitas yang harus
dilakukan dalam
keluarga (Levy
dalam megawangi
1999).
FUNGSI KELUARGA, PEMBAGIAN PERAN
DAN KEMITRAAN GENDER DALAM
KELUARGA
Terminologi
diferensiasi peran
dapat berdasarkan
pada umur, gender,
generasi, juga posisi
status ekonomi dan
politik dari masing-
masing aktor.
Diferensi
asi Peran
Alokasi
Solidaritas
Alokasi
Ekonomi
Alokasi
Politik
Alokasi
Integrasi
dan
Ekspresi
Fungsi Keluarga Responsif Gender
FUNGSI KELUARGA
Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 1994:
(1) Keagamaan,
(2) Sosial budaya,
(3) Cinta kasih,
(4) Perlindungan,
(5) Reproduksi,
(6) Sosialisasi dan
pendidikan,
(7) Ekonomi, dan
(8) Pembinaan
lingkungan
Mattensich dan Hill (Zeitlin
et al., 1995)
(1) Fungsi pemeliharaan fisik
(2) Sosialisasi dan
pendidikan,
(3) Akuisisi anggota keluarga
baru melalui prokreasi
atau adopsi,
(4) Kontrol perilaku sosial
dan seksual,
(5) Pemeliharaan moral
keluarga dan dewasa
melalui pembentukan
pasangan seksual dan
melepaskan anggota
keluarga dewasa.
United Nation 1993:
(1) Fungsi pengukuhan
ikatan suami istri,
(2) Prokreasi dan hubungan
seksual, sosialisasi dan
pendidikan anak,
(3) Pemberian nama dan
status,
(4) Perawatan dasar anak,
(5) Perlindungan anggota
keluarga,
(6) Rekreasi dan perawatan
emosi, dan
(7) Pertukaran barang dan
jasa
Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender
dalam Pelaksanaan Fungsi Keluarga
No Fungsi Keluarga Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender
Fungsi Keluarga Menurut PP Nomor 21 Tahun 1994
1 Keagamaan Ayah dan Ibu berkewajiban untuk mendidik anak L dan P sejak dini dalam
menjalankan fungsi keagamaan sebagai landasan pendidikan karakter.
2 Sosial-Budaya Ayah dan ibu melakukan sosialisasi kepada anak-anaknya tentang cinta budaya
dengan tetap menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan keadilan.
3 Cinta Kasih Ayah dan ibu menebarkan cinta kasih kepada semua anggota keluarga dengan
menggalang kerjasama yang baik dengan dilandasi rasa saling menghormati,
menyayangi dan membutuhkan satu dengan lainnya.
4 Melindungi Orangtua melindungi anak-anak baik laki-laki maupun perempuan dengan cara yang
sesuai dengan kebutuhan biologi dan perkembangan psikososialnya. Suami dan istri
saling melindungi dengan cara sesuai dengan keunikan personalitas masing-masing.
5 Reproduksi Reproduksi disini berarti menjalankan proses prokreasi keluarga yang berkaitan
dengan hak atas kesehatan reproduksi baik laki-laki maupun perempuan. Suami
dan istri harus saling menjaga kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksinya.
6 Sosialisasi dan
Pendidikan
Ayah dan ibu bekerjasama dalam mendidik dan mengasuh anak yang dilandasi oleh
pendidikan karakter dan responsif gender,
7 Ekonomi Ayah dan ibu bekerjasama dalam mencari uang dan mengelola keuangan keluarga
dan memutuskan prioritas pengeluaran keuangan. Ayah dan ibu memberi arahkan
dan pendidikan kepada anaknya untuk mengelola keuangan yang cenderung terbatas
dan mengatur kebutuhan/keinginan yang cenderung tidak terbatas.
8 Pembinaan
Lingkungan
Ayah dan ibu mengelola kehidupan keluarga dengan tetap memelihara lingkungan di
sekitarnya, baik lingkungan fisik maupun sosial, dan lingkungan mikro, meso dan
makro.
Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender
dalam Pelaksanaan Fungsi Keluarga
No Fungsi Keluarga Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender
Fungsi Keluarga Menurut United Nation Tahun 1993
1 Pengukuhan Ikatan
Suami Istri
Suami dan istri sedapat mungkin mempertahankan pernikahan dengan menyelesaikan
masalah yang ada dengan manajemen konflik, penyesuaian konsensus dan
pembaharuan komitmen.
2 Prokreasi dan
Hubungan Seksual
Suami harus menghormati hak reproduksi istrinya dan tidak boleh memaksa istri untuk
berhubungan seksual apabila istri dalam keadaan haid atau dalam keadaan tidak
siap/lelah. Begitupula istri tidak boleh memaksa suami untuk berhubungan seks
apabila suami tidak siap/lelah.
3 Sosialisasi dan
Pendidikan Anak
Pengasuhan yang responsif gender penting untuk dilakukan dalam mempersiapkan
anak laki-laki dan perempuan menuju kualitas sumberdaya manusia yang prima.
4 Pemberian Nama dan
Status
Nama anak laki-laki dan perempuan diberikan berdasarkan kesepakatan suami dan istri
yang dilatarbelakangi oleh aturan agama dan kebiasaan budaya.
5 Perawatan Dasar
Anak
Anak laki-laki dan perempuan mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan dasar
yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan psikososial.
6 Perlindungan Anggota
Keluarga
Ayah dan ibu berkewajiban saling melindungi satu sama lain dan melindungi anak-
anak secara fisik maupun sosial. Perilaku kasar yang menjurus pada pada pelecehan
dan penganiayaan serta kekerasan kepada anak harus dihilangkan.
7 Rekreasi dan
Perawatan Emosi
Ayah dan ibu berkewajiban memberikan perawatan emosi kepada seluruh anggota
keluarga dengan melakukan rileksasi dan rekreasi yang disesuaikan dengan
kemampuan keluarga.
8 Pertukaran Barang
dan Jasa
Dalam rangka menjaga keutuhan keluarga baik keluarga inti maupun keluarga besar,
perilaku saling membantu dalam bertukar barang dan jasa akan melanggengkan
hubungan/ikatan kekeluargaan (family ties) dan bonding yang kuat.
 Pembagian peran ini bertujuan untuk mendistribusikan
tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan keseimbangan
sistem keluarga dan masyarakat.
 Umumnya masyarakat membagi peran berdasarkan
tradisi para leluhur yang sudah dibakukan dalam
internalisasi dan sosialisasi norma masyarakat.
 Dengan kata lain norma membatasi apa yang pantas
dilakukan laki-laki dan yang tidak pantas dilakukan oleh
laki-laki, sebaliknya juga demikian dengan perempuan.
Konsep Peran Gender
 The pattern of masculine or feminine behavior of an individual
that is defined by a particular culture (Suatu pola maskulin atau
femini dari perilaku individu yang dibentuk oleh budaya
tertentu).
 The actions and activities assigned to or required or expected of a
person or group (Aksi dan aktivitas yang ditugaskan atau
dibutuhkan atau diharapkan dari individu atau suatu kelompok).
 A normal or customary activity of a person in a particular social
setting; "what is your role on the team (Suatu aktivitas normal
atau kebiasaan dari seseorang dalam seting sosial tertentu).
 A set of connected behaviors, rights and obligations as
conceptualized by actors in a social situation. It is an expected
behavior in a given individual social status and social position
(Suatu set perilaku yang saling berhubungan, hak-hak dan
kewajiban seperti dikonseptualisasi oleh aktor dalam situasi
sosial. Suatu perilaku yang diharapkan dalam suatu status sosial
individu dan posisi sosial).
Definisi Peran/ Role
 A position, or status, within a social structure that is shaped by relatively
precise behavioral expectations (norms). A role has been described as
the active component of status (Suatu posisi atau status, di dalam suatu
struktur sosial yang dibentuk oleh harapan perilaku dari norma
masyarakat. Suatu peran dapat di jelaskan sebagai suatu komponen
aktif dari status).
 Identifies a function performed by an individual or organization
(Identifikasi dari suatu fungsi yang dilakukan oleh individu atau
organisasi).
 The relation one has with another node in a social network. A loving and
affective relationship is the role of being a spouse (Hubungan antara
simpul satu dengan lainnya dalam suatu jaringan sosial. Suatu
hubungan yang afektif dan mencintai merupakan suatu peran dari suatu
pasangan).
 Represent a logical business partner, system component or user within
the process definition (Menunjukkan suatu partner bisnis yang logic,
komponen sistem atau pengguna dalam suatu proses).
Definisi Peran/ Role
 A role indicates a person's tasks, responsibilities, qualifications, or
expectations in some context (Suatu peran mengindikasikan suatu
tugas seseorang, tanggung jawab, kualifikasi atau sesuatu yang
diharapkan).
 A character assigned or assumed had to take on the role of both
father and mother (Suatu karakter yang ditugaskan atau
diasumsikan harus dilakukan baik ayah atau ibu).
 A socially expected behavior pattern usually determined by an
individual’s status in a particular society (Suatu pola perilaku yang
diharapkan secara sosial yang biasanya ditentukan berdasarkan
status individu dalam suatu masyarakat).
 The characteristic and expected social behavior of an individual
(Karakteristik dan perilaku sosial yang diharapkan dari individu).
 A function or position (Suatu fungsi atau posisi).
Definisi Peran/ Role
 The part played by a person in a particular social setting,
influenced by his expectation of what is appropriate (Bagian
yang dimainkan seseorang dalam suatu seting sosial yang
dipengaruhi oleh harapannya tentang apa yang pantas).
 Work that you are obliged to perform for moral or legal
reasons; "the duties of the job" (Pekerjaan yang ditugaskan
untuk dilakukan untuk alasan moral dan hukum, “tugas dari
pekerjaan).
Definisi Peran/ Role
 The stress or strain experienced by an individual when
incompatible behavior, expectations, or obligations are
associated with a single social role (Stres atau ketegangan
yang dialami oleh seseorang apabila tidak mampu
berperilaku sesuai yang diharapkan atau ditugaskan
terhadap suatu peran sosial).
 Captures the stress or tension that may arise from the
performance of a role (Menangkap stres atau tensi yang
mungkin ditimbulkan oleh akibat suatu peran).
Definisi Ketegangan Peran/ Role Strain
 Gender role strain in men has been identified as the failure to
fulfill male role expectations, the traumatic fulfillment of these
expectations, and their negative consequences. One posited cause
of gender role strain is the early gender role socialization process
that occurs often within the family context (Ketegangan peran
gender pada laki-laki dicirikan dengan kegagalan pemenuhan
harapan peran laki-laki, trauma terhadap pemenuhan harapan
dan konsekuensi negatifnya. Satu penyebab positif dari
ketegangan peran gender adalah pada proses sosialisasi dini dari
peran gender yang sering terjadi dalam konteks keluarga).
 Fathers' influences on the gender role socialization of boys seems
to be greater than that of mothers (Ayah mempengaruhi
sosialisasi peran gender pada anak laki-laki cenderung lebih besar
dibandingkan dengan ibu).
Definisi Ketegangan Peran Gender/
Gender Role Strain
 Emotional conflict arising when competing demands are
made on an individual in the fulfillment of his or her multiple
social roles (Konflik emosi yang terjadi apabila ada
persaingan tuntutan pada individu dalam memenuhi multi
peran sosial).
 A situation in which a person is expected to play two
incompatible roles (Situasi dimana seseorang diharapkan
berperan dalam dua peran yang bertentangan).
 Lack of compatibility between different expectations from a
job or position (Kurangnya kesesuaian antara perbedaan
harapan dari suatu pekerjaan atau posisi).
Definisi Konflik Peran/ Role Conflict
 The perceived norms attributed to males or females in a
given group or society. For example : boys play with trucks,
girls play with dolls: woman cook and clean, men work, men
did the hunting and women did the gathering (Norma yang
diterima dihubungkan dengan sifat laki-laki atau perempuan
dalam suatu masyarakat tertentu, contohnya: anak laki-laki
bermain truk, anak perempuan bermain boneka,
perempuan masak dan bersih-bersih, laki-laki bekerja, laki-
laki berburu dan perempuan mengumpulkan).
Definisi Peran Gender/ Gender Roles
 The overt expression of attitudes that indicate to others the
degree of your maleness or femaleness; "your gender role is the
public expression of your gender identity" (Ekspresi terang-
terangan dari sikap yang mengindikasikan pada lainnya tentang
derajad kelelakian dan keperempuanan, “peran gendermu
merupakan ekspresi publik dari identitas gendermu).
 Polarisation of gender roles means to go to the extreme
opposites, like North and South. If a woman does all the cooking,
and her husband does all the gardening and house repairs, that's
polarisation of gender roles. It can be bad or good (Polarisasi
peran gender berarti bergerak secara ekstrim berlawanan, seperti
utara dan selatan, perempuan melakukan seluruh aktivitas
masak, dan suaminya melakukan semua aktivitas berkebun dan
perbaikan rumah).
Definisi Peran Gender/ Gender Roles
A term used in the social sciences and humanities to denote a set of
behavioral norms that accompany a given gendered status (also called a
gendered identity) in a given social group or system. Gender is one component
of the gender/sex system, which refers to "the set of arrangements by which a
society transforms biological sexuality into products of human activity, and in
which these transformed needs are satisfied" (Reiter 1975: 159). Every known
society has a gender/sex system, although the components and workings of
this system vary widely from society to society (Suatu istilah dalam ilmu sosial
dan humanitas untuk menandai suatu set norma perilaku yang menemani
status gender secara pasti (juga disebut identitas gender) dalam suatu grup
sosial atau sistem. Gender merupakan salah satu komponen sistem
gender/jenis kelamin yang merujuk pada suatu set susunan dimana
masyarakat mentransformasi jenis kelamin secara biologi ke dalam produk
aktivitas manusia, untuk memenuhi kebutuhannya dengan memuaskan.
Setiap masyarakat mempunyai suatu sistem gender/jenis kelamin, meskipun
komponen-komponennya dan cara kerjanya bervariasi dari satu masyarakat
ke masyarakat lain).
Definisi Peran Gender/ Gender Roles
Sons' gender role conflict and stress were negatively related to
paternal attachment. Also, men who with lower levels of gender role
conflict and who perceive their fathers to experience lower levels of
gender role stress perceive less psychological separation from their
fathers and mothers. Both sons' gender role conflict and stress were
related to estimates of both fathers, gender role conflict and stress
(Konflik peran gender anak laki-laki dan stres berhubungan negatif
dengan kedekatan paternal (artinya semakin tinggi konflik peran
gender dan semakin tinggi stress anak laki-laki, maka akan semakin
rendah kedekatan dengan orangtuanya]… Laki-laki dewasa yang
mempunyai konflik peran gender tingkatan rendah dan mempunyai
ayah yang mengalami stress peran gender tingkat rendah cenderung
mempunyai pemisahan psikologi yang berkurang dengan ibu dan
ayahnya. …Baik konflik peran gender anak laki-laki maupun stress anak
laki-laki berhubungan dengan konflik peran gender ayahnya maupun
stress ayahnya).
Konflik Peran Gender dapat dijelaskan
pada Situasi Laki-laki
3 (tiga) Peran Gender Atau Gender
Triple Roles
No Peran Kegiatan Contoh
1 Peran
Publik
Kegiatan
Produktif
Bekerja baik di luar rumah maupun di dalam
rumah yang mendapatkan upah atau barang (paid
works), misalnya sebagai buruh tani, buruh
pabrik, pembantu, guru, guru les privat, pelatih
tari/nyanyi, koki, penjahit, wirausaha, pelukis,
pedagang, pejabat, dokter, dosen, dan lainnya.
2 Peran
Domestik
Kegiatan
Reproduktif
Bekerja di dalam rumah sendiri dan tidak ada
yang membayar (unpaid works) karena untuk
keperluan keluarga sendiri, misalnya memasak,
menjahit, membersihkan rumah, bertanam
bunga/sayuran di halaman, mengasuh anak,
mengajari anak belajar, melatih anak menari,
memijat anak, memijat suami dan sebagainya.
3 Peran
Kemasyar
akatan
Kegiatan
Sosial
Kegiatan sosial budaya yang tidak dibayar tetapi
memberikan manfaat bagi semua, misalnya
pengajian, gotong royong, arisan, pertemuan adat
dan sebagainya.
Peran Gender menurut Talcott Parson
Aspek
Model A: Pemisahan Peran Total
antara Laki-laki dan Perempuan
Model B: Peleburan Total Peran antara
Laki-laki dan Perempuan
Pendidikan Pendidikan spesifik gender, kualifikasi
professional tinggi hanya penting untuk
laki-laki
Sekolah bersama, kualitas kelas yang sama
untuk laki-laki dan perempuan, dan
kualitas pendidikan yang sama untuk laki-
laki dan perempuan
Profesi Tempat kerja professional bukan
tempat utama perempuan, karir dan
professional tinggi tidak penting untuk
perempuan
Karir adalah sama pentingnya untuk laki-
laki dan perempuan, oleh karena itu
kesetaraan kesempatan untuk berkarir
professional bagi laki-laki dan perempuan
sangat diperlukan.
Pekerjaan di
Rumah
Pemeliharaan rumah dan pengasuhan
anak merupakan fungsi utama
perempuan, partisipasi laki-laki pada
fungsi ini hanya sebagian saja.
Semua pekerjaan di rumah harus
dikerjakan oleh laki-laki dan perempuan,
dengan demikian ada kontribusi yang
setara antara suami dan istri.
Pengambilan
Keputusan
Hanya bila ada konflik, maka laki-
lakilah yang terakhir menangani,
misalnya memilih tempat tinggal,
memilih sekolah nak, dan keputusan
untuk membeli.
Laki-laki tidak dapat mendominasi
perempuan, harus ada kesetaraan.
Pengasuhan
Anak dan
Pendidikan
Perempuan menangani sebagian besar
fungsi untuk mendidik anak dan
merawatnya tiap hari.
Laki-laki dan perempuan berkontribusi
secara setara dalam fungsi ini.
Peran Gender menurut Talcott Parson
Model Parsons digunakan untuk mengilustrasikan posisi ekstrim dari peran gender
dengan menggunakan Model A yang menggambarkan pemisahan peran gender
antara laki-laki dan perempuan secara total, dan Model B menjelaskan peleburan
pembatas peran gender secara sempurna antara laki-laki dan perempuan
(Brockhaus: Enzyklopadie der Psychologie 2001).
Maskulin
Peran instrumental
Fungsi 'external‘:
menyediakan kebutuhan
keuangan keluarga
Feminin
Peran expressive
Fungsi'internal’: menguatkan
jalinan hubungan antar
anggota keluarga
Peran Gender menurut Talcott Parson
 Dalam kenyataan di masyarakat, posisi ekstrim (seperti Model A
atau Model B) sangat jarang ditemui. Kenyataan yang ada adalah
diantara dua kutub di atas, yaitu campuran antara Model A dan
B. Model yang sangat nyata di masyararakat adalah adanya
‘double burden’ pada perempuan yang mempunyai peran ganda
sebagai pekerja dan sekaligus sebagai ibu rumahtangga.
 Peran gender mempunyai sejarah debat yang panjang antara
nature atau nurture. Terdapat kritik terhadap aliran Biologi,
teori awam tentang gender mengasumsikan bahwa identitas
gender adalah suatu yang kodrati.
 Dengan adanya pengaruh kinerja para feminist selama Tahun
1980an, khususnya di Bidang Sosiologi dan Anthropologi Budaya,
seperti Simone de Beauvoir dan Michel Foucault yang
merefleksikan jenis kelamin, maka ide gender tidak ada
hubungannya dengan jenis kelamin.
Peran Gender menurut Talcott Parson
 Simon Baron-Cohen,10.6 seorang profesor Psikologi dan
Psikiatri dari Cambridge University, berargumen bahwa
otak perempuan lebih banyak dikuasasi oleh ‘hard-wired’
untuk empati, sedangkan otak laki-laki lebih banyak
dikuasasi oleh ‘hard-wired’ untuk pengertian dan
membangun sistem.
 Perubahan global dan trend industrialisasi telah
menyebabkan transformasi pada institusi sosial, komunitas
dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Perubahan global ini
menyebabkan perubahan berbagai aspek seperti sosial,
ekonomi dan budaya yang akhirnya juga memberikan
tekanan-tekanan, baik secara sosial, ekonomi maupun
psikologi pada tingkatan individu, keluarga dan masyarakat.
Peran Gender menurut Talcott Parson
 Pergeseran nilai-nilai individu tercermin dari kesadaran
bahwa peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan
adalah sama (equal) meskipun secara biologis mempunyai
perbedaan. Pergeseran nilai-nilai individu juga tercermin
dari persamaan tingkatan nilai antara anak laki-laki dan
anak perempuan.
 Pergeseran nilai keluarga tercermin dari meningkatnya
kemitraan gender (gender relations/parternship) dalam
menjalankan fungsi ekonomi keluarga yang ditunjukkan
dengan saling dukungan dalam generating income keluarga.
Kemitraan Gender dan Pembentukan
Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran
Gender
Peran Publik
dengan Kegiatan
Produktif
Peran Domestik
dengan Kegiatan
Reproduktif
Peran Sosial dengan
Kegiatan Sosial
Kemasyarakatan
Kemitraan Gender dalam Keluarga:
Ayah, Ibu, Anak-Anak Laki-Laki dan Perempuan
Mencerminkan transparansi, akuntabilitas, dan good governance di tingkat keluarga
Gender menyangkut perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab, kebutuhan, dan status sosial
antara laki-laki dan perempuan berdasarkan bentukan/konstruksi dari budaya masyarakat.
Peran sosial dari gender adalah bukan kodrati, tetapi berdasarkan kesepakatan masyarakat.
Peran sosial dapat dipertukarkan dan dapat berubah tergantung dari kondisi budaya
setempat dan waktu/era
Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri
dalam Kehidupan Keluarga
No
Cerminan
Kemitraan
Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri
1 Pembagian
Tugas dan
Peran dalam
keluarga
Berdasarkan pembagian tugas, istri bertugas sebagai manajer rumahtangga, namun suami sering
memberikan ide dalam mengatur dan merencanakan furnitur ruangan, lay out atau interior design
ruangan, dan landscape pekarangan. Jadi, meskipun istri berperan sebagai manajer utama
rumahtangga, suami juga berkontribusi melalui kontribusi ide, uang dan perhatian, namun kontribusi
tenaga dan waktunya sangat terbatas.
Berdasarkan pembagian tugas, istri bertugas sebagai pendidik dan pengasuh anak-anak, namun suami
sering mengingatkan anak untuk rajin belajar dan menjaga diri serta berhati-hati di jalan dan di
sekolah. Jadi, meskipun istri berperan sebagai pengasuh dan pendidik utama anak, suami juga
berkontribusi secara rutin dan aktif melalui kontribusi ide dan perhatian, namun kontribusi tenaga dan
waktunya sangat terbatas.
Berdasarkan pembagian tugas, suami bertugas sebagai pencari nafkah utama keluarga, namun istri
berkontribusi secara rutin melalui penyiapan tas kerja, pakaian kerja, dan perlengkapan pekerjaan lain
yang diperlukan suami.
2 Transparansi
dalam
keluarga
Meskipun istri memegang keuangan keluarga (suami secara rutin memberikan sebagian besar
pendapatannya kepada istri), bahkan istri menyimpan uang keluarga dalam tabungan keluarga di bank
(atas nama istri), namun istri selalu mengkomunikasikan dan menunjukkan kepada suami laporan
keuangan keluarga dan secara garis besar jumlah pengeluaran keluarga kepada suami.
Sebaliknya, suami selalu melaporkan perolehan pendapatannya dan prediksi pendapatan selanjutnya.
Perencanaan keuangan dilakukan bersama antara suami istri dan bahkan dengan anak-anak apabila
diperlukan berkaitan dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang keluarga.
Penggunaan dan perencanaan sumberdaya materi dan non materi keluarga dikomunikasikan dengan
baik secara terbuka pada semua anggota keluarga, terutama antara suami dan istri.
Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri
dalam Kehidupan Keluarga
No
Cerminan
Kemitraan
Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri
3 Akuntabilitas
dalam
keluarga
Penggunaan dan perencanaan sumberdaya keluarga harus jelas dan terukur. Suami
memberitahu istri secara jelas dan terukur tentang penggunaan dan perencanaan
sumberdaya keluarga, dan sebaliknya istri memberitahu suami secara jelas dan terukur
semua perencanaan dan penggunaan sumberdaya keluarga.
Monitoring, checking, kontrol terhadap semua penggunaan sumberdaya berikut akses
terhadap sumberdaya di luar siste keluarga harus diperkirakan dan dihitung secara jelas dan
terukur, sepengetahuan pasangan suami dan istri.
4 Good
governance
dalam keluarga
Meskipun suami sebagai kepala keluarga, namun dalam menjalankan perannya tidak
semena-mena semaunya sendiri, tidak boleh otoriter, namun harus dijalankan secara
bijaksana dan mengakomodasi saran dan ide baik dari istrinya maupun anak-anaknya.
Pasangan suami istri tidak boleh menggunakan kewenangannya sebagai orangtua untuk
mengeksploitasi anak-anaknya; Suami tidak boleh mengeksploitasi istri untuk
kepentingannya sendiri.
Di dalam menjalankan peran dan tugasnya, baik suami maupun istri saling bekerjasama
dalam menstabilkan keadaaan keluarga, berusaha untuk mempertahan hidup keluarga
dengan cara-cara yang baik, meningkatkan kreatifitas dalam menyejahterakan keluarga
dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada.
Seandainya ketidaksepahaman antara suami istri, maka dicari solusi yang baik agar dapat
memahami perbedaan permasalahan dan menyamakan persepsi untuk menuju tujuan
keluarga bersama.
Kemitraan Gender dan Pembentukan
Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran
Gender
Moore (2011) mengatakan bahwa terdapat hal-hal yang mendasar
dalam jejaring, yaitu:
 The shaping of desired outcomes operates through a set of
relationships (a network) that share a common terminology
(discourse, idiom) and expectations concerning appropriate
practices (Pembentukan hasil yang diinginkan terjadi melalui
suatu set hubungan (jejaring) atas dasar suatu kesamaan
terminology dan harapan tentang praktek-praktek/kegiatan yang
pantas).
 Networks shaping decision making are composed of network
segments which may be either autonomous or dependent
(Jejaring membentuk pengambilan keputusan yang dihimpun
dari segmen-segmen jejaring yang kemungkinan otonomi
ataupun dependen).
Kemitraan Gender dan Pembentukan
Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran
Gender
Struktur komponen dalam metodologi menganalisis jejaring
meliputi nodes dan ties (Moore 2011):
 Node merujuk pada individu, organisasi, atau entities penting
dan barang. Node dapat terlihat sebagai aktor yang mempunyai
kemandirian sebagai agen. Node mempunyai dua dimensi yaitu:
1. Secara struktural, nodes dapat dijelaskan sebagai suatu simpul
yang secara relatif stabil dan dikonstruksi secara sosial.
Struktur ini dapat dikuatkan oleh aktor yang terdaftar
(berwenang) dan dapat diterjemahkan dari pemaknaan
terhadap rangkaian praktek perilaku tertentu dan hubungan
jejaring.
2. Secara pemaknaan (meaningfull), nodes merupakan suatu
fungsi kisah cerita, dan idiom yang merasionalisasi perilaku
tertentu dan struktur yang diharapkan dari suatu posisi.
Kemitraan Gender dan Pembentukan
Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran
Gender
 Ties are the relationships between nodes which are bound
together in some meaningful fashion (Ties (tali) merupakan
jalinan hubungan antara node satu dengan node lain yang
terjalin bersama dalam suatu pemaknaan yang berarti).
Jejaring hubungan peran dalam keluarga
(modifikasi dari Model Moore 2011)
adalah aktor anggota keluarga besar, misalnya orangtua masing-masing A dan I.
adalah aktor bukan anggota keluarga, misalnya teman kerja, teman sosial, dll.
IAy
Ay
2Ay
1Ay
Ay
Keterangan:
adalah aktor A=Ayah; I= Ibu; 1= Anak ke-1; 2= Anak ke-2.
Hal-hal yang dianjurkan dan yang harus dihindari
dalam kemitraan dalam perkawinan
Hal-hal yang Dianjurkan Hal-hal yang Harus Dihindari
Berkata sopan dan menghargai, seperti
istriku/suamiku yang baik, saya bersyukur
punya istri/suami sepertimu, terima kasih atas
makannya, masakannya enak, dll
Berkata kasar dan menghina, seperti bodoh
kamu, goblok, dasar perempuan/lelaki, lelaki
hidung belang, perempuan jalang, dll
Berharap optimis pada keadaan keluarga Menyerah tanpa harap dan pesimis pada
keadaan keluarga
Selalu introspeksi diri Selalu membenarkan diri
Sering meminta maaf Sulit meminta maaf
Sering berterima kasih Sulit berterima kasih
Berbagi tugas secara fleksibel Berbagi tugas secara kaku atau bahkan
sendiri-sendiri
Selalu berdedikasi untuk keluarga Menyampingkan/ mengabaikan keluarga,
seperti
Selalu kompak tolong menolong Saling egois dan tidak berbagi, seperti
Suami membantu istri dalam peran domestik Suami membiarkan istri sendirian untuk
menjalankan peran domestik
Suami menghargai istri dalam peran publik Suami melarang istri menjalankan peran
publik
Suami dan istri bersama menjalankan peran
sosial
Suami mendominasi peran sosial
kemasyarakatan
Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen
Waktu Dan Pekerjaan Keluarga
1. Bagilah waktu sebaik mungkin pada kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat
bagi keluarga.
2. Buatlah skedul pembagian waktu dan pekerjaan antara ayah dan ibu, anak laki-
laki dan anak perempuan agar keluarga terawat dan terpelihara dengan baik.
3. Buatlah daftar harian apa yang harus dilakukan/ menyimpan sebuah kalender.
4. Kurangi pertemuan yang tidak perlu.
5. Pembagian waktu dan pekerjaaan yang tidak baik akan menyengsarakan
semua anggota keluarga dan mengundang konflik.
6. Buat pembagian kerja yang adil gender dengan pembagian peran sesuai
dengan kebutuhan keluarga.
7. Berbagilah beban pekerjaan rumahtangga antara suami-istri dan anak-anak
melalui komunikasi yang baik dan kesepakatan yang adil.
8. Bertanggung jawablah pada pembagian tugas yang telah disepakati.
9. Komunikasikan segala keluhan yang ada dalam keluarga.
10. Kesuksesan pelaksanaan pekerjaan adalah kesuksesan keluarga.
11. Tidak dibenarkan untuk menyerahkan semua tanggung jawab pekerjaan
rumahtangga pada ibu saja, Ayah harus ikut ambil peranan dalam tanggung
jawab pekerjaan rumahtangga.
Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen
Waktu Dan Pekerjaan Keluarga
12. Seorang istri bukanlah seorang pembantu dan seorang suami bukan seorang majikan.
13. Tidak pantang bagi seorang suami untuk membantu istri di dapur dan mengasuh anak.
14. Ayah berusaha membantu pekerjaan domestik seperti memberikan perhatian kepada
kegiatan rumahtangga.
15. Ayah berusaha untuk ikutserta dalam pengasuhan anak agar bonding antara ayah dan
anak lebih erat.
16. Ajari anak sendini mungkin untuk ambil peran dalam pembagian pekerjaan rumahtangga
17. Anak laki-laki dan perempuan membantu pekerjaan rumahtangga.
18. Tidak ada perbedaan peran antara anak perempuan dan anak laki-laki.
19. Ibu yang bekerja senantiasa memperhatikan kebutuhan keluarga dengan baik.
20. Ibu bekerja perlu memikirkan kalau ada tambahan waktu bekerja, maka siapa yang akan
mengasuh dan menjaga anak? Perlu orang yang dapat mensubstitusi perannya dalam
mengasuh anak, apakah minta tolong pada saudara/orangtua atau menggaji
pembantu/babysitter?.
21. Gunakan telepon dan sumberdaya komunikasi dimanapun bila perlu. Jaga komunikasi
secara efektif dan efisien.
22. Seandainya terjangkau secara ekonomi, gunakan teknologi ; mesin cuci, vaccum cleaner
untuk membantu pekerjaan domestik.
23. Penggunaan jasa komersial; pembantu, cleaning service merupakan alternatif yang perlu
dipikirkan.
Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen
Keuangan
1. Catat semua Pendapatan dan Pengeluaran Aktual dengan rutin
harian.
2. Buat rekap keuangan setiap bulan.
3. Lakukan pengecekan keuangan secara teratur dan disiplin.
4. Pisahkan keuangan keluarga dan keuangan usaha/bisnis.
5. Hati-hati dalam mengambil kredit.
6. Tabungkan segera uang sisa kas atau pendapatan tidak terduga.
7. Lakukan penyesuaian keuangan setiap saat.
8. Evaluasi pengelolaan keuangan.
9. Upaya pembagian tugas dan kerjasama yang baik antara suami,
istri dan anak-anak.
10.Lakukan kerjasama yang erat dan harmonis antara ayah dan ibu
tanpa memperhatikan siapa yang memperoleh penghasilan
lebih.
Apabila Keuangan Keluarga Menjadi Suatu
Masalah
1. Bicarakanlah dengan suami/ istri dan anak-anak secara terbuka dan terus terang agar
dapat mencari jalan keluar yang bijaksana.
2. Berilah pengertian pada anak laki-laki dan perempuan dengan penuh kasih sayang
bahwa orang tua tidak mempunyai uang. Tidak ada keistimewaan perlakuan pada anak
dengan salah satu jenis kelamin tertentu.
3. Manfaatkan waktu luang untuk mencari usaha agar dapat mendatangkan penghasilan
baik berupa uang atau barang.
4. Carilah jalan keluar agar keluarga dapat menambah penghasilan dengan cara yang halal.
5. Menghindari kebiasaan yang kurang baik seperti boros, merokok, jajan dan sering
keluyuran.
6. Mendahulukan kebutuhan yang paling utama dahulu terutama untuk pangan dan
pendidikan anak-anak.
7. Jangan malu meminta pekerjaan pada orang lain.
8. Jangan sering menyalahkan nasib dan ’uring-uringan’ pada suami/istri dan dilampiaskan
juga kepada anak.
9. Harus percaya bahwa semua ini cobaan dari Allah dan kembalikan kepada Nya dengan
senantiasa berdoa dan berusaha.
10. Manfaatkan sumberdaya keluarga secara maksimal seperti penanaman pekarangan
dengan apotik hidup dan sayuran.
11. Lakukan pengehematan disegala bidang.
Kemitraan dan relasi gender yang harmonisasi
dalam keluarga
Pilihan Prioritas
Hidup melalui
Perencanaan
dan
Pelaksanaan
Manajemen
Sumberdaya
Keluarga
Berwawasan
gender
Relasi Gender
Harmonis
Kesetaraan Gender dalam Hak, Akses, Kontrol, Partisipasi dan
Manfaat dari Sumberdaya Keluarga
Kesejahteraan Keluarga & Keadilan & Kesetaraan Gender
(Sosial, Ekonomi, Psikologi, Spiritual)
Aktivitas
Domestik
Fungsi
Keluarga
Pengasuhan&
Sosialisasi
Kemasyarakt.
Partisipasi
Sosial, Agama
dan Aktivitas
Politik
Aktivitas Publik
Akses ke Psr
Tenaga Kerja,
Informasi, &
Teknologi
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
 Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study dan
dilakukan dari bulan April sampai Agustus 2008.
 Contoh penelitian ini dipilih secara simple random sampling
sebanyak 350 keluarga. Namun demikian contoh yang digunakan
pada tulisan ini dipilih secara purposive sebanyak 110 keluarga
yang tidak mempunyai anak balita dan hanya tinggal di Desa
Hambaro. Responden pada penelitian ini adalah ibu atau istri.
 Analisis gender yang digunakan dalam pembagian peran keluarga
adalah Analisis Gender Model Harvard dan Model Moser yang
membagi profil kegiatan ke dalam peran produktif, peran
domestik, dan peran kemasyarakatan (KPP, 2004)
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
 Secara garis besar ditemukan bahwa sebagian besar contoh
melakukan kerjasama pembagian peran dalam kegiatan
keluarga baik kegiatan domestik, usahatani (produktif)
maupun sosial kemasyarakatan.
 Hasil uji regresi berganda membuktikan bahwa faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap pembagian peran
gender dalam keluarga adalah pendapatan/ kapita/ bulan,
frekuensi perencanaan, dan permasalahan umum keluarga
yang dihadapi.
 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembagian peran
gender dalam dalam usahatani adalah jumlah anggota
keluarga , frekuensi perencanaan, dan permasalahan
umum keluarga yang dihadapi.
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
Pembagian peran gender dalam aktivitas keluarga (n=110)
Aktivitas yang Didominasi Istri
Aktivitas setara
Suami dan Istri
Aktivitas yang
Didominasi Suami
 Merencanakan keuangan keluarga
 Mengelola uang keluarga
 Memutuskan untuk membelanjakan uang keluarga
 Mengontrol pengeluaran keuangan keluarga
 Mencari pinjaman tetangga/keluarga
 Mengatur penyediaan makanan keluarga
 Perawatan fisik anak sehar-hari (pengasuhan)
 Perawatan pada saat anak sakit
 Mendampingi anak belajar
 Memandikan anak
 Menyuapi anak makan
 Menidurkan anak Mengatur kegiatan rumahtangga
 Membersihkan rumah (menyapu dan mengepel rumah)
 Mencuci pakaian
 Menyetrika pakaian
 Menyediakan makanan
 Belanja kebutuhan sehari-hari
 Belanja peralatan rumahtangga
 Mengambil air
 Menyapu halaman
 Menata ruangan
 Mencari jalan
pemecahan
masalah
keuangan
keluarga
Tidak ada
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
Pembagian peran gender dalam strategi pertahanan hidup keluarga (n=110).
Aktivitas yang
Didominasi Istri
Aktivitas setara Suami dan Istri
Aktivitas yang
Didominasi Suami
 Mengatur pengeluaran
keuangan
 Memegang keuangan
keluarga
 Menentukan
pengeluaran untuk
pangan
 Mempunyai ide untuk
mengurangi kebutuhan
pangan
 Mengurangi konsumsi
pangan
 Mengatur kebutuhan
pangan sehari-hari
 Mengatur menu
makanan di rumah
 Membeli pakaian santai
keluarga
 Membeli peralatan
dapur
 Membuat rencana keuangan dengan disiplin
 Mengontrol keluarga dalam menjalankan aktivitas keuangan
 Mengevaluasi anggota keluarga atas tindakan yang dilakukan
 Membuat prioritas kebutuhan
 Makan di luar rumah
 Menentukan anak sekolah atau tidak
 Memilih pendidikan anak
 Mengatur pengeluaran untuk pendidikan
 Mengurangi biaya pendidikan anak (putus sekolah/sering bolos)
 Menentukan pengeluaran untuk keperluan kesehatan
 Menentukan tempat berobat
 Mempunyai ide u/ menangguhkan pengobatan
 Mengurangi biaya kesehatan
 Mengurangi biaya transport dengan naik sepeda/jalan/numpang.
 Membeli perabotan kamar tamu
 Membeli perhiasan
 Menjual/menggadaikan perabotan
 Menjual/menggadaikan barang
 Menjual aset
 Hutang/meminjam uang
 Mencari tambahan pekerjaan
 Menyuruh anak membantu pekerjaan
 Menyuruh istri bekerja
 Menentukan tempat menabung
 Menentukan mengambil tabungan
Tidak ada
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
Pembagian peran gender dalam akses, kontrol dan manfaat dari aktivitas
usahatani (n=110).
Dominasi Istri Setara Suami dan Istri Dominasi Suami
Tidak ada  Akses informasi harga produk-
produk pertanian
 Manfaat usaha
 Manfaat input produksi
 Manfaat teknologi pengolahan
 Manfaat training keterampilan
 Manfaat informasi harga produk-
produk pertanian
 Manfaat pemasaran produk-produk
pertanian
 Manfaat kepemilkan lahan
 Manfaat tenaga kerja pertanian
 Akses kredit usaha
 Akses input produksi
 Akses teknologi produksi
 Akses teknologi pengolahan
 Akses training keterampilan
 Akses pemasaran produk-produk pertanian
 Akses organisasi pemasaran/usahatani
 Akses kepemilikan lahan
 Akses tenaga kerja pertanian
 Kontrol usaha
 Kontrol input produksi
 Kontrol teknologi produksi
 Kontrol teknologi pengolahan
 Kontrol training keterampilan
 Kontrol informasi harga produk-produk
pertanian
 Kontrol pemasaran produk-produk pertanian
 Kontrol organisasi pemasaran/usaha tani
 Kontrol kepemilikan lahan
 Kontrol tenaga kerja pertanian
 Manfaat teknologi produksi
 Manfaat organisasi pemasaran/usahatani
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
Pembagian peran gender dalam aktivitas usahatani (n=110)
Aktivitas yang
Didominasi Istri
Aktivitas setara
Suami dan Istri
Aktivitas yang
Didominasi Suami
 Penanaman
 Ngoyos
 Penyiangan
 Pemeliharaan
 Penjualan
 Penerima uang
 Pengelola uang usaha
pertanian
 Pengelola uang
keluarga
 Persiapan lahan
 Penyiraman
 Pemupukan
 Penyemprotan
 Pencucian
 Persiapan dijual
 Pengangkutan
 Pembibitan
 Pemanenan
Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Keluarga Petani
Pembagian peran gender dalam aktivitas sosial kemasyarakatan
(n=110).
Dominasi Istri Setara Suami dan
Istri
Dominasi
Suami
 Arisan
 Pengajian
 Pengajian
 Kerja bakti
 Rapat desa
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi
 Pemilihan lokasi penelitian dan pemilihan contoh
dilakukan secara purposive. Populasi contoh dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor
Tingkat III yang mengambil Mata Kuliah Gender dan
Keluarga dan Metode Penelitian Keluarga. Contoh dalam
penelitian adalah 146 mahasiswa yang terdiri dari 43 laki-
laki dan 103 perempuan. Pengumpulan data dilakukan
pada bulan Maret hingga bulan April 2008.
 Masalah kesenjangan gender di bidang pendidikan
terbukti dengan masih adanya pemisahan pemilihan
jurusan/ program studi yang bersifat stereotipe dimana
hard science (Ilmu Eksakta) lebih didominasi laki-laki dan
soft science (Ilmu Sosial) lebih didominasi oleh
perempuan.
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi
 Kesenjangan gender lainnya adalah masih adanya
kesenjangan gender pada tenaga pendidik, dimana
tenaga pendidik PAUD, TK dan SD pada umumnya lebih
didominasi perempuan, sedangkan pada jenjang SMP ke
atas lebih didominasi laki-laki.
 Kajian persepsi mahasiswa laki-laki dan perempuan
tentang pemilihan jenis pekerjaan dan program studi
yang layak dilakukan oleh kaum laki-laki maupun
perempuan sangat penting untuk diketahui, khususnya di
kalangan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa.
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi
Persepsi mahasiswa tentang peran gender dalam aktivitas domestik (n=146).
Lebih Baik
Laki-Laki
Lebih Baik
Perempuan
Netral
 Memperbaiki
elektronik/ listrik
 Memperbaiki
kendaraan
 Mencuci kendaraan
 Mencangkul
 Menebang pohon
 Menyetir truk
 Menyetir becak
 Menyetir traktor
 Mencuci pakaian
 Menyeterika pakaian
 Memasak
 Berbelanja bahan
makanan
 Menyusun menu/ gizi
 Menyiapkan makanan
 Mencuci peralatan
makan dan minum
 Mengatur keuangan
keluarga
 Memelihara lingkungan rumah
 Mencuci pakaian
 Mencuci peralatan makan dan minum
 Merawat kesehatan keluarga
 Menyediakan air untuk mandi
 Membuat peraturan untuk anggota keluarga
 Mendidik/ mengasuh anak
 Membacakan cerita anak
 Memilih pendidikan untuk anak
 Mengatur keuangan usaha ekonomi keluarga
 Merencanakan keuangan keluarga
 Hutang/meminjam uang
 Mencari jalan pemecahan masalah keuangan
 Membuat prioritas kebutuhan keluarga
 Menentukan pengeluaran untuk pangan
 Menentukan pengeluaran untuk pendidikan dan
kesehatan keluarga
 Menanam pohon atau bunga
 Memupuk tanaman
 Memanen tanaman
 Menyetir mobil
 Naik sepeda / sepeda motor
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi
Persepsi mahasiswa tentang peran gender dalam aktivitas
publik dan sosial (n=146)
Lebih Baik
Laki-Laki
Lebih Baik
Perempuan
Netral
 Mencari nafkah untuk
keluarga
 Mengikuti kerja bakti
 Mengikuti arisan
atau pengajian
 Mencari tambahan
pekerjaan
 Mengikuti kerja
bakti
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi
Persepsi mahasiswa tentang jenis pekerjaan kelas menengah
ke bawah berdasarkan analisis gender (n=146)
Lebih Baik
Laki-Laki
Lebih Baik
Perempuan
Netral
 Status Pencari nafkah
utama
 Pedagang asongan
 Satpam perusahaan
 Satpam perguruan tinggi
 Nelayan
 Militer tingkat menengah
ke bawah
 Tukang ojeg/ supir
 Status pencari nafkah
tambahan
 Pedagang warungan di
rumah
 Pengasuh anak
 Pembantu umum
 Perawat
 Sekretaris
 Pembantu rumahtangga
 Resepsionis
 Pengusaha hiasan/ bunga
 Pedagang jamu/
gendongan
 Tenaga Kerja Indonesia
 Pesuruh kantor
 Penjahit
 Pengolah hasil laut
 Pembantu rumahtangga
 Tukang pijat
 Pekerja di Industri Kecil
 Pekerja di Industri
Besar
 Pekerja di sektor
pertanian
 Pekerja di sektor
kehutanan
 Resepsionis
 Pedagang (berjualan) di
pasar
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi
Persepsi mahasiswa tentang jenis pekerjaan kelas menengah
ke atas berdasarkan analisis gender (n=146)
Lebih Baik
Laki-Laki
Lebih Baik
Perempuan
Netral
 Direktur perusahaan
industri
 Militer tingkat perwira ke
atas
 Presiden/Wakil Presiden
 Ulama
 Pilot/Astonout
Tidak ada  Direktur perusahaan
perkebunan
 Direktur perusahaan rekaman
 Direktur perusahaan industri
 Diplomat
 Koki
 Desainer
 Anggota DPR/ DPRD
 Pekerja LSM
 Dokter
 Pelukis
 Bintang sinetron/ artis
 Desainer interior/
pertamanan
Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas
Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan
Program Studi
Persepsi mahasiswa tentang pemilihan program studi di
perguruan tinggi berdasarkan analisis gender (n=146)
Lebih Baik
Laki-Laki
Lebih Baik
Perempuan
Netral
 Akademi
Kepolisian
 Sekolah
Menengah-
Tehnik Industri
(STM)
 PS Tehnik
 Sekolah
Menengah-
Kepandaian
Putri (SMKK)
 PS Kebidanan
 Sekolah Menengah-
Ekonomi dan
Manajemen (SMEA)
 PS KPM (Komunikasi
Pengembangan
Masyarakat)
 PS IKK (Ilmu Keluarga
Dan Konsumen)
 PS MAB (Manajemen
Agrobisnis)
 PS Ekonomi
Sumberdaya
Lingkungan
 PS Psikologi
 Akademi Kepolisian
 PS MIPA PS GM (Gizi
Masyarakat)
 PS Ilmu Tanah
 PS Arsitektur
Pertamanan
 PS Hortikultura
 PS HPT (Hama Dan
Penyakit Tanaman)
 PS IT (Informatika)
 PS Kehutanan
 PS Kedokteran
 PS Kedokteran Gigi
 PS Dokter Spesialis
 PS Kesehatan
Masyarakat
 PS Gizi
 PS Farmasi
 PS Perikanan
 PS Peternakan
 PS Kedokteran Hewan
Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada
Keluarga Petani Hortikultura
Ekologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari saling
ketergantungan antara keluarga dengan lingkungan di
sekitarnya, yaitu pengaruh lingkungan terhadap keluarga dan
pengaruh keluarga terhadap lingkungan di sekitarnya seperti
lingkungan tetangga, social dan fisik (Deacon & Firebaugh,
1988; Hill, 1985).
Salah satu aplikasi dari ekologi keluarga adalah kerjasama
peran gender dalam keluarga untuk melakukan usaha produksi
di pekarangan dan usaha domestik di dapur.
Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada
Keluarga Petani Hortikultura
Pemetaan sumberdaya gender: akses, kontrol dan tenaga kerja
di pekarangan rumah keluarga petani sayuran
Aktivitas
Akses Kontrol Tenaga Kerja
L P L P L P
Membersihkan kamar mandi dan menyediakan
air keluarga
L P L P P
Memetik dan menjual bunga potong L P P P
Menanam, memelihara dan menjual sayuran L P L P L P
Menebang dan menjual pohon L L L
Menaman, memelihara dan menjual buah-
buahan
L P L P L P
Mencuci persediaan air/ bak air L L L
Menyimpan pupuk, pestisida dan alat-alat
pertanian
L L L
Memelihara dan menjual ayam, sebagian untuk
konsumsi keluarga
L P L P L P
Memelihara dan menjual kambing L L L
Memelihara kelinci L L L
Membersihkan kamar mandi L P L P P
Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada
Keluarga Petani Hortikultura
Pemetaan Sumberdaya Gender: Akses, Kontrol dan Tenaga
Kerja di Ruangan Dapur Keluarga Petani Sayuran
Aktivitas
Akses
Kontro
l
Tenaga
Kerja
L P L P L P
Menyiapkan meja makan L P L P P
Membersihkan kompor L P P P
Membeli gas/minyak dan memasangnya L P
Membersihkan rak makanan L P P P
Membersihkan rak piring dan mencuci
piring
L P P P
Membersihkan rice cooker L P P P
Mempersiapkan makanan dan memasak L P L P P
Membersihkan dapur P P P
Mengumpulkan kayu bakar untuk masak L L L
Menyimpan pupuk dan pestisida L L L
Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada
Keluarga Petani Hortikultura
Peran gender di dalam keluarga berkaitan dengan ‘siapa yang
memutuskan?’. Studi ini menjelaskan bahwa:
 Laki-laki adalah aktor yang memutuskan ditempat mana
menyimpan pestisida dan bagaimana menggunakan
pestisida.
 Laki-laki memutuskan aktivitas produkstif termasuk akses,
control dan tenaga kerja yang berkaitan dengan
tanaman/pohon, kolam ikan, gudang, pemeliharaan
kambing dan kelinci di halaman pekarangan.
 Perempuan memutuskan aktivitas domestik/ reproduktif di
dalam rumah termasuk aktivitas di ruangan dapur baik
dalam akses, kontrol dan partisipasi.
Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada
Keluarga Petani Hortikultura
Peran gender di masyarakat keluarga berkaitan dengan ‘siapa
yang mengikuti berbagai macam pelatihan?’
 Perempuan dilatih untuk mengikuti pelatihan untuk
meningkatkan aktivitas domestik seperti masak dan
menjahit.
 Pelatihan tehnik-tehnik pertanian termasuk Integrated Pest
Management (IPM) biasanya dilakukan untuk laki-laki.
 Laki-laki membuat keputusan berkaitan dengan program-
program pemerintah daerah
Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Pemasaran Usahatani
Kegiatan pemasaran sayuran pada kelompok perempuan menghasilkan
pendapatan yang digunakan untuk keperluan rumahtangga dan
memberikan manfaat seperti:
 Terbantunya pemenuhan kebutuhan pengeluaran keluarga berkaitan
dengan kebutuhan dasar konsumsi harian.
 Terbantunya biaya sekolah anak termasuk uang jajan, buku, dan
keperluan sekolah lainnya.
 Penambahan modal usaha untuk kegiatan usahatani.
 Tersisihnya sebagian pendapatan dalam bentuk simpanan tabungan di
bank dengan membuka rekening bank atas nama perempuan.
 Tersisihnya sebagian pendapatan dalam bentuk simpanan tabungan
uang tunai di celengan di rumah.
 Terbantunya keluarga dalam membeli perabotan rumahtangga dan
peralatan dapur.
Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Pemasaran Usahatani
Ruang gerak laki-laki dan perempuan dalam lingkup produksi
prosesing buah-buahan dan sayuran
No Keterangan
Ruang Gerak
Laki-laki
Ruang Gerak Perempuan
1
Produksi
Peran Menanam, memanen Menanam, memelihara, dan
memanen
Ruang Lingkup Daerah
secara Fisik
Desa
Kampung dan dusun di sekitar
tempat tinggal
2
Pemrosesan
Peran Tidak memproses Tidak memproses
Ruang Lingkup Daerah
secara Fisik
Akses ke teknologi
pertanian dan informasi
tinggi
Akses ke teknologi pertanian dan
informasi terbatas
3
Pemasaran
Peran Pemasaran produksi
pertanian ke formal market
Pemasaran produksi pertanian ke
informal market dan keliling
kampong dan tetangga di
sekitarnya
Ruang Lingkup Daerah
secara Fisik
Sangat besar, formal
market dan bahkan
keluarga daerah
Sangat terbatas, umumnya
informal ke tetangga di sekitarnya
Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Pemasaran Usahatani
Kasus-kasus kegiatan pemasaran sayuran dari pedagang perempuan dan
laki-laki di Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Encep
(Leuwisadeng)
Rohman
(Hambaro)
Kastolani
(Cinangneng)
Tetangga
Katuk
Pasar
(Leuwiliang)
Melda
Junaedi
(Leuwisadeng
Entis
Pembeli
(Bogor)
Jambu
Melati
Jahe
Pasar Besar
(Jakarta)
Agro. Exp. Station
(Hambaro)
Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender
pada Pemasaran Usahatani
Kasus-kasus kegiatan pemasaran sayuran dari pedagang perempuan dan
laki-laki di Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor
Rohman
(Hambaro)
Encep
(Leuwisadeng)
H. Soleh
(Hambaro)
Pasar di Leuwiliang
Mamah Rohmah
Tetangga
Madhari
Kastolani
(Cinangneng)
Katuk
Kangkung
Jambu
Jagung
Pasar Besar
(Jakarta)
Kasus 5: Analisis alokasi kegiatan anggota
Keluarga
Alokasi kegiatan anggota rumahtangga di Cigasong Majalengka dan di
Cikalukur Tasikmalaya (disarikan dari Renyasih 2002)
Anggota
Keluarga
Jenis Pekerjaan
Domestik Personal Sosial Leisure
Bapak  Mengambil air bersih.
 Menyiapkan kayu bakar.
 Pergi ke sawah.
 Ngambi rumput untuk ternak.
 Memperbaiki rumah dan atau peralatan
rumahtangga.
 Mengambil ikan dari kolam atau mencari ikan ke
sungai.
 Mengangkat hasil panen.
 Mandi.
 Shalat.
 Membaca
Al-Qur’an.
 Tidur.
 Pengajian.
 Diskusi
Kelompok.
 Mengontrol
air. untuk
bertani.
 Nonton TV
bareng
keluarga.
 Mendengark
an radio.
 Ngobrol.
Ibu  Membereskan tempat tidur.
 Memasak (menyiapkan makan pagi keluarga).
 Beres-beres rumah.
 Belanja ke warung.
 Mencuci piring dan pakaian.
 Menyiapkan dan mengirimkan makanan ke sawah.
 Mengerjakan kegiatan usahatani.
 Mengurus anak-anak.
 Menyiapkan makan sore atau malam.
 Membantu anak-anak belajar (agama dan umum).
 Mandi.
 Shalat.
 Membaca
Al-Qur’an.
 Dandan.
 Tidur.
 Pengajian.
 Arisan.
 Bantu
tetangga
(kalau
hajatan,
dukacita
dsb).
 Nonton.
 Ngobrol.
Kasus 5: Analisis alokasi kegiatan anggota
Keluarga
Alokasi kegiatan anggota rumahtangga di Cigasong Majalengka dan di
Cikalukur Tasikmalaya (disarikan dari Renyasih 2002)
Anggota
Keluarga
Jenis Pekerjaan
Domestik Personal Sosial Leisure
Anak
Laki-laki
 Membereskan tempat tidur.
 Membantu bapak (mengambil air, kayu
bakar).
 Membantu usahatani.
 Memelihara ternak.
 Mengangkat hasil panen.
 Mandi.
 Shalat.
 Menyiapkan pekerjaan
rumah.
 Makan
 Sekolah
 Belajar agama dan umum.
 Tidur.
 Olah raga.
 Gotong
royong.
 Ngaji ke
masjid.
 Bermain.
 Ngobrol/
nongkrong.
 Nonton
bareng.
Anak
Perempua
n
 Membereskan tempat tidur.
 Membantu ibu di dapur.
 Bantu ibu belanja ke warung.
 Membantu membersihkan rumah.
 Ikut membantu ibu mengasuh adik yang
masih kecil
 Mencuci pakaian.
 Mengantarkan makanan ke sawah.
 Mengangkat dan membereskan hasil cucian.
 Menyeterika pakaian keluarga.
 Membantu ibu menjemur hasil panen.
 Mandi.
 Shalat.
 Beres-beres tempat tidur.
 Makan minum.
 Mendengarkan radio.
 Menonton televisi.
 Belajar agama dan umum.
 Menyeterika.
 Mandi.
 Dandan.
 Tidur.
 Pengajian
di masjid.
 Ikut arisan
dengan
ibu.
 Ngobrol
sesame teman.
 Nonton
bersama
keluarga.
Ringkasan
 Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, fungsi
keluarga terdiri atas fungsi-fungsi: (1) Keagamaan, (2) Sosial budaya,
(3) Cinta kasih, (4) Perlindungan, (5) Reproduksi, (6) Sosialisasi dan
pendidikan, (7) Ekonomi, dan (8) Pembinaan lingkungan.
 Berdasarkan umumnya budaya patriarki, ada pembagian peran
gender yang bervariasi antara laki-laki dan perempuan dengan
derajat dari mulai pembagian peran yang sangat kaku sampai dengan
sangat fleksibel. Pembagian peran ini bertujuan untuk
mendistribusikan tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan
keseimbangan sistem keluarga dan masyarakat.
 Dengan adanya pengaruh kinerja para feminist selama Tahun
1980an, khususnya di Bidang Sosiologi dan Anthropologi Budaya,
seperti Simone de Beauvoir dan Michel Foucault yang merefleksikan
jenis kelamin, maka ide gender tidak ada hubungannya dengan jenis
kelamin. Seseorang dapat lahir dengan jenis kelamin laki-laki namun
mempunyai sifat gender feminin.
Ringkasan
 Peran gender mempunyai sejarah debat yang panjang antara
nature atau nurture.
 Pergeseran nilai-nilai individu tercermin dari kesadaran bahwa
peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan adalah
sama (equal) meskipun secara biologis mempunyai perbedaan.
Pergeseran nilai-nilai individu juga tercermin dari persamaan
tingkatan nilai antara anak laki-laki dan anak perempuan.
 Kemitraan gender (gender partnership) dalam keluarga adalah
kerjasama secara setara dan berkeadilan antara suami dan istri
serta anak-anak baik laki-laki maupun perempuan dalam
melakukan semua fungsi keluarga melalui pembagian
pekerjaan dan peran baik peran publik, domestik maupun
sosial kemasyarakatan.
Pertanyaan
 Berikan contoh aplikasi kemitraan dan relasi gender dalam
kehidupan keluarga.
 Berikan ilustrasi pembentukan jejaring keluarga melalui
relasi peran gender dan kaitannya dengan konflik peran.
Kata Kunci
 Relasi gender, peran gender, ketegangan peran, konflik
peran, jejaring keluarga.
 Fungsi keluarga responsif gender, gender triple roles,
kemitraan gender.
 Kegiatan reproduktif, kegiatan produktif, kegiatan sosial
kemasyarakatan.
“Berdasarkan umumnya budaya patriarki, ada pembagian peran
gender yang bervariasi antara laki-laki dan perempuan dengan derajat
dari mulai pembagian peran yang sangat kaku sampai dengan sangat
fleksibel. Pembagian peran ini bertujuan untuk mendistribusikan tugas
dalam rangka menjaga efisiensi dan keseimbangan sistem keluarga dan
masyarakat”.

More Related Content

What's hot

Remaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitasRemaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitas
Intan Juniarti
 
Gender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agamaGender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agama
Nailiamani Aman
 
Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita
Wiwit Alfyan
 
Edukasi pernikahan dini
Edukasi pernikahan diniEdukasi pernikahan dini
Edukasi pernikahan dini
novitayuang27
 
Ppt.ilmu ekologi
Ppt.ilmu ekologiPpt.ilmu ekologi
Ppt.ilmu ekologi
ar_
 
Presentasi Pengarus Utamaan Gender
Presentasi Pengarus Utamaan GenderPresentasi Pengarus Utamaan Gender
Presentasi Pengarus Utamaan Gender
Reins Tangkowit
 

What's hot (20)

Konsep gender dds
Konsep gender ddsKonsep gender dds
Konsep gender dds
 
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
Bahan perlindungan perempuan tgl 11 4-13
 
Diskriminasi Gender
Diskriminasi GenderDiskriminasi Gender
Diskriminasi Gender
 
Remaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitasRemaja dan seksualitas
Remaja dan seksualitas
 
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).pptSTOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
STOP KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK (3).ppt
 
Gender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agamaGender perspektif sosial, budaya dan agama
Gender perspektif sosial, budaya dan agama
 
Kebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitasKebutuhan seksualitas
Kebutuhan seksualitas
 
Pendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinanPendewasaan usia perkawinan
Pendewasaan usia perkawinan
 
Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita Makalah Peran Wanita
Makalah Peran Wanita
 
Gender slide
Gender slideGender slide
Gender slide
 
Ppt seks bebas
Ppt seks bebasPpt seks bebas
Ppt seks bebas
 
Edukasi pernikahan dini
Edukasi pernikahan diniEdukasi pernikahan dini
Edukasi pernikahan dini
 
Ppt.ilmu ekologi
Ppt.ilmu ekologiPpt.ilmu ekologi
Ppt.ilmu ekologi
 
Pernikahan dini
Pernikahan diniPernikahan dini
Pernikahan dini
 
Presentasi Pengarus Utamaan Gender
Presentasi Pengarus Utamaan GenderPresentasi Pengarus Utamaan Gender
Presentasi Pengarus Utamaan Gender
 
MAKALAH GENDER
MAKALAH GENDERMAKALAH GENDER
MAKALAH GENDER
 
Ppt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksualPpt kekerasan seksual
Ppt kekerasan seksual
 
Feminisme
Feminisme Feminisme
Feminisme
 
Konsep Pemantauan dan Evaluasi
Konsep Pemantauan dan  EvaluasiKonsep Pemantauan dan  Evaluasi
Konsep Pemantauan dan Evaluasi
 
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencanaKonsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
Konsep kesehatan reproduksi dan keluarga berencana
 

Similar to 6-k-5-bab-9-peran-gender1.pptx

Tugas isd ii
Tugas isd iiTugas isd ii
Tugas isd ii
Rosminar
 
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakat
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakatKb 1 individu, keluarga, dan masyarakat
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakat
Riefni Riftianingrum
 
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
DaraHumayra
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1
Chiee Arviant
 

Similar to 6-k-5-bab-9-peran-gender1.pptx (20)

Ltm friedman
Ltm friedmanLtm friedman
Ltm friedman
 
C. Lembaga Sosial.pdf
C. Lembaga Sosial.pdfC. Lembaga Sosial.pdf
C. Lembaga Sosial.pdf
 
Tugas isd ii
Tugas isd iiTugas isd ii
Tugas isd ii
 
Jenis dan Fungsi Lembaga Sosial (Kurikulum Merddeka)
Jenis dan Fungsi Lembaga Sosial (Kurikulum Merddeka)Jenis dan Fungsi Lembaga Sosial (Kurikulum Merddeka)
Jenis dan Fungsi Lembaga Sosial (Kurikulum Merddeka)
 
7. fungsi dalam keluarga
7. fungsi dalam keluarga7. fungsi dalam keluarga
7. fungsi dalam keluarga
 
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakat
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakatKb 1 individu, keluarga, dan masyarakat
Kb 1 individu, keluarga, dan masyarakat
 
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
6. KONSEP KELUARGA SEBAGAI ANGGOTA MASYARAKAT.ppt
 
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
Pandangan dan Nilai Masyarakat Terhadap Individu, Keluarga dan Masyarakat
 
Lembaga keluarga ppt sosio
Lembaga keluarga ppt sosioLembaga keluarga ppt sosio
Lembaga keluarga ppt sosio
 
PENGASUHAN ANAK.pptx
PENGASUHAN ANAK.pptxPENGASUHAN ANAK.pptx
PENGASUHAN ANAK.pptx
 
Bab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan MasyarakatBab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
Bab 3 Individu, Keluarga dan Masyarakat
 
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
World Tugas Ilmu sosial Dasar 3
 
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
Tugas ilmu sosial dasar pembahasan 3
 
PIK-M_Materi 8 Fungsi Keluarga.pptx
PIK-M_Materi 8 Fungsi Keluarga.pptxPIK-M_Materi 8 Fungsi Keluarga.pptx
PIK-M_Materi 8 Fungsi Keluarga.pptx
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
asuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptx
asuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptxasuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptx
asuhan keperawatan ANAK USIA SEKOLAH.pptx
 
Individu, keluarga DAN MASyarakat
Individu, keluarga DAN MASyarakatIndividu, keluarga DAN MASyarakat
Individu, keluarga DAN MASyarakat
 
IPS Kelas 8 Bab 6
IPS Kelas 8 Bab 6IPS Kelas 8 Bab 6
IPS Kelas 8 Bab 6
 
2 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-12 materi-presentsi-isd-1
2 materi-presentsi-isd-1
 
Perkembangan dan Kebutuhan Dasar Anak
Perkembangan dan Kebutuhan Dasar AnakPerkembangan dan Kebutuhan Dasar Anak
Perkembangan dan Kebutuhan Dasar Anak
 

More from LastriMarga

More from LastriMarga (9)

Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.ppt
Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.pptPetunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.ppt
Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer.ppt
 
GP2SP - Bu Kabid (2).pptx
GP2SP - Bu Kabid (2).pptxGP2SP - Bu Kabid (2).pptx
GP2SP - Bu Kabid (2).pptx
 
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptxANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
ANEV 29 NOV 2021 NTB OK.pptx
 
PPT Tugas Role Play Kelompok 5.pptx
PPT Tugas Role Play Kelompok 5.pptxPPT Tugas Role Play Kelompok 5.pptx
PPT Tugas Role Play Kelompok 5.pptx
 
Penguatan Tim Pembina UKS pptx
Penguatan Tim Pembina UKS pptxPenguatan Tim Pembina UKS pptx
Penguatan Tim Pembina UKS pptx
 
TPCB.pptx
TPCB.pptxTPCB.pptx
TPCB.pptx
 
Manajemen Sarpras.pptx
Manajemen Sarpras.pptxManajemen Sarpras.pptx
Manajemen Sarpras.pptx
 
PUG 2020.pptx
PUG 2020.pptxPUG 2020.pptx
PUG 2020.pptx
 
EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).ppt
EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).pptEFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).ppt
EFEKTIVITAS_KOMUNIKASI_INTERPERSONAL(2).ppt
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 

6-k-5-bab-9-peran-gender1.pptx

  • 1. Mata Kuliah Gender dan Keluarga BAB III PERAN GENDER DALAM KELUARGA Oleh: Dr. Ir. Herien Puspitawati, M.Sc. M.Sc.
  • 2. FUNGSI KELUARGA, PEMBAGIAN PERAN DAN KEMITRAAN GENDER DALAM KELUARGA KELUARGA Unit terkecil dalam masyarakat yang mempunyai kewajiban untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan seluruh anggotanya yang meliputi kebutuhan fisik (makan, minum, pakaian, tempat tinggal), sosial-psikologi (pendidikan, pengasuhan, pemeliharaan, kasih saying), dan budaya (norma masyarakat, etika, kebiasaan, tradisi). Wadah yang utama dan pertama bagi setiap manusia yang memfasilitasi individu untuk dipersiapkan menjadi manusia yang seutuhnya melalui pelaksanaan fungsi- fungsi sosial budaya, pendidikan dan pengasuhan, ekonomi, spiritual dan pengenalan lingkungan.
  • 3. FUNGSI KELUARGA, PEMBAGIAN PERAN DAN KEMITRAAN GENDER DALAM KELUARGA FUNGSI PERAN Fungsi dijalankan agar keseimbangan sistem dapat tercapai, baik pada tingkat individu, keluarga maupun masyarakat (Megawangi 1999). Diferensiasi peran sebagai suatu alokasi tugas dan aktivitas yang harus dilakukan dalam keluarga (Levy dalam megawangi 1999).
  • 4. FUNGSI KELUARGA, PEMBAGIAN PERAN DAN KEMITRAAN GENDER DALAM KELUARGA Terminologi diferensiasi peran dapat berdasarkan pada umur, gender, generasi, juga posisi status ekonomi dan politik dari masing- masing aktor. Diferensi asi Peran Alokasi Solidaritas Alokasi Ekonomi Alokasi Politik Alokasi Integrasi dan Ekspresi
  • 5. Fungsi Keluarga Responsif Gender FUNGSI KELUARGA Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994: (1) Keagamaan, (2) Sosial budaya, (3) Cinta kasih, (4) Perlindungan, (5) Reproduksi, (6) Sosialisasi dan pendidikan, (7) Ekonomi, dan (8) Pembinaan lingkungan Mattensich dan Hill (Zeitlin et al., 1995) (1) Fungsi pemeliharaan fisik (2) Sosialisasi dan pendidikan, (3) Akuisisi anggota keluarga baru melalui prokreasi atau adopsi, (4) Kontrol perilaku sosial dan seksual, (5) Pemeliharaan moral keluarga dan dewasa melalui pembentukan pasangan seksual dan melepaskan anggota keluarga dewasa. United Nation 1993: (1) Fungsi pengukuhan ikatan suami istri, (2) Prokreasi dan hubungan seksual, sosialisasi dan pendidikan anak, (3) Pemberian nama dan status, (4) Perawatan dasar anak, (5) Perlindungan anggota keluarga, (6) Rekreasi dan perawatan emosi, dan (7) Pertukaran barang dan jasa
  • 6. Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender dalam Pelaksanaan Fungsi Keluarga No Fungsi Keluarga Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender Fungsi Keluarga Menurut PP Nomor 21 Tahun 1994 1 Keagamaan Ayah dan Ibu berkewajiban untuk mendidik anak L dan P sejak dini dalam menjalankan fungsi keagamaan sebagai landasan pendidikan karakter. 2 Sosial-Budaya Ayah dan ibu melakukan sosialisasi kepada anak-anaknya tentang cinta budaya dengan tetap menjunjung tinggi nilai kesetaraan dan keadilan. 3 Cinta Kasih Ayah dan ibu menebarkan cinta kasih kepada semua anggota keluarga dengan menggalang kerjasama yang baik dengan dilandasi rasa saling menghormati, menyayangi dan membutuhkan satu dengan lainnya. 4 Melindungi Orangtua melindungi anak-anak baik laki-laki maupun perempuan dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan biologi dan perkembangan psikososialnya. Suami dan istri saling melindungi dengan cara sesuai dengan keunikan personalitas masing-masing. 5 Reproduksi Reproduksi disini berarti menjalankan proses prokreasi keluarga yang berkaitan dengan hak atas kesehatan reproduksi baik laki-laki maupun perempuan. Suami dan istri harus saling menjaga kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksinya. 6 Sosialisasi dan Pendidikan Ayah dan ibu bekerjasama dalam mendidik dan mengasuh anak yang dilandasi oleh pendidikan karakter dan responsif gender, 7 Ekonomi Ayah dan ibu bekerjasama dalam mencari uang dan mengelola keuangan keluarga dan memutuskan prioritas pengeluaran keuangan. Ayah dan ibu memberi arahkan dan pendidikan kepada anaknya untuk mengelola keuangan yang cenderung terbatas dan mengatur kebutuhan/keinginan yang cenderung tidak terbatas. 8 Pembinaan Lingkungan Ayah dan ibu mengelola kehidupan keluarga dengan tetap memelihara lingkungan di sekitarnya, baik lingkungan fisik maupun sosial, dan lingkungan mikro, meso dan makro.
  • 7. Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender dalam Pelaksanaan Fungsi Keluarga No Fungsi Keluarga Contoh Aplikasi Kemitraan dan Relasi Gender Fungsi Keluarga Menurut United Nation Tahun 1993 1 Pengukuhan Ikatan Suami Istri Suami dan istri sedapat mungkin mempertahankan pernikahan dengan menyelesaikan masalah yang ada dengan manajemen konflik, penyesuaian konsensus dan pembaharuan komitmen. 2 Prokreasi dan Hubungan Seksual Suami harus menghormati hak reproduksi istrinya dan tidak boleh memaksa istri untuk berhubungan seksual apabila istri dalam keadaan haid atau dalam keadaan tidak siap/lelah. Begitupula istri tidak boleh memaksa suami untuk berhubungan seks apabila suami tidak siap/lelah. 3 Sosialisasi dan Pendidikan Anak Pengasuhan yang responsif gender penting untuk dilakukan dalam mempersiapkan anak laki-laki dan perempuan menuju kualitas sumberdaya manusia yang prima. 4 Pemberian Nama dan Status Nama anak laki-laki dan perempuan diberikan berdasarkan kesepakatan suami dan istri yang dilatarbelakangi oleh aturan agama dan kebiasaan budaya. 5 Perawatan Dasar Anak Anak laki-laki dan perempuan mempunyai hak untuk mendapatkan perawatan dasar yang berhubungan dengan kesehatan fisik dan psikososial. 6 Perlindungan Anggota Keluarga Ayah dan ibu berkewajiban saling melindungi satu sama lain dan melindungi anak- anak secara fisik maupun sosial. Perilaku kasar yang menjurus pada pada pelecehan dan penganiayaan serta kekerasan kepada anak harus dihilangkan. 7 Rekreasi dan Perawatan Emosi Ayah dan ibu berkewajiban memberikan perawatan emosi kepada seluruh anggota keluarga dengan melakukan rileksasi dan rekreasi yang disesuaikan dengan kemampuan keluarga. 8 Pertukaran Barang dan Jasa Dalam rangka menjaga keutuhan keluarga baik keluarga inti maupun keluarga besar, perilaku saling membantu dalam bertukar barang dan jasa akan melanggengkan hubungan/ikatan kekeluargaan (family ties) dan bonding yang kuat.
  • 8.  Pembagian peran ini bertujuan untuk mendistribusikan tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan keseimbangan sistem keluarga dan masyarakat.  Umumnya masyarakat membagi peran berdasarkan tradisi para leluhur yang sudah dibakukan dalam internalisasi dan sosialisasi norma masyarakat.  Dengan kata lain norma membatasi apa yang pantas dilakukan laki-laki dan yang tidak pantas dilakukan oleh laki-laki, sebaliknya juga demikian dengan perempuan. Konsep Peran Gender
  • 9.  The pattern of masculine or feminine behavior of an individual that is defined by a particular culture (Suatu pola maskulin atau femini dari perilaku individu yang dibentuk oleh budaya tertentu).  The actions and activities assigned to or required or expected of a person or group (Aksi dan aktivitas yang ditugaskan atau dibutuhkan atau diharapkan dari individu atau suatu kelompok).  A normal or customary activity of a person in a particular social setting; "what is your role on the team (Suatu aktivitas normal atau kebiasaan dari seseorang dalam seting sosial tertentu).  A set of connected behaviors, rights and obligations as conceptualized by actors in a social situation. It is an expected behavior in a given individual social status and social position (Suatu set perilaku yang saling berhubungan, hak-hak dan kewajiban seperti dikonseptualisasi oleh aktor dalam situasi sosial. Suatu perilaku yang diharapkan dalam suatu status sosial individu dan posisi sosial). Definisi Peran/ Role
  • 10.  A position, or status, within a social structure that is shaped by relatively precise behavioral expectations (norms). A role has been described as the active component of status (Suatu posisi atau status, di dalam suatu struktur sosial yang dibentuk oleh harapan perilaku dari norma masyarakat. Suatu peran dapat di jelaskan sebagai suatu komponen aktif dari status).  Identifies a function performed by an individual or organization (Identifikasi dari suatu fungsi yang dilakukan oleh individu atau organisasi).  The relation one has with another node in a social network. A loving and affective relationship is the role of being a spouse (Hubungan antara simpul satu dengan lainnya dalam suatu jaringan sosial. Suatu hubungan yang afektif dan mencintai merupakan suatu peran dari suatu pasangan).  Represent a logical business partner, system component or user within the process definition (Menunjukkan suatu partner bisnis yang logic, komponen sistem atau pengguna dalam suatu proses). Definisi Peran/ Role
  • 11.  A role indicates a person's tasks, responsibilities, qualifications, or expectations in some context (Suatu peran mengindikasikan suatu tugas seseorang, tanggung jawab, kualifikasi atau sesuatu yang diharapkan).  A character assigned or assumed had to take on the role of both father and mother (Suatu karakter yang ditugaskan atau diasumsikan harus dilakukan baik ayah atau ibu).  A socially expected behavior pattern usually determined by an individual’s status in a particular society (Suatu pola perilaku yang diharapkan secara sosial yang biasanya ditentukan berdasarkan status individu dalam suatu masyarakat).  The characteristic and expected social behavior of an individual (Karakteristik dan perilaku sosial yang diharapkan dari individu).  A function or position (Suatu fungsi atau posisi). Definisi Peran/ Role
  • 12.  The part played by a person in a particular social setting, influenced by his expectation of what is appropriate (Bagian yang dimainkan seseorang dalam suatu seting sosial yang dipengaruhi oleh harapannya tentang apa yang pantas).  Work that you are obliged to perform for moral or legal reasons; "the duties of the job" (Pekerjaan yang ditugaskan untuk dilakukan untuk alasan moral dan hukum, “tugas dari pekerjaan). Definisi Peran/ Role
  • 13.  The stress or strain experienced by an individual when incompatible behavior, expectations, or obligations are associated with a single social role (Stres atau ketegangan yang dialami oleh seseorang apabila tidak mampu berperilaku sesuai yang diharapkan atau ditugaskan terhadap suatu peran sosial).  Captures the stress or tension that may arise from the performance of a role (Menangkap stres atau tensi yang mungkin ditimbulkan oleh akibat suatu peran). Definisi Ketegangan Peran/ Role Strain
  • 14.  Gender role strain in men has been identified as the failure to fulfill male role expectations, the traumatic fulfillment of these expectations, and their negative consequences. One posited cause of gender role strain is the early gender role socialization process that occurs often within the family context (Ketegangan peran gender pada laki-laki dicirikan dengan kegagalan pemenuhan harapan peran laki-laki, trauma terhadap pemenuhan harapan dan konsekuensi negatifnya. Satu penyebab positif dari ketegangan peran gender adalah pada proses sosialisasi dini dari peran gender yang sering terjadi dalam konteks keluarga).  Fathers' influences on the gender role socialization of boys seems to be greater than that of mothers (Ayah mempengaruhi sosialisasi peran gender pada anak laki-laki cenderung lebih besar dibandingkan dengan ibu). Definisi Ketegangan Peran Gender/ Gender Role Strain
  • 15.  Emotional conflict arising when competing demands are made on an individual in the fulfillment of his or her multiple social roles (Konflik emosi yang terjadi apabila ada persaingan tuntutan pada individu dalam memenuhi multi peran sosial).  A situation in which a person is expected to play two incompatible roles (Situasi dimana seseorang diharapkan berperan dalam dua peran yang bertentangan).  Lack of compatibility between different expectations from a job or position (Kurangnya kesesuaian antara perbedaan harapan dari suatu pekerjaan atau posisi). Definisi Konflik Peran/ Role Conflict
  • 16.  The perceived norms attributed to males or females in a given group or society. For example : boys play with trucks, girls play with dolls: woman cook and clean, men work, men did the hunting and women did the gathering (Norma yang diterima dihubungkan dengan sifat laki-laki atau perempuan dalam suatu masyarakat tertentu, contohnya: anak laki-laki bermain truk, anak perempuan bermain boneka, perempuan masak dan bersih-bersih, laki-laki bekerja, laki- laki berburu dan perempuan mengumpulkan). Definisi Peran Gender/ Gender Roles
  • 17.  The overt expression of attitudes that indicate to others the degree of your maleness or femaleness; "your gender role is the public expression of your gender identity" (Ekspresi terang- terangan dari sikap yang mengindikasikan pada lainnya tentang derajad kelelakian dan keperempuanan, “peran gendermu merupakan ekspresi publik dari identitas gendermu).  Polarisation of gender roles means to go to the extreme opposites, like North and South. If a woman does all the cooking, and her husband does all the gardening and house repairs, that's polarisation of gender roles. It can be bad or good (Polarisasi peran gender berarti bergerak secara ekstrim berlawanan, seperti utara dan selatan, perempuan melakukan seluruh aktivitas masak, dan suaminya melakukan semua aktivitas berkebun dan perbaikan rumah). Definisi Peran Gender/ Gender Roles
  • 18. A term used in the social sciences and humanities to denote a set of behavioral norms that accompany a given gendered status (also called a gendered identity) in a given social group or system. Gender is one component of the gender/sex system, which refers to "the set of arrangements by which a society transforms biological sexuality into products of human activity, and in which these transformed needs are satisfied" (Reiter 1975: 159). Every known society has a gender/sex system, although the components and workings of this system vary widely from society to society (Suatu istilah dalam ilmu sosial dan humanitas untuk menandai suatu set norma perilaku yang menemani status gender secara pasti (juga disebut identitas gender) dalam suatu grup sosial atau sistem. Gender merupakan salah satu komponen sistem gender/jenis kelamin yang merujuk pada suatu set susunan dimana masyarakat mentransformasi jenis kelamin secara biologi ke dalam produk aktivitas manusia, untuk memenuhi kebutuhannya dengan memuaskan. Setiap masyarakat mempunyai suatu sistem gender/jenis kelamin, meskipun komponen-komponennya dan cara kerjanya bervariasi dari satu masyarakat ke masyarakat lain). Definisi Peran Gender/ Gender Roles
  • 19. Sons' gender role conflict and stress were negatively related to paternal attachment. Also, men who with lower levels of gender role conflict and who perceive their fathers to experience lower levels of gender role stress perceive less psychological separation from their fathers and mothers. Both sons' gender role conflict and stress were related to estimates of both fathers, gender role conflict and stress (Konflik peran gender anak laki-laki dan stres berhubungan negatif dengan kedekatan paternal (artinya semakin tinggi konflik peran gender dan semakin tinggi stress anak laki-laki, maka akan semakin rendah kedekatan dengan orangtuanya]… Laki-laki dewasa yang mempunyai konflik peran gender tingkatan rendah dan mempunyai ayah yang mengalami stress peran gender tingkat rendah cenderung mempunyai pemisahan psikologi yang berkurang dengan ibu dan ayahnya. …Baik konflik peran gender anak laki-laki maupun stress anak laki-laki berhubungan dengan konflik peran gender ayahnya maupun stress ayahnya). Konflik Peran Gender dapat dijelaskan pada Situasi Laki-laki
  • 20. 3 (tiga) Peran Gender Atau Gender Triple Roles No Peran Kegiatan Contoh 1 Peran Publik Kegiatan Produktif Bekerja baik di luar rumah maupun di dalam rumah yang mendapatkan upah atau barang (paid works), misalnya sebagai buruh tani, buruh pabrik, pembantu, guru, guru les privat, pelatih tari/nyanyi, koki, penjahit, wirausaha, pelukis, pedagang, pejabat, dokter, dosen, dan lainnya. 2 Peran Domestik Kegiatan Reproduktif Bekerja di dalam rumah sendiri dan tidak ada yang membayar (unpaid works) karena untuk keperluan keluarga sendiri, misalnya memasak, menjahit, membersihkan rumah, bertanam bunga/sayuran di halaman, mengasuh anak, mengajari anak belajar, melatih anak menari, memijat anak, memijat suami dan sebagainya. 3 Peran Kemasyar akatan Kegiatan Sosial Kegiatan sosial budaya yang tidak dibayar tetapi memberikan manfaat bagi semua, misalnya pengajian, gotong royong, arisan, pertemuan adat dan sebagainya.
  • 21. Peran Gender menurut Talcott Parson Aspek Model A: Pemisahan Peran Total antara Laki-laki dan Perempuan Model B: Peleburan Total Peran antara Laki-laki dan Perempuan Pendidikan Pendidikan spesifik gender, kualifikasi professional tinggi hanya penting untuk laki-laki Sekolah bersama, kualitas kelas yang sama untuk laki-laki dan perempuan, dan kualitas pendidikan yang sama untuk laki- laki dan perempuan Profesi Tempat kerja professional bukan tempat utama perempuan, karir dan professional tinggi tidak penting untuk perempuan Karir adalah sama pentingnya untuk laki- laki dan perempuan, oleh karena itu kesetaraan kesempatan untuk berkarir professional bagi laki-laki dan perempuan sangat diperlukan. Pekerjaan di Rumah Pemeliharaan rumah dan pengasuhan anak merupakan fungsi utama perempuan, partisipasi laki-laki pada fungsi ini hanya sebagian saja. Semua pekerjaan di rumah harus dikerjakan oleh laki-laki dan perempuan, dengan demikian ada kontribusi yang setara antara suami dan istri. Pengambilan Keputusan Hanya bila ada konflik, maka laki- lakilah yang terakhir menangani, misalnya memilih tempat tinggal, memilih sekolah nak, dan keputusan untuk membeli. Laki-laki tidak dapat mendominasi perempuan, harus ada kesetaraan. Pengasuhan Anak dan Pendidikan Perempuan menangani sebagian besar fungsi untuk mendidik anak dan merawatnya tiap hari. Laki-laki dan perempuan berkontribusi secara setara dalam fungsi ini.
  • 22. Peran Gender menurut Talcott Parson Model Parsons digunakan untuk mengilustrasikan posisi ekstrim dari peran gender dengan menggunakan Model A yang menggambarkan pemisahan peran gender antara laki-laki dan perempuan secara total, dan Model B menjelaskan peleburan pembatas peran gender secara sempurna antara laki-laki dan perempuan (Brockhaus: Enzyklopadie der Psychologie 2001). Maskulin Peran instrumental Fungsi 'external‘: menyediakan kebutuhan keuangan keluarga Feminin Peran expressive Fungsi'internal’: menguatkan jalinan hubungan antar anggota keluarga
  • 23. Peran Gender menurut Talcott Parson  Dalam kenyataan di masyarakat, posisi ekstrim (seperti Model A atau Model B) sangat jarang ditemui. Kenyataan yang ada adalah diantara dua kutub di atas, yaitu campuran antara Model A dan B. Model yang sangat nyata di masyararakat adalah adanya ‘double burden’ pada perempuan yang mempunyai peran ganda sebagai pekerja dan sekaligus sebagai ibu rumahtangga.  Peran gender mempunyai sejarah debat yang panjang antara nature atau nurture. Terdapat kritik terhadap aliran Biologi, teori awam tentang gender mengasumsikan bahwa identitas gender adalah suatu yang kodrati.  Dengan adanya pengaruh kinerja para feminist selama Tahun 1980an, khususnya di Bidang Sosiologi dan Anthropologi Budaya, seperti Simone de Beauvoir dan Michel Foucault yang merefleksikan jenis kelamin, maka ide gender tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin.
  • 24. Peran Gender menurut Talcott Parson  Simon Baron-Cohen,10.6 seorang profesor Psikologi dan Psikiatri dari Cambridge University, berargumen bahwa otak perempuan lebih banyak dikuasasi oleh ‘hard-wired’ untuk empati, sedangkan otak laki-laki lebih banyak dikuasasi oleh ‘hard-wired’ untuk pengertian dan membangun sistem.  Perubahan global dan trend industrialisasi telah menyebabkan transformasi pada institusi sosial, komunitas dan nilai-nilai sosial kemasyarakatan. Perubahan global ini menyebabkan perubahan berbagai aspek seperti sosial, ekonomi dan budaya yang akhirnya juga memberikan tekanan-tekanan, baik secara sosial, ekonomi maupun psikologi pada tingkatan individu, keluarga dan masyarakat.
  • 25. Peran Gender menurut Talcott Parson  Pergeseran nilai-nilai individu tercermin dari kesadaran bahwa peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan adalah sama (equal) meskipun secara biologis mempunyai perbedaan. Pergeseran nilai-nilai individu juga tercermin dari persamaan tingkatan nilai antara anak laki-laki dan anak perempuan.  Pergeseran nilai keluarga tercermin dari meningkatnya kemitraan gender (gender relations/parternship) dalam menjalankan fungsi ekonomi keluarga yang ditunjukkan dengan saling dukungan dalam generating income keluarga.
  • 26. Kemitraan Gender dan Pembentukan Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran Gender Peran Publik dengan Kegiatan Produktif Peran Domestik dengan Kegiatan Reproduktif Peran Sosial dengan Kegiatan Sosial Kemasyarakatan Kemitraan Gender dalam Keluarga: Ayah, Ibu, Anak-Anak Laki-Laki dan Perempuan Mencerminkan transparansi, akuntabilitas, dan good governance di tingkat keluarga Gender menyangkut perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab, kebutuhan, dan status sosial antara laki-laki dan perempuan berdasarkan bentukan/konstruksi dari budaya masyarakat. Peran sosial dari gender adalah bukan kodrati, tetapi berdasarkan kesepakatan masyarakat. Peran sosial dapat dipertukarkan dan dapat berubah tergantung dari kondisi budaya setempat dan waktu/era
  • 27. Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri dalam Kehidupan Keluarga No Cerminan Kemitraan Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri 1 Pembagian Tugas dan Peran dalam keluarga Berdasarkan pembagian tugas, istri bertugas sebagai manajer rumahtangga, namun suami sering memberikan ide dalam mengatur dan merencanakan furnitur ruangan, lay out atau interior design ruangan, dan landscape pekarangan. Jadi, meskipun istri berperan sebagai manajer utama rumahtangga, suami juga berkontribusi melalui kontribusi ide, uang dan perhatian, namun kontribusi tenaga dan waktunya sangat terbatas. Berdasarkan pembagian tugas, istri bertugas sebagai pendidik dan pengasuh anak-anak, namun suami sering mengingatkan anak untuk rajin belajar dan menjaga diri serta berhati-hati di jalan dan di sekolah. Jadi, meskipun istri berperan sebagai pengasuh dan pendidik utama anak, suami juga berkontribusi secara rutin dan aktif melalui kontribusi ide dan perhatian, namun kontribusi tenaga dan waktunya sangat terbatas. Berdasarkan pembagian tugas, suami bertugas sebagai pencari nafkah utama keluarga, namun istri berkontribusi secara rutin melalui penyiapan tas kerja, pakaian kerja, dan perlengkapan pekerjaan lain yang diperlukan suami. 2 Transparansi dalam keluarga Meskipun istri memegang keuangan keluarga (suami secara rutin memberikan sebagian besar pendapatannya kepada istri), bahkan istri menyimpan uang keluarga dalam tabungan keluarga di bank (atas nama istri), namun istri selalu mengkomunikasikan dan menunjukkan kepada suami laporan keuangan keluarga dan secara garis besar jumlah pengeluaran keluarga kepada suami. Sebaliknya, suami selalu melaporkan perolehan pendapatannya dan prediksi pendapatan selanjutnya. Perencanaan keuangan dilakukan bersama antara suami istri dan bahkan dengan anak-anak apabila diperlukan berkaitan dengan rencana jangka pendek, menengah dan panjang keluarga. Penggunaan dan perencanaan sumberdaya materi dan non materi keluarga dikomunikasikan dengan baik secara terbuka pada semua anggota keluarga, terutama antara suami dan istri.
  • 28. Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri dalam Kehidupan Keluarga No Cerminan Kemitraan Contoh Aplikasi Kemitraan Suami Istri 3 Akuntabilitas dalam keluarga Penggunaan dan perencanaan sumberdaya keluarga harus jelas dan terukur. Suami memberitahu istri secara jelas dan terukur tentang penggunaan dan perencanaan sumberdaya keluarga, dan sebaliknya istri memberitahu suami secara jelas dan terukur semua perencanaan dan penggunaan sumberdaya keluarga. Monitoring, checking, kontrol terhadap semua penggunaan sumberdaya berikut akses terhadap sumberdaya di luar siste keluarga harus diperkirakan dan dihitung secara jelas dan terukur, sepengetahuan pasangan suami dan istri. 4 Good governance dalam keluarga Meskipun suami sebagai kepala keluarga, namun dalam menjalankan perannya tidak semena-mena semaunya sendiri, tidak boleh otoriter, namun harus dijalankan secara bijaksana dan mengakomodasi saran dan ide baik dari istrinya maupun anak-anaknya. Pasangan suami istri tidak boleh menggunakan kewenangannya sebagai orangtua untuk mengeksploitasi anak-anaknya; Suami tidak boleh mengeksploitasi istri untuk kepentingannya sendiri. Di dalam menjalankan peran dan tugasnya, baik suami maupun istri saling bekerjasama dalam menstabilkan keadaaan keluarga, berusaha untuk mempertahan hidup keluarga dengan cara-cara yang baik, meningkatkan kreatifitas dalam menyejahterakan keluarga dengan mempertimbangkan keterbatasan yang ada. Seandainya ketidaksepahaman antara suami istri, maka dicari solusi yang baik agar dapat memahami perbedaan permasalahan dan menyamakan persepsi untuk menuju tujuan keluarga bersama.
  • 29. Kemitraan Gender dan Pembentukan Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran Gender Moore (2011) mengatakan bahwa terdapat hal-hal yang mendasar dalam jejaring, yaitu:  The shaping of desired outcomes operates through a set of relationships (a network) that share a common terminology (discourse, idiom) and expectations concerning appropriate practices (Pembentukan hasil yang diinginkan terjadi melalui suatu set hubungan (jejaring) atas dasar suatu kesamaan terminology dan harapan tentang praktek-praktek/kegiatan yang pantas).  Networks shaping decision making are composed of network segments which may be either autonomous or dependent (Jejaring membentuk pengambilan keputusan yang dihimpun dari segmen-segmen jejaring yang kemungkinan otonomi ataupun dependen).
  • 30. Kemitraan Gender dan Pembentukan Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran Gender Struktur komponen dalam metodologi menganalisis jejaring meliputi nodes dan ties (Moore 2011):  Node merujuk pada individu, organisasi, atau entities penting dan barang. Node dapat terlihat sebagai aktor yang mempunyai kemandirian sebagai agen. Node mempunyai dua dimensi yaitu: 1. Secara struktural, nodes dapat dijelaskan sebagai suatu simpul yang secara relatif stabil dan dikonstruksi secara sosial. Struktur ini dapat dikuatkan oleh aktor yang terdaftar (berwenang) dan dapat diterjemahkan dari pemaknaan terhadap rangkaian praktek perilaku tertentu dan hubungan jejaring. 2. Secara pemaknaan (meaningfull), nodes merupakan suatu fungsi kisah cerita, dan idiom yang merasionalisasi perilaku tertentu dan struktur yang diharapkan dari suatu posisi.
  • 31. Kemitraan Gender dan Pembentukan Jejaring Keluarga Melalui Relasi Peran Gender  Ties are the relationships between nodes which are bound together in some meaningful fashion (Ties (tali) merupakan jalinan hubungan antara node satu dengan node lain yang terjalin bersama dalam suatu pemaknaan yang berarti).
  • 32. Jejaring hubungan peran dalam keluarga (modifikasi dari Model Moore 2011) adalah aktor anggota keluarga besar, misalnya orangtua masing-masing A dan I. adalah aktor bukan anggota keluarga, misalnya teman kerja, teman sosial, dll. IAy Ay 2Ay 1Ay Ay Keterangan: adalah aktor A=Ayah; I= Ibu; 1= Anak ke-1; 2= Anak ke-2.
  • 33. Hal-hal yang dianjurkan dan yang harus dihindari dalam kemitraan dalam perkawinan Hal-hal yang Dianjurkan Hal-hal yang Harus Dihindari Berkata sopan dan menghargai, seperti istriku/suamiku yang baik, saya bersyukur punya istri/suami sepertimu, terima kasih atas makannya, masakannya enak, dll Berkata kasar dan menghina, seperti bodoh kamu, goblok, dasar perempuan/lelaki, lelaki hidung belang, perempuan jalang, dll Berharap optimis pada keadaan keluarga Menyerah tanpa harap dan pesimis pada keadaan keluarga Selalu introspeksi diri Selalu membenarkan diri Sering meminta maaf Sulit meminta maaf Sering berterima kasih Sulit berterima kasih Berbagi tugas secara fleksibel Berbagi tugas secara kaku atau bahkan sendiri-sendiri Selalu berdedikasi untuk keluarga Menyampingkan/ mengabaikan keluarga, seperti Selalu kompak tolong menolong Saling egois dan tidak berbagi, seperti Suami membantu istri dalam peran domestik Suami membiarkan istri sendirian untuk menjalankan peran domestik Suami menghargai istri dalam peran publik Suami melarang istri menjalankan peran publik Suami dan istri bersama menjalankan peran sosial Suami mendominasi peran sosial kemasyarakatan
  • 34. Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen Waktu Dan Pekerjaan Keluarga 1. Bagilah waktu sebaik mungkin pada kegiatan-kegiatan yang sangat bermanfaat bagi keluarga. 2. Buatlah skedul pembagian waktu dan pekerjaan antara ayah dan ibu, anak laki- laki dan anak perempuan agar keluarga terawat dan terpelihara dengan baik. 3. Buatlah daftar harian apa yang harus dilakukan/ menyimpan sebuah kalender. 4. Kurangi pertemuan yang tidak perlu. 5. Pembagian waktu dan pekerjaaan yang tidak baik akan menyengsarakan semua anggota keluarga dan mengundang konflik. 6. Buat pembagian kerja yang adil gender dengan pembagian peran sesuai dengan kebutuhan keluarga. 7. Berbagilah beban pekerjaan rumahtangga antara suami-istri dan anak-anak melalui komunikasi yang baik dan kesepakatan yang adil. 8. Bertanggung jawablah pada pembagian tugas yang telah disepakati. 9. Komunikasikan segala keluhan yang ada dalam keluarga. 10. Kesuksesan pelaksanaan pekerjaan adalah kesuksesan keluarga. 11. Tidak dibenarkan untuk menyerahkan semua tanggung jawab pekerjaan rumahtangga pada ibu saja, Ayah harus ikut ambil peranan dalam tanggung jawab pekerjaan rumahtangga.
  • 35. Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen Waktu Dan Pekerjaan Keluarga 12. Seorang istri bukanlah seorang pembantu dan seorang suami bukan seorang majikan. 13. Tidak pantang bagi seorang suami untuk membantu istri di dapur dan mengasuh anak. 14. Ayah berusaha membantu pekerjaan domestik seperti memberikan perhatian kepada kegiatan rumahtangga. 15. Ayah berusaha untuk ikutserta dalam pengasuhan anak agar bonding antara ayah dan anak lebih erat. 16. Ajari anak sendini mungkin untuk ambil peran dalam pembagian pekerjaan rumahtangga 17. Anak laki-laki dan perempuan membantu pekerjaan rumahtangga. 18. Tidak ada perbedaan peran antara anak perempuan dan anak laki-laki. 19. Ibu yang bekerja senantiasa memperhatikan kebutuhan keluarga dengan baik. 20. Ibu bekerja perlu memikirkan kalau ada tambahan waktu bekerja, maka siapa yang akan mengasuh dan menjaga anak? Perlu orang yang dapat mensubstitusi perannya dalam mengasuh anak, apakah minta tolong pada saudara/orangtua atau menggaji pembantu/babysitter?. 21. Gunakan telepon dan sumberdaya komunikasi dimanapun bila perlu. Jaga komunikasi secara efektif dan efisien. 22. Seandainya terjangkau secara ekonomi, gunakan teknologi ; mesin cuci, vaccum cleaner untuk membantu pekerjaan domestik. 23. Penggunaan jasa komersial; pembantu, cleaning service merupakan alternatif yang perlu dipikirkan.
  • 36. Anjuran Kemitraan Gender dalam Manajemen Keuangan 1. Catat semua Pendapatan dan Pengeluaran Aktual dengan rutin harian. 2. Buat rekap keuangan setiap bulan. 3. Lakukan pengecekan keuangan secara teratur dan disiplin. 4. Pisahkan keuangan keluarga dan keuangan usaha/bisnis. 5. Hati-hati dalam mengambil kredit. 6. Tabungkan segera uang sisa kas atau pendapatan tidak terduga. 7. Lakukan penyesuaian keuangan setiap saat. 8. Evaluasi pengelolaan keuangan. 9. Upaya pembagian tugas dan kerjasama yang baik antara suami, istri dan anak-anak. 10.Lakukan kerjasama yang erat dan harmonis antara ayah dan ibu tanpa memperhatikan siapa yang memperoleh penghasilan lebih.
  • 37. Apabila Keuangan Keluarga Menjadi Suatu Masalah 1. Bicarakanlah dengan suami/ istri dan anak-anak secara terbuka dan terus terang agar dapat mencari jalan keluar yang bijaksana. 2. Berilah pengertian pada anak laki-laki dan perempuan dengan penuh kasih sayang bahwa orang tua tidak mempunyai uang. Tidak ada keistimewaan perlakuan pada anak dengan salah satu jenis kelamin tertentu. 3. Manfaatkan waktu luang untuk mencari usaha agar dapat mendatangkan penghasilan baik berupa uang atau barang. 4. Carilah jalan keluar agar keluarga dapat menambah penghasilan dengan cara yang halal. 5. Menghindari kebiasaan yang kurang baik seperti boros, merokok, jajan dan sering keluyuran. 6. Mendahulukan kebutuhan yang paling utama dahulu terutama untuk pangan dan pendidikan anak-anak. 7. Jangan malu meminta pekerjaan pada orang lain. 8. Jangan sering menyalahkan nasib dan ’uring-uringan’ pada suami/istri dan dilampiaskan juga kepada anak. 9. Harus percaya bahwa semua ini cobaan dari Allah dan kembalikan kepada Nya dengan senantiasa berdoa dan berusaha. 10. Manfaatkan sumberdaya keluarga secara maksimal seperti penanaman pekarangan dengan apotik hidup dan sayuran. 11. Lakukan pengehematan disegala bidang.
  • 38. Kemitraan dan relasi gender yang harmonisasi dalam keluarga Pilihan Prioritas Hidup melalui Perencanaan dan Pelaksanaan Manajemen Sumberdaya Keluarga Berwawasan gender Relasi Gender Harmonis Kesetaraan Gender dalam Hak, Akses, Kontrol, Partisipasi dan Manfaat dari Sumberdaya Keluarga Kesejahteraan Keluarga & Keadilan & Kesetaraan Gender (Sosial, Ekonomi, Psikologi, Spiritual) Aktivitas Domestik Fungsi Keluarga Pengasuhan& Sosialisasi Kemasyarakt. Partisipasi Sosial, Agama dan Aktivitas Politik Aktivitas Publik Akses ke Psr Tenaga Kerja, Informasi, & Teknologi
  • 39. Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani  Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study dan dilakukan dari bulan April sampai Agustus 2008.  Contoh penelitian ini dipilih secara simple random sampling sebanyak 350 keluarga. Namun demikian contoh yang digunakan pada tulisan ini dipilih secara purposive sebanyak 110 keluarga yang tidak mempunyai anak balita dan hanya tinggal di Desa Hambaro. Responden pada penelitian ini adalah ibu atau istri.  Analisis gender yang digunakan dalam pembagian peran keluarga adalah Analisis Gender Model Harvard dan Model Moser yang membagi profil kegiatan ke dalam peran produktif, peran domestik, dan peran kemasyarakatan (KPP, 2004)
  • 40. Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani  Secara garis besar ditemukan bahwa sebagian besar contoh melakukan kerjasama pembagian peran dalam kegiatan keluarga baik kegiatan domestik, usahatani (produktif) maupun sosial kemasyarakatan.  Hasil uji regresi berganda membuktikan bahwa faktor- faktor yang berpengaruh terhadap pembagian peran gender dalam keluarga adalah pendapatan/ kapita/ bulan, frekuensi perencanaan, dan permasalahan umum keluarga yang dihadapi.  Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pembagian peran gender dalam dalam usahatani adalah jumlah anggota keluarga , frekuensi perencanaan, dan permasalahan umum keluarga yang dihadapi.
  • 41. Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani Pembagian peran gender dalam aktivitas keluarga (n=110) Aktivitas yang Didominasi Istri Aktivitas setara Suami dan Istri Aktivitas yang Didominasi Suami  Merencanakan keuangan keluarga  Mengelola uang keluarga  Memutuskan untuk membelanjakan uang keluarga  Mengontrol pengeluaran keuangan keluarga  Mencari pinjaman tetangga/keluarga  Mengatur penyediaan makanan keluarga  Perawatan fisik anak sehar-hari (pengasuhan)  Perawatan pada saat anak sakit  Mendampingi anak belajar  Memandikan anak  Menyuapi anak makan  Menidurkan anak Mengatur kegiatan rumahtangga  Membersihkan rumah (menyapu dan mengepel rumah)  Mencuci pakaian  Menyetrika pakaian  Menyediakan makanan  Belanja kebutuhan sehari-hari  Belanja peralatan rumahtangga  Mengambil air  Menyapu halaman  Menata ruangan  Mencari jalan pemecahan masalah keuangan keluarga Tidak ada
  • 42. Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani Pembagian peran gender dalam strategi pertahanan hidup keluarga (n=110). Aktivitas yang Didominasi Istri Aktivitas setara Suami dan Istri Aktivitas yang Didominasi Suami  Mengatur pengeluaran keuangan  Memegang keuangan keluarga  Menentukan pengeluaran untuk pangan  Mempunyai ide untuk mengurangi kebutuhan pangan  Mengurangi konsumsi pangan  Mengatur kebutuhan pangan sehari-hari  Mengatur menu makanan di rumah  Membeli pakaian santai keluarga  Membeli peralatan dapur  Membuat rencana keuangan dengan disiplin  Mengontrol keluarga dalam menjalankan aktivitas keuangan  Mengevaluasi anggota keluarga atas tindakan yang dilakukan  Membuat prioritas kebutuhan  Makan di luar rumah  Menentukan anak sekolah atau tidak  Memilih pendidikan anak  Mengatur pengeluaran untuk pendidikan  Mengurangi biaya pendidikan anak (putus sekolah/sering bolos)  Menentukan pengeluaran untuk keperluan kesehatan  Menentukan tempat berobat  Mempunyai ide u/ menangguhkan pengobatan  Mengurangi biaya kesehatan  Mengurangi biaya transport dengan naik sepeda/jalan/numpang.  Membeli perabotan kamar tamu  Membeli perhiasan  Menjual/menggadaikan perabotan  Menjual/menggadaikan barang  Menjual aset  Hutang/meminjam uang  Mencari tambahan pekerjaan  Menyuruh anak membantu pekerjaan  Menyuruh istri bekerja  Menentukan tempat menabung  Menentukan mengambil tabungan Tidak ada
  • 43. Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani Pembagian peran gender dalam akses, kontrol dan manfaat dari aktivitas usahatani (n=110). Dominasi Istri Setara Suami dan Istri Dominasi Suami Tidak ada  Akses informasi harga produk- produk pertanian  Manfaat usaha  Manfaat input produksi  Manfaat teknologi pengolahan  Manfaat training keterampilan  Manfaat informasi harga produk- produk pertanian  Manfaat pemasaran produk-produk pertanian  Manfaat kepemilkan lahan  Manfaat tenaga kerja pertanian  Akses kredit usaha  Akses input produksi  Akses teknologi produksi  Akses teknologi pengolahan  Akses training keterampilan  Akses pemasaran produk-produk pertanian  Akses organisasi pemasaran/usahatani  Akses kepemilikan lahan  Akses tenaga kerja pertanian  Kontrol usaha  Kontrol input produksi  Kontrol teknologi produksi  Kontrol teknologi pengolahan  Kontrol training keterampilan  Kontrol informasi harga produk-produk pertanian  Kontrol pemasaran produk-produk pertanian  Kontrol organisasi pemasaran/usaha tani  Kontrol kepemilikan lahan  Kontrol tenaga kerja pertanian  Manfaat teknologi produksi  Manfaat organisasi pemasaran/usahatani
  • 44. Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani Pembagian peran gender dalam aktivitas usahatani (n=110) Aktivitas yang Didominasi Istri Aktivitas setara Suami dan Istri Aktivitas yang Didominasi Suami  Penanaman  Ngoyos  Penyiangan  Pemeliharaan  Penjualan  Penerima uang  Pengelola uang usaha pertanian  Pengelola uang keluarga  Persiapan lahan  Penyiraman  Pemupukan  Penyemprotan  Pencucian  Persiapan dijual  Pengangkutan  Pembibitan  Pemanenan
  • 45. Kasus 1: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani Pembagian peran gender dalam aktivitas sosial kemasyarakatan (n=110). Dominasi Istri Setara Suami dan Istri Dominasi Suami  Arisan  Pengajian  Pengajian  Kerja bakti  Rapat desa
  • 46. Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan Program Studi  Pemilihan lokasi penelitian dan pemilihan contoh dilakukan secara purposive. Populasi contoh dalam penelitian ini adalah mahasiswa Institut Pertanian Bogor Tingkat III yang mengambil Mata Kuliah Gender dan Keluarga dan Metode Penelitian Keluarga. Contoh dalam penelitian adalah 146 mahasiswa yang terdiri dari 43 laki- laki dan 103 perempuan. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret hingga bulan April 2008.  Masalah kesenjangan gender di bidang pendidikan terbukti dengan masih adanya pemisahan pemilihan jurusan/ program studi yang bersifat stereotipe dimana hard science (Ilmu Eksakta) lebih didominasi laki-laki dan soft science (Ilmu Sosial) lebih didominasi oleh perempuan.
  • 47. Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan Program Studi  Kesenjangan gender lainnya adalah masih adanya kesenjangan gender pada tenaga pendidik, dimana tenaga pendidik PAUD, TK dan SD pada umumnya lebih didominasi perempuan, sedangkan pada jenjang SMP ke atas lebih didominasi laki-laki.  Kajian persepsi mahasiswa laki-laki dan perempuan tentang pemilihan jenis pekerjaan dan program studi yang layak dilakukan oleh kaum laki-laki maupun perempuan sangat penting untuk diketahui, khususnya di kalangan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa.
  • 48. Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan Program Studi Persepsi mahasiswa tentang peran gender dalam aktivitas domestik (n=146). Lebih Baik Laki-Laki Lebih Baik Perempuan Netral  Memperbaiki elektronik/ listrik  Memperbaiki kendaraan  Mencuci kendaraan  Mencangkul  Menebang pohon  Menyetir truk  Menyetir becak  Menyetir traktor  Mencuci pakaian  Menyeterika pakaian  Memasak  Berbelanja bahan makanan  Menyusun menu/ gizi  Menyiapkan makanan  Mencuci peralatan makan dan minum  Mengatur keuangan keluarga  Memelihara lingkungan rumah  Mencuci pakaian  Mencuci peralatan makan dan minum  Merawat kesehatan keluarga  Menyediakan air untuk mandi  Membuat peraturan untuk anggota keluarga  Mendidik/ mengasuh anak  Membacakan cerita anak  Memilih pendidikan untuk anak  Mengatur keuangan usaha ekonomi keluarga  Merencanakan keuangan keluarga  Hutang/meminjam uang  Mencari jalan pemecahan masalah keuangan  Membuat prioritas kebutuhan keluarga  Menentukan pengeluaran untuk pangan  Menentukan pengeluaran untuk pendidikan dan kesehatan keluarga  Menanam pohon atau bunga  Memupuk tanaman  Memanen tanaman  Menyetir mobil  Naik sepeda / sepeda motor
  • 49. Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan Program Studi Persepsi mahasiswa tentang peran gender dalam aktivitas publik dan sosial (n=146) Lebih Baik Laki-Laki Lebih Baik Perempuan Netral  Mencari nafkah untuk keluarga  Mengikuti kerja bakti  Mengikuti arisan atau pengajian  Mencari tambahan pekerjaan  Mengikuti kerja bakti
  • 50. Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan Program Studi Persepsi mahasiswa tentang jenis pekerjaan kelas menengah ke bawah berdasarkan analisis gender (n=146) Lebih Baik Laki-Laki Lebih Baik Perempuan Netral  Status Pencari nafkah utama  Pedagang asongan  Satpam perusahaan  Satpam perguruan tinggi  Nelayan  Militer tingkat menengah ke bawah  Tukang ojeg/ supir  Status pencari nafkah tambahan  Pedagang warungan di rumah  Pengasuh anak  Pembantu umum  Perawat  Sekretaris  Pembantu rumahtangga  Resepsionis  Pengusaha hiasan/ bunga  Pedagang jamu/ gendongan  Tenaga Kerja Indonesia  Pesuruh kantor  Penjahit  Pengolah hasil laut  Pembantu rumahtangga  Tukang pijat  Pekerja di Industri Kecil  Pekerja di Industri Besar  Pekerja di sektor pertanian  Pekerja di sektor kehutanan  Resepsionis  Pedagang (berjualan) di pasar
  • 51. Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan Program Studi Persepsi mahasiswa tentang jenis pekerjaan kelas menengah ke atas berdasarkan analisis gender (n=146) Lebih Baik Laki-Laki Lebih Baik Perempuan Netral  Direktur perusahaan industri  Militer tingkat perwira ke atas  Presiden/Wakil Presiden  Ulama  Pilot/Astonout Tidak ada  Direktur perusahaan perkebunan  Direktur perusahaan rekaman  Direktur perusahaan industri  Diplomat  Koki  Desainer  Anggota DPR/ DPRD  Pekerja LSM  Dokter  Pelukis  Bintang sinetron/ artis  Desainer interior/ pertamanan
  • 52. Kasus 2: Persepsi Mahasiswa terhadap Jenis Pekerjaan Kelas Menengah Ke Bawah dan Kelas Atas serta Pemilihan Program Studi Persepsi mahasiswa tentang pemilihan program studi di perguruan tinggi berdasarkan analisis gender (n=146) Lebih Baik Laki-Laki Lebih Baik Perempuan Netral  Akademi Kepolisian  Sekolah Menengah- Tehnik Industri (STM)  PS Tehnik  Sekolah Menengah- Kepandaian Putri (SMKK)  PS Kebidanan  Sekolah Menengah- Ekonomi dan Manajemen (SMEA)  PS KPM (Komunikasi Pengembangan Masyarakat)  PS IKK (Ilmu Keluarga Dan Konsumen)  PS MAB (Manajemen Agrobisnis)  PS Ekonomi Sumberdaya Lingkungan  PS Psikologi  Akademi Kepolisian  PS MIPA PS GM (Gizi Masyarakat)  PS Ilmu Tanah  PS Arsitektur Pertamanan  PS Hortikultura  PS HPT (Hama Dan Penyakit Tanaman)  PS IT (Informatika)  PS Kehutanan  PS Kedokteran  PS Kedokteran Gigi  PS Dokter Spesialis  PS Kesehatan Masyarakat  PS Gizi  PS Farmasi  PS Perikanan  PS Peternakan  PS Kedokteran Hewan
  • 53. Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani Hortikultura Ekologi keluarga adalah ilmu yang mempelajari saling ketergantungan antara keluarga dengan lingkungan di sekitarnya, yaitu pengaruh lingkungan terhadap keluarga dan pengaruh keluarga terhadap lingkungan di sekitarnya seperti lingkungan tetangga, social dan fisik (Deacon & Firebaugh, 1988; Hill, 1985). Salah satu aplikasi dari ekologi keluarga adalah kerjasama peran gender dalam keluarga untuk melakukan usaha produksi di pekarangan dan usaha domestik di dapur.
  • 54. Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani Hortikultura Pemetaan sumberdaya gender: akses, kontrol dan tenaga kerja di pekarangan rumah keluarga petani sayuran Aktivitas Akses Kontrol Tenaga Kerja L P L P L P Membersihkan kamar mandi dan menyediakan air keluarga L P L P P Memetik dan menjual bunga potong L P P P Menanam, memelihara dan menjual sayuran L P L P L P Menebang dan menjual pohon L L L Menaman, memelihara dan menjual buah- buahan L P L P L P Mencuci persediaan air/ bak air L L L Menyimpan pupuk, pestisida dan alat-alat pertanian L L L Memelihara dan menjual ayam, sebagian untuk konsumsi keluarga L P L P L P Memelihara dan menjual kambing L L L Memelihara kelinci L L L Membersihkan kamar mandi L P L P P
  • 55. Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani Hortikultura Pemetaan Sumberdaya Gender: Akses, Kontrol dan Tenaga Kerja di Ruangan Dapur Keluarga Petani Sayuran Aktivitas Akses Kontro l Tenaga Kerja L P L P L P Menyiapkan meja makan L P L P P Membersihkan kompor L P P P Membeli gas/minyak dan memasangnya L P Membersihkan rak makanan L P P P Membersihkan rak piring dan mencuci piring L P P P Membersihkan rice cooker L P P P Mempersiapkan makanan dan memasak L P L P P Membersihkan dapur P P P Mengumpulkan kayu bakar untuk masak L L L Menyimpan pupuk dan pestisida L L L
  • 56. Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani Hortikultura Peran gender di dalam keluarga berkaitan dengan ‘siapa yang memutuskan?’. Studi ini menjelaskan bahwa:  Laki-laki adalah aktor yang memutuskan ditempat mana menyimpan pestisida dan bagaimana menggunakan pestisida.  Laki-laki memutuskan aktivitas produkstif termasuk akses, control dan tenaga kerja yang berkaitan dengan tanaman/pohon, kolam ikan, gudang, pemeliharaan kambing dan kelinci di halaman pekarangan.  Perempuan memutuskan aktivitas domestik/ reproduktif di dalam rumah termasuk aktivitas di ruangan dapur baik dalam akses, kontrol dan partisipasi.
  • 57. Kasus 3: Analisis Pembagian Peran Gender pada Keluarga Petani Hortikultura Peran gender di masyarakat keluarga berkaitan dengan ‘siapa yang mengikuti berbagai macam pelatihan?’  Perempuan dilatih untuk mengikuti pelatihan untuk meningkatkan aktivitas domestik seperti masak dan menjahit.  Pelatihan tehnik-tehnik pertanian termasuk Integrated Pest Management (IPM) biasanya dilakukan untuk laki-laki.  Laki-laki membuat keputusan berkaitan dengan program- program pemerintah daerah
  • 58. Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender pada Pemasaran Usahatani Kegiatan pemasaran sayuran pada kelompok perempuan menghasilkan pendapatan yang digunakan untuk keperluan rumahtangga dan memberikan manfaat seperti:  Terbantunya pemenuhan kebutuhan pengeluaran keluarga berkaitan dengan kebutuhan dasar konsumsi harian.  Terbantunya biaya sekolah anak termasuk uang jajan, buku, dan keperluan sekolah lainnya.  Penambahan modal usaha untuk kegiatan usahatani.  Tersisihnya sebagian pendapatan dalam bentuk simpanan tabungan di bank dengan membuka rekening bank atas nama perempuan.  Tersisihnya sebagian pendapatan dalam bentuk simpanan tabungan uang tunai di celengan di rumah.  Terbantunya keluarga dalam membeli perabotan rumahtangga dan peralatan dapur.
  • 59. Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender pada Pemasaran Usahatani Ruang gerak laki-laki dan perempuan dalam lingkup produksi prosesing buah-buahan dan sayuran No Keterangan Ruang Gerak Laki-laki Ruang Gerak Perempuan 1 Produksi Peran Menanam, memanen Menanam, memelihara, dan memanen Ruang Lingkup Daerah secara Fisik Desa Kampung dan dusun di sekitar tempat tinggal 2 Pemrosesan Peran Tidak memproses Tidak memproses Ruang Lingkup Daerah secara Fisik Akses ke teknologi pertanian dan informasi tinggi Akses ke teknologi pertanian dan informasi terbatas 3 Pemasaran Peran Pemasaran produksi pertanian ke formal market Pemasaran produksi pertanian ke informal market dan keliling kampong dan tetangga di sekitarnya Ruang Lingkup Daerah secara Fisik Sangat besar, formal market dan bahkan keluarga daerah Sangat terbatas, umumnya informal ke tetangga di sekitarnya
  • 60. Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender pada Pemasaran Usahatani Kasus-kasus kegiatan pemasaran sayuran dari pedagang perempuan dan laki-laki di Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor Encep (Leuwisadeng) Rohman (Hambaro) Kastolani (Cinangneng) Tetangga Katuk Pasar (Leuwiliang) Melda Junaedi (Leuwisadeng Entis Pembeli (Bogor) Jambu Melati Jahe Pasar Besar (Jakarta) Agro. Exp. Station (Hambaro)
  • 61. Kasus 4: Analisis Pembagian Peran Gender pada Pemasaran Usahatani Kasus-kasus kegiatan pemasaran sayuran dari pedagang perempuan dan laki-laki di Desa Hambaro, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor Rohman (Hambaro) Encep (Leuwisadeng) H. Soleh (Hambaro) Pasar di Leuwiliang Mamah Rohmah Tetangga Madhari Kastolani (Cinangneng) Katuk Kangkung Jambu Jagung Pasar Besar (Jakarta)
  • 62. Kasus 5: Analisis alokasi kegiatan anggota Keluarga Alokasi kegiatan anggota rumahtangga di Cigasong Majalengka dan di Cikalukur Tasikmalaya (disarikan dari Renyasih 2002) Anggota Keluarga Jenis Pekerjaan Domestik Personal Sosial Leisure Bapak  Mengambil air bersih.  Menyiapkan kayu bakar.  Pergi ke sawah.  Ngambi rumput untuk ternak.  Memperbaiki rumah dan atau peralatan rumahtangga.  Mengambil ikan dari kolam atau mencari ikan ke sungai.  Mengangkat hasil panen.  Mandi.  Shalat.  Membaca Al-Qur’an.  Tidur.  Pengajian.  Diskusi Kelompok.  Mengontrol air. untuk bertani.  Nonton TV bareng keluarga.  Mendengark an radio.  Ngobrol. Ibu  Membereskan tempat tidur.  Memasak (menyiapkan makan pagi keluarga).  Beres-beres rumah.  Belanja ke warung.  Mencuci piring dan pakaian.  Menyiapkan dan mengirimkan makanan ke sawah.  Mengerjakan kegiatan usahatani.  Mengurus anak-anak.  Menyiapkan makan sore atau malam.  Membantu anak-anak belajar (agama dan umum).  Mandi.  Shalat.  Membaca Al-Qur’an.  Dandan.  Tidur.  Pengajian.  Arisan.  Bantu tetangga (kalau hajatan, dukacita dsb).  Nonton.  Ngobrol.
  • 63. Kasus 5: Analisis alokasi kegiatan anggota Keluarga Alokasi kegiatan anggota rumahtangga di Cigasong Majalengka dan di Cikalukur Tasikmalaya (disarikan dari Renyasih 2002) Anggota Keluarga Jenis Pekerjaan Domestik Personal Sosial Leisure Anak Laki-laki  Membereskan tempat tidur.  Membantu bapak (mengambil air, kayu bakar).  Membantu usahatani.  Memelihara ternak.  Mengangkat hasil panen.  Mandi.  Shalat.  Menyiapkan pekerjaan rumah.  Makan  Sekolah  Belajar agama dan umum.  Tidur.  Olah raga.  Gotong royong.  Ngaji ke masjid.  Bermain.  Ngobrol/ nongkrong.  Nonton bareng. Anak Perempua n  Membereskan tempat tidur.  Membantu ibu di dapur.  Bantu ibu belanja ke warung.  Membantu membersihkan rumah.  Ikut membantu ibu mengasuh adik yang masih kecil  Mencuci pakaian.  Mengantarkan makanan ke sawah.  Mengangkat dan membereskan hasil cucian.  Menyeterika pakaian keluarga.  Membantu ibu menjemur hasil panen.  Mandi.  Shalat.  Beres-beres tempat tidur.  Makan minum.  Mendengarkan radio.  Menonton televisi.  Belajar agama dan umum.  Menyeterika.  Mandi.  Dandan.  Tidur.  Pengajian di masjid.  Ikut arisan dengan ibu.  Ngobrol sesame teman.  Nonton bersama keluarga.
  • 64. Ringkasan  Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1994, fungsi keluarga terdiri atas fungsi-fungsi: (1) Keagamaan, (2) Sosial budaya, (3) Cinta kasih, (4) Perlindungan, (5) Reproduksi, (6) Sosialisasi dan pendidikan, (7) Ekonomi, dan (8) Pembinaan lingkungan.  Berdasarkan umumnya budaya patriarki, ada pembagian peran gender yang bervariasi antara laki-laki dan perempuan dengan derajat dari mulai pembagian peran yang sangat kaku sampai dengan sangat fleksibel. Pembagian peran ini bertujuan untuk mendistribusikan tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan keseimbangan sistem keluarga dan masyarakat.  Dengan adanya pengaruh kinerja para feminist selama Tahun 1980an, khususnya di Bidang Sosiologi dan Anthropologi Budaya, seperti Simone de Beauvoir dan Michel Foucault yang merefleksikan jenis kelamin, maka ide gender tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin. Seseorang dapat lahir dengan jenis kelamin laki-laki namun mempunyai sifat gender feminin.
  • 65. Ringkasan  Peran gender mempunyai sejarah debat yang panjang antara nature atau nurture.  Pergeseran nilai-nilai individu tercermin dari kesadaran bahwa peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan adalah sama (equal) meskipun secara biologis mempunyai perbedaan. Pergeseran nilai-nilai individu juga tercermin dari persamaan tingkatan nilai antara anak laki-laki dan anak perempuan.  Kemitraan gender (gender partnership) dalam keluarga adalah kerjasama secara setara dan berkeadilan antara suami dan istri serta anak-anak baik laki-laki maupun perempuan dalam melakukan semua fungsi keluarga melalui pembagian pekerjaan dan peran baik peran publik, domestik maupun sosial kemasyarakatan.
  • 66. Pertanyaan  Berikan contoh aplikasi kemitraan dan relasi gender dalam kehidupan keluarga.  Berikan ilustrasi pembentukan jejaring keluarga melalui relasi peran gender dan kaitannya dengan konflik peran.
  • 67. Kata Kunci  Relasi gender, peran gender, ketegangan peran, konflik peran, jejaring keluarga.  Fungsi keluarga responsif gender, gender triple roles, kemitraan gender.  Kegiatan reproduktif, kegiatan produktif, kegiatan sosial kemasyarakatan.
  • 68. “Berdasarkan umumnya budaya patriarki, ada pembagian peran gender yang bervariasi antara laki-laki dan perempuan dengan derajat dari mulai pembagian peran yang sangat kaku sampai dengan sangat fleksibel. Pembagian peran ini bertujuan untuk mendistribusikan tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan keseimbangan sistem keluarga dan masyarakat”.