SlideShare a Scribd company logo
PENERAPAN UU TINDAK PIDANA KORUPSI
DALAM PENYALAHGUNAAN
PENYELENGGARAAN KEHUTANAN
PENYELENGGARAAN KEHUTANAN
Pasal 2 UU 41/1999:

Penyelenggaraan kehutanan berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan,
   kebersamaan, keterbukaan, dan keterpaduan

Pasal 3 UU 41/1999:

Penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang
   berkeadilan dan berkelanjutan dengan:

a) menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang
   proporsional;

b) mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi lindung,
   dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi,
   yang seimbang dan lestari;

c) meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai;

d) meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan keberdayaan
   masyarakat secara partisipatif, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan sehingga
   mampu menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi serta ketahanan terhadap akibat
   perubahan eksternal; dan

e) menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
PENYELENGGARA KEHUTANAN


Penyelenggara Kehutanan adalah Pemerintah dalam hal ini
  Departemen Kehutanan yang dilaksanakan oleh para
  pejabat teknis pada Kementerian Kehutanan Kadishut
  Propisi dan Kabupaten/Kota dan Pejabat lain yang
  ditentukan oleh Peraturan Perundang-undangan.

PERATURAN DAN          KETENTUAN     PENYELENGGARAAN
  KEHUTANAN.

●    Undang-Undang No. 41/1999 Tentang Kehutanan.
●    Peraturan Pemerintah
●    Keputusan Menteri Kehutanan
●    Peraturan Menteri Kehutanan
●    Surat Edaran Menteri Kehutanan
CARA PENYELENGGARAAN KEHUTANAN
Dilakukan dengan cara menerapkan seluruh
  peraturan perundang-undangan dibidang
  penyelenggaraan kehutanan dalam
  pengurusan hutan mulai dari :


a. perencanaan kehutanan,
b. pengelolaan hutan,
c. penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan,
   serta
  penyuluhan kehutanan, dan
d. pengawasan.
KONSEP PENERAPAN UU TPK DALAM
  PENYALAHGUNAAN PENYELENGGARAAN
  KEHUTANAN.
Pasal 2 UU No.31/99 tentang Pemberantasan TPK :
“Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
  memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
  dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara,
  dipidana penjara dengan penjara seumjur hidup atau pidana penjara
  paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun
  dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,-(dua ratus juta rupiah) dan
  paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)”.
Pasal 3 UU No.31/99 tentang Pemberantasan TPK :
“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
   atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau
   sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat
   merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan
   pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu)
   tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp.
   50.000.000,-(lima pulu juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,-
   (satu milyar rupiah)”.
KONSEP PENERAPAN UU TPK DALAM
 PENYALAHGUNAAN PENYELENGGARAAN
 KEHUTANAN.
a. Setiap pejabat teknis kehutanan atau setiap pejabat yang
     diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan kehutanan
     wajib menerapkan seluruh UU Kehutanan dan seluruh
     Peraturan Teknisnya;
b. Hutan merupakan kekayaan negara,
c.    Orang atau     badan hukum   yang   diberikan   perijinan
     kehutanan
      yang   tidak   sesuai   dengan   ketentuan      peraturan
     perundangan-
     undangan mendapatkan keuntungan dari kayu yang
     ditebangnya.
PERKARA TPK DALAM PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
  KELAPA SAWIT SEJUTA HA DI KALTIM TAHUN 1999-
  2002
1. Pokok Perkara
2. Agustus 1999 sd Desember 2002 Gub. Kaltim Suwarna AF, Dirjen
   PHP – Waskito S, Kadishut Prop. Kaltim : Robian & Uuh A
   memberikan fasilitas dengan melawan hukum/menyalahgunakan
   kewenangan kepada Martias atau Pung Kian Hwa, selaku Presdir
   Perusahaan Surya Dumai Group yaitu PT Kaltim Bakti Sejahtera, PT
   Marsam Citra Adiperkasa, PT Bumi Simanggaris Indah, PT Tirta Madu
   Sawit Perkasa, PT Sebuku Sawit Perkasa, PT Bulungan Argo Jaya,
   PT Rapenas Bakti Utama, PT Bulungan Hijau Perkasa, PT Borneo
   Bakti Sejahtera dan PT Bumi Sawit Perkasa, mengajukan IPK
   sebelum Ijin Perkebunan dan Pelepasan Kawasan Hutan diterbitkan
   serta tidak dilengkapinya persyaratan-persyaratan Ijin Perkebunan
   dan Pelepasan Kawasan Hutan. Melakukan penebangan kayu pada
   areal yang diperuntukan untuk perkebunan dengan tidak membangun
   perkebunan kelapa sawit, sehingga merugikan keuangan negara
   sebesar Rp 346 Milyar.
PERKARA TPK DALAM PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
  KELAPA SAWIT SEJUTA HA DI KALTIM TAHUN 1999-
  2002
2. Modus Operandi
 ➢Diberikan rekomendasi areal perkebunan sawit (melebihi
 luas seharusnya di satu propinsi);
 ➢Diberikan Persetujuan Sementara Hak Pengusahaan
 Hutan Tanaman Perkebunan;
 ➢Tidak ada SK Pelepasan Kawasan Hutan;
 ➢Tidak ada Feasibility Study;
 ➢Diberikan   Dispensasi    Kewajiban   Penyerahan   Bank
 Garansi;
 ➢Diberikan dispensasi pembayaran DR-PSDH setelah
 SKSHH terbit;
PERKARA TPK DALAM PEMBANGUNAN PERKEBUNAN
  KELAPA SAWIT SEJUTA HA DI KALTIM TAHUN 1999-
  2002


3. Tersangka
 ●   Gubernur Kaltim Suwarna AF (pidana 4 tahun)
 ●   Dirjen PHP Waskito S (pidana 2 tahun 6 bulan)
 ●   Kadishut Prop. Kaltim :
 - Robian (pidana 4 tahun)
 - Uuh A ( pidana 4 tahun)
 ●   Martias (pidana 9 tahun)
Peraturan Perundang-undangan Yang Dilanggar :
SKB Menhut, Mentan dan Ka. BPN No.364/Kpts-II/90, No.519/Kpts/HK.050/90,
●

No.23-VIII-1990 tentang Ketentuan Pelepasan Kawasan Hutan dan Pemberian
HGU untuk Pengembangan Usaha Pertanian.
●Kep. Menhutbun No.107/Kpts-II/1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan
sebagaimana diubah dengan Kep. Menhutbun No. 645/Kpts-II/1999.
Kep. Menhutbun No.376/Kpts-II/1998 tentang Kriteria Penyediaan Areal Hutan
●

Untuk Perkebunan Budidaya Kelapa Sawit.
●Kep. Menhut No.70/Kpts-II/2001 tentang Penetapan Kawasan Hutan, Perubahan
status dan Fungsi Kawasan Hutan.
Kep. Mentan No.357/Kpts/HK.350/5/2002 tentang Pedoman Perizinan Usaha
●

Perkebunan.
Peraturan Meneg Agraria/Ka.BPN No. 21 tahun 1999 tentang Ijin Lokasi.
●



Peraturan Meneg Agraria/Ka. BPN No.9 tahun 1999 tentang Tata Cara
●

Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Neara dan Hak Pengelolaan.
Kep. Menhutbun No,538/Kpts-II/1999 tentang IPK.
●
PERKARA TPK DALAM PEMBERIAN IUPHHKHT
 DI KAB. Pelalawan.
1.Pokok Perkara
2. Pada tahun 2001- 2007, Bupati Pelalawan – Tengku
   Azmun Jafar memberikan IUPHHKHT kepada 15 (lima
   belas) Perusahaan yaitu PT Merbau Pelalawan Lestari,
   CV. Tuah Negeri, CV Mutiara Lestari, PT Selaras Abadi
   Utama, PT Rimba Mutiara Permai, PT Mitra Tani Nusa
   Sejati, PT Uniseraya, CV Putri Lindung Bulan, PT Bakti
   Praja Mulia, PT Trio Mas , PT Satria Agung, PT Mitra
   Hutani Jaya, PT Madukoro, CV Alam Jaya, CV Harapan
   Jaya, yang tidak sesuai dengan ketentuan teknis sehingga
   merugikan keuangan negara sebesar Rp 1,2 Trilyun.
3. Menguntungkan TAJ sebesar Rp 19 Milyar, Lukman Jafar
   sebesar Rp 8 Milyar, Asral Rachman sebesar Rp 600 Juta.
PERKARA TPK DALAM PEMBERIAN IUPHHKHT DI KAB.
  Pelalawan

2. Modus Operandi
 IUPHHKHT diberikan pada bukan lahan kosong melainkan pada hutan
 ●

 alam.
 ●Perusahaan pemohon IUPHHKHT            tidak   memenuhi   syarat
 kemampuan teknis maupun finansial.
 Perusahaan pemohon IUPHHKHT dipinjam oleh Bupati atau atas
 ●

 nama anak dan ajudan Bupati.
 Tidak ada FS, AMDAL;
 ●



 Pertek pada hutan alam tetapi tetap diberikan IUPHHKHT.
 ●



 ●Setelah mendapat IUPHHKHT dan RKT, perusahaan dijual atau kerja
 sama dengan perusahaan lain.
 Melakukan penebangan kayu di hutan alam dan tidak menanam.
 ●
PERKARA TPK DALAM PEMBERIAN IUPHHKHT
 DI KAB. Pelalawan


3. Tersangka
 ●   Tengku Azmun Jafar (pidana 11 tahun)
 ●   Uang pengganti sebesar Rp 11,76 Milyar
Peraturan Perundang-undangan Yang Dilanggar :
Kep. Menhut No.10.1/Kpts-II/2000 tentang Pedoman
●

Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Hutan Tanaman.
Kep. Menhut No.21/Kpts-II/2001 tentang Kriteria dan
●

Standar Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Hutan Tanaman pada Hutan Produksi.
Kep. Menhut No.151/Kpts-II/2003 tentang Rencana
●

Kerja, Rencana Kerja Lima Tahun, Rencana Kerja
Tahunan dan Bagan Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman.
KESIMPULAN
 1.Hutan/kayu merupakan kekayaan negara yang dapat dinilai
 dengan uang.
 2.Setiap pejabat penyelenggara Kehutanan wajib menegakan
 seluruh peraturan perundang-undangan dibidang Kehutanan,
 apabila tidak menegakannya merupakan perbuatan melawan
 hukum atau penyalahgunaan kewenangan.
 3.Dengan sengaja tidak menegakan peraturan perundang-
 undangan dibidang kehutanan merupakan perbuatan melawan
 hukum atau menyalahgunakan kewenangan, menguntungkan
 diri sendir, orang lain, korporasi yang dapat merugikan
 keuangan negara akibat ditebangnya kayu hutan.

More Related Content

What's hot

Kejahatan peta
Kejahatan petaKejahatan peta
Kejahatan petaRaflis Ssi
 
Kawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruangKawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruangRaflis Ssi
 
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Raflis Ssi
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editProblematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editYayasan CAPPA
 
Pengadaan tanah-kawasan-industri
Pengadaan tanah-kawasan-industriPengadaan tanah-kawasan-industri
Pengadaan tanah-kawasan-industrimuzakir tombolotutu
 
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padang
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padangPelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padang
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padangRaflis Ssi
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Dini Isrinayanti
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022CIkumparan
 
Trend perubahan rencana tata ruang riau
Trend perubahan rencana tata ruang riauTrend perubahan rencana tata ruang riau
Trend perubahan rencana tata ruang riauRaflis Ssi
 
Peraturan Menteri Kehutanan
Peraturan Menteri KehutananPeraturan Menteri Kehutanan
Peraturan Menteri KehutananGPFLR
 
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum PerhutaniPP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum PerhutaniGedhe Foundation
 
Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007Raflis Ssi
 
Pedoman perizinan usaha perkebunan permen no 26 thn 2007
Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007
Pedoman perizinan usaha perkebunan permen no 26 thn 2007Andi Wahyudin
 
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealPermen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealwalhiaceh
 
Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Jhon Blora
 
Omnibus law vs kejahatan peta
Omnibus law vs kejahatan petaOmnibus law vs kejahatan peta
Omnibus law vs kejahatan petaRaflis Ssi
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutanwalhiaceh
 
Maratorium pansus
Maratorium pansusMaratorium pansus
Maratorium pansusseptianm
 

What's hot (20)

Kejahatan peta
Kejahatan petaKejahatan peta
Kejahatan peta
 
Kawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruangKawasan hutan dan rencana tata ruang
Kawasan hutan dan rencana tata ruang
 
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
Studi kasus penataan ruang (perizinan hti di pulau padang)
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
 
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontaloTorang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
Torang Pe Kobong So Dapa Rampas (Land Grabbing) - Hutbun gorontalo
 
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau editProblematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
Problematik sektor kehutanan perkebunan di provinsi riau edit
 
Pengadaan tanah-kawasan-industri
Pengadaan tanah-kawasan-industriPengadaan tanah-kawasan-industri
Pengadaan tanah-kawasan-industri
 
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padang
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padangPelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padang
Pelanggaran regulasi teory vs fakta studi kasus pulau padang
 
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.51/Menlhk/Setjen/KUM.1...
 
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022
 
Trend perubahan rencana tata ruang riau
Trend perubahan rencana tata ruang riauTrend perubahan rencana tata ruang riau
Trend perubahan rencana tata ruang riau
 
Peraturan Menteri Kehutanan
Peraturan Menteri KehutananPeraturan Menteri Kehutanan
Peraturan Menteri Kehutanan
 
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum PerhutaniPP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
PP 72 Tahun 2010 tentang Perum Perhutani
 
Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007
 
Pedoman perizinan usaha perkebunan permen no 26 thn 2007
Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007Pedoman perizinan usaha perkebunan   permen no 26 thn 2007
Pedoman perizinan usaha perkebunan permen no 26 thn 2007
 
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealPermen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas areal
 
Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014
 
Omnibus law vs kejahatan peta
Omnibus law vs kejahatan petaOmnibus law vs kejahatan peta
Omnibus law vs kejahatan peta
 
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutanPermen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman  pemanfaatan hutan
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutan
 
Maratorium pansus
Maratorium pansusMaratorium pansus
Maratorium pansus
 

Viewers also liked

Penggunaan Instrumen Hukum Pencucian Uang dalam Menjerat Pelaku Kejahatan Keh...
Penggunaan Instrumen Hukum Pencucian Uang dalam Menjerat Pelaku Kejahatan Keh...Penggunaan Instrumen Hukum Pencucian Uang dalam Menjerat Pelaku Kejahatan Keh...
Penggunaan Instrumen Hukum Pencucian Uang dalam Menjerat Pelaku Kejahatan Keh...CIFOR-ICRAF
 
Global Comparative Study on REDD+ - The Project and Results
Global Comparative Study on REDD+ - The Project and ResultsGlobal Comparative Study on REDD+ - The Project and Results
Global Comparative Study on REDD+ - The Project and ResultsCIFOR-ICRAF
 
Networks, actors and power: A case study of REDD+ in Brazil
Networks, actors and power: A case study of REDD+ in Brazil Networks, actors and power: A case study of REDD+ in Brazil
Networks, actors and power: A case study of REDD+ in Brazil CIFOR-ICRAF
 
Assessing progress in national REDD+ policy processes
Assessing progress in national REDD+ policy processesAssessing progress in national REDD+ policy processes
Assessing progress in national REDD+ policy processesCIFOR-ICRAF
 
CIFOR's Global Comparative Study on REDD - Objects, Structure, Results
CIFOR's Global Comparative Study on REDD - Objects, Structure, ResultsCIFOR's Global Comparative Study on REDD - Objects, Structure, Results
CIFOR's Global Comparative Study on REDD - Objects, Structure, ResultsCIFOR-ICRAF
 
Oil palm development and the challenges for sustainable and equitable growth ...
Oil palm development and the challenges for sustainable and equitable growth ...Oil palm development and the challenges for sustainable and equitable growth ...
Oil palm development and the challenges for sustainable and equitable growth ...CIFOR-ICRAF
 

Viewers also liked (6)

Penggunaan Instrumen Hukum Pencucian Uang dalam Menjerat Pelaku Kejahatan Keh...
Penggunaan Instrumen Hukum Pencucian Uang dalam Menjerat Pelaku Kejahatan Keh...Penggunaan Instrumen Hukum Pencucian Uang dalam Menjerat Pelaku Kejahatan Keh...
Penggunaan Instrumen Hukum Pencucian Uang dalam Menjerat Pelaku Kejahatan Keh...
 
Global Comparative Study on REDD+ - The Project and Results
Global Comparative Study on REDD+ - The Project and ResultsGlobal Comparative Study on REDD+ - The Project and Results
Global Comparative Study on REDD+ - The Project and Results
 
Networks, actors and power: A case study of REDD+ in Brazil
Networks, actors and power: A case study of REDD+ in Brazil Networks, actors and power: A case study of REDD+ in Brazil
Networks, actors and power: A case study of REDD+ in Brazil
 
Assessing progress in national REDD+ policy processes
Assessing progress in national REDD+ policy processesAssessing progress in national REDD+ policy processes
Assessing progress in national REDD+ policy processes
 
CIFOR's Global Comparative Study on REDD - Objects, Structure, Results
CIFOR's Global Comparative Study on REDD - Objects, Structure, ResultsCIFOR's Global Comparative Study on REDD - Objects, Structure, Results
CIFOR's Global Comparative Study on REDD - Objects, Structure, Results
 
Oil palm development and the challenges for sustainable and equitable growth ...
Oil palm development and the challenges for sustainable and equitable growth ...Oil palm development and the challenges for sustainable and equitable growth ...
Oil palm development and the challenges for sustainable and equitable growth ...
 

Similar to Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutanan

P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...
P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...
P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...Saroni Nasta
 
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPipiet Noorch
 
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Medan Comonity
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASIPeople Power
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakJhon Blora
 
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptxAgenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptxyulius45
 
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptxMekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptxAndiArmin1
 
Pp iuran hph
Pp iuran hphPp iuran hph
Pp iuran hphwalhiaceh
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014Jhon Blora
 
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_Buumb Bee
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Jhon Blora
 
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaInpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaYossy Suparyo
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...HeruAdiST
 
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdfPP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdfBKPHBRPN
 

Similar to Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutanan (20)

P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...
P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...
P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan k...
 
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraanPemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
Pemen_Kehuanan_P.39_Tahun2013_pemberdayaan_masy_melalui_kemitraan
 
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
 
Surat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASISurat STR menolak TIM MEDIASI
Surat STR menolak TIM MEDIASI
 
P43 2014
P43 2014P43 2014
P43 2014
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
 
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptxAgenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
Agenda Reforma Agraria secara nasional.pptx
 
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptxMekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
Mekanisme Penggunaan Kawasan Hutan untuk Ketenagalistrikan.pptx
 
Pp iuran hph
Pp iuran hphPp iuran hph
Pp iuran hph
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014
 
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_
P.45 2012 standar_pedomanpenilaiankinerjakelolahp_ldanvlkpadahutanhak_rev_
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
 
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata KelolaInpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
Inpres 6 Tahun 2013 tentang Moratorium Izin Hutan dan Penyempurnaan Tata Kelola
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
 
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...
Kebijakan-Pelepasan-Kawasan-Hutan-Produksi-yang-Dapat-Dikonversi-untuk-Pemban...
 
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdfPP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
PP_Nomor_23_Tahun_2021_2.pdf
 

More from CIFOR-ICRAF

Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...CIFOR-ICRAF
 
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruana
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruanaLecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruana
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruanaCIFOR-ICRAF
 
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...CIFOR-ICRAF
 
Contexto de TransMoni
Contexto de TransMoniContexto de TransMoni
Contexto de TransMoniCIFOR-ICRAF
 
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de París
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de ParísAvances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de París
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de ParísCIFOR-ICRAF
 
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian Amazon
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian AmazonAlert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian Amazon
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian AmazonCIFOR-ICRAF
 
Land tenure and forest landscape restoration in Cameroon and Madagascar
Land tenure and forest landscape  restoration in Cameroon and  MadagascarLand tenure and forest landscape  restoration in Cameroon and  Madagascar
Land tenure and forest landscape restoration in Cameroon and MadagascarCIFOR-ICRAF
 
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdf
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdfReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdf
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdfCIFOR-ICRAF
 
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projet
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projetReSI-NoC: Introduction au contexte du projet
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projetCIFOR-ICRAF
 
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...CIFOR-ICRAF
 
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche Innovations
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche InnovationsIntroductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche Innovations
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche InnovationsCIFOR-ICRAF
 
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnerships
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnershipsIntroducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnerships
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnershipsCIFOR-ICRAF
 
A Wide Range of Eco System Services with Mangroves
A Wide Range of Eco System Services with MangrovesA Wide Range of Eco System Services with Mangroves
A Wide Range of Eco System Services with MangrovesCIFOR-ICRAF
 
Data analysis and findings
Data analysis and findingsData analysis and findings
Data analysis and findingsCIFOR-ICRAF
 
Peat land Restoration Project in HLG Londerang
Peat land Restoration Project in HLG LonderangPeat land Restoration Project in HLG Londerang
Peat land Restoration Project in HLG LonderangCIFOR-ICRAF
 
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...CIFOR-ICRAF
 
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...CIFOR-ICRAF
 
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, Indonesia
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, IndonesiaCarbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, Indonesia
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, IndonesiaCIFOR-ICRAF
 
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and Perspectives
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and PerspectivesCooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and Perspectives
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and PerspectivesCIFOR-ICRAF
 
Delivering nature-based solution outcomes by addressing policy, institutiona...
Delivering nature-based solution outcomes by addressing  policy, institutiona...Delivering nature-based solution outcomes by addressing  policy, institutiona...
Delivering nature-based solution outcomes by addressing policy, institutiona...CIFOR-ICRAF
 

More from CIFOR-ICRAF (20)

Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...
Mejorando la estimación de emisiones GEI conversión bosque degradado a planta...
 
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruana
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruanaLecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruana
Lecciones para el monitoreo transparente Experiencias de la Amazonía peruana
 
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...
Inclusión y transparencia como clave del éxito para el mecanismo de transfere...
 
Contexto de TransMoni
Contexto de TransMoniContexto de TransMoni
Contexto de TransMoni
 
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de París
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de ParísAvances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de París
Avances de Perú con relación al marco de transparencia del Acuerdo de París
 
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian Amazon
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian AmazonAlert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian Amazon
Alert-driven Community-based Forest monitoring: A case of the Peruvian Amazon
 
Land tenure and forest landscape restoration in Cameroon and Madagascar
Land tenure and forest landscape  restoration in Cameroon and  MadagascarLand tenure and forest landscape  restoration in Cameroon and  Madagascar
Land tenure and forest landscape restoration in Cameroon and Madagascar
 
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdf
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdfReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdf
ReSI-NoC - Strategie de mise en oeuvre.pdf
 
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projet
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projetReSI-NoC: Introduction au contexte du projet
ReSI-NoC: Introduction au contexte du projet
 
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...
Renforcer les Systèmes d’Innovations agrosylvopastorales économiquement renta...
 
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche Innovations
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche InnovationsIntroductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche Innovations
Introductions aux termes clés du projet ReSi-NoC - Approche Innovations
 
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnerships
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnershipsIntroducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnerships
Introducing Blue Carbon Deck seeking for actionable partnerships
 
A Wide Range of Eco System Services with Mangroves
A Wide Range of Eco System Services with MangrovesA Wide Range of Eco System Services with Mangroves
A Wide Range of Eco System Services with Mangroves
 
Data analysis and findings
Data analysis and findingsData analysis and findings
Data analysis and findings
 
Peat land Restoration Project in HLG Londerang
Peat land Restoration Project in HLG LonderangPeat land Restoration Project in HLG Londerang
Peat land Restoration Project in HLG Londerang
 
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...
Sungsang Mangrove Restoration and Ecotourism (SMART): A participatory action ...
 
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...
Coastal and mangrove vulnerability assessment In the Northern Coast of Java, ...
 
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, Indonesia
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, IndonesiaCarbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, Indonesia
Carbon Stock Assessment in Banten Province and Demak, Central Java, Indonesia
 
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and Perspectives
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and PerspectivesCooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and Perspectives
Cooperative Mangrove Project: Introduction, Scope, and Perspectives
 
Delivering nature-based solution outcomes by addressing policy, institutiona...
Delivering nature-based solution outcomes by addressing  policy, institutiona...Delivering nature-based solution outcomes by addressing  policy, institutiona...
Delivering nature-based solution outcomes by addressing policy, institutiona...
 

Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutanan

  • 1. PENERAPAN UU TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PENYALAHGUNAAN PENYELENGGARAAN KEHUTANAN
  • 2. PENYELENGGARAAN KEHUTANAN Pasal 2 UU 41/1999: Penyelenggaraan kehutanan berasaskan manfaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterbukaan, dan keterpaduan Pasal 3 UU 41/1999: Penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan berkelanjutan dengan: a) menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang proporsional; b) mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi lindung, dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi, yang seimbang dan lestari; c) meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai; d) meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan keberdayaan masyarakat secara partisipatif, berkeadilan, dan berwawasan lingkungan sehingga mampu menciptakan ketahanan sosial dan ekonomi serta ketahanan terhadap akibat perubahan eksternal; dan e) menjamin distribusi manfaat yang berkeadilan dan berkelanjutan.
  • 3. PENYELENGGARA KEHUTANAN Penyelenggara Kehutanan adalah Pemerintah dalam hal ini Departemen Kehutanan yang dilaksanakan oleh para pejabat teknis pada Kementerian Kehutanan Kadishut Propisi dan Kabupaten/Kota dan Pejabat lain yang ditentukan oleh Peraturan Perundang-undangan. PERATURAN DAN KETENTUAN PENYELENGGARAAN KEHUTANAN. ● Undang-Undang No. 41/1999 Tentang Kehutanan. ● Peraturan Pemerintah ● Keputusan Menteri Kehutanan ● Peraturan Menteri Kehutanan ● Surat Edaran Menteri Kehutanan
  • 4. CARA PENYELENGGARAAN KEHUTANAN Dilakukan dengan cara menerapkan seluruh peraturan perundang-undangan dibidang penyelenggaraan kehutanan dalam pengurusan hutan mulai dari : a. perencanaan kehutanan, b. pengelolaan hutan, c. penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta penyuluhan kehutanan, dan d. pengawasan.
  • 5. KONSEP PENERAPAN UU TPK DALAM PENYALAHGUNAAN PENYELENGGARAAN KEHUTANAN. Pasal 2 UU No.31/99 tentang Pemberantasan TPK : “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara dengan penjara seumjur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,-(dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)”. Pasal 3 UU No.31/99 tentang Pemberantasan TPK : “Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,-(lima pulu juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah)”.
  • 6. KONSEP PENERAPAN UU TPK DALAM PENYALAHGUNAAN PENYELENGGARAAN KEHUTANAN. a. Setiap pejabat teknis kehutanan atau setiap pejabat yang diberikan kewenangan untuk menyelenggarakan kehutanan wajib menerapkan seluruh UU Kehutanan dan seluruh Peraturan Teknisnya; b. Hutan merupakan kekayaan negara, c. Orang atau badan hukum yang diberikan perijinan kehutanan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan- undangan mendapatkan keuntungan dari kayu yang ditebangnya.
  • 7. PERKARA TPK DALAM PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEJUTA HA DI KALTIM TAHUN 1999- 2002 1. Pokok Perkara 2. Agustus 1999 sd Desember 2002 Gub. Kaltim Suwarna AF, Dirjen PHP – Waskito S, Kadishut Prop. Kaltim : Robian & Uuh A memberikan fasilitas dengan melawan hukum/menyalahgunakan kewenangan kepada Martias atau Pung Kian Hwa, selaku Presdir Perusahaan Surya Dumai Group yaitu PT Kaltim Bakti Sejahtera, PT Marsam Citra Adiperkasa, PT Bumi Simanggaris Indah, PT Tirta Madu Sawit Perkasa, PT Sebuku Sawit Perkasa, PT Bulungan Argo Jaya, PT Rapenas Bakti Utama, PT Bulungan Hijau Perkasa, PT Borneo Bakti Sejahtera dan PT Bumi Sawit Perkasa, mengajukan IPK sebelum Ijin Perkebunan dan Pelepasan Kawasan Hutan diterbitkan serta tidak dilengkapinya persyaratan-persyaratan Ijin Perkebunan dan Pelepasan Kawasan Hutan. Melakukan penebangan kayu pada areal yang diperuntukan untuk perkebunan dengan tidak membangun perkebunan kelapa sawit, sehingga merugikan keuangan negara sebesar Rp 346 Milyar.
  • 8. PERKARA TPK DALAM PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEJUTA HA DI KALTIM TAHUN 1999- 2002 2. Modus Operandi ➢Diberikan rekomendasi areal perkebunan sawit (melebihi luas seharusnya di satu propinsi); ➢Diberikan Persetujuan Sementara Hak Pengusahaan Hutan Tanaman Perkebunan; ➢Tidak ada SK Pelepasan Kawasan Hutan; ➢Tidak ada Feasibility Study; ➢Diberikan Dispensasi Kewajiban Penyerahan Bank Garansi; ➢Diberikan dispensasi pembayaran DR-PSDH setelah SKSHH terbit;
  • 9. PERKARA TPK DALAM PEMBANGUNAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT SEJUTA HA DI KALTIM TAHUN 1999- 2002 3. Tersangka ● Gubernur Kaltim Suwarna AF (pidana 4 tahun) ● Dirjen PHP Waskito S (pidana 2 tahun 6 bulan) ● Kadishut Prop. Kaltim : - Robian (pidana 4 tahun) - Uuh A ( pidana 4 tahun) ● Martias (pidana 9 tahun)
  • 10. Peraturan Perundang-undangan Yang Dilanggar : SKB Menhut, Mentan dan Ka. BPN No.364/Kpts-II/90, No.519/Kpts/HK.050/90, ● No.23-VIII-1990 tentang Ketentuan Pelepasan Kawasan Hutan dan Pemberian HGU untuk Pengembangan Usaha Pertanian. ●Kep. Menhutbun No.107/Kpts-II/1999 tentang Perizinan Usaha Perkebunan sebagaimana diubah dengan Kep. Menhutbun No. 645/Kpts-II/1999. Kep. Menhutbun No.376/Kpts-II/1998 tentang Kriteria Penyediaan Areal Hutan ● Untuk Perkebunan Budidaya Kelapa Sawit. ●Kep. Menhut No.70/Kpts-II/2001 tentang Penetapan Kawasan Hutan, Perubahan status dan Fungsi Kawasan Hutan. Kep. Mentan No.357/Kpts/HK.350/5/2002 tentang Pedoman Perizinan Usaha ● Perkebunan. Peraturan Meneg Agraria/Ka.BPN No. 21 tahun 1999 tentang Ijin Lokasi. ● Peraturan Meneg Agraria/Ka. BPN No.9 tahun 1999 tentang Tata Cara ● Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Neara dan Hak Pengelolaan. Kep. Menhutbun No,538/Kpts-II/1999 tentang IPK. ●
  • 11. PERKARA TPK DALAM PEMBERIAN IUPHHKHT DI KAB. Pelalawan. 1.Pokok Perkara 2. Pada tahun 2001- 2007, Bupati Pelalawan – Tengku Azmun Jafar memberikan IUPHHKHT kepada 15 (lima belas) Perusahaan yaitu PT Merbau Pelalawan Lestari, CV. Tuah Negeri, CV Mutiara Lestari, PT Selaras Abadi Utama, PT Rimba Mutiara Permai, PT Mitra Tani Nusa Sejati, PT Uniseraya, CV Putri Lindung Bulan, PT Bakti Praja Mulia, PT Trio Mas , PT Satria Agung, PT Mitra Hutani Jaya, PT Madukoro, CV Alam Jaya, CV Harapan Jaya, yang tidak sesuai dengan ketentuan teknis sehingga merugikan keuangan negara sebesar Rp 1,2 Trilyun. 3. Menguntungkan TAJ sebesar Rp 19 Milyar, Lukman Jafar sebesar Rp 8 Milyar, Asral Rachman sebesar Rp 600 Juta.
  • 12. PERKARA TPK DALAM PEMBERIAN IUPHHKHT DI KAB. Pelalawan 2. Modus Operandi IUPHHKHT diberikan pada bukan lahan kosong melainkan pada hutan ● alam. ●Perusahaan pemohon IUPHHKHT tidak memenuhi syarat kemampuan teknis maupun finansial. Perusahaan pemohon IUPHHKHT dipinjam oleh Bupati atau atas ● nama anak dan ajudan Bupati. Tidak ada FS, AMDAL; ● Pertek pada hutan alam tetapi tetap diberikan IUPHHKHT. ● ●Setelah mendapat IUPHHKHT dan RKT, perusahaan dijual atau kerja sama dengan perusahaan lain. Melakukan penebangan kayu di hutan alam dan tidak menanam. ●
  • 13. PERKARA TPK DALAM PEMBERIAN IUPHHKHT DI KAB. Pelalawan 3. Tersangka ● Tengku Azmun Jafar (pidana 11 tahun) ● Uang pengganti sebesar Rp 11,76 Milyar
  • 14. Peraturan Perundang-undangan Yang Dilanggar : Kep. Menhut No.10.1/Kpts-II/2000 tentang Pedoman ● Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman. Kep. Menhut No.21/Kpts-II/2001 tentang Kriteria dan ● Standar Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman pada Hutan Produksi. Kep. Menhut No.151/Kpts-II/2003 tentang Rencana ● Kerja, Rencana Kerja Lima Tahun, Rencana Kerja Tahunan dan Bagan Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman.
  • 15. KESIMPULAN 1.Hutan/kayu merupakan kekayaan negara yang dapat dinilai dengan uang. 2.Setiap pejabat penyelenggara Kehutanan wajib menegakan seluruh peraturan perundang-undangan dibidang Kehutanan, apabila tidak menegakannya merupakan perbuatan melawan hukum atau penyalahgunaan kewenangan. 3.Dengan sengaja tidak menegakan peraturan perundang- undangan dibidang kehutanan merupakan perbuatan melawan hukum atau menyalahgunakan kewenangan, menguntungkan diri sendir, orang lain, korporasi yang dapat merugikan keuangan negara akibat ditebangnya kayu hutan.