P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor p.97menhut-ii2014 tentang pendelegasian wewenang pemberian perizinan dan non perizinan di bidang lingkungan hidup dan keh
P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor p.97menhut-ii2014 tentang pendelegasian wewenang pemberian perizinan dan non perizinan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan
Peraturan Menteri ini mengatur perubahan standar biaya penilaian kinerja pengelolaan hutan produksi lestari dan verifikasi legalitas kayu khususnya untuk industri rumah tangga/pengrajin, TDI, IUI, IUIPHHK, dan tempat penampungan terdaftar. Peraturan ini menetapkan standar biaya baru untuk kegiatan tersebut.
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kehutanan antara pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014. Dokumen menjelaskan pembagian urusan kehutanan antara pemerintah pusat dan daerah provinsi serta daerah kabupaten/kota berdasarkan lampiran BB UU 23/2014 yang meliputi perencanaan hutan, pengelolaan hutan, dan pengelolaan kawasan hut
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranJhon Blora
Peraturan ini mengatur perubahan kedua atas peraturan sebelumnya tentang tata cara penulisan referensi 15 digit pada pembayaran provisi sumber daya hutan, dana reboisasi, dan iuran izin usaha pemanfaatan hutan. Perubahan ini mengikuti perkembangan pembentukan provinsi dan kabupaten/kota baru serta menyesuaikan ketentuan terkait penentuan kode provinsi dan kabupaten/kota.
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Jhon Blora
Peraturan Menteri Kehutanan ini mengatur tentang tata cara dan persyaratan kegiatan tertentu yang dikenakan tarif Rp. 0,00 di kawasan konservasi. Kegiatan tertentu tersebut meliputi penelitian, sosial, religi, dan pemanfaatan hasil hutan untuk bantuan bencana. Kelompok yang dikenakan tarif nol rupiah antara lain mahasiswa peneliti, masyarakat sekitar untuk kegiatan sosial dan religi, serta masyar
Peraturan Menteri ini mengatur perubahan standar biaya penilaian kinerja pengelolaan hutan produksi lestari dan verifikasi legalitas kayu khususnya untuk industri rumah tangga/pengrajin, TDI, IUI, IUIPHHK, dan tempat penampungan terdaftar. Peraturan ini menetapkan standar biaya baru untuk kegiatan tersebut.
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan ber...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas tentang penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang kehutanan antara pemerintah pusat dan daerah sesuai dengan UU No. 23 Tahun 2014. Dokumen menjelaskan pembagian urusan kehutanan antara pemerintah pusat dan daerah provinsi serta daerah kabupaten/kota berdasarkan lampiran BB UU 23/2014 yang meliputi perencanaan hutan, pengelolaan hutan, dan pengelolaan kawasan hut
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranJhon Blora
Peraturan ini mengatur perubahan kedua atas peraturan sebelumnya tentang tata cara penulisan referensi 15 digit pada pembayaran provisi sumber daya hutan, dana reboisasi, dan iuran izin usaha pemanfaatan hutan. Perubahan ini mengikuti perkembangan pembentukan provinsi dan kabupaten/kota baru serta menyesuaikan ketentuan terkait penentuan kode provinsi dan kabupaten/kota.
Permenhut no 38 th 2014 ttg p engenaan tarif rp.0Jhon Blora
Peraturan Menteri Kehutanan ini mengatur tentang tata cara dan persyaratan kegiatan tertentu yang dikenakan tarif Rp. 0,00 di kawasan konservasi. Kegiatan tertentu tersebut meliputi penelitian, sosial, religi, dan pemanfaatan hasil hutan untuk bantuan bencana. Kelompok yang dikenakan tarif nol rupiah antara lain mahasiswa peneliti, masyarakat sekitar untuk kegiatan sosial dan religi, serta masyar
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...Jhon Blora
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pembangunan Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan (UPPK) untuk meningkatkan efektivitas penyuluhan kehutanan. UPPK berfungsi sebagai sarana pembelajaran, model penguatan kelembagaan kelompok tani hutan, dan peningkatan kapasitas penyuluh. Lokasi UPPK ditetapkan melalui sosialisasi, pemilihan calon lokasi, dan pengusulan berdasarkan kriteria tertentu se
Peraturan Menteri Kehutanan ini mengatur tentang penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hak, meliputi pemanenan, pengukuran, penetapan jenis, pengangkutan, pengolahan, dan pelaporan. Dokumen yang diperlukan untuk pengangkutan hasil hutan hak adalah Nota Angkutan, Nota Angkutan Penggunaan Sendiri, atau Surat Keterangan Asal Usul yang menyatakan kepemilikan dan menjadi bukti legal
Peraturan Menteri Kehutanan mengatur penatausahaan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan tanaman pada hutan produksi, mencakup tata cara pencatatan dan pelaporan perencanaan produksi, pemanenan, pengukuran, penandaan, pengangkutan, dan pengolahan hasil hutan kayu bagi pemegang izin pemanfaatan hutan.
Peraturan ini mengatur tentang izin pemanfaatan kayu dari kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi, tukar menukar kawasan hutan, pinjam pakai kawasan hutan, dan areal penggunaan lain. Izin pemanfaatan kayu diberikan untuk memanfaatkan kayu dan/atau bukan kayu dari kawasan-kawasan hutan tersebut melalui kegiatan seperti pemanenan, pengayaan, dan pemasaran hasil hutan. Peraturan ini juga
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pengenaan, pemungutan, dan penyetoran provisi sumber daya hutan, dana reboisasi, penggantian nilai tegakan, dan ganti rugi tegakan. Regulasi ini mendefinisikan berbagai istilah terkait kehutanan dan mengatur ketentuan umum mengenai penerimaan negara bukan pajak di sektor kehutanan.
Dokumen tersebut membahas hasil koordinasi dan supervisi KPK terhadap penataan izin usaha pertambangan sektor mineral dan batubara. Temuan utama meliputi masih adanya IUP non CnC, IUP di kawasan hutan lindung dan konservasi, serta perlunya integrasi database izin antara pemerintah pusat dan daerah. Langkah yang diambil antara lain pengumpulan data IUP, penertiban IUP non CnC dan di kawasan larangan, serta revitalisasi database
Penugasan Sebagian Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Kegiatan Restorasi Gambut Tahun Anggaran 2019 kepada Gubernur Riau, Gubernur Jambi, Gubernur Sumatera Selatan, Gubernur Kalimantan Barat, Gubernur Kalimantan Tengah, Gubernur Kalimantan Selatan, dan Gubernur Papua
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Jhon Blora
Peraturan ini mengatur tentang penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang berasal dari hutan negara, mencakup kegiatan pencatatan, dokumentasi, dan pelaporan hasil hutan bukan kayu mulai dari perencanaan, pemanenan, pengukuran, pengangkutan, pengolahan, serta menetapkan definisi hasil hutan bukan kayu, hutan negara, izin usaha, dan pihak-pihak terkait.
Peraturan Menteri Kehutanan ini menetapkan pedoman penyusunan program penyuluhan kehutanan agar penyelenggara penyuluhan di seluruh tingkatan memiliki acuan yang sama dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Pedoman ini mengatur tentang ruang lingkup, maksud, tujuan, dan definisi istilah yang terkait dengan penyusunan program penyuluhan kehutanan.
Peraturan Menteri Kehutanan ini mengatur tentang metode dan materi penyuluhan kehutanan yang meliputi pengertian istilah, maksud dan tujuan, metode penyuluhan berdasarkan tujuan, jumlah sasaran, media dan teknik komunikasi, serta pengelompokan metode penyuluhan kehutanan.
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...infosanitasi
Peraturan ini mengatur tentang upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) serta surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL) untuk usaha dan kegiatan yang tidak termasuk kriteria wajib analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Peraturan ini menetapkan pedoman penapisan jenis usaha dan kegiatan yang wajib UKL-UPL atau SPPL, format peny
Peraturan Menteri ini mengatur tentang upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) serta surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL) untuk usaha dan kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Peraturan ini menetapkan pedoman penapisan jenis usaha dan kegiatan yang wajib UKL-UPL atau SP
Permenhut no 44 th 2014 ttg pedoman pembangunan unit percontohan penyuluhan k...Jhon Blora
Peraturan ini mengatur tentang pedoman pembangunan Unit Percontohan Penyuluhan Kehutanan (UPPK) untuk meningkatkan efektivitas penyuluhan kehutanan. UPPK berfungsi sebagai sarana pembelajaran, model penguatan kelembagaan kelompok tani hutan, dan peningkatan kapasitas penyuluh. Lokasi UPPK ditetapkan melalui sosialisasi, pemilihan calon lokasi, dan pengusulan berdasarkan kriteria tertentu se
Peraturan Menteri Kehutanan ini mengatur tentang penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hak, meliputi pemanenan, pengukuran, penetapan jenis, pengangkutan, pengolahan, dan pelaporan. Dokumen yang diperlukan untuk pengangkutan hasil hutan hak adalah Nota Angkutan, Nota Angkutan Penggunaan Sendiri, atau Surat Keterangan Asal Usul yang menyatakan kepemilikan dan menjadi bukti legal
Peraturan Menteri Kehutanan mengatur penatausahaan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan tanaman pada hutan produksi, mencakup tata cara pencatatan dan pelaporan perencanaan produksi, pemanenan, pengukuran, penandaan, pengangkutan, dan pengolahan hasil hutan kayu bagi pemegang izin pemanfaatan hutan.
Peraturan ini mengatur tentang izin pemanfaatan kayu dari kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi, tukar menukar kawasan hutan, pinjam pakai kawasan hutan, dan areal penggunaan lain. Izin pemanfaatan kayu diberikan untuk memanfaatkan kayu dan/atau bukan kayu dari kawasan-kawasan hutan tersebut melalui kegiatan seperti pemanenan, pengayaan, dan pemasaran hasil hutan. Peraturan ini juga
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pengenaan, pemungutan, dan penyetoran provisi sumber daya hutan, dana reboisasi, penggantian nilai tegakan, dan ganti rugi tegakan. Regulasi ini mendefinisikan berbagai istilah terkait kehutanan dan mengatur ketentuan umum mengenai penerimaan negara bukan pajak di sektor kehutanan.
Dokumen tersebut membahas hasil koordinasi dan supervisi KPK terhadap penataan izin usaha pertambangan sektor mineral dan batubara. Temuan utama meliputi masih adanya IUP non CnC, IUP di kawasan hutan lindung dan konservasi, serta perlunya integrasi database izin antara pemerintah pusat dan daerah. Langkah yang diambil antara lain pengumpulan data IUP, penertiban IUP non CnC dan di kawasan larangan, serta revitalisasi database
Penugasan Sebagian Urusan Pemerintahan Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk Kegiatan Restorasi Gambut Tahun Anggaran 2019 kepada Gubernur Riau, Gubernur Jambi, Gubernur Sumatera Selatan, Gubernur Kalimantan Barat, Gubernur Kalimantan Tengah, Gubernur Kalimantan Selatan, dan Gubernur Papua
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Jhon Blora
Peraturan ini mengatur tentang penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang berasal dari hutan negara, mencakup kegiatan pencatatan, dokumentasi, dan pelaporan hasil hutan bukan kayu mulai dari perencanaan, pemanenan, pengukuran, pengangkutan, pengolahan, serta menetapkan definisi hasil hutan bukan kayu, hutan negara, izin usaha, dan pihak-pihak terkait.
Peraturan Menteri Kehutanan ini menetapkan pedoman penyusunan program penyuluhan kehutanan agar penyelenggara penyuluhan di seluruh tingkatan memiliki acuan yang sama dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Pedoman ini mengatur tentang ruang lingkup, maksud, tujuan, dan definisi istilah yang terkait dengan penyusunan program penyuluhan kehutanan.
Peraturan Menteri Kehutanan ini mengatur tentang metode dan materi penyuluhan kehutanan yang meliputi pengertian istilah, maksud dan tujuan, metode penyuluhan berdasarkan tujuan, jumlah sasaran, media dan teknik komunikasi, serta pengelompokan metode penyuluhan kehutanan.
Permen menhut no 14 tahun 2013 tentang pedoman pinjam pakai hutan
Similar to P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor p.97menhut-ii2014 tentang pendelegasian wewenang pemberian perizinan dan non perizinan di bidang lingkungan hidup dan keh
Permeneg Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang Upaya Pengelolaan Lingkun...infosanitasi
Peraturan ini mengatur tentang upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) serta surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL) untuk usaha dan kegiatan yang tidak termasuk kriteria wajib analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL). Peraturan ini menetapkan pedoman penapisan jenis usaha dan kegiatan yang wajib UKL-UPL atau SPPL, format peny
Peraturan Menteri ini mengatur tentang upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup (UKL-UPL) serta surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup (SPPL) untuk usaha dan kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib analisis mengenai dampak lingkungan (amdal). Peraturan ini menetapkan pedoman penapisan jenis usaha dan kegiatan yang wajib UKL-UPL atau SP
Salinan SK Pencabutan Izin Konsesi Kawasan Hutan 5 Jan 2022CIkumparan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan pencabutan izin konsesi kawasan hutan untuk 192 perusahaan seluas 3,1 juta hektar dan evaluasi 106 perusahaan seluas 1,4 juta hektar untuk meningkatkan produktivitas hutan, mendorong pembangunan dan pelestarian lingkungan.
P.17 2017 perubahan p12 2015 pembangunan htiSani Saragih
Peraturan ini mengubah beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.12/MENLHK-II/2015 tentang Pembangunan Hutan Tanaman Industri, terutama mengenai definisi ekosistem gambut dan kriteria identifikasi areal IUPHHK-HTI.
Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutananCIFOR-ICRAF
Presentation by KPK,
Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutanan
Objective : Seminar Upaya Penegakan Hukum Terpadu
dalam Memberantas Pembalakan Liar.
29 June 2010, Jakarta
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan menugaskan pejabat eselon I di 10 unit kerja untuk menjawab sanggahan banding dalam proses pengadaan barang/jasa di lingkungan kementerian. Pejabat eselon I dapat berkoordinasi dengan Sekretariat Jenderal dan Inspektorat Jenderal dalam penyusunan jawaban sanggahan banding. Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
[Ringkasan]
Peraturan ini mengatur tentang perizinan di bidang pertambangan mineral dan batubara. Terdapat beberapa jenis izin usaha pertambangan yang dapat diberikan yaitu IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian, dan IUJP. Peraturan ini juga mengatur tentang badan-badan yang berwenang memberikan izin-izin tersebut, serta tata
Keputusan Menteri Pertanian Nomo : 22 Tahun 2010AgronomiPetanian
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan ini menetapkan petunjuk teknis pelaksanaan penyesuaian/inpassing jabatan dan angka kredit bagi pegawai negeri sipil yang sebelumnya melaksanakan tugas penyuluhan perikanan agar sesuai dengan jabatan fungsional penyuluh perikanan. Dokumen ini mengatur tata cara pelaksanaan penyesuaian/inpassing tersebut, syarat-syarat yang harus dipenuhi, serta dokumen pendukung yang disertakan d
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutananJhon Blora
Peraturan ini mengatur tentang pedoman penyusunan program penyuluhan kehutanan. Program penyuluhan kehutanan dibagi menjadi beberapa tingkatan yakni tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Substansi program penyuluhan kehutanan meliputi matrik dan narasi yang mencakup keadaan wilayah, tujuan, permasalahan, sasaran, dan cara mencapai tujuan. Keadaan wilayah meliputi sumber daya alam, manus
Peraturan ini menetapkan pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan sesuai dengan perubahan peraturan terkait penggunaan kawasan hutan. Pedoman ini mengatur prosedur permohonan, persyaratan, kewajiban pemegang izin, dan larangan dalam pinjam pakai kawasan hutan.
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.50/Menlhk/Setjen/Kum.1...Dini Isrinayanti
Peraturan ini menetapkan pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan sesuai dengan perubahan peraturan terkait penggunaan kawasan hutan. Pedoman ini mengatur prosedur permohonan, persyaratan, hak dan kewajiban pemegang izin serta pengawasan pinjam pakai kawasan hutan.
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptxssuser8a9432
Sosialisasi Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah B3 dan Air Limbah Menurut UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Similar to P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor p.97menhut-ii2014 tentang pendelegasian wewenang pemberian perizinan dan non perizinan di bidang lingkungan hidup dan keh (20)
Materi Sosialisasi LB3 dan air limbah pak cion.pptx
P.1 menhut ii2015 ttg perubahan atas peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan nomor p.97menhut-ii2014 tentang pendelegasian wewenang pemberian perizinan dan non perizinan di bidang lingkungan hidup dan keh
1. PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : P.1/Menhut-II/2015
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN NOMOR P.97/MENHUT-II/2014 TENTANG PENDELEGASIAN
WEWENANG PEMBERIAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DI BIDANG
LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN
PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KEPADA KEPALA
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Nomor P.97/Menhut-II/2014 telah diatur
mengenai pendelegasian wewenang pemberian perizinan dan
non perizinan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan
dalam rangka pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu
kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal;
b. bahwa Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.97/Menhut-II/2014 sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu perubahan terhadap jenis-jenis perizinan dan
non perizinan bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan
yang dilimpahkan kepada Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan tentang
Perubahan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian
Perizinan dan Non Perizinan di Bidang Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Dalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kepada Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3419);
2.Undang......
2. -2-
2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4412);
3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2007 tentang Penanaman
Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4724);
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5059);
5. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta
Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 135
Tahun 2014;
6. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu;
7. Peraturan Presiden Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja;
8. Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri
Kabinet Kerja Tahun 2014-2019;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR
P.97/MENHUT-II/2014 TENTANG PENDELEGASIAN
WEWENANG PEMBERIAN PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
USAHA DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DALAM RANGKA PELAKSANAAN PELAYANAN TERPADU
SATU PINTU KEPADA KEPALA BADAN KOORDINASI
PENANAMAN MODAL.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.97/Menhut-II/2014 tentang Pendelegasian Wewenang Pemberian Perizinan
dan Non Perizinan Usaha di Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dalam
Rangka Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu kepada Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
1993), diubah sebagai berikut :
1.Ketentuan...
3. -3-
1. Ketentuan Pasal 1 ditambah 2 (dua) ayat baru yaitu ayat (2a) dan ayat (2b),
sehingga keseluruhan Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 1
(1) Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendelegasikan kewenangan
penerbitan perizinan dan non perizinan di bidang Lingkungan Hidup dan
Kehutanan kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dengan hak
substitusi.
(2) Kewenangan yang didelegasikan kepada Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi perizinan
dan non perizinan di bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang di
dalamnya terdapat modal dalam negeri atau modal asing yang menjadi
kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
(2a) Pendelegasian kewenangan penerbitan perizinan dan non perizinan di
bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan kepada Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
penandatangan persetujuan prinsip dan penandatanganan persetujuan
perizinan dan non perizinan atas nama Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
(2b) Proses penyelesaian perizinan dan non perizinan secara teknis sebelum
diterbitkannya persetujuan prinsip dan penandatanganan persetujuan
perizinan dan non perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (2a),
diselesaikan di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sesuai
peraturan perundang-undangan.
(3) Penerbitan perizinan dan non perizinan di bidang Lingkungan Hidup dan
Kehutanan yang didelegasikan kepada Kepala Badan Koordinasi
Penanaman Modal sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan ini.
2. Ketentuan Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga keseluruhan Pasal 2
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 2
(1) Dalam penerbitan perizinan dan non perizinan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan menunjuk
Pejabat dengan status penugasan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, yang ditempatkan di Badan Koordinasi Penanaman Modal.
(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberi tugas sebagai Liaison
Officer mewakili Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Badan
Koordinasi Penanaman Modal dalam penyelesaian proses perizinan dan non
perizinan.
(3) Liaison Officer sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertugas:
a. melakukan penelahaan kelengkapan persyaratan administrasi perizinan
dan non perizinan yang diajukan oleh pemohon.
b. memberikan informasi dan konsultasi kepada pemohon perizinan dan
non perizinan bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
c. melakukan koordinasi dengan Direktur Jenderal yang membina
perizinan dan non perizinan bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
(4)Penunjukan....
4. -4-
(4) Penunjukan Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
dengan Keputusan Menteri.
(5) Penugasan Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bentuk
penugasan pejabat yang secara adminitratif, termasuk gaji, masih berada
pada kementerian/lembaga yang menugaskan sedangkan tunjangan kinerja
dan kendali operasional mengikuti ketentuan di instansi penempatan.
Pasal II
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Peraturan Menteri ini
diundangkan dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 27 Januari 2015
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 Januari 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 141
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI,
ttd.
KRISNA RYA
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI,
KRISNA RYA
5. LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.1/Menhut-II/2015
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
NOMOR P.97/MENHUT-II/2014 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PEMBERIAN
PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
DALAM RANGKA PELAKSANAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KEPADA KEPALA
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
YANG DIDELEGASIKAN KEPADA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
NO. BIDANG USAHA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
1. Bidang Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu pada Hutan Produksi.
1. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Pada Hutan Alam (IUPHHK-HA).
2. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Hutan Tanaman Industri pada Hutan
Tanaman (IUPHHK-HTI).
3. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
Restorasi Ekosistem Dalam Hutan Alam
(IUPHHK-RE).
4. Perpanjangan Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Alam
(IUPHHK-HA).
2. Bidang Pemanfaatan Jasa
Lingkungan (IUPJL) pada Hutan
Produksi/Hutan Lindung.
1. Izin Usaha Pemanfaatan Penyerapan
Karbon dan/atau Penyimpanan Karbon (UP
RAP-KARBON dan/atau UP PAN-KARBON)
Pada Hutan Lindung.
2. Izin Usaha Pemanfaatan Penyerapan
Karbon dan/atau Penyimpanan Karbon (UP
RAP-KARBON dan/atau UP PAN-KARBON)
Pada Hutan Produksi.
3. Bidang Industri Kehutanan 1. Izin Usaha Industri Primer Hasil Hutan
Kayu di atas 6.000 M3/tahun.
2. Izin Perluasan Izin Usaha Industri Primer
Hasil Hutan Kayu di atas 6.000 M3/tahun.
4. Bidang Pemanfaatan Kawasan Pada
Hutan Produksi/Hutan Lindung.
Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan Silvo Pastura
Pada Hutan Produksi.
5. Bidang Penggunaan Kawasan Hutan
Pada Hutan Produksi/Lindung,
Pelepasan Kawasan Hutan dan
Tukar Menukar Kawasan Hutan.
1. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan
2. Pelepasan Kawasan Hutan
6. Bidang Pemanfaatan Kawasan
Konservasi dan Tumbuhan/Satwa
Liar.
1. Izin Usaha Penyediaan Sarana Wisata
Alam.
2. Izin Lembaga Konservasi.
3. Izin Pengusahaan Taman Buru.
4. Izin Peminjaman Satwa Liar Di Lindungi ke
Luar Negeri untuk Kepentingan
Pengembangbiakan (Breeding Loan).
6. -2-
NO. BIDANG USAHA JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN
5. Izin Usaha Pemanfaatan Air untuk Skala
Menengah dan Skala Besar di Suaka
Margasatwa, Taman Nasional, Taman
Wisata Alam dan Taman Hutan Raya.
6. Izin Usaha Pemanfaatan Energi Air untuk
Skala Menengah dan Skala Besar di Suaka
Margasatwa, Taman Nasional, Taman
Wisata Alam dan Taman Hutan Raya.
Salinan sesuai dengan aslinya
KEPALA BIRO HUKUM DAN ORGANISASI,
ttd.
KRISNA RYA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN
KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SITI NURBAYA