Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang iuran hak pengusahaan hutan dan iuran hasil hutan yang dikenakan kepada pemegang hak pengusahaan hutan dan hasil hutan yang diperdagangkan. Iuran-iuran tersebut digunakan untuk membiayai pembangunan daerah, pembangunan kehutanan daerah, dan rehabilitasi hutan nasional. Menteri Pertanian menetapkan besaran iuran yang dapat ditinjau setiap tahun dan peraturan
Keppres nomor 80 tahun 2000 ttg komite antar departemen bidang kehutananwalhiaceh
Presiden Indonesia menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2000 untuk membentuk Komite Antar Departemen Bidang Kehutanan yang bertugas merumuskan kebijaksanaan pengelolaan hutan secara terpadu dan mengkoordinasikan pelaksanaannya. Komite ini diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan anggotanya terdiri dari 13 menteri terkait. Komite ini dibantu oleh sekretaris, kelompok kerja, dan tim teknis untuk memfas
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.49/Menhut-II/2008 mengatur tentang Hutan Desa. Dokumen ini menjelaskan ketentuan umum seperti definisi istilah, maksud dan tujuan, ruang lingkup pengaturan Hutan Desa. Dokumen ini juga mengatur tentang penetapan areal kerja Hutan Desa melalui proses verifikasi dan penetapan oleh Menteri Kehutanan berdasarkan usulan Bupati/Walikota.
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutanwalhiaceh
Peraturan Menteri ini mengatur pedoman, kriteria, dan standar pemanfaatan hutan di wilayah tertentu pada kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Diatur mengenai identifikasi wilayah tertentu, kriteria lahan dan pihak ketiga, serta bentuk-bentuk pemanfaatan hutan yang diizinkan seperti pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, hasil hutan kayu dan non-kayu, serta pemungutan hasil hutan.
Buku panduan ini memberikan panduan lengkap tentang proses perijinan Hutan Kemasyarakatan (HKm) mulai dari permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKm), penetapan area kerja HKm, pemberian IUPHKm, hak dan kewajiban pemegang ijin, sampai penyusunan rencana kerja dan pelaporan. Panduan ini bertujuan untuk memfasilitasi penyelenggaraan HKm agar dapat memberdayakan masyarak
Pp 2 2008 jenis dan tarif bukan pajak untuk hutanwalhiaceh
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang jenis dan tarif penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan, dengan rumusan tarif berdasarkan luas area terganggu secara permanen dan temporer akibat penggunaan tersebut.
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealwalhiaceh
Peraturan ini mengatur tentang penataan batas areal kerja izin pemanfaatan hutan, persetujuan prinsip penggunaan dan pelepasan kawasan hutan, serta pengelolaan kawasan hutan pada KPH dan KHDTK. Definisi kunci seperti izin pemanfaatan hutan, persetujuan prinsip, pengelola kawasan hutan, dan penataan batas dijelaskan."
Keppres nomor 80 tahun 2000 ttg komite antar departemen bidang kehutananwalhiaceh
Presiden Indonesia menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2000 untuk membentuk Komite Antar Departemen Bidang Kehutanan yang bertugas merumuskan kebijaksanaan pengelolaan hutan secara terpadu dan mengkoordinasikan pelaksanaannya. Komite ini diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan anggotanya terdiri dari 13 menteri terkait. Komite ini dibantu oleh sekretaris, kelompok kerja, dan tim teknis untuk memfas
Peraturan Menteri Kehutanan No. P.49/Menhut-II/2008 mengatur tentang Hutan Desa. Dokumen ini menjelaskan ketentuan umum seperti definisi istilah, maksud dan tujuan, ruang lingkup pengaturan Hutan Desa. Dokumen ini juga mengatur tentang penetapan areal kerja Hutan Desa melalui proses verifikasi dan penetapan oleh Menteri Kehutanan berdasarkan usulan Bupati/Walikota.
Permen menhut no 47 tahun 2013 tentang pedoman pemanfaatan hutanwalhiaceh
Peraturan Menteri ini mengatur pedoman, kriteria, dan standar pemanfaatan hutan di wilayah tertentu pada kawasan hutan lindung dan hutan produksi. Diatur mengenai identifikasi wilayah tertentu, kriteria lahan dan pihak ketiga, serta bentuk-bentuk pemanfaatan hutan yang diizinkan seperti pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, hasil hutan kayu dan non-kayu, serta pemungutan hasil hutan.
Buku panduan ini memberikan panduan lengkap tentang proses perijinan Hutan Kemasyarakatan (HKm) mulai dari permohonan Izin Usaha Pemanfaatan Hutan Kemasyarakatan (IUPHKm), penetapan area kerja HKm, pemberian IUPHKm, hak dan kewajiban pemegang ijin, sampai penyusunan rencana kerja dan pelaporan. Panduan ini bertujuan untuk memfasilitasi penyelenggaraan HKm agar dapat memberdayakan masyarak
Pp 2 2008 jenis dan tarif bukan pajak untuk hutanwalhiaceh
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang jenis dan tarif penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan, dengan rumusan tarif berdasarkan luas area terganggu secara permanen dan temporer akibat penggunaan tersebut.
Permen menhut no 43 tahun 2013 tentang penataan batas arealwalhiaceh
Peraturan ini mengatur tentang penataan batas areal kerja izin pemanfaatan hutan, persetujuan prinsip penggunaan dan pelepasan kawasan hutan, serta pengelolaan kawasan hutan pada KPH dan KHDTK. Definisi kunci seperti izin pemanfaatan hutan, persetujuan prinsip, pengelola kawasan hutan, dan penataan batas dijelaskan."
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Rizki Darmawan
Rincian peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan dalam perizinan hingga untuk pemanfaatan geothermal/panas bumi di lokasi taman nasional, taman hutan raya , taman wisata alam.
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pengenaan, pemungutan, dan penyetoran provisi sumber daya hutan, dana reboisasi, penggantian nilai tegakan, dan ganti rugi tegakan. Regulasi ini mendefinisikan berbagai istilah terkait kehutanan dan mengatur ketentuan umum mengenai penerimaan negara bukan pajak di sektor kehutanan.
Buku ini membahas tentang KPH Dampelas Tinombo di Sulawesi Tengah sebagai KPH model. Dibahas tentang latar belakang pembentukan KPH, kebijakan pembangunan KPH di Sulawesi Tengah, profil KPH Dampelas Tinombo, pengelolaan hutan di KPH, serta organisasi KPH. KPH bertujuan mengelola hutan secara efisien dan lestari sesuai fungsi hutannya.
Peraturan Menteri Kehutanan ini mengatur tentang penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hak, meliputi pemanenan, pengukuran, penetapan jenis, pengangkutan, pengolahan, dan pelaporan. Dokumen yang diperlukan untuk pengangkutan hasil hutan hak adalah Nota Angkutan, Nota Angkutan Penggunaan Sendiri, atau Surat Keterangan Asal Usul yang menyatakan kepemilikan dan menjadi bukti legal
Peraturan ini mengatur pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan selain kehutanan. Termasuk di dalamnya adalah definisi kawasan hutan dan jenis hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, kewajiban kompensasi lahan, dan reklamasi hutan.
Peraturan ini mengatur tentang izin pemanfaatan kayu dari kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi, tukar menukar kawasan hutan, pinjam pakai kawasan hutan, dan areal penggunaan lain. Izin pemanfaatan kayu diberikan untuk memanfaatkan kayu dan/atau bukan kayu dari kawasan-kawasan hutan tersebut melalui kegiatan seperti pemanenan, pengayaan, dan pemasaran hasil hutan. Peraturan ini juga
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Jhon Blora
Peraturan ini mengatur tentang penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang berasal dari hutan negara, mencakup kegiatan pencatatan, dokumentasi, dan pelaporan hasil hutan bukan kayu mulai dari perencanaan, pemanenan, pengukuran, pengangkutan, pengolahan, serta menetapkan definisi hasil hutan bukan kayu, hutan negara, izin usaha, dan pihak-pihak terkait.
Peraturan ini menetapkan pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan. Pedoman ini mengatur tentang pengertian hutan dan kawasan hutan, jenis hutan, penggunaan kawasan hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, dan ketentuan umum lainnya.
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas visi, misi, dan kebijakan prioritas Dinas Kehutanan Provinsi Maluku terkait pengelolaan hutan dan kawasan hutan. Dokumen tersebut juga menjelaskan kondisi hutan dan kawasan hutan di Maluku serta dasar hukum penguasaan hutan oleh negara.
Dokumen tersebut membahas pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dalam penggunaan ruang di Provinsi Riau, khususnya terkait izin-izin yang diberikan pada kawasan hutan lindung dan bergambut. Dokumen ini juga membandingkan perubahan batas kawasan lindung antara RTRWP 1994 dan draft RTRWP 2001-2015 serta menganalisis status areal HTI di Riau.
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranJhon Blora
Peraturan ini mengatur perubahan kedua atas peraturan sebelumnya tentang tata cara penulisan referensi 15 digit pada pembayaran provisi sumber daya hutan, dana reboisasi, dan iuran izin usaha pemanfaatan hutan. Perubahan ini mengikuti perkembangan pembentukan provinsi dan kabupaten/kota baru serta menyesuaikan ketentuan terkait penentuan kode provinsi dan kabupaten/kota.
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Rizki Darmawan
Rincian peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan dalam perizinan hingga untuk pemanfaatan geothermal/panas bumi di lokasi taman nasional, taman hutan raya , taman wisata alam.
Peraturan ini mengatur tentang tata cara pengenaan, pemungutan, dan penyetoran provisi sumber daya hutan, dana reboisasi, penggantian nilai tegakan, dan ganti rugi tegakan. Regulasi ini mendefinisikan berbagai istilah terkait kehutanan dan mengatur ketentuan umum mengenai penerimaan negara bukan pajak di sektor kehutanan.
Buku ini membahas tentang KPH Dampelas Tinombo di Sulawesi Tengah sebagai KPH model. Dibahas tentang latar belakang pembentukan KPH, kebijakan pembangunan KPH di Sulawesi Tengah, profil KPH Dampelas Tinombo, pengelolaan hutan di KPH, serta organisasi KPH. KPH bertujuan mengelola hutan secara efisien dan lestari sesuai fungsi hutannya.
Peraturan Menteri Kehutanan ini mengatur tentang penatausahaan hasil hutan yang berasal dari hutan hak, meliputi pemanenan, pengukuran, penetapan jenis, pengangkutan, pengolahan, dan pelaporan. Dokumen yang diperlukan untuk pengangkutan hasil hutan hak adalah Nota Angkutan, Nota Angkutan Penggunaan Sendiri, atau Surat Keterangan Asal Usul yang menyatakan kepemilikan dan menjadi bukti legal
Peraturan ini mengatur pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan selain kehutanan. Termasuk di dalamnya adalah definisi kawasan hutan dan jenis hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, kewajiban kompensasi lahan, dan reklamasi hutan.
Peraturan ini mengatur tentang izin pemanfaatan kayu dari kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi, tukar menukar kawasan hutan, pinjam pakai kawasan hutan, dan areal penggunaan lain. Izin pemanfaatan kayu diberikan untuk memanfaatkan kayu dan/atau bukan kayu dari kawasan-kawasan hutan tersebut melalui kegiatan seperti pemanenan, pengayaan, dan pemasaran hasil hutan. Peraturan ini juga
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Jhon Blora
Peraturan ini mengatur tentang penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang berasal dari hutan negara, mencakup kegiatan pencatatan, dokumentasi, dan pelaporan hasil hutan bukan kayu mulai dari perencanaan, pemanenan, pengukuran, pengangkutan, pengolahan, serta menetapkan definisi hasil hutan bukan kayu, hutan negara, izin usaha, dan pihak-pihak terkait.
Peraturan ini menetapkan pedoman pinjam pakai kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan tanpa mengubah fungsi dan peruntukan kawasan hutan. Pedoman ini mengatur tentang pengertian hutan dan kawasan hutan, jenis hutan, penggunaan kawasan hutan, izin pinjam pakai kawasan hutan, dan ketentuan umum lainnya.
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuCIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas visi, misi, dan kebijakan prioritas Dinas Kehutanan Provinsi Maluku terkait pengelolaan hutan dan kawasan hutan. Dokumen tersebut juga menjelaskan kondisi hutan dan kawasan hutan di Maluku serta dasar hukum penguasaan hutan oleh negara.
Dokumen tersebut membahas pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dalam penggunaan ruang di Provinsi Riau, khususnya terkait izin-izin yang diberikan pada kawasan hutan lindung dan bergambut. Dokumen ini juga membandingkan perubahan batas kawasan lindung antara RTRWP 1994 dan draft RTRWP 2001-2015 serta menganalisis status areal HTI di Riau.
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranJhon Blora
Peraturan ini mengatur perubahan kedua atas peraturan sebelumnya tentang tata cara penulisan referensi 15 digit pada pembayaran provisi sumber daya hutan, dana reboisasi, dan iuran izin usaha pemanfaatan hutan. Perubahan ini mengikuti perkembangan pembentukan provinsi dan kabupaten/kota baru serta menyesuaikan ketentuan terkait penentuan kode provinsi dan kabupaten/kota.
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uuwalhiaceh
Undang-undang ini menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi undang-undang. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang tersebut menambahkan ketentuan baru yang menyatakan bahwa perizinan atau perjanjian pertambangan di kawasan hutan yang telah ada sebelum Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tetap berlaku
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)walhiaceh
Dokumen ini merupakan rencana pengelolaan kawasan hutan rawa gambut MerangKepahiyang di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Rencana ini disusun untuk melindungi satu-satunya hutan rawa gambut alami yang tersisa di provinsi tersebut dari ancaman konversi lahan dan kerusakan lingkungan. Dokumen ini menganalisis kondisi fisik, hayati, sosial ekonomi kawasan, serta masalah dan ancamannya. Sel
Hoje resolvi falar um pouco sobre a profissão que estou a desenvolver há cerca de 8 meses, a qual me tem dado imensas competências e muitos conhecimentos, sobre internet marketing.
http://www.antonietaperpetua.com/?p=descoberta&ad=slidshare
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive function. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms.
Este documento es la autobiografía de María José Gutiérrez Barrón. Tiene 16 años y vive actualmente con sus padres en Querétaro, México. Está cursando el cuarto semestre de bachillerato y le gusta la biología, pero no le gustan las matemáticas ni la física. Actualmente está embarazada y se enfoca en terminar bien el semestre y tener un bebé sano. Sus planes a corto plazo son terminar bien el semestre y tener a su bebé, y a mediano y largo plazo terminar
This document provides information about purchasing a Rosenberger D19900 stainless steel banding product. It describes details of the product, payment and shipping options, warranty, and additional services offered by Launch 3 Telecom such as repairs, maintenance contracts, de-installation, and equipment recycling. Launch 3 Telecom is a telecom equipment supplier and service provider that has been in business since 2003.
O documento apresenta imagens e informações sobre o telescópio Hubble e objetos astronômicos observados por ele, como galáxias e nebulosas. Também discute a perspectiva humana diante da imensidão do universo.
The Cambridge Institute provides foreign language classes and is considered the top foreign language school in India. It offers classes in multiple languages including English, French, German, Spanish, and Mandarin Chinese. The Institute aims to help students improve their language skills and prepare for important exams through its comprehensive curriculum and experienced teachers.
Este documento fornece instruções sobre como usar o Dropbox para armazenar arquivos com segurança, acessá-los de qualquer dispositivo e compartilhá-los com outras pessoas. Ele explica como instalar os aplicativos Dropbox, adicionar arquivos, compartilhar links, criar pastas compartilhadas e obter mais espaço de armazenamento com assinaturas pagas.
Curso vendas passo a passo 2016 - aula-01Sigmar Sabin
Slides com conteúdos da primeira aula do Curso de Vendas Passo a Passo 2016 da ACOMAC Grande Curitiba, realizado no período de 15 de Agosto a 30 de Setembro de 2016
Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 728/Kpts-II/1998 mengatur luas maksimum pengusahaan hutan dan pelepasan kawasan hutan untuk perkebunan, yaitu 100.000 ha untuk satu provinsi dan 400.000 ha untuk seluruh Indonesia bagi perusahaan tunggal, serta menetapkan batasan luas untuk komoditas tertentu seperti tebu.
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutanwalhiaceh
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang jenis dan tarif penerimaan negara bukan pajak yang berasal dari penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kegiatan kehutanan, dengan rumusan tarif berdasarkan luas area terganggu secara permanen dan temporer akibat penggunaan tersebut.
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2walhiaceh
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang pengusahaan hutan dan pemungutan hasil hutan pada hutan produksi. Regulasi ini menetapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan secara lestari dan optimal untuk kemakmuran rakyat, serta memberikan hak pengusahaan hutan dan pemungutan hasil hutan kepada badan usaha milik negara, daerah, dan swasta nasional.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 mengatur tentang tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan serta pemanfaatan hutan. Peraturan ini mengatur tentang kesatuan pengelolaan hutan (KPH), tata cara penetapan KPH, izin pemanfaatan hutan, dan ketentuan umum lainnya terkait pengelolaan hutan di Indonesia.
Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutananCIFOR-ICRAF
Presentation by KPK,
Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutanan
Objective : Seminar Upaya Penegakan Hukum Terpadu
dalam Memberantas Pembalakan Liar.
29 June 2010, Jakarta
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 mengatur tentang tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan serta pemanfaatan hutan. Peraturan ini mengatur tentang kesatuan pengelolaan hutan (KPH), yang terdiri dari KPH konservasi, KPH lindung, dan KPH produksi. Peraturan ini juga mengatur tentang penetapan luas wilayah KPH oleh Menteri dengan memperhatikan efisiensi dan efektivitas pengelolaan hutan.
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutanwalhiaceh
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang tata hutan, penyusunan rencana pengelolaan hutan, dan pemanfaatan hutan. Kawasan hutan terbagi menjadi 3 fungsi pokok yaitu hutan konservasi, hutan lindung, dan hutan produksi. Kawasan hutan dikelola dalam satuan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang mencakup satu atau lebih fungsi pokok hutan dan satu wilayah administrasi. Pemerintah dapat melimpahkan pengel
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan di luar kehutanan. Izin pinjam pakai kawasan hutan dapat diberikan dengan kompensasi lahan, membayar Penerimaan Negara Bukan Pajak, atau tanpa kompensasi untuk kegiatan tertentu. Permohonan izin harus memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, dan Menteri dapat memberikan persetujuan prinsip sebelum izin
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutananJhon Blora
Peraturan ini mengatur tentang pedoman penyusunan program penyuluhan kehutanan. Program penyuluhan kehutanan dibagi menjadi beberapa tingkatan yakni tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Substansi program penyuluhan kehutanan meliputi matrik dan narasi yang mencakup keadaan wilayah, tujuan, permasalahan, sasaran, dan cara mencapai tujuan. Keadaan wilayah meliputi sumber daya alam, manus
Peraturan Menteri Kehutanan mengatur penatausahaan hasil hutan kayu yang berasal dari hutan tanaman pada hutan produksi, mencakup tata cara pencatatan dan pelaporan perencanaan produksi, pemanenan, pengukuran, penandaan, pengangkutan, dan pengolahan hasil hutan kayu bagi pemegang izin pemanfaatan hutan.
Dokumen tersebut membahas visi, misi, dan program Joko Widodo dan Jusuf Kalla di bidang energi, pertambangan, dan sumber daya alam untuk periode 2014-2019, yang mencakup peningkatan produksi energi, pengurangan korupsi di sektor sumber daya alam, dan peningkatan nilai tambah industri terkait.
Dokumen ini berisi profil Yayasan Flower Aceh, sebuah lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada pemberdayaan perempuan dan perspektif gender. Lembaga ini didirikan pada tahun 1989 dan berlokasi di Banda Aceh dengan wilayah kerja di seluruh provinsi Aceh. Flower Aceh memiliki tiga divisi utama yaitu pemberdayaan masyarakat, kajian dan pendidikan publik, serta pengembangan kelembagaan. Lembaga ini juga melak
Forsikal adalah lembaga swadaya masyarakat yang berfokus pada masalah kependudukan dan lingkungan hidup di Aceh. Lembaga ini didirikan pada tahun 1985 dan bergerak dalam bidang pendampingan masyarakat, advokasi, dan pengembangan sumber daya manusia untuk pelestarian lingkungan. Visi Forsikal adalah membangun masyarakat madani yang peduli lingkungan, sementara misinya adalah meningkatkan taraf hidup masy
Yayasan Ekowisata Aceh didirikan pada tahun 1997 untuk memberdayakan masyarakat lokal dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan dan meningkatkan taraf hidup mereka. Organisasi ini telah bekerja sama dengan berbagai lembaga dalam berbagai program terkait lingkungan, penanganan bencana, dan pemberdayaan masyarakat.
Yayasan PAPAN Aceh adalah lembaga nirlaba yang bergerak di bidang advokasi lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat miskin di Aceh Barat, didirikan pada 1996. Visinya adalah membantu masyarakat miskin hidup sejahtera melalui pemberdayaan partisipatif. Program-programnya meliputi advokasi lingkungan, peningkatan kapasitas masyarakat, ekonomi ramah lingkungan, dan pendidikan demokrasi. Yay
PUSPA adalah lembaga yang bergerak dalam bidang lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat di Provinsi Aceh. Didirikan pada tahun 1994, lembaga ini berupaya meningkatkan sumber daya manusia untuk pelestarian lingkungan serta memberdayakan masyarakat melalui pendidikan, penelitian, advokasi, dan kerja sama dengan lembaga lain.
Yayasan Peduli Sabang adalah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang lingkungan hidup, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan HAM di Kota Sabang. Yayasan ini berfokus pada pemantauan lingkungan dan program pemerintah serta pemberdayaan masyarakat melalui kerja sama dengan berbagai lembaga.
Yayasan Rumpun Bambu Indonesia (YRBI) didirikan pada 1995 untuk memperkuat pengelolaan sumber daya alam dan ekonomi masyarakat di Aceh. YRBI bekerja di 4 kabupaten Aceh dengan 15 staf dan fokus pada pendampingan masyarakat, advokasi, pelestarian lingkungan, dan peningkatan kesejahteraan. Selama bertahun-tahun YRBI telah bekerja sama dengan berbagai lembaga untuk memetakan wilayah m
Yayasan Anak Bangsa (YAB) adalah organisasi nirlaba yang berdiri sejak 1995 di Aceh yang berfokus pada advokasi dan pelayanan untuk anak-anak. YAB memiliki 7 staf dan beroperasi di beberapa wilayah di Aceh untuk membela dan melindungi hak-hak anak, serta memberikan pendampingan dan pendidikan kepada anak-anak yang membutuhkan.
Yayasan Simeulue Lestari (YSL) adalah lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang advokasi kebijakan, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan pendidikan berbasis pengalaman di lapangan dengan sasaran masyarakat pesisir kepulauan Kabupaten Simeulue. YSL didirikan pada 1998 dan beranggotakan 6 orang staf yang berupaya mewujudkan masyarakat demokratis dan mandiri di Simeulue.
Yayasan Citra Desa Indonesia (CDI) adalah lembaga nirlaba yang berfokus pada pemberdayaan ekonomi berbasis lingkungan di Aceh. CDI telah beroperasi sejak 1989 dan bekerja sama dengan berbagai lembaga internasional untuk membantu pemulihan ekonomi masyarakat korban bencana seperti tsunami. Visi CDI adalah menciptakan masyarakat mandiri yang menghargai hak-hak komunal.
Lembaga Pembelaan Lingkungan Hidup (LPLH) adalah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan pada tahun 1992 oleh 15 LSM di Aceh untuk melawan pencemaran lingkungan yang berkepanjangan di zona industri Lhokseumawe. LPLH bertugas sebagai lembaga advokasi lingkungan hidup dengan memberikan pendidikan lingkungan hidup kepada masyarakat, melakukan investigasi kasus pencemaran lingkungan, serta membela korban pencemaran
Desain Gambar & Pelaksanaan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada internal ASN dan eskternal yang datang berkunjung di kantor Bappeda-Litbang
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024sayangkamuu240203
Hallo Selamat Datang di Situs ATRIUM GAMING, website TERBAIK dan terpercaya. Meyediakan Berbagai Macam Jenis Permainan Dari SportBook, Slot, Live Casino, Fishing, Lottry, Poker dan Berbagai Game Lainnya,
1.Bonus New Member 50%
2.Garansi Kekalahan 100%
3.Event Scatter Pojok Pracmatic Play
4.Event Scatter Pracmatic Play
5.Event Scatter PG SOFT
6.Event Bonus Perkalian Pragmatic Play.
main di mahjong ways dapat SCATTER emas hitam, wah di jamin seru pasti nya , modal recehan bisa jackpot jutaan , dan masih banyak bonus lainnya yang menguntungkan bagi new member & old member
ayo buruan daftar di Atrium Gaming, Kakak menang kita pun senang!!!
════════ ═════════════════ 💸 DEPOSIT VIA BANK & E-MONEY 💸 📥 Minimal Deposit 5.000 📥 📤 Minimal Withdraw 50.000 📤
Untuk Minimal Deposit Via Pulsa Telkomsel & XL Tanpa Potongan;
💸 IDR 10.000 / Rp 10RB 💸
══ ════════════ ═══════════ YUK BURUAN LANGSUNG JOIN DI LINK YANG ADA DI BIO KAMI YA
☎ http://wa.me/+62812-6407-2244
🌐 https://heylink.me/SlotGacorMudahMenang2024/
🌐 https://mez.ink/situsvipgacor
🌐 https://bio.site/AtriumGamingGACOR
🌐 https://bio.link/situsmudahmenang2024
🌐 https://bit.ly/m/AtriumGamingOffcial
1. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1967
Tentang : Iuran Hak Pengusahaan Hutan
Dan Iuran Hasil Hutan
Oleh
Nomor
Tanggal
Sumber
:
:
:
:
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
22 TAHUN 1967 (22/1967)
30 DESEMBER 1967 (JAKARTA)
LN 1967/36; TLN NO. 2844
KAMI, PEJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang:
a.
bahwa hutan di Indonesia adalah sumber alam yang merupakan salah
satu potensi ekonomi nasional dan perlu diurus untuk dapat
dimanfaatkan secara maksimal;
b.
bahwa pengurusan hutan yang bertujuan mencapai manfaat sebesarbesarnya dan serba guna serta lestari memerlukan biaya yang tidak
sedikit;
c.
bahwa biaya tersebut tidak dapat seluruhnya dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, melainkan harus
diusahakan agar dapat dihasilkan oleh hutan itu sendiri;
d.
bahwa demi kelancaran pengusahaan hutan dan perdagangan hasil
hutan untuk pembangunan ekonomi nasional perlu diadakan
ketentuan-ketentuan mengenai pungutan atas pengusahaan dan hasil
hutan di seluruh/wilayah Indonesia;
e.
bahwa pungutan tersebut perlu ditetapkan penggunaannya untuk
kepentingan pembiayaan pembangunan daerah dan pembiayaan
pembangunan rehabilitasi kehutanan dalam arti yang luas;
Mengingat:
1.
Pasal 5 ayat (2) jo. pasal 33 Undang-undang Dasar 1945;
2.
Ketetapan M.P.R.S. No. XXI/MPRS/1966;
3.
Ketetapan M.P.R.S. No. XXIII/MPRS/1966;
2. 4.
Ketetapan M.P.R.S. No. XXXIII/MPRS/1967;
5.
Undang-undang No 5 tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok
kehutanan;
Undang-undang No. 18 tahun 1965 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Daerah;
6.
Memutuskan :
Menetapkan:
Peraturan Pemerintah tentang iuran hak pengusahaan hutan dan iuran hasil
hutan, sebagai berikut:
Pasal 1.
Yang dimaksudkan dalam Peraturan Pemerintah ini dengan :
a.
Iuran hak pengusahaan hutan ialah pungutan yang dikenakan kepada
pemegang hak pengusahaan hutan atas sesuatu kompleks hutan
tertentu, pungutan-pungutan mana dilakukan hanya sekali pada saat
hal tersebut diberikan oleh pejabat yang berwenang;
b.
Iuran hasil hutan ialah pungutan yang dikenakan sebagai pengganti
sebagian nilai intrinsik daripada hasil hutan yang dipungut.
Pasal 2.
Atas tiap hak pengusahaan hutan yang diberikan atas dasar ketentuan yang
berlaku dan semua hasil hutan yang dikeluarkan dari hutan di seluruh
Indonesia dengan maksud diperdagangkan, masing-masing dikenakan suatu
pungutan, yang disebut:
a.
Iuran hak Pengusahaan Hutan (License Fee);
b.
Iuran Hasil Hutan (Royalties).
Pasal 3.
1.
Iuran hak pengusahaan hutan, besarnya didasarkan atas luas areal
hutan, waktu pengusahaan dan nilai tegakan.
2.
Iuran hasil hutan terdiri dari:
a.
Iuran hasil hutan tetap yang besarnya didasarkan atas jumlah
jenis hasil hutan yang diperdagangkan, faktor- faktor
eksploitasi, pemasaran dan biaya-biaya pengusahaan;
3. b.
Komponen pengurangan/penambahan yang dapat ditambahkan
pada jumlah termaksud pada sub a ayat (2) pasal ini, yang
besarnya ditetapkan oleh Menteri Pertanian, berdasarkan
keadaan prasarana setempat dan penggunaan hasil hutan yang
dipungut.
Pasal 4.
Iuran-iuran tersebut dipergunakan untuk membiayai:
a.
Pembangunan Daerah yang bersangkutan;
b.
Pembangunan Kehutanan Daerah yang bersangkutan;
c.
Rehabilitasi hutan dan kehutanan nasional dalam arti kata yang luas.
Pasal 5.
Menteri Pertanian menetapkan :
a.
Besar iuran-iuran diatas yang dapat ditinjau setiap tahun, atas dasardasar yang sama untuk seluruh Indonesia.
b.
Peraturan pelaksanaan pemungutan dari iuran-iuran tersebut diatas
dan melaporkannya kepada Pemerintah.
Pasal 6.
1.
Perimbangan pembagian iuran-iuran tersebut antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah diatur lebih lanjut oleh Menteri Pertanian dan
Menteri Dalam Negeri.
2.
Prosedur penyimpanan dan pengambilan uang hasil iuran untuk
keperluan sebagaimana dimaksud pasal 4 Peraturan Pemerintah ini,
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bersama antara Menteri
Pertanian dengan Menteri Keuangan.
Pasal 7.
Segala ketentuan-ketentuan mengenai iuran dan lain-lain pungutan yang
bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
mempunyai daya laku surut sampai dengan tanggal 1 Maret 1967.
4. Agar supaya setiap orang mengetahui memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran-Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 1967.
Pejabat Presiden Republik Indonesia,
SOEHARTO
Jenderal T.N.I.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 1967.
Sekretaris Kabinet,
SUDHARMONO S.H.
Brig. Jen. T.N.I.
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH No. 22 TAHUN 1967
Tentang IURAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN DAN IURAN HASIL HUTAN.
I. UMUM
Dalam rangka rehabilitasi dan pembangunan ekonomi Nasional maka hutan
di Indonesia sebagai sumber kekayaan alam mempunyai potensi yang sangat
besar dan tinggal menunggu eksploitasi dan pengusahaannya.
Dengan dikeluarkannya U.U. No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing terbukalah kemungkinan untuk mengeksploitir dan mengusahakan
hutan tersebut secara besar-besaran dengan perencanaan secara
menyeluruh dari Pemerintah Pusat.
Dengan pengusahaan hutan secara besar-besaran dengan tehnik dan
penggunaan alat-alat modern, maka produksi hasil hutan/kayu akan
meningkat dengan melonjak, baik untuk keperluan konsumsi dan
pembangunan industri hasil hutan/perkayuan dalam negeri, maupun untuk
diekspor.
Akan tetapi perlu dijaga, agar pengusahaan hutan secara besar-besaran
tersebut jangan sampai memusnahkan dan merusakkan hutan yang
bersangkutan, bahkan hasilnya harus dapat dimanfaatkan untuk membiayai
rehabilitasi dan pembangunan hutan diseluruh tanah air kita dengan tehnik
kehutanan yang modern yang dapat menjamin keletarian hutan dengan
segala fungsi-fungsinya serta memperbaiki susunan botanis dan sifat
ekonomisnya.
5. Pemungutan Iuran Hak Pengusahaan Hutan dan Iuran Hasil Hutan
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah ini dimaksud untuk
menjamin tersedianya biaya-biaya yang diperlukan, baik untuk merehabilitir
kembali areal-areal hutan yang baru selesai dieksploitir, maupun untuk
rehabilisasi dan pembangunan hutan ditanah air secara menyeluruh
berdasarkan rencana Pemerintah Pusat.
Mengingat bahwa penggunaan iuran-iuran tersebut meliputi sektor
pembangunan hutan Daerah yang bersangkutan dan sektor pembangunan
kehutanan secara menyeluruh ditanah air yang harus dibiayai oleh
Pemerintah Pusat, maka perimbangan pembagian prosentase iuran-iuran
tersebut antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat akan ditetapkan
lebih lanjut dengan Surat Keputusan bersama Menteri Pertanian dan Menteri
Dalam Negeri.
Oleh karena penanaman kembali hutan/rehabilisasi hutan itu sangat
tergantung kepada musim serta persiapan-persiapan pengolahan tanah,
penyediaan bibit dan lain sebagainya, maka kelambatan keluarnya biaya
dapat mengakibatkan kegagalan total, sehingga tersedianya biaya tepat pada
waktunya merupakan persyaratan mutlak. Diharapkan agar hasil iuran-iuran
ini dapat digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut diatas,
yaitu dengan adanya biaya-biaya yang tersedia dan dapat diambil dengan
prosedur yang mudah dan singkat.
Prosedur penyimpanan dan pengambilan hasil iuran-iuran sebagaimana
dimaksud di atas akan diatur lebih lanjut oleh Menteri Pertanian bersama
Menteri Keuangan.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL:
Pasal 1.
Iuran Hak Pengusahaan Hutan dikenakan kepada Pemegang Hak
Pengusahaan Hutan, karena ia memperoleh hak tanggal untuk
mengusahakan areal hutan yang bersangkutan selama jangka waktu yang
ditetapkan.
Pasal 2.
Cukup jelas.
Pasal 3.
Tarip luran Hak Pengusahaan Hutan ditetapkan per ha/tahun.
Iuran Hasil Hutan Tetap merupakan tarip standard yang berlaku untuk
seluruh Indonesia bagi semua Hasil Hutan/kayu berdasarkan jenis golongan
dan kualitet serta ditetapkan per-m3,ton atau kesatuan-kesatuan ukuran
lainnya.
6. Pasal 4.
Cukup jelas.
Pasal 5.
Penetapan besarnya iuran-iuran (tarip) serta pelaksanaan pemungutannya
diatur oleh Menteri Pertanian karena sifatnya terutama adalah tehnis
Kehutanan.
Pasal 6.
Cukup jelas.
Pasal 7.
Dengan telah adanya Iuran Hak Pengusahaan Hutan dan Iuran Hasil Hutan
yang telah menjamin pula pemasukan penghasil Daerah dari Sektor
Kehutanan, maka pungutan-pungutan lain terhadap Hasil Hutan dilarang,
termasuk pula cukai kayu dan lain pungutan berdasarkan Peraturan Daerah.
Iuran Hasil Hutan ini tidak meniadakan adanya A.D.O.
__________________________________