SlideShare a Scribd company logo
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1967
Tentang : Iuran Hak Pengusahaan Hutan
Dan Iuran Hasil Hutan
Oleh
Nomor
Tanggal
Sumber

:
:
:
:

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
22 TAHUN 1967 (22/1967)
30 DESEMBER 1967 (JAKARTA)
LN 1967/36; TLN NO. 2844
KAMI, PEJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang:
a.

bahwa hutan di Indonesia adalah sumber alam yang merupakan salah
satu potensi ekonomi nasional dan perlu diurus untuk dapat
dimanfaatkan secara maksimal;

b.

bahwa pengurusan hutan yang bertujuan mencapai manfaat sebesarbesarnya dan serba guna serta lestari memerlukan biaya yang tidak
sedikit;

c.

bahwa biaya tersebut tidak dapat seluruhnya dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, melainkan harus
diusahakan agar dapat dihasilkan oleh hutan itu sendiri;

d.

bahwa demi kelancaran pengusahaan hutan dan perdagangan hasil
hutan untuk pembangunan ekonomi nasional perlu diadakan
ketentuan-ketentuan mengenai pungutan atas pengusahaan dan hasil
hutan di seluruh/wilayah Indonesia;

e.

bahwa pungutan tersebut perlu ditetapkan penggunaannya untuk
kepentingan pembiayaan pembangunan daerah dan pembiayaan
pembangunan rehabilitasi kehutanan dalam arti yang luas;

Mengingat:
1.

Pasal 5 ayat (2) jo. pasal 33 Undang-undang Dasar 1945;

2.

Ketetapan M.P.R.S. No. XXI/MPRS/1966;

3.

Ketetapan M.P.R.S. No. XXIII/MPRS/1966;
4.

Ketetapan M.P.R.S. No. XXXIII/MPRS/1967;

5.

Undang-undang No 5 tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok
kehutanan;
Undang-undang No. 18 tahun 1965 tentang Pokok-pokok
Pemerintahan Daerah;

6.

Memutuskan :
Menetapkan:
Peraturan Pemerintah tentang iuran hak pengusahaan hutan dan iuran hasil
hutan, sebagai berikut:
Pasal 1.
Yang dimaksudkan dalam Peraturan Pemerintah ini dengan :
a.
Iuran hak pengusahaan hutan ialah pungutan yang dikenakan kepada
pemegang hak pengusahaan hutan atas sesuatu kompleks hutan
tertentu, pungutan-pungutan mana dilakukan hanya sekali pada saat
hal tersebut diberikan oleh pejabat yang berwenang;
b.
Iuran hasil hutan ialah pungutan yang dikenakan sebagai pengganti
sebagian nilai intrinsik daripada hasil hutan yang dipungut.
Pasal 2.
Atas tiap hak pengusahaan hutan yang diberikan atas dasar ketentuan yang
berlaku dan semua hasil hutan yang dikeluarkan dari hutan di seluruh
Indonesia dengan maksud diperdagangkan, masing-masing dikenakan suatu
pungutan, yang disebut:
a.
Iuran hak Pengusahaan Hutan (License Fee);
b.
Iuran Hasil Hutan (Royalties).
Pasal 3.
1.

Iuran hak pengusahaan hutan, besarnya didasarkan atas luas areal
hutan, waktu pengusahaan dan nilai tegakan.

2.

Iuran hasil hutan terdiri dari:
a.
Iuran hasil hutan tetap yang besarnya didasarkan atas jumlah
jenis hasil hutan yang diperdagangkan, faktor- faktor
eksploitasi, pemasaran dan biaya-biaya pengusahaan;
b.

Komponen pengurangan/penambahan yang dapat ditambahkan
pada jumlah termaksud pada sub a ayat (2) pasal ini, yang
besarnya ditetapkan oleh Menteri Pertanian, berdasarkan
keadaan prasarana setempat dan penggunaan hasil hutan yang
dipungut.
Pasal 4.

Iuran-iuran tersebut dipergunakan untuk membiayai:
a.
Pembangunan Daerah yang bersangkutan;
b.
Pembangunan Kehutanan Daerah yang bersangkutan;
c.
Rehabilitasi hutan dan kehutanan nasional dalam arti kata yang luas.
Pasal 5.
Menteri Pertanian menetapkan :
a.
Besar iuran-iuran diatas yang dapat ditinjau setiap tahun, atas dasardasar yang sama untuk seluruh Indonesia.
b.
Peraturan pelaksanaan pemungutan dari iuran-iuran tersebut diatas
dan melaporkannya kepada Pemerintah.
Pasal 6.
1.

Perimbangan pembagian iuran-iuran tersebut antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah diatur lebih lanjut oleh Menteri Pertanian dan
Menteri Dalam Negeri.

2.

Prosedur penyimpanan dan pengambilan uang hasil iuran untuk
keperluan sebagaimana dimaksud pasal 4 Peraturan Pemerintah ini,
diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bersama antara Menteri
Pertanian dengan Menteri Keuangan.
Pasal 7.

Segala ketentuan-ketentuan mengenai iuran dan lain-lain pungutan yang
bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tidak berlaku lagi.
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
mempunyai daya laku surut sampai dengan tanggal 1 Maret 1967.
Agar supaya setiap orang mengetahui memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran-Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 1967.
Pejabat Presiden Republik Indonesia,
SOEHARTO
Jenderal T.N.I.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 Desember 1967.
Sekretaris Kabinet,
SUDHARMONO S.H.
Brig. Jen. T.N.I.

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH No. 22 TAHUN 1967
Tentang IURAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN DAN IURAN HASIL HUTAN.

I. UMUM
Dalam rangka rehabilitasi dan pembangunan ekonomi Nasional maka hutan
di Indonesia sebagai sumber kekayaan alam mempunyai potensi yang sangat
besar dan tinggal menunggu eksploitasi dan pengusahaannya.
Dengan dikeluarkannya U.U. No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal
Asing terbukalah kemungkinan untuk mengeksploitir dan mengusahakan
hutan tersebut secara besar-besaran dengan perencanaan secara
menyeluruh dari Pemerintah Pusat.
Dengan pengusahaan hutan secara besar-besaran dengan tehnik dan
penggunaan alat-alat modern, maka produksi hasil hutan/kayu akan
meningkat dengan melonjak, baik untuk keperluan konsumsi dan
pembangunan industri hasil hutan/perkayuan dalam negeri, maupun untuk
diekspor.
Akan tetapi perlu dijaga, agar pengusahaan hutan secara besar-besaran
tersebut jangan sampai memusnahkan dan merusakkan hutan yang
bersangkutan, bahkan hasilnya harus dapat dimanfaatkan untuk membiayai
rehabilitasi dan pembangunan hutan diseluruh tanah air kita dengan tehnik
kehutanan yang modern yang dapat menjamin keletarian hutan dengan
segala fungsi-fungsinya serta memperbaiki susunan botanis dan sifat
ekonomisnya.
Pemungutan Iuran Hak Pengusahaan Hutan dan Iuran Hasil Hutan
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah ini dimaksud untuk
menjamin tersedianya biaya-biaya yang diperlukan, baik untuk merehabilitir
kembali areal-areal hutan yang baru selesai dieksploitir, maupun untuk
rehabilisasi dan pembangunan hutan ditanah air secara menyeluruh
berdasarkan rencana Pemerintah Pusat.
Mengingat bahwa penggunaan iuran-iuran tersebut meliputi sektor
pembangunan hutan Daerah yang bersangkutan dan sektor pembangunan
kehutanan secara menyeluruh ditanah air yang harus dibiayai oleh
Pemerintah Pusat, maka perimbangan pembagian prosentase iuran-iuran
tersebut antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat akan ditetapkan
lebih lanjut dengan Surat Keputusan bersama Menteri Pertanian dan Menteri
Dalam Negeri.
Oleh karena penanaman kembali hutan/rehabilisasi hutan itu sangat
tergantung kepada musim serta persiapan-persiapan pengolahan tanah,
penyediaan bibit dan lain sebagainya, maka kelambatan keluarnya biaya
dapat mengakibatkan kegagalan total, sehingga tersedianya biaya tepat pada
waktunya merupakan persyaratan mutlak. Diharapkan agar hasil iuran-iuran
ini dapat digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut diatas,
yaitu dengan adanya biaya-biaya yang tersedia dan dapat diambil dengan
prosedur yang mudah dan singkat.
Prosedur penyimpanan dan pengambilan hasil iuran-iuran sebagaimana
dimaksud di atas akan diatur lebih lanjut oleh Menteri Pertanian bersama
Menteri Keuangan.
II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL:
Pasal 1.
Iuran Hak Pengusahaan Hutan dikenakan kepada Pemegang Hak
Pengusahaan Hutan, karena ia memperoleh hak tanggal untuk
mengusahakan areal hutan yang bersangkutan selama jangka waktu yang
ditetapkan.
Pasal 2.
Cukup jelas.
Pasal 3.
Tarip luran Hak Pengusahaan Hutan ditetapkan per ha/tahun.
Iuran Hasil Hutan Tetap merupakan tarip standard yang berlaku untuk
seluruh Indonesia bagi semua Hasil Hutan/kayu berdasarkan jenis golongan
dan kualitet serta ditetapkan per-m3,ton atau kesatuan-kesatuan ukuran
lainnya.
Pasal 4.
Cukup jelas.
Pasal 5.
Penetapan besarnya iuran-iuran (tarip) serta pelaksanaan pemungutannya
diatur oleh Menteri Pertanian karena sifatnya terutama adalah tehnis
Kehutanan.
Pasal 6.
Cukup jelas.

Pasal 7.
Dengan telah adanya Iuran Hak Pengusahaan Hutan dan Iuran Hasil Hutan
yang telah menjamin pula pemasukan penghasil Daerah dari Sektor
Kehutanan, maka pungutan-pungutan lain terhadap Hasil Hutan dilarang,
termasuk pula cukai kayu dan lain pungutan berdasarkan Peraturan Daerah.
Iuran Hasil Hutan ini tidak meniadakan adanya A.D.O.

__________________________________

More Related Content

What's hot

Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Rizki Darmawan
 
Pp 2 tahun 2008 ttg tarif
Pp 2 tahun 2008 ttg tarifPp 2 tahun 2008 ttg tarif
Pp 2 tahun 2008 ttg tarifwalhiaceh
 
Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014
Jhon Blora
 
Ketentuanketentuan pokok kehutanan_(uu_5_thn_1967_5
Ketentuanketentuan pokok kehutanan_(uu_5_thn_1967_5Ketentuanketentuan pokok kehutanan_(uu_5_thn_1967_5
Ketentuanketentuan pokok kehutanan_(uu_5_thn_1967_5Ilham Mustafa
 
profil KPH
profil KPHprofil KPH
profil KPH
golarbaso
 
Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku
Rencana Tata Ruang Kepulauan MalukuRencana Tata Ruang Kepulauan Maluku
Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku
Penataan Ruang
 
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptanPp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
Jhon Blora
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
Jhon Blora
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011
Sapik Bubud
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
Jhon Blora
 
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Jhon Blora
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Hari Susandi
 
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuKebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
CIFOR-ICRAF
 
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllBuku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllnita292601
 
Rtrw
RtrwRtrw
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Jhon Blora
 
Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007
Raflis Ssi
 
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranPermenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Jhon Blora
 
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Jhon Blora
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Jhon Blora
 

What's hot (20)

Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
Permen lhk no. 46 2016 ttg pemanfaatan jasa lingkungan panas bumi dan kawasan...
 
Pp 2 tahun 2008 ttg tarif
Pp 2 tahun 2008 ttg tarifPp 2 tahun 2008 ttg tarif
Pp 2 tahun 2008 ttg tarif
 
Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014Permenhut no 52 th 2014
Permenhut no 52 th 2014
 
Ketentuanketentuan pokok kehutanan_(uu_5_thn_1967_5
Ketentuanketentuan pokok kehutanan_(uu_5_thn_1967_5Ketentuanketentuan pokok kehutanan_(uu_5_thn_1967_5
Ketentuanketentuan pokok kehutanan_(uu_5_thn_1967_5
 
profil KPH
profil KPHprofil KPH
profil KPH
 
Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku
Rencana Tata Ruang Kepulauan MalukuRencana Tata Ruang Kepulauan Maluku
Rencana Tata Ruang Kepulauan Maluku
 
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptanPp12 2014 tarif pnbp deptan
Pp12 2014 tarif pnbp deptan
 
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhakP.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
P.30 2012 penataan_hasilhutandarihutanhak
 
Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011Permenhut no. p18 2011
Permenhut no. p18 2011
 
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayuP14 2011 ijin pemanfaatan kayu
P14 2011 ijin pemanfaatan kayu
 
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
Permenhut ri no 91 th 2014 ttg penatausahaan hasil hutan bukan kayu yang bera...
 
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
Permenhut no. p.16 menhut ii 2014
 
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi MalukuKebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
Kebijakan Tenurial Kawasan Hutan Di Provinsi Maluku
 
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnllBuku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
Buku saku pembentukan_kph_fpic_di_tnll
 
Rtrw
RtrwRtrw
Rtrw
 
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
Permenhut no 54 th 2014 ttg kompetensi dan sertifikasi tenaga teknis dan peng...
 
Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007Analisis Rtrwp Riau 2007
Analisis Rtrwp Riau 2007
 
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaranPermenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
Permenhut no 24 th 2014 ttg tata cara penulisan pembayaran
 
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
Permenhut no 43 th 2014 ttg p enilaian kinerja hutan produksi (1)
 
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
Permenhut no 50 th 2014 ttg perdagangan sertifikat penurunan emisi karbon hut...
 

Viewers also liked

Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauserKeppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauserwalhiaceh
 
Uu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energiUu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energiwalhiaceh
 
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uu
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uuUu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uu
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uu
walhiaceh
 
Qanun 21 tahun 2002 ttg pengelolaan sda
Qanun 21 tahun 2002  ttg pengelolaan sdaQanun 21 tahun 2002  ttg pengelolaan sda
Qanun 21 tahun 2002 ttg pengelolaan sdawalhiaceh
 
Permenhut 30 2009.pdf ttg redd
Permenhut 30 2009.pdf ttg reddPermenhut 30 2009.pdf ttg redd
Permenhut 30 2009.pdf ttg reddwalhiaceh
 
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)
walhiaceh
 
Decorator
DecoratorDecorator
Decoratorukst
 
A profissão mais bem paga do mundo
A profissão mais bem paga do mundoA profissão mais bem paga do mundo
A profissão mais bem paga do mundo
Antonieta Perpetua
 
eleftheria-square
eleftheria-squareeleftheria-square
eleftheria-square
VASILIS GKIKAPEPPAS
 
Biografías equipo#2
Biografías equipo#2Biografías equipo#2
Biografías equipo#2
IvvoOn Acevedo
 
Rosenberger D19900
Rosenberger D19900Rosenberger D19900
Rosenberger D19900
savomir
 
O melhor do hubble fotos
O melhor do hubble fotosO melhor do hubble fotos
O melhor do hubble fotos
Serginho Sucesso
 
doc02681420141023102537
doc02681420141023102537doc02681420141023102537
doc02681420141023102537Brad Wernowski
 
Caso Cemig Transform RH CEO
Caso Cemig Transform RH CEOCaso Cemig Transform RH CEO
Caso Cemig Transform RH CEOEduardo Faro
 
Foreign Language classes in Mumbai
Foreign Language classes in MumbaiForeign Language classes in Mumbai
Foreign Language classes in Mumbai
Cambridge Institute
 
Primeiros passos com dropbox
Primeiros passos com dropboxPrimeiros passos com dropbox
Primeiros passos com dropbox
Sirlene Valadares
 
Curso vendas passo a passo 2016 - aula-01
Curso   vendas passo a passo 2016 - aula-01Curso   vendas passo a passo 2016 - aula-01
Curso vendas passo a passo 2016 - aula-01
Sigmar Sabin
 

Viewers also liked (20)

Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauserKeppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
Keppres 33 tahun 1998 ttg kawasan ekosistem lauser
 
Uu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energiUu 30 tahun 2007 tentang energi
Uu 30 tahun 2007 tentang energi
 
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uu
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uuUu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uu
Uu 19 tahun 2004 tentang kehutanan menjadi uu
 
Qanun 21 tahun 2002 ttg pengelolaan sda
Qanun 21 tahun 2002  ttg pengelolaan sdaQanun 21 tahun 2002  ttg pengelolaan sda
Qanun 21 tahun 2002 ttg pengelolaan sda
 
Pp 27 1991
Pp 27 1991Pp 27 1991
Pp 27 1991
 
Permenhut 30 2009.pdf ttg redd
Permenhut 30 2009.pdf ttg reddPermenhut 30 2009.pdf ttg redd
Permenhut 30 2009.pdf ttg redd
 
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)
Mgt plan hrg merang kepahiyang (final full)
 
Decorator
DecoratorDecorator
Decorator
 
A profissão mais bem paga do mundo
A profissão mais bem paga do mundoA profissão mais bem paga do mundo
A profissão mais bem paga do mundo
 
eleftheria-square
eleftheria-squareeleftheria-square
eleftheria-square
 
Biografías equipo#2
Biografías equipo#2Biografías equipo#2
Biografías equipo#2
 
Rosenberger D19900
Rosenberger D19900Rosenberger D19900
Rosenberger D19900
 
O melhor do hubble fotos
O melhor do hubble fotosO melhor do hubble fotos
O melhor do hubble fotos
 
doc02681420141023102537
doc02681420141023102537doc02681420141023102537
doc02681420141023102537
 
mk reclami
mk reclamimk reclami
mk reclami
 
Caso Cemig Transform RH CEO
Caso Cemig Transform RH CEOCaso Cemig Transform RH CEO
Caso Cemig Transform RH CEO
 
Wonders
Wonders Wonders
Wonders
 
Foreign Language classes in Mumbai
Foreign Language classes in MumbaiForeign Language classes in Mumbai
Foreign Language classes in Mumbai
 
Primeiros passos com dropbox
Primeiros passos com dropboxPrimeiros passos com dropbox
Primeiros passos com dropbox
 
Curso vendas passo a passo 2016 - aula-01
Curso   vendas passo a passo 2016 - aula-01Curso   vendas passo a passo 2016 - aula-01
Curso vendas passo a passo 2016 - aula-01
 

Similar to Pp iuran hph

Kepmenhutbun 728 thn 1998
Kepmenhutbun 728 thn 1998Kepmenhutbun 728 thn 1998
Kepmenhutbun 728 thn 1998
People Power
 
Kep menhut no 82kptsii2001
Kep menhut no 82kptsii2001Kep menhut no 82kptsii2001
Kep menhut no 82kptsii2001People Power
 
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdfPPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
sabaruddinsabar2
 
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutanPp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
walhiaceh
 
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutanPp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutanwalhiaceh
 
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
walhiaceh
 
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Medan Comonity
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
walhiaceh
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutanan
Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutananPenerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutanan
Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutanan
CIFOR-ICRAF
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
walhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanwalhiaceh
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutanPp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
walhiaceh
 
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...
Penataan Ruang
 
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutananPermenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Jhon Blora
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014
Jhon Blora
 
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasiPp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasiwalhiaceh
 
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
Publish What You Pay (PWYP) Indonesia
 

Similar to Pp iuran hph (20)

Kepmenhutbun 728 thn 1998
Kepmenhutbun 728 thn 1998Kepmenhutbun 728 thn 1998
Kepmenhutbun 728 thn 1998
 
Kep menhut no 82kptsii2001
Kep menhut no 82kptsii2001Kep menhut no 82kptsii2001
Kep menhut no 82kptsii2001
 
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdfPPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
PPT-PERCEPATAN-PENETAPAN-KHDTK.pdf
 
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutanPp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
Pp 2 2008 ttg tarif dan jasa yg berasal dari kawasan hutan
 
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutanPp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
Pp nomor 6 tahun 1999 ttg pengusahaan dan pemungutan hasil hutan
 
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
Pp nomor 6 tahun 1999 pengusahaan dan pemungutan hasil hutan 2
 
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
 
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutanPp tata guna hutan dan perencanaan hutan
Pp tata guna hutan dan perencanaan hutan
 
Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutanan
Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutananPenerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutanan
Penerapan UU tindak pidana korupsi dalam penyalahgunaan penyelengaraan kehutanan
 
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutanPp tata hutan dan prencanaan hutan
Pp tata hutan dan prencanaan hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutanPp tata hutan dan perencanaan hutan
Pp tata hutan dan perencanaan hutan
 
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem GambutPermen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
Permen LHK P.37/2019 tentang Perhutanan Sosial Pada Ekosistem Gambut
 
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutanPp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
Pp no 6_th_2007 tata cara pengelolaan hutan
 
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...
Pp24 2010 penggunaan kawasan hutanPeraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2010 tent...
 
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutananPermenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
Permenhut ri no 78 th 2014 ttg pedoman penyusunan programa penyuluhan kehutanan
 
P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014P 42 menhut ii 2014
P 42 menhut ii 2014
 
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasiPp 35 tahun 2002  ttg dana reboisasi
Pp 35 tahun 2002 ttg dana reboisasi
 
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
Kertas Fakta : Visi, Misi dan Program Pasangan Presiden Joko Widodo dan Jusuf...
 

More from walhiaceh

Profil yasindo
Profil  yasindoProfil  yasindo
Profil yasindowalhiaceh
 
Profil yadesa
Profil  yadesaProfil  yadesa
Profil yadesawalhiaceh
 
Profil yadesa
Profil  yadesaProfil  yadesa
Profil yadesawalhiaceh
 
Profil flower aceh
Profil flower acehProfil flower aceh
Profil flower aceh
walhiaceh
 
Profil forsikal
Profil forsikalProfil forsikal
Profil forsikal
walhiaceh
 
Profil lembaga lpselh
Profil lembaga lpselhProfil lembaga lpselh
Profil lembaga lpselhwalhiaceh
 
Profil lembaga yea
Profil lembaga yeaProfil lembaga yea
Profil lembaga yea
walhiaceh
 
Profil yayasan papan aceh 1
Profil yayasan papan aceh 1Profil yayasan papan aceh 1
Profil yayasan papan aceh 1
walhiaceh
 
Profil pkbi 1
Profil pkbi 1Profil pkbi 1
Profil pkbi 1walhiaceh
 
Profil puspa
Profil puspaProfil puspa
Profil puspa
walhiaceh
 
Profil sahara
Profil saharaProfil sahara
Profil saharawalhiaceh
 
Profil yps
Profil ypsProfil yps
Profil yps
walhiaceh
 
Profil yrbi terbaru
Profil yrbi terbaruProfil yrbi terbaru
Profil yrbi terbaru
walhiaceh
 
Profile organisasi yab
Profile organisasi yabProfile organisasi yab
Profile organisasi yab
walhiaceh
 
Profile organisasi ysl
Profile organisasi yslProfile organisasi ysl
Profile organisasi ysl
walhiaceh
 
Profile yelped terbaru 2010
Profile yelped terbaru 2010Profile yelped terbaru 2010
Profile yelped terbaru 2010walhiaceh
 
Profil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baruProfil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baruwalhiaceh
 
Profil cdi
Profil  cdiProfil  cdi
Profil cdi
walhiaceh
 
Profil lpl ha
Profil lpl haProfil lpl ha
Profil lpl ha
walhiaceh
 

More from walhiaceh (20)

Profil yasindo
Profil  yasindoProfil  yasindo
Profil yasindo
 
Profil yadesa
Profil  yadesaProfil  yadesa
Profil yadesa
 
Profil yadesa
Profil  yadesaProfil  yadesa
Profil yadesa
 
Profil flower aceh
Profil flower acehProfil flower aceh
Profil flower aceh
 
Profil forsikal
Profil forsikalProfil forsikal
Profil forsikal
 
Profil lembaga lpselh
Profil lembaga lpselhProfil lembaga lpselh
Profil lembaga lpselh
 
Profil lembaga yea
Profil lembaga yeaProfil lembaga yea
Profil lembaga yea
 
Profil yayasan papan aceh 1
Profil yayasan papan aceh 1Profil yayasan papan aceh 1
Profil yayasan papan aceh 1
 
Profil pkbi 1
Profil pkbi 1Profil pkbi 1
Profil pkbi 1
 
Profil puspa
Profil puspaProfil puspa
Profil puspa
 
Profil sahara
Profil saharaProfil sahara
Profil sahara
 
Profil yicm
Profil yicmProfil yicm
Profil yicm
 
Profil yps
Profil ypsProfil yps
Profil yps
 
Profil yrbi terbaru
Profil yrbi terbaruProfil yrbi terbaru
Profil yrbi terbaru
 
Profile organisasi yab
Profile organisasi yabProfile organisasi yab
Profile organisasi yab
 
Profile organisasi ysl
Profile organisasi yslProfile organisasi ysl
Profile organisasi ysl
 
Profile yelped terbaru 2010
Profile yelped terbaru 2010Profile yelped terbaru 2010
Profile yelped terbaru 2010
 
Profil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baruProfil rmtm yg baru
Profil rmtm yg baru
 
Profil cdi
Profil  cdiProfil  cdi
Profil cdi
 
Profil lpl ha
Profil lpl haProfil lpl ha
Profil lpl ha
 

Recently uploaded

Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-LitbangDesain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
ahmadsyahril26
 
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONALTopik 2 Demonstrasi Kontekstual PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
ppggaluparwati01628
 
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptxaksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
HerlinaHelnayanti
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
sayangkamuu240203
 
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket BAksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
renysavitri
 
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikanMateri bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
SukmaWati809736
 

Recently uploaded (6)

Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-LitbangDesain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
Desain Pekerjaan Interior Kantor Bappeda-Litbang
 
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONALTopik 2 Demonstrasi Kontekstual PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
Topik 2 Demonstrasi Kontekstual PEMBELAJARAN SOSIAL EMOSIONAL
 
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptxaksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
aksi nyata refleksi awal-tengah dan akhir pembelajaranpptx
 
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
ATRIUM GAMING : Slot Gacor Mudah Menang Terbaru 2024
 
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket BAksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
Aksi Nyata PMM perencanaan pembelajaran SMP?paket B
 
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikanMateri bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
Materi bimtek PKD Lampung tengah dalam pelantikan
 

Pp iuran hph

  • 1. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1967 Tentang : Iuran Hak Pengusahaan Hutan Dan Iuran Hasil Hutan Oleh Nomor Tanggal Sumber : : : : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA 22 TAHUN 1967 (22/1967) 30 DESEMBER 1967 (JAKARTA) LN 1967/36; TLN NO. 2844 KAMI, PEJABAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hutan di Indonesia adalah sumber alam yang merupakan salah satu potensi ekonomi nasional dan perlu diurus untuk dapat dimanfaatkan secara maksimal; b. bahwa pengurusan hutan yang bertujuan mencapai manfaat sebesarbesarnya dan serba guna serta lestari memerlukan biaya yang tidak sedikit; c. bahwa biaya tersebut tidak dapat seluruhnya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, melainkan harus diusahakan agar dapat dihasilkan oleh hutan itu sendiri; d. bahwa demi kelancaran pengusahaan hutan dan perdagangan hasil hutan untuk pembangunan ekonomi nasional perlu diadakan ketentuan-ketentuan mengenai pungutan atas pengusahaan dan hasil hutan di seluruh/wilayah Indonesia; e. bahwa pungutan tersebut perlu ditetapkan penggunaannya untuk kepentingan pembiayaan pembangunan daerah dan pembiayaan pembangunan rehabilitasi kehutanan dalam arti yang luas; Mengingat: 1. Pasal 5 ayat (2) jo. pasal 33 Undang-undang Dasar 1945; 2. Ketetapan M.P.R.S. No. XXI/MPRS/1966; 3. Ketetapan M.P.R.S. No. XXIII/MPRS/1966;
  • 2. 4. Ketetapan M.P.R.S. No. XXXIII/MPRS/1967; 5. Undang-undang No 5 tahun 1967 tentang Ketentuan Pokok kehutanan; Undang-undang No. 18 tahun 1965 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah; 6. Memutuskan : Menetapkan: Peraturan Pemerintah tentang iuran hak pengusahaan hutan dan iuran hasil hutan, sebagai berikut: Pasal 1. Yang dimaksudkan dalam Peraturan Pemerintah ini dengan : a. Iuran hak pengusahaan hutan ialah pungutan yang dikenakan kepada pemegang hak pengusahaan hutan atas sesuatu kompleks hutan tertentu, pungutan-pungutan mana dilakukan hanya sekali pada saat hal tersebut diberikan oleh pejabat yang berwenang; b. Iuran hasil hutan ialah pungutan yang dikenakan sebagai pengganti sebagian nilai intrinsik daripada hasil hutan yang dipungut. Pasal 2. Atas tiap hak pengusahaan hutan yang diberikan atas dasar ketentuan yang berlaku dan semua hasil hutan yang dikeluarkan dari hutan di seluruh Indonesia dengan maksud diperdagangkan, masing-masing dikenakan suatu pungutan, yang disebut: a. Iuran hak Pengusahaan Hutan (License Fee); b. Iuran Hasil Hutan (Royalties). Pasal 3. 1. Iuran hak pengusahaan hutan, besarnya didasarkan atas luas areal hutan, waktu pengusahaan dan nilai tegakan. 2. Iuran hasil hutan terdiri dari: a. Iuran hasil hutan tetap yang besarnya didasarkan atas jumlah jenis hasil hutan yang diperdagangkan, faktor- faktor eksploitasi, pemasaran dan biaya-biaya pengusahaan;
  • 3. b. Komponen pengurangan/penambahan yang dapat ditambahkan pada jumlah termaksud pada sub a ayat (2) pasal ini, yang besarnya ditetapkan oleh Menteri Pertanian, berdasarkan keadaan prasarana setempat dan penggunaan hasil hutan yang dipungut. Pasal 4. Iuran-iuran tersebut dipergunakan untuk membiayai: a. Pembangunan Daerah yang bersangkutan; b. Pembangunan Kehutanan Daerah yang bersangkutan; c. Rehabilitasi hutan dan kehutanan nasional dalam arti kata yang luas. Pasal 5. Menteri Pertanian menetapkan : a. Besar iuran-iuran diatas yang dapat ditinjau setiap tahun, atas dasardasar yang sama untuk seluruh Indonesia. b. Peraturan pelaksanaan pemungutan dari iuran-iuran tersebut diatas dan melaporkannya kepada Pemerintah. Pasal 6. 1. Perimbangan pembagian iuran-iuran tersebut antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diatur lebih lanjut oleh Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri. 2. Prosedur penyimpanan dan pengambilan uang hasil iuran untuk keperluan sebagaimana dimaksud pasal 4 Peraturan Pemerintah ini, diatur lebih lanjut dengan Keputusan Bersama antara Menteri Pertanian dengan Menteri Keuangan. Pasal 7. Segala ketentuan-ketentuan mengenai iuran dan lain-lain pungutan yang bertentangan dengan Peraturan Pemerintah ini dinyatakan tidak berlaku lagi. Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan mempunyai daya laku surut sampai dengan tanggal 1 Maret 1967.
  • 4. Agar supaya setiap orang mengetahui memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 1967. Pejabat Presiden Republik Indonesia, SOEHARTO Jenderal T.N.I. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 1967. Sekretaris Kabinet, SUDHARMONO S.H. Brig. Jen. T.N.I. PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH No. 22 TAHUN 1967 Tentang IURAN HAK PENGUSAHAAN HUTAN DAN IURAN HASIL HUTAN. I. UMUM Dalam rangka rehabilitasi dan pembangunan ekonomi Nasional maka hutan di Indonesia sebagai sumber kekayaan alam mempunyai potensi yang sangat besar dan tinggal menunggu eksploitasi dan pengusahaannya. Dengan dikeluarkannya U.U. No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing terbukalah kemungkinan untuk mengeksploitir dan mengusahakan hutan tersebut secara besar-besaran dengan perencanaan secara menyeluruh dari Pemerintah Pusat. Dengan pengusahaan hutan secara besar-besaran dengan tehnik dan penggunaan alat-alat modern, maka produksi hasil hutan/kayu akan meningkat dengan melonjak, baik untuk keperluan konsumsi dan pembangunan industri hasil hutan/perkayuan dalam negeri, maupun untuk diekspor. Akan tetapi perlu dijaga, agar pengusahaan hutan secara besar-besaran tersebut jangan sampai memusnahkan dan merusakkan hutan yang bersangkutan, bahkan hasilnya harus dapat dimanfaatkan untuk membiayai rehabilitasi dan pembangunan hutan diseluruh tanah air kita dengan tehnik kehutanan yang modern yang dapat menjamin keletarian hutan dengan segala fungsi-fungsinya serta memperbaiki susunan botanis dan sifat ekonomisnya.
  • 5. Pemungutan Iuran Hak Pengusahaan Hutan dan Iuran Hasil Hutan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Pemerintah ini dimaksud untuk menjamin tersedianya biaya-biaya yang diperlukan, baik untuk merehabilitir kembali areal-areal hutan yang baru selesai dieksploitir, maupun untuk rehabilisasi dan pembangunan hutan ditanah air secara menyeluruh berdasarkan rencana Pemerintah Pusat. Mengingat bahwa penggunaan iuran-iuran tersebut meliputi sektor pembangunan hutan Daerah yang bersangkutan dan sektor pembangunan kehutanan secara menyeluruh ditanah air yang harus dibiayai oleh Pemerintah Pusat, maka perimbangan pembagian prosentase iuran-iuran tersebut antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat akan ditetapkan lebih lanjut dengan Surat Keputusan bersama Menteri Pertanian dan Menteri Dalam Negeri. Oleh karena penanaman kembali hutan/rehabilisasi hutan itu sangat tergantung kepada musim serta persiapan-persiapan pengolahan tanah, penyediaan bibit dan lain sebagainya, maka kelambatan keluarnya biaya dapat mengakibatkan kegagalan total, sehingga tersedianya biaya tepat pada waktunya merupakan persyaratan mutlak. Diharapkan agar hasil iuran-iuran ini dapat digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut diatas, yaitu dengan adanya biaya-biaya yang tersedia dan dapat diambil dengan prosedur yang mudah dan singkat. Prosedur penyimpanan dan pengambilan hasil iuran-iuran sebagaimana dimaksud di atas akan diatur lebih lanjut oleh Menteri Pertanian bersama Menteri Keuangan. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL: Pasal 1. Iuran Hak Pengusahaan Hutan dikenakan kepada Pemegang Hak Pengusahaan Hutan, karena ia memperoleh hak tanggal untuk mengusahakan areal hutan yang bersangkutan selama jangka waktu yang ditetapkan. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Tarip luran Hak Pengusahaan Hutan ditetapkan per ha/tahun. Iuran Hasil Hutan Tetap merupakan tarip standard yang berlaku untuk seluruh Indonesia bagi semua Hasil Hutan/kayu berdasarkan jenis golongan dan kualitet serta ditetapkan per-m3,ton atau kesatuan-kesatuan ukuran lainnya.
  • 6. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Penetapan besarnya iuran-iuran (tarip) serta pelaksanaan pemungutannya diatur oleh Menteri Pertanian karena sifatnya terutama adalah tehnis Kehutanan. Pasal 6. Cukup jelas. Pasal 7. Dengan telah adanya Iuran Hak Pengusahaan Hutan dan Iuran Hasil Hutan yang telah menjamin pula pemasukan penghasil Daerah dari Sektor Kehutanan, maka pungutan-pungutan lain terhadap Hasil Hutan dilarang, termasuk pula cukai kayu dan lain pungutan berdasarkan Peraturan Daerah. Iuran Hasil Hutan ini tidak meniadakan adanya A.D.O. __________________________________