SlideShare a Scribd company logo
Pengaruh sifat fisika kimia
terhadap aktivitas biologis obat
⚫karena:
 Sifat fisika kimia mempengaruhi distribusi obat dalam tubuh
 Sifat fisika kimia mempengaruhi proses interaksi obat reseptor
aktivitas
biologis
obat
Ionisasi
Pembentukan
kelat
Potensial
redoks
Tegangan
permukaan
A. IONISASI DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
⚫Ionisasi berkaitan dengan proses penembusan obat
ke dalam membran biologis dan interaksi obat-
reseptor
⚫Untuk dapat menimbulkan aktivitas, pada umumnya
obat dalam bentuk tidak terion, tapi ada beberapa
obat yang aktif dalam bentuk ionnya.
1. Obat yang aktif dalam bentuk tidak terion
⚫Sebagian besar obat bersifat elektrolit lemah (asam
lemah atau basa lemah)
⚫Bentuk tidak terion memberikan efek biologis
⚫Site of action pada membran sel atau di dalam sel
⚫Fenobarbital, bersifat asam lemah, bentuk tidak
terionnya dapat menembus Sawar darah otak &
menghasilkan efek penekan SSP dan penafasan
fenobarbital
Obat bersifat elektrolit lemah
⚫Derajat ionisasinya ditentukan oleh nilai pKa dan
suasanan pH lingkungan
⚫Hubungan pKa dengan fraksi obat terion dan tidak
terion dinyatakan melalui persamaan Handerson-
Hasselbach
Persamaan Handerson-Hasselbach
⚫ Untuk asamlemah
 Cu: fraksiobattidakterion
 Ci: fraksiobatterion
Contoh
⚫ RCOOHRCOO- + H+
RCOOH
⚫ pKa = log − +
(RCOO )(H )
⚫ Untukbasalemah
Contoh
⚫ RNH3+RNH2 + H+
⚫ pKa = pH + log
(𝑅𝑁𝐻3+)
(𝑅𝑁𝐻2)
𝑪𝒖
𝒑𝑲𝒂 = 𝒑𝑯 + 𝒍𝒐𝒈
𝑪𝒊
𝑪𝒊
𝒑𝑲𝒂 = 𝒑𝑯 + 𝒍𝒐𝒈
𝑪𝒖
Contoh….
⚫Persen perhitungan ionisasi phenobarbital (pKa: 7,4)
pada berbagai macam pH
pH % tidak terion %terion
2,0 100,0 0,00
4,0 99,96 0,04
6,0 96,17 3,83
8,0 71,53 28,47
10,0 20,0 79,93
12,0 0,0 100,0
Obat asam lemah, pH >> bentuk terion >> bentuk tidak terion << jumlah obat menembus
membran biologis << kemungkinan obat berinteraksi dengan reseptor <<  efek biologis <<
OBAT BASA LEMAH??????
HUBUNGAN PH DENGAN AKTIVITAS BIOLOGIS
Contoh:
⚫ Asam aromatik lemah, ex:
 asama benzoat, asam salisilat dan
asam mandelat aktivitas
antibakteri pada suasana asam (pH
3) 100x> daripada dalam suasana
netral
 Fenol, agak berbeda
Pada pH<4,5 aktivitas
antibakterinya >>, bila pH
dinaikkan aktivitasnya akan turun
sampai pH 10, pada pH>10
aktivitasnya akan mneingkat lagi
karena fenol teroksidasi menjadi
bentuk kuinon yang juga memiliki
efek antibakteri yang besar
Modifikasi turunan asam barbiturat
5,5’- dietilbarbiturat (fenobarbital pKa 7,4) pada pH fisiologis > 50%
dalam bentuk tidak terion menembus BBB
5- etilbarbiturat (lebih asam, pKa 4,4) pada pH fisiologis > 99% dalam
bentuk terion tidak dapat menembus BBB
2. Obat yang aktif dalam bentuk terion
Beberapa obat menunjukkan aktivitas biologis
yang meningkat jika derajat ionisasinya meningkat.
Sebagaimana diketahui, dalam bentuk terion obat
umumnya sulit menembus membran biologis
obat jenis ini memberikan efek biologisnya di luar
sel
Contoh….
⚫ Postulat Bell dan Robin (1942)
mengenai sulfonamida:
 pKa 6-8 (±50% terion) mencapai
aktivitas maksimum
 pKa 3-5 (terion sempurna) tidak
menembus membran biologis
aktivitas biologis sangat rendah
 pKa 9-11(bentuk terion meningkat) 
jumlah yang menembus mbran bilogis
<<  aktivitas <<
⚫ Sulfonamida menembus membran
biologis dalam bentuk tidak terion,
setelah mencapai reseptor yang
bekerja adalah bentuk ion
⚫ Contoh lainnya: turunan akridin
dan turunan amonium kuarterner
B. PEMBENTUKAN KELAT DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
Gugus yang dapat membentuk
kelat a.l:
Gugus amin primer, sekunder
dan tersier, Oksim, Imin, Imin
tersubtitusi, Tioter, Keto,
Tioketo, Hidroksil, Tioalkohol,
Karboksilat, fosfonat dan
Sulfonat.
Ex: kelat antara etilen diamin
tetra asetat dengan Ca
Senyawa
yang
mengandung
gugus
elektron
donor
Ion logam
Senyawa
Kelat
(struktur
cincin)
Elektron donor
Penggunaan ligan di bidang farmasi
1. Membunuh MO dengan cara membentuk kelat
dengan logam esensial yang diperlukan untuk
pertumbuhan sel (bakterisida, fungisida dan
virisida)
2. Untuk menghilangkan logam yang tidak diinginkan
atau membahayakan (antidotum keracunan logam)
3. Untuk studi logam dan metaloenzim pada media
biologis
1. Dimerkaprol (British Anti-Lewisite=BAL)
Dimerkaprol mengandung gugus sulfhidril (SH) yang
dapat berinteraksi dengan arsen organik (lewisite),
membentuk kelat yang mudah larut.
Spesifik untuk antidotum keracunan arsen organik,
logam Sb, Au dan Hg.
2. (+)Penisilamin
Merupakan senyawa hasil hidrolisis penisilin dalam suasana
asam, digunakan untuk antidotum keracunan logam Cu, Au
dan Pb.
Digunakan juga untuk pengobatan penyakit wilson, penyakit
genetik yang menyebabkan gangguan ekskresi Cu kadar Cu
di dalam darah >>
Penisilamin+Cu++  kelat yang mudah larut air
3. Isoniazid, Tiosetazon dan Etambutol
⚫Ketiganya dapat berinteraksi dengan ion Cu++
membentuk kelat yang larut dalam lemak sehingga
mudah menembus membran sel bakteri
Mycobacterium tuberculosis.
Tiosetazon Etambutol
4. Tetrasiklin
⚫ AB spektrum luas mengandung gugus hidroksil (C3) yang bersifat asam
dan amin tersier (C4) yang bersifat basa dapat membentuk kelat
dengan ion Mg++ bakteri.
⚫ Tetrasiklin juga dapat membentuk kelat dengan logam-logam lain 
aktivitas menurun bila diberikan bersama susu yang mengandung
Ca++, antasida yang ion mengandung Ca, Mg dan Al, atau sediaan yang
mengandung Fe
⚫ Tetrasiklin dapat menyebabkan gigi berwarna kuning pada anak <8
tahun karena membentuk kelat dengan Ca++ pada struktur gigi
5. Cisplatin
⚫ Cis-dikloroetilendiaminplatinum (II)
⚫ Adalah senyawa kompleks turunan platinum yang
digunakan sebagai antikanker. Isomer trans tidak
menunjukkan aktivitas.
⚫ Bekerja dengan membentuk ligan reaktif kemudian Pt
membentuk crosslink diantara atom N dari 2 buah guanin
DNA hambatan sintesis DNA sel kanker
6. Carboplatin
⚫Cisplatin memiliki kelarutan dalam air yang sangat
rendah transportasi ke jaringan tumor << 
dikembangkan turunan carboplatin (cis-1,1-
dikarboksisiklobutan-diaminplatinum)
⚫Efektivitas = cisplatin, dengan transportasi ke
jaringan kanker yang lebih baik.
Cautions!!!!
⚫ Ligan-ligan yang digunakan pengobatan dapat
menimbulkan toksisitas yang besar karena mengikat
logam lain yang diperlukan untuk fungsi fisiologis,
contoh:
 Tiasetazon, difeniltiokarbazon, oksin dan aloksan dapat
menimbulkan awal penyakit DM karena obat-obat tsb dapat
membentuk kelat dengan Zn pada sel beta pankreas sehingga
menghambat produksi insulin.
 Hidralazin (apresolin) penurun TD dapat menyebabkan anemia
karena dapat berikatan dengan Fe darah.
 Dimerkaprol dan INH cenderung menimbulkan efek seperti
histamin karena membentuk kelat dengan logam Cu yang berfungsi
sebagai katalisator enzim perusak histamin (histaminase)
C. POTENSIAL REDOKS DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
⚫ Potensial
redoksmerupakankecenderungansenyawauntukmemberi
danmenerimaelektron
⚫ Hubunganoksidator-reduktorditunjukkanolehpersamaan
Nernst
𝐸ℎ = 𝐸0 −
0,06 (𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟)
𝑥 log
𝑛 (𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑡𝑜𝑟)
⚫ Hubunganpotensialredoksdenganaktivitasbiologissecara
umumhanyaterjadipadasenyawadenganstrukturdansifatf
isik yang hampirsama.
Padasisteminteraksiobatsecararedoks,
pengaruhsistemdistribusidanfaktorsteriksangatkecil.
Contoh: Riboflavin ….
⚫Merupakan koenzim faktor vitamin, aktivitas
biologisnya berdasar pada kemampuan untuk
menerima elektron sehingga tereduksi menjadi
bentuk dihidronya, Rx terjadi pada Eo=(-)0,185 V.
⚫Bila 2 gugus metil pada riboflavin diganti dengan
Cl, senyawa yang terjadi memiliki Eo= (-0,095)
dan berfungsi sebagai antagonis riboflavin.
Riboflavin Dihidroriboflavin
Riboflavin con’t….
⚫Analog riboflavin dapat dikembangkan sebagai
antikanker dengan:
 mengubah potensial redoks
 memodifikasi molekul menjadi bentuk dihidro yang tidak
dapat dioksidasi
Mengubah potensial redoks
bentuk dihidro yang tidak dapat
dioksidasi
D. AKTIVITAS PERMUKAAN DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
⚫Senyawa untuk menurunkan tegangan permukaan
surfaktan
⚫Surfaktan mempengaruhi absorbsi obat.
Aktivitasnya terhadap absorbsi obat tergantung
pada:
 Kadar surfaktan
 Struktur kimia surfaktan
 Efek surfaktan terhadap membran biologis
 Efek farmakologis surfaktan
 Adanya interaksi antara surfaktan dengan bahan-bahan
pembawa atau bahan obat
Contoh…
⚫ Pengaruh surfaktan polisorbat 80 terhadap absorbsi sekobarbital
⚫ Pada kadar rendah surfaktan akan meningkatkan absorbsi sekobarbital
karena mempengaruhi membran biologis sehingga penetrasi
sekobarbital >>
⚫ Pada kadar tinggi, surfaktan menyebabkan partisi obat ke dalam fasa
air dan misel. Obat yang berada dalam fasa misel sukar menembus
membran  kecepatan absorbsi menurun
Surfaktan pada antibakteri
⚫ Surfaktan memiliki aktivitas yang nyata terhadap
permeabilitas membran sel bakteri
 Surfaktan dengan aktivitas ringandiabsorbsi 1 lapis pada
permukaan membran sel bakteri sehingga menghalangi absorbsi
bahan-bahan yang dibutuhkan oleh sel.
 Surfaktan dengan aktivitas kuat dapat mengubah struktur dan
fungsi membran, menyebabkan denaturasi protein membran sel
bakteri  lisis sel
⚫ Karena dapat menyebabkan ketidakteraturan membran
sel, umumnya tidak digunakan secara invivo biasanya
untuk pemakaian lokal atau sterilisasi alat.
Contoh….
⚫ Turunan amonium kuarterner, ex: benzalkonium klorida
dan dekualinium klorida
⚫ Memiliki kation hidrofil dan gugus nonpolar yang panjang
⚫ termasuk golongan antibakteri yang bersifat tidak spesifik,
aktivitasnya tergantung pada:
 Kerapatan muatan atom N asimetrik (kation hidrofil)
 Ukuran dan panjang rantai nonpolar makin panjang rantai makin
>> aktivitas sampai titik optimalnya.
Benzalkonium klorida
4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptx

More Related Content

What's hot

Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetri
Juli ana
 
Analisa kation dan anion
Analisa kation dan anionAnalisa kation dan anion
Analisa kation dan anion
Purna Pirdaus
 
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxBahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
FajrianAulia
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
Nur Kasim
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
Awal Rahmad
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
HeraChem96
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
Abulkhair Abdullah
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
Sapan Nada
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Surya Amal
 
Ppt titrasi redoks
Ppt titrasi redoksPpt titrasi redoks
Ppt titrasi redoks
Billqis yh
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
Dwi Andriani
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Sapan Nada
 
Isi alkaloid
Isi alkaloidIsi alkaloid
Isi alkaloid
mocktar
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
Ilma Nurhidayati
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
UIN Alauddin Makassar
 

What's hot (20)

Asidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetriAsidimetri dan alkalimetri
Asidimetri dan alkalimetri
 
Analisa kation dan anion
Analisa kation dan anionAnalisa kation dan anion
Analisa kation dan anion
 
Analisis senyawa obat
Analisis senyawa obatAnalisis senyawa obat
Analisis senyawa obat
 
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptxBahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
Bahan Ajar 6 perhitugan isotonis.pptx
 
Penetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktatPenetapan kadar Kalsium laktat
Penetapan kadar Kalsium laktat
 
Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri Metode Analisis Gravimetri
Metode Analisis Gravimetri
 
Herawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasiHerawati laporan praktikum titrasi
Herawati laporan praktikum titrasi
 
Titrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetriTitrasi nitrimetri
Titrasi nitrimetri
 
Fenomena Distribusi
Fenomena DistribusiFenomena Distribusi
Fenomena Distribusi
 
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusatHAS senyawa penekan sistem saraf pusat
HAS senyawa penekan sistem saraf pusat
 
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumBiofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui Rektum
 
Ppt titrasi redoks
Ppt titrasi redoksPpt titrasi redoks
Ppt titrasi redoks
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipisFitokimia Kromatografi lapis tipis
Fitokimia Kromatografi lapis tipis
 
Kelompok 5
Kelompok 5Kelompok 5
Kelompok 5
 
Kolom HPLC
Kolom HPLCKolom HPLC
Kolom HPLC
 
Isi alkaloid
Isi alkaloidIsi alkaloid
Isi alkaloid
 
Uji Disolusi
Uji DisolusiUji Disolusi
Uji Disolusi
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
 

Similar to 4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptx

kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologis
nisha althaf
 
Pertemuan ke tiga toksikologi
Pertemuan ke tiga toksikologiPertemuan ke tiga toksikologi
Pertemuan ke tiga toksikologi
TatianaSiskaWardani
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Bayu Mario
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Surya Amal
 
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasiBiofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
aptsitisamaniyah
 
Fase kerja toksikan
Fase kerja toksikanFase kerja toksikan
Fase kerja toksikan
Yandi Novia (Debu Yandi)
 
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...
AlfiNurAini3
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
DINDASTIFANYSAKINAH
 
Metabolisme obat
Metabolisme obatMetabolisme obat
Metabolisme obat
Denindra Tea
 
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayantiTugas 5 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayanti
Tri Asmayanti
 
uji protein
uji proteinuji protein
uji protein
ElisaRinanti
 
praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
Susiie Welewele
 
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptxBIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
RISMIFARMASI
 
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
KelinciNgunut1
 
Fase Kerja Toksik.pptx
Fase Kerja Toksik.pptxFase Kerja Toksik.pptx
Fase Kerja Toksik.pptx
Septi Purnamasari
 
Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)
Muhammad Luthfan
 
Praktikum bio protein
Praktikum bio proteinPraktikum bio protein
Praktikum bio proteinganidonk
 
enzim
enzim enzim
enzim
Dedi Kun
 
Kelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfKelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdf
DonaPiter
 

Similar to 4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptx (20)

kelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologiskelarutan dan aktivitas biologis
kelarutan dan aktivitas biologis
 
Pertemuan ke tiga toksikologi
Pertemuan ke tiga toksikologiPertemuan ke tiga toksikologi
Pertemuan ke tiga toksikologi
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
 
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap  Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...
 
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasiBiofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
Biofarmasetika Metabolisme Obatt farmasi
 
Fase kerja toksikan
Fase kerja toksikanFase kerja toksikan
Fase kerja toksikan
 
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...
Biokimia Degradasi Material dan Transformasi Kimia Dari Material Biologis dan...
 
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptxPPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
PPT KIMED_20005_DINDA STIFANY SAKINAH.pptx
 
Metabolisme obat
Metabolisme obatMetabolisme obat
Metabolisme obat
 
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayantiTugas 5 q1 a117036_tri asmayanti
Tugas 5 q1 a117036_tri asmayanti
 
uji protein
uji proteinuji protein
uji protein
 
praktikum biokimia
praktikum biokimiapraktikum biokimia
praktikum biokimia
 
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptxBIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
BIOTRANFORMASI TOKSIKAN (1).pptx
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
2_Hubungan struktur kimia dengan proses ME.pptx
 
Fase Kerja Toksik.pptx
Fase Kerja Toksik.pptxFase Kerja Toksik.pptx
Fase Kerja Toksik.pptx
 
Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)Antioksidan 1 (versi 2)
Antioksidan 1 (versi 2)
 
Praktikum bio protein
Praktikum bio proteinPraktikum bio protein
Praktikum bio protein
 
enzim
enzim enzim
enzim
 
Kelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdfKelarutan 1.pdf
Kelarutan 1.pdf
 

Recently uploaded

PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
muhammadrezkizanuars
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
YantariTiyora2
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 

Recently uploaded (19)

PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptxsudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
sudden death-akibat penyakit cardio vascular-forensik.pptx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 

4_Hubungan Struktur, Sifat Fisika Kimia, dan Aktivitas Biologis Obat.pptx

  • 1.
  • 2. Pengaruh sifat fisika kimia terhadap aktivitas biologis obat ⚫karena:  Sifat fisika kimia mempengaruhi distribusi obat dalam tubuh  Sifat fisika kimia mempengaruhi proses interaksi obat reseptor aktivitas biologis obat Ionisasi Pembentukan kelat Potensial redoks Tegangan permukaan
  • 3. A. IONISASI DAN AKTIVITAS BIOLOGIS ⚫Ionisasi berkaitan dengan proses penembusan obat ke dalam membran biologis dan interaksi obat- reseptor ⚫Untuk dapat menimbulkan aktivitas, pada umumnya obat dalam bentuk tidak terion, tapi ada beberapa obat yang aktif dalam bentuk ionnya.
  • 4. 1. Obat yang aktif dalam bentuk tidak terion ⚫Sebagian besar obat bersifat elektrolit lemah (asam lemah atau basa lemah) ⚫Bentuk tidak terion memberikan efek biologis ⚫Site of action pada membran sel atau di dalam sel ⚫Fenobarbital, bersifat asam lemah, bentuk tidak terionnya dapat menembus Sawar darah otak & menghasilkan efek penekan SSP dan penafasan fenobarbital
  • 5. Obat bersifat elektrolit lemah ⚫Derajat ionisasinya ditentukan oleh nilai pKa dan suasanan pH lingkungan ⚫Hubungan pKa dengan fraksi obat terion dan tidak terion dinyatakan melalui persamaan Handerson- Hasselbach
  • 6. Persamaan Handerson-Hasselbach ⚫ Untuk asamlemah  Cu: fraksiobattidakterion  Ci: fraksiobatterion Contoh ⚫ RCOOHRCOO- + H+ RCOOH ⚫ pKa = log − + (RCOO )(H ) ⚫ Untukbasalemah Contoh ⚫ RNH3+RNH2 + H+ ⚫ pKa = pH + log (𝑅𝑁𝐻3+) (𝑅𝑁𝐻2) 𝑪𝒖 𝒑𝑲𝒂 = 𝒑𝑯 + 𝒍𝒐𝒈 𝑪𝒊 𝑪𝒊 𝒑𝑲𝒂 = 𝒑𝑯 + 𝒍𝒐𝒈 𝑪𝒖
  • 7. Contoh…. ⚫Persen perhitungan ionisasi phenobarbital (pKa: 7,4) pada berbagai macam pH pH % tidak terion %terion 2,0 100,0 0,00 4,0 99,96 0,04 6,0 96,17 3,83 8,0 71,53 28,47 10,0 20,0 79,93 12,0 0,0 100,0 Obat asam lemah, pH >> bentuk terion >> bentuk tidak terion << jumlah obat menembus membran biologis << kemungkinan obat berinteraksi dengan reseptor <<  efek biologis << OBAT BASA LEMAH??????
  • 8. HUBUNGAN PH DENGAN AKTIVITAS BIOLOGIS Contoh: ⚫ Asam aromatik lemah, ex:  asama benzoat, asam salisilat dan asam mandelat aktivitas antibakteri pada suasana asam (pH 3) 100x> daripada dalam suasana netral  Fenol, agak berbeda Pada pH<4,5 aktivitas antibakterinya >>, bila pH dinaikkan aktivitasnya akan turun sampai pH 10, pada pH>10 aktivitasnya akan mneingkat lagi karena fenol teroksidasi menjadi bentuk kuinon yang juga memiliki efek antibakteri yang besar
  • 9. Modifikasi turunan asam barbiturat 5,5’- dietilbarbiturat (fenobarbital pKa 7,4) pada pH fisiologis > 50% dalam bentuk tidak terion menembus BBB 5- etilbarbiturat (lebih asam, pKa 4,4) pada pH fisiologis > 99% dalam bentuk terion tidak dapat menembus BBB
  • 10. 2. Obat yang aktif dalam bentuk terion Beberapa obat menunjukkan aktivitas biologis yang meningkat jika derajat ionisasinya meningkat. Sebagaimana diketahui, dalam bentuk terion obat umumnya sulit menembus membran biologis obat jenis ini memberikan efek biologisnya di luar sel
  • 11. Contoh…. ⚫ Postulat Bell dan Robin (1942) mengenai sulfonamida:  pKa 6-8 (±50% terion) mencapai aktivitas maksimum  pKa 3-5 (terion sempurna) tidak menembus membran biologis aktivitas biologis sangat rendah  pKa 9-11(bentuk terion meningkat)  jumlah yang menembus mbran bilogis <<  aktivitas << ⚫ Sulfonamida menembus membran biologis dalam bentuk tidak terion, setelah mencapai reseptor yang bekerja adalah bentuk ion ⚫ Contoh lainnya: turunan akridin dan turunan amonium kuarterner
  • 12. B. PEMBENTUKAN KELAT DAN AKTIVITAS BIOLOGIS Gugus yang dapat membentuk kelat a.l: Gugus amin primer, sekunder dan tersier, Oksim, Imin, Imin tersubtitusi, Tioter, Keto, Tioketo, Hidroksil, Tioalkohol, Karboksilat, fosfonat dan Sulfonat. Ex: kelat antara etilen diamin tetra asetat dengan Ca Senyawa yang mengandung gugus elektron donor Ion logam Senyawa Kelat (struktur cincin) Elektron donor
  • 13. Penggunaan ligan di bidang farmasi 1. Membunuh MO dengan cara membentuk kelat dengan logam esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan sel (bakterisida, fungisida dan virisida) 2. Untuk menghilangkan logam yang tidak diinginkan atau membahayakan (antidotum keracunan logam) 3. Untuk studi logam dan metaloenzim pada media biologis
  • 14. 1. Dimerkaprol (British Anti-Lewisite=BAL) Dimerkaprol mengandung gugus sulfhidril (SH) yang dapat berinteraksi dengan arsen organik (lewisite), membentuk kelat yang mudah larut. Spesifik untuk antidotum keracunan arsen organik, logam Sb, Au dan Hg.
  • 15. 2. (+)Penisilamin Merupakan senyawa hasil hidrolisis penisilin dalam suasana asam, digunakan untuk antidotum keracunan logam Cu, Au dan Pb. Digunakan juga untuk pengobatan penyakit wilson, penyakit genetik yang menyebabkan gangguan ekskresi Cu kadar Cu di dalam darah >> Penisilamin+Cu++  kelat yang mudah larut air
  • 16. 3. Isoniazid, Tiosetazon dan Etambutol ⚫Ketiganya dapat berinteraksi dengan ion Cu++ membentuk kelat yang larut dalam lemak sehingga mudah menembus membran sel bakteri Mycobacterium tuberculosis. Tiosetazon Etambutol
  • 17. 4. Tetrasiklin ⚫ AB spektrum luas mengandung gugus hidroksil (C3) yang bersifat asam dan amin tersier (C4) yang bersifat basa dapat membentuk kelat dengan ion Mg++ bakteri. ⚫ Tetrasiklin juga dapat membentuk kelat dengan logam-logam lain  aktivitas menurun bila diberikan bersama susu yang mengandung Ca++, antasida yang ion mengandung Ca, Mg dan Al, atau sediaan yang mengandung Fe ⚫ Tetrasiklin dapat menyebabkan gigi berwarna kuning pada anak <8 tahun karena membentuk kelat dengan Ca++ pada struktur gigi
  • 18. 5. Cisplatin ⚫ Cis-dikloroetilendiaminplatinum (II) ⚫ Adalah senyawa kompleks turunan platinum yang digunakan sebagai antikanker. Isomer trans tidak menunjukkan aktivitas. ⚫ Bekerja dengan membentuk ligan reaktif kemudian Pt membentuk crosslink diantara atom N dari 2 buah guanin DNA hambatan sintesis DNA sel kanker
  • 19. 6. Carboplatin ⚫Cisplatin memiliki kelarutan dalam air yang sangat rendah transportasi ke jaringan tumor <<  dikembangkan turunan carboplatin (cis-1,1- dikarboksisiklobutan-diaminplatinum) ⚫Efektivitas = cisplatin, dengan transportasi ke jaringan kanker yang lebih baik.
  • 20. Cautions!!!! ⚫ Ligan-ligan yang digunakan pengobatan dapat menimbulkan toksisitas yang besar karena mengikat logam lain yang diperlukan untuk fungsi fisiologis, contoh:  Tiasetazon, difeniltiokarbazon, oksin dan aloksan dapat menimbulkan awal penyakit DM karena obat-obat tsb dapat membentuk kelat dengan Zn pada sel beta pankreas sehingga menghambat produksi insulin.  Hidralazin (apresolin) penurun TD dapat menyebabkan anemia karena dapat berikatan dengan Fe darah.  Dimerkaprol dan INH cenderung menimbulkan efek seperti histamin karena membentuk kelat dengan logam Cu yang berfungsi sebagai katalisator enzim perusak histamin (histaminase)
  • 21. C. POTENSIAL REDOKS DAN AKTIVITAS BIOLOGIS ⚫ Potensial redoksmerupakankecenderungansenyawauntukmemberi danmenerimaelektron ⚫ Hubunganoksidator-reduktorditunjukkanolehpersamaan Nernst 𝐸ℎ = 𝐸0 − 0,06 (𝑜𝑘𝑠𝑖𝑑𝑎𝑡𝑜𝑟) 𝑥 log 𝑛 (𝑟𝑒𝑑𝑢𝑘𝑡𝑜𝑟) ⚫ Hubunganpotensialredoksdenganaktivitasbiologissecara umumhanyaterjadipadasenyawadenganstrukturdansifatf isik yang hampirsama. Padasisteminteraksiobatsecararedoks, pengaruhsistemdistribusidanfaktorsteriksangatkecil.
  • 22. Contoh: Riboflavin …. ⚫Merupakan koenzim faktor vitamin, aktivitas biologisnya berdasar pada kemampuan untuk menerima elektron sehingga tereduksi menjadi bentuk dihidronya, Rx terjadi pada Eo=(-)0,185 V. ⚫Bila 2 gugus metil pada riboflavin diganti dengan Cl, senyawa yang terjadi memiliki Eo= (-0,095) dan berfungsi sebagai antagonis riboflavin. Riboflavin Dihidroriboflavin
  • 23. Riboflavin con’t…. ⚫Analog riboflavin dapat dikembangkan sebagai antikanker dengan:  mengubah potensial redoks  memodifikasi molekul menjadi bentuk dihidro yang tidak dapat dioksidasi Mengubah potensial redoks bentuk dihidro yang tidak dapat dioksidasi
  • 24. D. AKTIVITAS PERMUKAAN DAN AKTIVITAS BIOLOGIS ⚫Senyawa untuk menurunkan tegangan permukaan surfaktan ⚫Surfaktan mempengaruhi absorbsi obat. Aktivitasnya terhadap absorbsi obat tergantung pada:  Kadar surfaktan  Struktur kimia surfaktan  Efek surfaktan terhadap membran biologis  Efek farmakologis surfaktan  Adanya interaksi antara surfaktan dengan bahan-bahan pembawa atau bahan obat
  • 25. Contoh… ⚫ Pengaruh surfaktan polisorbat 80 terhadap absorbsi sekobarbital ⚫ Pada kadar rendah surfaktan akan meningkatkan absorbsi sekobarbital karena mempengaruhi membran biologis sehingga penetrasi sekobarbital >> ⚫ Pada kadar tinggi, surfaktan menyebabkan partisi obat ke dalam fasa air dan misel. Obat yang berada dalam fasa misel sukar menembus membran  kecepatan absorbsi menurun
  • 26. Surfaktan pada antibakteri ⚫ Surfaktan memiliki aktivitas yang nyata terhadap permeabilitas membran sel bakteri  Surfaktan dengan aktivitas ringandiabsorbsi 1 lapis pada permukaan membran sel bakteri sehingga menghalangi absorbsi bahan-bahan yang dibutuhkan oleh sel.  Surfaktan dengan aktivitas kuat dapat mengubah struktur dan fungsi membran, menyebabkan denaturasi protein membran sel bakteri  lisis sel ⚫ Karena dapat menyebabkan ketidakteraturan membran sel, umumnya tidak digunakan secara invivo biasanya untuk pemakaian lokal atau sterilisasi alat.
  • 27. Contoh…. ⚫ Turunan amonium kuarterner, ex: benzalkonium klorida dan dekualinium klorida ⚫ Memiliki kation hidrofil dan gugus nonpolar yang panjang ⚫ termasuk golongan antibakteri yang bersifat tidak spesifik, aktivitasnya tergantung pada:  Kerapatan muatan atom N asimetrik (kation hidrofil)  Ukuran dan panjang rantai nonpolar makin panjang rantai makin >> aktivitas sampai titik optimalnya. Benzalkonium klorida